bab i pendahuluan a. latar belakang masalahdigilib.unila.ac.id/20611/1/bab1,2,3,4,5.pdf ·...
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Titik berat pembangunan di bidang pendidikan sebaiknya diletakkan
pada peningkatan mutu setiap jenjang pendidikan dengan melaksanakan
berbagai usaha yang dapat mempercepat usaha peningkatan tersebut. Hal ini
harus menjadi pemicu untuk tetap memusatkan segenap upaya pada
peningkatan mutu pendidikan yang diharapkan. Belajar merupakan suatu
kegiatan yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Kegiatan belajar
dapat mengembangkan potensi-potensi yang dibawa sejak lahir. Komponen-
komponen yang ada dalam kegiatan belajar di antaranya adalah guru dan
siswa. Guru dituntut mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
profesional dalam membelajarkan siswa-siswanya. Dalam Undang-Undang
No.20 Tahun 2003, Pasal 42 ayat 1 (Sisdiknas, 2008: 28) disebutkan bahwa
guru sebagai unsur pendidik harus memiliki kemampuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional. Oleh sebab itu guru dituntut untuk selalu
memperluas wawasan dan menambah bekal pengetahuan dan keterampilan
yang dimiliki agar tidak tertinggal dari kemajuan yang semakin cepat.
Hal di atas menggugah para pendidik untuk dapat merancang dan
melaksanakan pendidikan yang lebih terarah pada penguasaan konsep Ilmu
2
Pengetahuan Alam (IPA), yang dapat bermanfaat dalam kegiatan sehari-hari
di masyarakat. Untuk dapat menyesuaikan perkembangan IPA, kreativitas
sumber daya manusia merupakan syarat mutlak untuk ditingkatkan. Salah
satu jalur yang tepat dan sesuai untuk meningkatkan sumber daya manusia
adalah pendidikan.
Upaya-upaya untuk meningkatkan hasil belajar IPA dikembangkan
secara terus menerus seperti penyempurnaan kurikulum, peningkatan
kemampuan guru, penyediaan buku ajar, dan kit (komponen instrumen
terpadu) yang berisi seperangkat alat yang digunakan dalam pembelajaran
IPA, namun sejauh ini hasil belajar IPA belum sesuai dengan yang
diharapkan. Bundu (2006: 3) kelemahan akan pembelajaran di Indonesia
telah dikemukakan lebih dari satu dekade, yakni (1) masih sangat banyak guru
yang menekankan pembelajaran pada faktor ingatan, (2) sangat kurang
pelaksanaan praktikum, dan (3) fokus penyajian dengan ceramah yang
mengakibatkan kegiatan sangat terbatas, tidak lebih dari menyalin dan
mendengarkan. Suriasumanti (dalam Bundu, 2006: 3) mengemukakan bahwa
pendidikan berkewajiban membiasakan siswa menggunakan keterampilan
dalam mempelajari.
Tujuan utama pembelajaran adalah usaha manusia dalam memahami
alam semesta melalui pengamatan yang tepat sasaran, serta menggunakan
prosedur yang benar dan dijelaskan dengan penalaran yang valid sehingga
dihasilkan kesimpulan yang benar, Sutrisno,dkk (2007: 19). Pembelajaran
memiliki fungsi yang fundamental dalam menimbulkan serta mengembangkan
kemampuan berpikir kritis, kreatif dan inovatif. Agar tujuan tersebut dapat
3
tercapai, maka perlu diajarkan dengan cara yang tepat dan dapat melibatkan
siswa secara aktif yaitu melalui proses dan sikap ilmiah.
Berdasarkan prasurvei yang dilaksanakan pada awal Maret di kelas
IVB SD Negeri 1 Metro Pusat, kondisi pembelajaran saat ini lebih diwarnai
oleh pendekatan yang menitikberatkan pada metode pembelajaran yang
bersifat konvensional seperti ceramah sehingga pembelajaran membosankan,
kurang menarik, dan kurang merangsang siswa untuk terlibat aktif dalam
proses pembelajaran. Hal tersebut sejalan dengan temuan penelitian Sadia,
dkk (dalam Muslich, 2007: 5) yang menemukan bahwa metode ceramah
merupakan metode yang dominan (70%) digunakan guru, sedangkan tingkat
dominasi guru dalam interaksi mengajar juga tinggi yaitu 67% sehingga para
siswa relatif pasif dalam proses pembelajaran. Kecenderungan pembelajaran
demikian, mengakibatkan lemahnya pengembangan potensi diri siswa dalam
pembelajaran sehingga hasil belajar yang dicapai masih rendah.
Berdasarkan penelusuran dokumen hasil belajar kelas IVB SD Negeri
1 Metro Pusat dari 39 siswa, 36% (14 orang) siswa telah mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) sedangkan 64% (25 orang) siswa belum mencapai
KKM, adapun KKM yang ditentukan adalah mendapatkan nilai 65.
Rendahnya hasil belajar siswa tersebut diduga akibat minat, aktivitas, dan
motivasi siswa dalam proses pembelajaran masih rendah.
Belajar adalah proses membangun pengetahuan melalui transformasi
pengalaman. Dengan kata lain suatu proses belajar dapat dikatakan berhasil
bila dalam diri individu terbentuk pengetahuan, sikap, keterampilan, atau
kebiasaan baru yang secara kualitatif lebih baik dari sebelumnya. Proses
4
belajar dapat terjadi karena adanya interaksi antara individu dengan
lingkungan belajar secara mandiri atau sengaja dirancang. Oleh karena itu
pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses perlu dilaksanakan yang
melibatkan siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran
dengan pendekatan keterampilan proses memungkinkan siswa dapat
menumbuhkan sikap ilmiah untuk mengembangkan keterampilan-
keterampilan yang mendasar, sehingga dalam proses pembelajaran siswa dapat
memahami konsep yang dipelajarinya. Penerapan pendekatan keterampilan
proses menurut penelitian Subagyo pada Sekolah Menengah Pertama Negeri
24 Semarang (2006: 35) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Dengan demikian hasil belajar yang meliputi pengetahuan,
keterampilan, dan sikap sebagai tuntutan kompetensi dalam kurikulum yang
dikembangkan saat ini akan tercapai. Penelitian ini merupakan “action
research” yang bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa
dalam proses belajar IPA dengan menggunakan pendekatan keterampilan
proses pada kelas IVB SD Negeri 1 Metro Pusat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam
penelitian sebagai berikut:
1. Apakah pembelajaran IPA melalui pendekatan keterampilan proses dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IVB SD Negeri 1 Metro Pusat?
2. Apakah pembelajaran IPA melalui pendekatan keterampilan proses dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IVB SD Negeri 1 Metro Pusat?
5
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah sebagaimana telah dikemukakan di atas,
maka tujuan penelitian adalah untuk:
1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan
menggunakan pendekatan keterampilan proses siswa kelas IVB SD Negeri
1 Metro Pusat.
2. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan
menggunakan pendekatan keterampilan proses siswa kelas IVB SD Negeri
1 Metro Pusat.
D. Manfaat Penelitian
Adapun hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi:
1. Siswa, yaitu dapat meningkatkan pemahaman konsep pengetahuan alam
khususnya di kelas IVB SD Negeri 1S Metro Pusat, sehingga dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Memberikan pengalaman
langsung pada siswa dan melibatkan siswa lebih aktif dalam pembelajaran
serta menumbuhkembangkan keterampilan proses siswa.
2. Guru, yaitu dapat memperluas wawasan dan penerapan pendekatan
keterampilan proses pada mata pelajaran IPA di sekolah dasar.
Memberikan gambaran proses pembelajaran IPA sehingga dapat
merangsang dan mengembangkan pembelajaran dengan pendekatan
keterampilan proses. Serta model-model pembelajaran pengetahuan alam
6
sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan atau mengembangkan
kemampuan profesional guru dalam menyelenggarakan pembelajaran di
kelas sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
3. Sekolah, yaitu dapat memberikan sumbangan yang berguna dalam upaya
meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah yang bersangkutan.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Belajar
Skinner (dalam Syah, 2007: 90) belajar adalah suatu proses adaptasi
atau penyesuaian tingkah laku. Perubahan tingkah laku terjadi karena usaha
individu yang bersangkutan. Definisi serupa disampaikan oleh Hamalik
(2005: 154) yang mengemukakan belajar merupakan perubahan tingkah laku
yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman. Terdapat pendapat lain
yang dikemukakan Brown dan Knight (dalam Bundu, 2006: 14) belajar adalah
adanya perubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan sikap yang
diperoleh melalui pengalaman. Senada dengan Brown dan Knight,
Witherington (dalam Sudrajat, 2008) belajar merupakan perubahan dalam
kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru
berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan.
Hergenhahn dan Olson (dalam Bundu, 2006: 14) mengemukakan lima hal
yang perlu diperhatikan berkaitan dengan belajar yaitu:
1. Belajar menunjuk pada suatu perubahan tingkah laku.
2. Perubahan tingkah laku tersebut relatif menetap.
3. Perubahan tingkah laku tidak segera terjadi setelah mengikuti pengalaman
belajar.
8
4. Perubahan tingkah laku merupakan hasil pengalaman dan latihan.
5. Pengalaman dan latihan harus diberi penguatan.
Dari berbagai pendapat tentang hakekat belajar dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang berbentuk
perubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan sikap yang diperoleh
melalui pengalaman.
B. Aktivitas Belajar
Kamus Besar Bahasa Indonesia aktivitas merupakan keaktifan dan
kegiatan. Aktivitas diartikan sebagai asas terpenting dalam pembelajaran,
sebab belajar merupakan suatu kegiatan Nasution (dalam Ekaputra, 2009).
Senada yang diungkapkan Nasution, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses untuk Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah menyatakan bahwa aktivitas belajar adalah kegiatan mengolah
pengalaman dan praktik dengan cara mendengar, menulis, membaca,
mendiskusikan, merefleksikan rangsangan, dan memecahkan masalah
(Ekaputra, 2009). Belajar adalah berbuat, memperoleh pengalaman tertentu
sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Karena itu, strategi pembelajaran
harus dapat mendorong aktivitas siswa. Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas
pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis
seperti aktivitas mental (Sanjaya, 2006: 130).
Dari berbagai pendapat tentang aktivitas belajar dapat disimpulkan
bahwa aktivitas belajar merupakan kegiatan untuk memperoleh pengalaman
sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
9
C. Hasil Belajar
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002: 3) bahwa hasil belajar
merupakan hasil dari suatu intraksi tindak mengajar atau tindak belajar.
Menurut Bundu (2006: 17) hasil belajar adalah perubahan tingkah laku
individu yang relatif menetap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan.
Senada dengan Bundu, Daryanto (2009: 2) mengemukakan hasil belajar
adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Sudjana (2009)
mengungkapkan hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah
ia menerima pengalaman belajarnya. Dari berbagai pendapat tentang hasil
belajar dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan suatu usaha
mengubah tingkah laku sebagai hasil tindak belajar.
D. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam
Kata sains biasa diterjemahkan Ilmu Pengetahuan Alam yang berasal
dari kata natural science. Natural artinya alamiah dan berhubungan dengan
alam, sedangkan science artinya Ilmu Pengetahuan Alam. Jadi secara harfiah
dapat disebut sebagai Ilmu Pengetahuan Alam atau yang mempelajari
peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam (Bundu, 2006: 9). Menurut Sutrisno,
dkk (2007: 19) IPA merupakan usaha manusia dalam memahami alam
semesta melalui pengamatan yang tepat sasaran, serta menggunakan prosedur
yang benar dan dijelaskan dengan penalaran yang valid sehingga dihasilkan
10
kesimpulan yang benar. Carin and Sund (dalam Bundu, 2006: 4)
mengungkapkan bahwa IPA merupakan pengetahuan tentang alam semesta
yang bertumpu pada data yang dikumpulkan melalui pengamatan dan
percobaan sehingga di dalamnya memuat produk, proses dan sikap manusia.
Dari berbagai pendapat ahli di atas disimpulkan bahwa IPA berhubungan
dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan
hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-
konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan.
E. Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam
Depdikbud (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2002: 138) menjelaskan
bahwa pendekatan keterampilan proses adalah suatu pendekatan dalam
pembelajaran IPA sebagai wawasan atau anutan pengembangan keterampilan-
keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dari kemampuan-
kemampuan mendasar yang pada prinsipnya telah ada dalam diri siswa.
Semiawan, dkk (dalam Nasution, 2004: 36) menyatakan bahwa keterampilan
proses adalah keterampilan fisik dan mental terkait dengan kemampuan-
kemampuan yang mendasar yang dimiliki, dikuasai dan diaplikasikan dalam
suatu kegiatan ilmiah, sehingga para ilmuan berhasil menemukan sesuatu yang
baru.
Dimyati dan Mudjiono (2002: 139) mengemukakan tentang
pendekatan keterampilan proses adalah sebagai berikut:
11
1. Pendekatan keterampilan proses sebagai wahana penemuan dan
pengembangan fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan bagi siswa.
2. Fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan yang ditemukan dan
dikembangkan siswa berperan pula menunjang pengembangan
keterampilan proses pada diri siswa.
3. Interaksi antara pengembangan keterampilan proses dengan fakta, konsep,
serta ilmu pengetahuan yang pada akhirnya akan mengembangkan sikap
dan nilai pada diri siswa.
Cain dan Evan (dalam Bundu, 2006: 23) mengemukakan bahwa agar
sukses dalam pembelajaran IPA yang harus dikembangkan adalah sebagai
berikut: (1) mengobservasi adalah kemampuan menggunakan panca indera
untuk memperoleh data atau informasi; (2) mengklasifikasi adalah
mengelompokkan atas aspek dan ciri-ciri tertentu. Setiap obyek dapat
digolongkan atas dasar ukuran, bentuk, warna atau sifat yang lainnya; (3)
mengkomunikasikan adalah kemampuan untuk menyampaikan hasil
pengamatan baik secra tulisan maupun lisan. Bentuknya berupa laporan,
grafik, gambar atau tabel yang dapat disampaikan kepada orang lain; (4)
memprediksi adalah suatu perkiraan yang sfesifik pada bentuk observasi yang
akan datang dan prediksi harus didasarkan pada satu pengamatan yang teliti;
(5) menginferensi adalah penarikan kesimpulan sementara dan penjelasan dari
hasil pengamatan; (6) merumuskan hipotesis adalah perkiraan yang beralasan
untuk menerangkan suatu kejadian atau pengamatan. Hipotesis berupa dugaan
sementara didasari pemikiran logis sehingga dapat dijadikan pedoman dalam
menyeleksi data apa saja yang harus dikumpulkan; (7) menginterpretasikan
12
adalah menganalisis data yang didapat dan mengorganisasikan dengan cara
menentukan keterhubungan antar data; (8) mengontrol variabel adalah upaya
mengalokasikan variabel yang tidak diteliti sehingga hasil yang diperoleh
berasal dari variabel yang diteliti; dan (9) melakukan eksperimen adalah suatu
kegiatan yang mencakup seluruh keterampilan proses yang telah diuraikan.
Harlen (dalam Bundu, 2006: 25) menyarankan 5 keterampilan proses
yang dikuasai siswa sekolah dasar yaitu: mengamati, mengelompokkan,
menafsirkan, mengkomunikasikan dan menyimpulkan. Menurut Semiawan
(dalam Karso, 1995: 191) terdapat 7 tahapan yang digunakan dalam
pelaksanaan keterampilan proses yaitu:
1. Pemanasan
Pemanasan dimulai dengan pikiran tentang gambaran mental yang
dimiliki siswa tentang pokok bahasan yang dipelajari. Untuk pokok
bahasan yang baru, diperlukan pengalaman langsung yang dapat
menjembataninya. Bagi anak sekolah dasar penghayatan pengalaman
tersebut dilaksanakan dengan konkret.
2. Pengamatan atau observasi
Pengamatan atau observasi berarti penggunaan indera yang
diperlukan untuk memperoleh informasi sebanyak mungkin.
3. Interpretasi dari pengamatan
Pencatatan ciri khas dari suatu pengamatan obyek atau tahap
perkembangan atau kejadian untuk menghubungkan pengamatan yang satu
dengan yang lain.
13
4. Peramalan
Ramalan merupakan suatu terkaan bila tidak didasarkan pada
hubungan yang diketahui ada, melalui observasi hari ini atau masa lalu.
Maka harus ada alasan dari suatu ramalan yang didasarkan pada observasi.
5. Aplikasi konsep
Menggunakan konsep yang dipelajari dalam situasi yang baru atau
menggunakan pengamalan baru sebagaimana timbul dalam upaya
menterjemahkan apa adanya. Setiap penjelasan harus ada pembuktian,
jika tidak dapat dibuktikan secara jelas maka dianggap sebagai suatu
hipotesa.
6. Perencanaan penelitian atau percobaan
Perencanaan penelitian berpedoman dari pertanyaan yang harus
dijawab secara jelas. Proses ini mencakup mengidentifikasikan variabel
apa yang diubah atau bisa tetap dipertahankan.
7. Komunikasi
Suatu proses yang berhubungan erat dengan cara siswa belajar
mengkombinasikan kata objek. Komunikasi tidak hanya verbal tetapi juga
melalui grafik, chart dan tabel dalam mengatur informasi atau
menyampaikan hasil observasi sehingga tampak jelas kemudian dapat
ditarik kesimpulan.
F. Keunggulan dan Kelemahan Keterampilan Proses
Pelaksanaan keterampilan proses dimulai dari yang sederhana,
selanjutnya diikuti dengan proses yang lebih kompleks, makin banyak
14
komponen maka makin sulit. Beberapa hal yang diungkapkan Sagala (2009:
74) mengenai keunggulan dan kelemahan keterampilan proses.
Keunggulan keterampilan proses diantaranya yaitu:
1. Memberi bekal cara memperoleh pengetahuan, hal yang sangat penting
untuk pengembangan pengetahuan dan masa depan.
2. Pendahuluan proses bersifat kreatif, siswa aktif dapat meningkatkan
keterampilan berfikir dan cara memperoleh pengetahuan.
Kelemahan keterampilan proses yaitu:
1. Memerlukan banyak waktu sehingga sulit untuk dapat menyesuaikan
bahan pengajaran yang ditetapkan dalam kurikulum.
2. Memerlukan fasilitas yang cukup baik dan lengkap sehingga tidak semua
sekolah dapat menyediakan.
3. Merumuskan masalah, menyusun hipotesis, merancang suatu percobaan
untuk memperoleh data yang relevan merupakan pekerjaan yang sulit.
G. Hipotesis Tindakan
Hipotesis penelitian tindakan kelas ini adalah apabila dalam
pembelajaran IPA menggunakan pendekatan keterampilan proses dengan
memperhatikan langkah-langkah secara tepat, maka dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar IPA siswa kelas IVB SD Negeri 1 Metro Pusat.
15
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IVB SD Negeri 1
Metro Pusat semester II berjumlah 39 orang siswa dengan rincian 21 siswa
laki-laki dan 18 siswa perempuan.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan yang
difokuskan pada situasi kelas, atau lazim dikenal dengan Classroom Action
Research, Kemmis, McNiff (dalam Wiriaatmadja, 2007: 62). Metode ini
dipilih didasarkan atas pertimbangan bahwa: (1) analisis masalah dan tujuan
penelitian yang menuntut sejumlah informasi dan tindak lanjut berdasarkan
prinsip daur ulang, dan (2) menuntut kajian dan tindakan secara reflektif,
kolaboratif, dan partisipatif berdasarkan situasi alamiah yang terjadi dalam
pelaksanaan pembelajaran, Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2007: 66).
Prosedur penelitian yang digunakan berbentuk siklus (cycle) yang
mengacu pada model Elliot’s, Hopkins (dalam Sunyono, 2009: 6). Siklus ini
tidak hanya berlangsung satu kali, tetapi beberapa kali hingga tercapai tujuan
16
refleksi
refleksi
refleksi
Siklus III
Siklus I
Siklus II
dan seterusnya
pelaksanaan
perencanaan observasi
pelaksanaan
perencanaan
pelaksanaan
observasi
observasi perencanaan
yang diharapkan dalam pembelajaran IPA di kelas. Dalam setiap siklus terdiri
dari empat kegiatan pokok, yaitu perencanaan (plan), pelaksanaan (act),
pengamatan (observe), dan refleksi (reflect). Dapat dilihat pada gambar di
bawah ini:
Gambar 3.1 Siklus penelitian tindakan kelas (Sunyono, 2009: 24)
17
C. Teknik Pengumpulan Data
1. Lembar observasi
Lembar observasi terdiri dari dua jenis yaitu lembar observasi
siswa yang berguna untuk mengetahui keterlibatan siswa dalam proses
pembelajaran dan lembar observasi guru yang berfungsi untuk mengetahui
kinerja guru selama pembelajaran.
2. Tes hasil belajar
Tes hasil belajar diperoleh dari tes formatif yang dilaksanakan
setiap akhir pertemuan. Tes ini berguna untuk mengetahui sejauh mana
tingkat pemahaman konsep siswa terhadap materi yang diajarkan setelah
berlangsungnya proses tindakan.
D. Analisis Data
Dalam penelitian ini akan menggunkan analisis kualitatif dan
kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh dari tes hasil belajar. Sedangkan data
kualitatif diperoleh dari lembar observasi siswa, dan lembar observasi kinerja
guru.
1. Analisis Aktivitas Siswa dan Kinerja Guru
Data hasil observasi meliputi data hasil pengamatan aktivitas siswa
dan kinerja guru mengajar. Analisis lembar observasi aktivitas siswa dan
kinerja guru mengajar menggunakan analisis nilai rata-rata . Analisis nilai
rata-rata dapat dihitung dengan rumus, yaitu:
Nilai Rata-rata = aktivitas itemJumlah
perolehanskor Jumlah
18
Aktivitas siswa kemudian ditafsirkan dengan rentang kualitatif, yaitu:
Skor rata-rata 1,00 – 1,79 = sangat kurang aktif
Skor rata-rata 1,80 – 2,59 = kurang aktif
Skor rata-rata 2,60 – 3,39 = cukup aktif
Skor rata-rata 3,40 – 4,19 = aktif
Skor rata-rata 4,20 – 5,00 = sangat aktif
Sedangkan untuk kinerja guru ditafsirkan dengan rentang kualitatif, yaitu:
Skor rata-rata 1,00 – 1,79 = sangat kurang
Skor rata-rata 1,80 – 2,59 = kurang
Skor rata-rata 2,60 – 3,39 = cukup baik
Skor rata-rata 3,40 – 4,19 = baik
Skor rata-rata 4,20 – 5,00 = sangat baik
2. Analisis tes hasil belajar
Analisis tes hasil belajar siswa bertujuan untuk mengetahui tingkat
ketuntasan belajar siswa yang diperoleh dari tiap siklus. Penguasaan
materi pelajaran dapat dilihat dari nilai yang diperoleh siswa pada setiap
siklus. Nilai hasil belajar siswa dapat dihitung menggunakan rumus:
Nilai = 100MaksimalSkor PerolehanSkor
Χ
Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari KKM dinyatakan
mengalami kesulitan belajar sedangkan siswa yang mencapai KKM
dinyatakan telah tuntas belajar. Persentase ketuntasan belajar secara
klasikal dihitung dengan rumus:
% = %100siswaseluruh Jumlah
belajar tuntasyang siswaJumlah Χ
(Adaptasi dari Purwanto, 2008: 112
19
E. Rancangan Penelitian
Pada penelitian tindakan kelas ini direncanakan dengan beberapa
siklus, dan setiap siklus mencakup empat tahapan yaitu: (1) tahap
perencanaan, (2) tahap pelaksanaan, (3) tahap pengamatan atau observasi, dan
(4) tahap refleksi.
Siklus I
1. Tahap Perencanaan
a. Membuat RPP
b. Media pembelajaran dan evaluasi
c. Membuat lembar instrumen atau alat observasi selama pembelajaran
2. Tahap Pelaksanaan
Pada siklus pertama materi pembelajarannya adalah Gaya. Pada
tahap pertama, guru memberi gambaran pokok bahasan yang akan
dipelajari berdasarkan pengalaman langsung yang dimiliki siswa. Tahap
kedua, mengamati dengan menggunakan alat indera mengenai gaya dapat
mempengaruhi gerak benda sehingga diperoleh data yang relevan. Setelah
mengamati dengan alat indera kemudian mendeskripsikan hasil
pengamatan yang telah dilakukan ke dalam deskripsi kualitatif seperti
pernyataan-pernyataan seperti bentuk kelereng bulat (penglihatan),
permukaannya halus (peraba). Deskripsi kuantitatif menggunakan angka-
angka yang sangat membantu dalam mengkomunikasikan hasil
pengamatan yang diperoleh siswa dan membandingkan satu obyek dengan
obyek yang lain. Setelah melihat perubahan apa yang terjadi melalui
pengamatan didapatkan data, apakah gerak benda dapat dipengaruhi oleh
20
gaya. Tahap ketiga, menganalisis data yang didapat dan
mengorganisasikan dengan cara menentukan keterhubungan antar data
yaitu melalui pemaparan isu dan permasalahan yang berhubungan dengan
pokok bahasan gaya. Tahap keempat, memprediksi gaya yang dapat
mengakibatkan benda bergerak atau diam berdasarkan pengetahuan atau
pengalaman yang telah siswa lakukan. Tahap kelima, setelah memprediksi
langkah selanjutnya yaitu menjelaskan konsep atau suatu peristiwa
mengenai gaya yang dipelajari atau menggunakan pengalaman baru.
Tahap keenam, pelaksanaan eksperimen atau percobaan, siswa
menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan kemudian mengolah data
yang telah diperoleh. Tahap ketujuh, siswa menyusun dan menyampaikan
laporan hasil percobaan secara jelas.
3. Tahap Pengamatan atau Observasi
Tahap ini dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan
dengan menggunakan lembar observasi. Sebagai observer adalah peneliti
dan siswa sebagai obyek sedangkan guru sebagai subyeknya. Dari tahap
ini akan diperoleh data-data baik lisan maupun tulisan mengenai
kekurangan dalam proses pembelajaran, menganalisis keadaan siswa
mengenai kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa selama proses
pembelajaran, mencatat pada lembar observasi setiap kegiatan dan
perubahan yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung.
4. Tahap Refleksi
Pada akhir siklus, dilakukan refleksi oleh guru dan peneliti untuk
mengkaji proses pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas siswa
21
serta hasil belajar siswa selama pembelajaran berlangsung, sebagai acuan
dalam membuat RPP pada siklus selanjutnya. Refleksi dilakukan agar
pelaksanaan siklus selanjutnya dapat terlaksana dengan maksimal sehingga
mendapatkan hasil dan tujuan yang ingin dicapai.
Siklus II
1. Tahap Perencanaan
a. Membuat RPP
b. Media pembelajaran dan evaluasi
c. Membuat lembar instrumen atau alat observasi selama pembelajaran
2. Tahap Pelaksanaan
Pada siklus kedua materi pembelajarannya adalah Gaya. Pada
tahap pertama, guru memberi gambaran pokok bahasan yang akan
dipelajari berdasarkan pengalaman langsung yang dimiliki siswa. Tahap
kedua, mengamati dengan menggunakan alat indera mengenai gaya dapat
mengubah bentuk suatu benda sehingga diperoleh data yang relevan.
Setelah mengamati dengan alat indera kemudian mendeskripsikan hasil
pengamatan tadi ke dalam deskripsi kualitatif seperti pernyataan-
pernyataan seperti bentuk gelas (penglihatan), kain wol permukaannya
kasar (peraba). Deskripsi kuantitatif menggunakan angka-angka yang
sangat membantu dalam mengkomunikasikan hasil pengamatan yang
diperoleh siswa dan membandingkan satu obyek dengan obyek yang lain.
Setelah melihat perubahan apa yang terjadi melalui pengamatan
didapatkan data, apakah gerak benda dapat dipengaruhi oleh gaya. Tahap
ketiga, menganalisis data yang didapat dan mengorganisasikan dengan
22
cara menentukan keterhubungan antar data yaitu melalui pemaparan isu
dan permasalahan yang berhubungan dengan pokok bahasan gaya. Tahap
keempat, memprediksi gaya yang dapat mengakibatkan benda berubah
bentuk atau tidak berdasarkan pengetahuan atau pengalaman yang telah
siswa lakukan. Tahap kelima, setelah memprediksi langkah selanjutnya
yaitu menjelaskan konsep atau suatu peristiwa mengenai gaya yang
dipelajari atau menggunakan pengalaman baru. Tahap keenam,
pelaksanaan eksperimen atau percobaan, siswa menyiapkan alat dan bahan
yang akan digunakan kemudian mengolah data yang telah diperoleh.
Tahap ketujuh, siswa menyusun dan menyampaikan laporan percobaan
secara jelas.
3. Tahap Pengamatan atau Observasi
Tahap ini dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan
dengan menggunakan lembar observasi. Sebagai observer adalah peneliti
dan siswa sebagai obyek sedangkan guru sebagai subyeknya. Dari tahap
ini akan diperoleh data aktivitas siswa dan kinerja guru mengenai
kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam proses pembelajaran.
4. Tahap Refleksi
Pada akhir siklus, dilakukan refleksi oleh guru dan peneliti untuk
mengkaji proses pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas siswa
serta hasil belajar siswa selama pembelajaran berlangsung, sebagai acuan
dalam membuat RPP pada siklus selanjutnya. Refleksi dilakukan agar
pelaksanaan siklus selanjutnya dapat terlaksana dengan maksimal sehingga
mendapatkan hasil dan tujuan yang ingin dicapai.
23
Siklus III
1. Tahap perencanaan
a. Membuat RPP
b. Media pembelajaran dan evaluasi
c. Membuat lembar instrumen atau alat observasi selama pembelajaran
2. Tahap pelaksanaan
Pada siklus ketiga materi pembelajarannya adalah Energi Panas
dan Bunyi. Pada tahap pertama, guru memberi gambaran pokok bahasan
yang akan dipelajari berdasarkan pengalaman langsung yang dimiliki
siswa. Tahap kedua, mengamati dengan menggunakan alat indera
mengenai energi panas atau kalor dapat berpindah ke tempat lain. Setelah
mengamati dengan alat indera kemudian mendeskripsikan hasil
pengamatan tadi ke dalam deskripsi kualitatif seperti pernyataan-
pernyataan seperti bentuk gelas (penglihatan), kain wol permukaannya
kasar (peraba). Deskripsi kuantitatif menggunakan angka-angka yang
sangat membantu dalam mengkomunikasikan hasil pengamatan yang
diperoleh siswa dan membandingkan satu obyek dengan obyek yang lain.
Setelah melihat perubahan apa yang terjadi melalui pengamatan
didapatkan data, apakah energi panas atau kalor dapat berpindah dari
sumbernya ke tempat yang lain. Tahap ketiga, menganalisis data yang
didapat dan mengorganisasikan dengan cara menentukan keterhubungan
antar data yaitu melalui pemaparan isu dan permasalahan yang
berhubungan dengan pokok bahasan energi panas dan bunyi. Tahap
keempat, memprediksi energi panas dan bunyi yang dapat mengakibatkan
24
energi panas dan bunyi dapat merambat melalui suatu benda berdasarkan
pengetahuan atau pengalaman yang telah siswa lakukan. Tahap kelima,
setelah memprediksi langkah selanjutnya yaitu menjelaskan konsep atau
suatu peristiwa mengenai energi panas dan bunyi yang dipelajari atau
menggunakan pengalaman baru. Tahap keenam, pelaksanaan eksperimen
atau percobaan, siswa menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
kemudian mengolah data yang telah diperoleh. Tahap ketujuh, siswa
menyusun dan menyampaikan laporan percobaan secara jelas.
3. Tahap Pengamatan atau Observasi
Tahap ini dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan
dengan menggunakan lembar observasi. Sebagai observer adalah peneliti
dan siswa sebagai obyek sedangkan guru sebagai subyeknya. Data yang
diperoleh akan diolah, digeneralisasikan agar diperoleh kesimpulan yang
akurat dari semua kekurangan dan kelebihan siklus yang telah
dilaksanakan, sehingga dapat direfleksikan untuk siklus selanjutnya hingga
tujuan pembelajaran tercapai.
4. Tahap Refleksi
Pada akhir siklus, dilakukan refleksi oleh guru dan peneliti untuk
mengkaji proses pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas siswa
serta hasil belajar siswa selama pembelajaran berlangsung, sebagai acuan
dalam membuat RPP pada siklus selanjutnya. Refleksi dilakukan agar
pelaksanaan siklus selanjutnya dapat terlaksana dengan maksimal sehingga
mendapatkan hasil dan tujuan yang ingin dicapai.
25
F. Indikator Keberhasilan
Acuan keberhasilan penelitian tindakan kelas ini dapat diperoleh
dari aktivitas dan hasil tes yang baik. Keaktifan siswa dalam pembelajaran di
kelas apabila siswa memperoleh skor rata-rata minimal 3,4 atau termasuk
dalam kategori aktif. Keberhasilan kelas diperoleh dari jumlah siswa yang
mampu mencapai KKM (65), sekurang-kurangnya ≥85% dari jumlah siswa
yang ada di kelas tersebut, (Mulyasa, 2002: 99).
26
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Awal
Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan sebelum penelitian ini
dilaksanakan diperoleh data mengenai kondisi pembelajaran di lingkungan
kelas, kondisi atau keadaan siswa yang heterogen. Fakta menunjukkan bahwa
metode pembelajaran yang konvensional selama ini masih saja diterapkan oleh
guru dalam proses mengajar IPA. Pembelajaran konvensional yang umum
dilakukan adalah dalam bentuk ceramah yakni guru sebagai media penyampai
informasi (pembicara) sedangkan siswa mempunyai peran sebagai pendengar.
Sistem pengajaran yang bersifat monoton dan kurang melibatkan
partisipasi aktif dari siswa ini akan menciptakan dan menyebabkan timbulnya,
malas berfikir sehingga hasil belajar IPA kurang. Kesiapan dan keaktifan
siswa dalam pembelajaran sebelum tindakan dapat dikatakan masih rendah.
Keaktifan siswa dalam pembelajaran tercermin dari proses saat kegiatan
belajar berlangsung, hampir tak ada siswa yang mengungkapkan pertanyaan
kepada guru tentang materi yang disampaikan oleh guru. Jumlah siswa
mengerjakan soal di depan kelas setiap pembelajarannya terbatas hanya pada
siswa yang sama dan tergolong aktif. Kalaupun ada siswa lain harus ditunjuk
terlebih dahulu dalam mengerjakan tugas di depan kelas. Kondisi dan suasana
27
pembelajaran di kelas sangat tidak kondusif, perhatian guru hanya terpusat
pada satu titik dan pemberian motivasi untuk belajar juga sangat kurang.
Hal inilah yang menyebabkan faktor kurangnya motivasi belajar siswa
terhadap IPA karena kurangnya variasi metode pembelajaran. Namun
demikian seperti yang kita amati bahwa kendala-kendala dalam belajar bukan
hanya terbatas pada siswa saja, tetapi faktor luar juga sangat mempengaruhi
hasil belajar siswa seperti lingkungan belajar dan sarana yang digunakan
dalam proses pembelajaran yang tidak menunjang seperti tidak memadainya
fasilitas alat-alat IPA yang mendukung dan kurangnya buku ajar yang
menunjang.
B. Hasil Penelitian
1. Hasil Penelitian Siklus I
Siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan dengan materi gaya
dapat mendiamkan benda yang bergerak dan benda bergerak menjadi diam
yaitu pada hari Senin tanggal 3 Mei 2010 dan Kamis tanggal 6 Mei 2010.
Siklus I Pertemuan 1
Siklus I pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Senin tanggal 3 Mei
2010 pada pukul 13.00 s.d. 14.30 WIB.
a. Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan kegiatan merancang RPP secara
kolaborasi anatara guru dan peneliti. Kemudian merancang LKS dan
soal tes serta menyiapkan media yang diperlukan dalam menunjang
pelaksanaan pembelajaran diantaranya kursi, kelereng, dan meja.
28
Selanjutnya merancang lembar observasi untuk aktivitas siswa dan
guru dalam proses belajar mengajar. Lembar pengamataan siswa
dibuat untuk mengetahui sejauh mana interaksi siswa pada saat proses
pembelajaran dan lembar pengamatan kinerja guru dalam
melaksanakan pembelajaran. Selain itu merancang pembelajaran
dengan membentuk kelompok belajar siswa, tiap kelompok
beranggotakan 5-6 orang siswa.
b. Pelaksanaan
a) Kegiatan awal
Guru melaksanakan skenario pembelajaran yang mengacu
pada RPP yang telah disusun. Kegiatan yang dilakukan guru
antara lain menciptakan kondisi awal pembelajaran yang kondusif
dengan cara mencatat kehadiran siswa, dan membangkitkan
motivasi belajar serta melaksanakan apersepsi dengan mengajukan
pertanyaan jika anak-anak berada di dalam rumah, anak-anak akan
menarik dan mendorong pintu untuk keluar atau masuk rumah
adakah suatu tenaga yang dikeluarkan untuk membuka dan
menutup pintu? Ya, membutuhkan tenaga untuk membuka dan
menutup pintu. Hal tersebut merupakan pemanasan mengenai
gambaran pokok yang akan dibahas berdasarkan pengalaman
siswa. Setelah itu menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus
dicapai siswa.
29
b) Kegiatan Inti
Guru membimbing siswa untuk mempersiapkan alat dan
bahan percobaan. Siswa melaksanakan kerja kelompok sesuai
panduan dan perintah yang terdapat pada lembar kerja kelompok.
Siswa melakukan percobaan dengan mengamati menggunakan alat
indera untuk memperoleh informasi apakah yang terjadi jika kursi
yang berada di titik A dipindahkan di titik B dengan jarak 2 meter
dan sebaliknya? Setelah melihat perubahan letak kursi didapakan
data, apakah benda bergerak dipengaruri oleh gaya? Setelah itu
menganalisis data yang telah diperoleh, kemudian siswa
memprediksi gaya yang dapat mengakibatkan benda bergerak atau
diam berdasarkan pengalaman yang telah siswa lakukan.
Perwakilan dari anggota kelompok 4 dan 5 yang diwakilkan oleh
Nabila dan Firman menuliskan serta melaporkan hasil pengamatan
sesuai dengan data yang diperoleh secara singkat dan jelas.
c) Kegiatan akhir
Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dari
percobaan yang telah dilakukan. Setelah membuat kesimpulan guru
memberikan soal tes secara individu kepada siswa. Siswa dan guru
berdoa untuk menutup pelajaran dan mengucapkan salam.
c. Observasi
Observasi yang dilakukan meliputi observasi aktivitas kinerja
siswa, dan kinerja guru selama pembelajaran berlangsung. Adapun
aspek yang diamati adalah sebagai berikut:
30
1. Aktivitas siswa
Hasil pengamatan atau observasi aktivitas siswa dapat
dilihat pada tabel dan gambar di bawah ini:
Tabel 4.1 Aktivitas siswa siklus I pertemuan 1
No Kegiatan Skor Kriteria penilaian
1. Membaca panduan percobaan 3 1,00 – 1,79 = sangat kurang aktif 1,80 – 2,59 = kurang aktif 2,60 – 3,39 = cukup aktif 3,40 – 4,19 = aktif 4,20 – 5,00 = sangat aktif
2. Menyiapkan alat percobaan 3 3. Merangkai alat percobaan 2 4. Menggunakan alat sesuai petunjuk 2 5. Mencatat data percobaan 2,42 6. Mengolah data 2 7. Mengkomunikasikan data 2,14 8. Membuat kesimpulan 2 9. Ketepatan mengumpulkan laporan
praktikum 2,85
10. Membersihkan alat praktikum 3
Jumlah skor 24,41
44,210
41,24
ButirJumlah
TotalSkor rata-rataSkor ===
Berdasarkan tabel 4.1 aktivitas siswa secara umum saat
merangkai alat dan menggunkan alat masih kurang aktif hal
tersebut berpengaruh pada mengolah data dan membuat
kesimpulan dari percobaan serta mengkomunikasikan data, terlihat
dari skor yang diperoleh adalah 2. Sedangkan dalam membaca
panduan dan menyiapkan alat percobaan serta membersihkan alat
memperoleh skor 3. Berdasarkan kriteria yang ada aktivitas siswa
adalah kurang aktif.
2. Kinerja guru
Hasil pengamatan atau observasi kinerja guru dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
31
Tabel 4.2 Kinerja guru mengajar pada siklus I pertemuan 1
Berdasarkan tabel 4.2 kinerja guru dalam mengajar pada
saat pendahuluan dalam menghubungkan dengan pelajaran yang
telah lalu dan menghubungkan materi dengan lingkungan sehari-
hari masih kurang namun mengkomunikasikan pembelajaran guru
No Aspek yang Diamati Skor Kriteria
penilaian 1 2 3 4 5
A Pendahuluan 1. Mengkomunikasikan
pembelajaran √ 1,00 – 1,79 =
Pembelajaran sangat kurang 1,80 – 2,59 = Pembelajaran kurang 2,60 – 3,39 = Pembelajaran cukup baik 3,40 – 4,19 = Pembelajaran baik 4,20 – 5,00 = Pembelajaran sangat baik
2. Menghubungkan dengan pembelajaran yang lalu
√
3. Menghubungkan materi dengan lingkungan sehari-hari untuk memotivasi siswa
√
B Kegiatan Inti 1. Menguasai materi pelajaran
dengan baik √
2. Kesesuaian materi yang dibahas dengan indikator
√
3. Berperan sebagai fasilitator √ 4. Mengajukan pertanyaan pada
siswa √
5. Memberikan waktu tunggu kepada Siswa untuk menjawab pertanyaan
√
6. Memberi kesempatan siswa untuk bertanya
√
7. Menguasai penggunaan alat dan bahan praktik
√
8. Memberikan bimbingan saat praktikum
√
9. Kejelasan menyajikan konsep √ 10. Memberi motivasi dan
pengulangan √
11. Pembelajaran telah menggunakan pendekatan keterampilan proses
√
C Penutup 1. Membimbing siswa diskusi dan
membuat kesimpulan √
2. Mengadakan evaluasi √ 3. Memberi tugas pada siswa √
Jumlah skor 45
65,217
45
ButirJumlah
TotalSkor rata-rataSkor ===
32
melakukannya cukup baik. Pada kegiatan inti saat guru
mengajukan pertanyaan dan memberikan kesempatan pada siswa
untuk bertanya masih kurang karena memperoleh skor 2, namun
dalam penguasaan materi dan kesesuaian materi yang dibahas
dengan indikator telah dilakukan dengan cukup baik hal ini terlihat
dari peran guru sebagai fasilitator sehingga siswa dapat
menggunakan alat dan bahan saat pratikum memperoleh skor 3.
Pada penutup dalam melakukan evaluasi guru kurang melakukan
refleksi dari kegiatan awal hingga akhir, namun dalam memberikan
bimbingan saat diskusi dan tugas telah dilakukan dengan cukup
baik. Berdasarkan kriteria penilaian kinerja guru adalah cukup baik
3. Hasil Belajar
Hasil pengamatan atau observasi hasil belajar dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.3 Hasil belajar siswa siklus I pertemuan 1
No Nama Siswa Nilai Keterangan 1 2 3 4
1 Aas 60 Belum tuntas 2 Aih 30 Belum tuntas 3 Asa 55 Belum tuntas 4 Aal 55 Belum tuntas 5 Asj 40 Belum tuntas 6 Aak 55 Belum tuntas 7 Awr 95 Tuntas 8 Ara 60 Belum tuntas 9 Adk 55 Belum tuntas 10 Bis 60 Belum tuntas 11 Bag 50 Belum tuntas 12 Crf 55 Belum tuntas 13 Dua 45 Belum tuntas 14 Dli 50 Belum tuntas 15 Des 50 Belum tuntas 16 Fyh S Belum tuntas 17 Fae 60 Belum tuntas
33
1 2 3 4
18 Fay 50 Belum tuntas 19 Jzu 50 Belum tuntas 20 Maf 60 Belum tuntas 21 Mms 45 Belum tuntas 22 Mnu 30 Belum tuntas 23 Mfm 50 Belum tuntas 24 Mha 60 Belum tuntas 25 Nna 55 Belum tuntas 26 Npy 65 Tuntas 27 Ppp 95 Tuntas 28 Pzu 45 Belum tuntas 29 Rfa 95 Tuntas 30 Rmp 60 Belum tuntas 31 Rbe 50 Belum tuntas 32 Ree Keluar Belum tuntas 33 Rap 95 Tuntas 34 Rgd 65 Tuntas 35 Shs 65 Tuntas 36 Sme S Belum tuntas 37 Snf 60 Belum tuntas 38 Saf 25 Belum tuntas 39 Umh 60 Belum tuntas 40 Vps 40 Belum tuntas
Tabel 4.4 Persebaran Nilai Siklus I pertemuan 1
No Rentang
Nilai
Siklus 1 Pertemuan 1
Frekuensi Persentase
(%)
1. < 34 3 8,11 2. 35-44 2 5,40 3. 45-54 10 27,03 4. 55-64 15 40,54 5. 65-74 3 8,11 6. 75-84 - 7. 85-94 - 8. >95 4 10,81
Jumlah 37 100 Berdasarkan tabel 4.3 dan 4.4 hasil belajar yang diperoleh
pada saat siklus I pertemuan 1, siswa yang mendapatkan nilai di
bawah KKM sebanyak 30 siswa dengan persentase 81,08% dan
yang mencapai KKM sebanyak 7 siswa dengan persentase 18,92%.
34
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi siklus I pertemuan 1 yang
merupakan siklus awal dalam penelitian tindakan kelas ini diperoleh
data bahwa masih banyak siswa yang proses belajarnya belum optimal.
Dapat dilihat dari aktivitas siswa yang belum dapat mengolah data dan
mengkomunikasikan data dengan baik. Guru kurang memberikan
bimbingan individu secara merata pada anggota kelompok yang
mengalami kesulitan dan menghubungkan materi dengan kehidupan
sehari-hari. Pada siklus I belum terlihat adanya perkembangan dalam
pembelajaran sehingga perlu adanya perbaikan-perbaikan yang perlu
ditingkatkan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan
maksimal.
Siklus I Pertemuan 2
Siklus I pertemuan 2 kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal
6 Mei 2010 pada pukul 15.30 s.d. 17.00 WIB.
a. Perencanaan
Dalam perencanaan hampir sama dengan yang dilakukan pada
siklus I pertemuan 1. Guru dan observer merancang LKS dan soal tes
serta menyiapkan media yang diperlukan dalam menunjang
pelaksanaan pembelajaran diantaranya meja.
b. Pelaksanaan
a) Kegiatan awal
Guru melaksanakan skenario pembelajaran yang mengacu
pada RPP yang telah disusun. Kegiatan yang dilakukan guru
35
antara lain menciptakan kondisi awal pembelajaran yang kondusif
dengan cara mencatat kehadiran siswa, dan membangkitkan
motivasi belajar serta melaksanakan apersepsi dengan mengajukan
pertanyaan tentang pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya
dilanjutkan dengan mengulas materi pelajaran yang akan dibahas
dilanjutkan dengan pertanyaan pernakah anak-anak bermain
kelereng? Bila kelereng disentil apakah diam atau bergerak? Hal
tersebut merupakan pemanasan yaitu gambaran mengenai materi
yang akan diajarkan melalui pengalaman langsung yang siswa
lakukan. Selanjutnya menyampaikan tujuan pembelajaran yang
harus dicapai siswa.
b) Kegiatan Inti
Guru membimbing siswa untuk mempersiapkan alat dan
bahan percobaan. Siswa melaksanakan kerja kelompok sesuai
panduan dan perintah yang terdapat pada LKS. Siswa melakukan
percobaan dengan mengamati menggunakan alat indera untuk
memperoleh informasi informasi apakah yang terjadi bila meja
yang ditarik kemudian dihalangi oleh benda lain? Setelah itu
menganalisis data yang telah diperoleh dan memprediksi gaya yang
dapat mengakibatkan benda bergerak atau diam berdasarkan
pengalaman yang telah siswa lakukan. Perwakilan dari anggota
kelompok 1 dan 4 yang diwakilkan Femmy dan Dafit menuliskan
dan melaporkan hasil pengamatan di papan tulis sesuai dengan data
yang diperoleh secara singkat dan jelas.
36
c) Kegiatan akhir
Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dari
percobaan yang telah dilakukan. Setelah membuat kesimpulan guru
memberikan soal tes secara individu kepada siswa. Siswa dan guru
berdoa untuk menutup pelajaran dan mengucapkan salam.
c. Observasi
1. Aktivitas siswa
Hasil pengamatan atau observasi aktivitas siswa dapat
dilihat pada tabel dan gambar di bawah ini:
Tabel 4.5 Aktivitas siswa siklus I pertemuan 2
No Kegiatan Skor Kriteria penilaian
1. Membaca panduan percobaan 3 1,00 – 1,79 = sangat kurang aktif 1,80 – 2,59 = kurang aktif 2,60 – 3,39 = cukup aktif 3,40 – 4,19 = aktif 4,20 – 5,00 = sangat aktif
2. Menyiapkan alat percobaan 3 3. Merangkai alat percobaan 2 4. Menggunakan alat sesuai petunjuk 2 5. Mencatat data percobaan 3 6. Mengolah data 2 7. Mengkomunikasikan data 2,28 8. Membuat kesimpulan 2 9. Ketepatan mengumpulkan laporan
praktikum 2,85
10. Membersihkan alat praktikum 3
Jumlah skor 25,13
51,210
13,25
ButirJumlah
TotalSkor rata-rataSkor ===
Berdasarkan tabel 4.4 aktivitas siswa dalam menggunakan alat
percobaan dan mengolah data masih kurang aktif. Serta dalam
mengolah data dan membuat kesimpulan siswa masih mengalami
kesulitan yaitu siswa hanya memperoleh skor 2. Sedangkan dalam
membaca panduan percobaan, menyiapkan alat dan membersihkan alat
37
praktikum siswa sudah cukup aktif. Berarti aktivitas siswa masih perlu
ditingkatkan kembali, skor rata-rata yang diperoleh 2,51 sehingga
berdasarkan kriteria aktivitas siswa kurang aktif.
2. Kinerja guru mengajar
Hasil pengamatan atau observasi kinerja guru dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.6 Kinerja guru mengajar pada siklus I pertemuan 2
No Aspek yang Diamati Skor Kriteria
penilaian 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 6 7 8
A Pendahuluan 1. Mengkomunikasikan pembelajaran √ 1,00 – 1,79 =
Pembelajaran sangat kurang 1,80 – 2,59 = Pembelajaran kurang 2,60 – 3,39 = Pembelajaran cukup baik 3,40 – 4,19 = Pembelajaran baik 4,20 – 5,00 = Pembelajaran sangat baik
2. Menghubungkan dengan pembelajaran yang lalu
√
3. Menghubungkan materi dengan lingkungan sehari-hari untuk memotivasi siswa
√
B Kegiatan Inti 1. Menguasai materi pelajaran
dengan baik √
2. Kesesuaian materi yang dibahas dengan indikator
√
3. Berperan sebagai fasilitator √ 4. Mengajukan pertanyaan pada
siswa √
5. Memberikan waktu tunggu kepada Siswa untuk menjawab pertanyaan
√
6. Memberi kesempatan siswa untuk bertanya
√
7. Menguasai penggunaan alat dan bahan praktik
√
8. Memberikan bimbingan saat praktikum
√
9. Kejelasan menyajikan konsep √ 10. Memberi motivasi dan
pengulangan √
11. Pembelajaran telah menggunakan pendekatan keterampilan proses
√
C Penutup 1. Membimbing siswa diskusi dan
membuat kesimpulan √
2. Mengadakan evaluasi
√
38
1 2 3 4 5 6 7 8
3. Memberi tugas pada siswa √ Jumlah skor 50
94,217
50
ButirJumlah
TotalSkor rata-rataSkor ===
Berdasarkan tabel 4.6 di atas kinerja guru mengajar saat
pendahuluan dalam mengkomunikasikan pembelajaran dilakukan
dengan cukup baik namun saat menghubungkan materi kurang baik.
Pada kegiatan inti penguasaan materi dan kesesuaian dengan indikator
dilakukan dengan baik terlihat pada saat penyajian konsep yang
dilakukan guru memperoleh skor 4 sedangkan memberikan bimbingan
saat praktikum sudah cukup baik terlihat pemberian motivasi kepada
siswa dan sebagai fasilitator memperoleh skor 3. Pada penutup, guru
telah membimbing dan memberikan tugas dilakukan dengan cukup
baik namun evaluasi masih kurang karena siswa belum diajak untuk
membahas kegiatan yang telah dilakukan. Berdasarkan kriteria
penilaian pembelajaran yang dilakukan oleh guru adalah cukup baik.
3. Hasil Belajar
Hasil pengamatan atau observasi hasil belajar dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.7 Hasil belajar siswa siklus I pertemuan 2 No Nama Siswa Nilai Keterangan 1 2 3 4
1 Aas 75 Tuntas 2 Aih 55 Belum tuntas 3 Asa 60 Belum tuntas 4 Aal 80 Tuntas 5 Asj 35 Belum tuntas 6 Aak 55 Belum tuntas 7 Awr 95 Tuntas 8 Ara 75 Tuntas
39
1 2 3 4
9 Adk 80 Tuntas 10 Bis 85 Tuntas 11 Bag 90 Tuntas 12 Crf 90 Tuntas 13 Dua 75 Tuntas 14 Dli 85 Tuntas 15 Des 75 Tuntas 16 Fyh 90 Tuntas 17 Fae 65 Tuntas 18 Fay 90 Tuntas 19 Jzu 60 Belum tuntas 20 Maf 95 Tuntas 21 Mms 65 Tuntas 22 Mnu 50 Belum tuntas 23 Mfm 70 Tuntas 24 Mha 80 Tuntas 25 Nna 65 Tuntas 26 Npy 75 Tuntas 27 Ppp 85 Tuntas 28 Pzu 70 Tuntas 29 Rfa 85 Tuntas 30 Rmp 95 Tuntas 31 Rbe 70 Tuntas 32 Ree Keluar Belum tuntas 33 Rap 85 Tuntas 34 Rgd 75 Tuntas 35 Shs 90 Tuntas 36 Sme S Belum tuntas 37 Snf 90 Tuntas 38 Saf 60 Belum tuntas 39 Umh 85 Tuntas 40 Vps 90 Tuntas
Tabel 4.8 Persebaran Nilai Siklus I pertemuan 2
No Rentang
Nilai
Siklus 1 Pertemuan 2
Frekuensi Persentase
(%)
1. < 34 - - 2. 35-44 1 2,63 3. 45-54 1 2,63 4. 55-64 5 13,16 5. 65-74 6 15,79 6. 75-84 9 23,69 7. 85-94 13 34,21 8. >95 3 7,89
Jumlah 38 100
40
Berdasarkan tabel 4.7 dan 4.8 hasil belajar siswa yang
mendapatkan nilai di bawah KKM sebanyak 7 siswa dengan persentase
18,42% dan yang mencapai KKM sebanyak 31 siswa dengan
persentase 81,58%.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi siklus I pertemuan 2 diperoleh data
bahwa masih banyak siswa yang kurang dalam mengolah data dari
hasil percobaan dan membuat kesimpulan. Guru dalam memberikan
bimbingan kurang merata pada setiap kelompok dan
mengorganisasikan waktu dalam pembelajaran masih kurang baik
Guru dalam memberikan kesempatan bertanya dan melakukan evaluasi
pembelajaran masih kurang baik sehingga perlu adanya perbaikan-
perbaikan yang perlu ditingkatkan pada siklus berikutnya agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
2. Hasil Penelitian Siklus II
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dengan materi gaya dapat
mengubah bentuk benda. Dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 8 Mei
2010 pada pukul 15.30 s.d. 17.00 WIB.
a. Perencanaan
Sesuai dengan refleksi aktivitas siswa dan kinerja guru pada
siklus I diatas, maka pada siklus II dilaksanakan sebagai berikut:
1. Siswa harus dapat mengolah data dan membuat kesimpulan serta
guru dapat memberikan bimbingan secara merata pada setiap
kelompok dan dapat mengorganisasikan waktu dalam
41
pembelajaran dengan baik sehingga pada penyajian hasil percobaan
semua kelompok diharapkan mempresentasikan hasil
percobaannya.
2. Merancang RPP.
3. Merancang LKS dan soal tes serta menyiapkan media seperti balon
mainan, kertas, pensil dan palstisin yang diperlukan dalam
pembelajaran.
b. Pelaksanan
a) Kegiatan awal
Guru melaksanakan skenario pembelajaran yang mengacu
pada RPP yang telah disusun. Kegiatan yang dilakukan guru
antara lain menciptakan kondisi awal pembelajaran yang kondusif
dengan cara mencatat kehadiran siswa, dan membangkitkan
motivasi belajar serta melaksanakan apersepsi dengan mengajukan
pertanyaan tentang pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya
pertanyaan jika anak-anak menjatuhkan piring atau gelas maka
piring akan pecah. Perubahan apakah terjadi pada piring sebelum
dan sesudah pecah? Apersepsi yang dilakukan merupakan
pemanasan yaitu gambaran tentang materi yang akan dibahas
melalui pengalaman siswa. Setelah itu menyampaikan tujuan
pembelajaran yang harus dicapai siswa.
b) Kegiatan Inti
Guru membimbing siswa untuk mempersiapkan alat dan
bahan percobaan. Siswa melaksanakan kerja kelompok sesuai
42
panduan dan perintah yang terdapat pada lembar kerja kelompok.
Siswa melakukan percobaan dengan mengamati menggunakan alat
indera untuk memperoleh informasi bagaimana bentuk balon ketika
ditarik atau ditekan? Bagaimana bentuk plastisin sebelum dan
sesudah dijatuhkan? Perubahan apa yang terlihat sebelum dan
sesudah balon ditekan dan plastisin yang di jatuhkan? Setelah itu
menganalisis data yang telah diperoleh dan memprediksi gaya yang
dapat mengakibatkan benda berubah bentuk atau tidak berdasarkan
pengalaman yang telah siswa lakukan. Perwakilan dari anggota
kelompok 3 dan 4 yang diwakilkan Alde dan Julita menuliskan dan
melaporkan hasil pengamatan di papan tulis sesuai dengan data
yang diperoleh secara singkat dan jelas.
c) Kegiatan akhir
Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dari
percobaan yang telah dilakukan. Setelah membuat kesimpulan guru
memberikan soal tes secara individu kepada siswa. Siswa dan guru
berdoa untuk menutup pelajaran dan mengucapkan salam.
c. Observasi
Observasi yang dilakukan meliputi observasi aktivitas kinerja
siswa, dan kinerja guru selama pembelajaran berlangsung. Adapun
aspek yang diamati adalah sebagai berikut:
1. Aktivitas siswa
Hasil pengamatan atau observasi aktivitas siswa dapat
dilihat pada tabel dan gambar di bawah ini:
43
Tabel 4.9 Aktivitas siswa siklus II
No Kegiatan Skor Kriteria penilaian
1. Membaca panduan percobaan 4 1,00 – 1,79 = sangat kurang aktif 1,80 – 2,59 = kurang aktif 2,60 – 3,39 = cukup aktif 3,40 – 4,19 = aktif 4,20 – 5,00 = sangat aktif
2. Menyiapkan alat percobaan 3 3. Merangkai alat percobaan 3 4. Menggunakan alat sesuai petunjuk 3 5. Mencatat data percobaan 3 6. Mengolah data 3 7. Mengkomunikasikan data 3 8. Membuat kesimpulan 3 9. Ketepatan mengumpulkan laporan
praktikum 3
10. Membersihkan alat praktikum 3
Jumlah skor 31
10,310
31
ButirJumlah
TotalSkor rata-rataSkor ===
Berdasarkan tabel 4.9 pada siklus II aktivitas siswa dalam
membaca panduan percobaan memperoleh skor 4 karena siswa
sudah memahami apa yang akan dilakukan dalam percobaan,
namun dalam menyiapkan alat dan mengolah data memperoleh
skor 3. Sama halnya dalam mengkomunikasikan dan membuat
kesimpulan. Berarti aktivitas siswa berdasarkan kriteria penilaian
adalah cukup aktif.
2. Kinerja guru mengajar
Hasil pengamatan atau observasi kinerja guru dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.10 Kinerja guru mengajar pada siklus II
No Aspek yang Diamati Skor Kriteria
penilaian 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 6 7 8
A Pendahuluan 1. Mengkomunikasikan pembelajaran
√
44
1 2 3 4 5 6 7 8
2. Menghubungkan dengan pembelajaran yang lalu
√ 1,00 – 1,79 = Pembelajaran sangat kurang 1,80 – 2,59 = Pembelajaran kurang 2,60 – 3,39 = Pembelajaran cukup baik 3,40 – 4,19 = Pembelajaran baik
4,20 – 5,00 = Pembelajaran sangat baik
3. Menghubungkan materi dengan lingkungan sehari-hari untuk memotivasi siswa
√
B Kegiatan Inti 1. Menguasai materi pelajaran
dengan baik √
2. Kesesuaian materi yang dibahas dengan indikator
√
3. Berperan sebagai fasilitator √ 4. Mengajukan pertanyaan pada
siswa √
5. Memberikan waktu tunggu kepada siswa untuk menjawab pertanyaan
√
6. Memberi kesempatan siswa untuk bertanya
√
7. Menguasai penggunaan alat dan bahan praktik
√
8. Memberikan bimbingan saat praktikum
√
9. Kejelasan menyajikan konsep √ 10. Memberi motivasi dan
pengulangan √
11. Pembelajaran telah menggunakan pendekatan keterampilan proses
√
C Penutup 1. Membimbing siswa diskusi dan
membuat kesimpulan √
2. Mengadakan evaluasi √ 3. Memberi tugas pada siswa √
Jumlah 58
41,317
58
ButirJumlah
TotalSkor rata-rataSkor ===
Berdasarkan tabel 4.10 di atas kinerja guru pada pendahuluan
saat mengkomunikasikan dan menghubungkan materi yang telah lalu
mendapatkan skor 3. Kegiatan inti yang dilakukan guru dalam
penguasaan materi dan kesesuaian indikator cukup baik terlihat dari
bimbingan yang diberikan saat pratikum dan mememberikan motivasi
kepada siswa. Sebagai fasilitator guru telah mengajukan pertanyaan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, memberi
45
bimbingan, dan kesempatan bertanya karena banyak siswa yang mulai
aktif dalam bertanya serta antusias dalam melakukan percobaan
sehingga tercipta suasana belajar yang aktif dalam proses
pembelajaran. Namun pada penutup saat membuat kesimpulan dan
evaluasi cukup baik. Berarti kinerja guru dalam mengajar berdasarkan
kriteria yang ada dapat dikatakan baik.
3. Hasil Belajar
Hasil pengamatan atau observasi hasil belajar dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.11 Hasil belajar siswa siklus II No Nama Siswa Nilai Keterangan 1 2 3 4
1 Aas 70 Tuntas 2 Aih 55 Belum tuntas 3 Asa 60 Belum tuntas 4 Aal 55 Belum tuntas 5 Asj 50 Belum tuntas 6 Aak 65 Tuntas 7 Awr 75 Tuntas 8 Ara 70 Tuntas 9 Adk 70 Tuntas 10 Bis 70 Tuntas 11 Bag 60 Belum tuntas 12 Crf 70 Tuntas 13 Dua 70 Tuntas 14 Dli 70 Tuntas 15 Des 70 Tuntas 16 Fyh 70 Tuntas 17 Fae 50 Belum tuntas 18 Fay 75 Tuntas 19 Jzu 55 Belum tuntas 20 Maf 80 Tuntas 21 Mms 60 Belum tuntas 22 Mnu 60 Belum tuntas 23 Mfm 60 Belum tuntas 24 Mha 70 Tuntas 25 Nna 60 Belum tuntas 26 Npy 55 Belum tuntas 27 Ppp 75 Tuntas 28 Pzu 75 Tuntas
46
1 2 3 4
29 Rfa 80 Tuntas 30 Rmp 80 Tuntas 31 Rbe 65 Tuntas 32 Ree Keluar Belum tuntas 33 Rap 70 Tuntas 34 Rgd 70 Tuntas 35 Shs 70 Tuntas 36 Sme 70 Tuntas 37 Snf 70 Tuntas 38 Saf S Belum tuntas 39 Umh 70 Tuntas 40 Vps 60 Belum tuntas
Tabel 4.12 Persebaran Nilai Siklus II
No Rentang
Nilai
Siklus II
Frekuensi Persentase
(%)
1. < 34 - - 2. 35-44 - - 3. 45-54 2 5,28 4. 55-64 11 28,94 5. 65-74 18 47,36 6. 75-84 7 18,42 7. 85-94 - - 8. > 95 - - Jumlah 38 100
Berdasarkan tabel 4.11 dan 4.12 di atas hasil belajar siswa yang
mendapatkan nilai di bawah KKM sebanyak 13 siswa dengan
persentase 34,21% dan yang mencapai KKM sebanyak 25 siswa
dengan persentase 65,78%.
d. Refleksi
Pada siklus II sudah berjalan dengan cukup efektif, ini dapat
dilihat dari beberapa siswa yang sudah memahami peran dan tugasnya
dalam bekerja kelompok, pada saat diskusi kelompok sebagian besar
siswa mampu menjawab pertanyaan guru dengan benar, siswa berani
mengemukakan pendapat baik pada saat diskusi kelompok maupun
47
pada saat penyajian hasil percobaan. Pada siklus II saat diskusi
kelompok, guru telah memberikan bimbingan individu secara merata
pada anggota kelompok yang mengalami kesulitan. Pada saat
penyajian hasil percobaan beberapa kelompok terlihat antusias untuk
mempresentasikan hasil percobaan kelompoknya. Guru sudah berhasil
mengorganisasikan waktu dengan baik. Dalam pembelajaran guru
sudah dapat memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran seperti
siswa berani bertanya, memberi tanggapan atau memberi contoh atas
penjelasan guru, dan siswa dapat menjawab pertanyaan guru dengan
benar. Pada siklus II telah terlihat adanya perkembangan dalam
pembelajaran, akan tetapi masih perlu adanya perbaikan-perbaikan
yang mengarah pada perkembangan untuk memantapkan kemampuan
siswa dan keberhasilan siswa, maka akan dilanjutkan pada siklus
selanjutnya.
3. Hasil Penelitian Siklus III
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus III terdiri dari 2 (dua)
pertemuan, yaitu hari Senin tanggal 10 Mei 2010 dan Sabtu tanggal 15
Mei 2010.
Siklus III pertemuan 1
Pertemuan pertama pada siklus III dengan materi energi panas dan
bunyi dilaksanakan pada hari Senin tanggal 10 Mei 2010 pada pukul 13.00
s.d. 14.30 WIB.
48
a. Perencanaan
Sesuai dengan refleksi aktivitas siswa, dan kinerja guru pada
siklus II di atas, maka pada siklus III dilaksanakan sebagai berikut:
Siswa harus dapat mengemukakan pendapat dan menjawab pertanyaan
dengan baik sehingga saat melakukan presentasi hasil percobaan dapat
dilakukan dengan baik. Selanjutnya merancang RPP yang dibuat
kolaborasi antara guru dan peneliti. Kemudian merancang LKS dan
soal tes serta menyiapkan media yang diperlukan dalam pembelajaran
diantaranya sendok, garpu, gelas, air, spet, plastisin papan penyangga,
dan selang.
b. Pelaksanaan
a) Kegiatan awal
Kegiatan yang dilaksanakan dalam kegiatan awal
diantaranya untuk menciptakan kondisi awal pembelajaran yang
kondusif, melaksanakan kegiatan apersepsi dan menyampaikan
tujuan pembelajaran. Penciptaan kondisi awal pembelajaran
dilakukan dengan cara mencatat kehadiran siswa, dan
membangkitkan motivasi belajar. Melaksanakan apersepsi
merupakan pemanasan untuk memberi gambaran mengenai materi
yang akan diajarkan dengan cara mengajukan pertanyaan bila
anak-anak berjalan pada siang hari di bawah terik matahari, apakah
yang anak-anak rasakan? Adakah sumber panas selain matahari?
Setelah itu menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai
siswa.
49
b) Kegiatan Inti
Guru membimbing siswa untuk mempersiapkan alat dan
bahan percobaan diantaranya garpu, sendok, gelas dan air. Siswa
melaksanakan kerja kelompok sesuai panduan dan perintah yang
terdapat pada lembar kerja kelompok. Siswa melakukan percobaan
dengan menuangkan air panas sama rata hingga ¾ bagian ke dalam
3 buah gelas dan diberi lebel pada masing-masing gelas, lalu
masukkan sendok stenlis, plastik dan sebilah bambu ke dalam
masing-masing gelas secara bersamaan sesuai lebel yang tertera.
Kemudian siswa mengamati dengan menggunakan alat indera
untuk memperoleh informasi apakah semua ujung benda terasa
panas saat dipegang dan benda apa sajakah yang dapat dan tidak
dapat dirambati panas? Setelah itu menganalisis data yang telah
diperoleh dan memprediksi energi panas yang dapat merambat
melalui benda padat, cair dan gas berdasarkan pengalaman yang
telah siswa lakukan. Perwakilan dari anggota kelompok 2 dan 3
yang diwakilkan Futri dan Bagas menuliskan dan melaporkan hasil
pengamatan di papan tulis sesuai dengan data yang diperoleh
secara singkat dan jelas.
c) Kegiatan akhir
Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dari
percobaan yang telah dilakukan. Setelah membuat kesimpulan guru
memberikan soal tes secara individu kepada siswa. Siswa dan guru
berdoa untuk menutup pelajaran dan mengucapkan salam.
50
c. Observasi
Observasi yang dilakukan meliputi observasi aktivitas kinerja
siswa, dan kinerja guru selama pembelajaran berlangsung. Adapun
aspek yang diamati pada pertemuan pertama adalah sebagai berikut:
1. Aktivitas siswa
Hasil pengamatan atau observasi aktivitas siswa dapat
dilihat pada tabel dan gambar di bawah ini:
Tabel 4.13 Aktivitas siswa siklus III pertemuan 1
No Kegiatan Skor Kriteria penilaian
1. Membaca panduan percobaan 4,71 1,00 – 1,79 = sangat kurang aktif 1,80 – 2,59 = kurang aktif 2,60 – 3,39 = cukup aktif 3,40 – 4,19 = aktif 4,20 – 5,00 = sangat aktif
2. Menyiapkan alat percobaan 3,42 3. Merangkai alat percobaan 3,64 4. Menggunakan alat sesuai petunjuk 3,42 5. Mencatat data percobaan 3,85 6. Mengolah data 3,21 7. Mengkomunikasikan data 3 8. Membuat kesimpulan 3 9. Ketepatan mengumpulkan laporan
praktikum 3,42
10. Membersihkan alat praktikum 4,5
Jumlah skor 36,17
61,310
17,36
ButirJumlah
TotalSkor rata-rataSkor ===
Berdasarkan tabel 4.13 di atas aktivitas siswa dalam
pembelajaran sudah aktif terlihat dari siswa membaca panduan dan
dlam membersihkan alat percobaan memperoleh skor 4. Namun dalam
menyiapkan dan merangkai alat percobaan siswa sudah dapat
menggunakannya sesuai petunjuk sehingga dalam mengolah dan
mengomunikasikan data memperoleh skor 3. Berdasarkan kriteria
penilaian yang ada aktivitas siswa adalah aktif.
51
2. Kinerja guru mengajar
Hasil pengamatan atau observasi kinerja guru dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.14 Kinerja guru mengajar pada siklus III pertemuan 1
No Aspek yang Diamati Skor Kriteria
penilaian 1 2 3 4 5
A Pendahuluan 1. Mengkomunikasikan pembelajaran √ 1,00 – 1,79 =
Pembelajaran sangat kurang 1,80 – 2,59 = Pembelajaran kurang 2,60 – 3,39 = Pembelajaran cukup baik 3,40 – 4,19 = Pembelajaran baik
4,20 – 5,00 = Pembelajaran sangat baik
2. Menghubungkan dengan pembelajaran yang lalu
√
3. Menghubungkan materi dengan lingkungan sehari-hari untuk memotivasi siswa
√
B Kegiatan Inti 1. Menguasai materi pelajaran
dengan baik √
2. Kesesuaian materi yang dibahas dengan indikator
√
3. Berperan sebagai fasilitator √ 4. Mengajukan pertanyaan pada
siswa √
5. Memberikan waktu tunggu kepada siswa untuk menjawab pertanyaan
√
6. Memberi kesempatan siswa untuk bertanya
√
7. Menguasai penggunaan alat dan bahan praktik
√
8. Memberikan bimbingan saat praktikum
√
9. Kejelasan menyajikan konsep √ 10. Memberi motivasi dan
pengulangan √
11. Pembelajaran telah menggunakan pendekatan keterampilan proses
√
C Penutup 1. Membimbing siswa diskusi dan
membuat kesimpulan √
2. Mengadakan evaluasi √ 3. Memberi tugas pada siswa √
Jumlah 65
82,317
65
ButirJumlah
TotalSkor rata-rataSkor ===
52
Berdasarkan tabel 4.14 di atas kinerja guru saat pendahuluan
dalam mengkomunikasikan pembelajaran dan menghubungkan
pembelajaran telah dilakukan dengan cukup baik terlihat guru sudah
dapat menghubungkan materi dengan lingkungan untuk memotivasi
siswa. Pada kegiatan inti secara keseluruhan memperoleh skor 4
terlihat dari penguasaan materi dan kesesuaian indikator dan dalam
memberi bimbingan serta motivasi. Saat guru mengajukan pertanyaan
sudah memberikan waktu untuk menjawab sehingga siswa tidak gugup
dalam menjawab pertanyaan yang telah diberikan guru. Namun peran
guru sebagai fasilitator telah dilakukan sangat baik sehingga dalam
penyajian konsep menjadi jelas dan mudah dimengerti oleh siswa
memperoleh skor 5. Pada penutup saat melakukan evaluasi dan tugas
dilakukan dengan baik namun dalam membuat kesimpulan
memperoleh skor 3. Berarti kinerja guru dalam mengajar berdasarkan
kriteria yang dikatakan baik.
3. Hasil Belajar
Hasil pengamatan atau observasi hasil belajar dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.15 Hasil belajar siswa siklus III pertemuan 1
No Nama Siswa Nilai Keterangan 1 2 3 4
1 Aas 70 Tuntas 2 Aih 75 Tuntas 3 Asa 55 Belum tuntas 4 Aal 75 Tuntas 5 Asj 60 Belum tuntas 6 Aak 65 Tuntas 7 Awr 75 Tuntas 8 Ara 60 Belum tuntas 9 Adk 75 Tuntas
53
1 2 3 4
10 Bis 75 Tuntas 11 Bag 70 Tuntas 12 Crf 75 Tuntas 13 Dua 75 Tuntas 14 Dli 65 Tuntas 15 Des 75 Tuntas 16 Fyh 80 Tuntas 17 Fae 65 Tuntas 18 Fay 70 Tuntas 19 Jzu 70 Tuntas 20 Maf 80 Tuntas 21 Mms 60 Belum tuntas 22 Mnu 55 Belum tuntas 23 Mfm 70 Tuntas 24 Mha 75 Tuntas 25 Nna 65 Tuntas 26 Npy 55 Belum tuntas 27 Ppp 65 Tuntas 28 Pzu 70 Tuntas 29 Rfa 75 Tuntas 30 Rmp 80 Tuntas 31 Rbe 70 Tuntas 32 Ree Keluar Belum tuntas 33 Rap 75 Tuntas 34 Rgd 70 Tuntas 35 Shs S Belum tuntas 36 Sme 75 Tuntas 37 Snf 80 Tuntas 38 Saf S Belum tuntas 39 Umh 80 Tuntas 40 Vps 60 Belum tuntas
Tabel 4.16 Persebaran Nilai Siklus III Pertemuan 1
No Rentang
Nilai
Siklus III Pertemuan 1
Frekuensi Persentase
(%)
1. < 34 - - 2. 35-44 - - 3. 45-54 - 4. 55-64 7 18,42 5. 65-74 14 36,84 6. 75-84 17 44,74 7. 85-94 - - 8. > 95 - - Jumlah 38 100
54
Berdasarkan tabel 4.15 dan tabel 4.16 di atas hasil belajar siswa
yang mendapatkan nilai di bawah KKM sebanyak 7 siswa dengan
persentase 18,42% dan yang mencapai KKM sebanyak 31 siswa
dengan persentase 81,58%.
d. Refleksi
Pada siklus III pertemuan 1 sudah berjalan dengan cukup
efektif, ini dapat dilihat dari beberapa siswa mampu menjawab
pertanyaan dari guru dengan benar, siswa berani mengemukakan
pendapat baik pada saat diskusi kelompok maupun pada saat penyajian
hasil percobaan. Pada siklus III pertemuan 1 saat diskusi kelompok,
guru telah memberikan bimbingan individu secara merata pada
anggota kelompok yang mengalami kesulitan. Pada saat penyajian
hasil percobaan beberapa kelompok terlihat antusias untuk
mempresentasikan hasil percobaan kelompoknya. Dalam pembelajaran
guru sudah dapat memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran
seperti siswa berani bertanya, memberi tanggapan atau memberi
contoh atas penjelasan guru, dan siswa dapat menjawab pertanyaan
guru dengan benar. Pada siklus III pertemuan 1 telah terlihat adanya
perkembangan dalam pembelajaran yang baik namun masih perlu
adanya perbaikan-perbaikan yang mengarah pada perkembangan untuk
memantapkan kemampuan siswa dan keberhasilan siswa.
55
Siklus III pertemuan 2
Siklus I pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 15 Mei
2010 pada pukul 15.30 s.d. 17.00 WIB.
a. Perencanaan
Dalam perencanaan hampir sama dengan yang dilakukan pada
siklus III pertemuan 1. Guru dan observer merancang LKS dan soal
tes serta menyiapkan media yang diperlukan dalam menunjang
pelaksanaan pembelajaran diantaranya selang, spet, air berwarna,
plastisin dan papan penyangga.
b. Pelaksanaan
a) Kegiatan awal
Kegiatan yang dilaksanakan dalam kegiatan awal
diantaranya untuk menciptakan kondisi awal pembelajaran yang
kondusif, melaksanakan kegiatan apersepsi dan menyampaikan
tujuan pembelajaran. Penciptaan kondisi awal pembelajaran
dilakukan dengan cara mencatat kehadiran siswa, dan
membangkitkan motivasi belajar. Melaksanakan apersepsi
merupakan pemanasan yang dijadikan sebagai gambaran tentang
materi yang akan dipelajari melalui pengalaman siswa dilakukan
dengan cara mengajukan pertanyaan pernahkah anak-anak melihat
api unggun? Apakah yang dirasakan saat berada di dekat api
unggun? Setelah itu menyampaikan tujuan pembelajaran yang
harus dicapai siswa.
56
b) Kegiatan Inti
Guru membimbing siswa untuk mempersiapkan alat dan
bahan percobaan diantaranya selang, spet, air berwarna, plastisin
dan papan penyangga. Siswa melaksanakan kerja kelompok sesuai
panduan dan perintah yang terdapat pada lembar kerja kelompok.
Siswa melakukan percobaan dengan membuka tutup bohlam yang
dapat dibuka dengan cara memutar bohlam kearah kiri dan tangan
lainnya memegang bagian selang, lalu masukkan air berwarna ke
dalam selang menggunakan spet hingga permukaannya sejajar
setelah itu pasang kembali bohlam yang dapat dibuka pada
rangkaian semula dan lapisi dengan plastisin agar kedap udara.
Setelah itu meletakkan rangkaian alat radiasi di luar kelas (tempat
yang terik matahari). Kemudian siswa mengamati dengan
menggunakan alat indera untuk memperoleh informasi apakah
yang terjadi pada permukaan air saat sebelum dan sesudah
diletakkan di tempat terik matahari. Setelah itu menganalisis data
yang telah diperoleh dan memprediksi energi panas dan bunyi yang
dapat merambat melalui benda padat, cair dan gas. Perwakilan dari
anggota kelompok 3 dan 7 yang diwakilkan Pasca dan Dina
menuliskan dan melaporkan hasil pengamatan di papan tulis sesuai
dengan data yang diperoleh secara singkat dan jelas.
c) Kegiatan akhir
Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dari
percobaan yang telah dilakukan. Setelah membuat kesimpulan guru
57
memberikan soal tes secara individu kepada siswa. Siswa dan guru
berdoa untuk menutup pelajaran dan mengucapkan salam.
c. Observasi
1. Aktivitas siswa
Hasil pengamatan atau observasi aktivitas siswa dapat
dilihat pada tabel dan gambar di bawah ini:
Tabel 4.17 Aktivitas siswa siklus III pertemuan 2
No Kegiatan Skor Kriteria penilaian
1. Membaca panduan percobaan 5 1,00 – 1,79 = sangat kurang aktif 1,80 – 2,59 = kurang aktif 2,60 – 3,39 = cukup aktif 3,40 – 4,19 = aktif 4,20 – 5,00 = sangat aktif
2. Menyiapkan alat percobaan 4 3. Merangkai alat percobaan 4,85 4. Menggunakan alat sesuai petunjuk 4,23 5. Mencatat data percobaan 4,04 6. Mengolah data 3,57 7. Mengkomunikasikan data 4,33 8. Membuat kesimpulan 3,95 9. Ketepatan mengumpulkan laporan
praktikum 4,04
10. Membersihkan alat praktikum 4,95
Jumlah skor 42,94
29,410
94,42
ButirJumlah
TotalSkor rata-rataSkor ===
Berdasarkan tabel 4.17 di atas aktivitas siswa secara
keseluruhan dilakukan dengan baik terlihat menyiapkan alat,
merangkai alat percobaan, dan menggunakan alat sesuai petunjuk
sehingga siswa dalam mencatat dan mengolah data serta ketepatan
mengumpulkan laporan dan membersihkan alat pratikum memperoleh
skor 4. Namun untuk membaca panduan dilakukan dengan sangat baik
karena siswa sudah terbiasa untuk membaca panduan dengan benar
dan runtut.
58
2. Kinerja guru mengajar
Hasil pengamatan atau observasi kinerja guru dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.18 Kinerja guru mengajar pada siklus III pertemuan 2
No Aspek yang Diamati Skor Kriteria
penilaian 1 2 3 4 5
A Pendahuluan 1,00 – 1,79 = Pembelajaran sangat kurang 1,80 – 2,59 = Pembelajaran kurang 2,60 – 3,39 = Pembelajaran cukup baik 3,40 – 4,19 = Pembelajaran baik
4,20 – 5,00 = Pembelajaran sangat baik
1. Mengkomunikasikan pembelajaran √ 2. Menghubungkan dengan
pembelajaran yang lalu √
3. Menghubungkan materi dengan lingkungan sehari-hari untuk memotivasi siswa
√
B Kegiatan Inti 1. Menguasai materi pelajaran
dengan baik √
2. Kesesuaian materi yang dibahas dengan indikator
√
3. Berperan sebagai fasilitator √ 4. Mengajukan pertanyaan pada
siswa √
5. Memberikan waktu tunggu kepada siswa untuk menjawab pertanyaan
√
6. Memberi kesempatan siswa untuk bertanya
√
7. Menguasai penggunaan alat dan bahan praktik
√
8. Memberikan bimbingan saat praktikum
√
9. Kejelasan menyajikan konsep √ 10. Memberi motivasi dan
pengulangan √
11. Pembelajaran telah menggunakan pendekatan keterampilan proses
√
C Penutup 1. Membimbing siswa diskusi dan
membuat kesimpulan √
2. Mengadakan evaluasi √ 3. Memberi tugas pada siswa √
Jumlah 74
35,417
74
ButirJumlah
TotalSkor rata-rataSkor ===
59
Berdasarkan tabel 4.18 di atas kinerja guru pada pendahuluan
dalam mengkomunikasikan pembelajaran dilakukan dengan baik
karena guru telah mampu menghubungkan materi dengan pelajaran
yang telah lalu. Kegiatan itu secara umum dilakukan dengan baik
terlihat dari memberikan waktu kepada siswa untuk menjawab
pertanyaan dan kesempatan siswa bertanya serta dalam menggunakan
alat dalam percobaan namun dalam penguasaan materi serta
kesesuaian materi dengan indikator dilakukan sangat baik. Saat
penutup dalam melakukan bimbingan dan kesimpulan memperoleh
skor 4 dan melakukan evaluasi dan tugas memperoleh skor 5.
Berdasarkan kriteria yang ada dapat dikatakan kinerja guru adalah
sangat baik dengan skor rata-rata 4,35.
3. Hasil Belajar
Hasil pengamatan atau observasi hasil belajar siswa dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.19 Hasil belajar siswa siklus III pertemuan 2
No Nama Siswa Nilai Keterangan 1 2 3 4
1 Aas 85 Tuntas 2 Aih 70 Tuntas 3 Asa 70 Tuntas 4 Aal S Belum tuntas 5 Asj 60 Belum tuntas 6 Aak 70 Tuntas 7 Awr 80 Tuntas 8 Ara 85 Tuntas 9 Adk 80 Tuntas 10 Bis 70 Tuntas 11 Bag 65 Tuntas 12 Crf 75 Tuntas 13 Dua 75 Tuntas 14 Dli 70 Tuntas 15 Des 75 Tuntas
60
1 2 3 4
16 Fyh 85 Tuntas 17 Fae 70 Tuntas 18 Fay 70 Tuntas 19 Jzu 60 Belum tuntas 20 Maf 85 Tuntas 21 Mms 70 Tuntas 22 Mnu 65 Tuntas 23 Mfm 65 Tuntas 24 Mha 70 Tuntas 25 Nna 65 Tuntas 26 Npy 55 Belum tuntas 27 Ppp 70 Tuntas 28 Pzu 75 Tuntas 29 Rfa 90 Tuntas 30 Rmp 85 Tuntas 31 Rbe 70 Tuntas 32 Ree Keluar Belum tuntas 33 Rap S Belum tuntas 34 Rgd 85 Tuntas 35 Shs 70 Tuntas 36 Sme 70 Tuntas 37 Snf 75 Tuntas 38 Saf S Belum tuntas 39 Umh 95 Tuntas 40 Vps 60 Belum tuntas
Tabel 4.20 Persebaran Nilai Siklus III Pertemuan 2
No Rentang
Nilai
Siklus III Pertemuan 2
Frekuensi Persentase
(%)
1. < 34 - - 2. 35-44 - - 3. 45-54 - 4. 55-64 4 11,43 5. 65-74 12 34,29 6. 75-84 12 34,29 7. 85-94 6 17,14 8. > 95 1 2,85 Jumlah 35 100
Berdasarkan tabel 4.19 dan tabel 4.20 hasil belajar yang
diperoleh pada saat siklus III pertemuan 2 yang mendapatkan nilai di
bawah KKM sebanyak 4 siswa dengan persentase 11,43% dan yang
mencapai KKM sebanyak 31 siswa dengan persentase 88,57%.
61
d. Refleksi
Pada siklus III pertemuan 2 dalam pembelajaran sudah berjalan
dengan efektif, ini dapat dilihat dari siswa yang sudah memahami
peran dan tugasnya dalam bekerja kelompok, pada saat diskusi
kelompok siswa mampu menjawab pertanyaan guru dengan benar,
siswa berani mengemukakan pendapat baik pada saat diskusi
kelompok maupun pada saat penyajian hasil percobaan. Pada siklus III
pertemuan 2 saat diskusi kelompok, guru telah memberikan bimbingan
individu secara merata pada anggota kelompok yang mengalami
kesulitan. Pada saat penyajian hasil percobaan kelompok terlihat
antusias untuk mempresentasikan hasil percobaan kelompoknya.
Dalam pembelajaran guru dapat memotivasi siswa untuk aktif dalam
pembelajaran seperti siswa berani bertanya, memberi tanggapan atau
memberi contoh atas penjelasan guru, siswa dapat menjawab
pertanyaan guru dengan benar. Pada siklus III pertemuan 2 telah
terlihat adanya perkembangan dalam pembelajaran yang baik karena
telah dilakukan perbaikan-perbaikan dari siklus I dan siklus II yang
mengarah pada perkembangan untuk memantapkan kemampuan siswa
dan keberhasilan siswa, sehingga hasil yang diperoleh baik. Dengan
hasil pengamatan dan hasil belajar pada siklus III maka indikator
keberhasilan telah tercapai.
62
C. Pembahasan
Pada pembahasan dalam penelitian ini merupakan pembahasaan yang
mengarah pada hasil selama penelitian. Proses pembelajaran akan
berlangsung dengan baik apabila terdapat interaksi yang baik antara guru dan
siswa. Dalam proses pembelajaran guru harus dapat menentukan metode-
metode yang akan digunakan dalam pembelajaran, yang disesuaikan dengan
dengan karakteristik materi yang akan disampaikan, sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Proses pembelajaran dapat
dikatakan optimal apabila terdapat keaktifan siswa dan guru dalam proses
pembelajaran yang berdampak pada hasil belajar siswa yang dicapai.
Keberhasilan kegiatan belajar mengajar diketahui setelah diadakan evaluasi
yang dilaksanakan tiap akhir pembelajaran. Tingkat keberhasilan belajar
mengajar dapat dilihat dari daya serap siswa dan persentase keberhasilan
siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Secara umum pengelolaan waktu pada siklus I belum baik, hal ini
terlihat dari penggunaan alokasi waktu dalam pembelajaran siklus I
pertemuan 1 belum dilakukan sesuai dengan rencana yang dibuat.
Berdasarkan tabel 4.1 aktivitas siswa siklus I pertemuan 1 memperoleh skor
2,44 atau aktivitas siswa termasuk dalam kriteria kurang aktif. Terlihat pada
gambar di bawah ini siswa masih malu-malu dalam mempresentasikan hasil
percobaanya serta siswa kurang memahami bagaimana cara
mengkomunikasikan data dan membuat suatu kesimpulan.
63
Gambar 4.1 Aktivitas siswa saat pembelajaran berlangsung dan membacakan
hasil percobaan.
Kinerja guru pada siklus I pertemuan 1 memperoleh skor 2,65 berarti
kinerja guru termasuk dalam kriteria cukup baik. Pada siklus I pertemuan 1
guru dalam membangkitkan motivasi siswa serta mempersiapkan belajar siswa
masih kurang, terutama pada waktu praktikum. Tabel 4.3 menunjukkan hasil
belajar siswa siklus I pertemuan 1 yang di bawah nilai KKM sebanyak 30
siswa (81,08%) dan yang mendapatkan nilai di atas KKM sebanyak 7 siswa
(18,92%). Tabel 4.5 menunjukkan aktivitas siswa pada siklus I pertemuan 2
memperoleh skor 2,51 dengan kriterian cukup baik. Kinerja guru pada siklus I
pertemuan 2 memperoleh skor 2,94 dengan kriteria cukup aktif. Sedangkan
tabel 4.7 hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan 2 yang dibawah nilai
KKM sebanyak 7 siswa (18,72%) dan yang mendapatkan nilai di atas KKM
sebanyak 30 siswa (81,58%). Hasil observasi siklus I secara keseluruhan
menunjukkan dalam pelaksanaan proses pembelajaran tidak berjalan secara
maksimal, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu kurangnya keseriusan
siswa dalam mengikuti pelajaran IPA, siswa masih beranggapan bahwa
pelajaran IPA itu merupakan pelajaran yang sulit. Faktor lainnya yaitu
64
kurangnya keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan maupun dalam
menjawab pertanyaan. Siswa kurang mempersiapkan pelaksanaan praktikum
termasuk alat dan bahan yang merupakan salah satu tugas mereka, serta
kurangnya kemampuan siswa dalam mempergunakan alat-alat laboratorium.
Pada pelaksanaan siklus II berdasarkan tabel 4.9 aktivitas siswa
memperoleh skor 3,10 atau aktivitas siswa termasuk dalam kriteria cukup
aktif. Tabel 4.10 menunjukkan bahwa kinerja guru pada siklus II yaitu 3,41
berarti kinerja guru termasuk dalam kriteria baik. Terlihat pada gambar
aktivitas siswa dibawah ini:
Gambar 4.2 aktivitas siswa saat melakukan tes pada tiap akhir pertemuan.
Pada siklus II guru melakukan refleksi berdasarkan kelemahan-
kelamahan yang terdapat pada siklus I. Refleksi yang dilakukan antara lain
meningkatkan keseriusan siswa untuk mengikuti pelajaran IPA, lebih
mengaitkan materi IPA dengan contoh kehidupan sehari-hari yang dialami
siswa, meningkatkan keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan maupun
menjawab pertanyaan. Pada siklus II beberapa kelompok mulai aktif dalam
melakukan diskusi untuk menjawab permasalahan, serta siswa sudah
65
mempunyai kemampuan untuk mempergunakan alat-alat praktikum sehingga
mereka benar-benar mengetahui secara langsung.
Gambar 4.3 Guru memberikan bimbingan kepada siswa saat melakukan
percobaan.
Tabel 4.9 menunjukkan hasil belajar siswa yang di bawah nilai KKM
sebanyak 13 siswa (34,21%) dan yang mendapatkan nilai diatas KKM
sebanyak 25 siswa (65,78%). Namun peneliti masih perlu melakukan siklus
III karena indikator keberhasilan yang diharapkan belum tercapai.
Pada siklus III pertemuan 1 berdasarkan tabel 4.13 aktivitas siswa
memperoleh skor 3,61 atau aktivitas siswa termasuk dalam kriteria aktif.
Aktivitas siswa sudah aktif dalam kelompoknya dan sebagian besar anggota
kelompok mampu menyelesaikan masalah dalam kelompoknya serta berani
dalam mempresentasikan hasil percobaannya.
66
Gambar 4.4 Siswa terlihat antusias melakukan percobaan dan membacakan hasil percobaan kelompok.
Kinerja guru pada siklus III pertemuan 1 memperoleh skor 3,82 berarti
kinerja guru termasuk dalam kriteria baik. Tabel 4.15 Hasil belajar siswa
siklus III pertemuan 1 yang mendapatkan nilai di bawah nilai KKM sebanyak
7 siswa (18,42%) dan yang mendapatkan nilai diatas KKM sebanyak 31 siswa
(81,58%). Berdasarkan tabel 4.13 aktivitas siswa siklus III pertemuan 2
memperoleh skor 4,29 berarti aktivitas siswa termasuk katagori sangat aktif.
Terdapat peningkatan aktivitas siswa dari siklus III pertemuan 1 ke pertemuan
2 sebesar 0,68. Tabel 4.17 kinerja guru pada siklus III pertemuan 2
memperoleh skor 4,35 dengan kriteria sangat baik sehingga terdapat
peningkatan dari siklus III pertemuan 1 ke pertemuan 2 sebesar 0,43. Tabel
4.19 hasil belajar siswa pada siklus III pertemuan 2 yang mendapatkan nilai di
bawah nilai KKM sebanyak 4 siswa (11,43%) dan yang mendapatkan nilai
diatas KKM sebanyak 34 siswa (88,57%) sehingga terdapat peningkatan hasil
belajar sebesar 6,99%. Pada siklus III secara keseluruhan siswa lebih
termotivasi dalam belajar IPA sehingga berdampak pada hasil belajar yang
mereka peroleh. Dapat peneliti tuliskan hasil skor rata-rata pengamatan
67
pembelajaran menggunakan pendekatan keterampilan proses selama penelitian
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.21 Rekapitulasi aktivitas siswa
No Siklus Skor Kriteria
1. Siklus I pertemuan 1 2,44 Kurang Aktif 2. Siklus I pertemuan 2 2,51 Kurang Aktif 3. Siklus II 3,10 Cukup Aktif 4. Siklus III pertemuan 1 3,61 Aktif
5. Siklus III pertemuan 2 4,29 Sangat Aktif
Peningkatan hasil aktivitas siswa siklus I, siklus II dan siklus III dapat
dilihat pada gambar 4.5 berikut ini:
Gambar 4.5 Grafik hasil aktivitas siswa
Data hasil kinerja guru dalam mengajar dapat dilihat pada tabel 4.11
berikut ini:
Tabel 4.22 Rekapitulasi kinerja guru
No Siklus Nilai rata-rata Kriteria
1. Siklus I pertemuan 1 2,65 Cukup Baik
2. Siklus I pertemuan 2 2,94 Cukup Baik
3. Siklus II 3,41 Baik
4. Siklus III pertemuan 1 3,82 Baik
5. Siklus III pertemuan 2 4,35 Sangat Baik
2.44 2.513.1
3.61
4.29
0
1
2
3
4
5
Siklus I
pert.1
Siklus I
pert.2
Siklus II Siklus III
pert.1
Siklus III
pert.2
Aktivitas Siswa
68
Peningkatan hasil kinerja guru dalam mengajar siklus I, siklus II dan
siklus III dapat dilihat pada gambar 4.6 berikut ini:
Gambar 4.6 Grafik hasil kinerja guru dalam mengajar Tabel 4.23 Rekapitulasi ketuntasan hasil belajar siswa
No Siklus Kriteria (%)
Belum tuntas Tuntas
1. Sebelum tindakan 64,10 35,90 2. Siklus I pertemuan 1 81,08 18,92 3. Siklus I pertemuan 2 18,72 81,58 4. Siklus II 34,21 65,78 5. Siklus III pertemuan 1 18,42 81,58 6. Siklus III pertemuan 2 11,43 88,57
Peningkatan hasil tes sebelum tindakan, siklus I, siklus II dan siklus III
dapat dilihat pada gambar 4.7 berikut ini:
Gambar 4.7 Grafik ketuntasan hasil belajar siswa
2.652.94
3.413.82
4.35
0
1
2
3
4
5
Siklus I
pert.1
Silkus I
pert.2
Siklus II Siklus III
pert.1
Siklus III
pert.2
Kinerja Guru Mengajar
35.90
18.92
81.58
65.78
81.5888.57
0
20
40
60
80
100
Sebelum
tindakan
Siklus I
pert.1
S iklus I
pert.2
S iklus II S iklus III
pert.1
S iklus III
pert.2
Persentase Ketuntasan Belajar Siswa (%)
69
Dengan melihat hasil penelitian tindakan kelas, menurut peneliti semua
indikator keberhasilan sudah tercapai pada siklus III. Materi pembelajaran
yang diberikan pada siswa mendapatkan nilai yang baik sehingga guru hanya
perlu melanjutkan kegiatan pembelajaran pada materi selanjutnya.
70
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diperoleh
kesimpulan bahwa siswa dapat mencapai ketuntasan belajar dengan adanya
penerapan pendekatan keterampilan proses dalam kegiatan belajar mengajar.
1. Aktivitas siswa menunjukkan bahwa nilai rata-rata siklus I pertemuan 1
yaitu 2,44 dengan kriteria kurang aktif, siklus I pertemuan 2 yaitu 2,51
dengan kriteria kurang aktif, siklus II diperoleh nilai 3,10 dengan kriteria
cukup aktif dan siklus III pertemuan 1 diperoleh nilai 3,61 dengan kriteria
aktif dan siklus III pertemuan 2 diperoleh nilai 4,29 dengan sangat aktif.
Kinerja guru mengajar siklus I pertemuan 1 yaitu 2,65 dengan kriteria
cukup baik dan siklus I pertemuan 2 diperoleh nilai 2,94. Pada siklus II,
kinerja guru mengajar mengalami peningkatan menjadi 3,41 dengan
kriteria baik. Sedangkan pada siklus III pertemuan 1 memperoleh nilai
3,82 dengan kriteria baik dan siklus III pertemuan 2 mengalami
peningkatan menjadi 4,35 dengan kriteria sangat baik.
2. Hasil belajar siswa menunjukkan bahwa persentase ketuntasan belajar
sebelum dilakukan tindakan sebesar 35,90%, siklus I pertemuan 1 sebesar
18,92%, siklus I pertemuan 2 sebesar 81,58%. Siklus II sebesar 65,78%
71
dan siklus III pertemuan 1 sebesar 81,58% dan siklus III pertemuan 2
sebesar 88,57%.
B. Saran
Berdasarkan pengamatan peneliti selama melaksanakan penelitian
tindakan kelas pada kelas IVB SD Negeri 1 Metro Pusat, peneliti menyajikan
saran sebagai berikut:
1. Mengajar dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses ini perlu
untuk dilaksanakan oleh guru SD Negeri 1 Metro Pusat, karena dengan
menggunakan pendekatan keterampilan proses siswa menjadi aktif dan
terlatih untuk bekerja sama dengan orang lain. Selain itu, pendekatan
pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Bagi Guru sebaiknya menggunakan berbagai alat bantu/media
pembelajaran yang mudah didapatkan dengan menggunakan lingkungan
sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, dan
menyenangkan agar siswa terlibatkan aktif dalam pembelajaran.
3. Bagi pihak sekolah, harus melengkapi alat-alat percobaan sehingga dapat
meningkatkan keterampilan proses belajar siswa.
72
DAFTAR PUSTAKA
Adimiharja, Mintarsih, dkk. (2006). Format Penulisan Karya Ilmiah Universitas
Lampung. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Arikunto, Suharsimi. (2006). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara.
Jakarta. Bundu, Patta. (2006). Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah Dalam
Pembelajaran Sains Sekolah Dasar. Departeman Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Jakarta.
Daryanto. (2009). Panduan Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovarif. Publisher.
Jakarta . Dimyati, Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Ekaputra. (2009). Aktivitas dan Tingkah Laku Belajar. 26 Desember (2009)
http://Ekaputra.blog.com/2009/aktivitas-dan-tingkah-laku-belajar/.
Hamalik, Oemar. (2005). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bumi Aksara. Jakarta.
--------------------. (2009). Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta Haryanto. (2004). Sains SD Kelas IV. Erlangga. Jakarta. Hasan, Alwi. (1996). Pedoman Umum Ejaan Bahasa Yang Disempurnakan.
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Jakarta. Karso. (1995). Materi Pokok Dasar-Dasar Pendidikan MIPA. Universitas
Terbuka. Jakarta. Meliza. (2005). Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Kimia melalui
Pendekatan Keterampilan Proses pada Materi Pokok Kesetimbangan Kimia
pada Siswa Kelas XI SMA YP Unila. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Bandar Lampung.
73
Mulyasa. (2004). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Muslich, Mansur. (2007). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan
Kontekstual. Bumi Aksara. Jakarta. Nasution, Noehi. (2004). Materi Pokok Pendidikan IPA di SD;1-6. Universitas
Terbuka. Jakarta. Purwanto, M, Ngalim. (2008). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
PT. Remaja Rosdakarya. Bandung Sagala, Saipul, H. (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabet. Bandung. Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Stándar Proses
Pendidikan. Prenada Media. Jakarta.
Undang-Undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional). (2009). Sinar Grafika. Jakarta
Subagyo, Yusup. (2006). Pembelajaran Sains dengan Pendekatan Keterampilan
Proses untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama
pada Pokok Bahasan Suhu dan Pemuaian (skripsi). Universitas Negeri Semarang. Semarang
Sudjana, Nana. Pengertian Hasil Belajar. 4 Juli 2009. (27 November, 2009).
http://techonly13.wordpress.com/2009/07/04/pengertian-hasil-belajar/.
Sudrajat, Akhmad. Hakikat Belajar. 31 Januari 2008. (24 Desember, 2009). http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/31/hakikat-belajar/.
Sutrisno, Kresnadi, Kartono (2007). Pengembangan Pembelajaran IPA SD.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Sunyono. (2009). Modul PLPG. Perancangan PTK dan Penulisan Karya Ilmiah.
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Syah, Muhibbin. (2007). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Remaja
Rosdakarya. Bandung. Wiriaatmadja, Rochiati. (2007). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Remaja
Rosdakarya. Bandung.