bab i pendahuluan 1.1 latar belakang masalah pariwisata

23
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, Pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Wisata adalah perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari daya tarik wisata yang dikunjunginya dalam jangka waktu sementara. Keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Pengusaha disebut sebagai kepariwisataan. Kepariwisataan bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesajahteraan rakyat, menghapus kemiskinan, mengatasi pengangguran, melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya, memajukan kebudayaan, mengangkat citra bangsa, memupuk rasa cinta tanah air, memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa, mempererat persahabatan antar bangsa (Undang-undang Nomor 9 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan). Pariwisata merupakan salah satu sektor urusan pilihan pemerintahan daerah kabupaten dan kota di Indonesia sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Upload: haphuc

Post on 13-Jan-2017

242 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung

berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, Pengusaha,

Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Wisata adalah perjalanan yang dilakukan

oleh seseorang atau kelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk

tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari daya tarik wisata yang

dikunjunginya dalam jangka waktu sementara. Keseluruhan kegiatan yang terkait

dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul

sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan

dan masyarakat setempat sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah dan

Pengusaha disebut sebagai kepariwisataan. Kepariwisataan bertujuan untuk

meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesajahteraan rakyat,

menghapus kemiskinan, mengatasi pengangguran, melestarikan alam, lingkungan,

dan sumber daya, memajukan kebudayaan, mengangkat citra bangsa, memupuk

rasa cinta tanah air, memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa, mempererat

persahabatan antar bangsa (Undang-undang Nomor 9 Tahun 2009 tentang

Kepariwisataan).

Pariwisata merupakan salah satu sektor urusan pilihan pemerintahan

daerah kabupaten dan kota di Indonesia sebagaimana diatur dalam Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata

2

Pemerintahan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Propinsi, dan

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, dimana Pemerintah Pusat sesuai dengan

otonomi daerah telah melimpahkan kewenangan untuk mengelola sumberdaya

dan kekayaannya dengan kemampuan dan kekuatan yang dimiliki masing-masing.

Urusan pilihan ini merupakan urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan

berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi,

kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan. Otonomi daerah juga

menempatkan kabupaten dan kota sebagai pusat-pusat pertumbuhan. Pariwisata

merupakan suatu bidang yang turut serta dapat memajukan daerah yakni melalui

peningkatan pendapatan asli daerah dari bidang pariwisata. Karena itu setiap

daerah telah merancang berbagai penawaran tentang potensi daerah kepada calon

investor untuk menanamkan modal di daerahnya, dan hal ini diharapkan dapat

juga meningkatkan potensi pariwisata daerah kabupaten/kota.

Pembangunan daerah merupakan salah satu bagian dari pembangunan

nasional yang tidak dapat dilepaskan dari prinsip otonomi daerah. Untuk

mendukung penyelenggaraan otonomi daerah tersebut dibutuhkan kewenangan

yang luas, nyata, dan bertanggung jawab di tiap-tiap daerah tersebut. Sebagai

tindak lanjut penyelenggaraan otonomi daerah dengan dikeluarkannya Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang merupakan

kebijakan yang lahir dalam rangka menjawab dan memenuhi tuntutan reformasi

dan semangat pembaharuan tentang demokratisasi antara hubungan pusat dan

daerah serta upaya pemberdayaan daerah. Negara Indonesia seperti yang kita

ketahui merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki berbagai macam

potensi pariwisata, baik wisata alam maupun wisata budaya karena Indonesia

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata

3

memiliki bermacam-macam suku, adat istiadat, dan kebudayaan juga dikarenakan

letak geografis negara Indonesia sebagai negara tropis yang menghasilkan

keindahan alam dan keanekaragaman satwa.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Arief Yahya menjelaskan capaian

angka sementara jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke

Indonesia tahun 2014 sebesar 9,3 juta wisman. Perkembangan kunjungan wisman

pada periode Januari hingga Oktober sebesar 7.755.616 wisman. Adapun capaian

wisman pada Oktober 2014 sebanyak 808.767 wisman atau tumbuh 12,34% dan

apabila capaian pada bulan November dan Desember 2014 signifikan, maka target

akhir tahun ini optimis tercapai. Sedangkan jumlah perjalanan wisatawan

nusantara (wisnus) pada tahun 2014 sebanyak 251 juta perjalanan.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menjelaskan capaian pariwisata

di bidang ekonomi pada tahun 2014 antara lain: kontribusi pariwisata terhadap

perekonomian (PDB) nasional sebesar 4,01%, devisa yang dihasilkan oleh

pariwisata sebesar US$ 10,69 miliar, jumlah tenaga kerja di bidang pariwisata

sebanyak 10,3 juta orang, dan daya saing pariwisata Indonesia tahun 2013 berada

di ranking 70 dunia menurut World Economic Forum (WEF).

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memaparkan kondisi pariwisata

Indonesia pada 2014 cukup cerah, untuk ini Kementerian Pariwisata menetapkan

tahun 2015 yakni: jumlah kunjungan wisman sebesar 10 juta atau tumbuh sekitar

7-8%, jumlah wisatawan nusantara (wisnus) sebesar 254 juta, perolehan devisa

sebesar US$ 12,05 miliar dan pengeluaran wisnus Rp 201,5 triliun, serta jumlah

tenaga kerja di bidang pariwisata sebanyak 11,3 juta orang.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata

4

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengatakan bahwa capaian

pariwisata 2014 menjadi pijakan dalam menetapkan target 2019 yang besarnya

dua kali lipat, dimana secara makro target 2019 kontribusi pariwisata terhadap

Pendapatan Domestik Bruto (PDB) nasional akan menjadi 8%, devisa yang

dihasilkan sebesar Rp 240 triliun, serta menciptakan 13 juta lapangan kerja. Selain

itu target kunjungan wisman meningkat menjadi 20 juta wisman dan wisnus naik

menjadi 275 juta, serta daya saing pariwisata Indonesia akan meningkat berada di

ranking 30 besar dunia.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menjelaskan lebih jauh, untuk

mencapai target 20 juta wisman pada 2019 berbagai upaya harus dilakukan di

antaranya perbaikan infrastruktur pariwisata, infrastruktur ICT (Information and

Communication Technology ), health and hygiene dan aksesibilitas (conectivity,

seat capacity dan direct flight) serta regulasi. Dalam regulasi, Pemerintah

melakukan terobosan diantaranya dengan memberikan bebas visa kunjungan

singkat (BVKS) bagi 5 negara yakni: Australia, Jepang, Korea, China, dan Rusia

yang mulai diterapkan tahun 2015. Selain itu memberikan kemudahan perizinan

masuknya kapal layar (yacht) ke perairan Indonesia dalam upaya mendorong

masuknya para yachter internasional yang menjadi bagian penting dari

pengembangan wisata bahari (marine tourism) di tanah air.

Upaya lain adalah melakukan promosi secara efektif dengan menggunakan

jalur digital atau on-line antara lain melalui kegiatan: mobile apps, digital

campaign, interactive campaign, viral marketing (Facebook, Twitter, Youtube,

blog), maupun jalur konvensional atau off-line antara lain dengan

memasang advertisement di majalah tematik dan lifestyle mags, media

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata

5

placement di titik-titik strategis, mengikuti consumer shows (B2C), consumer

promotions, maupun melakukan sales missions, road show dan famtrips dengan

mengundang para tour operator dan penulis pariwisata dari negara-negara yang

menjadi sumber wisman. Selain itu untuk mempresentasikan daya tarik keindahan

alam (nature), keanekaragaman budaya dan keramahtamahan masyarakat

Indonesia (culture) maupun fasilitas pariwisata menarik lainnya yang

dikembangkan oleh orang kreatif Indonesia (manmade) perlu diperkuat

melalui branding pariwisata Indonesia. Untuk ini dilakukan re-

launching branding “Wonderful Indonesia” dan “Pesona Indonesia” yang

nantinya akan digunakan untuk kegiatan pemasaran dan promosi pariwisata di

luar maupun di dalam negeri. Branding “Wonderful Indonesia” dan “Pesona

Indonesia” sebagai country branding wajib digunakan, sedangkan destination

branding di masing-masing destinasi bersama-sama

menggunakan branding “Wonderful Indonesia” atau “Pesona Indonesia”.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menjelaskan kekuatan pariwisata

Indonesia pada tiga unsur yakni nature, culture, dan manmade. Ketiga unsur ini

masing-masing akan dikembangkan sebagai produk wisata andalan secara

proporsional. Untuk nature potensinya sebesar 60% dikembangkan dalam produk

wisata bahari, wisata ekologi, dan wisata petualangan,

sedangkan culture potensinya sebesar 35% dikembangkan sebagai wisata heritage

dan religi, wisata kuliner dan belanja, dan wisata kota dan desa. Untuk manmade

potensinya sebesar 5% dikembangkan sebagai wisata MICE dan Event, wisata

olahraga, dan wisata kawasan terpadu (integreted resort).

(http://www.parekraf.go.id)

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata

6

Tempat wisata yang terkenal banyak di Indonesia, salah satunya adalah

Danau Toba dan sekitarnya, termasuk diantaranya adalah Samosir. Samosir

merupakan pulau vulkanik yang di kelilingi Danau Toba terletak di Kabupaten

Samosir Propinsi Sumatera Utara, Indonesia. Berbicara mengenai Danau Toba

tentu sudah tidak asing lagi, karena danau Toba sudah sangat dikenal di Indonesia

dan Asia bahkan di dunia karena Danau Toba merupakan danau vulkanik terbesar

di Indonesia dan Asia Tenggara dengan ukuran panjang 100 kilometer dan lebar

30 kilometer (http://id.wikipedia.org/wiki/Danau_Toba). Danau Toba dan

sekitarnya termasuk Pulau Samosir telah dimasukkan Pemerintah sebagai

Kawasan Strategis Pariwisata Nasional sebagaimana tercantum dalam Lampiran

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2011 Tentang

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010 - 2025.

Terdapat 88 (delapan puluh delapan) Kawasan Strategis Pariwisata Nasional yang

ditetapkan Pemerintah, dimana Toba dan sekitarnya merupakan urutan ke 6

(enam). Kawasan Strategis Pariwisata Nasional yang selanjutnya disingkat KSPN

adalah kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi

untuk pengembangan pariwisata nasional yang mempunyai pengaruh penting

dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya,

pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup, serta

pertahanan dan keamanan (Pasal 1 angka 6 Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 50 Tahun 2011).

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pernah memberikan pemaparan

mengenai pariwisata Indonesia ke depan. Dari paparan itu, ternyata pariwisata

sejatinya bisa menjadi sumber devisa terbesar dibandingkan yang lain. Bahwa

dalam dua tahun terakhir pariwisata Indonesia tumbuh di atas angka 8% hingga

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata

7

jumlah kunjungan wisatawan ke Indonesia mencapai kisaran 8-9 jutaan. Tahun

2014 target kunjungan wisatawan 9,5 juta dan tercatat sebanyak 9,4 juta

wisatawan mengunjungi Indonesia sampai tutup tahun. Hal ini bisa ditingkatkan

lagi dengan meningkatkan promosi. Sayangnya, dalam beberapa tahun belakangan

kita hanya menginvestasikan dana yang sangat kecil untuk promosi pariwisata.

Tahun 2014, angka promosi wisata hanya Rp 300 miliar. Namun di tahun ini,

dana promosi pariwisata nasional sebesar Rp 1,2 triliun atau US$ 93 juta.

Menurut Luhut Binsar Panjaitan, Pemerintah juga harus memberikan

perhatian besar terhadap infrastruktur pariwisata dan mengedukasi penduduk lokal

yang berbeda-beda kulturnya. Sebagaimana dengan di Danau Toba, Sumatera

Utara. Pemandangan Danau Toba yang indah sekali ternyata tidak menarik bagi

para turis karena infrastrukturnya yang kurang memadai. Datang ke sana harus

berjam-jam dari Bandara Kuala Namu, Deli Serdang. Kedua, masyarakat belum

siap dalam hal fasilitas dan sikap keramahtamahan bagaimana menyambut

wisatawan.

Industri pariwisata Indonesia ke depan diharapkan terus tumbuh. Potensi

alam Indonesia sangat luar biasa untuk bisa dikembangkan dan menghasilkan

penerimaan yang lebih besar lagi. Pariwisata kita baru mampu menyumbang US$

10 miliar devisa negara, dengan total sumbangan terhadap Produk Domestik

Bruto (PDB) sebesar 6 persen per tahunnya

(http://luhutpandjaitan.com/in/artikels.php). Menteri Pariwisata dan Ekonomi

Kreatif menjelaskan lebih jauh, Indonesia memiliki potensi pariwisata berupa

nature sebesar 35% yang dikembangkan dalam produk wisata bahari, wisata

ekologi, dan wisata petualangan, sedangkan potensi berupa culture sebesar 60%

dikembangkan dalam wisata heritage dan religi; wisata kuliner dan belanja; dan

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata

8

wisata kota dan desa. Sementara itu potensi berupa manmade sebesar 5%

dikembangkan untuk wisata MICE dan event, wisata olahraga, dan wisata

kawasan terpadu (integreted resort). Potensi pariwisata tersebut, menurut Arief

Yahya, dipasarkan dengan strategi promosi BAS (Branding, Advertising, dan

Selling) dengan komposisi penggunaan anggaran dari Pemerintah sebesar 50%,

30%, dan 20%. Untuk kegiatan branding 100% dilakukan oleh Pemerintah,

kegiatan advertising 50% Pemerintah dan 50% pelaku bisnis pariwisata,

sedangkan kegiatan selling 100% dilakukan pelaku bisnis. (http://www.pikiran-

rakyat.com/node).

Pemerintah Daerah Kabupaten Samosir telah menetapkan arah

pembangunannya sebagaimana ditetapkan dalam Perda Kabupaten Samosir

Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) Tahun 2011-2015, telah terdapat arah pembangunan yang lebih detail

dan lebih lengkap berupa program yang akan dilaksanakan dalam merealisasikan

pembangunan daerah. Berdasarkan RPJMD Kabupaten Samosir pada tahun

2011-2015 (sesuai dengan visi Pemerintah Daerah Kabupaten Samosir 2011-

2015), pembangunan Kabupaten Samosir diarahkan kepada pengembangan

wilayah di bidang pariwisata. Melihat sisi geografis, historis dan sosial yang ada

di kabupaten Samosir, maka ditetapkan visi Kabupaten Samosir tahun 2011-2015

yaitu “Samosir Menjadi Daerah Tujuan Wisata Lingkungan yang Inovatif 2015”.

Pada RPJMD periode ini, pembangunan daerah Kabupaten Samosir melanjutkan

tahapan awal pembangunan dari periode sebelumnya.

Menurut Kepala Badan Perencana Pembangunan Daerah Kabupaten

Samosir, pada RPJMD Kabupaten Samosir periode 2011-2015, pembangunan

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata

9

wilayah Kabupaten Samosir seluruhnya diarahkan kepada aspek pariwisata.

Sesuai dengan kondisi wilayah Kabupaten Samosir, pengembangan yang dirasa

paling tepat adalah pengembangan destinasi kepariwisataan. Misalnya, kalaupun

ada pengembangan sektor industry (selain pariwisata), industri tersebut harus

menjadi industri yang mengembangkan pariwisata. Atau sektor pertanian harus

menjadi pertanian yang mendukung pariwisata. Ditambah lagi, 9 (sembilan)

Kecamatan yang ada di Kabupaten Samosir semuanya memiliki destinasi

pariwisata, baik itu wisata alam, wisata budaya maupun wisata sejarah. Sehingga

dapat dikatakan sektor pariwisata adalah suatu modal otonom yang harus

pertamakali dikembangkan di Kabupaten Samosir.

Kepala Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Samosir pernah

menyampaikan, selain gencar promosi dan sosialisasi, pihaknya juga telah

menyiapkan berbagai agenda tahunan berupa event pariwisata. Event adalah alat

promosi dalam bauran promosi yang termasuk dalam jenis acara dan pengalaman

yang bertujuan menyampaikan pesan dengan mengajak pelanggan dan pelanggan

potensial untuk terlibat dalam sebuah acara yang diselenggarakan perusahaan

(Hermawan, 2012:65). Salah satu event pariwisata yang dilaksanakan Pemerintah

Daerah Kabupaten Samosir adalah Horas Samosir Fiesta yang dilaksanakan

setiap tahun. Pada tahun 2014 yang lalu kegiatan ini diadakan di dua tempat di

Kabupaten Samosir masing masing di lokasi Open Stage Pangururan dan di Open

Stage Tuktuk Siadong. Beberapa agenda yang dilaksanakan dalam Event Horas

Samosir Fiesta Tahun 2014 adalah Cheerful Tourist Got Talent, Gondang Naposo

dan Bataks Opera Night yang dilaksanakan pada Bulan Juli, Oktober dan

November di Open Stage Pangururan. Sementara untuk pagelaran di Open Stage

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata

10

Kelurahan Tuk Tuk Siadong, Kecamatan Simanindo dilaksanakan kegiatan

pementasan lagu Herman De lago dari Austria Orkestra serta Samosir Bahoela

dan Kini.

Dinas Pariwisata Seni dan Budaya dalam rangka mensukseskan event

tersebut telah melakukan penginformasian kegiatan tersebut dengan penempelan

stiker, baleho dan spanduk di berbagai warung dan tempat srategis. Di beberapa

angkutan bus dan mobil pribadi yang keluar masuk Kabupaten Samosir juga telah

dilakukan. Selain itu, untuk membantu promosi, dengan melibatkan dan

mengundang para pelaku wisata dan agen travel tingkat Provinsi yang ada di Kota

Medan sebelum event dilaksanakan. Sehingga seluruh lapisan dapat mengetahui

agenda wisata di Samosir. Event ini diharapkan sebagai langkah meningkatkan

kunjungan wisata ke Kabupaten Samosir.

Pemerintah Kabupaten Samosir, memprogramkan pembenahan dan

pengembangan sejumlah obyek wisata serta membina mental masyarakat supaya

memiliki sikap sadar wisata. Kepala Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya

Kabupaten Samosir mengatakan, tercatat 92 (sembilan puluh dua) titik lokasi

obyek wisata di 8 (delapan) Kecamatan. Pemerintah Kabupaten juga mendorong

partisipasi masyarakat, kelompok dan pelaku wisata, serta institusi pendidikan

secara optimal untuk bersinergi mewujudkan Visit Samosir Year 2015. Data di

Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir yang diperoleh dari hotel

dan tempat wisata, menunjukkan peningkatan kunjungan wisatawan dari tahun ke

tahun, di mana 2005 tercatat 28.286 orang, 2013 mencapai 149.779 orang dan

tahun 2014 mencapai 180.000 wisatawan. (http://travel.kompas.com/read/

2015/03/04/112500127/Pemkab.Samosir.Benahi.Obyek.Wisata).

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata

11

Data yang dihimpun majalah SWA dari Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya

Kabupaten Samosir, ada kenaikan kunjungan wisatawan ke Samosir sekitar 20%

dibanding realisasi tahun sebelumnya. Kini, jumlah wisatawan yang datang

berkunjung bahkan lebih banyak dari jumlah penduduk di Pulau Samosir sendiri

yaitu sebanyak 152 ribu orang. Kesuksesan ini tidak terlepas dari upaya promosi

yang gencar dilakukan Pemerintah Kabupaten Samosir. Tagline Samosir,” Negeri

Indah Kepingan Surga” benar-benar mengena di hati para wisatawan yang datang.

Banyaknya event budaya yang dipromosikan lewat berbagai media memudahkan

para wisatawan mengatur waktu kedatangan. Untuk memudahkan wisatawan,

Pemkab memberikan informasi tentang berbagai macam obyek wisata yang

menarik, baik lokasi maupun keunikannya di setiap hotel dan kapal feri. Itu semua

menjadi panduan untuk tour guide yang sedang bertugas. Selain meningkatkan

jumlah wisatawan, Pemkab Samosir juga ingin meningkatkan lama kunjungan

wisatawan yang datang. Yang biasanya dua hari, diharapkan menjadi empat hari.

Tidak hanya Pulau Samosir yang mendunia, Pemkab Samosir juga bekerja sama

dengan Pemerintah Kabupaten lain untuk mengelola Danau Toba. Terdapat 7

(tujuh) Kabupaten yang memiliki dan mengelola kawasan Danau

Toba. Wisata yang dikembangkan lebih ke arah wisata air, seperti banana boat.

Pendapatan daerah dari sektor pariwisata masih kecil. Kami

memperkuat branding Pulau Samosir dan menjadikan seluruh penduduknya

sebagai tenaga promosi. Pemkab secara rutin melakukan edukasi kepada

masyarakat bekerja sama dengan Akademi Pariwisata Medan. Salah satunya

adalah tentang tatacara berkomunikasi yang baik (http://swa.co.id/business-

strategy/samosir-kian-dibanjiri-wisatawan).

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata

12

Data yang dihimpun peneliti dari Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya

Kabupaten Samosir, bahwa jumlah kunjungan wisatawan mengalami peningkatan.

Walaupun mengalami peningkatan, namun masih belum bisa mencapai target

capaian kunjungan wisatawan sebagaimana disebutkan dalam Rencana Strategis

Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir 2011-2015 diharapkan

dapat dicapai pertumbuhan kunjungan wisatawan sekitar 20 % setiap tahunnya.

Data ini merupakan data yang akan diserahkan ke Badan Pusat Statistik untuk

dimuat dalam buku Samosir dalam Angka Tahun 2014. Data menunjukkan

persentasi peningkatan kunjungan wisatawan mulai tahun 2011 adalah 14,7 %, 9,1

%, 3,4 % dan 14,2 %. Untuk lebih jelas dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.

Tabel 1.1 Data Kunjungan Wisatawan ke Samosir Tahun 2005-2014

TAHUN WISATAWANNUSANTARA

WISATAWANMANCANEGARA

JUMLAHKUNJUNGAN

2008 73.593 32.278 105.871

2009 87.257 22.207 109.464

2010 94.629 20.913 115.542

2011 109.897 22.732 132.629

2012 119.530 25.297 144.827

2013 124.117 25.662 149.779

2014 140.637 30.450 171.087

Sumber: Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata

13

Ketua Asosiasi Pariwisata (Asita) Sumatera Utara Solahuddin Nasution

pernah mengatakan Sumatera Utara membutuhkan event yang lebih besar agar

kunjungan wisatawan lebih meningkat lagi karena pariwisata di daerah ini masih

jauh tertinggal dengan Provinsi lain di tanah air. Event-event yang dilaksanakan

saat ini belum mampu mendongkrak kunjungan wisatawan oleh karena itu

dibutuhkan event yang lebih besar lagi dari yang dilaksanakan selama ini.

Solahuddin mengakui pemerintah daerah telah melaksanakan event di Danau Toba,

namun acaranya terlalu banyak sehingga perhatian kita terpecah-pecah akibatnya

acara itu tidak mampu meningkatkan parawisata yang berkunjung ke objek wisata

itu. Ketua Asita Sumut ini, mencontohkan perkembangan parawisata di luar

negeri yang selalu mengadakan kegiatan promosi secara besar–besaran dan

akhirnya kunjungan wisatanya meningkat. Karena tidak ada suatu objek wisata

dikenal tanpa ada promosi. (http://disbudpar.sumutprov.go.id/ news/sumut-butuh-

even-besar-untuk-dongkrak-pariwisata).

Pariwisata suatu daerah dapat dikatakan berkembang dengan

bertambahnya jumlah kunjungan wisatawan. Berbicara dengan pariwisata tentu

tidak bisa dipisahkan dengan wisatawan. Untuk meningkatkan wisatawan perlu

diketahui apa yang menjadi motivasi para calon wisatawan dalam melakukan

perjalanan wisata. Untuk meningkatkan wisatawan suatu daerah perlu dilakukan

pemasaran pariwisata tersebut, karena wisatawan dapat terpengaruh dengan teknik

pemasaran untuk daerah tujuan tertentu karena wisatawan tidak hanya untuk satu

motivasi khusus untuk melakukan perjalanan wisata (Yoeti, 1983:86).

Berbicara tentang pemasaran maka hal ini berkaitan dengan perencanaan

komunikasi. Karena elemen dasar pemasaran adalah produk, tempat, harga dan

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata

14

promosi atau disebut juga bauran pemasaran (marketing mix., Dimana dari

keempat elemen pemasaran tersebut, promosi adalah elemen yang memiliki

keterikatan dengan perencanaan komunikasi. Komunikasi dengan demikian

merupakan unsur penting dalam menunjang pemasaran yang efektif. Munculnya

komunikasi sebagai unsur yang menunjang pemasaran, akan membentuk segitiga

pemasaran yaitu: produk/jasa, komunikasi, dan pasar/investor. Karena sebuah

produk yang ingin dipasarkan memerlukan promosi (Cangara, 2013:76). David

J.Rahman menyatakan bahwa prinsip pemasaran komersil, yakni proses

perencanaan dan penetapan harga, promosi dan penyebaran ide-ide, barang dan

layanan jasa untuk menciptakan pertukaran guna memenuhi kepuasan individu

dan tujuan organisasi (Cangara, 2013:76).

Menurut Kotler (1999:19) ada lima konsep yang merupakan dasar

pelaksanaan kegiatan pemasaran suatu organisasi yaitu konsep produksi, konsep

produk, konsep penjualan, konsep pemasaran dan konsep pemasaran terpadu.

Konsep penjualan berkaitan dengan komunikasi yakni mengenai promosi. Konsep

penjualan berpendapat bahwa konsumen, jangan dibiarkan begitu saja, organisasi

harus melakukan upaya penjualan dan promosi yang agresif. Dalam bauran

promosi (promotion mix) dikenal empat teknik untuk pemasaran, yakni iklan,

personal selling, publikasi dan exhibition. Exhibition adalah cara untuk menjual

produk melalui event-event tertentu (Cangara, 2013:77). Dengan demikian

Pemerintah Daerah dalam menjual pariwisata yang ada di daerahnya dapat

melakukan promosi melalui pelaksanaan event-event.

Program komunikasi dalam pelaksanaan promosi dalam pemasaran baik

pemasaran sosial, pemasaran komersial, maupun pemasaran politik, memerlukan

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata

15

strategi. Program-program pembangunan, termasuk penggalangan dan

pemberdayaan masyarakat, baik yang berskala internasional, regional, nasional

maupun yang berskala lokal tidak sedikit yang mengalami kegagalan. Program-

program tersebut pada awalnya berlangsung sangat dinamis ketika ditunjang

dengan dana yang kuat. Tapi pada saat dana yang digunakan sudah habis maka

program juga berakhir. Kondisi seperti ini banyak ditemukan di Negara-negara

berkembang, dimana program dilakukan hanya untuk mengeruk dana sebesar-

besarnya, sehingga cenderung menjadi lahan korupsi. Akhirnya program yang

menelan biaya begitu besar dinilai gagal (Cangara, 2013:62). Tapi dibalik

kegagalan itu, ada banyak program komunikasi yang dilaksanakan cukup sukses.

Misalnya pemasaran pupuk di Filipina dan peningkatan produksi pertanian di

Indonesia. Berhasil tidaknya suatu program komunikasi maupun program

pembangunan yang memerlukan komunikasi, pada dasarnya tergantung dari

perencanaan itu sendiri. Menurut D.Gomez (1993) membicarakan perencanaan

komunikasi maka berkaitan dengan kebijaksanaan komunikasi (Cangara, 2013:63).

Kebijaksanaan komunikasi merupakan strategik jangka panjang yang harus

dijabarkan ke dalam perencanan operasional. Penjabaran perencanaan komunikasi

dari kebijakan sampai operasional dengan melalui strategi komunikasi. Dalam hal

ini strategi komunikasi adalah kiat atau taktik yang bisa dilakukan dalam

melaksanakan perencanaan komunikasi.

Perencanaan komunikasi selain dapat dilihat dalam skala yang lebih luas,

dapat dilihat mulai unit terkecil misalnya Daerah Kabupaten sampai yang terbesar

yang memerlukan dukungan komunikasi. Penyebarluasan gagasan pembangunan

dalam berbagai sektor termasuk sektor pariwisata merupakan wilayah kerja

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata

16

perencanaan komunikasi (Cangara, 2013:63). Berarti untuk pengembangan

pembangunan melalui sektor pariwisata diperlukan strategi komunikasi. Dengan

demikian dalam pemasaran pariwisata diperlukan strategi komunikasi pemasaran.

Penggunaan strategi komunikasi dapat dilaksanakan dalam berbagai

bidang termasuk dalam pemasaran pariwisata melalui pelaksanaan event. Dalam

melaksanakan pemasaran pariwisata agar terlaksana dengan maksimal dan

optimal diperlukan strategi komunikasi yang efektif mulai dari perencanaan,

pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi. Dengan dilaksanakannya strategi

komunikasi yang tepat dalam melaksanakan promosi dan pemasaran pariwisata

diharapkan dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke suatu daerah.

Pelaksanan event Horas Samosir Fiesta yang dilaksanakan Dinas Pariwisata, Seni

dan Budaya Kabupaten Samosir diharapkan juga dapat maksimal dan optimal

dalam meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kabupaten Samosir.

Pemerintah dalam upaya mempromosikan potensi pariwisata daerahnya

juga telah memasukkan dan membuat ke dalam web-site Pemerintah Daerah. Di

dalam web-site tersebut biasanya berisikan berbagai profil daerah beserta potensi

pariwisata daerah tersebut. Berita-berita daerah juga ditampilkan dalam web site.

Beberapa web site belum dikelola dengan baik. Data base yang ditampilkan tidak

dengan cepat di up date. Data-data yang ditampilkan bukanlah data terbaru, dan

bukan merupakan data time series (selama beberapa periode tertentu). Hal ini

sebagai contoh dapat dilihat di web site Pemerintah Daerah Kabupaten Samosir

www.samosirkab.go.id. Namun strategi pemasaran melalui pameran potensi

daerah yang dilakukan selama ini, membuat web site dan pembagian buku/brosur

belum cukup efektif.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata

17

Dibutuhkan lebih dari sekedar mencetak buku/brosur dan membuat web

site untuk memasarkan potensi daerah. Persaingan antar daerah yang semakin

meningkat menuntut setiap daerah untuk bisa melakukan promosi secara cerdas.

Tingginya tingkat persaingan disebabkan antara lain adanya kesamaan

produk/jasa yang ditawarkan oleh Pemerintah Daerah. Pemerintah Daerah belum

bisa menemukan brand name bagi daerahnya yang membedakan dengan daerah

lainnya. Pemerintah Daerah selama ini baru memiliki slogan-slogan daerah seperti

Sleman Sembada, Yogya berhati nyaman, Samosir Negeri Indah Kepingan Sorga

dan sebagainya.

Menurut Bhinadi (2005), Pemerintah Daerah harus merancang strategi

yang sistemik untuk menjual dan menawarkan potensi sumberdaya nasional di

daerahnya masing-masing kepada masyarakat konsumen secara luas maupun

investor pada khususnya. Dengan cara menjual dan menawarkan potensi semacam

ini, diharapkan pada jangka menengah dan panjang akan berimbas pada

peningkatan pendapatan asli daerah (PAD). Salah satu cara untuk menjual potensi

sumberdaya setiap kabupaten dan kota tersebut adalah dengan membuat sebuah

strategi komunikasi pemasaran daerah. Komunikasi menjadi salah satu pilihan

strategis bagi Pemerintah Daerah untuk menawarkan produk/jasanya kepada pasar

(investor). Komunikasi yang dilakukan dalam hal ini bisa dengan menciptakan

branding communication bagi daerah tersebut.

Pemerintah Kabupaten Samosir telah menetapkan Analisis Lingkungan

Strategis dengan pendekatan SWOT dilakukan dalam upaya untuk

mengidentifikasi semua faktor yang mendukung dan menghambat terhadap

pencapaian tujuan, baik yang berkenaan dengan Analisis Lingkungan Internal

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata

18

maupun Analisis Lingkungan Eksternal. Berdasarkan hasil analisis tersebut maka

ditetapkan strategi yang berkaitan dengan pariwisata adalah sebagai berikut (Bab

IV RPJMD Kabupaten Samosir 2011-2015):

1. Melalui pemberdayaan masyarakat dalam melakukankonservasi hutan, tanah dan air, dengan dukunganPemerintah Atasan, Dunia Internasional dan stakeholders,maka Kabupaten Samosir akan menjadi Kabupatenpariwisata lingkungan yang inovatif;

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional danPeraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor03/UM.001/NKP/2008, tentang penetapan pariwisataunggulan, maka Danau Toba yang mengelilingi KabupatenSamosir sebagai destinasi wisata unggulan Nasional dansebagai kawasan strategis Nasional di bidang konservasilingkungan akan mewujudkan Kabupaten Samosir sebagaisurga bagi wisatawan;

3. Potensi batuan vulkanik toba hasil letusan gunung berapitertua dan terbesar di dunia akan dikelola dan di manfaatkansebagai industri kerajinan souvenir bagi para wisatawandalam meningkatkan perekonomian masyarakat;

4. Seni dan Budaya batak harus dipelihara dan dikembangkansebagai paket wisata dalam menyambut para wisatawanpada setiap destinasi yang menambah lamanya parawisatawan untuk tinggal di Kabupaten Samosir dalammeningkatkan perekonomian masyarakat;

5. Penataan zonasi perikanan di perairan Danau Toba dandanau kecil lainnya dapat di kembangkan menjadi kawasanpengembangan wisata dengan tetap memperhatikan fungsipelestarian lingkungan dengan dukungan Pemerintah Atasan,dunia Internasional dan stakeholders lainnya, untukmeningkatkan pendapatan daerah;

6. Dengan pengembangan kawasan agropolitan, akanmeningkatkan produksi komoditi unggulan KabupatenSamosir yang dikenal dengan produksi komoditi unggulandataran tinggi;

7. Penataan kawasan gunung Pusuk Buhit menjadi tujuanwisata terpadu (seni, budaya, rohani dan rekreasi) yangberbasis lingkungan akan memberikan daya ungkit terhadapkunjungan wisata melalui kerjasama yang sinergis dengananak rantau maupun stakeholders lainnya;

8. Penataan tanah ulayat dan pemanfaatan hutan lindung sesuairegulasi daerah akan memberikan peluang kepada investordalam pembangunan khususnya di bidang pariwisata;

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata

19

9. Kabupaten Samosir sebagai kabupaten pariwisatalingkungan yang inovatif akan dapat diwujudkan denganpartisipasi seluruh stakeholders dalam melaksanakanpembangunan sesuai dengan arahan RTRW Kabupaten;

10. Prinsip dan falsafah dalihan na tolu paopat sihal sihaldengan dukungan anak rantau akan meningkatkanpengelolaan potensi Kabupaten Samosir dalammeningkatkan taraf hidup masyarakat;

11. Prinsip anakhon hi do hamoraon di ahu, daya juang sertakesetia kawanan yang tinggi dalam pengembanganpendidikan akan melahirkan generasi muda yang berdayasaing dan mampu untuk mengelola dan melanjutkanpembangunan serta akan siap menerima pengaruhglobalisasi;

12. Melalui pola recruitment SDM aparatur yang baik danpengembangan kompetensi SDM melalui diklat akanmewujudkan good governance;

13. Melalui rekayasa teknik dengan dukungan PemerintahAtasan, dunia Internasional maupun Investor, pemanfaatanair Danua Toba menjadi sumber energi sekaligus untukmemenuhi kebutuhan air baku bagi masyarakat melaluikonsep clean environment akan meningkatkan kesejahteraanmasyarakat;

14. Faktor kesulitan dalam pelaksanaan dan pembiayaanpembangunan serta dalam pelestarian Danau Toba akandapat teratasi melalui kerjasama regional Kabupaten se-kawasan Danau Toba, Pemerintah Atasan, para investorserta anak rantau;

15. Melalui pembangunan karakter (capacity building) denganmenerapkan falsafah dalihan na tolu paopat sial-sial,bekerjasama dengan tokoh agama dan tokoh adat akanmelahirkan generasi yang resisten terhadap degradasi moral;

16. Komunikasi dan koordinasi yang baik dengan masyarakatdan anak rantau dalam penetapan regulasi pertanahan diKabupaten Samosir akan meningkatkan partisipasipemanfaatan lahan untuk pembangunan serta pengembanganlahan tidak produktif menjadi bernilai ekonomi;

17. Dengan menerapkan falsafah pelestarian lingkunganSoripada Habonaran, Pasur Hangoluan (bumi terawat, airkehidupan) dapat mengurangi dampak bencana alam danpencemaran.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata

20

Penanganan strategi berkaitan dengan perencanaan komunikasi. Dalam

menangani masalah komunikasi, para perencana dihadapkan pada sejumlah

persoalan, terutama dalam kaitannya dengan strategi penggunaan sumber daya

komunikasi yang tersedia untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Rogers

(Cangara, 2013:61) memberi batasan pengertian strategi komunikasi sebagai suatu

rancangan yang dibuat untuk mengubah tingkah laku manusia dalam skala yang

lebih besar melalui transfer ide-ide. Seorang pakar perencana komunikasi

Meddleton (Cangara, 2013:61) membuat defenisi dengan menyatakan “strategi

komunikasi adalah kombinasi yang terbaik dari semua elemen komunikasi mulai

dari komunikator, pesan, saluran (media), penerima sampai dengan pengaruh

(efek) yang dirancang untuk mencapai tujuan komunikasi yang optimal”.

Pemilihan strategi merupakan langkah krusial yang memerlukan

penanganan secara hati-hati dalam perencanaan komunikasi, sebab jika pemilihan

strategi salah atau keliru maka hasil yang diperoleh bisa fatal, terutama kerugian

dari segi waktu, materi dan tenaga (Cangara, 2013:62). Produk dan pasar

mempunyai siklus hidup yang menuntut perubahan strategi pemasaran setiap

waktu. Setiap kebutuhan baru mengikuti suatu siklus hidup permintaan yang

menjalani tahap-tahap kebangkitan, pertumbuhan yang cepat, pertumbuhan yang

makin lambat, kedewasaan dan penurunan (Kotler, 1999: 493). Dalam bidang

pariwisata yang menjadi produk dapat peneliti katakan segala potensi pariwisata

yang ada.

Perkembangan pariwisata tidak serta merta mengalami peningkatan

sebagaimana yang diinginkan dan direncanakan walaupun telah dilakukan

berbagai program dan kegiatan, termasuk mengenai program dan kegiatan

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata

21

pemasaran melalui promosi. Begitu juga dengan keadaan pariwisata Kabupaten

Samosir, dimana Kabupaten Samosir telah dan sedang menjalankan event Horas

Samosir Fiesta dalam rangka program visit Samosir Year 2014-2015 untuk

mendukung Visi Kabupaten Samosir menjadi Daerah Tujuan Wisata Lingkungan

yang Inovatif 2015 (RPJMD Kabupaten Smaosir 2011-2015) dan Kabupaten

Samosir sebagai Tujuan Wisata Lingkungan Bertaraf Internasional 2025 (RPJP

Kabupaten Samosir 2005-2025). Untuk itu Pemerintah Daerah diharapkan dapat

melakukan promosi pariwisata secara efektif dan efisien, agar dapat

memaksimalkan peningkatan kunjungan wisatawan. Di sinilah pentingnya strategi

komunikasi pemasaran pariwisata dari Pemerintah Daerah dalam melaksanakan

pembangunan khususnya mengenai promosi di sektor pariwisata. Promosi sektor

pariwisata memerlukan suatu strategi yang tepat agar publikasi tentang potensi

yang dimiliki bisa dikembangkan secara optimal. Di dalam memajukan sektor

pariwisata di Kabupaten Samosir, Pemerintah Daerah melalui dinas terkait seperti

Dinas Pariwisata Seni, dan Budaya Kabupaten Samosir mempunyai peran yang

penting dalam menentukan strategi-strategi pembangunan kepariwisataan.

Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini bertujuan ingin mengetahui

strategi komunikasi pemasaran pariwisata yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata,

Seni dan Budaya Kabupaten Samosir dalam upaya meningkatkan wisatawan

melalui pelaksanaan event Horas Samosir Fiesta dalam rangka program visit

Samosir Year untuk mendukung Visi Kabupaten Samosir menjadi Daerah Tujuan

Wisata Lingkungan yang Inovatif 2015 (RPJMD Kabupaten Samosir 2011-2015)

dan Kabupaten Samosir sebagai Tujuan Wisata Internasional 2025 (RPJP

Kabupaten Samosir 2005-2025). Penelitian ini fokus terhadap strategi komunikasi

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata

22

pemasaran yang dilaksanakan Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten

Samosir dalam pelaksanaan Event Horas Samosir Fiesta Tahun 2014.

1.2 Fokus Masalah

Sejalan dengan uraian diatas, penelitian ini akan menitikberatkan

permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana strategi komunikasi pemasaran Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya

Kabupaten Samosir dalam menarik minat wisatawan melalui Event Horas

Samosir Fiesta?

2. Apa Kendala yang dihadapi Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten

Samosir dalam mempromosikan pariwisata Samosir?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan fokus masalah, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Untuk mengetahui strategi komunikasi pemasaran yang dilaksanakan Dinas

Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir dalam menarik minat

wisatawan melalui Event Horas Samosir Fiesta.

2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya

Kabupaten Samosir dalam mempromosikan pariwisata Samosir.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata

23

1.4 Manfaat Penelitian

Kegunaan yang diharapkan dapat diberikan dari penelitian ini adalah :

1. Kegunaan akademis.

2. Penelitian ini dapat mengembangkan kajian-kajian strategi komunikasi

pemasaran di bidang pariwisata dalam perspektif Ilmu Komunikasi, khususnya

terkait penelitian promosi event yang dilakukan pemerintah daerah.

3. Kegunaan praktis.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Dinas Pariwisata, Seni

dan Budaya Kabupaten Samosir untuk menunjang praktek komunikasi

pemasaran yang efektif dalam mempromosikan daerah untuk meningkatkan

kunjungan wisatawan.