bab i pendahuluan a. latar belakang masalahdigilib.unimed.ac.id/4506/9/9. 81261320446 bab...

12
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru adalah salah satu unsur terpenting pada komponen pendidikan. Sebab guru merupakan ujung tombak yang berhubungan langsung dengan siswa. Keberhasilan pendidikan terletak pada kemampuan guru mengajar di dalam kelas.. Keberhasilan suatu pembelajaran di kelas ditentukan oleh kompetensi guru yang terdiri dari: kompetensi professional, kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Seorang guru diharapkan mampu mengimplementasikan kompetensi yang dimilikinya untuk mencapai tujuan pembelajaran. UU Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 39 ayat (2), menyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Azzra (Ambarita, 2010:37) mengatakan seorang guru yang profesional secara akademis adalah guru (1) memiliki keahlian atau kecakapan akademis dalam bidang ilmu tertentu; (2) cakap mempersiapkan penyajian materi (pembuatan silabus, program tahunan, program semester) yang akan menjadi acuan penyajian; (3) cakap melaksanakan penyajian materi, melaksanakan evaluasi atas pelaksanaan yang dilakukan; (4) kecakapan sosial, spiritual,sehingga bisa membawa murid kearah perkembangan yang benar; dan (5) mampu memperlakukan siswa secara adil dan secara manusiawi. Selanjutnya Sagala

Upload: others

Post on 26-Dec-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.unimed.ac.id/4506/9/9. 81261320446 Bab I.pdflajaran yaitu Silabus dan RPP. Permendiknas Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar proses

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Guru adalah salah satu unsur terpenting pada komponen pendidikan.

Sebab guru merupakan ujung tombak yang berhubungan langsung dengan siswa.

Keberhasilan pendidikan terletak pada kemampuan guru mengajar di dalam kelas..

Keberhasilan suatu pembelajaran di kelas ditentukan oleh kompetensi guru yang

terdiri dari: kompetensi professional, kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian dan kompetensi sosial. Seorang guru diharapkan mampu

mengimplementasikan kompetensi yang dimilikinya untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

UU Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 39 ayat

(2), menyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas

merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil

pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan serta melakukan

penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terutama bagi pendidik pada

perguruan tinggi. Azzra (Ambarita, 2010:37) mengatakan seorang guru yang

profesional secara akademis adalah guru (1) memiliki keahlian atau kecakapan

akademis dalam bidang ilmu tertentu; (2) cakap mempersiapkan penyajian materi

(pembuatan silabus, program tahunan, program semester) yang akan menjadi

acuan penyajian; (3) cakap melaksanakan penyajian materi, melaksanakan

evaluasi atas pelaksanaan yang dilakukan; (4) kecakapan sosial, spiritual,sehingga

bisa membawa murid kearah perkembangan yang benar; dan (5) mampu

memperlakukan siswa secara adil dan secara manusiawi. Selanjutnya Sagala

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.unimed.ac.id/4506/9/9. 81261320446 Bab I.pdflajaran yaitu Silabus dan RPP. Permendiknas Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar proses

2

(2013:181) mengatakan salah satu tugas profesional guru adalah menyusun sendiri

perangkat pembelajaran, yaitu silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP). UU N0. 14 Tahun 2005 Bab IV Pasal 20 (a) tentang Guru dan Dosen

menyatakan bahwa standar prestasi kerja guru dalam melaksanakan tugas

keprofesionalannya, guru berkewajiban merencanakan, melaksanakan proses

pembelajaran yang bermutu serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran

hasil pembelajaran. Dari pendapat di atas dapat diambil kesimpulan seorang guru

profesional harus mampu merencanakan pembelajaran yaitu menyusun sendiri

silabus program tahunan, program semester dan RPP.

Selanjutnya Ambarita (2010:10) mengatakan merencanakan adalah proses

penataan tujuan-tujuan dan menetapkan sejak awal secara tepat bagaimana tujuan

itu akan diperoleh. Pendapat di atas dapat diambil kesimpulan didalam

perencanaan tercantum tujuan yang akan dicapai dan bagaimana cara untuk

mencapai tujuan tersebut.

Sanjaya (2011:3) mengatakan bahwa bagaimanapun bagus dan idealnya

kurikulum pendidikan, bagaimana lengkapnya sarana dan prasarana pendidikan,

tanpa diimbangi dengan kemampuan guru dalam menerapkannya, maka semuanya

kurang bermakna. Artinya kemampuan guru merencanakan pembelajaran sangat

dibutuhkan untuk mewujudkan tujuan pembelajaran.

Menurut Usman (1990: 1), proses belajar mengajar adalah suatu proses

yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan

timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan

tertentu. Suryobroto (2002: 19) proses belajar mengajar meliputi kegiatan yang

dilakukan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan dan sampai evaluasi

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.unimed.ac.id/4506/9/9. 81261320446 Bab I.pdflajaran yaitu Silabus dan RPP. Permendiknas Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar proses

3

dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk

mencapai tujuan tertentu yaitu pengajaran.

Pengajaran yang baik memerlukan perencanaan yang baik, melalui

penyusunan perangkat pembelajaran yaitu Silabus dan RPP. Permendiknas

Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar proses pembelajaran untuk Pendidikan

Dasar dan Menengah yang menyebutkan bahwa setiap guru wajib menyusun

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan menggunakannya sebagai

pedoman pelaksanaan pembelajaran. Penyusunan RPP yang baik akan sangat

memengaruhi terhadap perilaku pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

Kemampuan menyusun perencanaan pembelajaran dan melaksanakan

pembelajaran merupakan bagian dari kompetensi pedagogik guru yang harus

dimiliki oleh guru untuk bisa melakukan pembelajaran yang mendidik sebagai

persyaratan guru profesional.

Perencanaan program sistem pengajaran berfungsi untuk memberikan

arah pelaksanaan pembelajaran sehingga menjadi terarah dan efisien.

Kegiatan-kegiatan dalam melaksanakan fungsi perencanaan diantaranya meliputi

memperkirakan tuntutan dan kebutuhan, menentukan tujuan, menulis silabus

kegiatan pembelajaran, menentukan topik-topik yang akan dipelajari,

mengalokasikan waktu, serta menentukan sumber-sumber yang diperlukan.

Salah satu bagian dari perencanaan pembelajaran yang sangat penting

dibuat oleh guru sebagai pengarah pembelajaran adalah Silabus dan RPP. RPP

dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar mengajar peserta

didik untuk mencapai kompetensi dasar. Selain itu silabus juga memuat teknik

penilaian seperti apa untuk menguji sejauh mana keberhasilan pembelajaran.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.unimed.ac.id/4506/9/9. 81261320446 Bab I.pdflajaran yaitu Silabus dan RPP. Permendiknas Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar proses

4

RPP adalah instrumen perencanaan yang lebih spesifik dari silabus. RPP ini

dibuat untuk memandu guru dalam mengajar agar tidak melebar jauh dari

tujuan pembelajaran. RPP disusun untuk setiap kompetensi dasar yang dapat

dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. RPP disusun secara lengkap

dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan untuk memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif.

Keberhasilan tujuan pendidikan ditentukan bagaimana kurikulum (Silabus

dan RPP) diimplementasikan pada satuan pendidikan, dalam bentuk kegiatan

pembelajaran serta pada desain atau rencana pembelajaran yang telah ditetapkan.

Pada pelaksanaannya seringkali tidak sesuai dengan desain pembelajaran sehingga

mengakibatkan ketidak tercapaian tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini

disebabkan guru tidak mampu menyusun sendiri Silabus dan RPP yang baik,

sebagian besar dari guru langsung mengambil dari internet atau mengcopy paste

dari teman guru yang serumpun. Guru tidak mampu membuat RPPnya sudah

tentu, tidak mampu juga melaksanakan pembelajaran.

Belum baiknya RPP yang disusun oleh para guru tersebut adalah

disebabkan oleh dua hal, yaitu: (1) pemahaman guru terhadap cara penyusunan

RPP yang masih sangat kurang di antaranya adalah belum mampu merumuskan

kesesuaian indikator dengan Kompetensi Dasar, ketidaksesuaian merumuskan

indikator dengan tujuan, ketidaksesuaian indikator dengan materi, ketidaksesuaian

indikator dengan langkah pembelajaran, ketidaksesuaian indikator dengan alokasi

waktu, ketidaksesuaian indikator dengan metode dan media, ketidaksesuaian

indikator dengan instrumen penilaian; dan (2) proses penyusunan perencanaan dan

pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang masih rendah yang terlihat dari hasil

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.unimed.ac.id/4506/9/9. 81261320446 Bab I.pdflajaran yaitu Silabus dan RPP. Permendiknas Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar proses

5

observasi ke sekolah masih banyak ditemukan bahwa guru-guru dalam

merencanakan pembelajaran utamanya dalam menyusun RPP hanya mengadopsi

yang sudah ada tanpa mengadaptasi disesuaikan dengan kondisi peserta didik

sehingga terlihat jelas sekali bahwa dokumen perencanaan pembelajaran

disiapkan hanya untuk memenuhi kepentingan administrasi tanpa diketahui makna

dan manfaatnya.

Kegiatan melaksanakan pembelajaran yang seharusnya merupakan

implementasi dari perencanaan yang sudah disusun juga masih belum

menunjukkan kemampuan melaksanakan yang maksimal dikarenakan guru hanya

mengejar jumlah jam mengajar tanpa memperhatikan ketentuan-ketentuan yang

seharusnya dilaksanakan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, seperti

yang tercantum dalam Standar Proses Pembelajaran untuk Pendidikan Dasar dan

Menengah. Ketidakmampuan guru dalam merencanakan kegiatan pembelajaran

menyebabkan ketidakberhasilan guru dalam memaksimalkan situasi belajar siswa.

Kegiatan pembelajaran akan mengalami kegagalan kalau tidak menghasilkan

kegiatan belajar siswa yang akan berimplikasi lebih lanjut yang dapat berdampak

pada kegagalan pendidikan. Permasalahan ketidakmampuan guru dalam

memaksimalkan aktivitas belajar siswa juga terlihat dari ketidakmampuan guru

dalam pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang

diampu mengakibatkan kegagalan guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

Selain itu permasalahan ketidakmampuan guru dalam merencanakan

pembelajaran, guru belum paham berbagai pendekatan, strategi, metode, dan

teknik pembelajaran yang mendidik dalam mata pelajaran yang diampu menjadi

penyebab terjadinya hasil pembelajaran yang belum menunjukkan hasil belajar

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.unimed.ac.id/4506/9/9. 81261320446 Bab I.pdflajaran yaitu Silabus dan RPP. Permendiknas Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar proses

6

yang maksimal terlihat dari keberhasilan dalam persentasi ketuntasan belajar tiap-

tiap sekolah. Imron, (2000:5) mengatakan bahwa (1) guru sering mengeluh

kurikulum yang berubah-ubah, (2) guru sering mengeluhkan kurikulum yang

syarat dengan beban, (3) seringnya siswa mengeluh dengan cara mengajar guru

yang kurang menarik, (4) masih belum dapat dijaminnya kualitas pendidikan

sebagai mana mestinya.

Mendapatkan hasil belajar yang optimal, banyak dipengaruhi oleh

komponen-komponen belajar mengajar. Sebagai contoh bagaimana cara

mengorganisasi materi, metode yang diterapkan media yang digunakan, dan lain-

lain.

Guru memiliki posisi yang menentukan keberhasilan dalam

pembelajaran karena fungsi guru memiliki fungsi utama mulai dari merancang,

mengelola dan mengevaluasi pembelajaran dalam suatu sekolah. Keberhasilan

suatu pembelajaran diawali dengan perencanaan yang sangat matang.

Perencanaan pembelajaran yang dilakukan dengan baik, ini merupakan setengah

dari suatu keberhasilan sudah dapat tercapai, tinggal setengahnya lagi yang

terletak pada pelaksanaan pembelajaran.

Secara umum pada saat ini ada gejala atau fenomena dalam proses

pembelajaran seringkali tanpa didukung dengan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) yang baik, pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan tanpa

persiapan dari guru menjadikan proses pembelajaran yang tidak dapat diterima

dan tidak menarik bahkan tidak menyenangkan bagi siswa, kedatangan guru

tidak tepat waktu, meninggalkan kelas sebelum waktunya, kegiatan penilaian

yang tidak terorganisir dengan baik sehingga hasil evaluasi tidak tercapai.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.unimed.ac.id/4506/9/9. 81261320446 Bab I.pdflajaran yaitu Silabus dan RPP. Permendiknas Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar proses

7

Kunci keberhasilan pengajaran sebenarnya terletak pada perencanaan yang

sudah dibuat oleh guru melalui perangkat pembelajaran yang disusunnya.

Hasil telaah RPP dengan menggunakan APKG 1 pada observasi awal yang

dilakukan peneliti terhadap 15 orang guru di SMK Negeri 1 Merdeka pada tanggal

31 Oktober sampai dengan 2 Nopember 2013, ditemukan antara lain: (1) guru

belum membuat bahan belajar/ materi pelajaran ( guru tergantung pada buku

teks); (2) tidak membuat jenis evaluasi; (3) guru tidak membuat media yang

sesuai dengan topik pelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik, dan

belum menggunakan model pembelajaran yang dapat menarik perhatian peserta

didik dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini dapat lihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 1.1 Kemampuan Guru Merencanakan Pembelajaran

Kemampuan Guru Merencanakan Pembelajaran

No Indikator Persentase

Perolehan

%

1 Kemampuan guru merumuskan tujuan pembelajaran 82,33%

2 Kemampuan menyusun bahan belajar/materi pembelajaran 46,67%

3 Kemampuan guru memilih metode/strategi pembelajaran 46,33%

4 Kemampuan guru memilih media pembelajaran/sumber

belajar

48,33%

5 Kemampuan guru menyusun evaluasi 45,00%

Sumber: Hasil telaah instrumen observasi awal terhadap 15 orang guru

di SMK Negeri 1 Merdeka Brastagi tanggal 31 Oktober s/d 2 Nopember 2013.

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa kemampuan guru dalam

merencanakan pembelajaran masih jauh dari yang diharapkan. Persentase dari 5

aspek yang dinilai hanya satu aspek dalam kategori baik yaitu kemampuan guru

merumuskan tujuan pembelajaran. Pada 4 aspek yang lain persentase perolehan

guru masih dalam kategori kurang baik.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.unimed.ac.id/4506/9/9. 81261320446 Bab I.pdflajaran yaitu Silabus dan RPP. Permendiknas Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar proses

8

Apabila situasi perencanaan pembelajaran yang demikian dibiarkan dalam

waktu yang berlangsung lama dapat menyebabkan penurunan minat belajar siswa

dalam mengikuti pembelajaran sehingga aktivitas belajar siswa menjadi rendah

yang dimungkinkan akan berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah pula.

Oleh sebab itu untuk mengatasinya perlu diupayakan tindakan antisipatif untuk

mengatasi permasalahan tersebut dengan cara mengadakan pembinaan oleh

pengawas sekolah. Pembinaan ini dilakukan melalui kegiatan supervisi akademik

sesuai dengan salah satu Standar Kompetensi Pengawas Sekolah dalam

Permendiknas nomor 12 tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Pengawas

Sekolah yaitu kompetensi supervisi akademik. Pembinaan yang dilakukan

menggunakan teknik pelatihan metode on-the-job training, pendekatan dan

metode yang tepat akan berdampak positif terhadap hasil yang diharapkan.

Menurut Lantip dan Sudiyono (2011:94) Supervisi akademik adalah

serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola

pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Melalui kegiatan supervisi,

guru sebagai ujung tombak dalam kegiatan pendidikan diharapkan dapat memiliki

kinerja yang baik dalam mewujudkan pembelajaran berbasis karakter yang

bermutu, sehingga dapat mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia

yang beriman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab. Dengan supervisi akademik diharapkan, supervisor

memengaruhi perilaku guru agar semakin baik dalam merencanakan

pembelajaran. Selanjutnya perilaku guru memengaruhi perilaku peserta didik

dalam proses belajarnya. Porses belajar yang semakin baik akan memengaruhi

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.unimed.ac.id/4506/9/9. 81261320446 Bab I.pdflajaran yaitu Silabus dan RPP. Permendiknas Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar proses

9

hasil belajar yang dicapainya. Salah satu teknik supervisi akademik kelompok

adalah pelatihan yang dapat dilakukan kepada guru-guru yang mempunyai

permasalahan yang sama.

Berdasarkan hal-hal yang dipaparkan di atas dalam rangka meningkatkan

kompetensi guru merencanakan pembelajaran dengan bantuan pengawas

(supervisor) melalui supervisi akademik dengan teknik pelatihan OJT (On-The-

Job Training).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas diidentifikasi guru kurang mampu

merencanakan pembelajaran. Hal ini disebabkan pelaksanaan supervisi akademik

kurang maksimal oleh pengawas sekolah. Selama ini kehadiran pengawas di sekolah

hanya sekedar bertamu dan sesekali bertanya dan melihat-lihat administrasi sekolah

kemudian pulang setelah mengisi daftar kunjungan, kehadirannya sangat tidak

diharapkan.

Faktor yang memengaruhi kemampuan guru sekaligus solusi terhadap

permasalahan adalah motivasi internal, watak, konsep diri, pendidikan, pengalaman

mengajar, lama mengajar lingkungan, workshop, magang , kepemimpinan, bakat,

latihan dan supervisi akademik. Tujuan supervisi akademik adalah membantu guru

mengembangkan kemampuan professionalnya dalam melaksanakan tugas pokok dan

tanggung jawabnya yakni melaksanakan pembelajaran yang mendidik. Jenis bantuan

yang diberikan adalah aspek-aspek yang terkait dengan pembelajaran antara lain

penyusunan kurikulum, silabus dan RPP strategi pembelajaran, penggunaan media,

dan penilaian hasil belajar. Melaksanakan supervisi akademik dalam rangka

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.unimed.ac.id/4506/9/9. 81261320446 Bab I.pdflajaran yaitu Silabus dan RPP. Permendiknas Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar proses

10

perbaikan pembelajaran dapat dilakukan dengan teknik individual dan kelompok.

Teknik individual yang terdiri dari kunjungan kelas, observasi kelas, percakapan

pribadi, intervisitasi, penyeleksi berbagai sumber materi untuk mengajar, dan

menilai diri sendiri. Sedangkan teknik bersifat kelompok terdiri dari pertemuan

orientasi bagi guru baru, panitia penyelenggara, rapat guru, studi kelompok antar

guru, diskusi, tukar menukar pengalaman, lokakarya, pelatihan, diskusi panel,

seminar, simposium, demonstrasi mengajar, perpustakaan jabatan, buletin

supervisi, membaca langsung, organisasi jabatan, laboratorium kurikulum,

perjalanan sekolah untuk anggota staf.

Supervisi akademik teknik pelatihan on-the-job training merupakan salah

satu teknik yang digunakan pengawas untuk membina guru untuk meningkatkan

kemampuannya merencanakan pembelajaran sehingga tercapai pembelajaran yang

berkualitas di dalam kelas. Pembinaan dapat dilakukan pada saat guru

melaksanakan tugasnya sehingga tidak perlu meninggalkan pekerjaannya. Melalui

supervisi akademik teknik pelatihan diharapkan guru lebih terampil merencanakan

pembelajaran yang diampunya

C. Pembatasan Masalah

Terdapat beberapa masalah yang dihadapi guru pada saat melaksanakan

tugasnya salah satunya pada saat merencanakan pembelajaran. Perencanaan

pembelajaran mencakup penyusunan silabus dan RPP yang merupakan salah satu

aspek yang terkait dengan pembelajaran. Supervisor memberikan bantuan kepada

guru yang mempunyai masalah yang sama yakni dalam menyusun silabus dan RPP.

Penelitian ini dibatasi hanya meneliti supervisi akademik melalui on-the-job training

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.unimed.ac.id/4506/9/9. 81261320446 Bab I.pdflajaran yaitu Silabus dan RPP. Permendiknas Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar proses

11

untuk meningkatkan kemampuan guru bahasa Indonesia merencanakan

pembelajaran di SMK Kabupaten Karo.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka perumusan masalah

penelitian adalah apakah dengan supervisi akademik dengan teknik pelatihan on-

the-job training dapat meningkatkan kemampuan guru bahasa Indonesia

merencanakan pembelajaran di SMK Kabupaten Karo?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan permasalahan di atas, tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui apakah supervisi akademik dengan teknik pelatihan On-The-Job

Training dapat meningkatkan kemampuan guru bahasa Indonesia merencanakan

pembelajaran di SMK Kabupaten Karo.

F. Manfaat Penelitian Tindakan

Hasil penelitian peningkatan kompetensi guru merencanakan pembelajaran

melalui supervisi akademik melalui On-The-Job Training diharapkan memberikan

manfaat, antara lain:

1. Manfaat teoretis

Manfaat teoretis berguna berguna untuk pengembangan teori kompetensi

guru dan teori supervisi. Teknik supervisi yang dikembangkan dalam

penelitian ini dapat memberikan jawaban terhadap permasalahan

kompetensi guru.

2. Manfaat praktis,

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.unimed.ac.id/4506/9/9. 81261320446 Bab I.pdflajaran yaitu Silabus dan RPP. Permendiknas Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar proses

12

Hasil penelitian ini dapat digunakan berbagai pihak, untuk pengawas

sekolah, kiranya hasil penelitian ini dapat digunakan untuk membimbing

guru baik secara individu maupun kelompok untuk meningkatkan

kompetensinya, untuk kepala sekolah pelatihan on-the-job training dapat

digunakan membimbing guru baik individual maupun kelompok, untuk

guru sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kemampuannya dalam

menyusun perangkat pembelajaran, untuk peneliti lain sebagai bahan

rujukan dalam penelitian selanjutnya untuk meningkatkan kompetensi

guru dalam melaksanakan pembelajaran dan mengevaluasi pembelajaran.