bab i pendahuluan a. latar...

26
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Osteoarthritis adalah penyakit sendi yang progresif, secara khas terjadi pada pasien usia menengah hingga pasien usia lanjut. Penyakit ini terjadi ketika tulang rawan sendi rusak akibat tekanan mekanik ataupun perubahan biokimia. Osteoarthritis dapat terjadi bersamaan dengan arthritis jenis lain, seperti gout atau rheumatoid arthritis. Osteoarthritis cenderung mempengaruhi sendi yang sering digunakan seperti tangan dan tulang belakang, serta sendi yang menopang berat badan, seperti lutut dan pinggul. Gejala dari osteoarthritis antara lain sendi terasa nyeri dan mengalami kekakuan, sendi membengkak, timbul suara saat sendi bergerak, serta penurunan fungsi sendi (American College Rhematology, 2012). Prevalensi osteoarthritis total di Indonesia 34,3 juta orang pada tahun 2002 dan mencapai 36,5 juta orang pada tahun 2007. Diperkirakan 40% dari populasi usia diatas 70 tahun menderita osteoarthritis, dan 80% pasien osteoarthritis mempunyai keterbatasan gerak dalam berbagai derajat dari ringan sampai berat yang berakibat mengurangi kualitas hidupnya karena prevalensi yang cukup tinggi. Oleh karena sifatnya yang kronik-progresif, osteoarthritis mempunyai dampak sosio-ekonomi yang besar, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Diperkirakan 1 sampai 2 juta orang lanjut usia di Indonesia menderita cacat karena osteoarthritis (Soeroso, 2006).

Upload: dotuyen

Post on 30-Apr-2018

221 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/86776/potongan/S1-2015... · Penyakit ini terjadi ketika tulang ... terapi farmakologi, dan pembedahan (Vincent

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Osteoarthritis adalah penyakit sendi yang progresif, secara khas terjadi pada

pasien usia menengah hingga pasien usia lanjut. Penyakit ini terjadi ketika tulang

rawan sendi rusak akibat tekanan mekanik ataupun perubahan biokimia.

Osteoarthritis dapat terjadi bersamaan dengan arthritis jenis lain, seperti gout atau

rheumatoid arthritis. Osteoarthritis cenderung mempengaruhi sendi yang sering

digunakan seperti tangan dan tulang belakang, serta sendi yang menopang berat

badan, seperti lutut dan pinggul. Gejala dari osteoarthritis antara lain sendi terasa

nyeri dan mengalami kekakuan, sendi membengkak, timbul suara saat sendi

bergerak, serta penurunan fungsi sendi (American College Rhematology, 2012).

Prevalensi osteoarthritis total di Indonesia 34,3 juta orang pada tahun 2002 dan

mencapai 36,5 juta orang pada tahun 2007. Diperkirakan 40% dari populasi usia

diatas 70 tahun menderita osteoarthritis, dan 80% pasien osteoarthritis mempunyai

keterbatasan gerak dalam berbagai derajat dari ringan sampai berat yang berakibat

mengurangi kualitas hidupnya karena prevalensi yang cukup tinggi. Oleh karena

sifatnya yang kronik-progresif, osteoarthritis mempunyai dampak sosio-ekonomi

yang besar, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Diperkirakan 1

sampai 2 juta orang lanjut usia di Indonesia menderita cacat karena osteoarthritis

(Soeroso, 2006).

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/86776/potongan/S1-2015... · Penyakit ini terjadi ketika tulang ... terapi farmakologi, dan pembedahan (Vincent

2

Pengatasan osteoarthritis terbagi menjadi empat cara, yaitu perubahan gaya

hidup, terapi nonfarmakologi, terapi farmakologi, dan pembedahan (Vincent dan

Watt, 2014). Terapi farmakologi osteoarthritis bertujuan untuk membebaskan

nyeri, memelihara kemampuan bergerak, dan atau mengurangi inflamasi

(Maiwenn dkk., 2008).

Obat yang biasa digunakan dalam pengatasan osteoarthritis adalah analgesik

oral, suplemen nutrisi, dan NSAID (Nonsteroidal Antiinflammatory Drugs).

NSAID yang biasa digunakan dalam pengobatan osteoarthritis adalah asam

karboksilat, asetil salisilat, aspirin, salisilat yang tak terasilasi (salsalate, difusinal,

choline salisilat), asam asetat (etodolak, diklofenak, indometachin, ketorolak),

asam propionat (fenoprofen, flubiprofen, ibuprofen, ketoprofen, naproxen,

oxaprozin), fenamat (meclofenamat, asam mefenamat), oksikam (piroksikam,

meloksikam), dan coxibs (celecoxib) (Dipiro dkk., 2008).

Osteoarthritis memerlukan biaya yang besar pada komunitas. Biaya langsung

yang ditimbulkan oleh osteoarthritis meliputi kunjungan ke dokter, pengobatan,

dan tindakan operasi. Biaya tidak langsung meliputi semua yang hilang akibat

ketidakmampuan bekerja. Biaya yang terkait dengan osteoarthritis dapat menjadi

signifikan nilainya pada lansia yang menjadi tidak mampu melakukan kegiatan

sehari-hari sehingga memerlukan bantuan orang lain. Komunitas pada negara-

negara yang sedang berkembang perlu lebih memahami osteoarthritis dan dapat

mengembangkan alternatif terapi untuk mengatasinya (Royal College of

Physicians, 2008).

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/86776/potongan/S1-2015... · Penyakit ini terjadi ketika tulang ... terapi farmakologi, dan pembedahan (Vincent

3

Pasien dengan cara bayar umum adalah pasien yang sedang melalukan

pengobatan dan biaya untuk pengobatannya berasal dari pasien. Sedangkan pasien

dengan cara bayar JKN adalah pasien yang sedang melakukan pengobatan namun

biaya pengobatannya ditanggung oleh pemerintah, dalam hal ini adalah BPJS

(Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) kesehatan. Kedua jenis pasien ini

memerlukan biaya pengobatan yang tidak sama karena obat yang diberikan

kepada kedua jenis pasien ini berbeda.

Rumah Sakit (RS) PKU Muhammadiyah adalah rumah sakit swasta yang

terletak di Jalan KH. Ahmad Dahlan 20 Yogyakarta. Rumah Sakit PKU

Muhammadiyah Yogyakarta dipilih untuk melakukan penelitian ini, karena rumah

sakit ini memiliki poli rematologi. Osteoarthritis merupakan salah satu penyakit

yang termasuk dalam poli rematologi. Dengan demikian, rumah sakit PKU

Muhammadiyah banyak dikunjungi pasien osteoarthritis. RS PKU

Muhammadiyah Yogyakarta melayani pasien umum dan JKN. Oleh karena itu,

perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui perbedaan biaya osteoarthritis pasien

umum dan JKN.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, permasalahan yang akan diteliti

adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran pengunaan obat osteoarthritis di RS PKU

Muhammadiyah Yogyakarta?

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/86776/potongan/S1-2015... · Penyakit ini terjadi ketika tulang ... terapi farmakologi, dan pembedahan (Vincent

4

2. Apa saja komponen biaya dan berapakah rata rata biaya pasien osteoarthritis

di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta?

3. Komponen biaya apakah yang memberikan proporsi paling besar dalam

pengobatan pasien osteoarthritis di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta?

4. Bagaimana perbandingan biaya pasien osteoarthritis umum dan JKN di RS

PKU Muhammadiyah Yogyakarta?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Mengetahui gambaran penggunaan obat osteoarthritis di RS PKU

Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Mengetahui komponen biaya dan rata rata biaya pasien osteoarthritis di RS

PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Mengetahui komponen biaya yang memberikan proporsi paling besar dalam

pengobatan pasien osteoarthritis di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

4. Mengetahui perbandingan biaya pasien osteoarthritis umum dan JKN di RS

PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai informasi dan masukan dalam pengobatan osteoarthritis di RS PKU

Muhammadiyah Yogyakarta.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/86776/potongan/S1-2015... · Penyakit ini terjadi ketika tulang ... terapi farmakologi, dan pembedahan (Vincent

5

2. Dapat menjadi masukan bagi pemerintah dalam menentukan obat apa saja

yang digunakan untuk terapi osteoarthritis.

3. Bagi masyarakat umum dapat menjadi gambaran biaya pengobatan penyakit

osteoarthritis.

4. Bagi peneliti dapat digunakan untuk memperdalam pengetahuan mengenai

osteoarthritis dan farmakoekonomi.

E. Tinjauan Pustaka

1. Osteoarthritis

a. Definisi Osteoarthritis

Osteoarthritis adalah penyakit sendi yang progresif, secara khas

terjadi pada pasien usia menengah hingga pasien usia lanjut. Penyakit

ini terjadi ketika tulang rawan sendi rusak akibat tekanan mekanik

ataupun perubahan biokimia. Osteoarthritis dapat terjadi bersamaan

dengan arthritis jenis lain, seperti gout atau rheumatoid arthritis.

Osteoarthritis cenderung mempengaruhi sendi yang sering digunakan

seperti tangan dan tulang belakang, serta sendi yang menopang berat

badan, seperti lutut dan pinggul. Gejala dari osteoarthritis antara lain

sendi terasa nyeri dan mengalami kekakuan, sendi membengkak,

timbul suara saat sendi bergerak, serta penurunan fungsi sendi

(American College Rheumatology, 2012).

Osteoarthritis merupakan penyakit sendi degeneratif, dimana

keseluruhan struktur dari sendi mengalami perubahan patologis.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/86776/potongan/S1-2015... · Penyakit ini terjadi ketika tulang ... terapi farmakologi, dan pembedahan (Vincent

6

Ditandai dengan kerusakan tulang rawan (kartilago) hyaline sendi,

meningkatnya ketebalan serta sklerosis dari lempeng tulang,

pertumbuhan osteofit pada tepian sendi, meregangnya kapsula sendi,

timbulnya peradangan, dan melemahnya otot-otot yang

menghubungkan sendi (Felson, 2008).

b. Epidemiologi Osteoarthritis

Osteoartritis merupakan penyakit sendi pada orang dewasa yang

paling umum di dunia. Felson (2008) melaporkan bahwa satu dari tiga

orang dewasa memiliki tanda-tanda radiologis terhadap osteoarthritis.

Osteoarthritis pada lutut merupakan tipe osteoarthritis yang paling

umum dijumpai pada orang dewasa. Penelitian epidemiologi dari Joern

dkk. (2010) menemukan bahwa orang dewasa dengan kelompok umur

60-64 tahun sebanyak 22%. Pada pria dengan kelompok umur yang

sama, dijumpai 23% menderita osteoarthritis pada lutut kanan,

sementara 16,3% sisanya didapati menderita osteoarthritis pada lutut

kiri. Berbeda halnya pada wanita yang terdistribusi merata, dengan

insiden osteoarthritis pada lutut kanan sebanyak 24,2% dan pada lutut

kiri sebanyak 24,7 %.

Prevalensi osteoarthritis total di Indonesia 34,3 juta orang pada

tahun 2002 dan mencapai 36,5 juta orang pada tahun 2007.

Diperkirakan 40% dari populasi usia diatas 70 tahun menderita

osteoarthritis, dan 80% pasien osteoarthritis mempunyai keterbatasan

gerak dalam berbagai derajat dari ringan sampai berat yang berakibat

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/86776/potongan/S1-2015... · Penyakit ini terjadi ketika tulang ... terapi farmakologi, dan pembedahan (Vincent

7

mengurangi kualitas hidupnya karena prevalensi yang cukup tinggi.

Oleh karena sifatnya yang kronik-progresif, osteoarthritis mempunyai

dampak sosio-ekonomi yang besar, baik di negara maju maupun di

negara berkembang. Diperkirakan 1 sampai 2 juta orang lanjut usia di

Indonesia menderita cacat karena osteoarthritis (Soeroso, 2006).

c. Faktor Risiko Osteoarthritis

Osteoarthritis dapat terjadi pada semua ras dan jenis kelamin.

Osteoarthritis lebih sering menyerang pada seseorang dengan usia

lebih dari 40 tahun. Osteoarthritis dapat terjadi lebih dini pada orang

orang yang memiliki faktor risiko (American College Rhematology,

2012).

Berikut ini adalah faktor risiko terjadinya osteoarthritis pada

seseorang:

1) Usia

Prevalensi dan keparahan osteoarthritis meningkat seiring

dengan bertambahnya usia seseorang. Semakin meningkat usia

seseorang, semakin bertambah rasa nyeri dan keluhan pada sendi

(Arthritis Foundation, 2015). Risiko seseorang mengalami gejala

timbulnya osteoarthriris lutut dimulai pada usia 50 tahun (Kraus,

1997). Studi Framingham menunjukkan bahwa 27% orang berusia

63 – 70 tahun memiliki bukti radiografik menderita osteoarthritis

lutut, yang meningkat mencapai 40% pada usia 80 tahun atau lebih

(Felson dkk., 1995). Studi mengenai kelenturan pada osteoarthritis

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/86776/potongan/S1-2015... · Penyakit ini terjadi ketika tulang ... terapi farmakologi, dan pembedahan (Vincent

8

telah menemukan bahwa terjadi penurunan kelenturan pada pasien

usia tua dengan osteoarthritis lutut (Pay dkk., 1997).

2) Jenis Kelamin

Prevalensi osteoarthritis pada laki-laki sebelum usia 50 tahun

lebih tinggi dibandingkan perempuan, tetapi setelah usia lebih dari

50 tahun prevalensi perempuan lebih tinggi menderita

osteoarthritis dibandingkan laki-laki. Perbedaan tersebut menjadi

semakin berkurang setelah menginjak usia 80 tahun. Hal tersebut

diperkirakan karena pada masa usia 50–80 tahun wanita

mengalami pengurangan hormon esterogen yang signifikan (Felson

dan Zhang, 1998).

3) Obesitas

Semakin tinggi berat badan seseorang, semakin besar

kemungkinan seseorang untuk menderita osteoarthritis. Hal ini

disebabkan karena seiring dengan bertambahnya berat badan

seseorang, beban yang akan diterima oleh sendi pada tubuh

semakin besar. Beban yang diterima oleh sendi akan memberikan

tekanan pada bagian sendi yang berpengaruh, contohnya pada

bagian lutut dan pinggul (Arthritis Foundation, 2015).

Obesitas merupakan faktor risiko terkuat yang dapat

dimodifikasi. Selama berjalan, setengah berat badan bertumpu

pada sendi lutut. Peningkatan berat badan akan melipatgandakan

beban sendi lutut saat berjalan. (Felson, 2000).

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/86776/potongan/S1-2015... · Penyakit ini terjadi ketika tulang ... terapi farmakologi, dan pembedahan (Vincent

9

4) Genetika

Genetika memainkan peranan dalam perkembangan

osteoarthritis. Kelainan warisan tulang mempengaruhi bentuk dan

stabilitas sendi yang dapat menyebabkan osteoarthritis. (Hensen

dan Elliot, 2005).

5) Trauma

Studi Framingham menemukan bahwa orang dengan riwayat

trauma lutut memiliki risiko 5 – 6 kali lipat lebih tinggi untuk

menderita osteoarthritis lutut (Felson, dkk., 1995).

6) Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik berat seperti berdiri lama (2 jam atau lebih setiap

hari), berjalan jarak jauh (2 jam atau lebih setiap hari), mengangkat

barang berat (10 kg – 50 kg selama 10 kali atau lebih setiap

minggu), mendorong objek yang berat (10 kg – 50 kg selama 10

kali atau lebih setiap minggu), naik turun tangga setiap hari

merupakan faktor risiko osteoarthritis lutut (Lau dkk., 2000).

d. Gejala dan Tanda Klinik Osteoarthritis

Pada umumnya, pasien osteoarthritis mengatakan bahwa keluhan-

keluhan yang dirasakannya telah berlangsung lama, tetapi berkembang

secara perlahan. Berikut adalah keluhan yang dapat dijumpai pada

pasien osteoarthritis:

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/86776/potongan/S1-2015... · Penyakit ini terjadi ketika tulang ... terapi farmakologi, dan pembedahan (Vincent

10

1) Nyeri sendi

Keluhan ini merupakan keluhan utama pasien. Nyeri biasanya

bertambah dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat.

Beberapa gerakan tertentu terkadang dapat menimbulkan rasa nyeri

yang melebihi gerakan lain. Perubahan ini dapat ditemukan meski

osteoarthritis masih tergolong dini (secara radiologis). Umumnya

bertambah berat dengan semakin beratnya penyakit sampai sendi

hanya bisa digoyangkan dan menjadi kontraktur, Hambatan gerak

dapat konsentris (seluruh arah gerakan) maupun eksentris (salah

satu arah gerakan saja) (Soeroso, 2006).

Pada penelitian dengan menggunakan MRI, didapat bahwa

sumber dari nyeri yang timbul diduga berasal dari peradangan

sendi (sinovitis), efusi sendi, dan edema sumsum tulang (Felson,

2008).

2) Hambatan gerakan sendi

Gangguan ini biasanya semakin bertambah berat secara

perlahan sejalan dengan pertambahan rasa nyeri (Soeroso, 2006).

3) Kaku pagi

Rasa kaku pada sendi dapat timbul setelah pasien berdiam diri

atau tidak melakukan banyak gerakan, seperti duduk di kursi atau

mobil dalam waktu yang cukup lama, bahkan setelah bangun tidur

di pagi hari (Soeroso, 2006).

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/86776/potongan/S1-2015... · Penyakit ini terjadi ketika tulang ... terapi farmakologi, dan pembedahan (Vincent

11

4) Krepitasi

Krepitasi atau rasa gemeratak yang timbul pada sendi yang

sakit. Gejala ini umum dijumpai pada pasien osteoarthritis lutut.

Pada awalnya hanya berupa perasaan akan adanya sesuatu yang

patah atau remuk oleh pasien atau dokter yang memeriksa. Seiring

dengan perkembangan penyakit, krepitasi dapat terdengar hingga

jarak tertentu (Soeroso, 2006).

5) Pembesaran sendi (deformitas)

Sendi yang terkena secara perlahan dapat membesar (Soeroso,

2006).

6) Pembengkakan sendi yang asimetris

Pembengkakan sendi dapat timbul dikarenakan terjadi efusi

pada sendi yang biasanya tidak banyak (< 100 cc) atau karena

adanya osteofit, sehingga bentuk permukaan sendi berubah

(Soeroso, 2006).

7) Tanda-tanda peradangan

Tanda–tanda adanya peradangan pada sendi (nyeri tekan,

gangguan gerak, rasa hangat yang merata, dan warna kemerahan)

dapat dijumpai pada osteoarthritis karena adanya sinovitis.

Biasanya tanda–tanda ini tidak menonjol dan timbul pada

perkembangan penyakit yang lebih jauh. Gejala ini sering dijumpai

pada osteoarthritis lutut (Soeroso, 2006).

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/86776/potongan/S1-2015... · Penyakit ini terjadi ketika tulang ... terapi farmakologi, dan pembedahan (Vincent

12

8) Perubahan gaya berjalan

Gejala ini merupakan gejala yang menyusahkan pasien dan

merupakan ancaman yang besar untuk kemandirian pasien

osteoarthritis, terlebih pada pasien lanjut usia. Keadaan ini selalu

berhubungan dengan nyeri karena menjadi tumpuan berat badan

terutama pada osteoarthritis lutut (Soeroso, 2006).

e. Diagnosis Osteoarthritis

Kebanyakan dokter mendeteksi osteoarthritis berdasar gejala yang

khas dan uji fisik. Dalam beberapa kasus, X-rays atau tes

penggambaran yang lain berguna untuk mendeskripsikan keparahan

penyakit atau membantu menunjukkan masalah sendi lain (American

College Rhematology, 2012).

Melalui penggambaran, osteoarthritis biasanya didiagnosis

menggunakan radiograf yang dapat menunjukkan joint space width

(JSW) dan osteofit. Akhir akhir ini, ada cara lain yang dapat dilakukan,

yaitu menggunakan Magnetic Resonance Imaging (MRI), Ultrasound

(US), dan Optical Coherence Tomography (OCT) Cara ini dapat

meningkatkan hasil diagnosis dan manajemen osteoarthritis dalam

jaringan (Braund dan Gold, 2012).

f. Penatalaksanaan Osteoarthritis

Tidak ada terapi yang dapat menyembuhkan osteoarthritis. Tujuan

terapi hanya mengurangi nyeri dan meningkatkan fungsi sendi yang

terpengaruh. Paling sering, terapi dilakukan dengan

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/86776/potongan/S1-2015... · Penyakit ini terjadi ketika tulang ... terapi farmakologi, dan pembedahan (Vincent

13

mengkombinasikan terapi fisik dan terapi obat, serta terkadang dengan

pembedahan (American College Rhematology, 2012).

1) Terapi Fisik

Penurunan berat badan dan latihan bermanfaat untuk pasein

osteoarthritis. Beban yang berlebihan dapat memberikan tekanan

pada lutut pan pinggul. Setiap penurunan berat badan 10 pon

selama 10 tahun, dapat mengurangi perkembangan osteoarthritis

lutut hingga 50 %. Latihan fisik dapat meningkatkan kekuatan otot,

menurunkan nyeri sendi dan kekakuan, serta menurunkan

kemungkinan kecacatan pada pasien osteoarthritis (American

College Rhematology, 2012).

2) Terapi Obat (Farmakologi)

Terapi farmakologi terbagi menjadi dua, yaitu sistemik dan

topikal. Terapi sistemik terbagi menjasi analgesik nonopioid,

NSAID, analgesik opioid serta glukosamin dan kondroitin.

Sedangkan terapi topikal menggunakan analgesik topikal (Felson ,

2000).

a) Analgesik oral

Untuk pasien osteoarthritis dengan nyeri ringan hingga

sedang, penggunaan analgesik asetaminofen sebanding dengan

penggunaan NSAID. Dosis harian asetaminofen tidak boleh

lebih dari 4 gram. Dalam dosis terapetik, asetaminofen jarang

menimbulkan toksisitas hepar, namun harus digunakan hati-

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/86776/potongan/S1-2015... · Penyakit ini terjadi ketika tulang ... terapi farmakologi, dan pembedahan (Vincent

14

hati pada pasien dengan penyakit hati dan pasien yang

mengkonsumsi alkohol (Felson, 2000).

Tramadol merupakan analgesik oral, sintetis agonis opioid

yang menghambat reuptake norepinefrin dan serotonin.

Tramadol digunakan untuk pasien dengan nyeri parah yang

memiliki kontraindikasi dengan NSAID. Dosis harian tramadol

adalah 200 hingga 300 mg, diberikan dalam empat dosis bagi.

Pasien dengan nyeri parah yang tidak memberikan respon saat

diberikan tramadol dan NSAID, dapat diberikan analgesik

opioid (Felson, 2000).

b) Nonsteroidal Antiinflammatory Drugs (NSAID)

Pasien yang tidak dapat ditangani dengan analgesik

nonopioid dapat diberikan NSAID. Pemilihan antara NSAID

dan inhibitor spesifik COX-2 berdasarkan faktor risiko,

toksisitas gastrointestinal dan renal. Bagi pasien osteoarthritis

dengan gangguan gastrointestinal atas, seperti pendarahan dan

obstruksi, Obat yang digunakan adalah inhibitor spesifik COX-

2 atau NSAID dengan terapi gastroprotektif. Contoh inhibitor

spesifik COX-2 adalah celecoxib. Inhibitor COX-2 dapat

menyebabkan toksisitas ginjal, sehingga harus menjadi

perhatian jika digunakan pada pasien dengan kerusakan ginjal

ringan hingga sedang serta tidak dapat digunakan untuk pasien

dengan kerusakan ginjal parah (Felson, 2000).

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/86776/potongan/S1-2015... · Penyakit ini terjadi ketika tulang ... terapi farmakologi, dan pembedahan (Vincent

15

Penggunaan NSAID nonselektif dimulai dari dosis rendah

analgesik dan dinaikkan hingga dosis total anti inflamasi jika

dosis rendah tidak menghilangkan gejala. NSAID nonselektif

memiliki efek terhadap gastrointestinal, yaitu mencegah

agregasi platelet, sehingga meningkatkan risiko pendarahan

(Felson, 2000).

c) Glukosamin dan Kondroitin

Penggunaan glukosamin dan kondrotin sulfat untuk terapi

osteoarthritis dengan cara membantu substrat untuk

membentuk kartilago (Felson, 2000).

d) Analgesik topikal

Pasien osteoarthritis tangan atau lutut dengan nyeri ringan

hingga sedang dapat menggunakan analgesik topikal sebagai

terapi tambahan atau monoterapi (Felson, 2000).

3) Pembedahan

Pembedahan dapat menjadi pilihan untuk kasus osteoarthritis

yang parah. Kasus ini terjadi saat sendi mengalami kerusakan

berat, atau saat pengobatan secara farmakologi gagal untuk

mengurangi nyeri dan kehilangan banyak fungsi. Pembedahan

terdiri dari arthroscopy, memperbaiki sendi dengan sedikit

pemotongan. Ketika kerusakan sendi tidak dapat diperbaiki, maka

dapat dilakukan penggantian sendi (American College

Rhematology, 2012).

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/86776/potongan/S1-2015... · Penyakit ini terjadi ketika tulang ... terapi farmakologi, dan pembedahan (Vincent

16

2. Farmakoekonomi

a. Definisi Farmakoekonomi

Farmakoekonomi adalah deskripsi dan analisis biaya terapi

menggunakan obat untuk memelihara fungsi kesehatan dan sosial.

Penelitian farmakoekonomi adalah proses identifikasi, mengukur, dan

membandingkan harga (yang akan dikeluarkan konsumen) dengan

konsekuensi (klinik, ekonomi, humanistik) dari produk dan pelayanan

kefarmasian (Bootman, 2005).

Cost didefinisikan sebagai nilai sumber daya yang digunakan pada

suatu program atau terapi obat tertentu. Consequance didefinisikan

sebagai efek, keluaran, atau outcome (keadaan keluar) dari suatu

program pemberian terapi obat tertentu. Pertimbangan cost dan

consequence memberikan perbedaan pada sebagian besar metode

evaluasi farmakoekonomi dari evaluasi penggunaan obat dan strategi

dalam pengalokasian biaya (Sanchez, 2005).

Evaluasi ekonomi secara formal didefinisikan sebagai

perbandingan antara biaya dan konsekuensi dari dua atau lebih

alternatif tindakan. Biaya (cost) adalah sumber daya yang digunakan

untuk melakukan suatu tindakan atau mengimplementasikan suatu

keputusan, sedangkan konsekuensi (consequence) adalah keluaran

(outcome), baik positif atau negatif, dari aksi maupun keputusan tadi.

Evaluasi ekonomi menilai efisiensi, hubungan antara konsekuensi

(output) dan biaya (input). Tujuan utamanya adalah memungkinkan

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/86776/potongan/S1-2015... · Penyakit ini terjadi ketika tulang ... terapi farmakologi, dan pembedahan (Vincent

17

para pembuat keputusan untuk mengalokasikan sumber daya dengan

lebih baik (Vogenberg, 2011).

b. Kategori Biaya

1) Biaya medis langsung (direct medical cost)

Biaya medis langsung adalah biaya yang harus dibayarkan

untuk pelayanan kesehatan. Biaya ini meliputi biaya pengobatan,

tenaga medis, biaya tes laboratorium, dan biaya pemantauan

efektivitas dan efek samping (Kulkarni dkk., 2009).

2) Biaya medis tidak langsung (direct non medical cost)

Biaya medis tidak langsung adalah biaya yang harus

dikeluarkan secara langsung dengan pembelian produk atau jasa

pelayanan kesehatan. Biaya yang termasuk di dalamnya adalah

biaya transportasi dari dan ke rumah sakit, makanan untuk keluarga

pasien (Kulkarni dkk., 2009).

3) Biaya tidak langsung (indirect cost)

Biaya tidak langsung adalah biaya yang dapat mengurangi

produktivitas pasien maupun keluarga, kehilangan pendapatan

karena tidak bisa bekerja akibat sakit dan kehilangan waktu

(Kulkarni dkk., 2009).

4) Biaya tidak teraba (intangible cost)

Biaya tidak teraba adalah biaya yang berhubungan dengan rasa

sakit pasien dan penderitanya, khawatir tertekan, efeknya pada

kualitas hidup. Kategori ini tidak bisa diukur dengan mata uang,

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/86776/potongan/S1-2015... · Penyakit ini terjadi ketika tulang ... terapi farmakologi, dan pembedahan (Vincent

18

namun sangat penting bagi pasien maupun dokter (Kulkarni dkk.,

2009).

c. Perspektif analisis

Perspektif adalah sudut pandang mana yang diambil peneliti dalam

melakukan evaluasi farmakoekonomi. Perspektif analisis terbagi

menjadi empat, yaitu:

1) Perspektif pasien yaitu pasien mendapatkan pelayanan kesehatan

dengan harga yang murah.

2) Perspektif penyedia pelayanan kesehatan yaitu menyediakan

pelayanan kesehatan yang diperlukan masyarakat.

3) Perspektif pembayar (perusahaan asuransi) yaitu membayarkan

biaya terkait dengan pelayanan kesehatan yang digunakan peserta

asuransi selama pelayanan kesehatan yang digunakan peserta

termasuk dalam tanggungan perusahaan yang bersangkutan.

Menyusun program pelayanan kesehatan yang lebih efektif

sehingga nantinya dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan.

4) Perspektif masyarakat yaitu masyarakat menggunakan pelayanan

kesehatan untuk mencegah terjangkitnya berbagai penyakit, seperti

program pencegahan penyakit untuk imunisasi (Vogenberg, 2001).

d. Metode Evaluasi Farmakoekonomi

1) Cost of Illness (CoI)

CoI adalah metode evaluasi biaya langsung dan tak langsung

dan memperkirakan keseluruhan biaya akibat suatu penyakit

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/86776/potongan/S1-2015... · Penyakit ini terjadi ketika tulang ... terapi farmakologi, dan pembedahan (Vincent

19

tertentu pada populasi yang ditentukan. Metode evaluasi ini sering

disebut sebagai Burden of Illness dan meliputi pengukuran biaya

langsung dan tak langsung akibat suatu penyakit yang spesifik

(Sanchez, 2005). Sebuah penyakit akan menghabiskan sumber

daya, oleh sebab itu akan timbul biaya. Cost of Illness adalah total

dari 3 komponen, yaitu biaya medis, biaya non medis, dan

kehilangan produktivitas atau biaya tak langsung (Bootman dkk.,

2005).

2) Cost Minimization Analysis (CMA)

CMA mempertimbangkan alternatif pilihan yang kurang

menghabiskan biaya (lebih murah) ketika membandingkan dua

atau lebih alternatif terapi. Beberapa alternatif pilihan dalam CMA

harus diasumsikan atau menunjukkan keamanan dan efikasi yang

ekivalen, misalnya terdapat dua alternatif yang ekivalen secara

terapetik. Ketika ekivalensi keluaran telah diketahui, maka biaya

dapat diidentifikasi, dihitung, dan dibandingkan dalam unit mata

uang (Sanchez, 2005). Contohnya adalah keputusan untuk

menggunakan obat generik atau branded yang menghasilkan efek

sama namun dengan biaya paling rendah (Walley dkk., 2004).

3) Cost Effectiveness Analysis (CEA)

CEA membandingkan program atau alternatif perlakuan yang

memiliki profil keamanan dan efikasi yang berbeda. Dua atau lebih

program yang dibandingkan dengan CEA harus memiliki outcome

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/86776/potongan/S1-2015... · Penyakit ini terjadi ketika tulang ... terapi farmakologi, dan pembedahan (Vincent

20

klinik yang sama dalam physical unit (misal penurunan nilai

HbA1c, tekanan darah). Biaya dihitung dalam unit mata uang,

sedangkan keluarannya dinyatakan dalam unit natural atau unit lain

selain mata uang. Yang terpilih adalah program yang memiliki

biaya rendah dengan efektivitas tinggi (Vogenberg, 2001).

4) Cost Benefit Analysis (CBA)

CBA merupakan alat utama yang dapat digunakan untuk

meningkatkan proses pembuatan keputusan untuk pengalokasian

dana pada program pelayanan kesehatan (Bootman dkk., 2005).

Keuntungan diukur sebagai keuntungan ekonomis berhubungan

dengan suatu intervensi. Oleh sebab itu, baik biaya (cost) dan

keuntungan (benefit) dinyatakan dalam bentuk uang. Keunggulan

analisis ini adalah memungkinkan perbandingan antara dua

alternatif yang sangat berlainan dan tidak hanya potensial di bidang

obat-obatan. Namun, pendekatan ini tidak secara luas diterima

penggunaannya pada bidang ekonomi kesehatan (Walley dkk.,

2004).

5) Cost Utility Analysis (CUA)

CUA adalah metode untuk membandingkan alternatif perlakuan

yang melibatkan pendapat pasien tentang kualitas hidup yang

terkait dengan pelayanan kesehatan (health related quality of life).

CUA dapat membandingkan biaya, kualitas, dan kuantitas hidup

pasien. Biaya diukur dalam unit mata uang, sedangkan keluarannya

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/86776/potongan/S1-2015... · Penyakit ini terjadi ketika tulang ... terapi farmakologi, dan pembedahan (Vincent

21

diukur dengan alat ukur tertentu yang menitikberatkan pasien. Alat

ukur yang sering digunakan adalah Quality Adjusted Life Year

(QLAY) gained. QLAY biasanya digunakan untuk mengukur status

kesehatan seseorang dan dikombinasikan dengan data morbilitas

dan mortalitas (Sanchez, 2005).

e. Cost of Therapy (CoT)

Konsep mengenai cost (biaya) berkaitan dengan sumber daya yang

digunakan atau dikonsumsi untuk memproduksi barang dan jasa.

Adanya suatu penyakit dapat dikatakan memiliki biaya karena

menggunakan sumber daya untuk mengatasinya. Biaya untuk

mengatasi penyakit (Cost of Illnes / CoI) merupakan penjumlahan dari

tiga komponen, yaitu sumber daya medis untuk terapi, sumber daya

non medis (personal dan sector lain), dan hilangnya produktivitas atau

biaya tidak langsung. Seperti halnya Cost of Illnes / CoI, Cost of

Therapy (CoT) dapat diklasifikasikan menjadi medis, non medis

langsung, dan tidak langsung (produktivitas). Namun, biaya tidak

langsung masih menjadi suatu kontroversi. Cost of Therapy (CoT)

merupakan penjumlahan dari sumber daya yang digunakan dan

dihemat dari suatu terapi pada tiga kategori tersebut. Konsekuensi

terapi yang secara umum mempengaruhi penggunaan sumber daya

terbagi ke dalam empat tipe, yaitu :

1) Efek samping terapi, sumber daya yang digunakan untuk

mengatasinya dipertimbangkan sebagai bagian dari Cost of

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/86776/potongan/S1-2015... · Penyakit ini terjadi ketika tulang ... terapi farmakologi, dan pembedahan (Vincent

22

Therapy (CoT) karena sumber daya tersebut tidak akan digunakan

bila tidak ada terapi.

2) Mencegah atau meringankan penyakit, jika suatu penyakit dapat

dicegah atau keparahannya dapat dikurangi maka jasa medis

dihemat. Hal ini termasuk ke dalam Cost of Therapy (CoT) sebagai

suatu penghematan (biaya negatif).

3) Suatu intervensi menyediakan informasi yang menyebabkan

penggunaan atau penghematan sumber daya.

4) Terapi dapat memperpanjang harapan hidup dan sumber daya

pelayanan medis yang digunakan selama perpanjangan hidup tidak

akan dikonsumsi tanpa adanya terapi. Namun hal ini dianggap

paling kontroversial (Bootman dkk., 2005).

3. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta

Rumah Sakit (RS) PKU Muhammadiyah Yogyakarta beralamat di

Jalan K.H. Ahmad Dahlan No. 20 Yogyakarta. RS PKU Muhammadiyah

Yogyakarta memiliki akreditasi penuh tingkat lengkap untuk 16 pelayanan

yaitu administrasi dan manajemen, pelayanan medis, pelayanan gawat

darurat, pelayanan keperawatan, rekam medis, farmasi, K.3, radiologi,

laboratorium, kamar operasi, pengendalian infeksi rumah sakit, perimatal

risiko tinggi, pelayanan rehabilitasi medis, pelayanan gizi, pelayanan

intensif, dan pelayanan darah.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/86776/potongan/S1-2015... · Penyakit ini terjadi ketika tulang ... terapi farmakologi, dan pembedahan (Vincent

23

RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta memiliki instalasi gawat darurat,

pelayanan medis (pelayanan rawat jalan/poliklinik, pelayanan rawat inap,

pelayanan rawat intensif, pelayanan bedah, dan pelayanan bersalin),

pelayanan penunjang (instalasi laboratorium, instalasi radiologi, instalasi

rehabilitasi mesik, instalasi farmasi, instalasi gizi, pelayanan diagnostik

lain, CSSD, dan laundry), dan pelayanan pemeliharaan kesehatan (medical

check up serta klub dan senam kesehatan).

Pada pelayanan rawat jalan/poliklinik RS PKU Muhammadiyah

Yogyakarta memiliki pelayanan bedah umum, bedah tulang, bedah syaraf,

bedah urologi, bedah anak, bedah digesti, reumatologi, penyakit dalam,

penyakit jantung, penyakit paru, ginjal dan hipertensi, kandungan,

keluarga berencana, penyakit anak, imunisasi dan tumbuh kembang anak,

terapi tumbuh kembang anak,terapi wicara, penyakit syaraf, kesehatan

jiwa, konsultasi psikologi, penyakit THT, penyakit mata, kulit dan

kelamin, rehabilitasi medis, radiologi, klinik gigi, dan anastesi (Anonim,

2014).

4. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

Pemerintah bertanggung jawab atas pelaksanaan jaminan kesehatan

masyarakat melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi kesehatan

perorangan. Usaha ke arah itu sesungguhnya telah dirintis pemerintah

dengan menyelenggarakan beberapa bentuk jaminan sosial di bidang

kesehatan, diantaranya adalah melalui PT Askes (Persero) dan PT

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/86776/potongan/S1-2015... · Penyakit ini terjadi ketika tulang ... terapi farmakologi, dan pembedahan (Vincent

24

Jamsostek (Persero) yang melayani antara lain pegawai negeri sipil,

penerima pensiun, veteran, dan pegawai swasta. Untuk masyarakat miskin

dan tidak mampu, pemerintah memberikan jaminan melalui skema

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan Jaminan Kesehatan

Daerah (Jamkesda). Namun demikian, skema-skema tersebut masih

terfragmentasi, terbagi-bagi. Biaya kesehatan dan mutu pelayanan menjadi

sulit terkendali. Untuk mengatasi hal itu, pada 2004, dikeluarkan Undang-

Undang No.40 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). UU

40/2004 ini mengamanatkan bahwa jaminan sosial wajib bagi seluruh

penduduk termasuk Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui suatu

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) (Kementrian Kesehatan RI,

2014).

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikembangkan di Indonesia

merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Sistem

Jaminan Sosial Nasional ini diselenggarakan melalui mekanisme Asuransi

Kesehatan Sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang-

Undang No.40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.

Tujuannya adalah agar semua penduduk Indonesia terlindungi dalam

sistem asuransi, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar

kesehatan masyarakat yang layak (Kementrian Kesehatan RI, 2014).

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/86776/potongan/S1-2015... · Penyakit ini terjadi ketika tulang ... terapi farmakologi, dan pembedahan (Vincent

25

F. Landasan Teori

Osteoarthritis merupakan penyakit kronis yang memerlukan pengobatan

jangka panjang. Pengobatan jangka panjang tersebut berdampak pada biaya yang

diperlukan oleh pasien osteoarthritis. Biaya pengobatan osteoarthritis meliputi

biaya obat dan biaya (biaya tindakan medis, biaya pendaftaran, dan biaya jasa

resep).

Pemerintah telah menerapkan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sejak 01

Januari 2014. Pasien yang berobat ke rumah sakit dapat menggunakan JKN

tersebut apabila pasien telah terdaftar sebagai peserta. Namun, pasien yang belum

terdaftar menjadi peserta, saat berobat ke rumah sakit termasuk dalam pasien

umum. Dengan demikian, cara pembayaran pasien dapat dikelompokkan menjadi

dua yaitu pasien umum dan pasien JKN. Perbedaan cara pembayaran ini dapat

menyebabkan perbedaan biaya yang diperlukan oleh pasien.

Hasil penelitian yang dilakukan Hartanto (2013) menyebutkan bahwa

pembiayaan umum merupakan pembiayaan yang memerlukan biaya terbesar

dibanding pembiayaan lain. Komponen biaya terbesar dari total biaya yang

diperlukan adalah biaya obat.

G. Keterangan Empiris

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran penggunaan obat pasien

osteoarthritis RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta tahun 2014, biaya rata-rata

yang diperlukan pasien umum dan JKN serta komponen biaya, termasuk

komponen biaya dengan proporsi terbesar.

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/86776/potongan/S1-2015... · Penyakit ini terjadi ketika tulang ... terapi farmakologi, dan pembedahan (Vincent

26

H. Kerangka Konsep

Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian

Pasien osteoarthritis

Obat yang

diperoleh

Tindakan yang

diperoleh

Cara pembayaran :

Umum

JKN

Biaya Osteoarthritis:

Biaya Obat

Biaya Non obat

Biaya tindakan medis

Biaya Pendaftaran

Jasa Kefarmasian