bab i pendahuluan i.1. latar...

21
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi, baik di negara-negara maju maupun yang sedang berkembang, sangat tergantung pada sumberdaya alam dan produktivitas sistem alami. Peningkatan kesejahteraan melalui pembangunan ekonomi berasal dari barang-barang dan jasa-jasa konvensional yang produksinya sering memerlukan sumberdaya alam dan sistem alami yang produktif (Hufschmidt dkk, 1987). Pamungkas (2008) mengklasifikasikan sumberdaya alam secara umum menjadi : 1) Sumberdaya tanah dan air, 2) sumberdaya tanaman dan pepohonan, 3) sumberdaya “akuatik”. 4) sumberdaya energi dan bahan mineral. Sumberdaya energi meliputi energi dari fosil yang terdiri dari minyak bumi, olahan minyak bumi, gas alam, dan batubara serta sumber energi non fosil yang meliputi panas bumi, tenaga surya, angin, dan gelombang. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah. Kekayaan alam tersebut antara lain adalah sumber energi baik itu dari fosil maupun non fosil. Pembangunan energi dilaksanakan dengan senantiasa berpedoman pada amanat Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yang pada Pasal 33 mengamanatkan bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Kesejahteraan manusia dalam kehidupan masa kini sangat ditentukan oleh kuantitas dan kualitas sumberdaya energi yang dimanfaatkannya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Disamping itu, energi juga merupakan unsur penunjang yang sangat penting dalam proses pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah dan sangat menentukan keberhasilan pembangunan sektor lainnya. Oleh sebab itu, pemenuhan energi secara kualitas dan kuantitas yang mencukupi merupakan upaya yang senantiasa harus mendapatkan perhatian. Selain hal tersebut, sebagian energi adalah komoditas yang

Upload: phamnhu

Post on 08-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70247/potongan/S1-2014...meliputi energi dari fosil yang terdiri dari minyak bumi, olahan minyak bumi, gas

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Pembangunan ekonomi, baik di negara-negara maju maupun yang sedang

berkembang, sangat tergantung pada sumberdaya alam dan produktivitas sistem

alami. Peningkatan kesejahteraan melalui pembangunan ekonomi berasal dari

barang-barang dan jasa-jasa konvensional yang produksinya sering memerlukan

sumberdaya alam dan sistem alami yang produktif (Hufschmidt dkk, 1987).

Pamungkas (2008) mengklasifikasikan sumberdaya alam secara umum

menjadi : 1) Sumberdaya tanah dan air, 2) sumberdaya tanaman dan pepohonan, 3)

sumberdaya “akuatik”. 4) sumberdaya energi dan bahan mineral. Sumberdaya energi

meliputi energi dari fosil yang terdiri dari minyak bumi, olahan minyak bumi, gas

alam, dan batubara serta sumber energi non fosil yang meliputi panas bumi, tenaga

surya, angin, dan gelombang.

Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah.

Kekayaan alam tersebut antara lain adalah sumber energi baik itu dari fosil maupun

non fosil. Pembangunan energi dilaksanakan dengan senantiasa berpedoman

pada amanat Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yang pada Pasal 33

mengamanatkan bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya

dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

Kesejahteraan manusia dalam kehidupan masa kini sangat ditentukan oleh kuantitas

dan kualitas sumberdaya energi yang dimanfaatkannya, baik secara langsung maupun

tidak langsung. Disamping itu, energi juga merupakan unsur penunjang yang sangat

penting dalam proses pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah dan sangat menentukan

keberhasilan pembangunan sektor lainnya. Oleh sebab itu, pemenuhan energi secara

kualitas dan kuantitas yang mencukupi merupakan upaya yang senantiasa harus

mendapatkan perhatian. Selain hal tersebut, sebagian energi adalah komoditas yang

Page 2: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70247/potongan/S1-2014...meliputi energi dari fosil yang terdiri dari minyak bumi, olahan minyak bumi, gas

2

dapat diperdagangkan sehingga berperan pula sebagai sumber devisa yang penting

(Bappenas, 1998).

Terdapat kegiatan-kegiatan ekonomi untuk menggerakkan perekonomian suatu

negara diantaranya adalah perdagangan, dalam hal ini tidak terkecuali adalah

perdagangan internasional yang dapat diketahui dari nilai ekspor dan impor.

Tambunan (2001) menyatakan pada awal tahun 1980-an Indonesia menetapkan

kebijakan berupa export promotion. Oleh karena itu, dengan adanya kebijakan

tersebut maka ekspor termasuk salah satu motor penggerak pertumbuhan

perekonomian bangsa.

Ekspor mencakup semua komoditas yang dihasilkan dari berbagai sektor

antara lain pertanian, industri, pertambangan non migas, migas (minyak bumi dan

gas), dan lainnya. Penurunan ekspor Indonesia pada tahun 2008 erat kaitannya

dengan krisis ekonomi yang melanda negara-negara tujuan ekspor Indonesia. Namun,

pertumbuhan yang dialami masing-masing sektor tersebut memiliki pola yang tidak

sama seperti halnya pada sektor pertanian, industri dan migas memiliki pola yang

sama, yaitu selalu naik pra krisis dan mengalami penurunan pasca krisis, yaitu tahun

2009 sehingga menyebabkan pertumbuhannya menjadi negatif. Adapun sektor

pertambangan non migas terus naik dari tahun ke tahun serta sektor lainnya yang juga

terjadi peningkatan pasca krisis.

Peningkatan ekspor sektor pertambangan non migas paling banyak dipengaruhi

oleh tingginya ekspor batubara yang terjadi pada setiap tahunnya, yaitu tahun 2006-

2010. Batubara yang banyak dimanfaatkan untuk bahan bakar industri dan rumah

tangga merupakan salah satu sumber energi yang efektif untuk menggantikan bahan

bakar migas (BBM) karena harganya lebih murah sehingga dapat memperkecil biaya

produksi atau bahan bakar.

Batubara merupakan salah satu sumber energi primer yang tidak dapat

diperbaharui. Penyediaan BBM mulai kritis karena cadangannya terbatas sedangkan

sumber kayu bakar juga kritis karena luas kawasan hutan sudah kurang dari

Page 3: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70247/potongan/S1-2014...meliputi energi dari fosil yang terdiri dari minyak bumi, olahan minyak bumi, gas

3

persyaratan ideal. Jadi salah satu sumber energi alternatif adalah batubara. Harga

BBM dunia pun fluktuatif dan tetap tinggi sehingga berdampak pada meningkatnya

harga jual bahan bakar minyak. Batubara merupakan salah satu bahan bakar alternatif

pengganti minyak tanah yang mempunyai kelayakan teknis untuk digunakan sebagai

bahan bakar rumah tangga, industri kecil menengah maupun besar.

Ekspor batubara mengalami kenaikan yang cukup memuaskan karena barang

tersebut merupakan sumber energi dan atau bahan industri dan atau rumah tangga.

Harga BBM yang tetap tinggi juga menuntut konsumen yang selama ini berbahan

bakar migas beralih menggunakan batubara. Permintaan batubara dapat melonjak

pasca krisis karena negara-negara memaksimalkan potensi industri untuk

menyediakan barang-barang yang dikurangi nilai impornya dengan belanja batubara

yang banyak untuk meningkatkan hasil produksi manufaktur dan atau yang lainnnya.

Berbeda dengan sumber energi yang lainnya, batubara memiliki harga yang lebih

murah dan ketersediaan atau cadangan di alam yang masih banyak. Permintaan

batubara yang semakin tinggi dan adanya penemuan cadangan baru batubara

mengakibatkan produksi batubara selalu meningkat pada periode tahun 2006-2010.

Dengan asumsi bahwa produksi batubara adalah tetap, yaitu sebesar 256,8 juta ton

setiap tahunnya, maka cadangan batubara Indonesia akan habis dalam waktu 82 tahun

ke depan. Hal ini berbeda dengan minyak bumi dan gas alam yang hanya mampu

bertahan masing-masing 22,4 tahun dan 45 tahun lagi (BPS, 2011).

Page 4: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70247/potongan/S1-2014...meliputi energi dari fosil yang terdiri dari minyak bumi, olahan minyak bumi, gas

4

Tabel I. 2. Ekspor Beberapa Sumber Energi di Indonesia, 2006-2010

Jenis/ Barang

Satuan fisik (000 ton) Perubahan (%)

2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010

Minyak Bumi

Mentah 18.127,9 18.175,3 18.235,0 17.967,1 18.132,4 7,8 7,55 7,42 6,4 5,11

Olahan Minyak 7.046,9 6.264,8 5.724,0 5.405,7 7.322,8 3,03 2,6 2,33 1,92 2,06

Gas Alam 23.116,7 21.270,8 20.841,8 22.700,1 30.469,9 9,95 8,84 8,48 8,08 8,59

Batubara 183.973,0 194.987,8 200.931,7 234.793,1 298.844,4 79,21 81 81,77 83,6 84,2

Total 232.264,5 240.698,7 245.732,5 280.866,0 354.769,5 100 100 100 100 100

Sumber : Statistik Indonesia 2011 (BPS. 2011)

Tabel I. 1. Ekspor Menurut Sektor, 2006-2010

Sektor

Nilai FOB (US$ Million) Perubahan (%)

2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010

Pertanian 3.381,5 3.657,8 4.584,6 4.352,8 5.001,9 3,4 3,2 3,3 3,7 3,2

Industri 65.024,3 76.460,8 88.393,5 73.435,8 98.015,1 64,5 67,0 64,5 63,0 62,1

Pertambangan

Non Migas 11.164,1 11.884,9 14.906,2 19.692,3 26.712,6 11,1 10,4 10,9 16,9 16,9

Migas 21.209,5 22.088,6 29.126,2 19.018,3 28.039,7 21,0 19,4 21,3 16,3 17,8

Lainnya 8,8 8,8 9,9 10,8 9,9 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0

Total 100.788,2 114.100,9 137.020,4 116.510,0 157.779,2 100 100 100 100 100

Sumber : EKSPOR 2006-2010 (BPS,2007-2011)

Page 5: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70247/potongan/S1-2014...meliputi energi dari fosil yang terdiri dari minyak bumi, olahan minyak bumi, gas

5

Kebutuhan akan energi alternatif telah membuat sebagian besar negara

menoleh ke segala arah, dan salah satunya adalah batubara yang dipilih sebagai

sumber energi. Banyak ahli melihat batubara sebagai sumber energi alternatif.

Memang, batubara bukanlah penghasil energi paling bersih, tetapi merupakan

alternatif yang lebih murah. Oleh karena itu, batubara sangat efektif sebagai

sumberdaya subtitusi dari BBM.

Batubara banyak diekspor ke negara-negara industri di sebagian Benua Asia

seperti Jepang, Taiwan, Korea Selatan, Hongkong, Cina, Thailand, Filipina, Malaysia

dan India, sebagian Benua Eropa seperti Italia, Belanda, dan Spanyol serta Amerika

Serikat dan sebagian kecil negara-negara lainnya di dunia. Ekspor batubara menurut

negara tujuan utama memiliki pola yang berbeda-beda baik tahun sebelum, pada saat

krisis maupun pasca krisis.

I.2. Permasalahan Penelitian

Sehubungan dengan terjadinya krisis keuangan global tahun 2008 dan

turunnya kinerja perdagangan luar negeri, Presiden RI dalam Sekretariat Negara

Republik Indonesia (2012) menegaskan bahwa ekspor tetap diperlukan sebagai motor

penggerak perekonomian tetapi penguatan ekonomi domestik sangatlah penting

terutama sebagai pengamanan di dalam negeri jika terjadi gejolak perekonomian

global. Dengan kata lain, penguatan ekonomi domestik perlu dilakukan supaya

perekonomian lokal tidak terlalu rentan dalam mengatasi krisis perekonomian global,

seperti yang sekarang sedang dialami yaitu krisis keuangan global. Pada saat dunia

mengalami krisis dan ada masalah, suatu negara masih bisa hidup dengan kekuatan

ekonomi domestik negara itu sendiri. Hal tersebut juga dialami dan diterapkan di

negara-negara lain sehingga nilai ekspor Indonesia mengalami penurunan karena

negara-negara tujuan ekspor juga merasakan dampak akibat krisis, sedangkan negara-

negara disibukkan dengan permasalahan domestiknya supaya tidak collapse.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70247/potongan/S1-2014...meliputi energi dari fosil yang terdiri dari minyak bumi, olahan minyak bumi, gas

6

Sumberdaya energi mengalami peningkatan karena semua negara hendak

menghidupkan kembali industri dalam negeri dengan tetap melakukan impor

sumberdaya energi atau bahan bakar industri. Oleh karena itu, ekspor sumberdaya

energi meningkat dan diikuti dengan turunnnya nilai ekspor di semua sektor kecuali

sektor tersebut. Tingginya permintaan dalam negeri juga akan berpengaruh terhadap

permintaan luar negeri yang tidak dapat diabaikan begitu saja.

Melihat kenyataan tersebut maka penulis ingin melakukan penelitian terhadap

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kontribusi secara satuan fisik dan nilai mata uang masing-

masing komoditas sumberdaya energi dalam memberikan pengaruh pada

ekspor sumberdaya energi pasca krisis 2008?

2. Mengapa terjadi peningkatan nilai ekspor dalam satuan fisik dan nilai

mata uang batubara pasca krisis 2008?

3. Bagaimana pola keruangan atau persebaran ekspor batubara pasca krisis

pra dan pasca krisis?

I.3. Tujuan Penelitian

Dari latar belakang dan permasalahan yang ada, maka tujuan dari penelitian

ini adalah sebagai berikut :

a) Mengidentifikasi kontribusi dalam satuan fisik dan nilai mata uang masing-

masing komoditas sumberdaya energi dalam pengaruhnya terhadap ekspor

sumberdaya energi pasca krisis keuangan global

b) Mengetahui peningkatan nilai ekspor batubara dalam satuan fisik dan nilai

mata uang.

c) Menganalisis persebaran tujuan ekspor batubara tahun 2006-2010 berdasarkan

jumlah dalam satuan fisik dan nilai mata uang.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70247/potongan/S1-2014...meliputi energi dari fosil yang terdiri dari minyak bumi, olahan minyak bumi, gas

7

I.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian meliputi dua aspek:

a. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan:

Sebagai syarat kelulusan sarjana S1 Prodi Geografi dan Ilmu lingkungan

Fakultas geografi. Selain itu penelitian ini dapat menambah materi mengenai

komoditas ekspor sumberdaya energi khususnya batubara yang meliputi distribusi

dan kontribusi sebelum, pada saat dan pasca krisis keuangan global.

b. Bagi Pelaku Usaha

Penelitian ini dapat menambah wawasan bagi pelaku usaha atau eksportir

khususnya yang bergerak dalam sektor sumberdaya energi untuk meningkatkan

produksi atau nilai usaha baik dengan mengetahui nilai masing-masing komoditas

serta distribusi secara keruangan untuk memperluas dan meningkatkan pemasaran.

c. Bagi Pemerintah

Sebagai dasar pengembangan dan peningkatan komoditas ekspor

sumberdaya energi berdasarkan isu global yang menguntungkan bagi perekonomian

negara melalui kebijakan-kebijakan yang saling menguntungkan antara eksportir dan

importir.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70247/potongan/S1-2014...meliputi energi dari fosil yang terdiri dari minyak bumi, olahan minyak bumi, gas

8

Keaslian Penelitian

Judul Nama,

Tahun Lokasi Tujuan Metode Pendekatan Hasil

Analisis

Peramalan

Ekspor

Batubara dan

Dampaknya

Terhadap

Perekonomian

Indonesia

Rahmawati

(2006)

Indonesia 1. Memprediksi

jumlah

ekspor

batubara

Indonesia di

tahun 2006.

2. Menganalisis

distribusi

nilai tambah

dan

pendapatan

yang

diperoleh

faktor

produksi,

Box-Jenkins

(ARIMA) yang

mana digunakan

pada tahap

pertama

penelitian dengan

tujuan untuk

meramalkan

jumlah ekspor

batubara

Indonesia pada

tahun 2006.

Pendekatan

model

analisis

SNSE

dengan

tujuan untuk

menganalisis

efek

multiplier

dari simulasi

kegiatan

ekspor

batubara.

Kegiatan ekspor

batubara menunjukkan hasil

peramalan ekspor batubara yang

mengalami

peningkatan sepanjang tahun 2006

secara kontiyu dari triwulan

pertama hingga triwulan keempat.

Hasil peramalan jumlah total

batubara yang akan diekspor pada

tahun 2006 mencapai 107.368.414

ton.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70247/potongan/S1-2014...meliputi energi dari fosil yang terdiri dari minyak bumi, olahan minyak bumi, gas

9

institusi dan

sektor

produksi

perekonomia

n Indonesia

dari ekspor

batubara.

Analisis

Dampak

Krisis

Keuangan

Global

terhadap

Meningkatnya

Ekspor

Batubara

Sugiarti

(2009)

Indonesia

dan

Negara

Tujuan

Utama

Ekspor

Batubara

1. Meng-

identifikasi

kontribusi

masing-

masing

komoditas

sumberdaya

energi dalam

pengaruhnya

terhadap

ekspor

sumberdaya

Deskriptif sebagai

berikut:

1. Melakukan

agregasi data

nilai ekspor

batubara (dalam

mata uang dan

satuan fisik).

2. data ekspor

batubara yang

telah diagregasi

diurutkan

Pendekatan

Keruangan

1.Pasca krisis menunjukkan bahwa

kontribusi masing-masing

komoditas sumberdaya energi

berbeda-beda dengan proporsi

batubara yang paling banyak

diekspor dan diikuti dengan gas

alam, minyak mentah dan hasil

olahannya, hal ini karena antara

sumberdaya energi yang satu dapat

disubtitusikan dengan yang lainnya

yang lebih murah.

2.Peningkatan eskpor batubara

Page 10: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70247/potongan/S1-2014...meliputi energi dari fosil yang terdiri dari minyak bumi, olahan minyak bumi, gas

10

energi pasca

krisis

keuangan

global

2. Menganalisis

pengaruh

krisis

terhadap

peningkatan

nilai ekspor

batubara

pasca krisis

keuangan

global serta

perubahannya

secara

keruangan.

menurut negara

tujuan utama

dari nilai ekspor

tertinggi.

3. peringkat

dilakukan tanpa

klasifikasi

sehingga

berdasarkan

pada

pengelompokan

BPS, terdapat

13 negara. (Data

diperlakukan

sama dalam

kurun waktu

lima tahun)

pasca krisis karena batubara

memiliki harga yang paling

murah dibanding dengan

sumber energi yang lainnya

sehingga lebih efetif dan

banyak digunakan untuk

mengurangi konsumsi migas.

Ekspor batubara mengalami

peningkatan cukup tinggi di

negara tujuan utama yang

notabene merupakan negara

industri. Ekspor batubara

tertinggi pasca krisis

keuangan global dengan

negara tujuan utama adalah

Cina, yaitu dengan impor

batubara dari Indonesia tahun

2009 dan 2010 masing-masing

39.330,8 ton dan 74.805 ton.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70247/potongan/S1-2014...meliputi energi dari fosil yang terdiri dari minyak bumi, olahan minyak bumi, gas

11

I.5. Tinjauan Pustaka

I.5.1. Sumberdaya Alam dan Energi

Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang terdapat di alam yang

bersifat potensial dan belum dilibatkan dalam proses produksi untuk

meningkatkan persediaan barang dan jasa dalam perekonomian (BPS, 2011).

Sumberdaya alam dan energi meliputi semua yang terdapat di bumi baik yang

hidup maupun benda mati, berguna bagi manusia, terbatas jumlahnya dan

pengusahaannya memenuhi kriteria-kriteria teknologi, ekonomi, sosial dan

lingkungan.

Sumberdaya energi terdiri atas sumberdaya energi yang tidak

terbarukan seperti minyak bumi, gas bumi, gambut, dan batubara serta

sumberdaya alam lain yang terbarukan seperti tenaga air, panas bumi, tenaga

angin, biomassa, dan tenaga matahari. Dilihat dari sumbernya, energi dalam

bentuk yang diberikan alam seperti minyak bumi, gas bumi, batubara, tenaga

air, tenaga panas bumi, tenaga matahari, dan biomassa dikenal sebagai energi

primer. Energi dalam bentuk yang sudah siap dipakai oleh konsumen, seperti

bahan bakar minyak (BBM), gas bumi, batubara yang sudah diolah, dan

tenaga listrik dinamakan energi final. Energi yang diperoleh dari hasil

tambang meliputi minyak bumi, batubara, panas bumi, gambut, dan uranium,

sedangkan yang bukan dari hasil tambang antara lain tenaga matahari, air,

biomassa, angin, dan pemanfaatan energi laut (Bappenas, 1998).

Batubara sebagai Sumber Energi

Endapan batubara adalah salah satu sumber daya alam yang digunakan

sebagai sumber energi alternatif pengganti minyak, sebagai sumber energi

manusia. Penggunaan batubara sebagai sumber energi untuk memenuhi

kebutuhan manusia semakin lama semakin meningkat (Fadhilah, 2008).

Menurut Reksohadiprojo (1988) kebanyakan yang mengkonsumsi

batubara adalah sektor industri dan sebagian sektor transportasi. Sebagai

Page 12: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70247/potongan/S1-2014...meliputi energi dari fosil yang terdiri dari minyak bumi, olahan minyak bumi, gas

12

barang yang fungsional, batubara menjadi sumber energi atau bahan bakar

mesin-mesin yang memproduksi pada suatu proses industri.

Jenis dan Karakteristik Batubara di Indonesia

Batubara merupakan salah satu jenis bahan bakar untuk pembangkit

energi, disamping gas alam dan mimnyak bumi. Berdasarkan atas

penggunaannya sebagai penghasil energi diklasifikasikan:

a. Penghasil energi primer di mana batubara yang langsung dipergunakan

untuk industri misalnya pemakaian batubara sebagai bahan bakar burner

(dalam industri semen dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap); pembakaran

kapur, bata, genting; bahan bakar lokomotif; pereduksi proses metalurgi;

kokas konvensional; bahan bakar tidak berasap (smokeless flues).

b. Penghasil energi sekunder di mana batubara yang tidak langsung

dipergunakan untuk industri misalnya pemakaian batubara sebagai bahan

bakar padat (briket); bahan bakar cair (konversi menjadi bahan bakar air)

dan gas (konversi menjadi bahan bakar gas); bahan bakar dalam industri

penuangan logam (dalam bentuk kokas). Selain itu batubara dipergunakan

bukan sebagai bahan bakar antara lain; sebagai reduktor pada peleburan

timah, pabrik ferro nikel, industri besi dan baja; pemurnian pada industri

kimia (dalam bentuk karbon aktif); pembuatan kalsium karbida (dalam

bentuk kokas dan semi kokas).

Secara umum nilai kalori yang dihasilkan 1 ton batubara equivalen dengan 3

bbl. minyak bumi.

Pada pemanfaatan batubara perlu diketahui sifat-sifat yang akan

ditunjukkan oleh batubara tersebut, baik yang bersifat kimiawi, fisik dan

mekanik. Sifat-sifat ini dapat diperoleh atau disimpulkan dari data kualitas

batubara hasil analisis dan pengujian. Dari sejumlah data kualitas batubara ada

yang dari padanya dapat diambil nilai rata-ratanya, misalnya kandungan air,

abu dan sifat kimia lainnya, tetapi ada juga yang tidak dapat diambil nilai rata-

Page 13: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70247/potongan/S1-2014...meliputi energi dari fosil yang terdiri dari minyak bumi, olahan minyak bumi, gas

13

ratanya, melainkan harus dilihat nilai minimum dan maksimum, seperti pada

nilai hardgrove Index dan Titik leleh abu (Sukandarrumidi, 1995).

Menurut sifatnya batubara di Indonesia terbagi atas 4 macam, yaitu

antrasit, bitumine, sub bitumine, dan lignit. Batubara antrasit memiliki kalor

tinggi yaitu 7000-8000 kkal per kg dan kadar air (H2O) 1-3 persen.

Penggunaannya sebagai bahan bakar dalam tanur putar kurang disukai, karena

akan menghasilkan nyala yang lebih panjang dengan suhu yang relatif lebih

rendah.

Batubara bitumine adalah jenis batubara yang lebih disukai pemakaiannya

sebagai bahan bakar dalam tanur putar, karena mempunyai kandungan volatile

matter yang cukup, tetapi nilai kalorinya relatif tinggi yaitu 7000-8000 kkal per

kg dan kadar air 5-10 persen. Oleh karena itu bitumine dapat menghasilkan

suhu nyala yang lebih tinggi. Batubara sub-bituminous memiliki kadar air 10-

25 persen dengan nilai kalori 5000-6500 kkal per kg.

Sedangkan batubara peringkat rendah itu sendiri (lignit) dicirikan dengan

tingginya kadar air total (30-45 persen) dan juga rendahnya nilai kalor (<5000

kkal per kg). Lignit mempunyai kandungan volatile matter yang tinggi dan

berheating value rendah, tidak disukai karena akan menghasilkan suhu nyala

yang rendah.

I. 5. 2. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Energi

Ekonomi sumberdaya alam merupakan salah satu cabang ilmu ekonomi

yang mencoba menerapkan teori ekonomi (khususnya teori ekonomi mikro)

dalam pengelolaan sumberdaya alam dan energi untuk memenuhi kebutuhan

manusia secara optimal (efisien dan efektif) dan lestari. Sumberdaya secara

ekonomi merupakam seluruh faktor produksi yang diperlukan untuk

menghasilkan output berupa barang dan jasa. Sumberadaya merupakan

komponen yang diperlukan untuk aktivitas ekonomi yang secara langsung

maupun tidak langsung diperlukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan

Page 14: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70247/potongan/S1-2014...meliputi energi dari fosil yang terdiri dari minyak bumi, olahan minyak bumi, gas

14

hidup yang tidak terbatas jumlahnya. Berdasarkan ketentuan tersebut dapat

diartikan bahwa sumberdaya merupakan secara terbatas dalam peranannya

untuk menghasilkan utilitas (kepuasan) melalui proses produksi. Sumberdaya

tersebut diperlukan bukan karena dirinya sendiri melainkan diperlukan sebagai

sarana untuk mencapai tujuan (Suparmoko, 1997).

Ketersediaan sumberdaya yang ada di alam jumlahnya terbatas, sehingga

dalam pengertian ini terdapat beberapa kelompok yang pesimis terhadap

ketercukupan sumberdaya bagi pemenuhan hidup manusia. Hal ini terjadi

karena jumlah penduduk setiap tahun yang terus meningkat sementara alat

pemenuhan kebutuhan hidup manusia (sumberdaya) jumlahnya tetap/ terbatas

(Sukanto,1997). Disisi lain ada sekelompok ilmuwan yang percaya bahwa

sumberdaya itu tidak akan habis, hal ini seiring dengan kemajuan teknologi dan

adanya sumberdaya substitusi yang dapat menggantikan untuk pemenuhan

kebutuhan hidup manusia.

Sumberdaya yang menjadi kendala tersebut secara umum bisa

dikategorikan ke dalam sumberdaya lahan, manusia, modal, teknologi, dan

energi. Sumberdaya ini tidak lain merupakan faktor produksi atau masukan

dalam suatu proses produksi. Jika faktor tenaga kerja, modal dan teknologi

berasal dari manusia, maka sumberdaya alam dan energi lebih bersifat

pemberian alam. Alam telah menyediakan sejumlah sumberdaya alam dan

energi yang melimpah dan dengan pertolongan teknologi sumberdaya tersebut

dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan.

Bagaimanapun juga dengan berkembangnya ekonomi, kebutuhan akan

energi akan terus meningkat. Oleh karena itu, kebijakan energi merupakan

bagian integral dari pembangunan nasional secara menyeluruh, karena

berkaitan erat antara pertumbuhan ekonomi, pertambahan penduduk dan

penyediaan energi.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70247/potongan/S1-2014...meliputi energi dari fosil yang terdiri dari minyak bumi, olahan minyak bumi, gas

15

I. 5. 3. Devisa dan Sumbernya

Bank Indonesia merupakan bank pusat yang betanggungjawab atas

pengaturan dan administrasi system perbankan di Indonesia dan juga yang

bertanggungjawab atas pengaturan lalulintas devisa. Semua mata uang

negara-negara yang berkaitan dengan perdagangan dan hubungan

Internasional bebas dipertukarkan di Indonesia (freely convertible) dan Dana

Moneter Internasional (IMF) telah menyatakan mata uang rupiah sebagai

mata uang yang sepenuhnya “convertible” (dapat ditukarkan dengan mata

uang asing). Transfer valuta asing ke luar negeri, begitu pun sebaliknya

transfer dari luar negeri ke dalam negeri juga bebas.

Valuta asing ini diperlukan untuk:

1. Mengimpor barang-barang konsumsi, bahan baku industri dan sector

produksi lainnya, peralatan dan perlengkapan (barang modal,

perlengkapan pertanahan, keamanan, dan sebagainya).

2. Melunasi jasa pihak asing seperti jasa perbankan, asuransi, pelayaran,

penerbangan, perekayasaan, wisatawan Insdonesia dan sector jasa

lainnya.

3. Membiayai kantor Perwakilan Pemerintah Indonesia (Kedutaan/Konsulat)

di luar negeri.

4. Melunasi hutang luar negeri.

Devisa atau valuta asing atau juga lazim disebut dengan alat-alat

pembayaran luar negeri atau dalam bahasa asing disebut dengan foreign

exchange atau foreign exchange currency, sesungguhnya merupakan tagihan

kita terhadap luar negeri yang dapat dipergunakan untuk melunasi segala

hutang negara kita.

Sumber devisa Indonesia terdiri dari sumber-sumber berikut:

1. Hasil ekspor barang maupun jasa.

2. Pinjaman yang diperoleh dari negara asing.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70247/potongan/S1-2014...meliputi energi dari fosil yang terdiri dari minyak bumi, olahan minyak bumi, gas

16

3. Hadiah atau grant dan bantuan dari badan-badan PBB seperti UNDP,

UNESCO, ILO, dan Pemerintah asing, seperti pemerintah Arab Saudi,

Jepang, dan lainnya.

4. Laba dari penanaman modal di luar negeri, seperti laba yang ditransfer

dari perusahaan milik pemerintah dan warga negara Indonesia yang

berdomisili di luar negeri, termasuk remitan atau transfer yang dilakukan

oleh warga negara Indonesia yang bekerja di luar negeri seperti Malaysia,

Jepang, Timur Tengah, Eropa, dansebagainya.

5. Hasil dari pariwisata Internasional, seperti uang tambang, angkutan, sewa

mobil, penjualan kerajinan, dan lain-lain.

Industrialisasi yang kita jalankan telah memungkinkan pula industri kita

menjadi sumber devisa dengan mengekspor hasil industri migas dan non

migas. Oleh karena mulai melemahnya ekspor migas akhir-akhir ini, maka

semakin populerlah istilah ekspor non migas sebagai andalan sumber devisa

di masa yang akan datang.

I.5.4. Ekspor Indonesia

Peran ekspor dalam perekonomian sebuah negara sangat penting. Ekspor

suatu negara menentukan laju pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga

kerja. Sebagian besar ekspor Indonesia ke pasar internasional didominasi oleh

minyak mentah dan bahan tambang serta berbagai komoditas primer lainnya

(Gustaf, 1987). Namun demikian Indonesia masih mempunyai kesempatan

untuk meningkatkan ekspornya dengan meningkatkan ekspor non migas.

Sebuah sistem perekonomian terbuka berarti memberikan ruang bagi

sebuah negara untuk melakukan perdagangan internasional. Negara

berkembang mengalami keterbatasan sumberdaya untuk mencapai

pertumbuhan ekonomi tinggi. Hal ini dikarenakan rendahnya angka tabungan

domestik di negara berkembang (Sadli, 2002). Oleh karena itu ekonom Neo

Klasik menyarankan agar negara berkembang mengubah strategi

pembangunannya dari inward orientation menjadi outward orientation

Page 17: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70247/potongan/S1-2014...meliputi energi dari fosil yang terdiri dari minyak bumi, olahan minyak bumi, gas

17

(Kuncoro, 2000). Alasannya karena pasar global lebih menjanjikan dan

berpotensi untuk meningkatkan pendapatan nasional negara berkembang

dengan syarat mereka mampu bersaing dalam perekonomian global. Hal ini

yang kemudian menjadi dasar kebijakan orientasi ekspor di negara

berkembang tak terkecuali Indonesia.

I.5.5. Krisis Keuangan Global

Dalam beberapa tahun terakhir perekonomian dunia dihadapkan pada

suatu perubahan drastis yang nyaris tak terbayangkan sebelumnya. Krisis

kredit macet perumahan berisiko tinggi di Amerika Serikat (AS) secara tiba-

tiba berkembang menjadi krisis keuangan global, dan kemudian dalam

hitungan bulan telah berubah menjadi krisis ekonomi yang melanda ke seluruh

dunia. Kuatnya intensitas krisis membuat negara-negara kawasan Asia, yang

semula dianggap relative steril dari dampak krisis, akhirnya sulit bertahan dan

turut pula terkena imbas krisis.

Dampak krisis global tersebut tidak hanya terjadi pada sektor

keuangan, tetapi juga telah merambat ke sektor riil. Kerugian dan

kebangkrutan baik di industry keuangan maupun manufaktur terus terjadi,

yang disusul dengan gelombang pemutusan hubungan kerja di seluruh dunia.

AS, Inggris, Jepang dan sejumlah negara lainnya sudah dinyatakan dalam fase

resesi. Sebagai respon dari krisis yang terjadi, pemerintah maupun bank

sentral berbagai negara telah mengambil sejumlah langkah baik di bidang

fiskal, moneter, maupun perbankan. Namun sejauh ini, langkah-langkah

tersebut belum membuahkan hasil yang signifikan (BI, 2009).

Dampak Krisis Keuangan Global terhadap Perekonomian Global

Krisis yang terjadi di sektor finansial kemudian dengan cepat menjadi

bola salju yang bergulir ke seluruh perekonomian. Jatuhnya harga perumahan

AS, meningkatnya pengambilalihan kepemilikan rumah akibat ketidakmampuan

debitur dalam melakukan pembayaran dan juga kerugian dari aktivitas di pasar

Page 18: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70247/potongan/S1-2014...meliputi energi dari fosil yang terdiri dari minyak bumi, olahan minyak bumi, gas

18

finansial, membuat konmsumen di AS dan Eropa segera kehilangan daya beli.

Kondisi ini kemudian dengan cepat memukul aktivitas bisnis. Selain anjloknya

pembelian konsumen, krisis yang terjadi di pasar finansial menyebabkan banyak

pelaku bisnis yang kehilangan akses pembiayaan, baik melalui perbankan

maupun pasar modal dan pembiayaan lainnya. Lesunya kegiatan bisnis berujung

pada gelombang besar-besaran pemutusan hubungan kerja, yang selanjutnya

semakin menekan daya beli masyarakat. Sejalan dengan pelemahan permintaan

negara-negara maju, harga komoditas dunia baik migas maupun non migas

mengalami penurunan. Dampak krisis keuangan di AS dan Eropa selanjutnya

menyebar ke seluruh dunia, termasuk diantaranya negara-negara emerging

markets (BI, 2009).

Dampak Krisis Keuangan Global terhadap Perekonomian Indonesia

BI (2009) menjelaskan bahwa dampak krisis keuangan global ke

perekonomian Indonesia pada dasarnya melewati dua jalur, yaitu jalur finansial

(financial channel) dan jalur perdagangan (trade channel) atau jalur makroekonomi.

a. Dampak melalui jalur keuangan

Dampak krisis melalui jalur finansial dimungkinkan secara langsung

maupun tidak langsung. Dampak secara langsung akan muncul apabila

bank atau lembaga keuangan memiliki eksposur langsung terhadap

aset-aset yang bermasalah (toxic asset) atau meskipun tidak memiliki

aset yang bermasalah namun memiliki kaitan dengan lembaga

keuangan yang memiliki eksposur yang besar terhadap aset

bermasalah. Selain itu, transmisi dampak krisis melalui jalur finansial

langsung juga muncul melalui aktivitas develeraging, dimana ionvestor

asing yang mengalami kesulitan likuiditas terpaksa menarik dana yang

tadinya ditanamkan di Indonesia.

b. Dampak melalui jalur perdagangan

Intensitas dampak krisis melalui jalur perdagangan telah

mengakibatkan menurunnya kinerja pembayaran Indonesia (NPI).

Page 19: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70247/potongan/S1-2014...meliputi energi dari fosil yang terdiri dari minyak bumi, olahan minyak bumi, gas

19

Tekanan pada kondisi NPI diantaranya didorong oleh memburuknya

kinerja neraca berjalan yang dipicu oleh menurunnya kinerja ekspor,

menyusul melemahnya permintaan global dan anjloknya harga-harga

komoditas dunia. Rentannya ekspor Indonesia terhadap shock di

kondisi eksternal ini sesungguhnya tidak terlepas dari karakteristik

komoditas ekspor Indonesia.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70247/potongan/S1-2014...meliputi energi dari fosil yang terdiri dari minyak bumi, olahan minyak bumi, gas

20

I.6. Kerangka Pemikiran

Krisis keuangan global yang terjadi pada tahun 2008 secara tidak langsung

telah memberikan dampak bagi Indonesia, khususnya pada kondisi ekspor

Indonesia bidang pertambangan migas dan energi non migas. Dampak tersebut

berpengaruh pada ekspor secara nilai ekonomi dan satuan fisik sumber energi.

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

Krisis Keuangan Global 2008

Dampak bagi Indonesia

Dampak terhadap Nilai Ekspor secara Ekonomi

dan Satuan Fisik Sumberdaya Energi

Kontribusi Masing-masing

Komoditas

Sumberdaya Energi: Minyak

Bumi Mentah, Olahan Minyak,

Gas Alam dan Batubara

Distribusi Keruangan Pra,

masa dan Pasca Krisis

Komoditas Batubara

(2006-2010)

Analisis Dampak Krisis Keuangan Global terhadap Meningkatnya

Nilai Ekspor Batubara

Peningkatan Ekspor

Komoditas Batubara

Page 21: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70247/potongan/S1-2014...meliputi energi dari fosil yang terdiri dari minyak bumi, olahan minyak bumi, gas

21

I.7. Batasan Operasional

Sumberdaya energi adalah segala sesuatu yang digunakan untuk

memenuhi kepuasan dan utilitas manusia.

Bahan bakar fosil adalah sumber daya alam yang mengandung

hidrokarbon seperti batu bara, petroleum, dan gas alam (Wikipedia, 2012).

Batubara adalah salah satu bahan bakar dari sisa tumbuhan dari jaman

prasejarah yang berubah bentuk yang awalnya berakumulasi di rawa dan

lahan gambut. Batubara diekspor dalam bentuk batubara mentah, kokas

dan briket.

Ekspor adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh perseorangan atau

badan hukum dalam bentuk menjual barang ke luar negari.

Krisis Ekonomi adalah keadaan perekonomian yang tidak stabil dan

berpengaruh pada turunnya mata uang, bursa saham, dan harga asset

lainnya yang terjadi di suatu negara (Warsono, 1999).

Krisis Keuangan Global adalah krisis keuanan atau financial yang dapat

mengganggu tatanan kehidupan sosial dan ekonomi diseluruh negara

termasuk negara adi daya.

Negara tujuan utama adalah negara yang mempunyai nilai ekspor

terbesar.

Nilai Ekspor adalah nilai suatu barang yang dinyatakan dalam volume

atau satuan fisik dan harga.

Pola adalah persebaran fenomena jumlah dalam satuan fisik dan ekonomi

berdasarkan deret waktu.