bab i pendahuluan - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/32155/3/bab i.pdf · 11 tegowanu 12...

17
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Geografi politik mempelajari kekuatan suatu negara dilihat dari kepemilikan sumberdaya alam, pemilihan umum, dan tema lainnya yang didalamnya terjadi interaksi antara manusia dan lingkungan dalam kehidupan politik (Sri Hayati dan Ahmad Yani, 2007). Aspek penting dalam Pemilu adalah Partai Politik yang merupakan organisasi bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok Warga Negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila (UU No 2 Tentang Partai Politik, 2008). Di Indonesia telah banyak berdiri partai politik dengan berbagai azas dan ideologi, sebagai contoh adalah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Bulan Bintang (PBB) yang merupakan Partai Islam, karena menjadikan Islam sebagai azas atau ideologi partai dan juga basis massanya adalah umat muslim. Sedangkan Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) bukanlah Partai Islam melainkan partai yang berbasis massa Islam. Untuk PDIP dan Partai Golkar merupakan cerminan partai yang mengusung platform Nasionalis, Pancasila menjadi ideologi gerakan partai ini. Geografi politik memiliki tiga pokok bahasan, yaitu 1) Environmental Relationship, yang menekankan kepada hubungan antara kehidupan manusia dan lingkungan alamnya akibat dorongan kehidupan dan keanekaragaman wilayah negara. 2) National Power, menekankan pada pengaruh lingkungan alam terhadap ketahanan dan kekuatan nasional. 3) Political Region, menitikberatkan pada hal hal yang bersifat teoritis seperti dasar, tujuan dan ruang lingkup geografi politik serta pengorganisasian keruangan. Kajian geografi politik tidak lepas dari prinsip demokrasi, sedangkan prinsip demokrasi sangat berhubungan dengan aspek Pemilihan Umum (Pemilu). Menurut teori demokrasi klasik Pemilihan Umum

Upload: others

Post on 29-Oct-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/32155/3/Bab I.pdf · 11 Tegowanu 12 Tanggungharjo 13 Ngaringan IV 14 Wirosari 15 Tawangharjo 16 Grobogan 17 Pulokulon 18 Kradenan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Geografi politik mempelajari kekuatan suatu negara dilihat dari

kepemilikan sumberdaya alam, pemilihan umum, dan tema lainnya yang

didalamnya terjadi interaksi antara manusia dan lingkungan dalam kehidupan

politik (Sri Hayati dan Ahmad Yani, 2007). Aspek penting dalam Pemilu adalah

Partai Politik yang merupakan organisasi bersifat nasional dan dibentuk oleh

sekelompok Warga Negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan

kehendak dan cita cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik

anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara

Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila (UU No 2 Tentang Partai

Politik, 2008). Di Indonesia telah banyak berdiri partai politik dengan berbagai

azas dan ideologi, sebagai contoh adalah Partai Persatuan Pembangunan (PPP)

dan Partai Bulan Bintang (PBB) yang merupakan Partai Islam, karena menjadikan

Islam sebagai azas atau ideologi partai dan juga basis massanya adalah umat

muslim. Sedangkan Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Kebangkitan

Bangsa (PKB) bukanlah Partai Islam melainkan partai yang berbasis massa Islam.

Untuk PDIP dan Partai Golkar merupakan cerminan partai yang mengusung

platform Nasionalis, Pancasila menjadi ideologi gerakan partai ini.

Geografi politik memiliki tiga pokok bahasan, yaitu 1) Environmental

Relationship, yang menekankan kepada hubungan antara kehidupan manusia dan

lingkungan alamnya akibat dorongan kehidupan dan keanekaragaman wilayah

negara. 2) National Power, menekankan pada pengaruh lingkungan alam terhadap

ketahanan dan kekuatan nasional. 3) Political Region, menitikberatkan pada hal

hal yang bersifat teoritis seperti dasar, tujuan dan ruang lingkup geografi politik

serta pengorganisasian keruangan. Kajian geografi politik tidak lepas dari prinsip

demokrasi, sedangkan prinsip demokrasi sangat berhubungan dengan aspek

Pemilihan Umum (Pemilu). Menurut teori demokrasi klasik Pemilihan Umum

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/32155/3/Bab I.pdf · 11 Tegowanu 12 Tanggungharjo 13 Ngaringan IV 14 Wirosari 15 Tawangharjo 16 Grobogan 17 Pulokulon 18 Kradenan

2

merupakan Transmission of Belt, sehingga kekuasaaan yang berasal dari rakyat

dapat beralih menjadi kekuasaan negara yang kemudian menjelma dalam bentuk

wewenang pemerintah untuk memerintah dan mengatur rakyat. Di dalam

demokrasi itu sendiri terdapat tiga ciri khusus yaitu 1) adanya kompetisi dalam

merebut dan mempertahankan kekuasaan, 2) adanya jaminan hak hak sipil dan

politik, 3) partisipasi masyarakat.

Manifestasi demokrasi dalam bentuk Pemilu Legislatif juga terselenggara

di Kabupaten Grobogan. Dalam Pemilihan Umum Legislatif di Kabupaten

Grobogan pada tahun 2009 tercatat 1.039.071 pemilih, sedangkan pada tahun

2014 sejumlah 1.096.933 pemilih.

Tabel I.1 Jumlah Pemilih Pada Pemilu Legislatif 2009 dan 2014 Kab. GroboganNo Kecamatan 2009 2014

1 Toroh 85.404 89.3262 Geyer 51.779 53.7073 Purwodadi 95.105 102.2034 Karangrayung 69.701 76.0525 Penawangan 47.808 50.3286 Brati 35.442 37.3947 Klambu 26.875 28.6028 Godong 63.488 66.3789 Kedungjati 32.920 33.58310 Gubug 59.550 62.44611 Tegowanu 38.090 41.09812 Tanggungharjo 31.005 32.00613 Ngaringan 48.575 51.16114 Wirosari 65.913 70.01915 Tawangharjo 39.933 42.52816 Grobogan 54.366 57.28117 Pulokulon 77.431 81.74618 Kradenan 59.115 62.44419 Gabus 56.571 58.631

Jumlah 1.039.071 1.096.933Sumber: KPUD Kab. Grobogan

Jumlah pemilih pada tiap kecamatan di Kabupaten Grobogan

mempengaruhi pembagian Daerah Pemilihan (Dapil). Pembagian Daerah

Pemilihan ini ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat atas usulan

Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Grobogan. Hal tersebut

mempengaruhi Partai Politik peserta Pemilu Legislatif 2009 dan 2014

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/32155/3/Bab I.pdf · 11 Tegowanu 12 Tanggungharjo 13 Ngaringan IV 14 Wirosari 15 Tawangharjo 16 Grobogan 17 Pulokulon 18 Kradenan

3

merumuskan geostrategi untuk memperoleh sebanyak mungkin suara dari para

konstituen ataupun basis massa pada Daerah Pemilihan yang telah ditetapkan.

Tabel I.2 Pembagian Wilayah Berdasarkan Dapil Di Kabupaten GroboganNo Kecamatan Daerah Pemilihan

1 TorohI2 Geyer

3 Purwodadi4 Karangrayung

II5 Penawangan6 Brati7 Klambu8 Godong9 Kedungjati

III10 Gubug11 Tegowanu12 Tanggungharjo13 Ngaringan

IV14 Wirosari15 Tawangharjo16 Grobogan17 Pulokulon

V18 Kradenan19 Gabus

Sumber: KPUD Kab. Grobogan

Partai Politik peserta Pemilu Legislatif tahun 2009 sebanyak 44 partai.

Sedangkan pada Pemilu Legislatif tahun 2014 sebanyak 15 partai. Partai Politik

tersebut memiliki azas atau ideologi yang berbeda antara satu dengan yang lain,

akan tetapi yang menjadi fokus kajian dalam penelitian ini adalah Partai yang

memiliki ideologi Islam, Basis Massa Islam dan Partai Nasionalis. Ideologi partai

tersebut kemudian akan diwakili oleh lima Partai Politik, diantaranya adalah 1)

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sebagai representasi partai yang

mengususng ideologi islam, 2) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai

Amanat Nasionalis (PAN) sebagai perwakilan partai Basis Massa Islam, 3) Partai

Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Golongan Karya (Golkar)

sebagai representasi partai dengan platform Nasionalis. Terpilihnya kelima Partai

dengan berbeda ideologi tersebut karena memiliki basis massa (grass root) yang

kuat. PKB dan PAN masing masing memiliki kedekatan emosional maupun

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/32155/3/Bab I.pdf · 11 Tegowanu 12 Tanggungharjo 13 Ngaringan IV 14 Wirosari 15 Tawangharjo 16 Grobogan 17 Pulokulon 18 Kradenan

4

kultural dengan basis massa warga Nahdlatul Ulama’ dan Muhammadiyah. PDIP

dan Golkar memiliki konstituen masing masing adalah wong cilik (kaum tani dan

buruh) serta kaum birokrat teknokrat (Clifford Geertz, 1983). Partai yang terakhir

adalah PPP, partai ini memiliki akar sejarah dan ideologis yang kuat dalam

masyarakat santri, hal ini tidak lepas karena pengaruh kader eks Partai Masyumi.

Tabel I.3 Lima Partai Politik Sebagai Fokus KajianNo Partai Politik Ideologi

1 Partai Persatuan Pembangunan Islam

2 Partai Kebangkitan Bangsa Basis Massa Islam

3 Partai Amanat Nasional Basis Massa Islam

4 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Nasionalis

5 Partai Golongan Karya Nasionalis

Sumber: Komisi Pemilihan Umum

Geertz (1983) dalam penelitiannya di Mojokuto Jawa Timur

menyimpulkan bahwa Masyarakat Jawa terbagi kedalam tiga kelompok politik,

yaitu 1) Santri, merupakan kelompok masyarakat muslim yang taat dalam

menjalankan ibadah dan identik dengan saudagar atau pedagang sebagai

pekerjaannya, kemudian memiliki preferensi pilihan politik kepada Partai Islam

atau Basis Massa Islam. 2) Abangan, merupakan kelompok masyarakat muslim

yang tidak taat dalam hal beribadah dan diidentikkan dengan kaum tani maupun

kaum buruh sebagai mata pencahariannya, memiliki preferensi pilihan politik

kepada Partai Nasionalis Indonesia (PNI), pada konteks kekinian kultur dan

ideologi PNI ada pada tubuh PDIP. 3) Priyayi, merupakan kelompok masyarakat

birokrat, teknokrat ataupun Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai profesinya,

memiliki preferensi pilihan politik kepada Partai Nasionalis, khususnya Golkar.

Tabel I.4 Kelompok Politik Masyarakat Jawa, Profesi dan Pilihan PolitiknyaNo Kelompok Politik Jenis Profesi Pilihan Parpol

1 Santri Saudagar, pedagang Partai Islam/basis massa islam

2 Abangan Petani, Buruh PNI/PDIP

3 Priyayi Birokrat, PNS Partai Golkar

Sumber:Geertz,1983

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/32155/3/Bab I.pdf · 11 Tegowanu 12 Tanggungharjo 13 Ngaringan IV 14 Wirosari 15 Tawangharjo 16 Grobogan 17 Pulokulon 18 Kradenan

5

55

Gambar I.1 Peta Daerah Pemilihan (Dapil) Kabupaten Grobogan

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/32155/3/Bab I.pdf · 11 Tegowanu 12 Tanggungharjo 13 Ngaringan IV 14 Wirosari 15 Tawangharjo 16 Grobogan 17 Pulokulon 18 Kradenan

6

Tabel I.5 Perolehan Suara 5 Partai Politik Pada Pemilu Legislatif2009 dan 2014 Kab. Grobogan

Kec. 2009 2014PDI % PG % PPP % PKB % PAN % PDI % PG % PPP % PKB % PAN %

Toroh 7.309 13,8 13.533 25,5 2.442 4,6 4.889 9,2 7.872 14,8 8.954 14,7 6.557 10,8 1.375 2,2 5.573 9,2 12.194 20,1Geyer 10.697 33,7 9.011 28,4 1.267 4,0 1.206 3,8 630 1,9 6.717 18,0 10.230 27,4 897 2,4 4.695 12,6 1.336 3,5Pwd 9.348 14,5 17.524 27,3 4.528 7,0 3.833 5,9 4.291 6,6 14.078 19,3 11.362 15,6 4.577 6,2 9.760 13,4 6.740 9,2

Kryg 13.291 30,9 6.345 14,7 2.074 4,8 6.952 16,2 1.109 2,5 14.220 29,7 4.565 9,5 695 1,4 7.702 16,1 3.783 7,9Pnwg 6.743 22,7 2.738 9,2 634 2,1 3.130 10,5 581 1,9 9.799 31,0 4.345 13,7 1.462 4,6 3.421 10,8 1.730 5,4Brati 8.831 37,3 1.710 7,2 516 2,1 1.797 7,6 809 3,4 9.399 36,1 1.571 6,0 990 3,8 4.552 17,5 1.909 7,3

Klambu 1.531 8,7 2.653 15,0 2.453 13,9 6.786 38,6 94 0,5 4.656 23,2 1.236 6,1 4.182 20,8 6.768 33,7 465 2,3Godong 6.527 17,2 4.254 11,2 956 2,5 4.372 11,5 1.722 4,5 9.822 25,4 4.426 11,4 2.337 6,0 8.124 21,0 2.810 7,2

Kd jati 2.033 9,7 4.097 19,5 1.180 5,6 7.553 36,1 474 2,2 4.204 18,4 1.282 5,6 3.918 17,1 5.568 24,3 840 3,6Gubug 6.698 17,8 3.694 9,8 2.907 7,7 5.256 14,0 2.646 7,0 8.804 20,8 3.920 9,2 2.415 5,7 5.818 13,7 2.127 5,0Tgwanu 3.665 14,0 4.176 16,0 1.231 4,7 6.268 24,0 625 2,3 6.835 22,8 4.462 14,8 995 3,3 5.059 16,8 2.183 7,2

Tg harjo 1.614 8,3 3.246 16,7 1.101 5,6 7.680 39,6 1.120 5,7 3.540 16,1 1.326 6,2 1.570 7,1 7.038 32,1 963 4,4Ngringn 5.796 17,8 1.677 5,1 1.395 4,3 6.126 18,9 761 2,3 8.576 22,8 2.468 6,5 3.241 8,6 6.793 18,1 815 2,1Wirosari 5.737 13,8 4.302 10,4 696 1,6 3.894 9,4 2.984 7,2 16.493 34,4 2.849 5,9 3.577 7,4 5.197 10,8 2.373 4,9

Tw harjo 7.281 27,7 5.841 22,2 758 2,8 891 3,3 1.326 5,0 10.043 34,3 3.378 11,5 1.134 3,8 1.823 6,2 1.607 5,4Gbogan 5.696 16,7 7.794 22,9 459 1,3 1.865 5,4 627 1,8 7.102 17,7 10.396 25,9 4.550 11,3 7.651 19,0 652 1,6

Pkulon 11.127 22,5 3.479 7,0 4.451 9,0 5.843 11,8 228 1,2 9.443 16,6 9.271 16,2 6.114 10,7 9.819 17,2 273 0,4Krdenan 8.219 22,2 4.976 13,4 2.710 7,2 3.054 8,2 107 0,2 7.756 18,6 5.216 12,5 3.621 8,7 4.510 10,8 1.051 2,5Gabus 4.850 13,7 5.435 15,3 1.169 3,3 9.294 26,3 55 0,1 9.137 23,2 3.604 9,1 1.752 4,4 9.115 23,1 1.866 4,7

Jumlah 126.993 19,2 106.485 16,1 32.927 4,9 90.689 13,7 28.061 4,2 169.587 22,7 92.464 12,4 52.979 7,1 118.986 15,9 45.717 6,1

Sumber: KPUD Kab. Grobogan

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/32155/3/Bab I.pdf · 11 Tegowanu 12 Tanggungharjo 13 Ngaringan IV 14 Wirosari 15 Tawangharjo 16 Grobogan 17 Pulokulon 18 Kradenan

7

Perolehan suara pada lima partai politik diatas mengalami peningkatan

maupun penurunan di setiap Kecamatan. Dinamisasi peningkatan maupun

penurunan perolehan suara partai politik pada Pemilihan Umum Legislatif tahun

2009 dan 2014 terlihat dengan persentase perolehan suara oleh masing masing

partai, baik Partai yang berideologi Islam, Basis Massa Islam ataupun Partai

dengan ideologi Nasionalis. Data pada tabel 1.5 menunjukkan terjadinya

perubahan perolehan suara di masing masing kecamatan, namun yang menarik

dan perlu dicermati lebih dalam adalah terjadi pergeseran terhadap daerah basis

massa atau kantung suara masing masing Partai Politik pada Pemilihan Umum

Legislatif tahun 2009 dan 2014 disemua Daerah Pemilihan (Dapil) Kabupaten

Grobogan. Perolehan suara terbanyak atau mayoritas di satu daerah pemilihan

secara berturut turut dapat dimaknai daerah tersebut sebagai daerah basis massa

atau kantung suara partai politik tertentu. Seperti hasil yang diperoleh Partai

Golongan Karya (Golkar), Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)

maupun Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Daerah Pemilihan (Dapil)

Kabupaten Grobogan pada Pemilihan Umum Legislatif tahun 2009 dan 2014.

Tabel I.6 Daerah Basis Massa Partai Politik Pada Pemilu Legislatif2009 dan 2014 Kab. Grobogan

No Daerah Pemilihan (Dapil) 2009 2014

1 I Golkar PDIP

2 II PDIP PDIP

3 III PDIP PKB

4 IV PDIP PDIP

5 V PKB PDIP

Sumber: KPUD Kab. GroboganMerujuk pada teori sosial Cliffoerd Geertz (1983) tentang kondisi

sosioreligi masyarakat, seperti masyarakat santri dan abangan serta kondisi

sosioekonomi seperti pekerjaan sebagai petani, buruh ataupun PNS pada

kelompok politik mempengaruhi preferensi pilihan pada partai politik tertentu.

Bagaimanakah korelasi Teori Sosial Clifford Geertz tersebut terhadap sebaran

perolehan suara Partai Politik Islam, Basis Massa Islam maupun Partai Nasionalis

pada Daerah Pemilihan (Dapil) I, II, III, IV dan V Kabupaten Grobogan dalam

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/32155/3/Bab I.pdf · 11 Tegowanu 12 Tanggungharjo 13 Ngaringan IV 14 Wirosari 15 Tawangharjo 16 Grobogan 17 Pulokulon 18 Kradenan

8

Pemilihan Umum Legislatif tahun 2009 dan 2014?. Berdasarkan permasalahan

yang telah dikemukakan, maka penulis mengangkat penelitian ini dengan judul

Analisis Sebaran Perolehan Suara Partai Politik Pada Pemilu Legislatif 2009

dan 2014 Kabupaten Grobogan Jawa Tengah (Korelasi Teori Clifford

Geertz). Diharapkan dengan penelitian ini penulis dapat menganalisis korelasi

Teori Sosial Clifford Geertz terhadap sebaran perolehan suara Partai Politik yang

berideologi Islam, Basis Massa Islam maupun Partai dengan ideologi Nasionalis

pada penyelenggaraan Pemilihan Umum Legislatif tahun 2009 dan 2014 disetiap

Daerah Pemilihan (Dapil) Kabupaten Grobogan Jawa Tengah.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian permasalahan tersebut, maka peneliti merumuskan

masalah sebagai berikut: Bagaimanakah korelasi Teori Clifford Geertz terhadap

sebaran perolehan suara Partai Politik Islam, Basis Massa Islam dan Nasionalis

pada Pemilu Legislatif 2009 dan 2014 disetiap Daerah Pemilihan Kabupaten

Grobogan Jawa Tengah?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pemaparan masalah diatas maka ditetapkan tujuan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut: Menganalisis korelasi Teori Clifford Geertz

terhadap sebaran perolehan suara Partai Politik Islam, Basis Massa Islam dan

Nasionalis pada Pemilu Legislatif 2009 dan 2014 disetiap Daerah Pemilihan

Kabupaten Grobogan Jawa Tengah.

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini ialah untuk memberikan informasi korelasi Teori

Sosial Clifford Geertz terhadap sebaran perolehan suara Partai Politik Islam, Basis

Bassa Islam maupun Partai Politik Nasionalis pada Pemilu Legislatif 2009 dan

2014 disetiap Daerah Pemilihan (Dapil) Kabupaten Grobogan Jawa Tengah.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/32155/3/Bab I.pdf · 11 Tegowanu 12 Tanggungharjo 13 Ngaringan IV 14 Wirosari 15 Tawangharjo 16 Grobogan 17 Pulokulon 18 Kradenan

9

1.5 Telaah Pustaka dan Penelitian Terdahulu

1.5.1 Telaah Pustaka

a. Geografi PolitikGeografi politik mempelajari kekuatan suatu negara dilihat dari

kepemilikan sumberdaya alam, pemilihan umum, dan tema lainnya yang

didalamnya terjadi interaksi antara manusia dan lingkungan dalam kehidupan

politik (Sri Hayati dan Ahmad Yani, 2007). Peneliti memberikan analisis terhadap

fenomena sosial yang terjadi diatas muka bumi, seperti halnya dalam Pemilu

Kabupaten Grobogan dapat mempengaruhi geostrategi pada partai politik untuk

memperoleh sebanyak mungkin suara dari konstituen mereka.

b. Partai PolitikPartai politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh

sekelompok Warga Negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan

kehendak dan cita cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik

anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara

Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila (UU No 2 Tentang Partai

Politik, 2008). Sebuah partai tentunya memiliki tujuan, secara umum tujuan Partai

Politik adalah untuk mencari dan mempertahankan kekuasaan guna melaksanakan

dan mewujudkan program program yang telah mereka susun sesuai dengan

ideologi tertentu. Sedangkan fungsi partai politik itu sendiri setidaknya ada empat,

yakni 1) sebagai sarana komunikasi politik, 2) sebagai sarana sosialisasi politik, 3)

sebagai sarana rekruitmen politik, 4) sebagai sarana manajemen konflik. Dari

masa ke masa Partai Politik selalu berkembang, baik dari sisi jumlah maupun

kekuatan dan ideologi. Namun sekarang, jika diklasifikasikan hanya terdapat dua

partai yang memiliki basis ideologi kuat, yakni Nasionalis dan Islam.

c. Partai Politik IslamPartai Politik Islam ialah Partai yang menggunakan identitas formalnya

memakai azas dan simbol simbol islam dengan basis konstituen khusus umat

islam (Haedar Nashir, 2004). Pelaksanaan Pemilu perdana di Indonesia, Partai

Islam mendominasi perolehan suara. Namun dinamika politik yang terjadi di

Indonesia, partai partai ini terpaksa membubarkan diri. Meskipun demikian kader

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/32155/3/Bab I.pdf · 11 Tegowanu 12 Tanggungharjo 13 Ngaringan IV 14 Wirosari 15 Tawangharjo 16 Grobogan 17 Pulokulon 18 Kradenan

10

kader yang merasa butuh wadah sebagai aspirasi politik, mereka mendirikan

partai partai Islam seperti Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Keadilan

Sejahtera (PKS), ataupun Partai Bulan Bintang (PBB). Perolehan suara Partai

Islam ini pada Pemilu Legislatif tahun 2009 dan 2014 Kabupaten Grobogan

memiliki trend positif alias mengalami kenaikan, kecuali perolehan suara Partai

Bulan Bintang (PBB) yang justru mengalami penurunan pada Pemilu Legislatif

tahun 2014.

Tabel I.7 Suara Partai Islam Pada Pemilu Leg. 2009 dan 2014 Kab. GroboganNo Partai 2009 20141 PBB 5.861 3.6262 PKS 26.573 43.0843 PPP 32.927 52.979Sumber: KPUD Kab. Grobogand. Partai Politik Basis Massa Islam

Partai politik yang tidak memiliki identitas formal islam bahkan bersifat

inklusif tetapi basis utama kontituennya adalam umat islam (Haedar Nashir,

2004). Sebagai contoh adalah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai

Amanat Nasional (PAN), partai ini mampu eksis dalam percaturan politik

nasional berkat didukung konstituen dan loyalis yang kuat, sebagai contoh ialah

PKB yang memiliki konstituen atau basis massa warga Nahdlatul Ulama’ (NU),

sedangkan PAN memiliki basis massa warga Muhammadiyah. Partai Basis Massa

Islam (PKB dan PAN) juga memiliki kecenderungan kenaikan perolehan suara

pada Pemilu Legislatif tahun 2009 dan 2014 Kabupaten Grobogan.

Tabel I.8 Perolehan Suara Partai Politik Basis Massa Islam Pada Pemilu Legislatif2009 dan 2014 Kab. Grobogan

No Partai 2009 20141 PKB 90.689 118.9862 PAN 28.061 45.717Sumber: KPUD Kab. Grobogane. Partai Nasionalis

S. Kirbiantoro dan Dody Rudianto (2009) mengatakan bahwa Partai

Nasionalis adalah Partai yang menggunakan ideologi Nasionalis-Pancasila

sebagai landasan geraknya. Partai yang mengusung platform Nasionalis

cenderung berhaluan sekuler, memiliki basis massa yang heterogen, baik dari

kalangan umum bahkan kalangan umat islam. Pancasila diinternalisasi secara kuat

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/32155/3/Bab I.pdf · 11 Tegowanu 12 Tanggungharjo 13 Ngaringan IV 14 Wirosari 15 Tawangharjo 16 Grobogan 17 Pulokulon 18 Kradenan

11

kepada seluruh kader dan konstituennya sebagai way of life. Partai Nasionalis

yang memiliki grass root paling kuat di Kabupaten Grobogan ialah PDIP dan

Golkar, sehingga perolehan suara dua partai pada Pemilun Legislatif tahun 2009

dan 2014 melampaui perolehan suara Partai Islam. Namun keunggulan ini tidak

terjadi pada Partai Golkar, yang justru mengalami penurunan perolehan suara

pada Pemilu Legislatif tahun 2014.

Tabel I.9 Suara Partai Nasionalis Pada Pemilu Leg. 2009 dan 2014 Kab GroboganNo Partai 2009 20141 PDIP 129.993 169.5872 P. Golkar 106.845 92.464Sumber: KPUD Kab. Groboganf. Pemilihan Umum

Pemilihan Umum merupakan sebuah bentuk manifestasi dari sistim

demokrasi di Indonesia, yang kemudian menjadi momentum memilih para wakil

rakyat. Dalam RUU Penyelenggaraan Pemilu dikatakan bahwa Pemilihan Umum

adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang diselenggarakan secara

langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil dalam NKRI berdasarkan

Pancasila dan UUD Republik Indonesia Tahun 1945. Pada awalnya Pemilu hanya

untuk memilih DPR RI, DPRD Tingkat 1 dan 2, serta DPD RI. Namun peraturan

tersebut diamandemen pada tahun 2002, maka kemudian Pemilu juga dilakukan

untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden secara langsung, untuk pertama

kalinya dilakukan pada Pemilu tahun 2004. Sesuai UU no 2 tahun 2007

dikemukakan pula peraturan mengenai pemilihan kepala daerah (Gubernur,

Walikota/Bupati). Penyelengara pemilu adalah lembaga yang menyelengarakan

Pemilu, terdiri atas Komisi Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilu. KPU

dan BPP sebagai satu kesatuan fungsi penyelengaraan pemilu untuk memilih

anggota DPR RI, DPD, dan DPRD, Presiden dan Wakil Presiden secara langsung

oleh rakyat serta untuk memilih Gubernur, Bupati, dan Walikota secara

demokratis (BAB I Kententuan Umum Pasal I ayat 5 RUU Penyelengaraan

Pemilu). Bagian bagian yang merupakan sistem pemilu ialah 1) sistem hak pilih,

2) sistem pembagian daerah pemilihan, 3) sistem pemilihan, 4) sistem pencalonan.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/32155/3/Bab I.pdf · 11 Tegowanu 12 Tanggungharjo 13 Ngaringan IV 14 Wirosari 15 Tawangharjo 16 Grobogan 17 Pulokulon 18 Kradenan

12

1.5.2 Penelitian Terdahulu

Rayuna Hendawati (2006) dalam penelitiannya yang berjudul “Kajian

Perilaku Pemilih Dalam Pemilihan Kepala Daerah (Perspektif Geografi)” hasil

penelitian ini memberi simpulan bahwa kajian perilaku pemilih kepala daerah

sangat dipengaruhi oleh kondisi demografis, sosiologis maupun psikologis

masyarakat. Ciri khas analisis yang bersifat keruangan dan kewilayahan dapat

menjawab penelitian penelitian sosial.

Yani, Hayati, Eridiana (2008) dalam penelitiannya yang berjudul

“Kajian Geografi Politik Terhadap Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2008” hasil

penelitian ini menyimpulkan bahwa daerah kemenangan Hade, Aman dan Da’i

tidak menunjukkan pola keruangan yang jelas, yang berarti Jawa Barat adalah

daerah yang relatif homogen. Faktor yang menunjukkan segregasi wilayah seperti

petani, nelayan, dipegunungan, dipantai, bahasa Sunda maupun bahasa Jawa

Cirebon tidak nampak berpengaruh terhadap pilihan politik.

Afief Bagus Wicaksana (2013) dalam penelitiannya yang berjudul

“Analisis Keruangan Basis Pemilih Partai Politik Pada Pemilihan Umum Tahun

2004 dan 2009 di Kabupaten Magelang” mengemukakan bahwa distribusi

perolehan suara Partai Politik tersebar merata. Partai Politik Basis Massa Islam

Tradisional memperoleh sumbangan suara terbanyak di wilayah pesantren dan

pedesaan dengan corak masyarakat NU, sedangkan Partai Politik Basis Massa

Islam Modern terjadi dinamika. Sebaran dan distribusi kantong suara tidak hanya

berasal dari sumbangan warga Muhammadiyah dan Tarbiyah, melainkan juga dari

wilayah basis warga NU. Hasil yang diperoleh untuk Partai Politik Nasionalis

memiliki sebaran suara yang merata diwilayah pedesaan maupun di perkotaan.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/32155/3/Bab I.pdf · 11 Tegowanu 12 Tanggungharjo 13 Ngaringan IV 14 Wirosari 15 Tawangharjo 16 Grobogan 17 Pulokulon 18 Kradenan

13

Tabel I.10 Perbandingan Penelitian SebelumnyaPenulis Rayuna Hendawati Yani, Hayati, Eridiana Afief Bagus Wicaksono

Tahun 2006 2008 2013Judul Kajian Perilaku Pemilih Dalam

Pelaksanaan Pemilukada (PerspektifGeografi)

Kajian Geografi Politik Terhadap Hasil PemilihanGubernur Jawa Barat Tahun 2008

Analisis Keruangan Basis Pemilih PartaiPolitik Pada Pemilihan Umum Tahun 2004dan 2009 di Kabupaten Magelang

Tujuan Mengetahui sebaran basis massacalon kepala daerah

Mengetahui kondisi geografis kantongpemenangan pasangan Cagub Jabar 2008.

Mengetahui faktor faktor berpengaruhterhadap hasil Pilkada Jabar tahun 2008.

Mengetahui apakah tiap Dapil memilikialasan alasan yang sama untuk memilihCagub Jabar 2008.

Mengetahui distribusi keruanganperolehan suara partai politik berbasismassa islam dan nasionalis pada saatpemilu 2004 dan 2009.

Mengetahui pengaruh faktor sosiologisdan demografis masyarakat terhadaphasil pemilu 2004 dan 2009.

Metode Deskrisi Kuantitatif Pendekatan Deskriptif Deskripsi Kuantitatif dan KualitatifHasil Kajian perilaku pemilih dalam

pemilihan kepala daerah sangatberhubungan dengan keadaanmasyarakat secara demografis,sosiologis dan psikologis untuk lebihholistik mengetahui kepala daerahpilihan masyarakat harus dilakukanmelalui kajian geografi.

Kajian geografi dengan ciri khasanalisisnya yang bersifat keruangandan kewilayahan dapat menjawabpenelitian penelitian sosial.

Daerah kemenangan Hade, Aman dan Daitidak menunjukkan pola yang jelas, sehinggadapat disimpulkan bahwa Jawa Baratmerupakan wilayah politik yang relatifhomogen.

Faktor faktor yang menunjukkan segregasiwilayah seperti petani, nelayan, dipegunungan, di pantai, atau berbahasa sunda,atau berbahasa jawa Cirebon tidak nampakberpengaruh terhadap pilihan politik.

Distribusi perolehan suara parpol basismassa islam tradisional memperolehsumbangan suara terbanyak di wilayahpesantren dan pedesaan dengan corakmasyarakat NU, sedangkan pada parpolbasis massa islam modern terjadi dinamia,sebaran dan distribusi kantong suara tidakhanya mendapatkan sumbangan dari kantongwarga Muhammadiyah dan Tarbiyahmelainkan juga dari wilayah basis wargaNU, sedangkan parpol basis massanasionalis memiliki sebaran suara yangmerata diwilayah pedesaan dan perkotaan diKabupaten Magelang.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/32155/3/Bab I.pdf · 11 Tegowanu 12 Tanggungharjo 13 Ngaringan IV 14 Wirosari 15 Tawangharjo 16 Grobogan 17 Pulokulon 18 Kradenan

14

1.6 Kerangka Penelitian

Pemilihan Umum Legislatif merupakan media untuk memilih wakil

wakil rakyat agar dapat duduk diparlemen dan menjalankan roda pemerintahan.

Pada penyelenggaraan Pemilu Legislatif tahun 2009 diikuti oleh 44 partai politik,

dan 15 partai politik pada Pemilu Legislatif tahun 2014. Partai Politik tersebut

memiliki azas dan ideologi yang berbeda satu sama lain, mulai dari ideologi

Islam, Basis Massa Islam dan Nasionalis. Dari sekian banyaknya partai politik

peserta Pemilu Legislatif ditahun 2009 dan 2014, penulis memfokuskan pada lima

Partai Politik yaitu, 1) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sebagai representasi

Partai Islam, 2) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Amanat Nasional

(PAN) sebagai perwakilan Partai Basis Massa Islam, 3) Partai Demokrasi

Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Golongan Karya (Golkar) sebagai

representasi Partai Nasionalis.

Dari perolehan suara masing masing partai tersebut menunjukkan

diferensiasi dan dinamisasi, baik peningkatan maupun penurunan perolehan suara.

Akan tetapi yang menarik adalah tidak terjadi pergeseran Basis Massa Partai

Politik disetiap Daerah Pemilihan (Dapil) Kabupaten Grobogan pada Pemilihan

Umum Legislatif tahun 2009 dan 2014. Merujuk pada teori Geertz (1983) yang

menyatakan bahwa Masyarakat Jawa terbagi menjadi tiga kelompok politik, yakni

Santri yang diasosiasikan dengan saudagar atau pedagang, Abangan identik

dengan kaum tani dan buruh, Priyayi identik dengan birokrat, teknokrat dan

Pegawai Negeri Sipil (PNS). Kondisi sosioreligi masyarakat seperti masyarakat

santri dan abangan serta kondisi sosioekonomi seperti profesi sebagai petani,

buruh ataupun PNS pada kelompok politik tersebut mempengaruhi preferensi

pilihan pada partai tertentu. Dari teori sosial Clifford Geertz tersebut akan

dianalisis korelasinya terhadap sebaran perolehan suara Partai Politik Islam, Basis

Massa Islam maupun Partai Nasionalis pada Daerah Pemilihan (Dapil) I, II, III,

IV dan V Kabupaten Grobogan dalam Pemilihan Umum Legislatif tahun 2009

dan 2014.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/32155/3/Bab I.pdf · 11 Tegowanu 12 Tanggungharjo 13 Ngaringan IV 14 Wirosari 15 Tawangharjo 16 Grobogan 17 Pulokulon 18 Kradenan

15

Gambar I.2 Diagram Alir Penelitian

Sumber: Penulis

Sumber: Penulis

Teori Sosial Geertz

Perolehan Suara Partai Politik Islam, Basis

Massa Islam, Nasionalis Pada Pemilu

Legislatif 2009 dan 2014 Kab. Grobogan

Daerah Pemilihan Kab.

Grobogan

Perolehan Suara Partai Politik

Islam, Basis Massa Islam,

Nasionalis Pada Pemilu

Legislatif 2009

Perolehan Suara Partai Politik

Islam, Basis Massa Islam,

Nasionalis Pada Pemilu

Legislatif 2014

Peta AdministrasiKab. Grobogan

Analsis Sebaran Dan

Perubahan Perolehan

Suara Partai Politik

Islam, Basis Massa

Islam, Nasionalis

Peta Dapil

Peta Perolehan Suara Partai

Politik Islam, Basis Massa

Islam, Nasionalis Pada Pemilu

Legislatif 2009

Peta Perolehan Suara Partai

Politik Islam, Basis Massa

Islam, Nasionalis Pada Pemilu

Legislatif 2014

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/32155/3/Bab I.pdf · 11 Tegowanu 12 Tanggungharjo 13 Ngaringan IV 14 Wirosari 15 Tawangharjo 16 Grobogan 17 Pulokulon 18 Kradenan

16

1.7 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang didukung

dengan data kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan

data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dan perilaku dari orang-orang

yang dapat diamati (Moleong, 1990). Adapun tahapan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Penentuan Daerah Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Grobogan yang memiliki jumlah

Pemilih 1.039.071 pada Pemilu Legislatif 2009 dan 1.096.933 pada Pemilu

Legislatif 2014. Penelitian ini memiliki fokus kajian pada lima Partai Politik,

yaitu 1) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sebagai representasi Partai Islam, 2)

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Amanat Nasional (PAN) sebagai

perwakilan Partai Basis Massa Islam, 3) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan

(PDIP) dan Partai Golongan Karya (Golkar) sebagai representasi Partai

Nasionalis. Hasil perolehan suara Partai Politik tersebut pada Pemilu Legislatif

tahun 2009 dan 2014 menunjukkan diferensiasi dan dinamisasi, baik peningkatan

maupun penurunan perolehan suara, akan tetapi yang menarik adalah tidak terjadi

pergeseran Basis Massa Partai Politik disetiap Daerah Pemilihan.

b. Pengumpulan Data dan Jenis Data

Data data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,

yaitu 1) Data perolehan suara Partai Politik pada Pemilu Legislatif 2009 dan 2014

yang didapat dari KPUD Kabupaten Grobogan. 2) Data Jenis Pekerjaan

masyarakat yang diambil dari BPS Kabupaten Grobogan.

c. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif komparatif, yaitu suatu pembahasan yang bertujuan untuk memberikan

analisis atas data perolehan suara dan Teori Sosial Clifford Geertz. Data yang

dianalisis adalah data perolehan suara Partai Politik Islam, Basis Massa Islam dan

Nasionalis, yang diwakili oleh PPP (Partai Islam), PKB dan PAN (Partai Basis

Massa Islam), PDIP dan Golkar (Partai Nasionalis) pada Pemilu Legislatif 2009

dan 2014 Kabupaten Grobogan, kemudian dikomparasikan dengan Teori Sosial

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/32155/3/Bab I.pdf · 11 Tegowanu 12 Tanggungharjo 13 Ngaringan IV 14 Wirosari 15 Tawangharjo 16 Grobogan 17 Pulokulon 18 Kradenan

17

Clifford Geertz tentang Kelompok Politik Masyarakat Jawa. Diharapkan dengan

menggunakan teknik penelitian ini penulis dapat memberikan gambaran yang

sistematis, faktual, aktual dan akurat mengenai fakta fakta seputar perolehan suara

Partai Politik Islam, Basis Massa Islam dan Nasionalis pada Pemilu Legislatif

2009 dan 2014 Kabupaten Grobogan.

1.8 Batasan Operasional

Analisis adalah penelitian secara menyeluruh terhadap suatu hal atau

peristiwa (Wahya, et all, 2013)

Geografi politik mempelajari kekuatan suatu negara dilihat dari kepemilikan

sumberdaya alam, pemilihan umum, dan tema lainnya yang didalamnya

terjadi interaksi antara manusia dan lingkungan dalam kehidupan politik (Sri

Hayati dan Ahmad Yani, 2007)

Partai politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh

sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan

kehendak dan cita cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan

politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan

Negara Kesatuan Republik Indonesai berdasarkan Pancasila (UU No 2

Tentang Partai Politik, 2008).

Partai Politik Basis Massa Islam merupakan Partai Politik yang tidak

memiliki identitas formal islam bahkan bersifat inklusif tetapi basis utama

kontituennya adalam umat islam (Haedar Nashir, 2004).

Partai Politik Islam adalah Partai Politik yang menggunakan identitas

formalnya memakai azas dan simbol simbol islam dengan basis konstituen

khusus umat islam (Haedar Nashir, 2004).

Partai Nasionalis adalah Partai yang menggunakan ideologi Nasionalis-

Pancasila sebagai landasan geraknya (S. Kirbiantoro dan Dody Rudianto,

2009)

Pemilihan Umum adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam NKRI

yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 (UU No 3 tahun 2009 Tentang

Pemilu)