bab i pendahuluan 1.1 latar belakangeprints.umm.ac.id/50387/2/bab i.pdfsedangkan kekayaan sumberdaya...

21
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah Negara yang kaya akan kekayaan alamnya, sudah terbuktikan dengan adanya batu bara, timah, emas, tambang minyak dan laut yang tersebar dan bermacam-macam ikannya yang ada di Indonesia seperti di berbagai daerah misalnya Nusa Tenggara Timur, Sulawesi, Pulau Bangka dan Papua. Penambangan yang kaya akan kekayaan alam Indonesia ini dilakukan oleh kolonial Belanda, kekayaan alam yang telah dieksploitasi oleh kolonial Belanda salah satunya ialah minyak bumi. Eksplorasi kekayaan alam ini diketahui dengan adanya beberapa sumur-sumur yang digunakan untuk mengali minyak bumi yang berada di Negara Indonesia tersebut, dengan ditemukannya beberapa sumur-sumur tua yang berada di daerah Indonesia yang sudah diproduksi pada Tahun 1970. Dengan ini menyebabkan Negara Indonesia dijajah selama berabad-abad oleh Belanda, Jepang dan Prancis oleh karena itu Negara Indonesia merupakan Negara yang kaya akan sumber daya alamnya. Sumber Daya Aalam yang dimiliki oleh Indonesia salah satunya adalah Minyak dan Gas, ini merupakan termasuk dalam golongan Sumber Daya Alam yang tidak bisa diperbarui. Dibidang Minyak dan Gas ini salah satunya merupakan bagian yang dimana untuk memperoleh keuntungan demi terselenggaranya pembangunan disuatu negara. Daerah Indonesia yang kaya akan sumber daya alam khususnya di luar jawa seperti halnya di Provinsi Papua, Provinsi Papua sendiri dikenal dengan

Upload: others

Post on 15-Nov-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/50387/2/BAB I.pdfSedangkan kekayaan sumberdaya alam di Pulau Jawa salah satunya Cepu, Kecamatan Cepu sendiri merupakan Kecamatan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah Negara yang kaya akan kekayaan alamnya, sudah

terbuktikan dengan adanya batu bara, timah, emas, tambang minyak dan laut

yang tersebar dan bermacam-macam ikannya yang ada di Indonesia seperti di

berbagai daerah misalnya Nusa Tenggara Timur, Sulawesi, Pulau Bangka dan

Papua. Penambangan yang kaya akan kekayaan alam Indonesia ini dilakukan

oleh kolonial Belanda, kekayaan alam yang telah dieksploitasi oleh kolonial

Belanda salah satunya ialah minyak bumi. Eksplorasi kekayaan alam ini

diketahui dengan adanya beberapa sumur-sumur yang digunakan untuk

mengali minyak bumi yang berada di Negara Indonesia tersebut, dengan

ditemukannya beberapa sumur-sumur tua yang berada di daerah Indonesia

yang sudah diproduksi pada Tahun 1970.

Dengan ini menyebabkan Negara Indonesia dijajah selama berabad-abad

oleh Belanda, Jepang dan Prancis oleh karena itu Negara Indonesia

merupakan Negara yang kaya akan sumber daya alamnya. Sumber Daya

Aalam yang dimiliki oleh Indonesia salah satunya adalah Minyak dan Gas, ini

merupakan termasuk dalam golongan Sumber Daya Alam yang tidak bisa

diperbarui. Dibidang Minyak dan Gas ini salah satunya merupakan bagian

yang dimana untuk memperoleh keuntungan demi terselenggaranya

pembangunan disuatu negara.

Daerah Indonesia yang kaya akan sumber daya alam khususnya di luar

jawa seperti halnya di Provinsi Papua, Provinsi Papua sendiri dikenal dengan

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/50387/2/BAB I.pdfSedangkan kekayaan sumberdaya alam di Pulau Jawa salah satunya Cepu, Kecamatan Cepu sendiri merupakan Kecamatan

2

adanya sumber daya alam Mineral yang dimana sangat menguntungkan dan

sangat tinggi nilainya. Oleh karena itu secara geologi Papua sendiri masuk di

Benua Australia. Provinsi Papua sendiri juga memiliki keunikan tersendiri

yang sangat memukau salah satunya dengan adanya penampakan pegunungan

sangat tinggi dan juga diselimuti salju-salju yang abadi dipuncak pegunungan

tersebut. Puncak pegunungan yang diselimuti salju-salju yang abadi ini

merupakan Pegunungan yang bernama Maoke yang dimana pada bagian-

bagiannya ialah Pegunungan Sterren, Pegunungan Sudirman dan juga

Pegunungan Jaya Wijaya. Oleh karena itu secara geografis sendiri terdiri dari

pantai, rawa-rawa, dataran yang rendah, dataran yang tinggi dan juga adanya

pegunungan-pegunungan yang tinggi. Ada dua sungai yang utama di Provinsi

Papua sendiri ialah sungai Memberamo yang dimana sungai ini mengalir ke

arah utara selain itu sungai Digul yang mengalir ke arah selatan. Dari dua

sungai inilah terdiri dari bagian hulunya menjadi sumber air dan berubah

menjadi cairan salju yang bernama Pegunungan Maoke. Ini sangat berpotensi

berupa sumber daya sungai yang dimana sumber daya sungai ini bisa

dijadikan pembangkit tenaga listrik yang sangat besar.

Salah satu sumber daya hutan yang berada di Provinsi Papua ini sangatlah

lebat saking lebatnya hingga menutupi diberbagai Pulau yang ada di Provinsi

Papua, oleh sebab itu hutan yang termasuk di Papua ini merupak tipe hutan

yang Tropik. Yang dimana sebagian besar vegetasinya sendiri temasuk tipe

Australis dan begitupun dengan hewan-hewan yang berada di Papua. Seperti

halnya komoditas seperti rotan, kayu dan juga burung-burung yang berwarna

indah menjadi ikonik wilayah Papua yang sangat unik. Di wilayah selatan

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/50387/2/BAB I.pdfSedangkan kekayaan sumberdaya alam di Pulau Jawa salah satunya Cepu, Kecamatan Cepu sendiri merupakan Kecamatan

3

Merauke itu juga terdapat ekosistem yang bernama rawa basah, rawa basah

ialah Wasur yang sangatlah menarik dan unik. Untuk bahan galian yang paling

utama dimiliki Papua ialah tembaga dan minyak bumi, yang dimana sumber

daya alam yang berupa minyak bumi ini bisa didapati di Wilayah Sorong. Dan

juga bahan galian utama lainnya yaitu emas dan tembaga yang berada di

wilayah Grasberg di Pegunungan tengah. Untuk bahan galian lainnya

yanglainny yaitu berupa lempung dan gamping. Gamping sendiri bisa didapati

di wilayah Abepantai, Jayapura, Misol dan Niak. Adapun juga gamping ini

memiliki ukuran yang lumyan besar dan juga bisa didapati untuk menjadikan

modal untuk pembangunan di wilayah Provins Papua. Adanya lempung ini

yang terdapat di wilayah Abepura yang baik ini digunakan sebagai bahan baku

yaitu semen. untuk permasalahan yang dihadapi oleh wilayah Papua sendiri

ialah pengusahaan sumber daya alamnya yang diamana kurangnya sarana dan

prasarana, transportai khususnya darat yang sulit diakses dan juga sumber

daya terampil yang tidak dimiliki oleh masyarakat Papua sendiri.

Sedangkan kekayaan sumberdaya alam di Pulau Jawa salah satunya Cepu,

Kecamatan Cepu sendiri merupakan Kecamatan yang berada di Kabupaten

Blora, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan ini adalah Kcamatan yang berada

diperbatasan antara Jawa Timur dan Jawa Tengah yang dimana dilewati oleh

jalan besar antar Provinsi yang menghubungkan antara Kota Surabaya, Kota

Purwodadi dan Kota Semarang. Untuk luas di daerah Cepu ialah

4897,425km2, yang dimana dibagai menjadi 17 Desa atau Kelurahan dan

juga berpenduduk sejumlah 74.526 orang. Kecamatan Cepu sendiri ialah salah

satu kota kaya akan kekayaan alamnya, dengan adanya kandungan-kandungan

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/50387/2/BAB I.pdfSedangkan kekayaan sumberdaya alam di Pulau Jawa salah satunya Cepu, Kecamatan Cepu sendiri merupakan Kecamatan

4

minyak dan gas, hutan, dan juga pohon jatinya sendiri. Kecamatan Cepu bisa

ditemukan dengan adanya beberapa bangunan-bangunan yang bangunan ini

ialah bangunan peninggalan dari kolonial Belanda yang dimana masih utuh

hingga sekarang. Dan salah satunya ialah bangunan-bangunan yang sangat

unik yang bernama Loji Klunthung, ini merupakan peninggalan dizaman

Belanda yang dimana bangunan itu ialah Gedung Pertemuan SOS Sasono

Suko dan Kuburan Belanda yang diamana ini berada di Desa Wonorejo

Kelurahan Cepu(Chaeruddin, 1994:24).

Wilayah Blok Cepu ialah wilayah yang dimana minyak dan gas bumi yang

berada di wilayah Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur, Kabupaten

Blora, Provinsi Jawa Tengah, dan juga Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa

Timur. Oleh karena itu sebelum adanya penemuan terbaru atau cadangan

minyak yang lumayan besar di wilayah Cepu dan juga di wilayah sekitarnya

yaitu di Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Tuban yang dimana ladang

minyak ini hanya untuk difungsikan sebagai pendidikan dibidang

perminyakan ialah Akademi Migas di Blok Cepu. Blok Cepu sendiri

merupakan sumber daya yang dimana termasuk sumber daya yang berupa

pertambangan minyak bumi, yang dimana bisa untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat di wilayah Cepu yang dimana disepanjang waktu

untuk penemuan-penemuan berupa sumber minyak bumi yang ada di wilayah

Cepu. Ini merupakan salah satu bentuk hal yang menggembirakan bagi

perekonomian masyarakat Kota Blora dan sekitarnya yang dimana merupakan

Kota yang kaya akan pertambangan minyak bumi. Dengan adanya ladang

minyak di Kecamatan Cepu ini menjadi keuntungan bagi perekonomian di

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/50387/2/BAB I.pdfSedangkan kekayaan sumberdaya alam di Pulau Jawa salah satunya Cepu, Kecamatan Cepu sendiri merupakan Kecamatan

5

Negara Indonesia yang dimana dibuktikan dengan adanya ladang minyak di

Kecamatan Cepu yang dimana ladang minyaknya sendiri termasuk didalam

deretan minyak yang terbesar di Dunia(Kristantii, 2010;78).

Penambangan minyak yang diproduksi dengan cara modern salah satunya

yang berada di wilayah Bojonegoro. Oleh sebab itu wilayah Bojonegoro yang

merupakan penghasil minyak dan gas yang tertinggi di Provinsi Jawa Timur

mengalami peningkatan yang dimana ditinjau dengan adanya indikator

pendapatan perkapita di wilayah Kabupaten Bojonegoro sendiri yang dimana

ini merupakan data yang dinyatakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi

Jawa Timur. Ini merupakan peningkatan dibidang minyak dan gas di

Kabupaten Bojonegoro sendiri atas dasar harga ya ngkonstan di Tahun 2010

sebesar Rp.2.317.251,59, di Tahun 2011 juga mengalami peningkatan yang

menjadi Rp.2.678.531,78, dan kemudian di Tahun 2012 sendiri juga

mengalami peningkatan siginfikan menjadi Rp.2.721.579,17 yang kemudian

di Tahun 2013 menjadi Rp.2.748.296,55 untuk Kabupaten Bojonegoro sendiri.

Kabupaten Bojonegoro sendiri juga memiliki kekayaan sumber daya alam

berupa minyak, yang dimana minyaknya merupakan minyak yang terbesar di

Negara Indonesia. Untuk potensi minyak dan gas sendiri di wilayah

Kabupaten Bojonegoro sangatlah besar dan juga memiliki cadangan minyak,

dengan adanya cadangan minyak ini sendiri menjadikan wilayah Kabupaten

Bojonegoro menjadi Kabupaten yang kaya akan minyak dan gas yang dimana

bisa mencapai 600 juta sampai 1,4 M barel hingga 1,7 M sampai 2 Triliun

kaki kubik.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/50387/2/BAB I.pdfSedangkan kekayaan sumberdaya alam di Pulau Jawa salah satunya Cepu, Kecamatan Cepu sendiri merupakan Kecamatan

6

Itu merupakan jumlah angka yang diperkirakan menjadi yang terbesar di

Indonesia yang berada di wilayah Blok Cepu sendiri yang dimana minyak dan

gas tersebut dieksploitasi oleh perusahaan yang bernama Exxon Mobil, dan

juga JOB PPEJ (Joint Operating Body Pertamina Petrocina East Java) yang

dimana JOB PPEJ sendiri mengelola di wilayah lapangan Sukowati yang

dimana produksinya mncapai 3 juta barel/tahun. Yang dimana juga terdapat

lapangan tiung biru yang masih aktif didalam tahap eksplorasi oleh pihak PT.

Pertamina EP yang dimana dengan adanya minyak dan gas yang berpotensi

sanagatlah besar dan juga mampu untuk memberikan produksi minyak dan gas

yang bisa mencapai 250 Juta kaki kubik/harinya. Dengan adanya minyak dan

gas ini yang berpotensi sangatlah besar itu tersebut bisa diperkirakan bisa atau

mampu menyumbang 20% dari hasil produksinya untuk tingkat Nasional.

Untuk wilyayah Blok Cepu dan juga Blok Sukowati ini sendiri juga secara

administratif berada di wilayah Kecamata Kedewan, Kecamatan Gayam dan

juga Kecamatan Ngasem. Penambangan minyak yang dikelola oleh

perusahaan besar yang secara mekanis sendiri juga terdapat penambangan

masih menggunakan cara yang tradisional yang dimana dikelola oleh

masyarakat setempat salah satunya di wilayah Kecamatan Kedewan sendiri

dengan menggunakan peralatan yang sangatlah sederhana, yang dimana cara

pengambilan minyaknya yang berada di sumur-sumur minyak tua tersebut.

Penambangan minyak bumi secara tradisional yang berada di wilayah

Indonesia, khususnya yang berada di Desa Wonocolo, Kecamatan Kedewan,

Kabupaten Bojonegoro. Penambangan yang dilakukan mulai beroperasi pada

tahun 1969. Sumur-sumur tua di Desa Wonocolo berkedalaman mulai dari

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/50387/2/BAB I.pdfSedangkan kekayaan sumberdaya alam di Pulau Jawa salah satunya Cepu, Kecamatan Cepu sendiri merupakan Kecamatan

7

200 hingga 450 meter untuk penggalian minyak mentah itu sendiri,

Penambangan Minyak secara Tradisional di Desa Wonocolo sendiri masih

menggunak pekerja setempat yang dimana pekerja stempet atau lokal itu yang

pada akhirnya masyarakat setempat bisa menguasai tahap-tahap penambangan

dan juga sampai pada tahap penyulingan atau pengolahan minyak mentah itu

sendiri, jumlah penambang dalam satu sumur berkisaran 30-70 orang.

Aktivitas penambangan yang dilakukan para penambang minyak masih belum

memenuhi SOP (Standart Operasional Procedure).

Kegiatan penambangan yang ada di Desa Wonocolo ini sendiri juga

mampu menghasilkan minyak dan gas mencapai kisaran 50.000liter atau

sekitar kurang lebihnya bisa mencapai hingga 314barel per harinya yang

dimana hasilnya itu menjadikan keuntungan tersendiri bagi masyarakat

setempat. Hasil dari penambangan minyak tersebut di jual ke pihak Pertamina.

Selanjutnya untuk produksi minyak dan gas inilah yang dilakukan masyarakat

Wonocolo secara Tradisional yang dimana ditandai dengan tidak adanya

sebuah pengelolaan yang tidak sesuai dengan SOP (Standart Operasional

Procedure) itu sendiri yang dimana bisa juga menimbulkan bagi lingkungan

dan alam sekitar.

Oleh karena itu penting penelitian mengenai fenomenologi penambang

minyak tradisional tentang bagaimana pengelolaan minyak secara tradisional

dan juga untuk mengetahui bentuk penambangan secara tradisional itu sendiri.

Penelitian ini juga dibuat sebagai pengambaran kondisi masyarakat yang

bekerja sebagai penambang minyak yang berada di Desa Wonocolo,

Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/50387/2/BAB I.pdfSedangkan kekayaan sumberdaya alam di Pulau Jawa salah satunya Cepu, Kecamatan Cepu sendiri merupakan Kecamatan

8

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah di tulis oleh penulis, maka

dapat diambil rumusan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah fenomena penambang minyak tradisional di Desa

Wonocolo, Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro?

2. Bagaimanakah dampak penambang minyak tradisional terhadap kondisi

sosial masyarakat Desa Woncolo, Kecamatan Kedewan, Kabupaten

Bojonegoro?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah di tentukan, maka tujuan yang

hendak di capai dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui tentang fenomena penambang minyak tradisional di

Desa Wonocolo, Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro.

2. Untuk mengetahui dampak penambang minyak tradisional terhadap

kondisi sosial masyarakat Desa Woncolo, Kecamatan Kedewan,

Kabupaten Bojonegoro.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara

teoritis maupun secara praktis yaitu sebagai berikut:

1.4.1 Manfaat Teoritis

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/50387/2/BAB I.pdfSedangkan kekayaan sumberdaya alam di Pulau Jawa salah satunya Cepu, Kecamatan Cepu sendiri merupakan Kecamatan

9

a. Dapat memberikan pengetahuan tentang masalah apa saja yang

dihadapi oleh masyarakat.

b. Dapat menjadi referensi ilmiah untuk peneliti selanjutnya agar lebih

baik.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi Universitas Muhammadiyah Malang

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi ilmiah

sehingga dapat digunakan untuk sarana dalam menambah wawasan

yang lebih luas.

b. Bagi Mahasiswa

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk referensi ilmiah

mengenai fenomenologi penambang tradisional di Desa Wonocolo,

Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro.

1.5 Definsi Konsep

1.5.1 Fenomenologi

Fenomenologi berasal dari bahasa Yunani yaitu phenomena, yang

secara harfiah berarti “gejala” atau apa yang menampakan diri.

Fenomenologi mengacu pada studi tentang fenomena atau bagaimana

fenomena itu muncul pada individu. ia menyelidiki struktur dari berbagai

bentuk pengalaman dan mengasumsikan bahwa analisis ini memberikan

landasan yang lebih baik untuk filsafat misalnya epistimologi atau

metafisika (Bryan S. Turner: 2006).

1.6.1 Penambang

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/50387/2/BAB I.pdfSedangkan kekayaan sumberdaya alam di Pulau Jawa salah satunya Cepu, Kecamatan Cepu sendiri merupakan Kecamatan

10

Penambangan adalah suatu industri dimana bahan galian mineral

diproses dan dipisahkan dari material pengikut yang tidak diperlukan.

Dalam industri mineral, proses untuk mendapatkan mineral-mineral yang

ekonomis biasanya menggunakan metode ekstraksi, yaitu proses

pemisahan mineral-mineral dari batuan terhadap mineral pengikut yang

tidak diperlukan. Mineral-mineral yang tidak diperlukan akan menjadi

limbah industri pertambangan dan mempunyai kontribusi yang cukup

signifikan pada pencemaran dan degradasi lingkungan. Industri

pertambangan sebagai industri hulu yang menghasilkan sumberdaya

mineral dan merupakan sumber bahan baku bagi industri hilir yang

diperlukan oleh umat manusia diseluruh dunia (Noor dalam Sulto 2011).

Sementara sumber daya mineral itu sendiri dapat diartikan sebagai

sumberdaya yang diperoleh dari hasil ekstraksi batuan-batuan yang ada di

bumi. Adapun jenis dan manfaat sumberdaya mineral bagi kehidupan

manusia modern semakin tinggi dan semakin meningkat sesuai dengan

tingkat kemakmuran dan kesejahteraan suatu negara (Noor dalam Sulto

2011).

1.7.1 Tradisional

Menurut Rajasakeran & Arren (dalam Jangawa, 2007).

Pengetahuan tradisional merupakan pengetahuan sistematis yang diperoleh

dari orang lokal melalui akumulasi pengalaman, percobaan informal dan

pemahaman mendalam terhadap lingkungan dalam budaya tertentu. Lebih

lanjut Jangawa (2007) menjelaskan bahwa pengetahuan tradisional dapat

dilihat sebagai pengetahuan lokal atau tradisional yang unik di setiap

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/50387/2/BAB I.pdfSedangkan kekayaan sumberdaya alam di Pulau Jawa salah satunya Cepu, Kecamatan Cepu sendiri merupakan Kecamatan

11

kebudayaan atau masyarakat. Pengetahuan ini digunakan sebagai

pertahanan masyarakat dalam menjalani kehidupan.

Pengetahuan tradisional merupakan pengetahuan asli masyarakat

setempat yang di peroleh dari aktifitas, pengalaman, sistem kepercayaan,

pengetahuan masyrakat setempat secara dinamis dan berkelanjutan.

dimana pengetahuan ini digunakan untuk menunjang keberlangsungan

kehidupan masyarakat lokal dan di sebarkan secara lisan. Dalam berbagai

pengertian diatas terdapat beberapa istilah yang mengacu pada

pengetahuan tradisional seperti, “masyarakat asli” , “sistem pengetahuan

tradisional” “kuno” “sistem kepercayaan” dan “adaptasi pada budaya”.

Johnson (dalam Jangawa,2007) mengidentifikasikan beberapa karakter

dari pengetahuan tradisional, yaitu : a) pengetahuan yang berasal dari area

lokal, b) Pengetahuan merupakan budaya dan dalam context yang spesifik,

c) bukan pengetahuan formal, d) di desiminasikan secara tutur kata, secara

umum tidak terdokumentasikan, e) bersifat dinamis dan adaptif, serta f)

berubah bersamaan dengan adanya perubahan sosial, ekonomi dan budaya.

Pengetahuan tradisional merupakan aset yang sangat berharga.

Pengetahuan yang lahir dengan waktu eksperimen selama berabad-abad ini

memberi sumbangsih dan membantu masyarakat dalam memecahkan

permasalahan kehidupannya. Seperti yang terjadi di Afrika. Para

pengembara Afrika, sering memakan tumbuhan yang bernama “hoodia”.

Hoodia merupakan tumbuhan sejenis kaktus yang tumbuh di gurun. Jika

memakan makanan ini, maka akan dapat menahan lapar dalam waktu yang

cukup lama. Cara ini diamati oleh tentara–tentara Afrika Selatan. Mereka

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/50387/2/BAB I.pdfSedangkan kekayaan sumberdaya alam di Pulau Jawa salah satunya Cepu, Kecamatan Cepu sendiri merupakan Kecamatan

12

mengambil pengetahuan tersebut dan menggunakannya dalam perang

melawan pemberontak. Hingga sampailah pengetahuan tersebut pada

dewan Riset Pengetahuan dan Industri Afrika Selatan yang selanjutnya

pengetahuan tersebut di teliti oleh mereka dan telah menemukan senyawa

tertentu yang mampu menekan rasa lapar. Kemudian penemuan ini

dipatenkan dan dikembangkan sebagai obat antiobesitas (Daulay, 2011).

1.6 Metode Penelitian

1.6.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan

menggunakan pendekatan fenomenologis, Fenomenologi ialah studi

tentang pengetahuan yang berasal dari kesadaran atau cara kita

memaknai suatu obyek dan peristiwa yang menjadi pengalaman

seseorang secara sadar. Selain itu fenomenologi juga merupakan

gagasan realitas sosial, fakta sosial atau fenomena sosial yang menjadi

masalah penelitian.

Penelitian kualitatif dituntut untuk dapat menggali data

berdasarkan apa yang diucapkan, dirasakan dan dilakukan oleh

partisipan atau sumber data bukan “sebagai seharusnya”, bukan

berdasarkan apa yang dipikirkan oleh peneliti (perspektif etik), tetapi

berdasarkan sebagaimana adanya yang terjadi dilapangan, yang

dialami, dirasakan dan dipikirkan oleh partisipan data.

Fenomenologi ingin mengungkapkan apa yang menjadi

realitas dan pengalaman yang dialami oleh individu itu sendiri,

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/50387/2/BAB I.pdfSedangkan kekayaan sumberdaya alam di Pulau Jawa salah satunya Cepu, Kecamatan Cepu sendiri merupakan Kecamatan

13

mengungkapkan dan memahami sesuatu yang tidak nampak dari

pengalaman subjektif individu, oleh karena itu, peneliti tidak dapat

memasukkan dan mengembangkan asumsi-asumsinya didalam

penelitiaanya (Donny Gahral Anwar, Hal; 42).

Dalam buku metodologi penelitian kualitatif, fenomenologi

dijelaskan sebagai beriku; a. Pengalaman subjektif atau pengalaman

fenomenologikal, b. Suatu studi tentang kesadaran dari perspektif

pokok dari seorang (Husserl). Istilah fenomenologi sering

dipergunakan sebagai anggapan umum untuk menunjukkan pada

pengalaman subjektif dari berbagai jenis dan berbagai jenis dan tipe

subjek yang ditemui. Dalam arti yang lebih khusus, istilah ini

mengacu pada penelitian terdisiplin tentang kesadaran dari perspektif

pertama seseorang (Lexy J. Moeloeng hal 14-15).

Fenomenologi merupakan pandangan berfikir yang

menekankan pada fokus kepada pengalaman-pengalamn subjektif

manusia dan mengintepretasi dunia. Dalam hal ini para fenomenologis

ingin memahami bagaimana dunia muncul kepadaorang lain. Ada

beberapa ciri pokok fenomenologi yang dilakukan oleh peneliti

fenomenologis yaitu;

a. Fenomenologis cenderung mempertentangkannya dengan

naturalisme yaitu disebut objektivisme dan positivisme,

yang telah berkembang jaman ranaisans dalam ilmu

pengetahuan modern dan teknologi.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/50387/2/BAB I.pdfSedangkan kekayaan sumberdaya alam di Pulau Jawa salah satunya Cepu, Kecamatan Cepu sendiri merupakan Kecamatan

14

b. Secara pasti, fenomenologis cenderung memastikan kognisi

yang mengacu pada apa yang dinamakan oleh Husser

“evidens” yang dalam hal ini merupakan kesadaran tentang

untuk benda itu sendiri secara jelas dan berbeda dan yang

lainnya mencakup dari segi itu sendiri.

c. Fenomenologis cenderung percaya bahwa bukan hanya

sesuatu benda yang ada dalam dunia alam dan budaya.

Sebagai bidang filsafat modern, fenomenologis menyelidiki

pengalaman, kesadaran yang berkaitan dengan pernyataan-pernyataan

seperti; bagaimana pembagian antara subyek (ego) dengan obyek (dunia)

muncul dan bagaiman sesuatu hal didunia ini diklasifikasikan. Selain itu

juga, fenomenologi berasumsi bahwa keasadaran bukanlah dibentuk

karena kebetulan dan dibentuk oleh sesuatu hal yang lainnya daripada diri

sendiri. Demikian juga dalam kehidupan sehari-hari seseorang tidak ada

kontrol diri terhadap kesadaran struktur.

Analisis fenomenologi berusaha mencari untuk menguraikan ciri-

ciri dunianya.seperti apa aturan-aturan apa obyek dan kejadian itu

berkaitan. Aturan-aturan ini bukanlah ciri-ciri yang berdiri sendiri dari

sesuatu “dunia objektif”. Menurut pendapat para Fenomenologis hal itu

dibentuk oleh kebermaknaan dan nilai-nilai dalam kesadaran kita yang kita

alami sebagai hal yang berdiri sendiri dari kita (Donny Gahral Anwar, Hal;

36).

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/50387/2/BAB I.pdfSedangkan kekayaan sumberdaya alam di Pulau Jawa salah satunya Cepu, Kecamatan Cepu sendiri merupakan Kecamatan

15

Dalam hal ini Fenomenologi menentang apa yang empirisme.

Sejak klasifikasi objek melibatkan aturan-aturan organisasonal yaitu

secara fundamental,secara intelektual dalam teori ilmu pengetahuan.

Fenomena sangat tidak potensial bagi ahli-ahli yang kritikal dalam sejarah

ilmu pengetahuan peneliti dalam pandangan Fenomenologis berusaha

memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang yang

berada dalam situasi-situasi tertentu (Raco J.R; Hal 81-83).

Pendekatan fenomenologis tersebut dipilih untuk memahami arti

dari suatu peristiwa dan berkaitan yang ada didalamnya secara lebih

mendalam. Dengan pendekatan ini diasumsikan bahwa peneliti tidak

mengetahui arti sesuatu dari informan yang sedang diteliti, sehingga

peneliti lebih banyak diam untuk menguak secara lebih mendalam tentang

pengertian sesuatu yang sedang diteliti.

1.6.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini bertempat di Desa Wonocolo Kecamatan

Kedewan, Kabupaten Bojonegoro. Lokasi ini dipilih karena lokasi

tersebut sesuai dengan kriteria yang dimaksud di dalam penelitian yang

berjudul “Fenomenologi Penambang Minyak Tradisional (Studi di Desa

Wonocolo, Kecamatan Kadewan, Kabupaten Bojonegoro)”.

1.6.3 Teknik Penentuan Subjek Penelitian

Teknik penentuan subjek yang dilakukan penulis adalah teknik

Purposive Sampling dimana teknik ini menggunakan teknik non random

untuk menentukan subjek. Teknik non random dimana peneliti sudah

menentukan subjek berdasarkan ciri-ciri khusus yang menurut peneliti

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/50387/2/BAB I.pdfSedangkan kekayaan sumberdaya alam di Pulau Jawa salah satunya Cepu, Kecamatan Cepu sendiri merupakan Kecamatan

16

sudah mempunyai informasi yang diinginkan peneliti. Teknik ini

mempunyai keuntungan dimana subjek mudah ditemui atau didekati oleh

peneliti (Sugiyono, 2010).

Kriteria subjek penelitian saya adalah para penambang minyak yang

ada di Desa Wonocolo, Kecamatan Kedewan Kabupaten Bojonegoro.

1.6.4 Sumber Data

Data yang diperoleh yaitu dari dua sumber: Data sekunder, yaitu

diperoleh dari internet, jurnal dan buku. Data Primer, yaitu sumber data

yang diperoleh dari subjek yang diteliti, dengan wawancara dan observasi

langsung dilapangan.

1.6.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik

pengumpulan data antara lain:

1.6.5.1 Metode Observasi (pengamatan)

Observasi sebagai kegiatan mengamati secara langsung tanpa

mediator sesuatu objek untuk melihat dengan dekat kegiatan yang

dilakukan objek tersebut. Sedangkan menurut S. Margono observasi

diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis

terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Jenis observasi

yang dilakukan merupakan observasi non partisipatoris karena

peneliti disini melakukan penelitian dengan tidak ikut berperan dalam

kegiatan tersebut. peneliti disini mengamati proses Penambangan

Minyak Tradisional (Nurul Zuriah; Hal 173).

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/50387/2/BAB I.pdfSedangkan kekayaan sumberdaya alam di Pulau Jawa salah satunya Cepu, Kecamatan Cepu sendiri merupakan Kecamatan

17

1.6.5.2 Metode Wawancara

Wawancara dilakukan langsung dengan informan, dalam

peneltian ini data yang diteliti adalah lisan dan tulisan. Secara lisan

peneliti menanyakan pertanyaan kepada narasumber dengan secara

mengalir tapi tetap berpedoman pada wawancara, secara garis besar

pertanyaan yang diajukan adalah latar belakang masyarakat melakukan

penambangan secara tradisional, proses penambangan hingga

pendistribusiannya, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat.

Jadi ketika wawancara peneliti harus membuat nyaman

narasumber, pertama kita harus berkenalan terlebih dahulu, setelah

kenal baru kita menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang telah

disiapkan. Untuk mendapatkan data peneliti menggunakan alat bantu

berupa daftar pertanyaan, alat perekam suara, dan kamera. Daftar

pertanyaan yang diajukan berisi pertanyaan seputar tema yang diteliti.

Alat rekam suara digunakan untukmerekam ungkapan-ungkapan yang

dikemukakan informan. Hasil rekaman kemudian didengar berulang-

ulang melalui pencatatan sehingga memudahkan untuk

mengelompokkan data. Kamera digunakan untuk mengambil gambar

yang terkait dengan Penambangan Tradisional tersebut

1.6.5.3 Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode untuk mencari data mengenai hal-hal

yang variable yang berupa catatan , transkip, surat kabar, majalah,

notulen, rapat dan sebagainya. Data dokumentasi didapatkan dari bapak

kepala desa dan sekretaris desa, seperti buku milik desa yang memuat

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/50387/2/BAB I.pdfSedangkan kekayaan sumberdaya alam di Pulau Jawa salah satunya Cepu, Kecamatan Cepu sendiri merupakan Kecamatan

18

profil desa wonocolo, dan surat kabar ataupun majalah Bojonegoro

yang membahas tentang penambangan minyak tradisional Wonocolo.

1.6.6 Teknik Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan adalah model Miles dan

Huberman terdapat tiga tahap aktivitas dalam analisis meliputi reduksi

data, penyajian data serta penarikan kesimpulan.Miles dan Hubermen,

mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan

secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,

sehingga datanya jenuh. Ukuran kejenuhan data ditandai dengan tidak

diperolehnya lagi data atau informasi baru.

1.6.6.1 Data Reduksi ( Data Reduction)

Data yang diperoleh dilapangan jumlahnya cukup banyak, untuk

itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Dalam hal ini peneliti

mengumpulkan data dengan cara merangkum, atau mengumpulkan

data-data dan memilih atau meringkas data-data relevan. Untuk

memudahkan pengklarifikasian maka data yang terkumpul akan diberi

kode.

Data reduksi yang diambil peneliti terkait manajemen pemasaran

dan pembiayaan musyarakah, data dari wawancara tentang proses

penambang minyak tradisional.

1.6.6.2 Data Display (Data Display)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data melalui penyajian data tersebut, maka data

terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/50387/2/BAB I.pdfSedangkan kekayaan sumberdaya alam di Pulau Jawa salah satunya Cepu, Kecamatan Cepu sendiri merupakan Kecamatan

19

semakin mudah dipahami dan merencanakan kerja penelitian

selanjutnya.

Pada langkah ini peneliti berusaha menyusun data yang relevan

sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki

makna tertentu. Prosesnya dapat dilakukan dengan cara menampilkan

data, membuat gubungan antar fenomena untuk memaknai apa yang

sebenarnya terjadi dan apa yang perlu ditindaklanjuti untuk mencapai

tujuan penelitian. Penyajian data yang baik merupakan satu langkah

penting menuju tercapainya analisis kualitatif yang valid dan handal.

Mengguraikan jawaban-jawaban yang diberikan oleh penambang

minyak tradisional tersebut.

1.6.6.3 Penarikan Kesimpulan dan Verivikasi

Dalam hal ini peneliti mengemukakan beberapa kesimpulan dari

wawancara dan observasi. Penarikan kesimpulan dan verivikasi adalah

kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan

berubah jika ditemukan bukti kuat dan mendukung.

Pada tahap awal kesimpulan didukung oleh bukti-bukti yang valid

dan konsisten saat peneliti ke lapangan mengumpulkan data, maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel.

Penelitian diawal sudah dijelaskan menggunakan pendekatan

fenomenologi. Untuk mempermudah langkah penelitian maka Teknik analisis

data yang akan digunakan disini adalah modifikasi teknik analisis fenomenologi

dari Van Kaam (Clark Moustaks; Hal 121), dengan alurnya sebagai berikut;

1. Listing and Preliminary Grouping

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/50387/2/BAB I.pdfSedangkan kekayaan sumberdaya alam di Pulau Jawa salah satunya Cepu, Kecamatan Cepu sendiri merupakan Kecamatan

20

Mendaftar semua ekspresi yang relevan dengan pengalaman yaitu

daftar jawaban partisipan atau responden penelitian (horizontalizm).

2. Reduction and Elimination

Menguji setiap ekspresi yang ada dengan dua persyaratan berikut;

a. Apakah ekspresi tersebut mengandung momen penglaman yang penting

dan mengandung unsur pokok yang cukup baik untuk memahami

fenomena?

b. Apakah ekspresi tersebut memungkinkan untuk dikelompokan dalam

suatu kelompok besar dan diberi label?

3. Clustering and Thematizing the Invariant Constituents (Thematic

potrayal)

Pengalaman responden penelitian yang berkaitan kedalam label-

label tematik. Constituet (unsur pokok) yang dikelompokkan dan diberi

label ini adalah tema inti dari pengalaman. Jadi tema-tema yang ada pada

thematic potrayal adalah benang merah dari jawaban-jawaban semua

responden.

4. Final Identifications of the Invariant Constituent and Themes by

Application; Validation

Merupakan proses memvalidkan invariant constituent, yang

dilakukan dalam tahap ini adalah mencek invariant constituent dan tema

yang menyertainya terhadap rekaman utuh pernyataan responden

penelitian. A. Apakah diekspresikan secara eksplisit dalam transkripsi

utuh? B. Apakah sesuai atau cocok dengan konteks dalam transkrip? (jika

tidak diekspresikan secara eksplisit), C. Apabila tidak dinyatakan secara

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/50387/2/BAB I.pdfSedangkan kekayaan sumberdaya alam di Pulau Jawa salah satunya Cepu, Kecamatan Cepu sendiri merupakan Kecamatan

21

eksplisit dan tidak cocok, maka hal itu tidak relevan terhadap pengalaman

responden penelitian dan harus dihapuskan

5. Individual Textural Description

Dengan menggunakan invariant constituent dan tema yang valid

dan relevan dari tahap sebelumnya, dapat disusun individual textural

description dari pengalaman setiap responden penelitian. Termasuk

didalamnya adalah ekspresi harfiah (kata per kata) dari catatn interview

yang ada.

6. Individual Structural Description

Hasil dari penyusunan individual structural description dan

imaginative variation akan membangun individual structural description

dari pengalaman setiap responden penelitian.

7. Textural-Strutural Description

Tahap ini merupakan proses penggabungan antara textural

description dan structural description dari pengalaman setiap responden

penelitian.

Setalah individual textural-structural description tersusun maka

dibuat suatu composite description dari makna dan esensi pengalaman

sehingga menampilkan gambaran pengalaman kelompok satu kesatuan.