bab i pendahuluan a. latar belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/38964/2/bab i.pdf · a....
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesejahteraan masyarakat pekerja termasuk satu strategi yang mampu
meningkatkan partisipasi para pekerja dalam usaha seorang pemilik usaha untuk
meningkatkan jaminan kepada para tenaga kerjanya. Selain itu untuk mempertahankan
karyawan agar tidak pindah ke perusahaan lain, dan untuk meningkatkan motivasi dan
semangat kerja para karyawan. kesejahteraan sangat berarti bagi para pekerja untuk
memenuhi kebutuhan – kebutuhan mereka beserta keluarga. Sekarang ini banyak
program kesejahteraan karyawan seperti Tunjangan, Beban kerja dan kompensasi yang
jelas, Asuransi Kesehatan, Perencanaan Karier, Pemberian Kredit, kenyamanan dan
keselamatan kerja, Perencanaan Hari Tua. Kesejahteraan merujuk ke keadaan yang
baik, kondisi manusia di mana orang-orangnya dalam keadaan makmur, dalam keadaan
sehat dan damai, tetapi dalam kebijakan sosial, kesejahteraan sosial menunjuk ke
jangkauan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Ini adalah istilah yang
digunakan dalam ide negara sejahtera.
Manusia sebagai individu, niscaya hidup dalam suatu masyarakat. Hal ini
merupakan kodrat selama manusia hidup didunia. Manusia akan mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh segala hal yang terjadi dan berlaku dalam masyarakatnya (Wahjono,
2010:7). Keberhasilan pembangunan nasional telah dirasakan oleh rakyat dengan
meningkatnya kesejahteraan pada umumnya. Karena pentingnya sistem jaminan sosial
maka setiap negara, program ini selalu menjadi unsur strategis dari kebijakan sosial-
ekonomi pemerintah. Menurut Soerjono Soekanto , bahwa suatu proses pembangunan
biasanya dikaitkan dengan pandangan yang optimis, yang berwujud dalam usaha-usaha
2
untuk mencapai taraf kehidupan yang lebih daripada apa yang teah dicapai
(Abdulsyani, 2012:207).
Pemerintah lebih mengupayakan pada pelaksanaan program jaminan sosial
untuk memberikan kesejahteraan kepada para pekerja. Seperti BPJS Ketenagakerjaan
Cabang Kota Malang telah memberikan jaminan sosial kepada para pekerja di Kota
Malang yang terdaftar dalam program-program jaminan sosial. Program-program
jaminan sosial tenaga kerja hanya akan dapat berjalan dengan baik jika pengusaha
mematuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial
(Sulastomo, 2008:78).
Bentuk negara kesejahteraan awalnya diwujudkan dengan pencapaian
kesejahteraan sosial melalui prinsip kebersamaan untuk mewujudkan rasa aman,
sepanjang kehidupan manusia, dari saat dilahirkan sampai meninggal dunia yang
kemudian disebut dengan sistem jaminan sosial. Yang kini telah memiliki UU No.
40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. UU itu merupakan UU “payung”
yang akan melandasi segenap penyelenggaraan program jaminan sosial di Indonesia.
Tujuan diterbitkannya UU ini adalah untuk mempercepat cakupan kepesertaan serta
kualitas manfaat sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat indonesia, sesuai dengan
amanat konstitusi. Berdasarkan jenis-jenis program jaminan sosial, program jaminan
sosial dapat bersifat jangka pendek dan jangka panjang. Seperti halnya yang dimaksud
dengan jangka pendek adalah program Jaminan Kecelakaan Kerja sedangkan Jangka
Pendek adalah Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pensiun.
Program BPJS Ketenagakerjaan ada empat jaminan yaitu, Jaminan Kecelakaan
Kerja, Jaminan Pensiun, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua. Dan mempunyai empat
kepesertaan yaitu Penerima Upah, Bukan Penerima Upah, Jasa Konstruksi dan Pekerja
3
Migran. Masing-masing jaminan tersebut memiliki upaya untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakatnya dengan manfaat yang berbeda-beda. Jaminan Kecelakaan
Kerja adalah jaminan yang memberikan perlindungan atas risiko-risiko kecelakaan
yang terjadi dalam hubungaan kerja, termasuk kecelakaan yang terjadi dalam
perjalanan dari rumah atau menuju tempat kerja atau sebaliknya dan penyakit yang
disebabkan oleh lingkungan kerja. Jaminan Pensiun adalah jaminan sosial yang
bertujuan untuk mempertahankan derajat kehidupan yang layak bagi peserta atau ahli
warisnya dengan memberikan penghasilan setelah peserta memasuki usia pensiun,
mengalami cacat total atau meninggal dunia. Jaminan Kematian adalah memberikan
uang tunai yang diberikan kepada ahli waris ketika peserta meninggal dunia bukan
akibat kecelakaan kerja. Dan jaminan Hari Tua adalah program penghimpnan dana
yang ditujukan sebagai simpanan yang dapat dipergunakan oleh peserta, treutama bila
berbagai sebab seperti, cacat total tetap, telah mencapai usia 56 tahun, meninggal dunia
atau berhenti bekerja dikarenak terkena PHK.
Pada dasarnya kesejahteraan para pekerjaa ini tergantung kesadaran para
pemilik usaha untuk ingin bekerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan. Berdasarkan
hal tersebut penulis melakukan penelitian di kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang
Kota Malang yang memiliki program untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
pekerja. Sehingga penulis ingin melakukan sebuah penelitian dengan judul “Program
BPJS Ketenagakerjaan Dalam Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Pekerja”.
4
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana bentuk program BPJS Ketenagakerjaan dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan masyarakat pekerja ?
2. Bagaimana pelayanan yang diberikan BPJS Ketenagakerjaan dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan masyarakat pekerja ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditentukan, maka tujuan yang
hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana bentuk program BPJS Ketenagakerjaan
dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat pekerja.
2. Untuk mengetahui pelayanan yang diberikan oleh BPJS Ketenagakerjaan
dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat pekerja
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dari penelitian ini terbagi menjadi 2 bagian yaitu manfaat teoritis
dan manfaat praktis :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan
kajian sosiologi organisasi yang berkaitan dengan program BPJS Ketenagakerjaan
dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat pekerja.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang
terkait dalam penelitian ini, di antaranya:
5
a. Bagi Jurusan Sosiologi
Diharapkan dengan adanya penelitian ini nantinya bisa menjadi referensi dan
memberi sumbangsih serta masukan bagi mahasiswa/i khusus nya dalam
penelitian program BPJS Ketenagakerjaan dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan masyarakat pekerja
b. Bagi BPJS Ketenagakerjaan Cabang Kota Malang
Diharapkan dengan adanya penelitian ini bisa berguna dan bermanfaat dan
memajukan program yang ada di BPJS Ketenagakerjaan, bahwa program BPJS
Ketenagakerjaan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pekerja.
E. Definisi Konsep
a. Program BPJS Ketenagakerjaan
Tujuan negara ini didirikan termaktub dalam alinea keempat pembukaan UUD
1945, yang berbunyi “melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah
darah indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial” (Sulastomo, 2008:15).
Jaminan sosial sudah dikenal di Indonesia sudah lama. Pemerintah Hindia
Belanda pada tahun 1936 telah memberi jaminan untuk pekerja pemerintah Hindia
Belanda. Jaminan Sosial terus berkembang sampai Indonesia merdeka di tahun
1945. Pada tahun 1968, pemerintah mengganti jaminan untuk pegawai negeri dan
penerima pensiun (Sulastomo, 2008:16).
Undang-Undang No.40 tahun 2004, tentang SJSN dikatakan bahwa SJSN
merupakan bentuk pelrindungan sosial untuk menjamin agar dapat memenuhi
kebutuhan hidup yang layak menuju kesejahteraan sosial yang berkeadilan untuk
rakyat indonesia. Secara garis besar UU No. 40 tahun 2004, dirancang untuk :
6
a. Memenuhi amanat UUD 1945, Khususya pasal 34 ayat 2 “Negara
mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan
masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan
b. Meningkatkan jumlah peserta program jaminan sosial di Indonesia yang
disebabkan karena sejauh ini, peserta program jaminan sosial di Indonesia
masih sangat rendah
c. Meningkatkan cakupan manfaat yang dapat dinikmati oleh peserta program
jaminan sosial. Hal ini disebabkan karena manfaat program jaminan sosial
belum dapat sepenuhnya dinikmati oleh sebagian besar rakyat Indonesia.
d. Meningkatkan kualitas manfaat yang dapat dinikmati oleh peserta program
jaminan sosial, agar dapat memnuhi kebutuhan dasar hidup yang layak
e. Terselenggaranya keadilan sosial, dalam penyelenggaraan program jaminan
sosial bagi seluruh masyarakat Indonesia sehingga diharapkan terselenggara
penyelenggaraam program jaminan sosial yang terpadu
f. Terselenggaranya prinsip penyelenggaraan program jaminan sosial sesuai
dengan prinsip universal yang dikenal.
g. Dilaksanakan secara bertahap, baik dari aspek jenis program maupun
kepesertaan dengan memerhatikan kelayakan program
Pada hakikatnya program jaminan sosial tenaga kerja dimaksudkan untuk
memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga
sebagai pengganti sebagian atau seluruhnya penghasilan yang hilang. Di samping
itu, program jaminan sosial tenaga kerja mempunyai beberapa aspek antara lain :
1. Memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal
bagi tenaga kerja beserta keluarganya
7
2. Merupakan penghargaan kepada tenaga kerja yang telah menyumbangkan
tenaga dan pikirannya kepada perusaahn tempatnya bekerja (Wijayanti,
2009:122).
Dalam UU No 40/2004, jenis program jaminan sosial ketenagakerjaan yang
diselenggarakan meliputi :
1. Jaminan Kecelakaan Kerja
Diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial.
Tujuannya adalah agar peserta memperoleh manfaat pelayanan kesehatan dan
santunan uang tunai apabila seorang pekerja mengalami kecelakaan kerja atau
menderita penyakit akibat kerja. (Sulastomo, 2008:25).
2. Jaminan Kematian
Jaminan kematian diselenggarakan secara nasional berdasarkan prisip
asuransi sosial. Tujuannya adalah untuk memberi santunan kematian yang
dibayarkan kepada ahli waris peserta yang meninggal dunia (Sulastomo,
2008:29).
3. Jaminan Pensiun
Jaminan pensiun diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip
asuransi sosial atau tabungan wajib. Tujuan program ini adalah
mempertahankan dearajat kehidupan yang layak pada saat peserta kehilangan
atau berkurangnya penghasilannya karena memasuki usia pensiun atau
mengalami cacat total tetap (Sulastomo, 2008:27).
4. Jaminan Hari Tua
Jaminan hari tua sudah diselenggarakan dengan cara nasional menurut
sistem asuransi sosial. Tujuan JHT adalah simpanan uang tunai peserta apabila
8
peserta memasuki masa pensiun, mengalami cacat total maupun meninggal
dunia. (Sulastomo, 2008:26).
b. BPJS Ketenagakerjaan
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan adalah badan
hukum publik yang bertanggung jawab kepada Presiden dan berfungsi
menyelenggarakan program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan
pensiun dan jaminan kematian. Pada 1 Januari 2014. Pemerintah mengubah PT
Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan atas perintah UU BPJS. Dengan
transformasi tersebut seluruh kegiatan dan program-program dari PT Jamsostek
dialihkan ke BPJS Ketenagakerjaan sehingga tidak perlu lagi melakukan
pendaftaran ulang bagi peserta Jamsostek.
c. Tenaga Kerja
Tenaga kerja didefinisikan sebagai penduduk berumur 15 tahun atau lebih. Dan
indonesia tidak menganut batas usia maksimum. Hanya sebagian kecil penduduk
Indonesia yang menerima tunjangan di hari tua, yatu pegawai negeri dan sebagian
kecil pegawai swasta. Tenaga kerja itu sendiri, terdiri dari angkatan kerja dan bukan
angkatan kerja (Handoyo, 2008:8).
Tenaga kerja menurut Payaman Simanjuntak dalam undang-undang yang baru
tentang ketenagakerjaan adalah setiap orang, yang mampu melakukan pekerjaan
guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam UUK, tenaga kerja
didefinisikan sebagai pekerja ditambah pencari kerja, yang di dalam buku-buku teks
dikenal dengan istilah angkatan kerja (Simanjuntak, 2003:12).
9
F. Metode Penelitian
a. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif lebih
berdasarkan pada filsafat fenomenologis yang mengutamakan penghayatan
(verstehen). Pendekatan kualitatif berusaha memahami dan menafsirkan makna
suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia dalam situasi tertentu menurut
perspektif peneliti sendiri. Responden dalam Pendekatan kualitatif berkembang
terus (snowball) secara bertujuan (purposive) sampai data yang dikumpulkan
dianggap memuaskan. Alat pengumpul data dalam pendekatan kualitatif adalah
sipeneliti sendiri. Jadi, peneliti merupakan key instrument, dalam mengumpulkan
data, si peneliti harus terjun ke lapangan secara aktif. Teknik pengumpulan data
yang sering digunakan adalah observasi partisipasi, wawancara dan dokumentasi
(Usman & Akbar, 2008:78-79).
b. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif
adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya untuk menyajikan gambaran
lengkap mengenai setting sosial atau dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi
mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan
sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti antara
fenomena yang diuji.
Penelitian ini telah memiliki definisi jelas tentang subjek penelitian dan akan
menggunakan pertanyaan who dalam menggali informasi yang digunakan. Dapat
dinyatakan penelitian kualitatif secara sederhana adalah meneliti informan sebagai
subjek dalam lingkungan kesehariannya. maka, peneliti kualitatif sebisa mungkin
untuk berinteraksi secara dekat dengan informan, mengenal secara dekat
10
duniakehidupan mereka, mengamati dan mengikuti alur kehidupannya informan
secara apa adanya (Idrus, 2009:23-24).
c. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di BPJS Ketenagakerjaan Cabang Kota Malang
sebagai instansi yang memiliki program tersebut. beralamat di Jalan Dr. Sutomo No
1 Kota Malang. Alasan mendasar memilih lokasi penelitian di lakukan di BPJS
Ketenagakerjaan Cabang Kota Malang karena Kantor atau instansi tersebut
memiliki program untuk meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat pekerja
mulai dari Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Pensiun dan
Jaminan Hari Tua.
d. Teknik Penentuan Subjek
Teknik penentuan subjek yang dilakukan oleh penulis adalah teknik sampling
bertujuan (Purposive Sampling). Teknik ini berguna jika aggota sampel yang
ditentukan secara khusus berdasarkan tujuan penelitiannya. Teknik ini mempunyai
keuntungan yang mudah, murah, serta relevan sesuai dengan tujuan penelitinya
(Usman & Akbar, 2008: 45-46)
Subjek dalam penelitian ini yang dipilih sebagai informan adalah para karyawan
BPJS Ketenagakerjaan Cabang Malang terutama di dalam bidang :
a. Ketua Bidang Pelayanan
b. Sekretaris
c. Marketing Officer (2 Orang)
d. Relationship Officer
e. Customer Service Office (2 Orang)
f. Peserta ( 3 Orang )
11
G. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi ialah pengamatan dan pencatatan sistematis terhadap gejala-gejala
yang diteliti. Observasi menjadi salah satu teknik pengumpulan data apabila sesuai
dengan tujuan penelitian, direncanakan dan dicatat secara sistematis, serta dapat
dikontrol keandalan (reliabilitas) dan kesahihannya (validitasnya).
Dalam observasi diperlukan ingatan terhadap observasi yang telah dilakukan
sebelumnya. Namun, manusia mempunyai sifat pelupa. Untuk mengatasi hal
tersebut, maka diperlukan catatan-catatan (check-list) lebih banyak melibatkan
pengamata, memusatkan perhatian pada data-data relevan mengklasifikasikan
gejala dalam kelompok yang tepat, menambah bahan persepsi tentang objek yang
diamati.
Jenis-jenis teknik observasi :
1. Partisipasi : jika observer terlibat langsung secara aktif dalam objek yang
diteliti. Keadaan yang sebaliknya disebut nonobservasi partisipasi.
Sedangkan kehadiran observer yang berpura-pura disebut observasi
partisipasi.
2. Sistematis : observasi telah dipilih lebih dahulu kerangkanya. Kerangka
yang sistematis memuat faktor yang akan diobservasi menurut kategori.
3. Eksperimental : obsevasi dilakukan pada situasi yang telah disiapkan untuk
meneliti sesuatu yang dicoba.
Observasi mempunyai keuntungan yaitu sebagai alat langsung yang bisa
meneliti gejala observee yang sibuk dan lebih senang diteliti melewati observasi
daripada diberi angket atau mengandakan tanya-jawab, yang mungkin akan ada
12
pencatatan serempak pada berbagai gejala. Karena dibantu oleh observer lain atau
dibantu oleh alat lain. Tidak bergantung pada self-report.
Obsevasi mempunyai kelemahan yang tidak dapat diobservasi seperti rahasia
pribadi observee. Observee yang merupakan objek penelitian cenderung untuk
memberi kesan yang menyenangkan observer. Kejadian tidak bisa diramalkan,
sehingga membutuhkan waktu yang relatif cukup lama, tugas yang akan tergangggu
oleh observer adalah kejadian yang tidak terduga, contohnya hujan dan kebakaran
dan hal yang tak terduga lain (Usman &Akbar, 2008:53-55). Observasi ini dilakukan
peneliti di Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Kota Malang untuk melihat
bagaimana Peran Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan Cabang Kota Malang dalam
mensejahterahkan masyarakat disaat para pekerja terkena PHK ataupun karena cacat
total
b. Wawancara
Wawancara ialah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung.
Pewawancara disebut interviewer, sedangkan orang yang diwawancarai disebut
interviewee. Jenis wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah wawancara tidak
terpimpin, wawancara tidak terpimpin adalah wawancara yang tidak terarah.
Kelemahannya ialah tidak efisien waktu, biaya dan tenaga. Keuntungannya adalah
cocok untuk penelitian pendahuluan, tidak memerlukan ketrampilan bertanya dan
dapat memelihara kewajaran suasana.
Kelemahan dalam wawancara adalah harus pandai bicara dengan jelas dan
benar, orang bisu tidak dapat diwawancarai, waktu, biaya dan tenaga tidak efisien,
sangat tergatung kepada kesediaan interviewee. Proses wawancara sangat mudah
dipengaruhi oleh keadaan, untuk objek yang luas diperlukan interviewer yang
banyak.
13
Keuntungan wawancara adalah sebagai salah satu teknik terbaik untuk
mendapatkan data probadi, tidak terbatas pada tingkat pendidikan, asalkan
responden dapat berbicara dengan baik saja dapat dijadikan pelengkap teknik
pengumpulan data lainnya, sebagai penguji terhadap data-data yang didapat dengan
teknik pengumpulan data lainnya (Usman & Akbar, 2008:56-57).
c. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi adalah pengambilan data yang
diperoleh melalui dokumen-dokumen. Keuntungan menggunakan dokumentasi
adalah biayanya relatif murah, waktu dan tenaga lebih efisien. Sedangkan
kelemahannya ialah data yang diambil dari dokumen cenderung sudah lama dan
kalau ada yang salah cetak, maka peneliti iku salah pula mengambil datanya
(Usman & Akbar, 2008:69).
Dalam penelitian ini, data-data yang berkaitan dengan dokumentasi diperoleh
dari hasil foto, rekaman suara, video yang didapatkan dari subyek penelitian saat
berlangsungnya penelitian. Dimana subyek penelitian merupakan informan yang
menangani program Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pensiun
H. Teknik Analisis Data
Dalam membahas mengenai analisis data dalam penelitian kualitatif. Huberman
dan Miles mengajukan model analisis data yang disebutnya sebagai model interaktif.
Model interaktif ini terdiri dari tiga hal utama yaitu Reduksi Data, Penyajian data dan
Penarikan kesimpulan atau verifikasi. Ketiga kegiatan tersebut merupakan kegiatan
yang jalin-menjalin pada saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam
bentuk yang sejajar untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis (Miles
dan Hubermaan, 1992).
14
a. Pengumpulan Data
Pada tahap ini peneliti melakukan proses pengumpulan data dengan
menggunakan teknik pengumpulan data yang telah ditentukan sejak awal.
Proses pengumpulan data sebagaimana diungkap di muka harus melibatkan
informan, aktivitas, latar, atau konteks terjadinya peristiwa. Sebagai “alat
pengumpul data” (konsep human instrumenr), peneliti harus pandai-pandai
mengelola waktu yang dimiliki, menampilkan diri dan bergaul di tengah-tengah
masyarakat yang dijadikan subjek penelitiannya.
Data penelitian kualitatif bukan hanya sekedar terkait dengan kata-kata,
tetapi sesungguhnya yang dimaksud dengan data dalam penelitian kualitatif
adalah segala sesuatu yang diperoleh dari yang dilihat, didengar dan diamati.
Dengan demikian, data dapat berupa catatan lapangan sebagai hasil amatan,
deskripsi wawancara, catatan harian atau pribadi, foto, pengalaman pribadi,
jurnal, cerita sejarah, riwayat hidup, surat-surat, agenda, atribut seseorang,
simbol-simbol yang melekat dan dimiliki dan banyak hal lain sebagai hasil
amatan dan pendengaran (Idrus, 2009:148-149).
b. Reduksi Data
Reduksi data bisa diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar
yang muncul dari catatan-catatan tertulis yang diperoleh dari lapangan. Reduksi
data berlangsung secara menerus sejalan pelaksanaan penelitian berlangsung.
Reduksi data mempunyai tahapan sendiri yang merupakan bagian kegiatan
analisis sehingga pilihan peneliti mengenai bagian data mana yang dikode
maupun dibuang, pola mana yang diringkas sejumlah pada bagian tersebut,
cerita apa yang berkembang merupakan pilihan analitis.
15
Bagi peneliti kualitatif, kegiatan reduksi data menjadi sangat penting
karena yang bersangkutan dapat mulai memilah dan memilih data mana dan
data dari siapa yang harus lebih dipertajam. Selanjutnya, datatersebut dapat
dimasukkan dalam kelompok tertentu sehingga menjadi jembatan bagi dirinya
untuk membuat tema-tema dalam laporan penelitiannya (Idrus, 2009:150-151).
c. Display Data
Langkah berikutnya setelah proses reduksi data berlangsung adalah
penyajian data, yang dimaknai oleh Miles dan Huberman (1992) sebagai
sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Kegiatan reduksi data dan proses
penyajian data adalah aktivitas-aktivitas yang terkait langsung dengan proses
analisis data model interaktif (Idrus, 2009:151).
d. Verifikasi dan Penarikan Kesimpulan
Tahap akhir proses pengumpulan data adalah verifikasi dan penarikan
kesimpulan, yang dimaknai sebagai penarikan arti data yang telah ditampilkan.
Miles dan Huberman (1992) menyatakan bahwa dari permulaan pengumpulan
data, seorang penganalisis kualitatif mulai mencari arti benda-benda, mencatat
keteraturan,pola-pola penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin ada,
alur sebab-akibat dan proposisi. Dalam kegiatan penelitian kualitatif ini,
penarikan kesimpulan dapat saja berlangsung saat proses pengumpulan data
berlangsung, baru kemudian dilakukan reduksi dan penyajian data. Hanya saja
ini perlu disadari bahwa kesimpulan yang dibuat itu bukan sebagai sebuah
kesimpulan final. Hal ini karena setelah proses penyimpulan tersebut, peneliti
dapat saja melakukan verifikasi hasil temuan ini kembali dilapangan. Dengan
16
begitu, kesimpulan yang diambil dapat sebagai pemicu peneliti untuk lebih
memperdalam lagi proses observasi dan wawancaranya (Idrus, 2009:151).
e. Keabsahan Data
Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari
konsep kesahihan (validitas) dan keandalan (reliabilitas) menurut versi
“posotivisme” dan disesuaikan dengan tuntutan pengetahuan, kriteria dan
paradigmanya sendiri. Untuk menentukan keabsahan data diperlukan teknik
pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang
digunakan, yait derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (tranferability),
kebergantungan (dependabiity) dan kepastian (confirmability) (Moleong,
2000:171-173).
Dalam penelitian ini untuk mendapatkan keabsahan data dilakukan dengan
triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau
sebagian pembanding terhadap data itu. Dalam memenuhi keabsahan data
penelitian ini salah satunya dilakukan dengan cara triangulasi yang menggunakan
sumber dan metode.
Triangulasi sumber adalah membandingkan dan mengecek balik derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda
dalam metode kualitatif (Moleong, 2000:178).