bab i pendahuluan a. latar belakang masalahrepository.radenintan.ac.id/1366/2/bab_i.pdf · madrasah...

25
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia telah muncul dan berkembang seiring dengan masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia. Madrasah tersebut telah mengalami perkembangan jenjang dan jenisnya seirama ‘dengan perkembangan dan tuntutan zaman sehingga telah mengubah pendidikan dari bentuk awal seperti pengajian di rumah-rumah, mushalla, dan masjid menjadi Iembaga pendidikan formal sekola seperti bentuk madrasah yang kita kenal saat ini. Madrasah sebagai sekolah umum berciri khas agama Islam mempunyai peran amat strategis dalam kerangka peningkatan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Peran strategis ini, menurut Hafid Abbas dikarenakan Indonesia sebagai negara keempat berpenduduk terbesar di dunia yang memiliki jumlah umat Islam terbesar di dunia. Mereka ini imemerlukan Iayanan pendidikan dan pengajaran yang berkualitas dan berciri khas IsIam. 1 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun I989 hinggasekarang telah disempurnakan Iagi menjadi Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, keduanya mengakui eksistensi madrasah sebagai sub-sistem pendidikan nasional. Penerapan kedua undang- undang ini sebagai respon dan upaya pemerintah untuk menjadikan madrasah 1 Hafid Abbas, "Pengembangan IAIN dan STAIN dalam Memasuki Abad 21: Sebuah Pemikiran Konseptual”,Lekmr, Seri VIII, I998. h. 31. "

Upload: vuongtram

Post on 08-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenintan.ac.id/1366/2/BAB_I.pdf · Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia telah muncul dan berkembang seiring

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia telah muncul

dan berkembang seiring dengan masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia.

Madrasah tersebut telah mengalami perkembangan jenjang dan jenisnya seirama

‘dengan perkembangan dan tuntutan zaman sehingga telah mengubah pendidikan

dari bentuk awal seperti pengajian di rumah-rumah, mushalla, dan masjid menjadi

Iembaga pendidikan formal sekola seperti bentuk madrasah yang kita kenal saat

ini.

Madrasah sebagai sekolah umum berciri khas agama Islam mempunyai

peran amat strategis dalam kerangka peningkatan sumber daya manusia (SDM)

yang berkualitas. Peran strategis ini, menurut Hafid Abbas dikarenakan Indonesia

sebagai negara keempat berpenduduk terbesar di dunia yang memiliki jumlah

umat Islam terbesar di dunia. Mereka ini imemerlukan Iayanan pendidikan dan

pengajaran yang berkualitas dan berciri khas IsIam. 1

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun I989

hinggasekarang telah disempurnakan Iagi menjadi Undang-undang Sistem

Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, keduanya mengakui eksistensi

madrasah sebagai sub-sistem pendidikan nasional. Penerapan kedua undang-

undang ini sebagai respon dan upaya pemerintah untuk menjadikan madrasah

1 Hafid Abbas, "Pengembangan IAIN dan STAIN dalam Memasuki Abad 21: Sebuah

Pemikiran Konseptual”,Lekmr, Seri VIII, I998. h. 31. "

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenintan.ac.id/1366/2/BAB_I.pdf · Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia telah muncul dan berkembang seiring

2

sebagai “center of excellence” atau pusat keunggulan dan memiliki nilai plus.

Unggulan atau nilai plus di sini, bahwa madrasah memiliki keunggulan

komperatif, yaitu penekanan yang signlfikan pada pendidikan agama dan akhlak

(moralitas/imtaq) di satu sisi, dan penekanan yang signifikan pada pendidikan

umum (iptek) di sisi lain.2

Madrasah merupakan salah satu sub~sistem pendidikan Nasioanl.

Sebagai sub-sistem pendidikan Nasional, madrasah tidak luput dari permasalahan

yang dihadapi oleh pendidikan Nasional secara umum. Isu-isu yang paling krusial

yang menjadi permasalahan pendidikan Nasional, yaitu terkait dengan mutu

pendidikan, relevansi pendidikan, akuntabilitas, profesionalisme, efisiensi,

debirokrasi, dan perilaku pemimpin pendidikan.

Secara lebih khusus, problematika yang dihadapi madrasah, yaitu

pertama, rendahnya kualitas sarana fisik yang ditunjukkan déngan gedung-gedung

madrasah yang rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah,

perpustakaan yang kurang lengkap, laboratorium yang tidak standar, pemakaian

teknologi informasi tidak memadai, dan masih banyak lagi; kedua, rendahnya

prestasi siswa dalam hal dunia iptek apabila dibandingkan dengan siswa sekolah

umum, apalagi dalam perhelatan sekolah skala asia dan internasional, tentunya

amat menyedihkan; ketiga, kurangnya pemerataan kesempatan pendidikan hal ini

data Dirjen Pendis Depag tahun 2000 menunjukkan bahwa paling banyak angka

partisipasinya di tinkgat SLTP yang masih rendah, yaitu 54,8%, sementara itu,

layanan pendidikan usia dini masih sangat terbatas; keempat, rendahnya relevansi

pendidikan dengan kebutuhan yang dapat dilihat dari banyaknya lulusan yang

masih menganggur. Data statistik Pendidikan Agama dan Keagamaan Depag RI

(2005-2006) menyatakan, dewasa ini terdapat 5,9 juta anak sedang belajar

dibangku madrasah, 85,2% berasal dari keluarga miskin dan kurang beruntung,

sehingga 10%-nya mengalami putus sekolah. Mereka ini jelas menambah angka

pengangguran, yang seharusnya mereka di sekolah mendapatkan keterampilan

hidup dan bekal lain untuk mengangkat mereka dari kemiskinan; kelima,

2 Dirjen Kelembagaan Agama lslam Direktorat Madrasah dan PAI di Sekolah Umum,

Sejamh Madrasah: Pertumbuhan, Dinamika, dan Perkembangannya di Indonesia,( Departemen

Agama Rl, 2004) h. I65.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenintan.ac.id/1366/2/BAB_I.pdf · Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia telah muncul dan berkembang seiring

3

rendahnya kualitas guru, hal ini ditunjukkan dengan data, sebanyak 303.000 guru

Ml, MTs, dan MA se-Indonesia masuk dalam katagori tidak layak mengajar.3

Melihat kondisi mutu pendidikan madrasah pada umunya seprti di atas,

pemerintah dalam ha! ini Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama membuat

arah kebijakan sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan di madrasah.

Peningkatan mutu, peningkatan relevansi pendidikan, dan peningkatan daya saing

pendidikan madrasah meliputi lima aspek, yaitu: (1) peningkatan mutu kurikulum

dan sistem pembelajaran; (2) peningkatan mutu lulusan; (3) peningkatan tenaga

pendidik dan kependidikan; (4) peningkatan mutu sarana dan prasarana; dan (5)

peningkatan mutu manajemen.4

Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di madrasah diperlukan

sebuah system yang baik dan berkualitas. Sistem pendidikan di madrasah terdiri

dari komponen-komponen yang saling terkait satu dengan yang lain untuk

mencapai tujuan madrasah. Semua komponen - guru, peserta didik, sarana/alat

pendidikan, tujuan, lingkungan, kepala madrasah, dana, lingkungan, dan lainnya-

sangat penting dan menentukan keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan

madrasah.5

Dari komponen-komponen pendidikan dan pembelajaran di atas, dalam

penyelenggaraan pembelajaran di madrasah terdapat tiga unsur utama yang

menjadi perhatian, yaitu siswa, guru, dan kurikuum.6 Siswa merupakan sentral

3 Laporan Tahunan 2008 Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI

tahun 2009,hal. 9-16. 4 Ibid, h. 17 5 Ibrahim Bafadal, Peningkatan Profesionalisme Guru MI Dalam Rangka Manajemen

Mutu Berbasis Madrasah,( Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h. 3-4.

6 Cik Hasan Basri, Agenda Pengembangan Perguruan Tinggi Islam (Jakarta: Logos

Wacana Ilmu, 1999), h. 1

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenintan.ac.id/1366/2/BAB_I.pdf · Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia telah muncul dan berkembang seiring

4

pengembangan pendidikan, bahkan sebagai satuan penyelenggaraan pendidikan di

madrasah . Seluruh kelengkapan pendidikan disediakan untuk mempermudah

pengembangan potensi siswa. Secara kuantitatif, jumlah guru, jumlah tenaga

administrai, jumlah buku, jumlah biaya, jumlah dan luas ruang kelas, dan

seterusnya, senantiasa dibandingkan dengan jumlah sjswa.

Ukuran keberhasilan siswa terletak pada seberapajauh dapat

menginternalisasikan pengetahuan, nilai, sikap, dan ketrampilan yang ada di

sekitarnya. Sedangkan keberhasilan guru sebagai pengajar selain ditentukan oleh

kualitas individualnya, juga sangat dipengaruhi oleh jumlah guru, yang ukurannya

diadaptasikan denganjumlah siswa. Dalam proses pembelajaran, unsur yang

paling strategis dan sistematik nampaknya adalah unsur guru, bila dibandingkan

dengan unsur lainnya.

Di sini guru memegang peran sentral dan menentukan bagi kualitas hasil

pembelajarannya. Peran guru tidak saja hanya berfungsi sebagai komunikator

perubahan pendidikan, melainkan sekaligus menjadi pelaksanan kegiatan proses

belajar mengajar di sekolah, maka salah satu inovasi pendidikan sebagai upaya

peningkatan mutu guru, khususnya pada masalah kompetensi

sebagaiimplementasi kinerjanya. Karenanya bagi guru diperlukan persyaratan

khusus yang di antaranya kemampuan profesional yang dinyatakan dengan ijazah

dan sertifikat khusus yang diperoleh dari lembaga pendidikan tenaga keguruan.7

Menurut Adler, bahwa guru merupakan unsur manusiawi yang sangat menentukan

7 Dakir, Perencanaan dan Pengembangcm Kurikulum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h.

57.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenintan.ac.id/1366/2/BAB_I.pdf · Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia telah muncul dan berkembang seiring

5

keberhasilan pendidikan.8 Kinerja guru sebagai bentuk prestasi kerja atau unjuk

kerja guru dalam proses pendidikan dan pembelajaran mutlak diperlukan untuk

keberhasilan pendidikan dan pembelajaran di madrasah. Selanjutnya menurut

Natawijaya, menekankan penting adanya kinerja terpadu oleh seorang guru dalam

melaksanakan tugasnya dalam proses pendidikan dan pembelajaran. Keterpaduan

itu tercermin dari adanya integrasi antara penguasaan bahan, penguasaan dalam

proses pembelajaran, penguasaan fondasi kependidikan, dan penguasaan menilai

hasil pembelajaran.9

Kinerja guru yang optimal dan bertanggungjawab terhadap keseluruhan

tugas dan fungsinya sebagai guru dengan baik tidaklah mudah terjadi begitu saja.

Karena sebenarnya pekerjaan guru tidaklah mudah, tapi cukup kompleks dan

rumit. Maka dari itu menjadi seorang guru tldaklah dapat diemban sembarang

orang tetapi harus memenuhi standar kualifikasi terntentu.

Seorang guru -harus memiliki kemampuan dan motivasi yang balk dalam

melaksanakan tugas-tugasnya sebagai guru. Sebagaimana Allah SWT. Jelaskan

dalam Al-Qur’an Surat Al-Hud ayat 93 :

زيه ومن هو ك ن عامل سوف تعلمون من يأتيه عذاب يلوا عل مكنتك ا ذب وي قوم اع

ن .معك رقيب وارتقبوا ا

Artinya Dan (Dia berkata): "Hai kaumku, berbuatlah menurut kemampuanrnu,

Sesungguhnya akupun berbual (pula). kelak kamu akan mengetahui siapa yang

8 Adler, J. Mortimer, The Paedeia Proposal: An Educational Manifesto, (New York:

Macmillan Publishing Co. lnc., l992), h. 52. 9 Syafrudin Nurdin dan M. Basyiruddin Usman, Guru Profesonal dan lmplementasi

Kurikulum,2002, hal. 80.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenintan.ac.id/1366/2/BAB_I.pdf · Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia telah muncul dan berkembang seiring

6

akan ditimpa azab yang menghinakannya dan siapa yang berdusta. dan

lunggulah azab (Tuhan), Sesungguhnya akupun menunggu bersama kamu.10

Seorang guru adalah orang yang diberikan kepercayaan untuk

melaksanakan amanah mengajar, mendidik, membimbing, dan melatih para siswa

untuk menjadi manusia yang lebih baik berdasarkan nilai-nilai yang dianut. Hal

ini sesuai dengan firman Allah dalam surat al-Anfal: 27 28:

ونوا أمانت سول وت ونوا الل والرذ ين أ منوا ال ت ا الذ ذما واع ك وأنت تعلمون ي أيه لموا أن

.عنده أجر عظمي وأوالدك فتنة وأنذ الل أموالك

Artinya: “Hai orang-orang yang berimanjanganlah kamu mengkhiantai Allah

dan Rosal- Nya (Muhammad) dan juga janganlah kamu mengkhianati arnanat-

amanat yang dipercayakan kepadama, sedang kamu mengetahui.11

Guru sebagai tenaga profesional dan menduduki peran sentral dan

strategis bagi mutu pendidikan di madrasah perlu dikelola secara profesional agar

terwujud keseimbangan antara guru dan tuntutan mutu pendidikan secara dan

standar pendidikan nasional. Manajemen kepegawaian dalam hal ini manajemen

terhadap guru sangat penting bagi pelaksanaan pendidikan di madrasah dalam

mengelola, mengatur, dan memanfaatkan guru sehingga dapat berkinerja secara

baik untuk tercapainya tujuan pendidrikan di madrasah.

Perhatian pemerintah terhadap guru, dapat dilihat dari kebijakan khusus,

seperti: kenaikan pangkat otomatis; tunjungan fungsional guru dan adanya

sertifikasi guru; dan memberi peluang bagi guru untuk naik pangkat hingga

sampai pada golongan ruang IV/e. kebijakan ini diharapkan dapat memotivasi

10 Alqur’an dan Terjemah, Kementrian Agama RI, direktorat, Direktoran Jendral

Bimbingan Masyarakat Islam ( Indonesia:PT Adhi Aksara Abadi ,2011), h. 6 11 Kementrian Agama RI, Ibid, h. 243

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenintan.ac.id/1366/2/BAB_I.pdf · Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia telah muncul dan berkembang seiring

7

guru untuk lebih meningkatkan kinerjasnya sehingga secara langsung maupun

tidak langsung akan meningkatkan mutu pendidikan di Madrasah.

Menurut Soemantri, prestasi kerja guru sebagai bentuk kinerja guru

memiliki standar tersendiri, yaitu: (1) memiliki ilmu yang diperlolah melalui

pendidikan yang setaradengan S1 atau lebih; (2) kewenangan professional diakui

oleh klien; (3) ada sankgi dam pengakuan akan keabsahan dan kewenangannya;

(4) memiliki kode etik; dan (5) memilikibudaya profesi yang dinamis dan terus

berkembang. Prestasi kerja merupakan perwujudan kinerja guru dalam

melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya ssbagai guru.

Prestasi kerja guru juga merupakan hasil yang dicapai guru dalam

melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Prestasi kerja guru erat

hubungannya dengan prestasi anak didik, karena dalam proses belajar mengajar

yang memegang peran sentral keberhasilan proses adalah guru dan anak didik

menjadi pusat pengembangan individu.

Kepala madrasah sebagai manajer dalam tata kelola madrasah, tentunya

sangat perlu untuk melakukan tindakan-tindakan manajemen untuk menciptakan

guru-guru yang berprestasi dan berkinerja baik sehingga mutu madrasah terus

meningkat. Peran dan fungsi kepala sekolah harus terus difungsikan‘ untuk

membentuk guru-guru yang profesianl, berkinerja, dan berprestasi sesuai dengan

bidang mata pelajaran masing-masing, sehingga pembentukan anak didik oleh

guru dapat mencapai tujuan yang telah dicanangkan sesuai dengan visi misi

madrasah.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenintan.ac.id/1366/2/BAB_I.pdf · Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia telah muncul dan berkembang seiring

8

Sistem pendidikan di MA Tri Bhakti At-taqwa Rama Puja Raman Utara

Lampung Timur sebagai madrasah percontohan yang hingga saat ini terus

berusaha mengembangkan sistem pendidikannya untuk menjadi madrasah

nasional standar internasional di bidang agama maupun di bidang umum. Hal ini

sesuai dengan visinya, yaitu “Menciptakan MA Tri Bhakti At-taqwa Rama Puja

Raman Utara Lampung Timusebagai lembaga pendidikan Islam unggul yang

berwawasan global berlandaskan iman dan taqwa”.12

Dari sisi manajemen kepala madrasah juga mendukung perkembangan

MA Tri Bhakti At-taqwa Rama Puja Raman Utara Lampung Timu di mana

beliau melakukan upaya peningkatan kualifikasi dan kinerja terhadap guru-

gurunya. Misalnya dari sisi perencanaan terhadap kinerja guru. Kepala madrasah

salah satunya membuat perencanaan dan pelaksanaan secara bersama-sama

pengelola madrasah, bahwa guru diupayakan mengikuti pelatihan, seminar,

lokakarya, dan upaya peningkatan mengenai teknologi informasi yang berkaitan

dengan tugas guru dalam pembelajaran. Hasilnya cukup menggembirakan, bahwa

guru-guru mulai mengenal dan menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam

pelatihan tersebut, walaupun masih ada kekurangan di sana sini.

Selain itu, secara kualifikasi pendidikan guru, guru-guru yang belum sarjana

diberi kesempatan untuk dapat mengikuti pendidikan sarjana pendidikan sesuai

keahliannya. Begitu juga yang telah sarjana, mereka diberi kesempatn untuk

melanjutkan ke jenjang Iebih tinggi, yaitu jenjang magister (S2).

12 Profil MA Tri Bhakti Attaqwa Rama Puja Raman Utara Lampung Timur tahun 2014

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenintan.ac.id/1366/2/BAB_I.pdf · Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia telah muncul dan berkembang seiring

9

Hal ini dapat dilihat dari perkembangan guru-guru yang ada di MA Tri

Bhakti Attaqwa Rama Puja Raman Utara Lampung Timur cukup

menggembirakan. Dari jumlah keseluruhan 25 guru; 22 guru memiliki ijazah

sarjana, 1 memiliki ijazah magister, dan hanya 1 guru saja yang masih memiliki

ijazah MA pesantren dan termasuk senior dan satu orang dalam tahap

penyelesaian sarjananya. Hanya saja persebaran mata pelajaran bagi guru-guru

pemegang mata pelajaran yang sesuai dengan bidang keahliannya/pendidikannya

masih cukup menghadapai tantangan. Dari 12 kelas yang tersebar dari kelas X,

XI, dan XII; guru mata pelajaran SKI hanya berjumlah 1 orang, , geografi 1 orang,

. Dari jumlah guru yang ada yaitu 25 guru tersebar untuk mengajar mata pelajaran

dengan jumlah seluruhnya 25 mata pelajaran pokok di tambah lagi kegiatan

ekstrakurikulernya. Jumlah guru yang ada dengan berlatar belakang pendidikan

masing-masing mengakibatkan guru mengajar sering miss match atau salah

kamar, artinya guru mengajar mata pelajaran yang bukan keahliannya dan hanya

berbekal kemampuan seadanya. Kondisi demikian tentunya dapat diprediksi

mengakibatkan mutu pembelajaran yang kurang baik dan hasil akhir atau prestasi

siswa akan tidak menggembirakan.

Namun demikian, dilihat dari segi prestasi akademik MA Tri Bhakti

Attaqwa Rama Puja Raman Utara Lampung Timur, baik di tingkat

kabupaten/kota, Proyinsi, maupun tingkat nasional memang cukup 10

menggembirakan. Prestasi yang diraih meliputi prestasi akademik dan non

akademik, misalnya lomba karya ilmiah, bahasa Inggirs, olimpiade, MTQ, dan

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenintan.ac.id/1366/2/BAB_I.pdf · Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia telah muncul dan berkembang seiring

10

lain sebagainya, MA Tri Bhakti Attaqwa Rama Puja Raman Utara Lampung

Timur selalu ikut meramaikan dan dapat memperoleh juara.13

Output siswa yang dilihat dari hasil ujian dan presentasi kelulusan MA Tri

Bhakti Attaqwa Rama Puja Raman Utara Lampung Timur juga cukup

menggembirakan, dari tiga tahun terakhif, rata-rata kelulusan mencapai 98,5%

lulus dan hanya l,5% yang tidak lulus. Hal ini menggambarakan MA tersebut

cukup bagus mutunya. Dapat dilihat juga rata-rata nilai murni ujian Negara (UN)

untuk empat tahun terakhir selalu mengalami peningkatan. Pada tahun ajaran

2007/2008, rata-rata nilai mata pelajaran -matematika dari 6,12 , di tahun ajaran

2008/2009 rata-rata nilai mata pelajaran matematika menjadi naik signifikan, yaitu

8,56. Begitu juga nilai mata pelajaran bahasa Inggirs dari 7,91 naik menjadi 8,58.

Dan dapaf dilihat juga nilai bahasa Asing dari 8,09 selanjutnya menjadi 8,18.

Prestasi nilai rata-rata UN siswa MA Tri Bhakti At-taqwa Rama Puja

Raman Utara Lampung Timuseperri demikian ini memang cukup membanggakan

apabila dilihat kondisi rata-rata madrasah-madrasah di Indonesia pada umumnya.

Walaupun prestasinya masih di bawah sekolah umum unggulan, tapi output siswa

MA Tri Bhakti At-taqwa Rama Puja Raman Utara Lampung Timutidak kalah

dengan prestasi sekolah umum yang ada di Bandar Lampung.

Melihat fakta kondisi dan perkembangan Madrasah Aliyah Tri Bhakti

Attaqwa Rama Puja Raman Utara Lampung Timur baik sisi kelemahan dan sisi

keunggulan, sehingga menarik untuk diteliti. Satu sisi kondisi sarana fisik yang

13 Profil MA Tri Bhakti Attaqwa, Ibid.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenintan.ac.id/1366/2/BAB_I.pdf · Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia telah muncul dan berkembang seiring

11

masih cukup memprihatinkan begitu juga kondisi guru belum mampu l00%

memenuhi standar tuntutan mutu pendidikan.

Keunggulan-keunggulan yang dimiliki Madrasah Aliyah Tri Bhakti

Attaqwa Rama Puja Raman Utara Lampung Timur tentunya didukung oleh

berbagai faktor, baik faktor interen madrasah maupun faktor eksteren madrasah.

Faktor interen di antaranya yaitu sistem pendidikan yang ada di madrasah.

Adapun faktor ekstern yaitu faktor kebijakan pemerintah dan faktor lingkungan

rumah/masyarakat.

Madrasah Aliyah Tri Bhakti Attaqwa Rama Puja Raman Utara Lampung

Timur dalam melihat tingkat keberhasilan guru dan siswa diindikasikan dengan

lulusan yang memiliki kualifikasi: menjadi manusia yang memiliki kemampuan

berkompelltif baik sekala regional, nasional maupun internasional, dan terbentuk

kecerdasan siswa yang sesuai dengan perkembangannya. Secara lebih khusus lagi

indikator dari lulusan tersebut adalah, anak didik yang mampu membaca dan

menulis al- Qur’an dengan benar dan kitab klasik, mampu membaca dan

memahami llteratur asing, dan memiliki clasar life skill.14 Kualifikasi tersebut

dimungkinkan dapat tercapai jika Madrasah Aliyah Tri Bhakti Attaqwa Rama

Puja Raman Utara Lampung Timur mampu mengkolaborasikan potensi-potensi

yang dimiliki guru dan siswa, dan pada saat bersamaan guru selalu berupaya

mengembangkan kualitas melalui berbagai macam kegiatan pengembangan dan

pembinaan, baik secara formal maupun non formal.

14 Profil MA Tri Bhakti Attaqwa, Ibid .

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenintan.ac.id/1366/2/BAB_I.pdf · Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia telah muncul dan berkembang seiring

12

Kinerja guru di Madrasah Aliyah Tri Bhakti Attaqwa Rama Puja Raman

Utara Lampung Timur secara keseluruhan memang cukup baik dengan ditandai

berbagai perubahan proses pembelajaran yang lebih efektif. Berbagai prestasi

akademik yang diraih para siswa Madrasah Aliyah Tri Bhakti Attaqwa Rama Puja

Raman Utara Lampung Timur merupakan hasil proses pendidikan dan

pembelajaran yang telah dilaksankan di Madrasah Aliyah Tri Bhakti Attaqwa

Rama Puja Raman Utara Lampung Timur, baik dalam kegiatan intra kurikuler

maupun ekstra kurikuler. Dilihat dari kualifikasi pendidikan para gurunya rata-rata

telah sarjana, dan hanya tiga orang guru saja yang belum mendapatkan gelar

sarjana. Walaupun masih ada guru yang tidak linier dalam mengajar atau bukan

bidang keahliannya dalam melaksanakan pembelajaran, namun ternyata hasil

prestasi siswa tidak begitu mengecewakan. Tentunya hal ini kinerja guru sangat

dipengaruhi oleh kemampuannya untuk belajar mandiri dan motivasinya untuk

dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.

Pembinaan dan pengembangan kompetensi dan kinerja guru merupakan

suatu keharusan ketika ingin mewujudkan guru yang profesional dan up to date

terhadap tuntutan perkembangan zaman. Guru yang berkompetensi dan berkinerja

adalah guru yang bertanggung jawab dan mampu melaksanakan tugas-tugasnya

dengan baik. Kompetensi dan kinerja tersebut akan terwujud dalam bentuk

penguasaan pengetahuan dan professional dalam menjalankan fungsinya sebagai

guru, artinya guru bukan saja harus pintar, tetapi juga pandai mentransfer ilmunya

kepada peserta didik.15 Keberhasilan guru-guru Madrasah Aliyah Tri Bhakti

15 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Srandar Kompetensi

Guru,(Bandarung: Remaja Rosdakarya, 2008), h. 5-6.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenintan.ac.id/1366/2/BAB_I.pdf · Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia telah muncul dan berkembang seiring

13

Attaqwa Rama Puja Raman Utara Lampung Timur dalam menghasilkan output

pendidikan yang cukup baik merupakan salah satu andil dari upaya kepala

Madrasah Aliyah Tri Bhakti Attaqwa Rama Puja Raman Utara Lampung Timur

dalam merencanakan peningkatan kinerja guru. Pengelolaan madrasah yang

efektif menjadi kunci keberhasilan dan kelangsungan madrasah. Kepala madrasah

dapat memberdayakan guru dengan berbagai upaya yang ditempuh, baik melalui

inovasi peningkatan kinerja guru dalam melaksanakan pembaharaun-

pembaharuan yang digulirkan oleh pemerintah.

Dinamika Madrasah Aliyah Tri Bhakti Attaqwa Rama Puja Raman Utara

Lampung Timur sangat ditentukan oleh manajemen kelembagaan termasuk di

dalamnya manajemen kepala madrasah. Keberhasilan manajemen pendidikan

dapat diukur dari kemampuan manajerial kepala madrasah dalam

mengembangkan aspek-aspek instrumental input dan raw input dalam proses

pendidikan, terutama kinerja yang baik. Kelambanan kinerja guru dalam

mengembangkan instrumen tersebut berimplikasi pada lambatnya dinamika

perkembangan pendidikan di lembaga tersebut. Sebaliknya, kemampuan dalam

mengembangkan instrumen dibarengi dengan profesionalitas kinerja guru yang

efektif akan berdampak pada dinamika dan prestasi bagi lembaga yang

bersangkutan. Berdasarkan orientasi pengembangan kualitas kinerja guru

diharapkan akan mampu meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan di

Madrasah Aliyah Tri Bhakti Attaqwa Rama Puja Raman Utara Lampung Timur.

Maka dibutuhkan manajemen kepala madrasah dalam meningkatkan kineja

pendidiknya/ guru di madrasah tersebut.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenintan.ac.id/1366/2/BAB_I.pdf · Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia telah muncul dan berkembang seiring

14

Di antara kegiatan manajeman kepala madrasah di Madrasah Aliyah Tri

Bhakti Attaqwa Rama Puja Raman Utara Lampung Timur terhadap guru yaitu

melakukan perencanaan terhadap program-program yang berkaitan dengan guru

sebagai upaya peningkatan kinerja guru. Program-program itu di antaranya adalah

pembagian jam kerja guru, penyesuaian bidang studi, penentuan beban kerja

guru, baik jumlah mata pelajaran maupun jumlah jam mengajar, mengikutkan

program sertifikasi bagi guru-guru, dan lain sebagainya. Dalam

pengimplementasian perencanaan program kerja terhadap guru secara umum

berjalan dengan baik, waluapun ada beberapa hal yang masih belum optimal

tercapai secara optimal. Dalam hal ini diperlukan bimbingan kepala madrasah

terhadap guru untuk menjadi guru yang produlrtif. Dalam penggalakan

penggunaan teknologi informasi dalam menunjang mutu pembelajaran, kepala

madrasah juga masih belum maksimal menggiatkan guru-guru, khususnya guru

yang senior. Namun demikian, semangat para guru dapat dimotivasi oleh kepala

madrasah untuk terus meningkatkan semangat dan kinerjanya khususnya dalam

proses pembelajaran.

B. Identifikasi dan Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang, terdapat identifikasi dan batasan masalah yaitu:

1. Identifikasi Masalah

Judul penelitian ini, yaitu: “Impelentasi manajeman kepala madrasah

dalam upaya meningkatan kinerja guru Madrasah Aliyah Tri Bhakti Attaqwa

Rama Puja Raman Utara Lampung Timur”. Dilihat dari berbagai aspeknya

memungkinkan munculnya berbagai permasalahan. Manajemen kepala

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenintan.ac.id/1366/2/BAB_I.pdf · Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia telah muncul dan berkembang seiring

15

madrasah terhadap guru merupakan keseluruhan proses kerja sama dalam

memecahkan masalah- masalah yang berkaitan dengan guru, baik bagaimana

memberdayakannya dan bagaimana meningkatkan kinerjanya sehingga mutu

pendidikan di Madrasah Aliyah Tri Bhakti Attaqwa Rama Puja Raman Utara

Lampung Timur menjadi meningkat.

Kinerja sebagai manifestasi/performance dalam mewujudkan pelayanan,

baik yang bersifat kuantitatif dalam proses pembelajaran maupun yang bersifat

kuantitatif dalam satuan waktu tenentu. Adapun dimensi kinerja menyangkut

masukan yang merujuk pada pelaku, yakni guru; proses merujuk pada proses

pencapaian tujuan; dan produk yang berkaitan dengan hasil yang ingin dicapai.

Dalam tugas bidang pendidikan dan pembelajaran bagi guru akan disebut

berkualitas dan berkinerja baik apabila melaksanakan tugas tanggung jawab

pembelajaran, bimbingan, dan Iatihan ketrampilan bagi para siswanya. Ada 3

faktor yang mempengaruhi yang mempengaruhi keberhasilan fungsi guru,

yaitu siswa, profesi, dan institusi/madrasah. Berdasarkan faktor-faktor tersebut

tersebut, masalah mendasar yang dapat diidentifikasi terdiri dari permasalahan-

permasalahan:

1. Implementasi manajemen kepala madrasah dalam upaya meningkatkan

kinerja guru telah dilaksanakan tetapi pelaksanaannya belum maksimal.

2. Implementasi manajemen kepala madrasah dari sisi pelaksanaan belum

dapat meningkatkan kinerja guru-gurunya secara baik dan menyeluruh

tetapi guru-guru memiliki etos kerja cukup baik.

3. Implementasi manajemen kepala madrasah dari sisi pengorganisasian telah

dapat meningkatkan kinerja guru-gurunya.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenintan.ac.id/1366/2/BAB_I.pdf · Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia telah muncul dan berkembang seiring

16

4. Implementasi manajemen kepala madrasah dari sisi pengawasan

telah dapat meningkatkan kinerja guru-gurunya.

2. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka permasalahan yang akan

diungkap dalam penelitian ini dibatasi pada implementasi manajemen kepala

madrasah dalam meningkatkan kinerja guru di madrasah Aliyah Tri Bhakti

Attaqwa Rama Puja Raman Utara Lampung Timur. Penelitian ini akan

memperlihatkan secara jelas bagaimana kepala madrasah dalam merancang

guru, maksudnya adalah perencanaan peningkatan kinerja guru di madrasah

tersebut . Dalam penelitian ini diungkap faktor-faktor yang mendukung dan

menghambat peningkatan kinerja guru madrasah. Rekrutmen, pengembangan,

dan monitoring, serta assesment terhadap guru sebagai upaya untuk menjaga

iklim akademic madrasah Aliyah Tri Bhakti Attaqwa Rama Puja Raman Utara

Lampung Timur yang menjadi keharusan sebagai upaya peningkata kinerja

guru dalam kehidupan madrasah sehari-hari.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada pembatasan masalah di atas, rumasan masalah atau

pertanyaan penelitian yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah implementasi manajemen kepala madrasah dalam

meningkatkan kinerja guru Madrasah Aliyah Tri Bhakti Attaqwa Rama

Puja Raman Utara Lampung Timur?

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenintan.ac.id/1366/2/BAB_I.pdf · Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia telah muncul dan berkembang seiring

17

D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Bertitik tolak dari permasalahan di atas, tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui dan menganalisis kinerja guru dalam pembelajaran

di Madrasah Aliyah Tri Bhakti Attaqwa Rama Puja Raman Utara

Lampung Timur

b. Untuk mengetahui implementasi manajemen kepala Madrasah Aliyah

Tri Bhakti Attaqwa Rama Puja Raman Utara Lampung Timur.dalam

meningkatkan kinerja guru yang ditampilkannya sebagai jasa layanan

guru terhadap pesena didik.

2. Kegunaan Penelitian

a. Sebagai umpan balik bagi manajer/pengelola di lingkungan Madrasah

Aliyah Tri Bhakti Attaqwa Rama Puja Raman Utara Lampung Timur.

karena dengan penelitian ini akan diperoleh temuan-temuan sekaligus

permasalahan yang ada di lapangan berkaitan manajemen peningkatan

profesonalisme guru.

b. Memberikan masukan dan kontribusi praktis bagi pengambil kebijakan

di lingkungan Aliyah Tri Bhakti Attaqwa Rama Puja Raman Utara

Lampung Timur maupun manajemen di atasnya, yakni sebagai bahan

pertimbangan bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia(SDM) di

madrasah khususnya kualitas profesesionalisme dan kinerja guru

sebagai tenaga pengajar yang bertanggung jawab di Madrasah

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenintan.ac.id/1366/2/BAB_I.pdf · Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia telah muncul dan berkembang seiring

18

Aliyah Tri Bhakti Attaqwa Rama Puja Raman Utara Lampung Timur.

E. Kerangka Pikir

Dalam penelitian ini diadakan analisis kegiatan manajeman sebagai

upaya kepala madrasah meningkatkan kinerja guru madrasah Aliyah Tri Bhakti

Attaqwa Rama Puja Raman Utara Lampung Timur

Implementasi manajeman lebih ditekankan pada upaya

mempergunakan sumber daya seefisien dan seefektif mungkin, mengingat

terbatasnya sumber daya yang kita miliki. Dengan kata lain manajemen

membutuhkan standar alat ukur keberhasilan. Sementara itu Sondang P.

Siagian mendefinisikan bahwa manajemen adalah: kemampuan atau

keterampilan seseorang memeperoleh hasil dalam rangka pencapaian tujuan

melalui kegiatan orang lain. Seseorang yang melaksanakan fungsi manajemen

disebut manajer, dan orang yang melaksanakan fungsi admnistrasi disebut

administrator. Manajer adalah seorang yang berusaha untuk mencapai tujuan

yang telah ditentukan.

Seorang manajer mempunyai tanggungjawab yang berat. Mengingat

perannya yang sangat besar, keuletan serta kewibawaannya dalam membuat

langkah-langkah baru sebagai jawaban dari kebutuhan masyarakat. Hal ini

sebagaimana ditulis oleh Bernard Kutner, yang dikutip oleh Evendy M. Siregar

tentang manajerial. Fungsi utama seorang manajer terletak pada jenis khusus

dari perwakilan group representation. Seorang pemimpin harus mewakili

kelompoknya sendiri.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenintan.ac.id/1366/2/BAB_I.pdf · Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia telah muncul dan berkembang seiring

19

Dari uraian tersebut dapat diambil suatu pengertian, bahwa untuk

mewujudkan program pelaksanaan pendidikan yang direncanakan, maka dalam

pelaksanaanya diperlukan seseorang yang dapat mempengaruhi, mendorong

serta menggerakkan komponen-komponen yang ada dalam lembaga

pendidikan dapat mengarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan pada suatu

lembaga pendidikan.

Menjadi seorang manajer atau kepala dalam pendidikan, tidak saja

dituntut untuk menguasai teori manajemen, akan tetapi la harus juga terampil

dalam menerapkan situasi praktis di lapangan kerja dan etos kerja yang tinggi

untuk membawa lembaga pendidikan yang dipimpinnya. Manajer pendidikan

dalam hal ini adalah Kepala Madrasah sebagai orang yang bertanggung jawab

terhadap pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di lembaga pendidikan, harus

memiliki kesiapan dan kemampuan untuk membangkitkan semangat kerja

personal yang menjadi bawahannya atau guru, dan tenaga kependidikan

lainnya. Seorang pemimpin juga harus mampu menciptakan iklim dan suasana

kondusif, aman, nyaman, tentram, menyenangkan, dan penuh semangat dalam

bekerja bagi para pekerja dan para pelajar.

Manajerial dalam pendidikan adalah suatu kemampuan dan proses

mempengaruhi, membimbing, mengkoordinir, dan menggerakkan orang lain

yang ada hubunganya dengan perkembangan ilmu pendidikan serta pengajaran

supaya aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan lebih efektif dan efisien dalam

pencapaian tujuan pendidikan dan pengajaran.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenintan.ac.id/1366/2/BAB_I.pdf · Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia telah muncul dan berkembang seiring

20

Kepala Madrasash, memiliki peran yang sangat penting sekali bagi

peningkatan etos kerja guru sebagai unsur sentral dalam peningkatan kualitas

pendidikan. Dalam kehidupan organisasi, fungsi manajer atau kepala adalah

bagian dari tugas utama yang harus diperanakan.

Secara umum, serangkaian tugas yang perlu dilaksanakan oleh seorang

kepala madrasah adalah :

1. Membangkitkan kepercayaan dan loyalitas dan etos kerja bawahannya.

2. Mengkomonikasikan gagasan kepada guru.

3. Dengan berbagai cara yang efektif mempengaruhi guru.

4. Seorang kepala adalah orang besar yang dikagumi dan mempesona dan

dibanggakan oleh para bawahan.

Kepala Madrasah sebagai pejabat formal dalam lingkungan organisasi,

yang dipilih melalui seleksi. Oleh sebab itu Kepala Madrasah pada hakekatnya

adalah pejabat formal sebab pengangkatanya melalui proses dan suatu prosedur

yang didasarkan atas peraturan yang berlaku. Dengan kemampuan profesional

menajemen pendidikan, kepala madrasah diharapkan dapat menysusun

program madrasah yang efektif, menciptkan iklim madrasah yang kondusif dan

membangun kinerja guru menjadi lebih baik sesuai tujuan yang telah

direncanakan dalam proses pebelajaran.

Di Madrasah, seorang kepala madrsah senantiasa berinteraksi dengan

guru sebagai bawahannya, memonitor dan menilai kegiatan mereka sehari-hari.

Rendahnya kualitas kinerja guru akan berpengaruh terhadap pelaksanaan tugas

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenintan.ac.id/1366/2/BAB_I.pdf · Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia telah muncul dan berkembang seiring

21

yang pada gilirannya akan berpengaruh pula terhadap pencapaian tujuan

pendidikan. Rendahnya kualitas kinerja guru harus diidentifikasi penyebabnya.

Ada berbagai faktor yang mempengaruhi terhadap kualitas kerja guru.

Pada kondisi semacam ini, kepala madrasah memegang peranan

penting, karena dapat memberikan iklim yang memungkinkan bagi guru

berkarya dengan penuh semangat. Dengan keterampilan manajerial yang

dimiliki, kepada madrasah membangun dan mempertahankan etos kerja guru

secara positif. Karena sumber daya yang ada pada madrasah tersebut tidak

dapat berjalan dengan baik apabila tidak diikuti dengan suatu pengelolaan

pendidikan yang lebih baik pula. Seorang kepala madrasah sebagai top manajer

mempunyai peran sentral didalam mempengaruhi guru untuk dapat

meningkatkan kualitas kinerja sehingga menumbuhkan budaya kerja yang

berorientasi pada hasil dan pencapaian tujuan pendidikan.

Dengan cara-cara yang strategis kepala mampu meningkatkan kualitas

kinerja guru, karyawan menjadi lebih baik. Menciptakan suatu kerja yang

kondusif perlu dilakukan, agar dengan suasana kerja yang menyenangkan,

maka rencana benar-benar dapat terwujud. Mengubah pola pemikiran yang

menyatakan bahwa pekerjaan bukan merupakan beban, akan tetapi merupakan

kebutuhan adalah hal yang penting dan perlu dipertimbangkan.

Dengan pola pemikiran di atas diharapkan kinerja dapat ditingkatkan

oleh setiap guru sehingga pada akhirnya dapat mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenintan.ac.id/1366/2/BAB_I.pdf · Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia telah muncul dan berkembang seiring

22

Peningkatan kualitas kinerja guru dapat ditempuh dengan

melaksanakan pembinaan secara berkesinambungan. Bagi seorang pembina

dalam hal ini kepala madrasah diperlukan pola-pola manajerial maupun

keterampilan-keterampilan teknis, keterampilan hubungan kemanusiaan, dan

keterampilan konseptual sangat diperlukan. Dengan demikian, Kepala

Madrasah sebagai manajer mampu menciptakan suasana yang kondusif.

Sehingga para guru memiliki kualitas kerja seperti yang diharapkan oleh

kepala sekolah. Hal ini merupakan permaslahan yang sangat penting untuk

dipecahkan bila kepala madrasah menghendaki lembaga yang dipimpinya

berhasil dengan baik.

Beberapa hal yang selayaknya dilakukan oleh kepala madrasah

sebagai pejabat yang memegang manajemen dalam upaya meningkatkan

kualitas kinerja guru antara lain :

1. Membina para guru lebih memahami tujuan umum lembaga pendidikan.

Dengan akan menghilangkan asumsi tentang adanya mata pelajaran penting

dan tidak panting, sehingga setiap guru mata pelajaran dapat mengajar dan

mencapai prestasi maksimal bagi siswa-siswanya.

2. Membina para guru guna mengatasi problem-problem siswa demi kemajuan

prestasi belajar.

3. Membina para guru dalam meningkatkan kemampuan mengevaluasi dan

mendiagnosa kesulitan-kesulitan belajar siswa.

4. Membina para guru memperbesar kesadaran tentang kualitas kinerja dan

memperbesar minat guru dalam meningkatkan mutu profesinya.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenintan.ac.id/1366/2/BAB_I.pdf · Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia telah muncul dan berkembang seiring

23

5. Memperluas pengalaman guru dan memberikan fasilitas dan penilaian secara

terus menerus.

6. Melakukan supervisi secara berkesinambungan.

7. Memberikan Reward terhadap setiap prestasi yang dicapai oleh guru.

Kepala madrasah sebagai manajer pemegang kekuasaan dan tanggung

jawab tertinggi pada lembaga pendidikan madrasah, bertanggung jawab penuh

untuk berusaha semaksimal mungkin dalam upaya peningkatan kualitas kinerja

guru pada pendidikan yang dinaunginya, sehingga mutu madrasahpun menjadi

baik.

Fungsi kepala madrasah harus terus dioptimalkan untuk meningkatkan

kinerja guru dan berprestasi sesuai dengan bidang mata pelajaran masing-

masing, sehingga dapat mencapai tujuan yang telah dicanangkan sesuai dengan

visi, misi, dan madrasah. Kegiatan manajemen adalah proses merencanakan,

mengorganisasikan dan mengendalikan usaha-usaha anggota organsisasi serta

mendayagunakan seluruh guru dalam rangka mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Sebagai kepala madrasah yang bertugas dan benanggung jawab

pada lembaga pendidikan di madrasah, kepala madrasah harus mengeluarkan

berbagai kebijakan dan keputusan serta peraturan madrasah yang betujuan

untuk meningkatkan prestasi guru yang secara tidak langsung akan

meningkatkan prestasi peserta didiknya.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenintan.ac.id/1366/2/BAB_I.pdf · Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia telah muncul dan berkembang seiring

24

Dalam kaitannya tugas dan tanggung jawab guru dalam proses

perencanaan, pelaksanaan pendidikan dan evaluasi pengajaran di madrasah.

Kinerja guru tercermin dalam kemampuan melaksanakan tugas, keberhasilan

dalam melaksanakan tugas, memiliki kepribadian yang sesuai dengan profesi

guru, dan memiliki pemahaman wawasan kependidikan sehingga secara nyata

mampu meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran atau bimbingan

sehingga dapat dijadikan panutan oleh siswa, rekan sejawat, maupun

masyarakat sekitarnya. Adapun guru yang memiliki kinerja secara terpadu

tercermin dari adanya integrasi antara penguasaan bahan ajar, , penyesuaian

diri terhadap suasana kerja, dan kepribadian. Untuk mewujudkan kinerja guru

yang ideal dan berprestasi tidaklah mudah, selain dari usaha guru itu sendiri,

kepala madrasah sebagai manajer juga ikut bertanggung jawab dalam

mewujudkan guru yang memiliki kinerja dan prestasi kerja yang baik.

Kerangka pikir secara konseptual dapat dilihat pada bagan di bawah ini.

Bagan 1

Kerangka pikir

Implementasi Manajemen

Kepala Madrasah:

1. Perencanaan

2. Pengorganisasian

3. Pelaksanaan

4. Pengawasan

Kinerrja guru:

1. Perencanaan

2. Pembelajaran

3. Evaluasi pembelajaran

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenintan.ac.id/1366/2/BAB_I.pdf · Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia telah muncul dan berkembang seiring

25