bab i pendahuluan a. latar...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi, tidak
satupun makanan lain yang dapat menggunakan ASI, karena ASI
mempunyai kelebihan yang meliputi tiga aspek yaitu aspek gizi,
aspek kekebalan dan aspek kejiwaan berupa jalinan kasih sayang
penting untuk perkembangan mental kecerdasan anak (Depkes RI,
2005,p.1).
Menyusui adalah suatu proses ilmiah. Berjuta-juta ibu di
seluruh dunia berhasil menyusui bayinya tanpa pernah membaca
buku tentang ASI bahkan ibu yang buta huruf pun dapat menyusui
anaknya dengan baik. Walaupun demikian dalam lingkungan
kebudayaan kita saat ini melakukan hal yang alamiah tidaklah
selalu mudah (Utami Roesli, 2009,p.2).
Teknik menyusui merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi produksi ASI dimana bila teknik menyusui tidak
benar, dapat menyebabkan puting susu lecet dan menjadikan ibu
enggan menyusui sehingga bayi tersebut jarang menyusu. Enggan
menyusu akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat
berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Namun
1
2
sering kali ibu- ibu kurang mendapatkan informasi tentang manfaat
ASI dan tentang menyusui yang benar (Utami Roesli, 2005, p.1).
Menurut Maribeth Hasselqist (2006) Kendala terhadap
pemberian ASI telah teridentifikasi, hal ini mencakup faktor-faktor
seperti kurangnya informasi dari pihak perawat kesehatan bayi,
praktik-praktik rumah sakit yang merugikan seperti pemberian
susu formula dan suplemen bayi tanpa kebutuhan medis,
kurangnya perawatan tindak lanjut pada periode pasca kelahiran
dini, kurangnya dukungan dari masyarakat luas.
Kegagalan dalam proses menyusui sering disebabkan karena
timbulnya beberapa masalah, baik masalah pada ibu maupun bayi.
Pada sebagian ibu yang tidak paham tentang cara menyusui yang
benar, kegagalan menyusui sering dianggap sebagai problem pada
anaknya saja. Selain itu ibu sering mengeluh bayinya sering
menangis atau “menolak” menyusu, dan sebagainya yang sering
diartikan bahwa ASI nya tidak cukup, atau ASI nya tidak enak,
tidak baik ataupun pendapatnya sehingga sering menyebabkan
diambilnya keputusan untuk menghentikan menyusui. Pada bayi
masalah dalam menyusui yaitu sering menjadi “bingung puting”
atau sering menangis, BB bayi turun, bahkan bisa menyebabkan
bayi kuning (ikterik) karena bayi tidak mendapatkan ASI yang
cukup. Dampak dari teknik menyusui yang salah pada ibu yaitu ibu
akan mengalami gangguan proses fisiologis setelah melahirkan,
3
seperti puting susu lecet dan nyeri, payudara bengkak bahkan bisa
sampai terjadi mastitis atau abses payudara dan sebagainya (Suradi
dan Hesti, 2004, p.1).
United Nations Children’s Fund (UNICEF) menyebutkan
bukti ilmiah yang dikeluarkan oleh jurnal pediatric thun 2006,
terungkap data bahwa bayi yang diberi susu formula memiliki
kemungkinan meninggal dunia pada bulan pertama kelahirannya
dan peluang itu 25 kali lebih tinggi daripada bayi yang disusui
ibunya secara eksklusif. Menurut UNICEF faktor penghambat
terbentuknya kesadaran orang tua dalam memberikan ASI
eksklusif adalah ketidaktahuan ibu tentang pentingnya ASI, cara
atau teknik menyusui yang benar, serta pemasaran yang
dilancarkan secara agresif oleh produsen susu (UNICEF,2008).
Berdasarkan data yang diperoleh dari profil kesehatan
kabupaten/ kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2009 menargetkan
pencapaian ASI eksklusif adalah sebanyak 55%. Pada
kenyataanya, data yang tercatat menunjukkan cakupan pemberian
ASI eksklusif sekitar (40,21%) dan Kabupaten Rembang
merupakan cakupan ASI esklusif terendah ke-6 berjumlah 606
(12,93%) dari 36 Kabupaten (Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah Semarang, 2009). Data yang didapatkan di kabupaaten
Rembang pada tahun 2010 sebesar (39,29%) masih belum
4
memenuhi target Departemen Kesehatan yaitu 80% (Dinas
Kesehatan Kabupaten Rembang, 2010).
Dari hasil penelitian Winarno (1990), menggolongkan bahwa
berbagai faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan laktasi
yaitu, faktor ibu 39,7%, faktor bayi 36,7%, teknik menyusui
22,1%, faktor anatomis payudara 1,5%. Pada dasranya gangguan
laktasi tersebut dapaat dicegah dan diatasi sehingga tidak
menimbulkan kesukaran. Suatu contoh kasus misalnya sekitar 57%
dari ibu menyusui menderita kelecetan putingnya.
Hasil penelitian Dewi Masitoh (2009) bahwa ada hubungan
antara tingkat pengetahuan ibu post partum primipara dengan
teknik menyusui yang benar menunjukkan 42 responden
didapatkan responden yang berpendidikan dasar (SD,SMP)
sebanyak 8 responden (19%), yang berpendidikan tinggi sebanyak
2 responden (4,8%) dan sebagian besar responden berpendidikan
menengah (SMA) yaitu sebanyak 32 (76,2%). Sedangkan untuk
tingkat pengetahuan 15 responden (35,7%) berpengetahuan baik,
16 responden (38,1%) berpengetahuan kurang. Praktik menyusui
ibu dengan kategori baik sebanyak 26 responden (61,9%) dan
kategori tidak baik sebanyak 16 responden (38,1%).
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada
bulan Mei 2011 terhadap 10 ibu menyusui (0-6 bulan) di Desa
Leteh yaitu 8 (80%) ibu menyusui mengalami puting susu lecet dan
5
2 (20%) ibu menyusui tidak mengalami puting susu lecet
sedangkan 7 (70%) ibu menyusui tidak mengetahui tentang teknik
menyusui yang benar dan 3 (30%) ibu menyusui mengetahui
tentang teknik menyusui yang benar dan 6 (60%) berpendidikan
lulus SMA, 2 (20%) lulusan SD dan 3 (30%) Perguruan Tinggi
serta 7 (70%) serta ibu tidak bekerja dan 3 (30%) ibu bekerja.
Tingkatan pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam
memberikan respon. Semakin ibu yang berpendidikan tinggi akan
memberikan respon yang lebih rasional terhadap informasi yang
ada, sebaliknya ibu yang berpendidikan rendah maka akan
memberikan respon masa bodoh terhadap informasi. Dengan
pendidikan yang rendah baik secara formal maupun informal
meyebabkan ibu kurang memahami tentang teknik menyusui yang
benar (Notoadmojo, 2003, p.58).
Pekerjaan ibu akan berpengaruh terhadap cara menyusui yang
benar dikarenakan ibu yang bekerja akan mempunyai waktu yang
sempit untuk menyusui anaknya sehingga ibu tidak terlalu
memperhatikan perawatan terhadap bayinya dan kurangnya
kesabaran dalam menyusui bayinya maka kegagalan dalam proses
menyusui sering terjadi (Utami Roesli, 2005, p.59).
Pengetahuan ibu tentang teknik menyusui yang benar sangat
penting sebab dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa
perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langsung diterima
6
dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan
(Notoadmojo, 2003, p.118).
Berdasarkan uraian di atas dan studi pendahuluan yang
dilakukan peneliti dengan adanya kejadian puting susu lecet maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut guna
mengetahui apakah ada hubungan pendidikan, pekerjaan dan
pengetahuan ibu dengan teknik menyusui yang benar di Desa Leteh
Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang Jawa Tengah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi
rumusan masalah adalah “Adakah hubungan pendidikan, pekerjaan
dan pengetahuan ibu dengan teknik menyusui yang benar di Desa
Leteh Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang “
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan pendidikan, pekerjaan dan
pengetahuan ibu dengan teknik menyusui yang benar di Desa
Leteh Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang Jawa Tengah.
2. Tujuan Khusus
a. Mendiskripsikan pendidikan ibu menyusui tentang teknik
menyusui yang benar
7
b. Mendiskripsikan pekerjaan ibu menyusui tentang teknik
menyusui yang benar
c. Mendiskripsikan pengetahuan ibu menyusui tentang teknik
menyusui yang benar
d. Menganalisis hubungan pendidikan dengan teknik menyusui
yang benar
e. Menganalisis hubungan pekerjaan dengan teknik menyusui
yang benar
f. Menganalisis hubungan pengetahuan dengan teknik
menyusui yang benar
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Mengembangkan ilmu pengetahuan tentang cara menyusui dan
langkah- langkah menyusui yang benar pada ibu menyusui
sehingga nantinya dapat disampaikan kepada ibu yang
memerlukan laktasi. Dan untuk menambah ilmu yang sudah
didapatkan dari materi kuliah metodologi penelitian.
2. Secara Praktis
a. Bagi Mutu Pelayanan Kesehatan
Khususnya di Desa Leteh dapat menjadi masukan dalam teknik
penyuluhan kesehatan yang tepat untuk ibu menyusui, sehingga
dapat meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak.
8
b. Bagi Masyarakat
Memberikan wawasan gambaran nyata kepada masyarakat
umumnya dan khususnya tentang teknik menyusui yang benar,
sehingga dapat berkurangnya angka kejadian puting susu lecet.
c. Bagi Pelaksana
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman dan
wawasan penelitian serta sebagai media untuk menerapkan ilmu
kebidanan yang telah didapatkan selama kuliah.
d. Bagi Institusi
Dapat menambah bahan kepustakaan di Program DIII Kebidanan
Universitas Muhammadiyah Semarang
9
E. Keaslian Penelitian a. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
No Judul, Nama Tahun Sasaran Variasi yang diteliti
Metode Hasil
1 Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Cara Menyusui dengan Perilaku Menyusui Bayi Usia 0-6 bulan di BPSYuda, Klaten, Dhames Vidya Angkoso,2009
Ibu menyusui yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan
Variable independen Pengetahuan ibu dan teknik menyusui.
Variable dependen perilaku menyusui usia 0-6 bulan
Survey analitik dengan pendekatan cross sectional
Hasil dari studi ini menunujukkan bahwa ada hubungan positif antara pengetahuan dengan perilaku menyusui
2 Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu post Partum Primipara tentang Teknik Menyusui di BPS Sri Wahyuni, Dewi Masitoh
42 ibu post partum primipara menyusui
Variabel independen tingkat penegtahuan ibu post partum primipara tentang teknik menyusui yang benar.
Variabel dependen praktek menyusui
Survey analitik dengan pendekatan cross sectional
Ada hubungan signifikan antara pengetahuan ibu post partum primipara tentang teknik menyusui yang benar dengan praktek menyusui
3 Hubungan Antara Teknik Menyusui yang Benar Pada Ibu Nifas dengan Keefektifan Pemberian ASI Di Puskesmas Banyubiru Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Pada bulan April-Mei 2005
54Ibu nifas
Variabel independen : Teknik menyusui yang benar pada ibu nifas.
Variabel dependen : Keefektifan pemberian ASI pada bayi.
Diskriptif korelatif dengan pendekatan cross ssectional.
Adanya hubungan antara teknik menyusui yang benar pada ibu nifas dengan keefektifan pemberian ASI.
10
b. Penelitian Sekarang
Perbedaan dengan penelitian sebelumnya yaitu lokasi penelitian,
waktu penelitian, rancangan penelitian dan variabel penelitian.
Penelitianyang sekarang inivariabelnya yaitu pendidikan, pekerjaan
dengan teknik menyusui yang benar. Lokasi penelitian yang akan
dilakukan di Desa Leteh Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang
tahun 2011 dan rancangan penelitian yang digunakan adalah
explanatory study dengan pendekatan potong lintang (cross
sectional)