bab i pendahuluan latar belakang pentingnya arti tanah bagieprints.umm.ac.id/46157/2/bab i.pdf ·...

17
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah adalah lapisan paling atas bumi atau bagian dari permukaan bumi. Makna permukaan bumi sebagai bagian dari tanah yang mana haknya dapat dimiliki oleh setiap orang atau badan hukum. 1 Pentingnya arti tanah bagi kehidupan manusia ialah karena kehidupan manusia itu tidak dapat dipisahkan dari tanah. Manusia hidup diatas tanah dan memperoleh bahan pangan dengan cara mendayagunakan tanah. 2 Berdasarkan Pasal 33 ayat (3) UUD NRI 1945 menyebutkan “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Ketentuan diatas mendudukan bahwa hak penguasaan atas tanah oleh negara harus diperuntukan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Kemudian pada pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria mengamanatkan bahwa “ … hak atas permukaan bumi, yang disebut tanah, yang dapat diberikan kepada dan dipunyai oleh orang-orang, baik sendiri maupun bersama-sama dengan orang lain serta badan-badan hukum”. Badan hukum sebagai subyek hukum dapat bertindak dalam lalu lintas hukum serta 1 Supriadi. 2010. Hukum Agraria. Jakarta. Sinar Grafika, Cetakan Keempat. Hal. 3 2 G. Kartasapoetra. (et.al.). 1985. Hukum Tanah : Jaminan UUPA Bagi Keberhasilan Pendayagunaan Tanah. Jakarta. PT. Bina Aksara. Hal. 1

Upload: others

Post on 26-Oct-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pentingnya arti tanah bagieprints.umm.ac.id/46157/2/BAB I.pdf · 2019. 5. 15. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah adalah lapisan paling

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanah adalah lapisan paling atas bumi atau bagian dari permukaan bumi.

Makna permukaan bumi sebagai bagian dari tanah yang mana haknya dapat

dimiliki oleh setiap orang atau badan hukum.1 Pentingnya arti tanah bagi

kehidupan manusia ialah karena kehidupan manusia itu tidak dapat dipisahkan

dari tanah. Manusia hidup diatas tanah dan memperoleh bahan pangan dengan

cara mendayagunakan tanah.2

Berdasarkan Pasal 33 ayat (3) UUD NRI 1945 menyebutkan “Bumi dan air

dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan

dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Ketentuan diatas

mendudukan bahwa hak penguasaan atas tanah oleh negara harus diperuntukan

untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Kemudian pada pasal 4 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok

Agraria mengamanatkan bahwa “ … hak atas permukaan bumi, yang disebut

tanah, yang dapat diberikan kepada dan dipunyai oleh orang-orang, baik sendiri

maupun bersama-sama dengan orang lain serta badan-badan hukum”. Badan

hukum sebagai subyek hukum dapat bertindak dalam lalu lintas hukum serta

1 Supriadi. 2010. Hukum Agraria. Jakarta. Sinar Grafika, Cetakan Keempat. Hal. 3 2 G. Kartasapoetra. (et.al.). 1985. Hukum Tanah : Jaminan UUPA Bagi Keberhasilan

Pendayagunaan Tanah. Jakarta. PT. Bina Aksara. Hal. 1

Page 2: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pentingnya arti tanah bagieprints.umm.ac.id/46157/2/BAB I.pdf · 2019. 5. 15. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah adalah lapisan paling

2

dapat melakukan perbuatan hukum seperti manusia.3 Salah satu badan hukum

yakni pemerintah daerah. Sebagai perwujudan dari pelaksanaan urusan

pemerintah dalam hal ini pemerintah pusat menyerahkan urusan pemerintah

kepada pemerintah daerah berdasarkan asas desentralisasi bertujuan pemerintah

daerah untuk mengurus urusan rumah tangganya sendiri dilaksanakan dengan

prinsip good gonvernance.4 Bentuk pelaksanaan urusan pemerintah daerah salah

satunya berkaitan dengan aset daerah.

Berdasarkan pasal 1 huruf (t) Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29

Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan

Keuangan Daerah Serta Tata Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan

Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah mengamanatkan bahwa

“Aset daerah adalah seluruh harta kekayaan milik daerah baik berupa barang

berwujud maupun barang tidak berwujud”.5 Aset daerah sebagai salah satu unsur

penting dalam rangka penyelenggaraan pemerintah dan pelayanan kepada

masyarakat.6 Pasal 1 angka 1 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014

tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah menyatakan bahwa “barang

3 Komariah. 2016. Hukum Perdata. Malang. UMM Press. Hal. 17 4 Sirajudin. (et.al.). 2016. Hukum Administrasi Pemerintahsn Daerah. Malang. Setara Press.

Hal 4-5 5 Berdasarkan pasal 1 huruf (t) Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomo 29 Tahun 2002

tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah Serta Tata Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

6 Siti Romlah. 2018. Pengelolaan Aset Daerah Atas Tanah Milik Pemerintah Daerah Kabupaten Pelalawan Tahun 2015-2016. Vol. 5 No. 1. FISIP Universitas Riau

Page 3: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pentingnya arti tanah bagieprints.umm.ac.id/46157/2/BAB I.pdf · 2019. 5. 15. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah adalah lapisan paling

3

milik daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau berasal dari perolehan lainnya

yang sah”.7

Menurut Doli D. Siregar aset daerah merupakan barang atau sesuatu barang

yang mempunyai nilai ekonomi, nilai komersial atau nilai tukar yang dimiliki

oleh badan usaha, instansi atau individu.8 Sejalan dengan pemikiran Doli D.

Siregar aset daerah. Sampai saat ini masih banyak aset di Kota Batu yang bersifat

benda bergerak dan tidak bergerak, salah satunya hak eigendom yang

diperuntukan untuk aset daerah memiliki pengaruh yang sangat penting bagi

pemerintah daerah. Dengan adanya aset atau barang milik daerah memiliki

potensi ekonomi bagi Pemerintah Daerah. Selain itu dengan adanya pengelolaan

aset barang milik daerah yang dikelola oleh Pemerintah Daerah dalam hal ini

diharapkan mampu memberikan output dalam perencanaan, pelaksanan dan

pengawasan aset daerah. Tujuan dari adanya aset daerah dengan potensi ekonomi

tersebut bermanfaat untuk menunjang peran dan fungsi Pemerintah daerah dalam

memberikan pelayanan publik kepada masyarakat serta terwujudnya ketertiban

administrasi mengenai kekayaan daerah baik menyangkut investasi tanah dan

bangunan, sertifikasi kekayaan daerah, penghapusan maupun penjualan aset

daerah.

7 Lihat Pasal 1 angka 1 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan

Barang Milik Negara/Daerah 8 Doli D. Siregar. 2004. Manajemen Aset. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama. Hal. 178

Page 4: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pentingnya arti tanah bagieprints.umm.ac.id/46157/2/BAB I.pdf · 2019. 5. 15. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah adalah lapisan paling

4

Berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi No. 001-021-022/PUU-I/2003

tentang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan.

Mahkamah Konsitutisi menafsirkan makna Hak Menguasai Negara terhadap

pengujian pasal 33 UUD NRI 1945 memiliki lima kewenangan yakni untuk

fungsi pengurusan (bestuursdaad), pengelolaan (beheersdaad), kebijakan

(beleid), pengaturan (regelendaad) dan pengawasan (toexichthoudensdaad).9

Bahwa penguasaan tanah bekas hak barat (hak eigendom) untuk aset daerah

merupakan wujud kewenangan negara dalam hal pengelolaan tanah.

Perkembangan hukum agraria sebelum diberlakukanya UUPA, terdapat

akibat politik pada Pemerintah Hindia Belanda. Pada masa itu Indonesia berlaku

dualisme hukum pertanahan. Pertama, berlaku hukum tanah berdasarkan Hak

Kolonial Belanda. Tanah yang tunduk dan diatur dalam Hukum Perdata Barat

yakni tanah barat, salah satunya hak eigendom, hak opstall, hak erfpacht. Kedua,

tanah yang dikuasai langsung oleh penduduk asli berlaku hukum adat. Tanah

adat terdiri dari tanah milik adat, tanah yasan, tanah gogolan, tanah hak ulayat

dan lainnya.10

Hak Eigendom merupakan hak yang paling sempurna atas suatu benda.11

Bahwa konsep hak eigendom pada masa Hindia Belanda diberlakukan untuk

mengedepankan kepentingan pemerintahannya. Pemerintah Hindia Belanda

9 Lihat Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 001-021-022/PUU-I/2003 tentang Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Ketenagalistrikan 10 G. Kartasapoetra. (et.al.). Op.cit. Hal. 93 11 Subekti. 2002. Pokok-Pokok Hukum Perdata. Jakarta. PT. Intermasa. Hal. 69

Page 5: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pentingnya arti tanah bagieprints.umm.ac.id/46157/2/BAB I.pdf · 2019. 5. 15. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah adalah lapisan paling

5

seringkali mengambil hak atas tanah milik bumi putera. Oleh karena itu,

pemerintah Indonesia melakukan nasionalisasi yang bertujuan untuk menghindari

Undang-Undang Pencabutan Hak, Nasionalisasi Aset bekas milik Warga Negara

Belanda, Nasionalisasi Aset tanah dan perusahaan. Sesuai dengan ketentuan

Undang-Undang Nomor 86 Tahun 1958 tentang Nasionalisasi Perusahaan-

Perusahaan Milik Belanda.

Pada tanggal 24 September 1960 lahirlah Undang-Undang Nomor 5 Tahun

1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria dimana undang-undang ini

mengamanatkan bahwa tanah-tanah bekas hak barat harus dikonversikan

selambatnya pada tanggal 24 September 1980. Konversi jenis-jenis hak atas

tanah hak eigendom dikonversi menjadi hak milik, hak pakai dan hak guna

bangunan (HGB) dengan jangka waktu 20 tahun. Hak opstall dikonversi

menjadi hak guna bangunan (HGB). Sedangkan hak erfpacht dikonversi menjadi

hak guna usaha (HGU) dan hak guna bangunan (HGB). Apabila pemilik ataupun

ahli waris tidak mengurus konversi tanah miliknya. Maka hak eigendom akan

menjadi tanah negara.

Bentuk penyelesaian masalah yang timbul karena berakhirnya jangka waktu

konversi tanah, maka pemerintah mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 32

tahun 1979 Tentang Pokok-Pokok Kebijakan Dalam Rangka Pemberian Hak

Baru Atas Tanah Asal Konversi Hak Barat. Tindak lanjut atas Keppres tersebut

terdapat pada pasal 2 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 1979

Page 6: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pentingnya arti tanah bagieprints.umm.ac.id/46157/2/BAB I.pdf · 2019. 5. 15. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah adalah lapisan paling

6

Tentang Ketentuan-Ketentuan Mengenai Permohonan dan Pemberian Hak Baru

Atas Tanah Asal Konversi Hak-Hak Barat.

Permasalahan pada saat ini yakni terdapat beberapa aset barang milik daerah

yang berasal dari hak eigendom yang diperuntukan untuk aset daerah. Di Kota

Makassar terdapat 14 tanah aset daerah dari konversi tanah hak eigendom yang

mana tanah tersebut harus disertifikatkan untuk mendapatkan kepastian hukum

sebagaimana diamanatkan dalam ketentuan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 Jo

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik

Negara/Daerah. Akan tetapi pada tahun 2012 hanya satu tanah aset pemerintah

daerah Makassar yang di sertifikatkan yakni Museum Kota Makasssar.12

Beberapa aset barang milik daerah Pemerintah Kota Batu berasal dari tanah

hak eigendom akan tetapi Pemerintah Kota Batu tidak memiliki bukti awal

kepemilikan atas tanah hak eigendom. Salah satunya SDN Temas 01 Batu

beralamat Jl. Patimura 23, RT/RW 9/9, Dsn. Genengan, Ds./Kel Temas, Kec.

Batu, Kota Batu. Implikasi dari adanya permasalahan tersebut yakni akan

berakibat dari aspek legalitas dari tanah tersebut. Hal ini tentunya tidak selaras

dengan prinsip kepastian hukum di Indonesia. Pasal 32 ayat (1) Peraturan

Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah mengamanatkan

bahwa “ sertifikat merupakan surat tanda bukti yang kuat mengenai data fisik

12 Muh. Afif Mahfud. 2012. Status Hukum Tanah Aset Daerah Dari Konversi Tanah Belanda

Yang Tidak Disertifikatkan Di Kota Makassar. Jurnal Hukum

Page 7: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pentingnya arti tanah bagieprints.umm.ac.id/46157/2/BAB I.pdf · 2019. 5. 15. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah adalah lapisan paling

7

dan data yuridis …“.13 Tujuan hukum yakni mewujudkan kepastian hukum

sekaligus mencapai keadilan bagi masyarakat sebagaimana yang telah

dikemukakan oleh Aristoteles dan Aguinas Grotius berpendapat bahwa “

kepastian hukum dan keadilan adalah tujuan dari sistem hukum”. Hal ini selaras

dengan ketentuan pada pasal 19 ayat (2) UUPA yang menegaskan bahwa

sertifikat merupakan bukti surat yang kuat atas kepemilikan tanah dimana

berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat. Pendaftaran tanah bersifat

rechtkadaster yang artinya memiliki tujuan untuk menjamin adanya kepastian

hukum. Indonesia adalah negara hukum semua yang berkaitan dengan aktivitas

negara harus didasarkan dengan hukum salah satunya terkait dengan peralihan

aset barang milik daerah Pemerintah Kota Batu.

Bahwa penulis melakukan penelitian di daerah Batu dikarenakan banyak

tanah bekas hak barat yang digunakan sebagai aset daerah. Atas dasar inilah

penulis tertarik untuk mengangkat judul penulisan hukum dengan judul

“PENGUASAAN TANAH BEKAS HAK BARAT SEBAGAI ASET

BARANG MILIK DAERAH PEMERINTAH KOTA BATU DALAM

PERSPEKTIF KEPASTIAN HUKUM”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis uraikan, maka

rumusan masalah sebagai berikut:

13 Lihat Pasal 32 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran

Tanah

Page 8: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pentingnya arti tanah bagieprints.umm.ac.id/46157/2/BAB I.pdf · 2019. 5. 15. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah adalah lapisan paling

8

1. Apakah dasar penguasaan tanah yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Batu

terkait aset barang milik daerah atas tanah bekas hak barat?

2. Mengapa terdapat tanah bekas hak barat yang belum di sertifikatkan oleh

Pemerintah Kota Batu?

3. Bagaimana akibat hukum atas penguasaan tanah bekas hak barat yang

dijadikan aset barang milik daerah oleh Pemerintah Kota Batu dalam

perspektif kepastian hukum?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah penulis uraikan, maka tujuan yang

ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dasar penguasaan tanah yang dimiliki oleh Pemerintah

Kota Batu terkait aset barang milik daerah atas tanah bekas hak barat.

2. Untuk mengetahui faktor penyebab tanah bekas hak barat belum di

sertifikatkan oleh Pemerintah Kota Batu.

3. Untuk mengetahui akibat hukum atas penguasaan tanah bekas hak barat

yang dijadikan aset barang milik daerah oleh Pemerintah Kota Batu

dalam perspektif kepastian hukum.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun

secara praktis. Dalam hal ini pemerintah selaku penentu kebijakan dan

pelaksanaan aturan hukum.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pentingnya arti tanah bagieprints.umm.ac.id/46157/2/BAB I.pdf · 2019. 5. 15. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah adalah lapisan paling

9

1. Manfaat secara teoritis dari hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai

sumber informasi ilmiah dan memberikan sumbangan pemikiran dalam

perkembangan ilmu hukum, hukum pertana dan khususnya bidang hukum

agrarian.

2. Manfaat secara praktis dari hasil peneliitan ini dapat memberikan masukan

dan kontribusi bagi pengembangan hukum agrarian/pertanahan berkaitan

dengan dasar penguasaan tanah yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Batu

terkait aset barang milik daerah atas tanah bekas hak barat, faktor penyebab

tanah bekas hak barat belum di sertifikatkan oleh Pemerintah Kota Batu

dan akibat hukum atas penguasaan tanah bekas hak barat yang dijadikan

aset barang milik daerah oleh Pemerintah Kota Batu dalam perspektif

kepastian hukum.

E. Kegunaaan Penelitian

1. Bagi Penulis

Penelitian ini secara obyektif mampu memberikan dan meningkatkan

wawasan dan ilmu pengetahuan terkait keseluruhan permasalahan

khususnya terkait dasar penguasaan tanah yang dimiliki oleh Pemerintah

Kota Batu terkait aset barang milik daerah atas tanah bekas hak barat,

faktor penyebab tanah bekas hak barat belum di sertifikatkan oleh

Pemerintah Kota Batu dan akibat hukum atas penguasaan tanah bekas hak

barat yang dijadikan aset barang milik daerah oleh Pemerintah Kota Batu

Page 10: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pentingnya arti tanah bagieprints.umm.ac.id/46157/2/BAB I.pdf · 2019. 5. 15. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah adalah lapisan paling

10

dalam perspektif kepastian hukum. Bersingungan langsung dengan

hukum agraria, hukum adat dan hukum perdata.

Pun demikian manfaat penelitian ini secara subyektif yakni sebagai

syarat untuk penulisan Tugas Akhir dan menyelesaikan Studi Srata-1 di

Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang dengan gelar

Sarjana Hukum.

2. Bagi Mahasiswa

Penelitian ini secara obyektif memberikan tambahan pengetahuan

serta dapat menjadi referensi dalam cakrawala ilmu pengetahuan bagi

mahasiswa lain untuk melakukan penelitian-penelitian secara lebih

mendalam mengenai bidang hukum agraria.

3. Bagi Pemerintah

Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis sebagai bentuk

kontribusi dalam pengembangan hukum agrarian di Kota Batu sekaligus

diharapkan adanya perbaikan pelaksanaan terkait prosedur dalam

penguasaan tanah bekas hak barat sebagai aset barang milik daerah

Pemerintah Kota Batu dari perspektif kepastian hukum.

4. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan mampu

menjadi literatur untuk menambah pengetahuan bagi masyarakat tentang

terkait dasar penguasaan tanah yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Batu

terkait aset barang milik daerah atas tanah bekas hak barat, faktor

Page 11: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pentingnya arti tanah bagieprints.umm.ac.id/46157/2/BAB I.pdf · 2019. 5. 15. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah adalah lapisan paling

11

penyebab tanah bekas hak barat belum di sertifikatkan oleh Pemerintah

Kota Batu dan akibat hukum atas penguasaan tanah bekas hak barat yang

dijadikan aset barang milik daerah oleh Pemerintah Kota Batu dalam

perspektif kepastian hukum.

F. Metode Penelitian

1. Metode Pendekatan

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pendekatan hukum

yuridis sosiologis memberikan arti penting pada langkah-langkah observasi

dan analisis yang bersifat empiris kuantitatif disebut “social legal

research”.14 Penelitian yuridis empiris/sosiologis yang artinya cara prosedur

yang digunakan untuk memecahkan permasalahan dalam penelitian ini

dengan meneliti data sekunder terlebih dahulu yang kemudian dilanjutkan

dengan mengadakan penelitian terhadap data primer dilapangan.15 Penulis

akan menganalisa terkait penerapan ketentuan Undang-Undang Nomor 5

Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, Peraturan

Menteri Pertanahan dan Agraria Nomor 2 Tahun 1962 tentang Penegasan

Konversi dan Pendaftaran Bekas Hak-hak Indonesia Atas Tanah Secara

Normatif dan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang

Pendaftaran Tanah.

14 Supranto. 2003. Metode Penelitian Hukum dan Statistik. Jakarta. PT. Rineka Cipta. Hal. 3 15 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji. 1985. Penelitian HukumNormatf Suatu Tinjauan

Singkat. Jakarta, Rajawali Pers. Hal.52

Page 12: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pentingnya arti tanah bagieprints.umm.ac.id/46157/2/BAB I.pdf · 2019. 5. 15. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah adalah lapisan paling

12

Permasalahan yang terjadi masih banyaknya tanah bekas hak barat

yang dijadikan sebagai aset barang milik daerah oleh Pemerintah Kota Batu

yang belum memiliki bukti kepenguasaan atas tanah (bersertifikat). Dalam

hal ini penulis akan menganalisa antara da sollen dan da sein. Dengan

mengkontruksikan penerapan peraturan perundang-undangan telah sesuai

atau tidak berdasarkan fakta dilapangan terkait penguasaan tanah bekas hak

barat sebagai aset barang milik daerah Pemerintah Kota Batu dalam

perspektif kepastian hukum.

2. Lokasi penelitian

Alasan penulis memilih lokasi di Kantor Badan Keuangan Daerah

(BKD) bagian Bidang Aset Pemerintah Daerah Kota Batu beralamat di Jl.

Panglima Sudirman No.507, Pesanggrahan, Kec. Batu, Kota Batu, Jawa

Timur dan Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Batu Batu

beralamat di Jl. Mawar No.12, Songgokerto, Kec. Batu, Kota Batu, Jawa

Timur untuk melakukan penelitian dikarenakan terdapat tanah bekas hak

barat yang mana penguasaan hak tanah bekas hak barat sebagai aset barang

milik daerah oleh Pemerintah Kota Batu yang belum memiliki bukti

kepenguasaan atas tanah (bersertifikat).

3. Sumber Data

a. Data Primer merupakan data yang diperoleh secara langsung oleh penulis

berupa hasil wawancara dengan responden dan dokumen-dokumen yang

ada di Pemerintah Kota Batu dan Kantor Badan Pertanahan Nasional

Page 13: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pentingnya arti tanah bagieprints.umm.ac.id/46157/2/BAB I.pdf · 2019. 5. 15. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah adalah lapisan paling

13

Kota Batu terkait penguasaan tanah bekas hak barat sebagai aset barang

milik daerah Pemerintah Kota Batu dalam perspektif kepastian hukum.16

b. Data Sekunder adalah data yang diperoleh oleh penulis dari ketentuan

peraturan perundang-undangan diantaranya :

1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata;

3) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar

Pokok-pokok Agraria;

4) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran

Tanah;

5) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 jo Peraturan

Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang

Milik Negara/Daerah;

6) Peraturan Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan

Nasional Nomro 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksana

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran

Tanah;

7) Peraturan Menteri Pertanahan dan Agraria Nomor 2 Tahun 1962

tentang Penegasan Konversi dan Pendaftaran Bekas Hak-hak

Indonesia Atas Tanah Secara Normatif;

16 Amiruddin. 2006. Pengantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta. PT. Raja Grafindo

Persada. Hal. 30

Page 14: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pentingnya arti tanah bagieprints.umm.ac.id/46157/2/BAB I.pdf · 2019. 5. 15. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah adalah lapisan paling

14

8) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 jo

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang

Pedoman teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah;

9) Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 tentang

Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan

Keuangan Daerah Serta Tata Cara Penyusunan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha

Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah;

10) Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 001-021-022/PUU-I/2003

tentang Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang

Ketenagalistrikan.

c. Data Tersier adalah data-data yang diperoleh dari buku-buku ilmiah, hasil

penelitian dan sebagainya sebagai data pelengkap data primer dan

sekunder dalam penelitian ini.17

4. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam

melakukan penelitian ini sebagai berikut :

a. Wawancara adalah suatu situasi peran antara pribadi bertatap muka,

ketika seseoarang yakni pewawancara mengajukan pertanyaan-

pertanyaan yang dirancang untuk memperoleh jawaban yang relevan

17 Marzuki. 1983. Metodelogi Riset. Yogyakarta. PT.Hanindita Offset. Hal. 56

Page 15: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pentingnya arti tanah bagieprints.umm.ac.id/46157/2/BAB I.pdf · 2019. 5. 15. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah adalah lapisan paling

15

dengan masalah penelitian kepada responden (Dino Bastian, SH selaku

staff bagian bidang aset Pemerintah Kota Batu). Penulis dalam hal ini

menggunakan purposive sampling. Purposive sampling dimana

responden ditunjuk/dipilih langsung oleh kelompok yang sesuai dengan

keahliannya untuk memberikan informasi terkait penguasaan tanah bekas

hak barat sebagai aset barang milik daerah oleh Pemerintah Kota Batu.

b. Studi Dokumentasi adalah penulis mencari dan mengumpulkan bahan-

bahan dari berbagai macam dokumen yang berkaitan dengan penguasaan

tanah bekas hak barat sebagai aset barang milik daerah oleh Pemerintah

Kota Batu dalam perspektif kepastian hukum.

c. Studi pustaka adalah pengumpulan data tidak langsung yang ditujukan

kepada subyek penelitian dalam hal ini data didapat dari literature-

literatur yang dianggap dapat membantu dalam analisa terkait penguasaan

tanah bekas hak barat sebagai aset barang milik daerah oleh Pemerintah

Kota Batu dalam perspektif kepastian hukum.

5. Analisa Data

Data yang terkumpul baik secara primer maupun sekunder semuanya

akan dianalisa dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif. 18 Penulis

akan menganalisa terkait penerapan ketentuan Undang-Undang Nomor 5

Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, Peraturan

18 Lexy J.`Moleong. 2007. Metodologi Peneltiian Kualitatif. Bandung. PT. Remaja

Rosdakarya. Hal. 6

Page 16: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pentingnya arti tanah bagieprints.umm.ac.id/46157/2/BAB I.pdf · 2019. 5. 15. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah adalah lapisan paling

16

Menteri Pertanahan dan Agraria Nomor 2 Tahun 1962 tentang Penegasan

Konversi dan Pendaftaran Bekas Hak-hak Indonesia Atas Tanah Secara

Normatif dan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang

Pendaftaran Tanah.

Permasalahan yang terjadi masih banyaknya tanah bekas hak barat

yang dijadikan sebagai aset barang milik daerah oleh Pemerintah Kota Batu

yang belum memiliki bukti kepenguasaan atas tanah (bersertifikat). Dalam

hal ini penulis akan menganalisa antara da sollen dan da sein terkait

penguasaan tanah bekas hak barat sebagai aset barang milik daerah

Pemerintah Kota Batu dalam perspektif kepastian hukum. Selanjutnya,

penulis akan menarik kesimpulan yang relevan sehingga mendapatkan data

yang akurat. Dengan demikian mampu memberikan gambaran jelas terkait

penguasaan tanah bekas hak barat sebagai aset barang milik daerah

Pemerintah Kota Batu dalam perspektif kepastian hukum.

G. Sistematika Penulisan

Dalam melakukan penyusunan penulisan hukum ini penulis membagi dalam

empat bab dan masing-masing bab terdiri dari sub bab yang dengan tujuan agar

mempermudah pemahaman. Adapun sistematika penulisan yang dilakukan oleh

penulis yakni:

Page 17: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pentingnya arti tanah bagieprints.umm.ac.id/46157/2/BAB I.pdf · 2019. 5. 15. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah adalah lapisan paling

17

1. BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab I terbagi menjadi 7 sub bab yang terdiri dari latar belakang,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kegunaan penelitian,

metode penulisan dan sistematikan penulisan.

2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab II mengenai deskripsi atau uraian tentang bahan-bahan teori,

doktrin, serta kajian yuridis berdasarkan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku, kajian terdahulu terkait topik atau tema yang diteliti.

3. BAB III PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi mengenai hasil daripada penelitian yang telah dilakukan

oleh penuls dan telah dikaji dan dianalisa serta sistematis berdasarkan pada

kajian pustaka sebagaimana dalam bab II.

4. BAB IV PENUTUP

Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran terkait dengan

permasalahan hukum yang diangkat.19

19 Sulardi. 2016. Pedoman Penulisan Hukum. Malang. UMM Press. Hal. 22