bab i pendahuluan a. latar belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/38964/2/bab i.pdf · a....

16
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesejahteraan masyarakat pekerja termasuk satu strategi yang mampu meningkatkan partisipasi para pekerja dalam usaha seorang pemilik usaha untuk meningkatkan jaminan kepada para tenaga kerjanya. Selain itu untuk mempertahankan karyawan agar tidak pindah ke perusahaan lain, dan untuk meningkatkan motivasi dan semangat kerja para karyawan. kesejahteraan sangat berarti bagi para pekerja untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan mereka beserta keluarga. Sekarang ini banyak program kesejahteraan karyawan seperti Tunjangan, Beban kerja dan kompensasi yang jelas, Asuransi Kesehatan, Perencanaan Karier, Pemberian Kredit, kenyamanan dan keselamatan kerja, Perencanaan Hari Tua. Kesejahteraan merujuk ke keadaan yang baik, kondisi manusia di mana orang-orangnya dalam keadaan makmur, dalam keadaan sehat dan damai, tetapi dalam kebijakan sosial, kesejahteraan sosial menunjuk ke jangkauan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Ini adalah istilah yang digunakan dalam ide negara sejahtera. Manusia sebagai individu, niscaya hidup dalam suatu masyarakat. Hal ini merupakan kodrat selama manusia hidup didunia. Manusia akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh segala hal yang terjadi dan berlaku dalam masyarakatnya (Wahjono, 2010:7). Keberhasilan pembangunan nasional telah dirasakan oleh rakyat dengan meningkatnya kesejahteraan pada umumnya. Karena pentingnya sistem jaminan sosial maka setiap negara, program ini selalu menjadi unsur strategis dari kebijakan sosial- ekonomi pemerintah. Menurut Soerjono Soekanto , bahwa suatu proses pembangunan biasanya dikaitkan dengan pandangan yang optimis, yang berwujud dalam usaha-usaha

Upload: nguyennhu

Post on 30-Apr-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/38964/2/BAB I.pdf · A. Latar Belakang. Kesejahteraan masyarakat pekerja termasuk satu strategi yang mampu

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesejahteraan masyarakat pekerja termasuk satu strategi yang mampu

meningkatkan partisipasi para pekerja dalam usaha seorang pemilik usaha untuk

meningkatkan jaminan kepada para tenaga kerjanya. Selain itu untuk mempertahankan

karyawan agar tidak pindah ke perusahaan lain, dan untuk meningkatkan motivasi dan

semangat kerja para karyawan. kesejahteraan sangat berarti bagi para pekerja untuk

memenuhi kebutuhan – kebutuhan mereka beserta keluarga. Sekarang ini banyak

program kesejahteraan karyawan seperti Tunjangan, Beban kerja dan kompensasi yang

jelas, Asuransi Kesehatan, Perencanaan Karier, Pemberian Kredit, kenyamanan dan

keselamatan kerja, Perencanaan Hari Tua. Kesejahteraan merujuk ke keadaan yang

baik, kondisi manusia di mana orang-orangnya dalam keadaan makmur, dalam keadaan

sehat dan damai, tetapi dalam kebijakan sosial, kesejahteraan sosial menunjuk ke

jangkauan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Ini adalah istilah yang

digunakan dalam ide negara sejahtera.

Manusia sebagai individu, niscaya hidup dalam suatu masyarakat. Hal ini

merupakan kodrat selama manusia hidup didunia. Manusia akan mempengaruhi dan

dipengaruhi oleh segala hal yang terjadi dan berlaku dalam masyarakatnya (Wahjono,

2010:7). Keberhasilan pembangunan nasional telah dirasakan oleh rakyat dengan

meningkatnya kesejahteraan pada umumnya. Karena pentingnya sistem jaminan sosial

maka setiap negara, program ini selalu menjadi unsur strategis dari kebijakan sosial-

ekonomi pemerintah. Menurut Soerjono Soekanto , bahwa suatu proses pembangunan

biasanya dikaitkan dengan pandangan yang optimis, yang berwujud dalam usaha-usaha

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/38964/2/BAB I.pdf · A. Latar Belakang. Kesejahteraan masyarakat pekerja termasuk satu strategi yang mampu

2

untuk mencapai taraf kehidupan yang lebih daripada apa yang teah dicapai

(Abdulsyani, 2012:207).

Pemerintah lebih mengupayakan pada pelaksanaan program jaminan sosial

untuk memberikan kesejahteraan kepada para pekerja. Seperti BPJS Ketenagakerjaan

Cabang Kota Malang telah memberikan jaminan sosial kepada para pekerja di Kota

Malang yang terdaftar dalam program-program jaminan sosial. Program-program

jaminan sosial tenaga kerja hanya akan dapat berjalan dengan baik jika pengusaha

mematuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial

(Sulastomo, 2008:78).

Bentuk negara kesejahteraan awalnya diwujudkan dengan pencapaian

kesejahteraan sosial melalui prinsip kebersamaan untuk mewujudkan rasa aman,

sepanjang kehidupan manusia, dari saat dilahirkan sampai meninggal dunia yang

kemudian disebut dengan sistem jaminan sosial. Yang kini telah memiliki UU No.

40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. UU itu merupakan UU “payung”

yang akan melandasi segenap penyelenggaraan program jaminan sosial di Indonesia.

Tujuan diterbitkannya UU ini adalah untuk mempercepat cakupan kepesertaan serta

kualitas manfaat sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat indonesia, sesuai dengan

amanat konstitusi. Berdasarkan jenis-jenis program jaminan sosial, program jaminan

sosial dapat bersifat jangka pendek dan jangka panjang. Seperti halnya yang dimaksud

dengan jangka pendek adalah program Jaminan Kecelakaan Kerja sedangkan Jangka

Pendek adalah Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pensiun.

Program BPJS Ketenagakerjaan ada empat jaminan yaitu, Jaminan Kecelakaan

Kerja, Jaminan Pensiun, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua. Dan mempunyai empat

kepesertaan yaitu Penerima Upah, Bukan Penerima Upah, Jasa Konstruksi dan Pekerja

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/38964/2/BAB I.pdf · A. Latar Belakang. Kesejahteraan masyarakat pekerja termasuk satu strategi yang mampu

3

Migran. Masing-masing jaminan tersebut memiliki upaya untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakatnya dengan manfaat yang berbeda-beda. Jaminan Kecelakaan

Kerja adalah jaminan yang memberikan perlindungan atas risiko-risiko kecelakaan

yang terjadi dalam hubungaan kerja, termasuk kecelakaan yang terjadi dalam

perjalanan dari rumah atau menuju tempat kerja atau sebaliknya dan penyakit yang

disebabkan oleh lingkungan kerja. Jaminan Pensiun adalah jaminan sosial yang

bertujuan untuk mempertahankan derajat kehidupan yang layak bagi peserta atau ahli

warisnya dengan memberikan penghasilan setelah peserta memasuki usia pensiun,

mengalami cacat total atau meninggal dunia. Jaminan Kematian adalah memberikan

uang tunai yang diberikan kepada ahli waris ketika peserta meninggal dunia bukan

akibat kecelakaan kerja. Dan jaminan Hari Tua adalah program penghimpnan dana

yang ditujukan sebagai simpanan yang dapat dipergunakan oleh peserta, treutama bila

berbagai sebab seperti, cacat total tetap, telah mencapai usia 56 tahun, meninggal dunia

atau berhenti bekerja dikarenak terkena PHK.

Pada dasarnya kesejahteraan para pekerjaa ini tergantung kesadaran para

pemilik usaha untuk ingin bekerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan. Berdasarkan

hal tersebut penulis melakukan penelitian di kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang

Kota Malang yang memiliki program untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

pekerja. Sehingga penulis ingin melakukan sebuah penelitian dengan judul “Program

BPJS Ketenagakerjaan Dalam Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Pekerja”.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/38964/2/BAB I.pdf · A. Latar Belakang. Kesejahteraan masyarakat pekerja termasuk satu strategi yang mampu

4

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana bentuk program BPJS Ketenagakerjaan dalam upaya

meningkatkan kesejahteraan masyarakat pekerja ?

2. Bagaimana pelayanan yang diberikan BPJS Ketenagakerjaan dalam upaya

meningkatkan kesejahteraan masyarakat pekerja ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditentukan, maka tujuan yang

hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana bentuk program BPJS Ketenagakerjaan

dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat pekerja.

2. Untuk mengetahui pelayanan yang diberikan oleh BPJS Ketenagakerjaan

dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat pekerja

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dari penelitian ini terbagi menjadi 2 bagian yaitu manfaat teoritis

dan manfaat praktis :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan

kajian sosiologi organisasi yang berkaitan dengan program BPJS Ketenagakerjaan

dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat pekerja.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang

terkait dalam penelitian ini, di antaranya:

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/38964/2/BAB I.pdf · A. Latar Belakang. Kesejahteraan masyarakat pekerja termasuk satu strategi yang mampu

5

a. Bagi Jurusan Sosiologi

Diharapkan dengan adanya penelitian ini nantinya bisa menjadi referensi dan

memberi sumbangsih serta masukan bagi mahasiswa/i khusus nya dalam

penelitian program BPJS Ketenagakerjaan dalam upaya meningkatkan

kesejahteraan masyarakat pekerja

b. Bagi BPJS Ketenagakerjaan Cabang Kota Malang

Diharapkan dengan adanya penelitian ini bisa berguna dan bermanfaat dan

memajukan program yang ada di BPJS Ketenagakerjaan, bahwa program BPJS

Ketenagakerjaan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pekerja.

E. Definisi Konsep

a. Program BPJS Ketenagakerjaan

Tujuan negara ini didirikan termaktub dalam alinea keempat pembukaan UUD

1945, yang berbunyi “melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah

darah indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan

kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan

kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial” (Sulastomo, 2008:15).

Jaminan sosial sudah dikenal di Indonesia sudah lama. Pemerintah Hindia

Belanda pada tahun 1936 telah memberi jaminan untuk pekerja pemerintah Hindia

Belanda. Jaminan Sosial terus berkembang sampai Indonesia merdeka di tahun

1945. Pada tahun 1968, pemerintah mengganti jaminan untuk pegawai negeri dan

penerima pensiun (Sulastomo, 2008:16).

Undang-Undang No.40 tahun 2004, tentang SJSN dikatakan bahwa SJSN

merupakan bentuk pelrindungan sosial untuk menjamin agar dapat memenuhi

kebutuhan hidup yang layak menuju kesejahteraan sosial yang berkeadilan untuk

rakyat indonesia. Secara garis besar UU No. 40 tahun 2004, dirancang untuk :

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/38964/2/BAB I.pdf · A. Latar Belakang. Kesejahteraan masyarakat pekerja termasuk satu strategi yang mampu

6

a. Memenuhi amanat UUD 1945, Khususya pasal 34 ayat 2 “Negara

mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan

masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan

b. Meningkatkan jumlah peserta program jaminan sosial di Indonesia yang

disebabkan karena sejauh ini, peserta program jaminan sosial di Indonesia

masih sangat rendah

c. Meningkatkan cakupan manfaat yang dapat dinikmati oleh peserta program

jaminan sosial. Hal ini disebabkan karena manfaat program jaminan sosial

belum dapat sepenuhnya dinikmati oleh sebagian besar rakyat Indonesia.

d. Meningkatkan kualitas manfaat yang dapat dinikmati oleh peserta program

jaminan sosial, agar dapat memnuhi kebutuhan dasar hidup yang layak

e. Terselenggaranya keadilan sosial, dalam penyelenggaraan program jaminan

sosial bagi seluruh masyarakat Indonesia sehingga diharapkan terselenggara

penyelenggaraam program jaminan sosial yang terpadu

f. Terselenggaranya prinsip penyelenggaraan program jaminan sosial sesuai

dengan prinsip universal yang dikenal.

g. Dilaksanakan secara bertahap, baik dari aspek jenis program maupun

kepesertaan dengan memerhatikan kelayakan program

Pada hakikatnya program jaminan sosial tenaga kerja dimaksudkan untuk

memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga

sebagai pengganti sebagian atau seluruhnya penghasilan yang hilang. Di samping

itu, program jaminan sosial tenaga kerja mempunyai beberapa aspek antara lain :

1. Memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal

bagi tenaga kerja beserta keluarganya

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/38964/2/BAB I.pdf · A. Latar Belakang. Kesejahteraan masyarakat pekerja termasuk satu strategi yang mampu

7

2. Merupakan penghargaan kepada tenaga kerja yang telah menyumbangkan

tenaga dan pikirannya kepada perusaahn tempatnya bekerja (Wijayanti,

2009:122).

Dalam UU No 40/2004, jenis program jaminan sosial ketenagakerjaan yang

diselenggarakan meliputi :

1. Jaminan Kecelakaan Kerja

Diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial.

Tujuannya adalah agar peserta memperoleh manfaat pelayanan kesehatan dan

santunan uang tunai apabila seorang pekerja mengalami kecelakaan kerja atau

menderita penyakit akibat kerja. (Sulastomo, 2008:25).

2. Jaminan Kematian

Jaminan kematian diselenggarakan secara nasional berdasarkan prisip

asuransi sosial. Tujuannya adalah untuk memberi santunan kematian yang

dibayarkan kepada ahli waris peserta yang meninggal dunia (Sulastomo,

2008:29).

3. Jaminan Pensiun

Jaminan pensiun diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip

asuransi sosial atau tabungan wajib. Tujuan program ini adalah

mempertahankan dearajat kehidupan yang layak pada saat peserta kehilangan

atau berkurangnya penghasilannya karena memasuki usia pensiun atau

mengalami cacat total tetap (Sulastomo, 2008:27).

4. Jaminan Hari Tua

Jaminan hari tua sudah diselenggarakan dengan cara nasional menurut

sistem asuransi sosial. Tujuan JHT adalah simpanan uang tunai peserta apabila

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/38964/2/BAB I.pdf · A. Latar Belakang. Kesejahteraan masyarakat pekerja termasuk satu strategi yang mampu

8

peserta memasuki masa pensiun, mengalami cacat total maupun meninggal

dunia. (Sulastomo, 2008:26).

b. BPJS Ketenagakerjaan

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan adalah badan

hukum publik yang bertanggung jawab kepada Presiden dan berfungsi

menyelenggarakan program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan

pensiun dan jaminan kematian. Pada 1 Januari 2014. Pemerintah mengubah PT

Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan atas perintah UU BPJS. Dengan

transformasi tersebut seluruh kegiatan dan program-program dari PT Jamsostek

dialihkan ke BPJS Ketenagakerjaan sehingga tidak perlu lagi melakukan

pendaftaran ulang bagi peserta Jamsostek.

c. Tenaga Kerja

Tenaga kerja didefinisikan sebagai penduduk berumur 15 tahun atau lebih. Dan

indonesia tidak menganut batas usia maksimum. Hanya sebagian kecil penduduk

Indonesia yang menerima tunjangan di hari tua, yatu pegawai negeri dan sebagian

kecil pegawai swasta. Tenaga kerja itu sendiri, terdiri dari angkatan kerja dan bukan

angkatan kerja (Handoyo, 2008:8).

Tenaga kerja menurut Payaman Simanjuntak dalam undang-undang yang baru

tentang ketenagakerjaan adalah setiap orang, yang mampu melakukan pekerjaan

guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri

maupun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam UUK, tenaga kerja

didefinisikan sebagai pekerja ditambah pencari kerja, yang di dalam buku-buku teks

dikenal dengan istilah angkatan kerja (Simanjuntak, 2003:12).

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/38964/2/BAB I.pdf · A. Latar Belakang. Kesejahteraan masyarakat pekerja termasuk satu strategi yang mampu

9

F. Metode Penelitian

a. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif lebih

berdasarkan pada filsafat fenomenologis yang mengutamakan penghayatan

(verstehen). Pendekatan kualitatif berusaha memahami dan menafsirkan makna

suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia dalam situasi tertentu menurut

perspektif peneliti sendiri. Responden dalam Pendekatan kualitatif berkembang

terus (snowball) secara bertujuan (purposive) sampai data yang dikumpulkan

dianggap memuaskan. Alat pengumpul data dalam pendekatan kualitatif adalah

sipeneliti sendiri. Jadi, peneliti merupakan key instrument, dalam mengumpulkan

data, si peneliti harus terjun ke lapangan secara aktif. Teknik pengumpulan data

yang sering digunakan adalah observasi partisipasi, wawancara dan dokumentasi

(Usman & Akbar, 2008:78-79).

b. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif

adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya untuk menyajikan gambaran

lengkap mengenai setting sosial atau dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi

mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan

sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti antara

fenomena yang diuji.

Penelitian ini telah memiliki definisi jelas tentang subjek penelitian dan akan

menggunakan pertanyaan who dalam menggali informasi yang digunakan. Dapat

dinyatakan penelitian kualitatif secara sederhana adalah meneliti informan sebagai

subjek dalam lingkungan kesehariannya. maka, peneliti kualitatif sebisa mungkin

untuk berinteraksi secara dekat dengan informan, mengenal secara dekat

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/38964/2/BAB I.pdf · A. Latar Belakang. Kesejahteraan masyarakat pekerja termasuk satu strategi yang mampu

10

duniakehidupan mereka, mengamati dan mengikuti alur kehidupannya informan

secara apa adanya (Idrus, 2009:23-24).

c. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di BPJS Ketenagakerjaan Cabang Kota Malang

sebagai instansi yang memiliki program tersebut. beralamat di Jalan Dr. Sutomo No

1 Kota Malang. Alasan mendasar memilih lokasi penelitian di lakukan di BPJS

Ketenagakerjaan Cabang Kota Malang karena Kantor atau instansi tersebut

memiliki program untuk meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat pekerja

mulai dari Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Pensiun dan

Jaminan Hari Tua.

d. Teknik Penentuan Subjek

Teknik penentuan subjek yang dilakukan oleh penulis adalah teknik sampling

bertujuan (Purposive Sampling). Teknik ini berguna jika aggota sampel yang

ditentukan secara khusus berdasarkan tujuan penelitiannya. Teknik ini mempunyai

keuntungan yang mudah, murah, serta relevan sesuai dengan tujuan penelitinya

(Usman & Akbar, 2008: 45-46)

Subjek dalam penelitian ini yang dipilih sebagai informan adalah para karyawan

BPJS Ketenagakerjaan Cabang Malang terutama di dalam bidang :

a. Ketua Bidang Pelayanan

b. Sekretaris

c. Marketing Officer (2 Orang)

d. Relationship Officer

e. Customer Service Office (2 Orang)

f. Peserta ( 3 Orang )

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/38964/2/BAB I.pdf · A. Latar Belakang. Kesejahteraan masyarakat pekerja termasuk satu strategi yang mampu

11

G. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi ialah pengamatan dan pencatatan sistematis terhadap gejala-gejala

yang diteliti. Observasi menjadi salah satu teknik pengumpulan data apabila sesuai

dengan tujuan penelitian, direncanakan dan dicatat secara sistematis, serta dapat

dikontrol keandalan (reliabilitas) dan kesahihannya (validitasnya).

Dalam observasi diperlukan ingatan terhadap observasi yang telah dilakukan

sebelumnya. Namun, manusia mempunyai sifat pelupa. Untuk mengatasi hal

tersebut, maka diperlukan catatan-catatan (check-list) lebih banyak melibatkan

pengamata, memusatkan perhatian pada data-data relevan mengklasifikasikan

gejala dalam kelompok yang tepat, menambah bahan persepsi tentang objek yang

diamati.

Jenis-jenis teknik observasi :

1. Partisipasi : jika observer terlibat langsung secara aktif dalam objek yang

diteliti. Keadaan yang sebaliknya disebut nonobservasi partisipasi.

Sedangkan kehadiran observer yang berpura-pura disebut observasi

partisipasi.

2. Sistematis : observasi telah dipilih lebih dahulu kerangkanya. Kerangka

yang sistematis memuat faktor yang akan diobservasi menurut kategori.

3. Eksperimental : obsevasi dilakukan pada situasi yang telah disiapkan untuk

meneliti sesuatu yang dicoba.

Observasi mempunyai keuntungan yaitu sebagai alat langsung yang bisa

meneliti gejala observee yang sibuk dan lebih senang diteliti melewati observasi

daripada diberi angket atau mengandakan tanya-jawab, yang mungkin akan ada

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/38964/2/BAB I.pdf · A. Latar Belakang. Kesejahteraan masyarakat pekerja termasuk satu strategi yang mampu

12

pencatatan serempak pada berbagai gejala. Karena dibantu oleh observer lain atau

dibantu oleh alat lain. Tidak bergantung pada self-report.

Obsevasi mempunyai kelemahan yang tidak dapat diobservasi seperti rahasia

pribadi observee. Observee yang merupakan objek penelitian cenderung untuk

memberi kesan yang menyenangkan observer. Kejadian tidak bisa diramalkan,

sehingga membutuhkan waktu yang relatif cukup lama, tugas yang akan tergangggu

oleh observer adalah kejadian yang tidak terduga, contohnya hujan dan kebakaran

dan hal yang tak terduga lain (Usman &Akbar, 2008:53-55). Observasi ini dilakukan

peneliti di Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Kota Malang untuk melihat

bagaimana Peran Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan Cabang Kota Malang dalam

mensejahterahkan masyarakat disaat para pekerja terkena PHK ataupun karena cacat

total

b. Wawancara

Wawancara ialah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung.

Pewawancara disebut interviewer, sedangkan orang yang diwawancarai disebut

interviewee. Jenis wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah wawancara tidak

terpimpin, wawancara tidak terpimpin adalah wawancara yang tidak terarah.

Kelemahannya ialah tidak efisien waktu, biaya dan tenaga. Keuntungannya adalah

cocok untuk penelitian pendahuluan, tidak memerlukan ketrampilan bertanya dan

dapat memelihara kewajaran suasana.

Kelemahan dalam wawancara adalah harus pandai bicara dengan jelas dan

benar, orang bisu tidak dapat diwawancarai, waktu, biaya dan tenaga tidak efisien,

sangat tergatung kepada kesediaan interviewee. Proses wawancara sangat mudah

dipengaruhi oleh keadaan, untuk objek yang luas diperlukan interviewer yang

banyak.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/38964/2/BAB I.pdf · A. Latar Belakang. Kesejahteraan masyarakat pekerja termasuk satu strategi yang mampu

13

Keuntungan wawancara adalah sebagai salah satu teknik terbaik untuk

mendapatkan data probadi, tidak terbatas pada tingkat pendidikan, asalkan

responden dapat berbicara dengan baik saja dapat dijadikan pelengkap teknik

pengumpulan data lainnya, sebagai penguji terhadap data-data yang didapat dengan

teknik pengumpulan data lainnya (Usman & Akbar, 2008:56-57).

c. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi adalah pengambilan data yang

diperoleh melalui dokumen-dokumen. Keuntungan menggunakan dokumentasi

adalah biayanya relatif murah, waktu dan tenaga lebih efisien. Sedangkan

kelemahannya ialah data yang diambil dari dokumen cenderung sudah lama dan

kalau ada yang salah cetak, maka peneliti iku salah pula mengambil datanya

(Usman & Akbar, 2008:69).

Dalam penelitian ini, data-data yang berkaitan dengan dokumentasi diperoleh

dari hasil foto, rekaman suara, video yang didapatkan dari subyek penelitian saat

berlangsungnya penelitian. Dimana subyek penelitian merupakan informan yang

menangani program Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pensiun

H. Teknik Analisis Data

Dalam membahas mengenai analisis data dalam penelitian kualitatif. Huberman

dan Miles mengajukan model analisis data yang disebutnya sebagai model interaktif.

Model interaktif ini terdiri dari tiga hal utama yaitu Reduksi Data, Penyajian data dan

Penarikan kesimpulan atau verifikasi. Ketiga kegiatan tersebut merupakan kegiatan

yang jalin-menjalin pada saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam

bentuk yang sejajar untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis (Miles

dan Hubermaan, 1992).

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/38964/2/BAB I.pdf · A. Latar Belakang. Kesejahteraan masyarakat pekerja termasuk satu strategi yang mampu

14

a. Pengumpulan Data

Pada tahap ini peneliti melakukan proses pengumpulan data dengan

menggunakan teknik pengumpulan data yang telah ditentukan sejak awal.

Proses pengumpulan data sebagaimana diungkap di muka harus melibatkan

informan, aktivitas, latar, atau konteks terjadinya peristiwa. Sebagai “alat

pengumpul data” (konsep human instrumenr), peneliti harus pandai-pandai

mengelola waktu yang dimiliki, menampilkan diri dan bergaul di tengah-tengah

masyarakat yang dijadikan subjek penelitiannya.

Data penelitian kualitatif bukan hanya sekedar terkait dengan kata-kata,

tetapi sesungguhnya yang dimaksud dengan data dalam penelitian kualitatif

adalah segala sesuatu yang diperoleh dari yang dilihat, didengar dan diamati.

Dengan demikian, data dapat berupa catatan lapangan sebagai hasil amatan,

deskripsi wawancara, catatan harian atau pribadi, foto, pengalaman pribadi,

jurnal, cerita sejarah, riwayat hidup, surat-surat, agenda, atribut seseorang,

simbol-simbol yang melekat dan dimiliki dan banyak hal lain sebagai hasil

amatan dan pendengaran (Idrus, 2009:148-149).

b. Reduksi Data

Reduksi data bisa diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan

perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar

yang muncul dari catatan-catatan tertulis yang diperoleh dari lapangan. Reduksi

data berlangsung secara menerus sejalan pelaksanaan penelitian berlangsung.

Reduksi data mempunyai tahapan sendiri yang merupakan bagian kegiatan

analisis sehingga pilihan peneliti mengenai bagian data mana yang dikode

maupun dibuang, pola mana yang diringkas sejumlah pada bagian tersebut,

cerita apa yang berkembang merupakan pilihan analitis.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/38964/2/BAB I.pdf · A. Latar Belakang. Kesejahteraan masyarakat pekerja termasuk satu strategi yang mampu

15

Bagi peneliti kualitatif, kegiatan reduksi data menjadi sangat penting

karena yang bersangkutan dapat mulai memilah dan memilih data mana dan

data dari siapa yang harus lebih dipertajam. Selanjutnya, datatersebut dapat

dimasukkan dalam kelompok tertentu sehingga menjadi jembatan bagi dirinya

untuk membuat tema-tema dalam laporan penelitiannya (Idrus, 2009:150-151).

c. Display Data

Langkah berikutnya setelah proses reduksi data berlangsung adalah

penyajian data, yang dimaknai oleh Miles dan Huberman (1992) sebagai

sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan

kesimpulan dan pengambilan tindakan. Kegiatan reduksi data dan proses

penyajian data adalah aktivitas-aktivitas yang terkait langsung dengan proses

analisis data model interaktif (Idrus, 2009:151).

d. Verifikasi dan Penarikan Kesimpulan

Tahap akhir proses pengumpulan data adalah verifikasi dan penarikan

kesimpulan, yang dimaknai sebagai penarikan arti data yang telah ditampilkan.

Miles dan Huberman (1992) menyatakan bahwa dari permulaan pengumpulan

data, seorang penganalisis kualitatif mulai mencari arti benda-benda, mencatat

keteraturan,pola-pola penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin ada,

alur sebab-akibat dan proposisi. Dalam kegiatan penelitian kualitatif ini,

penarikan kesimpulan dapat saja berlangsung saat proses pengumpulan data

berlangsung, baru kemudian dilakukan reduksi dan penyajian data. Hanya saja

ini perlu disadari bahwa kesimpulan yang dibuat itu bukan sebagai sebuah

kesimpulan final. Hal ini karena setelah proses penyimpulan tersebut, peneliti

dapat saja melakukan verifikasi hasil temuan ini kembali dilapangan. Dengan

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/38964/2/BAB I.pdf · A. Latar Belakang. Kesejahteraan masyarakat pekerja termasuk satu strategi yang mampu

16

begitu, kesimpulan yang diambil dapat sebagai pemicu peneliti untuk lebih

memperdalam lagi proses observasi dan wawancaranya (Idrus, 2009:151).

e. Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari

konsep kesahihan (validitas) dan keandalan (reliabilitas) menurut versi

“posotivisme” dan disesuaikan dengan tuntutan pengetahuan, kriteria dan

paradigmanya sendiri. Untuk menentukan keabsahan data diperlukan teknik

pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang

digunakan, yait derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (tranferability),

kebergantungan (dependabiity) dan kepastian (confirmability) (Moleong,

2000:171-173).

Dalam penelitian ini untuk mendapatkan keabsahan data dilakukan dengan

triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau

sebagian pembanding terhadap data itu. Dalam memenuhi keabsahan data

penelitian ini salah satunya dilakukan dengan cara triangulasi yang menggunakan

sumber dan metode.

Triangulasi sumber adalah membandingkan dan mengecek balik derajat

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda

dalam metode kualitatif (Moleong, 2000:178).