bab i pendahuluan a. latar belakangeprints.umm.ac.id/39698/2/bab i.pdfa. latar belakang manusia...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial, hal ini ditandai dengan adanya rasa
ketergantungan yang dimiliki oleh setiap individu. Sehingga dalam
kehidupannya manusia wajib saling tolong menolong dan peduli akan
kebutuhan lingkungan atau orang sekitarnya. Salah satu kebutuhan manusia
adalah berreproduksi atau saling melengkapi antara satu dengan lainya. Hal ini
tercermin dari alasan Allah menciptakan Hawa untuk Nabi Adam. Bukti
tersebut dikuatkan dengan adanya firman-Nya dalam surat An-Najm ayat 45
yang menunjukkan bahwa Allah menciptakan manusia dengan berpasang-
pasangan.
Tujuan inilah yang menjadi alasan adanya kewajiban bagi setiap
manusia untuk menikah. Oleh sebab itu, Pernikahan merupakan sebuah ibadah
yang dianjurkan dalam agama Islam, Hal ini dibuktikan dengan banyaknya
dalil-dalil Al-Qur’an yang menjelaskan tentang anjuran menikah.1 Selain itu,
terdapat beberapa hadist yang mendukungnya. salah satu dari hadist-hadist
tersebut menjelaskan bahwa apabila seseorang tersebut tidak menikah maka
dia bukanlah termasuk dalam golongan Nabi Muhammad,2 hadist tersebut
berbunyi :
1Abu Hafsah Usamah , Anjuran Untuk Menikah, www.almanhaj.or.id/2013
diakses 18 April 2017 22:56 WIB 2 Bulughul Maram, 2002, Hadist ke 838 Bab Nikah No.2, Jakarta : Dar Al-Kutub
Al-Islamiyah, hal 222
2
, وأثنى عليه بي صلى الله عليه وسلم حمد الله وعن أنس بن مالك رضي الله عنه ) أن الن
تي , وقال : لكني أنا أصلي وأنام , وأ ج النساء , فمن رغب عن سن صوم وأفطر , وأتزو
فق عليه فليس مني ( مت
Intisari dari hadist ini adalah : rasululullah selain beribadah keada Allah
dengan cara shala, berpuasa dan berbuka Rasulullah juga menikahi
perempuan yang mana bertujuan untuk mlestarikan keturunan serta didalam
perbuatan tersebut juga terkandung makna ibadah dalam melakukannya
hadist ini diriwayatkan oleh Muttafaq Alaihi
Pada prinsipnya adanya pernikahan bertujuan untuk melestarikan
keturunan dan dapat memiliki atau membina keluarga yang sakinah,
mawaddah wa rohmaah. Kata sakinah adalah yang berasal dari bahasa arab
yang artinya kedamaian, tenang, tentram dan aman.3 Makna kata sakinah
dalam pernikahan dapat diartikan sebagai seorang suami dan istri harus dapat
saling memahami dan mengasihi, kedua hal tersebut dapat terpenuhi apabila
mereka menerapkan rasa saling percaya satu dengan yang lainnya.
Berbeda dengan kata mawaddah yang mempunyai arti yaitu sebuah
cinta atau sebuah harapan. Sedangkan arti kata wa rahalah adalah dan kasih
sayang. Dengan kata lain, setiap orang yang menikah selalu mendambakan
suatu hubungan yang penuh dengan cinta kasih dan dapat mewujudkan
keluarga yang harmonis dan saling mendukung satu dengan yang lainnya.
Dari tujuan-tujuan tersebut maka terlahirlah suatu kesepakatan antara
dua insan yang mendambakan indahnya kehidupan bersama. Akan tetapi pada
kenyataanya, di era globalisasi ini banyak sekali permasalahan-permasalahan
3 Misbah, Pengertian Sakinah Mawaddah wa Rahmah, http://Misbah7.com/2016,
diakses tanggal 23 Mei 2017 Pukul 16.45
3
yang timbul dalam pernikahan, yang mana permasalahan ini mengakibatkan
adanya pertengkaran yang berujung pada putusnya suatu pernikahan.
Pasal 38 UU Perkawinan dan Pasal 113 Kompilasi Hukum Islam
menjelaskan bahwa pernikahan bisa dikatakan putus bila adanya suatu
peristiwa yaitu kematian dan perceraian. Kematian merupakan suatu
keniscayaan yang pasti akan dirasakan oleh setiap manusia. Sedangkan
Perceraian menurut hukum islam merupakan perbuatan yang diperbolehkan
akan tetapi temasuk dalam kategori yang dibenci Allah.4 Hal ini dikuatkan
dengan adanya Hadist Rasululllah yang berbunyi :
عنهما -عن ابن عمر صلى الل عليه وسلم ) -رضي الله قال : قال رسول الله
الطهلق ( ح أبغض الحلل عند الله حه الحاكم , ورجه رواه أبو داود , وابن ماجه , وصحه
أبو حاتم إرساله
Hadist dari Ibnu Umar R.A.dan diriayatkan oleh Abu Dawud dan Ibnu Majah
(Shahih hakam)
Oleh sebab itu hendaknya perceraian di lakukan sebagai upaya terakhir yang
dilakukan untuk memperbaiki hubungan dalam rumah tangga.
Pada kenyataannya perceraian saat ini sudah sering kali terjadi,
dibuktikan dengan adanya data yang menyebutkan bahwa kenaikan angka
perceraian mencapai 16% hingga 20% berdasarkan data yang didapat sejak
tahun 2009 hingga 2016. Hal ini juga didukung dengan adanya fakta berupa
data jumlah perceraian di daerah Kota dan Kabupaten Malang yang
4 Abu Daawud no. 505, Hadist Explorer
4
menunjukkan bahwa angka perceraian mencapai hingga lebih dari 9000
(Sembilan ribu) kasus. 5
Latar belakang adanya perceraian sangatlah beragam, melihat dari data
yang penulis dapat dari Pengadilan Agama Kota Malang pada bulan Agustus
2016 lalu. Data tersebut menunjukkan bahwa banyak dari perceraian
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu seperti faktor ekonomi, adanya
perselingkuhan, suami atau istri yang menghilang tanpa adanya kabar selama
bertahun-tahun dan yang terakhir adalah sudah tidak adanya kecocokan atau
keserasian lagi yang mana biasa ditandai dengan terjadinya pertengkaran
secara terus-menerus.6
Perceraian yang mereka pilih merupakan solusi terbaik agar
permasalahan yang ada tidak terus menerus berlanjut. Akan tetapi dengan
adanya perceraian ini tidak hanya berdampak pada putusnya perkawinan saja,
melainkan juga dapat menimbulkan dampak negatif kepada anak. Hal ini
dapat terjadi karena, apabila seorang anak hidup dalam lingkungan keluarga
bercerai atau broken home secara otomatis anak tersebut akan kehilangan
salah satu sosok dari orangtua yang mendidiknya. Dengan keadaan yang
demikian anak akan merasa kurang mendapatkan perhatian atau menjadi tidak
percaya diri dengan keadaan yang dia alami.7
5 Dwi Purnawan, Tingkat Peceraian di Indonesia Termasuk yang Tertinggi di
Dunia, http://gulalives.com/2016 diakses tanggal 24 Mei 2017 pukul 19.02 WIB 6 Insan An Nisaa, 2016, Laporan Magang di Pengadilan Agama Kota Malang,
Malang 7 Melly Febrida, Dampak Positif dan Negatif Perceraian pada Anak,
www.liputan6.com/2013 diakses pada 4 Juni 2017 pukul 23.09 WIB
5
Pada dasarnya pemerintah di Indonesia sudah mengupayakan agar suatu
pernikahan tidak serta merta dapat diputuskan dengan perceraian begitu saja,
upaya ini dilaksanakan dengan cara memberikan waktu kepada pasangan yang
akan bercerai untuk rujuk kembali sebelum diputuskannya perceraian tersebut.
Cara ini biasa dilakukan di Pengadilan yang mana disebut dengan proses
mediasi.
Hakikatnya proses mediasi tidak hanya diselenggarakan dalam
pengadilan saja, melainkan wajib dilakukan oleh pihak keluarga yang
bersangkutan terlebih dahulu, firman Allah dalam surat An-Nisaa ayat 35 yang
berbunyi
ن أهلها إن يريدا إصلحا يو ن أهله وحكما م وإن خفتم شقاق بينهما فابعثوا حكما م فق الله
كان عليما خبيرا بينهما إنه الله
Intisari dalam ayat ini adalah : dalam bersengketa kita dapat mengambil
seseorang yang adil dari kedua belah pihak yang bersengketa sehingga
nantinya permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan baik dan tidak
adanya permusuhan antara satu dengan yang lainnya.
Karena pada dasarnya segala permasalahan yang terjadi hendaknya
diselesaikan secara kekeluargaan terlebih dahulu. Jika dengan jalan
kekeluargaan permasalahan tersebut tidak dapat diselesaikan maka barulah
permasalahan tersebut dapat diajukan ke pengadilan yang berwenang.
Proses mediasi di Pengadian melibatkan pihak ketiga yang mempunyai
tugas untuk berusaha mencegah terjadinya perceraian antara suami istri yang
telah terdaftar dalam Pengadilan. Dalam perkara perceraian mediasi dapat
dilakukan dengan tiga cara, cara pertama adalah hakim Pengadilan Agama
6
yang akan langsung menjadi mediator atau sebagai penengah pada pihak yang
akan bercerai. Cara kedua yaitu dengan cara memanggil pihak salah satu dari
pihak keluarga suami atau istri yang disebut dengan hakam. Dan cara yang
terakhir adalah prosedur mediasi yang telah diatur dalam Perma No.1 tahun
2016.
Mediasi yang dilakukan di Pengadilan Agama memang terbukti lebih
efektif dibandingkan dengan proses mediasi yang terjadi di Pengadilan Negeri,
akan tetapi keberhasilan ini masih belum menjamin akan di cabutnya
permohonan atau gugatan peceraian tersebut. Karena umumnya ada beberapa
penyebab perceraian yang memang sulit didamaikan dengan mediasi seperti
faktor selingkuh dan ekonomi. Sebab umumnya para pihak perkara perceraian
membawa luka hati yang cukup lama.8
Tidak cukup sampai disini, upaya pencegahan putusnya perkawinan
dengan cara perceraian juga membuat pemerintah mencari solusi lain demi
tercapainya keluarga yang sehat dan baik. Salah satu upaya yang digagas
adalah dengan dikeluarkannya Peraturan Direktur Jendral Bimbingan
Masyarakat Islam No. DJ.II/491 Tahun 2009 tentang kursus calon pengantin
dan Peraturan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam No. DJ.II/542
Tahun 2013 tentang pedoman penyeleggaraan kursus Pra nikah.
Menurut Mentri Agama Lukman Hakim Saefuddin, pendidikan pra
nikah atau kursus calon pengantin ini hendaknya dijadikan gerakan nasional
dalam masyarakat, yang mana hal ini dapat dimonitori oleh Lembaga Badan
8 Ash, Hakim Agama Berbagi Pengalaman Mediasi Perceraian,
www.hukumonline.com/2016 diakses pada 4 Juni 2017 Pukul 19.48 WIB
7
Penasihat, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan dan Kementrian Agama.9
Dikatakan demikian karena melihat dari tujuan atau landasan diadakannya
pendidikan pra nikah adalah untuk memberikan pengetahuan mengenai hal
apa saja yang perlu dipersiapkan dan dipahami oleh calon mempelai. Oleh
sebab itu, penulis tertarik untuk mengetahui lebih dalam mengenai
“Pelaksanaan Peraturan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam
No.DJ.II/491 Tahun 2009 Tentang Kursus Calon Pengantin Juncto No.
DJ.II/542 Tahun 2013 Tentang Pedoman Penyeleggaraan Kursus Pra Nikah
(Studi Di KUA Kecamatan Singosari Kabupaten Malang).”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Metode Pelaksanaan Kursus Calon Pengantin di KUA
Kecamatan Singosari Kabupaten Malang?
2. Hal apakah yang menjadi faktor pendukung atau penghambat dalam
melaksanakan Peraturan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam
No.DJ.II/491 Tahun 2009 Tentang Kursus Calon Pengantin Juncto No.
DJ.II/542 Tahun 2013 Tentang Pedoman Penyeleggaraan Kursus Pra
Nikah di KUA Kecamatan Singosari Kabupaten Malang?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui metode pelaksanaan Pendidikan pra nikah di KUA
Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.
9 Ali Farkhan Tsani, Pentingnya Bekal Pra Nikah, Miraj Islamic News Agency,
www.mirajnews.com/2016 diakses pada 4 Juni 2017 Pukul 23.19 WIB
8
2. Untuk mengetahui faktor penghambat atau faktor pendukung dalam
melaksanakan Peraturan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam
No. DJ.II/491 Tahun 2009 dan No. DJ.II/542 Tahun 2013 di KUA
Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.
D. Manfaat dan Kegunaan Penelitian
Sedangkan manfaat dan kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan ilmu pengetahuan hukum
baru khususnya dalam hukum Perdata dan hukum Islam serta sebagai
masukan atau menjadi bahan referensi bagi penelitia maupun pengkajian
ilmu selanjutnya.
2. Secara Praktis
a. Bagi Penulis
Penelitian ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
dalam memperoleh gelar sarjana dalam bidang Hukum Islam dan
Hukum Positif. Serta sebagai tambahan wawasan mengenai pentingnya
kursus pra nikah yang diadakan oleh Kantor Urusan Agama sebelum
pernikahan.
b. Bagi Kantor Urusan Agama (KUA)
Sebagai perbendaharaan di perpustakaan yang dimungkinkan dapat
digunakan sebagai referensi atau masukan dalam menentukan materi
kursus serta metode penyampaian sehingga kursus pra nikah ini dapat
terus diadakan dan bermanfaat bagi calon pengantin.
9
c. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi wawasan baru kepada
masyarakat akan pentingnya kursus pra nikah sebelum melangkah ke
jenjang yang baru dalam kehidupan yaitu pernikahan.
E. Metode Penelitian
Dalam menelusuri dan memahami objek penelitian ini, penyusun
menggunakan metode penelitian sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitan dalam karya ilmiah ini adalah Penelitian Kualitatif .
Penelitian Kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan dan menganalisa fenomena, peristiwa, aktifitas sosial,
sikap, kepercayaan persepsi, pemikiran orang secara individual maupun
kelompok.10
Dengan demikian maka penulis dituntut untuk lebih teliti dan
memahami realitas sosial, yaitu melihat dunia dari apa adanya, bukan
dunia yang seharusnya, maka seorang peneliti harus berfikir open minded.
Sehingga penulis dapat memahami keadaan sesungguhnya yang telah
terjadi disekitarnya atau tempat yang ditelitinya.
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian dalam karya ilmiah ini adalah penelitian
lapangan/yuridis sosiologis (Field Research/Socio Legal Research), yaitu
10
Aristo Hadi Sutopo dan Adrianus Arief, 2010, Terampil Mengolah Data
Kualitatif, Jakarta : Kencana Prada, Hal 80
10
pendekatan yang mengacu pada peraturan tertulis dan bahan hukum yang
yang merupakan data, dalam penerapannya atau pelaksanaannya pada
masyarakat dapat melalui penelitian lapangan atau dengan cara meninjau,
melihat, serta menganalisis masalah dengan menggunakan pendekatan
pada prinsip-prinsip dan asas-asas hukum.11
Dalam hal ini penulis menerapkan penelitian lapangan/yuridis
sosiologis tersebut dengan cara mengumpulkan dan meninjauan data
secara langsung di KUA Kecamatan Singosari Kabupaten Malang, yang
nantinya akan di data-data tersebut akan diolah dan disesuaikan dengan
norma hukum yang ada.
3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang dipilih oleh penulis adalah di KUA
Kecamatan Singosari Kabupaten Malang. Lokasi ini dipilih karena
Kecamatan Singosari merupakan salah satu daerah kabupaten Malang
yang memiliki angka perceraian tertinggi di Kabupaten Malang.
4. Jenis Data
1) Data Primer
Data primer adalah jenis data yang diperoleh langsung dari lokasi
penelitian.12
Sumber data pada penelitian ini yaitu:
a. Hasil wawancara dengan responden terkait, dan
11
Bambang Waluyo,1991,Penelitian Hukum Dalam Praktek, Jakarta:Sinar
Grafika,hal 12 12
Pedoman penulisan hukum, 2016, Malang : Fakultas Hukum UMM, Hal 17
11
b. Dokumen-dokumen dan/atau data-data yang penulis peroleh dari
KUA Kecamatan Singosari Kabupaten Malang yang berhubungan
dengan penelitian atas diselenggarakannya kursus pra nikah.
2) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari kajian kepustakaan
dan undang-undang, buku-buku literatur maupun hasil penelitian
terdahulu sebagai acuan tambahan penulis.13
Sumber data yang terkait
antara lain :
a) Al-Qur an dan As-Sunnah
b) UU No. 1 tahun 1974 Tentang Pernikahan
c) Kompilasi Hukum Islam
d) Peraturan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam
No.DJ.II/491 Tahun 2009
e) Peraturan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam
No.DJ.II/542 Tahun 2013
3) Data Tersier
Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang diperoleh dari
ensiklopedia, jurnal dan kamus-kamus hukum.14
5. Metode Pengumpulan Data
Dalam Penelitian ini penulis menggunakan metode pengumpulan
data sebagai berikut:
13
Ibid 14
Ibid
12
a. Interview/Wawancara
Wawancara adalah proses percakapan dengan maksud untuk
mengkonstruksi orang, kejadian, kegiatan organisasi, motivasi,
perasaan dan sebagainya yang dilakukan oleh dua pihak yaitu
pewawancara dan orang yang diwawancarai.15
Wawancara ini
dilakukan oleh peneliti dengan cara Purposeful Sampling .
Purposeful Sampling merupakan teknik wawancara yang
berdasarkan kepada ciri-ciri yang dimiliki oleh subyek yang dipilih
karena ciri-ciri tersebut sesuai dengan tujuan penelitian yang akan
dilakukan .16
Dalam hal ini penulis menentukan sendiri sampel yang
akan diambil karena ada pertimbangan dan alasan tertentu. Oleh sebab
itu subjek yang dipilih dalam wawancara/interview adalah Ketua
KUA Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.
b. Observasi
Observasi adalah proses pengamatan dan pencatatan secara
sistematis mengenai gejala-gejala yang diteliti.17
Dalam proses ini
peneliti dituntut untuk lebih teliti mengamati keadaan sekitar dan
bagaimana respon dari seseorang yang menjadi narasumbernya. Selain
itu, peneliti juga akan mengamati bagaimana suasana dan materi yang
diberikan kepada peserta dalam Pendidikan pra nikah.
15
Burhan Bungin, 2007, Metodologi Penelitian Kualitatif, Aktualisasi Metoologi
ke Arah Ragam Varian Kontemporer, Jakarta : PT. Raja Grafindo, Hal 155 16 Haris Hardiansyah, 2010, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu
Sosial, Jakarta: Salemba Humanika, hal 106 17
Husaini Usman dan Purnomo, 2008, Metodologi Penelitian Sosial, Jakata :
PT.Bumi Aksara, hal 34
13
6. Analisa Data
Analisa data adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan cara
meneliti data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya hingga dapat
dikelola , sehingga kita dapat menemukan apa yang penting dan apa yang
dipelajari serta dapat memilah hal hal mana yang dapat diceritakan kepada
orang lain.18
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif
kualitatif, yaitu memberikan predikat kepada variabel yang diteliti sesuai
dengan kondisi yang sebenarnya. Predikat yang diberikan tersebut dalam
bentuk predikat yang sebanding dengan atau atas dasar kondisi yang
diinginkan.19
Melalui analisa data deskriptif kualitatif ini penulis akan
menggambarkan hasil pengumpulan dan peninjauan data yang didapat dari
penelitian lapangan mengenai sistem dan pelaksanaan yang dilakukan oleh
di KUA Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembahasan dalam skripsi ini penulis menguraikan
dalam beberapa hal yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang pendahuluan yang terdiri dari Latar
Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan
18
Lexy J Moleong dalam Skripsi Melia Fitri, 2006, Metode Penelitian Kualitatif,
Bandung : PT.Remaja Rosdakarya, hal 248 19
Suharsimi Arikunto dalam Skripsi Melia Fitri, Manajemen Penelitian, Rineka
Cipta, 1990, Jakarta, hlm 353
14
Penulisan/Penelitian, Manfaat Penulisan/Penelitian, Metode
Penulisan/Penelitian Hukum, dan sistematika Penulisan karya
ilmiah.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini akan menjelaskan mengenai landasan-landasan teori yang
digunakan dan menjadi acuan bagi penulis dalam menyusun
skripsi.
BAB III HASIL ANALISA DATA ATAU PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan tentang hasil penelitian dan perbandingan
hukum dan kejadian yang ada dilapangan dan terdapat pula analisis
mendalam mengenai persoalan yang diangkat.
BAB IV PENUTUP
Pada bab ini akan dikemukakan kesimpulan dari penelitian beserta
saran yang ditujukan pada pihak yang terkait dengan penelitan ini.
15