bab i pendahuluan a. latar belakangeprints.umm.ac.id/39698/2/bab i.pdfa. latar belakang manusia...

15
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial, hal ini ditandai dengan adanya rasa ketergantungan yang dimiliki oleh setiap individu. Sehingga dalam kehidupannya manusia wajib saling tolong menolong dan peduli akan kebutuhan lingkungan atau orang sekitarnya. Salah satu kebutuhan manusia adalah berreproduksi atau saling melengkapi antara satu dengan lainya. Hal ini tercermin dari alasan Allah menciptakan Hawa untuk Nabi Adam. Bukti tersebut dikuatkan dengan adanya firman-Nya dalam surat An-Najm ayat 45 yang menunjukkan bahwa Allah menciptakan manusia dengan berpasang- pasangan. Tujuan inilah yang menjadi alasan adanya kewajiban bagi setiap manusia untuk menikah. Oleh sebab itu, Pernikahan merupakan sebuah ibadah yang dianjurkan dalam agama Islam, Hal ini dibuktikan dengan banyaknya dalil-dalil Al-Qur’an yang menjelaskan tentang anjuran menikah. 1 Selain itu, terdapat beberapa hadist yang mendukungnya. salah satu dari hadist-hadist tersebut menjelaskan bahwa apabila seseorang tersebut tidak menikah maka dia bukanlah termasuk dalam golongan Nabi Muhammad, 2 hadist tersebut berbunyi : 1 Abu Hafsah Usamah , Anjuran Untuk Menikah, www.almanhaj.or.id/2013 diakses 18 April 2017 22:56 WIB 2 Bulughul Maram, 2002, Hadist ke 838 Bab Nikah No.2, Jakarta : Dar Al-Kutub Al-Islamiyah, hal 222

Upload: others

Post on 20-Nov-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39698/2/BAB I.pdfA. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial, hal ini ditandai dengan adanya rasa ketergantungan yang dimiliki

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial, hal ini ditandai dengan adanya rasa

ketergantungan yang dimiliki oleh setiap individu. Sehingga dalam

kehidupannya manusia wajib saling tolong menolong dan peduli akan

kebutuhan lingkungan atau orang sekitarnya. Salah satu kebutuhan manusia

adalah berreproduksi atau saling melengkapi antara satu dengan lainya. Hal ini

tercermin dari alasan Allah menciptakan Hawa untuk Nabi Adam. Bukti

tersebut dikuatkan dengan adanya firman-Nya dalam surat An-Najm ayat 45

yang menunjukkan bahwa Allah menciptakan manusia dengan berpasang-

pasangan.

Tujuan inilah yang menjadi alasan adanya kewajiban bagi setiap

manusia untuk menikah. Oleh sebab itu, Pernikahan merupakan sebuah ibadah

yang dianjurkan dalam agama Islam, Hal ini dibuktikan dengan banyaknya

dalil-dalil Al-Qur’an yang menjelaskan tentang anjuran menikah.1 Selain itu,

terdapat beberapa hadist yang mendukungnya. salah satu dari hadist-hadist

tersebut menjelaskan bahwa apabila seseorang tersebut tidak menikah maka

dia bukanlah termasuk dalam golongan Nabi Muhammad,2 hadist tersebut

berbunyi :

1Abu Hafsah Usamah , Anjuran Untuk Menikah, www.almanhaj.or.id/2013

diakses 18 April 2017 22:56 WIB 2 Bulughul Maram, 2002, Hadist ke 838 Bab Nikah No.2, Jakarta : Dar Al-Kutub

Al-Islamiyah, hal 222

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39698/2/BAB I.pdfA. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial, hal ini ditandai dengan adanya rasa ketergantungan yang dimiliki

2

, وأثنى عليه بي صلى الله عليه وسلم حمد الله وعن أنس بن مالك رضي الله عنه ) أن الن

تي , وقال : لكني أنا أصلي وأنام , وأ ج النساء , فمن رغب عن سن صوم وأفطر , وأتزو

فق عليه فليس مني ( مت

Intisari dari hadist ini adalah : rasululullah selain beribadah keada Allah

dengan cara shala, berpuasa dan berbuka Rasulullah juga menikahi

perempuan yang mana bertujuan untuk mlestarikan keturunan serta didalam

perbuatan tersebut juga terkandung makna ibadah dalam melakukannya

hadist ini diriwayatkan oleh Muttafaq Alaihi

Pada prinsipnya adanya pernikahan bertujuan untuk melestarikan

keturunan dan dapat memiliki atau membina keluarga yang sakinah,

mawaddah wa rohmaah. Kata sakinah adalah yang berasal dari bahasa arab

yang artinya kedamaian, tenang, tentram dan aman.3 Makna kata sakinah

dalam pernikahan dapat diartikan sebagai seorang suami dan istri harus dapat

saling memahami dan mengasihi, kedua hal tersebut dapat terpenuhi apabila

mereka menerapkan rasa saling percaya satu dengan yang lainnya.

Berbeda dengan kata mawaddah yang mempunyai arti yaitu sebuah

cinta atau sebuah harapan. Sedangkan arti kata wa rahalah adalah dan kasih

sayang. Dengan kata lain, setiap orang yang menikah selalu mendambakan

suatu hubungan yang penuh dengan cinta kasih dan dapat mewujudkan

keluarga yang harmonis dan saling mendukung satu dengan yang lainnya.

Dari tujuan-tujuan tersebut maka terlahirlah suatu kesepakatan antara

dua insan yang mendambakan indahnya kehidupan bersama. Akan tetapi pada

kenyataanya, di era globalisasi ini banyak sekali permasalahan-permasalahan

3 Misbah, Pengertian Sakinah Mawaddah wa Rahmah, http://Misbah7.com/2016,

diakses tanggal 23 Mei 2017 Pukul 16.45

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39698/2/BAB I.pdfA. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial, hal ini ditandai dengan adanya rasa ketergantungan yang dimiliki

3

yang timbul dalam pernikahan, yang mana permasalahan ini mengakibatkan

adanya pertengkaran yang berujung pada putusnya suatu pernikahan.

Pasal 38 UU Perkawinan dan Pasal 113 Kompilasi Hukum Islam

menjelaskan bahwa pernikahan bisa dikatakan putus bila adanya suatu

peristiwa yaitu kematian dan perceraian. Kematian merupakan suatu

keniscayaan yang pasti akan dirasakan oleh setiap manusia. Sedangkan

Perceraian menurut hukum islam merupakan perbuatan yang diperbolehkan

akan tetapi temasuk dalam kategori yang dibenci Allah.4 Hal ini dikuatkan

dengan adanya Hadist Rasululllah yang berbunyi :

عنهما -عن ابن عمر صلى الل عليه وسلم ) -رضي الله قال : قال رسول الله

الطهلق ( ح أبغض الحلل عند الله حه الحاكم , ورجه رواه أبو داود , وابن ماجه , وصحه

أبو حاتم إرساله

Hadist dari Ibnu Umar R.A.dan diriayatkan oleh Abu Dawud dan Ibnu Majah

(Shahih hakam)

Oleh sebab itu hendaknya perceraian di lakukan sebagai upaya terakhir yang

dilakukan untuk memperbaiki hubungan dalam rumah tangga.

Pada kenyataannya perceraian saat ini sudah sering kali terjadi,

dibuktikan dengan adanya data yang menyebutkan bahwa kenaikan angka

perceraian mencapai 16% hingga 20% berdasarkan data yang didapat sejak

tahun 2009 hingga 2016. Hal ini juga didukung dengan adanya fakta berupa

data jumlah perceraian di daerah Kota dan Kabupaten Malang yang

4 Abu Daawud no. 505, Hadist Explorer

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39698/2/BAB I.pdfA. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial, hal ini ditandai dengan adanya rasa ketergantungan yang dimiliki

4

menunjukkan bahwa angka perceraian mencapai hingga lebih dari 9000

(Sembilan ribu) kasus. 5

Latar belakang adanya perceraian sangatlah beragam, melihat dari data

yang penulis dapat dari Pengadilan Agama Kota Malang pada bulan Agustus

2016 lalu. Data tersebut menunjukkan bahwa banyak dari perceraian

disebabkan oleh beberapa faktor yaitu seperti faktor ekonomi, adanya

perselingkuhan, suami atau istri yang menghilang tanpa adanya kabar selama

bertahun-tahun dan yang terakhir adalah sudah tidak adanya kecocokan atau

keserasian lagi yang mana biasa ditandai dengan terjadinya pertengkaran

secara terus-menerus.6

Perceraian yang mereka pilih merupakan solusi terbaik agar

permasalahan yang ada tidak terus menerus berlanjut. Akan tetapi dengan

adanya perceraian ini tidak hanya berdampak pada putusnya perkawinan saja,

melainkan juga dapat menimbulkan dampak negatif kepada anak. Hal ini

dapat terjadi karena, apabila seorang anak hidup dalam lingkungan keluarga

bercerai atau broken home secara otomatis anak tersebut akan kehilangan

salah satu sosok dari orangtua yang mendidiknya. Dengan keadaan yang

demikian anak akan merasa kurang mendapatkan perhatian atau menjadi tidak

percaya diri dengan keadaan yang dia alami.7

5 Dwi Purnawan, Tingkat Peceraian di Indonesia Termasuk yang Tertinggi di

Dunia, http://gulalives.com/2016 diakses tanggal 24 Mei 2017 pukul 19.02 WIB 6 Insan An Nisaa, 2016, Laporan Magang di Pengadilan Agama Kota Malang,

Malang 7 Melly Febrida, Dampak Positif dan Negatif Perceraian pada Anak,

www.liputan6.com/2013 diakses pada 4 Juni 2017 pukul 23.09 WIB

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39698/2/BAB I.pdfA. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial, hal ini ditandai dengan adanya rasa ketergantungan yang dimiliki

5

Pada dasarnya pemerintah di Indonesia sudah mengupayakan agar suatu

pernikahan tidak serta merta dapat diputuskan dengan perceraian begitu saja,

upaya ini dilaksanakan dengan cara memberikan waktu kepada pasangan yang

akan bercerai untuk rujuk kembali sebelum diputuskannya perceraian tersebut.

Cara ini biasa dilakukan di Pengadilan yang mana disebut dengan proses

mediasi.

Hakikatnya proses mediasi tidak hanya diselenggarakan dalam

pengadilan saja, melainkan wajib dilakukan oleh pihak keluarga yang

bersangkutan terlebih dahulu, firman Allah dalam surat An-Nisaa ayat 35 yang

berbunyi

ن أهلها إن يريدا إصلحا يو ن أهله وحكما م وإن خفتم شقاق بينهما فابعثوا حكما م فق الله

كان عليما خبيرا بينهما إنه الله

Intisari dalam ayat ini adalah : dalam bersengketa kita dapat mengambil

seseorang yang adil dari kedua belah pihak yang bersengketa sehingga

nantinya permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan baik dan tidak

adanya permusuhan antara satu dengan yang lainnya.

Karena pada dasarnya segala permasalahan yang terjadi hendaknya

diselesaikan secara kekeluargaan terlebih dahulu. Jika dengan jalan

kekeluargaan permasalahan tersebut tidak dapat diselesaikan maka barulah

permasalahan tersebut dapat diajukan ke pengadilan yang berwenang.

Proses mediasi di Pengadian melibatkan pihak ketiga yang mempunyai

tugas untuk berusaha mencegah terjadinya perceraian antara suami istri yang

telah terdaftar dalam Pengadilan. Dalam perkara perceraian mediasi dapat

dilakukan dengan tiga cara, cara pertama adalah hakim Pengadilan Agama

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39698/2/BAB I.pdfA. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial, hal ini ditandai dengan adanya rasa ketergantungan yang dimiliki

6

yang akan langsung menjadi mediator atau sebagai penengah pada pihak yang

akan bercerai. Cara kedua yaitu dengan cara memanggil pihak salah satu dari

pihak keluarga suami atau istri yang disebut dengan hakam. Dan cara yang

terakhir adalah prosedur mediasi yang telah diatur dalam Perma No.1 tahun

2016.

Mediasi yang dilakukan di Pengadilan Agama memang terbukti lebih

efektif dibandingkan dengan proses mediasi yang terjadi di Pengadilan Negeri,

akan tetapi keberhasilan ini masih belum menjamin akan di cabutnya

permohonan atau gugatan peceraian tersebut. Karena umumnya ada beberapa

penyebab perceraian yang memang sulit didamaikan dengan mediasi seperti

faktor selingkuh dan ekonomi. Sebab umumnya para pihak perkara perceraian

membawa luka hati yang cukup lama.8

Tidak cukup sampai disini, upaya pencegahan putusnya perkawinan

dengan cara perceraian juga membuat pemerintah mencari solusi lain demi

tercapainya keluarga yang sehat dan baik. Salah satu upaya yang digagas

adalah dengan dikeluarkannya Peraturan Direktur Jendral Bimbingan

Masyarakat Islam No. DJ.II/491 Tahun 2009 tentang kursus calon pengantin

dan Peraturan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam No. DJ.II/542

Tahun 2013 tentang pedoman penyeleggaraan kursus Pra nikah.

Menurut Mentri Agama Lukman Hakim Saefuddin, pendidikan pra

nikah atau kursus calon pengantin ini hendaknya dijadikan gerakan nasional

dalam masyarakat, yang mana hal ini dapat dimonitori oleh Lembaga Badan

8 Ash, Hakim Agama Berbagi Pengalaman Mediasi Perceraian,

www.hukumonline.com/2016 diakses pada 4 Juni 2017 Pukul 19.48 WIB

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39698/2/BAB I.pdfA. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial, hal ini ditandai dengan adanya rasa ketergantungan yang dimiliki

7

Penasihat, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan dan Kementrian Agama.9

Dikatakan demikian karena melihat dari tujuan atau landasan diadakannya

pendidikan pra nikah adalah untuk memberikan pengetahuan mengenai hal

apa saja yang perlu dipersiapkan dan dipahami oleh calon mempelai. Oleh

sebab itu, penulis tertarik untuk mengetahui lebih dalam mengenai

“Pelaksanaan Peraturan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam

No.DJ.II/491 Tahun 2009 Tentang Kursus Calon Pengantin Juncto No.

DJ.II/542 Tahun 2013 Tentang Pedoman Penyeleggaraan Kursus Pra Nikah

(Studi Di KUA Kecamatan Singosari Kabupaten Malang).”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Metode Pelaksanaan Kursus Calon Pengantin di KUA

Kecamatan Singosari Kabupaten Malang?

2. Hal apakah yang menjadi faktor pendukung atau penghambat dalam

melaksanakan Peraturan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam

No.DJ.II/491 Tahun 2009 Tentang Kursus Calon Pengantin Juncto No.

DJ.II/542 Tahun 2013 Tentang Pedoman Penyeleggaraan Kursus Pra

Nikah di KUA Kecamatan Singosari Kabupaten Malang?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui metode pelaksanaan Pendidikan pra nikah di KUA

Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.

9 Ali Farkhan Tsani, Pentingnya Bekal Pra Nikah, Miraj Islamic News Agency,

www.mirajnews.com/2016 diakses pada 4 Juni 2017 Pukul 23.19 WIB

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39698/2/BAB I.pdfA. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial, hal ini ditandai dengan adanya rasa ketergantungan yang dimiliki

8

2. Untuk mengetahui faktor penghambat atau faktor pendukung dalam

melaksanakan Peraturan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam

No. DJ.II/491 Tahun 2009 dan No. DJ.II/542 Tahun 2013 di KUA

Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.

D. Manfaat dan Kegunaan Penelitian

Sedangkan manfaat dan kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan ilmu pengetahuan hukum

baru khususnya dalam hukum Perdata dan hukum Islam serta sebagai

masukan atau menjadi bahan referensi bagi penelitia maupun pengkajian

ilmu selanjutnya.

2. Secara Praktis

a. Bagi Penulis

Penelitian ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat

dalam memperoleh gelar sarjana dalam bidang Hukum Islam dan

Hukum Positif. Serta sebagai tambahan wawasan mengenai pentingnya

kursus pra nikah yang diadakan oleh Kantor Urusan Agama sebelum

pernikahan.

b. Bagi Kantor Urusan Agama (KUA)

Sebagai perbendaharaan di perpustakaan yang dimungkinkan dapat

digunakan sebagai referensi atau masukan dalam menentukan materi

kursus serta metode penyampaian sehingga kursus pra nikah ini dapat

terus diadakan dan bermanfaat bagi calon pengantin.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39698/2/BAB I.pdfA. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial, hal ini ditandai dengan adanya rasa ketergantungan yang dimiliki

9

c. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi wawasan baru kepada

masyarakat akan pentingnya kursus pra nikah sebelum melangkah ke

jenjang yang baru dalam kehidupan yaitu pernikahan.

E. Metode Penelitian

Dalam menelusuri dan memahami objek penelitian ini, penyusun

menggunakan metode penelitian sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitan dalam karya ilmiah ini adalah Penelitian Kualitatif .

Penelitian Kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk

mendeskripsikan dan menganalisa fenomena, peristiwa, aktifitas sosial,

sikap, kepercayaan persepsi, pemikiran orang secara individual maupun

kelompok.10

Dengan demikian maka penulis dituntut untuk lebih teliti dan

memahami realitas sosial, yaitu melihat dunia dari apa adanya, bukan

dunia yang seharusnya, maka seorang peneliti harus berfikir open minded.

Sehingga penulis dapat memahami keadaan sesungguhnya yang telah

terjadi disekitarnya atau tempat yang ditelitinya.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian dalam karya ilmiah ini adalah penelitian

lapangan/yuridis sosiologis (Field Research/Socio Legal Research), yaitu

10

Aristo Hadi Sutopo dan Adrianus Arief, 2010, Terampil Mengolah Data

Kualitatif, Jakarta : Kencana Prada, Hal 80

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39698/2/BAB I.pdfA. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial, hal ini ditandai dengan adanya rasa ketergantungan yang dimiliki

10

pendekatan yang mengacu pada peraturan tertulis dan bahan hukum yang

yang merupakan data, dalam penerapannya atau pelaksanaannya pada

masyarakat dapat melalui penelitian lapangan atau dengan cara meninjau,

melihat, serta menganalisis masalah dengan menggunakan pendekatan

pada prinsip-prinsip dan asas-asas hukum.11

Dalam hal ini penulis menerapkan penelitian lapangan/yuridis

sosiologis tersebut dengan cara mengumpulkan dan meninjauan data

secara langsung di KUA Kecamatan Singosari Kabupaten Malang, yang

nantinya akan di data-data tersebut akan diolah dan disesuaikan dengan

norma hukum yang ada.

3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dipilih oleh penulis adalah di KUA

Kecamatan Singosari Kabupaten Malang. Lokasi ini dipilih karena

Kecamatan Singosari merupakan salah satu daerah kabupaten Malang

yang memiliki angka perceraian tertinggi di Kabupaten Malang.

4. Jenis Data

1) Data Primer

Data primer adalah jenis data yang diperoleh langsung dari lokasi

penelitian.12

Sumber data pada penelitian ini yaitu:

a. Hasil wawancara dengan responden terkait, dan

11

Bambang Waluyo,1991,Penelitian Hukum Dalam Praktek, Jakarta:Sinar

Grafika,hal 12 12

Pedoman penulisan hukum, 2016, Malang : Fakultas Hukum UMM, Hal 17

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39698/2/BAB I.pdfA. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial, hal ini ditandai dengan adanya rasa ketergantungan yang dimiliki

11

b. Dokumen-dokumen dan/atau data-data yang penulis peroleh dari

KUA Kecamatan Singosari Kabupaten Malang yang berhubungan

dengan penelitian atas diselenggarakannya kursus pra nikah.

2) Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari kajian kepustakaan

dan undang-undang, buku-buku literatur maupun hasil penelitian

terdahulu sebagai acuan tambahan penulis.13

Sumber data yang terkait

antara lain :

a) Al-Qur an dan As-Sunnah

b) UU No. 1 tahun 1974 Tentang Pernikahan

c) Kompilasi Hukum Islam

d) Peraturan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam

No.DJ.II/491 Tahun 2009

e) Peraturan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam

No.DJ.II/542 Tahun 2013

3) Data Tersier

Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang diperoleh dari

ensiklopedia, jurnal dan kamus-kamus hukum.14

5. Metode Pengumpulan Data

Dalam Penelitian ini penulis menggunakan metode pengumpulan

data sebagai berikut:

13

Ibid 14

Ibid

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39698/2/BAB I.pdfA. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial, hal ini ditandai dengan adanya rasa ketergantungan yang dimiliki

12

a. Interview/Wawancara

Wawancara adalah proses percakapan dengan maksud untuk

mengkonstruksi orang, kejadian, kegiatan organisasi, motivasi,

perasaan dan sebagainya yang dilakukan oleh dua pihak yaitu

pewawancara dan orang yang diwawancarai.15

Wawancara ini

dilakukan oleh peneliti dengan cara Purposeful Sampling .

Purposeful Sampling merupakan teknik wawancara yang

berdasarkan kepada ciri-ciri yang dimiliki oleh subyek yang dipilih

karena ciri-ciri tersebut sesuai dengan tujuan penelitian yang akan

dilakukan .16

Dalam hal ini penulis menentukan sendiri sampel yang

akan diambil karena ada pertimbangan dan alasan tertentu. Oleh sebab

itu subjek yang dipilih dalam wawancara/interview adalah Ketua

KUA Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.

b. Observasi

Observasi adalah proses pengamatan dan pencatatan secara

sistematis mengenai gejala-gejala yang diteliti.17

Dalam proses ini

peneliti dituntut untuk lebih teliti mengamati keadaan sekitar dan

bagaimana respon dari seseorang yang menjadi narasumbernya. Selain

itu, peneliti juga akan mengamati bagaimana suasana dan materi yang

diberikan kepada peserta dalam Pendidikan pra nikah.

15

Burhan Bungin, 2007, Metodologi Penelitian Kualitatif, Aktualisasi Metoologi

ke Arah Ragam Varian Kontemporer, Jakarta : PT. Raja Grafindo, Hal 155 16 Haris Hardiansyah, 2010, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu

Sosial, Jakarta: Salemba Humanika, hal 106 17

Husaini Usman dan Purnomo, 2008, Metodologi Penelitian Sosial, Jakata :

PT.Bumi Aksara, hal 34

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39698/2/BAB I.pdfA. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial, hal ini ditandai dengan adanya rasa ketergantungan yang dimiliki

13

6. Analisa Data

Analisa data adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan cara

meneliti data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya hingga dapat

dikelola , sehingga kita dapat menemukan apa yang penting dan apa yang

dipelajari serta dapat memilah hal hal mana yang dapat diceritakan kepada

orang lain.18

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif

kualitatif, yaitu memberikan predikat kepada variabel yang diteliti sesuai

dengan kondisi yang sebenarnya. Predikat yang diberikan tersebut dalam

bentuk predikat yang sebanding dengan atau atas dasar kondisi yang

diinginkan.19

Melalui analisa data deskriptif kualitatif ini penulis akan

menggambarkan hasil pengumpulan dan peninjauan data yang didapat dari

penelitian lapangan mengenai sistem dan pelaksanaan yang dilakukan oleh

di KUA Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.

F. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembahasan dalam skripsi ini penulis menguraikan

dalam beberapa hal yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang pendahuluan yang terdiri dari Latar

Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan

18

Lexy J Moleong dalam Skripsi Melia Fitri, 2006, Metode Penelitian Kualitatif,

Bandung : PT.Remaja Rosdakarya, hal 248 19

Suharsimi Arikunto dalam Skripsi Melia Fitri, Manajemen Penelitian, Rineka

Cipta, 1990, Jakarta, hlm 353

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39698/2/BAB I.pdfA. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial, hal ini ditandai dengan adanya rasa ketergantungan yang dimiliki

14

Penulisan/Penelitian, Manfaat Penulisan/Penelitian, Metode

Penulisan/Penelitian Hukum, dan sistematika Penulisan karya

ilmiah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini akan menjelaskan mengenai landasan-landasan teori yang

digunakan dan menjadi acuan bagi penulis dalam menyusun

skripsi.

BAB III HASIL ANALISA DATA ATAU PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang hasil penelitian dan perbandingan

hukum dan kejadian yang ada dilapangan dan terdapat pula analisis

mendalam mengenai persoalan yang diangkat.

BAB IV PENUTUP

Pada bab ini akan dikemukakan kesimpulan dari penelitian beserta

saran yang ditujukan pada pihak yang terkait dengan penelitan ini.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39698/2/BAB I.pdfA. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial, hal ini ditandai dengan adanya rasa ketergantungan yang dimiliki

15