bab i pendahuluan a. latar belakangdigilib.uinsby.ac.id/20601/4/bab 1.pdf · pendahuluan a. latar...

33
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam tersebar di Indonesia dengan berbagai metode dan strategi. Salah satu strategi penyebaran Islam di Indonesia menggunakan metode akulturasi budaya, terutama pulau Jawa. Pada saat itu strategi penyebaran Islam menggunakan akulturasi budaya di lakukan oleh para wali, yang kita kenal dengan sebutan Walisanga. Dalam buku Mukhlis Eni, menjelaskan bahwa penyebaran agama Islam di Jawa terjadi pada waktu kerajaan Majapahit runtuh disusul dengan berdirinya kerajaan Demak. Era tersebut merupakan masa peralihan kehidupan agama, politik, dan seni budaya. Di kalangan penganut agama Islam tingkat atas ada sekelompok tokoh pemuka agama dengan sebutan Wali. Pada zaman itu juga dikenal sebagai zaman “kewalen”. Para wali yang menyebarkan agama Islam, dalam tradisi Jawa dikenal sebagai “Walisanga”, yang merupakan lanjutan konsep pantheon dewa Hindhu yang jumlahnya juga sembilan orang. 1 Adapun Sembilan orang wali yang dikelompokkan sebagai pemangku kekuasaan pemerintah yaitu, 1 Mukhlis Eni, Sejarah Kebudayaan Indonesia (Sistem Sosial), (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2009), hal. 128-129

Upload: others

Post on 08-Nov-2020

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/20601/4/Bab 1.pdf · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam tersebar di Indonesia dengan berbagai metode dan strategi. ... demikian

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam tersebar di Indonesia dengan berbagai metode dan strategi. Salah

satu strategi penyebaran Islam di Indonesia menggunakan metode akulturasi

budaya, terutama pulau Jawa. Pada saat itu strategi penyebaran Islam

menggunakan akulturasi budaya di lakukan oleh para wali, yang kita kenal dengan

sebutan Walisanga.

Dalam buku Mukhlis Eni, menjelaskan bahwa penyebaran agama Islam di

Jawa terjadi pada waktu kerajaan Majapahit runtuh disusul dengan berdirinya

kerajaan Demak. Era tersebut merupakan masa peralihan kehidupan agama,

politik, dan seni budaya. Di kalangan penganut agama Islam tingkat atas ada

sekelompok tokoh pemuka agama dengan sebutan Wali. Pada zaman itu juga

dikenal sebagai zaman “kewalen”. Para wali yang menyebarkan agama Islam,

dalam tradisi Jawa dikenal sebagai “Walisanga”, yang merupakan lanjutan konsep

pantheon dewa Hindhu yang jumlahnya juga sembilan orang.1 Adapun Sembilan

orang wali yang dikelompokkan sebagai pemangku kekuasaan pemerintah yaitu,

1 Mukhlis Eni, Sejarah Kebudayaan Indonesia (Sistem Sosial), (Jakarta : PT.

RajaGrafindo Persada, 2009), hal. 128-129

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/20601/4/Bab 1.pdf · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam tersebar di Indonesia dengan berbagai metode dan strategi. ... demikian

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Giri,

Sunan Muria, Sunan Kudus, Sunan Kalijaga, dan Sunan Gunung Jati.

Salah satu wali penyebar agama Islam yang menggunakan akulturasi

budaya Islam dan Jawa adalah Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga terkenal sebagai

seorang wali yang berjiwa besar, berpandangan jauh, berpikiran tajam, intelek,

serta berasal dari suku Jawa asli. Nama Kalijaga konon berasal dari rangkaian

bahasa Arab qadi zaka yang berarti pelaksana dan membersihkan. Qadizaka yang

kemudian menurut lidah dan ejaan menjadi Kalijaga berarti pemimpin atau

pelaksana yang menegakkan kebersihan atau kesucian. Sunan Kalijaga bernama

asli Raden Mas Syahid dan kadang - kadang dijuluki Syekh Malaya.2

Daerah operasi dakwah Sunan Kalijaga tidak terbatas, bahkan sebagai

mubalig ia berkeliling dari satu daerah ke daerah lain. Karena sistem dakwahnya

intelek dan aktual, maka para bangsawan dan cendekiawan sangat simpati

kepadanya, demikian juga lapisan masyarakat awam, bahkan penguasa. Jasanya

bagi Demak cukup banyak. Pada waktu pendirian masjid Demak, ia salah satu

wali yang berkewajiban menyediakan 4 tiang pokok (saka guru) yang menurut

legenda, ia buat dari tatal (serpihan-serpihan kayu sisa). Ia juga menjadi penasehat

umum raja-raja Demak, sejak Raden Patah sampai Sultan Trenggana.3

2 Tarwilah, Peranan Walisongo Dalam Pengembangan Dakwah Islam, Ittihad : Jurnal

Kopertis Wilayah XI Kalimantan, Volume 4 No.6 Oktober 2006 3 Ibid…

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/20601/4/Bab 1.pdf · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam tersebar di Indonesia dengan berbagai metode dan strategi. ... demikian

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Sunan Kalijaga juga sangat berjasa dalam perkembangan wayang purwa

atau wayang kulit yang bercorak Islami seperti sekarang ini. Ia mengarang aneka

cerita wayang bernafaskan Islam, terutama mengenai etika. Kecintaan masyarakat

terhadap wayang digunakannya sebagai sarana untuk menarik mereka terhadap

Islam. Jasa Sunan Kalijaga terhadap kesenian bukan hanya terlihat pada wayang

dan gamelan, tetapi juga dalam seni suara, seni ukir, seni busana, seni pahat dan

kesusastraan. Banyak corak batik yang oleh Sunan Kalijaga diberi motif burung.

Burung dalam bahasa Kawi disebut kukula. Kata tersebut ditulis dalam bahasa

Arab menjadi qu dan qila yang berarti “peliharalah ucapanmu sebaik - baiknya”,

dan menjadi salah satu ajaran etik Sunan Kalijaga melalui corak batik.

Sebagai budayawan dan seniman, banyak karya Sunan Kalijaga yang

menggambarkan pendiriannya. Diciptakannya dua perangkat gamelan yang

semula bernama Nagawilaga dan Guntur Madu, kemudian lebih dikenal dengan

nama Nyai Sekati dan Kiai Sekati (lambang dua kalimat syahadat). Wayang yang

pada zaman Majapahit dilukis di atas kertas yang lebar sehingga disebut wayang

beber, oleh Sunan Kalijaga dijadikan satu dan dibuat dari kulit kambing yang

sekarang dikenal dengan nama wayang kulit. Ia juga menciptakan baju yang

disebut baju takwo (artinya takwa). Dalam bidang seni suara, ia menciptakan lagu

Dandanggula, salah satu jenis lagi macapat yang setiap baitnya terdiri dari 11

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/20601/4/Bab 1.pdf · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam tersebar di Indonesia dengan berbagai metode dan strategi. ... demikian

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

baris dengan guru lagu dan guru suara.4 Salah satu syair sunan Kalijaga yang

terkenal adalah lir – ilir yang memiliki arti bangunlah.

Kisah Sunan Kalijaga tersebut telah menunjukkan adanya akulturasi

budaya dan Islam, sehingga dengan mudahnya Islam masuk ke Indonesia,

terutama pulau Jawa. Salah satu akulturasi budaya yang masih bertahan hingga

saat ini adalah perayaan bulan Muharram, yang lebih di kenal oleh masyarakat

Jawa dengan sebutan bulan Suro.

Bulan Suro adalah sebutan lain yang diberikan oleh masyarakat muslim

Jawa pada bulan Muharram pada kalender hijriyah. Awal bulan ini ditandai

sebagai tahun baru Islam atau tahun baru Hijriyah. Menurut masyarakat muslim

bulan muharram adalah bulan yang suci. Melakukan kemaksiatan atau kejahatan

pada bulan ini, dosanya akan sangat besar. Sebaliknya melakukan amal soleh pada

bulan ini akan diberi pahala yang besar pula. Selain itu, bagi masyarakat muslim

Jawa bulan Suro adalah bulan yang keramat dan sakral, atau bisa disebut juga

sebagai bulan yang malati. Banyak bencana yang bisa terjadi pada bulan ini jika

kita tidak berhati - hati dalam bertindak. Karenanya, sebagian besar masyarakat

Jawa tidak akan melakukan hajatan pernikahan atau hajatan – hajatan yang

lainnya pada bulan ini. Jika mereka tetap melaksanakan, maka hajatan tersebut

diyakini tidak akan berjalan lancar. Pernikahannya juga tidak harmonis, banyak

halangan dan sebagainya. Untuk menghindari bencana atau kesialan yang terjadi

4 Ibid…

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/20601/4/Bab 1.pdf · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam tersebar di Indonesia dengan berbagai metode dan strategi. ... demikian

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

pada bulan tersebut, masyarakat harus melakukan acara ruwatan yang berarti

pembersihan.5

Perayaan bulan Suro di Indonesia, merupakan perpaduan antara ajaran

agama Islam dan budaya Jawa yang kental. Dalam hal ini Raja besar Mataram,

Sultan Agung dianggap sebagai tokoh yang memunculkan perayaan bulan Suro.

Beliau juga termasuk salah satu tokoh yang menyebarkan agama Islam di Jawa.6

Perayaan bulan Suro sudah menjadi tradisi tahunan bagi sebagian besar

masyarakat Jawa. Selain sebagai bentuk pelestarian budaya, perayaan ini juga

menjadi bagian dari pembersihan atau ruwatan agar masyarakat terhindar dari

berbagai macam bencana atau kesialan. Sebagian besar daerah di pulau Jawa akan

melaksanakan perayaan ini dengan tradisi yang ada di setiap daerah. Di kabupaten

Banyuwangi misalnya, pada setiap bulan Suro masyarakat akan melakukan tradisi

sapi – sapian. Tradisi ini dilaksankan dengan cara mengarak dua orang yang

menggunakan kostum sapi keliling desa lengkap dengan alat bajaknya. Dua orang

5 Ruwatan atau pembersihan disini berarti melaksanakan ritual – ritual khusus. Menurut

masyarakat Jawa (yang masih percaya dengan ritual – ritual khusus) jika mereka tidak

melaksanakan ritual pada bulan Suro, maka bencana dan kesialan akan menghampiri

mereka. Ritual tersebut seperti : puasa berbicara, lek – lekan pada malam 1 Suro,

mendatangi makam – makam leluhur yang dianggap keramat, Bahkan sebagian orang

memilih menyepi untuk bersemedi di tempat sakaral seperti puncak gunung, tepi laut,

pohon besar, atau di makam keramat. Selain itu masih banyak lagi. Perayaan bulan Suro

yang digelar di beberapa daerah juga menjadi bagian dari ruwatan atau pembersihan

tersebut. 6 Purwowijoyo, Babad Ponorogo (Jilid I - VIII), Ponorogo : Dinas Pariwisata dan Seni

Budaya, 1985

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/20601/4/Bab 1.pdf · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam tersebar di Indonesia dengan berbagai metode dan strategi. ... demikian

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

tersebut diiringi oleh petani yang membawa berbagai macam hasil bumi. Setiap

desa di kabupaten Banyuwangi akan melaksanakan tradisi ini.7

Di Solo, masyarakat akan melaksanakan tradisi ngirab kebo. Tradisi ini

dilaksanakan dengan cara menghadirkan beberapa ekor kerbau milik keraton Solo.

Masyarakat memberi nama kerbau-kerbau tersebut dengan panggilan kyai

Slamet,8 mereka juga biasa menyebutnya Kebo Bule, karena kulit kerbau yang

diarak tersebut memiliki warna seperti kulit bule (albino). Dalam kirab malam

satu Suro, kebo kyai Slamet selalu berada di barisan paling depan sekaligus

bertindak sebagai cucuk lampah (pengawal) kirab. Kerbau tersebut dikirab

mengelilingi daerah sekitar keraton dengan didampingi para abdi dalem keraton

serta pawang kerbau tersebut.9

Yogyakarta juga memiliki tradisi sendiri untuk merayakan grebeg Suro.

Sebagian besar masyarakat Yogyakarta mengikuti pelaksanaan tradisi tapa mbisu

mubeng beteng (Tapa bisu keliling benteng). Tradisi tersebut dilakukan dengan

cara mubeng beteng (mengelilingi benteng) keraton Yogyakarta. Siapapun yang

7 Sumber : Majalah Kompas Travel, Edisi 26 Oktober 2014

8 Kerbau bule sering disebut dengan kebo kyai Slamet, karena secara turun temurun

kerbau bule ini dipercaya sebagai penunggu “pusaka kyai slamet” (salah satu pusaka

milik keraton Surakarta yang kasat mata). 9 news.okezone.com (berita online), selengkapnya di :

http://news.okezone.com/read/2015/10/13/512/1231420/satu-Suro-kraton-solo-kirab

kerbau benda pusaka (di unduh pada 19 Januari 2016)

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/20601/4/Bab 1.pdf · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam tersebar di Indonesia dengan berbagai metode dan strategi. ... demikian

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

mengikuti tradisi ini tidak diperkenankan untuk berbicara, seperti halnya orang

yang sedang bertapa.10

Perayaan bulan Suro di Ponorogo juga tak kalah menarik. Beragam acara

dihelat untuk memperingati keagungan bulan Suro. Perhelatan seni Reog akan

selalu diadakan pada bulan ini, bahkan sampai skala nasional. Pesertanya datang

dari sabang sampai merauke. Perayaan Grebeg Suro (bulan Suro) diawali dengan

tari Si Potro, tarian yang memiliki nilai historis tersendiri bagi masyarakat

Ponorogo. Potro merupakan nama abdi dalem pada zaman kerajaan Wengker11

Ponorogo lama. Sebagai abdi dalem Potro memiliki komitmen dan kepatuhan

yang tinggi, kendati harus melayani semua kebutuhan Baginda Raja Wengker saat

itu. Potro selalu setia dan tekun, ia mengerjakan pekerjaannya dengan senang hati

dan ikhlas. Oleh karenanya, para penari Potro selalu tersenyum dan ceria.12

Perayaan Grebeg Suro Ponorogo merupakan perayaan dengan beberapa

rangkaian kegiatan. Setelah diawali dengan tarian sebagai pembuka, masyarakat

melakukan istighosah bersama di pendopo kabupaten Ponorogo. Kemudian

10

Berita online, www.tribunnews.com, selengkapnya di :

http://www.tribunnews.com/regional/2014/10/25/Suroan-warga-yogya-ikuti-ritual-

keliling-benteng (di unduh pada 22 September 2015) 11

Nama Wengker adalah akronim dari “Wewengkon angker” (tempat yang angker).

Letak kerajaan Wengker pada saat di pimpinan oleh Kettu Wijaya memiliki bermacam

versi. Dalam buku Babad Ponorogo, disebutkan bahwa kerajaan Wengker berada di

sebelah utara : antara gunung Kendeng dan gunung Pandan, sebelah Timur : Gunung

Wilis sampai wilayah laut Selatan. Sebelah selatan : wilayah laut selatan, dan sebelah

barat : pegunungan, mulai laut selatan sampai Gunung lawu. 12

Majalah Sinergis, Edisi 008, 2011, h.32 - 33

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/20601/4/Bab 1.pdf · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam tersebar di Indonesia dengan berbagai metode dan strategi. ... demikian

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

dilanjutkan dengan festival karawitan, pameran produk unggulan Ponorogo,

pemilihan kakang senduk, dan festival reog nasional, yang diadakan setelah acara

istighisah. Bersamaan dengan rangkaian acara tersebut, masyarakat Ponorogo

turut serta mendatangi makam Batoro Katong untuk berziarah. Ia adalah bupati

atau pemimpin pertama kabupaten Ponorogo. Batoro Katong membawa kejayaan

bagi Ponorogo pada saat itu. Hal tersebut ditandai dengan adanya prasasti berupa

sepasang batu gilang yang terdapat di depan gapura kelima di kompleks makam

Batoro Katong. Pada batu gilang tersebut tertulis candrasengkala memet berupa

gambar manusia, pohon, burung garuda dan gajah yang melambangkan angka

1418 aka atau tahun 1496 M.13

Bagi kalangan tokoh - tokoh muslim tradisional,

Batoro Katong tidak lain adalah peletak dasar kekuasaan politik di Ponorogo.

Lebih dari itu, beliau juga seorang pengemban misi dakwah Islam pertama di

Ponorogo.14

Rangakaian acara dalam Grebeg Suro di Ponorogo tidak hanya berhenti

pada ziarah makam Batoro Katong, namun masih di lanjutkan dengan acara kirab

pusaka yang memiliki berbagai macam prosesi. Diantaranya : pusaka tersebut

harus dijamas (dimandikan) terlebih dahulu sebelum di kirab (di bawa keliling).

Grebeg Suro Ponorogo ditutup dengan tradisi Larung Sesaji di Telaga

Ngebel. Acara yang kini disebut Larung Risalah Doa itu merupakan bentuk rasa

13

Sumber : Panitia Grebeg Suro dan peneliti ketika melihat langsung prosesi acara

Grebeg Suro (November 2015) 14

Purwowijoyo, Babad Ponorogo… 10 Oktober 1985

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/20601/4/Bab 1.pdf · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam tersebar di Indonesia dengan berbagai metode dan strategi. ... demikian

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

syukur masyarakat Ponorogo, khususnya warga Ngebel yang telah diberikan

keselamatan selama setahun. Ucapan syukur tersebut dilaksanakan dengan

menghanyutkan tumpeng raksasa dan hasil bumi, sebagai bentuk dileburnya balak

sengkala dari Ponorogo.15

Penelitian tentang tradisi Larung sesaji di telaga Ngebel Ponorogo telah

ada sebelumnya. Temuan dari penelitian tersebut adalah nilai histori dan budaya

yang terkandung dalam tradisi larung saji. Dari hasil tersebut, peneliti tertarik

untuk melihat dari sisi lain, yaitu melalui etnografi komunikasi Donal Carbaugh

(shared identity, shared meanings of public performances dan paradoks) dalam

acara malam satu suro di Ngebel Ponorogo. Pada malam satu suro, masyarakat

Ngebel Ponorogo tidak hanya melaksanakan tradisi larung sesaji (yang kini telah

berubah nama menjadi larungan), namun mereka juga mengadakan berbagai

acara yang telah berakulturasi dengan budaya, yaitu Istighosah di masjid dan

Sholawat khataman Nabi16

atau gembrungan.

B. Identifikasi dan Batasan Masalah

Penulis akan melakukan penelitian tentang perayaan bulan Suro di

Ngebel Ponorogo untuk mengetahui makna serta identitas bersama bagi

15

Sumber : Panitia Grebeg Suro dan peneliti ketika melihat langsung prosesi acara

(November 2015) 16

Gembrung adalah paduan bunyi-bunyian dari rebana besar dan gendang untuk

mengiringi lantunan Sholawat Nabi yang dinyanyikan menggunakan perpaduan bahasa

Jawa dan Arab

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/20601/4/Bab 1.pdf · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam tersebar di Indonesia dengan berbagai metode dan strategi. ... demikian

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

masyarakat tentang adanya pelaksanaan tradisi tersebut. Serta bagaimana Islam

bisa menjadi elemen yang penting di dalamnya.

Tradisi pada malam satu Suro di Ngebel Ponorogo merupakan sesuatu

yang menarik untuk di kaji. Dalam rangkaian acara tersebut, Islam selalu menjadi

elemen yang penting dan mengandung nilai bagi masyarakat Ponorogo,

khususnya masyarakat kecamatan Ngebel.

C. Rumusan Masalah

Ada satu pertanyaan yang ingin penulis ajukan dalam penelitian ini, yaitu :

Bagaimana prosesi tradisi malam satu suro di Ngebel Ponorogo dalam kacamata

etnografi komunikasi ?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini mencakup kabupaten Ponorogo dan fokus pada kecamatan

Ngebel, karena fokus masalah peneliti terletak pada acara malam satu Suro yang

di laksanakan di sekitar telaga Ngebel Ponorogo.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui shared identity shared

meanings of public dan paradoks dari tradisi malam satu suro di Ngebel

Ponorogo. Selain itu tujuan penelitian ini adalah untuk membuka makna yang

terdapat di dalamnya. Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :

1. Menyelesaikan program studi magister yang sedang di jalani oleh peneliti

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/20601/4/Bab 1.pdf · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam tersebar di Indonesia dengan berbagai metode dan strategi. ... demikian

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2. Mengembangkan Islam melalui tradisi dan budaya

3. Memberikan sumbangsih penelitian dalam bidang Komunikasi dan Dakwah

Islam.

E. Kegunaan Penelitian

1. Secara Teoritik

Memperkaya kajian komunikasi khususnya dalam bidang dakwah Islam

melalui tradisi dan budaya, dengan menggunakan pendekatan etnografi

komunikasi.

2. Secara Praktis

a. Nilai-nilai Islam yang terdapat dalam tradisi malam satu Suro di Ngebel

Ponorogo, sebagai acuan bagi para da’i dan pemerintah, lembaga adat,

komunitas maupun LSM untuk terus mengembangkan Islam dan

kerukunan di Indonesia.

b. Bagi Peneliti selanjutnya dan pembaca dapat mengambil nilai-nilai yang

terdapat di dalamnya. Peneliti selanjutnya juga bisa mengambil fokus

masalah lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini.

F. Penelitian Terdahulu

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/20601/4/Bab 1.pdf · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam tersebar di Indonesia dengan berbagai metode dan strategi. ... demikian

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

1. Pola Komunikasi Etnis Besemah (Studi Etnografi Komunikasi Pada Kelompok

Etnis Di Dusun Jangkar, Kelurahan Jangkar Mas Kecamatan Dempo Utara

Kotamadya Pagaralam Provinsi Sumatera Selatan) oleh Tina Kartika,

Universitas Bandar Lampung Tahun 2012.

Istilah Besemah mengacu kepada etnis yang menghuni wilayah di

sekitar Gunung Dempo dan Pegunungan Gumai, wilayah ini kemudian

dikenal dengan ucapan setempat Rena Besemah (Wilayah Besemah). Tempat

penelitian ini di Dusun Jangkar Kelurahan Jangkar Mas Kecamatan Dempo

Utara Kota Pagaralam. Di Dusun Jangkar bahasa yang digunakan dalam

kehidupan sehari-hari adalah Bahasa Besemah. Etnis Besemah mengenal

bahasa tabu/bila diucapkan tidak sopan, salah satu bahasa tabu adalah

singkuh. Seni dalam menyampaikan pesan lisan melalui guritan, petatapetiti

atau peribahasa, dan andai-andai atau dongeng.

Budaya setempat antara lain adalah likuh (seseorang dilarang menikah

pada orang yang masih ada hubungan kekerabatan), tunggu tubang (anak laki-

laki pertama harus tinggal di rumah orang tuanya), bekagoan (pernikahan) dan

lain-lain. Budaya dan bahasa tersebut diuraikan dengan teori etnografi

komunikasi Dell Hymes. Landasan Teoretik yang digunakan adalah

Interaksionisme Simbolik, Konstruksi Sosial terhadap Realita, dan Etnografi

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/20601/4/Bab 1.pdf · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam tersebar di Indonesia dengan berbagai metode dan strategi. ... demikian

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Komunikasi. Metode penelitian ini adalah kualitatif dengan paradigma

interpretif. Informan sebanyak delapan belas orang.

Fokus penelitian ini adalah Bagaimana pola komunikasi Etnis

Besemah di Dusun Jangkar Kelurahan Jangkar Mas Kecamatan Dempo Utara

Kota Pagaralam. Waktu penelitian adalah lima belas bulan. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa aktivitas komunikasi Etnis Besemah di Dusun Jangkar

dibangun dari peristiwa komunikatif, situasi komunikatif dan tindak

komunikatif. Komponen komunikasi yang membentuk peristiwa komunikasi

Etnis Besemah terdiri dari: Genre atau tipe peristiwa komunikatif misalnya

salam khas Etnis Besemah adalah samlekum. Dongeng misalnya Jambu Mbak

Kulak, Gadis Perawan Di sarang Penyamun, Dirut. Bentuk Pesan yang

digunakan adalah pesan verbal dan pesan nonverbal. Isi pesan yang digunakan

tergantung situasi atau pesan apa yang dibutuhkan. Norma ketika berinteraksi

misalnya menggunakan base tutughan dan singkuh.

Kebiasaan antara lain: bercocok tanam, tradisi berhubungan dengan

seseorang lahir atau dapat untung, menikah atau bekagoan, meninggal atau

mate, pria dewasa bertanggung jawab memenuhi kebutuhan keluarga,

sedekah/hajatan bersifat insidental seperti sedekah tolak balak. Interpretasi

terhadap nilai, seperti: Singkuh, likuh, ziarah kubur, base tutughan, pepatah-

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/20601/4/Bab 1.pdf · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam tersebar di Indonesia dengan berbagai metode dan strategi. ... demikian

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

petiti atau ungkapan tradisional, bicara dengan suara keras, pekerjaan buruh

dan pengemis, lelaki dewasa sebagai kepala keluarga.

Dari hasil hubungan komponen komunikasi tersebut didapatkan pola

komunikasi, antara lain: 1) Pola komunikasi keluarga inti Etnis Besemah. 2)

Pola komunikasi keluarge pasat Etnis Besemah, 3) Pola perilaku komunikasi

singkuh Etnis Besemah, 4) Pola perilaku komunikasi melalui pepata jeme

tue. 5) Pola pesan pada Etnis Besemah, 6). Pola komunikasi sesama Etnis

Besemah.

2. Pola Perilaku Komunikasi dalam Game Online Audition AyoDance Studi

Etnografi pada Pemain Game Online AyoDance yang Kecanduan di Kota

Malang oleh Fendy Gunawan, Universitas Brawijaya Malang Tahun 2013.

Penelitian ini membahas mengenai perilaku komunikasi dari pemain

game online Audition AyoDance di kota Malang, terutama difokuskan pada

pemain game AyoDance yang sudah kecanduan bermain. Penelitian ini

bertujuan untuk dapat mengetahui alasan-alasan pemain untuk mulai bermain

game online Audition AyoDance hingga kecanduan dan bagaimana perilaku

komunikasi mereka saat bermain di dunia maya. Penelitian ini memiliki

manfaat sebagai bahan wacana bagi masyarakat, terutama pemain game

online, supaya dapat mengetahui dan mempertimbangkan akan tindakan yang

mereka lakukan di dunia maya.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/20601/4/Bab 1.pdf · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam tersebar di Indonesia dengan berbagai metode dan strategi. ... demikian

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan analisis

etnografi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observatory

sebagai data primer dan indepth interview (wawancara mendalam) sebagai

data sekunder. Penelitian dilakukan dengan informan penelitian setiap saat

mereka bermain di warnet. Penelitian ini menggunakan teori dasar

Hyperpersonal Communication dan teori Behaviorisme.

Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa pemain game online

Audition AyoDance yang kecanduan melakukan proses komunikasi sesuai

dengan yang dia lakukan di dunia nyata dan isi dari hal yang dikomunikasikan

tergantung pada kedekatan hubungan antara dirinya dengan pemain lain yang

berinteraksi dengannya. Selain itu, pengaruh fisik dan mood mereka di dunia

nyata juga memengaruhi perilaku komunikasi mereka saat berinteraksi di

dunia AyoDance dan sebaliknya. Pemain game online Audition AyoDance

yang kecanduan juga memiliki suatu pola perilaku tertentu, dimana berubah-

ubah sesuai dengan siapa pemain yang berinteraksi dengannya, seberapa dekat

hubungan mereka yang terjalin di dunia AyoDance dan dunia nyata.

Penggunaan kata-kata dan gaya bahasa pun menjadi berbeda antara

berinteraksi dengan pemain yang dikenal dan yang tidak dikenal.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/20601/4/Bab 1.pdf · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam tersebar di Indonesia dengan berbagai metode dan strategi. ... demikian

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3. Ritual Larung Sesaji Telaga Ngebel Ponorogo (Studi Historis dan Budaya),

oleh Maulana Mitanto dan Abraham Nurcahyo IKIP PGRI Madiun, Jurnal

Agastya Vol. 02 No. 02 Juli 2012

Larungan sesaji adalah sebuah tindakan religi dengan paham

animisme dan dinamisme dimana mitos dan magi tetap lekat dalam pribadi

Jawa di Desa Ngebel. Tindakan-tindakan simbolis dalam setiap prosesi

memiliki arti atau tujuan walaupun dengan berbagai macam cara yang

berbeda, namun pada akhirnya tetap bermuara meminta permohonan kepada

Sang Pencipta. Penelitian ini menggunakan studi historis dan budaya dengan

menggunakan metode kualitatif.

Salah satu temuan dari penelitian ini adalah : pada tahun 2001 muncul

suatu tanggapan kontra terhadap salah satu adat kejawen yaitu larung sesaji di

Telaga Ngebel dimana pandangan yang sangat keras muncul dari kalangan

Islam.

Untuk meminimalisir segala aspek pertentangan maupun perpecahan

dalam sebuah perbedaan pandangan, pemerintah Kabupaten Ponorogo

memfasilitasi antara kelompok Islam dengan pihak Desa Ngebel beserta

panitia ritual agar ritual larung sesaji mengenai yang paling utama ada dua

hal, yaitu (1) memasukkan unsur-unsur agama Islam kedalam suatu rangkaian

prosesi tradisi diantaranya tasyakuran, istighosah, tahlil, dan khataman Al-

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/20601/4/Bab 1.pdf · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam tersebar di Indonesia dengan berbagai metode dan strategi. ... demikian

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Qur’an dimana tambahan acara dilakukan pada malam 1 Suro menjelang

acara inti yaitu larung sesaji, (2) dibuat sebuah duplikat sebuah acara dimana

prosesi acara mirip dengan larung sesaji, akan tetapi sesaji yang dilarung

bukanlah seperti aslinya melainkan menggunakan bahan yang dibentuk

menyerupai bentuk tumpeng dan lebih besar dari ukuran sesaji pada larungan.

Dibuat sedemikian rupa dikarenakan dalam pandangan Islam sesaji

berupa bahan makanan dan dilarung begitu saja merupakan suatu hal yang

mubadzir. Acara duplikat larung tersebut diberi nama sesuai kaidah Islam

menjadi larung risalah do’a dan acara ini dilaksanakan pagi hari pada 1 Suro

atau 1 Muharram dalam penanggalan Islam.

Selain itu, juga terdapat beberapa temuan dari penelitian ini, yaitu hal-

hal yang melatarbelakangi eksisnya tradisi larung sesaji di Telaga Ngebel,

yaitu :

1. Aspek Pendidikan

Masyarakat Desa Ngebel belum mampu berpikir secara logis, efektif,

dan efisien maka cenderung berpikir sederhana dan hanya melanjutkan apa

yang sudah ada.

2. Aspek Religi

Masyarakat masih mem-percayai bahwa ada kekuatan lain diluar

jangkauan manusia, atau supranatural pada tempat-tempat yang dianggap

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/20601/4/Bab 1.pdf · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam tersebar di Indonesia dengan berbagai metode dan strategi. ... demikian

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

wingit. Masih kuatnya keyakinan tersebut menyebabkan masya-rakat Desa

Ngebel merasa enggan untuk meninggalkan tradisi tradisi larung sesaji.

3. Aspek Mata Pencaharian

Penduduk Desa Ngebel yang sebagian besar berprofesi sebagai petani.

memiliki perilaku yang berusaha menyeimbangkan diri dengan alam

dimana selalu berusaha menjaga tradisi budaya agar tetap lestari dan

terpelihara dengan baik.

4. Aspek Budaya

Pewarisan budaya telah mengakar menjadi suatu kebu-dayaan lokal yang

dimana menjadikannya kearifan lokal dalam menjaga keberlangsungan

tradisi.

4. Pola Komunikasi Anak Jalanan : Studi Etnografi Komunikasi Pada Lembaga

Swadaya Masyarakat Arek Lintang Surabaya. Oleh Liddinillah Farhan,

Jurusan Ilmu Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya, Tahun 2010

Skripsi ini merupakan hasil penelitian lapangan yang berusaha

mendeskripsikan dan menggambarkan serta menganalisis suatu fenomena

sosial secara menyeluruh dan mendalam. Skripsi ini berangkat dari sebuah

fenomen yang sering kali kita temui dalam lingkungan kehidupan

bermasyarakat, khususnya masyarakat yang berada dibawah garis kemiskinan

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/20601/4/Bab 1.pdf · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam tersebar di Indonesia dengan berbagai metode dan strategi. ... demikian

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

dan kurang adanya perhatian. Dalam hal ini, mereka adalah komunitas anak

jalanan yang berada dalam pendampingan LSM Alit Surabaya.

Ada satu persoalan fundamental yang dikaji dalam skripsi ini, yaitu :

Bagaiman pola komunikasi anak jalanan di lembaga swadaya masyarakat (

LSM ) Arek lintang (Alit) Surabaya?.. Adapun tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui pola komunikasi anak jalanan di lembaga swadaya

masyarakat (LSM) Arek lintang (Alit) Surabaya tatkala berkomunikasi kepada

pihak-pihak yang sering terkait langsung dengan anak jalanan. Untuk

menjawab permasalahan diatas, peneliti mengunakan jenis penelitian

kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi etnografi komunikasi. Data -

data yang diperlukan untuk mengambarkan pola komunikasi anak jalanan di

LSM Alit diperoleh dengan menggunakan teknik wawancara mendalam,

pengamatan berperan serta dan telaah dokumen.

Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa dalam melakukan hubungan

komunikasi, anak jalanan lebih cenderung menggunakan simbol-simbol

verbal sebagai sandi, kode atau isyarat ketika berkomunikasi dengan sesama

anggota komunitas apabila ada pembicaraan berkenaan dengan hal-hal yang

penting atau sifatnya rahasia yang itu bagi orang lain tidak boleh

mengetahuinya. Selain itu terdapat pola komunikasi yang harmonis dan

dinamis antara anak jalanan dengan sesama komunitasnya dan dengan

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/20601/4/Bab 1.pdf · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam tersebar di Indonesia dengan berbagai metode dan strategi. ... demikian

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

relawan pendamping yang ada di LSM Alit Surabaya. Hal itu dikarenakan

adanya hubungan emosional yang dekat antar mereka.

5. Pola-Pola Komunikasi Antara Penjual Dan Pembeli Di Pasar Kalipait

Kecamatan Tegaldlimo Kabupaten Banyuwangi (Suatu Tinjauan Etnografi

Komunikasi. Oleh Reta Puspita Wibowo, Sastra Indonesia, Universitas

Jember, Tahun 2015

Kegiatan penelitian etnografi komunikasi ini berlangsung di Pasar

Kalipait, Kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi. Topik penelitian

adalah interaksi komunikatif antara penjual dan pembeli dalam transaksi

barang yang diperjualbelikan.

Pola-pola transaksi barang di pasar tradisional ini “agak berbeda”

dengan praktik transaksi pada umumnya yang melibatkan sistem tawar-

menawar intensif antara penjual dan pembeli sebagaimana terekam dalam

kajian-kajian terdahulu, sehingga perlu dilakukan penelitian.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi mendalam

tentang proses-proses interaksi komunikatif antara penjual dan pembeli, pola-

pola interaksi komunikatif yang terbentuk, makna yang menyertainya,

dampak dari pola-pola tersebut terhadap efektivitas kegiatan jual beli, dan

penemuan tema-tema budaya yang secara implisit terkandung dalam wacana

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/20601/4/Bab 1.pdf · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam tersebar di Indonesia dengan berbagai metode dan strategi. ... demikian

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

interaksi. Untuk mencapai tujuan penelitian kualitatif digunakan model

analisis etnografi James P. Spradley.

Kegiatan pengumpulan data dilakukan dengan metode introspeksi,

observasi partisipan, wawancara mendalam, dan penelusuran dokumen.

Pendekatan yang digunakan selama kegiatan pengumpulan data adalah

pendekatan emik. Validasi data dilaksanakan dengan teknik triangulasi

sumber. Teknik fotografi dan perekaman digunakan peneliti untuk membantu

pemahaman peneliti terhadap objek penelitian.

Tahap-tahap analisis data mencakup analisis domain, taksonomik,

komponensial, dan tema budaya. Kegiatan analisis data dilakukan sejak

pencarian data di lapangan sampai dengan penulisan laporan. Selain

mereferensi pada konsep-konsep yang terkait, kegiatan analisis data untuk

memahami proses-proses interaksi dan makna komunikasi dipandu dengan

teori interaksionisme simbolik George Herbert Mead, teori tindak tutur J.

Austin, dan prinsip kerja sama dalam percakapan dari Paul Grice. Dengan

penggunaan teori-teori tersebut diharapkan dapat membantu peneliti

menemukan tema-tema budaya sebagai inferensi dari penelitian ini.

Berdasarkan hasil analisis data wacana percakapan, tema budaya

atasan yang ditemukan adalah “Kejujuran yang melandasi sikap saling

mempercayai (trust) dan saling menghargai merupakan syarat mendasar

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/20601/4/Bab 1.pdf · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam tersebar di Indonesia dengan berbagai metode dan strategi. ... demikian

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

berlangsungnya kegiatan jual beli dan agar hubungan kerja sama

antarpersonal (penjual dan pembeli) yang sudah terjalin baik tetap terjaga,

stabil, dan berkelanjutan”. Tema bawahan dalam interaksi komunikatif antara

“penjual dan pembeli biasa dan pelanggan” sebagai berikut: (1) dalam

kesepakatan jual beli, pemberian potongan harga merupakan strategi ekonomi;

(2) penerimaan membeli secara “bercampur” merupakan sikap saling

membantu; (3) perbincangan hal-hal aktual untuk mempererat hubungan kerja

sama ekonomi; (4) penyerahan uang dan barang secara timbal-balik

merupakan sikap saling menghargai; (5) pemberian bonus kepada pembeli

pelanggan merupakan strategi ekonomi untuk mempertahankan hubungan

transaksi yang telah terbentuk; (6) untuk mempererat hubungan antarpersonal

dilakukan dengan menanggapi kebutuhan pelanggan secara intensif dan

memberikan penghormatan kepada pembeli yang lebih tua; (7) pemberian

keringanan dalam mencicil biaya pembelian sebagai sikap untuk menolong;

(8) pemberian hadiah berupa produk (barang) tambahan kepada pembeli

diharapkan dapat mempererat hubungan ekonomi dan terus

berkesinambungan; dan (9) nyaur-njumuk, serah nota pembelian sebelumnya

merupakan wujud sikap saling percaya, tanggung jawab, menghormati, dan

untuk menjaga keberlanjutan hubungan kemitraan ekonomi.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/20601/4/Bab 1.pdf · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam tersebar di Indonesia dengan berbagai metode dan strategi. ... demikian

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Penemuan tema-tema budaya merupakan bagian dari kebudayaan

masyarakat desa. Norma-norma atau nilai-nilai budaya yang mendasari

kegiatan ekonomi tersebut sudah berakar kuat dalam kehidupan masyarakat

tradisional. Dengan demikian, tema-tema budaya yang ditemukan dalam

penelitian ini sesungguhnya merupakan praktik-praktik budaya Jawa dari

masyarakat di Desa Kedungwungu, Kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten

Banyuwangi.

G. Metode Penelitian

a. Pendekatan dan jenis penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode

kualitatif, menurut Gogdan dan Guba pendekatan kualitatif adalah prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif (data yang dikumpulkan berupa

kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka).17

Sedangkan menurut Kirk dan

Miller penelitian kualitatif merupakan tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan

sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan terhadap

manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang lain dalam

bahasa istilahnya.

17

Lexi J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006),

h. 76

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/20601/4/Bab 1.pdf · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam tersebar di Indonesia dengan berbagai metode dan strategi. ... demikian

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Sampai dengan tahun 1960 – an, masyarakat ilmiah telah terbiasa

dengan metode–metode participant observation, in-depth interviews, dan

personal documents. Sehingga metode penelitian kualitatif dapat diartikan

sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif mengenai kata-kata lisan

maupun tertulis, dan tingkah laku yang dapat diamati dari orang–orang yang

di teliti.

Penelitian kualitatif yang berawal dari “paradigm interpretatif” yang

muncul dari ke-tidakpuas-an atau reaksi terhadap “paradigma positivist” yang

menjadi akar penelitian kuantitatif.18

Digunakannya metode kualitatif pada penelitian ini karena adanya

pertimbangan, yaitu dari perumusan masalah, yang menuntut untuk

digunakannya model kualitatif. Peneliti ingin memahami dan

mennggambarkan bagaimana tradisi malam satu Suro di Ngebel Ponorogo

serta shared identity, shared meanings of public performences, dan paradoks

dalam tradisi tersebut.

Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan tekhnik

pengumpulan data yang sesuai dengan metode penelitian kualitatif dan sesuai

dengan pendekatan yang di gunakan penulis, yaitu etnografi komunikasi.

Berikut uraian tekhnik pengumpulan data :

18

Bagong Suyanto & Sutinah, Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif Pendekatan,

(Jakarta : Prenada Media Group , 2008), hal. 166

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/20601/4/Bab 1.pdf · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam tersebar di Indonesia dengan berbagai metode dan strategi. ... demikian

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

a. Participant Observation / Pengamatan Berperan Serta

Dalam teknik ini, peneliti mengamati secara keseluruhan prosesi

dalam rangakaian acara malam satu Suro di Ngebel Ponorogo, baik secara

verbal maupun non verbal. Adapun aktifitas yang peneliti lakukan adalah,

turut serta dalam acara tersebut, namun hanya sebatas tamu atau peneliti,

bukan sebagai panita acara atau penyelenggara.

Hal ini senada dengan apa yang telah diutarakan oleh Bufford

Junker dalam Patton, bahwasanya : Peneliti dalam hal ini turut merasakan

euphoria masyarakat Ngebel dalam tradisi malam satu Suro. Dengan

demikian peneliti dapat memperoleh informasi apa saja yang dibutuhkan.

Selain itu berperan serta yang di lakukan oleh peneliti adalah :

mengikuti proses acara demi acara hingga selesai. Mengamati sekaligus

mengambil data di lapangan pada saat tradisi tersebut di gelar.

b. Depth Interview / Wawancara Mendalam

Wawancara adalah suatu bentuk percakapan yang dilakuakan

secara simultan dan tersekema rapi oleh seseorang kepada orang lain

dengan maksud dan tujuan tertentu. Wawancara sendiri merupakan teknik

komunikasi antara interviewer dengan interviewee.19

Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara kepada narasumber

terkait. Tentang makna dan dan pesan dakwah Islam apa yang terkandung

19

Ibid… hal.186

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/20601/4/Bab 1.pdf · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam tersebar di Indonesia dengan berbagai metode dan strategi. ... demikian

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

di dalam acara malam satu Suro di Ngebel Ponorogo. Peneliti melakukan

wawancara kepada :

a. Para sesepuh atau tetua

b. Tokoh agama, seperti kyai, ustadz, atau modin

c. Participant, masyarakat, dan panitia

d. Orang-orang yang memiliki kekuasaan dalam pemerintahan Ponorogo,

para pakar budayawan dan cendekiawan.

Narasumber sementara yang ada dalam list penulis adalah : Pak

Suryadi (ketua panitia), Mbah Yatni (sesepuh), Pak Hartono (panitia), Pak

Hartoyo (panitia), Pak syaiful (panitia), Pak Rofiq (tokoh agama dan

kepala KUA Ngebel) dan masyarakat sekitar Ngebel Ponorogo.

c. Telaah Dokumen

Telaah dokumen merupakan suatu teknik pengumpulan data dan

pencarian informasi melalui pencarian dan penemuan bukti-bukti.

Dokumen sangat berguna karena dapat memberikan latar belakang yang

lebih luas mengenai pokok-pokok penelitian. Dalam hal ini dokumen

diperoleh dari keterlibatan langsung di lapangan baik berupa daftar nama

masyarakat terkait, agenda kegiatan dan dokumen-dokumen lain yang

masih terkait. Adapun dokumen yang dirasa penting dalam penelitian ini

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/20601/4/Bab 1.pdf · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam tersebar di Indonesia dengan berbagai metode dan strategi. ... demikian

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

adalah semua dokumen berupa tulisan, foto-foto, bukti peninggalan

sejarah, dan lain sebagainya.

Dalam hal ini peneliti menggunakan dokumen berupa :

1. Foto – foto dari lapangan maupun non lapangan (foto tersebut milik) :

pribadi, masyarakat, pemerintah, jurnalis, masa lalu, dan masa

sekarang. Foto pada saat acara berlangsung, wawancara, dan lain

sebagainya)

2. Bukti peninggalan sejarah (berupa arca, buku atau tulisan, tradisi atau

ritual yang masih di lakukan, cerita legenda, dan lain sebagainya).

Selain itu, penulis juga membutuhkan sumber data utama. Dalam

hal ini menurut Lofland : jenis dan sumber data utama dalam penelitian

kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan

seperti dokumen dan lain-lain.20

Ada dua jenis data yang digunakan dalam

penelitian ini, yakni :

a. Data kualitatif, yaitu data yang berdasarkan pada bahan informasi atau

temuan dari obyek yang diteliti.

b. Data kuantitatif, yaitu data yang berdasarkan angka - angka atau

jumlah-jumlah yang mempunyai keterkaitan dengan permasalahan.

Adapun sumber data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah

:

20

Ibid… hal. 157

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/20601/4/Bab 1.pdf · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam tersebar di Indonesia dengan berbagai metode dan strategi. ... demikian

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

1. Data Primer

Yaitu data utama yang diperoleh melalui observasi atau

pengamatan pada obyek penelitian serta wawancara secara

langsung atau tanya jawab pada informan. Karena informan adalah

orang - orang yang benar - benar mengetahui dan memahami

kondisi yang ada pada subyek penelitian.21

Data primer tersebut adalah data deskriptif, merupakan data

utama, yaitu data yang peneliti peroleh dari lapan maupun non

lapangan. Berupa hasil wawancara, observasi, foto – foto, rekaman

video, dan lain sebagianya. Kemudian data tersebut di lanjutkan

pada tahap analisis denga melibatkan data – data lainnya.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri

pengumpulannya oleh peneliti. Data sekunder berasal dari pihak

kedua, ketiga, dan seterusnya, artinya melewati satu atau lebih

pihak yang bukan peneliti sendiri. Karena itu perlu adanya

pemeriksaan dengan ketelitiaan.22

Data sekunder dalam penelitian ini di ambil dari buku-buku,

majalah, surat kabar, tulisan (artikel, jurnal, penelitian terdahulu),

21

Ibid… hal. 132 22

Ibid… hal. 49

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/20601/4/Bab 1.pdf · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam tersebar di Indonesia dengan berbagai metode dan strategi. ... demikian

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

internet dan dokumen penunjang lainnya. Data sekunder tersebut

sebagai kepustakaan ilmiah yang berkaitan dengan fokus penelitian.

Selain itu data sekunder juga diambil dari hal – hal yang terkait

dengan dokumentasi, foto dan lain sebagainya.

b. Analisis Data

Teknik analisa data adalah cara yang dipergunakan untuk menganalisis

data yang telah diperoleh dari hasil penelitian terhadap data yang telah

terkumpul. Oleh karena itu, metode analisis data harus dipersiapkan terlebih

dahulu didalam suatu rangkaian penelitian. Dalam proses analisis data terdapat

komponen-komponen yang sangat penting dan harus dipahami dalam setiap

penelitian kualitatif.

Husaini Usman mengemukakan bahwa analisis data mencakup : data

yang masih perlu dicari, hipotesis yang perlu diuji, pertanyaan yang masih

perlu dijawab, metode apa yang harus digunakan untuk mendapatkan

informasi baru dan kesalahan apa yang perlu diperbaiki (Husaini Usman, dkk,

2004:86). Adapun komponen penting tersebut dapat dijelaskan sebagai

berikut :

1. Pengumpulan Data

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/20601/4/Bab 1.pdf · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam tersebar di Indonesia dengan berbagai metode dan strategi. ... demikian

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan

dokumentasi dicatat dalam catatan lapangan yang terdiri dari dua bagian

yaitu deskriptif dan reflektif.

Catatan deskriptif adalah catatan alami, (catatan tentang apa yang

dilihat, didengar, dirasakan dan dialami oleh peneliti tanpa adanya

pendapat dan penafsiran dari peneliti terhadap fenomena yang dialami.

Catatan reflektif adalah catatan yang berisi kesan, komentar,

pendapat, dan tafsiran peneliti tentang temuan yang dijumpai, dan

merupakan bahan rencana pengumpulan data untuk tahap berikutnya.

2. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan, penelitian,

pengabstraksian dan pentransformasian data kasar dari lapangan. Proses ini

dilakukan selama penelitian, dari awal penelitian sampai dengan akhir

penelitian (Basrowi, 2008:209).

Fungsi dari reduksi data diantaranya yaitu untuk menajamkan,

menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan

mengorganisasi sehingga interpretasi bisa ditarik.

3. Penyajian Data

Page 31: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/20601/4/Bab 1.pdf · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam tersebar di Indonesia dengan berbagai metode dan strategi. ... demikian

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang

memberi kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan pengam-bilan

tindakan (Basrowi, 2008:209).

Tujuan dari tahapan ini adalah untuk memudahkan membaca dan

menarik kesimpulan. Oleh karena itu, sajian harus tertata secara baik.

Penyajian data dapat berupa bentuk deskriptif tulisan atau kata-kata,

gambar, grafik dan tabel.

4. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi

Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian dari satu kegiatan dari

konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama

penelitian berlangsung. Makna-makna yang muncul dari data harus selalu

diuji kebenaran dan kesesuaiannya sehingga validitasnya terjamin (

Basrowi, 2008:210).

Penarikan kesimpulan dilakukan selama proses penelitian

berlangsung. Setelah data terkumpul maka selanjutnya diambil kesimpulan

sementara. Selanjutnya setelah data benar-benar lengkap maka peneliti

mengambil kesimpulan akhir.

Selama melakukan penelitian, peneliti berusaha untuk mencari

makna data yang terkumpul. Sehingga peneliti perlu mencari pola, tema,

Page 32: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/20601/4/Bab 1.pdf · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam tersebar di Indonesia dengan berbagai metode dan strategi. ... demikian

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

hubungan, persamaan, hipotesis, hal-hal yang sering timbul, dan lain

sebagainya.

Dalam proses penelitian banyak hal bisa saja terjadi, salah satunya

kesimpulan yang diperoleh bersifat tentatif, kabur dan diragukan. Namun

dengan bertambahnya data dari hasil wawancara maupun dari hasil

observasi dan dengan diperolehnya keseluruhan data hasil penelitian

sehingga kesimpulan-kesimpulan yang mulanya bersifat tentatif tersebut

harus diklarifikasikan dan diverifikasikan selama penelitian berlangsung.

H. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah dalam pemahaman tesis ini, maka penulis akan

membuat sistematika pembahasan dengan model komposisi bab berbentuk

fungsional karena lebih mempertimbangkan pada penelitian yang bersifat

kualitatif, yang di tiap satu permasalahan pokok melahirkan rincian masalah.

Penelitian ini akan dipilah menjadi beberapa bab. Bab pertama tentang

pendahuluan yang memuat keseluruhan latar belakang masalah, identifikasi dan

batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, penelitian terdahulu,

dan sistematika pembahasan.

Bab dua yaitu kajian pustaka merupakan langkah untuk menentukan apa

yang telah dilakukan penulis yang berhubungan dengan topik penelitian. Kajian

Page 33: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/20601/4/Bab 1.pdf · PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam tersebar di Indonesia dengan berbagai metode dan strategi. ... demikian

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

pustaka di sini memberikan pemahaman dan wawasan yang dibutuhkan untuk

menempatkan topik penelitian yang penulis lakukan dengan kerangka logis.

Bab tiga membahas tentang metode penelitian yang meliputi; rancangan

penelitian, proses pengumpulan data (penentuan informan, lokasi penelitian, jenis

dan sumber data, dan instrumen penelitian), teknik pengumpulan data (observasi,

wawancara mendalam, thick description serta studi dokumen), teknik analisis

data, dan penyajian hasil analisis data.

Bab empat akan membahas jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dari

rumusan masalah yang dilahirkan. Penelitian ini berangkat dari asumsi bahwa

tradisi malam satu suro di Ngebel Ponorogo adalah tradisi yang kuat dengan

nilai-nilai yang terdapat didalamnya.

Bab lima merupakan kesimpulan dari semua yang telah dicapai (penutup).

Dalam bab ini dikemukakan kesimpulan dari pembahasan pada bab-bab

sebelumnya, implikasi teoretik, keterbatasan studi yang merupakan saran-saran

perbaikan, baik bagi penulis sendiri, pembaca maupun semua pihak yang

berkepentingan, dan rekomendasi.