bab i pendahuluan - digilib.unimed.ac.iddigilib.unimed.ac.id/4524/9/9. 8126132065 bab i.pdf ·...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada setiap proses pembelajaran di kelas, guru dan peserta didik terlibat
dalam proses edukasi yang khas. Proses interaksi guru dan peserta didik
merupakan inti dari proses pembelajaran dengan isi kurikulum sebagai fokus
tranformasi selama proses pembelajaran itu berlangsung. Dalam melaksanakan
proses pembelajaran di kelas, guru dipandang dapat memainkan peranan penting
terutama membantu peserta didik untuk membangun sikap positip dan kreatif
dalam belajar, membangkitkan rasa ingin tahu, mendorong kemandirian untuk
berusaha mengembangkan logika intelektual dalam pemecahan masalah yang
dihadapi (problem solving), serta membuat kondisi-kondisi yang sukses dalam
belajar.
Kinerja guru yang tinggi dengan penguasaan aspek kompetensi dan
memiliki kualifikasi akademik sangat diperlukan dalam rangka proses
transformasi orientasi proses pembelajaran peserta didik dari ketidaktahuan
menjadi tahu, dari ketergantungan menjadi mandiri, dari tidak terampil menjadi
terampil, dengan metode ataupun pendekatan pembelajaran yang digunakan lebih
inovatif dan kreatif sehingga bukan lagi mempersiapkan peserta didik yang pasif
atau serba menerima, melainkan mempersiapkan peserta didik yang
berpengetahuan tinggi, dan senantiasa mampu menyerap dan menyesuaikan diri
dengan informasi baru dengan berpikir kritis, menggali, mencipta dan
mengembangkan cara-cara tertentu dalam memecahkan masalah yang berkaitan
2
dengan kehidupannya. Dengan demikian kinerja guru merupakan faktor penentu
untuk mencapai tujuan proses pembelajaran yang diharapkan dan penentu mutu
(kualitas) pendidikan.
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah. Sebagai pendidik profesional guru harus
mengabdikan seluruh kepribadiannya, kemampuannya dan keterampilannya untuk
kepentingan peserta didik serta dari pihak peserta didik secara lambat laun sesuai
dengan tingkat perkembangan yang dialaminya akan mengambil alih tanggung
jawab itu untuk mengembangkan potensi dirinya sendiri.
Guru profesional merupakan pendidik yang memiliki kompetensi dan
berkinerja tinggi. Guru yang terdidik secara profesional mampu menentukan
tujuan pembelajaran dan materi pelajaran yang akan diajarkan pada peserta
didiknya. Oleh karena itu guru harus memiliki kemampuan dan keterampilan yang
memadai dalam transformasi proses pembelajaran di dalam kelas. Kompetensi
merupakan seperangkat pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill) dan
perilaku (attitude) yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam
menjalankan tugas keprofesionalannya.
Sagala (2010:167) mengatakan rumusan kompetensi di atas mengandung tiga
aspek: (1) kemampuan, pengetahuan, kecakapan, sikap, sifat, pemahaman,
apresiasi dan harapan dan menjadi ciri dan karakteristik seseorang dalam
menjalankan tugas; (2) merujuk pada kompetensi sebagai gambaran unjuk
kerja nyata yang tampak dalam kualitas pola pikir, sikap dan tindakan
seseorang dalam menjalankan pekerjaannya; (3) merujuk pada kompetensi
sebagai hasil (output dan atau outcome) dari unjuk kerja.
3
Berdasarkan pengertian kompetensi di atas, dapat dimaknai jika
penguasaan kompetensi sangat memengaruhi kinerja guru profesional dalam
penampilan aktual (perilaku) tugas dan tanggung jawabnya dalam mengelola
proses pembelajaran yang berkualitas yaitu merencanakan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran, menilai kemajuan proses belajar-mengajar, serta
penguasaan bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan di kelas sehingga
pencapaian hasil belajar peserta didik juga membanggakan.
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan seseorang dan
menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran,
atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi. Bila dikaitkan dengan kinerja guru profesional,
seorang guru dalam melaksanakan tugas pokoknya untuk mengelola proses
pembelajaran, harus menuntut keahlian dan kemahiran ataupun keterampilan
sehingga dapat menciptakan dan memelihara kondisi yang optimal bagi terjadinya
interaksi belajar-mengajar yang lebih baik.
Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya dalam
mengelola proses pembelajaran yang berkualitas, maka seorang guru harus
memiliki kualifikasi akademik dan penguasaan aspek kompetensi yang telah
dipersyaratkan. Hal inilah yang disebut sebagai guru profesional, dan guru
profesional akan menghasilkan kinerja yang tinggi.
Hasibuan (2008:94) mengatakan kinerja guru atau prestasi kerja guru
adalah suatu hasil pencapaian kerja guru dalam melaksanakan tugas-tugas yang
dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan
4
kesungguhan serta waktu. Kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya atau
pekerjaannya selama periode tertentu harus memenuhi standar kompetensi dan
kriteria tertentu yang telah ditetapkan untuk pekerjaan tersebut untuk mencapai
tujuan pembelajaran yaitu hasil belajar belajar peserta didik yang lebih baik.
Tugas utama guru sebagai pendidik adalah: (1) merencanakan proses
pembelajaran; (2) melaksanakan proses pembelajaran; (3) melakukan penilaian
hasil pembelajaran. Ketiga hal di atas merupakan implementasi dari kinerja guru,
dan pendapat di atas sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sipayung (2012:111)
yang mengatakan guru yang berkinerja tinggi akan berusaha untuk meningkatkan
kompetensinya dalam perencanaan pembelajaran, pelaksanaan, maupun
melakukan penilaian pembelajaran sehingga diperoleh hasil kerja yang optimal.
Kompetensi pedagogik guru pada dasarnya adalah kemampuan yang
harus dimiliki guru dalam mengajarkan materi tertentu kepada siswanya yang
mencakup: memahami karakteristik peserta didik, menguasai strategi, metoda dan
pendekatan pembelajaran yang bervariasi, mampu mengembangkan kurikulum,
merancang pembelajaran yang mendidik, melaksanakan pembelajaran yang
mendidik, dan mampu mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran.
Kompetensi profesional guru menyangkut kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing
peserta didik memenuhi standar kompetensi, menguasai substansi bidang studi,
metodologi keilmuannya, materi kurikulum ,dan mengorganisasikannya dengan
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaransehingga
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran melalui evaluasi dan penelitian.
5
Dari uraian di atas dapat disimpulkan penguasaan kompetensi pedagogik
dan kompetensi profesional oleh guru akan mampu meningkatkan kinerja guru
dalam merencanakan proses pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran
dan melakukan penilaian hasil proses pembelajaran serta penguasaan materi
pelajaran yang diampunya sehingga akan menghasilkan hasil belajar yang
berkualitas pada peserta didik dan akhirnya akan meningkatkan kualitas
pendidikan di sekolah.
Merencanakan pembelajaran yang baik dan terukur akan memberikan arah
pelaksanaan pembelajaran sehingga menjadi terarah dan efisien. Salah satu bagian
dari perencanaan pembelajaran yang sangat penting dan harus dibuat oleh guru
sebagai pengarah pembelajaran adalah silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Silabus memberikan arah tentang apa saja yang harus
dicapai guna menggapai tujuan pembelajaran dan cara seperti apa pembelajaran
yang akan digunakan. Selain itu silabus juga memuat teknik penilaian seperti apa
untuk menguji sejauh mana keberhasilan proses pembelajaran yang sudah
dilaksanakan oleh guru.
Pelaksanaan pembelajaran adalah operasionalisasi dari perencanaan
pembelajaran, sehingga tidak lepas dari perencanaan pengajaran / pembelajaran/
pemelajaran yang sudah dibuat. Oleh karenanya dalam pelaksanaannya akan
sangat tergantung pada bagaimana perencanaan pembelajaran sebagai
operasionalisasi dari sebuah kurikulum yang dibuat oleh guru. Sedangkan
penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian hasil belajar peserta didik.
6
Sagala (2010:138) mengatakan bahwa perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran yang merupakan
tugas dan tanggung jawab guru dalam prosesnya harus disupervisi oleh pengawas
sekolah yang diberi tugas, tanggung jawab, dan wewenang secara penuh oleh
pejabat yang berwenang untuk melakukan pembinaan dan pengawasan dalam
bidang akademik (teknis pendidikan) maupun bidang manajerial (pengelolaan
sekolah).
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Standar Proses untuk Satuan pendidikan Dasar dan Menengah pasal 1 ayat 1
mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran,
penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran. Selanjutnya
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan pasal 19 ayat 3 menjelaskan setiap satuan pendidikan
melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran,
penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk
terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efesien.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja guru
(teacher performance) dalam pembelajaran merupakan perwujudkan atau
penampakan guru dalam bentuk perilakunya dalam melaksanakan tugas dan
tanggungjawab profesi keguruannya yaitu merencanakan, melaksanakan, dan
menilai (mengevaluasi) hasil proses pembelajaran.
7
Guru profesional merupakan pendidik dan sekaligus pribadi yang selalu
ingin berkembang sesuai dengan tuntutan jaman. Bila keinginan perkembangan ini
dilayani dan difasilitasi secara baik, sistematis dan berkesinambungan oleh
supervisor maka akan lebih terarah dan mempercepat perkembangan itu sendiri
dan akhirnya memberikan kepuasan kepada guru-guru untuk bekerja di sekolah,
meningkatkan unjuk kerjanya, penguasaan materi pelajaran, penguasaan
profesional keguruannya, dan penguasaan cara-cara menyesuaikan diri dan
kepribadian untuk melaksanakan tugasnya.
Proses pertumbuhan dan pengembangan profesionalisme guru sudah
seharusnya dilakukan agar guru tetap memiliki pengetahuan, kemampuan dan
keterampilan yang berkembang sesuai dengan tuntutan kurikulum (mampu
mengatasi perubahan kurikulum) serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pengembangan profesionalisme (profesionalisasi) guru secara terus-menerus akan
menghasilkan guru berkinerja tinggi yang dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya lebih bersifat otonom (mandiri), menguasai kompetensi secara
komprehensif, dan memiliki daya intelektual tinggi.
Guru berkinerja tinggi dalam pembelajaran diyakini mampu memotivasi
dan mengarahkan peserta didik untuk mengoptimalkan potensinya dalam
kerangka pencapaian standar pendidikan yang ditetapkan. Berdasarkan hal
tersebut di atas dapat dikatakan bahwa guru berkinerja tinggi pada intinya adalah
guru profesional yang memiliki kompetensi yang komprehensif, dan memiliki
daya intelektualitas yang tinggi. Oleh karena itu jika membicarakan kinerja guru
profesional berarti mengkaji aspek kompetensi dan daya intelektualitas yang harus
8
dimiliki dan dikuasai seorang guru. Guru berkinerja tinggi inilah yang mampu
menjalankan tugas dan tanggung jawab utamanya secara efektif dan efesien untuk
mewujudkan proses pendidikan dan pembelajaran sejalan dengan tujuan
pendidikan nasional yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Sagala (2008:193) mengatakan penyelenggaraan pendidikan berkaitan
dengan bagaimana meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
Oleh karena itu pemerintah perlu melakukan perbaikan kurikulum, peningkatan
mutu guru, penyediaan sarana dan prasarana, perbaikan organisasi sekolah,
perbaikan kesejahteraan guru, perbaikan manajemen, pengawasan (supervisi) dan
perundang-undangan.
Sebagai tenaga pendidik profesional dan memiliki keahlian khusus untuk
meningkatkan kinerjanya, seharusnya guru sebagai salah satu komponen sumber
daya pendidikan memerlukan bantuan supervisi yang diarahkan untuk
mengembangkan keprofesionalannya dalam mengelola proses pembelajaran yang
berkualitas. Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan
Nasional (2005) menyebutkan beberapa alternatif pengembangan profesionalisme
guru salah satunya adalah melalui program supervisi pendidikan yang dilakukan
oleh supervisor.
Pendapat di atas sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hadist
(Supardi, 2013:10) yang menunjukkan ”terdapat kontribusi antara supervisi
9
kepala sekolah, profesionalisme dan kinerja guru terhadap mutu proses dan hasil
belajar peserta didik di SMAN Kota Bandung”. Layanan supervisi oleh supervisor
dapat meningkatkan kinerja guru, serta mutu proses pembelajaran di sekolah.
Supervisi merupakan serangkaian usaha pemberian bantuan kepada guru
dalam bentuk layanan profesional yang diberikan oleh supervisor (kepala
sekolah, pengawas sekolah) guna meningkatkan mutu proses dan hasil
belajar-mengajar. Karena supervisi atau pembinaan guru tersebut lebih
menekankan pada layanan profesional, maka supervisi disebut pula
“Pembinaan Profesional Guru” yakni suatu kegiatan pembinaan yang lebih
diarahkan pada upaya memperbaiki dan/atau meningkatkan kemampuan
profesional guru (Muslim, 2010:41).
Pendapat di atas dapat dipahami bahwa esensi dari supervisi adalah bagaimana
supervisor dapat mengembangkan potensi sumber daya guru dan meningkatkan
kemampuan profesionalnya sehingga terjadi peningkatan mutu proses
pembelajaran dan hasil belajar siswa melalui layanan supervisi yang
dilakukannya.
Kinerja guru yang menjadi sasaran pengawasan untuk dibantu oleh
pengawas sekolah meliputi: (1) sebagai tenaga pengajar, yaitu pengawas sekolah
membantu guru menyusun persiapan mengajar, melaksanakan kegiatan belajar-
mengajar di kelas, dan mengadakan evaluasi hasil belajar-mengajar dengan cara
memeriksa dengan prosedur yang benar kemampuan dan keterampilan guru
melaksanakan kegiatan pembelajaran; (2) sebagai manajer kelas, yaitu membantu
guru menciptakan situasi kondisi yang optimal bagi terlaksananya proses
pembelajaran di kelas dengan menerapakan pendekatan-pendekatan dan teknik-
teknik manajemen kelas yang efektif dengan cara memeriksa kemampuan dan
keterampilan guru dalam mengelola kelas; dan (3) sebagai pembimbing,
pengawas sekolah memeriksa dan membantu meningkatkan kemampuan dan
10
keterampilan guru memberi bimbingan belajar kepada peserta didik agar mampu
memperoleh perkembangan yang optimal.
Supervisi akademik merupakan bantuan dan layanan profesional yang
diberikan oleh supervisor (pengawas sekolah) kepada guru-guru agar guru
tersebut mau terus belajar meningkatkan kemampuan profesionalnya,
pengetahuannya, keterampilannya, dan menumbuhkan kreativitasnya
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam mengelola dan melaksanakan
kegiatan belajar-mengajar sehingga meningkatkan kualitas pembelajaran dan
kualitas pendidikan. Dalam pelaksanaan supervisi akademik terjadi suatu usaha
untuk menstimulasi, mengkoordinasi dan membimbing pertumbuhan guru-guru di
sekolah baik secara individual maupun secara kelompok (kolektif) agar terjadi
peningkatan aspek kompetensi, sehingga akan lebih efektif guru untuk
mewujudkan seluruh fungsi pengajaran. Melalui supervisi akademik yang
dlakukan secara komprehensip, sistematis, dan berkesinambungan oleh supervisor
terhadap guru-guru, akan dapat meningkatkan kinerjanya dalam mengelola proses
pembelajaran.
Salah satu tujuan supervisi akademik adalah memperbaiki dan
meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar yang dilakukan oleh guru
sehingga hasil pembelajaran yang dicapai peserta didik juga berkualitas. Untuk
mencapai tujuan supervisi akademik yang diharapkan maka pengawas sekolah
(supervisor) yang melakukan supervisi manajerial dan supervisi akademik harus
memiliki kompetensi. Penguasaan kompetensi itulah yang akan menggambarkan
kondisi ideal seorang pengawas sekolah untuk melakukan tugas pokoknya.
11
Prinsip-prinsip demokratis, sistematis, koperatif, konstruktif dan kreatif
pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh supervisor pada guru di
sekolah harus dilaksanakan secara terencana, teratur, terprogram, dan dapat
bekerja sama, memunculkan pemikiran dan usaha-usaha yang kreatif secara
berkesinambungan untuk meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran,
mengelola proses pembelajaran dan profesionalisme guru pada akhirnya
meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran di kelas atau di sekolah.
Berdasarkan hasil kunjungan kelas dan observasi kelas pada kegiatan pra
siklus oleh peneliti terhadap dua orang guru mata pelajaran biologi di SMA
Negeri 1 Tukka Kabupaten Tapanuli Tengah pada tanggal 28 sampai 30
September 2013 dan dua orang guru mata pelajaran biologi di SMA Negeri 1
Pinang Sori Kabupaten Tapanuli Tengah pada tanggal 16 sampai18 Oktober 2013
dengan menggunakan Alat Penilaian Kinerja Guru (APKG 1) untuk mengamati
perangkat pembelajaran yang digunakan, dalam melaksanaan proses pembelajaran
di kelas menggunakan APKG 2, dan untuk menilai hasil proses pembelajaran
menggunakan lembar observasi penilaian (evaluasi). Hasil penilaian kinerja guru
mata pelajaran biologi dalam pembelajaran dijelaskan dalam tabel di bawah ini:
Tabel 1.1: Nilai Kinerja Guru Biologi Dalam Pembelajaran Pra Siklus
No
Inisial Guru
Kinerja Guru Biologi Dalam Pembelajaran
Merencanakan Melaksanakan Mengevaluasi
1 T. I 70 65,6 68,7
2 E. S 70 65,6 68,7
3 Y. S 67,5 65,6 68,7
4 L. N 67,5 65,6 68,7
Berdasarkan tabel di atas, nilai kinerja guru biologi dalam pembelajaran
adalah dalam kategori cukup. Untuk menghasilkan proses pembelajaran yang
12
berkualitas, maka kinerja guru biologi harus dalam kategori baik ataupun sangat
baik. Penjelasan di atas sesuai dengan pendapat Supardi (2013:19), kinerja guru
merupakan kemampuan dan keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas-tugas
pembelajaran. Kemampuan guru merupakan faktor penting untuk menunjang
keberhasilan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Dari beberapa deskriptor yang terdapat pada perangkat pembelajaran,
penampilan guru mengajar di kelas dan kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh
guru, maka peneliti melakukan analisis. Hasil analisis, selanjutnya peneliti
mengelompokkan kekurangan tersebut ke dalam tiga bagian yaitu: (1) dalam
merencanakan proses pembelajaran ternyata: (a) guru belum menyusun bahan
belajar/materi pelajaran secara runtun dan sistematis, (b) bahan belajar belum
disesuaikan dengan karakter siswa, (c) penetapan metode pembelajaran belum
berdasarkan karakteristik siswa, (d) memilih media pembelajaran sesuai dengan
standar dalam Permendiknas No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses; (2) dalam
melaksanakan proses pembelajaran : (a) guru belum menyampaikan acuan, tujuan,
dan kompetensi pembelajaran yang akan diberikan dan rencana kegiatannya, (b)
guru belum menyajikan bahan belajar/materi pelajaran (teks book) dengan tahap
yang direncanakan, (c) guru belum menggunakan metode/strategi pembelajaran di
kelas sesuai dengan materi yang diajarkan pada saat itu hanya menggunakan
metode ceramah, (d) guru belum menggunakan media pembelajaran dan hanya
menggunakan media papan tulis, (e) guru belum memberikan kesimpulan
kegiatan pembelajaran dan menginformasikan materi pelajaran yang akan
dipelajari berikutnya, (f) dan belum memberikan tugas dan tindak lanjut berupa
13
pengayaan; (3) dalam menilai hasil proses pembelajaran guru belum melakukan
pengolahan dan menganalisa hasil penilaian karena kekurangfahaman mereka
akan fungsi dari penilaian hasil proses pembelajaran tersebut.
Supervisor belum melaksanakan tugasnya secara rutin dan sistematis
melaksanakan supervisi akademik maupun klinis dalam rangka meningkatkan
kinerja (performance) guru biologi dalam pembelajaran di SMA Negeri 1 Tukka
sebab kehadiran supervisor mulai awal bulan Juli sampai akhir September 2013
hanya satu kali (peneliti melihat daftar kunjungan supervisor di SMA Negeri 1
Tukka).
Berangkat dari data awal hasil kunjungan kelas dan observasi kelas di atas,
di mana guru mata pelajaran biologi menunjukkan kekurangfahaman akan
kinerjanya dalam mengelola proses pembelajaran walaupun guru tersebut sudah
merasa sebisa mungkin meningkatkan kompetensi dan profesionalismenya
sehingga dapat meningkatkan kinerjanya dalam pembelajaran yaitu merencanakan
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan menilai hasil proses pembelajaran
sehingga menghasilkan layanan belajar yang berkualitas pada peserta didik, maka
untuk mencapai tujuan tersebut sangat perlu dilaksanakan suatu layanan
bimbingan profesional dari supervisor dengan melalui supervisi akademik melalui
pendekatan supervisi klinis. Salah satu fungsi supervisi akademik adalah
meningkatkan kemampuan profesional guru dalam upaya mewujudkan proses
belajar peserta didik yang lebih baik melalui cara-cara mengajar yang lebih baik
pula.
Supervisi klinis merupakan suatu proses layanan dan bimbingan yang
14
bertujuan untuk membantu mengembangkan profesional guru dalam penampilan
mengajar berdasarkan observasi dan analisis data secara teliti dan objektif sebagai
pegangan untuk perubahan tingkah laku tersebut. Supervisi klinis dilaksanakan
untuk membantu guru mengatasi kesulitannya dalam mengajar sehingga ada
upaya perbaikan pengajaran di kelas dan meningkatkan kinerja (performance)
guru. Sagala (2009:246) mengatakan, dengan demikan melalui supervisi klinis
diharapkan jurang yang tajam antara “perilaku nyata” dengan “perilaku ideal”
para guru dapat diperkecil terutama dalam peningkatan kualitas dan kemampuan
guru.
Supervisi klinis adalah bantuan profesional yang diberikan oleh supervisor
untuk mendiagnostik kelemahan atau kekurangan guru dalam mengelola proses
pembelajaran, meningkatkan kinerja (performance) guru dalam mengelola proses
pembelajaran sehingga guru mampu mengatasi setiap kekurangan ataupun
kesulitan yang dialaminya dalam pengeloaan proses pembelajaran tersebut, pada
akhirnya terjadi peningkatan layanan belajar pada peserta didik.
Dengan demikian supervisi klinis yang juga disebut supervisi kelas
merupakan suatu bentuk bimbingan atau bantuan profesional yang diberikan oleh
supervisor kepada guru berdasarkan kebutuhan guru melalui siklus yang
sistematis melalui pertemuan awal, observasi mengajar guru di kelas secara
cermat, dan refleksi yang bertujuan meningkatkan proses pembelajaran.
Pemikiran untuk melakukan penelitian tindakan sekolah dengan
pendekatan supervisi klinis terhadap kinerja pembelajaran guru biologi SMA
Negeri 1 Tukka dan SMA Negeri 1 Pinang Sori Kabupaten Tapanuli Tengah
15
dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan menilai
hasil proses pembelajaran, didasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh:
(1) Dwi Iriani dengan judul “Pengembangan Supervisi Klinis untuk
Meningkatkan Keterampilan Dasar Mengajar guru”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pada studi awal pemahaman kepala sekolah terhadap
supervisi klinis kurang baik, setelah penelitian berkembang menjadi sangat baik
dan mampu melaksanakan supervisi klinis secara tepat, sehingga kesulitan dalam
menggunakan keterampilan dasar mengajar dapat diperbaiki. (2) Musriadi dan
Agus Juamidi dengan judul “Pelaksanaan Supervisi Klinis Dalam Meningkatkan
profesional Guru Pada SMA Negeri 1 Ingin Jaya Kab. Aceh Besar”. Hasil
penelitian memberi kesimpulan bahwa program supervisi klinis yang
dilaksanakan oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah mampu meningkatkan
profesional dan kemampuan akademik guru (penyusunan program pengajaran,
pelaksanaan program pengajaran serta evaluasi hasil proses belajar) dan dapat
dilakukan dengan kegiatan kelompok, kegiatan belajar individual guru. (3) Luh
Amani, Nyoman Dantes, Wayan Lasmawan dengan judul “Implementasi
Supervisi Klinis Dalam Rangka Meningkatkan Kemampuan Guru Mengelola
Proses Pembelajaran Pada Guru SD Se-Gugus VII Kecamatan Sawan” e-Jurnal
Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan
Dasar (Volume 3 Tahun 2003). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
implementasi supervisi klinis mampu meningkatkan kemampuan guru dalam
mengelola proses pembelajaran. (3) Penelitian yang dilakukan oleh yang
dilakukan oleh Dalawi, dkk dengan judul “Pelaksanaan Supervisi Akademik
16
Pengawas Sekolah Sebagai Upaya Peningkatan Profesionalisme Guru SMP
Negeri 1 Bengkayang”. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pelaksanaan
supervisi akademik di SMP Negeri 1 Bengkayang dinilai dapat meningkatkan
kinerja atau profesionalisme guru dalam melaksanakan pembelajaran. (4)
Penelitian yang dilakukan oleh Alimin Aslan dengan judul “Pengaruh Supervisi
Akademik Terhadap Kinerja Guru dan Pencapaian Kompetensi Siswa Di Sekolah
Menengah Atas (SMA) Kabupaten Ogan Komeing Ilir (OKI)”. Hasil penelitian
menyimpulkan supervisi akademik berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap kinerja guru, serta berdampak pada pencapaian kompetensi siswa.
1.2 Identifikasi Masalah
Banyak variabel yang berhubungan dengan kinerja guru mata pelajaran
biologi dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan
menilai (mengevaluasi) hasil proses pembelajaran. Berdasarkan latar belakang
yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasi berbagai masalah yang
berhubungan dengan kinerja guru mata pelajaran biologi dalam pembelajaran
antara lain: (1) apakah kompetensi pedagogik berhubungan dengan kinerja guru
biologi dalam pembelajaran yaitu merencanakan, melaksanakan, dan menilai hasil
proses pembelajaran? (2) apakah kompetensi sosial berhubungan dengan kinerja
guru mata pelajaran biologi dalam pembelajaran yaitu merencanakan,
melaksanakan, dan menilai hasil proses pembelajaran? (3) apakah kompetensi
profesional berhubungan dengan kinerja guru mata pelajaran biologi dalam
pembelajaran yaitu merencanakan, melaksanakan, dan menilai hasil proses
pembelajaran? (4) apakah kualifikasi akademik berhubungan dengan kinerja guru
17
mata pelajaran biologi dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai hasil
proses pembelajaran? (5) apakah guru profesional akan menjadi guru yang
berkinerja tinggi? (6) apakah supervisi klinis yang dilaksanakan oleh supervisor
berhubungan dengan kinerja guru mata pelajaran biologi dalam pembelajaran
yaitu merencanakan, melaksanakan, dan menilai hasil proses pembelajaran?
1.3 Pembatasan Masalah
Peneliti sangat menyadari bahwa banyak faktor yang memengaruhi kinerja
guru dalam pembelajaran, sehingga perlu pembatasan masalah. Dalam penelitian
tindakan ini mengingat keterbatasan dana, waktu, kemampuan peneliti sendiri,
maka masalah dibatasi pada faktor kinerja guru mata pelajaran biologi dalam
pembelajaran yang dimaksudkan adalah: merencanakan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran, dan menilai (mengevaluasi) hasil proses
pembelajaran di SMA Negeri 1 Tukka dan SMA Negeri 1 Pinang Sori Kabupaten
Tapanuli Tengah melalui supervisi klinis.
1.4 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang telah diuraikan
di atas, maka masalah pokok dalam penelitian tindakan ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
“ Apakah supervisi klinis dapat meningkatkan kinerja guru biologi dalam
pembelajaran di SMA Negeri 1 Tukka dan SMA Negeri 1 Pinang Sori Kabupaten
Tapanuli Tengah? “
18
1.5 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas sebagaimana telah dijelaskan
dalam bagian pendahuluan maka tujuan penelitian tindakan ini adalah:
1. untuk mengetahui kinerja guru mata pelajaran biologi dalam pembelajaran di
SMA Negeri 1 Tukka dan SMA Negeri 1 Pinangsori Kabupaten Tapanuli
Tengah setelah memperoleh pembinaan melalui supervisi klinis.
2. untuk mengetahui peningkatan kinerja guru mata pelajaran biologi dalam
pembelajaran di SMA Negeri 1 Tukka dan SMA Negeri 1 Pinangsori
Kabupaten Tapanuli Tengah.
1.6 Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis:
a. Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya supervisi
akademik dengan pendekatan supervisi klinis oleh pengawas sekolah
meningkatkan kinerja pembelajaran guru biologi dalam merencanakan
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan melakukan penilaian
terhadap hasil proses pembelajaran.
b. Hasil penelitian tindakan sekolah ini dapat dijadikan acuan bagi peneliti
lain yang berminat untuk mendalami permasalahan yang sama sebagai
penelitian lanjutan.
2. Secara Praktis:
a. Sebagai bahan informasi dan masukan bagi guru untuk dapat
meningkatkan kompetensinya dan kinerjanya khususnya dalam
merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan