bab i pendahuluan a. latar belakang masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t14553.pdf · a. latar...

36
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partai Golongan Karya merupakan salah satu partai terbesar di Indonesia, sebagaimana kita ketahui Partai Golongan Karya adalah partai yang paling sering memenangkan pemilihan umum. Pada tanggal 4 s/d 7 Oktober 2009, Partai Golongan Karya telah melaksanakan Musyawarah Nasional yang berlangsung di Pekanbaru Riau untuk memilih ketua umum pada periode mendatang. Pada Musyawarah Nasional Partai Golongan Karya kali ini terdapat empat calon ketua umum, diantaranya adalah Surya Paloh, Abu Rizal Bakrie, Yuddy Chrisnandi, dan Tommi Suharto. Dari ke empat calon tersebut nama Surya Paloh dan Abu Rizal Bakrie lah yang yang diprediksi sebagai kandidat terkuat pada pemilihan ketua pada Musyawarah Nasional partai Golongan Karya kali ini. Persaingan antar kedua kandidat itu pun mulai memanas, mulai dari perang iklan, saling klaim mendapatkan paling banyak suara, isu black campaign ( kampanye hitam) dan politik uang, bahkan perang spanduk di Pekanbaru, Kubu Aburizal Bakrie, misalnya, dihantam isu lumpur Porong. Aburizal Bakrie dianggap punya cacat moral karena masih bertanggung jawab dalam peristiwa semburan yang terjadi sejak tiga tahun lalu. Sedangkan Surya Paloh juga terancam menjadi korban kampanye hitam. Itu terkait beredarnya fotokopi surat pemanggilan terhadap Surya Paloh sebagai saksi dalam dugaan penyalahgunaan dana koordinasi pembebasan lahan Blok Cepu senilai Rp 3,8

Upload: others

Post on 20-Jan-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t14553.pdf · A. Latar Belakang Masalah Partai Golongan Karya merupakan salah satu partai terbesar di Indonesia,

1  

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Partai Golongan Karya merupakan salah satu partai terbesar di Indonesia,

sebagaimana kita ketahui Partai Golongan Karya adalah partai yang paling sering

memenangkan pemilihan umum. Pada tanggal 4 s/d 7 Oktober 2009, Partai

Golongan Karya telah melaksanakan Musyawarah Nasional yang berlangsung di

Pekanbaru Riau untuk memilih ketua umum pada periode mendatang. Pada

Musyawarah Nasional Partai Golongan Karya kali ini terdapat empat calon ketua

umum, diantaranya adalah Surya Paloh, Abu Rizal Bakrie, Yuddy Chrisnandi,

dan Tommi Suharto. Dari ke empat calon tersebut nama Surya Paloh dan Abu

Rizal Bakrie lah yang yang diprediksi sebagai kandidat terkuat pada pemilihan

ketua pada Musyawarah Nasional partai Golongan Karya kali ini. Persaingan

antar kedua kandidat itu pun mulai memanas, mulai dari perang iklan, saling

klaim mendapatkan paling banyak suara, isu black campaign ( kampanye hitam)

dan politik uang, bahkan perang spanduk di Pekanbaru,

Kubu Aburizal Bakrie, misalnya, dihantam isu lumpur Porong. Aburizal

Bakrie dianggap punya cacat moral karena masih bertanggung jawab dalam

peristiwa semburan yang terjadi sejak tiga tahun lalu. Sedangkan Surya Paloh

juga terancam menjadi korban kampanye hitam. Itu terkait beredarnya fotokopi

surat pemanggilan terhadap Surya Paloh sebagai saksi dalam dugaan

penyalahgunaan dana koordinasi pembebasan lahan Blok Cepu senilai Rp 3,8

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t14553.pdf · A. Latar Belakang Masalah Partai Golongan Karya merupakan salah satu partai terbesar di Indonesia,

2  

miliar. Surya Paloh yang menjadi pemilik PT Surya Energi Raya (SER) seolah-

olah mengabaikan pemanggilan pertama oleh tim penyidik Kejari Bojonegoro.

Gambar 1.1. Berita isu kampanye hitam

Sumber : www.detik.com

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t14553.pdf · A. Latar Belakang Masalah Partai Golongan Karya merupakan salah satu partai terbesar di Indonesia,

3  

Persaingan iklan antar kandidat jelas mewarnai pada Musyawarah

Nasional tersebut. Bahkan ada yang beranggapan bahwa pada Musyawarah

Nasional Partai Golongan Karya pada kali ini merupakan yang paling banyak

iklan politiknya dari pada Musyawarah Nasional sebelumnya. Saling klaim

dukungan tiap – tiap daerah, serta hasil survey suatu lembaga – lembaga

independen pun jadi senjata utama dalam persaingan iklan tersebut. Perang iklan

antar kandidatpun semakin memanas, mulai dari iklan cetak maupun elektronik.

Gambar 1. 2. Gambar Iklan Surya Paloh

Sumber : http://golkarkalsel.com/2009/10/07/golkar-kalsel-tetap-komit-kepada-surya-paloh/

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t14553.pdf · A. Latar Belakang Masalah Partai Golongan Karya merupakan salah satu partai terbesar di Indonesia,

4  

Gambar 1.3. Gambar Iklan Aburizal Bakrie

Sumber :  http://www.diptara.com/2009/10/aburizal-bakrie-golkar-dan-

lumpur.html

Perang iklan disini sangat jelas, dan memiliki satu misi yang sama, yaitu

menarik simpati masyarakat dalam rangka penggalangan suara terhadap kandidat

masing – masing. Dengan terjadinya fenomena tersebut telah menarik sorotan

dari berbagai kalangan pihak.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t14553.pdf · A. Latar Belakang Masalah Partai Golongan Karya merupakan salah satu partai terbesar di Indonesia,

5  

Selain mendapatkan sorotan dari masyarakat serta tokoh politik.

Persaingan iklan yang terjadi pada pelaksanaan Musyawarah Nasional Partai

Golkar kali ini menarik pula bagi media massa baik media cetak maupun

elektronik untuk menjadikannya berita utama. Beberapa media lokal dan nasional

beramai – ramai mengangkat realitas tersebut untuk menjadikan berita utama

dalam topik pemberitaaannya. Akan tetapi penyajian berita tidak akan dapat

lepas dari pandangan, opini dan keterpihakan dari wartawan mereka masing –

masing.

Seiring berkembangnya zaman, meluasnya pemakaian teknologi digital

sebagai pengantar informasi telah membuka jalan bagi Indonesia memasuki era

New Media. Sejumlah grup industri media besar nasional secara strategis telah

menyiapkan langkah konvergensi isi melalui dunia digital. Internet menjadi

teknologi konvergensi yang menyatukan berbagai platform media dalam satu

bentuk baru media. Ada dua karakter baru dari media yang bertumbuh lewat

internet itu. Pertama, kecenderungannya menyajikan peristiwa secara cepat dan

dihadirkan lewat beragam platform sekaligus, dari video, suara dan teks. Kedua,

melalui teknologi digital, pesan atau informasi menyebar secara horisontal, dari

satu pengguna ke satu komunitas, atau sebaliknya. Infrastruktur bagi jalan dan

berkembangnya media informasi digital kini lebih matang. Sejumlah media

tradisional seperti cetak dan siaran berbasis elektronik pun terpaksa melakukan

perubahan besar, dengan menghadirkan versi online di internet, dan mempertajam

persaingan mereka di ranah media digital.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t14553.pdf · A. Latar Belakang Masalah Partai Golongan Karya merupakan salah satu partai terbesar di Indonesia,

6  

Media Indonesia, VIVAnews dan Detik termasuk beberapa dari media

online nasional yang berusaha untuk menampilkan realitas tersebut. Berbagai

sudut pandang dan konstruksi realitas disajikan secara berbeda oleh setiap media

tersebut.

Media Indonesia merupakan salah satu media online nasional yang

mempunyai latar belakang sebagai media yang erat hubungannya dengan Partai

Golongan Karya. Hal ini karena salah satu orang penting sekaligus merupakan

kandidat yang diunggulkan dalam pencalonan ketua umum Partai Golongan

Karya pada Musyawarah Nasional kali ini yaitu Surya Paloh yang juga

merupakan Direktur utama pada media online ini. Dalam pemberitaan mengenai

Musyawarah Nasional Partai Golkar kali ini, Media Indonesia mayoritas

mengulas berbagai aktifitas Surya Paloh baik menjelang maupun setelah

pelaksanaan Musyawarah Nasional sehubungan tentang pencalonannya sebagai

kandidat ketua umum pada partai Golongan Karya.

Beberapa contoh headline pada Media Indonesia yang memberitakan

tentang pelaksanaan Musyawarah Nasional Partai Golongan Karya ke VIII :

Media Indonesia Sabtu,12 September 2009 dengan head Line “Klaim Aburizal

tidak Logis”. Media Indonesia Senin, 28 September 2009 dengan head Line

“Surya Paloh Didukung 90% DPD”.

Pada head Line berita di atas, pemberitaan Media Indonesia menunjukan

kepemihakan media tersebut terhadap Surya Paloh, serta cenderung mengabaikan

pemberitaan yang lainya, baik pelaksanaan Musyawarah Nasional secara

keseluruhan maupun mengulas tentang kandidat lain.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t14553.pdf · A. Latar Belakang Masalah Partai Golongan Karya merupakan salah satu partai terbesar di Indonesia,

7  

Sama halnya dengan VIVAnews yang pemiliknya juga merupakan orang

penting sekaligus kandidat yang juga di unggulkan yaitu Abu Rizal Bakrie.

Beberapa contoh headline pada VIVAnews yang memberitakan tentang

pelaksanaan Musyawarah Nasional Partai Golongan Karya ke VIII : VIVAnews

Jum’at, 11 September 2009 dengan headline” Aburizal Kantongi 70 Persen

Suara DPD”. VIVAnews Senin, 28 September 2009 dengan headline “Iklan

Surya Berbeda dengan Hasil Survei”.

Namun lain halnya dengan Detik. Detik merupakan media online pertama

yang ada di Indonesia yang sekaligus merupakan media online terpopuler pada

saat ini. Dalam perberitaannya detik juga memiliki karakteristik sendiri dalam

menyajikan sebuah berita.

Beberapa contoh headline pada Detik yang memberitakan tentang

pelaksanaan Musyawarah Nasional Partai Golongan Karya ke VIII : Detik

Jum’at, 11 September 2009 dengan headline “25 DPD I Golkar Dukung Ical”.

Detik Senin, 28 September 2009 dengan headline “Ical Ragukan Klaim

Dukungan Paloh”

Media massa disini berusaha membentuk opini publik menurut kehendak

media tersebut. Setiap media mempunyai cara yang berbeda–beda dalam

menyajikan atau mengkonstruksi suatu realitas. Hal ini dapat terjadi dikarenakan

setiap media memiliki ideologi yang berbeda–beda, sehingga pengambilan sudut

pandang terhadap suatu realitas di sesuaikan dengan ideologi media tersebut.

Namun di balik itu semua, media sebagai alat penyampaian pesan kepada

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t14553.pdf · A. Latar Belakang Masalah Partai Golongan Karya merupakan salah satu partai terbesar di Indonesia,

8  

khalayak pembaca mempunyai peranan penting dalam membentuk persepsi

masyarakat yang bervariatif terhadap suatu berita.

Hal tersebut di atas membuat peneliti tertarik untuk melakukan sebuah

penelitian pada ketiga media jurnalisme online tersebut, yaitu Media Indonesia,

Detik, dan VIVAnews.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis dapat

merumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana konstruksi media jurnalisme online Media Indonesia, Detik, dan

VIVAnews dalam membingkai berita tentang persaingan calon ketua umum

pada Musyawarah Nasional Partai Golongan Karya?

2. Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi pembingkaian tentang

persaingan calon ketua umum pada Musyawarah Nasional Partai Golongan

Karya?

C. Tujuan Penelitian

Mengacu pada rumusan masalah yang telah peneliti paparkan di atas,

maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui bagaimana Media Indonesia online, VIVAnews dan Detik

membingkai berita mengenai persaingan calon ketua umum pada

Musyawarah Nasional Partai Golongan Karya.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t14553.pdf · A. Latar Belakang Masalah Partai Golongan Karya merupakan salah satu partai terbesar di Indonesia,

9  

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemberitaan pada

ketiga media tersebut.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat yang sangat besar. Baik

dari segi akademis maupun dari segi praktis.

1. Manfaat Akademis

Analisis framing merupakan sebuah studi dalam kajian teks media

dimana dengan menggunakan anilisis ini dapat di ketahui bagaimana masing-

masing media mengemas sebuah realitas dengan terlebih dahulu melewati

proses konstruksi untuk kemudian disajikan pada khalayak. Penelitian ini

diharapkan dapat menambah referensi bagi penelitian tentang teks media dari

sudut pandang konstruksionis.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini secara praktis diharapkan mampu meningkatkan

kesadaran para khalayak untuk lebih mengetahui bagaimana berita itu di

sajikan dan bagaimana cara media mengemasnya hingga akhirnya mampu

mempengaruhi masyarakat dalam mempersepsikan suatu hal. Melalui

penelitian ini di harapkan khalayak benar-benar mampu dalam memandang

dan menganalisis suatu fenomena yang terjadi, berdasarkan konteks

sosiologis, politis, dan kultural yang melingkupinya.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t14553.pdf · A. Latar Belakang Masalah Partai Golongan Karya merupakan salah satu partai terbesar di Indonesia,

10  

E. Kerangka Teori

1. Paradigma Konstruksionis

Paradigma konstruksionis memandang realitas kehidupan sosial

bukanlah realitas yang natural, tetapi hasil dari konstruksi. Paradigma

konstruksionis ini lebih melihat komunikasi sebagai produksi dan pertukaran

makna (Eriyanto 2002 : 37).

Ada dua karakteristik penting dari pendekatan konstruksionis :

a. Pendekatan konstruksionis menekankan pada politik pemaknaan dan

proses bagaimana seseorang membuat gambaran tentang realitas. Makna

bukanlah suatu yang absolute, konsep statik yang ditemukan dalam suatu

pesan. Makna adalah suatu proses aktif yang ditafsirkan seseorang dalam

suatu pesan.

b. Pendekatan konstruksionis memandang kegiatan komunikasi sebagai

proses yang dinamis. Pendekatan konstruksionis memeriksa bagaimana

pembentukan pesan dari sisi komunikator, dan dalam sisi penerima, ia

memeriksa bagaimana konstruksi (Eriyanto, 2002: 40-41).

Melalui interpretasi wartawan, sebuah peristiwa, isu ataupun

fenomena dapat menjadi sebuah berita yang menarik. Wartawan dapat

membentuk dan menentukan apakah suatu peristiwa atau realitas dapat

dijadikan berita. Menurut pandangan konstruksionis, sebuah teks berita tidak

bisa kita samakan seperti copy realitas. Ia haruslah dipandang sebagai

konstruksi atas realitas. Karenanya, terjadi peristiwa yang sama bisa jadi di

konstruksi secara berbeda, wartawan memiliki penafsiran atau konsep yang

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t14553.pdf · A. Latar Belakang Masalah Partai Golongan Karya merupakan salah satu partai terbesar di Indonesia,

11  

berbeda dalam memaknai suatu peristiwa. Hal itu dapat dilihat dari bagaimana

mereka mengkonstruksi peristiwa yang diwujudkat dalam sebuah teks berita.

Secara garis besar pendekatan konstruksionis mempunyai penilaian

tersendiri dalam menilai bagaimana fakta, media, berita, dan wartawan. Hal

ini sangat bertentangan dengan paradigm positivis dalam memandang realitas.

Kita dapat melihat adanya perbedaan penilaian tersebut dalam table dibawah

ini :

Tabel 1.1

Perbedaaan Paradigma Positivis dan Paradigma Konstruksionis

Paradigma Positivis Paradigma Konstruksionis Perbedaan Ontologis

Ada fakta yang riil yang diatur kaidah-kaidah tertentu yang universal

Fakta merupakan konstruksi atas realitas

Berita merupakan cermin dan refleksi dari kenyataan

Berita tidak mungkin merupakan cermin dari realitas karena berita yang terbentuk merupakan konstruksi realitas.

Perbedaan Epistimologi

Ada suatu realitas obyektif, diluar diri wartawan. Wartawan meliput realitas yang tersedia dan obyektif.

Realitas bersifat subjektif. Realitas merupakan hasil pemahaman dan pemaknaan wartawan

Wartawan membuat jarak dengan obyek yang hendak diliput, sehingga yang tampil bias obyektif

Wartawan tidak mungkin membuat jarak dengan realitas. Realitas merupakan produk transaksionis antara wartawan dengan objek yang hendak diliput

Realitas sebagai hasil liputan wartawan harus bersifat obyektif, dalam arti memberitakan apa yang terjadi apa adanya

Realitas sebagai hasil liputan wartawan bersifat subjektif. Realitas yang terbentuk merupakan olahan dari pandangan atau perspektif dan pemaknaan wartawan ketika meliput suatu peristiwa.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t14553.pdf · A. Latar Belakang Masalah Partai Golongan Karya merupakan salah satu partai terbesar di Indonesia,

12  

Paradigma Positivis Paradigma Konstruksionis Perbedaan Aksiologis

Nilai, etika, opini dan pilihan moral berada diluar proses peliputan berita

Nilai, etika, atau keberpihakan wartawan tidak dapat dipisahkan dari proses peliputan dan pelaporan suatu peristiwa

Wartawan berperan sebagai pelapor

Wartawan berperan sebagai partisipan yang menjembatani keragaman subjektifitas pelaku sosial

Tujuan peliputan dan penulisan berita : eksplanasi dan menjelaskan apa adanya

Tujuan peliputan dan penulisan berita : rekonstruksi peristiwa secara dialektis antara wartawan dengan peristiwa yang diliput

Perbedaan Metodologis

Kualitas pemberitaan : liputan dua sisi. Objektif dan kredibel

Kualitas pemberitaan : interaksi antara wartawan dan objek yang diliputnya, intensitas

Menyingkirkan opini dan pandangan subjektif dari pemberitaan dan memakai bahasa straight, tidak menimbulkan penafsiran

Opini subjektifitas tidak dapat dihilangkankarena ketika meliput wartawan melihat dengan perspektif dan pertimbangan subjektif dan bahasa selalu menimbulkan penafsiran yang beraneka ragam

(Guba & Lincoln dalam Agus Salim, 1994 : 77)

Dari tabel diatas maka kita dapat melihat adanya perbedaan cara

pandang antara pendekatan paradigma konstruksionis dan paradigma

positivistik dalam memandang realitas. Dalam penelitian ini, peneliti

menempatkan kerangka berpikir pada pendekatan paradigma konstruksionis

untuk mengetahui bagaimana media mengkonstruksi sebuah realitas dan

menyajikannya kepada khalayak.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t14553.pdf · A. Latar Belakang Masalah Partai Golongan Karya merupakan salah satu partai terbesar di Indonesia,

13  

2. Proses Produksi Berita

Berita adalah hasil akhir dari proses kompleks dengan menyortir

(memilah-milah) dan menentukan peristiwa dan tema-tema tertentu dalam

satu kategori tertentu (Eriyanto 2002 : 102).

Kita ketahui bahwa proses produksi berita bukan merupakan ruang

netral yang hanya digunakan sebagai penyampai pesan atau informasi, tetapi

proses pembentukan berita dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Proses

produksi berita melalui berbagai tahap, setiap tahap memiliki aktivitas yang

berbeda. Tahap paling awal dari produksi sebuah berita adalah begaimana

wartawan mempersepsi peristiwa/fakta yang akan diliput.

Terdapat beberapa tahap yang mempengaruhi proses produksi berita,

adalah sebagai berikut :

a. Rutinitas Organisasi

Praktik organisasi yang semula dimaksudkan sebagai pembagian

kerja, efektivitas, dan pelimpahan wewenang, akhirnya berubah menjadi

bentuk seleksi tersendiri (Stuart Hall, Chas Critcher, Tony Jefferson, John

Clarke dan Brian Roberts dalam Eriyanto, 2002 : 103).

Media memiliki urutan aktivitas yang rutin yang dilakukan oleh

redaksi. Sebelum sebuah berita diturunkan oleh media tentunya berita

akan melewati proses seleksi terlebih dahulu. Proses seleksi tersebut

dilakukan sebagai suatu bentuk rutinitas organisasi dalam pembentukan

berita.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t14553.pdf · A. Latar Belakang Masalah Partai Golongan Karya merupakan salah satu partai terbesar di Indonesia,

14  

b. Nilai Berita

Menurut Shoemaker dan Reese, nilai berita adalah elemen yang di

tujukan kepada khalayak. Memproduksi berita tidak ada bedanya dengan

memproduksi barang. Keduanya ditujukan kepada khalayak. Tetapi

keduanya berbeda dalam hal apa yang mereka jual. Nilai berita adalah

produk dari konstruksi wartawan.

Secara umum, nilai berita tersebut dapat digambarkan sebagai

berikut :

1) Prominance : Nilai berita diukur dari kebesaran peristiwanya atau arti

pentingnya. Peristiwa yang diberitakan adalah peristiwa yang di

pandang penting.

2) Human Interest : Peristiwa lebih memungkinkan disebut berita kalau

peristiwa itu banyak mengandung unsure haru, sedih, dan menguras

emosi khalayak.

3) Conflict/Controversy : Peristiwa yang mengandung konflik lebih

potensial disebut berita dibandingkan dengan peristiwa yang biasa-

biasa saja.

4) Unusual : Berita mengandung peristiwa yang tidak biasa, peristiwa

yang jarang terjadi.

5) Proximity : Peristiwa yang dekat lebih layak diberitakan dibandingkan

denga peristiwa yang jauh, baik dari fisik maupun emosional

khalayak(Shoemaker dan Reese dalam Eriyanto, 2002:105).

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t14553.pdf · A. Latar Belakang Masalah Partai Golongan Karya merupakan salah satu partai terbesar di Indonesia,

15  

Nilai berita adalah prosedur standar peristiwa bagi wartawan

maupun sebuah media tentang apa yang bisa diberitakan kepada khalayak.

Selain memiliki ukuran standar dalam menentukan berita, nilai berita juga

bisa dijadikan sebagai ideologi bagi kerja wartawan.

c. Kategori Berita

Secara umum, seperti dicatat Tuchman, wartawan memakai lima

kategori berita yaitu :

1) Hard News : Berita mengenai peristiwa yang terjadi saat itu. Kategori

berita ini sangat dibatasi oleh waktu dan aktualitas. Bahkan ukuran

keberhasilan dari kategori berita ini adalah dari sudut

kecepatannyadiberitakan. Kategori berita ini dipakai untuk melihat

apakah informasi itu diberikan kepadakhalayak dan sejauh mana

informasi tersebut cepat diterima khalayak. Peristiwa yang termasuk

kategori hard news ini bias peristiwa yang direncanakan, bias juga

peristiwa yang tidak direncanakan.

2) Soft News : Kategori ini berhubungan dengan kisah manusiawi (human

interest). Kategori ini tidak dibatasi oleh waktu, karena yang menjadi

ukuran dalam kategori ini bukanlah informasi dan kecepatan ketika

diterima oleh khalayak, melainkan apakah informasi yang disajikan

kepada khalayak tersebut menyentuh emosi dan perasaan khalayak.

Soft news adalah cerita yang menarik karena berhubungan dengan

kehidupan menusia. Soft news berhubungan dengan peristiwa yang

menarik.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t14553.pdf · A. Latar Belakang Masalah Partai Golongan Karya merupakan salah satu partai terbesar di Indonesia,

16  

3) Spot News : Subklasifikasi dari berita yang berkategori hard news.

Dalam spot news, peristiwa yang akan diliput tidak bisa direncanakan.

4) Developing News : Subklasifikasi dari hard news. Peristiwa yang

diberitakan adalah bagian dari rangkaian berita yang akan diteruskan

keesokan atau dalam berita selanjutnya.

5) Continuing News : Adalah subklasifikasi dari hard news. Dalam

continuing news peristiwa-peristiwa bisa diprediksi dan direncanakan

(Gaye Tuchman dalam Eriyanto,2002:108).

Kategorisasi berita dimaksudkan untuk mempermudah wartawan

dalam mengelompokkan sebuah berita. Wartawan memiliki kuasa penuh

terhadap kategori apa yang dipakai dalam membedakan jenis berita dan

subjek peristiwa

d. Ideologi Profesional / Objektifitas.

Menurut Shoemaker dan Reese, objektivitas lebih merupakan

ideologi bagi jurnalis di bandingkan seperangkat aturan atau praktik yang

disediakan oleh jurnalis. Dalam pandangan Tuchman, objektivitas adalah

ritual bagi proses pembentukan dan produksi berita. Objektivitas itu dalam

proses produksi berita secara umum digambarkan sebagai tidak

mencampuradukkan antara fakta dengan opini. Berita adalah fakta dan

karenanya dalam proses pencarian berita (news gathering) dan penulisan

berita, sama sekali tidak boleh terdapat opini. Berbagai prosedur dan

control tersebut untuk menunjukkan bahwa pekerjaan wartawan dan

media adalah menyampaikan fakta. Ia memang tidak bisa menggambarkan

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t14553.pdf · A. Latar Belakang Masalah Partai Golongan Karya merupakan salah satu partai terbesar di Indonesia,

17  

peristiwa apa adanya 100% sesuai dengan kenyataan, tetapi prosedur ini

membatasi masuknya opini pribadi atau pendapat personal wartawan

dalam keseluruhan proses produksi berita (Eriyanto, 2002:112).

Pemberitaan pada Media Indonesia online, Detik, serta VIVAnews

mengenai persaingan iklan pada Musyawarah Nasional Partai Golongan Karya

ke VIII yang berlangsung pada tanggal 4 s/d 7 oktober 2009 di Pekanbaru

Riau tidak lepas dari ideologi ketiga media tersebut. Konstruksi pesan yang

mereka buat serta subjektifitasnya jelas tidak lepas dari kepentingan media

tersebut dan juga untuk kepentingan-kepentingan sosial politik media itu sendiri.

3. Framing

Setiap media mempunyai cara pandang dan konsepsi yang berbeda-

beda dalam melihat suatu peristiwa atau realitas. Mereka memiliki pandangan

yang berbeda terhadap media dan teks berita. Penelitian untuk mengkaji

bagaimana isi teks media yang ditampilkan kepada khalayak dalam studi Ilmu

Komunikasi dapat dilakukan salah satunya dengan menggunakan metode

analisis framing. Analisis framing adalah analisis yang dipakai untuk melihat

bagaimana media mengkonstruksi realitas. Analisis framing juga dipakai

untuk melihat bagaimana peristiwa dipahami dan dibingkai oleh media

(Eriyanto, 2002 : 10).

Gagasan framing pertama kali dilontarkan oleh Baterson pada tahun

1995. Frame pada awalnya dimaknai sebagai struktur konseptual atau

perangkat kepercayaan yang mengorganisir pandangan politik, kebijakan dan

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t14553.pdf · A. Latar Belakang Masalah Partai Golongan Karya merupakan salah satu partai terbesar di Indonesia,

18  

wacana serta yang menyediakan kategori-kategori standar untuk

mengapresiasi realitas. (Sobur, 2001 : 161).

Ada beberapa pengertian tentang Analisis Framing secara

terminologis yang diungkapkan oleh beberapa ahli (dalam Eriyanto, 2002:67-

68). Definisi-definisi tentang framing tersebut antara lain :

a. Robert N, Entman : Proses seleksi dari berbagai aspek realitas sehingga

bagian tertentu dari peristiwa itu lebih menonjol dibandingkan aspek lain.

Ia juga menyertakan penempatan informasi-informasi dalam konteks yang

khas sehingga sisi tertentu mendapatkan alokasi lebih besar daripada sisi

yang lain.

b. William A. Gamson : Cara bercerita atau gugusan ide-ide yang

terorganisir sedemikian rupa dan menghadirkan konstruksi makna

peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan objek suatu wacana. Cara

bercerita itu terbentuk dalam sebuah kemasan (package). Kemasan itu

semacam skema atau struktur pemahaman yang digunakan individu untuk

mengkonstruksi makna pesan-pesan yang ia sampaikan, serta untuk

menafsirkan makna pesan-pesan yang ia terima.

c. Todd Gitlin : Strategi bagaimana realitas/dunia dibentuk dan

disederhanakan sedemikian rupa untuk ditampilkan kepada khalayak

pembaca. Peristiwa-peristiwa ditampilkan dalam pemberitaaan agar

tampak menonjol dan menarik perhatian khalayak pembaca. Itu dilakukan

dengan seleksi, pengulangan, penekanan, dan presentasi aspek tertentu

dari realitas.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t14553.pdf · A. Latar Belakang Masalah Partai Golongan Karya merupakan salah satu partai terbesar di Indonesia,

19  

d. Zhongdang Pan and Gerald M. Kosicki : Strategi konstruksi dan

memproses berita. Perangkat kognisi yang digunakan dalam mengkode

informasi, menafsirkan peristiwa, dan dihubungkan dengan rutinitas dan

konvensi pembentukan berita.

Dari beberapa definisi framing yang disampaikan oleh berbagai ahli

tersebut memang terdapat perbedaan dalam hal penekanan dan pengertian,

akan tetapi ada titik singgung utama dari definisi framing tersebut. Faming

adalah pendekatan untuk melihat bagaimana realitas itu dibentuk dan

dikonstruksi oleh media.

Dalam proses framing pada akhirnya akan membawa efek. Karena

sebuah realitas bisa jadi dibingkai dan dimaknai berbeda oleh media, bahkan

pemaknaan itu bisa jadi akan sangat berbeda. Realitas sosial yang kompleks

penuh dimensi dan tidak beraturan, disajikan dalam berita sebagai sesuatu

yang sederhana, beraturan dan memenuhi logika tertentu. Berdasarkan

penyederhanaan atas kompleksnya realitas yang disajikan media,

menimbulkan efek framing, yaitu:

a. Menonjolkan aspek tertentu-mengaburkan aspek lain.

Framing pada umumnya ditandai dengan menonjolkan aspek tertentu dari

realitas. Dalam penulisan sering disebut sebagai fokus. Berita secara sadar

atau tidak diarahkan pada aspek tertentu. Akibatnya, ada aspek lainya

yang tidak mendapat perhatian yang memadai.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t14553.pdf · A. Latar Belakang Masalah Partai Golongan Karya merupakan salah satu partai terbesar di Indonesia,

20  

b. Menampilkan sisi tertentu-melupakan sisi lain.

Menampilkan aspek tertentu menyebabkan aspek lain yang penting dalam

memahami realitas tidak mendapatkan liputan yang memadai dalam

berita.

c. Menampilkan aktor tertentu-menyembunyikan aktor lainya.

Berita seringkali juga memfokuskan pemberitaan pada actor tertentu. Ini

tentu saja tidak salah. Tetapi efek yang segera terlihat adalah

memfokuskan pada satu pihak atau aktor tertentu menyebabkan aktor lain

yang mungkin relevan dan penting dalam pemberitaan menjadi

tersembunyi (Eriyanto, 2002 :141).

Proses pembentukan dan konstruksi realitas itu, hasil akhirnya adalah

adanya bagian tertentu yang lebih menonjol dan lebih mudah dikenal.

Akibatnya, khalayak lebih mudah mengingat aspek-aspek tertentu yang

disajikan secara menonjol oleh media. Aspek-aspek yang tidak disajikan

secara menonjol, bahkan tidak diberitakan, menjadi terlupakan dan sama

sekali tidak diperhatikan oleh khalayak.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Framing

Dalam praktik jurnalistik, framing menjadi bagian yang penting bagi

wartawan dalam menyajikan berita. “Framing dapat diartikan pula sebagai

pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang

digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita” (Sobur,

2001: 162). Latar belakang pendidikan wartawan dan institusi ideologi media

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t14553.pdf · A. Latar Belakang Masalah Partai Golongan Karya merupakan salah satu partai terbesar di Indonesia,

21  

jelas mempunyai pengaruh besar dalam proses seleksi dan penulisan berita.

Setiap peristiwa atau realitas dapat disajikan secara berbeda oleh wartawan

melalui media. Bahkan terhadap peristiwa yang sama pun, sebuah realitas

dapat dikonstruksi secara berbeda antara media satu dengan yang lain.. Setiap

jurnalis tentunya mempunyai cara pandang yang berbeda-beda dalam

mengemas sebuah berita, hal ini dapat kita ketahui dengan menggunakan

framing.

Menurut Eriyanto, ada dua aspek dalam framing yaitu memilih fakta

atau realitas dan menulis fakta. Dalam memilih fakta, proses pemilihan fakta

didasarkan pada asumsi, wartawan tidak mungkin melihat peristiwa tanpa

perspektif. Dalam memilih fakta atau realitas, jurnalis dimungkinkan untuk

memilih (included) atau membuang fakta (excluded), bagian mana saja yang

ditekankan dalam berita serta bagian mana yang tidak perlu diberitakan.

Dalam hal ini sebuah peristiwa dilihat dari sisi tertentu. Akibatnya,

pemahaman dan konstruksi atas suatu peristiwa bisa jadi berbeda antara satu

media dengan media lainya. (Eriyanto 2002:69).

Selanjutnya dalam menuliskan fakta yaitu tentang bagaimana fakta

yang telah dipilih itu disajikan kepada khalayak melalui kata, kalimat,

proposisi, foto, gambar serta menempatkannya di headline, halaman depan

atau bagian belakang. Elemen penonjolan fakta ini berhubungn dengan

penonjolan realitas, akibatnya aspek tertentu yang ditonjolkan menjadi

menonjol, lebih mendapatkan alokasi dan perhatian yang besar dibanding

aspek lainnya. Realitas yang disajikan secara nmenonjol atau mencolok,

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t14553.pdf · A. Latar Belakang Masalah Partai Golongan Karya merupakan salah satu partai terbesar di Indonesia,

22  

mempunyai kemungkinan lebih besar untuk diperhatikan dan mempengaruhi

khalayak dalam memahami suatu realitas (Eriyanto, 2002:70).

Dua aspek lain yang berpengaruh besar pada konsep framing yaitu

aspek psikologi dan sosiologi :

a. Dimensi psikologis.

Framing sangat berhubungan dengan dimensi psikologi. Secara

psikologis, orang cenderung menyederhanakan realitas dan dunia yang

kompleks itu bukan hanya agar lebih sederhana dan dapat dipahami, tetapi

juga agar lebih mempunyai perspektif/dimensi tertentu. Orang cenderung

melihat dunia ini dalam perspektif tertentu, pesan atau realitas juga

cenderung dilihat dalam kerangka berpikir tertentu. .

b. Dimensi sosiologis.

Selain psikologi, konsep framing juga banyak mendapat pengaruh dari

lapangan sosiologi. Garis sosiologi ini terutama dapat ditarik dari Alfred

Schutz, Erving Goffnman hingga Peter L. Berger. Pada level sosiologis,

frame dilihat terutama untuk mejelaskan bagaimana organisasi dari ruang

berita dan pembuat berita membentuk berita secara bersama-sama. Ini

menempatkan media sebagai organisasi yang kompleks yang menyertakan

di dalamnya praktik profesional. Berita ditempatkan, dicari, dan

disebarkan lewat praktik professional dalam organisasi (Eriyanto, 2002 :

71-79).

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t14553.pdf · A. Latar Belakang Masalah Partai Golongan Karya merupakan salah satu partai terbesar di Indonesia,

23  

Eoin Devereux dalam bukunya ”Understanding Media” menyebutkan

bahwa kepemilikan media turut memberikan implikasi bagi pemberitaan pada

sebuah media, antara lain :

a. Adanya fakta bahwa para pemilik media massa menjadi konglomerat-

konglomerat transnasional yang mempunyai wewenang mengontrol

dibidang media dan non media.

b. Terjadinya pergantian audience sebagai konsumen dari media, bukan

sebagai warga Negara yang sudah seharusnya mendapatkan informasi dari

media itu sendiri atas apa yang sedang terjadi di sekitarnya.

c. Timbulnya kekuasaan yang cenderung mendominasi di bidang ekonomi

dan politik dalam kaitannya dengan kepemilikan media.

d. Adanya intervensi atau campur tangan dari pemilik modal dan pemilik

media terhadap pemberitaan di media miliknya, khususnya pemberitaan

mengenai dirinya atau media yang ia miliki.

e. Adanya deviasi atau penyimpangan dalam berita, sehingga para awak

media tidak lagi begitu mempedulikan kode etik dalam produksi dan

proses peliputan berita.

f. Adanaya ideology yang dominan dalam media massa, sehingga

mempengaruhi proses produksi berita. (Devereux, 2003 : 54).

Media sering kali hanya menyoroti hal-hal yang penting dan memiliki

nilai berita dari sebuah peristiwa. Berbagai kepentingan dan pertimbangan

media, dan pihak-pihak tertentu yang memiliki hubungan khusus dengan

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t14553.pdf · A. Latar Belakang Masalah Partai Golongan Karya merupakan salah satu partai terbesar di Indonesia,

24  

media tersebut, dapat mempengaruhi proses pemberitaan atau pembentukan

sebuah berita.

5. Media Online

Media online merupakan salah satu penerapan dari perkembangan

pengalaman baru dalam mengkonsumsi berita. Media online merupakan

bagian dari media baru (new media). Teknologi media baru pada dasarnya

merupakan cara baru yang bisa digunakan dalam mempresentasikan dunia.

Media baru membantu mendapatkan informasi dunia yang terbentang luas di

luar sana. Cara-cara ini mengalami perkembangan yang sangat cepat. Media

baru juga menimbulkan hubungan yang baru antara subjek (user atau

konsumen) dengan media melalui teknologi media. Pada akhirnya akan

menimbulkan perubahan dalam hal penerimaan atau penggunaan media itu

sendiri pada saat berkomunikasi. Perbedaan akan muncul di tengah-tengah

hubungan antara yang alami (pengguna) dengan teknologi (media). Perbedaan

yang dimaksud adalah perbedaan sifat-sifat asli keduanya. Bahkan hubungan

ini juga akan menunjukkan produksi serta pola organisasi, dari pembentukan

atau penyusunan, peraturan dan pengendalian, kepemilikan dan

pengintegrasian budaya yang lebih luas dalam media, industri dan ekonomi.

Ada beberapa kriteria yang merupakan unsur dari media baru yaitu

diditality, interactivity, hypertext, dispersial,virtuality, cyberspace (Lister, M.

Dovey, J. Gidding, S. Grant, I. Kelly, K, 2003:13).

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t14553.pdf · A. Latar Belakang Masalah Partai Golongan Karya merupakan salah satu partai terbesar di Indonesia,

25  

1) Digitality : “Digitalization refers to the conversion of analog information

into the computer readable format of 1s and 0s” yang artinya bahwa

digital adalah perubahan dari informasi analog menjadi format komputer

yang menarik dalam 1 detik dan 0 detik (Pavlik, 1996 : 133). Dalam hal

ini, semua konten di rubah dan disajikan menggunakan format digital dan

diakses dengan perangkat digital.

2) Interactivity : “ln a telecommunications context, interactivity means two-

way communication between source and receiver, or more broadly,

multidirectional communication between any number of sources and

receivers. ln a broadest sense, interactivity simply means a process of

reciprocal influence”. Yang artinya “Dalam konteks telekomunikasi,

interaktivitas berarti komunikasi dua arah antara sumber dan penerima,

atau lebih luas, multiarah komunikasi antara sejumlah sumber dan

penerima. Dalam pengertian yang luas, interaktivitas hanya berarti proses

pengaruh timbal-balik” (Pavlik 1996 : 135). Komunikasi dianggap sebagai

hubungan diantara dua orang atau lebih yang terjadi feedback diantara

keduanya.

3) Hypertext : “Hypertext is a simple idea, it is implications are

enormous and have served as the foundation for much subsequent

work in multimedia computing in which digital data, text, audio, and

video are linked in spider web fashion in an n-dimensional space

rather than linearly as they are in conventional media such as

newspapers or television”, diartikan bahwa hypertext adalah suatu ide

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t14553.pdf · A. Latar Belakang Masalah Partai Golongan Karya merupakan salah satu partai terbesar di Indonesia,

26  

sederhana, pengertian ini sangat luas dan telah disediakan sebagai

dasar dalam pekerjaan multimedia antara lain yaitu data digital, teks,

audio, dan video yang dihubungkan dengan perangkat

spiderweb(jaring laba-laba)dalam suatu jarak dimensi yang lebih baik

daripada disajikan secara linear pada saat mereka sebagai media

konvensional seperti surat kabar atau televisi (Pavlik, 1996 : 134).

4) Dispersal : “The new media are no longer mass media in the

traditional sense of sending a limited number of messages to a

homogeneous mass audience. Because of the multiplicity of messages

and sources, the audience itself becomes more selective. The targeted

audience tends to choose its messages, so deepening its segmentation,

enhancing the individual relationship between sender and receiver”,

yang diartikan “media baru tidak lagi media massa dalam pengertian

tradisional mengirim sejumlah pesan kepada khalayak yang homogen.

Karena banyaknya pesan dan sumber, khalayak menjadi lebih selektif.

konsumen yang ditargetkan cenderung untuk memilih pesan-pesannya,

sehingga memperdalam dengan segmentasi, meningkatkan hubungan

individu antara pengirim dan penerima” (Lister, M. Dovey, J. Gidding,

S. Grant, I. Kelly, K, 2003 :30). Sifat dispersal yang dimiliki media

baru menunjukkan bahwa dari segi produksi dan konsumsi menjadi

terdesentralisasi atau tidak terpusat. Arus informasi yang berlangsung

menjadi makin personal, karena setiap orang mempunyai kebebasan

untuk memilih informasi yang mereka butuhkan.

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t14553.pdf · A. Latar Belakang Masalah Partai Golongan Karya merupakan salah satu partai terbesar di Indonesia,

27  

5) Virtuality : Sebuah teknologi berbasis komputer yang dapat

mensimulasikan realitas tertentu dan memungkinkan pengguna untuk

berinteraksi dengan lingkungan. Dengan kata lain, realitas adalah

simulasi dengan komputer grafis, video dan berbagai bentuk media

dan gambar teknologi dan realitas sehingga dibangun untuk

menyediakan interaksi pengguna dengan yang lain.

6) Cyberspace : Sebuah ruang konseptual dimana kata-kata, human

relation, data-data dan sebagainya dimanifestasikan oleh individu

dengan menggunakan computer-mediated communication.

Media online membantu konsumen untuk mendapatkan informasi

secara cepat dan up to date. Konsumen bisa mendapatkan informasi

dengan mengakses melalui internet. Konsumen juga dengan mudah berita

yang telah di upload sebelumnya. Selain itu Media online dapat

membantu konsumen untuk menyampaikan aspirasinya dan berinteraksi

dengan redaksi media maupun dengan sesama konsumen. Redaksi telah

menyediakan tempat bagi konsumen untuk memberikan komentar dan

tanggapan, yang kemudian akan langsung dimuat dalam media online

tersebut.

Teknik penulisan dalam media online berbeda dengan media cetak.

Penuliisan dalam media online cenderung lebih bebas. Dalam media

online, pada halaman pertama terdapat tampilan berita-berita terbaru yang

terdiri dari judul dan lead. Lead biasanya merupakan cakupan dari alinea

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t14553.pdf · A. Latar Belakang Masalah Partai Golongan Karya merupakan salah satu partai terbesar di Indonesia,

28  

pertama dari artikel berita. Lead disini berperan penting dalam menarik

perhatian pembaca.

Ada beberapa perbedaan yang membedakan antara media cetak

dengan media online, antara lain sebagai berikut :

Tabel 1.2 Perbedaan Teknis Media Cetak dengan Media Online

Unsur Media Cetak Media Online

Pembatasan

panjang

naskah

Biasanya panjang

naskah telah dibatasi,

misalnya 5 – 7 halaman

kuarto diketik 2 spasi.

Tidak ada pembatasan panjang naskah,

karena halaman web bisa menampung

naskah yang sepanjang apapun. Namun demi

alasan kecepatan akses, keindahan desain

dan alasan-alasan teknis lainnya, perlu

dihindarkan penulisan naskah yang terlalu

panjang.

Prosedur

naskah

Naskah biasanya harus

di-ACC oleh redaksi

sebelum dimuat.

Sama saja. Namun ada sejumlah media yang

memperbolehkan wartawan di lapangan

yang telah dipercaya untuk meng-upload

sendiri tulisan-tulisan mereka.

Editing

Kalau sudah naik cetak

(atau sudah di-film-kan

pada proses percetakan),

tak bisa diedit lagi.

Walaupun sudah online, masih bisa diedit

dengan leluasa. Tapi biasanya, editing hanya

mencakup masalah-masalah teknis, seperti

merevisi salah ketik, dan seterusnya.

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t14553.pdf · A. Latar Belakang Masalah Partai Golongan Karya merupakan salah satu partai terbesar di Indonesia,

29  

Unsur Media Cetak Media Online

Tugas

desainer atau

layouter

Tiap edisi, desainer atau

layouter harus tetap

bekerja untuk

menyelesaikan desain

pada edisi tersebut.

Desainer dan programmer cukup bekerja

sekali saja, yakni di awal pembuatan situs

web. Selanjutnya, tugas mereka hanya pada

masalah-masalah maintenance atau ketika

perusahaan memutuskan untuk mengubah

desain dan sebagainya. Setiap kali redaksi

meng-upload naskah, naskah itu akan

langsung “masuk” ke desain secara otomatis.

Jadwal terbit

Berkala (harian,

mingguan, bulanan, dua

mingguan, dan

sebagainya).

Kapan saja bisa, tidak ada jadwal khusus,

kecuali untuk jenis-jenis tulisan/rubrik

tertentu.

Distribusi

Walau sudah selesai

dicetak, media tersebut

belum bisa langsung

dibaca oleh khalayak

ramai sebelum melalui

proses distribusi.

Begitu di-upload, setiap berita dapat

langsung dibaca oleh semua orang di seluruh

dunia yang memiliki akses internet.

http://jonru.multiply.com/journal/item/128 (03-02-2010)

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t14553.pdf · A. Latar Belakang Masalah Partai Golongan Karya merupakan salah satu partai terbesar di Indonesia,

30  

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode

penelitian kualitatif yaitu metode penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian,

misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik,

dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu

konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan metode alamiah

(Lexy J. Moleong, 2005:6)

Data-data dalam penelitian ini disajikan secara kualitatif. Data yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah beriata yang dimuat pada Detik,

VIVAnews, dan Media Indonesia online tentang pemberitaan pemilihan calon

ketua umum serta persaingan yang terjadi pada Musyawarah Nasional Partai

Golongan Karya ke VIII.

Dalam penelitian ini analisis framing digunakan untuk mengungkap

konstruksi yang dilakukan media (Detik, VIVAnews, dan Media Indonesia

online tentang pemberitaan pemilihan calon ketua umum serta persaingan

yang terjadi pada Musyawarah Nasional Partai Golongan Karya ke VIII ).

Analisis framing dipakai untuk membedah cara-cara atau ideologi media saat

mengkonstruksi fakta (Sobur, 2006:162). Konstruksi yang dengan sengaja di

buat untuk mengemas realita menjadi berita yang akan di sampaikan kepada

khalayak. Konstruksi inilah yang menentukan akan dibentuk seperti apa suatu

berita ke dalam sebuah media. Pemahaman dan konstruksi atas suatu

Page 31: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t14553.pdf · A. Latar Belakang Masalah Partai Golongan Karya merupakan salah satu partai terbesar di Indonesia,

31  

peristiwa bias jadi berbeda antara satu media dengan media yang lain

(Eriyanto,2002:70).

Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma

konstruksionisme dengan metode penelitian kualitatif dan menggunakan

analisis framing. Penelitian ini dilakukan bukan untuk membandingkan antara

konstruksi yang di bentuk oleh media dengan realitas sebenarnya, tetapi

bagaimana konstruksi realitas antara media satu dengan media lain, dalam hal

ini adalah Media Indonesia online, detik, dan VIVAnews.

2. Obyek/Sasaran Penelitian

Media Indonesia online, Detik, dan VIVAnews adalah objek dalam

penelitian pada skripsi ini. Perbedaan penyajian berita antara ketiga media

tersebut menjadikan hal yang menarik untuk diteliti.

3. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini dalam pengumpulan datanya menggunakan teknik

dokumentasi yang merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan mempelajari dokumen-dokumen yang ada dan catatan yang

dimiliki oleh unit analisis, sehingga dapat dimanfaatkan guna memperoleh

data serta melengkapi data.

a. Data Primer

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Media Indonesia online, Detik,

dan VIVAnews sebagai data primer untuk mencari data-data yang akan

Page 32: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t14553.pdf · A. Latar Belakang Masalah Partai Golongan Karya merupakan salah satu partai terbesar di Indonesia,

32  

diteliti mengenai persaingan antar kandidat dalam memperebutkan kursi

ketua umum pada Musyawarah Nasional Partai Golongan Karya, yaitu

pada tanggal 1 September s/d 7 Oktober 2009.

b. Data Sekunder

Peneliti juga mengumpulkan dan mempelajari dokumen-dokumen, buku-

buku, internet, serta beberapa surat kabar yang menunjang dalam

penelitian ini guna melengkapi data.

4. Teknik Analisis Data

Peneliti menggunakan metode analisis framing dalam menganalisis

penelitian ini. Ada berbagai definisi yang disampaikan oleh beberapa ahli,

akan tetapi meskipun berbeda dalam penekanan dan pengertian, namun ada

titik singgung utama dari definisi framing tersebut. Secara garis besar analisis

framing adalah metode untuk melihat cara bercerita media atas peristiwa

(Eriyanto, 2002:10).

Metode framing dalam studi Ilmu Komunikasi terdapat beberapa

model framing, yaitu : Robert N Entman, Murray Edelman, William A

Gamson dan Zhondang Pan, dan Gerald M Kosicki. Setiap model

mendefinisikan dan menawarkan beragam cara berbeda dalam menganalisis

isi teks media.

Dalam penelitian ini akan menggunakan model framing milik Robert

N. Entman guna menjawab rumusan masalah untuk mencapai tujuan

penelitian. Elemen-elemen framing milik Robert N. Entman lebih sesuai bila

Page 33: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t14553.pdf · A. Latar Belakang Masalah Partai Golongan Karya merupakan salah satu partai terbesar di Indonesia,

33  

di bandingkan dengan elemen framing model lain untuk diterapkan pada

penelitian ini, karena penelitian ini menggunakan media jurnalisme online,

muatan berita pada jurnalisme online lebih mengutamakan kecepatan dan

cenderung mengabaikan unsur kelengkapan berita.

Entman mengunakan perangkat framing dalam menganalisis berita

dengan melihat gambaran secara luas bagaimana peristiwa dimaknai dan

ditandai oleh wartawan. Elemen framing dalam berita tersebut antara lain

sebagai berikut :

a. Define Problems (Pendefinisian Masalah)

Identifikasi merupakan elemen pertama yang dapat menunjukkan kepada

kita tentang framing. Elemen ini merupakan elemen dasar serta

merupakan master frame (bingkai) yang paling utama. Pada elemen ini

menekankan bagaimana suatu peristiwa ini dipahami oleh wartawan.

Wartawan akan menekankan satu masalah yang menjadi pokok utama

berita tersebut. Suatu peristiwa yang sama dapat dipahami secara berbeda-

beda, dan bingkai yang berbeda ini akan menyebabkan realitas bentukan

yang berbeda sehingga cenderung menimbulkan penafsiran yang berbeda

pula bagi khalayak. Perbedaan bingkai berita ini bukan dengan maksud

membanding-bandingkan mana yang salah dan mana yang benar,

melainkan bagaimana sudut pandang setiap media terhadap realitas yang

sama.

Page 34: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t14553.pdf · A. Latar Belakang Masalah Partai Golongan Karya merupakan salah satu partai terbesar di Indonesia,

34  

b. Diagnose Causes (Memperkirakan Penyebab Masalah)

Memperkirakan penyebab masalah, merupakan elemen framing untuk

membingkai siapa yang dianggap sebagai aktor dari suatu peristiwa.

Pelaku dalam suatu peristiwa sangat berpengaruh dalam elemen ini.

Bagaimana suatu berita dipandang dari segi tokoh-tokoh yang berada

dibelakangnya, maka akan muncul dengan sendirinya siapa/apa penyebab

dan apa yang disebabkan. Ketika suatu peristiwa akan menjadi sebuah

berita, maka akan ditemukan apa atau siapa yang menyebabkan suatu

peristiwa bias terjadi. Hal ini akan terlihat secara luas dengan sendirinya

karena konstruksi yang dibentuk oleh media, tergantung pada cara

pandang media itu sendiri.

c. Make Moral Judgement (Membuat Pilihan Moral)

Make Moral Judgement adalah elemen framing yang dipakai untuk

membenarkan atau memberi argumentasi pada pendefinisian masalah

yang sudah dibuat. Ketika masalah sudah didefinisikan, penyebab masalah

sudah ditentukan, dibutuhkan sebuah argumentasi yang kuat untuk

mendukung gagasan tersebut. Gagasan yang dikutip berhubungan dengan

sesuatu yang familiar dan dikenal oleh khalayak.

d. Treatment Recommendation (Menekankan Penyelesaian)

Pada setiap peristiwa yang akan dibingkai adalah peristiwa yang

membutuhkan suatu penyelesaian. Elemen framing ini dipakai untuk

menilai apa yang dikehendaki oleh wartawan, jalan apa yang dipilih untuk

menyelesaikan masalah. Penyelesaian ini tentu saja sangat bergantung

Page 35: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t14553.pdf · A. Latar Belakang Masalah Partai Golongan Karya merupakan salah satu partai terbesar di Indonesia,

35  

pada bagaimana suatu peristiwa dilihat dan siapa yang dipandang sebagai

penyebab masalah (Eriyanto, 2002:191).

G. Sistematika Penulisan

Peneliti akan membagi skripsi ini menjadi IV bab. Dalam setiap bab

memiliki kandungan yang berbeda-beda. Pada bab I peneliti akan menjelaskan

latar belakang masalah dan rumusan masalah mengenai pemberitaan Musyawarah

Nasional Partai Golongan Karya yang di warnai perang iklan antar kandidat;

tujuan penelitian, yaitu merumuskan apa yang menjadi tujuan penelitian; manfaat

penelitian, melihat manfaat apa saja yang akan didapatkan melalui penelitian ini;

kerangka teori, yaitu dasar-dasar teori yang digunakan dalam menelaah serta

mendalami sebagai landasan utama dalam melakukan penelitian; dan metode

penelitian, yaitu pemilihan metode dalam melakukan penelitian ini.

Kemudian pada bab II, berisi tentang profil Media Indonesia Online,

VivaNews, dan detik. Pada bab ini, kita dapat melihat bagaimana latar belakang

serta sejarah dari ketiga media tersebut, bagaimana proses produksi pesan yang

mereka lakukan serta apa latar belakang ideology mereka.

Pada bab III akan dijelaskan bagaimana analisis dari data-data yang telah

diperoleh peneliti. Data-data ini berupa beberapa berita yang memuat mengenai

pemberitaan Musyawarah Nasional Partai Golongan Karya VIII yang di warnai

perang iklan antar kandidat pada Media Indonesia Online, VivaNews, dan detik.

Bab ini menjelaskan bagaimana konstruksi dari ketiga media terhadap

pemberitaan tersebut sehingga menjadi wacana khalayak.

Page 36: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahthesis.umy.ac.id/datapublik/t14553.pdf · A. Latar Belakang Masalah Partai Golongan Karya merupakan salah satu partai terbesar di Indonesia,

36  

Pada bab terakhir, yaitu bab IV akan menyajikan kesimpulan dan saran

dari data serta analisa data yang dilakukan. Penelitian ini akan memberikan hasil

yang terlihat sehingga dapat dijelaskan dalam kesimpulan. Pada bagian saran

diharapkan pembaca skripsi dapat memberikan penilaian terhadap pemberitaan

Musyawarah Nasional Partai Golongan Karya VIII yang di warnai perang iklan

antar kandidat. Beberapa lampiran berkaitan dengan berita-berita yang menjadi

data akan disertakan dalam skripsi ini.