bab i pendahuluan a. konteks penelitian · 2020. 2. 13. · pendidikan merupakan kebutuhan yang...

45
1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat pokok dan mendasar dalam membentuk kepribadian manusia. Manusia sebagai kholifah di bumi mempunyai berbagai potensi yang harus dibimbing dan dilatih agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Melalui pendidikan, segala norma, etika dan berbagai macam pengetahuan dapat diajarkan. Oleh sebab itu, pendidikan diharapkan dapat menghasilkan manusia yang berkualitas, bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi terhadap masa yang akan datang. Bagi umat Islam menyiapkan generasi penerus yang berkualitas dan bertanggung jawab lewat upaya pendidikan itu merupakan suatu tuntutan dan keharusan, sesuai dengan firman Allah Swt dalam Q.S An-Nisa, ayat 9 : Terjemahnya: Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. 1 Suatu lembaga pendidikan dalam setiap aktifitas, diperlukan adanya kordinasi dalam setiap gerak langkah, untuk mengkordinasikan semua gerak langkah tersebut, pimpinan sekolah harus berusaha mengetahui keseluruhan 1 Tim Penyusun, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: Balai Pustaka Kemenag Indonesia, 2012), hlm, 210.

Upload: others

Post on 16-Nov-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian · 2020. 2. 13. · Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat pokok dan mendasar dalam membentuk kepribadian manusia. Manusia sebagai kholifah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat pokok dan mendasar dalam

membentuk kepribadian manusia. Manusia sebagai kholifah di bumi mempunyai

berbagai potensi yang harus dibimbing dan dilatih agar dapat tumbuh dan

berkembang dengan baik. Melalui pendidikan, segala norma, etika dan berbagai

macam pengetahuan dapat diajarkan. Oleh sebab itu, pendidikan diharapkan dapat

menghasilkan manusia yang berkualitas, bertanggung jawab dan mampu

mengantisipasi terhadap masa yang akan datang.

Bagi umat Islam menyiapkan generasi penerus yang berkualitas dan

bertanggung jawab lewat upaya pendidikan itu merupakan suatu tuntutan dan

keharusan, sesuai dengan firman Allah Swt dalam Q.S An-Nisa, ayat 9 :

Terjemahnya:

Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya

meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka

khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka

bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang

benar.1

Suatu lembaga pendidikan dalam setiap aktifitas, diperlukan adanya

kordinasi dalam setiap gerak langkah, untuk mengkordinasikan semua gerak

langkah tersebut, pimpinan sekolah harus berusaha mengetahui keseluruhan

1Tim Penyusun, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: Balai Pustaka Kemenag

Indonesia, 2012), hlm, 210.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian · 2020. 2. 13. · Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat pokok dan mendasar dalam membentuk kepribadian manusia. Manusia sebagai kholifah

2

situasi di sekolahnya dalam segala bidang. Usaha dan guru-guru untuk

mengetahui situasi lingkungan pendidikan dalam segala kegiatannya, disebut

supervisi atau pengawasan pendidikan.2

Dalam konteks sekolah sebagai suatu organisasi pendidikan, supervisi

merupakan bagian dari proses administrasi dan manajemen. Kegiatan supervisi

melengkapi fungsi-fungsi administrasi yang ada di sekolah sebagai fungsi

terakhir, yaitu penilaian terhadap semua kegiatan dalam mencapai tujuan supervisi

mempunyai peran mengoptimalkan tanggung jawab dari semua program.

Supervisi bersangkut paut dengan semua upaya penelitian yang tertuju pada

semua aspek yang merupakan faktor penentu keberhasilan. Dengan mengetahui

kondisi aspek-aspek tersebut secara rinci dan akurat, dapat diketahui dengan tepat

pula apa yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas organisasi yang

bersangkutan.

Dilihat dari kelahirannya, supervisi berasal dari dua kata Bahasa Inggris,

yaitu Super dan Vision. Super yang berarti di atas dan Vision yang berarti

melihat, dalam arti kegiatan yang dilakukan oleh atasan terhadap hal-hal yang ada

di bawahnya. Supervisi merupakan istilah yang dalam rumpun pengawasan tetapi

sifatnya lebih mengarah pada pencapaian tujuan. Di dalam kegiatan supervisi,

pelaksanaan bukan mencarai-cari kesalahan tetapi lebih banyak mengandung

unsur pembinaan, agar kondisi pekerjaan yang sedang disupervisi dapat diketahui

kekurangannya untuk dapat diberitahu bagian yang perlu diperbaiki.3

Dengan supervisi yang intensif kepada guru, secara tidak langsung peserta

didik akan kena dampaknya yaitu ikut terangkat prestasinya. Dalam uraian

tersebut. Selain itu juga supervisi membantu guru dalam melihat secara lebih jelas

dalam memahami keadaan dan kebutuhan peserta didik. Hal ini penting karena

guru memang harus mampu sejauh mungkin memenuhi kebutuhan peserta didik.

Demikian juga bantuan tersebut diberikan kepada guru agar mampu

mengidentifikasi kesulitan individu peserta didik hingga dapat merencanakan

2H. M. Daryanto. Administrasi Pendidikan, (Cet. I. Jakarta: PT. Rieneka Cipta, 1998),

hlm. 169. 3Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Supervisi, (Cet. I; Jakarta : Rineka Cipta, 2004), hlm. 2.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian · 2020. 2. 13. · Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat pokok dan mendasar dalam membentuk kepribadian manusia. Manusia sebagai kholifah

3

pembelajaran secara lebih tepat melalui analisis kebutuhan dan kondisi yang

dimiliki oleh peserta didik.4

Supervisi pendidikan, bukanlah hanya sebagai pelengkap di dalam

adminstrasi pendidikaan, akan tetapi merupakan hal yang sangat penting untuk

dilaksanakan. Tidak dapat dipungkiri bahwa ada sebagian para guru yang kurang

konsekuen dan kurang memenuhi pra syarat dalam pekerjaannya, serta rendahnya

moral guru yang dapat mengakibatkan hilangnya kewibawaan dan kaburnya

status, serta kurang terampilnya guru dalam menyampaikan pelajaran. Karena itu

sangat diperlukan pengawasan dan pembinaan yang baik. Dengan kata lain bahwa

supervisi sangat diperlukan.

Adapun beberapa alasan penulis dalam memilih judul tersebut adalah

sebagai berikut, 1). Supervisi adalah salah satu komponen yang mempunyai

peranan penting dalam pencapaian tujuan pendidikan. Dimana dalam

pelaksanaannya supervisi merupakan pelayanan, pembinaan, bimbingan serta

bantuan kepada para guru agar menjadi guru atau personal yang semakin cakap

sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu

pendidikan pada khususnya, dengan harapan agar mampu meningkatkan

efektifitas proses belajar mengajar di sekolah. 2). Melihat Peraturan Pemerintah

Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menjelaskan bahwa

pengawasan pada pendidikan formal dilakukan oleh pengawas pendidikan (pasal

39 ayat 1), sedang untuk pendidikan non formal dilakukan oleh penilik satuan

pendidikan (pasal 40 yat 1). Dan pengawas sekolah itu adalah satu fungsi penting.

3). Guru dalam proses belajar mengajar adalah memegang peranan yang sangat

penting, dengan melihat betapa sangat pentingnya guru dalam prosess belajar

mengajar, maka sangatlah perlu adanya peningkatan terhadap kemampuan

kualitas pendidikan.5

Peran supervisor dalam dunia pendidikan mempunyai fungsi yang sangat

penting demi terciptanya kualitas pendidikan dimana tugas supervisor untuk

4H. M. Daryanto, Administrasi Pendidikan (Cet. V ; Bandung : PT. Rianeka Cipta. 2008),

hlm. 170. 5Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Cet. I, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya 2002). hlm. 25.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian · 2020. 2. 13. · Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat pokok dan mendasar dalam membentuk kepribadian manusia. Manusia sebagai kholifah

4

memantau para pendidik dalam pembelajaran yang disampaikan agar dapat

bermanfaat serta mampu memotivasi peserta didik dalam menggapai hasil belajar

mereka, karena selalu diperhatikan oleh atasan kepada guru, sehingga tercipta

kualitas pembelajaran bagi guru-guru yang ada di Madrasyah Aliyah (MA) Nurul

Ikhlas Ambon.

Hasil observasi yang penulis dapatkan di Madrasyah Aliyah (MA) Nurul

Ikhlas Ambon ternyata kualitas pembelajaran bagi pendidik merupakan faktor

utama seorang supervisor kepada pendidik sehingga ada keseriusan bagi para

pendidik dalam meningkatkan proses pembelajaran bagi para peserta didik.

Dimana dalam supervisi dilakukan seminggu ±2 kali, yaitu berupa penilaian

kepada para pendidik memberikan pembelajaran di kelas kemudian memberikan

nasehat dan doa bersama pada peserta didik sebelum masuk kelas. Dengan

mengamati apa yang telah dilakukan supervisor ini mencerminkan seorang

pemimpin yang baik, dimana meninjauan para pendidik dalam melakukan

pembelajaran di kelas serta mengarahkan peserta didik dalam melakukan hal

terpuji sebelum masuk kelas.6 Beranjak dari fenomena di atas, maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul “Peran Kepala Madrasah

Sebagai Supervisor Pendidikan Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran

Aqidah Akhlak di Madrasah Aliyah (MA) Nurul Ikhlas Ambon”.

B. Fokus Penelitian

Adapun fokus dalam penelitian ini adalah berkaitan dengan supervisor

pendidikan dan kualitas pembelajaran Aqidah Akhlak.

C. Rumusan Masalah

Dari gambaran latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah

pokok sebagai berikut;

1. Bagaimana kualitas pembelajaran aqidah akhlak di Madrasah Aliyah (MA)

Nurul Ikhlas Ambon ?

6Observasi di MA Nurul Ikhlas Ambon, Tanggal 30 November 2016.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian · 2020. 2. 13. · Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat pokok dan mendasar dalam membentuk kepribadian manusia. Manusia sebagai kholifah

5

2. Bagaimana peran kepala Madrasah sebagai supervisor pendidikan dalam

meningkatkan kualitas pembelajaran di Madrasah Aliyah (MA) Nurul

Ikhlas Ambon ?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan

sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui kualitas pembelajaran aqidah akhlak di Madrasah

Aliyah (MA) Nurul Ikhlas Ambon.

2. Untuk mengetahui peran kepala Madrasah sebagai supervisor

pendidikan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di Madrasah

Aliyah (MA) Nurul Ikhlas Ambon.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian · 2020. 2. 13. · Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat pokok dan mendasar dalam membentuk kepribadian manusia. Manusia sebagai kholifah

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

1. Konsep Dasar Supervisi

a. Pengertian Supervisi

Dilihat dari sudut etimologi “supervisi” berasal dari kata “super” dan

“vision” yang masing- masing kata itu berarti atas dan penglihatan. Jadi secara

etimologis supervisi berarti penglihatan dari atas. Istilah “melihat” dalam

hubungannya dengan masalah supervisi searti dengan “menilik”, “mengontrol”,

“mengawasi”. Hal ini dapat diartikan bahwa kegiatan supervisi dilakukan oleh

atasan kepada bawahan.7

Sedangkan dari segi istilah atau secara terminologi, telah banyak

dirumuskan oleh para ahli tentang arti yang terkandung dalam istilah supervisi.

1) P. Adams dan Frank G, Dickey : Supervisi adalah program yang berencana

untuk memperbaiki hal belajar dan mengajar. Program itu dapat berhasil

bila supervisor memiliki ketrampilan (skill) dan cara kerja yang efisien

dalam kerjasama dengan orang lain (pendidik dan petugas lainya).

2) Dalam “Dictionary of Education”, Good Carter, memberi pengertian

supervisi sebagai berikut (terjemahan bebas): Supervisi adalah usaha dari

petugas-petugas sekolah dalam memimpin pendidik dan petugas-petugas

lainya, dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulir, mrnyeleksi

pertumbuhan jabatan dan perkembangan pendidik dan merevisi tujuan-

ujuan pendidikan, bahan-bahan pengejaran dan metode mengajar dan

evaluasi pengajaran.

3) Boardman: Supervisi adalah suatu usaha menstimulir, mengkoordinir, dan

membimbing secara berlanjut pertumbuhan pendidik baik secara pribadi

maupun kelompok agar lebih memahami dan lebih efektif dalam

mewujudkan seluruh fungsi pengajaran.8

7Piet A. Sahertian, Konsep Dasar Dan Teknik Supervisi Pendidikan, (Cet. I, Jakarta; Rineka

Cipta, 2000), hlm. 19. 8Ibid., hlm. 18.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian · 2020. 2. 13. · Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat pokok dan mendasar dalam membentuk kepribadian manusia. Manusia sebagai kholifah

7

Dari pengertian di atas dapat dikemukakan tiga hal penting perlu dipahami

dan diperhatikan bahwa :

1) Supervisi hanya merupakan dan sebatas pemberian bantuan, berarti

pendidik sendiri yang harus menjadi pemeran utama dan aktif, sedangkan

supervisor sebagai pemeran pembantu.

2) Supervisi berorientasi dan berfokus pada pengembangan dan peningkatan

kemampuan profesional unjuk kerja pendidik.

3) Supervisi tidak menilai atau mencari kesalahan, tetapi untuk memperbaiki

kelemahan/kekurangan, dan yang utama adalah untuk menumbuh

kembangkan keterampilan-keterampilan baru sehingga memenuhi

kualifikasi untukmenjadi pendidik profesional.9

Ada bermacam-macam tanggapan tentang fungsi supervisi sesuai dengan

definisi yang telah dikemukakan, namun ada suatu general agreement bahwa

peranan utama dari supervisi adalah ditunjukkan kepada “perbaikan pengajaran”.

Semakin jauh pembahasan tentang supervisi makin nampak bahwa kunci

supervisi bukan hanya membicarakan perbaikan itu sendiri, melainkan supervisi

yang diberikan kepada pendidik, menurut T.H Briggs juga merupakan alat untuk

mengkoordinasi, menstimulasi dan mengarahkan pertumbuhan pendidik. Di sini

nampak dengan jelas implikasi perubahan-perubahan masyarakat yang membawa

konsekuensi dalam cara mengatur langkah-langkah perbaikan pengajaran.

b. Kepala Madrasah Sebagai Supervisor Pembelajaran

Kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan yang memiliki peranan sangat

besar dalam pengembangan mutu pendidikan di sekolah. Oleh karena itu kepala

Madrasah harus mempunyai kepribadian, sifat-sifat dan kemampuan serta

keterampilan-keterampilan untuk memimpin sebuah lembaga pendidikan.

Disamping itu, Donni J. Priansa dan R. Somad mengatakan Kepemimpinan kepala

Madrasah yang efektif adalah kepemimpinan yang mampu memberdayakan

seluruh potensi yang ada di Madrasah dengan optimal, sehingga pendidik, staf,

dan pegawai lainnya merasa ikut terlibat dalam pencapaian tujuan dan sasaran

9Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Cet. I, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya 2002). hlm. 25.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian · 2020. 2. 13. · Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat pokok dan mendasar dalam membentuk kepribadian manusia. Manusia sebagai kholifah

8

yang telah ditetapkan oleh Madrasah, dan juga memberikan kepuasan inspirasi

dan teladan yang baik bagi stakeholders.10

Olehnya itu supervisi pembelajaran bagi kepala Madrasah ialah kegiatan-

kegiatan pengawasan yang ditujukan memperbaiki kondisi-kondisi, baik personil

maupun material yang memungkinkan terciptanya situasi belajar mengajar yang

lebih baik demi tercapainya tujuan pendidikan.11

Dalam hal ini kepala Madrasah bertugas memberikan bimbingan, bantuan,

pengawasan dan penilaian pada masalah-masalah yang berhubungan dengan

teknis penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan dan pembelajaran yang

berupa perbaikan program dan kegiatan pendidikan pembelajaran untuk dapat

menciptakan situasi belajar mengajar. Tugas ini antara lain :

a. Membimbing pendidik agar mereka dapat memahami secara jelas tujuan-

tujuan pendidikan pengajaran yang hendak dicapai dan hubungan antara

aktivitas pembelajaran dengan tujuan-tujuan.

b. Membimbing pendidik agar mereka dapat memahami lebih jelas tentang

persoalan-persoalan dan kebutuhan kebutuhan peserta didik.

c. Menyeleksi dan memberikan tugas-tugas yang paling cocok bagi setiap

pendidik sesuai dengan minat, kemampuan bakat masing-masing dan

selanjutnya mendorong mereka untuk terus mengembangkan minat, bakat dan

kemampuannya.

d. Memberikan penilaian terhadap prestasi kerja Madrasah berdasarkan standar-

standar sejauh mana tujuan Madrasah itu telah dicapai.12

Sehingga program supervisi bagi kepala Madrasah dalam pembelajaran

adalah rincian kegiatan yang akan dilakukan untuk memperbaiki dan

meningkatkan mutu proses dan hasil belajar. Kegiatan tersebut menggambarkan

hal- hal apa yang akan dilakukan, bagaimana melakukannya, fasilitas apa yang

akan diperlukan, kapan dilakukan dan cara untuk mengetahui berhasil tidaknya

10

Priansa, D.J & Somad, R. Manajemen Supervisi Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah,

(Bandung: Alfabeta, 2014), hlm.186. 11

Ibid. 12

Dirawat, dkk, Pengantar Kepemimpinan Pendidikan, (Cet. II, Surabaya: Usaha Nasional

1986), hlm. 31

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian · 2020. 2. 13. · Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat pokok dan mendasar dalam membentuk kepribadian manusia. Manusia sebagai kholifah

9

usaha yang dilakukan itu. Sehingga program supervisi kepala Madrasah terdiri

atas, 1). Rencana pelaksanaan pembelajaran, 2). Pengembangan materi

pembelajaran, 3). Meningkatkan materi pembelajaran, 4). Meningkatkan metode

pembelajaran, 5). Meningkatkan model-model pembelajaran, 6). Pelaksanaan

pembelajaran, 7). Mengamati pendidik dalam proses belajar mengajar di kelas, 8).

Mengevaluasi pendidik saat kegiatan belajar mengajar, dan 9). Menambahkan

referensi buku di perpustakaan.13

c. Prinsip-Prinsip Supervisi Pendidikan

Seorang pimpinan pendidikan yang berfungsi sebagai supervisor dalam

melaksanakan tugasnya hendaknya bertumpu pada prinsip-prinsip supervisi:

1) Ilmiah (Secientific) yang mencakup unsur-unsur:

a) Sistematika artinya dilaksanakan secara teratur, berencana dan kontinyu

b) Obyektif artinya data yang didapat pada observasi yang nyata bukan

tafsiran pribadi.

c) Menggunakan alat (instrumen) yang dapat memberi informasi sebagai

umpan balik untuk mengadakan penilaian terhadap proses belajar

mengajar.

2) Demokratis, yaitu menjnjung tinggi asas musyawarah, memiliki jiwa

kekeluargaan yang kuat serta sanggup menerima pendapat orang lain.

3) Koopertif, seluruh staf dapat bekerja bersama, mengembangkan usaha

bersama dalam menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih baik.

4) Konstruktif, dan kreatif yaitu membina inisiatif guru serta mendorongnya

untuk aktif menciptakan suasana dimana setiap orang merasa aman dan dapat

menggunakan potensi-potensinya.14

Dengan prinsip-prinsip tersebut, diharapkan sikap para pemimpin

pendidikan tidak lagi memaksa bawahannya, menakuti, melumpuhkan semangat

dan kreatifitas guru dan stafnya, akan tetapi sealiknya, yaitu menumbuh

kembangkan semangat dan kreatifitasnya dan dapat menciptakan situasi dan

13

Misra, Pelaksanaan Program Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Guru-Guru, (Jurnal,

Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Untan, Pontianak, 2013 Vol.XXIV). 14

Dirawat, dkk, Pengantar Kepemimpinan Pendidikan, (Cet. II, Surabaya: Usaha Nasional

1986), hlm. 31.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian · 2020. 2. 13. · Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat pokok dan mendasar dalam membentuk kepribadian manusia. Manusia sebagai kholifah

10

relasi, dimana seseorang merasa aman dan tenang dalam mengembangkan

potensinya.

d. Macam Supervisi Pendidikan

Tujuan umum Supervisi adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan

kepada pendidik dan staf personil tersebut mampu meningkatkan kwalitas

kinerjanya, dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab dalam melaksanakan

proses belajar mengajar. Sasaran supervisi ditinjau dari objek yang disupervisi,

yaitu terfokus pada supervisi akademik.

Supervisi akademik menitikberatkan pengamatan supervisor pada masalah-

masalah akademik, yaitu hal-hal yang berlangsung berada dalam lingkungan

kegiatan pembelajaran pada waktu peserta didik sedang dalam proses

mempelajari sesuatu. Supervisi akademik adalah menilai dan membina guru

dalam rangka meningkatkan kualitas proses pembelajaran agar diperoleh hasil

belajar peserta didik yang lebih optimal. Tujuan supervisi akademik yang

dilakasanakan oleh supervisor Madrasah adalah meningkatkan kemampuan

profesional pendidik dalam merencanakan dan melaksanakan proses

pembelajaran. Oleh sesbab itu maka sasaran supervisi akademik adalah pendidik

dalam proses pembelajaran.

Dalam melaksanakan supervisi terhadap hal-hal di atas, seorang supervisor

dituntut melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan standar nasional pendidikan

yang meliputi delapan komponen, yaitu : (a) standar isi, (b) standar kompetensi

lulusan, (c) standar proses, (d) standar pendidikan dan tenaga kependidikan, (e)

standar saran dan prasarana, (f) standar pengelolaan, (g) standar pembiayaan, dan

(h) standar penilaian.15

Tujuan supervisi terhadap kedelapan aspek tersebut adalah

agar sekolah terakreditasi dengan baik dan dapat memenuhi standar nasional

pendidikan.

Sedangkan yang dimaksud dengan supervisi pengajaran ialah kegiatan-

kegiatan pengawasan yang ditujukan memperbaiki kondisi-kondisi, baik personil

15

PP. RI., Nomor 19 Tahun 2005, Tentang Standar Nasional Pendidikan Nasional.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian · 2020. 2. 13. · Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat pokok dan mendasar dalam membentuk kepribadian manusia. Manusia sebagai kholifah

11

maupun material yang memungkinkan terciptanya situasi belajar mengajar yang

lebih baik demi tercapainya tujuan pendidikan.16

e. Teknik-Teknik Supervisi Pendidikan

Teknik adalah suatu cara dalam melaksanakan suatu kegiatan untuk

mencapai tujuan tertentu. Suatu teknik terdiri dari berbagai kegiatan yang teratur

dan beraturan atas dasar ketentuan-ketentuan yang berlaku. Teknik hanya

merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan, dan bukan merupakan tujuan.

Sebelum melangkah lebih jauh dalam membahas teknik supervisi

pendidikan, terlebih dahulu penulis jelaskan tentang fungsi dari teknik supervisi

itu sendiri.17

Fungsi teknik adalah sebagai komunikasi dan alat untuk mencapai

tujuan, yakni untuk mengkomunikasikan sesuatu dari supervisor kepada orang

yang disupevisi sebagai bantuan, bimbingan dan dorongan. Makin baik cara-cara

berkomunikasi yang dilaksanakan, makin besar kemungkinan tujuan dapat

tercapai. Dengan kata lain, makin tinggi penguasaan teknik-teknik supervisi,

makin besar pula kemungkinan keberhasilannya.

Banyak sekali teknik-teknik yang dikemukakan para ahli. Dalam

pemahaman ini penulis akan paparkan beberapa teknik supervisi pendidikan.

Adapun teknik-teknik tersebut adalah sebagai berikut :

a) Teknik yang Bersifat Individual

Yaitu cara-cara pelaksanaan bimbingan dan komunikasi terhadap

perorangan. Adapun yang termasuk dalam teknik ini antara lain :

1) Kunjungan kelas

Yaitu kunjungan yang dilakukan oleh kepala sekolah ke dalam kelas,

dimana guru-guru dalam pemecahan masalah.18

Adapun yang menjadi tujuan

percakapan pribadi adalah

a) Untuk saling mengenal lebih baik lagi, yaitu sebagai pribadi dan sebagai

sesama petugas profesional.

16

Ibid. 17

Wahyudi, Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 63. 18

Priansa, & Somad, R. Manajemen Supervisi Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah,

(Bandung : Alfabeta, 2014), hlm.186.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian · 2020. 2. 13. · Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat pokok dan mendasar dalam membentuk kepribadian manusia. Manusia sebagai kholifah

12

b) Untuk membantu pendidik mengenal dirinya, dengan adanya percakapan

(dialog), supervisor membantu guru untuk menyadari kemampuan dan

kekurangannya.

c) Membantu pendidik untuk menempatkan dirinya dlam profesi sebagai

anggota yang bernilai.

d) Mengembangkan sikap percaya diri pada para pendidik, sehingga

menimbulkan sikap optimis dan harapan-harapan positif.19

2) Kunjungan Observasa

Pendidik dari satu sekolah sengaja ditugaskan untuk melihat mengamati

seorang pendidik yang sedang mendemonstrasikan cara-cara mengajar suatu mata

pelajaran tertentu. Kunjungan observasi dapat dilakukan di Madrasah sendiri atau

dengan mengadakan kunjungan ke Madrasah lain. Sebagai demonstran dapat

ditunjukkan seorang pendidik dari Madrasah sendiri atau Madrasah lain yang

dianggap memiliki kecakapan atau keterampilan mengajar sesuai dengan tujuan

kunjungan kelas yang diadakan, atau lebih baik lagi jika sebagai demonstran

tersebut adalah supervisor itu sendiri yaitu kepala Madrasah

3) Membimbing pendidik tentang cara mempelajari peserta didik

Banyak masalah yang dialami pendidik dalam mengatasi kesulitankesulitan

belajar peserta didik. Misalnya peserta didik yang lamban dalam belajar tidak

dapat memusatkan perhatian peserta didik yang nakal, peserta didik yang

mengalami perasaan rendah diri dan kurang dapat bergaul dengan teman-

temannya. Meskipun beberapa Madrasah atau sekolah mungkin telah dibentuk

bagian bimbingan dan konseling, masalah-masalah yang sering timbul didalam

kelas yang disebabkan oleh peserta didik itu sendiri dari pada diserahkan kepada

pendidik bimbingan dan konselor yang mungkin akan memakan waktu yang lebih

lama untuk mengatasinya.20

19

Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: Anggota IKAPI, 2009),

hlm. 106. 20

Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2012), hlm. 121.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian · 2020. 2. 13. · Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat pokok dan mendasar dalam membentuk kepribadian manusia. Manusia sebagai kholifah

13

b) Teknik yang Bersifat Kelompok

Yaitu suatu teknik yang digunakan untuk dilaksanakan secara bersama-sama

oleh supevisor dengan sejumlah pendidik dalam satu kelompok. Teknik-teknik

tersebut sebagai berikut:

a) Orientasi Bagi Pendidik

Yaitu suatu upaya yang bertujuan mengatur pendidik untuk memasuki

suasana kerja yang baru, tetapi hal ini tidak berlku pada pendidik baru saja,

melainkan untuk seluruh staf pendidik: Adapun orientasi tersebut antara lain:

1) Orientasi personal, yaitu pengenalan terhadap personal pendidik dan

petugas-petugas sekolah lainya

2) Orientasi terhadap program sekolah, yang juga termasuk rencana-rencana

dan dokumen lain.

3) Orientasi terhadap fasilitas, baik sarana maupun prasarana sekolah.

b) Rapat Staf

Rapat staf ada yang menyebutnya sebagai kegiatan rapat guru atau rapat di

sekolah, maksudnya adalah sama yaitu pertemuan antara stafsekolah, tertama para

guru untuk mengembangkan dan meningkatkan proses belajar mengajar. Rapat ini

memamang banyak jenisnya, baik dilihat dari sifat, jenis kegiatan, tujuan maupun

dari orang-orang yang menghadirinya.

Akan tetapi yang dibicarakan disini adalah “staf meeting guru” yaitu rapat

para guru dalam sekolah yang dihadiri oleh seluruh atau sebagian guru dan

stafnya di sekolah. Adapun tujuan umum diadakannya rapat staf atau rapat guru

disuatu sekolah adalah :

a) Menyatukan pandangan-pandangan guru tentang konsep umum, maka

pendidikan dan fungsi sekolah dalam pencapaian tujuan pendidikan yang

menjadi tanggung jawab bersama.

b) Mendorong para guru untuk melaksanakan tugas-tugasnya sebaik-

sebaiknya dan mendorong pertumbuhan mereka.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian · 2020. 2. 13. · Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat pokok dan mendasar dalam membentuk kepribadian manusia. Manusia sebagai kholifah

14

c) Menyatukan pendapat tentang metode-metode kerja yang akan membawa

mereka bersama ke arah pencapaian tujuan pendidikan.21

Jenis-jenis rapat guru atau rapat sekolah ditinjau dari waktu

penyelenggaraan nya adalah:

a) Rapat reguler (teratur) yang diadakan pada waktu tertentu secara teratur

berdasarkan rencana.

b) Rapat okasional ( sewaktu tertentu) yang diadakan tidak menurut jadwal,

tetapi menurut keperluan.

c) Rapat darurat (emergenci), yang diadakan secara tiba-tiba arena keadaan

yang mendadak.

c) Teknik-Teknik Peningkatan

Dalam usaha peningkatan ini, guru yng disupervisi harus aktif dalam

menentukan keberhasilannya. Untuk meningkatkan kemampuan para guru, dapat

ditempuh dengan berbagai cara antara lain :

a) Penataran

Sebutan yang lain adalah kursus , Up grading dan in-service educatio. Pada

dasarnya semuanya mempunyai maksud yang sama, yaitu untuk

meningkatkan efesiensi dan produktifitas dalam melakukan tugas tertentu.

Dalam mengikuti kegiatan diatas, ada dua tujuan, yaitu :

1) Sebagai penyegaran , yaitu suatu upaya untuk menyegarkan kembali dari

suatu kegiatan rutinitas kesituasi yang lebih menggairahkan.

2) Sebagai usaha peningkatan pengetahuan, ketrampilan dengan mengubah

sikap tertentu, sehingga terlihat adanya peningkatan profesi guru.22

b) Diskusi

Yaitu suatu kegiatan dimana sekelompok orang berkumpul, bertatap muka dan

bermusyawarah (bertukar informasi) untuk mencapai suatu keputusan tentang

masalah yang berkaitan dengan belajar mengajar. Pertemuan yang seperti ini

dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan dan ketrampilan guru. Jenis

diskusi ini banyak sekali macamnya. Dalam hal ini dapat dibagi menjadi dua,

21

Cunningham William G and Paula A Cordeiro. Educational Leadership, A Problem

Based Approach, (Boston: Pearson Education, 2003), hlm. 126. 22

Prasetya, Filsafat pendidikan, (Cet. II ; Jakarta : Pustaka Setia, 2000), hlm. 13.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian · 2020. 2. 13. · Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat pokok dan mendasar dalam membentuk kepribadian manusia. Manusia sebagai kholifah

15

yaitu diskusi yang bersifat informal yang berupa tukar menukar pengalaman

sesama guru, sedangkan diskusi yang bersifat formal seperti seminar dan

sebagainya.23

2. Kualitas Pendidikan

a. Pengetian Kualitas Pendidikan

Istilah kualitas berasal dari bahasa Inggris quality dan sepadan dengan kata

“mutu” dalam bahasa Indonesia, merupakan istilah yang sangat familiar dalam

kehidupan sehari-hari. Secara umum kualitas dapat diartikan “mutu” yaitu

gambaran yang menjelaskan mengenai baik buruknya hasil yang dicapai para

peserta didik dalam proses pendidikan yang sedang dilaksanakan. Dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia disebutkan pula bahwa kualitas memiliki arti tingkat baik

buruknya suatu kadar, derajat, taraf, atau mutu di suatu.24

Sesuai dengan arti kata

di atas secara substantif, menurut Sanusi Uwes mutu itu mengandung dua hal,

pertama sifat dan kedua taraf. Sifat adalah suatu yang menerangkan keadaan

benda, sedangkan taraf adalah suatu menunjukan kedudukan dalam suatu skala.25

Sedangkan secara umum mutu adalah gambaran dan karateristik yang menyeluruh

dari barang atau jasa yang menunjukan kemampuannya di dalam memuaskan

kebutuhan yang dihadapkan atau tersirat.26

Selaras dengan kutipan di atas

Nurhasan juga berpendapat bahwa mutu dapat diartikan kualitas, suatu ganbaran

yang menjelaskan mengenai baik buruknya hasil yang dicapai suatu atau

seseorang dalam melakukan suatu proses.27

Adapun definisi mutu menurut Armai Arif adalah usaha yang dilakukan

oleh seseorang, lembaga (institusi) atau organisasi dalam upaya menyempurnakan

23

Subari, Supervisi Pendidikan dalam Rangka Situasi Belajar, (Jakarta : Bumi Aksara,

1994), hlm. 1. 24

Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), hlm. 603. 25

Uwes, Manajemen Pengembangan Mutu Dosen, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999),

hlm. 27. 26

Umaidi, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, (Jakarta: Dirjen Depdiknas,

2001), hlm. 26. 27

Narhasan, Konversi Nasional Pendidikan Indonesia Kurikulum Untuk Abad Ke-21,

(Jakarta: PT Grafindo, 1994), hlm. 390.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian · 2020. 2. 13. · Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat pokok dan mendasar dalam membentuk kepribadian manusia. Manusia sebagai kholifah

16

suatu produk, agar produk tersebut bernilai fungsional dan efisien.28

Jadi mutu

merupakan orientasi utama dari suatu produk sejauhmana suatu produk memenuhi

kriteria, standar atau rujukan.

Dengan demikian dari berbagai pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

mutu/kualitas adalah tingkatan atau kadar suatu, baik berupa benda, manusia atau

yang ainnya. Sedangkan dilihat dari tingkatannya, ada kualitas nomor satu, dua

dan selanjutnya. Adapun dari sisi kadar, dapat dikatakan kualitas baik, kualitas

sedang, kualitas rendah dan sebagainya.

Korelasi mutu dengan pendidikan, sebagaimana pengertian yang

dikemukakan oleh Dzaujak Ahmad dalam Armai Arif bahwa mutu pendidikan

adalah kemampuan sekolah dalam pengelolaan secara operasional dan efisien

tehadap komponen-komponen yang berkaitan dengan sekolah sehingga

menghasilkan nilai tambah terhadap komponen tersebut menurut norma atau

standar yang berlaku.29

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bicara pendidikan

bukanlah upaya sederhana, melainkan suatu kegiatan dinamis dan penuh

tantangan. Pendidikan selalu berubah seiring dengan perubahan zaman. Oleh

karena itu, pendidikan senantiasa memerlukan upaya perbaikan dan peningkatan

mutu sejalan dengan semakin tingginya kebutuhan dan tuntunan kehidupan

masyarakat.

b. Indikator Kualitas Pendidikan

Indikator atau kriteria yang dapat dijadikan tolok ukur kualitas pendidikan

yaitu:

1) Hasil akhir pendidikan

2) Hasil langsung pendidikan, hasil langsung inilah yang dipakai sebagai titik

tolak pengukuran mutu pendidikan suatu lembaga pendidikan. Misalnya tes

tertulis, daftar cek, anekdot, skala rating, dan skala sikap.

3) Proses pendidikan

4) Instrumen input, yaitu alat berinteraksi dengan raw input (peserta didik)

28

Armai Arif, Reformulasi Pendidikan Islam, (Jakarta: CRSD PRESS, 2005), hlm. 22. 29

Ibid., hlm. 24.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian · 2020. 2. 13. · Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat pokok dan mendasar dalam membentuk kepribadian manusia. Manusia sebagai kholifah

17

5) Raw input dan lingkungan.30

Konteks pendidikan, pengertian kualitas dalam hal ini mengacu pada

konteks hasil pendidikan mengacu pada prestasi yang dicapai oleh sekolah pada

setiap kurun waktu tertentu setiap catur wulan, semester, setahun, 5 tahun dan

sebagainya). Prestasi yang dicapai dapat berupa hasil test kemampuan akademis

(misalnya ulangan umum, UN, dan lain-lain), dapat pula prestasi di bidang lain

misalnya dalam cabang olah raga atau seni. Bahkan prestasi sekolah dapat berupa

kondisi yang tidak dapat dipegang intangible seperti suasana disiplin. Keakraban,

saling menghormati dan sebagainya.

Proses pendidikan yang bermutu terlibat berbagai input, seperti: bahan ajar

(kognitif, afektif, atau psikomotorik), metodologi (bervariasi sesuai kemampuan

guru), sarana sekolah dukungan administrasi dan sarana prasarana, dan sumber

daya lainnya serta penciptaan suasana yang kondusif. Manajemen sekolah,

dukungan kelas mensingkrongkan berbagai input tersebut atau mensinergikan

semua komponen dalam interaksi (proses) belajar mengajar baik antara guru,

peserta didik dan sarana pendukung di kelas maupun di luar kelas, baik konteks

kurikuler maupun ekstra kurikuler, baik dalam lingkup substansi yang akademis

maupun yang non akademis dalam suasana mendukung proses pembelajaran.

Antara proses dan pendidikan yang bermutu saling berhubungan, akan tetapi

agar proses itu tidak salah arah, maka mutu dalam arti hasil output harus

dirumuskan terlebih dahulu oleh sekolah, dan jelas target yang akan dicapai untuk

setiap tahun kurun waktu tertentu. Berbagai input dan proses harus selalu

mengacu pada mutu hasil output yang ingin dicapai.

Adapun instrumental input, yaitu alat berinteraksi dengan raw input (siswa)

seperti guru yang harus memiliki komitmen yang tinggi dan total serta kesadaran

untuk berubah dan mau berubah untuk maju, menguasai ajar dan metode

mengajar yang tepat, kreatif, dengan ide dan gagasan baru tentang cara mengajar

maupun materi ajar, membangun kenerja dan disiplin diri yang baik dan

30

Nurhasan, Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia, Kurikulum Untuk Abad 21,

Indikator Cara Pengukuran Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Pendidikan, (Jakarta,

Sindo, 1994), hlm. 390.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian · 2020. 2. 13. · Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat pokok dan mendasar dalam membentuk kepribadian manusia. Manusia sebagai kholifah

18

mempunyai sikap positif dan antusias terhadap peserta didik, bahwa mereka mau

diajar dan mau belajar. Kemudian sarana dan prasarana belajar harus tersedia

dalam kondisi layak pakai, bervariasi sesuai kebutuhan, alat peraga sesuai dengan

kebutuhan, media belajar disiapkan sesuai kebutuhan. Biaya pendidikan dengan

sumber dana, budgeting, kontrol dengan pembukuan yang jelas. Kurikulum yang

memuat pokok-pokok materi ajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran,

realistik, sesuai dengan fenomena kehidupan yang sedang dihadapi. Tidak kalah

penting metode mengajar pun harus dipilih secara variatif, disesuaikan dengan

keadaan, artinya guru harus menguasai berbagai metode.

Begitu pula dengan raw input dan lingkungan, yaitu peserta didik itu

sendiri. Dukungan orang tua dalam hal ini memiliki kepedulian terhadap

penyelenggaraan pendidikan, selalu mengingatkan dan peduli pada proses belajar

anak di rumah maupun di sekolah.

c. Langkah-Langkah Peningkatan Kualitas Pendidikan

Upaya perbaikan pada lembaga pendidikan tidak sederhana yang dipikirkan

karena butuh perbaikan yang berkelanjutan, berikut ini langkah-langkah dalam

meningkatkan mutu pendidikan yaitu melalui kurikulum adalah instrumen

pendidikan yang sangat penting dan strategis dalam menata pengalaman belajar

peserta didik, dalam meletakkan landasan-landasan pengetahuan, nilai,

keterampilan,dan keahlian, dan dalam membentuk atribut kapasitas yang

diperlukan untuk menghadapi perubahan-perubahan sosial yang terjadi. Saat ini,

memang telah dilakukan upaya-upaya untuk semakin meningkatkan relevansi

kurikulum dengan melakukan revisi dan uji coba kurikulum berbasis kompetensi

(KBK). Kurikulum uji coba tersebut didasarkan pada pendekatan yaitu:

1) Pengasaan aspek kognitif dalam bentuk kemampuan

2) Penguasaan aspek afektif yang lebih komprehensif, dan

3) Penguasaan aspek keterampilan dalam bentuk kapasitas profesional.

Kompetensi itu hendaknya dapat membentuk suatu kapasitas yang utuh dan

komprehensif sehingga tidak diredusir menjadi keterampilan siap pakai. Michael,

dan Charles Quengly, mengemukakan kompetensi yang berada dalam suatu

keutuhan dan komprehensif dengan kapasitas lainnya. Kompetensi mensyaratkan

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian · 2020. 2. 13. · Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat pokok dan mendasar dalam membentuk kepribadian manusia. Manusia sebagai kholifah

19

tiga elemen dasar yaitu basic, knowledge, skill ( intellectual skill, participation

skill), and disposition. Melalui proses pembelajaran yang efektif, dari tiga elemen

dasar ini dapat dibentuk kompetensi dan komitmen untuk setiap keputusan yang

diambil. Kapasitas ini harus menjadi muatan utama kurikulum dan menjadi

landasan bagi pengembangan proses pembelajaran dalam rangka pembentukan

kompetensi.31

d. Peran Pendidik dalam Proses Pembelajaran

Sejak dulu dan sampai sekarang pendidik menjadi panutan masyarakat.

Pendidik tidak hanya diperlukan oleh peserta didik di ruang kelas, tetapi juga

diperlukan oleh masyarakat lingkungannya. Dalam menyelesaikan aneka ragam

permasalahan yang dihadapi masyarakat. Tampaknya masyarakat mendukung

pendidik pada tempat etrhormat dalam kehidupan masyarakat, yakni di depan

memberi suri tauladan, di tengah-tengah membangun dan dibelakang memberikan

dorongan dan motivasi.32

Dengan keprcayaan yang diberikan masyarakat, maka

dipundak pendidik diiberikan tigas yang berat. Namun lebih berat lagi

mengemban tanggung jawab, sebab tanggung jawab itu hanya terbatas di

lingkungan pendidikan tetapi jiga di luar pendidikan. Pembinaan yang harus

diberikan pendidik tidak hanya secara kelompok tetapi juga secara individual. Hal

ini menuntut pendidik agar selalu memperhatikan sikap, tingkah laku dan

perbuatan peserta didiknya tidak hanya di sekolah maupun di luar sekolah.

Peranan pendidik dalam proses belajar mengajar meliputi banyak hal,

Sadirman AM menjelaskan bahwa peranan pendidik sebagai informator,

organisator, motivator, pengarah, inisiator, transmitter, fasilitator, mediator,

evaluator.33

Sedangkan Piet A. Sahertian mengutip pendapat Watten B,

menjelaskan peranan pendidik sebagai tokoh terhormat dalam masyarakat, penilai,

seorang sumber, membantu, wasit, detektif, objek identitas, penyangga rasa takut,

31

Michael, dan Charles Quengly, Langkah-Langkah Peningkatan Mutu Pendidikan,

http://tukimendotcom.wordpress.com/2013/01/06/Langkah-Langkah-Peningkatan-Mutu-

Pendidikan/. Artikel diakses pada tanggal 09 Oktober 2016. 32

Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 1990),

hlm. 7-8. 33

Sadiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2003), hlm. 144-146.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian · 2020. 2. 13. · Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat pokok dan mendasar dalam membentuk kepribadian manusia. Manusia sebagai kholifah

20

orang yang menolong memahami diri, pemimpin kelompok, orang tua/wali orang

yang membina dan memberi layanan, kawan sekerja dan membawa rasa kasih

sayang.34

Menurut Mulyasa dalam Abd. Rahman Getteng, pendidik harus memacu

diri dalam pembelajaran, dengan memberikan kemudahan belajar bagi seluruh

peserta didik agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal, dan

menyenangkan, dengan memposisikan diri sebagai berikut:

a. Orang tua yang penuh kasih sayang pada peserta didiknya

b. Teman, tempat mengadu, dan mengutarakan perasaan bagi para peserta

didik

c. Fasilitator yang selalu siap memberikan kemudahan, dan melayani peserta

didik sesuai minat, dan pendidik sebagai model

d. Kemampuan dan bakatnya

e. Memberikan sumbangan pemikiran kepada orang tua untuk dapat

mengetahui permasalahan yang dihadapi anak dan memberikan saran

pecahannya,

f. Memupuk rasa percaya diri, berani dan bertanggung jawab,

g. Membiasakan peserta didik untuk saling berhubungan dengan orang lain

secara wajar,

h. Mengembangkan proses sosialisasi yang wajar antara peserta didik, orang

lain, dan lingkungan

i. Mengembangkan kreativitas

j. Menjadi pembantu ketika diperlukan.35

e. Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Pembelajaran Aqidah Akhlak

Dalam suatu pembelajaran banyak hal atau faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi kualitas pengajaran deorang pendidik, karenanya untuk

menjadikan proses pengajaran yang dilakukan menjadi kualitas seyogyanya harus

ditunjang dengan sebaik-baiknya dan selengkap-lengkapnya agar proses belajar

34

Piet A. Sahertian, Profil Pendidik Profesional, (Jakarta: Andi Ofsit, 1994), hlm. 14. 35

Abd. Rahman Getteng, Menuju Guru Profesional dan Beretika, (Yogyakarta: Grha Guru,

2009), hlm. 38-39.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian · 2020. 2. 13. · Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat pokok dan mendasar dalam membentuk kepribadian manusia. Manusia sebagai kholifah

21

mengajar menjadi lancar dan mencapai tujuan yang diinginkan, adapun hal-hal

yang dapat menunjang proses pembelajaran tersebut antaranya adalah:

1) Kemampuan membuat perencanaan pembelajaran

Sebelum membuat perencanaan belajar mengajar, pendidik terlebih dahulu

harus mengetahui arti dan tujuan perencanaan tersebut dan menguasai secara

teoritis dan praktis unsur-unsur yang terdapat dalam perencanaan pengajaran.

Kemampuan dalam merencanakan program belajar mengajar merupakan muara

dari segala pengetahuan teori, keterampilan dasar, dan pemahaman yang

mendalam tentang obyek belajar dan situasi pengajaran. Keterampilan dalam

menyusun dalam menyusun rencana pengajaran ini adalah merencanakan

pengelolaan kegiatan belajar mengajar, merencanakan pengorganisasian bahan

pengajaran, merencanakan pengelolaan kelas, merencanakan penggunaan alat dan

metode pengajaran dan merencanakan penilaian prestasi peserta didik untuk

kepentingan pengajaran.36

2) Kemampuan dalam menjelaskan

Yang dimaksud dengan keterampilan dalam menjelaskan pengajaran ialah

penyajian informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematik untuk

menunjukan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya. Misalnya sebab

dan akibat, definisi dengancontoh atau dengan yang belum diketahui. Pemberian

penjelaskan merupakan salah satu aspek yang amat penting dari kegiatan pendidik

dalam interaksinya dengan peserta didik di dalam kelas.37

3) Kemampuan menggunakan media pengajaran

Alat peraga dalam mengajar memegang peranan yang sangat penting

sebagai alat bantu untuk menciptakan proses pengajaran yang efektif dalam

pencapaian tujuan pengajaran. Peranan alat bantu memegang peranan yang sangat

penting sebab sebagai adanya alat peraga ini bahan dapat dengan mudah dipahami

oleh peserta didik. Media atau alat pembelajaran yang dirancang dengan baik

dapat merangsang timbulnya proses atau dialog mental pada diri peserta didik.

36

Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, hlm. 121. 37

Ibid., hlm. 89.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian · 2020. 2. 13. · Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat pokok dan mendasar dalam membentuk kepribadian manusia. Manusia sebagai kholifah

22

Dengan kata lain, terjadi komunikasi antara peserta didik dengan media secara

tidak langsung tentunya antara peserta didik dengan penyaur pesan (pendidik).38

4) Kemampuan menggunakan metode

Metode mengajar ialah cara yang digunakan pendidik dalam menggunakan

hubungan dengan peserta didik pada saat berlangsungnya pengajaran. Metode

mengajar merupakan salah satu komponen yang harus digunakan dalam kegiatan

pembelajaran maupun dalam upaya membentuk kemampuan peserta didik

diperlukan adanya suatu metode atau cara mengajar yang efektif. Penggunaan

metode mengajar harus dapat terciptakan terjadinya interaksi antara peserta didik

dengan peserta didik maupun antara peserta didik dengan pendidik sehingga

proses pembelajaran dapat dilakukan secara maksimal.39

5) Kemampuan mengelola kelas

Mengelolaan kelas adalah keterampilan pendidik untuk menciptakan dan

memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi

gangguan dalam proses belajar mengajar. Dengan kata lain kegiatan-kegiatan

untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya

proses belajar mengajar. Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika

pendidik mampu mengatur peserta didik dan sarana pengajaran serta

mengendalikan dalam suasana yang mengenangkan untuk mencapai tujuan

pengajaran.40

6) Kemampuan mengevaluasi

Untuk dapat menentukan tercapainya tujuan pengajaran perlu dilakukan

usaha atau tindakan penilaian atau evaluasi. Evaluasi artinya penilaian terhadap

tingkat keberhasilan peserta didik mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam

sebuah progaram. Tujuan evaluasi untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah

dicapai oleh peserta didik, untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang

peserta didik dalam kelompok kelasnya, untuk mengetahui sejauh mana peserta

didik telah mendayagunakan kapasitasnya kognitifnya untuk keperluan belajar

38

Sri Anitah W. Dkk, Strategi Pembelajaran di SD, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008),

hlm. 66. 39

Ibid., hlm. 54. 40

Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, hlm. 97.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian · 2020. 2. 13. · Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat pokok dan mendasar dalam membentuk kepribadian manusia. Manusia sebagai kholifah

23

dan untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metoda mengajar yang

telah digunakan pendidik dalam proses belajar mengajar.41

Kualitas pendidik dalam mengajar pada hakikatnya merupakan hasil

interaksi dari berbagai faktor yang mempengaruhinya, yaitu faktor yang

datangnya dari dalam dan dari luar dirinya. Faktor yang datang dari dalam dirinya

(faktor internal) antara lain adalah faktor kesehatan, potensial, bakat, sikap dan

kepribadian. Sedangkan faktor yang berasal dari luar dirinya (faktor eksternal)

antara lain faktor kepemimpinan kepala sekolah, peserta didik, dan sarana.

Menurut Kartini Kartono terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi

mutu atau kualitas pendidik antara lain adalah faktor dari dalam diri sendiri yang

meliputi kecerdasan, keterampilan, dan kecakapan, bakat, kemampuan dan minat,

motif, kepribadian dan cita-cita. Dan faktor dari luar diri sendiri yang meliputi

lingkungan dan sarana prasarana.42

Kedua faktor tersebut menunjukan bahwa pendidik sebagai ahli pendidikan

dan pengajaran harus mampu memiliki kesadaran, keinginan dan kemampuan

untuk selalu meningkatkan kompetensinya, sehingga diharapkan pendidik menjadi

lebih kompeten dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Selain itu

ditunjang juga dengan upaya-upaya dari luar, seperti sarana dan prasarana serta

kegiatan-kegiatan pengembangan kompetensi pendidik dalam upaya untuk

meningkatkan profesionalisme pendidik dalam pengajaran (pendidikan dan

pelatihan, seminar dan penataran-penataran).

Untuk meningkatkan kualuatas pendidik perlu dipertimbangkan faktor yang

mempengaruhinya baik dari dalam maupun dari luar dirinya. Bagaimanapun

baiknya situasi dan kondisi yang tersedia serta pembinaan yang telah diupayakan

dengan baik oleh kepala sekolah, namun jika pendidik tersebut tidak memiliki

kemauan maka semuanya tidak akan berjalan dengan lancar. Dengan adanya

kamauan kecakapan serta keahlian yang dimiliki oleh seorang pendidik maka

segala kekurangan yang ada akan menjadi pendorong baginya untuk selalu

berusaha meningkatkan kemampuannya.

41

Ibid., hlm. 142. 42

Kartini Kartono, Menyiapkan Dan Memanduh Karir, (Jakarta: CV Rajawali 1995),

hlm. 23.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian · 2020. 2. 13. · Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat pokok dan mendasar dalam membentuk kepribadian manusia. Manusia sebagai kholifah

24

Dengan demikian faktor internal pada pendidik merupakan faktor yang

utama dan mendasar dalam meningkatkan kualitas mengajar pendidik, juga dalam

menentukan keberhasilan dan pencapaian tujuan pendidikan, karena pendidik

merupakan ujung tombak dalam melaksanakan pendidikan dan pengajaran di

sekolah. Namun faktor eksternal juga merupakan penunjang bagi pendidik dalam

meningkatkan kualitas mengajarnya.

Beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh pimpinan pendidikan dalam

menjalankan fungsinya sebagai supervisor untuk meningkatkan kualitas mengajar

pendidik diantaranya adalah membina dalam program pengajaran, membina

dalam pengelolaan pengajaran, membina dalam menyusun evaluasi pengajaran,

meberi kesempatan kepada pendidik untuk melanjutkan pendidikan yang lebih

tinggi. Dengan meningkatkan kualitas mengajar pendidik maka diharapkan dapat

meningkatakan hasil belajar peserta didik sehingga tujuan pendidikan dapat

tercapai.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian · 2020. 2. 13. · Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat pokok dan mendasar dalam membentuk kepribadian manusia. Manusia sebagai kholifah

25

BAB III

METODE PENELITIAN

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan dan jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif,

yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa atau kejadian

yang terjadi pada masa sekarang berdasarkan fakta di lapangan. Dalam hal ini

peneliti akan mendeskripsikan bagaimana peran kepala Madrasah sebagai

supervisi pendidikan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran Aqidah Akhlak

di Madrasah Aliyah Nurul Ikhlas Ambon.

2. Kehadiran Peneliti

Kehadiran penulis dalam penelitian ini untuk meneliti peran kepala

Madrasah sebagai supervisor pendidikan untuk mengetahui kualitas pembelajaran

Aqidah Akhlak di Madrasah Aliyah Nurul Ikhlas Ambon.

3. Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian yang dilaksanakan di Madrasah Aliyah Nurul

Ikhlas Ambon, sejak tanggal 15 Agustus 2017 sampai dengan 18 September 2017.

4. Sumber Data

Sumber data yang digunakan adalah data yang diperoleh dari informan,

yaitu 4 orang yang memberikan informasi baik secara primer maupun secara

sekunder. Dalam hal ini kepala Madrasah, wakasek kurikulum, guru Aqidah

Akhlak, dan ketua komite sekolah.

5. Prosedur Pengumpulan Data

Penelitian dilakukan dengan menggunakan penelitian lapangan (field

reseach). Penelitian lapangan yaitu penulis secara langsung terjun kelapangan

sebagai instrument pengumpulan data.

a. Observasi yaitu pengamatan yang dilakukan secara sengaja dan langsung

keobyek yang diteliti guna memperoleh gambaran yang sebenarnya

terhadap permasalahan yang diteliti. Dalam hal ini penulis akan

mengobservasikan tentang bagaimana peran kepala Madrasah sebagai

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian · 2020. 2. 13. · Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat pokok dan mendasar dalam membentuk kepribadian manusia. Manusia sebagai kholifah

26

supervisi pendidikan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran Aqidah

Akhlak di Madrasah Aliyah Nurul Ikhlas Ambon.

b. Wawancara, metode ini digunakan agar mengetahui dan mendapatkan

informasi secara langsung dari obyek penelitian terkait dengan

permaslahan yang dikaji. Yang dimaksud dengan wawancara di sini ialah

terkait dengan wawancara terstruktur dan juga wawancara tidak

terstruktur yaitu untuk bagaimana peneliti mendapatkan informasi terkait

dengan peran kepala Madrasah sebagai supervisi pendidikan dalam

meningkatkan kualitas pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Aliyah

Nurul Ikhlas Ambon.

c. Dokumentasi, yaitu suatu metode pengumpulan data dengan jalan

mencatat secara langsung dokumen yang terdapat pada lokasi

penelitian.43

Dokumentasi di sini terkait dengan foto-foto maupun

trankrip wawancara sebagai bukti bahwa peneliti melakukan penelitian di

Madrasah Aliyah Nurul Ikhlas Ambon.

6. Analisis Data

Analisis data dapat disefinisikan sebagai proses penguatan dan

pengelompokan data dengan tujuan untuk menyusun hipotesis kerja dan

mengangkatnya menjadi kesimpulan atau teori sebagai temuan.44

Data dalam

penelitian kualitatf terdiri dari deskripsi yang dirinci tentang situasi, interaksi,

peristiwa orang dan peristiwa yang teramati, pikiran, sikap, dan keyakinan, atau

pertikan-pertikan dokumen.

Pendapat lain mengatakan bahwa analisis data adalah upaya mencari dan

menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara, dokumentasi, dan

sejenisnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang masalah yang diteliti

dan menjelaskannya sebagai temuan yang dilanjutkan dengan upaya mencari

makna.

43

Nana Saodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung, PT. Remaja

Rosdkarya, 2005), hlm 219. 44

Masykuri Bakri, Metode Penelitian Kualitatif Tinjauan Teoritis dan Praktis, (Malang:

Unisma-Visi Press, 2002), hlm 73-174.

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian · 2020. 2. 13. · Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat pokok dan mendasar dalam membentuk kepribadian manusia. Manusia sebagai kholifah

27

a. Tahap Reduksi Data

Pada tahap ini penulis membaca, mempelajari dan menelaah data yang

telah diperoleh dari wawancara yang kemudian direduksi. Reduksi data adalah

suatu bentuk analisis yang mengacu pada proses menajamkan,

menggolongkan, membuang yang tidak perlu dan menggorganisasikan data

mentah yang diperoleh dari lapangan. Semua data yang diperoleh sesuai

dengan kebutuhan untuk menjawab pertanyan penelitian.45

b. Penyajian data

Tahap ini dilakukan dengan mengorganisasikan data yang merupakan

sekumpulan informasi yang terorganisir, memberikan makna, dan

terkategorikan serta menarik kesimpulan tentang proses berfikir masyarakat

dalam hal ini persoalan yang peneliti kaji di lapangan.

c. Menarik kesimpulan

Pada tahap ini penulis berusaha menarik kesimpulan tentang subyek

berdasarkan proses berfikir msyarakat dalam menanggapi pertanyaan dalam

bentuk wawancara yang ditanyakan oleh penulis.46

7. Pengecekan Keabsahan Data

Penelitian kualitatif menghadapi persoalan penting mengenai keabsahan

data. Untuk menetralisir hal tersebut maka diperlukan "triangulasi" yaitu penulis

menggunakan metode penelitian lapangan (field research) dan didukung oleh

penelitian kepustakaan (library reseach). Maka teknik pemeriksaan dengan

menggunakan triangulasi dilakukan dengan menggunakan trianggulasi metode.

8. Tahap-Tahap Penelitian

1. Tahap Perencanaan

Dalam tahap ini peneliti merencanakan penelitian dengan menyusun

pedoman wawancara untuk ditanyakan kepada beberapa informan, selain

itu juga penulis memberitahukan maksud dan tujuan penulis kepada kepala

sekolah, demi kelancaran proses penelitian.

45

Lexy J. Moleong, Penelitian Kuantitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998), hlm. 66. 46

Ibid., hlm. 67.

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian · 2020. 2. 13. · Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat pokok dan mendasar dalam membentuk kepribadian manusia. Manusia sebagai kholifah

28

2. Tahap Pelaksanaan

Dalam hal ini penulis melakukan wawancara kepada pengawas, kepala

sekolah dan juga guru pembelajaran aqidah akhlak, untuk mendapatkan

informasi mengenai peran supervisor untuk melihat kualitas pembelajaran.

3. Tahap analisis

Tahap ini dilakukan agar proses wawancara yang sudah penulis lakukan

perlu dianalisis, melalui reduksi data, penyajian data dan menarik

kesimpulan.

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian · 2020. 2. 13. · Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat pokok dan mendasar dalam membentuk kepribadian manusia. Manusia sebagai kholifah

29

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Dalam bab ini, penulis akan uraikan tentang analisa data yang diperoleh dari

penelitian lapangan terhadap peran kepala Madrasah sebagai supervisor

pendidikan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di tahun 2017/2018 yang

penulis batasi pada pelaksanaan supervisi pendidikan untuk Guru Bidang studi

Akidah Akhlak.

1. Kualitas Pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Aliyah (MA) Nurul

Ikhlas Ambon

Hasil dalam penelitian ini mengacu kepada observasi penelitian dan hasil

wawancara antara penulis dengan subjek yang diteliti yakni yang berkaitan

dengan kualitas pembelajaran, yang termuat dalam wawancara berkaitan dengan

peran kepala Madrasah sebagai supervisor dalam meningkatkan kualitas

pembelajar aqidah akhlak di MA Nurul Iklas Ambon. Dalam penelitian ini

terdapat pengawas, kepala sekolah, wakasek kurikulum, pendidik Aqidah Akhlak,

dan ketua komite sekolah peneliti jadikan sebagai informan.

Berdasarkan hasil penelitian ternyata peran kepala Madrasah sebagai

supervisor dalam meningkatkan mutu pendidikan di Madrasah Aliyah Nurul Iklas

Ambon, dimana sosok kekiniannya, seorang supervisor menjadi manusia yang

dinamis dan berpikir ke depan (futuristic) dengan tanda-tanda yang dimilikinya

sifat informatif, modern, bersemangat, dan komitmen untuk mengembangkan

individu maupun bersama-sama, dan yang tak kalah penting, supervisor

diharuskan mampu menguasai ilmu dan teknologi, atau setidak-tidaknya mampu

mengoperasionalkan. Maka, supervisor mempunyai tanggung jawab yang besar

dalam mengupayakan perkembangan seluruh potensi peserta didik. Baik potensi

kognitif, efektif, psikomotorik dari segala aspek ke arah terbentuknya kepribadian

yang utama.

Supervisor yang professional sangat diperlukan sebagai pemenuhan sumber

daya manusia yang baik memiliki kompetensi yang mendukung tugas dan

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian · 2020. 2. 13. · Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat pokok dan mendasar dalam membentuk kepribadian manusia. Manusia sebagai kholifah

30

fungsinya dalam menjalankan proses pendidikan pada satuan pendidikan.

Disamping peran supervisor dalam meningkatkan kualitas pembelajaran ada

faktor pendukung lainnya yang dapat menentukan kualitas pembelajaran, seperti

sarana dan prasarana, kurikulum dan proses belajar mengajar. Sebagaimana yang

disampaikan oleh kepala Madrasah Aliyah Nurul Ikhlas Ambon bahwa:

“saya sebagai kepala Madrasah dalam meningkatkan kualitas

pembelajaran Aqidah Akhlak di sini, untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran para pendidik yang ada di Madrasah Aliyah Nurul Ikhlas

Ambon seperti, mempersiapkan buku-buku Aqidah Akhlak yang akan

digunakan pendidik dalam proses pembelajaran, kemudian memantau para

guru mempersiapkan spydol, tinta dan juga penghapus, serta

mempersiapkan infokus (apabila dibutuhkan pendidik)”.47

Hasil observasi yang penulis dapatkan di lapangan bahwa buku

pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Aliyah Nurul Ikhlas Ambon sudah

lengkap, bukan saja buku pendidik yang tersedia, tetapi buku peserta didik juga,

tinggal bagaimana pendidik menjalankan tugas dan perannya di dalam kelas.

Untuk spydol tinta bahkan penghapus sudah dipersiapkan di meja pendidik

sebelum pendidik masuk ke dalam kelas, dan terkait dengan infokus, pendidik

hanya bisa menggunakannya sesuai dengan metode dan model pembelajaran yang

dipakai dalam RPP dan silabus.48

Berdasarkan hasil wawancara dan data observasi di atas dapa disimpulkan

bahwa sebagai pemimpin tertinggi di Madrasah Aliyah Nurul Ikhlas Ambon,

sudah barang tentu memperhatikan dan memahami keperluan pendidik dan

peserta didiknya, agar pelaksanaan pembelajaran di kelas dapat mencapai kualitas

pembelajaran yang diinginkan.

Hal ini juga dibenarkan oleh Rukmini wakil kepala Madrasah Madrasah

Aliyah Nurul Ikhlas Ambon bahwa :

47

Hayati, Kepala Madrasah Aliyah Nurul Ikhlas Ambon, Wawancara, Ambon, Kecamatan

Sirimau Kota Ambon, Tanggal 21 Agustus 2017. 48

Observasi di MA Nurul Ikhlas Ambon, Tanggal 16 Agustus 2017.

Page 31: BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian · 2020. 2. 13. · Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat pokok dan mendasar dalam membentuk kepribadian manusia. Manusia sebagai kholifah

31

“peran kepala Madrasah Aliyah Nurul Ikhlas Ambon sudah bagus, bagus

dalam membimbing anak buahnya untuk sekarang dan kedepannya saya

rasa sudah begitu bagus, terkait dengan usaha kepala Madrasah dalam

meningkatkan kualitas pembelajaran Aqidah Akhlak yaitu:, menyediakan

buku-buku aqidah akhlak, membentuk karakter peserta didik ke arah yang

lebih baik lagi, serta menyediakan alat berupa spydol, infokus dan

penghapus”.49

Berdasarkan data observasi yang penulis temukan, terkait dengan

pembentukan karakter peserta didik ke arah yang lebih baik, kepala Madrasah

disini memberikan nasehat disaat apel pagi sebelum peserta didik masuk ke kelas

begitu juga dengan sebelum pulang dari sekolah, kepala Madrasah memberikan

nasehat kepada peserta ddiknya, kemudian ruang kelas kosong (tidak ada

pendidik yang masuk) kepala madrasah meluangkan waktu untuk masuk kelas

tersebut, dan yang dilakukan kepala Madrasah yaitu mendidik peserta didik

dengan membaca dan menulis al-Qur’an, ini dilakukan kepala madrasah ketika

tidak adda pendidik di dalam kelas.50

Dari hasil wawancara di atas beserta data observasi menunjukkan bahwa

untuk mencapai kualitas pembelajaran yang diinginkan kepala Madrasah

menerapkan baca tulis al-Qur’an, kepala Madrasah disaat masuk kelas ataupun

pulang sekolah sering menasehati peserta didiknya terkait dengan materi yang

didapatkan di kelas, belajar bukan saja di sekolah, bukan saja dari buku, tetapi

belajar bisa dimana saja dan dari siapa saja, selama ilmu masih bersifat positif, ini

mencerminkan seorang pemimpin yang benar-benar pemimpin.

Hal ini juga disampaikan oleh Nasrun salah satu pendidik pada mata pelajaran

aqidah aklak bahwa,

“untuk meningkatkan kualitas pembelajaran aqidah akhlak di Madrasah

Aliyah Nurul Ikhlas Ambon yang dilakukan pendidik aqidah akhlak adalah

memberikan diskusi kelompok kepada para peserta didik terkait dengan

49

Rukmini, Wakil Kepala Madrasah Aliyah Nurul Ikhlas Ambon, Wawancara, Ambon,

Kecamatan Sirimau Kota Ambon, Tanggal 21 Agustus 2017. 50

Observasi di MA Nurul Ikhlas Ambon, Tanggal 17Agustus 2017.

Page 32: BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian · 2020. 2. 13. · Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat pokok dan mendasar dalam membentuk kepribadian manusia. Manusia sebagai kholifah

32

materi yang diajarkan, memberikan suatu permasalahan kepada peserta

didik agar memecahkan permasalahan itu, memberikan pemahaman

tentang pembentukan karakter peserta didik dalam hal akhlak”.51

Terkait dengan data observasi yang penulis lakukan ternyata guru aqidah

akhlak dalam proses pembelajaran di kelas, memberikan materi dari awal hingga

akhir sesuai dengan RPP dan silabus yang sudah ditanda tangani oleh kepala

Madrasah, memberikan diskusi kelompok, memberikan suatu permasalahan

sesuai dengan strategi dan metode yang dipakai dalam proses pembelajaran.

Memberikan pemahaman tentang pembentukan karakter, dalam arti perilaku

peserta didik, tdak boleh datang terlambat, tidak boleh bolos sekolah, dan alfa,

dan harus menghormati orang yang lebih tua.52

Dari hasil wawancara di atas menunjukkab bahwa seorang pendidik

(pendidik aqidah akhlak) tidak terlalu fokus pada pengetahuan, melainkan

bagaimana meningkatkan akhlak peserta didiknya agar menjadi baik, pendidk

aqidah akhlak dalam proses pembelajaran di kelas selalu memperhatikan peserta

didiknya agar fokus dalam pembelajara.

Selanjutnya dibenarkan oleh Ibrahim Kaisupy, bahwa :

“kalau menurut saya, peran kepala Madrasah dalam meningkatkan kualitas

pembelajaran aqidah akhlak di Madrasah Aliyah Nurul Ikhlas Ambon

yaitu membimbing pendidik terkait dengan cara pemuatan RPP dan

silabus, memastikan pendidik aqidah akhlak mampu membaca al-Qur’an

menyediakan buku aqidah akhlak bagi pendidik dan peserta didik,

kemudian menyediakan alat peraga, dalam hal mukena, sajaddah dan al-

Qur’an”.53

Hasil observasi yang penulis dapatkan di lapangan bahwa mukena, sajjadah

dan al-Qur’an bahkan alat-alat peraga lainnya sudah disiapkan sekolah, dan

semuanya berada di lemari perpustakaan dan akan digunakan pendidik dan peserta

51

Nasrun, Guru Aqidah Akhlak di Madrasah Aliyah Nurul Ikhlas Ambon, Wawancara,

Ambon, Kecamatan Sirimau Kota Ambon, Tanggal 22 September 2017. 52

Observasi di MA Nurul Ikhlas Ambon, Tanggal 18 Agustus 2017. 53

Ibrahim Kaisupy, Komite Madrasah Aliyah Nurul Ikhlas Ambon, Wawancara, Ambon,

Kecamatan Sirimau Kota Ambon, Tanggal 23 September 2017.

Page 33: BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian · 2020. 2. 13. · Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat pokok dan mendasar dalam membentuk kepribadian manusia. Manusia sebagai kholifah

33

didik sesuai dengan materi yang diajarkan, buku-buku aqidah akhlak juga sudah

dipersiapkan diperpustakaan, membaca al-Qur’an sudah menjadi tanggung jawab

setiap pendidik yang melangsungkan proses pembelajaran di kelas sudah barang

tentu menyediakan RPP dan silabus agar pembelajarannya terarah.54

Dari hasil wawancara dan observasi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

ketua komite adalah salah satu tenaga pendidikan yang mene mempunyai peran

menyiapkan aspirasi dari orang tua peserta didik, kepala lembaga, terkait dengan

uang komite, alat peraga yang berhubungan dengan pembelajaran agama

semuanya sudah tersedia di Madrasah Aliyah Nurul Ikhlas Ambon dan siap

dipakai oleh peserta didik.

Olehnya itu, bahwa kualitas pembelajaran yang ada di Madrasah Aliyah

Nurul Ikhlas Ambon sudah baik dimana dalam proses pembelajaran aqidah akhlak

terdapat faktor pendukungnya dimana terdapat infokus, buku-buku pembelajaran,

sehingga pembelajaran berjalan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari usaha untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran dengan mengadakan MGMP sekolah,

melakukan supervisi. Dalam sistem ini kepala sekolah bersama kami dewan guru

serta warga sekolah lainnya secara mandiri dan bertanggung jawab melaksanakan

program sekolah mencapai visi, misi dan target mutu yang diamanatkan oleh

setiap pihak yang berkepentingan terhadap pendidikan, karena tugas sebagai

kepala sekolah sudah dilakukan dengan baik melalui proses penilaian, sebagai

tanggung jawab, sebagai bidang administrasi, sebagai suvervisi, dan juga sebagai

pemimpin sekolah tersebut untuk menunjang proses peningkatkan kualitas

pembelajaran di sekolah.

2. Peran Kepala Madrasah sebagai Supervisor dalam Meningkatkan

Kualitas Pembelajaran di Madrasah Aliyah (MA) Nurul Ikhlas Ambon

Berdasarkan data hasil penelitian di Madrasah Aliyah Nurul Ikhlas Ambon,

bahwa Kepala Madrasah Aliyah Nurul Ikhlas Ambon memiliki peran sebagai

pengelola dan pengendali kinerja guru sekaligus bertindak untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran, terutama kompetensinya dalam mengajar. Apabila terdapat

54

Observasi di MA Nurul Ikhlas Ambon, Tanggal 19 Agustus 2017.

Page 34: BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian · 2020. 2. 13. · Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat pokok dan mendasar dalam membentuk kepribadian manusia. Manusia sebagai kholifah

34

guru yang kurang profesional dalam menjalankan tugasnya, maka sudah

merupakan kewajiban kepala sekolah untuk membimbing guru tersebut melalui

supervisi pendidikan. Namun, pelaksanaan supervisi di Madrasah Aliyah Nurul

Ikhlas Ambon seringkali masih bersifat umum dan aspek-aspek yang diperhatikan

kurang jelas sehingga pemberian umpan balik kurang mengarah pada aspek-aspek

yang dibutuhkan dalam pembelajaran.

Menjalankan tugas sebagai supervisor tentu tidak semudah mengatakannya.

Peran sebagai kepala sekolah dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya

sebagai sepervisor kepala sekolah harus memperhatikan 4 poin yaitu membimbing

guru-guru agar mereka dapat memahami secara jelas tujuan-tujuan pendidikan

pengajaran. Membimbing guru-guru agar mereka dapat memahami lebih jelas

tentang persoalan-persoalan dan kebutuhan kebutuhan. Menyeleksi dan

memberikan tugas-tugas yang paling cocok bagi setiap guru sesuai dengan minat.

Memberikan penilaian terhadap prestasi kerja sekolah berdasarkan standar-standar

sejauh mana tujuan sekolah itu telah dicapai. Tetapi siapa pun yang menjadi

kepala sekolah atau supervisor. Sebagai warga Madrasah Aliyah Nurul Ikhlas

Ambon sudah pastilah mengharapkan hal yang paling baik dari hasil

kepemimpinan Kepala Madrasah Aliyah Nurul Ikhlas Ambon, sebagaimana yang

disampaikan oleh Kepala Madrasah bahwa:

“untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di Madrasah Aliyah Nurul

Ikhlas Ambon yang saya lakukan sebagai kepala Madrasah yaitu,

membimbing anak buah saya (pendidik) dan tenaga pendidikan agar

profesional menjalankan tugasnya, kemudian menyediakan bahan ajar

berupa buku-buku bidang studi dan lain-lain, serta menjelaskan bagaimana

cara menggunakan alat-alat yang sudah disediakan, seperti infokus dan

juga komputer.55

Hasil observasi yang penulis lakukan di Madrasah Aliyah Nurul Ikhlas

Ambon, berupa buku-buku yang tersedia diperpustakaan yang terkait dengan mata

pelajaran sudah banyak seperti pembelajaran aqidah akhlak, pembelajaran al-

55

Nurhayati, Dewan Madrasah Aliyah Nurul Ikhlas Ambon, Wawancara, Ambon,

Kecamatan Sirimau Kota Ambon, Tanggal 21 Agustus 2017.

Page 35: BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian · 2020. 2. 13. · Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat pokok dan mendasar dalam membentuk kepribadian manusia. Manusia sebagai kholifah

35

Qur’an Hadist, SKI, untuk mata pelajaran umum jaga banyak terdapat pegangan

bagi pendidik. Madrasah Aliyah Nurul Ikhlas Ambon menyediakan i buah infokus

yang siap dipakai pendidik dalam proses pembelajaran di kelas.56

Dari hasil wawancara dan data observasi di atas dapat disimpulkan bahwa

dalam meningkatkan kualitas pembelajaran kepala Madrasah sebagai

supervisor/pengawas, sudah menjadi kewajiban untuk pendidik dan tenaga

pendidikan untuk profesional dalam tugas yang dibebaninya, menggunakan bahan

ajar dan media yang sudah disediakan dengan baik agar tercapai kualitas

pembelajaran yang diinginkan.

Hal ini juga disampaikan oleh Nasrun salah satu pendidik pada mata pelajaran

aqidah aklak bahwa,

“menurut saya, sebagai pendidik aqidah akhlak, peran kepala Madrasah

sudah begitu bagus, kepala Madrasah menyediakan buku-buku

pembelajaran bagi tiap-tiap pendidik sesuai dengan bidangnya, seain itu

ketua Madrasah adalah seorang pimpinan yang berbudi dan bijaksana

dalam membina anak bauhnya, dalam hal selalu memperhatikan kesulitan

yang pendidik hadapi di saat proses pembelajaran”.57

Sesuai dengan data observasi yang peneliti temikan di lapangan, kepala

Madrasah Nurul Ikhlas Ambon adalah seorang supervisor yang bijaksana, selalu

mengarahkan pendidiknya ke arah perbaikan, jika terdapat pendidik yang

kekurangan buku bidang studi dalam proses pembelajaran kepala Madrasah

memberikan atau menyediakan buku-buku tersebut sesuai keperluan pendidik ini

yang peneliti temukan dilapangan.58

Melalui hasil wawancara dan observasi di atas dapat ditarik kesimpulan

bahwa untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di Madrasah Aliyah Nurul

Ikhlas Ambon, kepala Madrasah sebagai supervisor menjalankan tanggung

jawabnya yaitu memberikan atau menyediakan buku-buku kepada pendidiknya,

agar proses pembelajaran di kelas dapat berjalan dengan baik tanpa harus

56

Observasi di MA Nurul Ikhlas Ambon, Tanggal 22 Agustus 2017. 57

Nasrun, Guru Aqidah Akhlak di Madrasah Aliyah Nurul Ikhlas Ambon, Wawancara,

Ambon, Kecamatan Sirimau Kota Ambon, Tanggal 22 September 2017. 58

Observasi di MA Nurul Ikhlas Ambon, Tanggal 23 Agustus 2017.

Page 36: BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian · 2020. 2. 13. · Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat pokok dan mendasar dalam membentuk kepribadian manusia. Manusia sebagai kholifah

36

menunggu buku-buku dari depertemen pendidikan ini adalah bentuk perhatian

dari seorang pimpinan tertinggi di lembaganya.

Selanjutnya dibenarkan oleh Ibrahim Kaisupy, bahwa :

“menurut saya peran kepala Madrasah Aliyah Nurul Ikhlas Ambon sudah

bagus, kita bisa lihat kinerja kepela Madrasah pada beberapa tahun

terakhir ini, mulai dari fisik Madrasah, perencanaan dan pelaporan

semuanya berjalan lancar”.59

Hasil observasi peneliti menunjukkan bahwa terkait dengan fisik Madrasah

penulis lihaat sudah bagus dan bangunan dikelasnya, sarana dan prasarana yang

digunakan di dalam kelas, nahkan para pendidik yang sedang melangsungkan

proses pembelajaran semuanya terarah dan terkendali.60

Hasil wawancara dan observasi di atas dapat ditari kesimpulan bahwa

sebagai seorang supervisor, kepala Madrasah mempunyai peran yang sangat

penting terhadap lembaga yang dipimpinnya mulai dari peserta didiknya,

pendidiknya, tenaga pendidikannya, saran dan prasarananya semuanya harus

bertanggung jawab agar tercapai kualitas pembelajaran yang diinginkan.

B. Pembahasan

Supervisor merupakan masalah yang berhubungan lansung dengan hidup

dan kehidupan manusia. Supervisi merupakan bagian dari proses administrasi dan

manajemen yang telah dilakukan kepala madrasah, dalam hal membimbing,

melatih, mengajar, dan menanamkan nilai-nilai serta dasar-dasar yang nantinya

menjadikan guru yang sadar dan rasa memiliki tanggung jawab akan tugas-

tugasnya sebagai pendidik.

Supervisor bagi kepala Madrasah yang secara resmi ditugaskan oleh

pemerintah melaksanakan tugasnya dengan baik apa bila betul-betul mengerti

bantuan apa sebenarnya yang dibutuhkan dalam melaksanakan dan meningkatkan

kualitas profesionalnya. Dalam membangun kembali visi profesionalisme

supervisi untuk meningkatkan kualitas pebelajaran, diperlukan perubahan dan

59

Ibrahim Kaisupy, Komita Madrasah Aliyah Nurul Ikhlas Ambon, Wawancara, Ambon,

Kecamatan Sirimau Kota Ambon, Tanggal 23 September 2017. 60

Observasi di MA Nurul Ikhlas Ambon, Tanggal 24 Agustus 2017.

Page 37: BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian · 2020. 2. 13. · Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat pokok dan mendasar dalam membentuk kepribadian manusia. Manusia sebagai kholifah

37

pengembangan visi pada mutu, kecerdasan siswa, dan paradigma baru tentang

pendidikan kegiatannya menyentuh inti kegiatan belajar mengajar melalui

perbaikan terus menerus sebagai upaya peningkatan kualitas situasi belajar

mengajar.

Kehadiran supervisor yang bermanfaat bagi personel sekolah jika supervisor

dan guru merasa suatu tim yang kompak. Pendidik, memiliki teman untuk curah

pendapat sehingga mereka yakin bahwa yang dikerjakan sudah sesuai dengan

prosedur dan kaidah-kaidah profesionalisme kependidikan. Supervisi merupakan

keharusan bagi pendidik, alasanya menurut Bolla dalam Segala bahwa sulit untuk

memisahkan, merefleksikan dan menyadari tingkah lakunya bila sedang

beriteraksi (penyatuan) dengan peseta didik di kelas.61

Peranan supervisi kepala Madrasah adalah memberikan bimbingan,

bantuan, pengawasan dan penilaian pada masalah-masalah yang berhubungan

dengan teknis penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan pengajaran yang

berupa perbaikan program dan kegiatan pendidikan pengajaran untuk dapat

menciptakan situasi belajar mengajar.

Dalam hal ini Dirawat menyempaikan ada 4 poin yang sangat penting dalam

melakukan supervisor yaitu 1). Membimbing pendidik agar mereka dapat

memahami secara jelas tujuan-tujuan pendidikan pengajaran yang hendak dicapai

dan hubungan antara aktivitas pengajaran dengan tujuan-tujuan. 2). Membimbing

pendidik agar mereka dapat memahami lebih jelas tentang persoalan-persoalan

dan kebutuhan kebutuhan peserta didik. 3). Menyeleksi dan memberikan tugas-

tugas yang paling cocok bagi setiap pendidik sesuai dengan minat, kemampuan

bakat masing-masing dan selanjutnya mendorong mereka untuk terus

mengembangkan minat, bakat dan kemampuannya. 4). Memberikan penilaian

terhadap prestasi kerja sekolah berdasarkan standar-standar sejauh mana tujuan

Madrasah itu telah dicapai.62

61

H. Syaiful Sagala, Supervisi Pembelajaran dalam proses pendidikan, (Bandung :

Alfabeta, 2010),, hlm.89 62

Dirawat, dkk, Pengantar Kepemimpinan Pendidikan, (Cet. II, Surabaya: Usaha Nasional

1986), hlm. 31

Page 38: BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian · 2020. 2. 13. · Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat pokok dan mendasar dalam membentuk kepribadian manusia. Manusia sebagai kholifah

38

Dari deskripsi hasil penelitian sebelum pembahasan ini, terdapat peran

kepala Madrasah sebagai supervisor yaitu melakukan supervisi terhadap

pendidik yang sedang dalam proses belajar mengajar di kelas. Karena tujuan

supervisi ialah membantu para pendidik yang disupervisi maka supervisi

bersifat terbuka artinya orang yang disupervisi berhak melaksanakan tugas

mengajar di kelas. Peranan supervisor (kepala Madrasah) merupakan kegiatan

yang berhubungan dengan usaha-usaha perbaikan dan peningkatan kualitas

pendidikan pada umumnya dan kualitas pembelajaran pada khususnya kualitas

pembelajaran mencakup kualitas proses dan kualitas dari hasil pembelajaran,

sehingga untuk mengetahui semua hal tersebut maka perlu adanya penilaian yang

dilakukan oleh kepala Madrasah melalui supervisinya di sekolah maupun di kelas,

sehingga akan terlihat kualitas pembelajaran melalui penilaian kepala Madrasah

serta bimbingannya yang terdapat pada supervisi kepala Madrasah tersebut.

Agar pembelajaran dapat mencapai kualitas sebagaimana diharapkan maka

perlu diupayakan peningkatan kinerja pendidik. Salah satu upaya untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran itu adalah dengan meningkatkan kualitas

supervisi. Sedangkan kualitas pelaksanaan supervisi bergantung juga pada

kompotensi dan profesionalisme supervisor. Dengan kata lain pelaksanaan

supervisi yang ditujukan untuk perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran

melalui pengembangan kompetensi dan profesionalisme pendidik, seharusnya

dilaksanakan oleh supervisior yang memiliki kompetensi dan profesionalisme di

bidang supervisi. Karena tugas dan tanggung jawab kepala Madrasah sebagai

supervisior adalah membimbing pendidik agar kualitas pembelajaran tersebut

lebih baik, melalui penilaian-penilaian yang diberikan oleh kepala Madrasah

apabilan dalam supervisinya terdapat kurang baik, sehingga proses bimbingan

kepada Madrasah melalui supervisi kepala Madrasah berjalan dengan baik.

Sehingga hasil penelitian yang peneliti dapatkan terkait dengan kualitas

pembelajaran yang ada di Madrasah Aliyah Nurul Ikhlas Ambon sebagai

pemimpin tertinggi di Madrasah, sudah barang tentu memperhatikan dan

memahami keperluan pendidik dan peserta didiknya, agar pelaksanaan

pembelajaran di kelas dapat mencapai kualitas pembelajaran yang diinginkan,

Page 39: BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian · 2020. 2. 13. · Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat pokok dan mendasar dalam membentuk kepribadian manusia. Manusia sebagai kholifah

39

sehingga untuk mencapai kualitas pembelajaran yang diinginkan kepala

Madrasah menerapkan baca tulis al-Qur’an, kepala Madrasah disaat masuk kelas

ataupun pulang sekolah sering menasehati peserta didiknya terkait dengan materi

yang didapatkan di kelas, belajar bukan saja di sekolah, bukan saja dari buku,

tetapi belajar bisa dimana saja dan dari siapa saja, selama ilmu masih bersifat

positif, ini mencerminkan seorang pemimpin yang benar-benar pemimpin. Olenya

itu seorang pendidik tidak terlalu fokus pada pengetahuan, melainkan bagaimana

meningkatkan akhlak peserta didiknya agar menjadi baik, pendidk aqidah akhlak

dalam proses pembelajaran di kelas selalu memperhatikan peserta didiknya agar

fokus dalam pembelajara.

Peran supervisi kepala Madrasah sebagaimana diharapkan, di Madrasah

pertama-tama diakibatkan oleh belum adanya program yang dibuat oleh kepala

Madrasah secara khusus. Padahal pembuatan program supervisi merupakan salah

satu faktor yang sangat penting agar tujuan supervisi yang dilaksanakan dapat

tercapai dengan baik. Hal ini jelas dicantumkan dalam buku kinerja Madrasah

yang disana antara lain dinyatakan sebagai supervisor, seorang kepala Madrasah

harus melakukan pengawasan dan pembinaan kepada pendidik, khususnya

berkaitan dengan kegiatan belajar dan mengajar di kelas, agar dapat berjalan

sesuai dengan rencana dan tujuan serta dapat dicapai secara efektif dan efisien.

Hal ini juga sebagaimana yang peneliti dapatkan bahwa tidak semua kepala

Madrasah mengerti maksud kepemimpinan, kualitas serta fungsi-fungsi yang

harus dijalankan oleh pemimpin pendidikan dalam hal ini sebagai supervisor.

Setiap orang yang memberikan sumbangan bagi perumusan dan pencapaian tujuan

bersama adalah pemimpin, namun individu yang mampu memberi sumbangan

yang lebih besar terhadap perumusan tujuan serta terhimpunnya suatu kelompok

di dalam kerja sama mencapainya, dianggap sebagai pemimpin yang sebenarnya.

Orang yang memegang jabatan kepala Madrasah adalah pemimpin pendidikan

Kepala Madrasah merupakan kunci dalam peningkatan kualitas

pembelajaran aqidah akhlak di sekolah dan mereka berada pada posisi yang

sangat strategis bagi seluruh upaya reformasi pendidikan yang berorentasi pada

pencapaian kualitas pembelajaran. Posisi kepala Madrasah ini menjadi semakin

Page 40: BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian · 2020. 2. 13. · Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat pokok dan mendasar dalam membentuk kepribadian manusia. Manusia sebagai kholifah

40

strategis dalam konteks di Madrasah. Apapun upaya yang dilakukan dalam

peningkatan kualitas pembelajaran dalam sebuah sistem persekolahan akan

menjadi tidak berarti jika tidak disertai oleh adanya peran kepala Madrasah yang

profesioanal.63

Peranan kepala Madrasah sangat berpengaruh bagi perkembangan kualitas

pembelajaran aqidah akhlak di sekolah tersebut, mutu pendidikan harus dilakukan

secara intensif dalam segala aspek, baik di keluarga, sekolah, masyarakat dan lain-

lain. Secara umum untuk meningkatkan kualitas pembelajaran aqidah akhlak

untuk mencapai standar kompetensi harus ditunjang oleh banyak pendukung.

Diantaranya adalah peran kepala Madrasah yang profesional yaitu sebagai salah

satu input pendidikan yang memiliki tugas dan fungsi yang sangat berpengaruh

pada berlangsungnya proses pendidikan. Pendidikan dalam kurikulum Madrasah

harus diberikan secara maksimal untuk mengembangkan kualitas pembelajaran.

Peserta didik harus berpartisipasi dalam sekolah maupun kegiatan di luar jam

pelajaran seperti: kegiatan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI), kegiatan

pesantren kilat, tadarus al-Quran, pengajian, hari raya Idul adha, panitia zakat

fitrah dan lain-lain. Serta kegiatan bakat minat peserta didik seperti: olah raga,

pramuka, seni dan musik, drama keterampilan-keterampilan, dan rekreasi, jika

kegiatan-kegiatan tersebut.64

Kepala Madrasah harus mengetahui banyak pengetahuan (akademik,

pedagogik, sosial dan budaya), mampu berpikir kritis, tanggap terhadap setiap

perubahan, dan mampu menyelesaikan masalah. Kepala Madrasah diharapkan

bisa menjadi pemimpin dan agen perubahan, yang mampu mempersiapkan

pendidik dan peserta didik untuk siap menghadapi tantangan global di luar

Madrasah. Kepala Madrasah dalam dimensi kekinian digambarkan sebagai

sebagai sosok manusia yang berakhlak mulia, arif, bijaksana, berkepribadian

stabil, mantap, disiplin, santun, jujur, obyektif, bertanggung jawab, menarik,

empatik, berwibawa dan patut diteladani.65

63

M. Surya, Aspirasi Peningkatan Kemampuan Propesional dan Kesejahteraan Guru,

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 021. 64

Jalaludin, Psikologi Agama, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), hlm. 74. 65

Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1999), hlm. 9.

Page 41: BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian · 2020. 2. 13. · Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat pokok dan mendasar dalam membentuk kepribadian manusia. Manusia sebagai kholifah

41

Hal ini juga yang peneliti dapatkan di lokasi penelitian bahwa meningkatkan

kualitas pembelajaran kepala Madrasah sebagai supervisor/pengawas, sudah

menjadi kewajiban untuk pendidik dan tenaga pendidikan untuk profesional dalam

tugas yang dibebaninya, menggunakan bahan ajar dan media yang sudah

disediakan dengan baik agar tercapai kualitas pembelajaran yang diinginkan.

Karena kepala Madrasah sebagai supervisor menjalankan tanggung jawabnya

yaitu memberikan atau menyediakan buku-buku kepada pendidiknya, agar proses

pembelajaran di kelas dapat berjalan dengan baik tanpa harus menunggu buku-

buku dari depertemen pendidikan ini adalah bentuk perhatian dari seorang

pimpinan tertinggi di lembaganya, sehingga sebagai seorang supervisor, kepala

Madrasah mempunyai peran yang sangat penting terhadap lembaga yang

dipimpinnya mulai dari peserta didiknya, pendidiknya, tenaga pendidikannya,

saran dan prasarananya semuanya harus bertanggung jawab agar tercapai kualitas

pembelajaran yang diinginkan.

Page 42: BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian · 2020. 2. 13. · Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat pokok dan mendasar dalam membentuk kepribadian manusia. Manusia sebagai kholifah

42

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan

bahwa:

1. Kualitas pembelajaran aqidah akhlak di Madrasah Aliyah (MA) Nurul Ikhlas

Ambon sudah baik karena para pendidik yang ada di Madrasah ditempatkan

sesuai dengan kualifikasi keilmuannya, sehingga untuk mencapai kualitas

pembelajaran aqidah akhlak yang diinginkan kepala Madrasah menerapkan

baca tulis al-Qur’an, kepala Madrasah di saat masuk kelas ataupun pulang

sekolah sering menasehati peserta didiknya terkait dengan materi yang

didapatkan di kelas, belajar bukan saja di sekolah, bukan saja dari buku, tetapi

belajar bisa dimana saja dan dari siapa saja, selama ilmu masih bersifat positif,

ini mencerminkan seorang pemimpin yang benar-benar pemimpin dalam

memperhatikan kualitas pembelajaran yang ada di Madrasah.

2. Peran kepala Madrasah sebagai supervisor pendidikan dalam meningkatkan

kualitas pembelajaran di Madrasah Aliyah (MA) Nurul Ikhlas Ambon adalah

menjalankan tanggung jawabnya yaitu memberikan atau menyediakan buku-

buku kepada pendidiknya, agar proses pembelajaran di kelas dapat berjalan

dengan baik tanpa harus menunggu buku-buku dari depertemen pendidikan ini

adalah bentuk perhatian dari seorang pimpinan tertinggi di lembaganya.

Olehnya itu, sebagai seorang supervisor, kepala Madrasah mempunyai peran

yang sangat penting terhadap lembaga yang dipimpinnya mulai dari peserta

didiknya, pendidiknya, tenaga pendidikannya, saran dan prasarananya

semuanya harus bertanggung jawab agar tercapai kualitas pembelajaran yang

diinginkan.

B. Saran.

Sebagai akhir dari tulisan ini, berikut akan dikemukakan saran-saran sebagai

berikut :

Page 43: BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian · 2020. 2. 13. · Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat pokok dan mendasar dalam membentuk kepribadian manusia. Manusia sebagai kholifah

43

1. Kepada sekolah sebagai pelaksana, tidak boleh memaksakan kehendak

sendiri terhadap kelompoknya, harus berusaha memenuhi kehendak dan

kebutuhan kelompoknya. Karena kepala sekolah yang baik harus pandai

membuat dan menyusun perencanaan, sehingga segala sesuatu yang akan

diperbuatnya bukan secara sembarangan saja, tatapi segala tindakan

diperhitungkan dan bertujuan, apabila tidak maka yang terjadi kurangnya

supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah seperti di Madrasah Aliyah

Nurul Ikhlas Ambon.

2. Sebagai guru diperlukan adanya pengawasan dari kepala sekolah sehingga

proses kualitas pembelajaran dapat terpenuhi dengan baik, dengan demikian

proses pembelajaran yang ada di sekolah di Madrasah Aliyah Nurul Ikhlas

Ambon dapat meningkat dengan baik melalui kualitas pembelajaran guru,

apabila supervisi kepala sekolah dilaksanakan dengan baik.

3. Kurangnya supervisor menjadikan kualitas pembelajaran kurang bermakna

seperti yang ada di Madrasah Aliyah Nurul Ikhlas Ambon.

4. Bagi penulis dengan adanya supervisor tersebut dapat memberi wawasan

kepada penulis untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga penulis

memahami apa itu supervisor dan pembelajaran itu sendiri.

Page 44: BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian · 2020. 2. 13. · Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat pokok dan mendasar dalam membentuk kepribadian manusia. Manusia sebagai kholifah

44

DAFTAR PUSTAKA

Arif. Armai, Reformulasi Pendidikan Islam, Jakarta: CRSD PRESS, 2005.

A.M. Sadiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2003.

Anitah W. Sri. Dkk, Strategi Pembelajaran di SD, Jakarta: Universitas Terbuka,

2008. Arikunto Suharsimi, Dasar-Dasar Supervisi, Cet. I; Jakarta : Rineka Cipta, 2004

Bakri. Masykuri, Metode Penelitian Kualitatif Tinjauan Teoritis dan Praktis,

Malang: Unisma-Visi Press, 2002.

Daryanto H. M., Administrasi Pendidikan Cet. V ; Bandung : PT. Rianeka Cipta,

2008

-----------. Administrasi Pendidikan, Cet. I, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998

Dirawat, Pengantar Kepemimpinan Pendidikan, Cet. II, Surabaya: Usaha

Nasional, 1986

Kartono, Kartini. Menyiapkan Dan Memanduh Karir, Jakarta: CV Rajawali 1995.

Michael, dan Charles Quengly, Langkah-Langkah Peningkatan Mutu Pendidikan,

http://tukimendotcom.wordpress.com/2013/01/06/Langkah-Langkah-

Peningkatan-Mutu-Pendidikan/. Artikel diakses pada tanggal 09 Oktober

2016.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, PT. Remaja

Rosdakarya, 2000. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: Anggota IKAPI, 2009.

Narhasan, Konversi Nasional Pendidikan Indonesia Kurikulum Untuk Abad Ke-

21, Jakarta: PT Grafindo, 1994.

Sahertian. Piet A., Konsep Dasar Dan Teknik Supervisi Pendidikan, Cet. I,

Jakarta; Rineka Cipta, 2000.

-----------, Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan, Surabaya; Usaha Nasional,

1979

Page 45: BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian · 2020. 2. 13. · Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat pokok dan mendasar dalam membentuk kepribadian manusia. Manusia sebagai kholifah

45

Prasetya, Filsafat pendidikan, Cet. II ; Jakarta : Pustaka Setia, 2000

Priansa, & Somad, R. Manajemen Supervisi Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah,

Bandung : Alfabeta, 2014.

Purwanto Ngalim, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: Remaja

Karya, 1987

-----------, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Cet. I, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2002

Sahertian. Piet A., Konsep Dasar Dan Teknik Supervisi Pendidikan, Cet. I,

Jakarta; Rineka Cipta, 2000.

Subari, Supervisi Pendidikan dalam Rangka Situasi Belajar, Jakarta: Bumi

Aksara, 1994

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R

& D, Bandung, 2012.

Sukmadinata. Nana Saodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung, PT. Remaja

Rosdkarya, 2005.

Tim Penysun, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Balai Pustaka Kemenag

Indonesia, 2001.

Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2007.

Umaidi, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, Jakarta: Dirjen

Depdiknas, 2001.

Usman. Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung, Remaja Rosdakarya,

1990.

Uwes, Sanusi. Manajemen Pengembangan Mutu Dosen, Jakarta: Logos Wacana

Ilmu, 1999.

Wahyudi, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Bandung: Alfabeta, 2012.

William Cunningham and Paula A Cordeiro. Educational Leadership, A Problem

Based Approach, Boston: Pearson Education, 2003.