bab i pendahuluan a. latar belakang no... · anak serta memberikan pendidikan karakter dan...

57
LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 36 TAHUN 2019 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DARI RADIKALISME DAN TINDAK PIDANA TERORISME DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah bagian yang tidak terpisahkan dari keberlangsungan hidup bangsa dan negara, karena Anak merupakan sumber daya manusia potensial yang diharapkan menjadi pemimpin bangsa untuk melanjutkan pembangunan nasional. Sekarang ini jumlah Anak menurut data Badan Pusat Statistik tahun 2017 sebanyak 87 juta (delapan puluh tujuh juta) jiwa, yang di tahun 2045 nanti berada pada usia 28-45 tahun yang merupakan periode emas usia produktif yang akan menentukan eksistensi bangsa di masa depan. Komitmen negara untuk menjamin upaya Perlindungan Anak dirumuskan dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28B ayat (2) yang menjelaskan bahwa setiap Anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas Perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Untuk menjamin pelaksanaan komitmen tersebut telah disahkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang telah dilakukan perubahan dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, yang mengamanatkan kepada: 1. negara, pemerintah dan pemerintah daerah untuk menjamin perlindungan, pemeliharaan dan kesejahteraan Anak dengan memperhatikan hak dan kewajiban orang tua, wali atau orang lain yang secara hukum bertanggung jawab terhadap Anak; 2. orang tua untuk mengasuh, memelihara, mendidik dan melindungi Anak serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak; dan 3. masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaporkan kepada pihak berwenang jika terjadi pelanggaran Hak Anak, berperan aktif dalam proses Rehabilitasi sosial dan reintegrasi sosial bagi Anak, melakukan pemantauan dan pengawasan serta berperan aktif dengan menghilangkan pelabelan negatif terhadap Anak yang terpengaruh Radikalisme dan terlibat dalam tindak pidana Terorisme. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 mengamanatkan Anak Korban jaringan Terorismeperlu mendapatkan perlindungan khusus yang dilakukan melalui upaya: a. edukasi tentang pendidikan, ideologi, dan nilai nasionalisme; b. konseling tentang bahaya Terorisme; c. rehabilitasi sosial; dan d. pendampingan sosial.

Upload: others

Post on 17-Feb-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NO... · Anak serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak; dan 3. masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaporkan

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 36 TAHUN 2019

TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DARI RADIKALISME DAN TINDAK PIDANA TERORISME DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak adalah bagian yang tidak terpisahkan dari keberlangsungan hidup bangsa dan negara, karena Anak merupakan sumber daya manusia potensial yang diharapkan menjadi pemimpin bangsa untuk melanjutkan pembangunan nasional. Sekarang ini jumlah Anak menurut data Badan Pusat Statistik tahun 2017 sebanyak 87 juta (delapan puluh tujuh juta) jiwa, yang di tahun 2045 nanti berada pada usia 28-45 tahun yang merupakan periode emas usia produktif yang akan menentukan eksistensi

bangsa di masa depan.

Komitmen negara untuk menjamin upaya Perlindungan Anak dirumuskan dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28B ayat (2) yang menjelaskan bahwa setiap Anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas Perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Untuk menjamin pelaksanaan komitmen tersebut telah disahkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang telah dilakukan perubahan dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, yang mengamanatkan kepada:

1. negara, pemerintah dan pemerintah daerah untuk menjamin perlindungan, pemeliharaan dan kesejahteraan Anak dengan memperhatikan hak dan kewajiban orang tua, wali atau orang lain yang secara hukum bertanggung jawab terhadap Anak;

2. orang tua untuk mengasuh, memelihara, mendidik dan melindungi Anak serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak; dan

3. masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaporkan kepada pihak berwenang jika terjadi pelanggaran Hak Anak, berperan aktif dalam proses Rehabilitasi sosial dan reintegrasi sosial bagi Anak, melakukan pemantauan dan pengawasan serta berperan aktif dengan menghilangkan pelabelan negatif terhadap Anak yang terpengaruh Radikalisme dan terlibat dalam tindak pidana Terorisme.

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 mengamanatkan Anak Korban jaringan Terorismeperlu mendapatkan perlindungan khusus yang dilakukan melalui upaya:

a. edukasi tentang pendidikan, ideologi, dan nilai nasionalisme;

b. konseling tentang bahaya Terorisme;

c. rehabilitasi sosial; dan

d. pendampingan sosial.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NO... · Anak serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak; dan 3. masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaporkan

Perlindungan khusus diberikan mengingat Anak adalah kelompok

rentan yang mudah dipengaruhi oleh lingkungannya seperti orang tua, masyarakat, teman dan guru untuk kepentingan pribadi.Kegagalan untuk melindungi Anak, maka Anak akan masuk kedalam kategori Perlindungan khusus yang berdampak negatif bagi masa depan Anak.

Walaupun Anak telah diberikan jaminan perlindungan dan pemenuhan haknya oleh Undang-Undang Dasar Tahun 1945 dan Undang-Undang Perlindungan Anak, namun di masyarakat masih ada yang memanfaatkan Anak melakukan perbuatan yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang Anak dan melanggar peraturan perundang-undangan, seperti mempengaruhi Anak dengan Radikalisme dan melibatkan Anak dalam tindak pidana Terorisme.

Menurut Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung... , pada tahun 2018 ada sekitar .... Anak Korban, Anak Pelaku, Anak dari Pelaku, dan Anak Saksi akibat dari Radikalisme dan tindak pidana Terorisme yang mengalami pelabelan,

stigmatisasi, diskriminasi, bullyingdan memerlukan layanan

rehabilitasi kesehatan, rehabilitasi sosial, dan pendampingan.

Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka perlu disusun Peraturan Gubernur tentang Perlindungan Anak dari Radikalisme dan Tindak Pidana Terorismeguna mencegah, menangani dan memenuhi hak-haknya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

B. Maksud dan Tujuan

Maksud

Penyusunan Peraturan Gubernur tentang Perlindungan Anak dari Radikalisme dan tindak pidana Terorismedigunakan sebagai acuan bagi organisasi perangkat daerah, dinas/instansi vertikal terkait, lembaga layanan anak, media massa dan masyarakat dalam memberikan Perlindungan Anak dari Radikalisme dan tindak pidana Terorisme.

Tujuan

Adanya langkah-langkah yang diperlukan dalam melakukan:

1. pencegahan agar Anak tidak terpengaruh Radikalisme dan tidak terlibat dalam tindak pidana Terorisme;

2. penanganan yang diberikan bagi Anak yang terpengaruh Radikalisme dan terlibat dalam tindak pidana Terorisme, Anak Korban, Anak Pelaku, Anak dari Pelaku, dan Anak Saksi.

C. Sasaran

Sasaran dari Peraturan Gubernur tentang Perlindungan Anak dari Radikalisme dan Tindak Pidana Terorisme dapat dilihat dari sisi:

1. pelaksana pedoman; dan

2. penerima manfaat.

Sasaran pelaksana pedoman ini meliputi:

1. organisasi perangkat daerah;

2. dinas/instansi vertikal terkait;

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NO... · Anak serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak; dan 3. masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaporkan

3. lembaga layanan anak;

4. media massa; dan

5. masyarakat.

Sasaran penerima manfaat dari pedoman ini adalah:

1. Anak Korban;

2. Anak Pelaku;

3. Anak dari Pelaku; dan

4. Anak Saksi.

D. Ruang Lingkup

Ruang Lingkup Peraturan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung tentang Perlindungan Anak dari Radikalisme dan tindak pidana Terorisme terdiri dari:

1. pencegahan agar Anak tidak terpengaruh Radikalisme dan tidak terlibat tindak pidana Terorisme;

2. edukasi tentang agama, pendidikan, ideologi, dan nilai-nilai nasionalisme;

3. konseling tentang bahayaTerorisme;

4. rehabilitasi sosial;

5. pendampingan;

6. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan; dan

7. layanan lainnya.

E. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3886);

2. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 195);

3. Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990 tentang Pengesahan Convention on the Rights of the Child (Konvensi tentang Hak Anak);

4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 71 Tahun 2012 tentang Pedoman Pendidikan Wawasan Kebangsaan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 1060); dan

5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter pada Satuan Pendidikan Formal (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 782).

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NO... · Anak serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak; dan 3. masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaporkan

F. Pengertian

Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan:

1. Nilai-nilai nasionalisme adalah suatu sikap yang diberikan ke Anak, Anak Pelaku, dan Anak dari Pelaku agar merasakan adanya kesetiaan yang mendalam terhadap bangsa itu sendiri.

2. Rehabilitasi medis adalah pengobatan secara terpadu untuk memulihkan kondisi fisik Anak Korban, Anak Pelaku, dan Anak dari Pelaku.

3. Rehabilitasi sosial adalah pemulihan secara terpadu, baik fisik, mental maupun sosial, agar Anak Korban, Anak Pelaku, dan Anak dari Pelaku dapat kembali melaksanakan fungsi sosial dalam kehidupan di masyarakat.

4. Reintegrasi sosial adalah upaya untuk mengembalikan Anak Korban, Anak Pelaku, dan Anak dari Pelaku untuk dapat melaksanakan fungsi sosialnya di keluarga dan masyarakat yang meliputi kemampuan untuk melaksanakan peran, memecahkan masalah,

aktualisasi diri, pengembangan potensi dan tersedianya lingkungan sosial yang menerima.

5. Wawasan kebangsaan adalah cara pandang tentang diri dan lingkungannya mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah yang dilandasi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NO... · Anak serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak; dan 3. masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaporkan

BAB II

RADIKALISME DAN TERORISME

Radikalisme merupakan suatu konsep atau semangat yang berupaya mengadakan perubahan kehidupan secara menyeluruh dan mendasar tanpa memperhitungkan adanya nilai-nilai yang sedang berlaku pada saat itu secara positif, Radikalisme diartikan sebagai suatu paham liberalisme yang sangat maju, namun dari sisi negatif Radikalisme diinterpretasikan dengan ekstrim/fundamentalisme yang mengarah pada kekerasan fisik yang menyebabkan ketakutan di tengah masyarakat.

Radikalismedapat menjadi ancaman terhadap diri Anak secara berkelanjutan dari sisi pemahaman agamanya, kehidupan bermasyarakat, tumbuh kembangnya, karakter serta nilai-nilai nasionalisme, cinta tanah air, dan menjadi isu Perlindungan Anak yang perlu mendapatkan perhatian dari organisasi perangkat daerah, dinas/instansi vertikal terkait, lembaga layanan anak, media massa, dan masyarakat karena akan mempengaruhi

Anak dari ungkapan, sikap, perilaku serta tindakan ekstrim dan anarkis sebagai wujud penolakan terhadap kenyataan yangdihadapi.

Radikalisme menyebabkan ancaman terhadap Anak karena anak diberikan edukasi yang salah tentang agama, diajarkan pemahaman yang ekstrim, tidak ada toleransi dan kasih sayang sesama umat manusia, padahal agama mengajarkan toleransi, kasih sayang, saling tolong-menolong.

Radikalisme terhadap Anak merupakan embrio lahirnya Terorisme karena menginginkan adanya perubahan secara total dan bersifat revolusioner dengan mengangkat hal-hal negatif yang ada di masyarakat seperti adanya ketidakadilan, adanya kemiskinan, kesenjangan, globalisasi, dan diskriminasi.

Beberapa ciri yang bisa dikenali dari Anak yang terpengaruh Radikalisme yaitu:

a. intoleran (tidak mau menghargai pendapat dan keyakinan orang lain);

b. fanatik (selalu merasa benar sendiri,menganggap orang lain salah);

c. eksklusif (membedakan diri dari orang lain);

d. revolusioner;

e. mudah berburuk sangka kepada orang lain di luar golongannya (senantiasa memandang orang lain hanya dari aspek negatifnya dan mengabaikan aspek positifnya);

f. mudah mengkafirkan orang lain yang berbeda pendapat.

Tindak Pidana Terorisme merupakan extraordinary crime (kejahatan luar biasa) karena merupakan kejahatan atas pelanggaran kemanusiaan, dilakukan oleh kelompok masyarakat yang menyebabkan ketakutan, ancaman, dan ketidaktentraman di masyarakat yang menimbulkan dampak yang luar biasa. Para pelaku teror dalam melakukan aksinya menggunakan teknologi modern di bidang komunikasi, informatika, transportasi, dan persenjataan modern, yang biasanya bermotif ideologi atau motif politik,

atau tujuan tertentu serta tujuan lain yang bersifat pribadi dan ekonomi yang menimbulkan kerusakan baik bangunan, gedung, serta menimbulkan korban terhadap orang lain maupun Anak dalam bentuk luka berat, luka ringan, sampai meninggal dunia.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NO... · Anak serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak; dan 3. masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaporkan

Terorisme berkembang melalui jaringan atau kelompok yang berada di

luar negeri yang ingin membentuk negara di dalam negara karena sistem negara kita dianggap bertentangan dengan sistem kenegaraan yang dianut mereka seperti sistem demokrasi di Indonesia tidak sesuai dengan sistemdemokrasi yang dianut pemahamannya.

Dahulu pelaku Terorisme dapat diketahui dari ciri-ciri fisiknya, misalnya cara berpakaian, ciri-ciri tersebut sudah tidak terlihat lagi, sekarang yang dapat diketahui adalah cara bicaranya umumnya tentang jihad, hijrah, mengkafirkan orang, surga, neraka, pahala, dosa, musuh Tuhan, tidak ada pintu taubat selain jihad.

Pelaku Terorisme pada umumnya berupa jaringan atau kelompok masyarakat yang terorganisir dan kemungkinan berafiliasi, baik di dalam maupun di luar negeri dan kemungkinan dibiayai oleh kelompok tersebut untuk mengajak Anak masuk ke dalam anggota kelompoknya.Pelaku Terorisme menganggap dirinya yang paling benar dan melakukan tindakan radikal kepada orang-orang yang dianggap tidak sepaham, mengajak untuk melakukan jihad, karena menurut mereka jihad itu adalah tindakan anarkis

yang dianggap benar, dan dengan menjanjikan jaminan-jaminan kepada korbannya.

Pelaku tindak pidana Terorisme dapat dilakukan secara:

1. Personal.

Aksi-aksi Terorisme dilakukan perorangan.Biasanya, dalam pengeboman dengan bus, pengeboman mal-mal dan pusat perbelanjaan yang dilakukan secara personal.

2. Kolektif.

Aksi Terorisme secara kolektif biasanya dilakukan secara terencana dalam sebuah jaringan yang rapi. Sasaran Terorisme dalam kategori ini adalah simbol-simbol kekuasaan dan pusat-pusat perekonomian.

Aksi tindak pidana Terorisme biasanya dilakukan dengan:

1. perencanaan yang matang dan terperinci, menguasai teknik

persenjataan dan bom;

2. menteror dengan cara mengancam atau menakut-nakuti;

3. penggunaan kekerasan antara lain dengan melakukan bom bunuh diri, menabrak orang lain dengan kendaraan;

4. menggunakan kata sandi tertentu untuk menjaga kerahasiaan, namun berubah menjadi terbuka saat perlu publikasi demi hasil maksimal dari operasi teror yang dilaksanakan;

5. sistem kekuasaanbersifat sentralisasi;

6. berpindah-pindah untuk menghindari penangkapan polisi; dan

7. memanfaatkan media sosial untuk menggerakkan masyarakat terlibat jaringan Terorisme.

Pemberantasan tindak pidana Terorisme tidak semata-mata merupakan masalah hukum dan penegakan hukum, melainkan juga merupakan masalah ekonomi, sosial, dan budaya.Masalah ekonomi menjadi dasar

faktor pendukung lahirnya Radikalisme dan Terorisme sebagai akibat dari rasa frustrasi dari kelompok orang miskin yang tidak bisa bertahan dalam kehidupannya, sehingga terpengaruh untuk melakukan perbuatan yang mengarah kepada Radikalisme dan Terorisme.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NO... · Anak serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak; dan 3. masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaporkan

Masalah sosial juga menjadi penyebab karena sampai sekarang

permasalahan sosial yang terjadi di masyarakatbelum bisa diselesaikan, karena masih ada ketimpangan antara orang kaya dan orang miskin sehingga menimbulkan kecemburuan sosial yang menyebabkan ketidakadilan sosial dan melakukan tindakan Terorisme.Budaya juga termasuk penyebab terjadinya Terorisme karena masyarakat yang tidak peduli, menerima tanpa menyaring paham-paham dari luar yang mengajarkan tindakan radikal dan Terorisme.

A. Terorisme dan Anak

Anak terlibat dalam jaringan Terorisme disebabkan karena faktor:

1. Internal

2. Eksternal

Faktor internal antara lain karena pengaruh ketidaktahuan agama, wawasan kebangsaan, jenis kelamin, umur, intelegensi, kematangan

emosi Anak.

Faktor eksternal antara lain:

1. keluarga, yaitu orang tua yang memengaruhi Anak dengan Radikalisme dan mengajak anak untuk terlibat dalam jaringan Terorisme;

2. lingkungan, yaitu teman-teman di sekitarnya yang memengaruhi Anak dengan Radikalismedan mengajak Anak untuk terlibat dalam jaringan Terorisme;

3. media, khususnya melalui internet, yang menyediakan situs-situs Radikalisme, cara melakukan tindakan yang mengarah kepada Terorisme;

4. kemiskinan, umumnya Anak Pelaku Terorisme dari keluarga tidak mampu, mereka dijanjikan untuk dipenuhi kebutuhan hidupnya, diberikan upah sehingga Anak tertarik untuk terlibat dalam tindak pidana Terorisme;

5. pendidikan, umumnya Anak Pelaku Terorisme berpendidikan rendah atau dipengaruhi oleh gurunya yang memberikan pemahaman radikal, atau bersekolah di sekolah yang teridentifikasi memberikan paham radikal yang mengarah ke tindakan Terorisme.

Teroris dalam memberikan pemahaman kepada Anak Pelaku dilakukan dengan cara:

1. memaksakan ideologi, pelaku Terorisme menganggap pemerintah gagal untuk mensejahterakan rakyat, masih banyak kemiskinan, korupsi dan ketidakadilan masih banyak terjadi karena negara kita menganut sistem demokrasi yang tidak sesuai dengan ideologi mereka;

2. penafsiran yang salah tentang agama, artinya ajaran agama disalahartikan sehingga membolehkan sesuatu yang dilarang dan melarang sesuatu yang dibolehkan oleh agama untuk kepentingan

mereka.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NO... · Anak serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak; dan 3. masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaporkan

Anak yang terlibat dalam tindak pidana Terorisme pada umumnya

dilakukan melalui cara bujuk rayu, pendoktrinan, dicuci otak dengan memaparkan kejahatan-kejahatan yang dilakukan oleh penguasa, dibangkitkan amarahnya lalu dibungkus dengan agama yang mengajak Anak dalam kegiatan yang mengandung Radikalisme yang berdampak pada kerugian baik pada dirinya maupun orang lain.

Tindak pidana Terorisme dapat menyebabkan Anak menjadi korban, Anak Pelaku dan Anak dari Pelaku.Anak menjadi korban dalam bentuk luka fisik, luka psikis, trauma, bahkan sampai meninggal dunia.Anak Pelaku mengalami penderitaan dalam bentuk fisik, psikis, trauma, dan stigma.Anak dari Pelaku mengalami penderitaan dalam bentuk psikis, trauma, dan mengalami stigma akibat dari orang tuanya yang telah melakukan tindak pidana Terorisme.

Pelibatan Anak dalam tindak pidanaTerorisme ini menunjukkan masyarakat khususnya orang tua tidak memberikan bimbingan dan tidak mengasuh, memelihara, mendidik dan melindungi Anak serta tidak memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti

yang baik pada Anak, mengembangkan sikap dan perilaku kepada Anak dengan cara yang tidak baik.

Anak Pelaku Terorisme pada umumnya memiliki semangat beragama sangat tinggi, namun kurang membaca dan memahami agama sehingga tidak berimbangdan memiliki kekosongan pemikiran.Anak Pelaku Terorisme menganggap tindakannya benar, oleh karena itu perlu pendampingan dengan melakukan pendekatan psikologi dengan bahasa ibu, humanistik, kekeluargaan, kasih sayang serta melakukan upaya Deradikalisasi dengan menghilangkan, mengurangi dan membalikkan pemahaman radikal Terorisme dari Anak serta mencerdaskan Anak dengan menyadarkan akan tindakannya yang membahayakan diri dan orang lain.

Terorisme merupakan tindakan yang membahayakan, mengancam kehidupan masyarakat, khususnya terhadap Anak, oleh karena itu pemerintah wajib meningkatkan kewaspadaan dan bekerja sama dengan seluruh unsur masyarakat dengan melakukan upaya pencegahan

secara simultan, terencana dan terpadu untuk meminimalisir keterlibatan anak dalam jaringan Terorisme dengan melakukan 3 jenis counter; yaitu counter narasi, counter propaganda dan counter ideologi.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NO... · Anak serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak; dan 3. masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaporkan

BAB III

PENCEGAHAN DAN PENANGANAN

A. PENCEGAHAN

Pencegahan dilakukan agar Anak tidak terpengaruh Radikalisme dan tidak terlibat dalam tindak pidana Terorisme, mengingat Radikalisme dan Terorisme menimbulkan dampak dan membahayakan bukan hanya kepada orang lain tapi juga kepada Anak.

Pencegahan dilakukan dalam bentuk:

1. primer, yaitu pencegahan yang meliputi kegiatan yang mengubah sikap, perilaku, dan pemahaman Anak, orang tua serta masyarakat tentang dampak yang tidak diinginkan dari Radikalisme dan tindak pidana Terorisme terhadap Anak;

2. sekunder, yaitu difokuskan pada Anak yang berisiko terpengaruh Radikalisme dan tindak pidana Terorisme dengan mengubah

keadaan sebelum menimbulkan dampak dari Terorisme secara nyata terhadap Anak;

3. tersier, yaitu menangani situasi setelah keadaan krisis sebagai akibat dari terpaparnya Radikalisme dan tindak pidana Terorisme untuk membebaskan Anak dari dampak buruk.

Tujuan pencegahan Anak terpengaruh Radikalisme dan tindak pidana Terorisme adalah mewujudkan lingkungan keluarga, masyarakat, media massa dan lembaga yang menangani Anak untuk mencegah dan melindungi Anak agar tidak terpengaruh Radikalisme dan tidak terlibat tindak pidana Terorisme.

Untuk menjamin efektivitas upaya pencegahan agar Anak tidak terpengaruh Radikalisme dan tidak terlibat tindak pidana Terorisme dilakukan dengan:

1. memetakan lokasi Anak yang dapat terpengaruh Radikalisme dan terlibat tindak pidana Terorisme;

2. menyusun materi komunikasi, informasi, dan edukasi tentang perlindungan Anak dari Radikalisme dan tindak pidana Terorisme; dan

3. menyebarluaskan materi komunikasi, informasi dan edukasi tentang bahaya Terorisme.

Materi komunikasi, informasi, dan edukasi tentang Perlindungan Anak dari Radikalisasi dan tindak pidana Terorisme meliputi materi tentang:

1. pengetahuan keagamaan;

2. edukasi tentang wawasan kebangsaan, sejarah Indonesia; dan

3. nilai-nilai luhur.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NO... · Anak serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak; dan 3. masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaporkan

Indikator

Indikator keberhasilan program pencegahan diukur dengan meningkatnya peran serta keluarga, masyarakat, media massadan lembaga yang menangani Anakdalam upaya mencegah Radikalisme dan tindak pidana Terorisme pada Anak.

B. PENANGANAN

Penanganan Anak yang terpengaruh Radikalisme dan terlibat tindak pidana Terorisme diberikan bukan hanya terhadap Anak yang menjadi korban, tapi juga Anak Pelaku, Anak dari Pelaku, dan Anak Saksi. Tujuan penanganan terhadap Anak yang terpengaruh Radikalisme dan tindak pidana Terorisme adalah agar Anak Korban, Anak Pelaku, Anak dari Pelaku, dan Anak Saksi Radikalisme dan tindak pidana Terorisme mendapatkan layanan yang dibutuhkan.

Terkait dengan penanganan Anak Korban tindak pidana Terorisme menurut Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan

atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak mengamanatkan kepada pemerintah daerah dalam hal ini organisasi perangkat daerah, dinas/instansi vertikal terkait, lembaga layanan anak, media massa dan masyarakat berkewajiban dan bertanggung jawab memberikan perlindungan khusus kepada Anak yang dilakukan melaluiupaya:

a. edukasi tentang pendidikan, ideologi, dan nilai nasionalisme;

b. konseling tentang bahaya Terorisme;

c. rehabilitasi sosial; dan

d. pendampingan sosial.

1. Edukasi Tentang Pendidikan

Edukasi tentang pendidikan dilakukan dengan memberikan

pemahaman tentang:

a. penanaman nilai-nilai moral dan mental agar hidup rukun dan damai;

Penanaman nilai moral diberikan kepada Anak untuk memberikan pemahaman tentang baik buruknya perilaku serta tidak melakukan tindakan yang merugikan dan membahayakan oranglain, seperti tindakan Terorisme.

Penanaman nilai mental diberikan agar Anak berpegang teguh dengan prinsip-prinsip kebenaran, moral, dan etika serta tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip kebenaran, moral, etika, seperti tindakan Terorisme, dengan harapan Anak memiliki kesadaran untuk menerima serta melakukan perbuatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan bersikap sesuai dengan norma-norma yang dijunjung tinggi di lingkungannya.

b. karakter dan budi pekerti;

Anak diberikan pengajaran dan pemahaman tentang sikap, tingkah laku, perangai, akhlak yang baik seperti sopan santun, tidak mudah putus asa, rendah hati, penuh hormat, semangat,

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NO... · Anak serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak; dan 3. masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaporkan

kreatif, tolong menolong, bantu membantu, saling bekerja sama,

gotong royong, bahu membahu,disiplin yang tercermin dalam sifat, watak perbuatan sehari-hari serta kesadaran untuk melakukan tindakan yang baik di masyarakat dan tidak melakukan tindakan yang merugikan orang lain seperti Terorisme.

c. saling menghargai dan menghormati;

Anakdiberikan pengajaran dan pemahaman tentang sikap saling menghargai, menghormati sesama manusia,yang bertujuan untuk memelihara hubungan baik sesama manusia sebagai makhluk hidup sehingga tercipta keserasian dan kerukunan hidup antarmanusia, adanya kehidupan yang saling menghargai dan menghormati keberadaan harkat dan martabat orang lain.

Edukasi Tentang Ideologi

Edukasitentang ideologi dilakukan untuk memberikan pengajaran dan pemahaman tentangPancasila sebagai ideologi negara, menjelaskan

tentang sejarah, makna dan fungsi Pancasila sebagai dasar negara, ideologi, falsafah, pandangan hidup bangsa, pemersatu bangsa, kesaktian Pancasila, penerapan atau aktualisasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Dengan diberikan pemahaman tentang Pancasila diharapkan Anak tidak terpengaruh Radikalisme dan tindak pidana Terorisme yang akan menghancurkan kesatuan bangsa Indonesia.

Edukasi tentang Nilai-nilai Nasionalisme

Edukasi tentang nilai-nilai Nasionalisme dilakukan dengan memberikan pengajaran dan pemahaman untuk mendorong Anak rela berkorban demi bangsa, kesetiaan terhadap bangsa secara mendalam, menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan golongan, bangga berbangsa dan bertanah air Indonesia, menghilangkan ekstremisme, menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air, menciptakan hubungan yang rukun dan harmonis dan mempererat

tali persaudaraan yang utuh.

2. Konseling tentang bahaya Terorisme

Konseling tentang bahaya Terorisme diberikan kepada Anak, materinya dikaitkan dengan agama, kepribadian, kehidupan bermasyarakat, dan keluarga.

a. Konseling tentang agama

Konseling tentang agama diberikan guna membantu memahami dan mengatasi kesulitan akibat tindak pidana Terorisme dengan kemampuan yang ada pada diri Anak dengan meningkatkan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga Anak mampu membentengi dirinya dan mampu mengatasi permasalahan dirinya.

mengajarkan kebaikan dan kearifan,

Agama mengajarkan untuk saling menyayangi, melindungi dan melarang untuk menyakiti diri maupun orang lain. Tidak ada satu

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NO... · Anak serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak; dan 3. masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaporkan

agama pun yang mengajarkan untuk melakukan keburukan

kepada sesama manusia.

melarang membunuh sesama manusia

Agama melarang untuk membunuh manusia, karena manusia adalah ciptaan Tuhan, dan hanya Tuhan yang mempunyai kewenangan untuk mencabut atau membunuh manusia. Dengan kata lain, hidup dan matinya manusia ada di tangan Tuhan, bukan di tangan manusia. Dengan demikian manusia dilarang untuk membunuh sesama manusia.

melarang berbuat kerusakan

Agama juga melarang berbuat kerusakan di dunia ini karena Tuhan menciptakan bumi dan segala isinya untuk kesejahteraan manusia, oleh karena itu manusia tidak boleh melakukan

kerusakan-kerusakan di muka bumi ini, contohnya tindakan Terorisme seperti pengeboman yang dapat merugikan dan berdampak pada orang lain.

mengajarkanmanusia berbuat baik

Agama juga mengajarkan agar manusia berbuat baik kepada sesama manusia karena menurut agama sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.Kemuliaan seseorang tidak hanya diukur dari ibadahnya kepada Tuhan, tetapi juga dilihat dari perbuatan baiknya kepada sesama manusia.

memerintahkan untuk saling menghargai

Agama memerintahkan untuk saling menghargai pendapat orang lain yang mungkin berbeda dengan pendapat kita serta

tidak menyalahkan orang lain.Manusia diciptakan Tuhan memiliki akal yang bisa berpikir secara luas yang memungkinkan terjadi perbedaan pendapat, agama, aliran.Setiap perbedaan jangan menyebabkan saling bermusuhan, menyakiti, terpecah belah karena perbedaan sebenarnya anugrah dari Tuhan sehingga setiap perbedaan harus dihargai dan dihormati.

memerintahkan untuk berpegang teguh pada ajaran Tuhan

Agama memerintahkan untuk berpegang teguh pada ajaran Tuhan, jangan melakukan perbuatan yang dapat menimbulkan perpecahan antar sesama manusia, karena perpecahan dapat menimbulkan perselisihan, ketidakberdayaan, permusuhan.

agen dari sifat Tuhan yang penyayang

Tuhan mempunyai sifat pengasih, penyayang, pemberi, dan pengampun.Oleh karena itu setiap manusia harus menjadi agen dari sifat Tuhan tersebut kepada sesama manusia.Artinya dari segi agama, menjelaskan bahwa Radikalisme dan Terorisme

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NO... · Anak serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak; dan 3. masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaporkan

merupakan tindakan yang negatif, salah, tidak baik, tidak

bermoral, tidak beretika, menggambarkan budi pekerti yang buruk.

mengamalkan ajaran dan nilai-nilai agama

Agama memerintahkan untuk memahami dan mengamalkan ajaran dan nilai-nilai keagamaan.Oleh karena itu Anak harus didorong untuk melakukan suatu perbuatan yang sesuai dengan ajaran dan nilai-nilai keagamaan, diberikan pemahaman tentang perlunya mengamalkan perintah-perintah agama yang baik dan tidak melakukan perbuatan yang dilarang, termasuk Terorisme.

Cara memotivasi untuk mengamalkan ajaran dan nilai-nilai keagamaan yaitu:

a. Teknik Ajakan (Persuasi) yaitu :

Suatu teknik motivasi yang dilakukan dengan cara

menjelaskan atau mengajak Anak agar memahami dan menjadi manusia yang taat kepada perintah agama serta menjauhi larangan agama dan menjelaskan bahaya atau akibat bila tidak menjalankan perintah agama.

b. Teknik Rangsangan (Stimulasi) yaitu:

Teknik ini dilakukan untuk mendorong Anak agar selalu berbuat baik sesuai dengan tuntunan dan perintah agama. Bila kita berbuat baik maka akan mendapatkan pahala dan diberikan kemudahan-kemudahan bila mengalami kesulitan.

c. Teknik sanksi atau paksaan sosial yaitu:

Motivasi ini dilakukan agar Anak jangan melakukan perbuatan yang melanggar tuntunan agama, seperti Terorisme, jika melanggar akan mendapat sanksi berupa pengucilan, dosa, kesulitan-kesulitan hidup, siksa, serta sanksi pidana.

b. Konseling kepribadian

Konseling kepribadian merupakan salah satu aspek dalam bimbingan konseling, karena kepribadian Anak akan mempengaruhi segala hal dalam hidupnya, baik sosial, agama, dan perilaku lainnya. Dengan adanya konseling kepribadian, diharapkan Anak mampu mengontrol dirinya untuk mengekspresikan minat dan bakat dalam segi positif.

Konseling tentang kepribadian dilakukan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan untuk mengetahui dan memastikan kondisi Anak Pelaku, Anak dari Pelaku, dan Anak Saksi:

1. tidak berpura-pura, tidak dibuat-buat, semu, atau mengandung kepalsuan;

2. kepribadian sejati atau yang sesungguhnya;

3. tidak atau mengalami trauma, dendam, stigma yang dapat

mengganggu tumbuh kembang Anak.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NO... · Anak serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak; dan 3. masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaporkan

c. Konseling tentang kehidupan bermasyarakat

Konseling tentang kehidupan bermasyarakat meliputi upaya untuk mendorong Anak agar dapat hidup di masyarakat dengan baik dengan menjelaskan tentang :

1. cara berinteraksi dengan masyarakat sesuai dengan norma yang berlaku;

2. dampak dari tindak pidana Terorisme yang menyebabkan masyarakat terancam, terganggu, tidak nyaman, takut dan menimbulkan keresahan akibat dampak dari tindakan Terorisme tersebut.

3. tindakan Terorisme menyebabkan aktivitas masyarakat terganggu, hilangnya atau rusaknya harta benda masyarakat, kerusakan anggota tubuh, luka, cacat fisik, trauma, sampai meninggal dunia.

d. Konseling tentang keluarga

Konseling tentang keluarga diperlukan mengingat Anak yang terpapar Radikalisme menganggap keluarga sebagai musuh, tidak sepaham dengan mereka sehingga tidak perlu dituruti, ditaati, dihormati. Oleh karena itu, konseling tentang keluarga ini dilakukan untuk menyadarkan anak bahwa :

1. keluarga sangat penting karena anak tidak bisa hidup, tumbuh kembang secara baik tanpa kasih sayang, dukungan dari keluarga;

2. keluarga yang mengasuh, membina, membimbing, mengawasi sehingga anak tersebut menjadi dewasa.

3. Rehabilitasi

Rehabilitasi terhadap Anak Korban atau Anak Pelaku dilakukan diLembaga Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (LPKS). Rehabilitasi

dilakukan melalui tahapan:

a. pendekatan awal;

b. pengungkapan dan pemahaman masalah atau asesmen;

c. penyusunan rencana pemecahan masalah;

d. pemecahan masalah atau intervensi;

e. resosialisasi;

f. terminasi; dan

g. bimbingan lanjut.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NO... · Anak serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak; dan 3. masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaporkan

1. Pendekatan awal

dilakukan dengan sosialisasi dan konsultasi, identifikasi, motivasi, seleksi dan penerimaan. Sosialisasi dan Konsultasi dilakukan untuk menjalin kerja sama dalam bentuk penyampaian informasi mengenai lembaga rehabilitasi sosial, guna memperoleh dukungan data dan sumber yang mendukung pelayanan rehabilitasi sosial. Sosialisasi dan konsultasi dilakukan untuk memberikan pemahaman mengenai program layanan yang akan diterima oleh Anak Korban atau Anak Pelaku. Sosialiasi dan konsultasi dilakukan melalui media yang sesuai meliputi brosur, video, iklan, pusat layanan pengaduan dan/atau seminar.Identifikasi dilakukan untuk mengenal dan memahami masalah Anak Korban atau Anak Pelaku dengan memeriksa kelengkapan berkas Anak Korban atau Anak Pelaku.Motivasi dilakukan untuk penumbuhan kesadaran dan minat Anak Korban atau Anak Pelaku serta dukungan keluarga/keluarga pengganti untuk mengikuti rehabilitasi sosial.Motivasi dilakukan dalam bentuk konseling dan dukungan

kelompok.Seleksi dilakukan untuk pemilihan dan penetapan Anak Korban atau Anak Pelaku sebagai penerima layanan rehabilitasi sosial.Penerimaan dilakukan dengan meregistrasi dan menempatkan Anak Korban atau Anak Pelaku.

2. Pengungkapan dan pemahaman masalah atau asesmen

dilakukan dengan mengumpulkan, menganalisis, dan merumuskan masalah, kebutuhan, potensi dan sumber yang dapat dimanfaatkan dalam pelayanan rehabilitasi sosial. Pengungkapan dan pemahaman terdiri atas persiapan, pengumpulan data dan informasi, analisis dan temu bahas kasus.Persiapan dilakukan dengan membangun hubungan dengan Anak Korban atau Anak Pelaku.Pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan mendapatkan data dan informasi Anak Korban atau Anak Pelaku.Analisis dilakukan dengan menginterpretasi data dan informasi guna menemukan masalah dan kebutuhan Anak Korban atau Anak Pelaku.Temu bahas kasus dilakukan untuk

mengidentifikasi masalah dan mengetahui kebutuhan Anak Korban atau Anak Pelaku.

3. Penyusunan rencana pemecahan masalah

dilakukan untuk penetapan rencana pelayanan bagi Anak Korban atau Anak Pelaku. Penyusunan rencana pemecahan masalah dilakukan dengan membuat skala prioritas kebutuhan Anak Korban atau Anak Pelaku, menentukan jenis layanan dan rujukan sesuai dengan kebutuhan Anak Korban atau Anak Pelaku, serta membuat kesepakatan jadwal pelaksanaan pemecahan masalah.

4. Pemecahan masalah atau intervensi

dilakukan dengan mengintervensi pemenuhan kebutuhan dasar, terapi psikososial, terapi mental dan spiritual, dan kegiatan pendidikan dan/atau pelatihan vokasional. Pemenuhan kebutuhan dasar meliputi pengasuhan, permakanan, sandang, tempat tinggal, fasilitasi pembuatan akta kelahiran, nomor induk kependudukan

dan/atau kartu identitas anak, akses pelayanan pendidikan dan kesehatan dasar dan perbekalan kesehatan.Terapi psikososial dilakukan dengan memberikan layanan konseling individu maupun kelompok untuk pengembangan aspek kognitif, afektif,

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NO... · Anak serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak; dan 3. masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaporkan

konatif dan sosial yang bertujuan untuk terjadinya perubahan

sikap dan perilaku Anak Korban atau Anak Pelaku ke arah yang adaptif.Terapi mental dan spiritual dilakukan dengan memberikan pemahaman pengetahuan dasar keagamaan, etika kepribadian, dan kedisiplinan yang ditujukan untuk memperkuat sikap/karakter dan nilai spiritual yang dianut Anak Korban atau Anak Pelaku.Terapi mental dan spiritual dilakukan dalam bentuk ceramah keagamaan, bimbingan keagamaan, pelaksanaan ibadah, pembentukan karakter, pemahaman nilai budaya, dan disiplin yang dilaksanakan secara individu atau kelompok.Pendidikan dan/atau pelatihan vokasional dilakukan untuk menyalurkan minat, bakat, dan menyiapkan kemandirian Anak Korban atau Anak Pelaku setelah mereka dewasa dalam bentuk keterampilan kerja atau magang kerja.

5. Resosialisasi

dilakukan untuk mengembalikan Anak Korban atau Anak Pelaku ke keluarga/keluarga pengganti dan masyarakat. Resosialisasi

dilakukan sebelum Reintegrasi Sosial untuk mempersiapkan Anak Korban atau Anak Pelaku, keluarga/keluarga pengganti dan masyarakat untuk menerima kembali anak di keluarga dan masyarakat.

6. Terminasi

dilakukan untuk pemutusan pemberian pelayanan rehabilitasi sosial pada Anak Korban atau Anak Pelaku. Kegiatan terminasi berakhir ketika Anak Korban atau Anak Pelaku telah selesai mengikuti rehabilitasi sosial, Anak Korban atau Anak Pelaku dirujuk untuk mendapatkan pelayanan di tempat lain, Anak Korban atau Anak Pelaku melarikan diri dan tidak ditemukan atau Anak Korban atau Anak Pelaku meninggal dunia. Terminasi terdiri atas identifikasi keberhasilan yang telah dicapai Anak Korban atau Anak Pelaku dari aspek biopsikososial dan spiritual, serta kunjungan kepada keluarga/keluarga pengganti dan pihak terkait dengan kehidupan Anak Korban atau Anak Pelaku.

7. Bimbingan lanjut

dilakukan dengan memantau perkembangan Anak Korban atau Anak Pelaku setelah kembali ke keluarga/keluarga pengganti dan masyarakat. Bimbingan lanjut bertujuan untuk peningkatan, pengembangan, dan pemantapan sosialisasi, usaha kerja dan dukungan masyarakat sehingga Anak Korban atau Anak Pelaku memiliki kestabilan dalam keberfungsian sosial Anak Korban atau Anak Pelaku.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NO... · Anak serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak; dan 3. masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaporkan

Rehabilitasi sosial dilaksanakan dengan mempertimbangkan hasil

asesmen Pekerja Sosial Profesional dan/atau Tenaga Kesejahteraan Sosial yang tersertifikasi. Rehabilitasi Sosial dilaksanakan dalam bentuk:

a. motivasi dan diagnosis psikososial;

b. perawatan dan pengasuhan;

c. pelatihan vokasional dan pembinaan kewirausahaan;

d. bimbingan mental dan spiritual;

e. bimbingan fisik;

f. bimbingan sosial dan konseling psikososial;

g. pelayanan aksesibilitas;

h. bantuan dan asistensi sosial;

i. bimbingan resosialisasi;

j. bimbingan lanjut; dan/atau

k. rujukan.

1. Motivasi dan diagnosis psikososial

merupakan upaya yang diarahkan untuk memahami permasalahan psikososial dengan tujuan memulihkan, mempertahankan, dan meningkatkan keberfungsian sosial Anak Korban atau Anak Pelaku. Motivasi dan diagnosis psikososial berbentuk dukungan, pujian, nasihat dan penghargaan.

2. Perawatan dan pengasuhan

merupakan upaya untuk menjaga, melindungi, merawat, dan mengasuh agar dapat melaksanakan keberfungsian sosial Anak Korban atau Anak Pelaku. Perawatan dan pengasuhan dilakukan di keluarga, keluarga pengganti, panti sosial, pusat rehabilitasi

sosial, rumah singgah dan/atau rumah perlindungan sosial.

3. Pelatihan vokasional dan pembinaan kewirausahaan

merupakan usaha pemberian keterampilan kepada Anak Korban atau Anak Pelaku agar mampu hidup mandiri dan/atau produktif.

4. Bimbingan mental dan spiritual

merupakan kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan serta memperbaiki sikap dan perilaku Anak Korban atau Anak Pelaku berdasarkan ajaran agama atau keyakinan yang dianutnya. Bimbingan mental dan spiritual dilakukan dalam bentuk pengenalan norma agama, susila, kesopanan, dan hukum yang berlaku di masyarakat, pendidikan agama, internalisasi ketaatan pada norma dan etika, dan bimbingan kesehatan mental.

5. Bimbingan fiisik

merupakan kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan

kesehatan jasmani Anak Korban atau Anak Pelaku. Bimbingan fisik dilakukan melalui kegiatan olahraga, aktivitas harian yang terjadwal untuk Anak dan/atau bimbingan rekreasional.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NO... · Anak serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak; dan 3. masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaporkan

6. Bimbingan sosial dan konseling psikososial

merupakan semua bentuk pelayanan bantuan psikologis yang ditujukan untuk mengatasi masalah psikososial Anak Korban atau Anak Pelaku agar dapat meningkatkan keberfungsian sosial. Bimbingan sosial dan konseling psikososial dilakukan melalui bimbingan individual, kelompok dan kemasyarakatan.

7. Pelayanan aksesibilitas

merupakan penyediaan kemudahan bagi Anak Korban atau Anak Pelaku guna mewujudkan kesamaan hak dan kesempatan dalam segala aspek kehidupan. Pelayanan aksesibilitas bertujuan untuk memudahkan Anak Korban atau Anak Pelaku dalam memenuhi hak dasarnya.

8. Bantuan dan asistensi social

merupakan upaya yang dilakukan berupa pemberian bantuan kepada Anak Korban atau Anak Pelaku yang mengalami guncangan dan kerentanan sosial agar dapat hidup secara wajar.

9. Bimbingan resosialisasi

merupakan kegiatan untuk mempersiapkan Anak Korban atau Anak Pelaku agar dapat diterima kembali ke dalam keluarga/keluarga pengganti dan masyarakat.

10. Bimbingan lanjut merupakan kegiatan pemantapan kemandirian Anak Korban atau Anak Pelaku setelah memperoleh pelayanan rehabilitasi sosial.

11. Rujukan merupakan pengalihan layanan kepada pihak lain agar Anak Korban atau Anak Pelaku memperoleh pelayanan lanjutan atau sesuai dengan kebutuhan.

4. Pendampingan

Pendampingan dilakukan oleh tenaga profesional antara lain

Pendamping Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban, Pembimbing Kemasyarakatan, Penyuluh Agama, Pekerja Sosial Profesional dan/atau Tenaga Kesejahteraan Sosial yang terlatih di bidang penanganan Anak Korban atau Anak Pelaku, baik di luar maupun di dalam lembaga untuk mendampingi Anak Korban atau Anak Pelaku.

Pendampingan dilakukan dengan cara:

a. konseling;

b. terapi psikologis;

c. advokasi sosial;

d. peningkatan kemampuan dan kemauan;

e. penyediaan akses pelayanan kesehatan; dan/atau

f. bantuan hukum.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NO... · Anak serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak; dan 3. masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaporkan

Pendampingandilaksanakan dengan mekanisme:

a. menerima penugasan pendampingan;

b. mempelajari kasus;

c. melakukan koordinasi dengan pihak terkait;

d. melakukan Pendampingan di dalam dan di luar proses hukum;

e. memberikan Pendampingan psikososial;

f. mendampingi didalam maupun diluar lembaga;

g. mendampingi Anak untuk mendapatkan perlindungan ke lembaga terkait bila mendapat ancaman yang membahayakan; dan

h. menyusun laporan pelaksanaan pendampingan.

Hal yang harus diperhatikan dalam Pendampingan sosial adalah :

a. memperkenalkan diri, artinya sebelum melakukan Pendampingan

sosial, harus memperkenalkan dirinya agar Anak itu mengenal dan tidak merasa takut, serta mengetahui apa yang kita ingin lakukan.

b. memperhatikan kondisi Anak baik dari sisi fisik dan psikisnya terlebih dahulu.

c. pendekatan humanis, artinya dalam mendampingi harus bersikap lemah lembut, sopan, senyum manis, ramah, akrab, luwes.

d. menjelaskan bahwa orang tua menanti, menunggu dan mendoakan agar Anak dapat kembali dan menjadi orang yang baik.

e. empati, artinya harus menghayati dan memahami apa yang dirasakan oleh Anak dan mengikuti semua yang diekspresikan oleh Anak.

f. menciptakan kekeluargaan, artinya tidak terlalu formil, tidak

kaku, hangat, menganggap sebagai keluarga, sehingga Anak dapat menumpahkan perasaan, kecemasan dan ketakutan serta mendapat perlindungan.

g. hubungan setara dan menghormati, artinya harus dapat menempatkan dirinya dalam bentuk “teman Anak” yang dapat dipercaya untuk menolong dan mengembalikan kepercayaan kepada Anak.

h. tidak menghakimi, artinya tidak boleh menghakimi atau mengadili dan menyalahkan atas kejadian teror yang dialami.

i. menjaga privasi dan kerahasiaan, artinya harus dilakukan di tempat tertutup, aman dan terjamin kerahasiaannya, guna membangun kepercayaan dan rasa aman dengan menyediakan ruangan yang memadai untuk menjaga kerahasiaan.

j. memberi rasa aman dan nyaman, artinya harus memastikan Anak dalam keadaan aman dan nyaman dalam menceritakan

masalahnya.

k. menggunakan bahasa sederhana dan dapat dimengerti, artinya menggunakan bahasa yang sesuai dengan bahasa yang digunakan setiap hari oleh Anak tersebut.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NO... · Anak serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak; dan 3. masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaporkan

l. menanyakan apa yang dirasakan, dan mengapa melakukan tindak

pidana Terorisme.

m. menanyakan apa yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah Anak tersebut.

n. membimbing Anak sampai Anak dapat mengambil keputusannya sendiri untuk tindakan apa yang akan dilakukan.

Dalam memberikan pendampingan di tingkat penyidikan melakukan:

a. memastikan bahwa Anak Korban atau Anak Pelaku Jaringan Terorisme terpenuhi hak dan mendapat perlindungan;

b. memastikan proses penyidikan mengutamakan kepentingan terbaik bagi Anak Korban atau Anak Pelaku Jaringan Terorisme;

c. memastikan Anak Korban atau Anak Pelaku Jaringan Terorisme dan keluarga/keluarga pengganti telah siap untuk mengikuti

proses penyidikan;

d. memastikan Anak Korban atau Anak Pelaku Jaringan Terorisme dan keluarga/keluarga pengganti tidak mendapatkan tekanan intimidasi dan cara lainnya yang melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan selama proses penyidikan; dan

e. membuat laporan perkembangan kasus.

Dalam mendampingi Anak di Pengadilan melakukan:

a. memberikan penguatan kepada Anak Korban atau Anak Pelaku sebelum memasuki ruang sidang;

b. memastikan kesiapan Anak Korban atau Anak Pelaku untuk bertemu dengan pelaku;

c. menyampaikan kepada hakim dan jaksa apabila Anak Korban atau Anak Pelaku tidak dapat dipertemukan dengan pelaku dalam persidangan;

d. memastikan kondisi Anak Korban atau Anak Pelaku siap memberikan keterangan kepada hakim; dan

e. memberikan pertimbangan dalam proses persidangan jika diminta oleh hakim.

Pendamping dalam melakukan pendampingan kepada Anak Korban atau Anak Pelaku di luar proses hukum melakukan:

a. kunjungan rumah;

b. melakukan asesmen;

c. identifikasi kebutuhan;

d. rencana intervensi;

e. pelaksanaan intervensi;

f. menghubungkan Anak Korban atau Anak Pelaku dengan pihak terkait sesuai kebutuhan Anak; dan

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NO... · Anak serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak; dan 3. masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaporkan

g. memberikan penguatan Anak Korban atau Anak Pelaku.

Indikator

Indikator keberhasilan penanganan Anak Korban, Anak Pelaku, Anak dari Pelaku dan Anak Saksi adalah meningkatnyajumlah Anak Korban, Anak Pelaku, Anak dari Pelaku dan Anak Saksi yang mendapatkan:

1. perlindungan terhadap ancaman;

2. layanan pengaduan;

3. konseling;

4. pendampingan sosial dan psikososial;

5. bantuan hukum;

6. rehabilitasi;

7. edukasi tentang wawasan kebangsaan, sejarah Indonesia;

8. deradikalisasi;

9. bimbingan mental spiritual;

10. pendidikan wawasan kebangsaan;

11. bimbingan keagamaan;

12. penanaman nilai-nilai luhur;

13. pemberian bantuan sosial;

14. pemberian bantuan dana usaha;

15. upaya mendapatkan restitusi;

16. pendidikan formal dan nonformal;

17. pemberian bantuan biaya pendidikan;

18. pemberian pendidikan karakter bagi anak;

19. kompensasi;

20. reintegrasi sosial;

21. pelatihan keterampilan;

22. pelatihan usaha ekonomi produktif;

23. pelatihan kewirausahaan;

24. magang di Koperasi dan UKM;

25. pelayananinformasi tentang peluang kerja.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NO... · Anak serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak; dan 3. masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaporkan

BAB IV

RENCANA AKSI PERLINDUNGAN ANAK DARI RADIKALISME DAN TINDAK PIDANA TERORISME

A. PENCEGAHAN

No

Masalah

Kegiatan Indikator

Waktu Pelaksanaan Penanggu

ng Jawab

20

19

202

0

202

1

202

2

20

23

202

4

Output Outcome

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

1. Isu perlindungan khusus Anak dari Radikalisme dan Terorisme belum

dicantumkan ke dalam dokumen RPJMD 2015-2019

Mengupayakan isu perlindungan khusus Anak dari Radikalisme dan

Terorisme dicantumkan dalam dokumen RPJMD

Isu perlindungan khusus Anak dari Radikalisme dan Terorisme

dalam dokumen program RPJMD

Meningkatnya program kegiatan organisasi perangkat daerah tentang

Perlindungan Anak dari Radikalisme dan Terorisme sesuai dengan dokumen RPJMD

BAPPEDA

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NO... · Anak serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak; dan 3. masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaporkan

No

Masalah

Kegiatan Indikator

Waktu Pelaksanaan Penanggung Jawab

20

19

202

0

202

1

202

2

20

23

202

4

Output Outcome

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

2. Belum adanya

pemetaan daerah atau lokasi yang banyak terjadi jaringan Terorisme

Penyusunan

pemetaan daerah atau lokasi jaringan Terorisme

Hasil

pemetaan daerah atau lokasi jaringan Terorisme

Organisasi

perangkat daerah, dinas/instansi vertikal, media massa, lembaga layanan Anak melaksanakan program dan kegiatan

pencegahan dan penanganan sesuai dengan hasil pemetaan

DENSUS 88

Forum Koordinasi Penanggulangan Terorisme

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NO... · Anak serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak; dan 3. masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaporkan

No

Masalah

Kegiatan Indikator

Waktu Pelaksanaan Penanggung Jawab

20

19

202

0

202

1

202

2

20

23

202

4

Output Outcome

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

3. Belum

dipahaminya bentuk-bentuk kontra Radikalisme

Pencegahan

bahaya Terorisme kepada masyarakat, orang tua dan Anak melalui kontraRadikalisme

Jumlah

masyarakat, orang tua dan Anak yang diberikan pemahaman bahaya Radikalisme melalui kontraRadikalisme

Meningkatny

a pemahaman masyarakat, orang tua, dan Anak tentang bahaya Terorisme melalui kontra

Radikalisme

( ? )

4. Belum dipahaminya bentuk-bentuk kontra narasi

Pencegahan bahaya Terorisme bagi Anak melalui kontra narasi

Kontra narasi yang disebarkan tentang bahaya Terorisme

Meningkatnya bentuk kontra narasi tentang bahaya Terorisme

( ? )

5. Belum adanya pemetaan

Penyusunan pemetaan

Hasil pemetaan

Organisasi perangkat

( ? )

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NO... · Anak serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak; dan 3. masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaporkan

No

Masalah

Kegiatan Indikator

Waktu Pelaksanaan Penanggung Jawab

20

19

202

0

202

1

202

2

20

23

202

4

Output Outcome

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

lembaga

pendidikan yang memiliki pemahaman agama yang radikal

terhadap

lembaga pendidikan yang memiliki pemahaman agama yang radikal

lembaga

pendidikan yang memiliki pemahaman agama yang radikal

daerah,

dinas/instansi vertikal, media massa, lembaga layanan Anak dalam melaksanakan program dan kegiatan pencegahan

dan penanganan paham agama yang radikal di lembaga pendidikan sesuai dengan hasil pemetaan

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NO... · Anak serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak; dan 3. masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaporkan

No

Masalah

Kegiatan Indikator

Waktu Pelaksanaan Penanggung Jawab

20

19

202

0

202

1

202

2

20

23

202

4

Output Outcome

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

6. Belum tersedianya materi KIE (konten web, web series, cerita dongeng, infografis, videografis) untuk mencegah Anak

terlibat dalam Radikalisme dan jaringan Terorisme

Penyusunan materi KIE (konten web, web series, cerita dongeng, infografis, videografis) tentang pencegahan

Anak terlibat dalam Radikalisme dan jaringan Terorisme

Materi KIE (konten web, web series, cerita dongeng, infografis, videografis) tentang pencegahan Anak terlibat

dalam Radikalisme dan jaringan Terorisme

Pemanfaatan materi KIE untuk mencegah Anak terlibat dalam Radikalisme dan jaringan Terorisme

(?)

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NO... · Anak serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak; dan 3. masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaporkan

No

Masalah

Kegiatan Indikator

Waktu Pelaksanaan Penanggung Jawab

20

19

202

0

202

1

202

2

20

23

202

4

Output Outcome

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

7. Belum

dilibatkan forum Anak dan pusat pembelajaran keluarga dalam upaya pencegahan Anak agar tidak terlibat Radikalisme

dan tindak pidana Terorisme

Sosialisasi

kepada forum Anak dan Puspaga tentang upaya pencegahan Anak agar tidak terlibat Radikalisme dan tindak

pidana Terorisme

Forum Anak

dan Puspaga yang diberikan pemahaman tentang pencegahan Anakdari Radikalisme dan tindak pidana

Terorisme

Meningkatny

a pemahaman forum Anak dan Puspaga tentang pencegahan Anak agar tidak terlibat Radikalisme dan tindak

pidana Terorisme

Dinas PPPA

8. Belum optimalnya pembinaan keagamaan kepada Anak upaya pencegahan

agar Anak tidak

Pembinaan keagamaan kepada Anak untuk tidak terlibat dalam Radikalisme dan tindak

pidanaTeroris

Anak yang diberikan pembinaan keagamaan agar Anak tidak terlibat dalam

Radikalisme

Meningkatnya pemahaman kepada Anak tentang pencegahan agar tidak

terlibat

Kanwil Agama

MUI Daerah

Dinsos

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NO... · Anak serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak; dan 3. masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaporkan

No

Masalah

Kegiatan Indikator

Waktu Pelaksanaan Penanggung Jawab

20

19

202

0

202

1

202

2

20

23

202

4

Output Outcome

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

terlibat dalam

Radikalisme dan tindak pidana Terorisme

me

dan tindak

pidanaTerorisme

Radikalisme

dan tindak pidanaTerorisme

LPKA

9. Belum optimalnya keluarga dalam melakukan pencegahan

terhadap Anak agar tidak terlibat dalam Radikalisme dan Terorisme

Sosialisasi untuk meningkatkan ketahanan keluarga

dalam pencegahan Anak terlibat dalam Radikalisme dan tindak pidanaTerorisme

Keluarga yang terlibat dalam pencegahan agar Anak

tidak terlibat dalam Radikalisme dan tindak pidanaTerorisme

Meningkatnya pemahaman dari keluarga

tentang pencegahan agar Anak tidak terlibat dalam Radikalisme dan tindak pidanaTerorisme

Dinas

PPPA

Dinsos

Dinas KB

10. Belum

diintegrasikann

Pengintegrasi

an bahaya

Anggota

keluarga

Meningkatny

a anggota Kanwil

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NO... · Anak serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak; dan 3. masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaporkan

No

Masalah

Kegiatan Indikator

Waktu Pelaksanaan Penanggung Jawab

20

19

202

0

202

1

202

2

20

23

202

4

Output Outcome

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

ya pencegahan

bahaya Radikalisme dan Terorisme bagi Anak dalam program keluarga sakinah

Radikalisme

dan Terorisme bagi Anak melalui program keluarga sakinah

sakinah yang

diberikan pemahaman tentang pencegahan bahaya Radikalisme dan tindak pidanaTerorismebagi Anak

keluarga

sakinah yang memahami pencegahan bahaya Radikalisme dan tindak pidana Terorisme bagi Anak

Agama

MUI Daerah

11. Belum diintegrasikannya pencegahan bahaya Radikalisme dan Terorisme bagi Anak dalam program “Orang Tua Hebat”

Pengintegrasian bahaya Radikalisme dan Terorisme bagi Anak melalui program “Orang Tua Hebat”

Diintegrasikan pencegahan bahaya Radikalisme dan Terorisme bagi Anak ke dalam Program “Orang Tua

Hebat”

Meningkatnya kegiatan dari program “Orang Tua Hebat” yang menginformasikan pencegahan bahaya Radikalisme

dan

Dinas Pendidikan

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NO... · Anak serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak; dan 3. masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaporkan

No

Masalah

Kegiatan Indikator

Waktu Pelaksanaan Penanggung Jawab

20

19

202

0

202

1

202

2

20

23

202

4

Output Outcome

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Terorisme

bagi Anak

12. Belum diberikannya pencegahan Anak terlibat Radikalisme dan Terorismemelal

ui Sarasehan Tangguh Cinta Damai dan Cinta Tanah Air

Pengintegrasian pencegahanRadikalisme dan Terorisme bagi

Anakmelalui Sarasehan Tangguh Cinta Damai dan Cinta Tanah Air

Peserta Sarasehan Tangguh Cinta Damai dan Cinta Tanah Air yang

diberikan pemahaman mengenai pengintegrasian pencegahanRadikalisme dan Terorismebagi Anak

Meningkatnya pemahaman dari peserta Sarasehan Tangguh Cinta Damai

dan Cinta Tanah Air tentang pencegahan bahaya Radikalisme dan Terorisme bagi Anak

Dinas Pendidikan

Page 31: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NO... · Anak serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak; dan 3. masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaporkan

No

Masalah

Kegiatan Indikator

Waktu Pelaksanaan Penanggung Jawab

20

19

202

0

202

1

202

2

20

23

202

4

Output Outcome

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

13. Pemahaman

bahaya Radikalisme dan Terorisme dilembaga Pendidikan masih rendah

Penyuluhan

bahaya Radikalisme dan Terorisme di lembaga pendidikan

Tenaga

pendidik dan tenaga kependidikan yang diberikan pemahaman tentang bahaya Radikalisme dan

Terorisme

Meningkatny

a pemahaman tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di lembaga pendidikan tentang bahaya

Radikalisme dan Terorisme

Dinas

Pendidikan

Kanwil Agama

Densus 88

FKPT

Pemda

14. Belum dimasukkan pencegahan Anak terlibat

dalam

Mengupayakan pencegahan Anak terlibat Radikalisme

dan

Pencegahan Anak terlibat Radikalisme dan

Terorisme

Kurikulum Pendidikan dasar dan menengahdij

adikan

Dinas Pendidikan

Page 32: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NO... · Anak serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak; dan 3. masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaporkan

No

Masalah

Kegiatan Indikator

Waktu Pelaksanaan Penanggung Jawab

20

19

202

0

202

1

202

2

20

23

202

4

Output Outcome

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Radikalisme

dan Terorisme kedalam kurikulum Pendidikan dasar dan menengah

Terorisme ke

dalam kurikulum Pendidikan dasar dan menengah

dalam

kurikulum Pendidikan dasar dan menengah

bahan bagi

tenaga pendidik untuk memberikan pemahaman kepada anak didik tentang Pencegahan Anak terlibat Radikalisme

dan Terorisme

15. Belum diintegrasikan pencegahan Anak dari Radikalisme melalui program aksi

guru

Pengintegrasian Pencegahan Anak dari Radikalisme melalui program aksi

guru

Guru yang diberikan pemahaman tentang pencegahan Anak dari Radikalisme

dan

Meningkatnya pemahaman dari guru terhadap pencegahan Anak dari

Radikalisme

Dinas Pendidikan

Page 33: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NO... · Anak serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak; dan 3. masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaporkan

No

Masalah

Kegiatan Indikator

Waktu Pelaksanaan Penanggung Jawab

20

19

202

0

202

1

202

2

20

23

202

4

Output Outcome

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Terorisme

melalui program aksi guru

dan

Terorisme

16. Pencegahan Anakdari Radikalisme dan Terorisme belum dimasukkan dalam kegiatan

ekstrakurikuler

Pengintegrasian upaya pencegahan Anakdari Radikalisme dan Terorismemel

alui kegiatan ekstrakurikuler

Diintegrasikan pencegahan Anakdari Radikalisme dan Terorisme dalam

Kegiatan ekstrakurikuler

Meningkatnya pemahaman siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler tentang

pencegahan Anak dari Radikalisme dan Terorisme

Kanwil Agama

Dinas Pendidika

n

17. Banyaknya siswa yang rentan dari bahaya Radikalisme

Kampanye perlindungan siswa dari bahaya Radikalismed

Siswa peserta kampanye diberikan informasi tentang

Meningkatnya pemahaman dari siswa peserta

Dinas Pendidikan

Page 34: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NO... · Anak serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak; dan 3. masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaporkan

No

Masalah

Kegiatan Indikator

Waktu Pelaksanaan Penanggung Jawab

20

19

202

0

202

1

202

2

20

23

202

4

Output Outcome

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

dan Terorisme

bagi Anak

an Terorisme

bagi Anak

Radikalisme

dan Terorisme bagi Anak

kampanye

tentang bahaya Radikalisme dan Terorisme bagi Anak

18. Belum diintegrasikannya pencegahan Anak terlibat

dalam Radikalisme dan Terorismedalam program pendidikan hidup sehat

Pengintegrasian pencegahan Anak terlibat

dalam Radikalisme dan Terorisme dalam program pendidikan hidup sehat

Diintegrasikan pencegahan bahaya Anak terlibat dalam

Radikalisme dan Terorisme dalam program pendidikan hidup sehat

Meningkatnya pemahaman bagi Anak

yang mengikuti program pendidikan hidup sehat tentang pencegahan Anak terlibat Radikalisme dan

Terorisme

Dinas Pendidikan

Page 35: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NO... · Anak serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak; dan 3. masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaporkan

No

Masalah

Kegiatan Indikator

Waktu Pelaksanaan Penanggung Jawab

20

19

202

0

202

1

202

2

20

23

202

4

Output Outcome

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

19. Belum

disebarluaskannya perlindungan Anak dari Radikalisme dan Terorisme

Pengintegrasi

an materi perlindungan Anak dari Radikalisme dan Terorisme dalam literasi media digital

Literasi media

digital yang menyebarluaskan materi perlindungan Anak dari Radikalisme dan Terorisme

Meningkatny

a literasi media digital yang menyebarluaskan materi perlindungan Anak dari Radikalisme dan Terorisme

Diskominfo

20. Belum optimalnya upaya pencegahan Radikalisme dan Terorisme pada Anak melalui penanaman

kepribadian

Pengintegrasian pencegahan Radikalisme dan Terorisme pada Anak melaluipenanaman

kepribadian

Diintegrasikan pencegahan Radikalisme dan Terorisme pada Anak melalui penanaman kepribadian

kebangsaan

Meningkatnya pemahaman Anakyang mengikuti program penanaman kepribadian kebangsaan

mengenai

Kanwil Agama

MUI Daerah

Page 36: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NO... · Anak serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak; dan 3. masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaporkan

No

Masalah

Kegiatan Indikator

Waktu Pelaksanaan Penanggung Jawab

20

19

202

0

202

1

202

2

20

23

202

4

Output Outcome

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

kebangsaan

pada Anak

kebangsaan

pada Anak

pada Anak Pencegahan

Radikalisme dan Terorisme

21. Belum optimalnya pembinaan Anak Pelaku Terorisme

Pembinaan khusus terhadap Anak Pelaku Terorisme

Anak Pelaku Terorisme yang diberikan pembinaan khusus

Meningkatnya pemahaman AnakPelakuTerorismeyang diberikan pembinaan

khusus

LPKA

FKPT

Densus88

22. Belum diintegrasikannya bahaya Radikalisme

dan Terorisme

Pengintegrasian bahaya Radikalisme dan

Terorisme

Diintegrasikan bahaya Radikalisme dan

Terorisme

Meningkatnya pemahaman tentang

bahaya

Kanwil Agama

MUI

Page 37: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NO... · Anak serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak; dan 3. masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaporkan

No

Masalah

Kegiatan Indikator

Waktu Pelaksanaan Penanggung Jawab

20

19

202

0

202

1

202

2

20

23

202

4

Output Outcome

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

melalui

program moderasi beragama

melalui

program moderasi beragama

melalui

program moderasi beragama

Radikalisme

dan Terorisme dari peserta program moderasi beragama

Daerah

23. Masih banyak Anak Pelaku Terorisme belum

diberikan Deradikalisasi

Deradikalisasi bagi Anak Pelaku Terorisme

Anak Pelaku Terorisme yang diberikan

Deradikalisasi

Meningkatnya kesadaranAnak Pelaku

Terorismeyang diberikan Deradikalisasi

FKPT

24. Belum diselenggarakan lomba video pendek tentang Radikalisme

Perlombaan video pendek tentang Radikalisme

Video pendek tentang Radikalisme

Meningkatnya informasi tentang Radikalisme melalui

video pendek

FKPT

Page 38: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NO... · Anak serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak; dan 3. masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaporkan

No

Masalah

Kegiatan Indikator

Waktu Pelaksanaan Penanggung Jawab

20

19

202

0

202

1

202

2

20

23

202

4

Output Outcome

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

25. Belum

diintegrasikan bahaya Radikalisme dan tindak pidana Terorisme melalui kanal-kanal Diskominfo

Pengintegrasi

an bahaya Radikalisme dan tindak pidana Terorisme melalui kanal-kanal Diskominfo

Diintegrasika

n Bahaya Radikalisme dan tindak pidana Terorisme melalui kanal-kanal Diskominfoyaitu Indonesiabaik

.id, Info Publik, Jaringan Pemberitaan Pemerintah

Meningkatny

a informasi tentang bahaya Radikalisme dan tindak pidana Terorisme melalui kanal-kanal Diskominfoy

aitu Indonesiabaik.id, Info Publik, Jaringan Pemberitaan Pemerintah

Diskominfo

26. Belum ada standar

Penyusunan standar

Standar batasan akun

Standar digunakan

Diskominfo

Page 39: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NO... · Anak serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak; dan 3. masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaporkan

No

Masalah

Kegiatan Indikator

Waktu Pelaksanaan Penanggung Jawab

20

19

202

0

202

1

202

2

20

23

202

4

Output Outcome

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

batasan akun

media sosial dan media digital yang menyebarkan Radikalisme dan Terorisme

batasan akun

media sosial dan media digital yang menyebarluaskan Radikalisme dan Terorisme

media sosial

dan media digital yang menyebarluaskan Radikalisme dan Terorisme

oleh

Diskominfountuk membatasi media sosial dan media digital yang menyebarluaskan Radikalismedan Terorisme

27. Masih ada identitas Anak yang terpengaruh Radikalisme dan tindak

pidana

Merahasiakan identitas Anak yang terpengaruh Radikalisme dan tindak

pidana

Identitas Anak yang dirahasiakan dalam pemberitaan di media

Meningkatnya identitas Anak yang dirahasiakan dalam pemberitaan

Diskominfo

Page 40: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NO... · Anak serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak; dan 3. masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaporkan

No

Masalah

Kegiatan Indikator

Waktu Pelaksanaan Penanggung Jawab

20

19

202

0

202

1

202

2

20

23

202

4

Output Outcome

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Terorisme yang

terbuka di media

Terorisme di

pemberitaan media cetak ataupun elektronik

di media

28. Masih ada akun media sosial dan media digital

yang menyebarkan Radikalisme dan Terorisme

Memblokir media sosial dan media digital yang

menyebarluaskan Terorisme yang berdampak pada Anak

Terblokirnya akun media sosial dan media digital

yang menyebarkan Radikalisme dan Terorisme

Menurunnya akun media sosial dan media digital

yang menyebarkan Radikalisme dan Terorisme

Diskominfo

Page 41: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NO... · Anak serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak; dan 3. masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaporkan

No

Masalah

Kegiatan Indikator

Waktu Pelaksanaan Penanggung Jawab

20

19

202

0

202

1

202

2

20

23

202

4

Output Outcome

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

29. Belum

diintegrasikan pencegahan Radikalisme dan Terorisme bagi Anak melalui penggunaan internet sehat

Pengintegrasi

an Pencegahan bahaya Radikalisme dan Terorisme bagi Anak melalui penggunaan internet sehat

Diintegrasika

n pencegahan bahaya Radikalisme dan Terorisme bagi Anak dalam program internet sehat

Meningkatny

a pemahaman anak yang mengikuti program penggunaan internet sehat tentang pencegahan

bahaya Radikalisme dan Terorisme bagi Anak

Diskominfo

Page 42: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NO... · Anak serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak; dan 3. masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaporkan

B. PENANGANAN

N

o

Masalah

Kegiatan Indikator

Waktu Pelaksanaan Penangg

ung

Jawab 2019

2020

2021

2022

2023

2024

Output Outcome

(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8) (9) (10)

(11 (12)

1. Masih ada Anak korban, Anak Pelaku, dan Anak dari Pelaku Terorisme yang belum mendapatkan layanan pengaduan

Penerimaan layanan pengaduan Anak korban, Anak Pelaku dan Anak dari Pelaku Terorisme

Anak Korban, Anak Pelaku, dan Anak dari Pelaku Terorisme yang mendapatkan layanan pengaduan

Meningkatnya layanan pengaduan bagi Anak Korban, Anak Pelaku, dan Anak dari Pelaku Terorisme

UPTD PPA

KPAD

2. Belum optimalnya pemantauan terhadap kasus Anak terlibat Terorisme

Pemantauan kasus Anak yang terlibat Terorisme

Dokumen hasil pemantauan tentang kondisi dan kebutuhan Anak yang terlibat kasus Terorisme

Dokumen hasil pemantauan digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menyelesaikan permasalahan Anak yang terlibat kasus

UPTD PPA

KPAD

FKPT

Page 43: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NO... · Anak serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak; dan 3. masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaporkan

N

o

Masalah

Kegiatan Indikator

Waktu Pelaksanaan Penangg

ung

Jawab 2019

2020

2021

2022

2023

2024

Output Outcome

(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8) (9) (10)

(11 (12)

Terorisme

3. Pemantauan pelaksanaan layanan terhadap Anak Pelaku Terorisme belum optimal dilakukan

Pemantauan tentang pelaksanaan layanan terhadap Anak Pelaku Terorisme

Dokumen hasil pemantauan tentang layanan terhadap Anak Pelaku Terorisme

Dokumen hasil pemantauan digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menyelesaikan permasalahan layanan

terhadap anak Pelaku Terorisme

Dinas PPA

KPAD

FKPT

4. Belum optimalnya lembaga layanan yang menangani Anak korban Radikalisme dan Terorisme

Memberikan rekomendasi kepada lembaga layanan yang menangani Anak korban Radikalisme

Rekomendasi untuk perbaikan lembaga layanan yang menangani Anak korban

Meningkatnya layanan Anak Korban Radikalisme dan Terorisme

KPAD

Page 44: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NO... · Anak serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak; dan 3. masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaporkan

N

o

Masalah

Kegiatan Indikator

Waktu Pelaksanaan Penangg

ung

Jawab 2019

2020

2021

2022

2023

2024

Output Outcome

(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8) (9) (10)

(11 (12)

dan Terorisme Radikalisme

dan Terorisme

5. Belum optimal pendampingan psikososial terhadap Anak Korban dan Anak Pelaku Radikalisme dan Terorisme

Pendampingan psikososial terhadap Anak Korban dan Anak Pelaku Radikalisme dan Terorisme

Anak korban dan Anak Pelaku Radikalisme dan Terorisme yang diberikan pendampingan psikososial

Meningkatnya keberfungsian sosial Anak korban dan Anak pelaku Radikalisme dan Terorisme

Dinsos

Dinkes

6. Belum semua Anak pelaku Terorisme dan Anak dari pelaku Terorisme yang diberikan konseling

Konseling bagi Anak Pelaku Terorisme dan Anak dari Pelaku Terorisme

Anak Pelaku Terorisme dan Anak dari pelaku Terorisme yang mendapatkan layanan konseling

Meningkatnya Anak Pelaku Terorisme dan Anak dari Pelaku Terorisme yang dapat mengatasi kesulitan

dirinya

(?)

Page 45: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NO... · Anak serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak; dan 3. masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaporkan

N

o

Masalah

Kegiatan Indikator

Waktu Pelaksanaan Penangg

ung

Jawab 2019

2020

2021

2022

2023

2024

Output Outcome

(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8) (9) (10)

(11 (12)

7. Belum semua

AnakKorbanTerorisme yang diberikan konseling

Konseling bagi

AnakkorbanTerorisme

AnakKorbanTe

rorisme yang mendapatkan layanan konseling

Meningkatnya

AnakKorbanTerorisme yang dapat mengatasi kesulitan dirinya

(?)

8. Belum semua Anak pelaku Terorisme

mendapatkan bantuan hukum

Bantuan hukum untuk Anak Pelaku

Terorisme

Anak Pelaku Terorisme mendapatkan

bantuan hukum

Meningkatnya Anak Pelaku Terorisme

yang mendapatkan pendampingan, pembelaan dan konsultasi hokum

BAPAS

DENSUS 88

9. Belum semua AnakKorbanTeroris

me mendapatkan

Bantuan hukum untuk

Anak Korban

AnakKorbanTerorisme

mendapatkan

Meningkatnya AnakKorbanTe

rorisme yang

UPTD PPA

Page 46: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NO... · Anak serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak; dan 3. masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaporkan

N

o

Masalah

Kegiatan Indikator

Waktu Pelaksanaan Penangg

ung

Jawab 2019

2020

2021

2022

2023

2024

Output Outcome

(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8) (9) (10)

(11 (12)

bantuan hukum jaringan

Terorisme

bantuan

hukum

mendapatkan

pendampingan, pembelaan dan konsultasi hukum

10. Belum optimal layanan rehabilitasi sosial bagi Anak pelaku Terorisme

Layanan rehabilitasi sosial bagi Anak pelakuTerorisme

Anak pelaku Terorisme yang mendapatkan layanan rehabilitasi

sosial

Meningkatnya Anak Pelaku Terorisme yang mendapatkan layanan

rehabilitasi sosial

Dinsos

BNPT

LPKA

11. Belum optimal layanan rehabilitasi sosial bagi Anak dari Pelaku Terorisme

Layanan rehabilitasi sosial bagi Anak dari pelaku Terorisme

Anak dari Pelaku Terorisme yang mendapatkan layanan rehabilitasi

sosial

Meningkatnya Anak dari Pelaku Terorisme yang mendapatkan layanan rehabilitasi

Dinsos

BNPT

LPKA

Page 47: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NO... · Anak serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak; dan 3. masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaporkan

N

o

Masalah

Kegiatan Indikator

Waktu Pelaksanaan Penangg

ung

Jawab 2019

2020

2021

2022

2023

2024

Output Outcome

(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8) (9) (10)

(11 (12)

sosial

12. Belum optimal layanan rehabilitasi psikososial bagi Anak Korban Terorisme

Layanan rehabilitasi psikososial bagi Anak korban Terorisme

Anak korban Terorisme yang mendapatkan layanan rehabilitasi psikososial

Meningkatnya Anak Korban Terorisme yang mendapatkan layanan rehabilitasi psikososial

Dinsos

13. Belum semua

Anak pelaku dan Anak dari pelaku mendapatkan layanan rehabilitasi kesehatan

Layanan

rehabilitasi kesehatan bagi Anakkorban, Anak pelaku dan Anakdari pelaku

AnakKorban,

Anak pelaku dan Anak dari pelaku mendapatkan layanan rehabilitasi kesehatan

Meningkatnya

AnakKorban, Anak pelaku dan Anakdari pelaku Terorisme yang mendapatkan layanan rehabilitasi kesehatan

Dinkes

LPKA

Page 48: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NO... · Anak serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak; dan 3. masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaporkan

N

o

Masalah

Kegiatan Indikator

Waktu Pelaksanaan Penangg

ung

Jawab 2019

2020

2021

2022

2023

2024

Output Outcome

(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8) (9) (10)

(11 (12)

14. Belum semua

Anak pelaku dan Anak dari pelaku Terorisme mendapatkan layanan Reintegrasi sosial

Reintegrasi

sosial bagi AnakKorban, Anak pelaku dan Anak dari Pelaku Terorisme

AnakKorban,

Anak Pelaku dan Anak dari pelaku Terorisme yang mendapatkan layanan Reintegrasi sosial

Meningkatnya

AnakKorban, Anak pelaku dan Anak dari pelaku Terorisme yang mendapatkan layanan Reintegrasi social

Dinsos

BAPAS

LPKA

15. Belum semua Anak pelaku dan Anak dari pelaku mendapatkan bimbingan mental spiritual

Bimbingan mental spiritual bagi Anak pelaku dan Anak dari pelaku Terorisme

Anak pelaku dan Anak dari pelaku Terorisme yang diberikan bimbingan mental spiritual

Meningkatnya Anak pelaku dan Anak dari pelaku Terorisme yang mendapatkan diberikan bimbingan

Kanwil Agama

Dinsos

Page 49: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NO... · Anak serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak; dan 3. masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaporkan

N

o

Masalah

Kegiatan Indikator

Waktu Pelaksanaan Penangg

ung

Jawab 2019

2020

2021

2022

2023

2024

Output Outcome

(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8) (9) (10)

(11 (12)

mental

spiritual.

16. Anak pelaku Radikalismedan Terorisme belum diberikan Pendidikan wawasan kebangsaan

Pendidikan wawasan kebangsaan bagi Anak pelaku Radikalisme dan Terorisme

Anak pelaku Radikalisme dan Terorisme yang diberikan Pendidikan wawasan kebangsaan

Meningkatnya kesadaran Anak pelaku Terorismeyang diberikan Pendidikan wawasan kebangsaan

Kesbangpol

Kanwil Agama

17. Belum semua Anak pelaku dan Anak dari pelaku Terorisme yang diberikan pembinaaan keagamaan

Pembinaaan keagamaan bagi Anak pelaku dan Anak dari pelaku Terorisme

Anak pelaku dan Anak dari pelaku Terorisme yang mendapatkan pembinaan keagamaan

Meningkatnya Anak pelaku dan Anak dari pelaku Terorismeyang mendapatkan pembinaan keagamaan

BNPT

Kanwil Agama

Dinsos

LPKA

18. Belum semua Pelatihan Anak pelaku Meningkatnya Disnaker

Page 50: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NO... · Anak serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak; dan 3. masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaporkan

N

o

Masalah

Kegiatan Indikator

Waktu Pelaksanaan Penangg

ung

Jawab 2019

2020

2021

2022

2023

2024

Output Outcome

(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8) (9) (10)

(11 (12)

Anak pelaku dan

Anak dari pelaku Terorisme diberikan pelatihan keterampilan dan usaha ekonomi produktif

keterampilan

bagi Anak pelaku dan Anak dari pelaku Terorisme

dan Anak dari

pelaku Terorisme yang diberikan pelatihan keterampilan dan usaha ekonomi produktif

Anak pelaku

dan Anak dari pelaku Terorismeyang mendapatkan pelatihan keterampilan dan usaha ekonomi produktif

Dinas

KUKM

Dinas Pendidikan

19. Belum semua

Anak pelaku dan Anak dari pelaku Terorisme diberikan pelatihan kewirausahaan

Pelatihan

kewirausahaan bagi Anak pelaku dan Anak dari pelaku Terorisme

Anak pelaku

dan anak dari pelaku Terorisme yang diberikan pelatihan kewirausahaan

Meningkatnya

Anak pelaku dan Anak dari pelaku Terorisme yang diberikan pelatihan kewirausahaan

Dinas KUKM

20. Belum diinformasikan

Pemberian informasi

Informasi peluang kerja

Meningkatnya Anak pelaku

Disnaker

Dinas

Page 51: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NO... · Anak serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak; dan 3. masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaporkan

N

o

Masalah

Kegiatan Indikator

Waktu Pelaksanaan Penangg

ung

Jawab 2019

2020

2021

2022

2023

2024

Output Outcome

(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8) (9) (10)

(11 (12)

adanya peluang

kerja bagi pelaku Anak jaringan Terorisme

peluang kerja

bagi pelaku Anak jaringan Terorisme

bagi pelaku

Anak jaringan Terorisme

yang

mendapatkan informasi peluang kerja

KUKM

21. Belum semua Anak pelaku Terorisme diberikan kesempatan

magang di Koperasi dan UKM

Magang di Koperasi dan UKM bagi Anak pelaku Terorisme

Anak pelaku Terorisme yang magang di Koperasi dan UKM

Meningkatnya Anak pelaku Terorisme yang magang di Koperasi

dan UKM

Dinas KUKM

22. Belum semua Anak korban, Anak pelaku, Anak dari pelaku Terorisme dari keluarga tidak mampu diberikan

bantuan jaminan

Pemberian bantuan jaminan sosial bagi Anak korban, Anak pelaku, Anak

dari pelaku

Anak korban, Anak pelaku, Anak dari pelaku Terorismedari keluarga tidak

mampu yang

Meningkatnya Anak korban, Anak pelaku, Anak dari pelaku Terorismedari

keluarga tidak

Dinsos

Page 52: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NO... · Anak serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak; dan 3. masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaporkan

N

o

Masalah

Kegiatan Indikator

Waktu Pelaksanaan Penangg

ung

Jawab 2019

2020

2021

2022

2023

2024

Output Outcome

(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8) (9) (10)

(11 (12)

sosial Terorisme dari

keluarga tidak mampu

diberikan

bantuan jaminan sosial

mampu yang

mendapatkan bantuan jaminan sosial

23. Belum semua Anak pelaku Terorisme diberikan bantuan dana usaha

Pemberian bantuan dana usaha bagi Anak pelaku Terorisme

Anak pelaku Terorisme yang mendapatkan bantuan dana usaha

Meningkatnya Anak pelaku Terorisme yang mendapatkan bantuan dana usaha

Dinas KUKM

24. Belum semua Anak korban Terorisme mendapatkan restitusi dari pelaku

Mengupayakan agar Anak korban Terorisme mendapatkan restitusi dari pelaku

Anak korban Terorisme yang mendapatkan restitusi dari pelaku

Meningkatnya Anak korban Terorisme yang mendapatkan restitusi dari pelaku

Polda

Page 53: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NO... · Anak serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak; dan 3. masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaporkan

N

o

Masalah

Kegiatan Indikator

Waktu Pelaksanaan Penangg

ung

Jawab 2019

2020

2021

2022

2023

2024

Output Outcome

(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8) (9) (10)

(11 (12)

25. Belum semua

Anak pelaku Terorisme diberikan pendidikan sekolah paket A, Paket B, dan Paket C

Pemberian

pendidikan paket A, Paket B, dan Paket C bagi Anak pelaku jaringan Terorisme yang setingkat SD, SMP, dan SMA

Anak pelaku

Terorisme yang mendapatkan pendidikan sekolah paket A, Paket B, dan Paket C

Meningkatnya

Anak pelaku Terorisme yang mendapatkan pendidikan sekolah paket A, Paket B, dan Paket C

Dinas Pendidikan

26. Belum semua

Anak pelaku Terorisme mendapatkan pendidikan karakter

Pemberian

Pendidikan karakter bagi Anak pelaku Terorisme

Anak pelaku

Terorisme mendapatkan pendidikan karakter

Meningkatnya

Anak pelaku Terorisme mendapatkan pendidikan karakter

Dinas Pendidikan

27. Belum optimalnya Pengawasan yang diberikan kepada Anak pelaku Terorisme di

Pengawasan Anak pelaku Terorisme di masyarakat

Anak pelaku Terorisme yang diberikan Pengawasan di masyarakat

Meningkatnya Anak pelaku Terorisme yang mendapatkan pengawasan di

KPAD

Densus 88

Page 54: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NO... · Anak serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak; dan 3. masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaporkan

N

o

Masalah

Kegiatan Indikator

Waktu Pelaksanaan Penangg

ung

Jawab 2019

2020

2021

2022

2023

2024

Output Outcome

(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8) (9) (10)

(11 (12)

masyarakat masyarakat

28. Belum semua Anak yang ada di Lembaga Pembinaan Khusus Anak atau rumah tahanan yang

mendapatkan sosialisasi bahaya Terorisme

Sosialisasi bahaya Terorisme bagi Anak di Lembaga Pembinaan

Khusus Anak atau rumah tahanan

Anak di Lembaga Pembinaan Khusus Anak atau rumah tahanan yang

sudah mendapatkan sosialisasi tentang bahaya Terorisme

Menimngkatnya pemahaman Anak di Lembaga Pembinaan Khusus Anak

atau rumah tahanan yang sudah mendapatkan sosialisasi tentang bahaya Terorisme

DENSUS

88

Page 55: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NO... · Anak serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak; dan 3. masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaporkan

BAB V

PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN

Untuk mengoptimalkan pelaksanaan Perlindungan Anak dari Radikalisme dan tindak pidana Terorisme maka dilaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan dengan tujuan untuk mengetahui:

1. upaya pencegahan;

2. kondisi Anak korban jaringan Terorisme;

3. layanan yang diberikan;

4. permasalahan yang dihadapi; dan

5. solusi menghadapi hambatan dan tantangan.

Pemantauan dilakukan olehTim Koordinasi terhadap pelaksanaan perlindungan Anak dari Radikalisme dan tindak pidana Terorisme yang dilakukan oleh organisasi perangkat daerah, instansi vertikal terkait,

lembaga layanan anak, media massa dan masyarakat.

Pemantauan dilakukan secara berkesinambungan dengan cara:

1. observasi lapangan untuk melihat upaya pencegahan dan layanan yang diberikan kepada Anak korban Radikalisme dan tindak pidana Terorisme;

2. pengisian kuisioner;

3. wawancara;

4. meminta laporan tertulis tentang pelaksanaan perlindungan Anak korban Radikalisme dan tindak pidana Terorisme;

5. rapat kerja; atau

6. rapat koordinasi.

Pemantauan dapat dilakukan dengan menggunakan sarana media yang ada seperti melalui whatsapp, telepon, email.Pemantauan dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam setahun atau sesuai dengan kebutuhan.

Setelah dilakukan pemantauan maka dilakukan evaluasi dengan cara mengolah hasil pemantauan. Evaluasi dilakukan untuk menilai efisiensi, efektifitas, manfaat, dampak, dan berkelanjutan layanan yang dilakukan organisasi perangkat daerah, instansi vertikal terkait, lembaga layanan

Page 56: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NO... · Anak serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak; dan 3. masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaporkan

anak, media massa dan masyarakatuntuk meningkatkan secara optimal pelayanan yang diberikan. Hasil evaluasi dijadikan sebagai bahan untuk dibahas dalam rapat koordinasi.

Dari hasil evaluasi maka disusun laporan pelaksanaan perlindungan Anak dari Radikalisme dan tindak pidana Terorisme dariKetua Tim Koordinasi kepada Gubernur/Bupati/Walikota ........ dengan tembusan kepada Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;

Hal-hal yang perlu dilaporkan dalam pembuatan hasil laporan adalah:

1. hasil identifikasi;

2. penanganan yang dilakukan;

3. kendala atau hambatan;

4. kebutuhan mendesak; dan

5. rekomendasi.

Berkaitan dengan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan perlindungan Anakdari Radikalisme dan tindak pidana Terorisme, perlu dilakukan rapat koordinasi guna meningkatkan efektifitas pencegahan dan penanganan

Anak korban jaringan Terorisme. Rapat koordinasi dilakukan dalam bentuk rapat :

1. koordinasi; dan

2. koordinasikhusus.

Rapat koordinasi difasilitasi oleh Dinas yang menyelenggarakan urusan Perlindungan Anak dengan melibatkan organisasi perangkat daerah, instansi vertikal terkait, lembaga layanan anak, media massa dan masyarakat yang dilakukan paling sedikit 2 (dua) kali dalam setahun atau sesuai dengan kebutuhan.

Rapat koordinasi dilakukan untuk membahas:

1. hasilpemantauan dan evaluasi yang dilakukan oleh organisasi perangkat daerah, instansi vertikal terkait, lembaga layanan anak, media massa dan masyarakat;

2. masalah hambatan yang terjadi dalam melakukan pencegahan dan penanganan Anak dari Radikalisme dan tindak pidana Terorisme; dan

3. strategi kedepan dalam dalam melakukan pencegahan dan penanganan Anakdari Radikalisme dan tindak pidana Terorisme.

Page 57: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NO... · Anak serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak; dan 3. masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaporkan

Rapat koordinasi difasilitasioleh dinas yang menyelenggarakan urusan perlindungan Anak yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan untuk membahas permasalahan Perlindungan Anakdari Radikalisme dan tindak

pidana Terorisme yang memerlukan penyelesaian secara cepat.

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,

dto

ERZALDI ROSMAN