bab i pendahuluan latar belakang pada dasarnya …digilib.uinsby.ac.id/1036/3/bab 1.pdfnilai-nilai...

28
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya Pendidikan Islam bertujuan menanamkan nilai-nilai ke-Islaman seseorang agar mampu menjadi manusia yang patuh dan taat terhadap perintah dan laranagan Allah SWT. suatu proses transformasi dalam bentuk proses perbaikan, penyempurnaan, terhadap segala kemampuan potensi manusia dengan mengacu pada nilai-nilai ajaran Islam atau hukum-hukum Allah. 1 Pendidikan Islam menjadi pilar yang sangat penting dalam mengembangkan tingkat ketaqwaan seseorang sebagai seorang hamba agar mampu menjalankan ajaran-ajaran dari syari’at Islam yang meliputi hubungan seorang hamba dengan sang pencipta (hablu mina al-Allah), maupun hubungan antar sesama mahluk (hablu mina al-nas). Sehingga pendidikan Islam tidak hanya berupaya ingin membangun pribadi yang saleh secara ubu>diyah hablu mina al Allah saja. Akan tetapi juga memberikan apresiasi yang sangat tinggi terhadap orang-orang yang mengamalkan ilmu pengetahuannya untuk kemaslahatan manusia (hablu mina nas). 2 Karenanya menurut Imam Bawani pendidikan Islam merupakan 1 Lihat Muhammad Roqib, Ilmu Pendidikan Islam; Pengembangan Integrative Disekolah, Keluarga Dan Masyarakat (Yogyakarta: LKIS, 2009) Hal 21 dan Lihat Ahmad Syalabi, Tarihk Al-Tarbiyah Al-Islamiyat, (Kairo: Al-Kasyaf, 1954), Hal. 21-23 2 Dengan demikian, oleh Munir Mulkhan, orientasi Pendidikan bukan sekedar sebagai prestasi otak, tetapi juga kualitas spiritual dan religius dalam menempatkan posisi diri sebagai bagian dari

Upload: nguyenkhuong

Post on 30-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pada dasarnya …digilib.uinsby.ac.id/1036/3/Bab 1.pdfnilai-nilai yang terkandung dilamnya, ... Nalar Spiritual Pendidikan Islam: ... 4 Sehingga semakin

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya Pendidikan Islam bertujuan menanamkan nilai-nilai

ke-Islaman seseorang agar mampu menjadi manusia yang patuh dan taat

terhadap perintah dan laranagan Allah SWT. suatu proses transformasi

dalam bentuk proses perbaikan, penyempurnaan, terhadap segala

kemampuan potensi manusia dengan mengacu pada nilai-nilai ajaran Islam

atau hukum-hukum Allah.1

Pendidikan Islam menjadi pilar yang sangat penting dalam

mengembangkan tingkat ketaqwaan seseorang sebagai seorang hamba agar

mampu menjalankan ajaran-ajaran dari syari’at Islam yang meliputi

hubungan seorang hamba dengan sang pencipta (hablu mina al-Allah),

maupun hubungan antar sesama mahluk (hablu mina al-nas). Sehingga

pendidikan Islam tidak hanya berupaya ingin membangun pribadi yang

saleh secara ubu>diyah hablu mina al Allah saja. Akan tetapi juga

memberikan apresiasi yang sangat tinggi terhadap orang-orang yang

mengamalkan ilmu pengetahuannya untuk kemaslahatan manusia (hablu

mina nas).2 Karenanya menurut Imam Bawani pendidikan Islam merupakan

1 Lihat Muhammad Roqib, Ilmu Pendidikan Islam; Pengembangan Integrative Disekolah,

Keluarga Dan Masyarakat (Yogyakarta: LKIS, 2009) Hal 21 dan Lihat Ahmad Syalabi, Tarihk Al-Tarbiyah Al-Islamiyat, (Kairo: Al-Kasyaf, 1954), Hal. 21-23 2 Dengan demikian, oleh Munir Mulkhan, orientasi Pendidikan bukan sekedar sebagai prestasi

otak, tetapi juga kualitas spiritual dan religius dalam menempatkan posisi diri sebagai bagian dari

Page 2: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pada dasarnya …digilib.uinsby.ac.id/1036/3/Bab 1.pdfnilai-nilai yang terkandung dilamnya, ... Nalar Spiritual Pendidikan Islam: ... 4 Sehingga semakin

2

proses penggalian, pembentukan, pendayagunaan dan pengembangan pola

fikir, dan kreasi manusia melalui pengajaran, bimbingan, latihan dan

pengabdian yang dilandasi dan dinafasi oleh ajaran-ajaran Islam, sehingga

terbentuk pribadi muslim sejati yang mampu mengontrol, mengatur dan

merekayasa kehidupan, dilakukan sepanjang zaman dengan penuh tanggung

jawab, semata-mata untuk beribadah kepada Allah sw.3

Pendidikan pada umumnya di desine untuk menyiapkan anak didik

agar mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan yang dihadapi. Yaitu

kemampuan menyesuaikan diri dengan perubahan jaman yang semakin lama

semakin sulit diprediksi oleh sebab laju modernisasi global yang selalu

seiring dengan kemajuan ekonomi dan teknologi informasi. Dengan

demikian dampak yang akan terjadi pun akan terus menjadi kehawtiran

manusia saat ini. Sehingga untuk merespon tantangan moral yang akan

dihadapi, tanggung jawab Pendidikan Islam semakin nyata. Mengingat

asumsi umum yang selalu mengemuka bahwasanya pembentukan akhlak

manusia adalah tanggung jawab Pendidikan Islam.

Namun dilatar belakangi ketidak percayaan atau ingin mengadopsi

nilai-nilai yang terkandung dilamnya, nayatanya pendidikan karekater –

masyarakat serta pemihakan pada nilai-nilai kemanusiaan. Mengingat pendidikan Islam

merupakan refleksi dari ajaran Islam yang berupaya merealisasikan keseimbangan antara

kepentingan duniawi dan kepentingan ukhrawi, individu dan sosial, secara simultan harus

memperhatikan kepentingan individu dan masyarakat, tidak mengutamakan salah satunya,

Aalasannya ialah karena pendidikan Islam menanamkan fadhilah (keutamaan) kepada individu

agar menjadi sumber kebaikan bagi masyarakat dan bertanggung jawab di dalamnya berdasarkan

kaidah saling menolong dan menolak individualisme. Lihat lebih lengkap dalam Abdul Munir

Mulkhan, Nalar Spiritual Pendidikan Islam: Solusi Problem Filosofis Pendidikan Islam (Yogyakarta: Tiara Wacaana, 2002), hal. 166. 3 Imam Bawani dan Isa Anshori, Cendikiawan Muslim dalam Perspektif Pendidikan Islam

(Surabaya: Bina Ilmu. Cet. I., 1991) hal. 31

1

1

Page 3: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pada dasarnya …digilib.uinsby.ac.id/1036/3/Bab 1.pdfnilai-nilai yang terkandung dilamnya, ... Nalar Spiritual Pendidikan Islam: ... 4 Sehingga semakin

3

dalam esensinya – sudah lama dikenal oleh Pendidikan Islam, kini banyak

Pihak mewacanakan kembali dan menganggap sebagai trobosan baru untuk

merespon berbagai persoalan moral yang selama ini malanda kehidupan

seseorang. Dari persolan korupsi yang semakin sulit dibendung, degradasi

moral berupa kejahatan sexsual, narkoba, hingga kasus kekerasan antar

siswa (pelajar), antar suku, agama serta aliran, perusakan (anarkisme), dan

kehidupan ekonomi yang konsumtif, serta kehidupan politik yang

semerawut. Kesan umum yang muncul bahwa anak didik kita cukup pintar

dalam menyerap keilmuan, tetapi praktisnya rendah di bidang etika, bahkan

memperihatinkan. Munculnya berbagai permasalahan menyangkut dunia

pendidikan saat ini bukan hanya ancaman pengangguran setelah ia

menyelasaikan proses studinya, akan tetapi permasalahan nilai dan etika

anak-didik yang kian hari kian berantakan, bahkan dalam praktisnya belum

menumbuhkan pemecahan yang signifikan.

Bentuk-bentuk penyimpangan moral semacam itu mudah tumbuh

subur hingga menjalar setiap lapisan masyarakat. penyebabnya tidak lain

karena mulai melemhanya legitimasi agama di tengah-tengah khidupan

masyarakat yang berakibat pada rendahnya pengetahuan masyarakat

sekarang terhadap ajaran-ajaran agama.4 Yang kemudian berimplikasi

4 Sehingga semakin lemah nilai budaya dan keaagamaan dimasayarkat maka semakin meningkat

persoalan degradasi moral yang terjadi pada kehidupan manusia. Maka wajar jika sebagian orang

mengatakan, budaya yang terjadi dalam kehidupan kita lambat laun akan mengalami

transformasi, karena sesuatu yang sulit dihindari adalah banyaknya indikasi-indikasi yang

menunjukkan kehidupan sosial kita telah banyka memilih mengikiti tren modernisasi dibanding

mempertahankan budaya asli yang menjadi keunikan dan nilai landasan morl di masyarakat.

Sehingga praktek-praktek keagamaan dan kearifan lokal yang banyak mewarnai kebudayaan kita

lambat laun akan terkikis oleh perubahan dan pola pikir masyarakat.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pada dasarnya …digilib.uinsby.ac.id/1036/3/Bab 1.pdfnilai-nilai yang terkandung dilamnya, ... Nalar Spiritual Pendidikan Islam: ... 4 Sehingga semakin

4

parah pada lemahanya nilai-nilai budaya agama. Akhirnya, lemahnya nilai-

nilai budaya itu berpengaruh pada perubuhan pola pikir dan corak pandang

pada setiap lapisan sosial sehingga nilai-nilai moral yang diwariskan para

leluhur menjadi tersisihkan. Maka tidak mengherankan jika kemerosotan

akhlak itu tidak hanya terjadi pada kalangan muda, tetapi juga menimpa

orang dewasa, bahkan orang tua. Dari banyaknya siswa yang suka tawuran,

mabuk, berjudi, durhaka kepada orang tua, elit politik yang suka korupsi,

merabknya tren narkoba, hingga penyelasaian suatu mesalah dengan cara

pembunuhan dianggap biasa.

Disatu sisi sistem pendidikan kita di bangun sedemikiaan rupa

seolah pada endingnya akan melahirkan anak didik yang mapan secara

individu dan sosial, namun pada saat yang bersamaan rendahnya perilaku

moral anak didik semakin mengemuka ditengah-tengah kehidupan saat ini.

Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan sekarang tidak mampu membangun

sebuah pendidikan moral yang baik seiring ditengah-tengah kemajuan

global yang semakin mengancam kehidupan bermoral. Banyak pendidikan

didirikan hingga kepelosok-plosok desa agar pemerataan pendidikan bisa

tercapai, namun kenyataan yang terus menuai kecemasan ialah moral yang

menjadi warisan leluhur bangasa terus mengalami keperihatinan. Bahkan

mulai banyak menggeser nilai-nilai agama yang menjadi kearifan

tradisional.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pada dasarnya …digilib.uinsby.ac.id/1036/3/Bab 1.pdfnilai-nilai yang terkandung dilamnya, ... Nalar Spiritual Pendidikan Islam: ... 4 Sehingga semakin

5

Pertanyaannya, mengapa pendidikan yang selalu disejajarkan dengan

budaya,5 pada realitas yang sama terjadi anomali-anaomali diantara

keduanya? Gamabaran di atas telah memperlihatkan bahwa pendidikan dan

realita budaya anak didik ditengah-tengah kehidupan masyarakat saat ini

tidak lagi terlihat seimbang. Mestinya pendidikan berperan besar untuk

kelangsungan sebuah kebudayaan. Begitupula sebaliknya.6 Oleh karena itu,

seiring solusi-solusi yang digulirkan belum menyentu pada sasaran kondisi

semacam itu terus mengancam kehidupan moral manusia. Sebab fenomena

yang selama ini terjadi, ketika muncul suatu kasus baru dan mencuat

menjadi pemberiataan nasional, serentak mendapat perhatian serius oleh

Pemangku kebijakan. Akan tetapi dalam jangka panjang hal itu menjadi

dilupakan dan tidak begitu diperhatikan. Akhirnya, problematika moral

yang sedemikian parah itu berkembang dan merambah pad setiap aspek

kehidupan.

Karenanya, persoalan ini tidak sepantasnya dilimpahkan seluruhnya

pada sintitusi-intitusi pendidikan. Selain dibutuhkan pendidikan yang baik

5 Alasan mengapa pendidikan dan kebudayaan selalu dikaitkan, karena keduanya memiliki

hubungan sintesis dalam upaya pengembangan pribadi sesorang. Dan budaya dalam pendidikan

Islam merupakan perpaduan nilai-nilai, keyakinan, asumsi, pemahaman, dan harapan-harapan

yang diambil dari inti ajaran Islam dan diyakini warga masyarakat serta dijadikan pedoman bagi

perilaku dan pemecahan masalah (internal dan eksternal) yang mereka hadapi. Dengan perkataan

lain, budaya pendidikan Islam merupakan semangat, sikap, dan perilaku pihak-pihak yang terkait

dengan masyarakat secara konsisten dalam meyelesaikan berbagai masalah. Muhaimin,

Rekonstruksi Pendidikan Islam: Dari Paradigma Pengembangan, Manajemen Kelembagaan, Kurikulum hingga Strategi Pembelajaran (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2009), h. 308. 6 Agaknya permasalahan itu terus menggelumat seiring perbaikan-perbaikan pendidikan kita

belum mencapai pemecahan yang konfrehensip. Banyaknya persoalan-persoalan yang terjadi pada

kehidupan saat ini, baik akibat perubahan politik, ekonomi, hingga berbagai ancaman yang

ditimbulkan akibat perkembangan teknologi informasi juga ikut mentenggari lemahanya

pendidikan.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pada dasarnya …digilib.uinsby.ac.id/1036/3/Bab 1.pdfnilai-nilai yang terkandung dilamnya, ... Nalar Spiritual Pendidikan Islam: ... 4 Sehingga semakin

6

untuk pengembangan mental dan sepiritual anak, 7

Lingkungan keluarga,

dalam hal ini orang tua juga memiliki peran penting karena ia merupakan

komunitas yang paling efektif untuk membina seorang anak agar

berperilaku baik. Dengan demikian orang tua bisa mencurahkan rasa kasih

sayang dan perhatian kepada anaknya untuk mendapatkan bimbingan rohani

yang jauh lebih penting dari sekedar materi. Seandainya dalam lingkungan

keluarga sudah tercipta suasana yang harmonis maka pembentukan akhlak

mulia seorang anak akan lebih mudah dan seperti itu pula sebaliknya.

Dan pendidikan akhlak dengan cara ini bisa dilakukan dengan

contoh dan teladan dari orang tua dalam hubungan dan pergaulan antara ibu

dan bapak, perlakuan orang tua terhadap anak-anak mereka, dan perlakuan

orang tua terhadap orang lain di dalam lingkungan keluarga dan lingkungan

masyarakat. Sehingga akan menjadi teladan bagi anak-anak.8 Oleh karena

itu pendidikan dengan model seperti ini akan memberikan kesan bahwa

pendidikan anak tidak hanya didominasi oleh sekolah-sekolah formal saja.

Melainkan juga diperoleh melalui pendidikan melalui lingkungan yang baik.

Dengan demikian keseimbangan anatara instiitusi pendidikan anak dengan

lingkungan yang dihadapi akan terasa.

7Pendidikan Islam punya tanggung jawab untuk berada pada baerisan terdepan dalam merespon

perubahan kehidupan moral (akhlak) manusia yang diakibatkan oleh kemajuan jaman saat ini.

Kenapa ia dianggap paling bertanggung jawab, karena hanya pendidikan Islam yang dikenal

sebagai pendidikan yang mampu mendorong dan membangun anak didik menjadi manusia yang

memahami identitasnya sebagai hamba yang muttaqin (taat pada ajaran agama), dan ia sebagai

institusi yang diharapkan mampu menanmkan pengetahuan untuk menyeimbangkan dampak-

dampak yang akan ditimbulkan oleh perkembangan modernisasi dengan perkembangan kehidupan

keagamaan dimasyarakat sehingga tetap mempertahankan akhlaku al karimah. Lihat Muhammad

Athiyah Al Abrasy, Ruh al Tarbiyah wa al Ta’lim, (t.k., Isa al Ba>bi al Hallab, t.t.), hal. 144-149 8 Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, Cet. II, (Jakarta: Ruhama,

1995), h. 60.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pada dasarnya …digilib.uinsby.ac.id/1036/3/Bab 1.pdfnilai-nilai yang terkandung dilamnya, ... Nalar Spiritual Pendidikan Islam: ... 4 Sehingga semakin

7

Karenanya menjadi ironis ketika banyak institusi pendidikan Islam

yang saat ini didirikan, dari tinngkat yang paling dasar hingga ke tingkat

perguruan tinggi, tetapi dalam prakteknya dikotomi keilmuan antara ilmu

umum dan agama selalu mewarnai pada setiap parkatek pembelajaran yang

dijalankan. Intitusi pendidikan Islam bukan fokus pada persoalan moral

yang sebagaimana terlihat slema ini, tetapi tidak sedikit darinya yang ikut

terjebak pada pola pendidikan yang hanya fokus pada pengembangan

intelektual semata, sementara penanaman mental moral melalui

pembangunan lingkungan yang menunjang jarang diperhatikan. Sehingga

biasanya sekolah-sekolah yang semacam ini hanya mendorong anak

didiknya untuk berkompetisi dibidang keilmuan umum agar mendapat

penagakuan prestasi dari pihak-pihak yang terkait, sementara dibidang

agama tidak begitu diperhatikan dengan alasan tidak berorientasi pada

pekerjaan anak dimasa dapan. 9

Maka patut dipertanyakan ketika banyak institusi-instutusi

pendidikan Islam dididirkan di Desa Ketapang Laok Kecamatan Ketapang

9 Hal semcama inilah yang kemudian membuat banyak pihak memaksa pendidikan Islam untuk

kembali pada tradisi Islam murni. Karena keraguan yang dialami pada sistem yang dikembangkan

oleh banyak institusi Pendidikan Islam saat ini. Seperti Syed Muhammad Naquib al-Attas dan

beberapa pemikir pendidikan Islam lainnya menginginkan pendidikan Islam saat ini harus sejalan

dengan landasan aslinya, bukan mengimplementasikan sistem pendidikan ala Barat, yang secara

sistem kebudayaan mempunyai konstruksi filosofis berbeda dari Islam. Ciri umum yang

melandasi pendidikasn Islam itu anatara ain pengemabangan karakter sebagai watak, tabiat

akhlak, dari hasil internalisasi nilai pendidikan Islam yang diperoleh seorang anak. Sehinga

kemudian membentuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak yang kemudian

menghasilkan nilai, moral, dan norma Islam. bimbingan terhadap pertumbuhan jasmani dan

rohani menurut ajaran Islam dengan hikmah, mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh dan

mengawasi berlakunya semua ajaran Islam. Lihat Nur Uhbiyati dan Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan. Cet I. (Jakarta : Rineka Cipta, 1991), hal. 44 dan A.K Sochi ‚Education in

Ideological State‛ dalam Naquib al-Attas edited, Aims and Objectives of Islamic Education (Jeddah: King Abdul Aziz University,1977), hlm. 64.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pada dasarnya …digilib.uinsby.ac.id/1036/3/Bab 1.pdfnilai-nilai yang terkandung dilamnya, ... Nalar Spiritual Pendidikan Islam: ... 4 Sehingga semakin

8

Kabupaten Sampang, namun kenyataan akhlak anak didik saat ini terus

mengalami kecemasan. Banyaknya pendidikan Islam selama ini tidak

membuatnya moral anak didik di desa tersebut menjadi Islami. Sehingga ini

yang membuat gelisah banyak pihak mengapa pendidikan Islam seakan

tidak terlihat perannya ditengah-tengah persolan moral yang demikian.

Sebelum tahun 2004 Yayasan Pendidikan Islam (YPI) yang berdiri di Desa

Ketpang Laok hanya terdapat 3 yayasan, sekaligus menaungi beberapa

jenjang pendidikan berupa MI, MTs. Dan MA. Tetapi memasuki pada tahun

terakhir jumlah YPI yang tercatat sudah mencapai 24 YPI (Yayasan

Pendidikan Islam). Jumlah ini tidaklah sedikit karena jumlah penduduk

Desa setempat tidak sepadat layaknya penduduk di perkotaan. Apabila

meminjam pernyataan A.K Brohi dalam Naquib al-Attas, pendidika Islam

sebagai sistem pendidikan yang paripurna tidak hanya bertanggung jawab

membangun keilmuan seorang anak. akan tetapi harus mampu

menginternalisasikan Islam sebagai sistem budaya, tindakan bahkan habitus

masyarakat.10

maka sudaah sepantasnya banyak jumlah pendidikan Islam

10

Karena Islam sebagai agama yang peka terhadap budaya, ajaran-ajarannya dinilai paling banyak

mempengaruhi kebudayaan di Indonesia. Proses internalisasi ajaran Islam yang diperoleh melalui

penghayatan secara inheren antara nilai-nilai perekat budaya dan proses pendidikan Islam yang

berlangsung sejak masa pertama kali penyebaran agama Islam. Oleh karenannya persoalan akhlak

manusia (human eror) semcam itu sudah sepantasnya menjadi tangung jawab Pendidikan Islam.

Agar juga dapat sejalan dengan Undang-Undang (UU) Pemerintah tahun 2003 tentang tujuan

Pendidikan Nasional bahwa tujuan pendidikan diindonesia sedikitnya harus dapat

mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia.

UU ini memeprlihatkan bahwa akhlak sudah memiliki perhatian khusus pemerintah untuk

diimplementasikan pada setiap pemangku pendidikan. Oleh karenanya tugas pendidikan bukan

hanya bertujuan menciptakan anak didik menjadi cerdas, dan terampil dibidang materi keilmuan,

tetapi juga berkepribadian dan berkarakter.Ibid, Naquib al-Attas. Dan lihat ibid, Naquib al-Attas

Page 9: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pada dasarnya …digilib.uinsby.ac.id/1036/3/Bab 1.pdfnilai-nilai yang terkandung dilamnya, ... Nalar Spiritual Pendidikan Islam: ... 4 Sehingga semakin

9

yang demikian besar itu dapat membentuk suatu tatanan budaya Islami di

masayarakat.

Karena itu, ini menjadi penting untuk ditelaah lebih jauh mengapa

pendidikan Islam tidak lagi sejalan dengan budaya akibat perilaku anak

menyimpang dari nilai-nilai setempat. Dan bermula dari permasalahan di

atas, penelitian ini diangkat dengan maksud mencari sebab-sebab anomali

antara kehidupan pelajar dengan Pendidikan Islam yang mengakbatkan

bergesernya nilai-nilai budaya dari kehudpan seorang anak. Penyelidikan

melalui aspek budaya dianggap penting dalam peneltian ini karena

kebudayaan memiliki kaitan erat dengan pendidikan. Pendidikan dinilai

dapat mempengaruhi suatu kebudayaan, sebaliknya budaya dapat juga

mempengaruhi pendidikan.11

Oleh karenanya, sehubungan dengan problem di atas, judul yang

ingin penulis angkat kali ini adalah ‚Studi Anomali Pendidikan Akhlak

Siswa Madrasah Aliyah Dengan Budaya Masayarakat Desa Ketapang Laok

Kecamatan Ketapang Kabupaten Sampang‛. Dengan judul demikian

nantinya diharapkan mampu menemukan penyebab-penyebab persoalan

akhlak yang melanda pada kehidupan pelajar. Baik dalam tinjauan budaya

maupun pendidikan akhlak.

11

Upaya tersebut merupakan Pendidikan Islam juga merupakan bimbingan jasmani dan rohani

berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju pada terbentuknya kepribadian utama menurut

ukuran-ukuran Islam. Lihat Ahmad D. Marimba, Pengantar filsafat Pendidikan. Cet. I. (Jakarta:

Pustaka Sinar Harapan, 1986), hal. 14

Page 10: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pada dasarnya …digilib.uinsby.ac.id/1036/3/Bab 1.pdfnilai-nilai yang terkandung dilamnya, ... Nalar Spiritual Pendidikan Islam: ... 4 Sehingga semakin

10

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut diatas, maka dapat dirumuskan

beberapa rumusan masalah sebagaimana berikut:

1. Bagaimana fenomena pendidikan akhlak siswa Madrasah Aliyah (MA)

Desa Ketapang Laok?

2. Bagaimana fenomena perkembangan budaya masayarakat Desa

Ketapang Laok?

3. Apa sebab-sebab terjadinya anomali antara Pendidikan Akhlak dengan

budaya masayarakat Desa Ketapang Laok?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Ingin mengetahui gambaran fenomena pendidikan akhlak yang terjadi

pada Madrasah Aliah (MA) Desa Ketapang Laok.

2. Ingin mengetahi perkembangan budaya masyarakat Desa Ketapang

Laok.

3. Ingin mengetahui sebab-sebab terjadinya anomali atau pertentangan

antara Pendidikan akhlak dengan budaya masayarakat Desa Ketapang

Laok.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian mengenai sosilogi pendidikan sesungguhnya sudah

banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya dengan banyak tema

yang membicarakan tentang keterkaitan antara budaya dan pendidikan.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pada dasarnya …digilib.uinsby.ac.id/1036/3/Bab 1.pdfnilai-nilai yang terkandung dilamnya, ... Nalar Spiritual Pendidikan Islam: ... 4 Sehingga semakin

11

Namun yang menarik diteliti pada problem kali ini adalah keberadaan

intitusi pendidikan yang tidak terlihat sejalan dengan realitas budaya di

masayarakat. Hal ini terlihat dari praktek-praktek perilaku anak didik yang

semakin menunjukkan penyimpangannya dari nilai-nilai budaya lokal. Oleh

sebab itu jika penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya fokus

kepada kerangka teoritis hubungan antara budaya dengan pendidikan.

Sementara dalam penlitian ini penulis ingin meliat lebih jauh apa yang

menyebabkan terjadinya anomali kedua elemen unsur tersebut.

Untuk itu hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangsih pemikiran dan sekurang-kurangnya dapat digunakan untuk dua

aspek antara lain :

1. Aspek Teoritis (ilmiah)

Diharapkan karya ilmiah ini dapat bermanfaat dan bisa

menambah khazanah intelektual muslim sebagai wacana pemikiran

Islam terutama oranng-orang yang berkecimpung dalam dunia

pendidiakn. Dan sekaligus dapat digunakan sebagai bahan penelitian

lebih lanjut mengenai persoalan yang berhubungan dengan kajian ini.

2. Aspek Praktis

Karya ilmiah ini menjadi tugas akademik yang harus ditempuh

untuk memenuhi tahap akhir kelususan. Akan tatapi penulis juga

berharap melalui hasil penelitian ini nanti juga menjadi bahan

pertimbangan bagi semua lapisan pendidikan, dan bisa menjadi salah

satu solutif terutama bagi civitas pendidik tentang bagaimana

Page 12: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pada dasarnya …digilib.uinsby.ac.id/1036/3/Bab 1.pdfnilai-nilai yang terkandung dilamnya, ... Nalar Spiritual Pendidikan Islam: ... 4 Sehingga semakin

12

pentingnya peran budaya dalam membangun suatu pendidikan yang

baik.

E. Batasan Penelitian

Untuk menghindari meluasnya problem yang ingin diteliti, dan

untuk meminimalisir ambiguitas temuan-temuan hasil penelitian, perlu

dilakukan pembatasan sebagai acuan untuk lebih konsentrasinya fokus

persoalan. Dari sekian banyak lembaga pendidikan Islam di Desa Ketapang

Laok, dari tingkat MI, MTs dan MA maupun jenjang yang sedarajat, ada

sebanyak 6 (enam) Madrasah tingkat atas yang berlebelkan MA (Madrasah

Aliah). Yang lain terdapat MAK (Madrasah Aliah Kejuruan), dan SMAI

(Sekolah Menengah Atas Islam). Karena terbatasanya waktu, sarana dan

biaya, peneliti cukup mengambil satu dari enam MA yang ada, yang

kemudian menjadi obyek penelitian untuk sampel pendidikan. Yaitu

Madrasah Aliah (MA) Nazhatul Muta’alimin.

Alasan mengambil Madarasah Aliah (MA) menjadi jenjang untuk

penelitian kali ini karena perkembangan anak pada usia yang setingkat

dengan sekolah tersebut mengalami masa puberitas dan kecendrungan

meniru terhadap sesuatu yang dihadapi sangat tinggi. Karena itu nantinya

akan mempermudah dalam melihat gejala-gejala dan kecendrungan yang

dihadapi. Kemudian MA Nazhatul Muta’allimin dianggap cukup sebagai

satu-satunya obyek penelitian untuk pendidikan, karena MA tersebut

menjadi sekolah yang memiliki siswa terbanyak di Desa Ketapang Laok dan

Page 13: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pada dasarnya …digilib.uinsby.ac.id/1036/3/Bab 1.pdfnilai-nilai yang terkandung dilamnya, ... Nalar Spiritual Pendidikan Islam: ... 4 Sehingga semakin

13

berdasarkan temuan sementara system pendidikan Islam yang dijalankan

tidak jauh beda dengan lembaga-lembaga pendidikan Islam lain. Oleh

karena itu, berdasarkan beberapa pertimbangan yang ada, penulis merasa

cukup bisa mewakili temuan-temuan yang akan diambil dari sekolah

tersebut sebagai sampel data penelitian pendidikan. Sebab nantinya juga

akan diperkuat melalui hasil temuan yang diperoleh melalui penelitian di

masyarakat.

F. Kerangka Konseptual

Untuk menghindari kesalah pahaman pada judul penelitian ini, yaitu

‚Setudi Anomali Pendidikan Akhlak Siswa Madrasah Aliyah Dengan

Budaya Masayarakat Desa Ketapang Laok Kecamatan Ketapang Kabupaten

Sampang‛, maka perlu dijelaskan beberapa kata kunci (key-words) dengan

harapan dapat menjadi pijakn awal untuk memahami uraian lebih lanjut dan

juga dapat menepis kesalahan-kesalahan dalam memberikan orientasi kajian

ini.

Studi : yaitu suatu peneletian ilmiah dalam ilmu sosial yang

dilakukan dengan pemeriksaan longitudinal yang

mendalam terhadap suatu keadaan atau kejadian

dengan cara-cara yang sistematis dalam melakaukan

pengamatan, pengumpulan data, analisis informasi

dan pelaporan.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pada dasarnya …digilib.uinsby.ac.id/1036/3/Bab 1.pdfnilai-nilai yang terkandung dilamnya, ... Nalar Spiritual Pendidikan Islam: ... 4 Sehingga semakin

14

Anomali : Yaitu penyimpangan atau ketidak sesuaian antara

yang satu dengan yang lainnya. Yaitu antara

pendidikan Islam dengan budaya masayarakat.

Pendidikan Akhlak : akhlak pada dasarnya adalah dorongan batiniyah

yang lahir dari dalam jiwa seseorang, dari sinilah

bersumber perbuatan-perbuatan lahiriyah atau tingkah

laku. Sehingga akhlak memiliki makna yang sepadan

dengan pengertian moral dalam bahasa Indonesia,

yang artinya antara lain; isi hati, keadan atau perasaan

sebagaimana terungkap dalam perbuatan.12

Sedangkan makna pendidikan dalam arti sederhanya

adalah proses pengubahan sikap dan tata laku

seseorang atau kelompok orang dalam usaha

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran

dan pelatihan.13

Karena itu pendidikan akhlak adalah

suatu proses pengubahan perilaku (akhlak) seseorang

menjadi lebih baik.

Budaya Masyarakat : Budaya dan masyarakat merupakan dua entitas yang

terpisahkan. Budaya merupakan keseluruhan sistem

berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan (belief)

manusia yang dihasilkan masyarakat. Sistem berpikir,

12

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai

Pustaka, 1990), hal. 592 13 Tim Penyusun Kamus Pusat pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), h. 232.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pada dasarnya …digilib.uinsby.ac.id/1036/3/Bab 1.pdfnilai-nilai yang terkandung dilamnya, ... Nalar Spiritual Pendidikan Islam: ... 4 Sehingga semakin

15

nilai, moral, norma, dan keyakinan itu adalah hasil

dari interaksi manusia dengan sesamanya dan

lingkungan alamnya. Sistem berpikir, nilai, moral,

norma dan keyakinan itu digunakan dalam kehidupan

manusia dan menghasilkan sistem sosial, sistem

ekonomi, sistem kepercayaan, sistem pengetahuan,

teknologi, seni, dan sebagainya. Sedangkan

masyarakat society adalah sekelompok orang yang

membentuk sebuah sistem didalamnya, dimana

sebagian besar saling berinteraksi antara individu-

individu yang berada dalam kelompok tersebut serta

saling bergantung satu sama lain. 14

G. Kajian Terdahulu

Tema yang secara khusus didalamnya membicarakan tentang

pendidikan dan kebudayaan saat ini masih terbilang sedikit. hanya saja

dalam setiap kajian sosiologi pendidikan tema itu bukan suatu hal yang

baru, hampir seluruh literatur yang mentemakan tentang sosiologi

pendidikan didalamnya terdapat kajian tentang kebudayaan dan pendidikan.

Sedangkan kajian ilmiah yang membicarakan tentang pendidikan

aklak, baik hasil studi penelitian maupun karya-karya literatur penurut

penulis saat ini memang tidak terbilang jumlahnya. Dari hasil penelusuran

14

Lihat Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan…., hal. 308

Page 16: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pada dasarnya …digilib.uinsby.ac.id/1036/3/Bab 1.pdfnilai-nilai yang terkandung dilamnya, ... Nalar Spiritual Pendidikan Islam: ... 4 Sehingga semakin

16

penulis terhadapa karya hasil studi penelitian berbentuk tesis saja di

Pascasarjana IAIN sunan ampel pada 2011 terdapat 4 judul tesis yang secara

khusu salah satu fariabel judulnya membicarakan akhlak.

Pertama karya Ali Rahman tentang ‚Pembinaan Akhlak Siswa Di

Madrasah Aliah Negiri Mojokerto‛.15

Karya ini sebagai hasil studi

penilitian yang dilakukan oleh Ali Rahman di Madrasah Aliah Negeri

(MAN) Mojokerto sebagai salah satu tugas akhirnya untuk menyelesaikan

kuliah Magister di Pascasarjana IAIN Sunan Ampel. Focus kajian

didalamnya yaitu secara khusu membicarakan pembinaan khlak pada siswa

Madarasah Aliah. Dan dalam studi yang sama, kedua adalah ‚Konsep

Pendidikan Akhlak Al-Ghazali Dalam Kitab Ayyuha> Al Walad‛.16

Judul ini

merupakan hasil dari penelitian Misnawi yang dilakukan dengan metode

library risach (penelitian lliteratur) tentang pendidikan akhlak menurut al-

Ghazali dalam kitab Ayyuha> Al Walad.

Selanjutnya yang ketiga karya penelitian Nur Khozim dengan judul

‚Strategi Sekolah Dalam Pendidikan Akhlak Siswa‛.17

Penelitian ini

dilakukan di MTs. Al-Fatih Surabaya. Secara khusu juga membicarakan

soal strategi dalam pendidikan akhlak. Dan yang ke empat hampir sama

dengan judul yang kedua, karya penelitian Zain Zaidubri yaitu ‚Ahklak

15

Muhammad Ali Rahman, Pembinaan Akhlak Siswa Di Madrasah Aliah Negeri Mojokerto

(Surabaya: Tesis Pasca Sarjana IAIN Sunan Ampel, 2011) 16

Misnawi, Konsep Pendidikan Akhlak Al-Ghazali Dalam Kitab Ayyuha> Al Walad (Surabaya:

Tesis Pascasarjana IAIN Sunan Ampel, 2011) 17

Nur Khozim, Strategi Sekolah Dalam Pendidikan Akhlak Siswa (Suarabaya: Tesis Pascasarjana

IAIN Sunan Ampel, 2011)

Page 17: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pada dasarnya …digilib.uinsby.ac.id/1036/3/Bab 1.pdfnilai-nilai yang terkandung dilamnya, ... Nalar Spiritual Pendidikan Islam: ... 4 Sehingga semakin

17

Menurut Al-Ghazali‛.18

Hanya saja tema ini difokuskan pada studi analisa

terhadap kitab Bidayat Al-Hidayah dan implementasinya dalam pendidikan.

Sedangkan tema-tema yang membicarakan tentang pendidikan dan

kebudayaan, beberapa waktu lalu pada tahun 2010. Kementrian Pendidikan

Nasional menerbitkan buku secara khusus tentang ‚Pengembangan

Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa‛.19

Buku ini ditulis sebagai acuan

bahan pelatihan penguatan metodologi pembelajaran berdasarkan nilai-nilai

budaya untuk membentuk daya saing dan karakter bangsa.

Masih banyak diantara kajian sosiologi-sosiologi pendidikan yang

lain yang memuat kajian kebudayaan dan pendidikan serta Pendidikan Islam

yang tidak bisa ditulis semua pada kesempatan ini, namun hampir

seluruhnya menceritakan sinkronisasi pendidikan dan kebudayaan. Oleh

karenanya, dalam rangka menguji keabsahan teori yang ada serta bertujuan

menemukan indicator-indikator pada problem yang terjadi dilapangan,

maka penulis bermaksud meneliti beberapa segali yang terjadi pada anomali

Pendidikan Islam Dengan Budaya Masayarakat; melalui Analisis perspektif

Pendidikan Akhlak Terhadap Siswa.

H. Metode Penelitian

18

Zan Zaidubri, Ahklaq Menurut Al-Ghazali; Studi Analisa Terhadap Kitab Bidayat Al-Hidayah (Surabaya: Tesis Pascasarjana IAIN Sunan Ampel, 2011) 19

Kementrian Pendidikan Nasional; Pengembangan Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa,

(Jakarta: Badan Penelitian Dan Pengembangan, 2010)

Page 18: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pada dasarnya …digilib.uinsby.ac.id/1036/3/Bab 1.pdfnilai-nilai yang terkandung dilamnya, ... Nalar Spiritual Pendidikan Islam: ... 4 Sehingga semakin

18

Dari uraian rumusan masalah dan lokasi yang akan menjadi obyek

peneltian kali ini, terlebih dahulu akan di jelaskan secara rinci deskripsi

definitif tentang metodologi penelitian.

Secara etimologi ‚metodologi‛ berasal dari bahasa yunani, yaitu

methodos yang berarti cara atau jalan. Sedangkan logos memiliki makna

ilmu.20

Dengan demikian motodologi mempunyai arti tentang ilmu tentang

cara atau jalan. Untuk lebih memudahkan pemahaman, terlebih dahulu akan

dijelasakan pengertian metode. Dalam kamus bahasa Indonesia disebutkan

bahwa metode merupakan cara kerja yang bersistem untuk memudahkan

pelaksanaan keiata guna mencapai suatu tujuan yang ditentukan.21

Dalam

kontek kajian ilmiah, metode sering kali diartikan sebagai cara kerja praktis

untuk memahami dan mendekati objek yang menjadi sasaran ilmu-ilmu

tertentu22

Dari dua pengertian di atas dapat dipahami bahwa metode

meruapakan cara kerja yang sistematis, terencana dan merupakan hasil

eksperimen ilmiah guna mencapai suatu tujuan tertentu. Dengan demikian

metodologi adalah ilmu yang mengkaji tentang tata cara atau cara kerja

yang tepat dan sesuai yang digunakan untuk mengkaji objek keilmuan

tertentu.23

20

Lihat Jhonny Ibrahim, Teori Dan Metodologi Penelitian Hokum Normatif (Malang: Bayu

Media, 2005), hal 25-26 21

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakrta: Garamedia Pustaka Utama, 2005), 910 22

Alex Sobur, Psikologi Umum, (Bandung; Pustaka Setia, 2003), hal. 42 23

Muhyar Fanani, Metode Studi Islam; Aplikasi Pengetahuan Sebagai Cara Pandang

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hal. Ix

Page 19: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pada dasarnya …digilib.uinsby.ac.id/1036/3/Bab 1.pdfnilai-nilai yang terkandung dilamnya, ... Nalar Spiritual Pendidikan Islam: ... 4 Sehingga semakin

19

Sedangkan penelitian dari beberpa ahli memiliki arti yang beragam,

yang salah satu di antaranya makna penelitian yang di definisikan oleh

sutrisno hadi bahwa penelitian merupakan usaha untuk menemukan,

mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, usaha tersebut

yang dilakukan dengan memakai metode ilmiah.24

Menurut Lexy J Moleong

Penelitian adalah suatu pencarian fakta menurut metode objektif yang jelas

untuk menemukan hubungan antar fakta dan menghasilkan dalil yang

akurat.25

Sedangkan Sanapiah Faisal mengartikan penelitian sebagai

aktifitas menelaah sesuatu masalah dengan menggunakan metode ilmiah

secara terancang dan sistematis untuk menemukan pengetahuan baru yang

dapat terandalakan kebenarannya tentang dunia yang berkaitan dengan alam

dan sosial.26

Dari kedua definisi tersebut, menarik suatu kesimpulan bahwa yang

dimaksud denagan metode penelitian adalah suatu kumpulan tata cara yang

terstruktur dan sistematis dalam rangka melakukan sebuah proses

penelelitian, mulai dari penentuan objek, ruang lingkup kajian pendekatan

proses, cara, dan hasil, sehingga penelitian dapat berjalan dapat berjalan

sistematis dan metodis. Dan tujuan dimaksud dapat tercapai dengan baik.

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang diangkat, Penelitian ini

menggunakan penelitian kualitatif deskriptif yang berbasis pada

24

Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta: UGM, 1973), hal 4. 25

Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004), hal. 2 26

Sanapiah Faisal, Peneltian Kualitatif; Dasar-Dasar Dan Aplikasi (Malang: Ya3, 1973), hal. 4

Page 20: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pada dasarnya …digilib.uinsby.ac.id/1036/3/Bab 1.pdfnilai-nilai yang terkandung dilamnya, ... Nalar Spiritual Pendidikan Islam: ... 4 Sehingga semakin

20

penelitian lapangan (file research). Penelitian kualitatif deskriptif

adalah jenis peneltian yang dilakukan dengan tujuan untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian. misalnya

perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan sebagainya, secara holistic,

dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada

suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai

metode alamiah.27

Hal ini bertujuan untuk membuat gambaran secara

sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta yang terjadi. Penelitian

deskriptif juga dimaksudkan untuk pencarian terhadap masalah-masalah

dalam masayarakat dan siswa serta tata cara yang berlaku dalam situasi

tertentu, termasuk menyangkut hubungan-hubungan, sikap-sikap,

kegiatan-kegiatan, pandangan-pandangan, kecendrungan-kecendrungan,

serta proses yang sedang berlansung dan pengaruh daru suatu

fenomena.28

Penelitian ini juga menggunakan metode kualitatif dengan

pendekatan fenominologis. Dimana penelitian ini digunakan untuk

menangkap apa yang dipelajari dengan menekankan pada aspek-aspek

subjektif dari perilaku manusia. Serta berusaha bisa masuk ke dalam

dunia konseptual subjek nya agar dapat memahami bagaimana dan apa

makna yang disusun subjek tersebut dalam kehidupan sehari-harinya.

Pendekatan ini juga digunakan kaarena terkait langsung dengan gejala-

gejala yang muncul di sekitar lingkungan manusia terorganisasir dalam

27

Ibid, hal. 131 28

Moh. Nazir, Motode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003), hal. 16

Page 21: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pada dasarnya …digilib.uinsby.ac.id/1036/3/Bab 1.pdfnilai-nilai yang terkandung dilamnya, ... Nalar Spiritual Pendidikan Islam: ... 4 Sehingga semakin

21

satuan pendidikan formal. Serta berusaha untuk memahami makna

peristiwa serta interaksi pada orang-orang dalam situasi tertentu

Pendekatan ini menghendaki adanya sejumlah asumsi yang berlainan

dengan cara yang digunakan untuk mendekati perilaku orang dengan

maksud menemukan fakta atau penyebab.

Dalam prakteknya, semua penelitian baik penelitian yang

berjenis penelitian literaturr (library riserch) maupun penelitian

lapangan (file researceh)memerlukan data kepustakaan. Perbedaanya

hanya terletak pada tujuan, fungsi dan kedudukan dari studi pustaka

dari masing-masing penelitian tersebut. Jika dalam penelitian lapangan

studi kepustakaan dimaksudkan sebagai langkah awal dalam

merancanag penelitian (research design), maka dalam penelitian

kepustakaan studi kepustakaan meruapakan sumber utama dalam

penelitian.29

Idealnya selain peneliti bertindak sebagai key instrument atau

alat peneliti utama, yang berarti harus dapat mengkap data-data

lapangan yang diperoleh melalui mkana, interkasi terhadap nilai-nilai-

nilai budaya yang terjadi dengan sebuah interaksi siswa, data atau

sumber kepustakaan juga dibutuhkan untuk memperkuat hasil

penelitian. maka tentunya penelitian ini tidak mungkin dapat dilakukan

dengan dengan kuisioner atau yang lainnya. Sehingga kehadiran

peneliti di lokasi penelitian mutlak diperlukan.

29

Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2004), hal.

Hal 3

Page 22: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pada dasarnya …digilib.uinsby.ac.id/1036/3/Bab 1.pdfnilai-nilai yang terkandung dilamnya, ... Nalar Spiritual Pendidikan Islam: ... 4 Sehingga semakin

22

2. Sumber Data

Karena peneltian ini adalah penelitian lapangan (library

risearch), setidaknya ada dua poin penting terkait sumber data dalam

penelitian ini. Yaitu sumber data primer dan sumber data skunder.

Menurut Badgon dan Biklen, salah satu ciri dari penelitian kualitatif

adalah latar alami (the natural setting). Sebagai sumber data, peneliti

merupakan instrument kunci (alat utama).30

a. Sumber Data Primer

Data primer adalah data penelitian yang diperoleh secara

langsung dari sumber asli (tidak perantara) yang secara khusus

dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab permasalahan dalam

penelitian.31

Data ini adalah data yang berhubungan dengan hasil

interaksi langsung peneliti dengan objek yang dihadapi. Yang

berupa kata-kata baik hasil wawancara atau tidak, gambar dari hasil

pengambilan foto, serta bentuk-bentuk dari hasil pengamatan yang

diperoleh peneliti.

Dalam penelitian ini pula, peneliti menggunakan system

Pusporsif Sampling dan Snowball Sampling. 32 Dengan

30

Robert C. Bodgan dab Biklen, Qualitative Resarce For Education; An Introduction To Theory And Methods (Boston: Ally And Bacon, INC, 1982), hal. 27-30 31

Rosadi Ruslan, Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi, (Jakarta: Raja Gravindo

Persada, 2004) , hal. 254 32

Pusporsif Sumpling adalah system pengambilan sumber data dengan pengumpulan sampling

yang didasarkan atas tujuan penelitian. Sedangkan Snowball sampling adalah system

pengambilan sumber data dengan menetapkan key informan terlebih dahulu, kemudian akan

memberikan petunjuknya kepada informan lainnya. System ini juga dikenal dengan istilah sampel

jaringan (network sampling) atau sampel bola salju. lihat J. Moleong, Metodologi Penelitian….,

hal. 165-166

Page 23: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pada dasarnya …digilib.uinsby.ac.id/1036/3/Bab 1.pdfnilai-nilai yang terkandung dilamnya, ... Nalar Spiritual Pendidikan Islam: ... 4 Sehingga semakin

23

menetapkan Key Informan. Teknik ini dapat menganalisi populasi

yang tersembunyi, lebih ekonomis, efektif, efisien dan dapat

memberikan hasil yang rinci dan mendalam.33

Dengan teknik ini

peneliti akan menyaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai

sumber termasuk dari para sejumlah Stake Holder yang ada

diantaranya, pimpinan lembaga, para guru, siswa, wali murid,

masyarakat, tokoh masayarakat, dan tokoh agama. Kemudian

setelah itu dipilih informan yang dinilai mampu memberikan

pandangan dan pemahamannya tentang pemahaman yang diteliti

dan informasi yang dibutuhkan. Dalam hal ini informan utama

sekaligus actor dalam kebijakan sekolah adalah kepala sekolah.

Kemudian nanti mengambil dari sejumlah Stake Holder tersebut di

atas yang dianggap kredibel dalam memberikan informasi untuk

dijadikan informan sesuai dengan kebutuhan.

b. Sekunder

Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti

secara tidak langsung yang diusahakan sendiri pengumpulannya

oleh peneliti. Data ini berupa sumber kepustakaan, yaitu dengan

jalan mempelajari majalah, koran, artikel dan lain sebagainya, yang

berkaitan dengan tema peneltian ini.34

Dalam hal ini penelti

mencoba mengumpulkan beberpa literatur yang berhubungan guna

memperkuat teori dan pendekatan yang di pakai.

33

Bogdan, Qualitative Research For ….., hal. 244 34

Lihat Mohammad Nazir, Metode ……., hal. 59

Page 24: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pada dasarnya …digilib.uinsby.ac.id/1036/3/Bab 1.pdfnilai-nilai yang terkandung dilamnya, ... Nalar Spiritual Pendidikan Islam: ... 4 Sehingga semakin

24

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data

yang utama dalam penelitian ini. Pada observasi diharapkan

peneliti dapat langsung mengamati serta mengetahui apa yang

terjadi pada obyek penelitian. Observasi juga merupakan suatu

pengamatan yang khusus dan yang ditujukan dalam rangka

penelitian, untuk mendapatkan data yang diperlukan untuk

pemecahan persoalan yang dihadapi.35

Dalam hal ini peneliti

berupaya berinterkasi langsung pada obyek yang diteliti dalam

bentuk asimilasi langung dengan siswa dan masyarakat yang

dihadapi, serta peneliti berbicara dengan bahasa mereka, budaya

mereka, serta menyatu dengan mereka, agar data yang dikumpulkan

diterima dengan falid.

b. Wawancara

Interview atau wawancara adalah percakapan dengan maksud

tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh kedua belah pihak, yaitu

pewancara yang mengajukan pertanyaan kepada individu yang

diwawancarai. Wawancara yang digunakan peneliti pada kali

adakalanya dilakukan secara individu dan adapula secara kelompok,

sehingga dapat data yang diterima dapat diperoleh secara otentik.

Wawancara dapakai untuk mengumpulkan keterangan tentang

35

Safari Imam Asy’ari, Metodologi Penelitian Sosial, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), hal. 82

Page 25: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pada dasarnya …digilib.uinsby.ac.id/1036/3/Bab 1.pdfnilai-nilai yang terkandung dilamnya, ... Nalar Spiritual Pendidikan Islam: ... 4 Sehingga semakin

25

jawaban-jawaban secara ferbal yang berkaitan dengan problem

yang diteliti,36

dalam upaya data yang terhimpun dapat diterima

secara akurat dan berimbang, sehingga proses pemecahan masalah

yang dihasilkan dapat sesuai dengan data.37

Penggunana metode interview nantinya dilakukan dengan

metode dialog atau Tanya jawab yang dilakukan peneliti pada dua

orang atau lebih, dilakukan secara berhadap-hadapan (face to

face).38

Namun model interaksi yang dapakai peneliti disini

dilakukan dengan interaksi langsung secara asimilatif, dalam artian

peneliti melakukan wawncara secara tidak formal namun focus

pembicaraan tetap terstruktur, agar jawaban-jawaban yang

dihasilkan lebih objektif tidak subjektif.

c. Dokumentasi

Disamping metode observasi dan wawancara sebagai bahan

pengumpulan data, metode dokumentasi juga diperlukan dalam

penelitian ini. Metode dokumentasi digunakan untuk melengkapi

dari hasil wawancara dan observasi. Dalam hal ini dalam metode

dokumentasi peneliti mencoba mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan-catatan, buku, majalah, artikel,

makalah, dan sebagainya yang dipandang perlu dan berkaitan

dengan fokus penelitian.

36

Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada,2001),

hal. 88 37

M. Nasir, Metodologi ….., hal. 234 38

Lihat Rony Hanitijo, Metode Penelitian Hukum dan Jurimeter (Jakarta: Ghalis, 1994), hal. 57

Page 26: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pada dasarnya …digilib.uinsby.ac.id/1036/3/Bab 1.pdfnilai-nilai yang terkandung dilamnya, ... Nalar Spiritual Pendidikan Islam: ... 4 Sehingga semakin

26

4. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses mengorganisasian dan

mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar

sehingga dapat ditemukan makana yang dapat dirumuskan dan

dijadikankesimpulan.39

Hal ini tentunya mengacu pada temuan-temuan

di lapangan yang bersumber pada hasil observasi, wawancara dan

dokumentasi. Selanjutnya, agar data-data yang diperoleh selama proses

penbelitian berlangsung tidak kehilangan nilai keabsahannya dan

kehasan situasional dari nilai data yang ada, maka langkah-langkah

yang ditempuh dalam analisa ini adalah sebagai berikut:

a. Reduksi data (reduction), yaitu merupakan proses pemilihan,

pemutusan perhatian pada penyederhanaan, dan transformasi data

kasar yang muncul dari catatn-catatan lapangan. Hal ini

berlangsung terus menerus selama proses penelitian berlangsung.40

Dari metode ini, setiap kali data yang dihasilkan dilapangan di tulis

dengan rapi, terinci serta sistematis, sehingga data yang

dikumpulkan semakin bertmabah. Selanjutnya dianlisis secara

mendalam, data atau laporan-laporan bisa di reduksi sesuai dengan

hal pokok penelitian. Sehingga temuan yang diperoleh bisa

menghasilkan gambaran yang lebih tajam untuk proses analisis

selanjutnya.

39

Lexy J. Moeloeng. Metodologi ……, Hal. 280 40

Imam Suprayogo Dantobroni, Metodologi Penelitian Sosial, (Bandung: Remaja Rosyda Karya,

2001), hal.129-193

Page 27: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pada dasarnya …digilib.uinsby.ac.id/1036/3/Bab 1.pdfnilai-nilai yang terkandung dilamnya, ... Nalar Spiritual Pendidikan Islam: ... 4 Sehingga semakin

27

b. Penyajian data (Display) Peneliti mengembangkan sebuah deskripsi

informasi tersusun untuk menarik kesimpulan dan pengambilan

tindakan. Display data atau penyajian data yang lazim digunakan

pada langkah ini adalah dalam bentuk teks naratif. Atau peneliti

dapat juga menggunak matrik dalam bentuk penggunann kode yang

sesuai dengan tema.41

c. Pengambilan keputusan dan kesimpulan, yaitu setelah proses

semuanya selesai, maka peneliti menarik benang merah kesimpulan

yang didapat. Tetapi hal itu tidak menutup kemungkinan ada

perkembangan secara kontinew. Oleh karena itu selagi dalam

rangka tujuan membangun, kritik dan saran masih diperlukan. Dan

tidak menutup harapan untuk dikembangkan lagi pada penelitian

selanjutnya.

I. Sistematika Pembahasan

BAB I Pendahuluan. Pada bab ini terdiri Dari Latar Belakang

Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Obyek

Penelitian, Krangka Konseptual, Kajian Terdahulu, Metode Penelitian yang

terdiri dari Jenis Penelitian, Pendekatan Penelitian, Sumber Data, Teknik

Pengumpulan Data, dan Teknik Analisi Data. Selanjutnya Adalah

Sistematika Pebahasan.

41

Loxi J Moleong, Metodelogi ……, hal. 109

Page 28: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pada dasarnya …digilib.uinsby.ac.id/1036/3/Bab 1.pdfnilai-nilai yang terkandung dilamnya, ... Nalar Spiritual Pendidikan Islam: ... 4 Sehingga semakin

28

BAB II Pendidikan Akhlak dan Budaya Masyarakat, poin pertama

tentang Tinjauwan Umum Tentang Pendidikan Akhlak yang berisi

Pengertian Pendidikan Akhlak, faktor dan tujuan pendidikan akhlak, Aspek

Penting dalam Pendidikan Akhlak, dan Metode Pendidikan Akhlak.

Kemudian poin kedua adalah Tinjauan Umum Tentang Budaya Masayarakat.

Berisi tentang pengertian budaya dan masayarakat, unsur-unsur kebudayaan,

hubungan pendidikan dan kebudayaan. Kemudian pon terakhir adalah

Anomali Pendidikan Islam Dengan Budaya Masyarakat. diantranya berisi

tentang dekotomi Pendidikan Islam dengan Sosial Budaya, Rendahnya Mutu

Pendidikan, Lemhanya Moral Akhlak.

BAB III Gambaran Umum Hasil Penelitian, poin pertama tentang

gambaran Gambaran Umum Madrasah Aliah (MA) Nazhatul Muta’allimin.

Yang Diantaranya Terdapat Profil MA Nazhatul Muta’allimin, Sistem

Pendidikan, Dan Proses Dan Kegitan Pengembangan Pendidikan Akhlak

Madrasah Aliah (MA) Nazhatul Muta’allimin. Kemudian yang ke 2) yaitu

tentang Gambaran Umum Budaya Masyarakat Desa Ketapang Laok.

Didalamnya tentang Gambaran Geografis, Kondisi Ekonomi, Kondisi Sosial,

Kondisi Keagaman, dan Kondisi Sosial Remaja Desa Ketapang Lok.

BAB IV Analisi Temuan-Temuan. Yaitu meliputi; 1) Analisis

Fenomena Pendidikan Akhlak; 2) Analisis Fenomena Budaya Masyarakat;

dan Yang 3) Anomali Pendidikan Islam Dengan Budaya Masyarakat.

BAB V Penutup, pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.