bab i pendahuluan a. latar belakang...

105
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan pasar modal di Indonesia berdampak pada peningkatan permintaan akan audit laporan keuangan. Setiap perusahaan yang go public diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan dan telah diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal (Subekti dan Widiyanti, 2004). Laporan keuangan merupakan suatu sumber informasi yang berperan penting dalam pengambilan keputusan dan bertujuan sebagai media bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan berbagai informasi dan pengukuran secara ekonomis mengenai kinerja keuangan, perubahan posisi keuangan, arus kas, serta sumber daya yang dimiliki perusahaan kepada berbagai pihak yang mempunyai kepentingan atas informasi tersebut (Wicaksono, 2009:3). Informasi ini bermanfaat untuk pengambilan keputusan, karena banyak pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan. Investor membutuhkan informasi laporan keuangan untuk mendukung keputusan agar dapat memaksimalkan utilitas investasinya (Wirakusuma, 2004). Informasi yang diperlukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dapat bermanfaat bilamana disajikan secara akurat dan tepat pada saat dibutuhkan oleh pemakai laporan keuangan, namun informasi tidak lagi bermanfaat bila tidak disajikan secara akurat dan tepat waktu (Rachmawati, 2008). Salah satu kewajiban perusahaan manufaktur yang sudah go public adalah mempublikasikan laporan keuangan yang telah disusun dengan standar akuntansi keuangan dan telah

Upload: leduong

Post on 16-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Perkembangan pasar modal di Indonesia berdampak pada peningkatan

permintaan akan audit laporan keuangan. Setiap perusahaan yang go public

diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan yang disusun sesuai dengan

standar akuntansi keuangan dan telah diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar di

Badan Pengawas Pasar Modal (Subekti dan Widiyanti, 2004). Laporan keuangan

merupakan suatu sumber informasi yang berperan penting dalam pengambilan

keputusan dan bertujuan sebagai media bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan

berbagai informasi dan pengukuran secara ekonomis mengenai kinerja keuangan,

perubahan posisi keuangan, arus kas, serta sumber daya yang dimiliki perusahaan

kepada berbagai pihak yang mempunyai kepentingan atas informasi tersebut

(Wicaksono, 2009:3). Informasi ini bermanfaat untuk pengambilan keputusan,

karena banyak pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan. Investor

membutuhkan informasi laporan keuangan untuk mendukung keputusan agar

dapat memaksimalkan utilitas investasinya (Wirakusuma, 2004).

Informasi yang diperlukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dapat

bermanfaat bilamana disajikan secara akurat dan tepat pada saat dibutuhkan oleh

pemakai laporan keuangan, namun informasi tidak lagi bermanfaat bila tidak

disajikan secara akurat dan tepat waktu (Rachmawati, 2008). Salah satu

kewajiban perusahaan manufaktur yang sudah go public adalah mempublikasikan

laporan keuangan yang telah disusun dengan standar akuntansi keuangan dan telah

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

2

diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar dalam BadanPengawas Pasar Modal

(Bapepam). Auditor memiliki tanggung jawab yang besar dan tentunya hal ini

membuat auditor untuk bekerja secara lebih profesional. Salah satu kriteria

profesionalisme auditor tampak dalam ketepatan waktu penyampaian laporan

auditannya (Subekti dan Widiyanti, 2004). Hal ini mencerminkan betapa

pentingnya ketepatwaktuan (timeliness) penyajian laporan keuangan kepada

publik dan perusahaan diharapkan untuk tidak menunda penyajian laporan

keuangannya yang dapat menyebabkan manfaat informasi yang disajikan

menjadi berkurang. Semakin lama waktu tertunda dalam penyajian laporan

keuangan suatu perusahaan ke publik, maka semakin banyak kemungkinan

berkembangnya rumor-rumor maupun kemungkinan terdapatnya informasi yang

menyesatkan mengenai perusahaan tersebut. Apabila hal ini sering terjadi maka

akan mengarahkan pasar tidak lagi bekerja dengan baik. Untuk itu, regulator

memandang perlu menentukan suatu regulasi yang mengatur batas waktu

penerbitan laporan keuangan yang harus dipenuhi oleh setiap emiten.

(Wirakusuma, 2004).

Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan telah diatur dalam pasar

modal. Undang-undang no. 8 tahun 1995 tentang peraturan pasar modal

menyatakan bahwa semua perusahaan yang terdaftar dalam pasar modal wajib

menyampaikan laporan keuangan secara berkala kepada Bapepam dan

mengumumkan kepada masyarakat. Apabila perusahaan-perusahaan tersebut

terlambat menyampaikan laporan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan

oleh Bapepam maka dikenakan sanksi administrasi sesuai dengan ketentuan yang

telah ditetapkan dalam undang-undang.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

3

Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dari Ikatan Akuntan

Indonesia (IAI, 2001), khususnya tentang standar pekerjaan lapangan mengatur

tentang prosedur dalam penyelesaian pekerjaan lapangan seperti perlu adanya

perencanaan atas aktivitas yang akan dilakukan, pemahaman yang memadai atas

struktur pengendalian intern dan pengumpulan bukti-bukti kompeten yang

diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengetahuan, pertanyaan dan

konfirmasi sebagai dasar untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan.

Pemenuhan standar audit oleh auditor dapat berdampak lamanya penyelesaian

laporan audit, tetapi juga berdampak peningkatan kualitas auditnya.

Pelaksanaan audit semakin sesuai dengan standar pekerjaan audit semakin

pendek waktu yang diperlukan. Kondisi ini dapat menimbulkan suatu dilema bagi

auditor.

Perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini

audit dalam laporan keuangan mengindikasikan tentang lamanya waktu

penyelesaian pekerjaan auditnya. Hal yang penting adalah bagaimana agar dalam

penyajian laporan keuangan itu bisa tepat waktu atau tidak terlambat dan

kerahasiaan informasi terhadap laporan keuangan tidak bocor kepada pihak lain

yang bukan kompetensinya untuk ikut mempengaruhinya. Tetapi apabila terjadi

hal sebaliknya yaitu terjadi keterlambatan maka akan menyebabkan manfaat

informasi yang disajikan menjadi berkurang dan tidak akurat (Kartika, 2009).

Menurut Generally Accepted Auditing Standard (GAAS) khususnya

standar umum ketiga menyatakan bahwa audit harus dilaksanakan dengan

penuh kecermatan dan ketelitian. Selain itu, standar pekerjaan lapangan

menyatakan bahwa audit harus dilaksanakan dengan perencanaan yang matang

dan pengumpulan alat-alat pembuktian yang cukup memadai (Boynton dan Kell,

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

4

2001). Karena adanya standar inilah memungkinkan akuntan publik untuk

menunda publikasi laporan audit atau laporan keuangan auditan apabila

dirasakan perlu memperpanjang masa audit.

Lamanya waktu penyelesaian audit ini dapat mempengaruhi ketepatan

waktu informasi tersebut dipublikasikan, sehingga berdampak pada reaksi pasar

terhadap keterlambatan informasi tersebut dan mempengaruhi tingkat

ketidakpastian keputusan yang didasarkan pada informasi yang dipublikasikan

(Halim, 2000). Kondisi ini sering disebut juga audit delay. Audit Delay adalah

lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku

hingga tanggal diselesaikannya laporan audit independen (Wiwik Utami, 2006).

Semakin panjang audit delay maka semakin lama auditor dalam

menyelesaikan pekerjaan auditnya (Subekti dan Widiyanti, 2004).

Berdasarkan peraturan Pasar Modal No. KEP 80/ PM/ 1996 mengenai

penyampaian laporan keuangan menyatakan bahwa: perusahaan yang terdaftar

dalam pasar modal wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan yang telah

diaudit kepada Bapepam selambat-lambatnya 120 hari terhitung sejak tanggal

berakhirnya tahun buku. Peraturan tersebut kemudian diperbaharui dengan

dikeluarkannya keputusan No. KEP 17/ PM/ 2002 oleh Ketua Bapepam tentang

kewajiban penyampaian laporan keuangan secara berkala yang mulai berlaku

untuk laporan keuangan yang berakhir pada 31 Desember. Dalam keputusan

tersebut disebutkan bahwa laporan keuangan tahunan harus disertai dengan

laporan akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada Bapepam

selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan

tahunan.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

5

Pembaharuan keputusan tersebut mendorong manajemen dan akuntan

publik untuk bekerja lebih cepat, sehingga memberikan informasi laporan

keuangan dapat segera dimanfaatkan dan akurat kepada investor mengenai

kondisi emiten atau perusahaan publik serta dalam rangka mengikuti

perkembangan pasar modal global.

Halim (2000) melakukan penelitian tentang audit delay dengan

menggunakan sampel 287 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada

tahun 1997 menunjukkan bahwa audit delay rata-rata 84.45 hari. Rustiana (2007)

melakukan penelitian tentang audit delay dengan menggunakan semua

perusahaan dalam industri keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode

tahun 2002-2004, menunjukkan bahwa audit delay rata-rata 71.62 hari.

Ubaidillah (2008) melakukan penelitian tentang audit delay dengan

menggunakan sampel 337 perusahaan di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2005,

menunjukkan bahwa audit delay rata-rata 88 hari. Rachmawati (2008)

melakukan penelitian tentang audit delay pada perusahaan yang terdaftar di

Bursa Efek Jakarta pada tahun 2003-2005, menunjukkan bahwa audit delay

rata-rata 76 hari. Kartika (2009) dalam penelitian ini yang menjadi sampel

adalah perusahaan-perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta

periode 2001–2005 menunjukkan audit delay rata-rata 69 hari. Subekti dan

Widiyanti (2004) melakukan penelitian tentang audit delay yang terjadi di

Indonesia pada tahun 2001 adalah 98,38 hari, dan Wirakusuma (2004)

melakukan penelitian tentang audit delay dengan menggunakan perusahaan-

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 1999-2001,

menunjukkan bahwa audit delay rata-rata 99,92 hari, ini merupakan sebagai

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

6

permasalahan yang serius jika dibandingkan dengan rata-rata audit delay

hanya 84-88 hari.

Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang telah dilakukan

Ubaidillah (2008). Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan penelitian

sebelumnya. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah

pertama, penulis akan menambahkan variabel independen yaitu variabel

reputasi auditor dan variabel laba/rugi perusahaan.

Kedua, perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak

pada perbedaan tahun penelitiannya, dimana pada penelitian sebelumnya

tahun 2005 sedangkan pada penelitian ini akan diperluas tahun penelitiannya

yaitu pada tahun 2008-2010 dan dibatasi pada perusahaan manufaktur. Alasan

dipilihnya perusahaan manufaktur adalah karena jenis perusahaan ini

mendominasi perusahaan-perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia.

Mengingat begitu pentingnya ketepatan waktu pelaporan keuangan

tersebut maka penulis tertarik untuk mengambil topik penelitian di bidang

akuntansi khususnya auditing dengan judul "Analisis Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Audit Delay (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008 s.d. 2010).

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay?

2. Apakah opini audit berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay?

3. Apakah raputasi auditor berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay?

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

7

4. Apakah leverage berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay?

5. Apakah laba/rugi perusahaan berpengaruh secara signifikan berpengaruh

terhadap audit delay ?

6. Apakah ukuran perusahaan, opini audit, reputasi auditor, leverage, dan

laba/rugi perusahaan berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap audit

delay?

C. Tujuan

Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk

menentukan bukti atas hal-hal sebagai berikut:

1. Menguji pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit delay

2. Menguji pengaruh opini audit terhadap audit delay

3. Menguji pengaruh reputasi auditor terhadap audit delay

4. Menguji pengaruh leverage terhadap audit delay

5. Menguji pengaruh laba/rugi perusahaan terhadap audit delay

6. Menguji pengaruh ukuran perusahaan, opini audit, auditor, lamanya menjadi

klien KAP, leverage, dan laba/rugi perusahaan terhadap audit delay.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Kantor Akuntan Publik ( KAP)

Membantu profesi auditing dan KAP dalam upaya meningkatkan efisiensi dan

efektivitas proses audit dengan mengendalikan faktor-faktor dominan yang

dapat mempengaruhi audit delay. Selain itu bagi auditor dapat membantu

dalam mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay,

sehingga audit delay dapat ditekan seminimal mungkin dalam usaha

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

8

memperbaiki ketepatan waktu (timeliness) atau mempercepat penerbitan

laporan keuangan kepada publik.

2. Bagi Investor

Dapat dijadikan sebagai informasi yang bermanfaat sebagai bahan

pertimbangan dalam berinvestasi.

3. Bagi Auditor

Sebagai motivator dalam melaksanakan audit pada perusahaan supaya laporan

yang dihasilkan dapat segera di laporkan ke BAPEPAM sesuai dengan

peraturan yang dikeluarkan BAPEPAM.

4. Bagi Akademik

Memberi masukan dan menambah wawasan mengenai ketepatan waktu

pelaporan keuangan.

5. Bagi Penulis

Menambah pengetahuan gambaran data dan bukti-bukti empiris tentang

pengaruh ukuran perusahaan, opini audit, reputasi auditor, leverage, dan

laba/rugi perusahaan terhadap audit delay pada perusahaan publik di

Indonesia, terutama untuk perusahaan manufaktur dan sebagai referensi

untuk penelitian dimasa yang akan datang.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Pengertian laporan keuangan menurut Hery (2009) adalah hasil dari

proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan

data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang

berkepentingan. Dengan kata lain, laporan keuangan ini berfungsi sebagai alat

informasi yang menghubungkan perusahaan dengan pihak-pihak yang

berkepentingan, yang menunjukkan kondisi kesehatan keuangan perusahaan

dan kinerja perusahaan.

Sedangkan menurut Kartika (2009):

“Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Pelaporan keuangan salah satu sumber informasi yang mengkomunikasikan

keadaan keuangan dari hasil operasi perusahaan dalam periode tertentu kepada

pihak-pihak yang berkepentingan, sehingga manajemen mendapatkan

informasi yang bermanfaat”.

Menurut Halim (2001:47) Laporan keuangan merupakan hasil akhir

dari proses akuntansi yang menyajikan informasi yang berguna untuk

pengambilan keputusan oleh berbagai pihak. Laporan keuangan yang utama

terdiri dari atas neraca, laporan laba/rugi, dan laporan aliran kas. Laporan

keuangan tersebut disajikan oleh manajemen perusahaan.

Menurut Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI, 2007) dalam

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia, laporan keuangan

merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang

lengkap meliputi: neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan posisi keuangan

(yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti: laporan arus kas), catatan dan

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

10

laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari

laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan

yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan sebagai

segmen dan geografis serta pengaruh pengungkapan perubahan harga.

Laporan keuangan menurut Harahap (2007:201) merupakan output dan

hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan

informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses

pengambilan keputusan. Di samping sebagai informasi, laporan keuangan juga

sebagai pertanggungjawaban atau accountability. Sekaligus menggambarkan

indikator kesuksesan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa laporan

keuangan merupakan hasil dari proses pencatatan yang merupakan suatu

ringkasan dari transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku

bersangkutan, yang berguna bagi pemakai laporan keuangan dalam

pengambilan keputusan. Laporan keuangan ini dibuat oleh manajemen

dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan

kepadanya oleh para pemilik perusahaan. Disamping itu laporan keuangan

dapat juga digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai

laporan kepada pihak-pihak luar perusahaan yang membutuhkannya,

diantaranya kreditur, investor, serta pihak lainnya yang digunakan sebagai

dasar pertimbangan sebelum memutuskan untuk melakukan investasi di

perusahaan tersebut.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

11

2. Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan

kepada para pemakainya untuk dipakai dalam proses pengambilan keputusan

(Harahap, 2007:66).

Sedangkan menurut Heri dan Imelda (2007) laporan keuangan

bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,

kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat

bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Tujuan umum laporan keuangan menurut Rudianto (2009;18) adalah

sebagai berikut:

a. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai

sumber-sumber ekonomi dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.

b. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan

dalam sumber-sumber ekonomi suatu perusahaan yang timbul dalam

aktivitas usaha dalam rangka memperoleh laba.

c. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai

laporan keuangan mengestimasi potensi perusahaan guna menghasilkan

laba di masa mendatang.

d. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai

laporan keuangan dalam mengestimasi potensi perusahaan guna

menghasilkan laba.

e. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam

sumber-sumber ekonomi dan kewajiban, seperti informasi mengenai aktiva

pembelanjaan dan investasi

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

12

f. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi yang berhubungan

dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pengguna laporan,

seperti informasi mengenai kebijaksanaan akuntansi yang dianut

perusahaan.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) No. 1, tujuan laporan

keuangan adalah sebagai berikut:

a. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut

posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan

yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan

keputusan ekonomi.

b. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan

bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak

menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam

pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan

pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk

menyediakan informasi nonkeuangan.

c. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen,

atau pertanggungjawaban manajemen atau sumber daya yang dipercayakan

kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau

pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat

membuat keputusan ekonomi, keputusan ini mungkin mencakup misalnya,

keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan

atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.

Tujuan keseluruhan dari pelaporan keuangan adalah untuk

memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditor dalam

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

13

pengambilan keputusan investasi dan kredit. Jenis keputusan yang dibuat oleh

pengambil keputusan sangatlah beragam, begitu juga dengan metode

pengambilan keputusan yang mereka gunakan dan kemampuan mereka untuk

memproses informasi. Pengguna informasi akuntansi harus dapat memperoleh

pemahaman mengenai kondisi keuangan dan hasil operasional perusahaan

lewat pelaporan keuangan. Investor sangat berkepentingan terhadap laporan

keuangan yang disusun investee terutama dalam hal pembagian deviden,

sedangkan kreditor berkepentingan dalam hal pengambilan jumlah pokok

pinjaman berikut bunganya. Investor dan kreditor terutama sangat tertarik

terhadap arus kas investee/debitur di masa mendatang (Hery, 2009:39).

3. Karakteristik Laporan Keuangan

Menurut Rudianto (2009:19) setiap perusahaan memiliki bidang usaha

dan karakteristik yang berbeda satu sama lain sehingga rincian laporan

keuangan satu perusahaan dengan perusahaan lainnya dapat berbeda, tetapi

setiap laporan keuangan yang dihasilkan oleh setiap institusi harus memenuhi

beberapa standar kualitas berikut ini agar bermanfaat:

a. Relevan

Setiap jenis laporan keuangan yang dihasilkan oleh perusahaan harus sesuai

dengan maksud penggunaannya sehingga dapat bermanfaat. Karena itu,

dalam proses penyusunan laporan keuangan akuntan harus memfokuskan

kepada tujuan umum pemakai laporan keuangan.

b. Dapat dimengerti

Laporan keuangan harus disusun dengan istilah dan bahasa yang

sesederhana mungkin sehigga dapat dimengerti oleh pihak yang

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

14

membutuhkannya. Laporan keuangan yang tidak dapat dimengerti tidak

akan ada manfaatnya sama sekali.

c. Daya uji

Informasi keuangan yang dihasilkan suatu perusahaan harus dapat diuji

kebenarannya oleh seseorang pengukur yang independen dengan

menggunakan metode pengukuran yang sama.

d. Netral

Informasi keuangan harus ditunjukkan kepada tujuan umum pengguna,

bukan ditunjukkan kepada pihak tertentu saja. Laporan keuangan tidak

boleh berpihak pada salah satu pengguna laporan keuangan tersebut.

e. Tepat waktu

Informasi keuangan harus disajikan sedini mungkin agar dapat digunakan

sebagai dasar pengambilan keputusan perusahaan. Laporan keuangan yang

terlambat penyajiannya akan membuat pengambilan keputusan perusahaan

menjadi tertunda dan tidak relevan lagi dengan waktu dibutuhkannya

informasi tersebut.

f. Daya banding

Laporan keuangan suatu perusahaan harus dapat dibandingkan dengan

laporan keuangan perusahaan itu sendiri ada periode-periode sebelumnya,

atau dengan perusahaan lain yang sejenis pada periode yang sama.

g. Lengkap

Informasi keuangan harus menyajikan semua fakta keuangan yang penting

sekaligus menyajikan fakta-fakta tersebut sedemikian rupa, sehingga tidak

akan menyesatkan pembacanya. Maka harus terdapat klasifikasi, susunan

serta istilah yang layak dalam laporan keuangan. Demikian pula fakta atau

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

15

informasi tambahan yang dapat mempengaruhi perilaku dalam pengambilan

keputusan, harus diungkapkan dengan jelas.

B. Audit

1. Pengertian Audit

Menurut Halim (2001:1) definisi yang sangat terkenal adalah definisi

yang berasal dari ASOBAC (A Statement of Basic Auditing Concepts) yang

mendefinisikan sebagai berikut:

“Auditing adalah suatu proses sistematik untuk menghimpun dan mengevaluasi

bukti-bukti secara objektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan

dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-

asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan dan menyampaikan

hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan.”

Dari definisi tersebut dapat diuraikan 7 elemen yang harus

diperhatikan dalam melaksanakan audit, yaitu:

a. Proses sistematik

Auditing merupakan rangkaian proses dan prosedur yang bersifat logis,

struktur dan terorganisir.

b. Menghimpun dan mengevaluasi bukti secara obyektif

Proses sistematik yang dilakukan tersebut merupakan proses untuk

menghimpun bukti yang mendasari asersi yang dibuat oleh individu

maupun entitas.

c. Asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi

Asersi merupakan suatu pernyataan, atau suatu rangkaian pernyataan secara

keseluruhan, oleh pihak yang bertanggung jawab atas pernyataan tersebut.

d. Menentukan tingkat kesesuaian (degree of correspondence)

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

16

Hal ini berarti menghimpun dan mengevaluasi bukti dimaksudkan untuk

menentukan dekat tidaknya atau sesuai tidaknya asersi dengan kriteria yang

telah ditetapkan.

e. Kriteria yang ditentukan

Kriteria yang ditentukan merupakan standar pengukur untuk

mempertimbangkan asersi atau representasi.

f. Menyampaikan hasil-hasilnya

Hal ini berarti hasil audit dikomunikasikan melalui laporan tertulis yang

mengindikasikan tingkat kesesuaian antara asersi dan kriteria yang telah

ditentukan.

g. Para pemakai yang berkepentingan

Para pemakai yang berkepentingan merupakan para pengambil keputusan

yang menggunakan dan mengandalkan temuan yang diinformasikan melalui

laporan audit, dan laporan lainnya.

Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa ada tiga elemen

fundamental dalam auditing, yaitu:

1) Seseorang auditor harus independen

2) Auditor bekerja mengumpulkan bukti (evidence) untuk mendukung

pendapatnya

3) Hasil pekerjaan auditor adalah laporan (report)

Menurut American Accounting Association (AAA) dalam (Rahayu, 2010:1)

“Auditing merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh

dan mengevaluasi bukti secara objektif yang berhubungan dengan

asersi-asersi tentang tindakan-tindakan dan peristiwa-peristiwa

ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi

tersebut dan kriteria yang ditetapkan”.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

17

Auditing menurut Arens, Alder, dan Beasley (2010:4) adalah sebagai berikut:

“Auditing is the accumulation an evaluation of evidence about

information to determine and report on the degree of correspondence

between the information and estabilished criteria. Auditing should be

done by a competent, independent person”.

Artinya auditing adalah pengumpulan dan penilaian bukti mengenai informasi

untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesuksesan antara informasi tersebut

dan kriteria yang ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang

kompeten dan independen.

Sedangkan menurut Mulyadi (2002:9) pengertian auditing sebagai berikut:

“Auditing adalah proses yang sistematis dalam memperoleh dan

mengevaluasi bukti secara objektif yang berhubungan dengan

pernyataan-pernyataan tentang tindakan-tindakan dan kejadian-

kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat hubungan antara

pernyatan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang ditetapkan dan

mengkomunikasikan hasilnya dengan pihak-pihak yang

berkepentingan”.

Dari ketiga definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa auditing

adalah suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi

bukti secara objektif mengenai informasi tingkat kesesuaian antara tindakan

atau peristiwa ekonomi dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta

melaporkan hasilnya kepada pihak yang membutuhkan, dimana audit harus

dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.

2. Jenis Audit

Jenis audit terbagi atas tiga, yaitu audit laporan keuangan, audit

operasional, dan audit ketaatan (Arens, Elder, dan Beasley, 2010:13):

a. Audit Laporan Keuangan

Audit laporan keuangan menentukan apakah laporan keuangan secara

keseluruhan telah disajikan sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

18

Umumnya, kriteria itu adalah Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum.

Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum di Indonesia dimuat dalam

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).

Asumsi dasar dari suatu audit laporan keuangan adalah bahwa laporan

tersebut yang berbeda. Oleh karena itu, jauh lebih efisien mempekerjakan

satu auditor untuk melaksanakan audit dan membuat kesimpulan yang dapat

diandalkan oleh semua pihak daripada membiarkan masing-masing pihak

melakukan audit sendiri-sendiri.

b. Audit Operasional

Audit operasional merupakan penelaahan atas bagian manapun dari

prosedur dan metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan

efektivitasnya. Umumnya, pada saat selesainya audit operasional, auditor

akan membiarkan sejumlah saran kepada manajemen untuk memperbaiki

jalannya operasi perusahaan. Karena lingkup evaluasi efektivitas operasi

begitu luas, maka tidak mungkin untuk menentukan ciri pelaksanaan audit

operaisonal dengan pasti. Di dalam suatu organisasi, bisa jadi auditor

mengevaluasi apakah manajemen telah menggunakan informasi yang tepat

dan mencukupi dalam pengambilan keputusan pembelian aktiva tetap yang

baru, sedangkan dalam organisasi yang berbeda mungkin akan

mengevaluasi efisiensi administrasi penjualan. Dalam audit professional,

tinjauan yang dilakukan tidak terbatas pada masalah-masalah akuntansi,

tetapi juga meliputi evaluasi terhadap struktur organisasi, pemanfaatan

komputer, metode produksi, pemasaran, dan bidang-bidang lain yang sesuai

dengan keahlian auditor.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

19

Pelaksanaan audit operasional dan hasil yang dilaporkan lebih sulit untuk

didefinisikan daripada jenis audit lainnya. Efisiensi dan efektivitas operasi

suatu organisasi jauh lebih sulit pengevaluasiannya secara objektif

dibandingkan penerapan dan penyajian laporan sesuai dengan Prinsip

Akuntansi yang Berlaku Umum. Kriteria yang digunakan untuk evaluasi

informasi terukur dalam audit operasional cenderung subyektif. Pada

praktiknya, auditor operasional cenderung memberikan saran perbaikan

prestasi kerja dibandingkan melaporkan keberhasilan prestasi kerja yang

sekarang. Auditor operasional merupakan konsultasi manajemen daripada

audit.

c. Audit Ketaatan

Audit ketaatan memepertimbangkan apakah audit (klien) telah mengikuti

prosedur atau aturan yang telah ditetapkan pihak yang memiliki otoritas

lebih tinggi. Suatu audit ketaatan pada perusahaan swasta, dapat termasuk

penentuan apakah para pelaksana akuntansi telah mengikuti prosedur yang

telah ditetapkan oleh perusahaan, peninjauan tingkat upah untuk

menentukan kesesuaian dengan peraturan upah minimum, atau pemeriksaan

surat perjanjian dengan bank atau kreditor lain untuk memastikan bahwa

perusahaan tersebut telah memenuhi ketentuan hukum yang berlaku. Dalam

audit atas badan-badan pemerintah makin banyak audit ketaatan yang

dilakukan oleh karena banyaknya aturan yang dibuat oleh pihak yang

berwenang. Di hampir semua organisasi swasta dan nirlaba, selalu terdapat

kebijakan, dan kewajiban hukum yang membutuhkan suatu audit ketaatan.

Hasil audit biasanya tidak dilaporkan kepada pihak luar, tetapi kepada pihak

tertentu dalam organisasi. Pimpinan perusahaan adalah pihak yang paling

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

20

berkepentingan atas dipatuhinya prosedur dan aturan yang telah ditetapkan.

Oleh sebab itu, mereka sering memperkerjakan auditor untuk melakukan

tugas itu. Tetapi terdapat beberapa pengecualian, misalnya dalam hal

perjanjian yang melibatkan dua pihak atau lebih. Apabila suatu pihak

hendak memastikan apakah pihak lain benar-benar menaati perjanjian

sesuai ketentuan yang berlaku, maka auditor akan dipekerjakan oleh

organisasi yang mengeluarkan ketentuan. Contoh dalam kasus ini adalah

audit atas seorang wajib pajak untuk memastikan apakah dia telah

mematuhi undang-undang perpajakan yang beralaku.

3. Jenis Auditor

Auditor merujuk pada seseorang yang melakukan audit. Dalam

praktiknya, sekarang terdapat beberapa tipe auditor. Tipe yang umum adalah

akuntan publik terdaftar, auditor pemerintah, auditor pajak, serta auditor

internal (Arens, Elder, dan Beasley, 2010:15)

a. Akuntan Publik Terdaftar

Kantor akuntan publik sebagai auditor independen bertanggung jawab atas

audit laporan keuangan historis dari seluruh perusahaan publik dan

perusahaan besar lainnya. Penggunaan laporan keuangan yang diaudit di

Indonesia dunia usaha dan pasar modal. Umumnya masyarakat menyebut

kantor akuntan publik sebagai auditor atau auditor independen, meskipun

masih terdapat auditor-auditor lain diluar akuntan publik terdaftar. Di

Indonesia, penggunaan gelar akuntan terdaftar diatur oleh undang-undang

No. 34 tahun 1954. Persyaratan menjadi seorang akuntan publik terdaftar di

atur oleh Menteri keuangan, terakhir dengan keputusan No. 763 tahun 1986.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

21

b. Auditor Pemerintah

Di Indonesia terdapat beberapa lembaga atau badan yang bertanggung

jawab secara fungsional atas pengawasan terhadap kekayaan atau keuangan

Negara. Pada tingkat tertinggi terhadap Badan Pemeriksa Keuangan (BPK),

kemudian terdapat Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

(BPKP) dan Inspektorat Jendral (Itjen) pada departemen-departemen

pemerintah. Di Amerika Serikat sendiri terdapat General Office (GAO).

Sebagai tugas-tugas BPKP tidak berbeda dengan tugas kantor akuntan

publik. Sebagian besar informasi keuangan yang dibuat oleh berbagai badan

pemerintah telah dianut oleh BPKP. Disamping audit atas laporan

keuangan, pada masa sekarang BPKP seringkali melakukan evaluasi efisien

dan efektivitas operasi berbagai pelaksanaan komputerisasi suatu badan

pemerintah. Dalam hal ini para auditor dapat meninjau dan menganalisis

segala aspek sistem komputerisasi tersebut, tetapi penekanan utamanya

adalah pada penilaian terhadap kelayakan peralatan, efisiensi operasi,

kecukupan dan kegunaan keluaran, serta hal-hal lainnya guna melihat

kemungkinan perolehan layanan yang sama dengan biaya yang lebih

rendah.

c. Auditor Pajak

Direktorat Jendral Pajak (DJP) yang berada dibawah Departemen Keuangan

RI, bertanggung jawab atas penerimaan negara dari sektor perpajakan dan

penegakan hukum dalam pelaksanaan ketentuan perpajakan. Aparat

pelaksanaan DJP di lapangan adalah KPP (Kantor Pelayanan Pajak) dan

kantor pemeriksaan dan penyidikan pajak (Karikpa). Karikpa mempunyai

auditor-auditor khusus. Tanggung jawab Karikpa adalah melakukan audit

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

22

terhadap para wajib pajak tertentu untuk menilai apakah telah memenuhi

ketentuan perundangan perpajakan. Audit semacam ini sesungguhnya

adalah ketaatan.

Pekerjaan audit untuk menilai ketaatan terhadap undang-undang perpajakan

sepertinya merupakan hal yang mudah, tetapi pada kenyataannya tidak

demikian. Undang-undang perpajakan merupakan hal yang rumit dan

seringkali ditafsirkan dengan berbagai cara. Demikian juga dengan surat

pemberitahuan pajak yang dapat berwujud laporan yang sederhana dari

seorang wajib pajak perorangan dan dapat berupa laporan yang rumit dari

sebuah perusahaan multinasional. Selain itu , terdapat masalah yang

berkaitan dengan pajak penghasilan, pajak bumi dan bangunan, pajak

pertambahan nilai (PPN), dan pajak pertambahan nilai atas barang mewah

(PPnBM). Auditor yang melibatkan diri dalam audit ini harus memiliki

pengetahuan yang mencukupi mengenai hal-hal tersebut.

d. Auditor Internal

Auditor intern bekerja di suatu perusahaan untuk melakukan audit bagi

kepentingan manajemen perusahaan, seperti halnya auditor pemerintah bagi

pemerintah. Bagian audit dari suatu perusahaan bisa beranggotakan lebih

dari seratus orang dan biasanya bertanggung jawab langsung kepada

presiden direktur, direktur eksekutif, atau kepada komite audit dari dewan

atau komisaris. Pada BUMN, auditor intern berada dibawah SPI (Satuan

Pengawas Intern). Tugas auditor intern tergantung pada atasannya. Ada

bagian audit yang hanya terdiri dari satu atau dua orang, yang sebagian

besar tugasnya melakukan audit ketaatan secara rutin. Bagian audit lainnya

barangkali berjumlah beberapa staf yang mempunyai tugas yang berbeda-

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

23

beda, termasuk juga hal-hal di luar akuntansi. Pada tahun-tahun terakhir,

banyak auditor intern yang terlibat dalam kegiatan audit operasional.

Untuk menjalankan tugas dengan baik, auditor intern harus berada di luar

fungsi lini suatu organisasi, tetapi tidak terlepas dari hubungan bawahan

atasan seperti lainnya. Auditor intern wajib memberikan informasi yang

berharga bagi manajemen untuk pengambilan keputusan yang berkaitan

dengan operasi perusahaan. Biasanya pihak-pihak ekstern enggan

memanfaatkan informasi dari auditor intern karena independennya yang

terbatas. Keterbatasan independensi ini merupakan perbedaan utama antara

auditor intern dengan akuntan publik.

4. Perlunya Laporan Keuangan di Audit

Di dalam laporan keuangan dapat terjadi kemungkinan adanya

”information risk”, risiko ini menunjukkan kemungkinan informasi yang

digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan usaha yang tidak tepat.

Risiko informasi tersebut disebabkan karena adanya kemungkinan ketidak

akuratnya laporan keuangan organisasi yang besangkutan. Selain itu kondisi

masyarakat yang kompleks menjadi penyebab terdapatnya kemungkinan

pengambil keputusan memperoleh informasi yang tidak dapat dipercaya dan

tidak dapat diandalkan (Rahayu, 2010:5).

Menurut Rahayu (2010:5) penyebab information risk adalah jauhnya

sumber informasi, motif penyedia informasi, banyaknya data, kompleksitas

transaksi dan perbedaan kepentingan.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

24

a. Jauhnya sumber informasi

Informasi yang diperoleh pengambil keputusan sulit untuk didapatkan

secara langsung dari partner usaha, biasanya diperoleh dari pihak lain, hal

ini akan menimbulkan ketidaktepatan informasi.

b. Motif penyedia informasi

Adanya motif tertentu pihak penyedia informasi yang bertujuan untuk

mendapatkan keuntungan dari penyajian informasi. Penyebab dari hal ini

adalah karena adanya kepercayaan yang sangat tinggi mengenai harapan

masa depan dan juga karena adanya unsur kesengajaan memberi kesan baik

pada pihak lain.

c. Banyaknya data

d. Luasnya usaha organisasi membuat semakin kompleks dan banyaknya

transaksi usaha. Jika setiap departemen yang ada dalam organisasi tersebut

tidak memiliki prosedur yang tepat dalam menjalankan usahanya,

kemungkinan kesalahan baik kecil, maupun besar tidak dapat terdeteksi

sehingga menyebabkan menumpuknya kesalahan yang akan berefek pada

ketidaktepatan pencatatan iformasi dan laporan keuangan.

e. Kompleksitas transaksi

Perkembangan perusahaan yang pesat membuat transaksi keuangan

semakin kompleks dan semakin sulit untuk dicatat dengan baik. Peraturan

akuntansi yang bersinggungan dengan entitas lain membuat masalah

menjadi penting dan sulit.

f. Perbedaan kepentingan

Manajemen akan berusaha agar laporan keuangan memperlihatkan kinerja

yang baik dengan meningkatkan laba dan merubah perlakuan akuntansi.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

25

Menurut Halim (2001:48) ada empat alasan kapan audit atas laporan

keuangan diperlukan. Keempat alasan tersebut adalah:

a. Perbedaan kepentingan

Ada perbedaan kepentingan yang dapat menimbulkan konflik antara

manajemen sebagai pembuat dan penyaji laporan keuangan dengan para

pemakai laporan keuangan. Manajemen mempunyai kepentingan untuk

mempertahankan jabatannya. Untuk itu manajemen akan berusaha agar

laporan keuangan perusahaan yang dipimpinnya memperlihatkan kinerja

yang baik, misalnya dengan mengubah metode perlakuan akuntansi

sehingga menjadi lebih besar. Di pihak lain, antara para pemakai laporan

keuangan sendiri pun mempunyai berbagai kepentingan yang berbeda

terhadap laporan keuangan perusahaan. Pemegang saham lebih senang

kebijakan dividen yang liberal yang memberi dividen lebih besar. Kreditor

seperti bank lebih senang bila tidak ada dividen.

Para pemakai mengharapkan kepastian dari auditor independen bahwa

laporan keuangan bebas dari pengaruh konflik kepentingan terutama

kepentingan manajemen. Laporan keuangan perlu diaudit untuk

menentukan kewajaran dan kenetralan laporan keuangan. Auditor

independen juga diharapkan mempertimbangkan setiap kebutuhan dari

berbagai kelompok pemakai laporan keuangan. Dengan demikian, audit

laporan keuangan diperlukan untuk meningkatkan keyakinan pemakai

laporan keuangan bahwa laporan keuangan bersifat netral, sehingga tingkat

reliabilitasnya dapat ditingkatkan.

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

26

b. Konsekuensi

Laporan keuangan merupakan informasi yang sangat penting bagi pemakai,

investor, kreditor, dan para pembuat keputusan ekonomi lainnya sangat

mengandalkan laporan keuangan yang dipublikasikan. Mereka

meningkatkan agar laporan keuangan berisi sebanyak mungkin informasi

yang relevan untuk mengambil keputusan. Mereka menginginkan adanya

pengungkapan (disclosure) yang memadai. Para pemakai lapora keuangan

mengandalkan auditor independen untuk memastikan bahwa laporan

keuangan disusun sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum, dan berisi

pengungkapan yang diperlukan bagi para pemakai yang berkepengetahuan

dan mengerti tentang laporan keuangan.

c. Kompleksitas

Dunia bisnis yang selalu berkembang pesat mengakibatkan permasalahan

akuntansi dan proses penyajian laporan keuangan semakin kompleks.

Peningkatan kompleksitas ini mengakibatkan semakin tingginya risiko

kesalahan interprestasi dan penyajian laporan keuangan. Hal ini

menyulitkan para pemakai keuangan dalam mengevaluasi kualitas laporan

keuangan. Oleh karena itu, mereka mengandalkan laporan auditor

independen atas laporan keuangan yang diaudit untuk memastikan kualitas

laporan keuangan yang bersangkutan.

d. Keterbatasan akses

Pemakai laporan keuangan pada umumnya mempunyai keterbatasan akses

terhadap data akuntansi. Ada jarak antara pemakai dengan aktivitas

perusahaan yang mengeluarkan laporan keuangan. Jika para pemakai ingin

mengakses data secara langsung, maka mereka akan menghadapi kendala

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

27

waktu, biaya, ketelitian, dan tenaga. Oleh karena itu, mereka

mempercayakan pemeriksaan kepada pihak ketiga yaitu auditor independen.

Sedangkan menurut Harahap (1991) dikutip oleh Halim (2001:49) di

Indonesia umumnya audit dilaksanakan hanya karena terpaksa dengan keadaan

seperti:

a. Ketentuan Bank dalam pemberian kredit.

b. Ketentuan Badan Pengawas Pasar Modal bagi perusahaan yang go public.

c. Ketentuan-ketentuan tender, penawaran, pendaftaran rekanan.

d. Keadaan terpaksa karena terjadinya kecurangan .

e. Ketentuan Organisasi yang diatur dalam anggaran dasar.

Bagi perusahaan, audit masih merupakan komoditi mahal yang tidak perlu

dilaksanakan, sehingga pelaksanaan audit dilapangan terkadang dipersulit.

Perusahaan menganggap kompetensi auditor hanya untuk menemukan kecurangan

yang dianggap dapat merugikan perusahaan, bahkan perusahaan menganggap

auditor sebagai kaki tangan pemerintah untuk menemukan kecurangan dibidang

perpajakan.

5. Tujuan Audit

Tujuan umum audit adalah untuk menyatakan pendapat atas

kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha

serta kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Untuk mencapai

tujuan ini, auditor perlu menghimpun bukti kompeten yang cukup. Untuk

menghimpun bukti kompeten yang cukup, auditor perlu mengidentifikasikan

dan menyusun sejumlah tujuan audit spesifik untuk setiap akun laporan

keuangan. Dengan melihat tujuan spesifik tersebut, auditor akan dapat

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

28

mengidentifikasikan bukti apa yang dapat dihimpun, dan bagaimana cara

menghimpun bukti tersebut (Halim, 2001:135).

Sedangkan menurut (Rahayu, 2010:93) tujuan umum audit terhadap

laporan keuangan adalah untuk memberikan pernyataan pendapat apakah

laporan keuangan yang diperiksa tidak menyajikan secara wajar, dalam segala

hal yang bersifat materil, sesuai dengan prinsip-prinsip akutansi yang lazim.

Ada lima tipe pokok laporan audit yang diterbitkan auditor

menurut Standar Professional Akuntan Publik:

a. Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified

opinion report).

b. Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa

penjelasan (unqualified opinion report with explanatory language).

c. Laporan yang berisi pendapat wajar dengan pengecualian (qualified

opinion report).

d. Laporan yang berisi pendapat tidak wajar (adverse opinion report).

e. Laporan yang didalamnya auditor tidak menyatakan pendapat (disclaimer

of opinion report).

6. Standar Audit

Merupakan pedoman untuk membantu auditor dalam memenuhi

tanggung jawab profesinya untuk melakukan audit atas laporan keuangan.

Standar audit mencerminkan ukuran mutu pekerjaan audit laporan keuangan.

Menurut Rahayu (2010:41) standar audit terbagi atas sepuluh

standar, dan terbagi dalam tiga kelompok yaitu:

a. Standar umum

1) Keahlian dan kompetensi teknis yang memadai

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

29

2) Sikap mental yang independen

3) Kemahiran profesional dengan cermat dan seksama

b. Standar pekerjaan lapangan

Merupakan pedoman auditor dalam melaksanakan prosedur audit. Standar

pekerjaan lapangan antara lain:

1) Perencanaan dan supervisi audit.

Perencanaan merupakan pengembangan strategi menyeluruh

pelaksanaan dan lingkup audit yang diharapkan, yang meliputi

penentuan: (i) Sifat, luas, dan pelaksanaan audit, (ii) Program audit.

Supervisi mencakup pengarahan usaha asisten dalam mencapai tujuan

audit atau penentuan apakah tujuan tersebut tercapai. Unsur supervisi

adalah: (i) memberikan instruksi kepada asisten, (ii) menjaga informasi

masalah-masalah penting yang dijumpai dalam audit, (iii) mereview

pekerjaan yang dilaksanakan, (iv) menyelesaikan perbedaan pendapat

diantara staf audit kantor akuntan, (v) pemahaman memadai atas

pengendalian intern

Auditor harus memperoleh pemahaman tentang pengendalian intern

yang memadai untuk merencanakan audit, menentukan sifat, saat dan

ruang lingkup pengujian dengan melaksanakan prosedur untuk

memahami desain pengendalian yang relevan dengan audit atas

laporan keuangan, dan apakah pengendalian intern tersebut

dioperasikan.

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

30

2) Bukti kompeten yang cukup

Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,

pengamatan, permintaan keterangan dan konfirmasi sebagai dasar

memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan.

c. Standar Pelaporan

Merupakan pedoman auditor yang membuat laporan audit. Standar

pelaporan terdiri dari 4 jenis antara lain:

1) Pernyataan kesesuaian laporan keuangan dengan prinsip akuntansi

yang berlaku umum Standar pelaporan pertama berbunyi: ”Laporan

audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai

dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia”.

2) Pernyataan ketidakkonsistenan penerapan prisip akuntansi yang

berlaku umum. Standar pelaporan kedua berbunyi:

”laporan auditor harus menunjukkan, jika ada ketidakkonsistennan

penerapan prisnip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan

periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi

tersebut dalam periode sebelumnya”.

3) Pengungkapan informasi dalam laporan keuangan. Standar pelaporan

ketiga berbunyi: ”pengungkapan informatif dalam laporan keuangan

harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lapin dalam laporan

auditor”.

4) Pernyataan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan.

Standar pelaporan keempat berbunyi sebagai berikut:

”laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai

laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa

Page 31: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

31

pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara

keseluruhan tidak dapat diberikan maka alasannya harus dinyatakan.

Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan maka

laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat

pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada dan tingkat tanggung

jawab yang dipikul auditor”.

C. Audit Delay

Menurut Halim (2002), Kartika (2009) dan Utami (2006) pengertian audit

delay adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal

penutupan tahun buku hingga tanggal diterbitkannya laporan audit.

Sedangkan menurut Newton and Ashton (1989) pengertian audit delay

adalah: “The number of calendar days the from the financial statement date to the

audit report date”.

Menurut Lawrence dan Briyan (1988) dalam Yugo Trianto (2006) Audit

Delay adalah lamanya hari yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan

pekerjaan auditnya, yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal

diterbitkannya laporan keuangan audit.

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa audit

delay adalah lamanya waktu penyelesaian audit terhitung mulai dari tanggal

penutupan tahun buku sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan audit.

Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan rata-rata audit delay yang

berbeda-beda pada setiap negara. Perbedaan ini dapat dimaklumi karena adanya

peraturan dan kebijakan pasar modal yang berbeda antar negara. Penelitian yang

dilakukan Andi Kartika (2009) di indonesia yang terdaftar di Bursa Efek

Jakarta periode 2001–2005 menunjukkan audit delay rata-rata 69 hari.

Page 32: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

32

Sedangkan hasil penelitian Hossain dan Taylor (1998) di Pakistan menunjukkan

rata-rata audit delay yang lebih panjang yaitu 143 hari.

Kartika (2009) melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi audit delay di Indonesia dengan menggunakan sampel perusahaan

LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 2001-2005. Variabel

independen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain ukuran perusahaan,

laba/rugi perusahaan, opini auditor dan tingkat profitabilitas. Dari hasil penelitian

dapat diambil kesimpulan faktor ukuran perusahaan, lab/rugi operasi, mempunyai

pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap audit delay. Opini auditor

mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap audit delay. Faktor

profitabilitas tidak mempunyai pengaruh terhadap audit delay.

Halim (2000), melakukan penelitian dengan menggunakan sampel 287

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 1997 menunjukkan

bahwa audit delay rata-rata 84.45 hari. Variabel yang digunakan antara lain total

revenue, jenis industri, bulan penutupan buku tahunan, lamanya menjadi klien

KAP, rugi/laba operasi, tingkat profitabilitas dan jenis opini. Hasil penelitian

multivariate menunjukkan bahwa ke tujuh faktor tersebut secara serentak sangat

berpengaruh terhadap audit delay, namun yang konsisten berpengaruh adalah

tahun buku dan pelaporan kerugian.

Rachmawaty (2008) melakukan penelitian tentang faktor internal dan

eksternal yang mempengaruhi audit delay dan timeliness di Indonesia dengan

menggunakan sampel 287 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada

tahun 2003-2005. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini

antara lain profitabilitas, solvabilitas, internal auditor, ukuran perusahaan dan

ukuran kantor akuntan publik. Dari hasil penelitian, faktor internal yang

Page 33: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

33

mempengaruhi audit delay adalah ukuran perusahaan dan faktor eksternal ukuran

akuntan publik. Sedangkan variabel profitabilitas, solvabilitas, internal auditor

tidak mempunyai pengaruh terhadap audit delay. Faktor internal yang

mempunyai pengaruh terhadap timeliness adalah ukuran perusahaan, solvabilitas

dan faktor eksternal ukuran akuntan publik, sedangkan profitabilitas dan internal

auditor tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap timeliness. Faktor

internal dan eksternal perusahaan seperti profitabilitas, solvabilitas, internal

auditor, ukuran perusahaan dan ukuran akuntan publik secara bersama-sama

memiliki pengaruh yang signifikan baik terhadap audit delay maupun timeliness.

Ubaidillah (2008) melakukan penelitian beberapa faktor yang berdampak

pada perbedaan audit delay, dengan menggunakan sampel 337 perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode tahun 2005 menunjukkan bahwa audit

delay rata-rata 88 hari. Variabel yang digunakan adalah opini audit, tingkat

profitabilitas, leverage, dan ukuran perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa variabel tingkat leverage dan opini audit berpengaruh terhadap audit delay

dan mempunyai hubungan tanda yang positif, sedangkan variabel ukuran

perusahaan dan tingkat profitabilitas tidak berpengaruh terhadap audit delay pada

perusahaan manufaktur.

Utami (2006) melakukan penelitian tentang analisis determinan audit

delay di Bursa Efek Jakarta. Variabel yang digunakan adalah ukuran perusahaan,

jenis industri, lamanya perusahaan menjadi klien sebuah kantor akuntan publik,

jenis opini audit, laba/rugi, dan rasio hutang terhadap ekuitas. Sampel yang

digunakan berjumlah 90 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa secara empiris determinan audit delay meliputi

faktor lamanya emiten menjadi klien sebuah kantor akuntan publik, emiten

Page 34: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

34

mengalami kerugian tahun berjalan, dan laporan keuangan mendapat opini selain

unqualified dari akuntan publik. Sedangkan secara simultan seluruh variabel

berpengaruh terhadap audit delay.

Carslaw dan Kaplan (1991), melakukan penelitian mengenai audit delay

pada perusahaan publik di New Zealand. Variabel yang digunakan adalah ukuran

perusahaan, jenis opini akuntan publik, auditor, tahun buku perusahaan,

kepemilikan total asset. Variabel yang berpengaruh terhadap audit delay adalah

ukuran perusahaan dan perusahaan melaporkan kerugian.

D. Ukuran Perusahaan

Beberapa hasil penelitian mengungkapkan bahwa ukuran perusahaan

berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan (Schwartz dan

Soo:1996; Owusu dan Ansah:2000). Hasil penelitian kontradiksi ditemukan pada

penelitian di Indonesia dimana ukuran perusahaan tidak berpengaruh kuat

terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan (Naim: 1998; Budi: 2000).

Halim (2000) di Indonesia tidak berhasil membuktikan ukuran perusahaan

yang menggunakan proksi yang sama yaitu total revenue mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap audit delay. Hasil penelitian Halim (2000) sejalan dengan

penelitian Na’im (1998) seperti yang dikutip dari Halim (2000) yang menyatakan

bahwa ukuran perusahaan tidak berpegaruh kuat terhadap audit delay, namun arah

hubungannya positif.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Carslaw dan Kaplan (1991) di New

Zealand yang menggunakan total asset sebagai proksi ukuran perusahaan

menunjukkan bahwa audit delay mempunyai hubungan yang berkebalikan dengan

ukuran perusahaan. Hal ini terjadi karena perusahaan yang lebih besar mempunyai

pengendalian internal yang lebih kuat yang akan mengurangi kecenderungan

Page 35: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

35

kesalahan pelaporan keuangan yang mungkin terjadi dan memampukan auditor untuk

mengendalikan pengendalian yang lebih luas dan untuk melakukan pekerjaan intern.

Selain itu juga berkaitan dengan pelayanan yang lebih baik, untuk klien yang lebih

besar oleh firma untuk memastikan kepuasan dari klien.

Selain itu penelitian-penelitian yang telah dilakukan seperti Courtis (1976),

Gilling (1977), Ashton dan Elliot (1987) yang dikutip oleh Halim (2000) menyatakan

bahwa faktor ukuran perusahaan dengan indikator total aktiva memiliki pengaruh yang

besar terhadap audit delay. Pengaruh ini ditunjukkan dengan semakin besar nilai

aktiva perusahaan maka semakin pendek audit delay dan sebaliknya. Menurut Dyer

dan McHugh (1975) seperti yang dikutip oleh Halim (2000) bahwa perusahaan besar

diduga akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan perusahaan

kecil. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu manajemen perusahaan yang

berskala besar cenderung diberikan insentif untuk mengurangi audit delay,

dikarenakan perusahaan-perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor,

pengawas permodalan dan pemerintah. Pihak-pihak ini sangat berkepentingan

terhadap informasi yang termuat dalam laporan keuangan. Oleh karena itu,

perusahaan-perusahaan berskala besar cenderung menghadapi tekanan eksternal yang

lebih tinggi untuk mengumumkan audit lebih awal.

E. Opini Audit

Auditor sebagai pihak yang independen di dalam pemeriksaan laporan

keuangan suatu perusahaan, akan memberikan pendapat atas kewajaran laporan

keuangan yang diauditnya. Ada lima kemungkinan pernyataan pendapat

independen (Mulyadi, 2002:19) yaitu:

Page 36: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

36

1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)

Laporan keuangan dianggap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil

usaha suatu organisasi, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di

Indonesia jika memenuhi kondisi berikut ini:

a. Prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia digunakan untuk

menyusun laporan keuangan.

b. Perubahan penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

c. Informasi dalam catatan-catatan yang mendukungnya telah digambarkan

dan dijelaskan dengan cukup dalam laporan keuangan, sesuai dengan

akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan tambahan bahasa penjelasan

(unqualified opinion report with explanatory language).

Jika terdapat hal-hal yang memerlukan bahasa penjelasan, namun

laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha

perusahaan klien, auditor dapat menambahkan laporan hasil auditnya dengan

bahasa penjelas.

Berbagai penyebab paling penting adanya tambahan bahasa penjelas:

a. Adanya ketidakpastian yang material.

b. Adanya keraguan atas kelangsungan hidup perusahaan.

c. Auditor setuju dengan penyimpangan terhadap prinsip akuntansi yang

berlaku umum di Indonesia.

3. Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion)

Pendapat wajar dengan pengecualian akan diberikan oleh auditor jika

dijumpai hal-hal sebagai berikut:

a. Lingkup audit dibatasi oleh klien.

Page 37: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

37

b. Auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting atau tidak dapat

memperoleh informasi penting karena kondisi-kondisi yang berada di luar

kekuasaan klien maupun auditor.

c. Laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang

berlaku umum di Indonesia.

d. Prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yang digunakan dalam

penyusunan laporan keuangan tidak diterapkan secara konsisten.

e. Pendapat tidak wajar (adverse opinion)

Auditor akan memberikan pendapat tidak wajar jika laporan keuangan

klien tidak disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum di

Indonesia sehingga tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha,

perubahan ekuitas dan arus kas perusahaan klien. Selain auditor memberikan

pendapat tidak wajar jika ia tidak dibatasi lingkup auditnya, sehingga auditor

dapat mengumpulkan bukti kompeten yang cukup untuk mendukung

pendapatnya.

Jika laporan keuangan diberi pendapat tidak wajar, maka informasi

yang disajikan oleh klien dalam laporan keuangan sama sekali tidak dapat

dipercaya, sehingga tidak dapat dipakai oleh pemakai informasi untuk

pengambilan keputusan.

4. Pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer opinion)

Jika auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang

diaudit, maka laporan audit ini disebut dengan laporan tanpa pendapat (no

opinion report). Kondisi yang menyebabkan auditor tidak memberikan

pendapat adalah:

a. Pembatasan yang luar biasa sifatnya terhadap lingkup audit.

Page 38: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

38

b. Auditor tidak independen dalam hubungannya dengan kliennya.

Perbedaan antara pernyataan tidak memberikan pendapat dengan

pendapat tidak wajar adalah pendapat tidak wajar diberikan dalam keadaan

auditor mengetahui adanya ketidakwajaran laporan keuangan pendapat karena ia

tidak cukup memperoleh bukti mengenai kewajaran laporan keuangan yang

diaudit.

F. Reputasi Auditor

Auditor Empat Besar (The Big Four Auditors) adalah kelompok empat firma

jasa profesional dan akuntansi internasional terbesar, yang menangani mayoritas

pekerjaan audit untuk perusahaan publik maupun perusahaan tertutup.

Menurut Yuliana dan Aloysia (2004) Kantor Akuntan Publik di Indonesia dibagi

menjadi KAP the big four dan Kantor Akuntan Publik non the big four. Kantor Akuntan

Publik yang masuk kategori KAP the big four di Indonesia adalah:

1. Kantor Akuntan Publik Price Water House Cooper, yang bekerja sama dengan

Kantor Akuntan Publik Drs. Hadi Susanto dan rekan.

2. Kantor Akuntan Publik KPMG (Klynfeld Peat Marwick Goedelar), yang

bekerjasama dengan Kantor Akuntan Publik Sidharta dan Wijaya.

3. Kantor Akuntan Publik Ernst dan Young, yang bekerja sama dengan Kantor

Akuntan Publik Drs. Sarwoko dan Sanjoyo.

4. Kantor Akuntan Publik Delloite Tauche Thomatshu, yang bekerja sama dengan

Kantor Akuntan Publik Drs. Hans Tuanokata.

Menurut Supriyati Yuliastri Rolinda (2007) Kantor Akuntan Publik

internasional atau yang di kenal dengan the Big Four dianggap dapat melaksanakan

auditnya secara efisien dan memiliki jadwal waktu yang lebih tinggi untuk

Page 39: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

39

menyelesaikan audit tepat pada waktunya. Kantor Akuntan Publik yang besar

memperoleh insentif yang tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya lebih cepat

dibandingkan Kantor Akuntan Publik lainnya. Waktu audit yang lebih cepat adalah cara

bagi Kantor Akuntan Publik besar untuk mempertahankan reputasinya, karena jika tidak

menyelesaikan audit dengan cepat maka untuk tahun yang akan datang mereka akan

kehilangan kliennya.

Pemilihan kantor akuntan publik yang berkompeten kemungkinan dapat

membantu waktu penyelesaian audit menjadi lebih segera atau tepat waktu.

Penyelesaian waktu audit secara tepat waktu kemungkinan dapat meningkatkan reputasi

kantor akuntan publik dan menjaga kepercayaan klien untuk memakai jasanya kembali

untuk waktu yang akan datang. Dengan demikian besar kecilnya Ukuran Kantor

Akuntan Publik kemungkinan dapat mempengaruhi waktu penyelesaian audit laporan

keuangan.

G. Leverage

Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya sehari-hari

pasti membutuhkan modal. Modal tersebut berasal dari modal sendiri maupun

modal yang berasal dari pinjaman. Perusahaan yang menggunakan sumber dana

dari luar untuk membiayai operasional perusahaan baik yang merupakan sumber

pembiayaan jangka pendek maupun jangka panjang merupakan penerapan dari

kebijakan leverage.

Arti leverage menurut Sularto dan Sudarmadji (2007) sacara harfiah adalah

pengungkit. Pengungkit biasanya digunakan untuk membantu mengangkat beban

yang berat. Dalam keuangan leverage juga mempunyai maksud yang serupa, yaitu

leverage bisa digunakan untuk meningkatkan tingkat keuntungan yang

Page 40: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

40

diharapkan. Istilah leverage biasanya dipergunakan untuk menggambarkan

kemampuan perusahaan untuk menggunakan aktiva atau dana yang mempunyai

beban tetap (fixed cost assets or funds) untuk memperbesar tingkat penghasilan

(return) bagi pemilik perusahaan.

Pengertian leverage menurut Ria (2008) adalah usaha untuk menggunakan

sesuatu yang akan membawa konsekuensi beban tetap. Terdapat 2 macam leverage

yaitu :

1. Operating Leverage

Operating leverage adalah penggunaan suatu kekayaan atau aktiva tertentu

yang akan mengakibatkan beban tetap bagi perusahaan seperti mesin-mesin,

gedung dan sebagainya. Dalam hal ini beban tetapnya akan berupa biaya

depresiasi.

2. Financial Leverage

Financial leverage adalah peggunaan sumber dana tertentu yang akan

mengakibatkan beban tetap yang berupa biaya bunga. Sumber dana ini dapat

berupa utang obligasi, kredit dari bank dan sebagainya.

Dengan memperbesar tingkat leverage maka hal ini akan berarti bahwa

tingkat ketidakpastian (Uncertainty) dari return yang akan diperoleh akan semakin

tinggi pula, tetapi pada saat yang sama hal tersebut juga akan memperbesar

jumlah return yang akan diperoleh. Tingkat leverage ini bisa saja berbeda-beda

antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya, atau dari satu periode ke periode

lainnya di dalam satu perusahaan, tetapi yang jelas semakin tinggi tingkat leverage

akan semakin tinggi tingkat resiko yang di hadapi serta semakin besar

tingkat return atau penghasilan yang diharapkan. Istilah resiko (risk) disini

dimaksudkan dengan ketidakpastian (Uncertainty) dalam hubungannya dengan

Page 41: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

41

kemampuan perusahaan membayar kewajiban-kewajiban tetapnya (fixed payment

obligation) (Sularto dan Sudarmadji, 2007).

Menurut Ubaidillah (2008) leverage yang tinggi memberikan arti bahwa

perusahaan tersebut sangat tergantung dari pinjaman dari luar, sebaliknya bila

tingkat leverage rendah maka permodalan tersebut lebih banyak didanai oleh

pemilik perusahaan tersebut. Tingkat leverage yang dihasilkan sebuah perusahaan

dapat dijadikan informasi sekaligus sebagai sinyal kepada publik untuk

mendapatkan gambaran mengenai kondisi perusahaan. Sinyal tersebut bisa berupa

good news ataupun bad news.

H. Laba/Rugi Perusahaan

Laba menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan

keuntungan. Sehingga dapat dikatakan bahwa laba merupakan berita baik.

Perusahaan tidak akan menunda penyampaian informasi yang berisi berita baik.

Dengan demikian perusahaan yang meraih laba cenderung akan lebih tepat

waktu dalam pelaporan keuangannya dibandingkan dengan perusahaan yang

mengalami kerugian (Hassanudin, 2002).

Menurut Carslaw dan Kalpan (1991) apabila perusahaan rugi maka

perusahaan akan meminta auditornya untuk menjadualkan pengauditan lebih

lambat dari biasanya, sehingga menunda untuk mengumumkan “bad news” kepada

publik. Auditor akan bertindak lebih berhati-hati dan cermat selama proses audit

dalam memberikan jawaban apakah peningkatan kerugian yang dialami oleh

perusahaan diakibatkan oleh kegagalan atau disebabkan oleh kecurangan

manajemen. Sementara pada perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi

cenderung mengharapkan penyelesaian audit secepat mungkin, sehingga mampu

Page 42: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

42

mengumumkan laporan keuangan auditan ke publik lebih awal. Wirakusuma

(2004) mengutip temuan Dye dan Sridhar (1995) bahwa perusahaan yang memiliki

good news akan melaporakan lebih tepat waktu dibandingkan dengan perusahaan

yang operasionalnya gagal (bad news).

Penelitian Halim (2000), membuktikan audit delay dipengaruhi secara

positif oleh adanya pengumuman rugi/laba usaha. Perusahaan yang mengumumkan

rugi cenderung mengalami audit delay yang lama dibandingkan dengan perusahaan

yang mengumumkan laba. Menurut Na’im (1998) tingkat profitabilitas yang

rendah memacu kemunduran publikasi laporan keuangan.

I. Keterkaitan Antar Variabel

1. Ukuran Perusahaan dengan Audit Delay

Penelitian yang dilakukan oleh Carslaw dan Kaplan (1991) di New

Zelland yang menggunakan total asset sebagai proksi ukuran perusahaan

menunjukkan bahwa audit delay mempunyai hubungan yang berkebalikan

dengan ukuran perusahaan. Hal ini terjadi karena perusahaan yang lebih besar

mempunyai pengendalian internal yang lebih kuat yang akan mengurangi

kecenderungan kesalahan pelaporan keuangan yang mungkin terjadi dan

membuat auditor lebih mampu untuk mengendalikan pengendalian yang lebih

luas dan untuk melakukan pekerjaan intern. Selain itu juga berkaitan dengan

pelayanan yang lebih baik, untuk klien yang lebih besar oleh firma untuk

memastikan kepuasan dari klien.

Hasil penelitian Kartika (2009) di Indonesia menunjukkan bahwa

total asset mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap audit

delay perusahaan. Semakin besar total asset yang dimiliki oleh suatu

Page 43: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

43

perusahaan maka semakin kecil audit delay-nya. Hasil penelitian ini sesuai

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dyer dan Mc Hugh dalam

penelitian Subekti dan Widiyanti (2004). Manajemen dengan skala besar

cenderung diberikan insentif untuk mempercepat penerbitan laporan keuangan

auditan disebabkan perusahaan berskala besar dimonitor secara ketat oleh

investor, pengawas permodalan dan pemerintah sehingga cenderung

menghadapi tekanan eksternal yang lebih tinggi untuk mengumumkan laporan

auditan lebih awal. Namun, hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Halim (2000) yang menunjukkan bahwa semakin besar

ukuran perusahaan yang diaudit maka audit delay-nya akan semakin lama.

Ini berkaitan dengan semakin banyaknya sampel yang harus diambil dan

semakin luas prosedur audit yang harus ditempuh. Jadi, ukuran perusahaan

tidak berpegaruh kuat terhadap audit delay, namun arah hubungannya positif.

Selain itu menurut Dyer dan Mc Hugh (1975) seperti yang dikutip oleh

Halim (2000) menyatakan bahwa manajemen dari perusahaan yang berskala besar

cenderung diberikan insentif untuk mengurangi audit delay dikarenakan

perusahaan-perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas

permodalan dan pemerintah. Dengan demikian perusahaan berskala cenderung

menghadapi tekanan eksternal yang lebih tinggi untuk mengumumkan laporan

audit lebih awal.

Berdasarkan penelitian-penelitian diatas penulis menduga bahwa

terdapat pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit delay. Oleh karena itu

dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ha1 : Ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap audit

delay

Page 44: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

44

2. Opini Audit dengan Audit Delay

Penelitian yang dilakukan oleh Ubaidillah (2005) di Indonesia

menunjukkan bahwa opini auditor secara parsial berpengaruh terhadap lamanya

pelaporan keuangan setelah audit (audit delay). Sama halnya dengan hasil

penelitian ini, hasil penelitian Whitteredpun (1980) yang terdapat pada

penelitian Subekti dan Widiyanti (2003) ternyata membuktikan bahwa audit

delay akan lebih panjang dialami oleh perusahaan yang menerima opini wajar

dengan pengecualian.

Penelitian yang dilakukan oleh Kartika (2009) menunjukkan bahwa

opini auditor independen mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan

terhadap audit delay perusahaan. Perusahaan yang menerima opini wajar tanpa

pengecualian (unqualified opinion) mempunyai waktu audit yang lebih cepat

dibandingkan perusahaan yang menerima opini wajar dengan pengecualian

(qualified opinion). Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Soetedjo (2006). Perusahaan yang tidak menerima opini audit

standar unqualified opinion diperkirakan mengalami audit delay yang lebih

panjang. Hal ini dikarenakan perusahaan tersebut memandang sebagai bad

news dan akan memperlambat proses audit. Namun penelitian ini tidak

konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Na’im (1998) yang

menemukan bahwa opini audit tidak berpengaruh terhadap ketidaktepatan

pelaporan keuangan. Hal ini dikarenakan perusahaan yang tidak memenuhi

ketepatan pelaporan keuangan umumnya memperoleh unqualified opinion dari

auditor, tidak berbeda dengan perusahaan yang memenuhi ketepatan pelaporan

keuangan.

Page 45: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

45

Berdasarkan penelitian-penelitian diatas penulis menduga bahwa

terdapat pengaruh opini audit terhadap audit delay. Oleh karena itu dapat

drumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ha2 : Opini audit perusahaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

audit delay

3. Reputasi Auditor dengan Audit Delay

Penelitian yang dilakukan Heri dan Imelda (2007) menemukan

bahwa perusahaan yang diaudit oleh KAP The Big Four akan mempunyai

audit delay yang lebih pendek dari pada perusahaan yang diaudit oleh KAP

Non Big Four. Hasil ini mendukung penelitian Subekti dan Widiyanti (2004).

Hal ini disebabkan karena kantor akuntan publik yang besar akan

menyelesaikan auditnya dengan tepat waktu, karena pengalaman mereka dan

dapat melaksanakan audit secara lebih efisien dari pada kantor akuntan publik

yang kecil. Di samping itu, kantor akuntan publik yang besar memperoleh

insentif yang lebih tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya lebih cepat

dibandingkan dengan kantor akuntan publik lainnya. Waktu audit yang lebih

cepat juga merupakan cara kantor akuntan publik besar untuk

mempertahankan reputasi mereka, jika tidak untuk tahun yang akan datang

mereka akan kehilangan kliennya.

Tetapi hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Kartika (2009) dengan hasil bahwa reputasi auditor mempunyai

pengaruh yang negatif, tetapi pengaruh ini tidak signifikan.

Berdasarkan penelitian-penelitian diatas penulis menduga bahwa

terdapat pengaruh reputasi auditor terhadap audit delay. Oleh karena itu dapat

drumuskan hipotesis sebagai berikut:

Page 46: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

46

Ha3 : Reputasi auditor secara parsial berpengaruh signifikan terhadap audit

delay

4. Leverage dengan Audit Delay

Penelitian yang dilakukan Meiden dan Wenny (2007) menemukan

bahwa leverage mempunyai pengaruh yang signifikan dengan audit delay.

Semakin tingginya tingakat leverage, semakin tinggi pula resiko perusahaan,

karena masih banyak kewajiban kepada kreditur yang harus dilunasi.

Perusahaan yang memiliki banyak hutang pada struktur keuangannya, maka

perusahaan tersebut memiliki resiko yang cukup besar, sehingga bias menunda

publikasi laporan keuangan tahunan.

Penelitian yang dilakukan oleh Ubaidillah (2008) menemukan bahwa

leverage mempunyai hubungan yang positif dengan audit delay. Tingkat

leverage yang rendah memberikan arti bahwa permodalan perusahaan lebih

banyak didanai oleh pemilik perusahaan tersebut, sebalikanya bila tingkat

leverage yang tinggi maka perusahaan tersebut sangat tergantung dari pinjaman

dari luar perusahaan dan akan menghadapi tingginya tingkat resiko. Hal ini

mempengaruhi tingkat resiko yang diaudit maka audit delay-nya akan

semakin lama. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Weston dan

Copelan (1995) yang terdapat dalam penelitian Halim (2000), hasil penelitian

ini sekali lagi memberikan tambahan bukti di Indonesia mengenai variabel lain

yang mempengaruhi audit delay, dimana variabel ini belum diteliti oleh Subekti

dan Widiyanti (2004).

Berdasarkan penelitian-penelitian diatas penulis menduga bahwa

terdapat pengaruh Leverage terhadap audit delay. Oleh karena itu dapat

drumuskan hipotesis sebagai berikut:

Page 47: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

47

Ha4 : Leverage secara parsial berpengaruh signifikan terhadap audit delay.

5. Laba/Rugi dengan Audit Delay

Penelitian yang dilakukan oleh Caslaw dan Kaplan (1991)

menemukan bahwa rugi perusahaan mempunyai hubungan yang positif dengan

audit delay. Hasil dari penelitian ini konsisten dengan penelitian Ashton (1987).

Penelitian di Indonesia yang dilakukan oleh Halim (2000) juga

memberikan hasil yang sama bahwa perusahaan yang mengalami rugi akan

mengalami audit delay yang lebih panjang.

Penelitian yang dilakukan oleh Utami (2006) dan Sejati (2007) juga

memberikan hasil yang sama bahwa perusahaan yang mengalami rugi akan

mengalami audit delay yang lebih besar. Beberapa faktor yang mengkaitkan

pelaporan rugi dengan audit delay adalah : pertama, ketika rugi terjadi

perusahaan akan cenderung menunda berita buruk. Sebuah perusahaan yang

mengalami rugi akan meminta auditor untuk menjadual audit lebih dari

biasanya misalnya terlambat memulai proses audit atau memperlama proses

audit. Kedua, seorang auditor akan lebih berhati-hati dalam melakukan proses

audit pada perusahaan yang rugi jika auditor meyakini bahwa kerugian

perusahaan kemungkinan disebabkan karena kegagalan keuangan atau

kecurangan manajemen.

Penelitian yang dilakukan oleh Kartika (2009) menunjukkan bahwa

laba rugi operasi mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan berpengaruh

terhadap audit delay. Ini berkaitan dengan ketidakstabilan kondisi ekonomi saat

ini, dimana kebanyakan perusahaan yang mengalami kerugian diabaikan dalam

pelaporan keuangannya karena kerugian dianggap sebagai hal yang biasa.

Page 48: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

48

Berdasarkan penelitian-penelitian diatas penulis menduga bahwa

terdapat pengaruh laba/rugi perusahaan terhadap audit delay. Oleh karena itu

dapat drumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ha5 : Laba/rugi perusahaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

audit delay

Ha6 : Ukuran perusahaan, opini audit, reputasi auditor, leverage, dan

laba/rugi perusahaan berpengaruh signifikan secara simultan

terhadap audit delay.

J. Kerangka Pemikiran

Menurut Hamid (2007:26) mendefinisikan kerangka karangan berfikir

sebagai berikut:

“Kerangka pemikiran adalah merupakan sintesa dari serangkaian teori yang

sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternative dari

serangkaian masalah yang ditetapkan”.

Informasi sebagai bukti yang mempunyai potensi untuk mempengaruhi

keputusan individual. Namun demikian, informasi baru akan bermanfaat bagi

pemakainya apabila informasi tersebut disampaikan sedini mungkin agar dapat

digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi dan untuk

menghindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut dalam (Scott, 2003)

yang dikutip oleh (Rachmawati, 2008).

Ketepatwaktuan tidak menjamin relevansi, tetapi relevansi informasi tidak

mungkin tanpa ketepatwaktuan informasi mengenai kondisi dan proses perusahaan

harus cepat dan tepat sampai kepada pengguna laporan keuangan (Rachmawati,

2008).

Page 49: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

49

Ada dua logika yang mendasari hubungan antara ukuran perusahaan

dengan audit delay. Pertama, perusahaan besar akan menyelesaikan proses

auditnya lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan kecil. Hal ini disebabkan

oleh beberapa faktor yaitu manajeman yang berskala besar cenderung diberikan

insentif untuk mengurangi audit delay dikarenakan perusahaan besar dimonitor

secara ketat oleh investor, pengawas permodalan dan pemerintah. Oleh karena

itu, perusahaan-perusahaan berskala besar cenderung menghadapi tekanan

eksternal yang lebih tinggi untuk mengumumkan audit lebih awal. Disamping

itu perusahaan besar pada umumnya memiliki sistem pengendalian internal

yang lebih baik sehingga memudahkan auditor menyelesaikan pekerjaannya.

Kedua, bahwa semakin besar perusahaan maka waktu yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan audit lebih lama. Hal ini berkaitan dengan semakin banyaknya

sampel yang harus diambil dan semakin luas prosedur audit yang harus

ditempuh. Sehingga ukuran perusahaan dengan indikator total asset memiliki

pengaruh positif terhadap audit delay.

Perusahaan yang tidak menerima opini audit standar unqualified opinion

diperkirakan mengalami audit delay yang lebih panjang, hal ini dikarenakan

perusahaan tersebut memandang sebagai bad news dan akan meperlambat

peroses audit. Opini selain wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)

merupakan opini yang tidak diharapkan oleh semua manajemen. Semakin tidak

baik opini yang diterima oleh perusahaan maka semakin lama laporan keuangan

auditan dipublikasikan. Laporan keuangan yang disampaikan tidak tepat waktu

mencerminkan ketidakpatuhan perusahaan terhadap peraturan yang.

Kualitas audit diukur dengan Ukuran Kantor Akuntan Publik yang

dibedakan menjadi kantor akuntan publik yang masuk empat besar, dalam hal ini

Page 50: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

50

the big four dan kantor akuntan publik non the Big Four. Dimana Kantor akuntan

publik empat besar cenderung untuk lebih cepat menyelesaikan tugas audit yang

mereka terima dan mengeluarkan pendapat yang going concern. Kantor akuntan

publik the big four lebih menginginkan untuk mengambil sikap yang tepat dan

mengeluarkan pendapat yang sesuai standar dan memiliki kemampuan teknis untuk

mendeteksi going concern perusahaan, kantor akuntan publik besar cenderung

menyajikan audit yang lebih cepat dibandingkan dengan kantor akuntan publik non

the big four karena mereka memiliki nama baik yang dipertaruhkan (Prabandi dan

Rustiana, 2007:31).

Kantor akuntan publik the big four umumnya mempunyai sumber daya

yang lebih besar sehingga dapat melakukan audit lebih cepat dan efisien. Hal ini

membuktikan pendapat bahwa perusahaan yang diaudit oleh kantor akuntan publik

the big four cenderung lebih cepat menyelesaikan auditnya bila dibandingkan

dengan perusahaan yang diaudit oleh kantor akuntan publik non the big four.

Supriyati Yuliasri Rolinda (2007:123) telah membuktikan bahwa Ukuran Kantor

Akuntan Publik berpengaruh terhadap Audit Delay studi empiris pada perusahaan

manufaktur dan finansial di Indonesia pada tahun 2004-2005 hal ini dikarenakan

sebagian besar perusahaan sudah menggunakan jasa audit Kantor Akuntan Publik

the big four yang dapat melakukan auditnya dengan cepat dan efisien.

Semakin tingginya tingakat leverage, semakin tinggi pula resiko

perusahaan, karena masih banyak kewajiban kepada kreditur yang harus dilunasi

(Meiden dan Weni, 2007).

Perusahaan yang melaporkan kerugian akan meminta auditor untuk

mengatur waktu auditnya lebih lama dibandingkan biasanya. Sebaliknya jika

perusahaan melaporkan laba yang tinggi maka perusahaan akan mempercepat

Page 51: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

51

auditnya, sehingga good news tersebut segera dapat disampaikan kapada para

investor dan pihak-pihak lainnya yang berkepentingan. Sehingga laporan

laba/rugi perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap audit delay. Kerangka

pemikiran dapat digambarkan dengan bagan sebagai berikut:

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

K. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka hipotesis penelitian ini adalah :

Ha1 : Ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap audit

delay

Ha2 : Opini audit perusahaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

audit delay

Ukuran Perusahaan

(Utami, 2006)

Opini Auditor

(Ubaidillah, 2008)

Audit Delay

Laba/Rugi Perusahaan

(Utami, 2006)

Reputasi Auditor

(Subekti dan Widiyanti, 2004)

Leverage

(Ubaidillah, 2008)

Page 52: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

52

Ha3 : Reputasi auditor secara parsial berpengaruh signifikan terhadap audit

delay

Ha4 : Leverage secara parsial berpengaruh signifikan terhadap audit delay

Ha5 : Laba/rugi perusahaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

audit delay

Ha6 : Ukuran perusahaan, opini auditor, lamanya menjadi klien KAP, leverage,

dan laporan laba/rugi perusahaan secara simultan berpengaruh signifikan

terhadap audit delay

Page 53: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

53

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini meliputi audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia baik perusahaan berskala kecil maupun besar pada tahun 2008

sampai dengan tahun 2010. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji

Hipotesis untuk mengetahui pengaruh Ukuran Perusahaan, Opini Audit, reputasi

auditor, Leverage, dan Laba/Rugi Perusahaan terhadap Audit Delay. Jenis penelitian ini

adalah penelitian Kausalitas yaitu bentuk penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

B. Metode Penentuan Sampel

Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), Metode penentuan

sampel yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu pengambilan sampel

berdasarkan penilaian subjektif peneliti dengan karakteristik tertentu yang

dianggap mempunyai sangkut paut dengan karakteistik populasi yang sudah

diketahui sebelumnya dengan pertimbangan tertentu (Iskandar, 2009:76). Kriteria

yang diperlukan adalah:

1. Perusahaan yang mengeluarkan laporan keuangan selama tahun 2008- 2010.

2. Perusahaan tersebut mempunyai data yang lengkap.

3. Laporann Opini Auditor.

Page 54: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

54

C. Metode Pengumpulan Data

Menurut Hamid (2007:33) metode pengumpulan data dapat dilakukan

dengan berbagai cara, salah satunya dilakukan melalui studi pustaka, terutama

yang berhubungan dengan data-data sekunder. Sementara itu data primer dapat

dilakukan melalui studi lapangan, berupa eksperimen, observasi dan wawancara

dengan metode kuesioner.

Data pada penelitian ini bersumber dari data sekunder. Sumber data

sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada

pengumpul, misalnya melalui orang lain atau melihat dokumen. Data diperoleh

dari:

1. Laporan keuangan tahunan perusahaan publik tahun 2008-2010

2. IDX Fact Books Desember tahun 2008-2010 atau akses di website BEI

(www.idx.co.id).

D. Metode Analisis

1. Metode Analisis

Statistik deskriftif digunakan untuk menggambarkan data dalam

bentuk kuantitatif dengan tidak menyertakan pengambilan keputusan melalui

Kriteria Jumlah

Perusahaan manufaktur

Perusahaan yang datanya tidak

lengkap

Tidak ada opini audit

*Total perusahaan yang dijadikan

sampel

221

(33)

(29)

159

Page 55: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

55

hipotesis. Data dipresentasikan ke dalam bentuk deskriftif tanpa diolah dengan

tekhnik-tekhnik analisis statistik lainnya. (Sarwono, 2009:35).

Menurut Sugiyono (2005:144) Statistik parametris digunakan untuk

menguji parameter populasi melalui statistik, atau menguji ukuran populasi

melalui data sampel. Dalam statistik, pengujian parameter melalui statistik

(data sampel) tersebut dinamakan uji hipotesis statistik.

Penggunaan statistik parametris dan non-parametris tergantung pada

asumsi dan jenis data yang akan dianalisis. Statistik parametris memerlukan

terpenuhinya banyak asumsi. Asumsi yang utama adalah data yang akan

dianalisis harus berdistribusi normal. Selanjutnya dalam penggunaan salah satu

test mengharuskan dan homogeny, dalam regresi harus terpenuhi asumsi

liniaritas.

2. Uji Asumsi Klasik

Menurut Sunyoto (2009:79) Uji asumsi klasik digunakan untuk

mengukur tingkat asosiasi atau keeratan hubungan dan pengaruh antar

variabel bebas melalui besaran koefisien korelasi. Uji asumsi klasik yang

digunakan antara lain uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji

multikolinieritas dan uji autokorelasi.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai

distribusi normal atau tidak. Model regresi yang sahih (valid) adalah

distribusi data normal atau mendekati normal (Santoso, 2000:12).

Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada

sumbu diagonal dari grafik. Jika data (titik) menyebar di sekitar garis

Page 56: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

56

diagonal, maka menunjukkan pola distribusi normal yang

mengindikasikan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Jika data (titik) menyebar menjauhi garis diagonal, maka tidak

menunjukkan pola distribusi normal yang mengindikasikan bahwa

model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2005:10).

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain tetap maka disebut homoskedatisitas dan jika berbeda

disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

homoskedatisitas atau tidak terjadi heteroskedasitas(Ghozali, 2005:105).

Dalam penelitian ini pengujian heteroskedasitas dilakukan dengan

melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen)

yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya

heteroskedatis dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola

tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana

sumbu Y adalah residual (Y prediksi-Y sesungguhnya) yang telah di-

studentized. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada

membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar

kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi

heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik

menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

Page 57: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

57

c. Uji Multikoliniearitas

Pengujian ini bertujuan untuk meneliti apakah pada model regresi

ditentukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi

yang sahih (valid) adalah model regresi yang bebas dari multikolinearitas.

Multikolinearitas terjadi ketika variabel independen yang ada dalam

metode berkorelasi satu sama lain, ketika korelasi antar variabel

independen sangat tinggi maka sulit untuk memisahkan pengaruh

masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.

Dalam melakukan pengujian terhadap multikolinearitas dapat dideteksi

dengan menggunakan tolerance value dan variance inflation faktor (VIF),

jika nilai tolerance value >0.10 dan VIF < 10 maka tidak terjadi

multikolinearitas (Ghozali, 2005 : 91).

d. Uji Autokorelasi

Dilakukan dengan uji Durbin Watson. Pengujian ini bertujuan untuk

meneliti apakah sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan

pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1

(sebelumnya). Model regresi yang sahih (valid) adalah model regresi

yang bebas dari autokorelasi (Sunyoto,2009:91). Suatu jenis pengujian

yang umumnya digunakan untuk mengetahui adanya autokorelasi yang

dikembangkan oleh J. Durbin dan G. Watson yang disebut sebagai

statistik Durbin-Watson. Pengujian ini dilakukan dengan

membandingkan nilai d dari hasil perhitungan dengan nilai d1 dan dU

dari tabel Durbin-Watson.

Page 58: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

58

3. Uji Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model

regresi berganda. Model regresi berganda bertujuan untuk memprediksi besar

variabel dependen dengan menggunakan data variabel independen yang sudah

diketahui besarnya (Santoso, 2000:163). Model regresi berganda umumnya

digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen

terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio

dalam suatu persamaan linier (Sunyoto, 2009:11). Variabel independen terdiri

dari ukuran perusahaan, opini audit, lamanya menjadi klien KAP, leverage,

dan laba/rugi perusahaan sedangkan variabel dependennya adalah audit delay.

Untuk menguji hipotesis tersebut, maka rumus persamaan regresi

yang digunakan adalah sebagai berikut:

Dimana:

Y : lamanya hari penyelesaian audit (audit delay).

a : konstanta

b1-5 : koefesien regresi

X1 : ukuran perusahaan (UK)

X2 : opini audit (OA)

X3 : reputasi auditor (REP)

X4 : leverage (LEV)

X5 : laba/rugi perusahaan (LR)

E : error

Y = a + b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+e

Page 59: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

59

Pengujian ini dilakukan melaui:

a. Koefesien Determinasi (R2)

Koefesien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai

koefesien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1(satu). Nilai R2 yang kecil

berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi

variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-

variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan

untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2005:83).

b. Uji Statistik t

Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu variabel penjelas

atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel

dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh

masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel

dependen yang diuji pada tingkat signifikasi 0,05 (Ghozali, 2005:84).

Menurut Santoso (2000:168) dasar pengambilan keputusan adalah sebagai

berikut:

1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 , maka H0 diterima atau Ha

ditolak, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas

tidak mempunyai pengaruh individual terhadap variabel dependen atau

terikat.

2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak dan Ha

diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas

Page 60: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

60

mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependen atau

terikat.

c. Uji Statistik F

Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas

yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama

terhadap variabel dependen atau terikat. Uji statistik F digunakan untuk

mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan dalam

model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji

pada tingkat signifikasi 0,05 (Ghozali, 2005:84).

Menurut Santoso (2000:120) dasar pengambilan keputusan adalah sebagai

berikut:

1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 , maka H0 diterima dan Ha

ditolak, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau

bebas tidak mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap

variabel dependen atau terikat.

2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 , maka H0 ditolak dan Ha

diterima, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau

bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel

dependen atau terikat.

E. Operasionalisasi Variabel

Abdul Hamid (2007:3) menyatakan bahwa:

“Batasan operasional variabel merupakan pendefinisian dari serangkaian variabel

yang digunakan dalam penulisan. Variabel penelitian ini merupakan suatu atribut

Page 61: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

61

atau sifat atau nilai dan orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.”

1. Variabel Dependen (Y)

Variabel Dependen yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain.

Dalam penelitian ini adalah Audit delay yaitu lama waktu penyelesaian audit

diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga diterbitkannya laporan

keuangan (Rustiana, 2007)

2. Variabel Independen (X)

Variabel Independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain.

Dalam penelitian ini adalah:

a. Ukuran perusahaan, variabel ukuran perusahaan dapat diukur dengan total

aktiva yang dimiliki perusahaan pada tahun pelaporan. Total aktiva

menunjukkan total sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan yang akan

memberikan manfaat ekonomi dimasa yang akan datang. Ukuran

perusahaan diukur dengan menggunakan skala rasio dan ukuran perusahaan

dilambangkan dengan UK (Utami, 2006).

b. Opini audit (OA), diukur dengan dummy yaitu untuk opini wajar tanpa

pengecualian (unqualified opinion) diberi kode 0, untuk opini wajar

dengan pengecualian (qualified opinion) diberi kode 1 dan opini tidak

wajar (Adverse Opinion) diberi kode 2 (Ubaidillah, 2008).

c. Reputasi auditor (REP), diukur dengan menggunakan dummy dengan

mengelompokkan auditor-auditor yang berasal dari KAP Big Four dan Non

Big Four. Kelompok KAP Big Four diberi kode 0 dan kelompok KAP Non

Big Four diberi kode 1 (Subekti dan Widiyanti, 2004).

Page 62: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

62

d. Leverage (LEV), diukur berdasarkan total utang yang terdiri dari kewajiban

jangka panjang dibagi dengan total aktiva akhir tahun buku setiap

perusahaan (Ubaidillah, 2008).

e. Laba/rugi perusahaan (LR), diukur dengan menggunakan skala

nominal, maka perusahaan yang mengalami rugi diberi kode 1,

sedangkan laba diberi kode 0 ( Utami, 2006).

Tabel 3.1

Tabel Operasionalisasi Variabel

Variabel Sub

Variabel Indikator

Skala

Pengukuran

Ukuran Perusahaan

(X2)

(Sumber: Carslaw

dan Kaplan (1991),

Utami (2006),

Kartika (2009),

Wirakusuma (2004),

dan Rachmawaty

(2008))

Ukuran

Perusahaan

Total aset perusahaan Skala Rasio

Opini Audit (X3)

(Sumber: Kartika

(2009), Ubaidillah

(2008), Subekti dan

Widiyanti (2004),

dan

Carslaw dan Kaplan

(1991))

Opini Audit Dummy Variabel

unqualified opinion

diberi kode (0),

qualified opinión diberi

kode (1) dan opini tidak

wajar (Adverse

Opinion) diberi kode 2

Skala

Nominal

Reputasi Auditor

(X4) (Sumber:

Kartika (2009),

Subekti dan widiyanti

(2004) dan Utami

(2006))

Reputasi

Auditor

Dummy Variabel

Big Four = (0)

Non Big Four = (1)

Skala

Nominal

Page 63: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

63

Leverage (X5)

(Sumber: Ubaidillah

(2008))

Leverage total utang yang terdiri

dari kewajiban jangka

panjang dibagi dengan

total aktiva akhir tahun

buku setiap perusahaan

Skala Rasio

Laba/Rugi

Perusahaan (X6)

(Sumber: Halim

(2000), Ashton

(1978), Carslaw dan

Kaplan (1991),

Rustiana (2007),

Utami (2006) dan

Kartika (2009))

Laba/Rugi

Perusahaan

Dummy Variabel

Laba diberi kode (0) dan

Rugi diberi kode (1)

Skala

Nominal

Audit Delay (Y)

(Sumber: Kartika

(2009), Ubaidillah

(2008), Utami (2006)

dan Rachmawaty

(2008))

Audit delay Jumlah hari terhitung

dari tanggal laporan

keuangan sampai

dengan tanggal laporan

audit.

Skala Rasio

Page 64: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

64

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penenlitian

1. Gambar Objek Penelitian

Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instumen keuangan

jangka panjang yang bisa diperjualbelikan baik dalam bentuk hutang maupun

modal sendiri yang diterbitkan pemerintah, publik maupun swasta.

Perkembangan perusahaan yang go public dipasar modal semakin tahun

semakin bertambah yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok

berdasarkan industri dan bidang usahanya. Seiring dengan aktifnya

kembali pasar modal Indonesia yaitu tahun 1997 dalam hal ini adalah Bursa

Efek Jakarta (BEJ) yang kemudian menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada

tahun 2007, maka semenjak itu pula industri-industri yang ada di Indonesia

mulai diperdagangkan kembali dijantung bursa.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejumlah 221

perusahaan per tahunnya, sehingga jumlah populasi dalam penelitian ini

adalah 663 per tiga tahun dan sampel yang digunakan di penelitian ini

dipilih secara purposive sampling. Perusahaan yang dijadikan objek dalam

penelitian ini adalah perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia selama

tahun 2008-2010 dan perusahaan yang mempunyai data lengkap. Dengan

jumlah sampel awal 221 perusahaan per tahun, setelah dilakukan seleksi

pemilihan sampel sesuai kriteria yang telah ditentukan diperoleh 159

perusahaan setiap tahunnya yang memenuhi kriteria. Sehingga total

Page 65: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

65

perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2010 yang

dijadikan sampel adalah 477 perusahaan.

2. Deskripsi Variabel Penelitian

Data yang digunakan dan dianalisis dalam penelitian ini adalah data

informasi keuangan berupa laporan audit dan laporan keuangan perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2010.

Variabel dependen yang digunakan adalah lamanya proses audit yang

dihitung dari tanggal tutup buku hingga diterbitkannya laporan audit (audit

delay). Variabel independen yang digunakan adalah ukuran perusahaan

(UK) yang dinyatakan dalam total asset yang dimiliki perusahaan, Opini

Audit (OA) untuk unqualified opinion diberi kode (0), qualified opinión

diberi kode (1) dan opini tidak wajar (Adverse Opinion) diberi kode 2,

Reputasi Audit (REP) untuk The Big Four diberi kode (0) dan Non Big Four

diberi kode (1), Leverage (LEV) yang diukur berdasarkan total utang

yang terdiri dari kewajiban jangka panjang dibagi dengan total aktiva akhir

tahun buku setiap perusahaan sampel, sedangkan laba dan rugi perusahaan

(LR) untuk perusahaan yang mengalami rugi diberi kode (1) dan perusahaan

yang mengalami laba diberi kode (0).

Tabel 4.1

Deskripsi Data Audit Delay Tahun 2008-2010

Sumber : Data diolah 2011

Berdasarkan deskripsi data yang dihasilkan lamanya audit yang

terjadi pada perusahaan publik di Indonesia tahun 2008-2010 rata-rata

N Rata-rata Maximum Minimum Standar

Deviasi 477 75.73 hari 167 hari 12 hari 8.10 hari

Page 66: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

66

adalah 75.73 hari, dengan nilai maximum 167 hari, nilai minimum 12 hari

dan standar deviasi 8.10 hari.

Tabel 4.2

Deskripsi Data Ukuran Perusahaan (UK) tahun 2008-2010

N Rata-rata Max Min Standar

Deviasi 477 RP 4,222,679,850,714 Rp 112,857,000,000,000 Rp 901,048,232

Rp 643,430,996

Sumber : Data diolah 2011

Frekuensi Ukuran Perusahaan (UK)

Sumber : Data diolah 2011

Berdasarkan tabel deskripsi data dan tabel ferkuensi yang dihasilkan

rata-rata total asset (dalam jutaan rupiah) tahun 2008-2010 adalah sebesar

4.222.679 dengan nilai minimum 901 dan nilai maksimumnya sebesar

112.857.000. Rata-rata total asset berada pada interval pertama yaitu 901-

500.000 dengan frekuensi 163 perusahaan, 500.001-4.222.679 dengan

frekuensi 232 perusahaan, 4.222.681-10.000.000 dengan frekuensi 37

perusahaan dan 45 perusahaan total assetnya berada pada interval

10.000.001-112.857.000.

Tabel 4.3

Frekuensi Opini Audit (OA) tahun 2008-2010

Sumber : Data diolah 2011

Interval dalam jutaan rupiah Frekuensi 901-500.000 163

500.001-4.222.679 232

4.222.680-10.000.000 37

10.000.001-112.857.000 45

*Total 477

No. Kategori Opini Audit Frekuensi Persentase (%)

1 Unqualified opinion 360 75.47

2 Qualified opinión 98 20,54

3 Adverse Opinion 19 03.99

4 *Jumlah 477 100

Page 67: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

67

Berdasarkan tabel frekuensi opini auditor dapat diketahui unqualified

opinion sebesar 75,47% atau 360 perusahaan dari data laporan keuangan pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008-

2010. Sedangkan yang termasuk qualified opinion adalah sebesar 20,54% atau 98

perusahaan dan adverse opinion sebesar 3.99% atau 19 perusahaan.

Tabel 4.4

Frekuensi Reputasi Audit (REP) tahun 2008-2010

No. Kategori Opini Audit Frekuensi Persentase (%)

1 The Big Four 250 52.41

2 Non Big Four 227 47.59

3 *Jumlah 477 100 Sumber : Data diolah 2011

Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) dibedakan kategori the Big Four

dan non the Big Four. Berdasarkan data yang diperoleh ternyata Kantor Akuntan

Publik yang masuk the Big Four terdapat 52,41% atau sebanyak 250 perusahaan,

sedangkan yang tidak masuk dalam the Big four ada 47,59% atau sebanyak 227

perusahaan. Hal ini menandakan bahwa KAP di BEI untuk perusahaan manufaktur

adalah sebagian besar masuk kategori Kantor Akuntan Publik the Big four.

Tabel 4.5

Deskripsi data Leverage (LEV) tahun 2008-2010

N Rata-rata Max Min Standar Deviasi

477 1.09549896585552 163.229776127012 0.00110705857221561 1.93183461307941

Sumber : Data diolah 2011

Nilai rata-rata tingkat leverage sebesar 1.09549896585552, dengan nilai

max 163.229776127012, minimum 0.00110705857221561 dan standar deviasi

1.93183461307941. Dilihat dari karakteristik data tersebut diketahui bahwa rata-

rata perubahan leverage positif. Semakin besar rasio ini, semakin buruk

perusahaan tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan perusahaan

dalam memenuhi kewajiban hutang jangka panjang adalah kurang baik.

Page 68: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

68

Tabel 4.6

Frekuensi Laba Rugi Perusahaan (LR) tahun 2008-2010

Laba/rugi

perusahaan

Frekuensi Persentase (%)

Laba 403 84,48

Rugi 74 15,52

*Total 477 100 Sumber : Data diolah 2011

Berdasarkan tabel frekuensi laba rugi perusahaan dapat diketahui

bahwa tahun 2008-2010 perusahaan yang mengalami rugi sebesar

15.52% dan perusahaan yang mengalami laba sebesar 84.48%.

B. Hasil Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik

a. Hasil Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya

mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah

distribusi data normal atau mendekati normal.

Page 69: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

69

Gambar 4.1

Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram

Gambar 4.2

Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-P Plot

Berdasarkan gambar 4.1 dan 4.2 dapat disimpulkan bahwa titik

penyebaran data mendekat mengikuti arah garis horizontal. Hal ini berarti

bahwa model ini dianggap linier atau memenuhi asumsi normalitas.

b. Hasil Uji Heterokedastisitas

Page 70: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

70

Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam

sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu

pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut

homoskedastisitas.

Gambar 4.3

Grafik Scatterplot

Gambar 4.3 menunjukkan titik-titik menyebar secara acak dan tidak

membentuk pola tertentu serta tersebar diatas dan dibawah angka 0 (nol)

pada sumbu Y. Ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas sehingga model

regresi layak digunakan untuk memprediksi audit delay berdasarkan

masukan atas variabel ukuran perusahaan, opini audit, reputasi audit,

leverage dan laba/rugi perusahaan.

c. Hasil Uji Multikolinieritas

Pengujian multikolonieritas dilakukan untuk menguji apakah pada

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Untuk

Page 71: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

71

mendeteksi adanya problem multikol, maka dapat dilakukan dengan melihat

nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) serta besaran korelasi

antar variabel independen. Nilai VIF (variance inflation faktor) tidak lebih

dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1.

Tabel 4.7

Hasil Uji Multikolinearitas

Berdasarkan tabel 4.7 dapat disimpulkan sbb:

1) Nilai VIF variabel Ukuran Perusahaan adalah 1,066 < 10 dan nilai

Tolerance adalah 0,938 > 0,1, maka model regresi linier berganda ini

tidak mengandung multikolinieritas.

2) Nilai VIF variabel Opini Audit adalah 2,039 < 10 dan nilai Tolerance

adalah 0,490 > 0,1, maka model regresi linier berganda ini tidak

mengandung multikolinieritas.

3) Nilai VIF variabel Reputasi Audit adalah 1,074 < 10 dan nilai Tolerance

adalah 0,931 > 0,1, maka model regresi linier berganda ini tidak

mengandung multikolinieritas.

4) Nilai VIF variabel Leverage adalah 1,030 < 10 dan nilai Tolerance adalah

0,971 > 0,1, maka model regresi linier berganda ini tidak mengandung

multikolinieritas.

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

UK .938 1.066

OP .490 2.039

REP .931 1.074

LEV .971 1.030

LR .494 2.024

Sumber : Data diolah 2011

Page 72: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

72

5) Nilai VIF Variabel Laba/Rugi adalah 2,024 < 10 dan nilai Tolerance

adalah 0,494 > 0,1 maka model regresi linier berganda ini tidak

mengandung multikolinieritas.

d. Hasil Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk mengetahui adanya tidak korelasi

variabel pengganggu e1 pada periode tertentu dengan variabel pengganggu

periode sebelumnya (e1-1). Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi

dapat dilihat dari nilai Durbin Watson. Jika Durbin Watson berada di daerah

no Autoccorelasi dengan acuan nilai Durbin Watson hitung mendekati

angka 2, maka model regresi terbebas dari autokorelasi.

Tabel 4.8

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Durbin-Watson

1 .514a .264 .256 2.024

Sumber : Data diolah tahun 2011

Berdasarkan hasil analisis dengan program SPSS 16 diperoleh

besarnya nilai statistik Durbin Watson, d=2.024. Sedangkan untuk jumlah

sampel n=477, k'=5 dan tingkat signifikansi 5% dari Tabel d diperoleh nilai

dL= 1.832 dan dU=1.866. Nilai d atau DW=2.024 dan dU=1.866, jika

dibandingkan ternyata nilai d>dU maka keputusannya adalah tidak menolak

Ho, dengan demikian Ho yang menyatakan tidak terjadi autokorelasi tidak

ditolak. Berdasarkan hasil pengujian ini, ternyata pada tingkat signifikansi

5% data yang diolah tersebut tidak menunjukkan adanya gejala autokorelasi,

sehingga asumsi klasik mengenai tidak terjadinya gejala autokorelasi dapat

terpenuhi oleh model yang diperoleh.

Page 73: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

73

2. Hasil Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dengan menggunakan model

analisis regresi berganda (multiple regression analysis), yaitu:

a. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Uji Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar

kemampuan variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen.

Tabel 4.9

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .514a .264 .256 13.60170

Sumber : olah data tahun 2011

Berdasarakan table 4.9 dapat disimpulkan bahwa :

1) Nilai koefisien korelasi kekuatan hubungan antara variabel Ukuran

Perusahaan (X1), variabel Opini Audit (X2), variabel Reputasi Audit

(X3), variabel Leverage (X4), dan variabel Laba/Rugi (X5) terhadap

variabel Audit Delay (Y) adalah sebesar 0,264 Hal ini berarti bahwa

kekuatan hubungan antara variabel Ukuran Perusahaan (X1), variabel

Opini Audit (X2), variabel Reputasi Audit (X3), variabel Leverage

(X4), dan variabel Laba/Rugi (X5) terhadap variabel Audit Delay (Y)

adalah lemah.

b. Nilai koefisien determinasi atau nilai Adjusted R square digunakan untuk

melihat seberapa besar kontribusi variabel independen terhadap variabel

dependen. Besarnya nilai koefisien determinasi antara variabel Ukuran

Perusahaan (X1), variabel variabel Opini Audit (X2), variabel Reputasi

Audit (X3), variabel Leverage (X4), dan variabel Laba/Rugi (X5) terhadap

variabel Audit Delay (Y) adalah sebesar adalah sebesar 0,256 atau 25,6%.

Page 74: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

74

Hal ini berarti bahwa variabel Audit Delay (Y) dapat dijelaskan oleh

variabel Ukuran Perusahaan (X1), variabel Opini Audit (X2), variabel

Reputasi Audit (X3), variabel Leverage (X4), dan variabel Laba/Rugi (X5)

adalah sebesar 25,6% selebihnya 74,4% (100% - 25,6%= 74,4%) berasal

dari variabel lain atau faktor lain yang tidak diteliti dalam model regresi

ini, seperti jenis industri, lamanya menjadi KAP, profitabilitas,

solvabilitas, komite audit, audit internal, umur KAP.

c. Hasil Uji Statistik t

Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel 4.10, jika nilai probability t lebih

kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak H0, sedangkan jika nilai

probability t lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan menolak Ha.

Tabel 4.10

Hasil Uji Statistik t

Berdasarkan hasil pengolahan regresi linier berganda, maka persamaan

regresipun dapat dirumuskan sebagai berikut:

Y = 74,036 + 000 X1 + 19,105 X2 – 2,848 X3 – 0,082 X4 – 9,587 X5

Hipotesis 1: Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Audit Delay

Hasil uji hipotesis 1 dapat dilihat pada tabel 4.10, variabel Ukuran

Perusahaan mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,003. Hal ini berarti

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 74.036 1.009 73.356 .000

UK .000 .000 -.120 -2.936 .003

OP 19.105 1.712 .630 11.162 .000

REP -2.848 1.291 -.090 -2.206 .028

LEV -.082 .078 -.042 -1.056 .291

LR -9.587 2.384 -.226 -4.022 .000

Sumber : Data diolah tahun 2011

Page 75: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

75

menerima Ha1 sehingga dapat dikatakan bahwa Ukuran Perusahaan

berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku auditor eksternal karena

tingkat signifikansi yang dimiliki variabel Ukuran Perusahaan kurang dari

0,05. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya sistem pengendalian intern

perusahaan yang kuat dan baik, sehingga penyampaian laporan keuangan

auditan sudah ditentukan waktunya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Kartika (2009), Halim (2000) dan Subekti dan Widiyanti (2004).

yang berhasil membuktikan pengaruh secara signifikan antar audit delay

dengan ukuran perusahaan. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil

penelitian Seperti yang dikutip dari Ahmad dan Kamarudin (2003) lebih

singkatnya audit delay pada perusahaan yang lebih besar disebabkan

beberapa faktor, yaitu adanya pengendalian intern yang kuat sehingga

memudahkan auditor menyelesaikan pekerjaannya dan adanya

kemampuan untuk menekan auditor untuk menyelesaikan pekerjaan

auditnya secara tepat waktu. Selain itu, perusahaan besar mempunyai

sumber daya yang lebih banyak untuk membayar audit fees yang lebih

tinggi dan dapat menyelesaikan biaya tersebut segera setelah

berakhirnya tahun buku.

Dyer dan McHugh (1975) berargumen bahwa manajemen

perusahaan yang berskala besar cenderung diberikan insentif untuk

mengurangi audit delay, karena perusahaan-perusahaan tersebut

dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas permodalan, dan

pemerintah. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan berskala besar

Page 76: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

76

cenderung menghadapi tekanan eksternal yang lebih tinggi untuk

mengumumkan laporan keuangan mereka lebih awal.

Hipotesis 2: Pengaruh Opini Audit terhadap Audit Delay

Hasil uji hipotesis 2 dapat dilihat pada tabel 4.10, variabel Opini

Audit mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,000. Hal ini berarti

menerima Ha2 sehingga dapat dikatakan bahwa opini audit berpengaruh

secara signifikan terhadap audit delay karena tingkat signifikansi yang

dimiliki variabel opini audit lebih kecil dari 0,05. Hal ini dapat disebabkan

untuk perusahaan yang menerima wajar tanpa pengecualian (unqualified

opinion) mempunyai waktu audit yang lebih cepat 17 (17,442) hari

dibandingkan perusahaan yang menerima opini wajar dengan

pengecualian (qualified opinion).

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Subekti dan Widiyanti (2004) yang membuktikan bahwa audit delay

akan lebih panjang dialami oleh perusahaan yang menerima opini tidak

wajar. Hal ini terjadi karena opini audit selaian opini wajar tanpa

pengecualian mampunyai berita buruk. Penelitian ini sesuai dengan hasil

penelitian Utami (2006), Kartika (2009), Ubaidillah (2008) dan

Wirakusuma (2004) yang dimana penelitian mereka membuktikan

bahwa opini audit memiliki pengaruh terhadap audit delay di Indonesia.

Hipotesis 3: Pengaruh Reputasi Auditor terhadap Audit Delay

Hasil uji hipotesis 3 dapat dilihat pada tabel 4.10, variabel Reputasi

Auditor mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0.028. Hal ini berarti

menerima Ha3 sehingga dapat dikatakan bahwa reputasi auditor

Page 77: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

77

berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay karena tingkat

signifikansi yang dimiliki variabel reputasi auditor lebih kecil dari 0,05.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Heri dan Imelda

(2007) dan Subekti dan Widiyanti (2004). Hal ini disebabkan karena

kantor akuntan publik yang besar akan menyelesaikan auditnya dengan

tepat waktu, karena pengalaman mereka dan dapat melaksanakan audit

secara lebih efisien dari pada kantor akuntan publik yang kecil. Di

samping itu, kantor akuntan publik yang besar memperoleh insentif yang

lebih tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya lebih cepat

dibandingkan dengan kantor akuntan publik lainnya. Waktu audit yang

lebih cepat juga merupakan cara kantor akuntan publik besar untuk

mempertahankan reputasi mereka.jika tidak untuk tahun yang akan

datang mereka akan kehilangan kliennya.

Hipotesis 4: Pengaruh Leverage terhadap Audit Delay

Hasil uji hipotesis 4 dapat dilihat pada tabel 4.10, variabel leverage

mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,291. Hal ini berarti menerima H0

sehingga dapat dikatakan bahwa leverage tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap audit delay karena tingkat signifikansi yang dimiliki

variabel leverage lebih besar dari 0,05.

Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Meiden dan Wenny

(2007) yang membuktikan adanya hubungan yang tidak signifikan antara

leverage dengan audit delay. Semakin tingginya tingkat leverage, semakin

tinggi pula resiko perusahaan, karena masih banyak kewajiban kepada

kreditur yang harus dilunasi. Perusahaan yang memiliki banyak hutang

pada struktur keuangannya, maka perusahaan tersebut memiliki resiko

Page 78: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

78

yang cukup besar, sehingga bisa menunda publikasi laporan keuangan

tahunan. Hasil ini juga konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh

Novita (2004) yang menunjukkan bahwa variabel debt to equity ratio tidak

berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan

perusahaan. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang

dialakukan oleh Ubaidillah (2008) yang membuktikan terdapat pengaruh

secara signifikan antara leverage dengan audit delay.

Hipotesis 5: Pengaruh Laba/Rugi Perusahaan terhadap Audit Delay

Hasil uji hipotesis 5 dapat dilihat pada tabel 4.10, variabel laba/rugi

perusahaan mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,000. Hal ini berarti

menerima Ha5 sehingga dapat dikatakan bahwa laba/rugi perusahaan

berpengaruh secara signifikan terhadap Audit Delay karena tingkat

signifikansi yang dimiliki variabel laba/rugi perusahaan lebih kecil dari

0,05.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Halim (2000),

Carslaw dan Kaplan (1991), Utami (2006), dan Kartika (2009). Hal ini

disebabkan karena pelaporan rugi dapat dikatakan sebagai berita buruk

(bad news) yang akan menimbulkan reaksi pasar terhadap pengumuman

tersebut. Oleh sebab itu akuntan publik cenderung berhati-hati dalam

prosedur-prosedur audit yang dapat memastikan nilai kerugian sehingga

dengan demikian proses audit akan menjadi lebih panjang.

d. Hasil Uji Statistik F

Hasil uji statistik F dapat dilihat pada tabel 4.11, jika nilai probabilitas

lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak H0, sedangkan jika

nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan menolak Ha.

Page 79: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

79

Tabel 4.11

Hasil Uji Statistik F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 31209.703 5 6241.941 33.739 .000a

Residual 87137.949 471 185.006

Total 118347.652 476

Sumber : Data diolah tahun 2011

Hipotesis 6: Pengaruh Ukuran Perusahaan, Opini Audit, Reputasi

Auditor, Leverage dan Laba/rugi Perusahaan terhadap Audit delay

Hasil uji hipotesis 6 dapat dilihat pada tabel 4.11 nilai F diperoleh

sebesar 33.739 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena tingkat

signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ha6 diterima, sehingga dapat

dikatakan bahwa Ukuran Perusahaan, Opini Audit, Reputasi Auditor,

Leverage dan Laba/rugi Perusahaan berpengaruh secara signifikan

terhadap Audit delay. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil

penelitian Meiden dan Wenny (2007) yang menunjukkan adanya

pengaruh signifikan antara tingkat opini audit dan leverage tidak

berpengaruh signifikan terhadap audit delay, Subekti dan Widiyanti

(2004) yang menunjukkan adanya pengaruh signifikan antara jenis

industri, opini audit, reputasi audit dan profitabilitas terhadap audit

delay dan Utami (2006) yang menunjukkan adanya pengaruh signifikan

antara jenis opini auditor, laba/rugi emiten, ukuran perusahaan, rasio

hutang terhadap ekuitas, dan jenis industri terhadap audit delay.

Page 80: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

80

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan,

opini audit, reputasi auditor, leverage dan laba/rugi perusahaan terhadap audit

delay. Data perusahaan yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini

berjumlah 447 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun

2008-2010.

1. Berdasarkan hasil uji regresi dengan dummy, maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

a. Ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh secara signifikan

terhadap audit delay. Sesuai dengan penelitian Kartika (2009), Halim (2000)

dan Subekti dan Widiyanti (2004).

b. Opini Audit secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap audit

delay. Sesuai dengan penelitian Subekti dan Widiyanti (2004), Utami (2006),

Kartika (2009), Ubaidillah (2008) dan Wirakusuma (2004).

c. Reputasi Auditor secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap audit

delay. Sesuai dengan penelitian Heri dan Imelda (2007) dan Subekti dan

Widiyanti (2004).

d. Leverage secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit

delay. Sesuai dengan penelitian Meiden dan Wenny (2007).

e. Laba/rugi perusahaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap audit

delay. Sesuai dengan penelitian Halim (2000), Carslaw dan Kaplan (1991),

Utami (2006), dan Kartika (2009).

Page 81: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

81

2. Diantara variabel ukuran perusahaan, opini audit, reputasi auditor dan laba/rugi

perusahaan yang memiliki pengaruh paling dominan adalah opini audit. Hasil

penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Kartika (2009), Subekti

dan Widiyanti (2004).

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa opini audit, reputasi

auditor dan laba/rugi perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap audit

delay. Hal ini mengindikasikan adanya kecenderungan pada aset perusahaan

besar, dimana semakin besar aset yang dimiliki perusahaan maka semakin

kecil audit delay, karena dengan skala besar cenderung diberikan insentif

untuk mempercepat penerbitan laporan keuangan auditan. Perusahaan yang

menerima opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) mempunyai waktu

audit yang lebih cepat dibandingkan perusahaan yang menerima opini wajar

dengan pengecualian (qualified opinion). Kantor akuntan publik the big four

umumnya mempunyai sumber daya yang lebih besar sehingga dapat melakukan

audit lebih cepat dan efisien. Hal ini membuktikan pendapat bahwa perusahaan

yang diaudit oleh kantor akuntan publik the big four cenderung lebih cepat

menyelesaikan auditnya bila dibandingkan dengan perusahaan yang diaudit oleh

kantor akuntan publik non big four. Hal ini juga mengindikasikan adanya

kecenderungan pada perusahaan yang memiliki banyak hutang pada struktur

keuangannya, maka perusahaan tersebut memiliki resiko yang cukup besar,

sehingga bisa menunda publikasi laporan keuangan tahunan dan perusahaan yang

mengalami kerugian untuk memperlambat proses auditnya karena mereka

menganggap bahwa rugi perusahaan tersebut sebagai sebuah bad news yang dapat

Page 82: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

82

mempengaruhi keputusan investor. Dalam hal ini seharusnya Badan Pengawas

Pasar Modal (BAPEPAM) lebih memperketat peraturan mengenai penyampaian

laporan keuangan karena keterlambatan penyampaian laporan keuangan akan

menyebabkan dampak yang merugikan bagi investor dan para pengguna laporan

keuangan lainnya.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka beberapa saran yang dapat

diajukan adalah sebagai berikut:

1. Kepada para auditor disarankan untuk melakukan pekerjaan lapangan dengan

sebaik-baiknya sehingga pekerjaan dapat dilakukan secara efektif dan efesien dan

auditor dapat mengeluarkan laporan hasil audit yang sesuai dengan prosedur dan

standar auditing yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia.

2. Para peneliti dapat menggunakan lebih banyak variasi varibel lain seperti

klasifikasi industri, internal audit, komite audit dan lainnya yang dapat digunakan

untuk menguji Audit Delay.

3. Penelitian lain yang serupa juga dapat dilakukan untuk mengkonfirmasi hasil

penelitian ini dengan menggunakan pendekatan uji beda dan atau menambahkan

variabel lain yang dirasa dapat mempengaruhi Audit Delay.

Page 83: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

83

DAFTAR PUSTAKA

Arens, A. A., M. S. Beasley dan R. J. Elder. “Auditing and Assurance Services”.

Pearson. 2010.

Ashton R. H. “An Empirical Analysis of Audit Delay”, Journal of Accounting

Research Autumn, 1987.

Ashton, Graul dan Newton. “Audit Delay and the Timeliness of Corporate

Reporting”, Vol.5 No. 2, 1989.

Boynton, dan Walter G. Kell. “Modern Auditing”, New York, 1996

Carslaw, Charles dan Kaplan. “An Examination of Audit Delay: Further Evidence

from New Zealand”. Vol. 22, No. 85. 1991.

Courtis, J. K. “Relationship Between Timeliness in Corporate Reporting and

Corporate attributes”, 1976.

Dyer, dan McHugh. “The Timeliness of the Australian Annual Report”, 1975.

Elliot. “Subject to Audit Opinion and Abnormal Security Returns: Outcomes and

Ambiguities”, Journal of Accounting Research Autumn, 1982.

Frildawati, Devi. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay”, Skripsi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009.

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariante dengan Program SPSS”, Badan

Penerbit UNDIP, Semarang, 2005.

Gilling. “Timeliness in Corporate Reporting: Some Further Comment”, Accounting

and Bussniss Research, 1977.

Halim, Abdul. “Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan”, Edisi kedua, Unit Penerbit

dan Percetakan, Yogyakarta, 2001.

Halim, Varianada. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay”, Vol. 2, No. 1,

April 2000.

Hamid, Abdul. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”, FEIS UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2007.

Page 84: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

84

Harahap, Sofyan Syafri. “Teori Akuntansi”, PT. Raja Grafindo, Jakarta, 2007.

Hassanudin. “Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan (Suatu Tinjauan Faktor-faktor

yang Mempengaruhi)”, Jurnal Indonesia Membangun, Juli 2002.

Heri dan Imelda “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay”, Jurnal

Akuntansi/ Tahun XI No. 2, Mei 2007.

Hery. “Teori Akuntansi”, Edisi Pertama, Cetakan ke 1, Kencana Jakarta, 2009.

Hossain, Monirul dan Tayrol. “An Examination of Audit Delay: Evidence from

Pakistan”, 1998.

Ikatan Akuntansi Indonesia. “Standar Akuntansi Keuangan”, Salemba Empat,

Jakarta, 2002.

Ikatan Akuntan Indonesia. “Standar Profesional Akuntan Publik”, Cetakan Pertama,

Salemba Empat, Jakarta 2001.

Imam, Mulyadi dan Subekti. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay di

Indonesia”, SNA VII Denpasar Bali. 2-3 Desember 2004.

Kartika, Andi. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay di Indonesia”, Vol.

16 No. 1, Maret 2009.

Kosasi, Ahmad. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay”, Skripsi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.

Meiden, Carmel dan Wenny. “Variabel Total lag Laporan Keuangan Perusahaan

Manufaktur di BEJ”. Vol. 1, No. 1, Juni 2007.

Mulyadi. “Auditing”, Universitas Gajah Mada, Penerbit : Graha Ilmu, 2002.

Owusu, S dan Ansah. “Timeliness of Corporate Financial Reporting in Emerging

Capital Market: Empirical Evidence from The Zimbamwe Stock Exchange”,

Accounting and Bussiness Research, 1976.

Prabandari, J.D.M & Rustiana. Beberapa Faktor yang Berdampak pada Perbedaan

Audit Delay (Studi empiris pada perusahaan-perusahaan keuangan yang

terdaftar di BEJ). Jurnal Kinerja, Volume 11, No.1, Hal. 27-39, 2007.

Page 85: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

85

Rachmawati, Sistya. “Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan

terhadap Audit Delay dan Timeliness”, Vol. 13, No. 2, November 2008.

Rahayu. “Auditing (Konsep Dasar dan Pedoman Pemeriksaan Akuntan Publik)”,

Penerbit : Graha Ilmu, 2010.

Ria. “Fungsi Keuangan”, 2008. Diakses tanggal 11 Mei 2011.

http://qeyty.blogspot.com/2008/10/bab-vii-fungsi-keuangan.html

Rudianto. “Pengantar Akuntansi”, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2009.

Rustiana. “Beberapa Faktor yang Berdampak pada Perbedaan Audit Delay”, Vol.

11, No. 1, 2007.

Sarwono, Jonathan. “Statistik itu Mudah (Panduan Lengkap untuk Belajar

Komputasi Statistik Menggunakan SPSS 16)”, Gajah Mada, Salemba Empat,

Jakarta, 2008.

Schwartz dan Soo. “Evidence of Regulator Non-Compliance With SEC Disclosure

Rules on Auditor Changes”, 1996.

Sejati, Anggit Wasis. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada

Perusahaan Go Publik di Bursa Efek Jakarta”, Skripsi Universitas Negeri

Semarang, 2007.

Sudarmadji dan Sularto. “Leverage” Vol. 2, 21-22 Agustus 2007. Diakses tanggal

11 Mei 2011.

http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:oskHHsPUpeEJ:elib

.unikom.ac.id/download.php%3Fid%3D17295+pengertian+leverage&cd=2&

hl=id&ct=clnk&gl=id&source=www.google.co.id

Suetedjo, Soegeng. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay Log (ARL)”.

Vol. 9, No. 2. Agustus 2006.

Sugiono, “Statistik untuk Penelitian”, Alfabeta, Bandung, 2005.

Sunyoto, Danang. “Analisis Regresi dan Uji Hipotesis”, Media Pressindo,

Yogyakarta, 2009.

Supriyati Yuliasri Rolinda. (2007). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Audit Delay (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur dan Finansial di

Indonesia). Jurnal Ekonomi Bisnis dan Akuntansi. Vol . 10 No. 3, hal 109-

126.

Page 86: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

86

Trianto, Yugo. Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Audit Delay (Studi

Empiris pada Perusahaan-Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia),

Skripsi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta, 2006.

Ubaidillah. “Audit Delay pada Perusahaan Manufaktur”, Vol. 2, No. 2, Juli 2008.

Utami, Wiwik. “Analisis Determinan Audit Delay Kajian Empiris di Bursa Efek

Jakarta”, Pusat Penelitian dan Dosen FE, Universitas Mercu Buana, Bulletin

Penelitian N0. 9, 2006.

Wicaksono, Arif. Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Audit Delay di

Indonesia. Skripsi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta,

2009.

Widiyanti, Novi Wulandari dan Subekti, Imam. “Faktor-faktor yang Berpengaruh

terhadap Audit Delay Di Indonesia”. Jurnal SNA VII Denpasar Bali, 2-3

Desember 2004.

Wirakusuma, Mede Gede. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rentang Waktu

Penyajian Laporan Keuangan ke Publik”, SNA VII Denpasar Bali, 2-3

Desember 2004.

Yuliana dan Aloysia Yanti Ardianti. (2004). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit

Delay di Indonesia. Modus, Vol 16 (2): 135-146.

Page 87: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

87

LAMPIRAN A

DAFTAR SAMPEL PERUSAHAAN MANUFAKTUR

DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008-2010

No. Nama Perusahaan

Kode No. Nama Perusahaan Kode

1 PT Ace Hard Ware Indonesia Tbk ACES 81 PT Mayora Indah MYOR

2 PT Agis Tbk TMPI 82 PT Merck Tbk MERK

3 PT Akasha Wira International Tbk

ADES 83 PT Metrodata Elektronics Tbk MTDL

4 PT AKR corporindo Tbk AKRA 84 PT Millennium Pharmacon

International Tbk

SDPC

5 PT Allbond Makmur Usaha Tbk SQMI 85 PT Mitra Adiperkasa Tbk MAPI

6 PT Alfa Retalindo Tbk ALFA 86 PT Mobile-8 Telecom Tbk FREN

7 PT Ancora Indonesia Resources

Tbk

OKAS 87 PT Modern Internasional Tbk MDRN

8 PT Aneka Kemasindo Tbk ANTM 88 PT Mulia Industrindo Tbk MLTA

9 PT Aqua Golden Mississippi Tbk

AQUA 89 PT Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI

10 PT Argo Pantes Tbk ARGO 90 PT Multi Indocitra Tbk MICE

11 PT Arpeni Utama Ocean Line

Tbk

APOL 91 PT Multi Prima Sejahtera Tbk LPIN

12 PT Arwana Citramulia Tbk ARNA 92 PT Multipolar Tbk MLPL

13 PT Asiaplast Industries Tbk APLI 93 PT Multistrada Arah Sarana Tbk MASA

14 PT Astra Graphia Tbk ASGR 94 PT Mustika Ratu Tbk MRAT

15 PT Astra International Tbk ASII 95 PT Myoh Technology Tbk MYOH

16 PT Astra Otopart Tbk AUTO 96 PT Nipress Tbk NIPS

17 PT Bakrie Telcom Tbk BTEL 97 PT Nusantara Infrastructure Tbk META

18 PT Barito Pacific Tbk BRPT 98 PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk PKTK

19 PT Bentoel International

Investama Tbk

RMBA 99 PT Pan Brothers Tex Tbk PBRX

20 PT Berlian Laju Tanker Tbk BLTA 100 PT Panasia Filament Inti Tbk PAFI

21 PT Berlina Tbk BRNA 101 PT Pelayaran tempuran Emas Tbk TMAS

22 PT Betonjaya Manunggal Tbk BTON 102 PT Perdana Bangun Pusaka Tbk KONI

23 PT Budi Acid Jaya Tbk BUDI 103 PT Pioneerindo Gourment International Tbk

PTSP

24 PT Cahaya Calbar Tbk CEKA 104 PT Polychem Indonesia Tbk ADMG

25 PT Catur Sentosa Adiprana Tbk CSAP 105 PT Prasidha Aneka Niaga Tbk PSDN

26 PT Centris Multi Persada Pratama

Tbk

CMPP 106 PT Primarindo Asia Infrastructure

Tbk

PRAI

27 PT Century Textile Industry Tbk CNTX 107 PT Pyridam Farma Tbk PYFA

28 PT Citra Tubindo Tbk CTBN 108 PT Ramayana Lestari Sentosa

Tbk

RALS

29 PT Colorpak Indonesia Tbk CLPI 109 PT Resources Alam Indonesia Tbk

KKGI

30 PT Darya Varia Laboratoria Tbk DVLA 110 PT Ricky Putra Globalindo Tbk RICY

31 PT Davomas Abadi Tbk DAVO 111 PT Rig Tenders Indonesia Tbk RIGS

32 PT Delta Djakarta Tbk DLTA 112 PT Rimo Catur Lestari Tbk RIMO

33 PT Delta Dunia Petroindo Tbk DOID 113 PT Roda Vivatex Tbk RDTX

34 PT Destinasi Tirta Nusantara Tbk PDES 114 PT Samudera Indonesia Tbk SMDR

Page 88: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

88

35 PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk DPNAS 115 PT Sat Nusapersada Tbk PTSN

36 PT Dynaplast Tbk DYNA 116 PT Schering Plough Indonesia

Tbk

SCPI

37 PT Ekadharma International Tbk EKAD 117 PT Sekar Laut Tbk SKLT

38 PT Enseval Putera Megatradiang

Tbk

EPMT 118 PT Sekawan Inti Pratama Tbk SIAP

39 PT Ever Shine Textile Industry Tbk

ESTI 119 PT Selamat Sempurna Tbk SMSM

40 PT Excelcomindo Pratama Tbk EXCL 120 PT Semen Gresik (Persero) Tbk SMGR

41 PT Fajar Surya Wisesa Tbk FASW 121 PT Sepatu Bata Tbk BATA

42 PT Fast Food Indonesia Tbk FAST 122 PT Siantar Top Tbk STTP

43 PT Fortune Mate Indonesia Tbk FMII 123 PT Sierad Produce Tbk SIPD

44 PT Gajah Tunggal Tbk GITL 124 PT SMART Tbk SMAR

45 PT Goodyear Indonesia Tbk GDYR 125 PT Sorini Agro Asia Corporindo SOBI

46 PT Gudang Garam Tbk GGRM 126 PT Sugi Samapersada Tbk SUGI

47 PT Hanson International Tbk NYRX 127 PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk SULI

48 PT Hero Supermarket Tbk HERO 128 PT Sumber Alfaria Triwijaya

Tbk

AMRT

49 PT Holcim Indonesia Tbk SMCB 129 PT Sumi Indo Kabel Tbk IKBI

50 PT HM Sampoerna Tbk HMSP 130 PT Suparma Tbk SPMA

51 PT Humpuss Intermoda

Transportasi Tbk

HITS 131 PT Surabaya Industry Pulp &

Kertas Tbk

SAIP

52 PT Indal Aluminium Industry Tbk INAI 132 PT Surya Intrindo Makmur Tbk SIMM

53 PT Indo Acidatama Tbk SRSN 133 PT Surya Toto Indonesia Tbk TOTO

54 PT Indo Kordsa Tbk BRAM 134 PT Steady Safe Tbk SAFE

55 PT Indocement Tunggal Prakarsa

Tbk

INTP 135 PT Taisho Pharmaceutical

Indonesia Tbk

SQBI

56 PT Indofarma Tbk INDF 136 PT Telekomunikasi Indonesia

Tbk

TLKM

57 PT Indofood Sukses Makmur Tbk INDF 137 PT Tembaga Mulia Semanan

Tbk

TBMS

58 PT Indonesia Air Trnsport Tbk IATA 138 PT Tempo Scan Pacific TSPC

59 PT Indorama Syntetics Tbk INDR 139 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk

AISA

60 PT Indosat Tbk ISAT 140 PT Tigaraksa Satria Tbk TGKA

61 PT Inter Delta Tbk INTD 141 PT Tira Austenite Tbk TIRA

62 PT Intraco Penta Tbk INTA 142 PT Tirta Mahakam Resources Tbk

TIRT

63 PT Jakarta Kyoei Steel Works JKSW 143 PT Titan Kimia Nusantara Tbk FPNI

64 PT Jaya Pari Steel Tbk JPRS 144 PT Toba Pulp Lestari Tbk INRU

65 PT Jembo cable Company Tbk JECC 145 PT Toko Gunung Agung Tbk TKGA

66 PT Kabelindo Murni Tbk KBLM 146 PT Trada Maritime Tbk TRAM

67 PT Kageo Igar Jaya Tbk IGAR 147 PT Tri Polyta Indonesia Tbk TPIA

68 PT Karwell Indonesia Tbk KARW 148 PT Trias Sentosa Tbk TRST

69 PT Kedaung Indah Can Tbk KICI 149 PT Tunas Baru Lampung Tbk TBLA

70 PT Kedawung Setia Industrial Tbk

KDSI 150 PT Tunas Ridean Tbk TURI

71 PT Keramik Indonesi Assosiasi

Tbk

KIAS 151 PT Ultra Jaya Milk Tbk ULTJ

72 PT Kimia Farma (Persero) Tbk KAEF 152 PT Unggul Indah Cahaya Tbk UNIC

73 PT KMI Wire and Cable Tbk KBRI 153 pt Unilever Indonesia Tbk UNVR

74 PT Kokoh Inti Arebama Tbk KOIN 154 PT United Tractor Tbk UNTR

75 PT Langgeng Makmur Industry LMPI 155 PT Unitex Tbk UNTX

Page 89: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

89

Tbk

Page 90: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

90

Lampiran B

DATA VARIABEL PENELITIAN

No. Kode Tahun Audelay UK OP REP LEV LR

1

ACES

2008 48 790.28 0 1 0.142758 0

2 TMPI 2008 167 1538.37 2 1 0.289157 0

3 ADES 2008 84 185.02 1 1 0.719493 1

4 AKRA 2008 84 4874.85 0 0 0.598626 0

5 SQMI 2008 56 26.17 0 1 0.403719 0

6 ALFA 2008 147 603.47 1 0 0.356644 0

7 OKAS 2008 159 642.78 2 1 0.521912 1

8 ANTM 2008 82 42.86 1 0 0.383392 1

9 AQUA 2008 90 1003.49 1 0 0.411033 0

10 ARGO 2008 75 1888.36 0 1 0.847566 0

11 APOL 2008 96 7294.28 1 0 0.775460 0

12 ARNA 2008 58 738.09 0 0 0.607264 0

13 APLI 2008 83 276.08 1 1 0.545490 1

14 ASGR 2008 51 841.05 0 1 0.604216 0

15 ASII 2008 50 80740.00 0 0 0.497436 0

16 AUTO 2008 51 3981.32 0 1 0.299119 0

17 BTEL 2008 74 8545.93 0 1 0.405328 0

18 BRPT 2008 81 16375.29 0 0 0.462526 0

19 RMBA 2008 38 4455.53 0 0 0.611449 0

20 BLTA 2008 92 2497.92 1 0 0.752477 0

21 BRNA 2008 71 432.64 0 1 0.533112 0

22 BTON 2008 75 70.51 0 1 0.216577 0

23 BUDI 2008 84 1698.75 0 1 0.618136 0

24 CEKA 2008 30 604.64 0 0 0.591651 0

25 CSAP 2008 76 1226.64 0 0 0.613691 0

26 CMPP 2008 89 68.24 1 1 0.546735 0

27 CNTX 2008 86 232.83 2 0 0.996907 1

28 CTBN 2008 71 1907.63 0 0 0.510057 0

29 CLPI 2008 79 258.90 0 1 0.650813 0

30 DVLA 2008 49 637.66 0 0 0.203575 0

31 DAVO 2008 64 2806.02 0 1 0.840719 0

32 DLTA 2008 79 698.30 0 0 0.211707 0

33 DOID 2008 66 420.00 0 1 0.156581 0

34 PDES 2008 97 173.22 2 1 0.382367 0

35 DPNAS 2008 90 142.63 2 0 0.237947 1

36 DYNA 2008 86 1235.00 0 0 0.581295 0

37 EKAD 2008 57 140.76 0 1 0.432388 0

38 EPMT 2008 71 2513.34 0 0 0.467655 0

39 ESTI 2008 76 530.25 1 0 0.530262 1

40 EXCL 2008 54 28911.71 1 0 0.850998 1

41 FASW 2008 78 3718.55 0 0 0.648288 0

42 FAST 2008 89 784.76 1 0 0.385104 0

43 FMII 2008 75 306.91 1 1 0.404475 1

44 GITL 2008 86 8713.56 2 0 0.810706 1

45 GDYR 2008 71 1022.33 0 0 0.709753 0

Page 91: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

91

46 GGRM 2008 68 24072.96 0 0 0.355323 0

47 NYRX 2008 90 2.23 2 1 0.727317 1

48 HERO 2008 77 2127.69 1 0 0.645210 0

49 SMCB 2008 40 7674.98 1 0 0.669325 0

50 HMSP 2008 79 16133.82 0 0 0.501034 0

51 HITS 2008 84 2967.70 1 0 0.445414 1

52 INAI 2008 82 622.41 0 1 0.876921 0

53 SRSN 2008 73 392.94 1 1 0.508722 1

54 BRAM 2008 86 1349.63 0 0 0.166618 0

55 INTP 2008 63 11286.71 0 0 0.244976 0

56 INDM 2008 79 966.81 0 1 0.691155 0

57 INDF 2008 78 39594.26 0 0 0.667581 0

58 IATA 2008 90 603.91 2 1 0.686045 1

59 INDR 2008 72 609.67 0 0 0.585239 0

60 ISAT 2008 47 51693.32 0 0 0.657624 0

61 INTD 2008 66 37.67 2 1 1.961961 1

62 INTA 2008 69 1137.22 0 1 0.711029 0

63 JKSW 2008 85 300.34 2 0 2.393463 1

64 JPRS 2008 82 339.34 0 1 0.381832 0

65 JECC 2008 59 673.40 0 1 0.870517 0

66 KBLM 2008 84 459.11 0 1 0.509483 0

67 IGAR 2008 64 305.78 0 1 0.237787 0

68 KARW 2008 89 152.43 2 0 1.535537 1

69 KICI 2008 62 86.22 0 1 0.235710 0

70 KDSI 2008 76 485.72 0 1 0.530312 0

71 KIAS 2008 80 830.75 0 1 0.852951 0

72 KAEF 2008 72 1445.67 0 1 0.344411 0

73 KBRI 2008 78 607.23 0 0 0.657240 0

74 KOIN 2008 84 431.95 0 1 0.738666 0

75 LMPI 2008 33 560.08 0 1 0.298473 0

76 LTLS 2008 79 3494.85 0 0 0.726946 0

77 LION 2008 75 253.14 0 1 0.205157 0

78 LMSH 2008 70 61.99 0 1 0.388610 0

79 TCID 2008 51 910.79 0 0 0.103892 0

80 MPPA 2008 86 9741.37 1 1 0.675278 0

81 MYOR 2008 79 2923.00 0 0 0.563231 0

82 MERK 2008 80 375.06 0 0 0.127287 0

83 MTDL 2008 84 1288.80 1 0 0.674301 0

84 SDPC 2008 43 308.66 0 1 0.741605 0

85 MAPI 2008 86 3760.97 1 0 0.700190 1

86 FREN 2008 86 4797.89 1 1 0.850076 1

87 MDRN 2008 128 790.84 2 0 0.598560 0

88 MLTA 2008 85 3733.02 2 0 2.329226 1

89 MLBI 2008 85 941.39 0 0 0.634300 0

90 MICE 2008 90 268.63 1 1 0.651421 0

91 LPIN 2008 69 182.94 0 1 0.548196 0

92 MLPL 2008 86 11402.50 0 1 0.724953 0

93 MASA 2008 90 2379.02 0 0 0.459948 0

94 MRAT 2008 70 354.78 0 1 0.144162 0

95 MYOH 2008 82 7.55 1 1 0.805062 1

96 NIPS 2008 90 325.01 1 1 0.620596 0

97 META 2008 56 1560.94 0 1 0.741770 0

98 PKTK 2008 90 2357.78 0 1 0.754885 0

Page 92: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

92

99 PBRX 2008 84 952.74 1 1 0.896453 1

100 PAFI 2008 85 581.54 1 1 1.041783 1

101 TMAS 2008 70 1292.02 0 1 0.617225 0

102 KONI 2008 90 53.56 2 0 0.686890 1

103 PTSP 2008 75 81.78 0 1 0.898906 0

104 ADMG 2008 84 3855.93 1 0 0.737585 1

105 PSDN 2008 65 286.99 0 0 0.525487 0

106 PRAI 2008 84 107.47 1 1 2.994712 1

107 PYFA 2008 57 98.66 0 1 0.298030 0

108 RALS 2008 85 3004.06 0 0 0.225219 0

109 KKGI 2008 38 225.16 0 1 0.450110 0

110 RICY 2008 80 645.76 1 1 0.498128 1

111 RIGS 2008 80 1054.84 0 0 0.402365 0

112 RIMO 2008 86 71.15 1 1 0.787138 0

113 RDTX 2008 70 580.93 0 1 0.257597 0

114 SMDR 2008 65 5928.07 0 0 0.517716 0

115 PTSN 2008 79 964.59 1 1 0.465483 1

116 SCPI 2008 59 199.53 0 0 0.958158 0

117 SKLT 2008 78 201.00 0 1 0.499170 0

118 SIAP 2008 64 142.22 0 1 0.372447 0

119 SMSM 2008 70 929.75 0 1 0.367075 0

120 SMGR 2008 81 10602.96 0 0 0.229110 0

121 BATA 2008 86 401.90 0 0 0.320433 0

122 STTP 2008 33 626.75 0 1 0.499238 0

123 SIPD 2008 79 1384.71 0 1 0.253785 0

124 SMAR 2008 40 10025.92 0 1 0.523392 0

125 SOBI 2008 59 1111.10 0 0 0.465050 0

126 SUGI 2008 75 44.19 0 1 0.105307 0

127 SULI 2008 75 2169.94 0 0 0.827633 0

128 AMRT 2008 78 2306.63 0 0 0.737322 0

129 IKBI 2008 71 636.41 0 0 0.203128 0

130 SPMA 2008 80 1564.90 1 1 0.577077 1

131 SAIP 2008 85 2523.43 1 1 1.454343 1

132 SIMM 2008 90 60.64 2 1 1.631132 1

133 TOTO 2008 79 1031.13 0 0 0.647775 0

134 SAFE 2008 80 131.34 0 1 0.146000 0

135 SQBI 2008 79 294.72 0 0 0.272049 0

136 TLKM 2008 85 91256.25 1 0 0.517843 0

137 TBMS 2008 79 1173.32 0 0 0.935918 0

138 TSPC 2008 84 2967.06 0 1 0.218038 0

139 AISA 2008 73 1016.96 1 1 0.615476 0

140 TGKA 2008 76 1525.75 0 0 0.744499 0

141 TIRA 2008 74 228.58 0 1 0.649838 0

142 TIRT 2008 87 567.23 1 1 0.769300 1

143 FPNI 2008 58 3515.54 0 0 0.597238 0

144 INRU 2008 51 311.92 0 1 0.572970 0

145 TKGA 2008 76 96.60 0 1 0.959260 0

146 TRAM 2008 80 1377.53 1 1 0.267336 0

147 TPIA 2008 50 2374.67 1 0 0.405396 1

148 TRST 2008 76 2158.87 0 0 0.519476 0

149 TBLA 2008 84 2802.50 0 1 0.681152 0

150 TURI 2008 90 3583.33 1 0 0.714056 0

151 ULTJ 2008 84 1740.65 0 1 0.346995 0

Page 93: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

93

152 UNIC 2008 48 2837.70 0 0 0.554592 0

153 UNVR 2008 84 6504.74 0 0 0.522376 0

154 UNTR 2008 60 22847.72 0 0 0.508362 0

155 UNTX 2008 87 153.15 1 0 2.103197 1

156 VOKS 2008 78 1165.13 0 1 0.729347 0

157 WICO 2008 86 227.56 1 0 0.716073 1

158 YPAS 2008 65 180.55 0 1 0.343731 0

159 ZBRA 2008 90 76.73 1 1 0.408678 1

160 ACES 2009 47 970.56 0 1 0.105905 0

161 TMPI 2009 109 1378.73 2 1 0.225585 1

162 ADES 2009 84 178.29 0 1 0.622973 0

163 AKRA 2009 84 6059.07 0 0 0.632482 0

164 SQMI 2009 74 26.57 0 1 0.517637 0

165 ALFA 2009 84 673.29 1 0 0.535930 1

166 OKAS 2009 76 1005.87 0 0 0.590871 0

167 ANTM 2009 85 32.50 1 0 0.399573 1

168 AQUA 2009 88 1147.21 1 0 0.419185 0

169 ARGO 2009 89 1461.06 1 1 0.974866 1

170 APOL 2009 90 6771.97 1 0 0.880001 1

171 ARNA 2009 74 822.69 0 0 0.576601 0

172 APLI 2009 77 302.38 0 1 0.485335 0

173 ASGR 2009 69 774.86 0 1 0.508373 0

174 ASII 2009 75 88938.00 0 0 0.449819 0

175 AUTO 2009 78 4644.94 0 1 0.271756 0

176 BTEL 2009 76 11436.28 0 1 0.559565 0

177 BRPT 2009 89 16015.19 1 0 0.508625 1

178 RMBA 2009 81 4302.66 0 0 0.592028 0

179 BLTA 2009 102 2497.92 2 0 0.752477 0

180 BRNA 2009 67 507.23 0 1 0.603227 0

181 BTON 2009 64 69.78 0 1 0.073906 0

182 BUDI 2009 80 1598.82 0 1 0.510145 0

183 CEKA 2009 84 568.36 0 0 0.469523 0

184 CSAP 2009 79 1385.59 0 0 0.652127 0

185 CMPP 2009 84 68.24 1 1 0.546735 1

186 CNTX 2009 96 381.42 1 0 0.911482 1

187 CTBN 2009 86 1982.97 0 0 0.456339 0

188 CLPI 2009 70 219.20 0 1 0.473953 0

189 DVLA 2009 68 783.61 0 0 0.291842 0

190 DAVO 2009 64 2806.02 0 1 0.840719 0

191 DLTA 2009 82 760.43 0 0 0.211471 0

192 DOID 2009 64 361.05 0 1 0.019008 0

193 PDES 2009 71 171.20 0 1 0.357444 0

194 DPNAS 2009 84 142.55 0 0 0.192935 0

195 DYNA 2009 81 1290.59 0 0 0.562144 0

196 EKAD 2009 76 518.86 0 1 0.461544 0

197 EPMT 2009 79 2986.18 0 0 0.536867 0

198 ESTI 2009 76 518.86 0 0 0.505071 0

199 EXCL 2009 75 27380.10 0 0 0.678485 0

200 FASW 2009 80 3671.23 0 0 0.568377 0

201 FAST 2009 109 1041.41 1 0 0.386307 0

202 FMII 2009 71 307.23 1 1 0.073495 1

203 GITL 2009 76 8877.15 0 0 0.699153 0

204 GDYR 2009 71 1127.63 0 0 0.631657 0

Page 94: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

94

205 GGRM 2009 80 24263.14 0 0 0.328209 0

206 NYRX 2009 78 0.90 1 1 1.632298 0

207 HERO 2009 70 2830.29 0 0 0.672581 0

208 SMCB 2009 63 7265.37 0 0 0.543563 0

209 HMSP 2009 83 17716.45 0 0 0.409254 0

210 HITS 2009 90 2164.50 0 0 0.386875 0

211 INAI 2009 73 470.42 1 1 0.864416 1

212 SRSN 2009 67 412.78 0 1 0.473268 0

213 BRAM 2009 81 1598.24 0 0 0.223903 0

214 INTP 2009 62 13276.27 0 0 0.193735 0

215 INDM 2009 80 728.03 0 1 0.589688 0

216 INDF 2009 77 40382.95 0 0 0.616269 0

217 IATA 2009 78 562.17 1 1 0.668180 1

218 INDR 2009 85 545.03 0 0 0.531676 0

219 ISAT 2009 49 55041.49 0 0 0.667736 0

220 INTD 2009 74 35.07 1 1 2.054343 1

221 INTA 2009 56 1039.51 0 1 0.656130 0

222 JKSW 2009 90 270.97 0 0 2.519737 0

223 JPRS 2009 82 353.95 0 1 0.232412 0

224 JECC 2009 60 562.00 0 1 0.824352 0

225 KBLM 2009 84 354.78 0 1 0.369426 0

226 IGAR 2009 61 317.81 0 1 0.191140 0

227 KARW 2009 84 101.93 1 0 1.870170 1

228 KICI 2009 62 84.28 1 1 0.279978 1

229 KDSI 2009 71 550.69 0 1 0.566639 0

230 KIAS 2009 78 1320.52 0 1 0.836697 0

231 KAEF 2009 72 1562.62 0 1 0.363049 0

232 KBRI 2009 69 594.56 0 0 0.511115 0

233 KOIN 2009 82 534.87 0 1 0.777880 0

234 LMPI 2009 46 540.51 0 1 0.261996 0

235 LTLS 2009 80 3081.13 0 0 0.689773 0

236 LION 2009 69 271.37 0 1 0.160547 0

237 LMSH 2009 64 72.83 0 1 0.454589 0

238 TCID 2009 61 994.62 0 0 0.114439 0

239 MPPA 2009 85 10560.11 1 1 0.662788 0

240 MYOR 2009 78 3246.50 0 0 0.499914 0

241 MERK 2009 82 433.97 0 0 0.183853 0

242 MTDL 2009 85 1059.05 0 0 0.617320 0

243 SDPC 2009 41 268.01 0 1 0.666928 0

244 MAPI 2009 85 3379.39 0 0 0.618849 0

245 FREN 2009 90 4756.93 2 1 0.833394 1

246 MDRN 2009 81 773.05 0 0 0.573766 0

247 MLTA 2009 74 3238.59 0 0 2.086893 0

248 MLBI 2009 72 993.47 0 0 0.893964 0

249 MICE 2009 88 291.31 1 1 0.131594 0

250 LPIN 2009 79 137.91 0 1 0.319744 0

251 MLPL 2009 85 11868.38 0 1 0.709936 0

252 MASA 2009 81 2536.05 0 0 0.555699 0

253 MRAT 2009 82 386.35 0 1 0.126384 0

254 MYOH 2009 59 6.93 1 1 0.862079 1

255 NIPS 2009 113 314.45 1 1 0.596202 0

256 META 2009 67 1232.53 0 1 0.709052 0

257 PKTK 2009 80 2329.75 0 1 0.706245 0

Page 95: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

95

258 PBRX 2009 71 819.57 0 1 0.838870 0

259 PAFI 2009 83 463.57 0 1 1.081226 1

260 TMAS 2009 56 1608.98 1 1 0.795522 1

261 KONI 2009 87 93.12 1 0 0.761374 0

262 PTSP 2009 76 90.67 0 1 0.764765 0

263 ADMG 2009 84 3719.87 0 0 0.706889 0

264 PSDN 2009 64 353.63 0 0 0.508614 0

265 PRAI 2009 87 94.85 1 1 3.130306 1

266 PYFA 2009 63 105.20 0 1 0.310182 0

267 RALS 2009 60 3209.21 0 0 0.229524 0

268 KKGI 2009 67 272.94 0 1 0.447430 0

269 RICY 2009 84 599.72 0 1 0.454226 0

270 RIGS 2009 88 1020.97 0 0 0.353957 0

271 RIMO 2009 85 16.69 1 1 1.808601 1

272 RDTX 2009 67 651.18 0 1 0.180323 0

273 SMDR 2009 84 5778.20 0 0 0.575558 0

274 PTSN 2009 65 899.69 1 1 0.480727 1

275 SCPI 2009 90 206.26 1 0 0.773736 0

276 SKLT 2009 64 196.19 0 1 0.421614 0

277 SIAP 2009 76 147.43 0 1 0.363975 0

278 SMSM 2009 76 941.65 0 1 0.422022 0

279 SMGR 2009 76 12951.31 0 0 0.203316 0

280 BATA 2009 80 416.68 0 0 0.276796 0

281 STTP 2009 85 548.72 0 1 0.262814 0

282 SIPD 2009 67 1641.30 0 1 0.281760 0

283 SMAR 2009 40 10210.55 0 1 0.515169 0

284 SOBI 2009 70 948.76 0 0 0.319618 0

285 SUGI 2009 83 37.76 1 1 0.014404 1

286 SULI 2009 69 2062.76 0 0 0.876994 0

287 AMRT 2009 56 2860.48 0 0 0.688481 0

288 IKBI 2009 73 561.95 0 0 0.124361 0

289 SPMA 2009 79 1432.64 0 1 0.519233 0

290 SAIP 2009 71 2413.70 0 1 1.335974 0

291 SIMM 2009 78 60.04 0 1 0.783909 0

292 TOTO 2009 81 1010.89 0 0 0.477023 0

293 SAFE 2009 88 86.63 1 1 1.798047 0

294 SQBI 2009 81 318.93 0 0 0.173972 0

295 TLKM 2009 98 97559.61 1 0 0.488281 0

296 TBMS 2009 70 996.06 0 0 0.870474 0

297 TSPC 2009 80 3263.10 0 1 0.250880 0

298 AISA 2009 79 1347.04 1 1 0.681622 0

299 TGKA 2009 82 1741.98 0 0 0.732179 0

300 TIRA 2009 76 201.79 0 1 0.589040 0

301 TIRT 2009 88 522.36 1 1 0.795145 1

302 FPNI 2009 54 3595.73 0 0 0.559861 0

303 INRU 2009 60 306.14 0 1 0.604340 0

304 TKGA 2009 83 101.75 0 1 0.959177 0

305 TRAM 2009 85 1614.88 0 1 0.275463 0

306 TPIA 2009 49 2747.92 0 0 0.350103 0

307 TRST 2009 77 1921.66 0 0 0.404302 0

308 TBLA 2009 81 2858.07 0 1 0.605502 0

309 TURI 2009 80 1770.69 0 0 0.435126 0

310 ULTJ 2009 83 1732.70 0 1 0.310592 0

Page 96: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

96

311 UNIC 2009 51 2506.83 0 0 0.493171 0

312 UNVR 2009 82 7484.99 0 0 0.504532 0

313 UNTR 2009 50 24404.83 0 0 0.428348 0

314 UNTX 2009 81 147.66 1 0 1.909295 0

315 VOKS 2009 80 1151.52 0 1 0.747229 0

316 WICO 2009 85 218.44 0 0 0.666419 0

317 YPAS 2009 76 191.14 0 1 0.352975 0

318 ZBRA 2009 90 70.59 1 1 0.465484 1

319 ACES 2010 70 1191.33 0 1 0.123179 0

320 TMPI 2010 123 1407.38 1 1 0.321219 0

321 ADES 2010 69 324.49 0 1 0.692203 0

322 AKRA 2010 85 7665.59 0 0 0.627056 0

323 SQMI 2010 84 22.04 0 1 0.112279 0

324 ALFA 2010 85 673.05 0 0 0.596826 0

325 OKAS 2010 76 1287.12 0 0 0.646059 0

326 ANTM 2010 88 28.38 1 0 0.477516 1

327 AQUA 2010 85 1229.71 0 0 0.432529 0

328 ARGO 2010 74 1428.23 0 1 0.851632 0

329 APOL 2010 95 5505.20 1 0 1.152645 0

330 ARNA 2010 74 837.15 0 0 0.547204 0

331 APLI 2010 77 334.95 0 1 0.314944 0

332 ASGR 2010 77 982.48 0 1 0.524688 0

333 ASII 2010 75 112857.00 0 0 0.479970 0

334 AUTO 2010 77 5585.85 0 1 0.265439 0

335 BTEL 2010 76 12352.89 0 1 0.579464 0

336 BRPT 2010 84 16015.19 1 0 0.508625 1

337 RMBA 2010 81 1229.71 0 0 0.432529 0

338 BLTA 2010 90 2680.92 1 0 0.737170 0

339 BRNA 2010 75 550.91 0 1 0.593464 0

340 BTON 2010 68 89.82 0 1 0.185143 0

341 BUDI 2010 80 1967.63 0 1 0.592126 0

342 CEKA 2010 83 850.47 0 0 0.636962 0

343 CSAP 2010 77 1704.91 0 0 0.693263 0

344 CMPP 2010 84 65.28 0 1 0.529856 0

345 CNTX 2010 90 350.70 1 0 0.937055 1

346 CTBN 2010 48 2736.75 0 0 0.586570 0

347 CLPI 2010 70 275.39 0 1 0.511563 0

348 DVLA 2010 79 854.11 0 0 0.249977 0

349 DAVO 2010 54 2857.20 0 1 0.662093 0

350 DLTA 2010 82 708.58 0 0 0.162613 0

351 DOID 2010 84 7637.44 0 1 0.982588 0

352 PDES 2010 84 200.55 0 1 0.440280 0

353 DPNAS 2010 84 175.68 0 0 0.275168 0

354 DYNA 2010 80 1552.29 0 0 0.624228 0

355 EKAD 2010 80 204.47 0 1 0.387690 0

356 EPMT 2010 62 3254.77 0 0 0.447331 0

357 ESTI 2010 88 583.25 0 0 0.560764 0

358 EXCL 2010 28 27251.28 0 0 0.570109 0

389 FASW 2010 84 4495.02 0 0 0.597199 0

360 FAST 2010 84 1236.04 0 0 0.351427 0

361 FMII 2010 87 347.82 0 1 0.198245 0

362 GITL 2010 81 10371.57 0 0 0.659975 0

363 GDYR 2010 73 1276.85 0 0 0.637633 0

Page 97: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

97

364 GGRM 2010 87 30741.68 0 0 0.306470 0

365 NYRX 2010 89 133.22 0 1 1.839193 0

366 HERO 2010 55 3125.37 0 0 0.632491 0

367 SMCB 2010 31 10437.25 0 0 0.345996 0

368 HMSP 2010 85 20525.12 0 0 0.502295 0

369 HITS 2010 119 1159.23 2 0 0.987372 1

370 INAI 2010 83 389.01 0 1 0.795104 0

371 SRSN 2010 80 364.00 0 1 0.372941 0

372 BRAM 2010 80 1492.73 0 0 0.190156 0

373 INTP 2010 59 15346.15 0 0 0.146326 0

374 INDM 2010 84 733.96 0 1 0.575905 0

375 INDF 2010 70 47275.96 0 0 0.474303 0

376 IATA 2010 88 593.41 1 1 0.695042 1

377 INDR 2010 70 565.67 0 0 0.489853 0

378 ISAT 2010 41 52818.19 0 0 0.654731 0

379 INTD 2010 66 42.59 0 1 0.785961 0

380 INTA 2010 59 1634.90 0 1 0.732816 0

381 JKSW 2010 83 289.99 0 0 2.311151 0

382 JPRS 2010 82 411.28 0 1 0.270246 0

383 JECC 2010 73 562.00 0 1 0.824352 0

384 KBLM 2010 84 403.19 0 1 0.435506 0

385 IGAR 2010 61 317.81 0 1 0.191140 0

386 KARW 2010 80 73.65 1 0 2.341518 1

387 KICI 2010 70 85.94 0 1 0.244378 0

388 KDSI 2010 70 557.72 0 1 0.541816 0

389 KIAS 2010 74 1266.12 0 1 0.794103 0

390 KAEF 2010 74 1657.29 0 1 0.327798 0

391 KBRI 2010 69 594.56 0 0 0.511115 0

392 KOIN 2010 88 510.96 0 1 0.755244 0

393 LMPI 2010 74 608.92 0 1 0.340315 0

394 LTLS 2010 82 3591.14 0 0 0.715843 0

395 LION 2010 74 303.90 0 1 0.144691 0

396 LMSH 2010 63 78.20 0 1 0.388935 0

397 TCID 2010 61 1047.24 0 0 0.094303 0

398 MPPA 2010 12 11420.60 0 1 0.374686 0

399 MYOR 2010 80 4399.19 0 0 0.536165 0

400 MERK 2010 82 434.77 0 0 0.165035 0

401 MTDL 2010 89 945.24 1 0 0.618430 0

402 SDPC 2010 38 276.52 0 1 0.671718 0

403 MAPI 2010 77 3670.50 0 0 0.599744 0

404 FREN 2010 81 4483.61 1 1 1.026649 1

405 MDRN 2010 84 793.66 0 0 0.535710 0

406 MLTA 2010 84 4532.30 0 0 0.001107 0

407 MLBI 2010 33 1137.08 0 0 0.585458 0

408 MICE 2010 77 371.83 1 1 0.231627 0

409 LPIN 2010 69 150.94 0 1 0.291517 0

410 MLPL 2010 12 14016.69 0 1 0.393541 0

411 MASA 2010 56 3038.41 0 0 0.463820 0

412 MRAT 2010 80 386.33 0 1 0.126393 0

413 MYOH 2010 84 3.06 0 1 1.293579 0

414 NIPS 2010 84 337.31 0 1 0.558659 0

415 META 2010 70 1909.04 0 1 0.466453 0

416 PKTK 2010 80 2329.75 0 1 0.710108 0

Page 98: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

98

417 PBRX 2010 81 887.28 0 1 0.811145 0

418 PAFI 2010 81 352.37 0 1 1.365013 1

419 TMAS 2010 89 1287.71 1 1 0.829664 1

420 KONI 2010 69 84.84 1 0 0.722220 0

421 PTSP 2010 83 109.01 0 1 0.621703 0

422 ADMG 2010 77 3766.14 0 0 0.668268 0

423 PSDN 2010 68 414.61 0 0 0.533257 0

424 PRAI 2010 76 87.88 1 1 0.188082 1

425 PYFA 2010 50 99.94 0 1 0.269282 0

426 RALS 2010 61 3485.98 0 0 0.231082 0

427 KKGI 2010 67 527.25 0 1 0.416127 0

428 RICY 2010 80 613.32 0 1 0.448935 0

429 RIGS 2010 89 979.25 1 0 0.318034 0

430 RIMO 2010 84 17.74 1 1 2.382586 1

431 RDTX 2010 69 852.45 0 1 0.161881 0

432 SMDR 2010 80 5673.22 0 1 0.569352 0

433 PTSN 2010 61 825.57 1 1 0.432719 1

434 SCPI 2010 90 233.76 1 1 0.948138 1

435 SKLT 2010 66 199.38 0 1 0.409817 0

436 SIAP 2010 77 150.91 0 1 0.343041 0

437 SMSM 2010 80 1067.10 0 1 0.467272 0

438 SMGR 2010 67 15563.00 0 0 0.219961 0

439 BATA 2010 83 484.26 0 0 0.315418 0

440 STTP 2010 96 649.27 1 1 0.311015 0

441 SIPD 2010 77 2055.74 0 1 0.400211 0

442 SMAR 2010 39 12475.63 0 1 0.520924 0

443 SOBI 2010 80 1656.57 0 0 0.542882 0

444 SUGI 2010 83 40.82 0 1 0.277702 0

445 SULI 2010 99 2087.77 1 0 0.815327 1

446 AMRT 2010 59 4262.93 0 0 0.745455 0

447 IKBI 2010 62 600.82 0 0 0.180415 0

448 SPMA 2010 76 1490.03 0 1 0.517873 0

449 SAIP 2010 73 2211.70 0 1 1.393902 1

450 SIMM 2010 71 70.64 0 1 0.641599 0

451 TOTO 2010 87 1091.58 0 0 0.421957 0

452 SAFE 2010 88 86.83 1 1 1.793790 0

453 SQBI 2010 88 320.02 0 0 0.159277 0

454 TLKM 2010 89 99758.45 1 0 0.434486 0

455 TBMS 2010 67 1239.04 0 0 0.903646 0

456 TSPC 2010 82 3589.54 0 1 0.263227 0

457 AISA 2010 119 1936.95 1 1 0.695367 0

458 TGKA 2010 77 1466.08 0 0 0.728283 0

459 TIRA 2010 77 217.84 0 1 0.560420 0

460 TIRT 2010 80 577.18 0 1 0.768950 0

461 FPNI 2010 56 3266.54 0 0 0.564282 0

462 INRU 2010 67 291.21 0 1 0.567043 0

463 TKGA 2010 84 104.62 1 1 1.025536 1

464 TRAM 2010 83 2184.54 0 1 0.415108 0

465 TPIA 2010 45 3003.09 0 0 0.317325 0

466 TRST 2010 80 2029.56 0 0 0.390024 0

467 TBLA 2010 82 3651.11 0 1 0.659941 0

468 TURI 2010 89 2100.15 0 0 0.422208 0

469 ULTJ 2010 80 2006.60 0 1 0.351577 0

Page 99: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

99

470 UNIC 2010 49 2536.12 0 0 0.454835 0

471 UNVR 2010 82 8701.26 0 0 0.534682 0

472 UNTR 2010 55 29700.91 0 0 0.455727 0

473 UNTX 2010 84 153.90 1 0 2.062751 1

474 VOKS 2010 77 1126.48 0 1 0.657318 0

475 WICO 2010 87 213.29 1 0 0.650715 1

476 YPAS 2010 66 200.86 0 1 0.345323 0

477 ZBRA 2010 68 62.20 0 1 0.546988 1

Page 100: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

100

LAMPIRAN C

1. HASIL UJI NORMALITAS

Page 101: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

101

2. HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS

3. HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 74.036 1.009 73.356 .000

UK .000 .000 -.120 -2.936 .003 .938 1.066

OP 19.105 1.712 .630 11.162 .000 .490 2.039

REP -2.848 1.291 -.090 -2.206 .028 .931 1.074

LEV -.082 .078 -.042 -1.056 .291 .971 1.030

LR -9.587 2.384 -.226 -4.022 .000 .494 2.024

Sumber : Data diolah 2011

Page 102: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

102

4. HASIL UJI AUTOKORELASI

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .514a .264 .256 13.60170 2.024

Sumber : Data diolah 2011

Page 103: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

103

LAMPIRAN D

MULTIPLE REGRESSION

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered

Variables Removed Method

1 LR, REP, UK, LEV, OP

a

. Enter

Sumber : Data diolah 2011

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-

Watson

1 .514

a .264 .256 13.60170 2.024

Sumber : Data diolah 2011

Anova

Model Sum of Squares df Mean

Square F Sig.

1 Regression

31209.703 5 6241.941 33.739 .000a

Residual 87137.949 471 185.006

Total 118347.652 476

Sumber : Data diolah 2011

Page 104: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

104

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant)

74.036 1.009

73.356 .000

UK .000 .000 -.120 -2.936 .003 .938 1.066

OP 19.105 1.712 .630 11.162 .000 .490 2.039

REP -2.848 1.291 -.090 -2.206 .028 .931 1.074

LEV -.082 .078 -.042 -1.056 .291 .971 1.030

LR -9.587 2.384 -.226 -4.022 .000 .494 2.024

Sumber : Data diolah 2011

Page 105: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23841/1/SKRIPSI... · Berdasarkan latar belakang diatas, ... hasil akhir dari proses

105

LAMPIRAN E

STATISTIK d-DURBIN WATSON

Taraf nyata untuk dL dan dU : 5%

N K dl du

460. 21. 1.75680 1.93800

470. 2. 1.84429 1.85282

470. 3. 1.84002 1.85711

470. 4. 1.83572 1.86141

470. 5. 1.83142 1.86574

470. 6. 1.82709 1.87009

470. 7. 1.82275 1.87445

470. 8. 1.81840 1.87883

470. 9. 1.81403 1.88324

470. 10. 1.80964 1.88767

470. 11. 1.80524 1.89211

470. 12. 1.80083 1.89657

470. 13. 1.79640 1.90105

470. 14. 1.79195 1.90556

470. 15. 1.78749 1.91008

470. 16. 1.78301 1.91461

470. 17. 1.77852 1.91918

470. 18. 1.77401 1.92376

470. 19. 1.76949 1.92835

470. 20. 1.76496 1.93296

470. 21. 1.76041 1.93760

480. 2. 1.84596 1.85431

480. 3. 1.84177 1.85851

480. 4. 1.83757 1.86272

480. 5. 1.83336 1.86695

480. 6. 1.82912 1.87121

480. 7. 1.82488 1.87548

480. 8. 1.82061 1.87977

480. 9. 1.81634 1.88408

480. 10. 1.81205 1.88841

480. 11. 1.80774 1.89276

480. 12. 1.80341 1.89712

480. 13. 1.79908 1.90151

480. 14. 1.79473 1.90591

480. 15. 1.79036 1.91034

480. 16. 1.78599 1.91477

480. 17. 1.78159 1.91923

480. 18. 1.77719 1.92371

480. 19. 1.77276 1.92820

480. 20. 1.76833 1.93271

480. 21. 1.76388 1.93725

490. 2. 1.84758 1.85576