bab i pendahuluan 1.1 latar belakang...

15
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Musik Korean Pop atau yang lebih dikenal dengan musik K-Pop, merupakan jenis genre musik yang dalam beberapa tahun ini tengah menguasai pangsa pasar musik internasional (Tuk, 2012). Musik K-Pop pertama kali muncul pada tahun 1930-an sebagai akibat dari masuknya musik pop Jepang, yang turut mempengaruhi unsur-unsur awal musik pop di Korea. Penjajahan Jepang atas Korea membuat genre musik Korea tidak bisa berkembang, dan hanya mengikuti perkembangan budaya pop Jepang pada saat itu (Kim&Ryo,2007) . Namun, seiring dengan berjalannya waktu, genre musik K-Pop makin bervariasi dengan masuknya musik pop barat, dimana hal ini secara tidak langsung makin menambah variasi dan memberi warna pada perkembangan musik K-Pop (Phitryaha, 2011). Di abad 20 kini, K-Pop tidak saja sekadar berkutat dengan dunia musik. Perkembangan teknologi dan globalisasi, perlahan telah “mengevolusi” K-Pop sebagai salah satu bagian dari industrialisasi kebudayaan yang berujung pada konsep global mass consumption, dimana masyarakat dunia akan lebih memfokuskan diri pada perkembangan K-Pop (Alfian, 2013). Adanya idol star dan idol group K-Pop yang digemari bahkan diidolakan masyarakat dunia telah memunculkan fanatisme yang cenderung hiperbolik, dimana masyarakat dengan dorongan fanatismenya mau terbuka untuk menerima dan mempelajari budaya Korea Selatan beserta dengan atributnya, untuk bisa lebih dekat dan mengenal hal-hal yang berkaitan dengan idolanya (Huat, 2010). Dengan melihat peluang ini, Korea Selatan bermaksud

Upload: dinhmien

Post on 30-Jan-2018

223 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAHrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6976/1/T1_362009012_BAB I… · 1 BAB I PENDAHULUAN . 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Musik Korean Pop

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Musik Korean Pop atau yang lebih dikenal dengan musik K-Pop, merupakan

jenis genre musik yang dalam beberapa tahun ini tengah menguasai pangsa pasar

musik internasional (Tuk, 2012). Musik K-Pop pertama kali muncul pada tahun

1930-an sebagai akibat dari masuknya musik pop Jepang, yang turut mempengaruhi

unsur-unsur awal musik pop di Korea. Penjajahan Jepang atas Korea membuat genre

musik Korea tidak bisa berkembang, dan hanya mengikuti perkembangan budaya pop

Jepang pada saat itu (Kim&Ryo,2007). Namun, seiring dengan berjalannya waktu,

genre musik K-Pop makin bervariasi dengan masuknya musik pop barat, dimana hal

ini secara tidak langsung makin menambah variasi dan memberi warna pada

perkembangan musik K-Pop (Phitryaha, 2011).

Di abad 20 kini, K-Pop tidak saja sekadar berkutat dengan dunia musik.

Perkembangan teknologi dan globalisasi, perlahan telah “mengevolusi” K-Pop

sebagai salah satu bagian dari industrialisasi kebudayaan yang berujung pada konsep

global mass consumption, dimana masyarakat dunia akan lebih memfokuskan diri

pada perkembangan K-Pop (Alfian, 2013). Adanya idol star dan idol group K-Pop

yang digemari bahkan diidolakan masyarakat dunia telah memunculkan fanatisme

yang cenderung hiperbolik, dimana masyarakat dengan dorongan fanatismenya mau

terbuka untuk menerima dan mempelajari budaya Korea Selatan beserta dengan

atributnya, untuk bisa lebih dekat dan mengenal hal-hal yang berkaitan dengan

idolanya (Huat, 2010). Dengan melihat peluang ini, Korea Selatan bermaksud

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAHrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6976/1/T1_362009012_BAB I… · 1 BAB I PENDAHULUAN . 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Musik Korean Pop

2

melakukan transendensi1 kebudayaan dalam era globalisasi melalui ekspansi

2

budayanya yang “dikemas” dalam industri dunia hiburan yang menarik. Dalam hal

ini, Korea Selatan tidak secara langsung menawarkan budaya tradisional mereka

kepada masyarakat dunia, namun mereka menawarkannya dengan cara berbeda,

yakni melalui budaya populer yang diwujudnyatakan melalui film, drama, fashion,

termasuk para artis selebriti dan idol star Korea. Bentuk budaya populer Korea ini

berhasil menjangkau penggemar di semua kalangan terutama di Asia lantaran Korea

Selatan mampu mengemasnya dengan konsep soft power3 (Ni Putu, 2012). Aplikasi

dari konsep soft power ditunjukkan melalui penggunaan teknik pemasaran Asian

Values-Hollywood Style, dimana teknik ini mengemas nilai-nilai Asia yang

dipasarkan dengan gaya modern (Putra, 2013). Dalam konsep pemikiran ini, istilah

tersebut mengacu pada dunia hiburan Korea yang dikemas dengan nuansa kehidupan

Asia, namun pemasarannya memakai cara internasional dengan mengedepankan

penjualan nama seorang bintang atau menjual style (Putra, 2013). Menurut William

Tuk (2012:11), hal ini pulalah yang pada akhirnya membawa masuk aktor/aktris

Korea kedalam jajaran daftar artis Hollywood serta masuknya lagu-lagu yang

dibawakan boyband/girlband Korea kedalam berbagai chart tangga lagu diberbagai

negara, yang menjadi salah satu contoh keberhasilan budaya populer Korea di dunia.

Proses penyebaran budaya Korea di dunia inilah yang dikenal dengan istilah

Hallyu atau Korean Wave. Kim&Ryoo (2007:4) menjelaskan bahwa,

Hallyu atau Korean Wave (Gelombang Korea) merupakan istilah yang diberikan

1 Transendensi yang digunakan dalam penulisan ini bukanlah sebagai sebuah makna

terminologis filsafat yang lebih mengarah pada konsep teologi dan spiritualitas ataupun

bersifat ketuhanan, namun lebih pada makna etimologi yang dalam bahsa latinnya berarti

„naik ke atas‟ atau bisa dikatakan melampaui, pelampauan 2 Ekspansi adalah tindakan aktif untuk memperluas dan memperbesar cakupan usaha yang

telah ada 3 Soft Power merupakan kemampuan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan (power)

melalui penggunaan daya tarik daripada penggunaan kekerasan (coercion) atau imbalan

(payment). Soft Power suatu negara utamanya didapat dari kebudayaan, nilai politik, dan

kebijakan luar negeri.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAHrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6976/1/T1_362009012_BAB I… · 1 BAB I PENDAHULUAN . 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Musik Korean Pop

3

untuk tersebarnya budaya pop Korea secara global di berbagai negara di dunia. Di

Asia, berkembangnya budaya pop Korea (Hallyu) di negara-negara Asia Timur dan

beberapa negara Asia Tenggara termasuk Indonesia menunjukkan adanya

transformasi budaya4 pop Korea ke negara-negara lain. Negara-negara lain mampu

mengenal dan mempelajari budaya Korea karena akibat dari adanya Hallyu Wave

(Huat, 2010). Sementara itu, demam K-Pop di Indonesia menurut beberapa K-Pop

Lovers5 yang diwakilkan oleh beberapa ketua fansclub dan author idol group Korea

yang berbasis di Semarang menilai jika K-Pop yang menjadi salah satu point center

Hallyu dinilai mampu membuat masyarakatnya, khususnya para K-Popers atau K-

Pop Lovers muda ingin dapat mengenal artis Korea idola mereka lebih dekat lagi.

Bergeraknya Korea Selatan sebagai penyaji hiburan masyarakat global tentu saja

telah mengundang kepedulian dan respect yang luar biasa bagi para penikmatnya

yang tersebar di Indonesia, bahkan hampir di seluruh negara di dunia. Tak heran jika

di Indonesia sendiri kita menemukan para K-Popers atau K-Pop Lovers ini, gemar

meniru apapun yang sudah menjadi trade mark artis- artis Korea. Entah itu mengenai

gaya bernyanyi, dance, fashion atau atribut yang dikenakan sang artis, hingga budaya

dan bahasa Korea Selatan.6 Melalui hal ini, dapat diketahui bahwa pada

umumnya Hallyu mendorong masyarakat penerima untuk mempelajari bahasa dan

kebudayaan Korea Selatan (Ardiani, 2012).

Dengan adanya pengaruh Hallyu yang besar terhadap pemerintah Korea,

khususnya dari sektor ekonomi, pariwisata, dan sosial budaya, pemerintah Korea

melihat adanya celah dan peluang untuk membuat Hallyu atau Korean Wave sebagai

nilai jual negara Korea Selatan di mata dunia internasional (Tuk, 2012). Melalui

fenomena Hallyu, pemerintah Korea Selatan memiliki inisiatif untuk membuat

4 Transformasi budaya adalah proses pewarisan budaya dari satu generasi kegenerasi

seterusnya. 5 Sebutan bagi penyuka Korean music pop

6 Berdasarkan pada kesimpulan tanya pendapat yang dilakukan dengan Willa (Ketua fansclub

ELF Semarang) dan beberapa K-Pop Lovers via chatting Facebook dan sms pada tanggal 21

Maret 2013.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAHrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6976/1/T1_362009012_BAB I… · 1 BAB I PENDAHULUAN . 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Musik Korean Pop

4

“negara gingseng” tersebut semakin dikenal, dengan cara bekerja sama dengan

berbagai agensi-agensi hiburan raksasa di Korea, seperti SM Entertaiment, JYP

Entertainment, dan YG Entertainment untuk merangkul para artisnya dalam

mempromosikan budaya Korea Selatan serta atributnya melalui musik, film, dan lain

sebagainya. Proyek global dari pemerintah Korea Selatan untuk “memasuki” dan

“menguasai” peradaban manusia inilah yang disebut dengan multi-track diplomacy

atau diplomasi multi-pelaku. Dalam hal ini, meledaknya fenomena Hallyu atau

Korean Wave tidak saja dilakukan dengan campur tangan aktor negara saja

(Pemerintah), tapi lebih dari itu, Hallyu turut sangat dipengaruhi oleh besarnya peran

aktor non-negara, seperti pelaku bisnis industri musik K-Pop hingga idol star atau

idol group Korea Selatan (Tuk, 2012). Idol star atau idol group tersebut seperti;

Super Junior, 2PM, Girls Generation, dan T-Ara. Selebritas idol star7 memiliki posisi

dan pengaruh yang berbeda dan cukup dominan dalam fenomena Hallyu ini. Maka

dari itu, proses untuk menjadi selebritas idol star berbeda dengan selebritas

aktor,aktris, maupun komedian di Korea. Proses seleksi untuk menjadi seorang

trainee idol star, sangat rumit.8 Mereka dituntut menjadi sosok figure panutan yang

“sempurna” bagi setiap masyarakat, khususnya bagi para remaja, dan meraih

popularitas sebanyak-banyaknya (Tuk, 2012). Untuk semakin menarik perhatian

dunia akan keberadaan K-Pop dan selebritas idol star sebagai bagian dari proyek

global negara Korea, agensi hiburan di Korea membuat fansclub idol star atau idol

group sebagai soft power mereka di dalam meraih popularitas. Hasil kerja agensi

hiburan yang menaungi selebritas idol group ini, idol star atau idol group mampu

7 Seseorang yang ingin menjadi idol star harus menjumpai proses yang panjang dan berat

sebelum bisa menikmati popularitasnya. Umumnya, seseorang yang ingin menjadi artis idol

star akan menjalani trainee selama jangka waktu 2-10 tahun kedepan dengan agensi artis

yang menaunginya. Selebritas idol star dituntut untuk pandai bernyanyi, menari,

berpenampilan menarik memiliki kepribadian yang baik, serta memiliki soft skills diluar

menyanyi dan menari (Tuk, 2012). 8 http://www.askkpop.com/article/K-Pop_Music_Goes_Global/, diunduh pada tanggal 14

Februari 2013. Pukul 15.45 WIB

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAHrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6976/1/T1_362009012_BAB I… · 1 BAB I PENDAHULUAN . 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Musik Korean Pop

5

mengumpulkan fanbase dalam jumlah yang banyak, mulai dari negara Korea Selatan

sampai dengan ke penjuru dunia lainnya (Tuk, 2012).

Maraknya K-Pop inilah yang telah menimbulkan fenomena gelombang

Hallyu. Hallyu wave memang berdampak cukup besar bagi dunia entertainment

internasional9. Kini berbagai hal yang berhubungan dengan K-Pop berhasil menarik

lebih banyak perhatian selama kurang lebih 10 tahun terakhir. Selebritas idol group

K-Pop telah memiliki tempat tersendiri di hati para K-Popers. Maka tak heran, jika

gerak-gerik atau segala hal apapun yang berkenaan dengan seorang idol star sangat

diperhatikan, bahkan dikendalikan oleh agensi mereka. Hal ini dilakukan karena akan

sangat berdampak vital. Dampak ini tidak saja akan mempengaruhi popularitas artis

yang bersangkutan, namun juga agensi yang membesarkan nama idol star tersebut,

bahkan negara Korea Selatan pun tidak menutup kemungkinan juga dapat menerima

dampak yang dilakukan oleh idol star negara mereka (Huat, 2010).

Namun, dengan besarnya perhatian tersebut, tak menutup kemungkinan

bermunculan kontroversi yang cukup besar. Berbagai kontroversi tersebut bisa saja

menghancurkan industri musik K-Pop yang tengah meraih masa kejayaan. Beberapa

data yang didapat Allkpop.com mencatat beberapa tindakan yang memicu kontroversi

dan mempengaruhi industri hiburan. Salah satunya, seperti yang terjadi pada kasus

wawancara idol group Block B di Thailand10

,dan skandal foto soloist IU dan

Eunhyuk Super Junior yang diduga menjalin asmara11

. Maka dari itu, menjadi

9 Kutipan pernyataan Bens Leo (pengamat industry musik Indonesia) dari Kompasiana.com,

diunduh pada tanggal 14 Januari. Pukul 17:41 WIB. 10

Block B mengeluarkan pernyataan kontroversial yang dianggap melukai hati para korban

banjir di Thailand pada saat itu. Akibat hal ini, dalam waktu sekejap pasca video beredar,

95% netizens merespon negatif (http://www.allkpop.com/article/Block B stirs controversy

with Thai interview, draw response from netizens/, diunduh pada tanggal 20 Maret 2013.

Pukul 16.12 WIB) 11

Akibat foto kontrovesi IU-Eunhyuk, saham Loen Entertaiment, agensi yang menaungi IU

turun lebih rendah dibandingkan dengan hari sebelum foto tersebut beredar.

( http://www.koreanindo.com/article/ Akibat dari foto skandal IU dan Eunhyuk Super Junior,

harga saham Loen Entertainment menurun/,diunduh pada tanggal 12 November 2012. Pukul

19.39 WIB)

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAHrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6976/1/T1_362009012_BAB I… · 1 BAB I PENDAHULUAN . 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Musik Korean Pop

6

selebritas idol star memiliki konsekuensi yang cukup tinggi, karena dapat

mempengaruhi banyak pihak (khususnya industri hiburan Korea) maupun bagi

masyarakat (Tuk, 2012).

Dengan adanya sinergi dan keterkaitan antara ketiga point utama; K-Pop, new

media, dan K-Popers, dipilihnya K-Pop sebagai isu yang diangkat dalam penelitian

ini karena K-Pop tengah menjadi bahan pembicaraan menarik untuk percakapan

dalam beberapa tahun belakangan ini (Huat, 2010). Mulai dari musiknya yang khas

dan mayoritas terdengar „easy listening‟, para selebritasnya yang memiliki

„kesempurnaan‟ yang tinggi, sampai reality show yang dibintangi para group K-Pop

ini. Selama kurun waktu beberapa tahun ini K-Pop juga tengah mendominasi industri

hiburan, tidak saja di Asia, namun juga dunia (Tuk, 2012). K-Pop telah berhasil

merangkul seluruh komponen masyarakat, mulai dari kelas rendah sampai ke kelas

atas.

Pemanfaatan media sosial, adalah kunci persebaran K-Pop yang luar biasa

(Tuk, 2012). Hadirnya internet sebagai bentuk dari new media telah mampu

mentrasmisikan berbagai informasi dan perkembangan K-Pop secara cepat dan terus-

menerus sehingga dengan mudah hal-hal yang berkaitan dengan K-Pop menjadi isu

yang paling dicari dan cepat berkembang menjadi headline dan pembicaraan para

netizen maupun masyarakat penerima yang di dominasi oleh kaum muda. Adanya

kecenderungan masyarakat penerima yang di dominasi oleh kaum muda untuk

menerima secara hiperbolik hal-hal yang berkaitan dengan K-Pop, telah membuat K-

Pop tidak saja sekadar sebagai bentuk konsumsi hiburan semata, namun ada nilai-

nilai dan misi budaya Korea yang diperkenalkan melalui sifat penyajiannya yang

komersil, sehingga K-Pop telah menjadi satu Budaya Populer, yang dampaknya tidak

saja dirasakan di dunia maya, namun juga di dunia nyata.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAHrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6976/1/T1_362009012_BAB I… · 1 BAB I PENDAHULUAN . 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Musik Korean Pop

7

Namun dibalik suksesnya K-Pop, tak jarang muncul pro dan kotra hingga saat

ini, dimana pro dan kontra ini cenderung didominasi oleh isu-isu dan topik seputar

budaya maupun kualitas para idol star atau idol group K-Pop yang kerap menjadi

bahan perbebatan para K-Popers baik di dunia maya maupun di dunia nyata.

Terlepas dari hingar bingar dunia K-Pop, dalam penelitian ini, penulis akan

fokus meneliti salah satu contoh kasus kontroversi atau skandal idol star yang

beberapa bulan lalu sangat mempengaruhi segala aspek yang berkenaan dengan idol

star yang bersangkutan. Kontroversi tersebut adalah skandal bullying anggota

girlband T-Ara, girlband yang terbentuk pada pertengahan tahun 2007. Girlband T-

Ara mengalami skandal ditengah masa-masa kejayaan popularitasnya. Kasus bullying

itu sendiri sebenarnya sudah terjadi cukup lama, namun netizen dan beberapa

fansclub Hwayoung (anggota T-Ara korban bullying) baru dapat menunjukkan bukti

tersebut ke publik pada akhir bulan Juli 2012 silam. Berbagai bukti yang

dikumpulkan netizen dan fansclub Hwayoung menunjukan adanya intimidasi yang

dilakukan para member terhadap Hwayoung (baik berupa intimidasi psikis dan

fisik).12

Data yang lain merujuk pada laman KoreanChingu.com pada hari yang sama,

yang menyebutkan jika netizen menemukan bukti lain, dimana leader girlband T-Ara,

Hyomin dalam salah satu episode Korea Broadcasting System (KBS) „Star Live

12 Merujuk salah satu komentar netizen yang di posting dalam Soompi.com tertanggal

30 Juli 2012 disebutkan jika, netizen menulis :

“Di acara Jepang, sebagai hukuman, Eunjung harus menyuapi salah satu member dengan kue

beras ukuran besar. Dia menghampiri Hwayoung dan menyuapkan kue beras ke mulutnya.

kau bisa lihat bahwa Hwayoung tidak mau makan kue beras itu, kemudian Hyomin

meletakkan tangannya di punggungnya dan menguatkan Hwayoung untuk memakan kue itu.

Sementara itu Eunjung terus memaksa kue beras itu ke tenggorokannya. Ini sangat bahaya

karena banyak kejadian di Korea, orang tersedak kue beras karena teksturnya yang lengket.

Soyeon dan Eunjung juga bertukar pandang sebelum Eunjung menyuapi Hwayoung dengan

kue beras, seolah mengatakan “Pilih Hwayoung, ini kesempatan kita.”

(KoreanChingu.com:2012)

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAHrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6976/1/T1_362009012_BAB I… · 1 BAB I PENDAHULUAN . 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Musik Korean Pop

8

Teather‟, tertangkap „menyodok‟ mata Hwayoung sambil mengangkat lengannya.

Dalam adegan lain, netizen juga melihat salah satu member T-Ara yang lain, Jiyeon,

mengolok-olok Hwayoung yang membaca di dalam mobil, dan ia menyatakan, “Dia

hanya bertindak seperti itu karena di depan kamera. Sebagai seseorang yang ada di

tim yang sama seperti dia, ini adalah pertama kalinya saya melihatnya membaca”.

Berikut disertakan beberapa gambar yang diposting netizen terkait bukti bullying

yang dilakukan member T-Ara

Bukti lain yang menunjukkan intimidasi member T-Ara terhadap Hwayoung,

diposting dalam laman KoreanChingu.com. Dalam gambar ini, netizen menulis;

“Boram tidak mengakui Hwayoung sebagai „maknae‟ di T-ara karena di ulang tahun

Hyomin, Boram memanggil Hyomin sebagai „maknae‟13

kedua. Karena Hwayoung

lebih tua beberapa bulan daripada Jiyeon, dan Hyomin kelahiran 1989, Hwayoung

harusnya jadi „maknae‟ kedua dan bukan Hyomin. Di ulang tahun Jiyeon, Boram juga

mengucapkan dan memanggil Jiyeon sebagai ;‟maknae selamanya‟ Jiyeon.

13

Maknae dalam bahasa Korea berarti adik.

Gambar 1. Para Member T-Ara memaksa Hwayoung menelan kue beras ukuran besar

Sumber gambar : KoreanChingu.wordpress.com (30 Juli 2012)

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAHrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6976/1/T1_362009012_BAB I… · 1 BAB I PENDAHULUAN . 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Musik Korean Pop

9

Berbagai sumber bukti yang diposting oleh netizen ke dunia maya, menimbulkan

berbagai respon dan aksi dari masyarakat maupun netizen lainnya. Netizen dan

masyarakat mengecam keras tindakan yang dilakukan girlband T-Ara tersebut.

Mayoritas berpendapat, tindakan yang dilakukan oleh idol star tersebut dapat

berdampak buruk bagi anak-anak dan remaja, bahkan negara14

. Akibat perilaku yang

dilakukan member T-Ara, muncul dampak yang dialami oleh semua member T-Ara

bahkan Core Content Media sebagai agensi yang menaunginya.15

Hal ini membuat

semua member T-Ara memilih untuk hiatus16

beberapa saat, dan membatalkan

14

(Berbagai sumber data diperoleh dari situs www.KoreanIndo.com selama periode bulan

Juli sampai dengan Desember 2012, yang diunduh pada tanggal 5 Desember 2012. Pukul

19.39 WIB 15

skandal ini membuat T-Ara diboikot oleh stasiun-stasiun televisi di Korea. Bahkan, banyak

iklan dan film yang sebelumnya telah mengikat perjanjian kontrak kerja dengan beberapa

member T-Ara, memutuskan secara sepihak, karena skandal tersebut dinilai dapat merugikan

industri mereka. (Berbagai sumber data diperoleh dari situs www.KoreanIndo.com selama

periode bulan Juli sampai dengan Desember 2012, yang diunduh pada tanggal 5 Desember

2012. Pukul 19.39 WIB 16

Hiatus merupakan sebuah keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh selebritas Korea

untuk undur diri beberapa saat dari dunia hiburan. Tujuannya bermacam-macam, bisa karena

selebritas yang bersangkutan melakukan koreksi diri karena skandal yang dilakukan, dan

Gambar 2. Tweet Boram T-Ara

Sumber gambar : KoreanChingu.wordpress.com (30 Juli 2012)

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAHrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6976/1/T1_362009012_BAB I… · 1 BAB I PENDAHULUAN . 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Musik Korean Pop

10

rencana promosi mini album terbaru mereka lantaran berbagai tanggapan dan

komentar netizens yang membuahkan beberapa aksi negatif terhadap para anggota T-

Ara. Bahkan, berdasarkan data yang diperoleh dari website hiburan Korea seperti;

Allkpop, Dispach, dan Soompi menyebutkan jika sebagian dari anggota T-Ara

mengalami tekanan psikis sebagai akibat dari berbagai reaksi netizen yang dianggap

terlalu menyudutkan mereka.

Melalui bukti-bukti tersebut, dipilihnya skandal bullying idol group T-Ara

sebagai fokus studi kasus dalam penelitian ini karena skandal bullying yang

dilakukan oleh idol group T-Ara menduduki peringkat pertama kasus pemberitaan

skandal terbesar di industri hiburan Korea selama kurun waktu 201217

. Berbagai

pemberitaan yang muncul mengenai skandal bullying idol group T-Ara bahkan

sanggup mengundang perhatian dan respon dari semua kalangan masyarakat,

termasuk masyarakat yang bukan tergolong penyuka K-Pop untuk ambil bagian

menanggapi pemberitaan yang ada melalui perannya sebagai Netizen. Munculnya

skandal bullying ini, juga tidak saja memberi dampak yang berkepanjangan bagi idol

group yang bersangkutan, namun nama industri hiburan Korea sempat dianggap

“negative” oleh masyarakat umum, baik di Korea maupun penjuru dunia, yang

menilai jika dibalik hingar-bingar kemewahan yang ditawarkan dalam industri

hiburan Korea, terdapat kehidupan yang “keras” untuk dapat bertahan dalam dunia

hiburan Korea18

.

Melalui salah satu kontroversi terbesar di industri hiburan Korea Selatan ini,

Netizen cukup memiliki andil terhadap keputusan dan tindakan yang dilakukan

industri dan publik terhadap public figure. Hadirnya new media sebagai medium

dapat juga karena selebritas yang bersangkutan mempersiapkan kualitas diri sebelum

comeback ke dunia hiburan. 17

Berbagai sumber artikel, yang di dapat dari www.KapanLagi.com, www.soompi.com,

www.allkpop.com, www.KoreanIndo.com 18

Berbagai sumber artikel, yang di dapat dari www.KapanLagi.com, www.soompi.com,

www.allkpop.com, www.KoreanIndo.com

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAHrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6976/1/T1_362009012_BAB I… · 1 BAB I PENDAHULUAN . 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Musik Korean Pop

11

komunikasi yang secara luas terintegrasi ke dalam jaringan atau internet atau

electronic media makin memudahkan masyarakat untuk melakukan aktivitas

komunikasi dalam bentuk memperbaharui dan membagi informasi, ide, gagasan, atau

pendapat masing-masing individu kepada publik.

Manovich (2002) seperti dikutip Yunus Ahmad Syaibani (2011) memaparkan

bahwa bahwa “new media harus juga dipahami sebagai proses transformasi akan

kebutuhan informasi”. New media sebagai sebuah medium publikasi hasil dari

representasi medium baru dalam bentuk medium digital memberikan ruang yang

lebih bagi masyarakat untuk berperan aktif dan berpikir kritis terhadap setiap terpaan

pemberitaan yang muncul, melalui perannya sebagai seorang netizen. Dari konsep ini,

Manovich menangkap jika hadirnya new media atau digital media atau elektronik

media telah membawa pengaruh pada kehidupan sosial-budaya. New media sebagai

medium publikasi yang membawa pengaruh pada kehidupan sosial-budaya memiliki

berbagai kelebihan dan kekurangan (Syaibani,2011).

Dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi yang semakin

menunjang kualitas new media, telah membuka peluang bagi masyarakat untuk

terlibat aktif sebagai user online di ruang maya. Netizen dengan hak dan kewenangan

yang dimilikinya, bebas berkendak untuk memanfaatkan dan melakukan aktivitas

komunikasi dalam ruang maya. Namun, dengan berbagai kemudahan yang

ditawarkan seiring dengan berkembangnya new media, tidak selamanya lantas selalu

membawa hal-hal yang positif (Bakhrulamal,2010). Lemahnya filter serta

kecenderungan tiap-tiap individu untuk mengabaikan etika yang ada dalam aktivitas

ruang maya, seringkali menjadi salah satu permasalahan dalam aktivitas ruang maya

yang dilakukan oleh Netizen atau user online (Bakhrulamal,2010). Netizen dalam

kasus ini memiliki kecenderungan di dalam mendominasi berbagai pemberitaan

mengenai selebriti dan idol star Korea. Bahkan, penulis melihat, terdapat kekuatan di

setiap tanggapan atau gagasan Netizen di dalam menanggapi setiap pemberitaan artis

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAHrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6976/1/T1_362009012_BAB I… · 1 BAB I PENDAHULUAN . 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Musik Korean Pop

12

atau idola Korea, yang seringkali hal ini akan sangat berdampak atau berpengaruh

besar terhadap industri hiburan Korea atau artis yang bersangkutan atau yang tengah

diberitakan. Bahkan tak jarang, Netizen sering kali akan mengeluarkan pendapat-

pendapatnya yang pedas dan vulgar yang dapat mempengaruhi kondisi psikologis,

citra seorang public figure, dan aspek-aspek lainnya. Maka tak heran, bunuh diri

menjadi faktor yang menyumbangkan angka kematian tertinggi terhadap selebritis di

Korea (KoreanIndo:2012)19

.

Namun demikian, tidak semua Netizen akan bereaksi sama seperti yang dilakukan

oleh mayoritas Netizen pecinta K-Pop dan budaya populer Korea lainnya. Dari hasil

pengamatan penulis selama kurun waktu delapan bulan ini, penulis mendapati adanya

kecenderungan reaksi yang berbeda, yang ditunjukkan oleh Netizen Indonesia dalam

menyikapi pemberitaan selebritis atau idol star Korea sekalipun mereka adalah

Kpopers. Feedback dari pemberitaan skandal idolgroup T-Ara tidak saja dilihat

sebagai sebuah respon semata, namun lebih dari itu, terdapat maksud dan makna

tersendiri dibalik setiap kata maupun kalimat yang dituliskan Netizen. Dalam analisis

wacana kritis, teks bukan hanya dilihat sebagai urutan kalimat yang tidak mempunyai

ikatan sesamanya, dan bukan juga kalimat yang dideretkan begitu saja. Teks dalam

analisi wacana kritis dimaksudkan untuk membongkar makna dan maksud-maksud

tertentu (Eriyanto,2001). Bahasa dianalisis bukan dengan menggambarkan semata

dari aspek kebahasaan, tetapi juga menghubungkan dengan konteks. Konteks yang

dimaksudkan disini adalah, bahasa dipakai untuk tujuan dan praktik tertentu,

termasuk di dalamnya praktik kekuasaan (Vinsensius, 2010). Melalui hal ini, peneliti

19

Song Ji Seon adalah salah satu artis yang mengakhiri hidupnya dengan cara Bunuh diri

pada 23 Mei 2011 dengan cara melompat dari apartemennya. Artis cantik Korea tersebut

bunuh diri karena skandal asmara yang melibatkan pemain bisbol professional dengan dirinya

muncul ke publik. Artis Korea selanjutnya adalah aktor Choi Jin Young. Hanya satu setengah

tahun setelah kakak perempuan-nya bunuh diri, aktor Choi Jin Young juga ditemukan bunuh

diri, pada tanggal 29 Maret 2010 oleh ibunya. Choi Jin Young diduga depresi karena diserang

oleh blogger (netizen) 'gila' yang menuduhnya dan menjelek-jelekkan namanya di internet.

(www.allkpop.com) diunduh pada tanggal 12 Mei 2012 pukul 19:39 WIB.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAHrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6976/1/T1_362009012_BAB I… · 1 BAB I PENDAHULUAN . 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Musik Korean Pop

13

melihat jika teks bahasa yang diungkapkan Netizen didalam memberikan reaksi

mereka atas isi berita skandal bullying T-Ara, dinilai tidak netral dalam

menghadirkan wacana, tetapi justru ada konteks-konteks tertentu yang hadir yang

mempengaruhinya dalam menghadirkan realitas.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, fokus dari penelitian ini adalah online

reactions para Netizen Indonesia didalam menyikapi kasus pemberitaan skandal

bullying member idol group T-Ara dengan menggunakan analisis wacana kristis Teun

A.Van Dijk.

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, fokus dari penelitian ini maka dapat

dirumuskan permasalahan;

1.) Bagaimana proses terbentuknya jenis atau bentuk-bentuk reaksi Netizen

Indonesia terhadap pemberitaan kontroversi bullying T-Ara dalam situs

Korean Chingu.com menurut teori Van Dijk?

2.) Bagaimana bentuk-bentuk reaksi online Netizen Indonesia terhadap

pemberitaan kontroversi bullying girlband T-Ara dalam isi pemberitaan situs

Korean Chingu.com?

1.2 TUJUAN

Tujuan dari penelitian ini yang ingin dicapai adalah;

1.) Penulis dapat menjelaskan proses terbentuknya reaksi Netizen Indonesia

terhadap pemberitaan kontroversi bullying girlband T-Ara dalam situs Korean

Chingu.com menurut teori Van Dijk.

2.) Penulis dapat mengetahui dan menjelaskan bentuk-bentuk reaksi online

Netizen Indonesia terhadap pemberitaan kasus kontroversi bullying girlband

T-Ara, dimana diharapkan penelitian mengenai reaksi online Netizen

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAHrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6976/1/T1_362009012_BAB I… · 1 BAB I PENDAHULUAN . 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Musik Korean Pop

14

Indonesia ini dapat menggambarkan wujud kritis Netizen Indonesia terhadap

setiap pemberitaan online yang ada melalui teks analisis wacana kritis.

sekaligus juga dapat berlaku didalam menjelaskan setiap reaksi terpaan

pemberitaan yang lainnya.

1.3 MANFAAT

Melalui penelitian ini diharapkan mampu memberikan dua manfaat penulisan,

yakni manfaat teoritis dan manfaat praktis. Adapun manfaat-manfaat tersebut

diantaranya;

a.) Manfaat Teoritis

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan teoritis bagi disiplin

ilmu komunikasi dan ilmu sosial lain yang mencakup penggunaan dan pengembangan

media massa baru atau new media di dalam interaksi masyarakatnya, terkhusus

terhadap hal-hal yang terkait dengan Netizen Indonesia di dalam merespon dan

berperan dalam setiap pemberitaan yang ada yang didasarkan pada kajian disiplin

ilmu Komunikasi. Serta diharapkan penelitian ini mampu mengembangkan teori

mengenai bentuk atau pola respon/reaksi Netizen terhadap suatu pemberitaan dan

memberikan pengetahuan baru akan berbagai kegiatan komunikasi dan interaksi yang

dilakukan Netizen selaku online participant didalam cyberspace medium new media.

b.) Manfaat Praktis

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan mampu memberikan dua manfaat

praktis, terkhusus bagi penulis pribadi serta obyek penelitian yang bersangkutan. Bagi

penulis, diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis

tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan new media, beserta dengan era

munculnya Netizen sebagai komunikan aktif di dalam perannya sebagai online

participant di dunia media digital. Sedangkan bagi obyek yang diteliti, diharapkan

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAHrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6976/1/T1_362009012_BAB I… · 1 BAB I PENDAHULUAN . 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Musik Korean Pop

15

penelitian ini mampu menjadi informasi sekaligus koreksi bagi para Netizen didalam

aktivitas komunikasi yang dilakukannya didunia maya, dimana berbagai tanggapan

atau komentar dan gagasan ide mereka inilah yang setidaknya dapat mewakilkan

gambaran reaksi dan identitas Netizen Indonesia didalam merespon pemberitaan yang

muncul ke publik, yang juga dinilai turut memiliki andil atau pengaruh terhadap

berbagai keputusan.