bab i pendahuluan a. latar...

20
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada awal penetapan hak dan kewajiban seseorang dalam hukum sebagai warga negara, hal yang amat fundamental adalah menetapkan terlebih dahulu perihal kewarganegaraannya. Kewarganegaraan seseorang merupakan suatu hal yang dianggap urgensi dan memiliki banyak kaitan terhadap hak dan kewajiban seseorang dimata hukum dan pemerintahan, seperti halnya hak politik dan hak dipilih dalam pemerintahan. Kewarganegaraan dalam arti yuridis adalah ikatan hukum (de rechtband) antara negara dengan orang orang pribadi (natuurlijke personen) yang karena ikatan itu menimbulkan akibat, bahwa orang orang tersebut jatuh di bawah lingkungan kuasa pribadi dari negara yang bersangkutan atau dengan kata lain warga dari negara itu. Jadi yang penting dari pengertian kewarganegaraan secara yuridis adalah adanya ikatan dengan negara dan tanda adanya ikatan tersebut antara lain dalam bentuk pernyataan secara tegas seorang individu untuk menjadi anggota suatu negara atau warga negara dari negara tersebut atau dalam bentuk konkritnya dapat dinyatakan dalam bentuk surat surat, baik keterangan maupun keputusan sebagai bukti adanya keanggotaan dalam negara itu. 1 Sebagaimana kita ketahui, pada masa kekuasaan orde baru kurang lebih pada tahun 1966 sampai dengan tahun 1998, kemerdekaan bersuara serta 1 Winarno, 2009, Kewarganegaraan Indonesia Dari Sosiologis Menuju Yuridis, Alfabeta, Bandung, hlm. 52. KEDUDUKAN DAN STATUS HUKUM DIASPORA DALAM SISTEM HUKUM KEWARGANEGARAAN DI INDONESIA IKHWAN IZZAN Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Upload: dangthu

Post on 13-Aug-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/102728/potongan/S2-2016-358434... · oleh karena itu sebabnya semangat perubahan Undang-Undang Dasar 1945

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada awal penetapan hak dan kewajiban seseorang dalam hukum sebagai

warga negara, hal yang amat fundamental adalah menetapkan terlebih dahulu

perihal kewarganegaraannya. Kewarganegaraan seseorang merupakan suatu

hal yang dianggap urgensi dan memiliki banyak kaitan terhadap hak dan

kewajiban seseorang dimata hukum dan pemerintahan, seperti halnya hak

politik dan hak dipilih dalam pemerintahan. Kewarganegaraan dalam arti

yuridis adalah ikatan hukum (de rechtband) antara negara dengan orang –

orang pribadi (natuurlijke personen) yang karena ikatan itu menimbulkan

akibat, bahwa orang – orang tersebut jatuh di bawah lingkungan kuasa pribadi

dari negara yang bersangkutan atau dengan kata lain warga dari negara itu. Jadi

yang penting dari pengertian kewarganegaraan secara yuridis adalah adanya

ikatan dengan negara dan tanda adanya ikatan tersebut antara lain dalam bentuk

pernyataan secara tegas seorang individu untuk menjadi anggota suatu negara

atau warga negara dari negara tersebut atau dalam bentuk konkritnya dapat

dinyatakan dalam bentuk surat – surat, baik keterangan maupun keputusan

sebagai bukti adanya keanggotaan dalam negara itu.1

Sebagaimana kita ketahui, pada masa kekuasaan orde baru kurang lebih

pada tahun 1966 sampai dengan tahun 1998, kemerdekaan bersuara serta

1 Winarno, 2009, Kewarganegaraan Indonesia – Dari Sosiologis Menuju Yuridis, Alfabeta,

Bandung, hlm. 52.

KEDUDUKAN DAN STATUS HUKUM DIASPORA DALAM SISTEM HUKUM KEWARGANEGARAAN DIINDONESIAIKHWAN IZZANUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/102728/potongan/S2-2016-358434... · oleh karena itu sebabnya semangat perubahan Undang-Undang Dasar 1945

2

menyatakan suatu pendapat tidak sama sekali diperkenankan di Indonesia.

Tidaklah mungkin suatu negara dapat berdiri tanpa adanya warga negara yang

memiliki kebebasan untuk bersuara dan menentukan pilihannya. Apabila

dalam suatu negara tidak mengkehendaki kebebasan warga negara untuk

berbicara, maka secara psikologis warga negara tersebut tidak akan merasakan

kenyamanan dalam menjalani kehidupan sehingga negara secara mendasar

tidak melindungi kebebasan warga negaranya sehingga dapat menyebabkan

negara tidak memiliki rakyat, dan negara tidak dapat dianggap sebagai suatu

subjek hukum internasional seperti yang dijelaskan dalam pasal 1 Montevideo

Convention 1933 : On The Rights and Duties of States, yang berbunyi :2

“The state as a person of international law shouldposses the following

qualifications: a permanent population, a defined territory, a

government, a capacity to enter into relations with other states.

Negara sebagai subjek hukum internasional harus memenuhi

persyaratan sebagai berikut: rakyat yang permanen, wilayah yang

tertentu, pemerintahan, kapasitas untuk terjun ke dalam hubungan

dengan negara-negara lain.”

Berangkat dari pengalaman tersebut, para reformis menyuarakan kebebasan,

oleh karena itu sebabnya semangat perubahan Undang-Undang Dasar 1945

mulai disuarakan guna mengakomodir beberapa tindakan Pemerintah yang

dianggap tidak menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia pada era tersebut. Pasal

28E Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 19453 dalam ketiga

ayatnya menyatakan bahwa :

(1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya,

memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih

2 Koerniatmanto Soetoprawiro, 1996, Hukum Kewarganegaraan dan Keimigrasian

Indonesia, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 3 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

KEDUDUKAN DAN STATUS HUKUM DIASPORA DALAM SISTEM HUKUM KEWARGANEGARAAN DIINDONESIAIKHWAN IZZANUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/102728/potongan/S2-2016-358434... · oleh karena itu sebabnya semangat perubahan Undang-Undang Dasar 1945

3

kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan

meninggalkannya, serta berhak kembali.

(2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan

pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.

(3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan

mengeluarkan pendapat.

Dalam ketentuan dan amanah Undang-Undang Dasar RI tahun 1945

diatas, kebebasan untuk memilih kewarganegaraan merupakan sesuatu hak

yang diatur dengan tegas dalam Undang – Undang RI tahun 1945 memberikan

hak untuk menentukan keluar atau tidak dari kewarganegaraan Indonesia. Hal

tersebut menjadikan dasar bagi para warga negara Indonesia untuk menentukan

keluar dari wilayah Indonesia, dan melepaskan kewarganegaraan Indonesia.

Akan tetapi secara tegas harus digaris bawahi perihal kata – kata “memilih”.

Secara harfiah, memilih memiliki arti bahwa terdapat dua hal, dan harus

menentukan salah satu dari kedua pilihan tersebut, tidak dapat menentukan

kedua - duanya. Namun pada kenyataannya, mereka yang telah menentukan

melepaskan kewarganegaraan Indonesia menginginkan kembali kepada

kewarganegaraan Indonesia tanpa melepaskan kewarganegaraan asingnya.

Warga negara yang melepaskan kewarganegaraan Indonesia tersebut tetap

membawa nama baik Indonesia diluar negeri, dan memberikan kontribusi

positif terhadap bangsa Indonesia. Pada era saat ini, muncul-lah isu dan

pergerakan warga negara Indonesia yang telah melepas warga negaranya dan

menginginkan pengembalian kewarganegaraan Indonesia-nya tanpa melepas

kewarganegaraan asingnya, mereka pada saat ini dikenal dengan nama

“Diaspora”. Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Lestari P. Marsudi

menyatakan bahwa Diaspora Indonesia menyebar diseluruh Indonesia dengan

KEDUDUKAN DAN STATUS HUKUM DIASPORA DALAM SISTEM HUKUM KEWARGANEGARAAN DIINDONESIAIKHWAN IZZANUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/102728/potongan/S2-2016-358434... · oleh karena itu sebabnya semangat perubahan Undang-Undang Dasar 1945

4

perkiraan jumlah diaspora sebanyak 6-8 Juta orang yang hidup diberbagai

belahan dunia, dengan berbagai profesi dari mahasiswa/ pelajar, akademisi,

pengusaha hingga Tenaga Kerja Indonesia (TKI).4

Diaspora pada mulanya dikemukakan dalam Alkitab Septuagint, kata

diaspora mengacu pada disperse bersejarah (pergerakan dan penyebaran

manusia di masa lampau) tetapi diterjemahkan dalam beberapa kata Yunani

seperti apoikia (imigrasi), paroikia (penyelesaian di luar negeri), metoikia

(emigrasi), metoikesia (transportasi), aikhmalosia (tahanan masa perang), dan

apokalupsis (wahyu)5. Dalam alkitab tersebut mengemukakan bahwa diaspora

ada berdasarkan hal – hal tersebut diatas. Berdasarkan pengertian diaspora

menurut Wikipedia6 adalah istilah diaspora (bahasa Yunani kuno διασπορά,

"penyebaran atau penaburan benih") digunakan (tanpa huruf besar) untuk

merujuk kepada bangsa atau penduduk etnis manapun yang terpaksa atau

terdorong untuk meninggalkan tanah air etnis tradisional mereka; penyebaran

mereka di berbagai bagian lain dunia, dan perkembangan yang dihasilkan

karena penyebaran dan budaya mereka. Istilah Diaspora mulai dikenal pada

pertengahan abad ke-20, tepatnya pada tahun 1965 merupakan tahun

kemunculan istilah Jewish Diaspora dan Black/African Diaspora. Pada tahun

1986, Gabriel Sheffer mendefinisikan diaspora modern, yaitu kelompok etnis

minoritas migran asal yang bertempat tinggal dan bertindak di negara tuan

4 Imelda Bachtiar, 2015, Diaspora – Bakti Untuk Negeriku, Kompas Media Nusantara,

Jakarta, hlm. ix. 5 M. Iman Santoso, 2014, Diaspora – Globalisme, Keamanan dan Keimigrasian, Pustaka

Reka Cipta, Bandung, hlm. 2. 6 Wikipedia, Diaspora, https://id.wikipedia.org/wiki/Diaspora, diakses 05 Mei 2015.

KEDUDUKAN DAN STATUS HUKUM DIASPORA DALAM SISTEM HUKUM KEWARGANEGARAAN DIINDONESIAIKHWAN IZZANUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/102728/potongan/S2-2016-358434... · oleh karena itu sebabnya semangat perubahan Undang-Undang Dasar 1945

5

rumah, tetapi mempertahankan hubungan sentimental dan material yang kuat

dengan tanah air atau negara asal mereka.7

Istilah diaspora mulai dikenal dengan latar belakang yang dikemukakan

oleh Robin Cohen dan dikelompokan dalam 5 (lima) kategori, ia membagi

fenomena diaspora seperti terminologi berkebun. yaitu :8

1. Wedding (menyiangi)

Diaspora model wedding merujuk pada fenomena penyebaran penduduk

karena mereka menjadi korban atau mengungsi karena konflik sosial

maupun politik. Diaspora orang – orang Yahudi, Afrika, Armenia, Palestina,

dan Irlandia masuk dalam kategori ini;

2. Sowing (menabur benih)

Sowing merujuk diaspora karena kolonialisme seperti yang terjadi pada

orang – orang Yunani Kuno, Inggris, Rusia, Spanyol, Portugis, dan Belanda.

3. Transplanting (menyetek)

Merupakan tipe diaspora yang berkaitan dengan tenaga kerja dan pelayanan

seperti berlaku pada orang – orang India, China, Jepang, Sikh, Turki dan

Italia.

4. Layering (melapisi)

Diaspora Layering adalah penyebaran penduduk karena perdagangan, bisnis

dan kerja professional, hal ini merujuk pada orang – orang Venesia,

Lebanon, Cina, India dan Jepang.

5. Cross-pollinating (membiakan serbuk)

Cross-pollinating adalah diaspora yang berkaitan dengan faktor budaya dan

fenomena masyarakat postmodernisme seperti yang terjadi pada orang –

orang Karibia, China, dan India.

Isu diaspora telah merambah ke berbagai negara yang memiliki warga

negara dengan jumlah yang cukup besar diluar negaranya. Amerika Serikat

yang digadang – gadangkan sebagai negara superpower merupakan salah satu

negara yang memiliki diaspora dan memberlakukan sistem hukum

dwikewarganegaraan bagi warga negaranya. Beberapa negara yang

mengizinkan adanya dwikewarganegaraan ialah Republik Tiongkok (Cina).

7 M. Iman Santoso, Op.Cit,, hlm. 2-3. 8 Ibid, hlm. 7.

KEDUDUKAN DAN STATUS HUKUM DIASPORA DALAM SISTEM HUKUM KEWARGANEGARAAN DIINDONESIAIKHWAN IZZANUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/102728/potongan/S2-2016-358434... · oleh karena itu sebabnya semangat perubahan Undang-Undang Dasar 1945

6

Banyak ahli hukum berpendapat bahwa Republik Tiongkok tidak mempunyai

undang - undang kewarganegaraan sendiri serta nampaknya Republik

Tiongkok melanjutkan penerapan Undang-undang Kewarganegaraan 1929.

Dalam Undang-undang itu tidak ada cara bagi seorang Tionghoa untuk dapat

menanggalkan kewarganegaraan Cina kecuali meminta izin dari Menteri

Dalam Negeri Cina, tetapi kementerian hanya akan memberikan izin kalau

calon telah memenuhi kewajiban terhadap Angkatan Bersenjata Cina.9 Artinya

setiap orang yang terlahir dari orang tua berkewarganegaraan Cina atau hanya

keturunan Cina dapat memperoleh kewarganegaraan Cina tersebut.

Pada hakikatnya, mayoritas latar belakang diaspora adalah terletak pada

proses perpindahan manusia dari satu tempat ke tempat lain, dan lebih terfokus

terhadap perpindahan dari satu negara ke negara lain yang bukan merupakan

negaranya (Transnational Migration). Migrasi orang merupakan cikal bakal

tumbuhnya diaspora itu. Isu diaspora Indonesia mulai dikenal dan diekspos

melalui berbagai media massa baik lokal maupun internasional yang

mengangkat mengenai diaspora Indonesia di dunia. Awal mula munculnya dan

mencuatnya istilah diaspora Indonesia adalah pada saat dilakukannya Congress

of Indonesian Diaspora pertama di Los Angeles, Amerika Serikat pada bulan

Juli 2012. Diaspora mulai menjadi isu yang ditanggapi serius oleh pemerintah

Indonesia, baik dalam kekuasaan eksekutif maupun kekuasaan legislatif. Isu

diaspora memang saat ini masih menjadi pembahasan politik

9 Syaidin Simbolon, Kewarganegaraan Ganda Yang Dianut Oleh RRC,

http://rajawalinews.com/8066/kewarganegaraan-ganda-yang-dianut-oleh-rrc/, diakses pada tanggal

20 September 2015.

KEDUDUKAN DAN STATUS HUKUM DIASPORA DALAM SISTEM HUKUM KEWARGANEGARAAN DIINDONESIAIKHWAN IZZANUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/102728/potongan/S2-2016-358434... · oleh karena itu sebabnya semangat perubahan Undang-Undang Dasar 1945

7

dikalangan kekuasaan Legiaslatif, isu yang dibicarakan hanya mengenai

potensi yang diberikan diaspora Indonesia yang memegang paspor Indonesia

diluar negeri yang memberikan kontribusi penerimaan devisa negara sekitar 7,

1 Miliar dollar Amerika Serikat ( sekitar 70 triliun rupiah) per tahun berupa

Remittance yang dikirim oleh sekitar 2,5 juta Tenaga Kerja Indonesia (World

Bank, 2011).10 Kemudian isu diaspora diperkuat oleh Dino Patti Djalal yang

pada saat tahun 2010 – 2013 menjadi Duta Besar Indonesia di Washington DC,

Amerika Serikat. Dino Patti Djalal mengatakan dalam tulisan yang dimuat

dalam kolom Media Massa Kompas dengan judul “Diaspora Indonesia”

tanggal 2 Juli 2012 sebagai berikut :

“ Diaspora Indonesia mancakup setiap orang Indonesia yang berada di luar

negeri, baik yang berdarah maupun yang berjiwa Indonesia, apapun

status hukum, bidang pekerjaan, latar belakang etnis dan kesukuannya

dan tidak membedakan antara pribumi maupun nonpribumi. Ciri

Diaspora Indonesia dijabarkan setiap orang yang berada di luar negeri

dan memegang paspor Indonesia, setiap orang yang berdarah Indonesia

dan bukan Warga Negara Indonesia, orang Indonesia yang menikah

dengan bangsa asing, maupun yang bukan orang Indonesia sama sekali –

baik ikatan darah maupun kewarganegaraan – namun memiliki

kepedulian dan ikatan batin dengan Indonesia.”

Dengan jumlah Diaspora Indonesia yang mencapai 6-8 Juta berdasarkan

pernyataan Menteri Luar Negeri Indonesia diatas, maka efek atas permintaan

kebutuhan materiil maupun immateriil secara politik dan hukum menjadikan

pemerintah sebagai penentu kebijakan memberikan fokusnya terhadap

keinginan – keinginan yang disuarakan para diaspora Indonesia tersebut. Rasa

cinta terhadap Indonesia serta rasa pamrih yang telah diberikan kepada

10 Ibid., hlm. iii.

KEDUDUKAN DAN STATUS HUKUM DIASPORA DALAM SISTEM HUKUM KEWARGANEGARAAN DIINDONESIAIKHWAN IZZANUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/102728/potongan/S2-2016-358434... · oleh karena itu sebabnya semangat perubahan Undang-Undang Dasar 1945

8

Indonesia menjadi latar belakang munculnya desakan pemberian dwi

kewarganegaraan bagi diaspora Indonesia di berbagai belahan dunia. Dari

pernyataan Dino Patti Djalal yang dimuat dalam kompas tanggal 17 Mei 2012

dinyatakan bahwa “pada tahun ini tercatat ada 150.000 orang Indonesia di

Amerika Serikat, mereka tersebar diberbagai kota, mulai dari Washington DC,

New York, Boston, Houston, Chicago, Los Angeles, sampai San Fransisco.

Dari data yang dikemukakan Oleh United Nations, Department of Economics

and Social Affairs, Population Division (2013). Trends in International

Migrant Stock : Migrants by Destination and Origin tentang Indonesian-Born

Population Overseas menjumlahkan besaran perkiraan sebaran orang

kelahiran Indonesia diseluruh dunia yaitu sebagai berikut :

Tabel 1

Jumlah Besaran Orang Kelahiran Indonesia11

Wilayah Jumlah

Amerika Utara 124.117

Amerika Latin dan Karibia 1.898

Eropa 185.512

Afrika 22.855

Asia 2.558.631

Ocenia dan Pasifik 99.537

Total 2.992.550

Pergerakan demi pergerakan telah terjadi dalam menyuarakan pemberian

dwikewarganegaraan bagi para diaspora Indonesia diluar negeri, dalam suatu

artikel yang memuat tentang keuntungan – keuntungan negara – negara yang

telah merubah asas kewarganegaraannya menjadi dwikewarganegaraan (dual

11 Imelda Bachtiar, Op. Cit., hlm. 16.

KEDUDUKAN DAN STATUS HUKUM DIASPORA DALAM SISTEM HUKUM KEWARGANEGARAAN DIINDONESIAIKHWAN IZZANUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/102728/potongan/S2-2016-358434... · oleh karena itu sebabnya semangat perubahan Undang-Undang Dasar 1945

9

citizenship), antara lain adalah bukti kenaikan Pendapatan Produk Domestik

Bruto (PDB). PDB ialah nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang

diproduksi di dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu tertentu (biasanya

per tahun)12, adapun negara – negara dimaksud antara lain13 :

1. Ghana (Negara kecil di Afrika) – kenaikan sekitar $4-8 milyar per tahun;

2. India di tahun 2009 – tercatat kenaikan sekitar $35-$40 milyar per tahun.

Jumlah tersebut sekitar 35% dari total PDB India;

3. Jamaica – mengalami kenaikan sekitar 40% total PDB per tahun;

4. Sri Lanka juga telah mengikuti Kewarganegaraan Ganda dan

mengabulkannya pada tanggal 17 may 2012 dan saat ini sudah menunjukkan

kenaikan sekitar 5% total PDB per tahun;

5. Zambia – mengalami kenaikan sekitar 7.1% total PDB per tahun;

6. Haiti – mengalami kenaikan sekitar 23% total PDB per tahun;

7. Pakistan – mengalami kenaikan sekitar 20% total PDB per tahun.

Data tersebut merupakan suatu penyajian data secara ilmiah yang

menyatakan bahwa suatu kebijakan tentang sistem hukum kewarganegaraan

yang menganut dwikewarganegaraan merupakan hal yang membawa

keuntungan terhadap bangsa dan negara melalui sektor ekonomi. Kemudian

muncul suatu pergerakan dengan menggunakan pemberian petisi secara

elektronik dalam laman http://www.petisidkindonesia.com/ dengan jumlah

petisi sebanyak 6000 petisi yang telah diserahkan kepada Wakil Ketua DPR

RI. Dalam laman tersebut dipampang secara jelas mengenai visi dan misi para

diaspora Indonesia, antara lain dikatakan bahwa misinya ialah “Diaspora

Indonesia tetap menjadi bagian, dan mempertahankan hubungan yang kuat

12 Wikipedia, Produk domestik bruto, https://id.wikipedia.org/wiki/Produk_domestik_bruto,

diakses pada tanggal 12 September 2015. 13 Renny Damayanti Mallon, Kenaikan PBD Sejak Diberlakukannya Dwi Kewarganegaraan

di Beberapa Negara, http://www.petisidkindonesia.com/kenaikan-pbd-sejak-diberlakukannya-dwi-

kewarganegaraan-di-beberapa-negara/, diakses pada tanggal 12 September 2015.

KEDUDUKAN DAN STATUS HUKUM DIASPORA DALAM SISTEM HUKUM KEWARGANEGARAAN DIINDONESIAIKHWAN IZZANUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/102728/potongan/S2-2016-358434... · oleh karena itu sebabnya semangat perubahan Undang-Undang Dasar 1945

10

dengan negara Indonesia. Ini dilakukan baik secara sosial dan budaya maupun

sebagai salah satu aktor dalam memajukan ekonomi, bisnis, pendidikan,

kesehatan, dan teknologi di Indonesia; serta meningkatkan hubungan bilateral

antara Indonesia dengan negara dimana mereka berdomisili”, kemudian misi

para diaspora Indonesia ialah “Mendapatkan Dwi Kewarganegaraan Indonesia

sesuai dengan Hukum Hak Asasi Manusia yang diakui secara Internasional dan

memelihara serta menjaga rasa cinta terhadap Indonesia untuk generasi-

generasi selanjutnya”.14 Diterangkan bahwa merubah sistem hukum

kewarganegaraan Indonesia menjadi dwikewarganegaraan memiliki 2 (dua)

sisi yang berbeda, Pro dan Kontra, antara lain :15

1. Pro :

o Pemegangnya mempunyai kesempatan untuk bekerja, membangun karir,

dan membuka usaha di negara tempat ia tinggal;

o Penyatuan keluarga;

o Kemudahan perjalanan;

o Brain circulation and asset circulation

o Promosi pembangunan ekonomi dan investasi negara jangka panjang

melalui brain circulation, potensi u-turn migration, dan asset/networks

circulation

2. Kontra:

o Kewajiban ganda dalam hal pajak, pelayanan militer, namun hal ini

biasanya diselesaikan melalui perjanjian bilateral;

o Berpotensial untuk membuat migran bingung, yang berakibat pada

rendahnya tingkat partisipasi dalam segala bidang (Yang, 1994);

o Potensi mensponsori orang lain untuk bermigrasi lebih besar;

o Loyalitas yang terbagi pada negara asal dan negara baru.

14 http://www.petisidkindonesia.com/category/artikel-indonesia/, diakses pada tanggal 12

September 2015. 15 Nuning Hallet, Prinsip dasar Dwi Kewarganegaraan (DK),

http://www.petisidkindonesia.com/prinsip-dasar-dwi-kewarganegaraan-dk/, diakses pada tanggal

12 September 2015

KEDUDUKAN DAN STATUS HUKUM DIASPORA DALAM SISTEM HUKUM KEWARGANEGARAAN DIINDONESIAIKHWAN IZZANUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/102728/potongan/S2-2016-358434... · oleh karena itu sebabnya semangat perubahan Undang-Undang Dasar 1945

11

Dari seluruh data yang disajikan diatas, timbul permasalahan ketika

ditautkan pada pertanyaan bagaimana status kewarganegaraan mereka dilihat

dari perspektif norma hukum kewarganegaraan di Indonesia apabila terdapat

desakan terhadap pemerintah Indonesia bagi mereka yang telah kehilangan

kewarganegaraan Indonesia-nya akan tetapi berharap mendapatkan kembali

kewarganegaraan Indonesia tanpa melepaskan kewarganegaraan asing-nya

(dwikewarganegaraan). Jauh sebelum munculnya isu hukum tentang diaspora

Indonesia, Isu dwikewarganegaraan di Indonesia mulai dikenal pada saat

dilakukannya perjanjian Dwikewarganegaraan oleh Republik Indonesia

dengan RRT yang dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1958

tentang Persetujuan Antara Republik Indonesia Dan Republik Rakyat

Tiongkok Mengenai Soal Dwikewarganegaraan yang disetujui pada tanggal 11

Januari 1958. Peraturan hukum pertama Republik Indonesia yang mengatur

perihal kewarganegaraan diatur dalam ketentuan dalam Undang-Undang

Nomor 3 tahun 1946 tentang Warganegara dan penduduk Indonesia. Kemudian

setelah masa kemerdekaan, dalam konferensi antara Indonesia dengan Belanda

dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) tanggal 27 desember 1949 disepakati

beberapa hal mengenai warga negara, antara lain adalah :16

1. Orang Belanda yang tetap berkewargaan Belanda, tetapi terhadap

keturunannya yang lain dan bertempat tinggal di Indonesia kurang lebih 6

bulan sebelum 27 desember 1949 setelah penyerahan kedaulatan dapat

memilih kewarganegaraan Indonesia yang disebut juga “Hak Opsi” atau hak

untuk memilih kewarganegaraan;

2. Orang – orang yag tergolong kawula Belanda (orang Indonesia asli) berada

di Indonesia memperoleh kewarganegaraan Indonesia kecuali tidak tinggal

16 Asas Kewarganegaraan, https://pungkiindriyonoblog.wordpress.com/2014/05/04/bab-i-

asas-kewarganegaraan/, diakses pada tanggal 12 September 2015.

KEDUDUKAN DAN STATUS HUKUM DIASPORA DALAM SISTEM HUKUM KEWARGANEGARAAN DIINDONESIAIKHWAN IZZANUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/102728/potongan/S2-2016-358434... · oleh karena itu sebabnya semangat perubahan Undang-Undang Dasar 1945

12

di Suriname / Antiland Belanda dan dilahirkan di wilayah Belanda dan dapat

memilih kewarganegaraan Indonesia;

3. Orang – orang Eropa dan Timur Asing, maka terhadap mereka dua

kemungkinan yaitu: jika bertempat tinggal di Belanda, maka dtetapkan

kewarganegaraan Belanda, maka yang dinyatakan sebagai WNI dapat

menyatakan menolak dalam kurun waktu 2 tahun;

4. Berdasarkan undang – undang nomor 62 tahun 1958.

Sebelum adanya Konferensi Meja Bundar, Presiden membuat suatu aturan

hukum yang mendefinisikan seseorang yang dimaksud sebagai warga Negara

Indonesia adalah sebagai berikut :17

a. Orang yang aseli dalam daerah Negara Indonesia;

b. Orang yang tidak masuk dalam golongan tersebut diatas akan tetapi turunan

dari seorang darigolongan itu, yang lahir dan bertempat kedudukan dan

kediaman di dalam daerah NegaraIndonesia, dan orang bukan turunan dari

golongan termaksud, yang lahir dan bertempatkedudukan dan kediaman

selama sedikitnya 5 tahun berturut-turut yang paling akhir di dalamdaerah

Negara Indonesia, yang telah berumur 21 tahun, atau telah kawin, kecuali

jika iamenyatakan keberatan menjadi Warga Negara Indonesia karena ia

adalah warga negaraNegeri lain;

c. Orang yang mendapat kewargaan Negara Indonesia dengan cara

naturalisasi;

d. Anak yang sah, disahkan atau diakui dengan cara yang sah oleh bapanya,

yang pada waktulahirnya bapanya mempunyai kewargaan Negara

Indonesia;

e. Anak yang lahir dalam 300 hari setalah bapanya, yang mempunyai

kewargaan NegaraIndonesia, meninggal dunia;

f. Anak yang hanya oleh ibunya diakui dengan cara yang sah, yang pada waktu

lahirnya ibunyamempunyai kewargaan Negara Indonesia;

g. Anak yang diangkat dengan cara yang sah oleh seorang Warga Negara

Indonesia;

h. Anak yang lahir di dalam daerah Negara Indonesia, yang oleh bapaknya

ataupun oleh ibunya tidak diakui dengan cara yang sah;

Berbicara tentang pengertian tersebut, maka kita berbicara tentang suatu

norma hukum yang mengikat dalam hal kewarganegaraan. Hukum memiliki

definisi sendiri, definisi hukum sendiri Menurut Jan Gijssels dan Mark Van

17 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1946 Tentang Warga Negara dan

Penduduk Negara Indonesia.

KEDUDUKAN DAN STATUS HUKUM DIASPORA DALAM SISTEM HUKUM KEWARGANEGARAAN DIINDONESIAIKHWAN IZZANUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/102728/potongan/S2-2016-358434... · oleh karena itu sebabnya semangat perubahan Undang-Undang Dasar 1945

13

Hoecke, adalah hukum sebagai lembaga normatif adalah merupakan bagian

dari proses sosial yang lebih besar dan dengan demikian merupakan penekanan

dari hubungan-hubungan yang berlangsung dalam masyarakat. Hukum tidak

otonom. Analisis mengenai isi ideologi dari hukum merupakan salah satu topik

sentral teori hukum dewasa ini.18 Artinya suatu aturan hukum yang terbentuk

merupakan suatu proses bagaimana masyarakat memandang suatu

kesepahaman sikap, tindakan dan cara sehingga menciptakan aturan yang

disetujui secara bersama (komunal). Sehingga, Hukum positif negara harus

dibentuk melalui proses yang cukup panjang serta menyelaraskan kesepakatan

bersama masyarakat itu sendiri. Hukum wajib memberikan keamanan dan

kenyamanan atas intuisi kebersamaan masyarakat secara mayor. Satjipto

Rahardjo mengatakan bahwa konsep tentang orang dalam hukum memegang

kedudukan sentral, oleh karena semua konsep yang lain, seperti hak,

kewajiban, penguasaan, pemilikan, hubungan hukum dan seterusnya, pada

akhirnya berpusat pada konsep mengenai orang ini. Orang inilah yang menjadi

pembawa hak, yang bisa dikenai kewajiban dan seterusnya, sehingga tanpa ia

semuanya tidak akan timbul.19 Oleh karenanya, diaspora Indonesia memiliki

kedudukan dan status dalam hubungannya secara batiniyah dengan Indonesia

dapat mendorong pergerakan perubahan Undang-Undang Kewarganegaraan

Indonesia yaitu Undang – Undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang

18 Satjipto Rahardjo, 2010, Sosiologi Hukum (Perkembangan Metode dan Pilihan Masalah),

Genta Publishing, Yogyakarta, hlm. 74. 19 Satjipto Rahardjo, 2012, Ilmu Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm. 66.

KEDUDUKAN DAN STATUS HUKUM DIASPORA DALAM SISTEM HUKUM KEWARGANEGARAAN DIINDONESIAIKHWAN IZZANUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/102728/potongan/S2-2016-358434... · oleh karena itu sebabnya semangat perubahan Undang-Undang Dasar 1945

14

Kewarganegaraan yang masih menganut sistem kewarganegaraan tunggal

menjadi sistem kewarganegaraan dwikewarganegaraan.

Hukum kewarganegaraan Indonesia dari masa ke masa hingga sampai saat

ini telah mengalami banyak perubahan. Peraturan yang telah lahir mengenai

kewarganegaraan sejak era pasca kemerdekaan antara lain Undang-undang No.

3 tahun 1946 tentang Warganegara dan penduduk Indonesia sebagaimana telah

diubah melalui Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1947 yang secara eksplisit

merubah perihal siapakah warga negara Indonesia, kemudian lahir Undang-

Undang Nomor 2 tahun 1958 tentang Persetujuan antara RI-RRT mengenai

Dwi kewarganegaraan dimana secara garis besar mengatur antara

kewarganegaraan Indonesia atau Cina kemudian dicabut dengan Undang-

Undang Nomor 4 tahun 1969, lalu dibuat Undang-Undang No. 62 tahun 1958

tentang Kewarganegaraan Indonesia yang secara garis besar mengatur

mengenai ketentuan-ketentuan siapa yang menjadi warga negara

Indonesia,status anak dan cara-cara kehilnagan kewarganegaraan, lalu pada

tahun 1976 dibuat Undang-Undang Nomor 3 tahun 1976 tentang Perubahan

Pasal 18 Undang-Undang Nomor 62 tahun 1958 tentang Kewarganegaraan

Republik Indonesia. Secara garis besar diatur melalui Pasal 17 huruf k Undang-

Undang Nomor 62 tahun 1958 memberikan kewajiban bagi warganegara RI

yang bertempat tinggal di luar negeri lain daripada untuk menjalankan dinas

negara, guna menyatakan keinginan untuk tetap menjadi warga negara

Republik Indonesia dalam jangka waktu 5 (lima) tahun yang pertama dan

selanjutnya untuk setiap 2 (dua) tahun. Sehingga pada saat ini, segala hal yang

KEDUDUKAN DAN STATUS HUKUM DIASPORA DALAM SISTEM HUKUM KEWARGANEGARAAN DIINDONESIAIKHWAN IZZANUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/102728/potongan/S2-2016-358434... · oleh karena itu sebabnya semangat perubahan Undang-Undang Dasar 1945

15

mengatur perihal kewarganegaraan diatur dalam ketentuan – ketentuan Undang

– Undang RI Nomor 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan sebagaimana

yang telah dijelaskan diatas.

Permasalahan diaspora Indonesia tidak akan jauh terlepas tentang

bagaimana peraturan serta sistem hukum kewarganegaraan yang Indonesia

jalankan dan diberlakukan. Keinginan diaspora yang dinyatakan oleh para

diaspora dalam Congress of Indonesia Diaspora pertama di Los Angeles ialah

diubahnya peraturan mengenai kewarganegaraan Indonesia khususnya tentang

pengaturan sistem kewarganegaraan tunggal dengan memasukan ketentuan

mengenai dwikewarganegaraan. Hal tersebut dilakukan dikarenakan diasora

Indonesia menganggap bahwa keberadaan mereka di luar negeri akan

membawa nama baik dan keuntungan – keuntungan lainnya bagi Indonesia

seperti telah disebutkan penulis diatas, di ajang internasional baik dari segi

pemikiran, modal, jaringan dan sebagainya. Keadaan dan desakan untuk

memasukan dwikewarganegaraan bagi para diaspora Indonesia memiliki

dampak positif dan negatif bagi negara Indonesia. Perdebatan lahir diseputaran

dampak – dampak positif dan negatif bagi Indonesia dengan merubah sistem

hukum kewarganegaraan Indonesia yang menganut asas kewarganegaraan

tunggal, dengan beberapa pengecualian untuk kewarganegaraan ganda terbatas

menjadi dwikewarganegaraan.

Sistem kewarganegaraan Indonesia dalam Undang – Undang Nomor 12

Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan belum mengatur perihal

dwikewarganegaraan, asas yang masih digunakan adalah asas

KEDUDUKAN DAN STATUS HUKUM DIASPORA DALAM SISTEM HUKUM KEWARGANEGARAAN DIINDONESIAIKHWAN IZZANUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/102728/potongan/S2-2016-358434... · oleh karena itu sebabnya semangat perubahan Undang-Undang Dasar 1945

16

kewarganegaraan tunggal. Pemberian dwikewarganegaraan bagi para diaspora

Indonesia tentu membawa berbagai polemik dan keuntungan bagi bangsa.

Disatu sisi sebagai suatu polemik ialah apabila Indonesia mengusung sistem

hukum kewarganegaraan dengan sistem dwikewarganegaraan maka tidak

adanya lagi rasa nasionalitas dan cinta tanah air oleh para pemegang

dwikewarganegaraan, dilain sisi dwikewarganegaraan sedikit banyak

memberikan negara Indonesia pendapatan dari sektor ekonomi. Permasalahan

lainnya yang penulis kutip dari media massa elektronik ialah penyataan

Menteri Hukum dan HAM, Bapak Yasonna Laoly yang mengatakan bahwa

“Resistensi dilatarbelakangi oleh berbagai alasan. Dari segi keamanan ada

kekhawatiran bahwa kewarganegaraan ganda bisa mendatangkan potensi

bahaya bagi Indonesia. "Teman-teman dari Polri dan BIN memandangnya dari

aspek keamanan”.20 Hal – hal yang diterangkan diatas menjadikan dasar

penulis melakukan penelitian ini.

Permasalahan berikutnya adalah apabila kebijakan pemerintah yang tidak

mengakomodir dwikewarganegaraan dikaitkan dengan Hak Asasi Manusia,

dimana Pemerintah Republik Indonesia tidak mengakomodir sistem

kewarganegaraan dengan asas kewarganegaraan ganda. Kemudian selain hal

itu, permasalahan berikutnya adalah tentang bagaimana kedaulatan suatu

negara apabila diberlakukan sistem kewarganegaraan ganda di Indonesia.

20 Triono Wahyu Sudibyo, Jalan Panjang Mengupayakan Dwi Kewarganegaraan Indonesia,

http://news.detik.com/berita/2921957/jalan-panjang-mengupayakan-dwi-kewarganegaraan-

indonesia, diakses pada tanggal 12 September 2015.

KEDUDUKAN DAN STATUS HUKUM DIASPORA DALAM SISTEM HUKUM KEWARGANEGARAAN DIINDONESIAIKHWAN IZZANUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/102728/potongan/S2-2016-358434... · oleh karena itu sebabnya semangat perubahan Undang-Undang Dasar 1945

17

B. Perumusan Masalah

Pada umumnya, penelitian dilakukan guna mencapai sasaran tertentu.

Suatu penelitian bisa mempunyai kegunaan praktis jika masalah penelitian

yang dipilihnya adalah yang berkenaan dengan yang dijumpai peneliti dalam

lingkungan di mana seseorang hidup. Masalah yang dimaksud dalam konteks

ini ialah sesuatu hal yang dianggap negatif berdasarkan ukuran tertentu.21

Dalam ilmu hukum, kajian terhadap penerapan aturan hukum yang didukung

oleh teori dan konsep-konsep di bidang hukum dihadapkan pada fakta hukum

yang memunculkan ketidakpaduan antara kajian teoritis dengan dengan

penerapan hukum positif tersebut. Ketidakpaduan antara keadaan yang

diharapkan (das sollen) dengan kenyataan (das sein) menimbulkan tanda

Tanya normatif.22 Oleh karena hal-hal tersebut diatas yang telah diterangkan,

maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah kedudukan dan status hukum diaspora dalam sistem hukum

kewarganegaraan di Indonesia ?;

2. Apakah dimungkinkan diaspora Indonesia diberikan dwi kewarganegaraan

? Apakah kendala dan permasalahan dalam memberikan dwi

kewarganegaraan ?.

21 Juliansyah Noor, 2011, Metode Penelitian-Skripsi, Tesis, Disertasi, & Karya Ilmiah,

Kencana, Jakarta, hlm. 26. 22 Johnny Ibrahim, 2005, Teori & Metode Penelitian Hukum Normatif, Bayumedia

Publishing, Malang, hlm. 225.

KEDUDUKAN DAN STATUS HUKUM DIASPORA DALAM SISTEM HUKUM KEWARGANEGARAAN DIINDONESIAIKHWAN IZZANUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/102728/potongan/S2-2016-358434... · oleh karena itu sebabnya semangat perubahan Undang-Undang Dasar 1945

18

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dikaitkann dengan rumusan masalah adalah sebagai

berikut :

1. Meneliti, mempelajari dan menganalisis guna mengetahui serta menjawab

pertanyaan tentang bagaimanakah status dan kedudukan hukum diaspora

dalam sistem hukum kewarganegaraan di Indonesia;

2. Meneliti, mempelajari dan menganalisis apakah dimungkinkan atau tidak

diaspora Indonesia diberikan dwikewarganegaraan dalam sistem hukum

kewarganegaraan Indonesia. Serta untuk mengetahui apakah kendala dan

permasalahan Indonesia dalam memberikan dwikewarganegaraan dan

mengetahui rumusan peraturan perundang – undangan tentang

dwikewarganegaraan.

D. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

Penulis mengharapkan agar penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk

memperkaya ilmu pengetahuan khususnya ilmu hukum dibidang

Kewarganegaraan yang terkait pengaturan dwikewarganegaraan bagi

diaspora serta sebagai referensi atau rujukan penelitian berikutnya.

b. Manfaat Praktis

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran

kepada dunia praktisi, bagi Pemerintah sebagai pengambil keputusan

(regulation maker) dalam menentukan status dan kedudukan diaspora

sebagai bahan referensi pengambilan keputusan atau pembuatan peraturan

KEDUDUKAN DAN STATUS HUKUM DIASPORA DALAM SISTEM HUKUM KEWARGANEGARAAN DIINDONESIAIKHWAN IZZANUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/102728/potongan/S2-2016-358434... · oleh karena itu sebabnya semangat perubahan Undang-Undang Dasar 1945

19

perundang - undangan terkait sistem hukum kewarganegaraan di Indonesia,

khususnya dwikewarganegaraan.

E. Keaslian Penelitian

Penulis menyatakan dalam bagian yang tidak terpisahkan dari penelitian

ini, bahwa data-data dan penulisan ini dibuat dan dikutip berdasarkan hasil

penelitian yang dilakukan oleh penulis sendiri. Penulisan tentang diaspora dan

kewarganegaraan memang telah banyak dilakukan oleh para penulis

sebelumnya, akan tetapi rumusan masalah dan pembahasan yang penulis teliti

berbeda secara substansi dan materi dari penelitian – penelitian terdahulu.

Apabila penulis mengutip teori-teori dari referensi yang terkait dengan

pembahasan ini, maka penulis akan menyebutkan sumber atau penulis teori

tersebut, baik berupa literatur buku maupun dari sumber lainnya seperti internet

dan sebagainya.

Penulis mengetahui bahwa terdapat penelitian oleh peneliti sebelumnya

yang membahas perihal diaspora dan kewarganegaraan akan tetapi penelitian

– penelitian tersebut mengambil judul “diaspora orang Minangkabau di

Yogyakarta” yang diteliti oleh saudari Yuhastina. Kemudian terdapat

penelitian yang diteliti oleh Yuanita Aprilandini Siregar dengan judul

“Diaspora India : Studi tentang Identitas, Etnisitas dan Jaringan Sosial

Komunitas Peranakan Muslim India-Pakistan di Perkotaan”, kemudian dari

referensi – referensi berupa literatur buku juga telah banyak mengemukakan

tentang diaspora dan kewarganegaraan. Dari beberapa penelitian yang telah

dilakukan diatas, penulis menegaskan hasil penelitian tersebut berbeda baik

KEDUDUKAN DAN STATUS HUKUM DIASPORA DALAM SISTEM HUKUM KEWARGANEGARAAN DIINDONESIAIKHWAN IZZANUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/102728/potongan/S2-2016-358434... · oleh karena itu sebabnya semangat perubahan Undang-Undang Dasar 1945

20

judul maupun substansinya dengan penelitian yang sedang penulis lakukan saat

ini.

Sejauh ini sepengetahuan penulis, belum ada penulisan tesis yang dalam

pembahasannya sama persis seperti yang penulis teliti, namun apabila

dikemudian hari diketahui bahwa ternyata terdapat penelitian yang

mengangkat judul dan substansi yang sama dengan apa yang sedang penulis

teliti saat ini, maka penulis mengharapkan bahwasanya penelitian ini ditujukan

sebagai penelitian yang menyempurnakan serta melengkapi penelitian

sebelumnya.

KEDUDUKAN DAN STATUS HUKUM DIASPORA DALAM SISTEM HUKUM KEWARGANEGARAAN DIINDONESIAIKHWAN IZZANUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/