bab i pendahuluan a. latar...

26
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam kehidupan sehari hari, manusia tidak dapat lepas dari komunikasi untuk menyampaikan ataupun menerima suatu pesan. Lewat komunikasi orang juga berusaha mendefinisikan sesuatu agar mudah dipahami. Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson (Mulyana, 2005:5) mengemukakan bahwa komunikasi mempunyai dua fungsi umum, Pertama, untuk kelangsungan hidup diri sendiri yang meliputi : Keselamatan fisik, meningkatkan kesadaran pribadi, serta menampilkan diri kita sendiri kepada orang lain untuk mencapai ambisi pribadi. Kedua, untuk kelangsungan hidup masyarakat, tepatnya untuk memperbaiki hubungan sosial dan mengembangkan keberadaan suatu masyarakat. Adapun komunikasi sendiri dapat dilakukan baik secara langsung (tatap muka) atau tidak langsung (menggunakan perantara). Salah satu contoh komunikasi tidak langsung dapat dilihat dari Media Massa. Media Massa, sesuai dengan namanya, berarti sebuah media atau alat komunikasi yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat luas. Media massa dalam perkembangannya kini makin tidak terpisahkan dengan masyarakat luas. Dengan adanya Media, masyarakat dapat mengetahui banyak informasi informasi berguna baik itu hanya sekedar berita atau gossip singkat terbaru, sampai pelbagai ilmu pengetahuan yang sangat berguna untuk diketahui dan diterapakan dalam kehidupan sehari. Penerapan ilmu pengetahuan yang disebarkan lewat media massa menjadi mungkin karena media memiliki kekuatan untuk mempengaruhi khalayak.

Upload: others

Post on 21-Oct-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    Dalam kehidupan sehari hari, manusia tidak dapat lepas dari komunikasi untuk

    menyampaikan ataupun menerima suatu pesan. Lewat komunikasi orang juga berusaha

    mendefinisikan sesuatu agar mudah dipahami. Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson (Mulyana,

    2005:5) mengemukakan bahwa komunikasi mempunyai dua fungsi umum, Pertama, untuk

    kelangsungan hidup diri sendiri yang meliputi : Keselamatan fisik, meningkatkan kesadaran

    pribadi, serta menampilkan diri kita sendiri kepada orang lain untuk mencapai ambisi pribadi.

    Kedua, untuk kelangsungan hidup masyarakat, tepatnya untuk memperbaiki hubungan sosial dan

    mengembangkan keberadaan suatu masyarakat. Adapun komunikasi sendiri dapat dilakukan baik

    secara langsung (tatap muka) atau tidak langsung (menggunakan perantara). Salah satu contoh

    komunikasi tidak langsung dapat dilihat dari Media Massa.

    Media Massa, sesuai dengan namanya, berarti sebuah media atau alat komunikasi yang

    secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat luas. Media massa dalam perkembangannya

    kini makin tidak terpisahkan dengan masyarakat luas. Dengan adanya Media, masyarakat dapat

    mengetahui banyak informasi informasi berguna baik itu hanya sekedar berita atau gossip

    singkat terbaru, sampai pelbagai ilmu pengetahuan yang sangat berguna untuk diketahui dan

    diterapakan dalam kehidupan sehari. Penerapan ilmu pengetahuan yang disebarkan lewat media

    massa menjadi mungkin karena media memiliki kekuatan untuk mempengaruhi khalayak.

  • 2

    Media massa sendiri, dapat menyebarkan segala sumber informasi melalui banyak cara.

    Bisa melalui Surat kabar, majalah, radio, televisi, sampai yang terakhir film. Masing masing dari

    media diatas mempunyai keunggulan yang spesifik. Seperti surat kabar dan televisi mampu

    memberikan informasi tentang berita atau gossip terbaru dengan cepat dan jelas. Adapun film,

    juga memiliki keunggulan yang mungkin tidak akan didapatkan lewat surat kabar atau televisi.

    Jika dibandingkan dengan media massa yang lain, Film merupakan media yang memiliki

    jangkauan pengaruh yang cukup besar, dan tingkat kesulitan dalam pengemasan gagasan dan

    informasinya juga paling sulit.

    Film secara harfiah bisa diartikan sebagai sebuah rangkaian cerita yang memiliki gambar

    hidup serta pelbagai macam suara sehingga membuatnya lebih menarik daripada sekedar

    membaca cerita dalam novel. Film biasa dibuat sebagai alat penyampai gagasan yang

    didalamnya mencakup : (1) Informasi (Berita, Penerangan, Pengetahuan), (2) Hiburan (Cerita,

    Pertunjukan Kesenian), (3) Persuasi (Iklan, Penerangan, Himbauan), (4) Pendidikan (Pelajaran,

    Pembinaan, Perilaku Dakwan), (5) Dokumentasi (Peristiwa bersejarah, Berita lama).

    Film dalam perkembangannya, terbukti tidak hanya menyajikan suguhan hiburan yang

    dapat menambah kaidah ilmu pengetahuan saja. Film film kolosal yang mengangkat cerita

    sejarah, atau film bertemakan psikologi, kritisasi, serta film yang memasukan nilai moral dan

    sosial didalamnya ternyata terbukti dapat mendorong para khalayak yang menontonnya untuk

    merubah sikap dan perilakunya menjadi seperti tokoh tokoh atau cerita yang ada di dalam film.

    Para penikmat film benar benar merasa dirinya menjadi bagian dalam film. Mereka merasakan

    gembira, sedih, semangat, putus asa, lalu kemudian bangkit lagi, persis seperti alur cerita yang

  • 3

    biasa tertuang dalam film. Hal ini membuktikan bahwa kekuatan film demikian hebatnya

    sehingga mampu mendorong seseorang untuk melakukan perubahan ke hal yang positif.

    Salah satu film yang didalamnya mengandung unsur nilai sosial sehingga dapat

    mendorong khalayak yang menontonnya untuk melalukan perubahan ke hal yang positif adalah

    sebuah Film yang berjudul “Yes Man” karya Danny Wallace. Film ini menceritakan tentang

    seorang lelaki bernama Carl Allen (diperankan oleh Jim Carrey) yang sangat pemalas dan

    tertutup kepribadiannya. Carl sering menolak ajakan sahabat sahabatnya untuk pergi keluar,

    sering menolak pengajuan pinjaman seseorang dalam pekerjaannya di bank, juga sering menolak

    untuk membantu seseorang yang sedang kesulitan yang ia temui di tengah jalan. Intinya,

    kehidupan sehari hari carl dipenuhi kata No, No, dan No.

    Pada suatu hari, disaat Carl sedang jenuh dan kesepian karena tidak ada yang bisa ia

    lakukan, ia bertemu dengan teman lamanya yang kemudian mengajaknya untuk pergi ke sebuah

    seminar berjudul Yes. Dalam seminar itu, Carl mendapat pencerahan untuk mengubah gaya

    hidupnya yang selalu berkata No menjadi Yes. Iapun memulai hari barunya dengan selalu

    berkata Yes, selalu menyambut peluang sekecil apapun, dan selalu berusaha membuat orang

    senang. Akhirnya hidup Carl pun berubah dari seseorang yang diacuhkan dan dikucilkan menjadi

    orang yang disayangi dan diperhatikan teman temannya.

    Berdasarkan uraian cerita diatas inilah yang mendorong peneliti untuk mengetahui Nilai

    Sosial lebih lanjut yang dapat disajikan dalam sebuah film. Dan film “Yes Man” ini adalah film

  • 4

    yang dipilih peneliti untuk kemudian dilakukan pengamatan dan pengumpulan data untuk

    mengetahui nilai sosial yang ada di dalamnya.

    B. RUMUSAN MASALAH

    Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dikemukakan bahwa rumusan

    masalah yang dapat diangkat dalam penelitian ini adalah “Seberapa besar frekuensi kemunculan

    scene yang mengandung Nilai Sosial di dalam film “Yes Man” karya Danny Wallace ?”

    C. TUJUAN PENELITIAN

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak prosentase kemunculan scene

    yang mengandung Nilai Sosial yang terdapat pada film “Yes Man” karya Danny Wallace.

    D. MANFAAT PENELITIAN

    1. Manfaat Akademis

    Hasil dari Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan mendorong para peneliti

    lain untuk mengkaji komunikasi massa dengan film sebagai mediatornya lebih dalam lagi.

    Dikarenakan penelitian ini tentunya masih jauh dari kata sempurna, dan dikarenakan

    komunikasi massa melalui media film sangat banyak sekali jenisnya, diharapkan untuk

    penelitian di masa mendatang, peneliti lain dapat mencoba mencari fenomena sosial lain

    yang sering diadaptasi dalam banyak film.

  • 5

    2. Manfaat Praktis

    Hasil dari Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan untuk para pembuat maupun

    penikmat film, untuk dapat lebih mendalami lagi pesan sosial yang terdapat dalam banyak

    film. Agar para pembuat film bisa lebih banyak memasukan unsur nilai sosial, yang tentu

    saja dapat mempengaruhi para penikmat film atau khalayak dalam pengaplikasiannya di

    kehidupan sehari hari. Sehingga film kedepannya tidak hanya menjadi media hiburan belaka

    tetapi juga menjadi sarana pendidikan yang efektif bagi khalayak.

    E. TINJAUAN PUSTAKA

    E.1. Film

    Film pada awalnya ditemukan dari hasil pengembangan prinsip prinsip fotografi dan

    proyektor. Film cerita yang menggambarkan situasi secara ekspresif dan menjadi peletak dasar

    teknik editing yang baik yang dibuat Edwin S. Porter pertama kali diperkenalkan kepada public

    amerika serikat pada tahun 1903. Dan beberapa tahun setelahnya, yakni 1906 sampai 1916,

    barulah tercipta sejarah penting dalam perfilman amerika serikat bahkan dunia, karena pada

    decade ini lahir film feature, lahir pula bintang film serta pusat perfilman yang kita kenal sebagai

    Hollywood.

    Periode hollywood juga disebut sebagai The Age of Griffith, karena David Wark Griffith

    telah membuat film sebagai media yang dinamis setelah ia mempelopori gaya berakting yang

    lebih alamiah, oganisasi cerita yang makin baik, dan yang terpenting mengangkat film sebagai

    media yang memiliki karakteristik unik, dengan gerakan kamera yang dinamis, sudut

    pengambilan gambar yang baik, serta teknik editing yang baik. (Hiebert, Ungurarit, Bohn,

    1975:246)

  • 6

    Dalam perkembangannya, kini film tidak hanya menjadi sebuah media yang dinamis,

    Denis McQuail (Marseli, 1996:13), mengemukakan bahwa film adalah sarana yang dapat

    digunakan untuk menyebarkan hiburan yang menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, humor,

    dan sajian teknis lainnya pada masyarakat umum. Adapun Alex Sobur (2003:127),

    mengungkapkan bahwa film merupakan sebuah alat untuk menyampaikan pesan yang efektif

    dalam mempengaruhi khalayak melalui pesan pesan yang disampaikannya.

    E.1.1. Film Menurut Jenisnya

    Dalam perannya, Film menjadi media yang memiliki konten yang sangat beragam. Mulai

    dari unsur cerita, sampai obyek yang menjadi bagian dari film, memiliki ciri khas masing masing

    sehingga membuatnya terbagi menjadi beberapa jenis. Antara lain :

    A. Film Cerita

    Film cerita (Story Film), adalah jenis film yang mengandung suatu cerita yang lazim

    dipertunjukan di gedung gedung boskop dengan bintang film tenar dan

    didistribusikan sebagai barang dagangan. Cerita yang diangkat menjadi topik film

    bisa berupa cerita fiksi atau berdasarkan kisah nyata yang dimodifikasi, sehingga ada

    unsur menarik, baik dari jalan ceritanya maupun dari segi gambarnya.

    B. Film Berita

    Film berita (Newsreel) adalah film mengenai fakta atau peristiwa yang benar benar

    terjadi. Karena sifatnya berita, maka film yang disajikan kepada publik harus

    mengandung nilai berita (News Value). Kriteria berita itu adalah penting dan menarik.

    Jadi berita juga harus penting atau menarik atau penting sekaligus menarik. Film

  • 7

    berita dapat langsung terekam dengan suaranya, atau film beritanya bisu, pembaca

    berita yang membacakan narasinya. Bagi peristiwa peristiwa tertentu, seperti perang,

    kerusuhan, pemberontakan, dan sejenisnya, yang biasanya rekaman gambar yang

    dihasilkan kurang baik, dalam hal ini yang terpenting adalah peristiwanya terekam

    secara utuh.

    C. Film Dokumenter

    Berbeda dengan film berita yang merupakan rekaman kenyataan, maka film

    documenter merupakan hasil interpretasi pribadi pembuatnya mengenai kenyataan

    yang ada. Misalnya, seorang sutradara ingin membuat film documenter mengenai

    para pembatik di kota pekalongan, maka ia cukup membuat naskah yang ceritanya

    bersumber pada kegiatan para pembatik sehari hari. Naskah itu kemudian dapat

    dibuat film dokumenter yang menarik yang tentu saja ceritanya bisa sedikit

    direkayasa untuk menghasilkan kualitas film yang baik.

    D. Film Kartun

    Film kartun (Cartoon Film) dibuat untuk dikonsumsi anak anak. Dapat dipastikan,

    hampir semua orang mengenal tokoh Donal Bebek (Donald Duck), Putri Salju (Snow

    White), Miki Tikus (Mickey Mouse), dan tokoh tokoh kartun dunia lainnya yang

    diciptakan animator dunia Walt Disney. Sebagian besar film kartun, sepanjang film

    itu diputar pasti akan dapat membuat kita tertawa karena tingkah laku para tokohnya.

    Namun ada juga film kartun yang membuat iba penontonnya karena penderitaan

    tokohnya. Sekalipun tujuan utamanya menghibur, film kartun juga bisa mengandung

  • 8

    unsur pendidikan. Minimal akan terekam bahwa kalau ada tokoh jahat dan tokoh

    baik, maka pada akhirnya tokoh baiklah yang selalu menang, walaupun harus

    melewati perjuangan keras. (Ardianto, Komala, Siti, 2007:148-149)

    E.2. Komunikasi Massa

    Definisi komunikasi massa yang paling sederhana adalah seperti yang dikemukakan

    Bittner (Ardianto, Komala, Siti, 2007:3), yakni Mass communication is messages communicated

    through a mass medium to a large number of people (Komunikasi massa adalah pesan yang

    dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah orang). Dari definisi tersebut dapat

    diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Jadi walaupun

    komunikasi itu disampaikan oleh khalayak banyak seperti ceramah atau pidato di lapangan luas

    yang dihadiri puluhan ribu orang, jika tidak menggunakan media massa maka itu bukan

    komunikasi massa.

    Adapun ahli komunikasi Joseph A. DeVito (Ardianto, Komala, Siti, 2007:6),

    mengemukakan komunikasi massa, Pertama, adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa

    yang luar biasa banyaknya, Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh

    media pemancar pemancar audio dan/atau visual. Adapun media komunikasi yang termasuk

    media massa adalah : radio dan televisi (Elektronik), surat kabar dan majalah (Cetak), dan yang

    terakhir film yang dalam media komunikasi massa adalah film bioskop.

  • 9

    E.2.1. Komunikasi Massa Menurut Fungsinya

    1. Surveillance (Pengawasan)

    Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi menjadi dua bentuk, warning or

    beware surveillance (pengawasan peringatan) yang menginformasikan tentang

    ancaman angin topan, meletusnya gunung berapi, dan bencana alam lainnya yang

    mengharuskan masyarakat waspada, serta instrumental surveillance (pengawasan

    instrumental) yang menyampaikan informasi yang memiliki kegunaan bagi khalayak

    dalam kehidupan sehari hari seperti news, resep makanan, mode terbaru, dan

    sebagainya.

    2. Interpretation (Penafsiran)

    Fungsi penafsiran hampir mirip dengan fungsi pengawasan. Media massa tidak hanya

    memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian

    kejadian penting. Tujuan penafsiran media ingin mengajak para pembaca atau

    pemirsa untuk memperluas wawasan dan membahasnya lebih lanjut dalam

    komunikasi antar personal maupun kelompok.

    3. Linkage (Pertalian)

    Media massa juga dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga

    membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang

    sesuatu.

  • 10

    4. Transmission of Values (Penyebaran Nilai Nilai)

    Fungsi ini juga disebut socialization (sosialisasi) yang mengacu kepada cara, di mana

    individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. dengan cara media massa

    memperlihatkan kepada kita cara mereka bertindak dan apa yang mereka harapkan.

    Dengan kata lain, media mewakili kita dengan model peran yang kita amati agar kita

    dapat menirunya.

    5. Entertainment (Hiburan)

    Sulit dibantah lagi bahwa pada kenyataannya hampir semua media menjalankan

    fungsi hiburan, terutama media radio dan televisi. Melalui berbagai macam program

    acara yang ditayangkan televisi maupun siaran radio, khalayak dapat memperoleh

    hiburan yang dikehendakinya. Sementara media cetak seperti surat kabar dapat

    memberikan hiburan dengan memuat cerpen, komik, teka teki silang (TTS), dan

    berita yang mengandung human interest (sentuhan manusiawi). (Ardianto, Komala,

    Siti, 2007:15-17)

    E.2.2. Komunikasi Massa Menurut Karakteristiknya

    1. Komunikator Terlembagakan

    Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya terlembagakan. Artinya

    komunikatornya tergabung dalam suatu lembaga, sebagai contoh media televisi yang

    melibatkan banyak komunikator seperti juru kamera dan juru lampu (yang biasanya

    lebih dari satu), pengarah acara, make up, floor manager, dan lain lain yang

    semuanya tergabung dalam lembaga televisi yang bersangkutan.

  • 11

    2. Pesan Bersifat Umum

    Komunikasi massa bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditunjukan untuk

    semua orang dan tidak ditunjukan untuk sekelompok orang tertentu, oleh karenanya

    pesan komunikasi bersifat umum. Pesan komunikasi dapat berupa fakta, peristiwa,

    atau opini. Namun semua fakta atau peristiwa yang terjadi di sekeliling kita dapat

    dimuat dalam bentuk media massa. Pesan komunikasi massa yang dikemas dalam

    bentuk apapun harus memenuhi kriteria yang penting atau menarik, atau penting

    sekaligus menarik, bagi sebagian komunikan.

    3. Komunikannya Anonim dan Heterogen

    Dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikannya (anonim)

    karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Disamping

    anonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai

    lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokan berdasarkan faktor : usia,

    jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama, dan tingkat

    ekonomi.

    4. Media Massa Menimbulkan Keserempakan

    Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya adalah,

    jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak

    terbatas. Bahkan lebih dari pada itu, komunikan yang banyak tersebut secara

    serempak pada waktu yang bersamaaan memperoleh pesan yang sama pula.

  • 12

    5. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan

    Dalam Komunikasi massa, komunikator tidak memperhatikan bagaimana cara

    menjalin hubungan dengan komunikan. Komunikator lebih memperhatikan

    bagaimana cara menyusun pesan secara sistematik, baik sesuai dengan jenis

    medianya, agar komunikannya bisa memahami isi pesan tersebut.

    6. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah

    Karena komunikasinya melalui media massa, maka komunikator dan komunikannya

    tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan,

    komunikan pun aktif menerima pesan, namun keduanya tidak dapet melakukan dialog

    sehingga komunikasi bersifat satu arah.

    7. Stimulasi Alat Indra Terbatas

    Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indra bergantung pada jenis media massa.

    Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada siaran radio dan rekaman

    auditif, khalayak hanya mendengar. Sedangkan pada media televisi dan film, kita

    menggunakan indra penglihatan dan pendengaran.

    8. Umpan Balik Tertunda (Delayed) dan Tidak Langsung (Indirect)

    Komunikator komunikasi massa tidak dapat dengan segera mengetahui bagaimana

    reaksi khalayak terhadap pesan yang disampaikannya. Tanggapan khalayak bisa

    diterima melalui telepon, email, atau surat pembaca. Proses penyampaian feedback

    lewat telepon, email, atau surat pembaca itu menggambarkan feedback komunikasi

  • 13

    massa bersifat indirect. Sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk menggunakan

    telepon, menulis surat pembaca, dan mengirim email, itu menunjukan bahwa

    feedback komunikasi massa bersifat tertunda (delayed) (Ardianto, Komala, Siti,

    2007:7-12)

    E.3. Nilai Sosial

    Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap

    baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Sebagai contoh, orang menganggap

    menolong memiliki nilai baik, sedangkan mencuri bernilai buruk. Woods, (Huky, 146)

    mendefinisikan nilai sosial sebagai petunjuk umum yang telah berlangsung lama, yang

    mengarahkan tingkah laku dan kepuasaan dalam kehidupan sehari hari.

    Untuk menentukan sesuatu itu dikatakan baik atau buruk, pantas atau tidak pantas, harus

    melalui proses menimbang. Hal ini tentu sangat dipengaruhi oleh kebudayaan yang dianut

    masyarakat. Tak heran apabila antara masyarakat yang satu dan masyarakat yang lain terdapat

    perbedaan tata nilai. Contoh, masyarakat yang tinggal diperkotaan lebih menyukai persaingan

    karena dalam persaingan akan muncul pembaharuan pembaharuan. Sementara pada masyarakat

    tradisional lebih cenderung menghindari persaingan karena dalam persaingan akan mengganggu

    keharmonisan dan tradisi yang turun menurun.

    Suparto mengemukakan bahwa nilai nilai sosial memiliki fungsi umum dalam

    masyarakat. Diantaranya nilai nilai dapat menyumbangkan seperangkat alat untuk mengarahkan

    masyarakat dalam berpikir dan bertingkah laku. Selain itu, nilai sosial juga berfungsi sebagai

    penentu terakhir bagi manusia dalam memenuhi peranan peranan sosial. Nilai sosial dapat

    memotivasi seseorang untuk mewujudkan harapan sesuai dengan peranannya. Contohnya, ketika

  • 14

    menghadapi konflik, biasanya keputusan akan diambil berdasarkan pertimbangan nilai sosial

    yang lebih tinggi. Nilai sosial juga berfungsi sebagai alat solidaritas di kalangan anggota

    kelompok masyarakat. Dengan nilai tertentu anggota kelompok akan merasa sebagai satu

    kesatuan. Nilai sosial juga berfungsi sebagai alat pengawas (kontrol) perilaku manusia dengan

    daya tekan dan daya mengikat tertentu agar orang berperilaku sesuai dengan nilai yang

    dianutnya.

    E.3.1. Nilai Sosial Menurut Cirinya

    1. Nilai merupakan konstruksi masyarakat sebagai hasil interaksi antara warga

    masyarakat.

    2. Disebarkan diantara warga masyarakat (bukan bawaan lahir)

    3. Terbentuk melalui sosialisasi (proses belajar)

    4. Merupakan bagian dari usaha pemenuhan kebutuhan dan kepuasan sosial manusia.

    5. Bervariasi antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain.

    6. Dapat mempengaruhi pengembangan diri sosial.

    7. Memiliki pengaruh yang berbeda antar warga masyarakat.

    8. Cenderung berkaitan satu sama lain.

    9. Sistem nilai bervariasi antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain.

    Dengan kata lain budaya yang berbeda menghasilkan nilai yang berbeda

    10. Nilai Saling menyempurnakan.

    11. Masing masing nilai mempunyai efek yang berbeda terhadap perseorangan maupun

    masyarakat keseluruhan.

  • 15

    12. Nilai dapat mempengaruhi pengembangan pribadi dalam masyarakat secara positif

    maupun negatif (Huky, 148-149)

    E.3.2. Nilai Sosial Menurut Jenisnya

    A. Nilai Dominan

    Adalah nilai yang dianggap lebih penting daripada nilai lainnya. Ukuran dominan

    tidaknya suatu nilai didasarkan pada hal hal berikut :

    1. Banyak orang yang menganut nilai tersebut. Contoh, sebagian besar anggota

    masyarakat menghendaki perubahan ke arah yang lebih baik di segala bidang

    seperti politik, ekonomi, hokum, dan sosial.

    2. Berapa lama nilai tersebut telah dianut oleh angota masyarakat.

    3. Tinggi rendahnya usaha orang untuk dapat melaksanakan nilai tersebut.

    Contohnya, orang Indonesia pada umumnya berusaha pulang kampung (mudik) di

    hari hari besar keagamaan seperti lebaran atau natal.

    4. Prestise atau kebanggaan bagi orang yang melaksanakan nilai tersebut.

    Contohnya, memiliki mobil dengan merk terkenal dapat memberikan kebanggan

    atau prestise sendiri.

    B. Nilai Mendarah Daging (Internalized Value)

    Nilai mendarah daging adalah nilai yang telah menjadi kepribadian dan kebiasaan

    sehingga ketika seseorang melakukannya kadang tidak melalui proses berpikir atau

    pertimbangan lagi (bawah sadar). Biasanya nilai ini telah tersosialisasi sejak

    seseorang masih kecil. Umumnya bila nilai ini tidak dilakukan, ia akan merasa malu,

  • 16

    bahkan merasa sangat bersalah. Contohnya, seorang kepala keluarga yang belum

    mampu memberikan nafkah kepada keluarganya akan merasa sebagai kepala keluarga

    yang tidak bertanggung jawab. Demikian pula guru yang melihat siswanya gagal

    dalam ujian akan merasa gagal dalam mendidik anak tersebut. Bagi manusia, nilai

    berfungsi sebagai landasan, alasan, atau motivasi dalam segala tingkah laku

    perbuatannya. Nilai mencerminkan kualitas pilihan tindakan dan pandangan hidup

    seseorang dalan masyarakat. (Faisal, 356-360).

    E.3.3. Nilai Sosial Menurut Kategorinya

    Dalam prakteknya, nilai sosial terbagi lagi menjadi beberapa kategori yang lebih spesifik.

    Williams (Faisal, 362) telah membuat daftar kategori yang merangkum orientasi orientasi nilai

    yang terdapat pada masyarakat amerika. Walaupun kategori ini disusun merepresentasikan nilai-

    nilai inti (score values) pada bangsa amerika, tetapi kategori ini juga dapat dipergunakan untuk

    masyarakat mana saja dari Negara dan suku bangsa apapun. Dari sekitar lima belas kategori yang

    disusun Williams, ada empat kategori yang sudah diseleksi yang semua inti nilainya terdapat

    dalam film Yes Man. Lima kategori itu antara lain :

    1. Hasil Usaha dan Keberhasilan

    Nilai ini tampaknya mengutamakan pentingnya hasil usaha pribadi, terutama

    keberhasilan di bidang pekerjaan. Hasil usaha sendiri kebanyakan diukur lewat

    kriteria ekonomi. Kemajuan di bidang profesi dan kemampuan untuk mengumpulkan

    kekayaan yang lazimnya digunakan sebagai suatu ukuran keberhasilan seseorang.

    Walaupun begitu cara untuk mendapatkan kekayaan ini penting sebagai salah satu

  • 17

    dimensi dari nilai usaha dan keberhasilan. Kaum penjahat atau sebangsanya yang

    diketahui telah berhasil memperoleh kekayaan dengan cara cara yang berada di luar

    batas batas sanksi moral biasanya dianggap sebagai orang orang yang tidak berhasil.

    2. Aktivitas dan Pekerjaan

    Nilai ini tampaknya mengutamakan pentingnya citra dan reputasi pribadi. Contohnya,

    seseorang mungkin berasa lebih gembira dan dirinya bernilai jika ia memiliki

    pekerjaan dan dapat membantu orang lain, daripada hanya menganggur dan tidak

    berbuat apa apa.

    3. Kemanusiaan

    Nilai ini tampaknya mengutamakan pentingnya rasa kemanusiaan. Nilai kemanusiaan

    ini biasanya tolak ukurnya lewat kedermawanan. Yakni hal apapun yang dapat

    membantu meringankan beban penderitaan orang lain. Kedermawanan itu tidak

    melulu harus selalu materi atau uang, sumbangan lain seperti tenaga, pikiran, bahkan

    sekedar mendengar keluh kesah orang lain juga termasuk ke dalam kedermawanan

    ini.

    4. Kebebasan

    Nilai ini tampaknya mengutamakan pentingnya kebebasan dan kemerdekaan. Tolak

    ukur kebebasan dan kemerdekaan ini sangat luas bahkan tak terbatas. Itulah mengapa

    tidak ada seseorangpun yang bisa menjelaskan secara jelas apa arti dari kata

    kebebasan itu sendiri. Tentu saja kebebasan dalam hal ini mencakup kebebasan

  • 18

    memilih, menentukan, dan memutuskan apapun yang dirasa baik untuk diri sendiri

    (Faisal, 363-367).

    E.4. Analisis Isi

    Menurut Berelson dan Kerlinger (Wimmer & Domminick, 2000:135), analisis isi

    merupakan suatu metode untuk mempelajari dan menganalisis komunikasi secara sistematik,

    objektif, dan kuantitatif terhadap pesan yang tampak. Adapun menurut Budd (Kriyantono,

    2009:230), analisis isi adalah suatu teknik sistematis untuk menganalisis pesan dan mengolah

    pesan atau suatu alat untuk mengobservasi dan menganalisis isi perilaku komunikasi yang

    terbuka dari komunikator yang dipilih.

    Rakhmat (2007:89) juga memaparkan bahwa analisis isi dapat digunakan untuk

    memperoleh keterangan dari isi komunikasi yang disampaikan dalam bentuk lambang dan dapat

    digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi : Surat kabar, buku puisi, lagu, cerita

    rakyat, lukisan, pidato, surat, undang-undang, musik, teater, dan sebagainya. Ia juga

    merumuskan bahwa penelitian yang menggunakan analisis isi pada umumnya melalui tahap

    tahap : (1) Perumusan masalah, (2) Perumusan hipotesis, (3) Penarikan sampel, (4) Pembuatan

    alat ukur (koding), (5) Pengumpulan data, dan (6) Analisis data.

    Adapun penggunaan analisis isi memiliki beberapa manfaat atau tujuan. McQuail dalam

    buku Mass Communication Theory (2000:305) mengatakan bahwa tujuan dilakukan analisis

    terhadap isi pesan komunikasi adalah untuk :

    - Mendeskripsikan dan membuat perbandingan terhadap isi media

    - Membuat perbandingan antara isi media dengan realitas sosial

  • 19

    - Isi media merupakan refleksi dari nilai nilai sosial dan budaya serta sistem

    kepercayaan masyarakat

    - Mengetahui fungsi dan efek media

    - Mengevaluasi media performance

    - Mengetahui apakah ada bias media

    F. DEFINISI KONSEPTUAL

    F.1. Nilai Sosial

    Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap

    baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Sebagai contoh, orang menganggap

    menolong memiliki nilai baik, sedangkan mencuri bernilai buruk. Woods, (Huky, 146)

    mendefinisikan nilai sosial sebagai petunjuk umum yang telah berlangsung lama, yang

    mengarahkan tingkah laku dan kepuasaan dalam kehidupan sehari hari.

    F.2. Film

    Film menurut Denis McQuail (Marseli, 1996:13), adalah sarana yang dapat digunakan

    untuk menyebarkan hiburan yang menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, humor, dan sajian

    teknis lainnya pada masyarakat umum. Adapun menurut Alex Sobur (2003:127), film merupakan

    sebuah alat untuk menyampaikan pesan yang efektif dalam mempengaruhi khalayak melalui

    pesan pesan yang disampaikannya.

  • 20

    G. STRUKTUR KATEGORISASI

    Penelitian yang menggunakan analisis isi, validitas serta hasilnya sangat bergantung

    dengan kategorinya. Adapun kategori yang disusun dalam penelitian ini untuk Analisis film Yes

    Man adalah sebagai berikut :

    1. Hasil Usaha dan Keberhasilan

    Kategori ini adalah kategori yang berkaitan dengan Nilai Sosial dalam Hasil Usaha dan

    Keberhasilan individu dalam Profesi dan Pekerjaan. Indikator kategori ini semua hal yang

    berkaitan dengan urusan kantor atau tempat kerja, yang antara lain :

    a. Bersosialisasi dan menjalin hubungan baik dengan Atasan

    Contoh : Rutin berbincang bincang kecil dengan Atasan, Sebisa mungkin selalu

    mengikuti permintaan atasan, dan Sesekali pergi bersenang senang dengan atasan.

    b. Berprestasi dalam Pekerjaan

    Contoh : Membuat inovasi dan perubahan kecil yang dapat menghasilkan keuntungan

    baru bagi perusahaan.

    2. Aktivitas dan Pekerjaan

    Kategori ini adalah kategori yang berkaitan dengan Nilai Sosial dalam Aktivitas sehari

    hari individu dalam menghabiskan waktunya. Indikator kategori ini meliputi semua hal

    yang berkaitan dengan aktivitas umum yang menghasilkan manfaat, yang antara lain :

    a. Pergi bersosialisasi dan bersenang senang dengan teman teman

    Contoh : Pergi bersenang senang dengan sahabat lama di Café, Bar, dan tempat

    tempat menyenangkan lainnya.

  • 21

    b. Mengikuti berbagai komunitas dan menekuni berbagai hobi baru yang menarik.

    Contoh : Bergabung dalam komunitas sosial dan lembaga amal, Serta menekuni

    berbagai hobi baru seperti kursus gitar, kursus bahasa asing, kursus mengemudikan

    pesawat terbang, dan hobi hobi menarik lainnya.

    3. Kemanusiaan

    Kategori ini adalah kategori yang berkaitan dengan Nilai Sosial dalam Kehidupan Sehari

    hari dengan sesama manusia. Indikator kategori ini meliputi semua hal yang berkaitan

    dengan membantu dan menyenangkan orang lain tanpa mengharapkan imbalan, yang

    antara lain :

    a. Membantu dan Meringankan beban orang lain.

    Contoh : Menyetujui pinjaman modal usaha kepada semua semua orang, memberikan

    sumbangan serta ikut dalam penyaluran sumbangan untuk amal.

    b. Membuat orang lain senang dan gembira.

    Contoh : Memberikan perhatian kecil kepada semua orang lewat senyum sapa dan

    sebagainya, serta memberikan nasihat dan support untuk orang lain yang sedang

    memiki banyak masalah.

    4. Kebebasan

    Kategori ini adalah kategori yang berkaitan dengan Nilai Sosial dalam memilih suatu

    pilihan dalam hidup. Indikator kategori ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan

    memilih mengikuti kata hati, yang antara lain :

  • 22

    a. Kebebasan memilih tempat liburan, kegiatan yang ingin dilakukan, dan sebagainya,

    sesuai dengan keinginan.

    Contoh : Bebas memilih tempat liburan tanpa memusingkan tempat tujuan liburan

    serta bebas melakukan apapun tanpa harus terganggu dengan aturan aturan baku.

    b. Kebebasan menentukan suatu pilihan sulit seperti pasangan hidup, tujuan masa depan,

    sesuai dengan kata hati.

    Contoh : Bebas menentukan pasangan hidup saat hati sudah meyakini tanpa perlu

    memikirkan hal hal kecil lainnya yang akan muncul di belakang.

    H. METODE PENELITIAN

    H.1. Metode

    Metode yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah analisis isi. Yakni

    seperti yang dikemukakan Rakhmat (2007:89), Analisis isi dapat digunakan untuk memperoleh

    keterangan dari isi komunikasi yang disampaikan dalam bentuk lambang dan dapat digunakan

    untuk menganalisis semua bentuk komunikasi : Surat kabar, buku puisi, lagu, cerita rakyat,

    lukisan, pidato, surat, undang-undang, musik, teater, dan sebagainya.

    Adapun tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Yakni seperti yang

    dikemukakan Nasir (1983:63), penelitian deskriptif meneliti status kelompok manusia, suatu

    obyek, suatu set kondisi, sistem, pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang

    yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan

    akurat mengenai fakta, sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Selain itu penelitian

    ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Yang menurut Krippendorf (1991:16) bertujuan untuk

  • 23

    mendeskripsikan secara obyektif, sistematis dan kuantitatif dari isi komunikasi yang tampak atau

    manifest.

    H.2. Ruang Lingkup Penelitian

    Yang menjadi ruang lingkup penelitian ini adalah film “Yes Man” karya Danny Wallace

    yang memiliki durasi 1 Jam 32 menit dan terdiri dari 90 scene film. Penelitian difokuskan pada

    tiap scene yang dinilai memiliki unsur nilai sosial sesuai dengan kategorisasi yang telah

    dirumuskan.

    H.3. Unit Analisis

    Unit analisis yang digunakan adalah 90 scene film baik berupa adegan maupun dialog

    yang terdapat dalam film “Yes Man” karya Danny Wallace yang dinilai memiliki unsur nilai

    sosial sesuai dengan kategorisasi yang telah dirumuskan. Selanjutnya setiap scene yang terpilih

    dimasukkan kedalam kategori yang telah ditentukan. Hal ini berarti peneliti menggunakan unit

    analisis scene untuk membatasi penelitian yang telah jelas dalam pengkategorian.

    H.4. Satuan Ukur

    Satuan ukur dari penelitian ini adalah frekuensi kemunculan unsur nilai sosial yang

    terdapat dalam scene film “Yes Man” karya Danny Wallace yang diambil lewat adegan ataupun

    dialog yang dinilai mengandung unsur nilai sosial.

    Yang dimaksud dengan adegan adalah segala kegiatan atau aktivitas fisik yang dilakukan

    oleh seluruh pemain film baik pemeran utama, pemeran pembantu utama, sampai figuran.

  • 24

    Adapun dialog adalah segala sesuatu yang diucapkan lewat lisan yang juga dilakukan oleh

    seluruh pemain film bersangkutan.

    H.5. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan pengamatan,

    yakni dengan mendokumentasikan film “Yes Man” ke dalam bentuk file video yang sudah

    dikonversi hingga dapat diputar pada banyak aplikasi pemutar video di computer untuk

    selanjutnya disusun menjadi sebuah data penelitian. Tahap berikutnya, data dikumpulkan dengan

    menggunakan Coding Sheet yang dibuat berdasarkan kategori yang telah ditetapkan seperti

    contoh dibawah ini :

    Scene

    Kategorisasi

    Hasil Usaha Dan Aktivitas dan

    Kemanusiaan Kebebasan

    Kemajuan Pekerjaan

    Dialog Adegan Dialog Adegan Dialog Adegan Dialog Adegan

    Dari tabel diatas, peneliti dan koder akan memberi tanda (√) pada scene yang

    didalamnya terdapat Dialog atau Perilaku yang termasuk kedalam kategori nilai sosial yang

    sudah dirumuskan diatas

  • 25

    H.6. Teknik Analisis Data

    Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang dipakai penulis adalah kuantitatif dengan

    tipe statistik deskriptif yang menggunakan tabel frekuensi untuk penghitungan datanya.

    Tujuannya penggunaan tabel ini untuk membantu peneliti mengetahui frekuensi kemunculan

    masing masing kategori.

    Dalam penerapannya, data berupa setiap isi pesan yang terdapat dalam film “Yes Man”

    dimasukan ke dalam kategorisasi yang telah ditetapkan. Data tersebut kemudian dianalisis

    menggunakan alat distribusi frekuensi yang berupa tabel analisis untuk mengetahui frekuensi

    kemunculan dari setiap kategori tema penelitian. Adapun contoh tabel yang dibuat peneliti

    adalah sebagai berikut :

    Kategorisasi F Prosentase (%)

    Hasil Usaha Dan Kemajuan

    Aktivitas Dan Pekerjaan

    Kemanusiaan

    Kebebasan

    Jumlah

    H.7. Uji Reabilitas

    Kategorisasi dalam analisis isi merupakan instrumen pengumpul data. Supaya objektif

    maka kategorisasi harus dijaga reliabilitasnya. Terutama untuk kategorisasi yang dibuat sendiri

    oleh periset sehingga belum memiliki standar yang teruji, maka sebaiknya dilakukan uji

    reliabilitas, yang tahap pelaksanaannya dimulai dengan periset melakukan pengkodingan sampel

    ke dalam kategorisasi bersama dengan seseorang yang lain yang ditunjuk sebagai pembanding

  • 26

    atau hakim. Uji ini juga biasa dikenal sebagai uji antar kode. Kemudian hasil pengkodingan

    dibandingkan dengan menggunakan rumus Holsty, yakni :

    CR =

    Keterangan :

    C.R = Coefisien Reliability

    M = Jumlah Pernyataan yang Disetujui oleh Dua Pengkode

    N1, N2 = Jumlah pernyataan yang diberi kode oleh pengkode dan peneliti

    dari hasil yang diperoleh.

    Hasil yang diperoleh dari uji antar kode diatas disebut Observed Agreement (Kesepakatan

    yang diperoleh dari penelitian). Selanjutnya untuk memperkuat hasil uji reliabilitas diatas

    digunakan rumus Scott sebagai berikut :

    Pi = % Observed Agreement - % Expected Agreement

    1 - % Expected Agreement

    Keterangan :

    Pi = Nilai Keterhandalan

    Observed Agreement = Nilai yang disetujui antar pengkode yakni nilai CR

    Expected Agreement = Persetujuan yang diharapkan dalam suatu kategori

    yang sama nilai matematisnya serta dinyatakan dalam

    jumlah hasil pengukuran dari proposisi seluruh kategori.

    Ambang penerimaan yang sering dipakai untuk uji reliabilitas kategorisasi adalah 0,75.

    Jika persetujuan antara pengkoding (periset dan hakim) tidak mencapai 0,75 maka kategorisasi

    operasionalnya mungkin perlu dirumuskan lebih spesifik lagi. Artinya kategorisasi yang dibuat

    belum mencapai tingkat keterandalan atau kepercayaan (Kriyantono, 2009:236-238)

    21

    2

    NN

    M