bab i pendahuluan - portal wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/c1011032_bab1.pdf · umumnya...

35

Click here to load reader

Upload: phamkiet

Post on 14-Feb-2018

224 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011032_bab1.pdf · umumnya berkaitan dengan struktur kalimat, ... maka terdapat perbedaan dengan contoh (1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Karakteristik yang berbeda di antara bahasa-bahasa di dunia merupakan

objek yang menarik untuk diteliti oleh para linguis. Karakteristik tersebut

umumnya berkaitan dengan struktur kalimat, ada tidaknya pemarkah dalam

sebuah bahasa, atau kajian terhadap verba dalam sebuah kalimat. Unsur-unsur

sebuah bahasa, baik kata, frase, maupun klausa dapat dikaji dari berbagai

pendekatan yang ada.

Bahasa Arab adalah bahasa yang memiliki beberapa persamaan dan

perbedaan dengan bahasa Indonesia (Rohim, 2013:39). Jika dilihat dari struktur

kalimatnya, bahasa Arab dan bahasa Indonesia memiliki persamaan. Bahasa

Indonesia mempunyai pola struktur kalimat SPO (Subjek-Predikat-Objek) begitu

juga dengan bahasa Arab. Akan tetapi secara tipologi, bahasa Arab berbeda

dengan bahasa Indonesia. Bahasa Arab bertipe fleksi, yaitu perubahan bentuk

katanya sesuai dengan perbedaan waktu, jenis kelamin, dan jumlah (2013:39).

Adapun, bahasa Indonesia bertipe aglutinatif, yaitu bahasa yang pembentukan

katanya melalui penambahan pada akar kata.

Seperti halnya bahasa-bahasa lain, verba sebagai predikat dalam bahasa

Arab memiliki peranan sangat penting dalam kalimat karena verba merupakan

komponen utama pembentuk sebuah klausa. Verba sebagai predikat menentukan

jumlah argumen. Selain itu, umumnya beberapa bahasa melekatkan atau

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011032_bab1.pdf · umumnya berkaitan dengan struktur kalimat, ... maka terdapat perbedaan dengan contoh (1)

2

mengubah bentuk verba untuk mengungkapkan hal-hal, seperti aspek dan kala.

Jadi aspek sebuah kalimat dapat diketahui melalui verbanya. Misalnya dalam

bahasa Arab verba ضرب /dharaba/ „telah memukul‟, يضرب /yadhribu/ „sedang

memukul‟ sedangkan dalam bahasa Indonesia verba tidak berubah ketika diberi

pananda kala, seperti telah memukul atau sedang memukul.

Perbedaan lainnya, yaitu setiap konstituen kalimat dalam bahasa Arab

memiliki pemarkah masing-masing, sedangkan bahasa Indonesia tidak memiliki

pemarkah. Konstituen subjek dalam bahasa Arab dimarkahi dengan tanda baca

dhammah ( ) „u‟, konstituen objek dimarkahi dengan tanda baca fatchah ( ) „a‟.

Perbedaan struktur dasar mempengaruhi konstruksi-konstruksi dasar yang lain,

baik frasa maupun klausa. Untuk menunjukkan struktur dasar kalimat dan

pemarkah bahasa Arab, berikut contoh kalimat dasar (al-Ghula>yaini>, 2007:30) ف تح ‟Fatacha Tha>riqun al-Andalusa/ „Thariq membuka kota Andalusia/ طارق الندلس

yang digambarkan di bawah ini.

s

V NP NP

Fatacha Tha>riqun (u) al-Andalusa (a)

membuka Tha>riq Andalusia

Berkaitan dengan struktur klausa, perbedaan lain antara bahasa Indonesia

dan bahasa Arab adalah dalam konstruksi klausa relatif. Klausa relatif bahasa

Indonesia bisa dikenali dengan pronomina relatif „yang‟. Misalnya, orang yang

berdiri di sana adalah Mira (Dewi, 2013:3), sedangkan klausa relatif bahasa

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011032_bab1.pdf · umumnya berkaitan dengan struktur kalimat, ... maka terdapat perbedaan dengan contoh (1)

3

Arab tidak selalu terdapat pronomina relatif. Kemunculan pronomina relatif

tergantung pada bentuk nomina inti.

Badawi (2004:489) memberikan contoh gambaran klausa relatif bahasa

Arab seperti berikut :

يتحدث الذي جلس الرجل .1

/Jalasa’r-rajulu’l-ladzi> [yatachaddatsu]/

„Laki-laki yang berbicara itu duduk‟

جلس رجل يتحدث .2

/Jalasa rajulun yatachaddatsu/

„Laki-laki yang berbicara itu duduk‟

Contoh (1) terdiri dari klausa utama /jalasa’r-rajulu/ „laki-laki itu duduk‟

dan klausa relatif /yatachaddatsu/ „berbicara‟. Selain itu terdapat pronomina

relatif /a’l-ladzi>/ „yang‟. Kemunculan pronomina relatif /a’l-ladzi>/ „yang‟

disebabkan oleh nomina inti yang berbentuk definit, yaitu /a’r-rajulu/ „laki-laki‟.

Sebuah kata bisa disebut kata definit jika terdapat (ال) /alif lam/ yang berfungsi

memberikan makna definit pada sebuah kata. Apabila kita perhatikan pada contoh

(2), maka terdapat perbedaan dengan contoh (1). Pada contoh (2) tidak terdapat

pronomina relatif /a’l-ladzi>/ „yang‟. Hal tersebut disebabkan oleh nomina inti

yang berbentuk non-definit, yaitu /rajulun/ ‘laki-laki’. Meskipun kedua contoh di

atas adalah klausa relatif akan tetapi perbedaan bentuk dari nomina inti akan

berpengaruh dalam konstruksi klausa relatif.

Badawi (2004:506) juga menambahkan klausa relatif dengan pronomina

relatif من /man/ dan ما /ma>/ sebagai berikut.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011032_bab1.pdf · umumnya berkaitan dengan struktur kalimat, ... maka terdapat perbedaan dengan contoh (1)

4

يتليس من يوقع يل شهاد .3

/Laisa [man yuwaqqi’ li> syaha>dati>]/

„Orang itu bukan yang menandatangani ijazahku‟

ما جيهلو ىالتعرف عل .4

/At-Ta’arrufu ‘ala> [ma> yajhaluhu]/

„Mengenali sesuatu yang tidak dia tahu‟

Pada contoh (3) dan (4) ini, kata /man/ dan /ma>/ adalah pronomina relatif

sebagaimana pronomina relatif /a’l-ladzi>/ dan /a’l-lati>/ yang telah disebutkan

dalam contoh di atas. Hanya saja /a’l-ladzi>/ dan /a’l-lati>/ lebih spesifik dan terikat

oleh jumlah dan gender sedangkan /man/ dan /ma>/ lebih umum dan tidak terikat

jumlah dan gender.

Dari beberapa contoh di atas terlihat bahwa bahasa Arab memiliki

konstruksi klausa relatif yang beragam dan perelatif yang beragam pula. Cerpen

‘Ali> Ba>ba> karya Ka>mil Ki>la>ni> dan cerpen A’r-Ra>‘i> A’sy-Syujja>‘ karya „Athiyyah

Al-Ibra>syi> dipilih sebagai objek penelitian karena di dalam cerpen tersebut

terdapat cukup banyak klausa relatif dengan susunan bahasa yang sederhana,

sehingga memudahkan untuk memahami klausa relatif bahasa Arab. Penelitian-

penelitian yang sudah dilakukan oleh beberapa peneliti lain mempunyai

hubungan, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan penelitian klausa

relatif bahasa Arab dalam cerpen ‘Ali> Ba>ba> karya Ka>mil Ki>la>ni dan cerpen A’r-

Ra>‘i> A’sy-Syujja>‘ karya „Athiyyah Al-Ibra>syi> ini. Adapun penelitian-penelitian

yang telah dilakukan mengenai klausa relatif adalah sebagai berikut :

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Djumingin (2010) dengan judul

Skripsi “Suatu Analisis Transformasi Generatif (The Relative Clause in The

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011032_bab1.pdf · umumnya berkaitan dengan struktur kalimat, ... maka terdapat perbedaan dengan contoh (1)

5

Gorontalo Language : A Transformation Generative Analysis)”. Penelitian ini

membahas mengenai klausa relatif bahasa Gorontalo (BG) dengan teori analisis

Generatif Transformatif. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa kaidah

struktur frase klausa relatif BG adalah sama dengan klausa relatif BG. Klausa

relatif BG diklasifikasikan ke dalam bentuk, yaitu klausa relatif restriktif, klausa

relatif nonrestriktif, nomina plus klausa relatif, dan klausa relatif bebas.. Ada dua

tipe pemarkah yaitu u dan ta. Perilaku pemarkah klausa relatif BG letaknya selalu

mendahului klausanya, bersifat opsional dan dapat muncul berulang-ulang, serta

dapat muncul bersama-sama komplemen. Transformasi yang berlaku adalah

pemindahan dan pelesapan untuk posisi subjek, pada posisi objek langsung dan

objek tak langsung terjadi transformasi berurutan yakni pemindahan frase nomina

objek langsung, pergantian frase verba aktif lampau menjadi frase verba pasif

lampau, lalu pelesapan frase nomina objek langsung. Posisi oblik bisa langsung

direlatifkan dan juga dengan syarat preposisinya diubah dulu menjadi objek tak

langsung. Perelatifan posisi pemilik berlaku transformasi pergantian pronomina -

tio (-io) 'dia' sehingga secara otomatis pelesapan frase preposisi li atau lo 'oleh' di

depan pronomina tersebut.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Setia (2008) dengan judul Artikel

“Klausa Kompleks dan Variannya”. Penelitian ini membahas mengenai struktur

segmental yaitu metafungsi logis yang diwujudkan dalam klausa kompleks.

Klausa yang dihubungkan bersama dengan hubungan semantik/makna logis untuk

membentuk rangkaian. Ada dua dimensi dasar yang menjadi pertimbangan dalam

mengkaji dan menganalisis klausa kompleks yang berhubungan satu sama lain.

Dimensi pertama yang berkaitan dengan kesaling tergantungan atau taksis

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011032_bab1.pdf · umumnya berkaitan dengan struktur kalimat, ... maka terdapat perbedaan dengan contoh (1)

6

(parataksis dan hipotaksis) dan dimensi kedua berkaitan dengan hubungan

semantik/makna logis (elaborasi, ekstensi, ganda, proyeksi ide, dan proyeksi

lokusi) dalam bentuk parataksis dan hipotaksis.

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Supriyanto (2007) dengan judul

Artikel “Reduksi Klausa Relatif Restriktif Lengkap dalam Bahasa Inggris dan

Padanannya dalam Bahasa Indonesia”. Penelitian ini membahas mengenai

struktur klausa relatif restriktif lengkap yang dapat direduksi dan bentuk dan

kontruksi hasil dari reduksi klausa relatif lengkap. Dari hasil penelitian,

menunjukkan bahwa klausa relatif restriktif lengkap yang bisa direduksi, yaitu

yang mempunyai konstruksi (1) who/which + be + Noun, (2) Prep + who/which

+ Subject + Verb, (3) Who/which + Subject + Modal (except can/should), and (4)

When/ where/why/ whose+ Subject/Verb.

Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Susilo (2013) dengan judul

Skripsi “Klausa Relatif Bahasa Indonesia”. Penelitian ini menekankan pada

strategi perelatifan obliteration/gapping pada klausa relatif bahasa Indonesia,

kata-kata yang bisa menjadi penanda klausa relatif, dan fungsi gramatikal klausa

relatif dalam bahasa Indonesia. Strategi perelatifan obliteration/gapping pada

klausa relatif bahasa Indonesia dengan melesapkan nomina yang tedapat pada

klausa relatif, kata-kata yang menjadi penanda klausa relatif adalah kata yang dan

tempat. Fungsi klausa relatif dalam gramatikal bisa menduduki subjek, objek, dan

keterangan.

Kelima penelitian sudah dilakukan oleh Saputra (2003) dengan judul Tesis

“Klausa Relatif Bahasa Arab”. Penelitian ini membahas mengenai struktur klausa

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011032_bab1.pdf · umumnya berkaitan dengan struktur kalimat, ... maka terdapat perbedaan dengan contoh (1)

7

relatif, kedudukan pronomina relatif, dan relator di dalam klausa relatif. Saputra

menyebutkan bahwa struktur klausa relatif dikelompokkan menjadi enam

kelompok, yaitu sebagai berikut :

1. Struktur frase nomina dan frase verba (FN + FV)

إنك أنت الطفلة الوحيدة اليت عطفت علي /Innaki anti a’th-thiflatul-wachi>datu’l-lati> „athafat „alayya/

„Kamulah satu-satunya anak yang baik kepada saya‟

2. Struktur frase verba dan frase nomina (FV + FN)

قرأ الستاذ الكتاب الذي كتبو طاه حسني

/Qara„a’l-Usta>dzul-kita>ba’l-ladzi> katabahu Tha>ha Chusain/

„Profesor itu telah membaca buku yang ditulis oleh Thaha Husain‟

3. Struktur frase nomina dan frase adjektiva (FN + FAdj)

لقد قدمت يل ما ىو أمثن من احلياة /Laqad qaddamti li> ma> huwa atsmanu minal-chaya>h/

„Kamu telah memberikan kehidupan yang lebih berharga kepadaku‟

4. Struktur frase nomina dan frase preposisi (FN + FPre)

وختلصو مما ىو فيو

/Wa tukhallishuhu mimma> huwa fi>hi/

„Dia membebaskannya dari derita yang dialaminya/

5. Struktur frase preposisi dan frase nomina (FPre + FN)

كمكر لقد أنزلنا إليكم كتابا فيو ذ

/Laqad anzalna> ilaikum kita>ban fi>hi dzikrukum/

„Telah kami turunkan kepadamu sebuah kitab yang di dalamnya kemuliaanmu‟

6. Struktur frase preposisi (FPre)

كل من عليها فان

/Kullu man „alaiha> fa>nin/

„Setiap yang ada di atasnya (bumi) akan binasa‟

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011032_bab1.pdf · umumnya berkaitan dengan struktur kalimat, ... maka terdapat perbedaan dengan contoh (1)

8

Pada kalimat (1), klausa relatif /„athafat „alayya/ „dia baik kepada saya‟

mempunyai struktur FN + FV. FN /hiya/ ‘dia’ dan FV /„athafat „alayya/ „baik

kepadaku‟. Pada kalimat (2), klausa relatif /katabahu Tha>ha Chusain/ „buku yang

ditulis oleh Thaha Husein‟ mempunyai struktur FV + FN. FV /katabahu/ „ditulis‟

dan FN /Tha>ha Chusain/. Pada kalimat (3), klausa relatif /huwa atsmanu minal-

chaya>h/ „dia lebih berharga daripada kehidupan‟ mempunyai struktur FN + FAdj.

FN /huwa/ „dia‟ dan FAdj /atsmanu/ „lebih berharga‟. Pada kalimat (4), klausa

relatif /huwa fi>hi/ „dia di dalamnya‟ mempunyai struktur FN + FPre. FN /huwa/

„dia‟ dan FPre /fi>hi/ „di dalamnya‟. Pada kalimat (5), klausa relatif /fi>>hi

dzikrukum/ „di dalamnya kemuliannmu‟ mempunyai struktur FPre /fi>hi/ „di

dalamnya‟ dan FN /dzikrukum/ „kemuliaanmu‟. Pada Kalimat (6), klausa relatif

/„alaiha> fa>nin/ „di atasnya binasa‟ mempunyai struktur FPre. FPre /„alaiha/ „di

atasnya‟.

Seperti contoh-contoh di atas, kedudukan pronomina relatif tidak masuk

dalam klausa relatif dan relator harus ada dalam klausa relatif kecuali dalam

kondisi tertentu saja relator dilesapkan. Jadi, penelitian Saputra ini fokus pada

struktur dan hal-hal yang berkaitan dengan klausa relatif. Penelitian ini menjadi

acuan untuk mengembangkan penelitian klausa relatif bahasa Arab ini yang

menekankan pada unsur gramatikal yang bisa diikuti oleh klausa relatif, strategi

yang digunakan dalam pembentukan klausa relatif dan relasi gramatikal yang

diperoleh dari nomina inti di dalam klausa relatif. Jika penelitian Saputra di atas

menggunakan pendekatan tata bahasa transformasi, maka penelitian klausa relatif

bahasa Arab dalam cerpen ‘Ali> Ba>ba> karya Ka>mil Ki>la>ni dan cerpen A’r-Ra>‘i>

A’sy-Syujja>‘ karya „Athiyyah Al-Ibra>syi> ini menggunakan teori tipologi yang

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011032_bab1.pdf · umumnya berkaitan dengan struktur kalimat, ... maka terdapat perbedaan dengan contoh (1)

9

dikemukakan oleh Comrie. Pemilihan teori ini untuk mengidentifikasi strategi

yang digunakan dalam klausa relatif bahasa Arab, dan relasi gramatikal dari

nomina inti dalam klausa relatif bahasa Arab.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan rumusan masalah

sebagai berikut.

1. Unsur gramatikal apa saja yang dapat diikuti klausa relatif dalam cerpen

‘Ali> Ba>ba> dan cerpen A’r-Ra>‘i> A’sy-Syujja>‘?

2. Strategi apa saja yang digunakan dalam pembentukan klausa relatif bahasa

Arab dalam cerpen ‘Ali> Ba>ba> dan cerpen A’r-Ra>‘i> A’sy-Syujja>‘?

3. Bagaimanakah relasi gramatikal yang diperoleh nomina inti dari klausa

relatif bahasa Arab dalam cerpen „Ali> Ba>ba> dan cerpen A’r-Ra>‘i> A’sy-

Syujja>‘?

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas, dapat diketahui bahwa tujuan penelitian ini

sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan unsur gramatikal yang dapat diikuti klausa relatif dalam

cerpen ‘Ali> Ba>ba> dan cerpen A’r-Ra>‘i> A’sy-Syujja>‘.

2. Mendeskripsikan strategi yang digunakan dalam pembentukan klausa

relatif bahasa Arab dalam cerpen ‘Ali> Ba>ba> dan cerpen A’r-Ra>‘i> A’sy-

Syujja>‘.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011032_bab1.pdf · umumnya berkaitan dengan struktur kalimat, ... maka terdapat perbedaan dengan contoh (1)

10

3. Mendeskripsikan relasi gramatikal yang diperoleh nomina inti dari klausa

relatif bahasa Arab dalam cerpen ‘Ali> Ba>ba> dan cerpen A’r-Ra>‘i> A’sy-

Syujja>‘.

D. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah merupakan aspek yang penting di dalam suatu

penelitian. Pembatasan masalah dilakukan untuk mencegah meluasnya topik

bahasan dalam suatu penelitian. Apabila dalam suatu penelitian tidak ditemukan

adanya pembatasan masalah maka di dalam penelitian tersebut akan ditemukan

bahasan yang sangat luas dan tidak terfokus pada satu hal.

Mengingat pembahasan mengenai klausa relatif ini bisa sangat luas, maka

penelitian ini membatasi permasalahan dalam hal :

1. Unsur- unsur gramatikal yang dapat diikuti oleh klausa relatif

2. Strategi yang digunakan dalam klausa relatif bahasa Arab.

3. Kedudukan nomina inti dan relasinya di dalam klausa relatif bahasa

Arab.

E. Landasan Teori

Dalam subbab teori ini diuraikan mengenai (1) sintaksis, (2) klausa relatif,

(3) klausa relatif restriktif, (4) klausa relatif non-restriktif, (5) pronomina relatif,

(6) relator, (7) strategi perelatifan, dan (8) teori tipologi.

1. Sintaksis

Istilah sintaksis secara langsung terambil dari bahasa Belanda syntaxis.

Dalam bahasa inggris digunakan istilah syntax. Sintaksis adalah bagian atau

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011032_bab1.pdf · umumnya berkaitan dengan struktur kalimat, ... maka terdapat perbedaan dengan contoh (1)

11

cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk-beluk wacana, kalimat, klausa,

dan frase (Ramlan, 1996:18).

Al-Khuli (1982:279) mengatakan sintaksis adalah

."دراسة أحكام ترتيب الكلمات والعبارات واجلميالت داخل اجلملة والعالقات النحوية بينها ”

/Dira>satu achka>mi tarti>bil-kalima>ti wal-„iba>ra>ti wal-jumaila>ti da>khilal-

jumlati wal-„ala>qa>ti’n-nachwiyyati bainaha>/

„Sintaksis adalah ilmu yang mengkaji kaidah susunan kata, ujaran, dan

klausa yang masuk ke dalam kalimat serta hubungannya secara sintaksis‟.

Dari batasan-batasan yang diberikan oleh para ahli di atas, dapat

disimpulkan bahwa sintaksis adalah ilmu yang membicarakan tentang tata bahasa

atau gramatikal. Pemahaman tentang sintaksis itu penting mengingat penelitian ini

mengkaji tentang klausa relatif yang termasuk bagian dari sintakis.

a. Frasa

Frasa adalah kelompok kata yang merupakan bagian fungsional dari

tuturan yang lebih panjang (Verhaar, 2004:291). Menurut Ramlan (1996:151)

frasa adalah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak

melampaui batas fungsi unsur klausa, maksudnya frasa itu selalu terdapat dalam

satu fungsi unsur klausa, yaitu S, P, O, PEL, atau KET.

b. Klausa

Klausa adalah satuan gramatik yang terdiri dari Predikat (P), baik disertai

Subjek (S), Objek (O), Pelengkap (Pel), dan Keterangan (Ket) ataupun tidak,

maksudnya dalam klausa tidak harus menghendaki adanya S, O, Pel, dan Ket.

(Ramlan, 1981:62 dalam Pateda, 1990:88). Menurut pendapat Chaer (2009:41)

klausa adalah satuan sintaksis yang berada di atas satuan frase dan di bawah

satuan kalimat, berupa runtunan kata-kata berkonstruksi predikatif. Dari pendapat

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011032_bab1.pdf · umumnya berkaitan dengan struktur kalimat, ... maka terdapat perbedaan dengan contoh (1)

12

Chaer di atas, artinya di dalam konstruksi itu ada komponen berupa kata atau frase

yang berfungsi sebagai predikat dan yang lain berfungsi sebagai subjek, sebagai

objek, dan sebagainya. Keberadaan fungsi predikat di dalam klausa itu wajib ada,

sedangkan fungsi lainnya seperti fungsi subjek, fungsi objek, fungsi pelengkap,

dan fungsi keterangan tidak wajib ada.

Al-Khuli (1982:42) menyatakan bahwa /jumailah/ adalah susunan

kebahasaan yang menyerupai kalimat dalam hal unsur-unsurnya. Susunan

kebahasaan tersebut membentuk bagian dari kalimat. /Jumailah/ dapat berupa

/jumailah ta>bi„ah/ „klausa sematan‟ dan /jumailah ra‘i>siyyah/ „klausa inti‟.

/Jumailah ta>bi„ah/ „klausa sematan‟ adalah klausa yang berperan sebagai sesuatu

yang berada di dalam /jumailah ra‘i>siyyah „klausa inti‟. /Jumailah ta>bi„ah/ „klausa

sematan‟ tersebut bisa menduduki fungsi /na„at/ „adjektif‟, /ism/ „kata benda‟, dan

/zharaf/ „keterangan‟.

Alwi, dkk (2003:313) mengungkapkan bahwa setiap konstruksi sintaksis

yang terdiri atas unsur subjek dan predikat (tanpa memperhatikan intonasi atau

tanda baca akhir) adalah klausa. Hal tersebut dapat dijadikan sebagai pembeda

antara klausa dengan kalimat karena sebagaimana diatur dalam ejaan, penulisan

kalimat selalu diawali dengan huruf besar dan diakhiri dengan tanda titik, tanya,

atau seru. Pemakaian tanda baca ini tergantung pada jenis kalimat tersebut.

Kalimat berita diakhiri dengan tanda titik, kalimat tanya diakhiri dengan tanda

tanya, dan kalimat seru diakhiri dengan tanda seru.

Sama halnya dengan kalimat, klausa juga mempunyai unsur-unsur

fungsional, kategorial, dan peran. Unsur fungsional adalah unsur-unsur fungsi

yang terdapat di dalam klausa seperti subjek predikat, objek, pelengkap, dan

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011032_bab1.pdf · umumnya berkaitan dengan struktur kalimat, ... maka terdapat perbedaan dengan contoh (1)

13

keterangan (Ida, 2010:12). Asrori (2004:77) menyebutkan struktur intern klausa

dalam bahasa Arab setidaknya ada dua unsur, yaitu /musnad ilaih/ (MI) atau

subjek (S) dan /musnad/ (M) atau predikat (P). Meskipun MI atau S merupakan

unsur inti klausa, dia sering tidak dimunculkan sebagai akibat dari penggabungan

klausa, atau berada dalam kalimat jawaban, ataupun dalam klausa –khususnya

klausa bahasa Arab- yang fungtor MI/S-nya dapat diindikasikan secara spesifik

oleh morfem yang ada pada P/M. Klausa yang memiliki fungtor S dan P atau MI

dan M disebut klausa lengkap, sedangkan yang tidak memiliki fungtor S/MI

disebut klausa tidak lengkap. Kedua klausa ini dapat dijelaskan pada contoh di

bawah ini.

a. ة الن مدي نة خالية رية ق عصرية و كانت مك

/Makkatul-a>na madi>natun„ashriyyatun wa ka>nat qaryatan kha>liyatan/

„Sekarang Makkah adalah kota yang maju, dahulu adalah desa yang

sepi‟

b. وق ار و يدخلون الس يضر التج

/Yachdhuru’t-tujja>ru wa yadkhulu>na’s-su>qa/

„Para pedagang datang dan memasuki pasar‟

Dua kalimat di atas, masing-masing terdapat dua klausa. Kalimat (a)

mengandung klausa /Makkatul-a>na madi>natun „ashriyyatun/ „sekarang Makkah

adalah kota yang maju‟ dan klausa /ka>nat qaryatan kha>liyatan/ „dahulu adalah

desa yang sepi‟. Kalimat (b) mengandung klausa /yachdluru’t-tujja>ru/ „para

pedagang datang‟ dan klausa /yadkhulu>na’s-su>qa/ „memasuki pasar‟. Klausa

/Makkatul-a>na madi>natun „ashriyyatun/ terdiri atas S/MI yaitu /makkatu/ dan

P/M yaitu /madi>natun „ashriyyatun/ demikian halnya klausa /yachdluru’t-tujja>ru/

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011032_bab1.pdf · umumnya berkaitan dengan struktur kalimat, ... maka terdapat perbedaan dengan contoh (1)

14

terdiri atas S/MI yaitu /a’t-tujja>ru/ dan P/M yaitu /yachdluru/ Kedua klausa ini

merupakan klausa lengkap.

Adapun klausa خالية رية ق كانت dan وق secara eksplisit berunsur P/M يدخلون الس

saja dan tidak secara eksplisit berunsur S/MI. Demi efektifitas, pada klausa

terakhir ini tidak dimunculkan S/MI, karena S/MI pada klausa tersebut hakikatnya

sama dengan S/MI pada klausa sebelumnya. Dalam hal ini cukup ditempelkan

pemarkah S/MI pada P/M, yaitu ت pada كانت dan ون pada يدخلون . Klausa yang

secara tidak eksplisit memunculkan S/MI ini disebut klausa tidak lengkap.

Dikaji dari tipe predikatnya, jenis klausa dapat dibedakan menjadi, yaitu

klausa verbal transitif /fi„l muta„adi/ dan klausa verbal intransitif /fi„l lazim/ (al-

Ghula>yaini>, 2007:30).

a). Klausa verbal transitif /fi„l muta„adi/

/Fi„l muta„adi/ adalah kata kerja yang membutuhkan /maf’u>l bih/ „objek‟.

(al-Ghula>yaini>, 2007:30).

ف تح طارق الندلس

O S P

/Fatacha Tha>riqun al-Andalusa/

membuka Thariq Andalusia

„Thariq membuka kota Andalusia‟

b). Klausa verbal intransitif /fi„l la>zim/.

/Fi„l la>zim/ adalah kata kerja yang tidak membutuhkan /maf’u>l bih/

„objek‟ (al-Ghula>yaini>, 2007:39)

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011032_bab1.pdf · umumnya berkaitan dengan struktur kalimat, ... maka terdapat perbedaan dengan contoh (1)

15

ذىب سعيد

S P

Dzahaba Sa„i>dun

pergi Sa‟id

„Sa‟id (telah) pergi‟

Hasan (2008:151) menyebut /fi„l la>zim/sebagai /fi„l/ „kata kerja‟ yang

tidak me-nashab-kan /maf’u>l bih/ „objek‟ dengan kata kerja itu sendiri, akan

tetapi me-nashab-kan dengan bantuan huruf /jar/. /Fi„l/ „kata kerja‟ ini disebut

dengan /muta‘adi lighairihi/. Seperti contoh di bawah ini.

الفقر أمره إىل ىأسرف أمحق يف مالو انتهذا إ /Idza> asrafa achmaqu fi> ma>lihi intaha> amruhu> ilal-faqri/

‘Jika si tamak berlebih-lebihan terhadap hartanya, maka perkaranya habis

pada kefakiran’

Kata kerja /asrafa/ „berlebih-lebihan‟ dan /intaha>/ „habis‟ me-nashab-kan

/maf’u>l bih/ (objek) menggunakan bantuan huruf /jar/ atau preposisi /fi>/ dan /ila>/.

Meskipun secara formal /maf’u>l bih/ yaitu /fi> ma>lihi/ ‘hartanya‟ dan /ilal-faqri/

„kefakiran‟ tersebut berupa /jar majru>r/ „frasa preposisi‟ yang menunjukkan

keterangan akan tetapi secara makna menjadi /maf’ul bih/ „objek‟ dari /fi„l/ „kata

kerja‟ yang terletak sebelumnya. Sehingga kata /ma>lihi/ „hartanya‟ dan /al-faqri/

„kefakiran‟ adalah objek langsung dari /fi„l/ „kata kerja‟ /asrafa/ „berlebih-lebihan‟

dan /intaha>/ „habis‟.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011032_bab1.pdf · umumnya berkaitan dengan struktur kalimat, ... maka terdapat perbedaan dengan contoh (1)

16

2. Klausa Relatif

Lapoliwa (1990:47) dalam tulisannya membahas klausa pewatasan dalam

bahasa Indonesia. Jika dilihat dari contohnya, klausa pewatasan merupakan nama

lain dari klausa relatif. Klausa pewatasan adalah klausa subordinatif yang

kehadirannya berfungsi mewatasi atau mempertegas makna kata atau frasa yang

diikutinya. Menurut Samsuri (1985:302) klausa relatif adalah kalimat dasar yang

menjadi kalimat pemadu dalam kalimat rumit yang subjeknya berubah menjadi

partikel yang.

Dhaif (2003:261) membahas klausa relatif dalam subbab /jumlatu a’sh-

shilah/, yaitu kalimat yang di dalamnya terdapat /ism maushu>l/ yang diikuti oleh

kalimat yang terikat dengan kata atau frasa sebelumnya. Dhaif juga menyebutkan

bahwa termasuk pula dalam /ism maushu>l/ adalah ما /ma>/ dan من /man/. /ma>/

digunakan untuk benda yang tidak berakal dan /man/ digunakan untuk benda yang

berakal.

a. عليكم اذكروا نعميت الت أن عمت /Udzkuru> ni„matiya’l-lati> an„amtu „alaikum/

„Ingatlah nikmat-Ku yang telah Aku berikan kepada kalian‟

b. ر إن اهلل با ت عملون بصي /Inna’l-Laha bima> ta„malu>na bashi>run/

„Sesungguhnya Allah mengetahui segala sesuatu yang kamu

kerjakan‟

c. ناه بالمس جاء من لقي /Ja>’a man laqaina>hu bil-amsi/

„(Telah) datang orang yang menemuinya kemarin‟

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011032_bab1.pdf · umumnya berkaitan dengan struktur kalimat, ... maka terdapat perbedaan dengan contoh (1)

17

Contoh (a) sampai (c) di atas dapat dianalisis sebagai berikut. Pada kalimat

(a), /udzkuru>/ adalah /fi„l/ dan /fa>„il/ yang menduduki fungsi subjek dan predikat;

/ni„matiya/ adalah /maf’ul bih/ yang menduduki fungsi objek; /a’l-lati>/ adalah

/ism maushu>l/ „pronominal relatif‟ feminim tunggal yang menyifati /ni„matiya/;

dan /an„amtu „alaikum/ adalah klausa relatif. Pada kalimat (b), /ma/> adalah /ism

maushu>l/ „pronomina relatif‟ yang digunakan untuk benda yang tidak berakal;

/ta„malu>na/ adalah klausa relatif. Pada kalimat (c), /man/ adalah /ism maushu>l/

„pronomina relatif‟, digunakan untuk benda yang berakal kedudukannya sebagai

/fa>„il/ (subjek) dari /fi„l/ „kata kerja‟ /ja>‘a/; dan /laqaina>hu bil amsi/ adalah klausa

relatif.

Badawi (2004:489) menyatakan bahwa dalam analisis bahasa Arab

tradisional, klausa adjektiva/sifat dan kata benda non-definit diklasifikasikan

sama, yaitu sebagai kata sifat. Keduanya dalam bahasa Arab disebut dengan

/shifah/ „kata sifat‟. Klausa yang menyifati dengan kata benda definit

diperlakukan sebagai adjunct „ajung/pelengkap‟ dan disebut dengan istilah

/shilah/. Keduanya adalah klausa adjektiva/sifat atau yang lebih dikenal dengan

sebutan klausa relatif.

Badawi (2004:490) menyatakan bahwa ciri yang menentukan perilaku

sintaktik dari kedua klausa relatif tersebut sebagai kata sifat adalah

ketidakdefinitan, yang menggabungkan dengan asyndetic untuk menghasilkan

struktur sebagai berikut :

Page 18: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011032_bab1.pdf · umumnya berkaitan dengan struktur kalimat, ... maka terdapat perbedaan dengan contoh (1)

18

a). Nomina hulu definit + klausa syndetic = klausa relatif

جلس الرجل الذي يتحدث/Jalasa’r-rajulu’l-ladzi> yatachaddatsu/

„Laki-laki yang berbicara itu duduk‟

b). Nomina hulu definit + klausa asyndetic = keterangan keadaan atau cara

جلس الرجل يتحدث/Jalasa’r-rajulu yatachaddatsu/

„Laki-laki itu duduk sambil berbicara‟

c). Nomina hulu non-definit + klausa asyndetic = struktur relatif atau

keterangan keadaan atau cara.

جلس رجل يتحدث/Jalasa rajulun yatachaddatsu/

„Laki-laki yang berbicara itu duduk‟ atau „Laki-laki itu duduk sambil

berbicara‟ akan tetapi lebih umum diartikan sebagai „laki-laki yang

berbicara itu duduk‟. Sebab verba /yatachaddatsu/ „berbicara‟ menjadi

sifat dari kata /rajulun/ „laki-laki.

d). Kategori keempat yaitu nomina hulu non-definit + klausa syndetic, tidak

termasuk dari struktur di atas (struktur relatif atau keterangan keadaan

atau cara).

جلس رجل الذي يتحدث/Jalasa rajulu’l-ladzi> yatachaddatsu/

„Laki-laki, seseorang yang berbicara, itu duduk‟

Kalimat (a) sampai (d) di atas, yang termasuk klausa relatif adalah kalimat

(a), (b), dan (c). Kalimat (a) terdiri dari nomina hulu definit /a’r-rajulu/ „laki-laki‟

diikuti dengan klausa syndetic yaitu /a’l-ladzi>/ „yang‟ dan kata yang terletak

Page 19: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011032_bab1.pdf · umumnya berkaitan dengan struktur kalimat, ... maka terdapat perbedaan dengan contoh (1)

19

setelah /a’l-ladzi>/ „yang‟ adalah berfungsi sebagai pelengkap. Kalimat (b) terdiri

dari nomina inti non-definit /rajulun/ „laki-laki‟ diikuti dengan klausa asyndetic

yaitu tanpa ada kata /a’l-ladzi>/ „yang‟ dan kata yang terletak setelah nomina hulu

adalah berfungsi sebagai pelengkap. Untuk kalimat (c) yang terdiri dari nomina

hulu definit /a’r-rajulu/ „laki-laki‟ diikuti dengan klausa asyndetic yaitu tanpa kata

/a’l-ladzi>/ „yang‟ dan kata yang terletak setelah nomina hulu berfungsi sebagai

keterangan keadaan. Sedangkan untuk kalimat (d) tidak masuk dalam kedua tipe

struktur di atas (struktur relatif atau keterangan keadaan atau cara).

Berdasarkan nomina inti, klausa relatif dikelompokkan menjadi empat

jenis. Nomina inti adalah nomina atau frasa nominal yang diwatasi oleh klausa

relatif (Lapoliwa, 1990:49). Sementara itu, Verhaar (2004:328) menyatakan

bahwa nomina inti dengan klausa relatif sebagai atribut adalah anteseden dari

klausa relatif. Pengelompokan klausa relatif menjadi empat jenis tersebut sesuai

dengan yang dikemukakan oleh Badawi.

Badawi (2004:494) mengelompokkannya menjadi empat, yaitu (1) relative

clause with definite heads (klausa relatif dengan nomina inti definit), (2) relative

clause with indefinite heads (klausa relatif dengan nomina inti non-indefinit), dan

(3) nominal relative clauses (klausa relatif nomina), dan (4) the indefinite

pronouns (klausa relatif dengan kata ganti non-definit).

Pertama, klausa relatif dengan nomina hulu definit menggunakan kata

relatif (noun relative), yaitu الذين يت , ال ي ذ ال ,

.aحتملها السيارة الكبرية اليت/A’s-sayya>ratu l-kabi>ratu’l-lati> tachmiluha>/

„Mobil besar yang kamu bawa‟

Page 20: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011032_bab1.pdf · umumnya berkaitan dengan struktur kalimat, ... maka terdapat perbedaan dengan contoh (1)

20

.bعالو تسبق أقوالوأف الرجل الذي/A’r-rajulu’l-ladzi> af’a>luhu tasbiqu aqwa>luhu>/

„Laki-laki yang perbuatannya mendahului perkataannya‟

.cذين يعانون يف طفولتهمىؤالء الطفال ال

/Ha>ula>il-athfa>lu’l-ladzi>na yu’a>nu>na fi> thufu>latihim/

„Mereka adalah anak-anak yang menderita di masa anak-anaknya‟

Kedua, klausa relatif dengan nomina hulu non-definit yang tidak

menggunakan kata relatif (noun relative).

.aقدر ال نظري لو /Qadrun la> nazhi>ra lahu/

„Jumlah yang tidak sama‟

.bمادة أحاديث قدمت /Ma>ddatu acha>di>tsa quddimat/

„Materi kuliah yang telah dipresentasikan‟

.cسؤاال أجيب عنها شفاىة27 /Itsna>ni wa sab„u>na su’a>lan uji>ba „anha> syafa>hatan/

‟Tujuh puluh dua pertanyaan yang dijawab secara lisan‟

Ketiga, klausa relatif nomina. Klausa relatif nomina ini adalah klausa

relatif yang tanpa nomina inti. Artinya, klausa relatif ini tidak terdapat nomina inti

dan pronomina relatif menggantikan posisi nomina inti. Pronomina relatif tersebut

memiliki kedudukan atau fungsi gramatikal di dalam klausa relatif. Klausa relatif

ini terjadi dalam semua fungsi kata (subjek/topik, predikat/komen, objek

langsung, setelah kata depan, dan setelah kata tanya). Sebagai catatan bahwa

struktur klausa relatif tetap ada, sama seperti contoh-contoh di atas. Keberadaan

relator (pronomina yang kembali kepada nomina inti) tetap harus ada.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011032_bab1.pdf · umumnya berkaitan dengan struktur kalimat, ... maka terdapat perbedaan dengan contoh (1)

21

a. Subjek/topik

قولوأريد أن أ يذال /A’l-ladzi> uri>du an aqu>lahu/

„Yang aku ingin katakan (adalah)‟

حدثتو ال ترتدي مالبس احلداد السوداء تالحظ أن ال /La>chazha anna’l-lati> chadatsathu la> tartadi> mala>bisal-hadda>di’s-sauda>i/

„Dia (laki-laki) memperhatikan bahwa orang yang berbicara kepadanya

tidak memakai baju hitam perkabungan‟

b. Predikat/komen.

يكفيها بالكاد لتعيش يذلك الذ /Dzalika’l-ladzi> yakfi>ha> bil-ka>di li-ta’i>sya/

„Itu adalah yang mencukupinya dengan layak untuk dia hidup‟

c. Objek Langsung.

ةأعطاه السيار يذلعنت ال

/La’anat a’l-ladzi> a„tha>hu’s-sayya>rata/

„Dia mencela yang telah memberinya mobil‟

d. Setelah Preposisi.

فطرنا يذالثواب من ال /A’ts-tsawa>bu mina’l-ladzi> fatharana>/

„Hadiah dari yang menciptakan kita‟

e. Setalah kata interogatif.

يفهم ما ىي اإلشارات املبهمة ىذأين ال /Aina’l-ladzi> yafhamu ma> hiyal-isya>ratul-mubhamatu/

„Di mana orang yang memahami apa itu tanda-tanda yang tidak jelas ?‟

Keempat, klausa relatif dengan kata ganti tidak tentu (noun relative)

berupa من /man/ dan ما /ma>/

Page 22: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011032_bab1.pdf · umumnya berkaitan dengan struktur kalimat, ... maka terdapat perbedaan dengan contoh (1)

22

a. مجيع من كان ذلك صفتو

/Jami>„u man ka>na dza>lika shifatuhu/

„Seluruh orang yang memiliki sifat‟

b. ليس من يوقع يل شهاديت /Laisa man yuwaqqi’u li> syaha>dati>/

„Tidak ada orang yang menanda tangani ijazahku‟

3. Klausa Relatif Restriktif

Comrie (1989:131) memberikan contoh klausa relatif restriktif dalam

bahasa Inggris, the man that I saw yesterday left this morning. Klausa relatif that I

saw yesterday left this morning membatasi referen untuk kata the man dan

menunjukkan secara khusus pria mana yang sedang dibicarakan dalam kalimat.

Dalam bahasa Arab, klausa relatif restriktif dan klausa relatif non restriktif

secara formal sulit untuk dibedakan. Menurut Badawi (2004:490) klausa relatif

restriktif dan klausa relatif non-restriktif dibedakan secara semantik bukan dari

refleksi struktural.

4. Klausa Relatif Non-Restriktif

Comrie (1989:132) memberikan contoh klausa relatif non-restriktif dalam

bahasa Inggris, yaitu Fred who had arrived yesterday, left this morning. Klausa

relatif dalam kalimat tersebut, yaitu who had arrived yesterday „yang tiba

kemarin‟ memberikan informasi tentang sesuatu yang teridentifikasi, yaitu Fred.

Badawi (2004:503) memberikan contoh dalam bahasa Arab sebagai

berikut.

مل يفتح بعد يت أمام شباك تسجيل الرسائل الذوقف /Waqaftu ama>ma syubba>kin tasji>li’r-rasa>i’l-ladzi> lam yuftach ba’d/

„Aku telah berdiri di depan jendela mendaftarkan karya ilmiah, yang

belum dibuka‟

Page 23: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011032_bab1.pdf · umumnya berkaitan dengan struktur kalimat, ... maka terdapat perbedaan dengan contoh (1)

23

Klausa relatif /lam yuftach ba„d/ „belum dibuka‟ memberikan informasi

tentang sesuatu yang sudah teridentifikasi secara makna, yaitu /syubba>k/ „jendela‟

meskipun secara bentuknya termasuk sesuatu yang masih umum.

5. Pronomina Relatif

Ba‟albaki (1990:214) menyebut pronomina relatif dengan ism maushu>l.

."كلمة سابقة يف اجلملة و يتصدر العبارة اإلتباعية سم موصول ىو اسم أو ضمري ييل إىلا"

/Ism maushu>l huwa ismun au dhami>run yuchi >lu ila kalimatin sa>biqatin fi’l-

jumlati wa yatashaddarul-„iba>ratal-ittiba>’iyyah/

“Ism maushu>l adalah ism (kata) atau dhami>r (kata ganti) yang merujuk

kepada kata yang terletak sebelumnya di dalam sebuah kalimat dan

merupakan dari klausa sematan”

Al-Ghula>yaini> (2007:100) dalam bukunya Jami’ud-Duru>si’l-‘Arabiyyah

membahas mengenai /ism maushu>l/ „pronomina relatif‟. Dia mengelompokkan

pronomina relatif /ism maushu>l/ menjadi dua, yaitu /ism maushu>l kha>s/

(pronomina relatif khusus) dan /ism maushu>l musytarak/ (pronomina relatif

umum). Pronomina relatif khusus adalah pronomina relatif yang memiliki bentuk

yang sesuai dengan jenis frase nomina inti untuk laki-laki /mudzakkar/ atau frase

nomina inti perempuan /muannats/ sesuai dengan jumlah frasa nomina inti

tunggal, dua, atau jamak, dan sesuai dengan keadaan kasus frasa nomina inti

nominatif /rafa’/, akusatif /nashb/, dan genitif /jar/. Pronomina relatif khusus ini

antara lain adalah , ان ت الذين, ال ان,ذ , ال يت ي, ال ذ ال يت الال, , ن ي ذ ال الت ني . Untuk /ism maushul

musytarak/ (pronomina relatif umum) adalah pronomina relatif yang memiliki

satu bentuk yang bisa digunakan oleh semua, baik itu frase nomina inti untuk laki-

laki /mudzakkar/ atau frase nomina inti perempuan /muannats/; dan frase nomina

Page 24: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011032_bab1.pdf · umumnya berkaitan dengan struktur kalimat, ... maka terdapat perbedaan dengan contoh (1)

24

inti tunggal, dua, atau jamak. Contoh pronomina relatif yang dikemukakan oleh

Ryding (2004:232) sebagai berikut.

Maskulin Feminim

Tunggal يذ ال يت ال

Dua

Nominatif

Genitif/Akusatuf

ان ذ ال

ن الذي

ن تا ال

الت ني

Jamak ن ي ذ ال يت الال – ايت و الل

Tabel 1 : Pronomina relatif definit

Al-Ghula>yaini (2007:106) menyebutkan contoh ism maushu>l musytarak

sebagai berikut.

Pronomina Relatif Untuk Benda

Berakal

Untuk Benda

Tidak Berakal

نم /man/ V -

ma/ - V/ ما

dza>/ V V/ ذا

ayyu/ V V/ أي

- dzu>/ V/ ذو

Tabel 2. Pronomina relatif non-definit

Pronomina relatif نم /man/, ما /ma/ , /Man/ من . /<dzu/ ذو ,/ayyu/ أي ,/<dza/ ذا

dan ذو /dzu>/ untuk sesuatu yang berakal dan ما /ma>/ untuk sesuatu yang tidak

berakal. Adapun, ذا /dza>/, أي /ayyu/ untuk sesuatu yang berakal dan tidak berakal.

Ryding (2004:232) menyebutkan pronomina relatif non-definit, yaitu (1)

Page 25: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011032_bab1.pdf · umumnya berkaitan dengan struktur kalimat, ... maka terdapat perbedaan dengan contoh (1)

25

pronomina relatif yang dihilangkan, (2) ام , dan (3) ن م . /ma>/ digunakan untuk

benda tak berakal dan /man/ digunakan untuk benda berakal.

6. Relator

Saputra (2003:70) menyatakan relator adalah pronomina yang

berkoreferensi kepada nomina inti. Menurut Ryding (2004:324) relator adalah

pronomina yang kembali kepada nomina inti. Nomina inti tersebut menduduki

fungsi objek atau preposisi.

Al-Ghula>yaini> (2007:106) menyatakan bahwa /„a>id/ „relator‟ adalah

pronomina yang kembali pada nomina inti dan terdapat di dalam klausa sematan.

Contoh بو تعلم ما تنفع /ta„allam ma> tanfa„u bihi/ „belajarlah (sesuatu) yang

bermanfaat bagimu‟. ‘A>id atau relatornya adalah /hi/, karena kembali kepada

/ma>/. Contoh yang lain تعلم ما ينفعك /ta„allam ma> yanfa„uka/ „belajarlah (sesuatu)

yang memberimu manfaat‟. /‘A>id/ atau relatornya adalah /dhami>r mustatir/

„pronomina yang tidak tampak‟ pada verba /yanfa„u/ ‟bermanfaat‟ yang kembali

kepada /ma>/.

7. Strategi Perelatifan

Comrie (1989:147) menyatakan bahwa ada empat tipe strategi perelatifan

dalam klausa relatif. Strategi tersebut antara lain adalah.

a. Non-reduction Type

Non-reduction type yaitu nomina inti muncul seutuhnya, tidak

diturunkan, dalam posisi yang normal dan atau dengan pemarkah kasus

Page 26: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011032_bab1.pdf · umumnya berkaitan dengan struktur kalimat, ... maka terdapat perbedaan dengan contoh (1)

26

yang biasa untuk frasa nominal untuk mengekspresikan fungsi khususnya

di dalam klausa.

Contoh dari tipe ini banyak dijumpai pada bahasa Bambara.

Tye be [n ye so min ye] dyo

Man the PRESENT I PAST house see build

„The man is building the house that I saw‟

Dalam konstruksi ini, klausa n ye so min ye berfungsi sebagai

objek langsung dari klausa utama, tetapi secara makna termasuk klausa

relatif. Bahasa Bambara memiliki struktur dasar SOV, oleh karena itu

klausa di atas memiliki urutan subjek- kata kerja bantu – objek langsung –

kata kerja. Fakta bahwa klausa tersebut berfungsi sebagai frasa nomina

yang merujuk pada nomina inti lebih jelasnya dalam bahasa Diegueno.

[ Tanay ?tva :?wu :w]-pu –L ?ciyawx.

Yesterday house I- saw DEFINITE LOCATIVE I-will-sing

„I will sing in the house that I saw yesterday.‟

Di sini, akhiran -pu –L melekat pada akhir klausa relatif. Tipe

konstruksi klausa relatif ini lebih merujuk pada fungsi keterangan.

b. Pronoun-retention Type

Pronoun-retention type yaitu nomina inti tersisa dalam embedded

sentence (kalimat yang disematkan) dalam bentuk pronominal. Tipe ini

ditemukan pada bahasa Inggris nonstandar, contohnya dari kalimat I know

where the road leads dibentuk sebuah klausa relatif this is the road that I

know where it leads. Pronomina it menunjukkan posisi yang direlativisasi.

Page 27: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011032_bab1.pdf · umumnya berkaitan dengan struktur kalimat, ... maka terdapat perbedaan dengan contoh (1)

27

Contoh dari tipe ini juga terdapat di dalam bahasa Persia.

Mard-i [ke (*u) bolandqadd bud] juje -ra kosr. man that he tall was chicken ACCUSATIVE killed

„The man that was tall killed the chicken.‟

c. Relative-pronoun Type

Relative pronoun type, yaitu sama halnya dengan strategi pronoun-

retention bahwa dalam strategi relative pronoun ini terdapat pronomina di

dalam klausa relatif yang mengindikasikan nomina inti. Pronomina tersebut

dipindah ke posisi awal untuk menunjukkan sebagai nomina inti (Comrie,

1989:149). Song (2001:219) menyatakan bahwa strategi relative pronoun

secara formal berhubungan dengan kata tunjuk atau kata tanya yang

digunakan untuk merepresentasikan peran nomina inti dalam klausa relatif.

Dalam bahasa Inggris dibedakan antara nominatif who dan akusatif whom

untuk memperoleh tipe pronomina dalam klausa relatif. Song (2001:221)

memberikan contoh strategi ini sebagai berikut.

The girl who won the game

The girl whom Miss Edge coached

Pronomina relatif who digunakan untuk kasus nominatif,

sedangkan whom digunakan untuk kasus akusatif.

d. Gap Type

Gap type yaitu adanya celah kosong dalam klausa sematan atau

klausa relatif yang bisa dimasuki oleh nomina inti. Song (2001:217)

memberikan contoh dalam bahasa Jepang sebagai berikut.

[Yamada-san ga ka’t-te ] i-ru sa’ru

Yamada-Mr SBJ keep-PART be-PRS monkey

„the monkey which Mr. Yamada keeps.

Page 28: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011032_bab1.pdf · umumnya berkaitan dengan struktur kalimat, ... maka terdapat perbedaan dengan contoh (1)

28

Klausa relatif Yamada-san ga ka’t-te „Yamada menjaga‟

kehilangan satu konstituen yaitu objek. Konstituen objek tersebut dapat

diisi oleh nomina inti sa’ru „monyet‟.

8. Teori Tipologi

Penelitian ini menggunakan teori tipologi bahasa. Awal berkembangnya

teori tipologi bahasa dimulai sekitar tahun 1960-an yang dipelopori oleh

Greenberg yang menyatakan bahwa bahasa-bahasa dapat dikelompokkan

berdasarkan urutan dasar subjek, objek, dan verba (S-O-V). Berkembangnya teori

tipologi bahasa merupakan reaksi terhadap teori Tata Bahasa Transformasi

Generatif yang cenderung didasarkan pada perilaku kebahasaan bahasa Inggris.

Perkembangan teori tipologi bahasa kemudian dilanjutkan oleh Comrie pada awal

tahun 1980-an.

Penerapan teori tipologi bahasa ini adalah untuk mengkaji seberapa luas

jangkauan hierarki aksesibilitas dalam klausa relatif bahasa Arab dan strategi apa

saja yang bisa diterapkan. Comrie (1981:156) mengemukakan hierarki

aksesibilitas dimulai dari subjek > objek langsung > objek tak langsung > oblik >

posesor. Artinya, aksesbilitas untuk formasi klausa relatif, secara intuitif, lebih

mudah untuk merelatifkan subjek daripada merelatifkan posisi lain dan lebih

mudah merelatifkan objek langsung daripada posesor.

Comrie juga menyatakan jika dilihat dari urutan katanya, ada dua tipe

klausa relatif, yaitu tipe postnominal dan tipe prenominal. Tipe postnominal,

klausa relatif mengikuti intinya (seperti dalam bahasa Inggris), sedangkan tipe

prenominal, klausa relatif mendahului inti. Namun, ada juga tipe ketiga, yaitu tipe

Page 29: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011032_bab1.pdf · umumnya berkaitan dengan struktur kalimat, ... maka terdapat perbedaan dengan contoh (1)

29

internal-head, nomina inti muncul atau terjadi di dalam klausa relatif dan nomina

inti diekspresikan di dalam klausa relatif

Kemudian untuk empat strategi perelatifan yang sudah disebutkan di atas,

tidak semua strategi tersebut bisa diterapkan kepada semua bahasa di dunia.

Sebagai contoh, Comrie (1981:147) menyatakan bahwa untuk strategi non-

reduction banyak didapati pada bahasa Diegueno.

[ Tanay ?tva :?wu :w]-pu –L ?ciyawx.

Yesterday house I- saw DEFINITE LOCATIVE I-will-sing

„I will sing in the house that I saw yesterday.‟

Akhiran -pu –L melekat pada akhir klausa relatif. Tipe konstruksi klausa

relatif ini lebih merujuk pada kata keterangan tempat, yaitu ?tva ‘house’.

Untuk strategi pronoun-retention banyak didapati dalam bahasa Persia. Di

dalam bahasa Persia strategi ini digunakan untuk merelativisasi pada objek

langsung. (Comrie, 1981:148).

Hasan mard-i-ra [ke zan (u -ra) zad] tnisenasad.

Hasan man ACCUSATIVE that woman he ACCUSATIVE hit knows

„Hasan knows the man that the woman hit.‟

Klausa relatif ke zan (u -ra) zad „the woman hit‟ memperjelas dari

nomina inti mard-i-ra „man‟. Dalam klausa relatif tersebut terdapat pronomina

yang merujuk pada nomina inti, yaitu u –ra pemarkah akusatif pada mard „man‟.

Untuk strategi relative-pronoun banyak didapati pada bahasa-bahasa

Eropa (Comrie, 1981:149).

1. the girl who arrived

2. the girl whom I saw

Pronomina relatif who digunakan untuk kasus nominatif, sedangkan whom

digunakan untuk kasus akusatif.

Page 30: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011032_bab1.pdf · umumnya berkaitan dengan struktur kalimat, ... maka terdapat perbedaan dengan contoh (1)

30

Terakhir, strategi Gap. Untuk strategi gap ini bisa diterapkan pada semua

bahasa karena strategi ini sering digunakan untuk merelativisasi subjek (Comrie,

1981:151).

Pemaparan Comrie tentang hierarki aksesibilitas dan strategi perelatifan di

atas menjadi pijakan untuk menerapkan di dalam klausa relatif bahasa Arab.

Seberapa luas jangkauan hierarki aksesibilitas dan strategi apa saja yang bisa

diterapkan di dalam bahasa Arab.

F. Sumber Data

Jenis sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tertulis.

Setelah mengadakan pengamatan awal terlihat bahwa penggunaan klausa relatif

dalam bahasa lisan bisa dikatakan sama dengan klausa relatif yang muncul dalam

bahasa tertulis. Dengan pertimbangan untuk mengefektifkan waktu penelitian,

data tertulis dijadikan sebagai data utama. Selain itu, data tertulis digunakan untuk

mempermudah proses pengumpulan data. Ada dua buah sumber data tertulis yang

digunakan dalam penelitian ini, yaitu (1) cerpen ‘Ali> Ba>ba> „Ali Baba‟ karya Ka>mil

Ki>la>ni> dan (2) cerpen A’r-Ra>‘i A’sy-Syujja>‘ „Penggembala yang Pemberani‟

karya „Athiyyah al-Ibra>syi>. Cerpen berjudul ‘Ali> Ba>ba> terdiri dari 43 halaman

dan cerpen berjudul A’r-Ra>‘i A’sy-Syujja>‘ terdiri dari 46 halaman. Pengambilan

sumber data dari kedua cerpen di atas karena merupakan karya sastra kontemporer

sehingga bisa mewakili fenomena kebahasaan saat ini.

Page 31: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011032_bab1.pdf · umumnya berkaitan dengan struktur kalimat, ... maka terdapat perbedaan dengan contoh (1)

31

G. Metode Penelitian

Sebagai upaya memecahkan permasalahan, penelitian ini dilakukan

dengan melewati tiga tahapan strategi, yaitu tahap penyediaan data, tahap analisis

data, dan tahap penyajian hasil analisis data (Sudaryanto, 1993:5-7)

1. Metode Penyediaan Data

Penyediaan data merupakan upaya peneliti menyediakan data secukupnya.

Data di sini dimengerti sebagai fenomen lingual khusus yang mengandung dan

berkaitan langsung dengan masalah yang dimaksud (Sudaryanto, 1993:6).

Penyediaan data dilakukan dengan memanfaatkan metode simak. Metode

simak dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa dalam cerpen ‘Ali> Ba>ba>

karya Ka>mil Ki>la>ni> dan cerpen A’r-Ra>‘i A’sy-Syujja>‘ karya „Athiyyah al-Ibra>syi >.

Teknik yang digunakan adalah teknik sadap sebagai teknik dasarnya dan teknik

simak bebas libat cakap sebagai teknik lanjutan pertama serta teknik catat sebagai

teknik lanjutan kedua. Adapun data yang dicatat adalah penggalan kalimat yang

mengandung klausa relatif dalam cerpen ‘Ali> Ba>ba> karya Ka>mil Ki>la>ni> dan

cerpen A’r-Ra>‘i A’sy-Syujja>‘ karya „Athiyyah al-Ibra>syi >.

2. Metode Analisis Data

Data penelitian yang sudah tersedia kemudian dianalisis dengan metode

agih. Metode agih adalah metode analisis yang alat penentunya berada di dalam

dan merupakan bagian dari bahasa yang bersangkutan (Sudaryanto, 1993:15).

Teknik ini digunakan untuk membagi suatu konstruksi menjadi beberapa bagian

atau unsur. Bagian-bagian atau unsur-unsur tersebut dipandang sebagai bagian

Page 32: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011032_bab1.pdf · umumnya berkaitan dengan struktur kalimat, ... maka terdapat perbedaan dengan contoh (1)

32

atau unsur yang langsung membentuk konstruksi yang dimaksud. Teknik ini

digunakan untuk membagi unsur klausa utama dan klausa relatif.

Contoh data 1 :

امل إن الشاب الذي أنقذك قد سافر إىل بالد الع

/Inna’sy-sya>bba’l-ladzi> [anqadzaka] qad sa>fara ila bila>dil-‘a>lami/

„Sesungguhnya pemuda yang telah menolongmu telah pergi ke negara-

negara di dunia‟ (Al-Ibrasyi>, tt : 20)

Menggunakan teknik bagi unsur langsung kalimat di atas dapat dibagi

menjadi dua bagian atau unsur, yaitu /inna’sy-sya>bba qad sa>fara ila bila>dil-‘a>lami/

„sesungguhnya pemuda itu telah pergi ke negara-negara di dunia‟ sebagai klausa

utama dan /anqadzaka/ „menolongmu‟ sebagai klausa relatif.

Selain teknik dasar, penelitian ini juga menggunakan tiga teknik lanjutan,

yaitu teknik lesap, teknik perluas, dan teknik balik. Teknik lesap digunakan untuk

melesapkan klausa relatif sehingga terlihat unsur inti klausa utama.

Dari data 1 di atas, setelah mengetahui klausa relatif dengan menggunakan

teknik dasar bagi unsur langsung, yaitu /anqadzaka/ „menolongmu‟. Selanjutmya

klausa relatif /anqadzaka/ „menolongmu‟ dilesapkan sehingga akan tampak klausa

inti yaitu, /inna’sy-sya>bba qad sa>fara ila bila>dil-‘a>lami/ „sesungguhnya pemuda

itu telah pergi ke negara-negara di dunia‟.

Teknik perluas digunakan untuk mengetes kegramatikalan sebuah kalimat

setelah salah satu unsurnya direlatifkan. Hal tersebut nantinya akan menunjukkan

unsur yang sebenarnya dapat direlatifkan.

Page 33: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011032_bab1.pdf · umumnya berkaitan dengan struktur kalimat, ... maka terdapat perbedaan dengan contoh (1)

33

Nomina inti dari data 1 di atas adalah /a’sy-sya>bba/ „pemuda‟ ditandai

dengan pronomina relatif /a’l-ladzi>/ „yang‟ yang terletak setelahnya. Jika klausa

relatif /anqadzaka/ „menolongmu‟ merelatifkan kata selain /a’sy-sya>bba/

„pemuda‟, misalnya kata /bila>dil-‘a>lami/ „negara-negara di dunia, sehingga

menjadi /inna’sy-sya>bba qad sa>fara ila bila>dil-‘a>lami’l-ladzi> [anqadzaka]/

„sesungguhnya pemuda itu telah pergi ke negara-negara di dunia yang

menyelamatkanmu‟, maka kalimat tersebut tidak berterima. Jadi, unsur yang

dapat direlatifkan adalah kata /a’sy-sya>bba/ „pemuda‟.

Teknik balik digunakan untuk memindahkan konstituen dalam kalimat,

khususnya nomina inti ke posisi yang kosong dalam klausa relatif. Dengan

menggunakan teknik ini akan terlihat kategori konstituen yang direlatifkan.

Teknik ini digunakan ketika membahas strategi perelatifan.

Contoh data 1 :

/Inna’sy-sya>bbal- ladzi> [____anqadzaka] qad sa>fara ila bila>dil-‘a>lami/

S PR.MT S‟ P‟ OL‟ P

„Sesungguhnya pemuda yang telah menolongmu telah pergi ke negara- negara di

dunia‟ (Al-Ibrasyi>, tt : 20)

Nomina inti pada contoh di atas, yaitu /a’sy-sya>bba/ „pemuda‟ sebenarnya

adalah konstituen yang hilang pada klausa relatif. Jika /a’sy-sya>bba/ „pemuda‟

dimasukkan ke posisi yang hilang tersebut, maka klausa relatif akan menjadi

kalimat lengkap /a’sy-sya>bba anqadzaka/ „pemuda itu menolongmu‟ dengan

/a’sy-sya>bba/ „pemuda‟ menempati posisi subjek.

Page 34: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011032_bab1.pdf · umumnya berkaitan dengan struktur kalimat, ... maka terdapat perbedaan dengan contoh (1)

34

3. Metode Penyajian Hasil Analisis Data

Hasil analisis data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk laporan

informal, yaitu laporan yang berwujud perumusan dengan kata-kata biasa

(Sudaryanto, 1993:145). Penyajian hasil analisis data dalam bentuk informal

bertujuan untuk memudahkan pembaca dalam memahamin hasil dari analisis

tersebut.

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari tiga bab, yaitu (1)

pendahuluan, (2) pembahasan, (3) penutup. Pada bab pendahuluan, terdiri dari

latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teori, dan

tinjauan pustaka. Dalam latar belakang masalah berisi tentang alasan pemilihan

topik menjadi objek penelitian dan alasan satuan kebahasaan menarik untuk

diteliti. Rumusan masalah berisi tentang masalah yang akan dipecahkan. Tujuan

penelitian menjawab rumusan masalah. Landasan teori berisi tentang teori-teori

yang akan dipakai dalam memecahkan sebuah masalah. Kajian pustaka berisi

tentang penelitian-penelitian yang terdahulu yang berhubungan dengan penelitian

baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek penelitian. Bab II

berisi analisis data dan pembahasan mengenai unsur-unsur yang dapat diikuti oleh

klausa relatif dalam cerpen ‘Ali> Ba>ba> dan cerpen A’r-Ra>‘i> A’sy-Syujja>‘, strategi

perelatifan yang digunakan klausa relatif bahasa Arab dalam cerpen ‘Ali> Ba>ba> dan

cerpen A’r-Ra>‘i> A’sy-Syujja>‘, dan relasi gramatikal nomina inti dari klausa relatif

bahasa Arab dalam cerpen ‘Ali> Ba>ba> dan cerpen A’r-Ra>‘i> A’sy-Syujja>‘, Bab III

Penutup, pada bab penutup ini berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan dan saran

Page 35: BAB I PENDAHULUAN - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011032_bab1.pdf · umumnya berkaitan dengan struktur kalimat, ... maka terdapat perbedaan dengan contoh (1)

35

ini diuraikan mengenai inti dari hasil peneitian yang disajikan secara singkat dan

saran mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan.