bab i pendahuluan -...

30
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi merupakan salah satu fase yang memiliki pengaruh sangat luas bagi kehidupan di seluruh dunia. Globalisasi membuka kesempatan yang lebih besar di segala bidang, termasuk di dalamnya bidang ekonomi dunia. Migrasi internasional menjadi salah satu hasil dari proses globalisasi ekonomi dunia. Terbukanya akses yang lebih lebar ini menjadikan keleluasan yang lebih untuk melaksanakan perjanjian kerja sama antar negara. Perjanjian kerjasama yang menjadi semakin fleksibel inilah yang mendorong semakin maraknya migrasi antar Negara. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) juga turut mempengaruhi proses migrasi, termasuk di dalam migrasi internasional. Perkembangan IPTEK membawa suatu peningkatan baik dari standar hidup maupun gaya hidup yang cenderung bersifat konsumtif. Perubahan standar dan gaya hidup masyarakat secara global tidak diimbangi oleh pendapatan individu. Kebutuhan akan gaya hidup konsumtif tersebut kemudian menjadi rangsangan langsung maupun tidak langsung untuk melakukan rangsangan pendapatan yang lebih tinggi. Migrasi merupakan perpindahan orang dari daerah asal menuju daerah tujuan yang berkaitan langsung dengan pertimbangan keuntungan dan kerugian sebagai landasan pengambilan keputusan bermigrasi. Martin (2003) menyatakan proses perpindahan disebabkan karena adanya perbedaan dari kedua daerah tersebut. Perbedaan kondisi ekonomi merupakan faktor dominan yang mendorong terjadinya migrasi. Terdapat tiga kelompok faktor yang mendorong dilaksanakannya migrasi, yaitu demand pull, supply push, dan network. Demand pull menyatakan suatu kondisi dimana terdapat permintaan karena kekurangan tenaga kerja sehingga menyebabkan terjadinya migrasi. Supply push adalah kondisi terdapat ketidakmampuan lapangan kerja menyerap semua tenaga kerja

Upload: dangngoc

Post on 07-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77330/potongan/S1-2014...Migrasi internasional terjadi melibatkan negara-negara di seluruh dunia

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Globalisasi merupakan salah satu fase yang memiliki pengaruh sangat luas

bagi kehidupan di seluruh dunia. Globalisasi membuka kesempatan yang lebih

besar di segala bidang, termasuk di dalamnya bidang ekonomi dunia. Migrasi

internasional menjadi salah satu hasil dari proses globalisasi ekonomi dunia.

Terbukanya akses yang lebih lebar ini menjadikan keleluasan yang lebih untuk

melaksanakan perjanjian kerja sama antar negara. Perjanjian kerjasama yang

menjadi semakin fleksibel inilah yang mendorong semakin maraknya migrasi

antar Negara.

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) juga turut

mempengaruhi proses migrasi, termasuk di dalam migrasi internasional.

Perkembangan IPTEK membawa suatu peningkatan baik dari standar hidup

maupun gaya hidup yang cenderung bersifat konsumtif. Perubahan standar dan

gaya hidup masyarakat secara global tidak diimbangi oleh pendapatan individu.

Kebutuhan akan gaya hidup konsumtif tersebut kemudian menjadi rangsangan

langsung maupun tidak langsung untuk melakukan rangsangan pendapatan yang

lebih tinggi.

Migrasi merupakan perpindahan orang dari daerah asal menuju daerah

tujuan yang berkaitan langsung dengan pertimbangan keuntungan dan kerugian

sebagai landasan pengambilan keputusan bermigrasi. Martin (2003) menyatakan

proses perpindahan disebabkan karena adanya perbedaan dari kedua daerah

tersebut. Perbedaan kondisi ekonomi merupakan faktor dominan yang mendorong

terjadinya migrasi. Terdapat tiga kelompok faktor yang mendorong

dilaksanakannya migrasi, yaitu demand pull, supply push, dan network. Demand

pull menyatakan suatu kondisi dimana terdapat permintaan karena kekurangan

tenaga kerja sehingga menyebabkan terjadinya migrasi. Supply push adalah

kondisi terdapat ketidakmampuan lapangan kerja menyerap semua tenaga kerja

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77330/potongan/S1-2014...Migrasi internasional terjadi melibatkan negara-negara di seluruh dunia

2

yang ada di suatu daerah sehingga mengharuskan penduduk berpindah ke tempat

lain guna memenuhi kebutuhan. Network factor mengandung unsur informasi

yang mampu membantu migran untuk mengambil keputusan bermigrasi.

Migrasi internasional terjadi melibatkan negara-negara di seluruh dunia.

Wilayah Asia pun turut terlibat dari adanya proses migrasi internasional.

Fenomena migrasi antar negara telah lama terjadi pada zaman sebelum perang

dunia kedua. Migrasi antar negara pada masa tersebut dipengaruhi oleh

kedatangan dari bangsa Eropa yang mendiami beberapa wilayah di Asia.

Pergerakan tenaga kerja di wilayah Asia Timur dan Tenggara, khususnya, dimulai

pada akhir abad ke-19 yang dipengaruhi oleh kebutuhan pemerintah kolonial akan

tenaga kerja. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Inggris dalam

memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja mengambil pekerja asing dari Cina

Selatan, India Selatan, dan Pulau Jawa sebagai tenaga kerja perkebunan di Malaya

(Kassim dalam United Nations, 2003). Tidak hanya terjadi pergerakan tenaga

kerja antar negara di Asia. Tenaga kerja Asia juga melakukan pergerakan ke

Amerika. Tenaga kerja yang kebanyakan melakukan pergerakan ini adalah tenaga

kerja Asia Timur yaitu Cina dan Jepang. Hugo (1998) menyatakan bahwa migrasi

tenaga kerja internasional di Asia merupakan kompleksitas proses yang berasal

dari keterkaitan perubahan ekonomi, sosial, dan politik yang ada, terlebih karena

adanya kecenderungan pengaruh dari proses globalisasi.

Sekitar tahun 1970, migrasi internasional yang terjadi di wilayah Asia

Tenggara mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan adanya kebutuhan negara-

negara penghasil minyak di Asia Barat akan tenaga kerja migran pada tahun 1973

bersamaan dengan kenaikan harga minyak dunia. Filipina merupakan negara yang

paling banyak melakukan migrasi antar negara keluar dari Asia Tenggara pada

tahun tersebut. Lebih dari dua per tiga pekerja yang berasal dari Filipina

mendapatkan kerja di Asia Barat, atau sekitar 29.000 orang dari 42.000 orang

pekerja (United Nations, 2003).

Migrasi internasional yang banyak terjadi di wilayah Asia Tenggara adalah

migrasi yang melibatkan pergerakan tenaga kerja tidak tetap. Kondisi ini

kemudian berubah seiring dengan meningkatnya kebutuhan negara-negara

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77330/potongan/S1-2014...Migrasi internasional terjadi melibatkan negara-negara di seluruh dunia

3

penghasil minyak di Asia Barat, seperti yang dijelaskan sebelumnya, akan tenaga

kerja pada tahun 1973. Kenaikan jumlah migran internasional (migran keluar)

terjadi di sejumlah negara yang memiliki kelebihan tenaga kerja. Negara di Asia

merupakan tujuan terbanyak negara-negara di Asia Tenggara tersebut. Terdapat

dua tipe migrasi tenaga kerja internasional di Asia Tenggara. Tipe pertama adalah

tipe yang dominan terjadi. Tipe ini terdiri dari pekerja yang unskilled maupun

semi-skilled. Pekerja ini dipekerjakan dengan upah dan status rendah yang biasa

disebut pekerjaan 3D (Dirty, Dangerous, and Difficult). Pekerja yang termasuk di

dalam tipe ini biasanya berasal dari Indonesia, Thailand, Filipina, Myanmar, dan

Vietnam. Tipe kedua yaitu pekerja yang memiliki keahlian dan keterampilan

tinggi. Pekerja yang masuk dalam tipe ini berasal dari Singapura, Malaysia, dan

Filipina, termasuk juga sedikit dari Indonesia (Hugo, 2004). Tenaga kerja

internasional yang dimiliki oleh Asia Tenggara secara umum cenderung berlatar

belakang pendidikan relatif rendah dan keterampilan yang kurang memadai

(Gardner dalam Haris, 1997).

Migrasi internasional awalnya hanya dipandang sebagai salah satu macam

mobilitas penduduk dalam memenuhi tantangan hidup serta merupakan hal yang

berkaitan dengan pribadi masing-masing. Sejak terjadinya krisis ekonomi pada

tahun awal abad 20 atau tepatnya 1997. Krisis ekonomi secara cepat juga

menyebar di daerah Hongkong, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Republik

Korea. Krisis ekonomi ini kemudian menyebabkan semakin melambannya

pertumbuhan ekonomi negara. Krisis ekonomi kemudian menyebabkan semakin

banyaknya pengangguran di negara asal migran serta perubahan alokasi pekerjaan

bagi tenaga kerja asing dan lokal di negara tujuan. Migran dianggap sebagai suatu

beban bagi negara penerima. Krisis ekonomi yang terjadi kemudian menyebabkan

adanya campur tangan dari pemerintah negara setempat. Pemerintah saat itu

menjadikan pengiriman migran internasional sebagai salah satu strategi bertahan

di saat krisis melanda. Pemerintah Indonesia juga melakukan adaptasi strategi

yang sama untuk memulihkan kondisi perkekonomian negara. Migrasi

internasional oleh negara berkembang kemudian dipandang sebagai suatu strategi

kebijakan yang ditempuh untuk mengurangi masalah perekonomian negara.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77330/potongan/S1-2014...Migrasi internasional terjadi melibatkan negara-negara di seluruh dunia

4

Negara pengirim migran seperti Indonesia, menjadikan migrasi internasional

sebagai upaya untuk mengurangi masalah pengangguran, meningkatkan devisa

negara, dan mendorong pertumbuhan ekonomi baik dalam skala individu maupun

negara.

Kebijakan pengiriman migran bahkan dijadikan sebagai salah satu rencana

pembangunan bagi negara berkembang sebagai respon keberadaan remitan yang

hadir dari proses migrasi internasional. Martin (2001) berpendapat bahwa aliran

dana remitan merupakan kontribusi penting dari migran pada negara asalnya yang

secara umum merupakan negara yang sedang berkembang. Remitan yang menuju

negara sedang berkembang meningkat dua kali lipat dari sebesar US$ 33 miliar

tahun 1991 menjadi US$ 65 miliar tahun 1999. Remitan yang menuju negara

berkembang sebesar 62,1% dari total remitan dunia pada tahun 1999. Indonesia,

Kolumbia, Peru, dan Mexico merupakan empat negara yang menerima aliran dana

remitan yang begitu besar.

Keberadaan remitan dianggap sebagai hal yang penting bagi

perekonomian negara, termasuk pula Indonesia. Tenaga kerja yang berasal dari

Nusa Tenggara Timur, salah satu provinsi sebagai kantong TKI di Indonesia,

tercatat mengirimkan remitan sebesar kurang lebih 120 miliar per tahunnya.

Besarnya remitan yang dikirim oleh para TKI yang berada di Malaysia ini lebih

tinggi dibandingkan dengan anggaran belanja provinsi yang hanya sekitar 80,4

miliar rupiah (Dwiyanto dalam Sukamdi, 2004). Peranan remitan lebih lanjut

dijelaskan oleh Dilip Ratha (2003) dalam Human Right Watch (-) bahwa remitan

yang diperoleh dari proses migrasi merupakan sumber pendapatan yang lebih

dapat diandalkan dibandingkan dengan penanaman modal asing langsung,

Remitan dianggap kurang rentan terhadap fenomena gejolak ekonomi

dibandingkan dengan penanaman modal asing langsung.

1.2 Perumusan Masalah

Asia Tenggara merupakan negara pengirim tenaga kerja internasional

dalam jumlah besar selama proses migrasi internasional terjadi. Latar belakang

pendidikan dan keterampilan yang rendah dapat membuka kesempatan masuknya

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77330/potongan/S1-2014...Migrasi internasional terjadi melibatkan negara-negara di seluruh dunia

5

tenaga kerja internasional dari negara-negara di Asia Tenggara yang lebih maju

maupun negara-negara di luar kawasan Asia Tenggara. Arus migrasi yang terjadi

di Asia Tenggara memiliki dampak yang secara umum diperoleh oleh negara

pelaku migrasi internasional lainnya, salah satunya yaitu penerimaan remitan.

Remitan merupakan uang yang masuk atau kembali ke negara asal migran dan

dapat berfungsi mendukung perekonomian pada skala lokal maupun nasional.

Arus migrasi dan remitan negara-negara Asia Tenggara perlu dikaji secara spasial

sehingga dapat diketahui pola umum yang terbentuk. Kajian spasial dapat

memberikan gambaran yang lebih komunikatif mengenai migrasi internasional

yang terjadi sehingga mampu memberikan masukan terkait kebijakan migrasi

internasional, khususnya bagi Indonesia. Menariknya topik pergerakan pergerakan

pekerja migran internasional menjadikan penelitian ini mengkaji mengenai “Arus

Migrasi dan Remitan Indonesia dalam Konteks Negara-Negara Asia

Tenggara Tahun 2010“.

Berdasarkan perumusan masalah yang ada, muncul pertanyaan

penelitian sebagai berikut:

1. bagaimana pola arus migrasi dan remitan negara-negara di Asia Tenggara

tahun 2010?

2. apa faktor-faktor yang memengaruhi pemilihan negara tujuan migrasi negara-

negara di Asia Tenggara tahun 2010?

3. bagaimana posisi Indonesia dalam migrasi internasional Intra Asia Tenggara

dan Inter Asia Tenggara?

1.3 Tujuan Penelitian

Arus Migrasi dan Remitan Indonesia dalam Konteks Negara-Negara Asia

Tenggara Tahun 2010 perlu dilakukan untuk dapat memberikan gambaran yang

lebih komunikatif mengenai migrasi internasional yang terjadi. Oleh karena itu,

tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. menemukenali pola arus migrasi dan remitan negara-negara di Asia Tenggara

tahun 2010

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77330/potongan/S1-2014...Migrasi internasional terjadi melibatkan negara-negara di seluruh dunia

6

2. menemukenali faktor-faktor yang memengaruhi pemilihan negara tujuan

migrasi negara-negara di Asia Tenggara tahun 2010

3. mengkaji posisi Indonesia dalam migrasi internasional Intra Asia Tenggara

dan Inter Asia Tenggara

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat antara lain:

1. Bagi peneliti, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana S1 di

Fakultas Geografi UGM.

2. Bagi peneliti yang akan datang, sebagai referensi dalam pengembangan

penelitian yang terkait dengan migrasi internasional migran beserta remitan.

3. Bagi pemerintah Indonesia, dalam hal ini Kementrian Tenaga Kerja, sebagai

bahan masukan dalam merumuskan kebijakan terkait pekerja migran.

1.5 Keaslian Penelitian

Penulisan penelitian ini menggunakan hasil penelitian sebelumnya yang

dipublikasikan baik dalam lingkup nasional maupun internasional sebagai

referensi penulisan penelitian. Penelitian ini secara garis besar melihat serta

mengkaji secara keruangan arus migrasi dan remitan negara-negara di Asia

Tenggara. Beberapa referensi tersebut disajikan dalam bentuk tabel (Tabel 1.1)

yang dilampirkan dalam penelitian ini.

Asian Development Bank pada tahun 2005 meneliti mengenai Brain Drain

Versus Brain Gain: The Study of Remittances in Southeast Asia and Promoting

Knowledge Exchange Through Diasporas. Penelitian ini mengidentifikasi trend

dan pola aliran remitan regional. Migran Indonesia, Malaysia, dan Filipina

sebanyak kurang lebih 2 juta orang mengirimkan US$ 3 miliar ke negara asalnya.

Kebanyakan penerima remitan adalah orangtua migran. Remitan menjadikan

pendapatan yang diterima lebih besar daripada rata-rata pendapatan nasional.

Penelitian lain yang berkaitan dengan migrasi internasional di kawasan

Asia, tepatnya Asia Pasifik, dilakukan oleh Graeme Hugo pada tahun 2005.

Penelitian ini terkait dengan migrasi yang terjadi di kawasan Asia Pasifik.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77330/potongan/S1-2014...Migrasi internasional terjadi melibatkan negara-negara di seluruh dunia

7

Penelitian yang berjudul Migration in the Asia-Pasific Region mengungkapkan

bahwa terdapat perubahan pola migrasi internasional serta masuknya wanita

dalam kegiatan migrasi internasional. Perubahan fenomena migrasi yang terjadi di

kawasan Asia akan membawa dampak bagi perubahan sosial, ekonomi, politik,

dan kondisi demografi.

Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Wisnu Harto Adi Wijoyo pada

tahun 2011 yang meneliti mengenai determinan migrasi internasional terkait

migrasi netto negara ASEAN+6 (Cina, Jepang, Korea Selatan, India, Australia,

dan Arab Saudi) dan gravitasi migrasi keluar dari Indonesia. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pola migrasi yang terjadi secara historis di ASEAN

dengan memasukkan negara lain yang memiliki kaitan erat dengan ASEAN

selama tiga dekade terakhir. Penelitian ini memiliki hasil bahwa faktor penarik

seperti lebih tingginya pendapatan di negara tujuan berlaku lebih kuat

dibandingkan dengan faktor pendorong. ASEAN+6 mengikuti pola dari teori

neoklasik dan dualisme tenaga kerja. Sementara Indonesia masih relevan dengan

teori neoklasik. Hasil analisis dalam penelitian ini mengindikasikan bahwa untuk

kasus ASEAN+6 faktor penarik (pendapatan perkapita) lebih kuat dibandingkan

faktor pendorong (tingkat pengangguran), sementara untuk Indonesia hanya rasio

pendapatan perkapita yang terbukti berkorelasi positif dengan migrasi keluar

Indonesia.

Rupa Chanda, seorang profesor Ekonomi dari Indian Institute of

Management Bangalore, meneliti Migrasi antara Asia Selatan dan Asia Tenggara

pada tahun 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tren dan isu-isu yang

berada di kedua kawasan tersebut. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa baik

Asia Tenggara maupun Asia Selatan sangat penting peranannya dalam pergerakan

migrasi Asia. Migran yang berasal dari Asia Selatan ke Asia Tenggara terdiri dari

migran berketerampilan rendah maupun tinggi. Pasar kerja yang menjadi tujuan

utama di Asia Tenggara adalah Singapura dan Malaysia. Hubungan migrasi kedua

negara ini diwarnai dengan banyak masalah, seperti kekerasan, diskriminasi, serta

perebutan hak pekerja.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77330/potongan/S1-2014...Migrasi internasional terjadi melibatkan negara-negara di seluruh dunia

8

Beberapa penelitian tersebut cenderung membahas migrasi internasional

dari sudut pandang ekonomi saja, aspek keruangan masih belum dijadikan sebagai

pendekatan penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh Graeme Hugo pada tahun

2005 sudah memasukkan peta sebagai sarana representatif dari data spasial yang

ada. Namun pendekatan yang dipakai belum menekankan lebih dalam pada

pendekatan keruangan.

Penelitian berjudul “Arus Migrasi dan Remitan Indonesia dalam Konteks

Negara-Negara Asia Tenggara Tahun 2010 “ lebih lanjut dapat menjadi penelitian

lanjutan atau update dari penelitian yang dilakukan oleh Graeme Hugo pada tahun

2005. Penelitian ini menitikberatkan pada penyajian data secara spasial dengan

menyajikan peta arus migrasi dan remitan. Penelitian ini mengambil cakupan

penelitian pada skala yang lebih kecil dibandingkan dengan penelitian yang telah

Graeme Hugo lakukan. Penetapan Asia Tenggara sebagai obyek penelitian

dikarenakan peranan Asia Tenggara yang teramati cukup besar berkaitan dengan

proses migrasi yang terjadi di dunia. Indonesia merupakan negara yang dibahas

lebih mendalam dalam penelitian karena tingginya minat orang Indonesia untuk

bermigrasi ke luar negeri. Keputusan Tahun 2010 dipilih sebagai tahun yang akan

diteliti dikarenakan update data terbaru yang tersedia terkait jumlah migrasi yang

terjadi. Penelitian ini juga menggunakan analisis data deskriptif dari data sekunder

yang ada. Faktor-faktor yang dibahas dalam kajian penelitian ini hanya

menekankan pada faktor ekonomi. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian

ini merupakan pendekatan keruangan terkait interaksi satu negara dengan negara

lainnya.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77330/potongan/S1-2014...Migrasi internasional terjadi melibatkan negara-negara di seluruh dunia

9

Tabel 1.1. Keaslian Penelitian

No Judul Penelitian/ Tahun Nama Penulis Hasil Penelitian

1 Brain Drain Versus Brain Gain:

The Study of Remittances in

Southeast Asia and Promoting

Knowledge Exchange Through

Diasporas/ 2005

Asian Development Bank Lebih dari 2 juta migran Indonesia, Malaysia, dan

Filipina yang tinggal di Hongkong, Jepang,

Malaysia, dan Singapura mengirimkan uang sekitar

US$ 3 miliar. Penerima remitan banyaknya adalah

orang tua migran

Pentingnya peraturan di negara asal maupun tujuan

terkait perputaran uang remitan guna mengekang

atau mengurangi pencucian uang ataupun aktivitas

kriminal lainnya

Pengirim dan Penerima Remitan memiliki sedikit

kontak dengan bank perantara ketika remitan

ditransfer dalam bentuk tabungan

Perantara finansial dan Transfer Remitan memiliki

koneksi terlemah sebagai hal yang sangat penting

dari hubungan antara remitan dan pembangunan

2 Migration in the Asia-Pasific

Region/ 2005

Graeme Hugo Terjadi peningkatan mobilitas penduduk dalam

skala dan kompleksitas perpindahan penduduk yang

menyebabkan perubahan di kondisi sosial, ekonomi,

politik, dan demografi

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77330/potongan/S1-2014...Migrasi internasional terjadi melibatkan negara-negara di seluruh dunia

10

Lanjutan Tabel 1.1 ....

Adanya peningkatan kualitas jaringan sosial antara

negara sedang berkembang menuju negara maju

akan menjadikan negara berkembang lebih

mendorong dan memfasilitasi migrasi

Terjadi banyak dilema yang dialami oleh unskilled

workers (notabene mayoritas pekerja migran

internasional asal Asia)

3 Determinan Migrasi Intenasional:

Migrasi Netto Studi Kasus

ASEAN+6 dan Gravitasi Migrasi

Keluar dari Indonesia / 2011

Wisnu Harto Adi Wijoyo Faktor penarik seperti lebih tingginya pendapatan di

negara tujuan berlaku lebih kuat dibandingkan

dengan faktor pendorong

ASEAN+6 mengikuti pola dari teori neoklasik dan

dualisme tenaga kerja. Sementara Indonesia masih

relevan dengan teori neoklasik.

4 Migration between South and

Southeast Asia: Overview of

Trend and Issues/ 2012

Rupa Chanda Asia Tenggara maupun Asia Selatan sangat penting

peranannya dalam pergerakan migrasi Asia.

Migran yang berasal dari Asia Selatan ke Asia

Tenggara terdiri dari migran berketerampilan rendah

maupun tinggi.

Pasar kerja yang menjadi tujuan utama di Asia

Tenggara adalah Singapura dan Malaysia.

Hubungan migrasi kedua negara ini diwarnai

dengan banyak masalah, seperti kekerasan.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77330/potongan/S1-2014...Migrasi internasional terjadi melibatkan negara-negara di seluruh dunia

11

Lanjutan Tabel 1.1 ....

5 Arus Migrasi dan Remitan

Indonesia dalam Konteks Negara-

Negara Asia Tenggara Tahun

2010/ 2014

Lucky Anggi Dinamika Migrasi masuk dan keluar negara-

negara Asia Tenggara tergolong sangat tinggi.

Hubungan antara jumlah migran dan remitan

belum tentu bersifat linier. Besarnya remitan

juga dipengaruhi oleh jenis pekerjaan migran

dan tingkat upah berlaku di negara tujuan.

Dinamika yang tinggi turut pula menghadirkan

pola spasial yang terjadi pada migrasi masuk

dan keluar negara – negara di Asia Tenggara.

Pola spasial yang terjadi pada migrasi keluar

oleh negara-negara Asia Tenggara adalah

kecenderungan migrasi South – North (negara

berkembang menuju negara maju). Sedangkan

kecenderungan pola spasial yang berlaku pada

migrasi masuk Asia Tenggara adalah migrasi

South – South (negara berkembang menuju

negara berkembang).

Terjadi migrasi berskala lokal kawasan yang

tinggi dikarenakan negara asal migrasi masuk

Asia Tenggara didominasi oleh negara-negara

Asia Tenggara lainnya.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77330/potongan/S1-2014...Migrasi internasional terjadi melibatkan negara-negara di seluruh dunia

12

Lanjutan Tabel 1.1 ....

Faktor ekonomi berupa tingginya pendapatan

per kapita yang dimiliki oleh negara tujuan

menjadi faktor utama terjadinya migrasi di Asia

Tenggara beserta pemilihan negara tujuan.

Namun, pertimbangan terkait dengan jarak,

jaringan yang sudah ada di antara dua negara,

dan kondisi pasar kerja kedua negara juga turut

menjadi faktor terjadinya migrasi beserta

pemilihan negara tujuan di samping faktor

pendapatan per kapita.

Migran asal Indonesia cenderung memilih

menjalani pekerjaan kasar (blue collar

workers), pekerjaan informal serta pekerjaan

domestik atau dapat dikatakan sebagai

pekerjaan 3D (Dirty, Dangerous, Difficult)

sehingga seringkali menjadikan pekerja migran

asal Indonesia sebagai korban atas hubungan

kerja yang ada.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77330/potongan/S1-2014...Migrasi internasional terjadi melibatkan negara-negara di seluruh dunia

13

1.6 Tinjauan Pustaka

1.6.1 Konsep dan Teori Migrasi Internasional

Migrasi adalah perpindahan penduduk yang melintasi batas wilayah

menuju ke batas wilayah lain dalam periode waktu tertentu (Mantra, 2000).

Migrasi penduduk dapat bersifat permanen maupun non-permanen Migrasi dapat

dibedakan menjadi dua jenis, yaitu migrasi internal dan migrasi internasional.

Migrasi internal merupakan migrasi yang terjadi hanya pada lingkup kecil atau

hanya dalam cakupan satu negara, antar provinsi, kota ataupun batas administrasi

yang lain. Sedangkan migrasi internasional, merupakan migrasi dalam lingkup

lebih luas, atau antar negara. Menurut Lee (2000) migrasi internasional

merupakan aktivitas perpindahan penduduk yang mencakup aspek perubahan

tempat tinggal, tujuan bermigrasi maupun keinginan menetap atau tidak menetap

di daerah tujuan. Migrasi dapat dianggap sebagai penyeimbang pasar kerja yang

ada karena migrasi dilakukan menuju daerah yang dianggap menjanjikan

kehidupan yang lebih baik.

Zelinsky (1971) seperti dikutip Hanafie (2010) menyatakan bahwa

terdapat hubungan antara tingkat modernisasi suatu daerah dengan perkembangan

mobilitas penduduk. Mobilitas permanen cenderung meningkat pada masyarakat

modern. Ravenstein (1895) dalam Bandono (2010) mengembangkan The Laws of

Migration. Ravenstein menyatakan hukum migrasi dalam tujuh butir. Ravenstein

beranggapan bahwa pada saat hukum tersebut dikembangkan faktor ekonomi

merupakan faktor yang sangat kuat memengaruhi migrasi. Hal ini tetapi juga tidak

memberikan satu anggapan bahwa faktor non-ekonomi dapat diabaikan dengan

mudah. Hukum Migrasi yang dinyatakan oleh Ravenstein (1885) seperti yang

dikutip Lee (2000) adalah sebagai berikut:

a. Migrasi memiliki keterkaitan kuat dengan jarak.

Migrasi memiliki kecenderungan dilakukan pada jarak dekat. Jikapun

memang ada, migrasi dengan jarak jauh umumnya menuju ke pusat

perdagangan dan industri.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77330/potongan/S1-2014...Migrasi internasional terjadi melibatkan negara-negara di seluruh dunia

14

b. Migrasi berlangsung secara bertahap

Turunnya jumlah penduduk di pedesaan akibat migrasi ke kota akan

digantikan oleh migran dari tempat yang lebih jauh. Hal ini akan terus terjadi

hingga daya tarik dari kota-kota yang tumbuh tersebut dapat mempengaruhi

daerah pelosok.

c. Migrasi menimbulkan arus balik

Tiap arus migrasi akan menimbulkan arus balik sebagai penggantinya.

d. Perbedaan minat migrasi penduduk desa dan kota

Oleh karena sudah cukup terpenuhinya sebagian besar kebutuhan dari

penduduk kota, minat migrasi yang ada cenderung lebih kecil.

e. Perempuan cenderung bermigrasi ke daerah dekat

Hal ini terkait dengan peranannnya dalam rumah tangga ataupun

bermasyarakat. Kewajiban untuk mengurus rumah tangga, tidak

memungkinkan untuk melakukan migrasi jarak jauh.

f. Perubahan teknologi dan komunikasi cenderung meningkatkan migrasi

g. Motif ekonomi mendominasi pengambilan keputusan bermigrasi.

Menurut Todaro (2003) migrasi berkembang karena perbedaan-perbedaan

antara pendapatan yang diharapkan dan yang terjadi di daerah perdesaan dan di

daerah perkotaaan. Model migrasi Todaro berisi transfer tenaga kerja sektor

tradisional ke sektor modern. Teori migrasi menurut Todaro menyatakan bahwa

terdapat unsur-unsur migrasi, yaitu:

a. Migrasi terutama sering dirangsang oleh pertimbangan ekonomis yang

rasional. Misalnya pertimbangan manfaat dan biaya, terutama sekali secara

finansial tetapi juga secara psikologis.

b. Keputusan untuk bermigrasi lebih tergantung pada perbedaan upah riil yang

diharapkan dari pada yang terjadi antara perdesaan dan perkotaaan. Dimana

perbedaan yang diharapkan itu ditentukan oleh interaksi antara dua variabel

yaitu perbedaan upah perdesaan-perkotaaan yang terjadi dan kemungkinan

untuk memperoleh pekerjaan di sektor perkotaan.

c. Kemungkinan untuk memperoleh pekerjaan di perkotaan berhubungan

terbalik dengan tingkat pengangguran di perkotaan.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77330/potongan/S1-2014...Migrasi internasional terjadi melibatkan negara-negara di seluruh dunia

15

Terdapat berbagai macam konsep dan definisi terkait dengan migrasi

internasional. Faktor waktu menjadi salah satu pertimbangan timbulnya perbedaan

definisi serta konsep tentang migrasi internasional. Secara garis besar, migrasi

internasional dapat dibedakan menjadi dua cakupan, berdasarkan aspek spasial

dan waktu. Namun, aspek spasial merupakan aspek yang dianggap cenderung

kurang berpengaruh terhadap penentuan status migrasi individu. Migrasi

internasional merupakan hasil dari perubahan ekonomi, sosial, dan politik yang

kemudian memengaruhi keputusan bermigrasi. Migran membuat keputusan

berdasarkan jaringan-jaringan hubungan personal, pengalaman yang sudah ada,

dan keyakinannya (Keban, 1998).

Migrasi internasional tidak dilakukan oleh sembarang orang. Proses

migrasi internasional berlangsung selektif, hanya orang dengan karakteristik

pribadi dan dari daerah tertentu pula yang dapat melakukan migrasi. Hubungan

ekonomi, politik, dan budaya internasional memiliki peran penting dalam

menentukan arus migrasi internasional (Kasto, 2002)

Terdapat empat tipe kajian migrasi internasional (ICPD, 1994) dalam

Mantra et al (2001). Pertama, pembangunan dan migrasi internasional dimana

migrasi dilihat melalui konteks hubungan negara pengirim dan penerima dalam

pembangunan sebagai bentuk saling menguntungkan. Kedua, migran yang

terdaftar. Tipe ini fokus pada upaya yang dilakukan oleh negara penerima kepada

migran yang telah terdaftar serta memenuhi persyaratan lama tinggal bagi

keluarga migran, serta perlakuan hak asasi yang sama seperti warga negara.

Ketiga, migran yang tidak terdaftar. Tipe ini fokus pada bentuk kebijakan migrasi

yang perlu diambil oleh pemerintah negara penerima dan pengirim agar terjadi

pengurangan jumlah migran illegal hingga pencegahan terhadap terjadinya

eksploitasi. Keempat, pengungsi, pencari suaka, dan orang terlantar. Fokus kajian

keempat terletak pada penanganan akar masalah dari adanya pengungsi dan

orang-orang yang terusir dari negaranya, terkait konflik ataupun yang lainnya.

Pelaksanaan migrasi internasional tidak terlepas dari pengaruh faktor

ekonomi yang membuat individu melakukan perpindahan melewati batas antar

negara. Faktor ekonomi dipandang sebagai faktor kuat terjadinya perpindahan.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77330/potongan/S1-2014...Migrasi internasional terjadi melibatkan negara-negara di seluruh dunia

16

Cohen (1996) membedakan teori dan konsep migrasi menjadi empat, yaitu (a)

teori ilmu ekonomi neo-klasik (makro ekonomi) - teori ilmu ekonomi neo-klasik

(mikro ekonomi); (b) teori ekonomi baru; (c) teori Dual Labor Market; (d) teori

World System.

Teori ilmu ekonomi neo-klasik merupakan teori migrasi tertua. Teori

neoklasik memandang bahwa perbedaan jumlah upah antar dua region/ wilayah

adalah alasan utama terjadinya migrasi tenaga kerja (Wijoyo, 2011). Cohen

(1996) kemudian membagi teori neo-klasik menjadi dua bagian, yaitu makro

ekonomi dan mikro ekonomi. Teori neo-klasik makro ekonomi menekankan pada

perbedaan geografis dalam hal pasokan dan permintaan tenaga kerja. Teori neo-

klasik mikro ekonomi menyatakan bahwa pelaku migrasi merupakan pribadi

rasional yang mengambil keputusan bermigrasi menggunakan perhitungan biaya-

manfaat. Perhitungan biaya-manfaat kemudian membuat pelaku migrasi berharap

mendapatkan keuntungan dari kegiatan migrasi.

Teori ekonomi baru tenaga kerja menyatakan bahwa keputusan bermigrasi

tidak dibuat semata-mata oleh individu, tetapi dipengaruhi oleh unit yang lebih

besar, seperti keluarga atau rumah tangga. Stark (1985) dalam Wijoyo (2011)

menyatakan bahwa salah satu kemungkinan untuk mengurangi resiko terkait

pendapatan rumah tangga adalah dengan tambahan pendapatan yang berasal dari

remitan anggota keluarga. Remitan memiliki dua konsekuensi, bersifat positif

terhadap pembangunan negara (berkembang) atau produktivitas dalam negeri

berkurang sebagai akibat dari berkurangnya tenaga kerja akif di dalam negeri

(Jennisen 2004 dalam Wijoyo, 2011).

Teori Dual-Labor Market menjelaskan bahwa migrasi internasional

disebabkan oleh permintaan akan buruh migran dari negara maju (Piore dalam

Cohen, 1996). Piore menjelaskan mengenai kemungkinan alasan permintaan

tenaga kerja asing di negara maju, yaitu: kekurangan tenaga kerja secara umum,

kebutuhan untuk mengisi pekerjaan tingkat bawah (unskilled labor), dan

kekurangan tenaga kerja pada sektor sekunder suatu negara. Migrasi internasional

menurut teori ini terjadi karena kekuatan faktor penarik yang lebih sehingga para

migran berbondong-bondong pindah ke negara tujuan migrasi.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77330/potongan/S1-2014...Migrasi internasional terjadi melibatkan negara-negara di seluruh dunia

17

Teori World System menekankan bahwa migrasi internasional merupakan

dampak dari proses perkembangan ekonomi kapitalis di berbagai negara

(Richmond dalam Cohen, 1996). Sistem kapitalisme memaksa negara untuk

mencari sumberdaya alam baru, sumberdaya manusia baru yang lebih murah serta

pasar baru. Migrasi internasional hadir dan terjadi untuk mengisi celah-celah

kapitalisme.

Migrasi yang dilakukan oleh penduduk dunia kini tidak terbatas hanya

pada migrasi internal, melainkan migrasi internasional. Maraknya migrasi

internasional ini dapat dikarenakan karena sudah semakin lengkapnya sarana

prasarana dalam memfasilitasi terjadinya migrasi. Migrasi internasional dapat

menjadi salah satu cara adaptasi penduduk dalam menghadapi tantangan pasar

kerja global.

1.6.2 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Migrasi

Pada dasarnya orang berpindah tempat akan senantiasa di dukung oleh

berbagai alasan, alasan yang sifatnya pribadi, alasan lingkungan dan lain

sebagainya. Menurut Everett S. Lee dalam Mantra (2000) terdapat 4 faktor yang

mempengaruhi arus migrasi, yaitu:

1. faktor-faktor yang terdapat di daerah asal, seperti sempitnya lapangan kerja

yang ada di daerah asal.

2. faktor-faktor yang terdapat di tempat tujuan, seperti tawaran upah yang

cenderung lebih tinggi.

3. rintangan antara, seperti kondisi fisik antara darah asal dan daerah tujuan

4. faktor individu

Empat faktor tersebut di atas merupakan faktor yang dapat memengaruhi

migrasi penduduk. Keempat faktor tersebut secara umum dapat dibagi menjadi

dua jenis faktor menurut asalnya, yaitu faktor yang bersifat internal dan ekternal.

Faktor individu merupakan satu-satunya faktor yang bersifat internal atau berasal

dari dalam diri migran. Faktor individu dapat dikatakan sebagai faktor utama

terciptanya keputusan dilakukannya perpindahan atau tidak.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77330/potongan/S1-2014...Migrasi internasional terjadi melibatkan negara-negara di seluruh dunia

18

Sumber: Mantra, 2000

Gambar 1.1. Faktor Daerah Asal dan Daerah Tujuan Serta Penghalang Antara

dalam Migrasi

Pembahasan mengenai migrasi penduduk tidak dapat terlepas dari daerah

asal, daerah tujuan, dan rintangan yang menghambat. Faktor-faktor yang mampu

memengaruhi keputusan untuk meninggalkan suatu daerah digambarkan dalam

tanda + dan – pada Gambar 1. Tanda O menyatakan faktor yang tidak

berpengaruh sama sekali pada keputusan berpindah penduduk. Pemaknaan faktor

+ dan – , baik di daerah asal maupun tujuan, bervariasi pada tiap individu. Proses

pengambilan keputusan untuk berpindah atau tidak sangatlah bergantung dari

bagaimana individu mampu mengatasi ataupun menyesuaikan diri dengan faktor-

faktor yang ada baik di daerah asal maupun daerah tujuan. Migrasi penduduk

terjadi juga karena adanya perbedaan nilai kefaedahan antara daerah asal dan

daerah tujuan.

Todaro (2003) menyatakan bahwa terdapat faktor selain faktor ekonomi

yang memengaruhi migrasi, yaitu antara lain:

a. Faktor sosial, termasuk di dalamnya keinginan para migran melepaskan diri

dari masalah-masalah yang membelit hidupnya

b. Faktor fisik, seperti bencana alam

c. Faktor demografi, termasuk penurunan tingkat kematian dan pertambahan

laju pertumbuhan penduduk pedesaan

d. Faktor cultural

e. Faktor komunikasi

Page 19: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77330/potongan/S1-2014...Migrasi internasional terjadi melibatkan negara-negara di seluruh dunia

19

Tabel 1.2. Hirarki Kebutuhan Manusia Menurut Abraham Maslow

Jenjang Needs Deskripsi

Kebutuhan

Berkembang

(Metaneeds)

Self Actualization Needs

(Metaneeds)

Kebutuhan orang untuk menjadi yang

seharusnya sesuai dengan potensinya.

Kebutuhan kreatif, realisasi diri, perkembangan

self

Kebutuhan harkat kemanusiaan untuk

mencapai tujuan, terus maju, menjadi lebih

baik. Being Values → 17 kebutuhan berkaitan

dengan pengetahuan dan pemahaman,

pemakaian kemampuan kognitif secara positif

mencari kebahagiaan dan pemenuhan kepuasan

alih-alih menghindari rasa sakit. Masing-

masing kebutuhan berpotensi sama, satu bisa

mengganti lainnya.

Kebutuhan

Karena

Kekurangan

(Basic Needs)

Esteem Needs 1. Kebutuhan kekuatan, penguasaan,

kompetensi, kepercayaan diri, kemandirian.

2. Kebutuhan prestise, penghargaan dari orang

lain,status, ketenaran, dominasi, menjadi

penting kehormatan dan apresiasi.

Love Needs/ Belonging-

ness

Kebutuhan kasih sayang keluarga, sejawat,

pasangan, anak. Kebutuhan menjadi bagian

kelompok, masyarakat. (Manurut Maslow,

kegagalan kebutuhan cinta & memiliki ini

menjadi sumber hampir semua bentuk

psikopatologi)

Safety Needs Kebutuhan keamanan, stabilitas, proteksi,

struktur, hukum, keteraturan, batas, bebas dari

takut dan cemas.

Psychological Needs Kebutuhan Homeostatik : makan, minum, gula,

garam, protein, serta kebutuhan istirahat dan

seks

Sumber: Lisa, _

Page 20: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77330/potongan/S1-2014...Migrasi internasional terjadi melibatkan negara-negara di seluruh dunia

20

Teori kebutuhan dan tekanan menjelaskan bahwa setiap individu memiliki

kebutuhan yang perlu dipenuhi. Maslow dalam Kustiani (2005) menyatakan

bahwa terdapat empat kebutuhan dasar dan 1 kebutuhan berkembang. Kebutuhan

pada tingkat yang lebih rendah harus relatif terpuaskan atau terpenuhi sebelum

beranjak ke kebutuhan yang lebih lanjut. Kebutuhan masyarakat dunia yang

cenderung berada pada masa modernisasi sudah mengarah pada pemenuhan

kebutuhan dasar keempat yaitu kebutuhan akan harga diri (Self Esteem) dan

selanjutnya. Kebutuhan akan prestise, penguasaan, kompetensi, maupun status

(dapat dilihat pada tabel 1.2).

Keinginan pemenuhan kebutuhan akan hal inilah yang kemudian

memunculkan terjadinya migrasi. Migrasi tidak hanya dipandang sebagai salah

satu cara pemenuhan atas desakan kebutuhan ekonomi saja melainkan pula

terhadap aspek lain, seperti halnya aspek psikologi, berupa perolehan status

ataupun derajat dalam kehidupan sosial kemasyarakatan manusia tersebut.

Kebutuhan manusia yang bervariasi turut pula menghadirkan tekanan (stress)

dalam hidup manusia. Tekanan akan muncul apabila kebutuhan tidak dapat

terpenuhi. Individu cenderung tidak akan berpindah apabila individu tersebut

masih memiliki toleransi yang kuat terhadap tingkat stress yang ada (Mantra,

2000). Individu cenderung memilih tepat yang memiliki nilai manfaat tinggi

dimana kebutuhannya dapat terpenuhi (Khotijah, 2008).

Menurut Lewis (1982) dalam http://marthapratama. wordpress.com

terdapat dua jenis faktor yang menjadi penentu perpindahan penduduk, yaitu

faktor pendorong dan penarik. Faktor ini dikelompokkan berdasarkan kekuatan

daya dorong dan daya tarik dari suatu daerah. Faktor pendorong dari daerah asal

identik dengan faktor negatif yang dimiliki daerah asal dan faktor yang menarik

dari daerah tujuan identik dengan faktor positif yang dimiliki daerah tujuan.

Faktor pendorong maupun penarik migrasi menurut Lewis kemudian lebih lanjut

dikaitkan secara luas pada migrasi internasional.

Faktor pendorong dan penarik menurut Lewis ini kemudian oleh Jenissen

dalam Wijoyo (2011) digolongkan menjadi 5 ruang lingkup faktor, yaitu faktor

ekonomi, sosial-budaya, politik, demografi dan lingkungan negara asal. Faktor

Page 21: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77330/potongan/S1-2014...Migrasi internasional terjadi melibatkan negara-negara di seluruh dunia

21

ekonomi yang menjadi faktor pendorong terjadinya migrasi dapat berupa gap

kemiskinan negara asal. Perbedaan pendapatan antar penduduk yang begitu

signifikan menjadikan penduduk dengan pendapatan lebih rendah mencari

peluang untuk meningkatkan pendapatannya, salah satu caranya dengan

bermigrasi, termasuk di dalamnya migrasi internasional. Selain itu, tingginya

angka pengangguran yang disebabkan oleh semakin menyempitnya lahan

pekerjaan di negara asal turut pula menjadi salah satu faktor pendorong terjadinya

migrasi. Semakin sempitnya kesempatan kerja di negara asal terkait dengan

struktur demografis negara. Banyaknya penduduk usia produktif suatu negara

yang tidak sebanding dengan pertumbuhan lapangan kerja dalam negeri dapat

menciptakan kelompok-kelompok penduduk yang tidak mampu diserap masuk

pasar kerja. Kelompok penduduk tersebut yang kemudian seringkali disebut

sebagai pengangguran, oleh karena desakan ekonomi mencari peluang kerja yang

lebih besar di negara lain.

Tabel 1.3. Faktor Pendorong Migrasi Internasional (Lewis, 1982)

Faktor Kasus

Ekonomi Gap Kemiskinan

Demografi Tingginya angka pengangguran

Lingkungan Kerusakan Ekosistem

Bencana Alam

Politik Tekanan dari pihak penguasa

Sosial Kurangnya fasilitas (pendidikan) di tempat asal

Sumber: Wijoyo, 2011; Chotib, 2010; Jennisen, 2004

Kondisi alam daerah juga turut berperan membawa pengaruh dalam

migrasi penduduk seperti halnya terkait sumberdaya alam yang semakin menipis

serta terjadinya bencana alam. Hal-hal tersebut mampu menciptakan kemudian

kondisi yang tidak kondusif bagi kelangsungan hidup penduduk. Semakin

menipisnya sumberdaya alam berdampak pada tidak terpenuhinya secara baik

kebutuhan penduduk akan sumberdaya alam tertentu. Dorongan kebutuhan akan

Page 22: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77330/potongan/S1-2014...Migrasi internasional terjadi melibatkan negara-negara di seluruh dunia

22

sumberdaya alam dapat menjadi hal yang berdaya dorong kuat pada pelaksanaan

migrasi penduduk.

Tabel 1.4. Faktor Penarik Migrasi Internasional (Lewis, 1982)

Faktor Kasus

Ekonomi Upah yang lebih tinggi di negara tujuan

Demografi Kurangnya usia produktif di negara tujuan

Lingkungan Polusi lebih rendah

Banyak keindahan alam di negara tujuan

Politik Kebijakan pro migran

Sosial Fasilitas (pendidikan) yang lebih baik di negara tujuan

Sumber: Wijoyo, 2011; Chotib, 2010; Jennisen, 2004

Migrasi penduduk keluar dari negara asal dapat terjadi secara paksa

apabila datangnya suatu bencana alam di negara tersebut. Bencana alam yang

dapat menjadi pendorong terjadinya migrasi dapat berupa bencana yang secara

rutin terjadi di daerah asal ataupun bencana alam yang memberikan dampak

negatif besar terhadap penduduk, seperti terdapat banyaknya korban jiwa. Migrasi

dari daerah asal juga dapat terjadi apabila terdapat kurangnya fasilitas seperti

pendidikan di daerah asal. Keinginan untuk mendapatkan fasilitas yang lebih baik

akan mampu memberikan suatu dorongan yang cukup kuat untuk meninggalkan

daerah asal. Faktor pendorong migrasi di daerah asal tidak hanya berasal dari

penduduk melainkan dari pihak sistem politik yang sedang berlaku di daerah asal.

Tekanan dari pihak penguasa, baik berupa kebijakan maupun sikap pemerintah,

dapat memberikan satu pengaruh negatif pada kehidupan penduduk sehingga

memutuskan untuk berpindah.

Keberadaan faktor penarik merupakan lawan dari faktor pendorong di

negara asal (Tabel 1.4). Negara tujuan dipandang sebagai obyek yang menarik

untuk dijadikan tempat memperoleh sesuatu hal yang tidak mungkin didapati atau

terbatas di negara asal. Keberadaan kondisi upah yang relatif lebih tinggi

merupakan satu alasan kuat bagi para migran, terutama pekerja migran, untuk

melakukan migrasi ke negara tujuan sehingga diharapkan akan mendapatkan

Page 23: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77330/potongan/S1-2014...Migrasi internasional terjadi melibatkan negara-negara di seluruh dunia

23

kehidupan yang lebih baik dibandingkan dengan negara asal. Peluang masuknya

migran dari negara asal juga turut didukung oleh kondisi demografi negara tujuan.

Negara tujuan yang secara umum kekurangan penduduk usia produktif. Kondisi

yang umumnya dialami oleh negara maju ini membuka suatu peluang bagi pekerja

migran yang berasal dari luar negaranya.

Tahap titik balik negara maju dengan kondisi penduduk yang sudah menua

dan tenaga kerja muda yang semakin berkurang menjadikan kebutuhan akan

tenaga kerja yang berbau 3D (Dirty, Dangerous, and Difficult) semakin besar

(Ananta, 2002). Migran yang terdidik dari negara pengirim cenderung memilih

untuk mengisi kekosongan tersebut. Kebijakan yang bersifat pro atau berpihak

pada kegiatan migrasi internasional beserta pelakunya,menjadikan negara tujuan

sangat menarik untuk dipilih, Hal ini dikarenakan dengan adanya kebijakan yang

berpihak kepada migran, maka faktor keamanan dan kenyamanan migran selama

berada di negara tujuan seolah sudah menjadi satu jaminan oleh negara tujuan

atau penerima.

1.6.3 Remitan

Pengertian remitan (remmitance) secara umum berasal dari transfer,

dalam bentuk cash ataupun sejenisnya, dari seorang asing kepada sanak famili di

negara asalnya. Remitan (Sorensen dalam Elanvito, 2010) menurut bentuknya

terbagi atas dua macam, yaitu:

a. Monettary Remmitances

Remitan dipandang secara umum dimana didefinisikan sebagai bagian dari

pendapatan migran yang dikirim dari negara tujuan ke daerah asalnya.

Remitan Moneter berarti transfer uang atau barang migran dari negara tujuan

ke daerah asal.

b. Social Remmitances

Social Remmitance menurut Levit (1996) dalam Elanvito (2010) didefinisikan

sebagai ide, perbuatan, identitas, dan social capital yang berasal dari negara

tujuan. Social Remmitance ditransfer melalui surat atau bentuk komunikasi

lain, termasuk internet dan telepon. Remitan jenis ini mampu berpengaruh

Page 24: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77330/potongan/S1-2014...Migrasi internasional terjadi melibatkan negara-negara di seluruh dunia

24

pada hubungan keluarga, peran gender, kelas dan identitas kesukuan, politik,

ekonomi, dan partisipasi keagamaan.

Solimano (2003) dalam Elanvito (2010) menyimpulkan motif pengiriman

remitan antara lain:

a. Motif Altruistik

Motif pengiriman remitan karena adanya kepedulian terhadap nasib keluarga

di negara asal. Dimana remitan dapat menjadi alat untuk meningkatkan

kesejahteraan keluarga migran

b. Motif Kepentingan Pribadi

Pengiriman remitan yang dilatarbelakangi tujuan ekonomi dan financial

untuk kepentingan pribadi migran

c. Perjanjian Keluarga Implisit I : Pembayaran Hutang

Pembayaran hutang dilakukan setelah migran memiliki kehidupan yang

semakin mapan dengan tingkat pendapatan yang meningkat dari waktu ke

waktu. Dalam ini, migran sebagai investasi keluarga.

d. Perjanjian Keluarga Implisit : co-insurance

Dilakukan dengan prinsip diversifikasi risiko. Migran berperan dalam

membantu keluarga yang mengalami kesusahan di negara asal sedangkan

keluarga menjadi jaminan di kala kondisi ekonomi negara tujuan memburuk.

Menurut Salama (2004) dalam Irawaty (2011), pengaruh migrasi

internasional terhadap kesejahteraan rumah tangga ditandai dengan adanya

pengiriman remitan oleh migran. Remitan tersebut diantaranya digunakan untuk

memperbaiki rumah, pendidikan anak, kesehatan keluarga, dan untuk modal

usaha. Kiriman (remitan) merupakan komponen utama dalam melestarikan ikatan

dengan daerah asal. Mantra (1989) dalam Irawaty (2011) menunjukkan

kesimpulan secara umum tentang pola investasi pendapatan migran, yaitu: (a)

Sebagian besar investasi digunakan untuk investasi materi. Hal ini

menggambarkan keinginan untuk memiliki barang, baik yang bergerak maupun

tidak bergerak, sebagai simbol status sosial yang berperan penting bagi sebagian

migran; (b) Penggunaan investasi untuk pendidikan pun menjadi salah satu hal

yang penting bagi sebagian migran yang dilihat dari tingginya pendidikan

Page 25: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77330/potongan/S1-2014...Migrasi internasional terjadi melibatkan negara-negara di seluruh dunia

25

anak/adik para migran; (c) Sebagian kecil migran melakukan investasi pendapatan

dalam bentuk investasi modal, baik untuk pembukaan usaha ataupun

pengembangan usaha; (d) Kemudian investasi sosial seperti menyantuni orang

tua.

Secara umum definisi remitan terfokus pada remitan yang bersifat

moneter atau remitan berupa uang. Dampak remitan yang secara umum bersifat

positif dalam hal perekonomian menjadikan keberadaan remitan sangat penting.

Sudah sejak lama remitan terkenal sebagai penopang perekonomian lokal maupun

nasional pada saat sulit sekalipun datang. Meskipun jumlahnya yang terkadang

melebih pendapatan asli daerah, remitan seharusnya mendapatkan perlakuan

alokasi yang bijak. Penggunaan remitan seharusnya tidak hanya terpusat pada

kegiatan konsumtif melainkan kegiatan ekonomi produktif.

Massey et al. (1998) menyatakan bahwa remitan memiliki manfaat yang

sangat besar bukan hanya bagi penerima remitan.Remitan mungkin seringkali

digunakan dalam kegiatan konsumsi, namun tidak jarang ditemui sebagai pemicu

kegiatan ekonomi lain dan pembuatan lapangan kerja baru. Remitan juga

seringkali dimanfaatkan untuk kegiatan dalam bidang pendidikan dan rumah

tangga. Pengeluaran untuk pendidikan dan rumah tangga sering dikategorikan

sebagai kegiatan konsumsi meskipun sebenarnya pendidikan dan rumah tangga

yang lebih baik merupakan salah satu bentuk investasi dalam modal manusia.

1.6.4 Dampak Migrasi Bagi Negara Asal dan Tujuan

Tapinos (1994) memiliki dua pandangan yang berlawanan sekaligus

terhadap fenomena migrasi tenaga kerja internasional dan pembangunan ekonomi.

Pandangan pertama menyatakan bahwa imigran dapat berkontribusi positif

terhadap pembangunan ekonomi negara penerima. Imigran dianggap sebagai

pemberi variasi dalam pasar kerja di negara penerima. Pandangan negatif

dititikberatkan pada aspek non ekonomi dari imigran. Pandangan ini kemudian

menyarankan adanya peningkatan liberalisasi perdagangan, arus modal, relokasi

kegiatan, dan kerja sama antarnegara untuk menggantikan imigran. Hal ini

ditambahkan oleh Hollifield (2000) yang menyatakan bahwa migrasi bukanlah

Page 26: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77330/potongan/S1-2014...Migrasi internasional terjadi melibatkan negara-negara di seluruh dunia

26

ancaman baik bagi negara pengirim maupun penerima. Migrasi justru akan

menjadi suatu proses yang dapat menghasilkan remitan bagi negara pengirim dan

sebagai faktor bagi negara penerima.

Chiswick (2000) berpendapat yang cenderung bersifat negatif. Migran

yang melakukan investasi dalam bentuk destination-specific human capital dan

physical capital akan mengalami capital loss saat meninggalkan negara penerima.

Keputusan kembali ke negara asal dapat membuat adanya penurunan modal

sumberdaya manusia yang dimiliki oleh para migran. Kondisi inilah yang

kemudian melahirkan keputusan untuk berinvestasi dalam bentuk sumberdaya

manusia yang dapat berpindah secara internasional sehingga keputusan untuk

bermigrasi ulang akan muncul.

Migrasi internasional dapat memberikan dampak bagi negara pengirim

berupa suatu transformasi sosial masyarakatnya. Stalker (1994) menyatakan

bahwa transformasi pada masyarakat negara pengirim akan terjadi melalui efek

konsumsi dari remitan dan migran yang kembali. Hal ini akan menimbulkan

kenaikkan harga di daerah pedesaan dan munculnya kelompok termiskin sebagai

kelompok paling menderita. Migrasi di sisi lain dianggap sebagai upaya yang

dapat mengurangi kesenjangan antara kelas bawah dan menengah dalam strata

sosial.

Hui (1998) mengemukakan kekhawatiran akan keberadaan migran tidak

terdidik bagi negara penerima. Migran tidak terdidik dikhawatirkan akan

menurunkan tingkat upah, menghambat peningkatan dan restrukturisasi industri,

menciptakan masalah integrasi sosial, meningkatkan kepadatan penduduk, dan

memungkinkan terciptanya dampak politik yang bersifat negatif bagi negara

penerima. Hal ini turut pula didukung oleh Brandi (2001) yang mengemukakan

bahwa memang pekerja asing dapat menyebabkan turunnya tingkat upah. Hal ini

dikarenakan seringkali migran terdidik memiliki kualifikasi yang lebih tinggi

dibandingkan dengan kualifikasi yang dibutuhkan oleh pekerjaan yang diterima.

Pekerja migran asing ini pun akhirnya mau menerima pekerjaan tersebut dengan

upah yang lebih rendah daripada pekerja lokal.

Page 27: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77330/potongan/S1-2014...Migrasi internasional terjadi melibatkan negara-negara di seluruh dunia

27

Keluarnya migran terdidik, di sisi lain, dianggap dapat menyebabkan

hilangnya investasi sumberdaya manusia bagi negara pengirim. Afolayan (2001)

menunjukkan bahwa perpindahan migran terdidik pada akhirnya membawa

dampak negatif bagi negara pengirim seperti India. Bukan hanya dikaitkan dalam

arti kelangkaan sumberdaya manusia, namun menyangkut waktu yang harus

dibutuhkan dan terbuang untuk melatih sumberdaya manusia yang ada.

Pendapat lain dikemukakan oleh Maruja Asis pada tahun 2000 terkait

dengan gender yang dimiliki oleh migran yang member perhatian terhadap

dampak bagi negara pengirim. Maruja Asis menyimpulkan bahwa tidak ada

perbedaan yang secara sistematis antara keluarga migran dan non migran apabila

migran tersebut laki-laki. Berbeda halnya ketika migran tersebut seorang

perempuan, maka akan terjadi pengambil alihan kewajiban yang ditinggalkan oleh

migran tersebut.

1.7 Kerangka Pemikiran

Migrasi internasional merupakan salah satu fenomena yang dialami secara

global oleh negara-negara di dunia. Keberagaman kondisi sumberdaya, baik

sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia, di tiap negara menghasilkan

suatu kondisi spesifik negara tersebut. Sumberdaya manusia merupakan salah satu

titik berat dalam hal pembangunan negara. Sumberdaya manusia ini dipengaruhi

oleh empat faktor umum, yaitu ekonomi, sosial, budaya dan politik. Faktor

ekonomi berupa pertumbuhan ekonomi dan GDP per kapita suatu negara

merupakan hal yang menyebabkan adanya variasi cara dalam pemenuhan

kebutuhan. Pemanfaatan sumberdaya alam dan kondisi ekonomi yang berbeda-

beda antarnegara di dunia menyebabkan adanya interaksi dalam upaya memenuhi

kebutuhan hidup masing-masing manusia. Interaksi yang kemudian muncul salah

satunya yaitu fenomena migrasi internasional yang melibatkan negara-negara di

dunia. Selain dikarenakan oleh faktor ekonomi, keberadaan faktor-faktor budaya,

sosial, dan politik turut pula menjadi pertimbangan akan terjadinya migrasi

internasional.

Page 28: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77330/potongan/S1-2014...Migrasi internasional terjadi melibatkan negara-negara di seluruh dunia

28

Migrasi internasional negara-negara di dunia kemudian difokuskan pada

migrasi keluar dan masuk negara-negara di Asia Tenggara pada tahun terakhir

(tahun 2010). Negara-negara di Asia Tenggara yang mengalami kenaikan volume

migran semenjak tahun 1970 dan disertai dengan perubahan kebijakan pengiriman

migran sebagai kebijakan resmi pemerintah di beberapa negara Asia Tenggara

turut pula menghasilkan suatu klasifikasi tertentu terkait migrasi internasional

yang terjadi. Klasifikasi sebagai negara pengirim dan penerima merupakan suatu

implikasi nyata terkait dengan kegiatan migrasi internasional yang dilakukan oleh

negara-negara di dunia, termasuk pula di dalamnya Asia Tenggara.

Kegiatan migrasi internasional juga membawa dampak berupa remitan

yang dianggap sebagai salah satu kontributor positif bagi perekomian negara.

Adanya kegiatan migrasi internasional dan remitan dipandang perlu untuk

dilakukannya pemetaan pola arus migrasi dan remitan yang diterima sehingga

dapat diperoleh gambaran jelas untuk keduanya. Kajian spasial terkait kedua hal

tersebut bertujuan untuk menemukenali pola arus migrasi dan remitan negara-

negara di Asia Tenggara tahun 2010, menemukenali faktor-faktor yang

memengaruhi pemilihan negara tujuan migrasi negara-negara di Asia Tenggara

tahun 2010, serta mengkaji posisi Indonesia dalam migrasi internasional Intra

Asia Tenggara dan Inter Asia Tenggara .

1.8 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan sebelumnya, dibuat

pertanyaan penelitian sebgaai berikut:

1. bagaimana pola arus migran dan remitan negara-negara di Asia Tenggara

tahun 2010?

2. faktor-faktor apa yang memengaruhi pemilihan negara tujuan migrasi negara-

negara di Asia Tenggara tahun 2010?

3. bagaimana posisi Indonesia dalam migrasi internasional Intra Asia Tenggara

dan Inter Asia Tenggara?

Page 29: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77330/potongan/S1-2014...Migrasi internasional terjadi melibatkan negara-negara di seluruh dunia

29

1.9 Hipotesis

Hipotesis peneltian ini adalah migrasi berasal dari negara dengan

pendapatan per kapita rendah menuju ke negara berpendapatan per kapita tinggi.

Semakin besar jumlah migrasi yang terjadi, maka semakin besar pula remitan

yang akan didapatkan dari negara tujuan.

1.10 Batasan Operasional

a. Arus Migran adalah jumlah atau banyaknya orang yang masuk maupun

keluar dari suatu wilayah menuju daerah lain dan begitu pula sebaliknya

b. Kajian Spasial adalah salah satu bentuk pengkajian akan suatu hal yang

menitikberatkan pada distribusi serta keberagaman ruang terkait dengan topik

arus pekerja migran dan remitan

c. Migran adalah seseorang atau sekumpulan orang yang melakukan

perpindahan melewati batas administrasi suatu daerah ke daerah lainnya

d. Migrasi Internasional adalah migrasi atau perpindahan orang dari suatu

negara menuju negara lain (melewati batas negara)

e. Pekerja Migran adalah seseorang atau sekumpulan orang berpindah

melewati batas negara dengan motif ekonomi bekerja dan menetap di negara

tujuan dalam beberapa waktu tertentu

f. Pola Arus adalah gambaran umum berupa model atau struktur dari suatu hal,

dalam hal ini jumlah pekerja migran dan remitan masuk di Asia Tenggara

g. Remitan adalah sejumlah uang yang dikirim oleh seorang migran (pekerja

migran) dari tempatnya bekerja di luar negeri kepada keluarganya di negara

asal

Page 30: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77330/potongan/S1-2014...Migrasi internasional terjadi melibatkan negara-negara di seluruh dunia

30

Gambar 1.2. Diagram Alir Kerangka Pemikiran

Migrasi Internasional

Negara-Negara

Dunia

SDA

Pemetaan Arus

Migrasi dan

Remitan

Pengirim

Migran

Remitan

SDM

Ekonomi

Sosial

Politik

Budaya

GDP per

Kapita

Pertumbuhan

Ekonomi

Penerima

Migran

TUJUAN:

1. Menemukenali pola arus migrasi dan remitan negara-

negara di Asia Tenggara tahun 2010

2. Menemukenali faktor-faktor yang memengaruhi

pemilihan negara tujuan migrasi negara-negara di Asia

Tenggara tahun 2010

3. Mengkaji posisi Indonesia dalam migrasi

internasional Intra-ASEAN dan Inter-ASEAN

Negara-Negara

Asia Tenggara