· 1 bab i pendahuluan pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: latar...

235
1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan penelitian dan Manfaat Penelitian. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu hal terpenting dalam setiap kehidupan manusia, gagalnya pendidikan merupakan kegagalan kehidupan dan masa depan manusia. Mutu pendidikan saat ini pun bisa dibilang merosot karena hasil belajar siswa tidak sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Pendidikan merupakan suatu proses yang bisa memanusiakan manusia. Pendidikan juga merupakan suatu usaha untuk membina dan membentuk manusia, menjadi manusia yang berkualitas, dalam pencapaian hasil belajar, tidak saja dalam hal pengetahuan, tetapi juga dalam hal iman kepercayaan kepada Tuhan. Kualitas dari lembaga pendidikan bukanlah ditinjau, dari segi fisik, melainkan dari seberapa luas cakrawala intelektual yang terwujud dalam pencapaian hasil belajar mahasiswa atau siswa. Tujuan dari pendidikan adalah bagaimana siswa memperoleh hasil belajar yang memuaskan yaitu secara kognitif, afektif dan psikomotorik. Oleh sebab itu hasil belajar merupakan suatu hal yang sangat penting dalam konteks pendidikan, karena hasil belajar adalah tujuan dari pada belajar. Hasil belajar adalah alat ukur untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa dalam proses belajar.

Upload: trancong

Post on 16-Apr-2018

249 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar

belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

penelitian dan Manfaat Penelitian.

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah salah satu hal terpenting dalam setiap kehidupan manusia,

gagalnya pendidikan merupakan kegagalan kehidupan dan masa depan manusia. Mutu

pendidikan saat ini pun bisa dibilang merosot karena hasil belajar siswa tidak sesuai

dengan tujuan pendidikan nasional. Pendidikan merupakan suatu proses yang bisa

memanusiakan manusia. Pendidikan juga merupakan suatu usaha untuk membina dan

membentuk manusia, menjadi manusia yang berkualitas, dalam pencapaian hasil

belajar, tidak saja dalam hal pengetahuan, tetapi juga dalam hal iman kepercayaan

kepada Tuhan.

Kualitas dari lembaga pendidikan bukanlah ditinjau, dari segi fisik, melainkan

dari seberapa luas cakrawala intelektual yang terwujud dalam pencapaian hasil belajar

mahasiswa atau siswa. Tujuan dari pendidikan adalah bagaimana siswa memperoleh

hasil belajar yang memuaskan yaitu secara kognitif, afektif dan psikomotorik.

Oleh sebab itu hasil belajar merupakan suatu hal yang sangat penting dalam

konteks pendidikan, karena hasil belajar adalah tujuan dari pada belajar. Hasil belajar

adalah alat ukur untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa dalam proses

belajar.

Page 2:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

2

Hamalik menyatakan hasil belajar berupa adanya perubahan sikap dan tingkah

laku setelah menerima pelajaran atau setelah mempelajari sesuatu.1 Dari pendapat ini

mengandung pengertian bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya, hasil belajar dapat ditinjau dari perubahan karakteristik

siswa sebagai akibat dari proses belajar yang ditempuhnya. Dalam undang-undang

sistem Pendidikan Nasional RI No 20 tahun 2003 Bab II pasal 3 menyatakan bahwa;

Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangkah mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2

Dari uraian ini mengandung pengertian bahwa pendidikan nasional mempunyai

suatu tujuan bahwa lembaga pendidikan dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang

maksimal hal ini bisa dilihat dari segi karakteristik dan moralitas siswa dalam konteks

kehidupan. Akan tetapi untuk mencapai hal ini tentu pendidikan agama kristen

mempunyai andil yang sangat penting. Mengapa? Karena pendidikan kristen adalah

pendidikan yang didasarkan pada wahyu Allah.

Pendidikan kristen Menurut Loyola adalah melibatkan para warga muda

khususnya dalam latihan-latihan rohani dan intelektual yang memupuk

kehidupan batiniah dan kognitif, untuk membimbing mereka mengambil bagian

dalam kebaktian gereja sehingga rela menaati setiap perintahNya dengan

dampaknya yang luas dalam urusan-urusan masyarakat, sampai akhirnya mereka

memenuhi alasan terakhir mengapa mereka diciptakan Allah.3

1Hamalik Oemar, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2008) 46 2Depdikbud. Bahan Penataran Pengujian Pendidikan. (Jakarta : Puslitbang Sisjian Balitbang

1997) 28 3Robert R. Boehlke, Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama Kristen dari

Plato sampai IG Loyola (Jakarta: BPK Gunumg Mulia,2006), 472

Page 3:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

3

Hal inilah yang menjadi dasar penilaian hasil belajar agama kristen yaitu

kehidupan rohani yang baik, intelektual yang cerdas serta memahami, dengan jelas dan

tuntas eksitensi Allah serta menaati setiap perintahNya. Berkenaan dengan uraian yang

telah dijabarkan diatas, yang menjadi pertanyaan adalah: Apakah hasil belajar yang

diperoleh siswa dalam lembaga pendidikan sudah sesuai dengan apa yang menjadi

tujuan pendidikan nasional? Apakah hasil belajar agama kristen telah mencapai hasil

belajar yang maksimal? Fakta menyatakan bahwa hasil belajar yang dicita-citakan oleh

bangsa Indonesia belum tercapai secara maksimal. Mengapa demikian? Hal ini dapat

ditinjau dari kenyataan umum yang terjadi pada sebagian besar sekolah yang antara

lain:

a. Rendahnya kepercayaan dalam diri siswa untuk mempelajari agama kristen.

b. Banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelasaikan soal-soal

agama kristen.

c. Rendahnya hasil belajar bidang studi agama kristen yang terlihat dari segi

kognitif, afektif dan psikomotorik.

d. Kurangnya hasrat atau motivasi siswa untuk membaca Alkitab.

e. Rendahnya mutu pendidikan tinggi kristen, hal ini dikarenakan sebagian

mahasiswa lembaga pendidikan tinggi kristen yang menyelesaikan studi tanpa

melalui proses pendidikan yang jelas.

Uraian yang telah dijabarkan adalah suatu fakta yang tidak bisa dipungkiri,

bahwa hasil belajar agama kristen belum tercapai secara optimal, hal ini akan semakin

berkembang pesat dalam konteks pendidikan kristen, jikalau tidak ditelusuri dan

ditinjau mengapa demikian, apa penyebab dan apa solusi yang tepat?

Page 4:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

4

Hasil belajar agama kristen sangat penting untuk dicapai oleh siswa, dengan

jalur yang tepat yaitu melalui proses pendidikan hal ini karena tujuan belajar agama

kristen adalah proses untuk memanusiakan manusia yaitu siswa yang beragama kristen,

untuk meraih derajat manusia seutuhnya, sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses

pendidikan, khususnya pendidikan agama kristen. Hasil belajar agama kristen harus

dapat menghasilkan peserta didik yang memiliki karakter mulia, di samping itu

memiliki kemampuan akademik (kemampuan kognitif) dan keterampilan yang

memadai, salah satu caranya adalah mewujudkan peserta didik yang beragama kristen,

untuk memiliki karakter yang baik.

Stephen tong mengatakan bahwa “ manusia adalah makluh yang sangat penting

dalam pendidikan, karena manusia adalah satu-satunya makluh yang bisa mengerti

kebenaran, bisa mengkaitkan diri dengan kebenaran, dan dibentuk dengan kebenaran itu

sendiri.4 Dari pendapat ini dapat dikatakan bahwa siswa adalah pusat dari sistem

pendidikan, karena seluruh kebenaran yang diajarkan seorang pendidik akan

disampaikan kepada siswa, dan kebenaran akan dapat membentuk karakter siswa inilah

tujuan hasil belajar agama kristen yaitu pembentukan karakter siswa yang agung.

Mengapa?

Selanjutnya Stephen tong mengatakan “Karakter merupakan istilah yang sangat

penting didalam pendidikan, kita membentuk karakter, kita membentuk pribadi,

merupakan kalimat yang memiliki makna yang sangat dalam. Pribadi, oknum

atau karakter merupakan istilah yang menunjukan kepada sesuatu yang hidup,

yang mempunyai peta dan teladan Allah, Istilah ini merupakan satu terminology

yang memiliki unsure totalitas arti sesungguhnya dari peta dan teladan Allah

yaitu manusia dicipta secara pribadi, sehingga dimungkinkan mengembangkan

suatu kepribadian yang tidak ada duanya didunia ini.5

4 Stephen Tong, Arsitek Jiwa II (Surabaya: Momentum, 1993),16

5 Mery Setiawani dan Stephen Tong, Seni Membentuk Karakter Kristen (Surabaya: Momentum,

2012) 33

Page 5:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

5

Implikasi dari uraian ini berarti secara internal didalam diri setiap manusia

memiliki, potensi dan kemampuan, hal ini dikarenakan manusia diciptakan menurut

gambar dan rupa Allah akan tetapi jika ditinjau dari segi realita yang telah dijabarkan,

mengapa hasil belajar yang maksimal belum tercapai? Apakah hal ini terjadi karena

ketidak mampuan dalam diri siswa? Apabila seorang siswa mengatakan” saya tidak

mampu mengikuti pelajaran agama kristen karena saya bodoh‟, sebetulnya ia tidak

sedang membicarakan sulitnya agama kristen, tetapi ia sedang membicarakan dirinya

sendiri. Kata-kata yang diucapkan siswa tersebut menunjukan bahwa ia menilai dirinya

tidak mempunyai cukup kemampuan karena ia bodoh.

Perasaan individu bahwa ia tidak mempunyai kemampuan, menunjukan adanya

sikap negative terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki. Padahal segala keberhasilan

banyak tergantung dari cara individu memandang kualitas kemampuan yang

dimilikinya. Pandangan dan sikap negative terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki,

mengakibatkan individu memandang seluruh tugas sebagai suatu hal yang sulit untuk

diselesaikan. Sebaliknya pandangan positif terhadap kualitas kemampuan yang

dimiliki, mengakibatkan individu memandang seluruh tugas sebagai suatu hal yang

mudah diselesaikan karena mempunyai suatu keyakinan dalam diri individu. Sikap

keyakinan akan kemampuan dalam diri individu disebut dengan istilah kepercayaan

diri.

kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan dalam jiwa manusia bahwa

tantangan hidup apapun, harus dihadapi dengan berbuat sesuatu. kepercayaan diri lahir

dari kesadaran bahwa jika memutuskan untuk melakukan sesuatu, sesuatu itu pula yang

harus dilakukan.

Page 6:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

6

Yamin menyatakan bahwa kepercayaan diri dan motivasi belajar merupakan

modal utama bagi individu guna mewujudkan potensi yang dimilikinya. Individu yang

memiliki rasa percaya diri dan motivasi belajar cenderung memiliki semangat yang baik

untuk belajar guna mencapai kemajuan, serta penuh keyakinan terhadap peran yang

akan dijalaninya.6

Dari pendapat diatas mengandung pengertian bahwa kepercayaan diri dan

motivasi belajar adalah suatu dorongan atau semangat yang ada dalam diri siswa untuk

meraih prestasi belajar, dan dengan semangat ini pula maka siswa akan berjuang

semaksimal mungkin untuk mencapai hasil belajar. Namun pada faktanya masih banyak

siswa yang tidak yakin akan diri sendiri, tidak percaya akan kemampuan diri sendiri,

sehingga hasil belajar yang diidamkan tidak tercapai mengapa demikian?

Hakim menyatakan bahwa siswa yang tidak percaya diri cenderung tergantung

pada orang lain ketika menghadapi masalah dalam pembelajaran, mudah putus

asa dan sering bereaksi negatif dalam menghadapi masalah, misalnya dengan

menghindari tanggung jawab atau mengisolasi diri, yang menyebabkan rasa

tidak percaya diri semakin buruk.7

Uraian ini artinya siswa yang tidak percaya diri adalah siswa yang tidak

mempunyai prinsip, tujuan, dalam proses pembelajaran sehingga akibat yang

ditimbulkan adalah melakukan hal yang tidak dinginkan. Mudjiono merumuskan

motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadi proses belajar.

Motivasi belajar pada diri siswa dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi atau tiadanya

6 Yamin, Mengali dan Melejitkan Potensi Diri. (Jakarta: Qultum Media, 2007), 112

7http://akhmadsudrajat.wordpress.com/ 2008/02/06/teori-teori-motivasi/ (online) di akses tanggal

22 Oktober 2009

Page 7:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

7

motivasi belajar akan melemahkan kegiatan belajar.8 Dalam hal ini, maka dapat dilihat

bahwa kemampuan siswa yang begitu kuat timbul dari dalam dirinya akan dapat

melakukan kegiatan belajar dengan baik, akan tetapi siswa yang tidak memiliki

kemampuan kuat dalam belajar maka tidak akan dapat melakukan kegiatan belajar

dengan baik dan tidak mencapai hasil belajar yang maksimal.

Oleh karena itu, seorang pendidik perlu membangkitkan motivasi belajar siswa

sehingga dapat melakukan kegiatan belajar dengan baik motivasi belajar akan datang

dari kesadaran seorang individu bahwa individu tersebut memiliki hasrat untuk

melakukan apapun, sampai tujuan yang ia inginkan tercapai yaitu hasil belajar yang

tinggi, motivasi belajar dapat mendorong siswa untuk semakin giat dalam belajar agar

dapat memperoleh hasil belajar yang maksimal, kepercayaan diri adalah suatu

keyakinan dalam diri siswa bahwa ia mampu untuk mencapai hasil belajar yang

diidamkan dan kepercayaan diripun dapat mengakibatkan siswa untuk semakin

menghargai diri sendiri, mengetahui diri, dan menggali kemampuan didalam diri

sendiri dengan jelas dan tuntas. Mengapa?

Stephen Tong mengatakan “Seseorang yang hanya bisa melihat keluar dan tidak

menggali diri sendiri tidak akan pernah mencapai hasil belajar yang maksimal,

penggalian diri merupakan satu tugas yang penting dalam pencapaian hasil

belajar, seringkali terdengar seruan: “ Baru saya tahu bahwa, saya itu orangnya

seperti ini.” Kalimat seperti itu sering muncul terlambat. “Baru tahu” berarti

dulu saya tidak tahu, dan sering pula kemudian mengatakan „andai kata dulu

saya sudah tahu, mungkin hal yang tidak saya inginkan tidak terjadi.9

Artinya pengenalan akan diri sendiri merupakan hal yang penting bagi setiap

manusia dan memahami makna dibalik eksitensinya, dan apa yang menjadi prinsip

8Mudjiono dan Dimyati, Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta : Proyek Pembinaan dan

Peningkatan Mutu Kependidikan, Dirjen Dikti Depdikbud 1994), 239 9Mery Setiawani dan Stephen Tong, 99

Page 8:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

8

utama dalam belajar agama kristen yaitu untuk menyampaikan kabar gembira yaitu

berita keselamatan yang dianugerahkan Allah kepada manusia melalui Yesus Kristus

dengan penuh kepercayaan diri.

Rasul paulus mengatakan “Hanya, hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil

Kristus, supaya, apabila aku datang aku melihat, dan apabila aku tidak datang aku

mendengar, bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk

iman yang timbul dari Berita Injil” (Filipi 1:27).

Dari ayat ini mengandung pengertian bahwa dasar yang esensial dari hasil

belajar agama kristen yaitu kebenaran injil, karena hanya dengan kebenaran injil,

manusia dapat berdiri tegak, manusia dapat memahami bahwa dirinya adalah makluh

yang sangat penting dan sangat mulia. Mengapa demikian? Karena Tuhan menciptakan

manusia menurut gambar dan rupaNya.

Oleh sebab itu siswa harus menyakini akan kemampuan yang telah diberikan

Tuhan didalam dirinya, dengan penuh kepercayaan diri dan motivasi belajar yang

tinggi, hal ini dikarenakan kepercayaan diri dan motivasi belajar memungkinkan

seseorang untuk mencapai hasil belajar yang tinggi. Siswa yang mencapai hasil belajar

yang tinggi dapat menerima dirinya sebagaimana adanya, menghargai dirinya dan

menghargai orang lain. Siswa yang memiliki karakter percaya diri mudah

menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru. Siswa yang memiliki

karakter percaya diri tahu apa yang harus dilakukannya, dan melakukannya dengan

baik.

Page 9:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

9

Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan dapat diperoleh gambaran bahwa

kepercayaan diri dan motivasi belajar merupakan faktor internal yang mempunyai

peranan penting dalam pencapaian hasil belajar siswa, oleh sebab itu penulis tertarik

untuk meneliti tentang kepercayaan diri dan motivasi belajar, pada siswa dalam

kaitannya dengan hasil belajar agama kristen.

Selain itu peneliti ingin mengetahui apakah kepercayaan diri dan motivasi

belajar mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar agama kristen siswa di SMTK Setia

bulagi, terdiri dari para pelajar yang semestinya mempunyai kepercayaan diri dan

motivasi belajar yang tinggi.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dapat di

identifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Sejauh manakah kontribusi kepercayaan diri terhadap hasil belajar agama

kristen siswa SMTK Setia Bulagi Sulteng?

2. Apakah kepercayaan diri mengambil peranan penting dalam menentukan hasil

belajar siswa, khususnya pada hasil belajar dibidang studi agama kristen?

3. Bagaimanakah seharusnya kepercayaan diri mempengaruhi hasil belajar siswa?

4. Apakah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan kepercayaan diri terhadap

hasil belajar agama kristen siswa SMTK Setia Bulagi Sulteng?

5. Apakah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan motivasi belajar terhadap

hasil belajar agama kristen siswa SMTK Setia Bulagi Sulteng?

6. Berapa besar pengaruh atau kontribusi motivasi belajar terhadap hasil belajar

agama kristen siswa SMTK Setia Bulagi Sulteng?

Page 10:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

10

7. Apakah terdapat pengaruh kepercayaan diri dan motivasi belajar terhadap hasil

belajar agama kristen siswa SMTK Setia Bulagi Sulteng?

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah serta agar penelitian lebih terfokus dan

mendalam maka penelitian ini hanya dibatasi pada masalah:

1. Apakah kepercayaan diri berpengaruh terhadap hasil belajar agama kristen siswa

SMTK Setia Bulagi?

2. Apakah motivasi belajar berpengaruh terhadap hasil belajar agama kristen siswa

SMTK Setia Bulagi?

3. Apakah kepercayaan diri dan motivasi belajar berpengaruh terhadap hasil

belajar agama kristen siswa SMTK Setia Bulagi?

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah maka, masalah dalam penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan kepercayaan diri terhadap

hasil belajar agama kristen siswa SMTK Setia Bulagi Sulteng?

2. Apakah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan motivasi belajar terhadap

hasil belajar agama kristen siswa SMTK Setia Bulagi Sulteng?

Page 11:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

11

3. Apakah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan kepercayaan diri dan

motivasi belajar terhadap hasil belajar agama kristen siswa SMTK Setia Bulagi

Sulteng?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini, yaitu:

1. Untuk mengetahui pengaruh kepercayaan diri terhadap hasil belajar agama

kristen siswa SMTK Setia Bulagi Sulteng.

2. Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar agama

kristen siswa SMTK Setia Bulagi Sulteng.

3. Untuk mengetahui pengaruh kepercayaan diri dan motivasi belajar terhadap

hasil belajar agama kristen siswa SMTK Setia Bulagi Sulteng.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis manfaat dari penelitian ini adalah untuk membuktikan

secara ilmiah bahwa kepercayaan diri dan motivasi belajar mempunyai

pengaruh terhadap hasil belajar agama kristen.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Kegiatan penelitian ini mampu memberikan pengalaman yang

bermanfaat untuk melengkapi pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah.

b. Bagi Peneliti Lain

Page 12:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

12

Hasil dari penelitian ini di harapkan dapat menjadi kompas informasi dan

referensi dalam penelitian yang berhubungan dengan variabel yang sejenis,

dengan catatan digunakan dengan semestinya.

c. Bagi Siswa.

Dapat menilai dan mengetahui tingkat kepercayaan diri dan motivasi

belajar sebagai suatu potensi yang tersebunyi dalam diri siswa, sehingga siswa

memiliki upaya untuk selalu meningkatkannya baik di sekolah maupun di luar

sekolah.

d. Bagi Guru Pendidikan Kristen.

1) Mengetahui tingkat kepercayaan diri dan motivasi belajar siswa didiknya.

2) Mengetahui pengaruh kepercayaan diri dan motivasi belajar terhadap hasil

belajar siswa.

3) Dapat menjadi acuan untuk meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi

belajar siswa yang masih kurang.

4) Sebagai upaya pihak sekolah khususnya guru, untuk meningkatkan dan

mengembangkan kepercayaan diri dan motivasi belajar siswa di SMTK Setia

Bulagi Sulteng.

e. Bagi Sekolah.

1) Bagi SMTK Setia Bulagi Sulteng, penelitian ini dapat memberikan

informasi bahwa baik kepercayaan diri dan motivasi belajar memiliki andil pada

hasil belajar siswa.

2) Sebagai pertimbangan dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa.

Page 13:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

13

BAB II

KAJIAN TEORITIS, KERANGKAH BERPIKIR DAN

PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kajian Teoritis

1. Hakikat Hasil Belajar Agama Kristen

a. Devinisi Belajar

Belajar merupakan suatu hal yang sangat penting dalam penyelenggaraan

jenjang pendidikan, hal ini dikarenakan bahwa pencapaian tujuan pendidikan sangat

tergantung pada keberhasilan proses belajar siswa disekolah dan lingkungan sekitarnya.

Syah menyatakan bahwa pada dasarnya belajar merupakan tahapan perubahan perilaku

siswa yang relatif positif dan mantap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang

melibatkan proses kognitif.10

Dari uraian ini belajar merupakan suatu kegiatan

berproses untuk memperoleh pengetahuan yang terdiri dari beberapa tahap.

Tahapan dalam belajar tergantung pada fase-fase belajar, salah satu tahapannya

adalah yang dikemukakan oleh Witting yaitu: a. Tahap acquisition, yaitu

tahapan perolehan informasi; b. Tahap storage, yaitu tahapan penyimpanan

informasi;c.Tahap retrieval, yaitu tahapan pendekatan kembali informasi.11

Implikasi dari pendapat Witting tentang tiga tahapan dalam belajar ini

mempunyai peranan penting dalam meningkatkan pengetahuan siswa. Hal ini

10

Syah Muhibbin Psikologi Belajar (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2003), 115 11

Ibid, 116

Page 14:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

14

dikarenakan bahwa informasi merupakan dasar dari pengetahuan artinya agar siswa

mempunyai pengetahuan maka siswa harus mendapatkan informasi dari seorang

pendidik, menyimpan dalam akal budi serta mengaplikasikan dalam konteks kehidupan

dilingkungan keluarga, masyarakat maupun lingkungan sekolah.

Untuk menambah khasanah pengetahuan tentang belajar akan diuraikan

beberapa pengertian belajar dari ahli pendidikan menurut Ausubel menyatakan belajar

dapat diklasifikasikan kedalam dua dimensi. Dimensi pertama berhubungan dengan cara

informasi atau materi pelajaran disajikan kepada siswa melalui penerimaan atau

penemuan. Dimensi kedua menyangkut cara bagaimana siswa mengaitkan informasi itu

pada struktur kognitif yang sudah ada.12

Implikasi dari uraian ini adalah belajar sebagai suatu proses yang ditandai

dengan adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan sebagai hasil dari proses

belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan,

pemahaman, sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan, serta

perubahan aspek-aspek yang ada pada individu yang belajar. Belajar merupakan suatu

usaha yang dilakukan siswa untuk memperdalam pengetahuan, belajar merupakan suatu

proses pembentukan karakter siswa yang belajar, belajar dapat meningkatkan

ketrampilan didalam diri individu yang belajar.

Uno menjabarkan pengertian belajar adalah proses perubahan perilaku atau

pribadi seseorang berdasarkan interaksi antara individu dan lingkungannya yang

12

Ibid, 2

Page 15:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

15

dilakukan secara formal, informal, dan nonformal.13

Dalam hal ini dapat diketahui

bahwa, belajar adalah sebuah proses panjang untuk dapat mengalami suatu perubahan,

yaitu baik secara formal, informal, dan nonformal.

Sardiman Menyatakan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan

tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca,

mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih

baik, kalau si subjek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat

verbalistik.14

Dalam argumentasi ini, dapat disintesis bahwa belajar itu merupakan suatu

perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui beberapa kegiatan berupa membaca,

meniru, mendengarkan, dan mengamati secara langsung agar perubahan dalam belajar

itu tidak dikatakan, sebagai secara lisan (verbalistik) atau hanya sebatas teori saja.

Belajar adalah suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku, sebagai

hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, atau

belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya

sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Menurut Suryabrata belajar dan mengajar adalah masalah setiap orang, karena

setiap orang sejak dahulu hingga sekarang berusaha mendidik anak-anak nya dan anak-

anak lain yang diserahkan kepadanya untuk di didik.15

Pendapat ini mengandung arti

13

Hamzah Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif dan

Efektif, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007),22 14

Sardiman, 20 15

Suryhabata, 227

Page 16:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

16

bahwa proses belajar mengajar pada dasarnya dimulai dari lingkungan keluarga, dimana

orang tua berperan aktif dalam mendidik anaknya.

Sehubungan dengan ini maka Nana Syaodih Menyatakan bahwa sebagian besar

dari proses perkembangan berlangsungnya melalui kegiatan belajar, belajar yang

disadari atau tidak, sederhana atau kompleks, belajar sendiri atau dengan

bantuan guru, belajar dari buku atau media elektronik, belajar disekolah atau

dirumah, dilingkungan kerja atau masyarakat. Belajar selalu berkenaan dengan

perubahan dalam diri seseorang yang belajar apakah itu mengarah kepada yang

lebih baik ataupun yang kurang baik, direncanakan atau tidak, dan hal lain yang

terkait dalam belajar adalah pengalaman, yaitu pengalaman berinteraksi dengan

orang lain atau lingkungan.16

Dari pendapat ini dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu hal yang

tidak bisa lepas dalam kehidupan manusia, belajar adalah hal yang sangat erat

hubungannya dengan kehidupan manusia, hal ini dikarenakan bahwa belajar dapat

dilakukan dimana saja, kapan saja dan oleh siapa saja, karena belajar mempunyai

tujuan yaitu perubahan tingkah laku yang dialami oleh individu, yang diperoleh melalui

latihan dan pengalaman, jadi belajar itu ditunjukan oleh adanya perubahan tingkah laku

atau penampilan, setelah melalui proses membaca, mengamati, mendengarkan, meniru

dan mengalami langsung.

Pengertian belajar menurut Cronbach Mengemukakan bahwa learning is shown

by change in behaviour as a result of experience (belajar sebagai suatu aktivitas

yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman).

Sementara menurut Wittig belajar sebagai any relatively permanen change in an

organism behavioral repertoire that accurs as a result of experience (belajar

adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam atau

keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman).17

16Yusuf, Dasar-dasar Pembinaan Kemampuan Proses Belajar Mengajar (Bandung : CV.

Andria, 1993) , 157 17

Djamarah, 12

Page 17:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

17

Dari uraian para ahli pendidikan ini dapat diambil kesimpulan bahwa belajar

berkaitan dengan penemuan suatu hal yang baru, perubahan karakteristik individu yang

mengarah kepada sisi positif yang tidak mungkin dan tidak akan terlepas dari sebuah

pengalaman. Ngalim Purwanto menyusun beberapa devinisi belajar dari beberapa tokoh

pendidikan antara lain:

1. Hilgard dan bower dalam bukunya Theories Of Learning (1975) “Belajar

berhubungan dengan perubahan tingkah laku sesorang terhadap suatu situasi

tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam

situasi itu.

2. Gagne, dalam buku The Conditions Of Learning (1977) “ Belajar terjadi

apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa

sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia

mengalami situasi itu kewaktu sesudah ia mengalami situasi tadi.

3. Morgan, dalam buku Introduction to psychology (1978) “ Belajar adalah

setiap perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai

suatu hasil dari latihan atau pengalaman.18

Sedangkan menurut Muhibbin Syah belajar adalah kegiatan yang berproses dan

merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan

jenjang pendidikan. Kemampuan anak didik memiliki dan mendapatkan ilmu

pengetahuan yaitu dengan cara belajar, semakin tinggi belajar maka semakin tinggi

pula ilmu pengetahuan.19

Dari pendapat ini mengandung pengertian bahwa belajar

adalah proses memperdalam dan memperluas cakrawala pengetahuan siswa atau belajar

adalah pilar utama dalam meningkatkan intelektual siswa.

Menurut Anurahman belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk

memperoleh suatu perubahan, tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

18

Ngalim Purwanto, 58 19

Muhibbin Syah , 63

Page 18:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

18

pengalaman hidup itu sendiri didalam interaksi dengan lingkungannya.20

Dari

pengertian ini mengandung arti bahwa belajar merupakan suatu proses pembentukan

kepribadian sikap siswa dari yang negative menjadi positif, dari yang tidak taat menjadi

taat, dari yang tidak sopan menjadi sopan hal ini nyata dalam konteks kehidupan siswa,

dalam lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah.

Evaline & Hartini Menyatakan bahwa belajar adalah sebuah proses yang

kompleks yang didalamnya terkandung beberapa aspek antara lain:a.

Bertambahnya jumlah pengetahuan, b. Adanya kemampuan mengingat dan

memproduksi, c. Adanya penerapan pengetahuan, d. Menyimpulkan makna, e.

Menafsirkan dan menghasilkannya dengan realitas, dan adanya perubahan

sebagai pribadi.21

Dari uraian ini dapat diimplikasikan bahwa belajar adalah suatu proses untuk

memperdalam pengetahuan siswa, belajar adalah suatu cara untuk mempertajam akal

pikiran, dengan belajar siswa dapat menganalisis dan menyimpulkan suatu makna, dan

dengan belajar pula siswa dapat menafsirkan suatu pengertian serta menciptakan

pengertian baru dan menerapkan dalam konteks kehidupan. Menurut Oemar Hamalik

bukti dari seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang

tersebut, misalnya dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak mengerti menjadi

mengerti.22

Pendapat ini mengandung pengertian bahwa hasil belajar akan tampak pada

setiap perubahan pada aspek-aspek mencangkup pengetahuan, pengertian, kebiasaan,

ketrampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti, serta

sikap anak didik, belajar juga sebagai suatu proses yang terjadi karena adanya usaha,

20

Anurrahman , Belajar dan Pembelajara, (Bandung: Alfa Beta,2009), 35 21

Evaline & Hartini, 4 22

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), 30

Page 19:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

19

untuk melakukan perubahan terhadap diri manusia, dengan maksud memperoleh

perubahan dalam dirinya, baik berupa pengetahuan, ketrampilan ataupun sikap, serta

keinginan dalam diri seseorang yang menjadi motivasi untuk berkreatif dan bertindak

aktif mencari dan menemukan keinginannya.

Sedangkan menurut Djamarah menguraikan pengertian belajar adalah

serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku,

sebagai hasil dari pengalaman individu, dalam interaksi dengan lingkungannya yang

berkaitan dengan kognitif, afektif, dan psikomotorik.23

Dari beberapa uraian para ahli

diatas dapat pula diketahui beberapa elemen penting tentang pengertian belajar yaitu:

Pertama belajar adalah suatu proses perubahan dari ketidaktahuan, menjadi mengetahui

dan memahami makna dari apa yang dipelajari hal ini dapat ditinjau dari segi kognitif.

Kedua belajar merupakan perubahan tingkah laku atau perbuatan seseorang baik

bersifat positif maupun negative, dan dapat membawa suatu perubahan dalam sikap

siswa hal ini dapat dilihat dari segi kehidupan siswa. Ketiga belajar dapat

meningkatkan ketrampilan dalam diri siswa, artinya dengan belajar siswa mulai

menggali potensi dalam dirinya, mengembangkan kemampuan yang dimiliki serta

mengaplikasikan ketrampilan itu dalam konteks kehidupan nyata. Keempat belajar

merupakan faktor penentu kesuksesan yang diraih oleh siswa, hal ini didasarkan pada

ketekunan dan kegigihan siswa dalam belajar, artinya dengan semangat belajar maka

siswa akan memperoleh hasil belajar yang sukses, yang tidak mengecewakannya.

23

Djamarah, 13

Page 20:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

20

Cronbach Menyatakan unsur utama dalam proses belajar antara lain: Tujuan,

kesiapan, situasi, interpretasi, respons, konsekwensi, dan reaksi terhadap kegagalan.24

Dari pendapat Cronbach tentang unsur utama dalam belajar mengandung pengertian

bahwa belajar dimulai karena ada tujuan yang ingin dicapai, dan tujuan itu muncul

untuk memenuhi kebutuhan. Perbuatan belajar diarahkan untuk mencapai tujuan belajar

atau hasil belajar. Untuk dapat melakukan aktifitas atau perbuatan belajar dibutuhkan

kesiapan fisik dan psikis, kematangan, dan kecakapan-kecakapan yang mendasar.

Kegiatan belajar berlangsung atau berjalan dalam situasi belajar.

Dalam situasi belajar individu melihat hubungan diantara komponen-komponen

situasi belajar, melihat makna dari hubungan tersebut dan membuat kesimpulan. Berupa

usaha coba-coba (trial and eror) atau usaha yang penuh perhitungan dan perencanaan.

Setiap usaha membawah hasil, akibat atau konsekwensi entah suatu keberhasilan atau

suatu kegagalan.

Dalam situasi belajar ada kemungkinan terjadinya kegagalan yang

mengakibatkan menurunya semangat, kesedihan, penyesalan, dan kekecewaan. Dari

kegagalan tersebut bisa membuat seseorang untuk bangkit atau bahkan terpuruk atau

tidak berusaha sama sekali dan menyerahkan kepada nasib atau takdir. Selanjutnya Uno

menyatakan pada prinsipnya, dalam belajar terdapat empat komponen kegiatan, yaitu

24Sutratina Tirtonegoro, Anak Supernormal dan Program Pendidikannya (Jakarta : Bina

Aksara, 1954), 49

Page 21:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

21

(1) melakukan persepsi terhadap stimulus, (2) menggunakan pengetahuan prasyarat, (3)

merencanakan respon, dan (4) pelaksanaan respon yang dipilih.25

Dari pengertian yang dijabarkan oleh Uno mengandung pengertian bahwa

didalam belajar terdapat prinsip yang dapat mengaktifkan kegairahan siswa dalam

belajar, penerimaan pada kegairahan untuk belajar, dapat mengatur bagaimana cara

untuk dapat mengaplikasikan kegairahan dan penerimaan dalam pelaksanaan prinsip

belajar.

Suparno menjelaskan beberapa prinsip dalam belajar sebagai berikut: (a) Belajar

berarti mencari makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa yang mereka lihat,

dengar, rasakan dan alami; (b) Kontruksi makna adalah proses yang terus

menerus; (c) Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, tetapi merupakan

kegiatan pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian yang baru.

Belajar bukanlah hasil perkembangan, tetapi perkembangan itu sendiri; (d) hasil

belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan

lingkungan belajar; (e) hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah

diketahui, si subjek belajar, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses

interaksi dengan bahan yang sedang dipelajari.26

Dalam penjabaran Suparno dapat disimpulkan bahwa belajar berarti

menganalisis setiap kejadian, belajar berarti suatu proses memperluas cakrawala

pemikiran dari pemikiran sempit menuju pemikiran luas, belajar bertujuan memperoleh

hasil belajar oleh sebab itu pada bagian ini akan dibahas apa itu hasil belajar?

b. Devinisi Hasil Belajar

25

Hamzah Uno, Teori motivasi dan pengukurannya, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), 18

26Suparmo, Kemandirian Belajar: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Dikembangkan pada Peserta

Didik. (Makalah tidak diterbitkan, PPs UPI Bandung, 2007), 37

Page 22:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

22

Hasil belajar merupakan hal yang sangat penting dalam konteks pendidikan, hal

ini dikarenakan bahwa dengan mengetahui hasil belajar maka siswa dapat mengetahui

kelebihan dan kekurangannya dalam proses pembelajaran. Hasil belajar merupakan

hasil akhir yang telah dicapai siswa dalam suatu kegiatan belajar mengajar yang telah

dilakukan.

Menurut kamus besar bahasa indonesia ”Hasil belajar adalah hasil yang telah

dicapai atau dikerjakan”27

. Demikian pula menurut M. Ngalim Purwanto menyatakan

bahwa hasil belajar adalah pengungkapan hasil belajar ideal yang meliputi; Ranah

psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dalam proses belajar siswa atau

mahasiswa.28

Dari pendapat M. Ngalim Purwanto ini lebih menekankan aspek kejiwaan

dalam artian bahwa prestasi belajar dapat ditinjau dari perubahan psikologis dalam diri

siswa, hasil belajar adalah gambaran kemampuan siswa yang diperoleh dari hasil

penilaian proses belajar siswa dalam mencapai tujuan pengajaran.

Selanjutnya hasil belajar menurut Hamalik berupa adanya perubahan sikap dan

tingkah laku setelah menerima pelajaran atau setelah mempelajari sesuatu.29

Pendapat

ini mengandung pengertian bahwa hasil belajar dapat ditinjau dari perubahan

karakteristik siswa sebagai akibat dari proses belajar yang ditempuhnya. Djamarah juga

merumuskan pengertian tentang hasil belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang

27

Tim Penyusun , Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen

Pendidikan Nasional, 2008), 444 28

Ngalim Purwanto, Psikologi pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000) 32 29

Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Manager (Bandung : Sinar Baru Algessindo, 2000)

,48

Page 23:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

23

baru secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya.30

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat diimplikasikan bahwa hasil belajar

adalah nilai pelajaran sekolah, yang dicapai oleh siswa berdasarkan kemampuan atau

usahanya dalam belajar. Hasil belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu yang

menyangkut kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (tingkah laku).

Hasil belajar merupakan hasil yang telah dicapai dari suatu proses belajar yang telah

dilakukan, sehingga untuk mengetahui suatu proses pembelajaran berhasil atau tidak

diperlukan suatu pengukuran.

Nurkancana menyatakan pengukuran adalah proses penentuan luas kuantitas

sesuatu.31

Artinya hasil belajar sebagai proses belajar siswa biasanya diukur melalui

evaluasi pada setiap akhir semester atau akhir tahun ajaran yang disajikan dalam buku

laporan prestasi belajar siswa atau raport. Raport merupakan perumusan terakhir yang

diberikan oleh guru mengenai kemajuan atau prestasi belajar siswa.32

Dari uraian ini berarti hasil belajar mempunyai arti dan manfaat yang sangat

penting bagi anak didik, pendidik, wali murid dan sekolah, karena nilai atau angka yang

diberikan merupakan manifestasi dari prestasi belajar siswa dan berguna dalam

pengambilan keputusan atau kebijakan terhadap siswa yang bersangkutan maupun

30Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), 13

31Nurkancana, Evaluasi Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional, 1986),2

32Ibid, 3

Page 24:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

24

sekolah. Hasil belajar merupakan kemampuan siswa yang dapat diukur, berupa

pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dicapai siswa dalam kegiatan belajar

mengajar.

Saifudin Azwar menyatakan hasil belajar dapat dioperasionalkan dalam bentuk

indikator-indikator berupa nilai raport, indeks prestasi studi, angka kelulusan dan

predikat keberhasilan.33

Dari pendapat Saifudin mengenai hasil belajar dapat ditinjau

dari segi evaluasi atau penilaian yang diberikan seorang pendiidik. Hasil belajar adalah

hasil dari pengukuran serta penilaian usaha belajar karena setiap perbuatan manusia

untuk mencapai tujuan, selalu diikuti oleh pengukuran dan penilaian, demikian pula

halnya dengan proses pembelajaran.

Dengan mengetahui hasil belajar, dapat diketahui kedudukan anak di dalam

kelas, apakah anak termasuk kelompok pandai, sedang atau kurang. Hasil belajar ini

dinyatakan dalam bentuk angka, huruf maupun simbol pada periode tertentu, misalnya

tiap caturwulan atau semester.

Nasution Menyatakan bahwa hasil belajar adalah penguasaan seseorang

terhadap pengetahuan atau keterampilan tertentu dalam suatu mata pelajaran,

yang lazim diperoleh dari nilai tes atau angka yang diberikan guru. Bila angka

yang diberikan guru rendah, maka hasil belajar seseorang dianggap rendah. Bila

angka yang diberikan guru tinggi, maka hasil belajar seorang siswa dianggap

tinggi sekaligus dianggap sebagai siswa yang sukses dalam belajar.34

Pendapat ini mengandung pengertian bahwa hasil belajar mengarah kepada

optimal dari kegiatan belajar. Supartha, menyatakan bahwa hasil belajar adalah

33

Saifudin Azwar. Pengantar Psikologi Intelegens (Jogyakarta : Pustaka Pelajar, 1996) 34 34

Farid Nasution, Hubungan Metode Mengajar Dosen, Keterampilan Belajar, Sarana Belajar

dan Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa. (Jurnal Ilmu Pendidikan. Jilid 8. Nomor 1. 2001), 72

Page 25:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

25

kemampuan aktual yang dapat diukur secara langsung dengan menggunakan tes.35

Penjabaran ini mengandung pengertian bahwa tes merupakan cara untuk mengetahui

hasil belajar siswa. Hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam usaha

belajar yang dilakukan dalam periode tertentu. Hasil belajar dapat dipakai sebagai

ukuran untuk mengetahui materi pelajaran yang telah diajarkan atau dipelajari.

Sehubungan dengan ini maka, selanjutnya Supartha, merumuskan kegunaan

hasil belajar diantaranya adalah : (1) untuk mengetahui efisiensi hasil belajar

yang dalam hal ini diharapkan mendorong siswa untuk belajar lebih giat, (2)

untuk menyadarkan siswa terhadap tingkat kemampuannya; dengan melihat

hasil tes atau hasil ujiannya siswa dapat menyadari kelemahan dan kelebihannya

sehingga dapat mengevaluasi dan bagaimana caranya belajar selama ini, (3)

untuk petunjuk usaha belajar siswa, dan (4) untuk dijadikan dasar untuk

memberikan penghargaan.36

Melihat dari pengertian hasil belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar adalah perubahan tingkah laku yang berwujud perubahan ilmu pengetahuan,

keterampilan motorik, sikap dan nilai yang dapat diukur secara aktual sebagai hasil dari

proses belajar.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut hasil belajar dalam hal ini secara

konseptual diartikan sebagai hasil kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk angka

yang mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak baik berupa kemampuan

kognitif, afektif, maupun psikomotor yang dapat diukur melalui tes atau ujian. Dari

uraian tentang hasil belajar ini yang menjadi pertanyaan adalah apa faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar? Hasil belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Faktor yang mempengaruhi hasil belajar

35Supartha, ” Validitas Prediktif Nilai Tes Kemampuan Awal Akademik Terhadap Prestasi

Belajar Siswa di SMA Unggulan Se-Kota Denpasar”. Tesis (tidak diterbitkan) Program Pascasarjana IKIP

Negeri Singaraja, 2004), 33 36

Ibid, 34

Page 26:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

26

Menurut Suryabrata (1) faktor belajar yang berasal dari luar diri si pelajar yaitu

lingkungan alami dan lingkungan sosial, instrumental kurikulum, program,

sarana dan guru, (2) faktor yang berasal dari dalam diri si pelajar faktor

fisiologis (kondisi fisik secara umum, kondisi panca indera dan faktor

psikologis (minat, kecerdasan, bakat, motivasi dan kemampuan kognitif).37

Dalam konteks ini mengandung pengertian bahwa faktor yang mempengaruh

hasil belajar terdiri dari dua bagian yaitu secara internal dan eksternal. Secara internal

yaitu hasil belajar diraih oleh siswa karena kerja keras siswa dalam proses pembelajaran

atau suatu motivasi, dorongan didalam diri siswa untuk meraih hasil belajar yang

memuaskan. Sedangkan secara eksternal prestasi belajar terwujud karena dipengaruhi

oleh lingkungan alam, kehidupan sosial siswa dan guru sebagai ujung tombak yang

menentukan prestasi belajar siswa.

Berkenaan dengan ini maka Sardiman Menyatakan ada dua faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar yaitu : faktor yang berasal dari dalam diri siswa

(internal), faktor internal ini biasanya berupa minat, motivasi, kondisi fisik sedangkan

faktor yang berasal dari luar diri siswa (eksternal), biasanya berupa : hadiah, guru atau

dosen, keluarga.38

Dari pengertian yang dijabarkan Sardiman jelas bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar ada dua macam yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor

internal adalah kondisi belajar yang mempengaruhi perbuatan belajar berasal dari dalam

diri anak itu sendiri dan faktor eksternal yaitu kondisi belajar dipengaruhi dari luar diri

siswa.

37

Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : CV. Rajawali, 1987), 233 38

Sardiman, A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta. PT. Raya Grafindo

Persada, 2001), 43

Page 27:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

27

Natawijaya menyatakan faktor internal antara lain adalah: motif, kematangan,

kondisi jasmani, keadaan alat indera, minat dan kemampuan. Faktor eksternal dalam

belajar adalah faktor yang berasal dari luar diri pelajar seperti penghargaan, hadiah,

maupun hukuman. Belajar akan lebih berhasil bila individu yang belajar diberikan

hadiah yang dapat memperkuat stimulus dan respon.39

Dari pendapat ini dapat disintesis bahwa faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar secara internal yaitu motivasi belajar dalam diri siswa dan keadaan fisik siswa

yang sehat dapat meningkatkan prestasi belajar. Sedangkan secara eksternal dapat

ditinjau dari penghargaan yang diberikan oleh guru dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa.

Soeitoe mengatakan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah

suasana dan tempat belajar juga mempengaruhi individu dalam berlajar baik di

sekolah dan di luar sekolah, antara lain keadaan udara, cuaca, dan tempat belajar

perlu diatur jangan terlalu dingin dan jangan terlalu panas, disamping itu cahaya

juga penting sekali, bagi anak-anak yang berjam-jam lamanya harus menulis dan

membaca dengan penuh konsentrasi. Ruangan yang tenang memberikan suasana

yang gembira dari pada ruangan yang gelap.40

Dari penjabaran ini lebih menekankan aspek tempat dan fasilitas belajar yang

memadai. Sedangkan muhammad Surya menyatakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, antara lain dari

sudut si pelajar, proses belajar dan dapat pula dari sudut situasi belajar.41

39

Natawijaya, Psikologi Pendidikan (Jakarta : CV. Mutiara 1987) , 30 40

Samuel Soeitoe, Psikologi Pendidikan (Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI,

1987) ,105 41

Muhammad Surya Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. (Bandung : Jurusan PPB FIB

IKIP Bandung, 1996), 56

Page 28:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

28

Dari argumentasi ini yang dimaksud dengan sudut si pembelajar yaitu siswa,

prestasi belajar seseorang dipengaruhi antara lain oleh kondisi kesehatan jasmani siswa,

kecerdasan, bakat, minat dan motivasi, penyesuaian diri serta kemampuan berinteraksi

siswa dan yang bersumber dari proses belajar, maka kemampuan guru dalam mengelola

proses pembelajaran sangat menentukan prestasi belajar siswa. Guru yang menguasai

materi pelajaran dengan baik, menggunakan metode dan media pembelajaran yang

tepat, mampu mengelola kelas dengan baik dan memiliki kemampuan untuk menumbuh

kembangkan motivasi belajar siswa untuk belajar, akan memberi pengaruh yang positif

terhadap prestasi belajar siswa untuk belajar. Sedangkan situasi belajar siswa, meliputi

situasi lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat sekitar.

c. Devinisi Hasil Belajar PAK

Pendidikan Agama kristen dimulai dengan terpanggilnya abraham menjadi

nenek moyang umat pilihan Tuhan, bahkan Agama Kristen berpokok kepada Allah

sendiri, karena Allah yang menjadi pendidik agung bagi umatNya.42

Artinya latar

belakang histori dari agama kristen yaitu pada saat Allah memanggil atau memilih

abraham untuk keluar dari keluarganya, dan pergi ketempat yang Allah janjikan

baginya.

Dalam kejadian 18:19 Allah berkata mengenai Abraham,‟ Sebab Aku telah

memilih dia, supaya diperintahkannya kepada anak-ananknya dan kepada keturunannya

supaya tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan Tuhan dengan melakukan

42

I. H. Enklaar dan E.G. Homrihausen, Pendidikan Agama Kristen. (Jakarta: Gunung Mulia,

2009 ), 1

Page 29:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

29

kebenaran dan keadilan, dan supaya Tuhan memenuhi kepada Abraham apa yang

dijanjikanNya kepadanya.‟ Melalui kata-kata ini kita diberitahu alasan mengapa Alllah

memutuskan untuk memberi Abraham sebuah pengertian mengenai keputusanNya

untuk menghancurkan kota-kota lembah Yordan.

Abraham dipilih Allah untuk menjadi bapa dari sebuah bangsa yang besar dan

menjadi berkat bagi semua bangsa dibumi. Tetapi supaya janji kepada Abraham dapat

terpenuhi dan Tuhan dapat memberikan berkat yang telah dijanjikanNya, Abraham

harus mengajarkan kepada keturunannya supaya tetap hidup menurut jalan yang telah

ditunjukkan Tuhan dengan melakukan kebenaran dan keadilan.

Dari ayat ini menurut Louis Berkhof dan Cornelius Van Til menyatakan bahwa

Tuhan Menyatakan demikian supaya Abraham dapat menjadi guru yang benar-benar

efektif yang mengajarkan bahwa berkat dari Yahweh hanya dapat dinikmati dengan

ketaatan, dan ketidaktaatan diiganjar maut, maka harus diberitahukannya kepadanya

bahwa kota-kota lembah Yordan akan dihancurkan karena tuntutan kebenaran dan

keadilan.43

Hal ini memperingatkan bangsa Israel untuk selalu rajin mengingatkan anak-

anak mereka mengenai pekerjaan ajaib Allah yang telah memimpin bangsa itu dimasa

lalu supaya anak-anak ini melayani Allah dengan kerelaan hati, dan kita mendengar apa

yang dianggap sebagai jawaban sukacita dari orang Israel yang benar terhadap semua

peringatan ini sebagaimana tercatat dalam Mzm 78 : 2-7

43

Louis Berkhof dan Cornelius Van Til, Dasar Pendidikan Kristen, ( Surabaya: Momentum,

2008), 45

Page 30:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

30

Aku mau membuka mulut mengatakan Amsal

Aku mau mengucapkan teka-teki dari zaman purbakala

Yang telah kami dengar dan kami ketahui,

Dan yang telah diceritakan kepada kami, oleh nenek moyang kami,

Kami tidak hendak sembunyikan kepada anak-anak mereka,

Tetapi kami akan ceritakan kepada angkatan yang kemudian

Puji-pujian kepada TUHAN dan kekuatanNya

Dan perbuatan-perbuatan ajaib yang telah dilakukanNya.

Telah ditetapkanNya peringatan di Yakup

Dan hukum taurat diberiNya di Israel

Nenek moyang kita diperingatkanNya,

untuk memperkenalkannya kepada anak-anak mereka,

Supaya dikenal oleh angkatan yang kemudian,

Supaya anak-anak yang akan lahir kelak,

Bangun dan menceritakannya kepada anak-anak mereka,

Supaya mereka menaruh kepercayaan kepada Allah

Dan tidak melupakan perbuatan-perbuatan Allah

Tetapi memegang perintah-perintahNya.

Sehubungan dengan hal ini menurut Robert R. Boehlke menyatakan pemilihan

Allah kepada Abram berdasarkan keyakinan bahwa Allah memanggil Abram dan ia

menjawab melalui imannya, keturunannya disebut bangsa yang terpilih, dari segi para

Page 31:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

31

teolog pertengahan abad ke-7 seb. M., pemilihan itu terjadi hanya karena anugerah

Tuhan saja dan bukan sebagai hasil perbuatan hebat abram dan keluarganya.44

Argumentasi ini berdasarkan kitab Ul 7:7-8 Menyatakan “Bukan karena lebih

banyak jumlahmu dari bangsa manapun juga, maka hati Tuhan terpikat olehmu dan

memilih kamu- Bukankah kamu ini yang paling kecil dari segala bangsa? tetapi karena

Tuhan mengasihi kamu dan memegang sumpah-Nya yang telah di ikrarkanNya kepada

nenek moyangmu, maka Tuhan telah membawah kamu keluar dengan tangan yang kuat

dan menebus engkau dari rumah perbudakan”

Selanjutnya I.H Enklaar dan E. G. Homrihousen, menyatakan bahwa agama

kristen merupakan pemberian dan amanat Tuhan sendiri kepada jemaatNya bahwa

Tuhan telah memanggil dan mengangkat dari antara anggota-anggota gereja baik rasul-

rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita injil maupun gembala-gembala dan

pengajar-pengajar, pelbagai tugas diletakkan Tuhan atas bahu jemaat, beberapa

pelayanan dipercayakanNya kepada gerejaNya dibumi ini diantaranya termasuk pula

tugas mengajar dan mendidik orang atau siswa dalam agama kristen.45

Dari uraian ini

mengandung pengertian bahwa tugas dan tanggung jawab sebagai pendidik kristen

merupakan tugas yang sangat mulia, dan penting karena hal ini merupakan mandat dari

Allah kepada para pendidik.

Calvin menguraikan pengertian tentang agama kristen adalah pemupukan akal

orang-orang percaya dan anak-anak mereka dengan firman Allah dibawah

44

Robert R. Boehlke, Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama Kristen dari

Plato sampai IG Loyola (Jakarta: BPK Gunumg Mulia,2006), 472 45

I. H. Enklaar dan E.G. Homrihausen, 21

Page 32:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

32

bimbingan Roh Kudus, melalui sejumlah pengalaman belajar yang dilaksanakan

gereja, sehingga dalam diri mereka dihasilkan pertumbuhan rohani yang

bersinabung yang diejawantahkan semakin mendalam melalui pengabdian diri

kepada Allah Bapa Tuhan Yesus Kristus berupa tindakan-tindakan kasih

terhadap sesamanya.46

Implikasi dari argumentasi celvin tentang pendidikan kristen yaitu pendidikan

kristen bertujuan mendidik peserta didik untuk menaklukan rasio dibawah kebenaran

Allah, pendidikan kristen mendasarkan aspek kerohanian pesertadidik dapat bertumbuh

dikarenakan bimbingan dari Roh Kudus, pendidikan kristen menekankan kepada

pesertadidik agar mengabdikan diri secara total kepada Tuhan Yesus dalam bentuk

tindakan kasih terhadap Tuhan dan manusia.

Dasar pembelajaran agama kristen dapat ditinjau dari kitab Ulangan 6:4-9 “

Dengarlah hai orang israel: Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa! Kasihilah Tuhan

Allahmu, dengan segenap hatimu, dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap

kekuatanmu, apa yang kuperintahkan kepadamu haruslah engkau perhatikan, dan

haruslah engkau mengajarkanya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan

membicarakanya apabila engkau duduk dirumahmu, apabila engkau sedang dalam

perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga

engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi

lambang didahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu

dan pada pintu gerbangmu”.

Dari ayat ini dapat ditafsirkan bahwa dasar yang esensial dari pendidikan kristen

adalah tindakan kasih terhadap Tuhan dan sesama, kasih dalam hal ini bukanlah

kepura-puraan melainkan kasih yang berasal dari dalam hati manusia serta

46

Robert R. Boehlke, 413

Page 33:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

33

mengajarkannya berulang-ulang kali, dalam lingkungan keluarga, masyarakat maupun

sekolah sesuai dengan ajaran yang benar yaitu firman Allah yang telah dinyatakan

dalam Alkitab.

Penulis Amsal 22: 6 Menyatakan“ Didiklah orang muda menurut jalan yang

patut baginya maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan

itu”. Dari ayat ini dapat ditafsirkan bahwa jalan yang dimaksudkan dalam hal ini adalah

kebenaran Allah atau wahyu Allah artinya seorang pendidik kristen harus mendidik

siswa sesuai dengan wahyu Allah agar dimasa tua ia tidak menyimpang dari kebenaran

Allah.

Bukan hanya itu saja dalam konteks perjanjian baru dalam kitab Efesus 6:1-4

menyatakan “ Hai anak-anak, taatilah orang tuamu didalam Tuhan, karena haruslah

demikian. Hormatilah ayah dan ibumu ini adalah suatu perintah yang penting seperti

yang nyata dari janji ini, supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu dibumi. Dan

kamu bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah didalam hati anak-anakmu, tetapi

didiklah mereka didalam ajaran dan nasihat Tuhan”

Dari ayat ini pengajaran menekankan aspek ketataan anak terhadap orang tua

didalam Tuhan dan didikan yang bijak dari orang tua kepada anak hal ini harus

dilandaskan firman Allah. Mengapa? Karena firman Allah adalah ajaran yang mutlak

benar, hal ini dikarenakan bahwa dasar dari kebenaran firman adalah bersumber dari

kebenaran itu sendiri yaitu Allah.

Selanjutnya dalam II Timotius 3:16 Menyatakan “ Segala tulisan yang

diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan,

untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran” Dari ayat-

Page 34:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

34

ayat ini ada beberapa elemen penting dalam konteks pengajaran agama kristen yaitu

pengajaran tentang keTuhanan diajarkan oleh pendidik dari masa dalam kandungan

hingga akhir hayat agar bertumbuh iman dan pengenalan yang sejati tentang Yesus

Kristus.

Dasar pengajaran kristen bersifat Imperatif yaitu suatu unsur keharusan mutlak

yang tidak boleh tidak, mutlak untuk mendidik atau membesarkan didalam ajaran

Tuhan. Mendasarkan pengajaran pada Firman Allah. Pendekatan yang digunakan

adalah multi metode, berpusat pada peserta didik, peserta didik adalah subjek dan isi

dari pengajaran berupa nasihat, didikan ajaran norma Tuhan dalam pembentukan nilai-

nilai karakteristik peserta didik.

Pengajaran agama kristen mempunyai andil yang sangat penting dalam

pembentukan karakteristik peserta didik, hal ini dikarenakan pengajaran kristen bersifat

Teosentri yaitu melandasi kedaulatan Allah sebagai pusat dari pengajaran, artinya

hanya Allah yang berdaulat membentuk karakteristik peserta didik. Agama kristen juga

memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan peserta didik, agama kristen

menjadi pemandu dalam upaya untuk mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna,

damai dan bermartabat. Menyadari peran agama kristen amat penting bagi kehidupan

peserta didik maka pembelajaran agama kristen sebagai pilar utama dalam pendidikan,

baik pendidikan dilingkungan keluarga, dilembaga pendidikan formal, maupun

nonformal dalam masyarakat.

Mengapa? Karena pendidikan kristen dimaksudkan untuk peningkatan potensi

spritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Aklak mulia

Page 35:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

35

mencangkup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama

kristen. Peningkatan potensi spiritual, mencakup pengenalan, pemahaman, dan

penanaman nilai-nilai ajaran kristen serta pengalaman nilai-nilai tersebut dalam

kehidupan individual ataupun dalam masyarakat.

Peningkatan potensi spiritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi

yang dimiliki peserta didik yang aktualisasinya, mencerminkan harkat dan martabatnya

sebagai makluh Tuhan. Pendidikan agama kristen membawa peserta didik ke

pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan akhirnya ke

pengamalan nilai secara nyata. Inilah rancangan pendidikan kristen lebih menekan

moralitas moral knowing, moral feeling, dan moral action.

Agama Kristen merupakan ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk menunjang

kehidupan dalam segala perwujudan makna: hidup sepanjang hayat, dan dorongan

peningkatan kehidupan. Lingkup bidang kajiannya memungkinkan manusia

memperoleh jawaban atas pertanyaan dunia sekelilingnya yang menekankan pada

aspek-aspek spasial eksistensi manusia, agar manusia memahami karakteristik dunianya

dan tempat hidupnya.

Bidang kajian Agama kristen meliputi seluruh ciptaan Allah, hubungan antara

manusia dengan Tuhan, lingkungan, serta pertalian antara manusia dengan sesama

manusia. Pendidikan agama kristen disajikan kepada siswa dengan tujuan supaya siswa

mampu mengalami perjumpaan dengan Tuhan dalam pengalaman keseharian dan

dengan demikian dapat mengalami transformasi nilai-nilai kehidupan. Hal ini

dikarenakan siswa kristen yang hidup dimasa kini berhadapan dengan berbagai tawaran

nilai-nilai kehidupan yang bersifat positif maupun negatif.

Page 36:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

36

Oleh sebab itu maka seorang pendidik kristen harus memahami sistem penilaian

dalam pendidikan agama kristen merupakan hal yang sangat penting, hal ini

dikarenakan bahwa upaya untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar

perlu dilakukan penilaian atau evaluasi dengan penilaian dapat diketahui kemampuan,

kesanggupan, penguasaan seseorang tentang pengetahuan keterampilan dan nilai-nilai.

Secara umum pengertian penilaian adalah metode yang biasa digunakan untuk

menilai unjuk kerja individu, pesertadidik atau kelompok.47

Sementara Abdul Majid

mengungkapkan bahwa penilaian adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh

informasi tentang hasil belajar siswa pada tingkat kelas selama dan setelah kegiatan

belajar mengajar.48

Dari kedua pendapat diatas dapat diimplikasikan bahwa penilaian adalah suatu

proses yang dilakukan oleh seorang pendidik untuk mengumpulkan data atau informasi

tentang perkembangan siswa dalam belajar. Penilaian adalah suatu upaya seorang

pendidik untuk mengetahui secara akurat sejauh mana kompetensi yang telah dikuasai

oleh seorang siswa dan data tersebut dapat dilakukan oleh seorang pendidik untuk

mengambil keputusan apakah siswa tersebut berhasil dalam prosese pembelajaran atau

tidak.

Supartha menyatakan penilaian pendidikan adalah penilaian tentang

perkembangan dan kemajuan siswa yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran

yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum, tujuan

47

Abdul Ghofur, Pedoman umum pengembangan penilaian, (Jakarta: Diknas, 2004),10 48

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: Rosda, 2005),185

Page 37:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

37

penilaian adalah untuk mengetahui dan mengumpulkan informasi terhadap

perkembangan dan kemajuan, dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan dalam

kurikulum.49

Dari pendapat ini mengandung pengertian bahwa penilaian dalam proses

pembelajaran merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh seorang pendidik untuk

mengetahui perkembangan intelektual atau pengetahuan siswa.

Selanjutnya Supartha, Menyatakan penilaian dalam pendidikan ada beberapa

jenis, yaitu penilaian formatif, sumatif, penempatan, dan diagnostik. Di samping

itu, dapat juga dikatakan bahwa jenis-jenis penilaian sebagai berikut: (1)

ulangan harian mencakup bahan kajian satu pokok bahasan atau beberapa pokok

bahasan untuk memperoleh umpan balik bagi guru, (2) ulangan umum

merupakan ulangan yang mencakup seluruh pokok bahasan, konsep, tema, atau

unit dalam catur wulan atau semester yang bersangkutan dalam kelas yang sama.

Hasil ulangan umum selain untuk mengetahui pencapain siswa juga digunakan

untuk keperluan laporan kepada orang tua siswa dan keperluan administrasi lain,

bentuk alat penilaiannya adalah berupa pilihan ganda dan sering dilakukan

secara bersama-sama pada suatu wilayah maupun wilayah tingkat I, (3) ujian

akhir, ujian akhir ada yang bersifat nasional, ada yang bersifat regional, dan ada

yang bersifat lokal. Hasil penilaian ini dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan kelulusan siswa dan digunakan untuk pemberian surat tanda tamat

belajar.50

Sedangkan menurut Purwanto menyatakan penilaian adalah suatu evaluasi yang

dilakukan sekolah mempunyai tiga fungsi pokok yang penting, yaitu: (1) untuk

mengetahui perkembangan dan kemajuan, dalam rangka waktu tertentu, (2) untuk

mengetahui sampai di mana perbaikan suatu metode yang digunakan guru dalam

mendidik dan mengajar, dan (3) dengan mengetahui kesalahan dan kekurangan yang

terdapat dalam evaluasi selanjutnya dapat diusahakan perbaikan.51

Dari uraian ini dapat

diimplikasikan bahwa penilaian merupakan hal yang sangat penting dalam pendidikan

karena dengan penilaian maka seorang pendidik dapat mengetahui perkembangan

49

Supartha, 2004,36 50

Ibid,37 51

Ngalim Purwanto, 42

Page 38:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

38

intelektual peserta didik, dan dengan penilaian pula seorang pendidik dapat

mengevaluasi sistem pengajaran.

Menurut Merry Setiawani dan Sthepen Tong Penilaian kristen terdiri dari dua

bagian antara lain:1.Penilaian Berdasarkaan Hasil belajar antara lain:a. Penilaian

berdasarkan nilai b. Penilaian berdasarkan bakat c. Penilaian berdasarkan

tingkah laku 2. Penilaian Berdasarkan Proses Belajar a. Memperkembangkan

yang terbaik b. Berdasarkan etika kristen c. Mementingkan pertumbuhan

kristen52

Dari pendapat diatas dapat dianalisis beberapa hal yaitu penilaian berdasarkan

hasil belajar mengandung pengertian bahwa evaluasi hasil belajar siswa dapat diketahui

berdasarkan nilai yang telah diberikan guru kepada siswa. Nilai yang diberikan guru

kepada siswa sebagai suatu penentu kesuksesan siswa dalam memperoleh hasil belajar.

Penilaian berdasarkat bakat menonjolkan aspek psikologis dalam diri siswa

artinya bahwa seorang siswa harus mampu untuk mengembangkan bakat atau potensi

yang ada dalam dirinya secara semaksimal mungkin, dan penilaian berdasarkan tingkah

laku lebih menekankan aspek moralitas didalam diri siswa, hal ini bisa dinilai oleh

seorang pendidik dari pengamatan langsung karakteristik siswa dalam kehidupan

lingkungan sekolah apakah siswa tersebut mempunyai tingkah laku atau perbuatan yang

baik ataukah tidak? Artinya perbuatan adalah penentu apakah siswa memperoleh nilai

yang sukses atau tidak?

Sedangkan penilaian berdasarkan proses belajar berkenaan dengan ruang dan

waktu dalam melaksanakan proses pembelajaran, hal ini bisa ditinjau dari segi

kepribadian siswa dalam artian bahwa apakah siswa secara aktif mengembangkan yang

52

Mary Setiawani dan Sthepen Tong, Seni Membentuk karakter Kristen, (Surabaya: Momentum,

2012),22-27

Page 39:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

39

terbaik pada saat proses pembelajaran berlangsung atau tidak, mengembangkan yang

terbaik dalam hal ini adalah dimana siswa menaati tata tertib atau peraturan dalam

berlangsungnya proses belajar mengajar, siswa aktif dalam berinteraksi dengan

pendidik.

Berkenaan dengan penilaian PAK maka Sariaman Sitanggang menyatakan

bahwa tujuan penilaian PAK adalah: 1. Penelusuran proses pembelajaran PAK

yang telah dilaksanaakan, apakah pembelajaran tersebut telah sesuai dengan

perencanaan pembelajaaran PAK atau belum. 2. Untuk mengecek, apakah

pesertadiddik memiliki kelemahan-kelemahan dalam merespon pembelajaran

PAK yang dilakukan.3. Pencarian hal-hal yang menyebabkan terjadinya

kelemahan-kelemahan yang dimiliki pesertadidik tersebut. 4. Penetapan

kesimpulan apakah pesertadidik telah menguasai kompetensi yang telah

ditetapkan dalam standar isi (SI) atau belum.53

Dari uraian yang telah dijabarkan diatas dapat dianalis bahwa tujuan dari

evaluasi yaitu untuk meneliti secara akurat dan sistematis tentang apakah proses

pembelajaran siswa telah mencapai tujuan yang maksimal ataukah belum, tujuan

maksimal dalam proses pembelajaran ini biasanya ditinjau dari segi kognitif, afektif dan

psikomotorik.

Tujuan evaluasi yaitu untuk meneliti apakah secara psikologis dan fisiologis

attau kondisi fisik siswa mempunyai kelemahan atau tidak, dan tujuan evaluasi yaitu

untuk menelusuri sebab-sebab yang menyebabkan terjadinya kelemahan siswa dalam

belajar, tujuan yang terakhir dari evaluasi yaitu untuk mengambil keputusan tentang

seberapa besar hasil kemampuan siswa dalam proses pembelajaran.

Tujuan penilaian adalah untuk mengukur atau mengetahui secara mendalam

tentang kedalaman pengetahuan siswa atau seberapa besarkah kecerdasan siswa dalam

53

Sariaman Sitanggang,152

Page 40:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

40

proses pembelajaran. Dan fungsi penilaian pula sebagai bahan evaluasi bagi seorang

pendidik dan siswa bagaimana cara belajar siswa dan bagaiaman cara mengajar

pendidik, apakah cara belajar siswa telah mencapai hasil maksimal ataukah belum,

apakah cara mengajar pendidik sudah mencapai tujuan maksimal ataukah belum hal ini

dapat ditinjau dari segi hasil belajar siswa.

Agar penilaian PAK dapat mencapai tujuan dan fungsi penilaian yang akurat

dan mendalam maka penilaian harus dilandaskan oleh prinsip penilaian PAK. Menurut

Sariaman Sitanggang terdiri dari lima bagian antara lain:1). Berfokus pada penjejangan

kompetensi pesertadidik. 2). Penilaian bekelanjutan. 3). Bersifat mendidik. 4).

Mengumpulkan data dan informasi. 5). Untuk menyimpulkan mana yang benar dan

mana yang salah.54

Dari lima prinsip yang dijabarkan diatas mengandung pengertian bahwa prinsip

dalam penilaian harus berpusat pada keahlihan, kemampuan dan ketrampilan dalam diri

siswa, prinsip dalam penilaian harus bersifat berkelanjutan atau terus menerus untuk

mengumpulkan informasi tentang hasil belajar siswa, prinsip dalam penilaian juga harus

dilandasi oleh kebenaran artinya seorang pendidik harus dengan penuh kebenaran untuk

menilai hasil belajar siswa.

Dalam sistem penilaian pembelajaran PAK terdapat beberapa bentuk penilaian

selanjutnya menurut Sariaman Sitanggang bentuk-bentuk penilaian antara lain:1. Tes

54

Sariaman Sitanggang,153

Page 41:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

41

tertulis 2. Pertanyaan lisan 3. Penilaian kinerja 4. Penilaian forto folio 5. Penilaian

proyek 6. Penilaian sikap. 55

Dari pendapat ini dapat dianalisis bahwa bentuk-bentuk penilaian terdiri dari

enam indikator yang mengandung pengertian bahwa dalam proses penilaiaan maka

seorang pendidik perlu untuk memahami secara jelas tentang bentuk-bentuk penilaian

karena hal ini dapat menghasilkan hasil penilaian yang valid atau sahih dan dapat

dipercaya. Penilaian dalam bentuk tertulis hal ini dapat ditinjau dari segi test tertulis

yang diberikan guru kepada siswa, tes tertulis terdiri dari tiga bagian yaitu test objektif

(dalam bentuk pilihan ganda), tes non objektif (dalam bentuk isian singkat), uraian (

dalam bentuk bebas).

Test dalam bentuk pertanyaan lisan mengandung peengertian bahwa dalam

proses pembelajaran seorang pendidik harus memberikan pertanyaan kepada siswa

untuk mengetahui apakah siswa memahami materi yang sudah dijelaskan atau tidak?

Pertanyaan lisan ini juga dapat digunakan untuk mengetahui daya atau tarap serap siswa

yang berkenaan dengan ranah kognitif.

Test dalam bentuk kinerja adalah suatu cara penilaian yang menekankan siswa

untuk mendemontrasikan pengetahuan yang ia miliki terhadap berbagai konteks sesuai

dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh seorang pendidik. Bentuk penilaian forto

folio mengandung pengertian bahwa penilaian dilakukan berdasarkan kumpulan kertas

berharga yang dimiliki siswa sebagai bahan dalam melaksanakan penilaiaan.

55

Ibid,154-156

Page 42:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

42

Penilaian proyek mengandung pengertian bahwa dalam melakukan penilaian

terhadap siswa maka seorang pendidik harus memberikan tugas kepada siswa untuk

diikerjakan, tugas yang diberikan guru kepada siswa adalah cara seorang pendidik untuk

memberikan penilaiaan dalam bentuk penilaian proyek dan hal yang paling penting

dalam penilaiaan adalah sikap siswa apakah mengarah ke hal yang bersifat positif

ataukah negatif. Penilaan sikap menekankan aspek afektif yaitu perubahan karakteristik

siswa yang dapat ditinjau dari segi kehidupan siswa, sistem penilaian ini dapat

dilakukan dengan mengamati kehidupan belajar siswa disekolah maupun diluar

sekolah. Dari uraian para ahli pendidikan kristen dan para teolog tentang hasil belajar

PAK maka hal ini dapat ditinjau dari tiga bagian penting yaitu kognitif, afektif dan

psikomotorik.

1). Ranah Kognitif

Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan otak dalam pengertian

segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah

kognitif. Menurut Anurrahman ranah kognitif terdiri dari enam jenis perilaku yaitu

Pengetahuan, Pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, evaluasi.56

Dari pendapat ini mengandung pengertian bahwa pengetahuan mencakup

kemampuan ingatan tentang hal-hal yang telah dipelajari oleh siswa dan tersimpan

didalam ingatan. Pengetahuan tersebut dapat berkenaan dengan fakta, peristiwa,

pengertian, kaidah, teori, prinsip atau metode yang telah dipelajari siswa. Pemahaman,

56

Annurahman,48

Page 43:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

43

mengandung pengertian bahwa kemampuan menangkap sari dan makna hal-hal yang

telah dipelajari siswa.

Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode, kaidah untuk

menghadapi masalah nyata dan baru dalam konteks kehidupan. Perilaku ini misalnya

tampak dalam kemampuan menggunakan prinsip. Analisis, mencakup kemampuan

merinci suatu kesatuan kedalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat

dipahami dengan baik.

Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru, misalnya tampak

dalam kemampuan menyusun program belajar. Evaluasi, mencakup kemampuan

membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. Sebagai contoh

kemampuan menilai hasil belajar siswa setelah mempelajari agama kristen.

Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup

kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada

kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menghubungkan dan

menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk

memecahkan masalah tersebut. Dengan demikian aspek kognitif adalah subtaksonomi

yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat

pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi.

2). Ranah afektif

Ranah afektif yaitu system penilaian hasil belajar yang ditinjau dari segi sikap.

Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif

mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Beberapa

Page 44:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

44

pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila

seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi, ciri-ciri hasil belajar afektif

akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku.

Menurut Annurahman terdiri dari lima jenis perilaku: a). Penerimaan, b).

Partisipasi c). Penilaian dan penentuan sikap, d). Organisasi, e). Pembentukan pola

hidup.57

Dari kelima jenis ini dapat dikatakan bahwa penirimaan mencakup kepekaan

tentang hal-hal tertentu dan keseediaan memperhatikan hal tersebut. Partisipasi

berkenaan dengan kerelaan, kesediaan memperhatikan dan berpartisipasi dalam suatu

kegiatan.

Penilaian mencakup penerimaan terhadap suatu nilai, menghargai, mengakui

dan menentukan sikap. mencakup kemampuan membentuk suatu sistem nilai sebagai

pedoman dan pegangan hidup. Pembentukan pola hidup mencakup kemampuan

menghayati nilai, dan membentuknya menjadi pola nilai kehidupan pribadi.

3). Psikomotorik

Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan skill

atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.

Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif

atau memahami sesuatu dan kemudian mengimplementasikan dalam bentuk sikap yang

nyata dari hasil belajar afektif. Ranah psikomotor adalah berhubungan dengan aktivitas

fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya. Menurut

Annurahman terdiri dari tujuh perilaku:a). Persepsi, b). Kesiapan, c). Gerakan

57

Ibid, 49

Page 45:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

45

terbimbing, d). Gerakan terbiasa, e). Gerakan kompleks, f). Penyesuaian pola gerakan,

g). Kreativitas,58

Hal ini mencakup kemampuan memilah-milah atau mendeskripsikan sesuatu

secara khusus dan menyadari adanya perbedaan antara sesuatu tersebut. Kesiapan,

mencakup kemampuan menempatkan diri dalam suatu keadaan dimana akan terjadi

suatu gerakan atau rangkaian gerakan, kemampuan ini mencakup jasmani dan rohani.

Gerakan terbimbing, mencakup kemampuan melakukan gerakan sesuai contoh, atau

gerakan peniruan. Misalnya meniru gerak tari, membuat lingkaran diatas pola. Gerakan

terbiasa, mencakup kemampuan melakukan gerakan-gerakan tanpa contoh, misalnya

melakukan lempar peluru dengan tepat.

Gerakan kompleks, mencakup kemampuan melakukan gerakan atau ketrampilan

yang terdiri dari banyak tahap secara lancar, efesien, dan tepat. Misalnya bongkar

pasang peralatan secara tepat. Penyesuaian pola gerakan, mencakup kemampuan

mengadakan perubahan dan penyesuaian pola gerak-gerik dengan persyaratan khusus

yang berlaku. Misalnya kemampuan bertanding dengan lawan tanding. Kreativitas,

mencakup melahirkan pola-pola gerak-gerik yang baru atas dasar prakarsa sendiri.

Misalnya kemampuan membuat gerakan senam sendiri.59

Dari uraian ranah psikomotor maka dapat diukur melalui: (1) pengamatan

langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama proses pembelajaran praktik

berlangsung, (2) sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes

58

Ibid, 50 59

Anurrahman, 48-54

Page 46:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

46

kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap, (3)

beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya.

2. Hakikat Kepercayaan Diri

Kepercayaan diri merupakan hal yang sangat penting dalam diri individu, hal ini

dikarenakan bahwa kepercayaan diri adalah keadaan psikologis dalam diri seseorang,

yang secara internal dapat mempengaruhi kehidupan siswa. Untuk memperdalam

khasanah pengetahuan tentang kepercayaan diri maka kita akan meninjau hakikat dari

percaya diri?

a. Devinisi Percaya Diri

Percaya diri merupakan suatu keyakinan dan sikap seseorang terhadap

kemampuan pada dirinya sendiri hal ini sesuai yang dijabarkan dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia percaya diri adalah: “Keyakinanan akan kemampuan, kelebihan diri

sendiri bahwa akan meraih apa yang diinginkan, atau perasaan mendalam seseorang

bahwa ia mampu berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya.60

Uraian ini mengandung pengertian bahwa percaya diri adalah suatu hasrat yang

mendalam didalam diri seseorang, untuk menganalisis segala kemampuan, dan potensi

yang ada dalam dirinya, percaya diri merupakan kondisi mental atau psikologis diri

seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan

sesuatu tindakan.

60

Kamus Besar Bahasa Indonesia, 856

Page 47:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

47

Kepercayaan diri juga dapat dikatakan suatu kepercayaan terhadap diri sendiri

yang dimiliki oleh setiap orang dalam kehidupannya serta bagaimana orang tersebut

memandang dirinya secara utuh dengan mengacu pada konsep diri. Pribadi yang

percaya diri adalah pribadi yang percaya terhadap diri sendiri, meyakini diri sendiri, dan

hal ini ada dalam diri setiap orang, percaya diri adalah kepercayaan akan kemampuan

sendiri yang memadai dan menyadari kemampuan yang dimiliki, serta dapat

memanfaatkannya secara tepat, percaya diri tak lain dan tak bukan adalah percaya

terhadap diri sendiri, percaya akan kemampuan sendiri.

Sehubungan dengan percaya diri Maslow Menyatakan “Percaya diri merupakan

modal dasar untuk pengembangan aktualitas diri. Dengan percaya diri orang

akan mampu mengenal dan memahami diri sendiri sementara itu, kurangnya

percaya diri akan menghambat pengembangan potensi diri. Jadi orang yang

kurang percaya diri akan menjadi seseorang yang pesimis dalam menghadapi

tantangan, takut dan ragu-ragu untuk menyampaikan gagasan, serta bimbang

dalam menentukan pilihan dan sering membanding-bandingkan dirinya dengan

orang lain“.61

Pendapat ini mengandung pengertian bahwa percaya diri mempunyai andil yang

sangat penting, dalam diri manusia, yaitu berkaitan dengan pengenalan tentang

eksitensi diri, dengan adanya kepercayaan diri maka individu mulai memahami apa

yang ada dalam dirinya? Apa kelebihan dan apa kekurangan didalam dirinya? Sehingga

individu tersebut merasa puas, merasa bangga, terhadap diri sendiri, karena memahami

diri sendiri.

Orang yang dikatakan memiliki kepercayaan diri ialah orang yang merasa puas

dengan dirinya adapun gambaran merasa puas terhadap dirinya adalah orang yang

merasa mengetahui dan mengakui terhadap ketrampilan dan kemampuan yang

61

Maslow,123

Page 48:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

48

dimilikinya, serta mampu menunjukkan keberhasilan yang dicapai dalam kehidupan

bersosial. Untuk mencari atau menggali definisi yang akurat tentang percaya diri, maka

harus menganalisis tentang unsur-unsurnya yang khas. Hal ini dilakukan dengan

mendaftarkan sifat-sifat dan ketrampilan-ketrampilan hasil pengamatan terhadap orang

yang memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi.

Individu yang percaya diri adalah orang yang mengetahui dengan jelas dan

tuntas tentang eksitensi dirinya, dan berani untuk melangkah meskipun menghadapi

suatu tantangan atau rintangan, sebaliknya orang yang tidak percaya diri adalah orang

yang tidak tahu apa potensi yang ada dalam dirinya hal ini juga dapat memberikan

indikasi bahwa orang yang tidak percaya diri adalah orang yang kehilangan identitas

dirinya.

Angelis mengatakan kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan dalam jiwa

manusia bahwa tantangan hidup apapun, harus dihadapi dengan berbuat sesuatu.

Kepercayaan diri lahir dari kesadaran bahwa jika memutuskan untuk melakukan

sesuatu, sesuatu itu pula yang harus dilakukan.62

Artinya kepercayaan diri akan datang

dari kesadaran seorang individu bahwa individu tersebut memiliki prinsip untuk

melakukan apapun, sampai tujuan yang ia inginkan tercapai. Percaya diri yaitu suatu

keyakinan seseorang, terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan

tersebut membuatnya merasa mampu, untuk bisa mencapai berbagai tujuan di dalam

hidupnya.

62

Anggelis Apa itu Percaya Diri. (Jakarta: Qultum Media, 2000),10

Page 49:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

49

Jadi dari devinisi ini dapat dikatakan bahwa seseorang yang memiliki

kepercayaan diri akan optimis, di dalam melakukan semua aktivitasnya, dan

mempunyai tujuan yang realistik, artinya individu tersebut akan membuat tujuan hidup

yang mampu untuk dilakukan, sehingga apa yang direncanakan akan dilakukan dengan

keyakinan akan berhasil atau akan mencapai tujuan yang telah ditetapkannya.

Siswa yang memiliki kepercayaan diri akan mampu mengetahui kelebihan yang

dimilikinya, karena siswa tersebut menyadari bahwa segala kelebihan yang dimiliki,

kalau tidak dikembangkan, maka tidak akan ada artinya, akan tetapi kalau kelebihan

yang dimilikinya mampu dikembangkan dengan optimal, maka akan mendatangkan

kepuasan sehingga menumbuhkan kepercayaan diri.

Siswa yang percaya diri akan memandang kelemahan sebagai hal yang wajar

dimiliki oleh setiap individu, karena individu yang percaya diri, akan mengubah

kelemahan yang dimiliki, menjadi motivasi untuk mengembangkan kelebihannya dan

tidak akan membiarkan kelemahannya tersebut, menjadi penghambat dalam

mengaktualisasikan kelebihan yang dimilikinya.

Sebagai contoh, siswa yang selalu menjadi juara kelas mampu menguasai materi

pelajaran yang diajarkan di sekolah, sehingga ia merasa yakin dan tidak takut jika

disuruh gurunya untuk mengerjakan soal di depan kelas. Bahkan, di dalam setiap mata

pelajaran, jika guru bertanya atau meminta seseorang untuk mengerjakan soal di depan

kelas, siswa yang menjadi juara kelas dapat mengajukan diri tanpa diperintah. Mengapa

demikian? Karena siswa tersebut merasa yakin dan perccaya akan kemampuan yang ada

dalam dirinya.

Page 50:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

50

Sehubungan dengan ini maka Luxori menyatakan bahwa, percaya diri adalah

hasil dari percampuran antara pikiran dan perasaan yang melahirkan perasaan rela

terhadap diri sendiri, meyakini diri sendiri.63

Pendapat ini mengandung pengertian

bahwa dengan memiliki kepercayaan diri, seseorang akan selalu merasa baik, rela

dengan kondisi dirinya, akan berpikir bahwa dirinya adalah manusia yang berkualitas

dan berbobot.

Hal ini dapat ditinjau dalam berbagai bidang kehidupan, pekerjaan,

kekeluargaan, dan kemasyarakatan, sehingga dengan sendirinya seseorang yang percaya

diri selalu merasakan bahwa dirinya adalah sosok yang berguna dan memiliki

kemampuan untuk bersosialisasi dan bekerja sama, dengan masyarakat lainnya dalam

berbagai bidang. Rasa percaya diri yang dimiliki seseorang akan mendorongnya untuk

mempunyai keyakinan diri dalam menyelesaikan setiap aktivitas belajar dengan baik.

Siswa yang percaya diri adalah siswa mengikuti konsep diri atau pemahaman didalam

diri sendiri. Individu yang percaya diri adalah individu yang menghargai diri sendiri hal

ini akan ditinjau dari faktor terbentuknya percaya diri.

63Luxori, Keefektifan Bimbingan Kelompok Untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa yang

Tidak Naik Kelas Skripsi. (Semarang: UNNES. 2007),5 Tidak diterbitkan

Page 51:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

51

b. Faktor yang mempengaruhi terbentuknya percaya diri

1. Keyakinan Diri

Keyakinan diri merupakan salah satu kemampuan pengaturan diri individu.

Keyakinan adalah suatu sikap yang ditunjukkan oleh manusia saat ia merasa cukup

mengetahui dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran.64

Konsep

keyakinan diri pertama kali dikemukakan oleh Bandura keyakinan diri mengacu pada

persepsi tentang kemampuan individu untuk mengorganisasi dan mengimplementasi

tindakan untuk menampilkan kecakapan tertentu.65

Pervin memberikan pandangan yang memperkuat pernyataan Bandura tersebut.

Pervin menyatakan bahwa keyakinan diri adalah kemampuan yang dirasakan untuk

membentuk perilaku yang relevan pada tugas atau situasi yang khusus.66

Berdasarkan

persamaan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa keyakinan diri adalah

perasaan individu mengenai kemampuan dirinya untuk membentuk perilaku yang

relevan dalam situasi-situasi khusus yang mungkin tidak dapat diramalkan dan mungkin

menimbulkan stres.

Menurut Lauster Orang yang memiliki keyakinan diri adalah a. Orang yang

mempunyai keyakinan akan kemampuan tentang dirinya bahwa mengerti

sungguh-sungguh akan apa yang dilakukannya.b. Optimis yaitu sikap positif

seseorang yang selalu berpandangan baik dalam menghadapi segala hal tentang

diri, harapan dan kemampuan.c. Obyektif yaitu orang yang percaya diri

memandang permasalahan atau segala sesuatu sesuai dengan kebenaran

semestinya, bukan menurut kebenaran pribadi atau menurut pribadinya sendiri.

d. Bertanggung jawab yaitu kesediaan seseorang untuk menanggung segala

64

Dani Vardiansyah, Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Indeks, ( Jakarta: BPK Gunung

Mulia,2008).5 65

Ibid, 6 66

Ibid, 7

Page 52:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

52

sesuatu yang telah menjadi konsekuensinya. e. Rasional dan realistis yaitu

analisa terhadap suatu masalah, suatu hal, sesuatu kejadian, dengan

menggunakan pemikiran yang diterima oleh akal dan sesuai kenyataan.67

Dari argumentasi diatas dapat diikatakan bahwa keyakinan diri adalah suatu hal

yang sangat penting dalam kepribadian siswa hal ini dikarenakan bahwa keyakinan diri

akan mendorong seseorang untuk dapat melakukan sesuatu dengan penuh kemampuan agar

apa yang dilakukan dapat tercapai dengan baik, keyakinan diri individu dapat ditinjau dari

kemampuan individu dalam mengerjakan suatu tugas.

Mengapa? Karena kemapuan individu dalam mengerjakan sesuatu mempunyai

tingkat keyakinan yang berbeda, hal ini sesuai apa yang diungkapkan oleh Bandura

Menyatakan keyakinan diri individu dalam mengerjakan suatu tugas berbeda dalam tingkat

kesulitan tugas. Individu memiliki keyakinan diri yang tinggi pada tugas yang mudah dan

sederhana, atau juga pada tugas-tugas yang rumit dan membutuhkan kompetensi yang

tinggi. Individu yang memiliki keyakinan diri yang tinggi cenderung memilih tugas yang

tingkat kesukarannya sesuai dengan kemampuannya.68

Dari pendapat diatas mengandung pengertian bahwa keyakinan diri menunjukkan

bahwa tindakan yang dilakukan individu akan memberikan hasil yang sesuai dengan yang

diharapkan individu. Keyakinan diri menjadi dasar dirinya melakukan usaha yang keras,

bahkan ketika menemui hambatan sekalipun.

2. Konsep Diri

Terbentuknya kepercayaan diri pada seseorang diawali dengan perkembangan

konsep diri yang diperoleh dalam pergaulan suatu kelompok. Konsep diri merupakan

gagasan tentang dirinya sendiri. Seseorang yang mempunyai rasa rendah diri biasanya

67

Lauster, Psikologi Pendidikan (Jakarta : CV. Mutiara, 1987) 68

Bandura,9

Page 53:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

53

mempunyai konsep diri negative, sebaliknya orang yang mempunyai rasa percaya diri

akan memiliki konsep diri positif.

Rogers mengunngkapkan bahwa gagasan-gagasan psikologi-psikologi mengenai

konsep diri merupakan pendekatan operasional terhadap pernyataan abadi para filsuf

„Siapa diri saya?‟ kita semua telah mengajukan pernyataan ini kepada diri kita sendiri

berkali-kali dan sementara kadang-kadang kita merasa bahwa kita sungguh-sungguh

mengetahui siapa diri kita sendiri, dan kadang-kadang kita merasa kebinggungan dan

tidak dapat memutuskan persoalan tersebut.69

Menurut Sunarya self concept atau konsep diri adalah cara individu dalam

melihat pribadinya secara utuh, menyangkut fisik, emosi, intelektual, sosial, dan

spiritual.70

Hasballah M. Jaad menyatakan defenisi sebagai self concept atau konsep diri

adalah kesadaran atau pengertian tentang diri sendiri, yang menyangkup pandangan

tentang dunia, kepuasan tentang kehidupan, dapat menghargai atau menyakiti diri

sendiri, maupun mengevaluasi kemampuan sendiri dan presepsi mengenai dirinya

sendiri.71

Dari pendapat ini dikatakan bahwa self concept atau konsep diri adalah cara

bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri. konsep diri sebenarnya adalah keyakinan

seseorang tentang pendapat orang yang penting baginya mengenai dirinya.

Dengan demikian, konsep diri ini merupakan bayangan cermin yang

memperlihatkan atau menunjukan takaran maupun mengenai keberanian, keyakinan,

gambaran, pandangan, pemikiran, dan perasaan terhadap apa yang dimiliki seseorang

tentang dirinya sendiri yang dipengaruhi dan ditentukan oleh peran dan hubungan

69

Rogers, Pengantar Ilmu Filsafat, (Yogyakarta:Liberty, 2000) 24 70

Sunarya,32 71

Ibid,33

Page 54:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

54

dengan orang lain, serta bagaimana reaksi orang lain terhadap dirinya, atau merupakan

suara hati dalam melakukan penilaian diri sendiri.

3. Menjadi Diri Sendiri

Menjadi diri sendiri memang sama sekali bukanlah sesuatu hal yang mudah dan

terjadi begitu saja. Bagi seorang anak kecil, misalnya menjadi dirinya sendiri terjadi

dalam suatu rangkaian prospek ketakutan untuk berdiri sendiri, terlepas dan suatu

pengawasan penuh dari kedua oang tuanya.

Kembali akan ditekankan disini bahwa perjuangan untuk menjadi seseorang

pribadi dalam suatu identitas yang unik, adalah suatu perjalanan penuh liku dan air

mata. Mulai perkembangan awal pada fase kanak-kanak dan terus berkembang dalam

perrjuangan hidup sebagai remaja bahkan sampai dewasa dan tua pun orang masih saja

mencari identitas dirinya sendiri. Mereka masih bertanya-tanya bagaiman mengalami

apa yang dinamakan menjadi diri sendiri.

Apa artinya menjadi diri sendiri? Pengalaman tentang menjadi diri sendiri

merupakan suatu konviksi dasar dimana manusia mulai merasakan dan mengalami diri

sebagai suatu "ada" secara psikologis.72

Dari pendapat ini dapat dikatakan bahwa

menjadi diri sendiri adalah suatu identitas diri sebagai suatu ada secara psikologis

berarti bahwa orang yang berpengalaman seperti itu telah menjadi begitu dekat dan

intim dengan keberadaan diri yang dimilikinya.

4. Kondisi Fisik

Perubahan kondisi fisik juga berpengaruh pada kepercayaan diri hal ini

dikarenakan penampilan fisik merupakan penyebab utama rendahnya percaya diri

72

Ibid,20

Page 55:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

55

seseorang.73

Artinya ketidakmampuan fisik dapat menyebabkan rasa rendah diri yang

kentara.

Berkenaan dengan kondisi fisik maka Schneiders Menyatakan bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi kepercayaan diri adalah keadaan fisik (physical conditions), kondisi

fisik individu merupakan faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri, sebab keadaan

sistem-sistem tubuh yang baik merupakan syarat bagi terciptanya kepercayaan diri yang

baik. Adanya cacat fisik dan penyakit kronis akan melatarbelakangi adanya hambatan pada

individu dalam kepercayaan diri.

Pendapat ini mengandung pengertian bahwa kondisi fisik yang lengkap dan

sehat merupakan hal yang mutlak sangat penting dalam kepribadian seseorang, hal ini

dikarenakan bahwa kondisi fisik yang sehat dan lengkap dapat mempengaruhi tingkat

kepercayaan diri individu baik dilingkungan masyarakat maupun lingkungan keluarga.

5. Pendidikan

Pendidikan juga dapat mempengaruhi kepercayaan diri seseorang. Tingkat

pendidikan yang rendah cenderung membuat individu merasa dibawah kekuasaan yang

lebih pandai, sebaliknya individu yang pendidikannya lebih tinggi cenderung akan

menjadi mandiri dan tidak perlu bergantung pada individu lain. Individu tersebut akan

mampu memenuhi keperluan hidup dengan rasa percaya diri dan kekuatannya dengan

memperhatikan situasi dari sudut kenyataan.

Rogers Mengemukakan bahwa bekerja dapat mengembangkan kreatifitas dan

kemandirian serta rasa percaya diri. Lebih lanjut dikemukakan bahwa rasa percaya diri

73

Ibid,18

Page 56:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

56

dapat muncul dengan melakukan pekerjaan, selain materi yang diperoleh. Kepuasan dan

rasa bangga didapat karena mampu mengembangkan kemampuan diri.74

6. Lingkungan dan Pengalaman Hidup

Lingkungan yang dimaksud dalam hal ini adalah lingkungan keluarga dan

masyarakat. Dukungan yang baik yang diterima dari lingkungan keluarga seperti

anggota keluarga yang saling berinteraksi dengan baik akan memberi rasa nyaman dan

percaya diri yang tinggi. Begitu juga dengan lingkungan masyarakat semakin bisa

memenuhi norma dan diterima oleh masyarakat dan semakin tinggi pula kepercayaan

diri.

Pembentukan kepercayaan diri juga bersumber dari pengalaman pribadi yang

dialami seseorang dalam perjalanan hidupnya. Pemenuhan kebutuhan psikologis

merupakan pengalaman yang dialami seseorang selama perjalanan yang buruk pada

masa kanak-kanak akan menyebabkan individu kurang percaya diri.

Berorientasi dari setiap pendapat di atas maka dapat disimpulkan, bahwa

kepercayaan diri merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau siswa

yang terdiri dari keyakinan diri, konsep diri, menjadi diri sendiri, kondisi fisik,

pendidikan dan lingkungan pengalaman hidup.

Oleh karena itu, di dalam dunia pendidikan formal juga merupakan suatu

kegiatan aktivitas belajar yang dilakukan oleh siswa. Proses pembelajaran siswa tidak

sesuai dengan tujuan pendidikan dan juga mendapatkan hasil belajar yang nihil, karena

74

Rogers,26

Page 57:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

57

kurangnya kepercayaan diri siswa yang dapat dilihat dan diukur dari indikator-

indikatornya. Untuk mendapatkan hasil belajar dari tujuan pendidikan formal yang ada,

maka perlu menumbuhkan kepercayaan diri siswa sehingga boleh mendapatkan hasil

belajar yang memuaskan serta sesuai dengan tujuan pendidikan.

3. Hakikat Motivasi Belajar

a. Devinisi Motivasi

Kata motif menurut Sardiman diartikan sebagai daya upaya yang mendorong

seseorang untuk melakukan sesuatu.75

Dalam pengertian bahwa motivasi dapat

dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan didalam diri individu untuk

melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Motivasi adalah

pendorong atau pemberi semangat dalam diri individu untuk bertindak, motif adalah

pengerak apa yang belum gerak dalam diri individu dan motif adalah semangat dalam

diri individu untuk mencapai tujuan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia motivasi adalah dorongan yang timbul

pada diri seseorang, secara sadar atau tidak sadar, untuk melakukan suatu tindakan

dengan tujuan tertentu atau suatu usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau

kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan

yang dikehendakinya.76

75

Sardiman A. M,73 76

Kamus Besar Bahasa Indonesia,756

Page 58:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

58

Uraian ini mengandung pengertian bahwa segala tindakan yang dilakukan oleh

individu berasal dari suatu motivasi atau tujuan. Motivasi berasal dari bahasa latin

“Movere” yang berarti mendorong atau menggerakkan manusia untuk melakukan

aktivitasnya. Menurut soen siregar dalam buku kepemimpinan kristiani Motivasi adalah

dorongan mengelolah internal self dalam diri kita sendiri, agar memberi respon positif

dan konsisten terhadap situasi, keberhasilan tantangan masalah yang dihadapi, dalam

arena kehidupan yang digeluti.77

Dari argumentasi ini mengandung pengertian bahwa motivasi merupakan

penggerak didalam diri manusia, untuk mencari solusi yang tepat dalam suatu masalah

yang dihadapi. Sedangkan menurut Mc donald, motivasi adalah perubahan energi dalam

diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan

tanggapan terhadap adanya tujuan.78

Dari pengertian yang dikemukakan oleh Mc. Donald ini mengandung pengertian

bahwa motivasi adalah mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap

manusia. Motivasi ditandai dengan munculnya suatu rasa dalam diri seseorang.

Motivasi dirangsang karena adanya suatu tujuan yang hendak dicapai.

Menurut Purwanto menyatakan istilah ”motif” dan ”motivasi” keduanya sukar

dibedakan secara tegas. Dijelaskan bahwa motif menunjukan suatu dorongan yang

timbul dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut mau bertindak

melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi adalah ”pendorongan” suatu usaha yang

77

Soen Siregar, Kepemimpinan Kristiani (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003),6 78

Ibid,7

Page 59:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

59

disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk

bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.79

Sedangkan menurut Uno istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat

diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan

individu tersebut bertindak dan berbuat.80

Dalam hal ini, dapat diketahui bahwa

motivasi berasal dari kata motif yang artinya sebagai suatu kekuatan yang ada dalam

diri individu yang dapat menggerakkan individu itu untuk melakukan sesuatu.

Seperti yang dikemukakan Hamalik motivasi adalah perubahan energi dalam

diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk

mencapai tujuan.81

Dalam hal ini, mengandung pengertian bahwa ketika seseorang

memiliki motivasi maka dengan sendirinya ia melakukan kegiatan untuk mencapai

tujuan.

Djaali motivasi adalah kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri

seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna untuk mencapai

suatu tujuan (kebutuhan).82

Dalam hal ini maka dapat disintesis bahwa motivasi

merupakan kebutuhan yang ada pada diri seseorang yang mendorong untuk melakukan

suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang diinginkannya.

Hal ini senada yang dikemukakan oleh Mudjiono dan Dimyati merumuskan

motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadi proses belajar.

Motivasi belajar pada diri siswa dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi atau tiadanya

79

Purwanto,71 80

Uno,3 81

Hamalik,158 82

Djaali,101

Page 60:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

60

motivasi belajar akan melemahkan kegiatan belajar.83

Dalam hal ini, maka dapat dilihat

bahwa kemampuan siswa yang begitu kuat timbul dari dalam dirinya akan dapat

melakukan kegiatan belajar dengan baik, akan tetapi siswa yang tidak memiliki

kemampuan kuat dalam belajar maka tidak akan dapat melakukan kegiatan belajar

dengan baik. Oleh karena itu, seorang pendidik perlu membangkitkan motivasi belajar

siswa sehingga dapat melakukan kegiatan belajar dengan baik.

Sanjaya Menyatakan bahwa motivasi merupakan salah satu peran dan tugas guru

dalam setiap proses pembelajaran. Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan yang

memungkinkan siswa untuk bertindak atau melakukan sesuatu.84

Dalam hal ini, guru

sebagai salah satu motivator utama atau pengerak utama apa yang belum gerak dalam

proses pembelajaran dengan menegaskan bahwa pentingnya pengalaman dan materi

pembelajaran bagi kehidupan siswa, dengan demikian siswa akan lebih giat lagi dalam

belajar bukan untuk mendapatkan nilai dan pujian melainkan siswa menyadari bahwa

belajar merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi hidupnya dan masa

depannya.

Djamarah berpendapat bahwa motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang

mendorong seseorang untuk belajar.85

Dalam hal ini, jelas bahwa dalam suatu kegiatan

belajar siswa harus membutuhkan kesiapan dalam belajar sebab belajar merupakan

suatu proses kegiatan yang membutuhkan kesiapan.

Motivasi belajar secara khusus merupakan gejala aktivitas manusia yang sangat

diperlukan khususnya dalam mengarungi kehidupan yang sarat dengan persaingan.

Motivasi merupakan suatu dorongan bagi setiap manusia yang ingin melakukan suatu

83

Mudjiono dan Dimyati,239 84

Sanjaya,135 85

Djamarah,200

Page 61:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

61

kegiatan dalam dunia yang penuh dengan persaingan. Siswa yang belajar pun

merupakan suatu dorongan untuk melakukan kegiatan belajar yang lebih giat, agar

siswa boleh mendapatkan prestasi belajar yang baik dan tidak kalah saing terhadap

perkembangan IPTEK yang semakin berkembang pesat.

Motivasi menurut William G Scot bahwa Motivasi merupakan suatu proses

psikologi, yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan persepsi, dan

keputusan yang terjadi pada diri seseorang dan motivasi sebagai proses

psikologi timbul diakibatkan oleh faktor didalam diri seseorang itu sendiri yang

disebut instrinsik dapat berupa kepribadian, sikap pengalaman dan pendidikan

atau harapan, cita-cita yang menjangkau ke masa depan.86

Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan energi seseorang yang dapat

menimbulkan tingkat persistensi dan antusiasmenya dalam melaksanakan suatu

kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri, motivasi intrinsik

maupun dari luar individu motivasi ekstrinsik. Seberapa kuat motivasi yang dimiliki

individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik

dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya.

Sardiman Menyatakan motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki

ciri-ciri sebagai berikut: (a) tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus

menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai); (b)

ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memiliki dorongan dari

luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang

telah dicapainya); (c) menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah

“untuk orang dewasa (masalah pembangunan, agama, politik, ekonomi,

keadilan, pembaratasan korupsi, penentangan terhadap setiap tindak kriminal,

amoral dan sebagainya); (d) lebih senang bekerja mandiri; (e) cepat bosan pada

tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu

saja, sehingga kurang kreatif); (f) dapat mempertahankan pendapatnya (kalau

sudah yakin akan sesuatu); (g) tidak mudah melepaskan hal yang dinyakini itu;

(h) senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.87

86

William G Scot Apa itu Psikologi (Kerlinger & Pedhazur, 1997),161 87

Sardiman,83

Page 62:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

62

Dalam hal ini dapat diketahui, bahwa motivasi memilki ciri-ciri yang seperti

diuraikan diatas. Ciri-ciri motivasi dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh

orang tersebut dalam kehidupan sehari-hari, dengan demikian siswa belajar juga

mengalami masalah yang dimana siswa dapat menyelasaikanya dengan tekun dan giat

dalam belajar. Kajian tentang motivasi telah sejak lama memiliki daya tarik tersendiri

bagi kalangan pendidik, manajer, dan peneliti, terutama dikaitkan dengan kepentingan

upaya pencapaian kinerja prestasi seseorang.

Dalam konteks studi psikologi, Abin Syamsuddin Makmun mengemukakan

bahwa untuk memahami motivasi, individu dapat ditinjau dari beberapa

indikator, diantaranya: (1) durasi kegiatan; (2) frekuensi kegiatan; (3) persistensi

pada kegiatan; (4) ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam mengahadapi

rintangan dan kesulitan; (5) devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan; (6)

tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan; (7)

tingkat kualifikasi prestasi atau produk (out put) yang dicapai dari kegiatan yang

dilakukan; (8) arah sikap terhadap sasaran kegiatan.88

Djamarah menyatakan motivasi yang berasal dari dalam diri pribadi seseorang

disebut”motivasi instrinsik” dan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang

disebut”motivasi ekstrinsik”.89

Dalam argumentasi ini, motivasi terdiri dua bagian yaitu

motivasi yang ada dalam diri siswa yang disebut instrinsik yang dapat melakukan

sesuatu tanpa ada dorongan dari luar, dan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang

dialami oleh siswa untuk melakukan sesuatu dengan adanya dorongan dari luar.

Uraian Djamarah ini senada yang dijabarkan oleh Mudjiono dan Dimyati sifat

motivasi seseorang dapat bersumber dari dalam diri sendiri, yang dikenal sebagai

88Abin, Syamsudin Makmun, Psikologi Pendidikan Bandung : Rosdakarya, 1996)56

89Djamarah,149

Page 63:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

63

motivasi internal dan dari luar diri seseorang dikenal sebagai motivasi eksternal.90

Dalam hal ini, dapat disintesis bahwa setiap manusia telah memiliki sifat motivasi yang

sudah ada pada diri seseorang yaitu disebut sebagai sifat motivasi interen. Sedangkan

motivasi eksteren adalah motivasi yang ada pada diri seseorang ketika orang itu melihat

keadaan disekitarnya.

Selanjutnya Djamarah menyatakan ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar

sebagai berikut: (a) motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas

belajar, (b) motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam

belajar, (c) motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman, (d) motivasi

berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar, (e) motivasi dapat memupuk

optimisme dalam belajar, (f) motivasi melahirkan prestasi dalam belajar.91

Dalam penjabaran Djamarah, prinsip dari pada motivasi yaitu mengerakan apa

yang tidak gerak, hal ini dapat ditinjau dari hasrat atau minat siswa dalam belajar,

apakah siswa memperoleh semangat belajar ataukah tidak? Semangat siswa dalam

belajar tentu dipengaruhi oleh suatu motivasi, apakah motivasi yang berasal dari dalam

diri ataukah motivasi yang dari luar diri tentu segala tindakan siswa dalam belajar

ditentukan oleh suatu motivasi. Dalam argumentasi ini juga Djamarah membandingkan

bahwa motivasi instrinsik lebih utama dari ekstrinsik. Mengapa? Karena motivasi

instrinsik adalah suatu dorongan atau gerakan yang berasal dari dalam diri seseorang

untuk melakukan sesuatu sedangkan secara ekstrinsik yaitu suatu dorongan yang berasal

dari luar diri individu.

Seperti yang dikemukakan Suhana dan Hanafiah beberapa prinsip yang ada

dalam motivasi yaitu: (a) peserta didik memiliki motivasi belajar yang berbeda-

beda sesuai dengan pengaruh lingkungan internal, (b) pengalaman belajar masa

lalu yang sesuai dan dikaitkan dengan pengalaman belajar yang baru akan

menumbuhkan motivasi belajar peserta didik, (c) motivasi belajar peserta didik

90

Mudjiono dan Dimyati,90 91

Djamarah,153

Page 64:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

64

akan berkembang jika disertai pujian daripada hukuman, (d) motivasi instrinsik

dalam belajar akan lebih baik daripada motivasi ekstrinsik, meskipun keduanya

saling menguatkan, (e) motivasi peserta didik yang satu dapat merambat kepada

peserta didik yang lain, (f) motivasi peserta didik akan berkembang jika disertai

dengan tujuan yang jelas, (g) motivasi belajar peserta didik akan berkembang

jika disertai implementasi keberagaman metode, (h) bahan ajar yang sesuai

dengan kebutuhan belajar akan menumbuh kembangkan motivasi belajar peserta

didik, (i) motivasi yang besar dapat mengoptimalkan potensi dan prestasi belajar

peserta didik, (j) gangguan emosi siswa dapat menghambat terhadap motivasi

dan mengurangi prestasi belajar siswa, (k) tinggi rendahnya motivasi

berpengaruh terhadap tinggi rendahnya gairah belajar peserta didik, (l) motivasi

yang besar akan berpengaruh terhadap terjadinya proses pembelajaran secara

aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan.92

Syah Menyatakan motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu motivasi

intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal

dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar,

dan motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu siswa

yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar.93

Berdasarkan uraian

tentang motivasi dari para ahli diatas maka motivasi adalah suatu dorongan yang berasal

dari dalam diri dan luar diri yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan sesuatu,

dan dalam hal belajar maka motivasi adalah suatu dorongan yang ada dalam diri

individu untuk tekun dalam belajar, aktif dalam belajar, pilihan serta keinginan siswa

untuk belajar, hal ini akan dibahas dalam dimensi aspek yang mempengaruhi motivasi

belajar.

b. Aspek yang mempengaruhi motivasi belajar

1. Ketekunan dalam belajar.

92

Suhana dan Hanafiah,253 93

Syah,151

Page 65:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

65

Uno seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu akan berusaha

mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan memperoleh hasil yang baik.94

Dalam hal ini, dapat diketahui bahwa motivasi untuk belajar dapat menyebabkan

seseorang tekun belajar. Dari ketekunan itu dapat mendatangkan kebaikan yaitu hasil

dari seorang melakukan sesuatu. Ketekunan memiliki beberapa ciri yaitu seperti rajin,

kerja keras dan bersungguh-sunguh, dalam hal ini seseorang tekun berarti rajin dalam

melakukan suatu pekerjaan yang di kerjakannya dengan rasa kepercayaan yang tinggi

dan sungguh-sungguh melakukan pekerjaan itu sehingga dapat memperoleh hasil yang

maksimal.

Dalam hal ini, siswa dalam kegiatan belajar juga memilki ciri ketekunan untuk

dapat melakukan kegiatan belajar dengan memperoleh hasil yang baik. Hasil yang

diperoleh siswa, bukan karena tidak sungguh-sungguh dalam belajar melainkan hasil

tersebut merupakan hasil dari kejujurannya dalam aktivitas kegiatan belajar serta kerja

kerasnya, yaitu baik siswa belajar secara formal, informal, dan non formal. Akan tetapi

pada kenyataannya banyak siswa yang tidak tekun dalam belajar, sebagai akibat hasil

belajarnyapun menurun karena siswa tersebut tidak termotivasi dalam belajar.

2. Keaktifan belajar.

Purwanto motivasi dalam belajar anak-anak itu adalah motif intrinsik dengan

motivasi intrinsik anak/orang itu aktif sendiri, bekerja sendiri tanpa suruhan atau

paksaan orang lain.95

Dalam hal ini, dapat diketahui bahwa siswa aktif dalam

melakukan kegiatan belajar karena adanya motivasi instrinsik siswa. Motivasi intrinsik

94

Uno,28 95

Purwanto,65

Page 66:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

66

yaitu merupakan suatu motif yang ada di dalam diri siswa dan dapat mendorong siswa

itu untuk melakukan kegiatan belajar.

Oleh karena itu, maka dengan sendirinya siswa tersebut melakukan suatu

kegiatan belajar untuk pencapaian tujuan belajar dengan dilihat dari siswa tersebut aktif

memenitkan waktunya dalam belajar, dalam artian bahwa siswa tersebut tidak menyia-

nyiakan waktunya untuk belajar. Siswa yang sudah aktif dalam mengatur waktunya

untuk belajar maka sudah barang tentu siswa itu setiap harinya hanya dapat

menyibukkan diri dengan belajar yaitu baik belajar secara individu maupun kelompok.

Dalam hal ini, siswa yang sudah aktif dalam belajar, maka akan memperoleh

hasil dari belajar yang dapat memuaskan, namun ada siswa juga yang tidak aktif dalam

belajar yaitu baik secara individu maupun kelompok sebagai akibat ahsil belajarnya

menurun.

3. Pilihan siswa

Purwanto motivasi mengacu pada suatu proses mempengaruhi pilihan-pilihan

individu terhadap bermacam-macam bentuk kegiatan yang dikehendaki. Dalam hal ini,

dapat disintesis bahwa pilihan siswa dapat dipengaruhi oleh motivasi dalam kegiatan

belajar. Pilihan yang didasari oleh motivasi dapat memperoleh hasil belajar yang baik.

Dalam hal ini, pilihan merupakan hal terpenting dalam belajar. Siswa belajar

jangan dipaksakan kehendak kita untuk siswa itu menentukan pilihan dalam belajar,

sebab belajar merupakan suatu proses panjang yang membutuhkan energi yang begitu

besar, ketika dipaksakan pilihan siswa dalam belajar maka sudah barang tentu siswa itu

akan malas dalam belajar sehingga hasil yang didapatpun tidak memuaskan. Dalam hal

ini, maka siswa belajar menurut pilihannya sendiri sehingga pelajarannya yang

Page 67:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

67

dipilihnya itu merupakan sebuah pelajaran yang baginya adalah segala-galanya sebagai

akibat hasil belajarnya sudah pasti baik dan memuaskan.

4. Kesedian dan keinginan siswa untuk belajar.

Suhana dan Hanafiah motivasi belajar merupakan kekuatan (power motivation),

daya pendorong (driving force), atau alat pembangun kesediaan dan keinginan yang

kuat dalam peserta didik untuk belajar secara aktif, kreatif, efektif, inovatif dan

menyenangkan dalam rangka perubahan perilaku, baik dalam aspek kognitif, afektif,

maupun psikomotor.96

Dalam hal ini, motivasi merupakan dasar penggerak dalam siswa belajar, guna

mencapai suatu pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, inovatif dan menyenangkan.

Dan juga motivasi dapat memberikan perubahan yang mendasar dalam aspek kehidupan

belajar peserta didik yaitu mencakupi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Akan

tetapi pada kenyatannya peserta didik tidak memilki motivasi sebagi alat pembangun

kesediaan dan keinginannya dalam belajar sehingga dapat menyebabkan banyak siswa

yang mengalami kegagalan dalam belajar.

Sebagai contoh, dalam proses belajar agama kristen guru memberikan ulangan

secara mendadak maka siswa itu tidak bisa menjawab setiap soal yang diberikan. Dalam

hal ini, maka dapat diketahui bahwa siswa tidak memilki kesediaan dan keinginan

dalam belajar agama kristen. Namun ada siswa juga yang memilki kesedian dan

keinginannya dalam belajar agama kristen, sebagai contoh ada siswa yang selalu siap

dan serius dalam mengikuti kegiatan proses belajar agama kristen. Akibat dari kesedian

dan keinginannya untuk belajar terlihat dalam pencapaia hasil belajar siswa tersebut.

96

Suhana dan Hanafiah ,26

Page 68:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

68

Berorientasi pada setiap pendapat diatas maka dapat disimpulkan, bahwa untuk

melakukan suatu kegiatan tidak terlepas dari motivasi, sebab motivasi merupakan motor

utama dalam seseorang melakukan sesuatu, demikian juga halnya dalam belajar.

Sebagai penentu suatu keberhasilan dan pencapaian tujuan ialah motivasi, dan demikian

siswa bisa belajar untuk mendapatkan suatu hasil belajar dan tujuan belajar yang

memuaskan karena adanya motivasi yang kuat dalam diri siswa untuk melakukan

kegiatan belajar dengan sebaik-baiknya yang dapat dilihat dari indikator-indikator

dalam motivasi belajar siswa.

Akan tetapi, siswa juga mengalami kendala dalam belajar yang disebabkan

karena tidak ada atau kurangnya motivasi siswa dalam belajar sehingga mengakibatkan

hasil belajarnya menurun dan tujuan belajar juga tidak tercapai. Dalam hal ini, maka

perlu adanya pemberian motivasi belajar yang baik kepada siswa agar siswa tersebut

boleh kembali termotivasi dalam belajar, sehingga kembali mendapatkan hasil belajar

yang baik dan juga tujuan belajar tercapai.

B. Kerangka Berpikir

1. Pengaruh antara kepercayaan diri terhadap hasil belajar

Kepercayaan diri tidak lain dan bukan lain adalah percaya terhadap diri sendiri,

keyakinan didalam diri sendiri, akan kemampuan yang ada dalam diri. Dengan adanya

suatu kepercayaan diri dalam diri siswa maka siswa akan percaya terhadap kemampuan

yang ada dalam diri, potensi yang ada dalam diri dan tidak takut untuk

menyampaikannya. Dalam konteks meraih sebuah hasil belajar, peranan kepercayaan

Page 69:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

69

diri sangat penting, karena dengan adanya kepercayaan diri maka muncullah suatu

konsep diri atau suatu pemahaman siswa bahwa ia mampu, ia sanggup untuk mencapai

hasil belajar yang memuaskan.

Siswa yang mempunyai kepercayaan diri yang tinggi, mengetahui dengan jelas,

mengetahui dengan tuntas, apa kelebihan dan kekurangan dalam dirinnya. Siswa yang

mempunyai kepercayaan diri yang tinggi dapat meraih prestasi belajar yang tinggi hal

ini terjadi karena percaya akan kemampuan dalam pengertian ia merasa, meyakini

bahwa ia mampu, untuk meraih apa yang dicita-citakannya, dengan demikian maka ada

suatu dorongan, suatu tekad, suatu ambisi dalam diri sehingga apa yang diinginkan

dapat tercapai berarti kepercayaan diri mempunyai andil yang sangat penting dalam

pencapaian prestasi belajar siswa.

2. Pengaruh antara motivasi belajar terhadap hasil belajar

Motivasi belajar mempunyai andil yang sangat penting, dalam mencapai prestasi

belajar siswa. Mengapa? Karena motivasi belajar adalah suatu hasrat yang mendalam

dalam diri siswa, yang membuat siswa termotivasi untuk semakin giat belajar demi

meraih sebuah prestasi dalam belajar. Motivasi belajar adalah suatu tujuan yang jelas

dalam diri siswa bahwa ia ingin berhasil dalam proses belajar, yaitu mencapai hasil

belajar yang mengagungkan, berbobot, bermutu yang memuaskan karena menghasilkan

nilai yang tinggi. Motivasi belajar tak mungkin dan tak akan bisa pisah dari hasil

belajar. Mengapa? Karena motivasi belajar adalah dorongan dalam diri siswa untuk

belajar sedangkan tujuan dari belajar adalah hasil belajar maka demikian tanpa

motivasi belajar siswa tak dapat meraih hasil belajar yang memuaskan.

Page 70:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

70

3. Pengaruh antara kepercayaan diri dan motivasi belajar terhadap hasil belajar

Kepercayaan diri dan motivasi belajar dalam diri siswa merupakan hal yang

sangat penting karena kedua hal ini dapat mengakibatkan siswa dapat berani untuk

melangkah, meraih sebuah cita cita yang diimpikan, hal ini dapat diwujudkan dengan

kepercayaan diri dan motivasi belajar yang tinggi. Mengapa? Karena kepercayaan diri

dan motivasi belajar adalah suatu keberanian, suatu tekad, suatu kemauan, suatu

kemampuan, suatu potensi, suatu dorongan yang ada pada diri seseorang untuk

melakukan kegiatan belajar. Kepercayaan diri dan motivasi belajar sangat penting

peranannya bagi siswa dalam usaha mencapai hasil belajar yang tinggi.

Siswa yang memiliki kepercayaan diri dan motivasi belajar yang tinggi,

cenderung menunjukkan semangat dan kegairahan dalam mengikuti pembelajaran,

mereka biasanya kelihatan lebih menaruh perhatian bersungguh-sungguh dalam belajar

dan aktif berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran, baik di kelas maupun di luar

kelas.

Siswa yang memiliki kepercayaan diri dan motivasi belajar yang tinggi akan

lebih tekun, bersemangat, lebih tahan dan memiliki ambisi yang lebih tinggi dalam

mencapai hasil belajar yang lebih baik, dibandingkan dengan siswa yang kurang atau

tidak memiliki kepercayaan diri dan motivasi belajar. Mereka yang tidak memiliki

kepercayaan diri dan motivasi belajar akan kelihatan kurang atau tidak bergairah dalam

belajar maupun mengikuti pembelajaran di kelas, tidak menaruh perhatian terhadap

pelajaran yang dipelajari, apatis dan tidak berpartisipasi aktif dalam belajar. Kondisi

Page 71:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

71

siswa yang kurang memiliki kepercayaan diri dan motivasi belajar sudah tentu tidak

mampu menghasilkan hasil belajar yang memuaskan.

Dalam kaitannya dengan materi pelajaran agama kristen, selama ini siswa

cenderung tidak memiliki keyakinan dalam diri untuk mempelajarinya. Hal ini tidak

terlepas dari kurangnya kepercayaan diri dan motivasi yang diberikan oleh pengajar

dalam proses belajar mengajar.

Berdasarkan kerangka berpikir tersebut di atas, maka dapat diduga terdapat

pengaruh yang positif dan signifikan antara kepercayaan diri dan motivasi belajar

terhadap hasil belajar agama kristen siswa SMTK Setia Bulagi.

C. Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan teori-teori dari beberapa ahli yang diuraikan diatas serta bertolak dari

kerangkah berpikir, maka penulis membuat kesimpulan sementara yang dirumuskan

sebagai berikut:

1). Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kepercayaan diri terhadap hasil

belajar agama kristen siswa SMTK Setia Bulagi SulTeng

2). Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi belajar terhadap hasil

belajar agama kristen siswa SMTK Setia Bulagi SulTeng

3). Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kepercayaan diri dan motivasi

belajar terhadap hasil belajar siswa SMTK Setia Bulagi SulTeng.

Page 72:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

72

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia metodologi adalah pendekatan atau cara

yang dipakai untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan

yang ditentukan.97

Dari pengertian diatas, maka metodologi penelitian adalah

pendekatan atau cara yang dipakai dalam proses penelitian untuk mencapai tujuan

penelitian.

A. Tujuan Operasional Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh kepercayaan diri terhadap hasil belajar agama

kristen siswa SMTK Setia Bulagi Sulteng.

2. Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar agama

kristen siswa SMTK Setia Bulagi Sulteng.

3. Untuk mengetahui pengaruh kepercayaan diri dan motivasi belajar terhadap

hasil belajar agama kristen siswa SMTK Setia Bulagi Sulteng.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMTK SETIA Bulagi Banggai Kepulauan (Sul-Teng

) Kelas X-XII semester ganjil tahun ajaran 2015/2016.

97

Tim Penyusun , Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen

Pendidikan Nasional, 2008), 740

Page 73:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

73

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada Semester 1 tahun ajaran 2015/2016 yakni dari tanggal

27 September 2014 dan 20 Oktober 2014.

C. Metode Penelitian dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode penelitian ex post

facto dengan pendekatan kuantitatif. Secara umum dikenal beberapa macam

teknik pengumpulan data yaitu: pengamatan atau observasi, penelusuran

literatur, penggunaan kuesioner dan angket. Teknik Pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara pembagian kuesioner.

Sugiyono menyatakan penelitian ex post facto yaitu proses penelitian yang

dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan melihat kebelakang

dengan mengumpulkan data-data untuk menemukan faktor-faktor yang

mendahului atau menemukan sebab-sebab yang mungkin atas peristiwa yang

diteliti.98

Metode ini digunakan untuk mencari pengaruh antara variabel-

variabel yang ada dalam proses penelitian ini.

Ada dua bentuk pernyataan skala likert yaitu bentuk pernyataan positif

untuk mengukur sikap positif (favorable) dan bentuk pernyataan negatif untuk

mengukur sikap negatif (unfavorable). Pada pernyataan positif diberikan skor 5,

4, 3, 2, 1. Sedangkan bentuk pernyataan negatif diberikan skor 1, 2, 3, 4, 5.

98

Sugiyono, Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R dan D,

(Bandung: AlfaBeta, 2010), 50

Page 74:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

74

Adapun contoh bentuk pernyataan, alternatif jawaban dan skornya seperti

berikut ini.

Daftar Penilaian skor atas jawaban responden

Alternatif Jawaban

Butir-butir Pertanyaan

Positif

Favorable (+)

Negatif

Unfavorable (-)

Sangat Setuju

Setuju

Kurang Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

5

4

3

2

1

1

2

3

4

5

Karena instrumen adalah alat untuk mendapatkan data atau seperti alat

ukur dalam pekerjaan teknik, maka diperlukan syarat-syarat tertentu agar data

yang diperoleh dari pengukuran tersebut sahih (valid) dan terandalkan (reliable).

Instrumen yang valid merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan

data yang sahih dan dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diteliti

dengan tepat.

Sedangkan suatu alat ukur yang disebut mempunyai reliabilitas tinggi

jika alat ukur tersebut stabil, dapat diandalkan (dependability) dan dapat

diramalkan (pre-dictabiliy), dalam pengertian alat ukur tersebut tidak berubah-

ubah pengukurannya

Page 75:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

75

2. Desain Penelitian

Desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Keterangan:

X1 = Kepercayaan diri siswa

X2 = Motifasi belajar siswa

Y = Hasil belajar agama kristen siswa

r1 =Pengaruh kepercayaan diri terhadap hasil belajar agama kristen

r2 = Pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar agama kristen

R = Pengaruh kepercayaan diri dan motivasi belajar secara bersama-sama

terhadap hasil belajar agama kristen.

X1

r1

R Y

X2

r2

Page 76:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

76

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Arikunto yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan

subjek penelitian.99

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X -

XII sebanyak 70 siswa SMTK SETIA Bulagi Banggai Kepulauan (Sul-Teng)

semester ganjil tahun ajaran 2015/2016.

2. Sampel

Menurut Arikunto sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang

diteliti.100

Dalam penelitian ini sampel dari populasi terjangkau sebanyak 65

siswa SMTK SETIA Bulagi Banggai Kepulauan (Sul-Teng) dengan

mengunakan random sampling technic (teknik sampel acak sederhana).

Untuk menentukan kelas yang akan digunakan dalam penelitian, penulis

menggunakan cara mengundi. Sebab dengan cara ini dapat memungkinkan

setiap kelas untuk mendapatkan kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi

anggota sampel.

Langkah-langkah yang penulis lakukan untuk menentukan sampel adalah

sebagai berikut: langkah pertama setiap populasi diurutkan sesuai dengan

kelasnya masing-masing; kemudian diadakan pengambilan sampel dengan cara

diundi (memilih dengan acak) dari kelompok populasi.

99

Arikunto, Suharsimi, Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek, (Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2002), 109 100

Ibid, 110

Page 77:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

77

E. Variabel Penelitian dan Sumber Data

1. Variabel penelitian

Variabel menunjukan suatu arti yang dapat membedakan antara sesuatu

dengan yang lainnya. Ada dua ciri khas utama suatu variabel:

a. Variabel dapat membedakan suatu benda dengan benda lainnya, dan

b. Variabel harus dapat diukur.101

Dalam penelitian ini ada dua variabel independent (variabel bebas), yaitu

kepercayaan diri sebagai variabel X1 dan Motivasi belajar sebagai variabel X2;

serta variabel denpendent (variabel terikat) yaitu hasil belajar agama kristen

sebagai variabel Y.

2. Sumber Data

Sebagai sumber data untuk kepercayaan diri, diperoleh melalui kuesioner

atau angket kepercayaan diri, yang dibuat berdasarkan indikator-indikator yang

ditentukan. Sedangkan sumber data untuk hasil belajar siswa diperoleh melalui

tes tertulis agama kristen sampai pada pokok bahasan terakhir yang telah

dipelajari.

Ada tiga jenis data yang akan diambil dalam penelitian ini, yaitu:

1. Angket atau kuesioner Kepercayaan Diri

Angket tersebut dibuat untuk mengetahui pengaruh kepercayaan diri

terhadap hasil belajar agama kristen.

2. Angket atau kuesioner motivasi belajar

101

Ibid, 47

Page 78:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

78

Angket tersebut dibuat untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar

terhadap hasil belajar agama kristen.

3. Butir-butir tes soal agama kristen

Butir-butir tes agama kristen ini dibuat untuk mengetahui hasil belajar siswa

dalam bidang studi agama kristen. Semakin tinggi nilai yang diperoleh

siswa, maka dapat dikatakan bahwa siswa tersebut memiliki hasil belajar

yang tinggi dalam bidang studi agama kristen tersebut. Sebaliknya, semakin

rendah nilai yang didapat oleh siswa, maka dapat dikatakan bahwa siswa

tersebut memiliki hasil belajar rendah pada pelajaran agama kristen.

F. Teknik Pengumpulan Data

Hal-hal yang diperlukan dalam pengumpulan data adalah:

1. Variabel yang diteliti

a. Variabel bebas : kepercayaan diri (X1) dan motivasi belajar (X2)

b. Variabel terikat : hasil belajar agama kristen (Y)

2. Metode pengumpulan data

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode ex post

facto dengan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah dengan menyebarkan angket atau kuesioner dan Tes (menyebarkan

soal-soal).

Menurut Sugiyono, kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

Page 79:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

79

responden untuk dijawab.102 Menurut Arikunto Tes adalah serentetan pertanyaan atau

latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan,

intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimilki oleh individu atau kelompok.103

Ada tiga macam data yang akan diambil dalam melakukan penelitian ini sebagai

berikut:

a) Angket kepercayaan diri

b) Angket motivasi belajar

c) Soal tes hasil belajar agama kristen

Angket yang dibuat untuk mengetahui pengaruh kepercayaan diri dan motivasi

belajar terhadap hasil belajar agama kristen sebelumnya diujicobakan. Setelah itu hasil

uji coba perlu dihitung validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu, sebelum diberikan

sebagai sumber pengumpulan data penelitian.

G. Instrumen Penelitian dan Pengujian Instrumen

1. Instrumen Penelitian

Sugiyono mengatakan alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen

penelitian.104

Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk

mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, ada tiga data yang dikumpulkan yaitu

kepercayaan diri siswa, motivasi belajar dan hasil belajar agama kristen. Data diperoleh

dari instrumen angket kepercayaan diri dan instrumen angket motivasi belajar,

sementara hasil belajar diperoleh dari instrumen soal-soal (soal test).

102

Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: AlfaBeta, 2005) , 199 103

Arikunto, 127 104

Sugiyono, 148

Page 80:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

80

a. Variabel kepercayaan diri (X1)

1. Defenisi konseptual

kepercayaan diri dalam penelitian ini adalah keyakinan dalam diri siswa akan

kemampuan yang ada dalam diri sendiri, memahami dirinya dengan mengacu kepada

konsep diri serta bertindak apa adanya berdasarkan diri sendiri.

2. Defenisi operasional

kepercayaan diri dalam penelitian ini adalah respon siswa terhadap sejumlah

pernyataan mengenai keyakian akan kemampuan atau kelebihan yang ada dari dalam

diri siswa, memiliki pandangan atau konsep diri terhadap keberhasilan dalam belajar

serta lebih mengikuti dirinya sendiri. Adapun penyusunan instrumen pengukuran

kepercayaan diri mengacu pada indikator seperti terlihat pada tabel di bawah ini :

Butir-Butir Pernyataan Untuk Mengukur Variabel Kepercayaan Diri

No Indikator Butir Pernyataan Jumlah

Favorable

(+)

Unfavorable

(-)

1 Keyakinan Diri 1, 7, 19, 32, 38 4, 9,11, 22, 28 10

2 Konsep Diri 2, 15, 25, 29, 36 8, 16, 24, 31, 33 10

3 Menjadi Diri Sendiri 3, 10, 12, 34, 40 14, 18, 21, 26, 37 10

4 Pengalaman hidup 6, 13, 17, 27, 30 5, 20, 23, 35, 39 10

Total 20 20 40

Instrumen untuk kepercayaan diri dan motivasi belajar terhadap hasil belajar

agama kristen disusun berdasarkan skala likert yang terdiri dari pernyataan positif dan

negative dengan bentangan skor 1–5 seperti keterangan di bawah ini:

Page 81:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

81

Nilai Pernyatan Positif Nilai Pernyataan Negatif

5 = sangat setuju 1 = sangat setuju

4 = setuju 2 = setuju

3 = kurang setuju 3 = kurang setuju

2 = tidak setuju 4 = tidak setuju

1 = sangat tidak setuju 5 = sangat tidak setuju

Sebelum diterapkan dalam penelitian yang sesungguhnya, instrumen yang

disusun terlebih dahulu diujicobakan untuk memperoleh pernyataan yang valid dan

reliabel.

b. Variabel motivasi belajar agama kristen (X2)

1. Defenisi konseptual

Motivasi dalam penelitian ini, merupakan suatu daya atau kekuatan yang timbul

dari dalam diri siswa untuk memberikan kesiapan agar tujuan yang telah ditetapkan

tercapai. Motivasi belajar dalam penelitian ini merupakan tenaga penggerak yang

berasal dari dalam diri siswa untuk belajar lebih giat demi mencapai atau memperoleh

hasil belajar yang mengagungkan yaitu dalam bentuk perubahan tingkah laku yang

lebih baik dari sebelumnya sebagai hasil pengalaman siswa dalam berinteraksi dengan

lingkungannya.

2. Defenisi operasional

Motivasi belajar dalam penelitian ini adalah respon siswa terhadap sejumlah

pernyataan mengenai keseluruhan usaha yang timbul dari dalam diri siswa agar tumbuh

dorongan untuk belajar dan tujuan yang dikehendaki oleh siswa tercapai, Adapun

Page 82:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

82

penyusunan instrumen pengukuran motivasi belajar mengacu pada indikator seperti

terlihat pada tabel di bawah ini :

Butir-butir Pertanyaan Untuk Mengukur Variabel Motivasi

Belajar

No Indikator Butir Pernyataan Jumlah

Favorable (+) Unfavorable

(-)

1 Ketekunan dalam

belajar agama kristen

1, 7, 19, 32, 38 4, 9,11, 22, 28 10

2 Keaktifan dalam

belajar agama Kristen

2, 15, 25, 29, 36 8, 16, 24, 31, 33 10

3 Pilihan dalam belajar

agama Kristen

3, 10, 12, 34, 40 14, 18, 21, 26, 37 10

4 Kesediaan dan

keinginan untuk

belajar agama Kristen

6, 13, 17, 27, 30 5, 20, 23, 35, 39 10

Total 20 20 40

Instrumen untuk kepercayaan diri dan motivasi belajar terhadap hasil belajar

agama kristen disusun berdasarkan skala likert yang terdiri dari pernyataan positif dan

negative dengan bentangan skor 1 - 5 seperti keterangan di bawah ini:

Nilai Pernyatan Positif Nilai Pernyataan Negative

5 = sangat setuju 1 = sangat setuju

4 = setuju 2 = setuju

3 = kurang setuju 3 = kurang setuju

2 = tidak setuju 4 = tidak setuju

1 = sangat tidak setuju 5 = sangat tidak setuju

Sebelum diterapkan dalam penelitian yang sesungguhnya, instrumen yang disusun

terlebih dahulu diujicobakan untuk memperoleh pernyataan yang valid dan reliabel.

Page 83:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

83

c. Variabel Hasil Belajar Agama Kristen (Y)

1. Defenisi konseptual

Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah, jumlah skor tes

hasil belajar bidang studi agama kristen yang diperoleh melalui tes (dalam hal ini tes

yang disusun oleh peneliti) SMTK Setia bulagi banggai kepulauan (Sul-Teng)

2. Defenisi operasional

Hasil belajar agama kristen adalah tingkat penguasaan siswa dalam

mempelajari agama kristen sesuai dengan tujuan kognitif, afektif dan psikomotorik.

Menurut Taksonomi Bloon, kognitif itu mencakup pengetahuan, pemahaman, aplikasi,

analisa, sintesa, dan evaluasi.

Adapun penyusunan instrumen pengukuran hasil belajar agama kristen mengacu

pada indikator seperti terlihat pada tabel di bawah ini :

Penyebaran Butir-butir Soal Instrumen Tes Hasil Belajar Agama

Kristen

No Sub Pokok

Bahasan

Butir Soal Jumlah

Pengetahuan

(C1)

Pemahaman

(C2)

Aplikasi

(C3)

1

2

3

4

Pengertian

pemimpin dalam

PL

Arti nama Yesus

Makna Roh Kudus

Tujuan turunnya

Roh Kudus

1, 12, 21, 22,

32.,

11, 13, 28

2, 8, 15

3, 9,

7, 31, 33

14, 25, 35, 26,

5, 19, 36, 40

6, 14, 16, 18,

27

23, 24

34, 37, 38

10, 17, 39

20, 29, 30

10

10

10

10

Total 15 15 10 40

Penskoran hasil belajar agama kristen, diberi nilai 1 untuk jawaban yang benar

dan jawaban yang salah diberi nilai 0. Dan nilai akhir siswa ditentukan sebagai berikut:

Page 84:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

84

Nilai akhir =jumlah jawaban yang benar

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑕 𝑠𝑜𝑎𝑙 x 100%

2. Pengujian Instrumen

Sebelum instrumen penelitian dibagikan kepada sampel yang sebenarnya maka

terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen untuk sejumlah siswa. Hasil uji coba ini

akan diuji tingkat validitas dan reliabilitasnya. Instrumen yang tidak valid dan tidak

reliabel, tidak akan digunakan.

a. Validitas Instrumen

Menurut Arikunto validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-

tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.105

Rumus yang digunakan dalam

menguji validitas adalah rumus korelasi produc tmoment dengan angka kasar yaitu:

rxy =NΣXY − ΣX (ΣY)

{NΣX2 − (ΣX)2}{NΣY2 − ΣY 2}

Dimana:

rxy = validitas

N = jumlah siswa

ΣXY = jumlah perkalian antara nilai data X dan nilai data Y

ΣX = jumlah nilai data X

ΣY = jumlah nilai data Y

ΣX2 = jumlah kuadrat nilai data X

ΣY2 = jumlah kuadrat nilai data Y. 106

b. Reliabilitas Instrumen

105

Arikunto, 144 106

Arikunto, 146

Page 85:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

85

Menurut Arikunto mengatakan reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian

bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.107

1. Reliabilitas instrumen kepercayaan diri dan motivasi belajar dihitung

dengan menggunakan chronbach alpha, sebelum menggunakan rumus tersebut,

akan dicari dahulu jumlah varians skor tiap-tiap item.

σb2 =

ΣX2 −(ΣX)2

NN

Selanjutnya digunakan rumus alpha:

r1 1 =k

k−1 1 −

Σσb2

σt2

Dimana:

r1 1 = reliabilitas instrumen

k = banyak butir pernyataan/banyak soal

Σσb2 = jumlah varians butir soal

σt2 = varians total. 108

2. Reliabilitas instrumen hasil belajar agama kristen dihitung dengan

menggunakan KR-20, dicari terlebih dahulu standar deviasinya dengan

menggunakan rumus:

S2 = X2−

( X )2

N

N.

109

Maka reliabilitas instrumen hasil belajar agama kristen adalah :

107

Ibid, 154 108

Ibid, 173 109

Ibid, 160

Page 86:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

86

r11 =( 𝑛

𝑛−1) (

𝑆2− 𝑃𝑄

𝑠2)

Dimana:

r11 : reliabilitas instrumen.

p : proporsi subyek yang menjawab benar pada suatu butir (proporsi subyek

yang mendapat skor 1)

p : 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑠𝑢𝑏𝑦𝑒𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑘𝑜𝑟𝑛𝑦𝑎 1

𝑛

q : proporsi subyek yang menjawab item dengan salah

(Q = 1 – p )

𝑝𝑞 : jumlah hasil perkalian antara P dan Q

n : banyaknya item

S : varians total. 110

c. Daya Pembeda

Daya pembeda butir soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antar siswa

yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah).

Angkah yang menunjukkan daya pembeda disebut indeks diskriminasi yang memilki

nilai antara 0,00 – 1,00.

Untuk melakukan perhitungan, digunakan rumus daya pembeda soal atau indeks

diskriminasi sebagai berikut:

D = 𝐵𝐴

𝐽𝐴 =

B𝐵

JB = PA - PB

Dimana;

J : Jumlah peserta tes

110

Ibid, 162

Page 87:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

87

JA : Jumlah Peserta kelompok atas

JB : Jumlah peserta kelompok bawah

BA : Banyaknya kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

BB : Banyaknya kelompok bawah yang menjawab soal dengan

benar

PA : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar (ingat, P

sebagai indeks kesukaran).

PB : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.

Klasifikasi daya pembeda:

D : 0,00 – 0,20 : jelek (poor)

D : 0,21 – 0,40 : cukup (satisfactori)

D : 0,41 – 0,70 : baik (good)

D : 0,71 – 1,00 : baik sekali (excellent)

D : negatif, semua tidak baik, jadi semua butir yang mempunyai nilai D

negatif sebaiknya dibuang saja.111

d. Tingkat Kesukaran

Uji taraf kesukaran bertujuan untuk mengetahui soal-soal yang mudah, sedang

dan sukar, untuk menghitung digunakan rumus indeks kesukaran:

P = 𝐵

𝐽𝑆

Dimana;

P = Indeks kesukaran

111

Ibid, 213-214

Page 88:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

88

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal yang benar

JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Klasifikasi tingkat kesukaran :

P : 0,00 – 0,30 : sukar

P : 0,31 – 0,70 : sedang

P : 0,71 – 1,00 : mudah.112

H. Teknik Persyaratan Analisis Data

a. Analisis Deskriptif

1. Distribusi frekuensi masing-masing variabel.

Menentukan rentang data

Menentukan banyaknya kelas memakai aturan sturges

Menentukan panjang kelas interval

Ibi .113

2. Menentukan mean atau rata-rata

Χ = 𝑋𝑜 + 𝑃 fici

fi . 114

3. Menentukan median

Me = b + p 1

2 − 𝐹

𝑓

Keterangan :

Me = Median

112

Ibid, 208-210 113

Sudjana, Metoda statistika, (Bandung: Tarsito, 2005) , 47 114

Ibid,. 71

Rentang = data terbesar - data terkecil

Banyak kelas (K) = 1 + 3,3 log(n)

Panjang kelas (p) =

Page 89:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

89

N = Ukuran sampel atau banyaknya data

F = Jumlah semua frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda

kelas median

F = Frekuensi kelas median

b = batas bawah kelas median, ialah dimana median akan terletak

p = Panjang kelas median

4. Menentukan modus

Mo = b + p b1

b1+ b2 .

115

Keterangan :

Mo = Modus

B = Batas bawah kelas modus. Kelas modus adalah kelas interval yang memiliki

frekuensi terbanyak/tertinggi.

p = panjang kelas

b1= frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya.

b2= frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sesudahnya.

5. Varians : S2 = p2

𝑛𝛴𝑓𝑖𝑐 𝑖2−(𝛴𝑓𝑖𝑐 𝑖)2

𝑛(𝑛−1) .

116

b. Persyaratan Analisis Data

Persyaratan analisis dilakukan dengan pengujian normalitas, analisis regresi, dan

analisis keberartian regresi, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

115

Ibid, 79 116

Ibid, 77

Page 90:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

90

1. Uji Normalitas

Untuk mengetahui apakah data X dan Y berdistribusi normal atau tidak, maka

dilakukan uji normalitas data dengan rumus Liliefors pada taraf signifikansi α = 0,05.

Dengan kriteria pengujian berdistribusi normal apabila Lhitung< Ltabel, dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

1. Kolom satu (Xi) merupakan skor hasil tes yang diperoleh

2. Kolom dua Zi adalah harga z (skor baku) untuk setiap skor yang tertera pada

kolom satu dan dicari dengan rumus:

Z1 = 𝑋1−𝑋 1

𝑆

Keterangan :

Xi : Sampel ke-i

X : Rata-rata sampel

s : Simpangan baku

3. Kolom tiga (F) merupakan frekuensi siswa yang memperoleh skor tertentu.

4. Kolom empat (F(Zi)) merupakan probabilitas Zi pada kurva normal

5. Kolom lima (S(Zi)) = merupakan probabilitas (Zi) pada kurva normal

6. Kolom enam (F│(𝑧1) – S(𝑧1)│) merupakan harga mutlak dari selisih antara

F(Zi) dan S(Zi)

H0 : Data distribusi normal

H1 : Data tidak berdistribusi normal

Nilai Lhitung< Ltabel dengan taraf α = 0,05, dengan penarikan kesimpulan

Jika Lhitung> Ltabel maka H0 ditolak, diterima H1

Jika Lhitung< Ltabel maka H0 diterima, ditolak H1. 117

117

Ibid, 99

Page 91:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

91

2. Uji Linieritas

Persyaratan uji kelinieran, diperlukan untuk melakukan analisis inferensial

dalam uji asosiasi dengan hipotesis: Ho:Y= a + bx (linear), melawan H1:Y ≠ a + bx

(tidak linear).118

3. Uji analisis Korelasi

Analisis korelasi merupakan suatu bentuk analisis inferensial yang digunakan

untuk mengetahui derajat atau kekuatan hubungan, selain itu analisis ini dapat juga

digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh suatu variabel bebas atau beberapa

variabel bebas secara bersama terhadap variabel terikat melalui analisis koefisien

determinasi.

a. Analisis Koefisien Korelasi

Korelasi merupakan istilah yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan

antar variabel. Pada korelasi positif, semakin besar nilai variabel yang satu akan diikuti

oleh semakin besar pula variabel berikutnya. Sedangkan pada korelasi negatif, semakin

besar nilai variabel yang satu, semakin kecil variabel berikutnya. Perhitungan regresi

sederhana menggunakan rumus sebagai berikut:

rx1y1 = 𝑛 𝑋𝑖𝑌𝑖− 𝑋𝑖 𝑌𝑖

𝑛 𝑋𝑖2− ( )2

𝑋𝑖 𝑛 𝑌𝑖

2− 𝑌𝑖 2

Dimana :

rxiyi : Koefisien korelasi sederhana antara Xi dan Yi

n : Jumlah sampel.119

118

Ibid, 97 119

Ibid, 369

Page 92:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

92

Interpretasi positif Interpretasi negative

0,800 < rxy≤ 1 Sangat tinggi -1< rxy ≤ -0,800 Sagat rendah

0,600 < rxy ≤0,800 Tinggi -0,800< rxy ≤ -0,600 Rendah

0,400< rxy ≤ 0,600 Cukup -0,600< rxy ≤ -0,400 Cukup

0,200< rxy ≤ 0,400 Rendah -0,400< rxy ≤ -0,200 Tinggi

0, < rxy ≤ 0,200 Sangat rendah -0,200< rxy ≤ 0 Sangat tinggi

Sedangkan perhitungan korelasi ganda menggunakan rumus sebagai berikut:

Ry12 = 𝐽𝐾 𝑟𝑒𝑔

𝑌2 . 120

ry1 = 𝑛 𝑋1𝑌− 𝑋1 𝑌

𝑛 𝑋12− ( )2

𝑋1 𝑛 𝑌2− 𝑌 2

ry2 = 𝑛 𝑋2𝑌− 𝑋2 𝑌

𝑛 𝑋22− ( )2

𝑋2 𝑛 𝑌2− 𝑌 2

Dimana :

ry1 : Koefisien korelasi sederhana antara Y dan X1

ry2 : koefisien korelasi antara Y dan X2

R12 : koefisien korelasi X1 dan X2

Korelasi Parsial,

1. Koefisien korelasi parsial antara X1 dan Y, jika X2 konstanta

ry1,2 = 𝑟𝑦1−𝑟𝑦2 . 𝑟12

1−𝑟𝑦22 1−𝑟12

2

2. Koefisien korelasi parsial antara X2 dan Y, jika X1 konstan

ry2,1 = 𝑟𝑦2−𝑟𝑦1 . 𝑟12

1−𝑟𝑦12 1−𝑟12

2

3. Koefisien korelasi parsial antara X1 dan X2, jika Y konstan

r12,y =𝑟𝑦12−𝑟𝑦1 . 𝑟𝑦2

1−𝑟𝑦12 1−𝑟𝑦2

2

. 121

b. Analisis Keberartian Korelasi

Untuk melihat keberartian hubungan antara variabel Xi dan Y , maka perlu

dilakukan uji keberartian korelasi dengan menggunakan rumus t-student.

120

Ibid, 383 121

Ibid, 386

Page 93:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

93

t= 𝑟 (𝑛−2)

1− 𝑟2

Dimana : t : Keberartian korelasi

r : Koefisien korelasi

n : Jumlah sampel

Kriteria analisis :

Jika thitung > ttabel pada α = 0.05 dan dk = n-2, maka Ho ditolak

Jika thitung < ttabel pada α = 0.05 dan dk = n-2, maka Ho diterima.122

c. Analisis Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui besarnya korelasi atau kontribusi antara kepercayaan diri

dan motivasi belajar terhadap hasil belajar agama kristen, digunakan rumus koefisien

determinasi atau koefisien penentu :

KD = ( rxy)2 x 100%

4. Uji analisis Regresi

Analisis regresi adalah suatu analisis yang mengukur pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat, dan setiap analisis regresi pasti ada korelasinya, tetapi analisis

korelasi belum tentu dilanjutkan dengan analisis regresi.

a. Mencari Persamaan Garis Regresi Linier

Penelitian ini menelaah tiga variabel, oleh sebab itu garis regresinya terdiri atas

linier sederhana dan regresi linier ganda.

Untuk menentukan regresi linier sederhana digunakan regresi sebagai berikut: 𝑌

= a + b X1

122

Ibid, 377

Page 94:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

94

Keterangan :

𝑌 : hasil dari regresi

a : konstanta untuk sampel

b : koefisien regresi

x : hasil tes.123

Dengan rumus :

b = 𝑛 𝑋𝑌− 𝑋 𝑌

𝑛 𝑋2𝑖− ( 𝑋)2

a = 𝑌 – bX1 .124

Regresi linier sederhana ini digunakan untuk mengetahui pengaruh secara

langsung antara variabel Y atas Xi. Untuk menentukan linier ganda digunakan

persamaan regresi sebagai berikut :

𝑌 = a0 + a1 X1 + a2 X2. 125

Dengan rumus :

a0 = 𝑌 - a1𝑋 1 + a2𝑋 2

a1 = 𝑋2𝑖

2 𝑋1𝑖𝑦𝑖 − 𝑋1𝑖𝑋2𝑖 𝑋2𝑖𝑦𝑖

𝑋1𝑖2 𝑋2𝑖

2 −( 𝑋1𝑖𝑋2𝑖)2

a2 = 𝑋1𝑖

2 𝑋2𝑖𝑦𝑖 − 𝑋1𝑖𝑋2𝑖 𝑋1𝑖𝑦𝑖

𝑋1𝑖2 𝑋2𝑖

2 −( 𝑋1𝑖𝑋2𝑖)2

Regresi linier ganda digunakan untuk mengetahui pengaruh secara langsung

antara variabel Y atas Xi secara bersama-sama.

b.Uji Kelinieran Regresi

Uji kelinieran regresi dapat diketahui dengan mencari harga F kemudian harga F

itu dikonsultasikan dengan tabel distribusi F dengan dk pembilang = k – 2 dan dk

penyebut n – k.

123

Ibid, 312 124

Ibid, 315 125

Ibid, 348-349

Page 95:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

95

Untuk mencari harga F digunakan rumus :

F = 𝑆𝑇𝐶

2

𝑆𝑒2 .

126

Kriteria pengujian keberartian regresi :

jika Fhitung< Ftabel pada α = 0,05, maka H0 ditolak,

Jika Fhitung> Ftabel pada 𝛼 = 0,05, maka H1 diterima

Dengan Ho : regresi linier dan dalam hal lainnya H1: regresi nonlinier.

Sedangkan uji kelinieran ganda, harga F dapat dicari dengan rumus sebagai

berikut : F = 𝑱𝑲𝒓𝒆𝒈/𝒌

𝑱𝑲𝒓𝒆𝒈/ 𝒏−𝒌−𝟏

. 127

Kriteria pengujian linier ganda adalah :

Jika Fhitung< Ftabel pada 𝛼 = 0,05, dengan dk pembilang = k-2 dan dk penyebut = n - k

pada 𝛼 = 0,05, maka H0 ditolak, dan sebaliknya,

Jika Fhitung> Ftabel pada 𝛼 = 0,05, dengan dk pembilang = k-2 dan dk penyebut = n-k

pada 𝛼 = 0,05, maka H0 diterima

Dengan,

H0 : Regresi tidak linier

H1 : Regresi linier

c. Uji Keberartian Regresi

Uji keberartian regresi dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut

: F = 𝑆𝑟𝑒𝑔

2

𝑆𝑟𝑒𝑠2

Kriteria pengujian keberartian regresi : jika Fhitung< Ftabel pada α = 0,05, maka

regresi berarti Hi diterima. jika Fhitung> Ftabel pada α = 0,05, maka H0 ditolak. Dengan,

H0 : Koefisien arah regresi tidak berarti

126

Ibid, 332 127

Ibid, 335

Page 96:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

96

H1 : Koefisien arah regresi berarti.

Selanjutnya hasil dari uji kelinieran dan keberartian regresi dimasukan ke dalam

tabel ANAVA sebagai berikut.

TABEL ANALISIS VARIANS REGRESI LINIER

I. Hipotesis Statistik

1. Ho ∶ ρy.1

= 0; Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara

kepercayaan diri terhadap hasil belajar agama kristen siswa.

Ha ∶ ρy.1

> 0; Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kepercayaan diri

dengan hasil belajar agama kristen siswa.

2. Ho ∶ ρy.2

= 0; Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara motivasi

belajar terhadap hasil belajar agama kristen siswa.

Ha ∶ ρy.2

> 0; Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara motivasi belajar

agama kristen dengan hasil belajar agama kristen siswa.

Sumber Variasi Dk JK KT

F

Regresi (a)

Regresi b l a

Residu

1

1

n – 2

𝑌1 2/n

JKreg = JK (b l a)

JKres = Σ(Yi – Ŷi)2

𝑆𝑟𝑒𝑔2 =

(𝑌𝑖 − 𝑌𝑖)2

𝑛 − 2

𝑌1 2/n

S2reg =

JK (b l a)

𝑆𝑟𝑒𝑔2

𝑆𝑟𝑒𝑠2

Tuna Cocok

Kekeliruan

k – 2

n – k

JK(TC)

JK (E) 𝑆𝑇𝐶

2 = 𝐽𝐾 𝑇𝐶

𝑘−2

𝑆𝐸2=

𝐽𝐾 𝐸

𝑛−𝑘

𝑆𝑇𝐶2

𝑆𝐸2

Total N Σ𝑌𝑖2 Σ 𝑌𝑖

2 _

Page 97:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

97

3. Ho ∶ ρy.12

= 0; Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara

kepercayaan diri dan motivasi belajar agama kristen terhadap hasil belajar agama

kristen siswa.

Ha ∶ ρy.12 > 0; Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kepercayaan diri

dan motivasi belajar terhadap hasil belajar agama kristen siswa.

J. Prosedur Penelitian

1. Tahap persiapan

Pada tahap persiapan, kegiatan yang dilakukan adalah konsultasi

interaksi terkait, dalam hal ini pejabat yang berwenang adalah kepala sekolah

SMTK Setia Bulagi Banggai Kepulauan. Pada waktu konsultasi bersama kepala

sekolah dan guru bidang studi agama kristen tentang rencana dan tujuan

penelitian, selanjutnya peneliti menyampaikan informasi rencana dan tujuan

penelitian kepada dosen pembimbing tesis, untuk mengadakan penelitian.

2. Tahap pelaksanaan

i. Dilakukan uji coba dengan pembagian angket kepercayaan diri, dan motivasi

belajar siswa untuk di isi dan dikumpulkan.

ii. Dilakukan uji coba dengan pembagian angket variabel hasil belajar untuk

diisi dan dikumpulkan.

3. Tahap akhir

Data yang terkumpul diolah dan dianalisis.

Page 98:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

98

BAB IV

ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

1. Data Hasil Belajar Agama Kristen

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat (Y) adalah hasil belajar agama

kristen. Data hasil belajar agama kristen diperoleh dari hasil penyebaran soal-soal

agama kristen dari 65 siswa yang dipilih dengan teknik sampel acak sederhana.

Dari data yang terkumpul, data hasil belajar agama kristen terbesar adalah 96 dan

data terkecil adalah 36. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai X rata-rata sebesar 67,27;

simpangan baku sebesar 15,63; modus sebesar 69,25; median sebesar 68,06 (lihat

lampiran 25). Karena nilai X rata-rata, modus dan median mendekati nilai yang hampir

sama berarti data hasil belajar agama kristen berdistribusi normal.

Distribusi frekuensi data hasil belajar agama kristen dapat dilihat pada tabel dibawah

ini, dimana rentang skor adalah 60, banyak kelas adalah 7 dan panjang interval kelas

adalah 9 (lihat lampiran 25). Data selengkapnya tentang hasil belajar dapat dilihat

dalam tabel dan distribusi frekuensi dan histogram sebagai berikut:

Page 99:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

99

Tabel IV.1 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Agama Kristen

Interval

Kelas

Batas Kelas Frekuensi

Kelas(fi)

Frekuensi

Relatif %

Frekuensi

Kumulatif Bawah Atas

36 – 44 35,5 44,5 3 4,6 3

45 – 53 44,5 53,5 8 12,3 11

54 – 62 53,5 62,5 11 16,9 22

63 – 71 62,5 71,5 17 26,2 39

72 – 80 71,5 80,5 15 23,1 54

81 – 89 80,5 89,5 10 15,4 64

90 – 98 89,5 98,5 1 1,5 65

65 100

Dalam tabel diatas, frekuensi dinyatakan dengan banyak data yang terdapat

dalam tiap kelas sebanyak 7 dan tepi kelas dari 35,5 sampai dengan 98,5; jadi dalam

bentuk frekuensi kelas diperoleh 3 pada kelas 1 dengan interval 36 – 44 dan lain-lain

menggunakan cara yang sama. Untuk frekuensi relatif kelas 1 diperoleh dari 3

65 x 100%

= 4,6% dan yang lain-lain menggunakan cara yang sama. Dan untuk frekuensi

kumulatif dapat dibentuk dari daftar diatas, dengan cara menjumlahkan frekuensi dari

frekuensi pada frekuensi kumulatif lebih dari

Page 100:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

100

20 HISTOGRAM HASIL BELAJAR AGAMA KRISTEN

15

10

5

35,5 44,5 53,5 62,5 71,5 80,5 89,5 98,5

Gambar IV.1 Grafik Histogram Hasil Belajar Agama Keisten

Untuk menyajikan data yang telah disusun dalam daftar tabel distribusi frekuensi

hasil belajar agama kristen digunakan diagram yang disebut dengan histogram pada

hasil belajar agama kristen. Pada sumbuh mendatar untuk menyatakan kelas interval

dengan tepi kelas 35,5 sampai 98,5 dan sumbuh tegak untuk menyatakan frekuensi baik

kelas/absolut maupun relatif. Bentuk diagramnya seperti diagram batang hanya disini

sisi-sisi batang berdekatan harus berhimpitan.

Pada histogram diatas dapat dilihat bahwa:

10

15

3

8

11

17

1

Page 101:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

101

a. Terdapat sebanyak 3 siswa dengan perolehan skor hasil belajar agama kristen

dengan tepi kelas 35,5 – 44,5.

b. Terdapat sebanyak 8 siswa dengan perolehan skor hasil belajar agama kristen

dengan tepi kelas 45,5 – 53,5.

c. Terdapat sebanyak 11 siswa dengan perolehan skor hasil belajar agama kristen

dengan tepi kelas 53,5 – 62,5.

d. Terdapat sebanyak 17 siswa dengan perolehan skor hasil belajar agama kristen

dengan tepi kelas 62,5 – 71,5.

e. Terdapat sebanyak 15 siswa dengan perolehan skor hasil belajar agama kristen

dengan tepi kelas 71,5 – 80,5.

f. Terdapat sebanyak 10 siswa dengan perolehan skor hasil belajar agama kristen

dengan tepi kelas 80,5 – 89,5.

g. Terdapat sebanyak 1 siswa dengan perolehan skor hasil belajar agama kristen

dengan tepi kelas 80,5 – 98,5.

2. Data Kepercayaan Diri

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas pertama (X1) adalah kepercayaan

diri siswa. Data kepercayaan diri siswa diperoleh dari hasil penyebaran angket dari 65

siswa yang dipilih dengan teknik sampel acak sederhana. Dari data yang sudah

diperoleh, data kepercayaan diri siswa terbesar adalah 131 dan data terkecil adalah 76.

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai (X) rata-rata sebesar 103,99; simpangan baku

sebesar 13,34; modus sebesar 103,5; median sebesar 103,72 (lihat lampiran 26). Karena

nilai X rata-rata, modus dan median mendekati nilai yang hampir sama berarti data

kepercayaan diri siswa berdistribusi normal.

Page 102:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

102

Distribusi frekuensi data kepercayaan diri siswa dapat dilihat pada tabel dibawah

ini, dimana rentang skor adalah 55, banyak kelas adalah 7 dan panjang interval kelas

adalah 8 (lihat lampiran 26). Data selengkapnya tentang kepercayaan diri siswa dapat

dilihat dalam tabel dan distribusi frekuensi dan histogram sebagai berikut:

Tabel IV.2 Distribusi Frekuensi Kepercayaan Diri

Interval

Kelas

Batas Kelas Frekuensi

Kelas (fi)

Frekuensi

Relatif %

Frekuensi

Kumulatif Bawah Atas

76 – 83 75,5 83,5 4 6,2 4

84 – 91 83,5 91,5 9 13,8 13

92 – 99 91,5 99,5 10 15,4 23

100 –

107 99,5 107,5 18 27,7 41

108 - 115 107,5 115,5 10 15,4 51

116 - 123 115,5 123,5 8 12,3 59

124 - 131 123,5 131,5 6 9,2 65

65 100

Dalam tabel diatas, frekuensi dinyatakan dengan banyak data yang terdapat

dalam tiap kelas sebanyak 7 dan tepi kelas dari 75,5 sampai dengan 131,5; jadi dalam

bentuk frekuensi kelas diperoleh 4 pada kelas 1 dengan interval 76 – 83 dan lain-lain

menggunakan cara yang sama. Untuk frekuensi relatif kelas 1 diperoleh dari 4

65 x 100%

= 6,2% dan yang lain-lain menggunakan cara yang sama. Dan untuk frekuensi

Page 103:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

103

kumulatif dapat dibentuk dari daftar diatas, dengan cara menjumlahkan frekuensi dari

frekuensi pada frekuensi kumulatif lebih dari.

HISTOGRAM KEPERCAYAAN DIRI

20

15

10

5

75,5 83,5 91,5 99,5 107,5 115,5 123,5 131,5

Gambar IV.2 Grafik Histogram Kepercayaan Diri

Untuk menyajikan data yang telah disusun dalam daftar tabel distribusi frekuensi

kepercayaan diri siswa digunakan diagram yang disebut dengan histogram pada

kepercayaan diri siswa. Pada sumbuh mendatar untuk menyatakan kelas interval dengan

tepi kelas 75,5 sampai 131,5 dan sumbuh tegak untuk menyatakan frekuensi baik

8

10

4

9

10

18

6

Page 104:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

104

kelas/absolut maupun relatif. Bentuk diagramnya seperti diagram batang hanya disini

sisi-sisi batang berdekatan harus berhimpitan.

Pada histogram diatas dapat dilihat bahwa:

a. Terdapat sebanyak 4 siswa dengan perolehan skor kepercayaan diri dengan tepi

kelas 75,5 – 83,5.

b. Terdapat sebanyak 9 siswa dengan perolehan skor kepercayaan diri dengan tepi

kelas 83,5 – 91,5.

c. Terdapat sebanyak 10 siswa dengan perolehan skor kepercayaan diri dengan

tepi kelas 91,5 – 99,5.

d. Terdapat sebanyak 18 siswa dengan perolehan skor kepercayaan diri dengan

tepi kelas 99,5 – 107,5.

e. Terdapat sebanyak 10 siswa dengan perolehan skor kepercayaan diri dengan

tepi kelas 107,5 – 115,5.

f. Terdapat sebanyak 8 siswa dengan perolehan skor kepercayaan diri dengan tepi

kelas 115,5 – 123,5.

g. Terdapat sebanyak 6 siswa dengan perolehan skor kepercayaan diri dengan tepi

kelas 123,5 – 131,5.

3. Data Motivasi Belajar

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas kedua (X2) adalah motivasi

belajar. Data motivasi belajar diperoleh dari hasil penyebaran angket dari 65 siswa yang

dipilih dengan teknik sampel acak sederhana. Dari data yang sudah diperoleh, data

motivasi belajar agama kristen terbesar adalah 129 dan data terkecil adalah 75. Dari

hasil perhitungan diperoleh nilai (X) rata-rata sebesar 103,23; simpangan baku sebesar

Page 105:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

105

13,28; modus sebesar 102,81; median sebesar 102,97 (lihat lampiran 27). Karena nilai

X rata-rata, modus dan median mendekati nilai yang hampir sama berarti data motivasi

belajar agama kristen berdistribusi normal.

Distribusi frekuensi data motivasi belajar agama kristen dapat dilihat pada tabel

dibawah ini, dimana rentang skor adalah 54, banyak kelas adalah 7 dan panjang interval

kelas adalah 8 (lihat lampiran 27). Data selengkapnya tentang motivasi belajar agama

kristen dapat dilihat dalam tabel dan distribusi frekuensi dan histogram sebagai berikut:

Tabel IV.3 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Agama kristen

Interval

Kelas

Batas Kelas Frekuensi

Kelas (fi)

Frekuensi

Relatif %

Frekuensi

Kumulatif Bawah Atas

75 – 82 74,5 82,5 3 4,62 3

83 – 90 82,5 90,5 10 15,38 13

91 – 98 90,5 98,5 10 15,38 23

99 – 106 98,5 106,5 17 26,15 40

107 – 114 106,5 114,5 11 16,92 51

115 – 122 114,5 122,5 8 12,31 59

123 – 130 123,5 130,5 6 9,23 65

65 100

Dalam tabel diatas, frekuensi dinyatakan dengan banyak data yang terdapat dalam

tiap kelas sebanyak 7 dan tepi kelas dari 74,5 sampai dengan 130,5; jadi dalam bentuk

frekuensi kelas diperoleh 3 pada kelas 1 dengan interval 75 – 82 dan lain-lain

menggunakan cara yang sama. Untuk frekuensi relatif kelas 1 diperoleh dari 3

65 x 100%

= 4,62% dan yang lain-lain menggunakan cara yang sama. Dan untuk frekuensi

Page 106:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

106

kumulatif dapat dibentuk dari daftar diatas, dengan cara menjumlahkan frekuensi dari

frekuensi pada frekuensi kumulatif lebih dari.

HISTOGRAM MOTIVASI BELAJAR AGAMA KRISTEN

20

15

10

5

74,5 82,5 90,5 98,5 106,5 114,5 122,5 130,5

Gambar IV.3 Grafik Histogram Motivasi Belajar Agama Kristen

Untuk menyajikan data yang telah disusun dalam daftar tabel distribusi frekuensi

motivasi belajar agama kristen digunakan diagram yang disebut dengan histogram pada

motivasi belajar agama kristen. Pada sumbuh mendatar untuk menyatakan kelas interval

dengan tepi kelas 74,5 sampai 129,5 dan sumbuh tegak untuk menyatakan frekuensi

baik kelas/absolut maupun relatif. Bentuk diagramnya seperti diagram batang hanya

disini sisi-sisi batang berdekatan harus berhimpitan.

8

11

3

10 10

17

6

8

11

3

10 10

17

6

Page 107:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

107

Pada histogram diatas dapat dilihat bahwa:

a. Terdapat sebanyak 3 siswa dengan perolehan skor motivasi belajar agama

kristen dengan tepi kelas 74,5 – 82,5.

b. Terdapat sebanyak 10 siswa dengan perolehan skor motivasi belajar agama

kristen dengan tepi kelas 82,5 – 90,5.

c. Terdapat sebanyak 10 siswa dengan perolehan skor motivasi belajar agama

kristen dengan tepi kelas 90,5 – 98,5.

d. Terdapat sebanyak 17 siswa dengan perolehan skor motivasi belajar agama

kristen dengan tepi kelas 98,5 – 106,5.

e. Terdapat sebanyak 11 siswa dengan perolehan skor motivasi belajar agama

kristen dengan tepi kelas 106,5 – 114,5.

f. Terdapat sebanyak 8 siswa dengan perolehan skor motivasi belajar agama

kristen dengan tepi kelas 114,5 – 122,5.

g. Terdapat sebanyak 6 siswa dengan perolehan skor motivasi belajar agama

kristen dengan tepi kelas 122,5 – 129,5.

B. Pengujian Persyaratan Analisis

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian

terhadap data yang diperoleh agar memperoleh persyaratan analisis, yaitu:

1. Uji Normalitas

2. Uji Analisis Regresi (Uji kelinieran Regresi dan Uji Keberartian Regresi)

Pengujian normalitas dimaksudkan agar diketahui secara jelas apakah sebaran data

penelitian itu berasal dari data distribusi normal.

Page 108:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

108

Uji kelinieran tersebut dilakukan untuk diketahui mengenai hubungan yang

diperkirakan antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y), apakah linier atau tidak.

Uji keberartian regresi dilakukan untuk mengetahui signifikan atau efektivitas garis

regresi yang diperoleh mendukung atau melihat secara statistik kesimpulan yang dibuat

sesuai dengan hipotesis penelitian.

1. Uji Normalitas Data

Untuk mengetahui apakah data yang telah dikumpulkan berdistribusi normal atau

tidak, maka dilakukan uji normalitas data dengan rumus Liliefors pada taraf signifikan α

= 0,05 dengan kriteria pengujian berdistribusi normal apabila Lhitung < Ltabel.

a. Dari hasil perhitungan diperoleh hasil untuk hasil belajar agama kristen Lhitung

sebesar 0,0669 sedangkan Ltabel pada α = 0,05 dan n = 65 sebesar 0,1098. Karena

Lhitung (0,0669) < (0,1098), maka dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar

agama kristen berdistribusi normal (lihat pada lampiran 25).

b. Dari hasil perhitungan diperoleh hasil untuk kepercayaan diri Lhitung sebesar

0,0997 sedangkan Ltabel pada α = 0,05 dan n = 65 sebesar 0,1098. Karena Lhitung

(0,0997) < (0,1098), maka dapat disimpulkan bahwa data kepercayaan diri

berdistribusi normal (lihat pada lampiran 26).

c. Dari hasil perhitungan diperoleh hasil untuk motivasi belajar agama kristen

Lhitung sebesar 0,1082 sedangkan Ltabel pada α = 0,05 dan n = 65 sebesar 0,1098.

Karena Lhitung (0,1082) < (0,1098), maka dapat disimpulkan bahwa data motivasi

belajar agama kristen berdistribusi normal (lihat pada lampiran 27).

2. Uji kelinieran dan keberartian regresi

Page 109:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

109

Setelah data memenuhi persyaratan analisis uji normalitas, kemudian dilanjutkan

dengan analisis regresi linier. Analisis terhadap pasangan data penelitian antar variabel.

a. Analisis regresi antara kepercayaan diri (X1) terhadap hasil belajar agama

kristen (Y)

Kepercayaan diri (X1) terhadap hasil belajar agama kristen (Y) menghasilkan

koefisien arah regresi sebesar = 0,506 dan konstanta sebesar 14,90. Jadi pengaruh antara

kepercayaan diri (X1) terhadap hasil belajar agama kristen (Y) memiliki persamaan

regresi sebagai berikut Ŷ = 14,90 + 0,506X1(lihat pada lampiran 31)

Berikut dilakukan uji keberartian dan kelinieran regresi yang hasil perhitungannya

disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel IV.4 Tabel ANAVA Untuk Pengujian Keberartian dan Kelinieran

Persamaan Regresi Kepercayaan Diri (X1) Terhadap Hasil Belajar Agama kristen

(Y)

Sumber

Varians

Dk JK RJK Fhitung Ftabel

0,05 0,01

Regresi (a)

Regresi (b/a)

Residu

1

1

63

300424,0154

3397,681

8685,3036

300424,0154

3397,681

137,86

24,65*

3,99

7,06

Tuna Cocok

Kekeliruan

25

38

3451,3036

5234

138,05

137,74

1,002*

1,79

2,21

Total 65 310527

310527

- Fh < Ft =

1,002 < 1,79,

maka linier.

Page 110:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

110

Keterangan:

*Fhitung = Fhitung = 24,65 > Ftabel pada α = 0,05, maka regresi berarti.

*Fhitung = Fhitung = 1,002 < Ftabel pada α = 0,05, maka regresi linier.

* = signifikan

ns = non signifikan

Hasil pengujian seperti yang ditunjukkan pada tabel IV diatas menyimpulkan

bahwa bentuk pengaruh kepercayaan diri (X1) terhadap hasil belajar agama kristen (Y)

adalah berarti dan linier. Selanjutnya regresi tersebut menunjukkan bahwa setiap

kanaikan satu skor kepercayaan diri (X1) dapat menyebabkan kenaikan hasil belajar

agama kristen siswa (Y) sebesar 0,506 pada konstanta14,90.

Hasil pengujian menunjukkan kepercayaan diri (X1) secara kebetulan mempunyai

hubungan yang positif terhadap hasil belajar agama kristen (Y), dan menunjukkan

hubungan yang signifikan pada α = 0,05. Lebih jelasnya persamaan regresi Ŷ = 14,90 +

0,506X1 diperlihatkan pada gambar dibawah ini :

Gambar IV.4 Grafik Persamaan Regresi Ŷ = 14,90 + 0,506X1

y = 14,90+ 0,506x

0

20

40

60

80

100

120

0 20 40 60 80 100 120 140

Has

il B

ela

jar

Aga

ma

Kri

ste

n

Kepercayaan Diri

Garis Persamaan Regresi

Page 111:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

111

b. Analisis regresi antara motivasi belajar (X2) terhadap hasil belajar agama kristen

(Y)

Motivasi belajar (X2) terhadap hasil belajar agama kristen (Y) menghasilkan

koefisien arah regresi sebesar 0,525 dan konstanta sebesar 13,26. Jadi pengaruh antara

motivasi belajar (X2) terhadap hasil belajar agama kristen (Y) memilki persamaan

regresi sebagai berikut 13,26 + 0,525X2 (lihat pada lampiran 31)

Berikut dilakukan uji keberartian dan kelinieran regresi yang hasil perhitungannya

disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel IV.5 Tabel ANAVA Untuk Pengujian Keberartian dan Kelinieran

Persamaan Regresi Motivasi Belajar (X2) Terhadap Hasil Belajar Agama Kristen

(Y)

Sumber

Varians

Dk JK RJK Fhitung Ftabel

0,05 0,01

Regresi (a)

Regresi (b/a)

Residu

1

1

63

300424,015

3442,53

8640,455

300424,015

3442,53

137,15

25,10*

3,99

7,06

Tuna Cocok

Kekeliruan

23

40

4529,455

4111

196,93

102,78

1,91 ns

1,803

2,50

Total 65 312507

312507 - Fh > Ft = 1,91

> 1,80, maka

tidak linier.

Keterangan:

Page 112:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

112

nsFhitung = Fhitung = 25,10 > Ftabel 3,99 pada α = 0,05, maka regresi berarti.

*Fhitung = Fhitung = 0,91 > Ftabel 1,80 pada α = 0,05, maka regresi tidak linier.

* = signifikan

ns = non signifikan

Hasil pengujian seperti yang ditunjukkan pada tabel V.5 diatas menyimpulkan

bahwa bentuk pengaruh antara motivasi belajar (X2) dengan hasil belajar agama kristen

(Y) adalah berarti dan tidak linier. Selanjutnya regresi tersebut berarti menunjukkan

bahwa setiap kanaikan satu skor motivasi belajar (X2) dapat menyebabkan kenaikan

hasil belajar agama kristen siswa (Y) sebesar 0,525 pada konstanta 13,26; Dan tidak

linier, artinya tidak terdapat hubungan yang linier antara motivasi belajar dengan hasil

belajar agama kristen siswa, melainkan hubungan berbentuk lain.

Hasil pengujian menunjukkan motivasi belajar (X2) secara kebetulan mempunyai

hubungan yang positif terhadap hasil belajar agama kristen (Y), dan menunjukkan

hubungan yang signifikan pada α = 0,05. Lebih jelasnya persamaan regresi Ŷ = 13,26 +

0,525X2 diperlihatkan pada gambar dibawah ini :

y = 13,26 + 0,525x

0

20

40

60

80

100

120

0 20 40 60 80 100 120 140

Has

il B

ela

jar

Aga

ma

Kri

ste

n

Motivasi Belajar Agama kristen

Garis Persamaan Regresi

Page 113:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

113

Gambar IV.5 Grafik Persamaan Regresi Ŷ = 13,26 + 0,525X2

c. Analisis regresi antara kepercayaan diri (X1) dan motivasi belajar (X2) terhadap

hasil belajar agama kristen (Y)

Kepercayaan diri (X1) dan motivasi belajar (X2) terhadap hasil belajar agama

kristen (Y) menghasilkan koefisien arah regresi dan konstanta sebesar 2,48. Dengan

demikian pengaruh kepercayaan diri (X1) dan motivasi belajar (X2) terhadap hasil

belajar (Y) memiliki persamaan regresi sebagai berikut Ŷ = 2,48 – 0,038X1 + 0,688X2

(lihat pada lampiran 31)

Berikut dilakukan uji keberartian dan kelinieran regresi yang hasil perhitungan

disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel IV.6 Tabel ANAVA Untuk Pengujian Keberartian dan Kelinieran

Persamaan Regresi Kepercayaan Diri (X1) dan Motivasi Belajar (X2) Terhadap

Hasil Belajar Agama Kristen (Y)

Jumlah kuadrat Fhitung F tabel (dk = 2 : 63)

0,05 0,01

JK(reg) = 4256 16,89 3,140 4,950

JK(res) = 7827

Berdasarkan pengujian di atas, diperoleh Fhitung = 16,89 > Ftabel = 3,140;

signifikan pada α = 0,05, berarti regresi ganda Y atas X1 dan X2 signifikan.

Page 114:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

114

C. Analisis Korelasi dan Pengujian Hipotesis

1. Analisis korelasi dan pengujian hipotesis kepercayaan diri (X1) terhadap hasil

belajar agama kristen (Y)

Untuk melihat seberapa jauh hubungan kepercayaan diri (X1) terhadap hasil belajar

agama kristen (Y) diperlihatkan oleh tabel dibawah ini:

Tabel IV.7 Pengujian Signifikan Koefisien Korelasi Antara X1 dan Y

Korelasi

antara X1

dan Y

Kofisien

korelasi

Koefisien

determinasi

Thitung Ttabel

0,53 28,09 4,423 1,665

Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,53 dan signifikan pada

α = 0,05 (lihat pada lampiran 31). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang

cukup kuat antara kepercayaan diri (X1) terhadap hasil belajar agama kristen (Y).

Pengujian hipotesis untuk melihat keberartian korelasi dapat diperoleh Thitung = 4,96 >

Ttabel = 1,665 yang didapat melalui interpolasi pada α = 0,05 (lihat pada lampiran 31).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan

signifikan antara kepercayaan diri terhadap hasil belajar agama kristen pada siswa

SMTK Setia Bulagi Banggai Kepulauan. Besarnya koefisien determinasi sebesar 28,09

hal ini berarti terdapat variansi skor hasil belajar agama kristen pada sampel yang

diteliti, dipengaruhi oleh kepercayaan diri sebesar 28,09%. Selebihnya 71,91%

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti faktor Guru, lingkungan belajar siswa,

interaksi belajar siswa, disiplin belajar siswa, dan lain-lain. (lihat pada lampiran 31).

Page 115:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

115

2. Analisis korelasi dan pengujian hipotesis motivasi belajar (X2) terhadap hasil

belajar agama kristen (Y)

Untuk melihat seberapa jauh hubungan motivasi belajar (X2) terhadap hasil belajar

agama kristen (Y) diperlihatkan oleh tabel dibawah ini:

Tabel IV.8 Pengujian Signifikan Koefisien Korelasi Antara X2 dan Y

Korelasi

antara X2

dan Y

Kofisien

korelasi

Koefisien

determinasi

Thitung Ttabel

0,54 29,16 5,092 1,665

Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,54 dan signifikan pada

α = 0,05 (lihat pada lampiran 31). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang

cukup kuat antara motivasi belajar (X2) terhadap hasil belajar agama kristen (Y).

Pengujian hipotesis untuk melihat keberartian korelasi dapat diperoleh Thitung = 5,092 >

Ttabel = 1,665 yang didapat melalui interpolasi pada α = 0,05 (lihat pada lampiran 31).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan

signifikan antara motivasi belajar terhadap hasil belajar agama kristen pada SMTK

Setia Bulagi Banggai Kepulauan. Besarnya koefisien determinasi sebesar 29,16, hal ini

berarti terdapat variansi skor hasil belajar agama kristen pada sampel yang diteliti,

dipengaruhi oleh motivasi belajar sebesar 29,16%. Selebihnya 70,84% dipengaruhi oleh

faktor-faktor lain, seperti faktor Guru, lingkungan belajar siswa, interaksi belajar siswa,

disiplin belajar siswa dan lain-lain. (lihat pada lampiran 31).

Page 116:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

116

3. Analisis korelasi dan pengujian hipotesis kepercayaan diri (X1) dan motivasi

belajar (X2) terhadap hasil belajar agama kristen (Y)

Untuk melihat seberapa jauh hubungan kepercayaan diri (X1) dan motivasi belajar

(X2) terhadap hasil belajar agama kristen (Y) diperlihatkan oleh tabel dibawah ini:

Tabel IV.9 Pengujian Signifikan Koefisien Korelasi Antara X1, X2, dan Y

Korelasi

antara X1,

X2 dan Y

Kofisien

korelasi

Koefisien

determinasi

Thitung Ttabel

0,59 34,81 5,754 3,140

Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,59 dan signifikan pada

α = 0,05 (lihat pada lampiran 31). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang

cukup kuat antara kepercayaan diri (X1) dan motivasi belajar (X2) terhadap hasil belajar

agama kristen (Y). Pengujian hipotesis untuk melihat keberartian korelasi dapat

diperoleh Thitung = 5,754 > Ttabel = 3,140 yang didapat melalui interpolasi pada α = 0,05

(lihat pada lampiran 31). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan

yang positif dan signifikan antara kepercayaan diri dan motivasi belajar terhadap hasil

belajar agama Kristen siswa SMTK Setia Bulagi Banggai Kepulauan Sul-Teng.

Besarnya koefisien determinasi sebesar 34,81, hal ini berarti terdapat variansi skor

hasil belajar agama kristen pada sampel yang diteliti, dipengaruhi oleh kepercayaan diri

dan motivasi belajar sebesar 34,81%. Selebihnya 65,19% dipengaruhi oleh faktor-faktor

lain, seperti faktor guru, lingkungan belajar siswa, interaksi belajar siswa, disiplin

belajar siswa dan lain-lain. (lihat pada lampiran 31).

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Page 117:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

117

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Fhitung = 16,89 dan Ftabel = 3,140 karena Fhitung

> Ftabel maka hipotesis penelitian diterima. Artinya terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan antara kepercayaan diri dan motivasi belajar terhadap hasil belajar agama

kristen siswa SMTK Setia Bulagi Banggai Kepulauan Sul-Teng.

Dari hasil perhitungan koefisien regresi sederhana terlihat jelas bahwa kepercayaan

diri memiliki pengaruh terhadap hasil belajar agama kristen yaitu 4,96. Hal ini memang

telah diteliti oleh banyak orang dan memiliki kesimpulan yang sama bahwa hasil belajar

seseorang ditentukan oleh kepercayaan diri. Untuk menguji regresi sederhana motivasi

belajar agama kristen terhadap hasil belajar agama kristen memiliki koefisien regresi

5,09. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi belajar mempengaruhi hasil belajar agama

kristen.

Perhitungan koefisien korelasi gandanya adalah sebesar 44,61. Hal ini menunjukkan

bahwa hubungan ketiga variabel cukup baik. Kenaikan hasil belajar agama kristen

dengan kepercayaan diri dapat dilihat dari persamaan 𝑌 = 14,90 + 0,506X1. Persamaan

regresi ini bersifat linier artinya kenaikan hasil belajar agama kristen dipengaruhi oleh

kepercayaan diri. Dan uji regresi ini berarti, artinya bahwa tingkat kenaikan hasil belajar

agama kristen ditentukan oleh kepercayaan diri siswa.

Sehubungan dengan motivasi belajar agama kristen dapat dilihat dari persamaan 𝑌

= 13,26 + 0,525X2. Persamaan regresi ini bersifat tidak linier artinya tidak terdapat

hubungan yang linier antara motivasi belajar dengan hasil belajar agama kristen siswa,

melainkan hubungan berbentuk lain. Tetapi dalam uji keberartian regresi, regresi ini

berarti, artinya bahwa tingkat kanaikan hasil belajar agama kristen selalu ditentukan

oleh motivasi belajar agama kristen.

Page 118:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

118

Melalui perhitungan regresi linier ganda Ŷ = 2,48 – 0,038X1 + 0,688X2. Pengujian

regresi linier ganda menyatakan bahwa regresi linier ganda Y atas X1 dan X2 bersifat

linier.

E. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini tentu saja masih belum sempurna karena sampel yang digunakan

sedikit, sehingga tidak mesti jadi patokan dalam penelitian selanjutnya. Jika para

pembaca ingin mengkaji ulang judul yang penulis kerjakan, mungkin saja menghasilkan

hasil baru. Penelitian ini juga hanya berlaku di SMTK Setia Bulagi Banggai Kepualuan

Sul-Teng, dengan demikian tidak dapat dipakai sebagai generalisasi sekolah-sekolah

lain.

Page 119:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

119

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian teoritis dan analisis, maka dapat diambil beberapa kesimpulan

sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan kepercayaan diri terhadap hasil

belajar agama kristen pada siswa kelas X-XII SMTK Setia Bulagi Banggai

Kepulauan sebesar r = 0,53, yang di uji menggunakan α = 0,05; diperoleh Thitung =

4,96 > Ttabel = 1,665 pada taraf nyata α = 0,05.

2. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan motivasi belajar terhadap hasil

belajar agama kristen pada siswa kelas X-XII SMTK Setia Bulagi Banggai

Kepulauan sebesar r = 0,54, yang di uji menggunakan α = 0,05; diperoleh Thitung =

5,09 > Ttabel = 1,665 pada taraf nyata α = 0,05.

3. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan kepercayaan diri dan motivasi

belajar agama kristen secara bersama-sama terhadap hasil belajar agama kristen

pada siswa kelas X-XII SMTK Setia Bulagi Banggai Kepulauan sebesar r = 0,59,

yang di uji menggunakan α = 0,05; diperoleh Thitung = 5,57 > Ttabel = 3,140 pada

taraf nyata α = 0,05.

Page 120:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

120

B. Saran

1. Untuk menigkatkan hasil belajar yang baik mestinya diperhatikan aspek eksternal

dan internal.

2. Guru sebagai fasilitator belajar siswa, harus terus memperlengkapi diri, dan

mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan.

3. Guru agama kristen harus menumbuhkan kepercayaan diri siswa didiknya

sehingga siswa dapat mengaktualisasikan segala potensi dirinya dengan penuh

kepercayaan diri.

4. Guru agama kristen sebagai tenaga pengajar harus memberikan semangat,

dorongan atau motivasi bagi siswa, sehingga siswa tidak terus menerus

mengandalkan guru dalam memperoleh pengetahuan.

Page 121:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

121

DAFTAR PUSTAKA

Alkitab,

Arikunto, Suharsimi, Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek, Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2002.

Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara,

2001.

Aunurrahman, Belajar dan Pembelajara,. Bandung: Alfa Beta, 2009

Boehlke R. Robert, Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama

Kristen dari Plato sampai IG. Loyola, Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 2006.

Boehlke R. Robert, Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama

Kristen dari Yohanes Amos Comenius sampai Perkembangan PAK di Indonesia,

Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 2006.

Berkhof Louis dan Van Til Cornelius, Dasar Pendidikan Kristen Surabaya: Momentum

2008.

Cully V Iris, Dinamika Pendidikan Kristen, Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 2009.

Djaali, Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008.

Djamarah, Syaiful, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2008.

Enklaar I H dan Homrighausen E G, Pendidikan Agama Kristen, Jakarta: PT BPK

Gunung Mulia, 2009.

Hadis, Abdul, Psikologi Dalam Pendidikan, Bandung: Alfa Beta, 2006.

Hamalik, Oemar, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta:

Bumi Aksara, 2008.

Page 122:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

122

Hamalik, Oemar, Psikologi Belajar dan Manager. Bandung : Sinar Baru Algessindo,

2000.

Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2004.

Jihad Asep, Haris Abdul, Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta: Multi Presindo, 2008.

Lasotisasari, D, Keefektifan Bimbingan Kelompok Untuk Meningkatkan Kepercayaan

Diri Siswa yang Tidak Naik Kelas Skripsi. Semarang: UNNES. Tidak diterbitkan, 2007

Mudjiono, Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2006.

Makmun, Abin Syamsudin, Psikologi Pendidikan. Bandung : Rosdakarya, 1996.

Moeliono, Anton, dkk. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta : Balai

Pustaka, 2002.

Nasution, Berbagai pendekatan dalam proses belajar menajar, Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2010.

Natawijaya, Psikologi Pendidikan. Jakarta : CV. Mutiara, 1987

Natawidjaja, Rahman, Peranan Guru dalam Bimbingan. Bandung : Abardin, 1988.

Nasution, Farid, Hubungan Metode Mengajar Dosen, Keterampilan Belajar, Sarana

Belajar dan Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa. Jurnal Ilmu

Pendidikan. Jilid 8. Nomor 1, 2001.

Nasution, Noehi, Psikologi Pedidikan. Jakarta : Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama

Islam Dan Universitas Terbuka, 1974.

Nurkancana, Wayan dan Sunartana, Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional,

1986

Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

Jakarta: Prenada Media Group, 2010.

Page 123:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

123

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo, 2011.

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta,

2010.

Soemanto, wasty, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2006.

Sumarmo, Utari, Kemandirian Belajar: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Dikembangkan

pada Peserta Didik. Makalah tidak diterbitkan, PPs UPI Bandung, 2007.

Sudjana, Metoda statistika, Bandung: Tarsito, 2005.

Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Bandung: AlfaBeta, 2005.

Sugiyono, Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R dan

D, Bandung: AlfaBeta, 2010.

Suhana Cucu, Hanafiah Nanang, Konsep Strategi Pembelajaran, Bandung: PT Refika

Aditama, 2009.

Sulo La, Tirtarahardja Umar, Pengantar Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008.

Surya, Mohamad, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, Jakarta: CV. Mahaputra

Adidaya, 2003.

Sitanggang Sariaman, Bagaimana Menyusun KTSP dan Perencanaan Pembelajaran

Pendidikan Agama Kristen Tingkat Satuan Pendidikan Dasar dan menengah,

Jakarta:Egkrateia Putra Jaya, 2008.

Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Grafindo Persada 2004.

Purwanto, Ngalim, Psikologi pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya 2000.

Tong, Stephen, Seni membentuk karakter kristen, Surabaya: Momentum, 2012.

Tong, Stephen, Arsitek Jiwa I, Surabaya: Momentum, 2010.

Tong, Stephen, Arsitek Jiwa II, Surabaya: Momentum, 2010.

Page 124:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

124

Uno, Hamzah, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang

Kreatif dan Efektif, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007.

Uno, Hamzah, Teori motivasi dan pengukurannya, Jakarta: PT Bumi Aksara 2008.

Zain aswan, Djamarah Syaiful, Strategi belajar mengajar, Jakarta: PT Asdi Mahasatya,

2006.

Page 125:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

125

BIODATA

A. Biodata Pribadi:

Nama : Fransisko Oes Asa

Tempat/Tanggal Lahir : Atambua 20 Februari 1987

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Istri : Misva Kokudang

Anak 1 : Thereisa Amelia Putri Asa

Alamat : Meselesek, Kec. Bulagi, Sul-Teng.

B. Pendidikan:

Lulus SMA Tahun 2007 dari SMA Kristen Atambua

Lulus Sarjana Pendidikan Kristen Tahun 2011 dari STT STT SETIA Jakarta

Lulus Magister Pendidikan Agama Kristen Tahun 2015 dari STT SETIA Jakarta

Page 126:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

126

Lampiran 1

SOAL TES

HASIL BELAJAR AGAMA KRISTEN

1. Pemimpin bangsa Israel dari mesir ialah......

A. Musa B. Yosua C. Kaleb D. Harun

2. Nabi yang menegur raja Daud ialah:

A. Natan B. Yesaya C. Yeremia D. Elia

3. “Mesias” adalah nama yang diberikan Allah kepada....

A. Yosua B. Yesus C. 𝑌𝑒𝑠𝑎𝑦𝑎 D. 𝑌𝑢𝑑𝑎𝑠

4. “Inilah AnakKu yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan” Firman ini

didengar oleh Yohanes pembaptis ketika Yesus.....

A. Diurapi B. Dilahirkan C. Dibaptis D. Disalibkan

5. Bukti kuasa Yesus terhadap alam ialah......

PETUNJUK :

1. Tuliskan tanda silang (X) pada pilihan obsen (A, B, C, dan D)

yang menurut anda benar.

2. Pilihlah dengan jujur.

3. Pilihan anda dirahasiakan.

Nama :..............................................

Kelas : .............................................

Page 127:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

127

A. Membangkitkan orang mati C. Meredahkan angin ribut

B. Mengubah air menjadi anggur D. Menyembuhkan orang buta

6. Musa menerima sepuluh hukum dibukit......

A. Sinai B. Zaitun C. Nebo D. Golgota

7. Tulah kesepuluh bunyinya......

A. Air berubah menjadi darah C. Lalat pikat

B. Kematian anak sulung D. Kematian belalang-belalang

8. Raja yang membangun bait Allah adalah.....

A. Saul B. Salomo C. Ahab D. Goliat

9. Permintaan raja salomo kepada Allah ialah.....

A. Hikmat dan pengertian B. Kekayaan

C. Jabatan D. Kehormatan

10. Raja yang diurapi pada usia 8 tahun ialah.....

A. Amos C. Daud

B. Yosia D. Yeskiel

11. Amanat agung yang disampaikan Yesus kepada murid-muridnya Terdapat

dalam kitab injil.......

A. Keluaran 20:1-17 C. Matius 28:19-20

B. Matius 6:13-19 D. Yohanes 3:16

12. Orang yang ditobatkan oleh Tuhan Yesus dan diutus menjadi rasul ialah....

A. Petrus B. Yohanes C. Yakobus D. Paulus

13. Tujuan Saulus kekota Damsyik ialah........

A. Memberitakan Injil C. Mendoakan orang sakit

Page 128:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

128

B. Menganiaya Pengikut Yesus D. Menyembuhkan orang sakit

14. Nabi yang menubuatkan kelahiran Yohanes pembaptis ialah......

A. Maleakih B. Natan C. Nehemia D. Yeremia

15. Hukuman Allah kepada raja Daud adalah......

A. Kerajaan terbagi dua C. Kematian istrinya

B. Kematian anak-anaknya D. Mati dalam peperangan

16. Terbentuknya gereja pertama terjadi dikota......

A. Yerusalem C. Nasaret

B. Betlehem D. Yudea

17. Tugas Zakharia di bait suci adalah........

A. Raja C. Imam

B. Hakim D. Rasul

18. Meninggalkan perbuatan yang jahat dan kembali berbuat yang baik adalah arti

dari....

A. Bertobat B.Kasih C. Baptisan D. Menyangkut diri

19. Hari turunnya Roh kudus disebut hari.......

A. Paskah B. Natal C. Pentakosta D. Jumat Agung

20. Dasar dari segala kehidupan manusia adalah......

A. Kasih B. Kehormatan C. Harta D. Jabatan

21. “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup tidak ada seorang pun yang datang

kepada Bapa kalau tidak melalui Aku” Perkataan ini terdapat dalam kitab…..

A. Yohanes 14:6 B. Matius 15:6

B. Lukas 14:6 D. Markus 5:16

Page 129:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

129

22. Raja Daud jatuh kedalam dosa karena.....

A. Mengawini istri Uria B. Menyembah berhala

C. Menghujat Allah D. Membunuh panglimanya

23. Mukjisat yang dibuat Tuhan Yesus dikota kana adalah......

A. Batu menjadi roti C. Memberi makan lima ribu orang

B. Air menjadi anggur D. Menyembuhkan sepeluh orang kusta

24. Tuhan Yesus memberi makan lima ribu orang didanau.....

A. Tiberias B. Galilea C. Yordan D. Nil

25. Orang buta yang disembuhkan Yesus adalah.....

A. Lasarus B. Bartemeus C. Orang kusta D.Simon petrus

26. Tuhan Yesus berdoa ditaman.....

A. Firdaus B. Nasaret C. Getsemani D. Betlehem

27. Tuhan Yesus terangkat kesorga disebuah bukit.......

A. Horeb B. Golgota C. Moria D. Zaitun

28. Arti “Paskah” ialah.....

A. Ketuangan Roh Kudus C. Kebangkitan

B. Kenaikan D. Kematian

29. Yang membuat manusia jatuh kedalam dosa ialah.....

A. Pelanggaran manusia di taman eden

B. Menurut kemauan sendiri

C. Ingin sama dengan Allah

D. Pilihan A,B dan C benar semua

30. Waktu turunyan Roh Kudus dikota Yerusalem terjadi tiga tanda yaitu......

Page 130:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

130

A. Bunyi, angin, api B. Guntur, bunyi,api

C. Angin, guntur, api D. Api, angin, guntur

31. Maksud percakapan Yesus dan Nikodemus adalah......

A. Lahir Baru B. Baptisan

C. Kelahiran D. Pengampunan

32. Dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang

tidak kita lihat adalah pengertian dari......

A. Kasih B. Suka cita

C. Iman D. Kesetiaan

33. Iman yang tidak disertai dengan perbuatan pada hakekatnya akan.......

A. Mati B. Lemah C. Lemah D. Layu

34. Yang diutus Allah kedalam dunia untuk menebus dosa manusia ialah........

A. Musa B. Yesus Kristus

C. Abraham D. Yohanes Pembaptis

35. Dibetsaida Yesus menyembuhkan orang yang sakit........

A. Buta B. Lumpuh C. Pendarahan D. Kusta

36. Yesus mengusir roh yang menyebabkan seorang anak menjadi bisu dan tuli.

Peristiwa ini membuktikan bahwa Yesus berkuasa atas roh.....

A. Jahat B. Manusia C. Alam semesta D. Anak-anak

37. Perumpamaan yang menggambarkan kasih Allah kepada manusia adalah tentang...

A. Anak yang hilang B. Talenta

C. Gadis-gadis yang bijak D. Seorang penabur

38. Pada hari Jumat agung, umat kristiani memperingati.....

Page 131:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

131

A. Kebangkitan Tuhan Yesus B. Turunnya Roh Kudus

C. Kematian Tuhan Yesus D. Kenaikan Yesus kesorga

39. Kebangkitan Tuhan Yesus mempunyai arti......

A. Hidup baru telah datang B. Keselamatan belum sempurna

C. Maut telah di kalahkan D. Manusia harus berobat

40. Doa yang diajarkan Tuhan Yesus disebut doa....

A. Ucapan syukur B. Bapa kami

C. Pengampunan D. Syafaat

Page 132:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

132

Kunci Jawaban

1. A 11. C 21. A 31. A

2. A 12. D 22. A 32. C

3. B 13. B 23. B 33. A

4. C 14. D 24. B 34.B

5. C 15. A 25. B 35.A

6. A 16. A 26. C 36. A

7. B 17. C 27. D 37. A

8. B 18. A 28. C 38. C

9. A 19. C 29. D 39. C

10. C 20. A 30. A 40. B

Page 133:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

133

Lampiran 2

Uji Coba Instrumen Angket Percayaan Diri

Nama : .............................................

Kelas : .............................................

No PERNYATAAN SS S KS TS STS

1 Saya percaya pada kemampuan saya saat

ulangan

2 Saya senang saat presentasi di depan kelas

3 Saya ingin di delegasikan oleh sekolah

untuk lomba atau olimpiade

4 Saya suka menjadi diri saya seperti sekarang

5 Saya menjelaskan materi pelajaran kepada

teman yang belum paham

6 Saya tidak suka meniru gaya orang lain

(mis:gaya berpakaian)

7 Saya suka mengikuti kegiatan-kegiatan

pemuda ditempat tinggal saya

8 Saya suka mengerjakan soal yang sulit

karena menantang.

9 Saya menerima jika pendapat saya tidak

disetujui orang lain

10 Saya bangga dengan almamater atau sekolah

saya

11 Saya senang berdebat dengan teman saya

tentang suatu hal

PETUNJUK :

1. Tuliskan tanda silang (X) pada pilihan yang tersedia dalam masing-

masing pernyataan.

2. Keterangan jawaban :

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

RR = Kurang Setuju

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

3. Nyatakan pendapat anda dengan jujur.

4. Pilihan anda dirahasiakan.

Page 134:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

134

12 Saya berani mengungkapkan pendapat saya

13 Saya selalu yakin saat menyelesaikan

masalah

14 Saya senang, bila saya dapat

mempertanggung jawabkan soal-soal yang

saya kerjakan.

15 Saya selalu berpikir bahwa nilai rapor saya

bagus

16 Saat diberi tugas oleh guru, saya yakin bisa

mengerjakannya

17 Saya memiliki suatu kemampuan yang lebih

baik daripada orang lain

18 Saya selalu yakin dapat menyelesaikan tugas

sekolah dengan baik

19 Saya dapat mempertahankan pendapat saat

berdiskusi.

20 Saya menyukai hal-hal baru dan menantang

21 Saya puas dengan hasil yang telah saya

kerjakan

22 Saya selalu puas dengan nilai ulangan saya

23 Saya memiliki kelebihan daripada orang lain

24 Saya malu bertanya, jika belum paham

tentang materi belajar di kelas.

25 Saya puas bisa bersekolah di sekolah saya

saat ini

26 Saya puas dengan hasil rapor saya

27 Saya percaya akan kemampuan saya

28 Saya yakin bahwa akan memeperoleh apa

yang saya inginkan

29 Saya tidak pernah menghindar dari suatu

rintangan

30 Saya yakin bahwa saya pasti berhasil

31 Saya ingin menjadi yang terbaik

32 Saya bangga dengan nilai saya

33 Saya suka bertanya pada guru pada saat

belajar

34 Saya ikut memberikan sumbangan dalam

mengerjakan soal yang diberi guru.

35 Saya tidak mengikuti teman jika

mengejakan soal ujian

36 Saya puas dengan kpribadian saya

37 Saya tidak akan berhenti jika apa yang saya

inginkan belum diperoleh

38 Saya yakin suatu saat nanti saya akan

berhasil

Page 135:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

135

39 Saya tidak takut jika ditanya oleh guru

40 Jika guru menjelaskan materi yang sulit,

maka saya bersemangat lagi untuk belajar.

Page 136:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

136

Lampiran 3

Uji Coba Instrumen Angket Motivasi Belajar

Nama : .............................................

Kelas : .............................................

No PERNYATAAN SS S KS TS STS

1 Pertama kali saya melihat pembelajaran

ini,saya percaya bahwa pembelajaran ini

mudah bagi saya.

2 Saya mengajukan pertanyaan jika tidak

paham saat belajar.

3 Saya diam dan mendengarkan teman yang

sedang mempresentasikan tugas didepan

kelas.

4 Saya tidak melatih kembali soal-soal agama

dirumah.

5 Saya tidak memiliki kemauan untuk belajar

agama.

6 Saya suka mengerjakan soal yang sulit

karena merasa tertantang.

7 Saya mengulang pelajaran agama dirumah.

8 Saya senang, bila guru agama tidak

memberikan PR.

9 Saya malas mengerjakan soal-soal agama.

10 Jika jam belajar agama, maka saya

mengikutinya dengan tenang dan serius.

PETUNJUK :

1. Tuliskan tanda silang (X) pada pilihan yang tersedia dalam masing-

masing pernyataan.

2. Keterangan jawaban :

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

RR = Kurang Setuju

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

3. Nyatakan pendapat anda dengan jujur.

4. Pilihan anda dirahasiakan.

Page 137:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

137

11 Saya mengerjakan latihan soal bila disuruh

guru.

12 Giat dan tekun adalah pilihan saya untuk

belajar agama.

13 Saya bersedia untuk belajar agama.

14 Saya lebih mementingkan bermain daripada

belajar agama.

15 Saya akan memeriksa kembali PR sebelum

dikumpul.

16 Saya tidak aktif dalam kegiatan belajar

kelompok agama.

17 Saya giat dalam melatih kembali soal.

18 Saya bolos jika saya tidak mengerjakan PR.

19 Jika saya tidak tahu mengerjakan tugas,

maka saya tidak malu untuk bertanya kepada

guru.

20 Saya tidak siap untuk mengikuti ulangan

agama yang diberikan guru secara

mendadak.

21 Jika jawaban yang saya buat berbeda dengan

jawaban teman maka saya mengikuti

jawaban teman.

22 Saya tidak tertarik dengan belajar agama

secara berkelompok.

23 Saya merasa materi itu sangat sulit

dipahami.

24 Saya malas mengerjakan PR.

25 Saya mengajukan pertanyaan jika tidak

paham saat belajar agama.

26 Jika guru menjelaskan materi di depan kelas

maka saya mengganggu teman.

27 Jika guru memberikan ulangan secara

mendadak, maka saya bersedia untuk

mengerjakan.

28 Saya mengerjakan soal dengan asal-asalan.

29 Saya mengajak teman yang lain untuk

menyelesaiakan masalah agama.

30 Kemauan saya untuk belajar agama itu

sangat tinggi.

31 Saya menolak ajakan teman untuk bersama-

sama mengerjakan tugas.

32 Saya tidak mudah puas ketika berhasil

menyelesaikan soal.

33 Jika saya tidak tau mengerjakan tugas maka

saya malu untuk bertanya.

Page 138:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

138

34 Jika guru memberikan PR maka saya

langsung mengerjakan.

35 Saya tidak ada persiapan untuk mengikuti

proses belajar agama di kelas.

36 Saya aktif dalam kegiatan belajar

37 Saya akan berhenti mengerjakan soal jika

mengalami jalan buntu.

38 Saya mempersiapkan diri untuk mengikuti

pelajaran agama.

39 Saya tidak mau melatih kembali soal.

40 Saya belajar kembali pelajaran agama

dirumah.

Page 139:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

139

Lampiran 7

Data Uji Reliabilitas Angket Hasil Belajar Agama Kristen

No

X X2 (X)

2

A B δ^2

N

Butir

Soal (ΣX)2/N ΣX

2(ΣX)

2/N b/N

1 35 35 1225 30,625 4,375 0,109 40

2 30 30 900 22,500 7,500 0,188 40

3 29 29 841 21,025 7,975 0,199 40

4 11 11 121 3,025 7,975 0,199 40

5 29 29 841 21,025 7,975 0,199 40

6 35 35 1225 30,625 4,375 0,109 40

7 22 22 484 12,100 9,900 0,248 40

8 29 29 841 21,025 7,975 0,199 40

9 29 29 841 21,025 7,975 0,199 40

10 22 22 484 12,100 9,900 0,248 40

11 29 29 841 21,025 7,975 0,199 40

12 34 34 1156 28,900 5,100 0,128 40

13 32 32 1024 25,600 6,400 0,160 40

14 16 16 256 6,400 9,600 0,240 40

15 29 29 841 21,025 7,975 0,199 40

16 22 22 484 12,100 9,900 0,248 40

17 29 29 841 21,025 7,975 0,199 40

Page 140:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

140

18 11 11 121 3,025 7,975 0,199 40

19 29 29 841 21,025 7,975 0,199 40

20 29 29 841 21,025 7,975 0,199 40

21 34 34 1156 28,900 5,100 0,128 40

22 32 32 1024 25,600 6,400 0,160 40

23 29 29 841 21,025 7,975 0,199 40

24 38 38 1444 36,100 1,900 0,048 40

25 22 22 484 12,100 9,900 0,248 40

26 32 32 1024 25,600 6,400 0,160 40

27 11 11 121 3,025 7,975 0,199 40

28 29 29 841 21,025 7,975 0,199 40

29 29 29 841 21,025 7,975 0,199 40

30 37 37 1369 34,225 2,775 0,069 40

31 29 29 841 21,025 7,975 0,199 40

32 35 35 1225 30,625 4,375 0,109 40

33 30 30 900 22,500 7,500 0,188 40

34 29 29 841 21,025 7,975 0,199 40

35 11 11 121 3,025 7,975 0,199 40

36 29 29 841 21,025 7,975 0,199 40

37 11 11 121 3,025 7,975 0,199 40

38 29 29 841 21,025 7,975 0,199 40

39 29 29 841 21,025 7,975 0,199 40

Page 141:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

141

40 25 25 625 15,625 9,375 0,234 40

Σ 31391 784,775 296,225 7,406

Perhitungan reliabilitas instrumen hasil belajar agama kristen dihitung dengan

menggunakan rumus K – R 20. Sebelum menggunakan rumus K – R 20, terlebih dahulu

diberi standar deviasinya sebagai berikut:

S2 =

𝛴𝑋2− (𝛴𝑋2

𝑁)

𝑁 =

31395− ((1081 )2

40)

40 = 54,52

Maka reliabilitas instrumen hasil belajar agama kristen adalah:

r11 = 𝑛

𝑛 − 1

𝑆2− 𝛴𝑃𝑄

𝑆2

= 40

40 − 1

54,52 – 8,7

54,52 = 0,862

Dari perhitungan diatas diperoleh r11 = 0,862 dan r tabel = 0,312, maka dapat

disimpulkan bahwa r11 > rtabel; 0,862 > 0,312, sehingga pernyataan untuk hasil belajar

agama kristen adalah reliabel.

Page 142:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

142

Lampiran 8

DAYA BEDA BUTIR SOAL

No

A B c d a/b c/d PA-PB

Keterangan BA JA BB JB PA PB D

1 18 20 17 20 0,9 0,85 0,05 Jelek

2 17 20 13 20 0,85 0,65 0,2 Jelek

3 17 20 12 20 0,85 0,6 0,25 Cukup

4 6 20 5 20 0,3 0,25 0,05 Jelek

5 19 20 10 20 0,95 0,5 0,45 Baik

6 17 20 18 20 0,85 0,9 -0,05 Jelek

7 12 20 10 20 0,6 0,5 0,1 Jelek

8 17 20 12 20 0,85 0,6 0,25 Cukup

9 17 20 12 20 0,85 0,6 0,25 Cukup

10 12 20 10 20 0,6 0,5 0,1 Jelek

11 17 20 12 20 0,85 0,6 0,25 Cukup

12 17 20 17 20 0,85 0,85 0 Jelek

13 15 20 17 20 0,75 0,85 -0,1 Jelek

14 11 20 5 20 0,55 0,25 0,3 Jelek

15 17 20 12 20 0,85 0,6 0,25 Cukup

16 12 20 10 20 0,6 0,5 0,1 Jelek

17 19 20 10 20 0,95 0,5 0,45 Baik

18 6 20 5 20 0,3 0,25 0,05 Jelek

Page 143:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

143

19 19 20 10 20 0,95 0,5 0,45 Baik

20 19 20 10 20 0,95 0,5 0,45 Baik

21 17 20 17 20 0,85 0,85 0 Jelek

22 15 20 17 20 0,75 0,85 -0,1 Jelek

23 19 20 10 20 0,95 0,5 0,45 Baik

24 19 20 19 20 0,95 0,95 0 Jelek

25 9 20 13 20 0,45 0,65 -0,2 Jelek

26 15 20 17 20 0,75 0,85 -0,1 Jelek

27 6 20 5 20 0,3 0,25 0,05 Jelek

28 17 20 12 20 0,85 0,6 0,25 Cukup

29 19 20 10 20 0,95 0,5 0,45 Baik

30 18 20 19 20 0,9 0,95 -0,05 Jelek

31 19 20 10 20 0,95 0,5 0,45 Baik

32 18 20 17 20 0,9 0,85 0,05 Jelek

33 17 20 13 20 0,85 0,65 0,2 Jelek

34 17 20 12 20 0,85 0,6 0,25 Cukup

35 6 20 5 20 0,3 0,25 0,05 Jelek

36 19 20 10 20 0,95 0,5 0,45 Baik

37 6 20 5 20 0,3 0,25 0,05 Jelek

38 17 20 12 20 0,85 0,6 0,25 Cukup

39 19 20 10 20 0,95 0,5 0,45 Baik

40 11 20 14 20 0,55 0,7 -0,15 Jelek

Page 144:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

144

Dari perhitungan diatas diperoleh soal yang jelek sebanyak 22 soal yaitu : 1, 2, 4, 6, 7,

10, 12, 13, 14, 16, 18, 21, 22, 25, 26, 27, 30, 32, 33, 35, 37, dan 40.

Soal yang cukup sebanyak 8 soal yaitu : 3, 8, 9, 11, 15, 28, 34, dan 38.

Soal yang baik sebanyak 10 soal yaitu : 5, 17, 19, 20, 23, 29, 31, 36 dan 39.

Page 145:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

145

Lampiran 9

MENGUJI TARAF KESUKARAN SOAL

No

A B a/b

Keterangan B JS P

1 35 40 0,88 Mudah

2 30 40 0,75 Mudah

3 29 40 0,73 Mudah

4 11 40 0,28 Sukar

5 29 40 0,73 Mudah

6 35 40 0,88 Mudah

7 22 40 0,55 Sedang

8 29 40 0,73 Mudah

9 29 40 0,73 Mudah

10 22 40 0,55 Sedang

11 29 40 0,73 Mudah

12 34 40 0,85 Mudah

13 32 40 0,80 Mudah

14 16 40 0,40 Sedang

15 29 40 0,73 Mudah

16 22 40 0,55 Sedang

17 29 40 0,73 Sedang

18 11 40 0,28 Sukar

Page 146:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

146

19 29 40 0,73 Mudah

20 29 40 0,73 Mudah

21 34 40 0,85 Mudah

22 32 40 0,80 Mudah

23 29 40 0,73 Mudah

24 38 40 0,95 Sedang

25 22 40 0,55 Mudah

26 32 40 0,80 Sedang

27 11 40 0,28 Sukar

28 29 40 0,73 Sedang

29 29 40 0,73 Mudah

30 37 40 0,93 Sedang

31 29 40 0,73 Mudah

32 35 40 0,88 Mudah

33 30 40 0,75 Mudah

34 29 40 0,73 Sedang

35 11 40 0,28 Sukar

36 29 40 0,73 Sedang

37 11 40 0,28 Sukar

38 29 40 0,73 Mudah

39 29 40 0,73 Mudah

40 25 40 0,63 Sedang

Page 147:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

147

Dari perhitungan diatas diperoleh soal yang sukar sebanyak 5 soal yaitu : 4, 18, 27, 35,

dan 37.

Soal yang sedang sebanyak 11 soal yaitu : 7, 10, 14, 17, 24, 26, 28, 30, 34, 36, dan 40.

Soal yang mudah sebanyak 24 soal yaitu : 1, 2, 3, 5, 6, 8, 9, 11, 12, 13, 15, 19, 20, 21,

22, 23, 25, 29, 31, 32, 33, 38, dan 39.

Page 148:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

148

Lampiran 13

Data Uji Reliabilitas Angket Kepercayaan Diri

Perhitungan Reliabilitas kuesioner Kepercayaan Diri dihitung dengan

menggunakan rumus Alpha Cronbach. Sebelumnya dicari terlebih dahulu jumlah

varians skor tiap-tiap soal dengan rumus : σb2 =

ΣX2−(ΣX )2

N

N

Tabel Perhitungan Reliabilitas Kepercayaan Diri

No

Butir

X X2 (X)

2

A B δ^2 N

(ΣX)2/N ΣX

2-(ΣX)

2/N b/N

1 118 402 13924 348,100 53,900 1,348 40

2 129 437 16641 416,025 20,975 0,524 40

3 121 393 14641 366,025 26,975 0,674 40

4 131 457 17161 429,025 27,975 0,699 40

5 128 436 16384 409,600 26,400 0,660 40

6 129 445 16641 416,025 28,975 0,724 40

7 120 398 14400 360,000 38,000 0,950 40

8 133 465 17689 442,225 22,775 0,569 40

9 128 436 16384 409,600 26,400 0,660 40

10 127 425 16129 403,225 21,775 0,544 40

11 132 460 17424 435,600 24,400 0,610 40

12 127 425 16129 403,225 21,775 0,544 40

13 124 414 15376 384,400 29,600 0,740 40

Page 149:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

149

14 122 396 14884 372,100 23,900 0,597 40

15 126 416 15876 396,900 19,100 0,478 40

16 132 466 17424 435,600 30,400 0,760 40

17 126 438 15876 396,900 41,100 1,028 40

18 128 440 16384 409,600 30,400 0,760 40

19 122 404 14884 372,100 31,900 0,797 40

20 123 397 15129 378,225 18,775 0,469 40

21 125 421 15625 390,625 30,375 0,759 40

22 129 439 16641 416,025 22,975 0,574 40

23 130 458 16900 422,500 35,500 0,888 40

24 116 354 13456 336,400 17,600 0,440 40

25 118 370 13924 348,100 21,900 0,547 40

26 122 390 14884 372,100 17,900 0,447 40

27 132 458 17424 435,600 22,400 0,560 40

28 134 474 17956 448,900 25,100 0,628 40

29 132 470 17424 435,600 34,400 0,860 40

30 126 424 15876 396,900 27,100 0,678 40

31 115 355 13225 330,625 24,375 0,609 40

32 132 454 17424 435,600 18,400 0,460 40

33 133 477 17689 442,225 34,775 0,869 40

34 128 446 16384 409,600 36,400 0,910 40

35 131 455 17161 429,025 25,975 0,649 40

Page 150:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

150

36 130 446 16900 422,500 23,500 0,588 40

37 129 445 16641 416,025 28,975 0,724 40

38 121 399 14641 366,025 32,975 0,824 40

39 128 434 16384 409,600 24,400 0,610 40

40 131 475 17161 429,025 45,975 1,149 40

Σ 5068 17194 643100 16077,500 1116,500 27,913 1600

Dari tabel diatas diperoleh jumlah varians butir soal (Σσ 21) = 27,913

Varians total : σt2 =

ΣX2−(ΣX )2

N

N

= 649854 −

(5068 )2

40

40

= 649854 – 642115 ,59

40

= 193.461

Kemudian dilanjutkan dengan menggunakan rumus Alpha Crobach :

r1 1 =k

k−1 1 −

Σσb2

σt2

= 40

40 − 1 1 −

27,913

193,461

= 0,878

Dari perhitungan diatas diperoleh r11 = 0,878 dan rtabel = 0,312, maka dapat

disimpulkan bahwa r11 > rtabel; 0,878 > 0,312, sehingga pernyataan untuk kepercayaan

diri adalah reliabel.

Page 151:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

151

Lampiran 17

Data Uji Reliabilitas Angket Motivasi Belajar

Perhitungan Reliabilitas kuesioner Motivasi Belajar dihitung dengan

menggunakan rumus Alpha Cronbach. Sebelumnya dicari terlebih dahulu jumlah

varians skor tiap-tiap soal dengan rumus : σb2 =

ΣX2−(ΣX )2

N

N

Tabel Perhitungan Reliabilitas Motivasi Belajar

No

Butir

X X2 (X)

2

A B δ^2

N

(ΣX)2/N ΣX

2-(ΣX)

2/N b/N

1 132 466 17424 435,600 30,400 0,760 40

2 118 392 13924 348,100 43,900 1,098 40

3 128 440 16384 409,600 30,400 0,760 40

4 122 404 14884 372,100 31,900 0,797 40

5 137 523 18769 469,225 53,775 1,344 40

6 112 354 12544 313,600 40,400 1,010 40

7 129 455 16641 416,025 38,975 0,974 40

8 130 454 16900 422,500 31,500 0,788 40

9 137 511 18769 469,225 41,775 1,044 40

10 87 207 7569 189,225 17,775 0,444 40

11 133 493 17689 442,225 50,775 1,269 40

12 129 437 16641 416,025 20,975 0,524 40

13 121 393 14641 366,025 26,975 0,674 40

14 130 450 16900 422,500 27,500 0,688 40

Page 152:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

152

15 127 429 16129 403,225 25,775 0,644 40

16 105 297 11025 275,625 21,375 0,534 40

17 113 333 12769 319,225 13,775 0,344 40

18 119 373 14161 354,025 18,975 0,474 40

19 124 408 15376 384,400 23,600 0,590 40

20 131 449 17161 429,025 19,975 0,499 40

21 126 428 15876 396,900 31,100 0,778 40

22 131 461 17161 429,025 31,975 0,799 40

23 131 455 17161 429,025 25,975 0,649 40

24 129 437 16641 416,025 20,975 0,524 40

25 121 393 14641 366,025 26,975 0,674 40

26 131 457 17161 429,025 27,975 0,699 40

27 128 436 16384 409,600 26,400 0,660 40

28 129 445 16641 416,025 28,975 0,724 40

29 123 395 15129 378,225 16,775 0,419 40

30 124 404 15376 384,400 19,600 0,490 40

31 128 446 16384 409,600 36,400 0,910 40

32 131 455 17161 429,025 25,975 0,649 40

33 130 446 16900 422,500 23,500 0,588 40

34 129 445 16641 416,025 28,975 0,724 40

35 113 337 12769 319,225 17,775 0,444 40

36 111 331 12321 308,025 22,975 0,574 40

Page 153:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

153

37 137 505 18769 469,225 35,775 0,894 40

38 138 506 19044 476,100 29,900 0,747 40

39 134 482 17956 448,900 33,100 0,828 40

40 131 457 17161 429,025 27,975 0,699 40

Σ 5019 16989 633577 15839,425 1149,575 28,739375

Dari tabel diatas diperoleh jumlah varians butir soal (Σσ 21) = 28,74

Varians total : σt2 =

ΣX2−(ΣX )2

N

N

= 635767 −

(5019 )2

40

40

= 635767 – 629759 ,03

40

= 150,19

Kemudian dilanjutkan dengan menggunakan rumus Alpha Crobach :

r1 1 =k

k−1 1 −

Σσ b2

σt2

= 40

40 − 1 1 −

28,74

150,19

= 0,831

Dari perhitungan diatas diperoleh r11 = 0,831 dan r tabel = 0,312, maka dapat

disimpulkan bahwa r11 > rtabel; 0,831 > 0,312, sehingga pernyataan untuk motivasi

belajar adalah reliabel.

Page 154:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

154

Lampiran 18

SOAL TES

HASIL BELAJAR AGAMA KRISTEN

32. Pemimpin bangsa Israel dari mesir ialah......

B. Musa B. Yosua C. Kaleb D. Harun

33. Nabi yang menegur raja Daud ialah:

B. Natan B. Yesaya C. Yeremia D. Elia

34. “Mesias” adalah nama yang diberikan Allah kepada....

A. Yosua B. Yesus C. 𝑌𝑒𝑠𝑎𝑦𝑎 D. 𝑌𝑢𝑑𝑎𝑠

35. “Inilah AnakKu yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan” Firman ini

didengar oleh Yohanes pembaptis ketika Yesus.....

A. Diurapi B. Dilahirkan C. Dibaptis D. Disalibkan

36. Bukti kuasa Yesus terhadap alam ialah......

C. Membangkitkan orang mati C. Meredahkan angin ribut

D. Mengubah air menjadi anggur D. Menyembuhkan orang buta

37. Musa menerima sepuluh hukum dibukit......

A. Sinai B. Zaitun C. Nebo D. Golgota

38. Tulah kesepuluh bunyinya......

C. Air berubah menjadi darah C. Lalat pikat

D. Kematian anak sulung D. Kematian belalang-belalang

39. Raja yang membangun bait Allah adalah.....

PETUNJUK :

4. Tuliskan tanda silang (X) pada pilihan obsen (A, B, C, dan D)

yang menurut anda benar.

5. Pilihlah dengan jujur.

6. Pilihan anda dirahasiakan.

Nama :..............................................

Kelas : .............................................

Page 155:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

155

B. Saul B. Salomo C. Ahab D. Goliat

40. Permintaan raja salomo kepada Allah ialah.....

A. Hikmat dan pengertian B. Kekayaan

C. Jabatan D. Kehormatan 41. Raja yang diurapi pada usia 8 tahun ialah.....

C. Amos C. Daud

D. Yosia D. Yeskiel

42. Amanat agung yang disampaikan Yesus kepada murid-muridnya Terdapat

dalam kitab injil.......

C. Keluaran 20:1-17 C. Matius 28:19-20

D. Matius 6:13-19 D. Yohanes 3:16

43. Orang yang ditobatkan oleh Tuhan Yesus dan diutus menjadi rasul ialah....

B. Petrus B. Yohanes C. Yakobus D. Paulus

44. Tujuan Saulus kekota Damsyik ialah........

C. Memberitakan Injil C. Mendoakan orang sakit

D. Menganiaya Pengikut Yesus D. Menyembuhkan orang sakit

45. Nabi yang menubuatkan kelahiran Yohanes pembaptis ialah......

A. Maleakih B. Natan C. Nehemia D. Yeremia

46. Hukuman Allah kepada raja Daud adalah......

C. Kerajaan terbagi dua C. Kematian istrinya

D. Kematian anak-anaknya D. Mati dalam peperangan

47. Terbentuknya gereja pertama terjadi dikota......

A. Yerusalem C. Nasaret

B. Betlehem D. Yudea 48. Tugas Zakharia di bait suci adalah........

Page 156:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

156

C. Raja C. Imam

D. Hakim D. Rasul

49. Meninggalkan perbuatan yang jahat dan kembali berbuat yang baik adalah arti

dari....

A. Bertobat B.Kasih C. Baptisan D. Menyangkut diri

50. Hari turunnya Roh kudus disebut hari.......

B. Paskah B. Natal C. Pentakosta D. Jumat Agung

51. Dasar dari segala kehidupan manusia adalah......

A. Kasih B. Kehormatan C. Harta D. Jabatan

52. Nabi yang memberitahukan hukuman dan kecelakaan bagi bangsa israel

adalah......

C. Elia B. Amos C. Elisa D. Natan

53. Raja Daud jatuh kedalam dosa karena.....

B. Mengawini istri Uria B. Menyembah berhala

C. Menghujat Allah D. Membunuh panglimanya

54. Mukjisat yang dibuat Tuhan Yesus dikota kana adalah......

C. Batu menjadi roti C. Memberi makan lima ribu orang

D. Air menjadi anggur D. Menyembuhkan sepeluh orang kusta

55. Tuhan Yesus memberi makan lima ribu orang didanau.....

B. Tiberias B. Galilea C. Yordan D. Nil

56. Orang buta yang disembuhkan Yesus adalah.....

B. Lasarus B. Bartemeus C. Orang kusta D.Simon petrus

57. Tuhan Yesus berdoa ditaman.....

B. Firdaus B. Nasaret C. Getsemani D. Betlehem

Page 157:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

157

58. Tuhan Yesus terangkat kesorga disebuah bukit.......

A. Horeb B. Golgota C. Moria D. Zaitun

59. Arti “Paskah” ialah.....

C. Ketuangan Roh Kudus C. Kebangkitan

D. Kenaikan D. Kematian

Page 158:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

158

Lampiran 19

Instrumen Penelitian Angket Kepercayaan Diri

Nama : .............................................

Kelas : .............................................

No PERNYATAAN SS S KS TS STS

1 Saya percaya pada kemampuan saya saat

ulangan

2 Saya senang saat presentasi di depan kelas

3 Saya ingin di delegasikan oleh sekolah

untuk lomba atau olimpiade

4 Saya suka menjadi diri saya seperti sekarang

5 Saya menjelaskan materi pelajaran kepada

PETUNJUK :

1. Tuliskan tanda silang (X) pada pilihan yang tersedia dalam masing-

masing pernyataan.

2. Keterangan jawaban :

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

KT =Kurang Setuju

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

3. Nyatakan pendapat anda dengan jujur.

4. Pilihan anda dirahasiakan.

Page 159:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

159

teman yang belum paham

6 Saya tidak suka meniru gaya orang lain

(mis:gaya berpakaian)

7 Saya suka mengikuti kegiatan-kegiatan

pemuda ditempat tinggal saya

8 Saya suka mengerjakan soal yang sulit

karena menantang.

9 Saya menerima jika pendapat saya tidak

disetujui orang lain

10 Saya bangga dengan almamater atau sekolah

saya

11 Saya senang berdebat dengan teman saya

tentang suatu hal

12 Saya berani mengungkapkan pendapat saya

13 Saya selalu percaya diri saat menyelesaikan

masalah

14 Saya senang, bila saya dapat

mempertanggung jawabkan soal-soal yang

saya kerjakan.

15 Saya selalu berpikir bahwa nilai rapor saya

bagus

16 Saat diberi tugas oleh guru, saya yakin bisa

mengerjakannya

Page 160:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

160

17 Saya memiliki suatu kemampuan yang lebih

baik daripada orang lain

18 Saya selalu yakin dapat menyelesaikan tugas

sekolah dengan baik

19 Saya dapat mempertahankan pendapat saat

berdiskusi.

20 Saya menyukai hal-hal baru dan menantang

21 Saya puas dengan hasil yang telah saya

kerjakan

22 Saya selalu puas dengan nilai ulangan saya

23 Saya memiliki kelebihan daripada orang lain

24 Saya malu bertanya, jika belum paham

tentang materi belajar di kelas.

25 Saya puas bisa bersekolah di sekolah saya

saat ini

26 Saya puas dengan hasil rapor saya

27 Saya percaya akan kemampuan saya

28 Saya yakin bahwa akan memeperoleh apa

yang saya inginkan

29 Saya tidak pernah menghindar dari suatu

rintangan

Page 161:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

161

Lampiran 20

Instrumen Penelitian Angket Motivasi Belajar

Nama : .............................................

Kelas : .............................................

No PERNYATAAN SS S KS TS STS

1 Pertama kali saya melihat pembelajaran

ini,saya percaya bahwa pembelajaran ini

mudah bagi saya.

PETUNJUK :

5. Tuliskan tanda silang (X) pada pilihan yang tersedia dalam masing-

masing pernyataan.

6. Keterangan jawaban :

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

RR = Ragu-ragu

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

7. Nyatakan pendapat anda dengan jujur.

8. Pilihan anda dirahasiakan.

Page 162:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

162

2 Saya mengajukan pertanyaan jika tidak

paham saat belajar.

3 Saya diam dan mendengarkan teman yang

sedang mempresentasikan tugas didepan

kelas.

4 Saya tidak melatih kembali soal-soal agama

dirumah.

5 Saya tidak memiliki kemauan untuk belajar

agama.

6 Saya suka mengerjakan soal yang sulit

karena merasa tertantang.

7 Saya mengulang pelajaran agama dirumah.

8 Saya senang, bila guru agama tidak

memberikan PR.

9 Saya malas mengerjakan soal-soal agama.

10 Jika jam belajar agama, maka saya

mengikutinya dengan tenang dan serius.

11 Saya mengerjakan latihan soal bila disuruh

guru.

12 Giat dan tekun adalah pilihan saya untuk

belajar agama.

13 Saya bersedia untuk belajar agama.

14 Saya lebih mementingkan bermain daripada

Page 163:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

163

belajar agama.

15 Saya akan memeriksa kembali PR sebelum

dikumpul.

16 Saya tidak aktif dalam kegiatan belajar

kelompok agama.

17 Saya giat dalam melatih kembali soal.

18 Saya bolos jika saya tidak mengerjakan PR.

19 Jika saya tidak tahu mengerjakan tugas,

maka saya tidak malu untuk bertanya kepada

guru.

20 Saya tidak siap untuk mengikuti ulangan

agama yang diberikan guru secara

mendadak.

21 Jika jawaban yang saya buat berbeda dengan

jawaban teman maka saya mengikuti

jawaban teman.

22 Saya tidak tertarik dengan belajar agama

secara berkelompok.

23 Saya merasa materi itu sangat sulit

dipahami.

24 Saya malas mengerjakan PR.

25 Saya mengajukan pertanyaan jika tidak

paham saat belajar agama.

Page 164:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

164

26 Jika guru menjelaskan materi di depan kelas

maka saya mengganggu teman.

27 Jika guru memberikan ulangan secara

mendadak, maka saya bersedia untuk

mengerjakan.

Page 165:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

165

Lampiran 24

DATA MENTAH

NO Nama siswa

Hasil

Belajar

Motivasi

Belajar

Minat

Belajar

1 Aprian Pletemo 68 105 102

2 Akreni Tondion 86 123 122

3 Alfonita Samuding 75 113 113

4 Cristo Lesama 68 114 114

5 Debri Yela Bapiosikene 64 100 99

6 Desiwati Siabungi 54 88 88

7 Desiyanti K. Tae 75 95 95

8 Enggelin Virni Goniwala 71 80 84

9 Endri Valeu 75 113 113

10 Esprin Mangusa 89 113 113

11 Estin liboola 89 113 113

12 Elvin Tambolang 57 89 89

13 Evan A.T 89 129 127

14 Firjun Malakus 68 127 126

15 Fitri 50 95 95

16 Fitri Daliamo 86 107 105

17 Firmus Agato Djanimo 61 95 95

Page 166:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

166

18 Fandra Lamasuit 86 114 114

19 Farida Lapisa 57 123 122

20 Feronika Sambayo 71 100 99

21 Herwin M 36 105 102

22 Hendriven 50 89 89

23 Herto Kamdobong 61 107 105

24 Juliarti Langi 71 105 102

25 Jhos Bilalu 50 89 89

26 Kristamela 71 107 105

27 Kristo Bayu Libayo 54 126 127

28 Kalpat Rouma 79 115 114

29 Lili Marlina Punsay 61 122 122

30 Linda Tala bugani 64 99 96

31 Melda Tundoni 75 112 112

32 Meisen Yasokan 50 76 75

33 Noni Ali 71 107 105

34 NerciLaogi 50 85 86

35 Nofrius Libayo 79 122 122

36 Nerlin 57 80 80

37 Oktararian 79 122 122

38 Okliana Monggumi 79 123 122

39 Priskayani R Kandondan 75 128 128

Page 167:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

167

40 Resna Tadak 75 107 105

41 Serli Sepriko 86 122 122

42 Telpa Mindra Sulantri 71 104 99

43 Vendri P 86 130 124

44 Vendro P 86 85 85

45 Wulandari Sinduano 39 88 88

46 Wulandari 57 92 94

47 Yiska Wasti Saat 43 80 80

48 Yurni Yanti Pania 79 115 114

49 Yebiko Luniben 75 107 105

50 Yarit 64 101 99

51 Yusuf 68 92 95

52 Yohana Marta 86 131 129

53 Yosia Rafael 61 92 94

54 Heskiel Wileam 71 121 121

55 Gabriel Sudikin 50 95 95

56 Efita Septiani 54 88 88

57 Ayu Eka 50 105 102

58 Irvan Adalta 64 90 94

59 Gelsa 68 100 100

60 Esti Nilan 75 100 100

61 Nabila Kokudang 96 92 90

Page 168:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

168

62 Dian 46 101 96

63 Anita 64 107 112

64 Jordan 75 99 99

65 Hotman 79 112 112

Σ

4419 6811 6773

Page 169:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

169

Lampiran 25

ANALISA DATA

III. Analisa Data Hasil Belajar Agama Kristen

a. Menentukan tabel distribusi frekuensi hasil belajar agama kristen

Diketahui : n = 65

xmax = 96

xmin = 36

1. Banyak kelas, menentukan jumlah kelas menggunakan kriterium sturges (K)

K = 1 + 3,3 log (n)

= 1 + 3,3 log (65)

= 1 + 3,3 (1,748)

= 1 + 5, 768 = 6, 768 ≈ 7

Jadi banyaknya kelas adalah 7

2. Panjang interval kelas (P)

P = 𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔

𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠, dimana rentang = xmax – xmin

= 96 − 36

7 = 8, 572 ≈ 9

Jadi panjang interval kelas adalah 9

3. Daftar distribusi frekuensi hasil belajar agama kristen (tabel dan grafik

berikut).

Page 170:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

170

a. Tabel dan Grafik Distribusi Frekuensi Hasil Belajar agama kristen

Interval

Batas Kelas Fkls

(fi)

Frel

(%) Fkum Xi Ci fiCi Ci2 fiCi

2 Bawah Atas

36 – 44 35,5 44,5 3 4,6 3 40 -3 -9 16 48

45 – 53 44,5 53,5 8 12,3 11 49 -2 -16 9 72

54 - 62 53,5 62,5 11 16,9 22 58 -1 -11 4 44

63 - 71 62,5 71,5 17 26,2 39 67 0 0 1 17

72 - 80 71,5 80,5 15 23,1 54 76 1 15 0 0

81 - 89 80,5 89,5 10 15,4 64 85 2 20 1 10

90 - 98 89,5 98,5 1 1,5 65 94 3 3 4 4

65 100 2 35 195

Page 171:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

171

20

15

10

5

35,5 44,5 53,5 62,5 71,5 80,5 89,5 98,5

b. Mean

X = Xo + P 𝛴𝑓𝑖𝑐𝑖

𝛴𝑓𝑖

= 67 + 9 2

65

= 67,27

Jadi nilai rata-ratanya 67,27

c. Modus (Mo)

10

15

3

8

11

17

1

Page 172:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

172

Mo = b + p 𝑏1

𝑏1+𝑏2

= 62,5 + 9 6

6 + 2

= 62,5 + 9 (0,75)

= 62,5 + 6,75

= 69,25

d. Median (Me)

Me = b + p 1

2𝑛 − 𝐹

𝑓

= 62,5 + 9 1

2 65 − 22

17

= 62,5 + 9 (0,62)

= 68,058

e. Simpangan Baku

S = 𝑝2 𝑛𝛴𝑓𝑖𝑐𝑖 2−(𝛴𝑓𝑖𝑐𝑖 )2

𝑛 (𝑛−1)

= (9)2(65 193 − (2 )2

65 (65 − 1))

= 81 (12545 − 4

4160)

= 81 12541

4160

= 244,18

= 15,63

Page 173:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

173

TABEL NORMALITAS

DATA UJI NORMALITAS HASIL BELAJAR AGAMA KRISTEN

X = 67,27 N = 65

S = 15,63

No X1 F Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)]

1 36 1 -2,00 0,0228 0,0154 0,0074

2 39 1 -1,81 0,0532 0,0307 0,0225

3 43 1 -1,55 0,0606 0,0461 0,0145

4 46 1 -1,36 0,0091 0,0615 0,0524

5 50

7

-1,10 0,1357 0,1692 0,0335

6 50 -1,10 0,1357 0,1692 0,0335

7 50 -1,10 0,1357 0,1692 0,0335

8 50 -1,10 0,1357 0,1692 0,0335

9 50 -1,10 0,1357 0,1692 0,0335

10 50 -1,10 0,1357 0,1692 0,0335

11 50 -1,10 0,1357 0,1692 0,0335

12 54

3

-0,85 0,1977 0,2153 0,0176

13 54 -0,85 0,1977 0,2153 0,0176

14 54 -0,85 0,1977 0,2153 0,0176

15 57

4

-0,66 0,2546 0,2769 0,0223

16 57 -0,66 0,2546 0,2769 0,0223

17 57 -0,66 0,2546 0,2769 0,0223

Page 174:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

174

18 57 -0,66 0,2546 0,2769 0,0223

19 61

4

-0,40 0,3446 0,3384 0,0062

20 61 -0,40 0,3446 0,3384 0,0062

21 61 -0,40 0,3446 0,3384 0,0062

22 61 -0,40 0,3446 0,3384 0,0062

23 64

5

-0,21 0,4168 0,4153 0,0015

24 64 -0,21 0,4168 0,4153 0,0015

25 64 -0,21 0,4168 0,4153 0,0015

26 64 -0,21 0,4168 0,4153 0,0015

27 64 -0,21 0,4168 0,4153 0,0015

28 68

5

0,05 0,5199 0,4923 0,0276

29 68 0,05 0,5199 0,4923 0,0276

30 68 0,05 0,5199 0,4923 0,0276

31 68 0,05 0,5199 0,4923 0,0276

32 68 0,05 0,5199 0,4923 0,0276

33 71

7

0,24 0,5948 0,6000 0,0052

34 71 0,24 0,5948 0,6000 0,0052

35 71 0,24 0,5948 0,6000 0,0052

36 71 0,24 0,5948 0,6000 0,0052

37 71 0,24 0,5948 0,6000 0,0052

38 71 0,24 0,5948 0,6000 0,0052

39 71 0,24 0,5948 0,6000 0,0052

Page 175:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

175

40 75

9

0,49 0,6879 0,7384 0,0505

41 75 0,49 0,6879 0,7384 0,0505

42 75 0,49 0,6879 0,7384 0,0505

43 75 0,49 0,6879 0,7384 0,0505

44 75 0,49 0,6879 0,7384 0,0505

45 75 0,49 0,6879 0,7384 0,0505

46 75 0,49 0,6879 0,7384 0,0505

47 75 0,49 0,6879 0,7384 0,0505

48 75 0,49 0,6879 0,7384 0,0505

49 79

6

0,75 0,7734 0,8307 0,0573

50 79 0,75 0,7734 0,8307 0,0573

51 79 0,75 0,7734 0,8307 0,0573

52 79 0,75 0,7734 0,8307 0,0573

53 79 0,75 0,7734 0,8307 0,0573

54 79 0,75 0,7734 0,8307 0,0573

55 86

7

1,20 0,8708 0,9384 0,0676

56 86 1,20 0,8708 0,9384 0,0676

57 86 1,20 0,8849 0,9384 0,0535

58 86 1,20 0,8849 0,9384 0,0535

59 86 1,20 0,8849 0,9384 0,0535

60 86 1,20 0,8849 0,9384 0,0535

61 86 1,20 0,8849 0,9384 0,0535

Page 176:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

176

62 89

3

1,39 0,9177 0,9846 0,0669

63 89 1,39 0,9177 0,9846 0,0669

64 89 1,39 0,9177 0,9846 0,0669

65 96 1 1,84 0,9671 1,0000 0,0329

JLH 4419 65

Diperoleh Lhitung < Ltabel (0,0669 < 0,1098), pada taraf α = 00,5 dan jumlah n = 65. maka

dapat disimpulkan bahwa sebaran data hasil belajar agama kristen berasal dari populasi

berdistribusi normal.

Page 177:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

177

Lampiran 26

ANALISA DATA

I. Analisa Data Kepercayaan Diri

a. Menentukan tabel distribusi frekuensi hasil belajar agama kristen

Diketahui : n = 65

xmax = 131

xmin = 76

1. Banyak kelas, menentukan jumlah kelas menggunakan kriterium sturges (K)

K = 1 + 3,3 log (n)

= 1 + 3,3 log (65)

= 1 + 5, 982

= 6, 982 ≈ 7

Jadi banyaknya kelas adalah 7

2. Panjang interval kelas (P)

P = 𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔

𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠, dimana rentang = xmax – xmin

P = 131 − 76

7 = 7,857 ≈ 8

Jadi panjang interval kelas adalah 8

3. Daftar distribusi frekuensi kepercayaan diri (tabel dan grafik berikut)

a. Tabel dan Grafik Distribusi Frekuensi kepercayaan diri

Interval

Kelas

Batas Kelas Fkls

(fi)

Frel

(%) Fkum Xi Ci fiCi Ci2 fiCi

2 Bawah Atas

76 – 83 75,5 83,5 4 6,2 4 79,5 -3 -12 9 36

Page 178:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

178

84 – 91 83,5 91,5 9 13,8 13 87,5 -2 -18 4 36

92 – 99 91,5 99,5 10 15,4 23 95,5 -1 -10 1 10

100 – 107 99,5 107,5 18 27,7 41 103,5 0 0 0 0

108 – 115 107,5 115,5 10 15,4 51 111,5 1 10 1 10

116 – 123 115,5 123,5 8 12,3 59 119,5 2 16 4 32

124 – 131 123,5 131,5 6 9,2 65 127,5 3 18 9 54

65 100 4 28 178

20

15

10

5

75,5 83,5 91,5 99,5 107,5 115,5 123,5 131,5

Keterangan pengisian kolom pada tabel frekuensi sebagai berikut:

8

10

4

9

10

18

6

Page 179:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

179

Untuk mengisi kolom Fkls sebagai berikut : dari tabel diatas terlihat bahwa Fkls =

4 untuk kelas interval pertama, yang artinya bahwa ada 4 orang siswa yang mendapat

nilai hasil tes soal paling rendah 76 dan paling tinggi 83 sebanyak 4 orang, dan

selanjutnya meggunakan hal yang sama.

Untuk mengisi kolom Frel sebagai berikut: dari tabel diatas terlihat bahwa Frel =

6,2 untuk kelas interval pertama, yang diperoleh dari pembagian nilai Fkls = 4 pada kelas

interval pertama dengan banyaknya siswa yang disingkat N sebanyak 65 dan dikalikan

dengan 100% (4

65 𝑥 100%). Untuk selanjutnya dihitung dengan jalan yang sama.

Untuk mengisi kolom Fkum dapat dibentuk dari daftar distribusi frekuensi biasa,

dengan jalan menjumlahkan frekuensi demi frekuensi: Fkls = 4 pada kelas interval

pertama dijumlahkan degan Fkls = 9 pada interval kedua dan seterusnya. Adapun tabel

dan kurva kumulatif lebih dari dan kurang dari sebagai berikut :

Page 180:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

180

1. Tabel dan kurva kumulatif lebih sama dengan.

Kurva kumulatif lebih dari dapat dicari dengan jalan mengurangkan nilai dari

banyak siswa dengan banyak kelas interval frekuensi sebagai berikut:

Nilai

Frekuensi

Kumulatif

76 atau lebih 65

84 61

92 52

100 42

108 24

116 14

124 6

132 0

Keterangan.

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa nilai penelitian mulai dari nilai

terendah 76 hingga tertinggi 131 namun dalam penulisan frekuensi kumulatif menjadi

132. Pada tabel tersebut diketahui 76 adalah sejajar dengan 65 karena merupakan

total/patokan dari keseluruhan siswa yang diteliti untuk memperoleh nilainya. 61

didapat dari 65 – 4 pada frekuensi pertama tabel analisa. 52 didapat dari 65 kurang

dengan jumlah 4 + 9 = 13 pada frekuensi kelas ke 1 dan 2. Selanjutnya dihitung dengan

jalan yang sama. Dari tabel diatas maka kurvanya sebaga berikut:

Page 181:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

181

2. Tabel dan kurfa kumulatif kurang dari.

Kurva kumulatif kurang dari dapat dicari dengan jalan mengurangkan nilai dari

Fkum yang sudah dicari pada frekuensi kumulatif lebih dari nilai teratas dikurang dengan

banyaknya siswa dan nilai dibawahnya, contoh pada Fkum lebih dari nilai teratas adalah

65 – 65 = 0, 65 – 61 = 4, 65 – 52 = 13, dan seterusnya menggunakan jalan yang sama.

Nilai dari hasil pengurangan tersebut dimasukkan dalam tabel Fkum kurang dari yang

diurutkan dari 0. Untuk lebih jelas dapat dilihat dalam tabel dan kurfa di bawah ini :

Nilai

Frekuensi

Kumulatif

kurang dari 76 0

84 4

92 13

0

10

20

30

40

50

60

70

76 84 92 100 108 116 124 132

Frekuensi Kumulatif

Page 182:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

182

100 23

108 41

116 51

124 59

132 65

Untuk mengisi kolom Xi ( nilai tengah) yaitu di lakukan dengan jalan pada kelas

interval pertama adalah 76 – 83 dengan frekuensi f = 4. Ujung bawah kelas = 76, ujung

atas = 83. Adapun batas bawah kelas = 75,5 dan batas atas 83,5. Maka untuk

memperoleh nilai pada kolom Xi kelas interval pertama dapat diperoleh dengan jalan

menjumlahkan ujung bawah dan ujung atas kelas interval pertama dan dibagi dengan 2,

sebagai contoh 1

2(76 + 83) = 79,5, dan pada kolom selanjutnya dengan jalan yang sama.

Untuk mengisi kolom Ci merupakan cara menghitung rata-rata dari data dalam

daftar distribusi frekuensi dengan cara sandi/singkat. Untuk ini maka ambilkan salah

satu tanda kelas , namakan Xo. Untuk harga Xo ini diberi nilai sandi c = 0. Nilai tengah

0

10

20

30

40

50

60

70

76 84 92 100 108 116 124 132

Frekuensi Kumulatif

Page 183:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

183

yang lebih kecil dari Xo berturut-turut diberi nilai harga sandi c = -1, c = -2, c = -3 dan

seterusnya. Tanda kelas yang lebih besar dari Xo berturut-turut mempunyai harga-harga

sandi c = +1, c = +2, c = +3 dan seterusnya. Berdasarkan pada tabel diatas Xo berada

pada interval kelas ke 4, karena data tersebut berada pada kelas rata-rata yang dapat

diketahui dengan jalan menjumlahkan rata-rata nilai tengah xi pada tabel dibagi dengan

banyaknya nilai xi itu sendiri disebut sebagai xi rata-rata, dan semua nilai xi di kurang

dengan x rata-rata maka nilai nol berada pada kelas ke 4. Nilai tengah kelas yang lebih

kecil dari Xo adalah diberi tanda -1,-2, da -3 pada interval kelas ke 3, 2, dan 1. Nilai

tengah kelas yang lebih besar dari Xo diberi tanda +1,+2, dan +3 pada interval kelas ke

5, 6, dan 7.

Untuk mengisi kolom fici yaitu perkalian anta nilai fi kelas interval pertama

dikalikan dengan nilai ci pada interval pertama. Selajutnya didapat dengan jalan yang

sama.

Untuk mengisi kolom ci2 didapat dari perkalian nilai ci dengan ci pada interval

pertama. Selanjutnya dengan jalan yang sama.

Untuk mengisi kolom fici2

didapat dari perkalian nilai fi interval pertama dengan

nilai ci2 interval pertama. Selanjutnya dengan jalan yang sama.

b. Mean

X = Xo + P 𝛴𝑓𝑖𝑐𝑖

𝛴𝑓𝑖

= 104 + 8 4

65

= 103,992307692 ≈ 103,99

Jadi nilai rata-ratanya 103,99

Page 184:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

184

c. Modus (Mo)

Mo = b + p 𝑏1

𝑏1+𝑏2

= 99,5 + 8 8

8 + 8

= 99,5 + 8 (0,5)

= 103,5

d. Median (Me)

Me = b + p 1

2𝑛 − 𝐹

𝑓

= 99,5 + 8 1

2 65 – 23

18

= 99,5 + 8 (0,528)

= 103,72

e. Simpangan Baku

S = 𝑝2 𝑛𝛴𝑓𝑖𝑐𝑖 2−(𝛴𝑓𝑖𝑐𝑖 )2

𝑛 (𝑛−1)

= (8)2(65 178 − (4 )2

65 (65 − 1))

= 64 (11570 − 16

4160)

= 64 11554

4160

= 64 2,78

S = 178 = 13,34

Page 185:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

185

TABEL NORMALITAS

DATA UJI NORMALITAS KEPERCAYAAN DIRI

X = 103,99 N = 65

S = 13,34

No X1 F Zi F(Zi) S(Zi) F(Zi) - S(Zi)

1 76 1 -2,10 0,0179 0,0154 0,0025

2 80

3

-1,80 0,0259 0,0615 0,0356

3 80 -1,80 0,0259 0,0615 0,0356

4 80 -1,80 0,0259 0,0615 0,0356

5 85

2

-1,42 0,0778 0,0923 0,0145

6 85 -1,42 0,0778 0,0923 0,0145

7 88

3

-1,20 0,1151 0,1385 0,0234

8 88 -1,20 0,1151 0,1385 0,0234

9 88 -1,20 0,1151 0,1385 0,0234

10 89

3

-1,12 0,1314 0,1846 0,0532

11 89 -1,12 0,1314 0,1846 0,0532

12 89 -1,12 0,1314 0,1846 0,0532

13 90 1 -1,05 0,1469 0,2000 0,0531

14 92

4

-0,90 0,1841 0,2615 0,0774

15 92 -0,90 0,1841 0,2615 0,0774

16 92 -0,90 0,1841 0,2615 0,0774

Page 186:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

186

17 92 -0,90 0,1841 0,2615 0,0774

18 95

4

-0,67 0,2514 0,3231 0,0717

19 95 -0,67 0,2514 0,3231 0,0717

20 95 -0,67 0,2514 0,3231 0,0717

21 95 -0,67 0,2514 0,3231 0,0717

22 99

2

-0,37 0,2557 0,3538 0,0981

23 99 -0,37 0,2557 0,3538 0,0981

24 100

4

-0,30 0,3821 0,4154 0,0333

25 100 -0,30 0,3821 0,4154 0,0333

26 100 -0,30 0,3821 0,4154 0,0333

27 100 -0,30 0,3821 0,4154 0,0333

28 101

2

-0,22 0,4129 0,4265 0,0136

29 101 -0,22 0,4129 0,4265 0,0136

30 104 1 0,00 0,5 0,4615 0,0385

31 105

4

0,08 0,5319 0,5231 0,0088

32 105 0,08 0,5319 0,5231 0,0088

33 105 0,08 0,5319 0,5231 0,0088

34 105 0,08 0,5319 0,5231 0,0088

35 107

7

0,23 0,591 0,6307 0,0397

36 107 0,23 0,591 0,6307 0,0397

37 107 0,23 0,591 0,6307 0,0397

38 107 0,23 0,591 0,6307 0,0397

Page 187:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

187

39 107 0,23 0,591 0,6307 0,0397

40 107 0,23 0,591 0,6307 0,0397

41 107 0,23 0,591 0,6307 0,0397

42 112

2

0,60 0,7257 0,6615 0,0642

43 112 0,60 0,7257 0,6615 0,0642

44 113

4

0,68 0,7517 0,7231 0,0286

45 113 0,68 0,7517 0,7231 0,0286

46 113 0,68 0,7517 0,7231 0,0286

47 113 0,68 0,7517 0,7231 0,0286

48 114

2

0,75 0,7734 0,7538 0,0196

49 114 0,75 0,7734 0,7538 0,0196

50 115

2

0,83 0,7967 0,7846 0,0121

51 115 0,83 0,7967 0,7846 0,0121

52 121 1 1,28 0,8997 0,8000 0,0997

53 122

4

1,35 0,9115 0,8615 0,0500

54 122 1,35 0,9115 0,8615 0,0500

55 122 1,35 0,9115 0,8615 0,0500

56 122 1,35 0,9115 0,8615 0,0500

57 123

3

1,43 0,9236 0,9077 0,0159

58 123 1,43 0,9236 0,9077 0,0159

59 123 1,43 0,9236 0,9077 0,0159

60 126 1 1,65 0,9505 0,9231 0,0274

Page 188:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

188

61 127 1 1,72 0,9573 0,9384 0,0189

62 128 1 1,80 0,9641 0,9538 0,0103

63 129 1 1,87 0,9693 0,9692 0,0001

64 130 1 1,95 0,9744 0,9846 0,0102

65 131 1 2,02 0,9783 1,0000 0,0217

Σ 6811 65

Diperoleh Lhitung < Ltabel (0,0997 < 0,1098), pada taraf α = 00,5 dan jumlah n =

65. maka dapat disimpulkan bahwa sebaran data kepercayaan diri berasal dari populasi

berdistribusi normal.

Keterangan pengisian kolom tabel normalitas sebagai berikut:

Kolom x1 adalah kolom nilai data mentah yang dikumpulkan dari hasil penyebaran

angket dengan 5 alternatif jawaban yaitu SS, S, KS, TS, dan STS yang sudah diurutkan

mulai dari terkecil hinggga tertinggi, nilai terkecil 76 dan tertinggi 131 pada tabel

normalitas.

Kolom F merupakan jumlah siswa yang mendapatkan nilai sama ketika data itu

sudah diurutkan berdasarkan nilai terkecil hingga tertinggi. Pada kolom F nomor urut 1

yaitu 1, karena ketika data diurutkan dari nilai terkecil hingga tertinggi hanya ada 1

siswa yang mendapatkan nilai 76, kolom F nomor urut 2, 3 dan 4 yaitu 3, karena ada 3

siswa yang memiliki nilai yang sama yaitu 80, kolom F nomor urut 5 yaitu 2, karena

ketika data diurutkan dari nilai terkecil hingga tertinggi hanya ada 2 siswa yang

mendapatkan nilai 85, dan seterusnya dapat diketahui dengan jalan yang sama.

Page 189:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

189

Kolom Zi merupakan hasil dari pengurangan nilai x dengan x rata-rata dibagi

dengan nilai simpangan baku (𝑥−𝑥

𝑠). Pada kolom Zi nomor urut 1 yaitu -2,10 yaitu

diperoleh dari nilai x pada nomor urut 1 dikurang dengan x rata-rata dibagi nilai

simpangan baku (76 – 103,99

13,34=

−27,99

13,34= −2,10). Pada kolom Zi nomor urut 2 yaitu

-1,80 yaitu diperoleh dari nilai x pada nomor urut 2 dikurang dengan x rata-rata dibagi

nilai simpangan baku (80 – 103,99

13,34=

−23,99

13,34= −1,80), nilai kolom pada Zi nomor

urut 3 dan 4 sama dengan nomor urut 2 karena memiliki nilai x yang sama, yaitu 80

sehingga perhitungan dan pengisian nilai kolom Zi nomor urut 3, dan 4 pun sama

dengan kolom Zi nomor urut 2. Pada kolom Zi nomor urut 5 yaitu -1,42 yaitu diperoleh

dari nilai x pada nomor urut 5 dikurang dengan x rata-rata dibagi nilai simpangan baku

(85 – 103,99

13,34=

−18,99

13,34= −1,42). Pada nomor urut 6, 7, dan seterusnya

menggunakan jalan yang sama.

Pada kolom F(Zi) merupakan kolom yang diisi berdasarkan pada kurfa normal,

bila nilai Zi nya negatif maka dia berada disebelah kiri kurva sehingga dapat dicari

dengan rumus 0,05 ditambah dengan nilai Zi, sedangkan bila nilai Zi positif maka dia

berada disebelah kanan kurva sehingga dapat dicari dengan rumus 0,05 kurang dengan

nilai Zi. Pada kolom F(Zi) nomor urut 1 yaitu 0,0179, yang dapat dilihat dari kolom Zi -

2,10 pada daftar tabel kurva distribusi normal dengan luas 0,05. Pada kolom F(Zi)

nomor urut 2 yaitu 0,0259, yang dapat dilihat dari kolom Zi -1,80 pada daftar tabel

kurva distribusi normal dengan luas 0,05, dan pada kolom Zi nomor urut 3 dan 4 sama

dengan nomor urut 2 karena memiliki nilai Zi yang sama yaitu -1,80. Pada kolom F(Zi)

Page 190:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

190

nomor urut yaitu 0,0778, yang dapat dilihat dari kolom Zi -1,42 pada daftar tabel kurva

distribusi normal dengan luas 0,05. Pada kolom Zi 6, 7 dan seterusnya menggunakan

jalan yang sama.

Pada kolom S(Zi) merupakan kolom yang diisi berdasarkan banyaknya siswa

pada kolom F dibagi dengan banyaknya siswa secara keseluruhan dalam penelitian.

Pada kolom S(Zi) nomor urut 1 adalah 0,0154 yang diketahui dari siswa yang memiliki

nilai 76 pada kolom F hanya sebanyak 1 orang dibagi dengan jumlah siswa secara

keseluruhan pada penelitian sebanyak 65 orang (1

65= 0,0154). Pada kolom S(Zi)

nomor urut 2 adalah 0,0615 yang diketahui dari siswa yang memiliki nilai 80 pada

kolom F hanya sebanyak 3 orang ditambah dengan 1 orang sebelumnya dibagi dengan

jumlah siswa secara keseluruhan pada penelitian sebanyak 65 orang (4

65= 0,0615), dan

pada kolom S(Zi) nomor urut 3 dan 4 sama dengan nomor 2 karena memiliki nilai F

yang sama sebanyak 3 orang. Pada kolom S(Zi) nomor urut 5 adalah 0,0923 yang

diketahui dari siswa yang memiliki nilai 85 pada kolom F hanya sebanyak 2 orang

ditambah dengan 4 orang sebelumnya dibagi dengan jumlah siswa secara keseluruhan

pada penelitian sebanyak 65 orang (6

65= 0,0923). Pada kolom 6, 7 dan seterusnya

menggunakan jalan yang sama.

Pada kolom F(Zi) – S(Zi) merupakan hasil dari pengurangan nilai F(Zi) nomor

urut 1 dengan nilai S(Zi) nomor urut 1, dan harga dari nilai F(Zi) – S(Zi) negatif maka

dapat dimutlakkan menjadi positif. Pada kolom F(Zi) – S(Zi) nomor urut 1 yaitu 0,0179

– 0,0154 = 0,0025. Pada kolom F(Zi) – S(Zi) nomor urut 2 yaitu 0,0259 – 0,0615 = –

0,0356 yang dapat dimutlakkan menjadi 0,0356, dan F(Zi) – S(Zi) nomor 3 dan 4 sama

karena memiliki nilai yang sama dengan F(Zi) – S(Zi) nomor urut 2. Pada kolom F(Zi)

Page 191:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

191

– S(Zi) nomor urut 5 yaitu 0,0779 – 0,0923 = –0,0145 yang dapat dimutlakkan menjadi

0,0145. Pada kolom F(Zi) – S(Zi) nomor urut 6, 7 dan seterusnya menggunakan jalan

yang sama.

Page 192:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

192

Lampiran 27

ANALISA DATA

II. Analisa Data Motivasi Belajar

a. Menentukan tabel distribusi frekuensi hasil belajar agama kristen

Diketahui : n = 65

xmax = 129

xmin = 75

1. Banyak kelas, menentukan jumlah kelas menggunakan kriterium sturges

(K)

K = 1 + 3,3 log (n)

= 1 + 3,3 log (65)

= 1 + 5, 982

= 6, 982 ≈ 7

Jadi banyaknya kelas adalah 7

2. Panjang interval kelas (P)

P = 𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔

𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠, dimana rentang = xmax – xmin

= 129 − 75

7

= 7,7428571429 ≈ 8

Jadi panjang interval kelas adalah 8

Page 193:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

193

3. Daftar distribusi frekuensi motivasi belajar (tabel dan grafik berikut)

a. Tabel dan Grafik Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar

Interval

Kelas

Batas Kelas Fkls

(fi)

Frel

(%) Fkum Xi Ci fiCi Ci2 fiCi

2 Bawah Atas

75 - 82 74,5 82,5 3 4,62 3 78,5 -3 -9 9 27

83 - 90 82,5 90,5 10 15,38 13 86,5 -2 -20 4 40

91 - 98 90,5 98,5 10 15,38 23 94,5 -1 -10 1 10

99 - 106 98,5 106,5 17 26,15 40 102,5 0 0 0 0

107 - 114 106,5 114,5 11 16,92 51 108,5 1 11 1 11

115 - 122 114,5 122,5 8 12,31 59 116,5 2 16 4 32

123 - 130 122,5 130,5 6 9,23 65 124,5 3 18 9 54

65 100 6 28 174

20

15

10

5

74,5 82,5 90,5 98,5 106,5 114,5 122,5 130,5

8

11

3

10 10

17

6

Page 194:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

194

Keterangan pengisian kolom pada tabel frekuensi sebagai berikut:

Untuk mengisi kolom Fkls sebagai berikut : dari tabel diatas terlihat bahwa Fkls =

3 untuk kelas interval pertama, yang artinya bahwa ada 3 orang siswa yang mendapat

nilai hasil tes soal paling rendah 75 dan paling tinggi 82 sebanyak 3 orang, dan

selanjutnya mneggunakan hal yang sama.

Untuk mengisi kolom Frel sebagai berikut: dari tabel diatas terlihat bahwa Frel = 3

untuk kelas interval pertama, yang diperoleh dari pembagian nilai Fkls = 3 pada kelas

interval pertama dengan banyaknya siswa yang disingkat N sebanyak 65 dan dikalikan

dengan 100% (3

65 𝑥 100%). Untuk selanjutnya dihitung dengan jalan yang sama.

Untuk mengisi kolom Fkum dapat dibentuk dari daftar distribusi frekuensi biasa,

dengan jalan menjumlahkan frekuensi demi frekuensi: Fkls = 3 pada kelas interval

pertama dijumlahkan degan Fkls = 10 pada interval kedua dan seterusnya.

Untuk mengisi kolom Xi (nilai tengah) yaitu dilakukan dengan jalan pada kelas

interval pertama adalah 75 – 82 dengan frekuensi f = 3. Ujung bawah kelas = 75, ujung

atas = 82. Adapun batas bawah kelas = 74,5 dan batas atas 82,5. Maka untuk

memperoleh nilai pada kolom Xi kelas interval pertama dapat diperoleh dengan jalan

menjumlahkan ujung bawah dan ujung atas kelas interval pertama dan dibagi dengan 2,

sebagai contoh 1

2(75 + 85) = 78,5. Dan pada kolom selanjutnya dengan jalan yang sama

Untuk mengisi kolom Ci merupakan cara menghitung rata-rata dari data dalam

daftar distribusi frekuensi dengan cara sandi/singkat. Untuk ini maka ambilkan salah

satu nilai tengah kelas , namakan Xo. Untuk harga Xo ini diberi nilai sandi c = 0. Nilai

tengah yang lebih kecil dari Xo berturut-turut diberi nilai harga sandi c = -1, c = -2, c =

Page 195:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

195

-3 dan seterusnya. Nilai tengah kelas yang lebih besar dari Xo berturut-turut

mempunyai harga-harga sandi c = +1, c = +2, c = +3 dan seterusnya. Berdasarkan pada

tabel diatas Xo berada pada interval kelas ke 4, karena data tersebut berada pada kelas

rata-rata yang dapat diketahui dengan jalan menjumlahkan rata-rata nilai tengah xi pada

tabel dibagi dengan banyaknya nilai xi itu sendiri disebut sebagai xi rata-rata, dan semua

nilai xi dikurang dengan x rata-rata maka nilai nol berada pada kelas ke 4. tanda kelas

yang lebih kecil dari Xo adalah diberi tanda -1,-2, da -3 pada interval kelas ke 3, 2, dan

1. Nilai tengah kelas yang lebih besar dari Xo diberi tanda +1,+2, dan +3 pada interval

kelas ke 5, 6, dan 7.

Untuk mengisi kolom fici yaitu perkalian anta nilai fi kelas interval pertama

dikalikan dengan nilai ci pada interval pertama. Selajutnya didapat dengan jalan yang

sama.

Untuk mengisi kolom ci2 didapat dari perkalian nilai ci dengan ci pada interval

pertama. Selanjutnya dengan jalan yang sama.

Untuk mengisi kolom fici2

didapat dari perkalian nilai fi interval pertama dengan

nilai ci2 interval pertama. Selanjutnya dengan jalan yang sama.

Pada frekuensi kumulatif dapat dilihat pada kurva lebih dari dan kurang dari

sebagai berikut:

1. Kurfa lebih dari sama dengan

Kurva kumulatif lebih dari dapat dicari dengan jalan mengurangkan nilai dari

banyak siswa dengan banyak kelas interval frekuensi sebagai berikut:

Nilai Fkum

75 atau lebih 65

Page 196:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

196

83 62

91 52

99 42

107 25

115 14

123 16

130 0

Keterangan,

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa nilai penelitian mulai dari nilai

terendah 75 hingga tertinggi 130 namun dalam penulisan frekuensi kumulatif menjadi

131. Pada tabel tersebut diketahui 75 adalah sejajar dengan 65 karena merupakan

total/patokan dari keseluruhan siswa yang diteliti untuk memperoleh nilainya. 62

didapat dari 65 – 3 pada frekuensi pertama tabel analisa. 52 didapat dari 65 kurang

dengan jumlah 3 + 10 = 13 pada frekuensi kelas ke 1 dan 2. Selanjutnya dihitung

dengan jalan yang sama. Dari tabel diatas maka kurvanya sebaga berikut:

0

10

20

30

40

50

60

70

75 83 91 99 107 115 123 130

Frekuensi Kumulatif

Page 197:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

197

2. Kurva kurang dari

Kurva kumulatif kurang dari dapat dicari dengan jalan mengurangkan nilai dari

Fkum yang sudah dicari pada frekuensi kumulatif lebih dari nilai teratas dikurang dengan

banyaknya siswa dan nilai dibawahnya, contoh pada Fkum lebih dari nilai teratas adalah

65 – 65 = 0, 65 – 62 = 3, 65 – 52 = 13, dan seterusnya menggunakan jalan yang sama.

Nilai dari hasil pengurangan tersebut dimasukkan dalam tabel Fkum kurang dari yang

diurutkan dari 0. Untuk lebih jelas dapat dilihat dalam tabel dan kurfa di bawah ini :

Nilai

Frekuensi

Kumulatif

kurang dari 75 0

83 3

91 13

99 23

107 40

115 51

123 49

130 65

Page 198:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

198

b. Mean

X = Xo + P 𝛴𝑓𝑖𝑐𝑖

𝛴𝑓𝑖

= 102,5 + 8 6

65

= 103,238461538 ≈ 103,23

Jadi nilai rata-ratanya 103,23

c. Modus (Mo)

Mo = b + p 𝑏1

𝑏1+𝑏2

= 98,5 + 8 7

7 +6 b = 98,5

= 98,5 + 8 (0,538) b1 = 17 – 10 = 7

= 98,5 + 4,31 b2 = 17 – 11 = 6

= 102,81

d. Median (Me)

0

10

20

30

40

50

60

70

75 83 91 99 107 115 123 130

Frekuensi Kumulatif

Page 199:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

199

Me = b + p 1

2𝑛 − 𝐹

𝑓

= 98,5 + 8 1

2 65 − 23

17

Me = 98,5 + 8 (0,56) = 102,97

e. Simpangan Baku

S = 𝑝2 𝑛𝛴𝑓𝑖𝑐𝑖 2−(𝛴𝑓𝑖𝑐𝑖 )2

𝑛 (𝑛−1)

= (8)2(65 174 − (7 )2

65 (65 − 1))

= 64 (11310 − 49

4160)

= 64 11263

4160

S = 64 2,71 = 173,27 = 13,279623077 ≈ 13,28

TABEL NORMALITAS

DATA UJI NORMALITAS MOTIVASI BELAJAR AGAMA KRISTEN

X = 103,23 N = 65

S = 13,28

No X2 F Zi F(Zi) S(Zi) F(Zi) - S(Zi)

1 75 1 -2,13 0,0166 0,0154 0,0012

2 80

2

-1,75 0,0401 0,0462 0,0061

3 80 -1,75 0,0401 0,0462 0,0061

Page 200:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

200

4 84 1 -1,45 0,0735 0,0615 0,0120

5 85 1 -1,37 0,0853 0,0769 0,0084

6 86 1 -1,30 0,0968 0,0923 0,0045

7 88

3

-1,15 0,1251 0,1384 0,0133

8 88 -1,15 0,1251 0,1384 0,0133

9 88 -1,15 0,1251 0,1384 0,0133

10 89

3

-1,07 0,1423 0,1846 0,0423

11 89 -1,07 0,1423 0,1846 0,0423

12 89 -1,07 0,1423 0,1846 0,0423

13 90 1 -1,00 0,1587 0,2000 0,0413

14 94

3

-0,70 0,242 0,2461 0,0041

15 94 -0,70 0,242 0,2461 0,0041

16 94 -0,70 0,242 0,2461 0,0041

17 95

5

-0,62 0,2676 0,3231 0,0555

18 95 -0,62 0,2676 0,3231 0,0555

19 95 -0,62 0,2676 0,3231 0,0555

20 95 -0,62 0,2676 0,3231 0,0555

21 95 -0,62 0,2676 0,3231 0,0555

22 96

2

-0,54 0,2946 0,3538 0,0592

23 96 -0,54 0,2946 0,3538 0,0592

24 99

5

-0,32 0,3745 0,4307 0,0562

25 99 -0,32 0,3745 0,4307 0,0562

Page 201:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

201

26 99 -0,32 0,3745 0,4307 0,0562

27 99 -0,32 0,3745 0,4307 0,0562

28 99 -0,32 0,3745 0,4307 0,0562

29 100

2

-0,24 0,4052 0,4615 0,0563

30 100 -0,24 0,4052 0,4615 0,0563

31 102

4

-0,09 0,4641 0,5231 0,0590

32 102 -0,09 0,4641 0,5231 0,0590

33 102 -0,09 0,4641 0,5231 0,0590

34 102 -0,09 0,4641 0,5231 0,0590

35 105

6

0,13 0,5517 0,6154 0,0637

36 105 0,13 0,5517 0,6154 0,0637

37 105 0,13 0,5517 0,6154 0,0637

38 105 0,13 0,5517 0,6154 0,0637

39 105 0,13 0,5517 0,6154 0,0637

40 105 0,13 0,5517 0,6154 0,0637

41 112

3

0,66 0,7454 0,6615 0,0839

42 112 0,66 0,7454 0,6615 0,0839

43 112 0,66 0,7454 0,6615 0,0839

44 113

4

0,74 0,7704 0,7231 0,0473

45 113 0,74 0,7704 0,7231 0,0473

46 113 0,74 0,7704 0,7231 0,0473

47 113 0,74 0,7704 0,7231 0,0473

Page 202:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

202

48 114

4

0,81 0,791 0,7846 0,0064

49 114 0,81 0,791 0,7846 0,0064

50 114 0,81 0,791 0,7846 0,0064

51 114 0,81 0,791 0,7846 0,0064

52 121 1 1,33 0,9082 0,8000 0,1082

53 122

7

1,41 0,9207 0,9076 0,0131

54 122 1,41 0,9207 0,9076 0,0131

55 122 1,41 0,9207 0,9076 0,0131

56 122 1,41 0,9207 0,9076 0,0131

57 122 1,41 0,9207 0,9076 0,0131

58 122 1,41 0,9207 0,9076 0,0131

59 122 1,41 0,9207 0,9076 0,0131

60 124 1 1,56 0,9418 0,9231 0,0187

61 126 1 1,71 0,9564 0,9384 0,0180

62 127

2

1,79 0,9633 0,9692 0,0059

63 127 1,79 0,9633 0,9692 0,0059

64 128 1 1,87 0,9693 0,9846 0,0153

65 129 1 1,94 0,9734 1,0000 0,0266

Σ 6773 65

Diperoleh Lhitung < Ltabel (0,1082 < 0,1098), pada taraf α = 00,5 dan jumlah n = 65. maka

dapat disimpulkan bahwa sebaran data Motivasi belajar agama kristen berasal dari

populasi berdistribusi normal.

Page 203:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

203

Keterangan pengisian kolom pada tabel normalitas sebagai berikut:

Kolom x2 adalah kolom nilai data mentah yang dikumpulkan dari hasil penyebaran

angket dengan 5 alternatif jawaban yaitu SS, S, KS, TS, dan STS yang sudah diurutkan

mulai dari terkecil hinggga tertinggi, nilai terkecil 75 dan tertinggi 129 pada tabel

normalitas.

Kolom F merupakan jumlah siswa yang mendapatkan nilai sama ketika data itu

sudah diurutkan berdasarkan nilai terkecil hingga tertinggi. Pada kolom F nomor urut 1

yaitu 1, karena ketika data diurutkan dari nilai terkecil hingga tertinggi hanya ada 1

siswa yang mendapatkan nilai 75, kolom F nomor urut 2 dan 3 yaitu 2, karena ada 2

siswa yang memiliki nilai yang sama yaitu 80, kolom F nomor urut 4 yaitu 1, karena

ketika data diurutkan dari nilai terkecil hingga tertinggi hanya ada 1 siswa yang

mendapatkan nilai 84, kolom F nomor urut 5 yaitu 1, karena ketika data diurutkan dari

nilai terkecil hingga tertinggi hanya ada 1 siswa yang mendapatkan nilai 85, dan

seterusnya dapat diketahui dengan jalan yang sama.

Kolom Zi merupakan hasil dari pengurangan nilai x dengan x rata-rata dibagi

dengan nilai simpangan baku (𝑥−𝑥

𝑠). Pada kolom Zi nomor urut 1 yaitu -2,13 yaitu

diperoleh dari nilai x pada nomor urut 1 dikurang dengan x rata-rata dibagi nilai

simpangan baku (75 – 103,23

13,28=

−28,23

13,28= −2,13). Pada kolom Zi nomor urut 2 yaitu

-1,75 yaitu diperoleh dari nilai x pada nomor urut 2 dikurang dengan x rata-rata dibagi

nilai simpangan baku (80 – 103,23

13,28=

−23,23

13,28= −1,75), nilai kolom pada Zi nomor

urut 3 sama dengan nomor urut 2 karena memilki nilai x yang sama, yaitu 80 sehingga

perhitungan dan pengisian nilai kolom Zi nomor urut 3 pun sama dengan kolom Zi

Page 204:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

204

nomor urut 2. Pada kolom Zi nomor urut 4 yaitu -1,45 yaitu diperoleh dari nilai x pada

nomor urut 4 dikurang dengan x rata-rata dibagi nilai simpangan baku (84 – 103,23

13,28=

−19,23

13,28= −1,45). Pada kolom Zi nomor urut 5 yaitu -1,37 yaitu diperoleh dari nilai

x pada nomor urut 5 dikurang dengan x rata-rata dibagi nilai simpangan baku

(85 – 103,23

13,28=

−18,23

13,28= −1,37). Pada nomor urut 6, 7, dan seterusnya

menggunakan jalan yang sama.

Pada kolom F(Zi) merupakan kolom yang diisi berdasarkan pada kurfa normal,

bila nilai Zi nya negatif maka dia berada disebelah kiri kurva sehingga dapat dicari

dengan rumus 0,05 ditambah dengan nilai Zi, sedangkan bila nilai Zi positif maka dia

berada disebelah kanan kurva sehingga dapat dicari dengan rumus 0,05 kurang dengan

nilai Zi. Pada kolom F(Zi) nomor urut 1 yaitu 0,0166, yang dapat dilihat dari kolom Zi -

2,13 pada daftar tabel kurva distribusi normal dengan luas 0,05. Pada kolom F(Zi)

nomor urut 2 yaitu 0,0401, yang dapat dilihat dari kolom Zi -1,75 pada daftar tabel

kurva distribusi normal dengan luas 0,05, dan pada kolom Zi nomor urut 3 sama dengan

nomor urut 2 karena memilki nilai Zi yang sama yaitu -1,75. Pada kolom F(Zi) nomor

urut 4 yaitu 0,0735, yang dapat dilihat dari kolom Zi -1,45 pada daftar tabel kurva

distribusi normal dengan luas 0,05. Pada kolom F(Zi) nomor urut 5 yaitu 0,0853, yang

dapat dilihat dari kolom Zi -1,37 pada daftar tabel kurva distribusi normal dengan luas

0,05. Pada kolom Zi 6, 7 dan seterusnya menggunakan jalan yang sama.

Pada kolom S(Zi) merupakan kolom yang diisi berdasarkan banyaknya siswa

pada kolom F dibagi dengan banyaknya siswa secara keseluruhan dalam penelitian.

Pada kolom S(Zi) nomor urut 1 adalah 0,0154 yang diketahui dari siswa yang memiliki

Page 205:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

205

nilai 75 pada kolom F hanya sebanyak 1 orang dibagi dengan jumlah siswa secara

keseluruhan pada penelitian sebanyak 65 orang (1

65= 0,0154). Pada kolom S(Zi)

nomor urut 2 adalah 0,0462 yang diketahui dari siswa yang memiliki nilai 80 pada

kolom F hanya sebanyak 2 orang ditambah dengan 1 0rang sebelumnya dibagi dengan

jumlah siswa secara keseluruhan pada penelitian sebanyak 65 orang (3

65= 0,0462), dan

pada kolom S(Zi) nomor urut 3 sama dengan nomor 2 karena memiliki nilai F yang

sama sebanyak 2 orang. Pada kolom S(Zi) nomor urut 4 adalah 0,0615 yang diketahui

dari siswa yang memiliki nilai 84 pada kolom F hanya sebanyak 1 orang ditambah

dengan 3 orang sebelumnya dibagi dengan jumlah siswa secara keseluruhan pada

penelitian sebanyak 65 orang (4

65= 0,0615). Pada kolom S(Zi) nomor urut 5 adalah

0,0769 yang diketahui dari siswa yang memiliki nilai 85 pada kolom F hanya sebanyak

1 orang ditambah dengan 4 orang sebelumnya dibagi dengan jumlah siswa secara

keseluruhan pada penelitian sebanyak 65 orang (5

65= 0,0769). Pada kolom 6, 7 dan

seterusnya menggunakan jalan yang sama.

Pada kolom F(Zi) – S(Zi) merupakan hasil dari pengurangan nilai F(Zi) nomor

urut 1 dengan nilai S(Zi) nomor urut 1, dan harga dari nilai F(Zi) – S(Zi) negatif maka

dapat dimutlakkan menjadi positif. Pada kolom F(Zi) – S(Zi) nomor urut 1 yaitu 0,0166

– 0,0154 = 0,0012. Pada kolom F(Zi) – S(Zi) nomor urut 2 yaitu 0,0401 – 0,0462 = –

0,0061 yang dapat dimutlakkan menjadi 0,0061, dan F(Zi) – S(Zi) nomor 3 sama karena

memiliki nilai yang sama dengan F(Zi) – S(Zi) nomor urut 2. Pada kolom F(Zi) – S(Zi)

nomor urut 4 yaitu 0,0735 – 0,0615 = 0,0120. Pada kolom F(Zi) – S(Zi) nomor urut 5

Page 206:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

206

yaitu 0,0853 – 0,0769 = 0,0084. Pada kolom F(Zi) – S(Zi) nomor urut 6, 7 dan

seterusnya menggunakan jalan yang sama.

Page 207:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

207

Lampiran 28

PENGUJIAN HIPOTESIS

Tabel Kerja Uji Regresi dan Korelasi Y, X1 dan X2

No Y X1 X2 Y2 X1

2 X2

2 X1Y X2Y X1X2

1 68 105 102 4624 11025 10404 7140 6936 10710

2 82 123 122 6724 15129 14884 10086 10004 15006

3 79 113 113 6241 12769 12769 8927 8927 12769

4 68 114 114 4624 12996 12996 7752 7752 12996

5 64 100 99 4096 10000 9801 6400 6336 9900

6 54 88 88 2916 7744 7744 4752 4752 7744

7 75 95 95 5625 9025 9025 7125 7125 9025

8 71 80 84 5041 6400 7056 5680 5964 6720

9 79 113 113 6241 12769 12769 8927 8927 12769

10 89 113 113 7921 12769 12769 10057 10057 12769

11 89 113 113 7921 12769 12769 10057 10057 12769

12 57 89 89 3249 7921 7921 5073 5073 7921

13 89 129 127 7921 16641 16129 11481 11303 16383

14 68 127 126 4624 16129 15876 8636 8568 16002

15 50 95 95 2500 9025 9025 4750 4750 9025

16 86 107 105 7396 11449 11025 9202 9030 11235

17 61 95 95 3721 9025 9025 5795 5795 9025

18 86 114 114 7396 12996 12996 9804 9804 12996

Page 208:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

208

19 57 123 122 3249 15129 14884 7011 6954 15006

20 71 100 99 5041 10000 9801 7100 7029 9900

21 36 105 102 1296 11025 10404 3780 3672 10710

22 50 89 89 2500 7921 7921 4450 4450 7921

23 61 107 105 3721 11449 11025 6527 6405 11235

24 71 105 102 5041 11025 10404 7455 7242 10710

25 50 89 89 2500 7921 7921 4450 4450 7921

26 71 107 105 5041 11449 11025 7597 7455 11235

27 54 126 127 2916 15876 16129 6804 6858 16002

28 79 115 114 6241 13225 12996 9085 9006 13110

29 61 122 122 3721 14884 14884 7442 7442 14884

30 64 99 96 4096 9801 9216 6336 6144 9504

31 75 112 112 5625 12544 12544 8400 8400 12544

32 50 76 75 2500 5776 5625 3800 3750 5700

33 71 107 105 5041 11449 11025 7597 7455 11235

34 50 85 86 2500 7225 7396 4250 4300 7310

35 79 122 122 6241 14884 14884 9638 9638 14884

36 57 80 80 3249 6400 6400 4560 4560 6400

37 79 122 122 6241 14884 14884 9638 9638 14884

38 79 123 122 6241 15129 14884 9717 9638 15006

39 75 128 128 5625 16384 16384 9600 9600 16384

40 75 107 105 5625 11449 11025 8025 7875 11235

Page 209:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

209

41 86 122 122 7396 14884 14884 10492 10492 14884

42 71 104 99 5041 10816 9801 7384 7029 10296

43 86 130 124 7396 16900 15376 11180 10664 16120

44 82 85 85 6724 7225 7225 6970 6970 7225

45 39 88 88 1521 7744 7744 3432 3432 7744

46 57 92 94 3249 8464 8836 5244 5358 8648

47 43 80 80 1849 6400 6400 3440 3440 6400

48 79 115 114 6241 13225 12996 9085 9006 13110

49 75 107 105 5625 11449 11025 8025 7875 11235

50 64 101 99 4096 10201 9801 6464 6336 9999

51 68 92 95 4624 8464 9025 6256 6460 8740

52 86 131 129 7396 17161 16641 11266 11094 16899

53 61 92 94 3721 8464 8836 5612 5734 8648

54 71 121 121 5041 14641 14641 8591 8591 14641

55 50 95 95 2500 9025 9025 4750 4750 9025

56 54 88 88 2916 7744 7744 4752 4752 7744

57 50 105 102 2500 11025 10404 5250 5100 10710

58 64 90 94 4096 8100 8836 5760 6016 8460

59 68 100 100 4624 10000 10000 6800 6800 10000

60 75 100 100 5625 10000 10000 7500 7500 10000

61 96 92 90 9216 8464 8100 8832 8640 8280

62 46 101 96 2116 10201 9216 4646 4416 9696

Page 210:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

210

63 64 107 112 4096 11449 12544 6848 7168 11984

64 75 99 99 5625 9801 9801 7425 7425 9801

65 79 112 112 6241 12544 12544 8848 8848 12544

JML 4419 6811 6773 312507 726801 718089 469758 467017 722317

Rta2 67,98 104,8 104 4796,7 11286 11065 7275,8 7191,9 11037

Page 211:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

211

Lampiran 29

Pengelompokkan Data Y dan X1

No X1 Y Kelompok Y2 ΣY2 ΣY (ΣY)

2 n

JK

(G)

1 76 50 1 2500 2500 50 2500 1 0

2 80 71 2 5041 10139 171 29241 3 392

3 80 57 3249

4 80 43 1849

5 85 50 3 2500 9896 136 18496 2 648

6 85 86 7396

7 88 54 4 2916 7353 147 21609 3 150

8 88 39 1521

9 88 54 2916

10 89 57 5 3249 8249 157 24649 3 33

11 89 50 2500

12 89 50 2500

13 90 64 6 4096 4096 64 4096 1 0

14 92 57 7 3249 20810 282 79524 4 929

15 92 68 4624

16 92 61 3721

17 92 96 9216

18 95 75 8 5625 14346 236 55696 4 422

Page 212:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

212

19 95 50 2500

20 95 61 3721

21 95 50 2500

22 99 64 9 4096 9721 139 19321 2 61

23 99 75 5625

24 100 64 10 4096 19386 278 77284 4 65

25 100 71 5041

26 100 68 4624

27 100 75 5625

28 101 64 11 4096 6212 110 12100 2 162

29 101 46 2116

30 104 71 12 5041 5041 71 5041 1 0

31 105 68 13 4624 13461 225 50625 4 805

32 105 36 1296

33 105 71 5041

34 105 50 2500

35 107 86 14 7396 36545 503 253009 7 401

36 107 61 3721

37 107 71 5041

38 107 71 5041

39 107 75 5625

40 107 75 5625

Page 213:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

213

41 107 64 4096

42 112 75 15 5625 11866 154 23716 2 8

43 112 79 6241

44 113 75 16 5625 27092 328 107584 4 196

45 113 75 5625

46 113 89 7921

47 113 89 7921

48 114 68 17 4624 12020 154 23716 2 162

49 114 86 7396

50 115 79 18 6241 12482 158 24964 2 0

51 115 79 6241

52 121 71 19 5041 5041 71 5041 1 0

53 122 61 20 3721 23599 305 93025 4 343

54 122 79 6241

55 122 79 6241

56 122 86 7396

57 123 86 21 7396 16886 222 49284 3 458

58 123 57 3249

59 123 79 6241

60 126 54 22 2916 2916 54 2916 1 0

61 127 68 23 4624 4624 68 4624 1 0

62 128 75 24 5625 5625 75 5625 1 0

Page 214:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

214

63 129 89 25 7921 7921 89 7921 1 0

64 130 86 26 7396 7396 86 7396 1 0

65 131 86 27 7396 7396 86 7396 1 0

JML 6811 4419

k=

27 5234

Page 215:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

215

Lampiran 30

Pengelompokkan Data Y dan X2

No X2 Y Kelompok Y2 ΣY

2 ΣY (ΣY)

2 n

JK

(G)

1 75 50 1 2500 2500 50 2500 1 0

2 80 57 2 3249 5098 100 10000 2 98

3 80 43 1849

4 84 71 3 5041 5041 71 5041 1 0

5 85 86 4 7396 7396 86 7396 1 0

6 86 50 5 2500 2500 50 2500 1 0

7 88 54 6 2916 7353 147 21609 3 150

8 88 39 1521

9 88 54 2916

10 89 57 7 3249 8249 157 24649 3 33

11 89 50 2500

12 89 50 2500

13 90 96 8 9216 9216 96 9216 1 0

14 94 57 9 3249 11066 182 33124 3 25

15 94 61 3721

16 94 64 4096

17 95 75 10 5625 18970 304 92416 5 487

18 95 50 2500

Page 216:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

216

19 95 61 3721

20 95 68 4624

21 95 50 2500

22 96 64 11 4096 6212 110 12100 2 162

23 96 46 2116

24 99 64 12 4096 23899 345 119025 5 94

25 99 71 5041

26 99 71 5041

27 99 64 4096

28 99 75 5625

29 100 68 13 4624 10249 143 20449 2 25

30 100 75 5625

31 102 68 14 4624 13461 225 50625 4 805

32 102 36 1296

33 102 71 5041

34 102 50 2500

35 105 86 15 7396 32449 439 192721 6 329

36 105 61 3721

37 105 71 5041

38 105 71 5041

39 105 75 5625

40 105 75 5625

Page 217:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

217

41 112 75 16 5625 15962 218 47524 3 121

42 112 64 4096

43 112 79 6241

44 113 75 17 5625 27092 328 107584 4 196

45 113 75 5625

46 113 89 7921

47 113 89 7921

48 114 68 18 4624 24502 312 97344 4 166

49 114 86 7396

50 114 79 6241

51 114 79 6241

52 121 71 19 5041 5041 71 5041 1 0

53 122 86 20 7396 40485 527 277729 7 809

54 122 57 3249

55 122 61 3721

56 122 79 6241

57 122 79 6241

58 122 79 6241

59 122 86 7396

60 124 86 21 7396 7396 86 7396 1 0

61 126 68 22 4624 4624 68 4624 1 0

62 127 89 23 7921 10837 143 20449 2 613

Page 218:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

218

63 127 54 2916

64 128 75 24 5625 5625 75 5625 1 0

65 129 85 25 7225 7225 85 7225 1 0

JML 6773 4419 k=25 4111

Page 219:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

219

Lampiran 31

PROSEDUR UJI REGRESI LINIER SEDERHANA

Menentukan persamaan garis regresi Ŷ = a + bX, dengan terlebih dahulu

menghitung nilai koefisien regresi “b dan a”. Rumus yang digunakan menghitung “b

dan a” adalah:

b = 𝑛 𝑋𝑌− 𝑋 𝑌

𝑛 𝑋2− ( 𝑋)2 = dan a = Y - bX

Keberartian regresi diperiksa melalui pengujian hipotesis:

H0 : β = 0; koefisien regresi tidak berarti (tidak nyata)

H1 : β ≥ 0; koefisien regresi berarti (nyata)

Untuk membuktikan hipotesis ini digunakan rumus: Fh = 𝑆𝑟𝑒𝑔

2

𝑆𝑟𝑒𝑠2

Kaidah pengujian keberartian :

Jika Fhitung > Ftabel, maka tolak Ho artinya signifikan dan

Fhitung < Ftabel, terima Ha artinya tidak signifikan

Dengan nilai Ftabel pada α = 0,05 dan 0,01; derajat kebebasan (dk) untuk pembilang

= 1, derajat kebebasan untuk penyebut = n – 2.

Kelinieran regresi diperiksa melalui pengujian hipotesis:

H0 : Ŷ = α + βX; regresi linier

H1 : Ŷ ≠ α + βX; regresi tidak linier

Untuk menguji hipotesis digunakan rumus: Fhitung = 𝑆𝑇𝐶

2

𝑆𝐺2

Kaidah pengujian linieritas :

Jika Fhitung > Ftabel, maka tolak Ho artinya signifikan dan

Fhitung < Ftabel, terima Ha artinya tidak signifikan

Page 220:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

220

Dengan nilai Ftabel pada α = 0,05 dan 0,01; derajat kebebasan (dk) untuk pembilang

= k – 2 , derajat kebebasan untuk penyebut = n – k.

Rumus-rumus yang digunakan untuk membuktikan kedua hipotesis diatas adalah:

JK(T) = ΣY2

JK(a) = 𝛴𝑌^2

𝑛

JK(b1a) = b 𝛴𝑋𝑌 − 𝛴𝑋 𝛴𝑌

𝑛

JK(res) = JK(T) – JK(a) – JK(b1a)

JK (G) = Σ 𝛴𝑌2 − 𝛴𝑌 ^2

𝑛

JK (TC) = JK (res) – JK(G)

S2

reg = JK (b1a)

S2

res = 𝐽𝐾𝑟𝑒𝑠

𝑛 − 2

S2

(TC) = 𝐽𝐾 (𝑇𝐶)

𝑘 − 2

S2

G = 𝐽𝐾 (𝐺)

𝑛 − 𝑘

Hasil-hasil perhitungan regresi antar variabel dengan menggunakan rumus-rumus di

atas dapat diperlihatkan dalam tabel analisis varians (ANAVA), sebagai berikut:

Tabel ANAVA regresi linier sederhana

Page 221:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

221

Sumber

Variasi Dk Jk KT Fhit

Ftabel

(0,05) (0,01)

Regresi (a)

Regresi (b l a)

Residu

1

1

n-2

𝑌1 2/n

JKreg = JK(b l a)

JKres = Σ(Yi – Ŷi)2

(ΣY1)2/n

S2reg =

JK(b l a)

S2

res= (𝑌𝑖−𝑌𝑖)2

𝑛−2

𝑆𝑟𝑒𝑔2

𝑆𝑟𝑒𝑠2

Tuna Cocok

Kekeliruan

k-2

n-k

JK(TC)

JK (E)

𝑆𝑇𝐶2 =

𝐽𝐾 𝑇𝐶

𝑘−2

𝑆𝑇𝐶2 =

𝐽𝐾 𝐸

𝑛−𝑘

𝑆𝑇𝐶2

𝑆𝐸2

Total N Σ𝑌𝑖2 Σ𝑌𝑖

2 -

Keterangan:

n = Banyaknya data

dk = Derajat kebebasan

a = konstanta regresi

b = banyaknya kelompok data

JK = Jumlah kuadrat

RJK = Rata-rata jumlah kuadrat

Fh = Statistik F hasil perhitungan

Ft = Statistik F hasil berdasarkan tabel

JK(a) = Jumlah kuadrat a

JK(b) = Jumlah kuadrat b

JK(b1a) = Jumlah kuadrat regresi

JK(res) = Jumlah kuadrat residu

JK(G) = Jumlah kuadrat galat

Page 222:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

222

JK(TC) = Jumlah kuadrat tuna cocok

S2

reg = varians regresi

S2

res = Varians residu

S2

TC = Varians tuna cocok

S2

G = Varians galat

Page 223:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

223

Uji Hipotesis Pertama

Uji regresi linear sederhana Y atas X1

b = 𝑛 𝑋1𝑌− 𝑋1 𝑌

𝑛 𝑋21− ( 𝑋1)2

b = 65(469758 ) – 6811 4419

65 726801 − ( 6811)2

b = 30534270 − 30097809

47242065 − 46389721

b = 0,506

a = Y – bΧ 1

a = 67,98 – (0,506)(104,49)

a = 14,90

Jadi persamaan regresi Y atas X1 adalah 𝐘 = 14,90 + 0,506X1

Uji keberartian Regresi Y atas X1

JK(T) = ΣY2 = 312507

JK(a) = 𝛴𝑌^2

𝑛 =

(4419)^2

65 =

19527561

65 = 300424,0154

JK(b/a) = b 𝛴𝑋𝑌 − 𝛴𝑋 𝛴𝑌

𝑛

JK(b/a) = 0,506 469758 − 6811 4419

65

= 0,506(6714,785) = 3397,681

JK(res) = JKT – JK(a) – JK(b/a)

= 312507 – 300424,0154 – 3397,681

= 8685,3036

JK(E) = 5234

Page 224:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

224

JK (TC) = JK(res) – JK (E)

= 8685,3036 – 5234

= 3451,3036

S2

reg = JK(b/a) = 3397,681

S2

res = 𝐽𝐾 (𝑟𝑒𝑠 )

𝑛 − 2 =

8685,3036

63 = 137,8619619 ≈ 137,86

S2

TC = 𝐽𝐾 (𝑇𝐶)

𝑘 − 2 =

3451,3036

25 = 138,052144 ≈ 138,05

S2

E = 𝐽𝐾 (𝐸)

𝑛 − 𝑘 =

5234

38 = 137,736842105 ≈ 137,74

Uji keberartian

Fhitung = 𝑆𝑟𝑒𝑔

2

𝑆𝑟𝑒𝑠2 =

3397,681

137,86 = 24,64588 ≈ 24,65

Uji kelinieran :

Fhitung = 𝑆𝑇𝐶

2

𝑆𝐸2 =

138,05

137,74 = 1,0022506171 ≈ 1,002

Sumber

Varians

Dk JK RJK Fhitung Ftabel

0,05 0,01

Regresi (a)

Regresi (b/a)

Residu

1

1

63

300424,0154

3397,681

8685,3036

300424,0154

3397,681

137,86

24,65*

3,99

7,06

Tuna Cocok

Kekeliruan

25

38

3451,3036

5234

138,05

137,74

1,002*

1,79

2,21

Total 65 310527

310527

- Fh < Ft =

1,002 < 1,79,

Page 225:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

225

maka linier.

Keterangan:

* = signifikan

ns = tidak signifikan

Uji Korelasi X1 terhadap Y

Diketahui :

ΣX1 = 6811 ΣX12

= 726801 n = 65

ΣX2= 6773 ΣX22

= 718089

ΣY = 4419 ΣX1.Y = 469758

Χ 1 = 104,49 ΣX2.Y = 467017

Χ 2 = 104,20 Y = 67,98

ΣX1.X2 = 722317 ΣY2 = 312507

Penyelesaian :

ry1 = 𝑛 𝑋𝑖𝑌𝑖− 𝑋𝑖 𝑌𝑖

𝑛 𝑋𝑖2− ( )2

𝑋𝑖 𝑛 𝑌𝑖

2− 𝑌𝑖 2

= 65 469758 − 6811 (4419)

65 726801 − (6811)2 65 312507 −(4419)2

= 436461

47242065 − 46389721 20312955 −(19527561 )

= 436461

(852344 )(785394 )

= 436461

818184 ,5

= 0,53345059 ≈ 0,53

Page 226:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

226

Koefisien determinasi

KD = r2

y1 x 100% = (0,53)2 x 100% = 0,2809 x 100%

= 28,09%

Uji keberartian Koefisien Korelasi

thitung= 𝑟𝑦1 (𝑛−2)

(1− 𝑟2) =

0,53 (65−2)

(1−(0,53)2) =

4,206744585

0,847997642 = 4,960797505 ≈ 4,96

ry1 thitung Ttabel (dk = 65 – 2)

0,05 0,01

0,53 4,96 1,665 2,375

Diperoleh thitung > ttabel, signifikan pada α = 0,05; tolak Ho, berarti dapat pengaruh

yang positif dan signifikan X1 terhadap Y. Hipotesis pertama terbukti.

Uji korelasi parsial ry12

Diketahui : ry1 = 0,53

ry2 = 0,54

r1.2 = 0,59

ry1.2 = 𝑟𝑦 1−𝑟𝑦 2𝑟12

1−𝑟2𝑦2 (1−𝑟212) =

0,53 − 0,54 (0,59)

1−(0,54)2 (1−0,59)2) = 0,42571

Uji keberartian koefisien korelasi parsial

thitung = 𝑟

𝑦1.2 (𝑛−3)

1− 𝑟𝑦1.22

= 0,426 65− 3

1− (0,426)2 = 4,423274 ≈ 4,423

Jadi thitung = 4,423 > ttabel = 1,665, koefisien korelasi parsial ry1.2 signifikan.

Page 227:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

227

Uji Hipotesis Kedua

Uji regresi linear sederhana Y atas X2

b = 𝑛 𝑋2𝑌− 𝑋2 𝑌

𝑛 𝑋22− ( 𝑋2)2

b = 65(467017 ) – 6773 4419

65 718089 − ( 6773)2

b = 30356105 − 29929887

46675785 − 45873529 = 0,525

a = Y – bΧ 2

a = 67,98 – (0,525)(104,20)

a = 13,26

Jadi persamaan regresi Y atas X2 adalah 𝐘 = 13,26 + 0,525X2

Uji keberartian Regresi Y atas X2

JK(T) = ΣY2 = 312507

JK(a) = 𝛴𝑌2

𝑛 =

(4419)2

65 =

19527561

65 = 300424,0154

JK(b/a) = b 𝛴𝑋𝑌 − (𝛴𝑋)(𝛴𝑌)

𝑛

JK(b/a) = 0,525 467017 − (6773)(4419)

65

= 0,525 (6557,2) = 3442,53

JK(res) = JKT – JK(a) – JK(b/a)

= 312507 – 300424,0154 – 3442,53

= 8640,455

JK(E) = 4111

JK (TC) = JK(res) – JK (E)

Page 228:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

228

= 8640,455 – 4111

= 4529,455

S2

reg = JK(b/a) = 3442,53

S2

res = 𝐽𝐾 (𝑟𝑒𝑠 )

𝑛 − 2 =

8640,455

63 = 137,1501 ≈ 137,15

S2

TC = 𝐽𝐾 (𝑇𝐶)

𝑘 − 2 =

4529,455

23 = 196,932826086 ≈ 196,93

S2

E = 𝐽𝐾 (𝐸)

𝑛 − 𝑘 =

4111

40 = 102,78

Uji keberartian

Fhitung = 𝑆𝑟𝑒𝑔

2

𝑆𝑟𝑒𝑠2 =

3442 ,53

137,15 = 25,10047 ≈ 25,10

Uji kelinieran :

Fhitung = 𝑆𝑇𝐶

2

𝑆𝐸2 =

196,93

102,78 = 1,91262135922 ≈ 1,91

Sumber

Varians

Dk JK RJK Fhitung Ftabel

0,05 0,01

Regresi (a)

Regresi (b/a)

Residu

1

1

63

300424,015

3442,53

8640,455

300424,015

3442,53

137,15

25,10*

3,99

7,06

Tuna Cocok

Kekeliruan

23

40

4529,455

4111

196,93

102,78

1,91 ns

1,803

2,50

Total 65 312507

312507 - Fh > Ft = 1,91

> 1,80, maka

tidak linier.

Page 229:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

229

Keterangan:

* = signifikan

ns = tidak signifikan

Uji Korelasi X2 terhadap Y

Diketahui :

ΣX1 = 6811 ΣX12

= 726801 n = 65

ΣX2= 6773 ΣX22

= 718089

ΣY = 4419 ΣX1.Y = 469758

Χ 1 = 104,49 ΣX2.Y = 467017

Χ 2 = 104 Y = 67,98

ΣX1.X2 = 722317 ΣY2 = 312507

Penyelesaian :

ry2 = 𝑛 𝑋2𝑌− 𝑋2 𝑌2

𝑛 𝑋22− ( )2

𝑋2 𝑛 𝑌22− 𝑌2 2

= 65 467017 − 6773 (4419)

65 718089 − (6773)2 65 312507 −(4419)2

= 426218

(802258 )(785394 )

= 426218

793780

= 0,536947111 ≈ 0,54

Koefisien determinasi

KD = r2

y2 x 100% = (0,54)2 x 100% = 0,2916 x 100%

= 29,16%

Page 230:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

230

Uji keberartian Koefisien Korelasi

thitung= 𝑟𝑦2 (𝑛−2)

(1− 𝑟2) =

0,54 (65−2)

(1−(0,542)) =

4,286117

0,84167 = 5,092426 ≈ 5,092

ry2 thitung Ttabel (dk = 65 – 2)

0,05 0,01

0,54 5,092 1,665 2,375

Diperoleh thitung > ttabel, signifikan pada α = 0,05; tolak Ho, berarti dapat pengaruh

yang positif dan signifikan X2 terhadap Y. Hipotesis kedua terbukti.

Uji korelasi parsial ry12

Diketahui : ry1 = 0,53

ry2 = 0,54

r12 = 0,59

ry2.1 = 𝑟𝑦 2−𝑟𝑦 1.𝑟12

1−𝑟2𝑦1 (1−𝑟212) =

0,54 − 0,53 (0,59)

1 − (0,53)2 1−(0,59)2 = 0,331982

Uji keberartian koefisien korelasi parsial

thitung = 𝑟

𝑦2.1 (𝑛−3)

1− 𝑟𝑦2.12

= 0,332 65−3

1−(0,332)2 = 3,198276 ≈ 3,198

Jadi thitung = 3,198 > ttabel = 1,665, koefisien korelasi parsial ry2.1 signifikan.

Page 231:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

231

Uji Hipotesis Ketiga

Uji regresi Jamak Y atas X1 dan X2

Untuk menghitung kofesien regresi jamak Y dan X1 dan X2, dibutuhkan data berikut:

ΣX1 = 6811 ΣX12

= 726801 n = 65

ΣX2= 6773 ΣX22

= 718089

ΣY = 4419 ΣX1.Y = 469758

Χ 1 = 104,49 ΣX2.Y = 467017

Χ 2 = 104 Y = 67,98

ΣX1.X2 = 722317 ΣY2 = 312507

Untuk memudahkan penentuan koefisien regresi jamak maka terlebih dahulu

melakukan penyederhanaan data sebagai berikut:

ΣY2 = 312507 = ΣY

2 -

𝛴𝑌 2

𝑛 = 312507 –

19527561

65 = 12083

ΣX12

= 726801 = ΣX12 -

𝛴𝑋1 2

𝑛 = 726801 –

46389721

65 = 13113

ΣX22

= 718089 = ΣX22 -

𝛴𝑋2 2

𝑛 = 718089 –

45873529

65 = 12342

ΣX1.Y = 469758 = ΣX1.Y - (𝛴𝑋1)(𝛴𝑌)

𝑛 = 469758 –

6811 (4419)

65 = 6715

ΣX2.Y = 467017 = ΣX2.Y - (𝛴𝑋2)(𝛴𝑌)

𝑛 = 467017 –

6773 (4419)

65 = 6557

ΣX1.X2= 722317 = ΣX1.X2 - (𝛴𝑋1)(𝛴𝑋2)

𝑛 = 722317 –

6811 (6773)

65 = 12611

Bentuk umum regresi jamak Y atas X1 dan X2 ditaksir oleh Ŷ = ao +a1X1 + a2X2

Dimana :

Y = nilai observasi (data hasil pencatatan)

Page 232:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

232

Ŷ = nilai regresi

a0 = Ŷ - a1𝑋 1 - a2𝑋 2

a1 = 𝑋2𝑖

2 𝑋1𝑖𝑦𝑖 − 𝑋1𝑖𝑋2𝑖 𝑋2𝑖𝑦𝑖

𝑋1𝑖2 𝑋2𝑖

2 −( 𝑋1𝑖𝑋2𝑖)2

a2 = 𝑋1𝑖

2 𝑋2𝑖𝑦𝑖 − 𝑋1𝑖𝑋2𝑖 𝑋1𝑖𝑦𝑖

𝑋1𝑖2 𝑋2𝑖

2 −( 𝑋1𝑖𝑋2𝑖)2

Maka :

a1 = 718089 469758 − 722317 467017

726801 718089 − (722317 )2

= −6265927

165954800 = -0,03776 ≈ -0,038

a2 = 726801 467017 − 722317 469758

726801 718089 − (722317 )2

= 114233331

165954800

= 0,688340024 ≈ 0,688

a0 = 67,98 + 0,038 (104,49) – 0,688(104)

= 67,98 + 3,97 – 69,47 = 2,48

Jadi persamaan regresi linier ganda Y dan X1 dan X2 adalah: Ŷ = 2,48 – 0,038X1 +

0,688X2

Uji keberartian koefisien regresi jamak

Rumus-rumus yang digunakan:

JK(reg) = a1Σx1y + a2Σx2y

JK(res) = ΣY2 – JK(reg)

Page 233:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

233

Masing-masing jumlah kuadrat (JK) di atas memiliki derajat bebas (db) yang

besarnya k untuk JK(reg) dan (n – k – 1) untuk JK(res). Selanjutnya statistik F dihitung

dengan menggunakan rumus:

Fh =

𝐽𝐾 (𝑟𝑒𝑔 )𝑘

𝐽𝐾 (𝑟𝑒𝑠 ) (𝑛−𝑘−1)

Dimana :

k = banyaknya variabel bebas

n = jumlah sampel

Dari perhitungan sebelumnya diketahui:

a1 = -0,038; a2 = 0,688; ΣY2 = 12083; ΣX1Y = 6715; ΣX2Y = 6557

Sehingga dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut:

JK(reg) = (-0,038)(6715) + (0,688)(6557) = 4256

JK(res) = 12083 – 4256 = 7827

Dapat ditentukan statistik Fh :

Fh =

𝐽𝐾 (𝑟𝑒𝑔 )𝑘

𝐽𝐾 (𝑟𝑒𝑠 ) (𝑛−𝑘−1) =

42562

7827 65−2−1 = 16,89

Rangkuman hasil pengujian :

Jumlah kuadrat Fhitung F tabel (dk = 2 : 63)

0,05 0,01

JK(reg) = 4256 16,89 3,140 4,950

JK(res) = 7827

Diperoleh Fhitung = 16,89 > Ftabel = 3,140 ; berarti regresi ganda Y atas X1 dan X2

signifikan.

Page 234:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

234

Uji korelasi ganda

Untuk menghitung korelasi ganda (Ry12) antara X1,X2 dan Y digunakan rumus:

Ry12 = 𝐽𝐾 (𝑟𝑒𝑔 )

𝛴𝑌2

Dimana :

JK(reg) = a1Σx1y + a2Σx2y

Diketahui :

a1 = -0,038; a2 = 0,688; ΣY2 = 12083; ΣX1Y = 6715; ΣX2Y = 6557

JK(reg) = (-0,038)(6715) + (0,688)(6557) = 4256

Sehingga :

Ry.122 =

4256

12083 = 0,35223040636 ≈ 0,35

Ry.12 = 0,35 = 0,591608 ≈ 0,59

Kontribusi X1 dan X2 secara bersama-sama terhadap variabel Y adalah:

KD = (Ry.12)2 = (0,59)

2 x 100% = 0,3481 = 34,81%

Uji keberartian koefisien korelasi jamak Ry.12

Diketahui:

R2 = 0,59; k = 2; n = 65

Sehingga:

Fhitung = 𝑅2 𝑘

(1−𝑅2) (𝑛−𝑘−1) =

0,59 2

(1−0,59) (65−2−1)

= 0,295

0,00661290323

= 44,6097560692 ≈ 44,61

Page 235:  · 1 BAB I PENDAHULUAN Pokok- pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan tesis ini meliputi: Latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan

235

Ry.12 Fhitung Ftabel (dk = 2 : 63)

0,05 0,01

0,59 44,61 3,140 4,950

Diperoleh Fhitung = 44,61 > Ftabel = 3,140; berarti hubungan antara X1, X2 dan Y

signifikan. Hipotesis ketiga terbukti.

Uji korelasi parsial r12.Y

t = 𝑟12− 𝑟1𝑦𝑟2𝑦

1− 𝑟1𝑦2 1− 𝑟2𝑦

2 =

0,59 − (0,53)(0,54)

1−0,532 (1−0,542) =

0,3038

0,71373 = 0,426

Uji keberartian koefisien korelasi parsial ry.12

thitung = 𝑟𝑦 .12 𝑛−3

1− 𝑟𝑦 .122

= 0,59 65 − 3

1− (0,59)2 = 5,753834 ≈ 5,754

Jadi, thitung = 5,754 > ttabel = 3,140 ; koefisien korelasi parsial ry.12 signifikan

Kriteria korelasi parsial antara y, x1, dan x2 sebagai berikut:

Jika korelasi parsial antara y dan x1 konstan maka x2 ditulis sebagai berikut: ry.2

Jika korelasi parsial antara y dan x2 konstan maka x1 ditulis sebagai berikut: ry.1

Jika korelasi parsial antara y konstan maka x1 dan x2 ditulis sebagai berikut: r12.y