bab i pendahuluan 1.1 latar belakang masalah i.pdf · mengalami banyak perubahan dan sangat...

23
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia mengalami banyak perubahan dan sangat bergantung pada Rezim Pemerintahan yang berkuasa.Pada awalnya, BUMN ditujukan untuk mewadahi bisnis dan aset asing yang dinasionalisasi, khususnya di era tahun 1950-an dimana banyak perusahaan asing berdiri. Sebagai salah satu pilar perekonomian di Indonesia, keberadaan BUMN didasarkan kepada penggarisan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, disamping keberadaan usaha swasta dan koperasi.Keterlibatan Negara dalam kegiatan tersebut pada dasarnya merupakan pencerminan dari substansi Pasal 33 UUD 1945, Ayat 2 yang menyatakan bahwa “Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara”. Serta Ayat 3 yang menyatakan bahwa “Bumi air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat”. Untuk mewujudkan amanat dari UUD 1945 tersebut tersebut, Negara melalui satuan atau unit-unit usahanya yaitu BUMN, melakukan kegiatan usaha yang menghasilkan barang atau jasa serta mengelola sumber-sumber alam untuk memenuhi kebutuhan masyarakat luas. Dengan demikian, karena menyangkut kepentingan masyarakat luas, BUMN mempunyai peran yang menentukan dalam 1

Upload: trandiep

Post on 06-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah I.pdf · mengalami banyak perubahan dan sangat bergantung pada Rezim Pemerintahan ... terkait dengan minimnya alat ... mengangkat skripsi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia

mengalami banyak perubahan dan sangat bergantung pada Rezim Pemerintahan

yang berkuasa.Pada awalnya, BUMN ditujukan untuk mewadahi bisnis dan aset

asing yang dinasionalisasi, khususnya di era tahun 1950-an dimana banyak

perusahaan asing berdiri.

Sebagai salah satu pilar perekonomian di Indonesia, keberadaan BUMN

didasarkan kepada penggarisan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

tahun 1945, disamping keberadaan usaha swasta dan koperasi.Keterlibatan Negara

dalam kegiatan tersebut pada dasarnya merupakan pencerminan dari substansi Pasal

33 UUD 1945, Ayat 2 yang menyatakan bahwa “Cabang-cabang produksi yang

penting bagi Negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh

Negara”. Serta Ayat 3 yang menyatakan bahwa “Bumi air dan kekayaan alam yang

terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan sebesar-besarnya

untuk kemakmuran rakyat”.

Untuk mewujudkan amanat dari UUD 1945 tersebut tersebut, Negara

melalui satuan atau unit-unit usahanya yaitu BUMN, melakukan kegiatan usaha

yang menghasilkan barang atau jasa serta mengelola sumber-sumber alam untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat luas. Dengan demikian, karena menyangkut

kepentingan masyarakat luas, BUMN mempunyai peran yang menentukan dalam

1

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah I.pdf · mengalami banyak perubahan dan sangat bergantung pada Rezim Pemerintahan ... terkait dengan minimnya alat ... mengangkat skripsi

2

menunjang pelaksanaan pembangunan nasional, khususnya dibidang

perekonomian.

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan perusahaan publik yang

memberi sumbangan bagi perkembangan ekonomi/pendapatan negara, perintis

kegiatan usaha dan penunjang kebijakan pemerintah di bidang ekonomi dan

pembangunan.Selain itu, BUMN juga merupakan alat untuk memupuk keuntungan.

BUMN dalam hal ini terdiri dari beberapa bentuk seperti Persero, Perjan dan

Perum. Dengan demikian fungsi dan peranan BUMN ini sangat besar dalam

menjaga stabilitas ekonomi negara dan dapat mempengaruhi kebijakan pemerintah

termasuk lingkungan politik negara.

Sebelum era reformasi bergulir, pengelolaan dari BUMN belum berjalan

dengan baik.BUMN mengalami banyak kerugian, karena pengelolaan dan

manajemen yang tidak profesional, dan sumber daya manusia yang korup.Hal ini

disebabkan oleh banyaknya celah yang dapat diterobos oleh oknum yang ingin

memperoleh keuntungan untuk kelompoknya saja.BUMN pada masa ini

dimanfaatkan sebagai Badan Usaha yang digunakan sebagai sumber untuk

memperkaya dan memakmurkan kepentingan kelompok-kelompok tertentu.Hal ini

juga disebabkan oleh tertutupnya informasi dan data pengelolaan dari BUMN itu

sendiri.Parahnya, situasi yang terlihat di masyarakat saat ini hanya sebagian kecil

saja dari kasus-kasus yang sebenarnya terjadi.1

1 http://www.beritasatu.com/hukum/60396-laporan-soal-bumn-korup-hanya-pucuk-

gunung –es.html diunduh tanggal 26 januari 2015 jam 13.40 WITA

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah I.pdf · mengalami banyak perubahan dan sangat bergantung pada Rezim Pemerintahan ... terkait dengan minimnya alat ... mengangkat skripsi

3

Setelah Reformasi bergulir, usaha untuk mewujudkan pengelolaan BUMN

yang baik telah mulai diupayakan. Melalui Kementerian BUMN, Pemerintah

melakukan upaya memperkuat good governance di setiap BUMN dalam rangka

mengimbangi perkembangan jaman misalnya pada industri strategis dan industri

pertahanan, agar bisa bersaing tentunya harus diimbangi dengan kekuatan

pemerintahan sehingga dapat berjalan sesuai dengan perencanaan tahunan.

Dimulai dengan menerapkan sistem rekrutmen yang baik untuk merekrut

sumber daya manusia yang handal dan memiliki kompetensi yang memadai, dengan

tujuan untuk menjamin kinerja serta profesionalisme dalam proses kegiatan usaha

dan pelayanan yang diselenggarakan oleh BUMN.Berangkat dari persiapan sumber

daya manusia yang handal dan memiliki kompetensi sesuai dengan bidangnya,

maka BUMN dapat memulai menerapkan target kerja yang bisa bersaing dengan

perusahaan swasta yang ada di Indonesia maupun perusahaan yang berbasis

internasional. Dalam rangka mewujudkan dan meningkatkan kinerja BUMN untuk

menjadi perusahaan yang memiliki predikat kelas dunia maka BUMN tersebut

harus melakukan proses transformasi diantaranya dengan melalui transformasi

budaya kerja, kebijakan privatisasi dan juga dengan menyesuaikan dengan cara

kerja yang biasa diterapkan oleh perusahaan internasional yang maju.

BUMN harus bisa menerapkan Pengelolaan Perusahaan yang baikatau

Good Coorporate Governance(pengelolaan perusahaan yang baik) jauh lebih baik

agar dapat berkompetisi dengan perusahaan-perusahaan lain baik nasional maupun

internasional. Dalam memperkuat prinsip good governance renumerasi harus

diperbaiki, disiplin harus ditegakkan, reward and punishment harus diterapkan,

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah I.pdf · mengalami banyak perubahan dan sangat bergantung pada Rezim Pemerintahan ... terkait dengan minimnya alat ... mengangkat skripsi

4

misalnya: stimulasi dan renumerasi harus ditingkatkan, gaji karyawan dinaikkan

sesuai kemampuan perusahaan masing - masing, sistem dan budaya perusahaannya

harus diperbaiki, transformasi penerapan hukumnya harus ditegakkan dan juga

harus melaksanakan pelayanan publik yang baik.

Terkonsentrasinya kepemilikan negara di dalam BUMN ini bisa

menimbulkan agency problem dalam pengelolaannya.2 Sebagian besar BUMN di

negara berkembang memiliki kelemahan tata kelola, antara lain masalah agency

problem yang menyebabkan intervensi pemerintah dalam pengelolaan BUMN

cukup tinggi. Selain itu, hak manajemen BUMN untuk mengelola perusahaan

dengan bebas sering disalahgunakan karena kebanyakan pimpinan BUMN dipilih

berdasarkan kedekatan politik sehingga tidak bisa tampil mandiri.Di samping itu,

terdapat masalah terkait dengan minimnya alat untuk memberikan insentif dan

mendisiplinkan manajemen BUMN.Kelemahan dari sisi tata kelola ini membuat

kinerja BUMN menjadi tidak kompetitif.

Masalah transparansi dan keterbukaan sangat memungkinkan untuk

muncul akibat dari adanya agency problem tersebut.Agency problem yang muncul

bahwa terjadi asimetri informasi di mana manajemen (dalam hal ini pengelola

BUMN) secara umum memiliki lebih banyak informasi mengenai posisi keuangan

yang sebenarnya dan posisi operasi entitas (BUMN) daripada pemilik (dalam hal

2 http://lib.ui.ac.id/file=digital/128068-t%2026527-analisis%20hubungan-tinjauan%-

20literatur.pdf diunduh tanggal 26 januari 2015 jam 14.00 WITA

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah I.pdf · mengalami banyak perubahan dan sangat bergantung pada Rezim Pemerintahan ... terkait dengan minimnya alat ... mengangkat skripsi

5

ini masyarakat sebagai pemilik sumberdayayang diwakili oleh penyelenggara

negara). Masalah lain yang muncul adalah terjadinya konflik.

kepentingan akibat ketidaksamaan tujuan, di mana manajemen tidak selalu

bertindak sesuai dengan kepentingan pemilik. Untuk menyelesaikan masalah

keagenan ini, perusahaan harus menanggung biaya keagenan (agency cost).

Merunut dari hal tersebut, terkonsentrasinya kepemilikan tentu akan menimbulkan

biaya agensi yang lebih besar.

Tujuan pendirian BUMN seharusnya adalah untuk memberikan sumbangan

bagi perkembangan perekonomian pada umumnya dan penerimaan negara pada

khususnya. Terlebih lagi, BUMN memiliki lingkup kerja yang menguasai hajat

hidup orang banyak yang tentu memiliki posisi strategis bagi peningkatan

kesejahteraan rakyat namun dengan kinerja dan pengelolaan yang masih belum

optimal, ada potensi bagi BUMN untuk membebani fiskal yang dapat

mempengaruhi upaya mempertahankan kesinambungan fiskal. Dalam hal ini,

kinerja BUMN memiliki pengaruh ke dalam pendapatan dan pengeluaran negara.Di

sisi pendapatan, BUMN menyumbang pada penerimaan negara baik penerimaan

pajak maupun bukan pajak. Sementara dari sisi pengeluaran, apabila BUMN

memiliki kinerja yang kurang baik, pada akhirnya akan membebani pengeluaran

negara.

Hubungan BUMN dengan masyarakat juga berubah, dimana BUMN pada

masa reformasi ini diwajibkan untuk mulai terbuka dan transparan dalam

melaksanakan pengelolaannya.Baik dalam pengelolaan dan usaha produksinya

maupun juga dalam laporan keuangannya. Sehingga masyarakat selain dapat

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah I.pdf · mengalami banyak perubahan dan sangat bergantung pada Rezim Pemerintahan ... terkait dengan minimnya alat ... mengangkat skripsi

6

menikmati pelayanan yang baik dari BUMN tersebut, masyarakat juga dapat

menikmati keterbukaan akses informasi pengelolaan, serta informasi akan laba atau

ruginya BUMN itu sendiri.

Selain keterbukaan informasi dan pelayanan yang baik, BUMN juga

diharapkan mampu melibatkan peran yang besar dari masyarakat dalam proses

usahanya. Selain dalam usaha mendekatkan BUMN dengan Masyarakatnya, juga

untuk membantu menggerakkan perekonomian di masyarakat.

Terlibatnya masyarakat dalam proses kerja BUMN ini salah satunya terlihat

dalam proses pengadaan barang dan jasa pada BUMN. Selama ini proses ini begitu

tertutup, serta rentan dengan skandal kerja sama antara oiknum-oknum direksi

dengan orang-orang yang berada dekat dengan mereka. Pelaksanaan proses

pengadaan barang dan jasa pada BUMN ini sering terjadi permasalahan yang terkait

dengan perjanjian dalam proses pengadaan barang dan jasanya. Hal ini tentunya

menimbulkan pertanyaan sensitive terhadap kemampuan dari sumber daya manusia

yang bertugas untuk ini, atau bisa juga dapat dipertanyakan tentang pengaturan

terhadap proses perjanjian ini yang masih kurang jelas.

Keterlibatan masyarakat yang semakin banyak dalam proses kerja BUMN

memberikan angin segar dalam perubahan budaya perusahaan menuju ke arah yang

lebih baik. Selain disambut positif oleh masyarakat, usaha Pemerintah dalam

perbaikan sistem pengelolaan BUMN ini. Hal ini juga menimbulkan keraguan dari

masyarakat akan proses yang melibatkan mereka.

Permasalahan yang terjadi dalam proses pengadaan barang dan jasa pada

BUMN ini dan keraguan masyarakat terhadap pengelolaan pengadaan barang dan

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah I.pdf · mengalami banyak perubahan dan sangat bergantung pada Rezim Pemerintahan ... terkait dengan minimnya alat ... mengangkat skripsi

7

jasa pada BUMN ini, Penulis tertarik mengangkat skripsi dengan judul

“Implementasi Peraturan Menteri dan Keputusan Direksi Dalam Pengadaan

Barang dan Jasa Pada Badan Usaha Milik Negara PT Pengembangan

Pariwisata Bali (Persero)”.

1.2 Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang masalah di atas, penulis menemukan

beberapa permasalahan berkaitan dengan judul di atas perlu dikemukakan

rumusan masalah sebagi berikut :

1. Bagaimanakah pelaksanaan pengadaan barang dan jasa padapada BUMN

PT Pengembangan Pariwisata Bali (Persero)?

2. Bagaimanakah faktor penyebab tidak efektifnya pelaksanaan pengadaan

barang dan jasa pada BUMN PT Pengembangan Pariwisata Bali (Persero)?

1.3 Ruang Lingkup Masalah

Dalam penulisan suatu karya tulis seperti skripsi ini perlu ada rambu-

rambu untuk membatasi atau mengarahkan ke mana fokus pembahasan dari

permasalahan yang tentukan, agar nantinya tidak menyimpang dari topik

tersebut.

Oleh karena itu dalam skripsi ini membatasi masalah dan pembahasannya

yang terbatas pada bagaimana pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pada

BUMN PT Pengembangan Pariwisata Bali (Persero) dan faktor penyebab tidak

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah I.pdf · mengalami banyak perubahan dan sangat bergantung pada Rezim Pemerintahan ... terkait dengan minimnya alat ... mengangkat skripsi

8

efektifnya pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pada BUMN PT

Pengembangan Pariwisata Bali (Persero).

1.4 Orisinalitas Penelitian

Dalam rangka menumbuhkan semangat anti plagiat didalam dunia

pendidikan di Indonesia, maka mahasiswa diwajibkan untuk mampu

menunjukan orisinalitas dari penelitian yang tengah dibuat dengan

menampilkan, beberapa judul penelitian tesis atau disertasi terdahulu sebagai

pembanding. Adapun dalam penelitian kali ini, peneliti akan menampilkan 2

Skripsi terdahulu yang pembahasannya berkaitan dengan perjanjian dan

berhubungan dengan BUMN dan Pengaturan pengadaan barang dan jasa.

No. Nama Judul Penelitian Rumusan Masalah

1. Sri Endrayani

(UIN Sunan

Ampel

Surabaya,

2009)

Tinjauan Hukum

Islam Terhadap

Implementasi

Privatisasi BUMN

di Indonesia

1. Bagaimanapenerapan

hukum islam dalam proses

privatisasi BUMN di

Indonesia?

2. Bagaimana konsekuensi

dari penerapan hukum

islam dalam proses

privatisasi BUMN di

Indonesia?

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah I.pdf · mengalami banyak perubahan dan sangat bergantung pada Rezim Pemerintahan ... terkait dengan minimnya alat ... mengangkat skripsi

9

2. David

Fransiskus

Mangiring B.

(Universitas

Sumatera

Utara, 2010)

Praktek

Persekongkolan

Tidak Sehat Dalam

Pengadaan Barang

dan Jasa oleh

Pemerintah

Dikaitkan dengan

Undang-Undang

Nomor 21 tahun

2000 tentang

Pemberantasan

tindak Pidana

Korupsi

1. Apakahyang

melatarbelakangi akibat

terjadinya praktek

persekongkolan tidak sehat

dalam pengadaan barang

oleh instansi pemerintah?

2. Bagaimana dampak yang

ditimbulkan dari adanya

persekongkolan tidak sehat

Dalam Pengadaan Barang

dan Jasa Pemerintah

Dikaitkan dengan Undang-

Undang Nomor 21 tahun

2000tentang

Pemberantasan tindak

Pidana Korupsi?

Dari kedua penelitian di atas dapat diketahui bahwa skripsi ini memiliki

perbedaan mendasar dengan penelitian sebelumnya, karena yang diteliti dalam

skripsi ini adalah bagaimana pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pada BUMN

dilihat dari perspektif hukum pemerintahan serta bagaimana faktor penyebab tidak

efektifnya pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pada BUMN PT Pengembangan

Pariwisata Bali (Persero)dilihat dari perspektif hukum bisnis dan perusahaan.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah I.pdf · mengalami banyak perubahan dan sangat bergantung pada Rezim Pemerintahan ... terkait dengan minimnya alat ... mengangkat skripsi

10

1.5 Tujuan Penelitian

a. Tujuan umum

1. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui hukum perusahaan terutama

tentang pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pada BUMN.

2. Dengan penyusunan skripsi ini dapat diketahui tentang pelaksanaan

pengadaan barang dan jasa pada BUMN.

b. Tujuan khusus

1. Untuk mendalami tentang peraturan yang melandasi pelaksanaan

pengadaan barang dan jasa pada BUMN.

2. Untuk memahami lebih mendalam tentang faktor penyebab tidak

efektifnya pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pada BUMN PT

Pengembangan Pariwisata Bali (Persero).

1.6 Manfaat Penulisan

Manfaat penelitian dari skripsi ini dibedakan atas manfaat teriotis dan

manfaat praktis, yaitu sebagai berikut

a. Manfaat teoritis

Peneliti memperoleh daya nalar dan mampu mengasah intelektualitas

terkait dengan materi yang diteliti dalam penelitian ini.Juga sebagai

bukti dan implementasi dari ilmu yang diterima di bangku kuliah,

sekaligus untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar

sarjana strata satu (S1).

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah I.pdf · mengalami banyak perubahan dan sangat bergantung pada Rezim Pemerintahan ... terkait dengan minimnya alat ... mengangkat skripsi

11

b. Manfaat praktis

Memperluas pengetahuan dalam hal hukum perusahaan, khususnya

dalam pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pada BUMN PT

Pengembangan Pariwisata Bali (Persero) dan faktor penyebab tidak

efektifnya pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pada BUMN PT

Pengembangan Pariwisata Bali (Persero).

1.7 Landasan Teoritis

Sehubungan dengan permasalahan yang diajukan maka dipandang

perlu untuk membahas atau mengajukan kerangka teoritis. Kerangka toritis

dimaksudkan tiada lain untuk dapat memberikan landasan-landasan teori

terhadap pembahasan atas permasalahan yang diajukan.

Menurut Neuman, “teoriadalah suatu sistem yang tersusun oleh

hubungan abstraksi yang berinteraksi satu sama lainnya atau sebagai ide yang

memadatkan dan mengorganisasikan pengetahuan tentang dunia itu

bekerja. 3 Adapun Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori

perjanjian, Teori Kewenangan, dan Asas Good Corporate Governance. Teori

Perjanjian digunakan untuk membahas tentang perjanjian pengadaan barang

dan jasa pada BUMN dengan pihak ketiga, selanjutnya untuk teori kewenangan

digunakan untuk membahas tentang bagaimana kewenangan BUMN untuk

3 Otje Salman dan Anton F. Susanto, 2005, Teori Hukum, Replika Aditama, Bandung,

hal.19-22

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah I.pdf · mengalami banyak perubahan dan sangat bergantung pada Rezim Pemerintahan ... terkait dengan minimnya alat ... mengangkat skripsi

12

mengadakan dan mengatur proses pengadaan barang dan jasa, sedangkan Asas

Good Corporate Governance digunakan untuk melihat apakah proses

pengadaan barang dan jasa ini sudah memenuhi asas ini atau belum.

1.7.1 Teori perjanjian

Perjanjian merupakan kesepakatan antara dua orang atau dua pihak,

mengenai hal-hal pokok yang menjadi objek dari perjanjian. Kesepakatan itu

timbul karena adanya kepentingan dari masing-masing pihak yang saling

membutuhkan. Perjanjian juga dapat disebut sebagai persetujuan, karena dua

pihak tersebut setuju untuk melakukan sesuatu. Menurut Subekti, kata sepakat

berarti suatu persesuaian paham dan kehendak antara dua pihak. Berdasarkan

pengertian kata sepakat tersebut berarti apa yang dikehendaki oleh pihak yang

satu, juga dikehendaki oleh pihak yang lain, meskipun tidak sejurusan tetapi

secara timbal balik kedua kehendak itu bertemu satu sama lain.4

Pengertian perjanjian menurut ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata diatur dalam Pasal 1313 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang

berbunyi “Perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih

dengan mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih”. Rumusan yang

diberikan dalam Pasal 1313 KUH Perdata tersebut merupakan pengertian yang

tidak sempurna dan kurang memuaskan, karena terdapat beberapa kelemahan.

4Subekti, 1990 Aneka Perjanjian ,PT Citra Aditya Bakti Bandung, hal. 26.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah I.pdf · mengalami banyak perubahan dan sangat bergantung pada Rezim Pemerintahan ... terkait dengan minimnya alat ... mengangkat skripsi

13

Menurut Abdulkadir perjanjian adalah suatu persetujuan dengan mana

dua orang atau lebih saling mengikatkan diri untuk melaksanakan suatu hal

dalam lapangan harta kekayaan. Uraian tersebut memberikan makna bahwa

perjanjian selalu merupakan perbuatan hukum persegi dua atau jamak, untuk

itu diperlukan kata sepakat para pihak. Ada beberapa pakar atau ahli hukum

lain yang memberikan definisi yang berbeda pada perjanjian.

Pengertian perjanjian menurut Handri Raharjo, Suatu hubungan hukum

dibidang harta kekayaan yang didasari kata sepakat antara subjek hukum yang

satu dengan yang lain, dan diantara mereka (para pihak/subjek hukum) saling

mengikatkan dirinya sehingga subjek hukum yang satu berhak atas prestasi dan

subjek hukum yang lain berkewajiban melaksanakan prestasinya sesuai dengan

kesepakatan yang telah disepakati para pihak tersebut serta menimbulkan

akibat hukum5

Dalam perjanjian khususnya perjanjian Jual Beli dalam hal ini khususnya

pengadaaan barang dan jasa pada BUMN juga memiliki kebijakan tentang

kebijakan ganda dalam pasar dimana pembeli yang berbeda didalam resikonya.

Dalam penyelidikan ciri khas dari keseimbangan perjanjian dapat

menunjukkan bahwa pembeli tidak berbeda dengan pembeliyang lain

meskipun pembeli lainnya memilih penjual yang paling dominan. Serta,

pembayaran kembali menjadi salah satu pertimbangan jika terjadi

permasalahan dalam proses transaksinya atau barang dan jasa yang disediakan

tidak sesuai dengan yang ditawarkan sebelumnya.

Perjanjian yang sah adalah perjanjian yang memenuhi syarat-syarat

yangtelah ditentukan oleh undang-undang, sehingga mempunyai kekuatan

5Handri Raharjo, 2009 Hukum Perjanjian di Indonesia,Pustaka Yustisia, Yogyakarta hal. 42

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah I.pdf · mengalami banyak perubahan dan sangat bergantung pada Rezim Pemerintahan ... terkait dengan minimnya alat ... mengangkat skripsi

14

hukum yang mengikat. Syarat sahnya perjanjian diatur dalam Pasal 1320 Kitab

Undang- Undang Hukum Perdata, yang terdiri dari empat syarat yaitu:

a. Adanya kata sepakat mereka yang mengikat diri;

b. Kecakapan untuk membuat suatu perjanjian;

c. Suatu hal tertentu;

d. Suatu sebab yang halal.

Sepakat yaitu kesesuaian, kecocokan, pertemuan kehendak dari yang

mengadakan perjanjian atau pernyataan kehendak yang disetujui antara

pihakpihak. Jadi kesepakatan itu penting diketahui karena merupakan awal

terjadinya perjanjian.

Kecakapan untuk membuat suatu perjanjian adalah kewenangan untuk

melakukan perbuatanperbuatan hukum sendiri. Perbedaan antara kewenangan

hukum dengan kecakapan berbuat adalah bila kewenangan hukum maka

subyek hukum dalam hal sedanga pada kecakapan berbuat subjek hukumnya

aktif, dan yang termasuk cakap di sini adalah orang dewasa, sehat akal pikrnya,

tidak dilarang oleh Undang-undang.

Suatu hal tertentu di sini berbicara tentang objek perjanjian. Objek

perjanjian yang dapat dikategorikan dalam Pasal 1332 s/d 1334 KUH Perdata,

yaitu yang pertama objek yang akanada (kecuali warisan), asalkan dapat

ditentukan jenis dan dapat dihitung. Yang kedua adalah objek yang dapat

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah I.pdf · mengalami banyak perubahan dan sangat bergantung pada Rezim Pemerintahan ... terkait dengan minimnya alat ... mengangkat skripsi

15

diperdagangkan (barang-barang yang dipergunakan untuk kepentingan umum

tidak dapat menjadi objek perjanjian).

Suatu sebab yang halal yang memiliki maksud antara lain, sebab adalah

isiperjanjian itu sendiri atau tujuan dari para pihak mengadakan perjanjian dan

halaladalah tidak bertentangan dengan Undang-undang, kesusilaan, dan

ketertibanumum.

1.7.2 Teori kewenangan

Dalam konsep hukum public, wewenang merupakan konsep inti dari

hukum tata negara dan hukum administrasi negara.6Tanpa adanya kewenangan

yang dimiliki, Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara tidak dapat

melaksanakan suatu perbuatan atau tindakan pemerintahan.

Teori atau konsep kewenangan, selalu digunakan dalam konsep hukum

publik. Sebagai konsep hukum publik, wewenang terdiri atas sekurang-

kurangnya tiga komponen, yaitu : pengaruh dasar hukum dan konformitas

hukum. Komponen pengaruh, ialah bahwa penggunaan wewenang

dimaksudkan untuk mengendalikan perilaku subyek hukum.7Komponen dasar

hukum bahwa wewenang itu harus ditunjuk dasar hukumnya, dan komponen

komoditas hukum mengandung adanya standar wewenang, yaitu standar umum

(semua jenis wewenang tertentu).Dalam kaitan dengan wewenang sesuai

6 Jimly Asshiddiqie, 2006, Pengantar Hukum Tata Negara, jilid 1, Sekretariat Jenderal dan

Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI, Jakarta, hal.335

7Ibid. hal.336

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah I.pdf · mengalami banyak perubahan dan sangat bergantung pada Rezim Pemerintahan ... terkait dengan minimnya alat ... mengangkat skripsi

16

konteks penelitian ini, standar wewenang yang dimaksud adalah pemerintahan

dalam menetapkan kebijakan.Suatu kewenangan haras dilandasi oleh suatu

ketentuan hukum yang ada, sehingga kewenangan merupakan kewenangan

yang sah.Dengan demikian bagi pejabat dalam mengeluarkan suatu keputusan

didukung kewenangan yang memadai dari hukum administrasi.Dalam

penelitian ini Teori kewenangan ini digunakan untuk meneliti kewenangan

pemerintah dalam mengatur BUMN, serta kewenangan dari BUMN itu sendiri

dalam melaksanakan pengaturan intern di dalam perusahaannya.

1.7.3 Asas Good Corporate Governance

Good governance sering diterjemahkan sebagai tata pemerintahan yang

baik atau disebut juga dengan istilah civil society. Good governance bisa juga

didefinisikan sebagai suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan,

pemberdayaan, dan pelayanan yang sejalan dengan demokrasi (pemerintahan

dari, oleh, dan untuk rakyat). Tuntutan untuk mewujudkan good governance

sudah menjadi salah satu isu penting di Indonesia sejak terjadinya krisis

finansial yang terjadi pada tahun 1997 sampai. 1998. Krisis tersebut kemudian

meluas menjadi krisis multidimensi dan telah mendorong arus balik yang

menuntut reformasi dalam penyelenggaraan negara termasuk

pemerintahannya. Salah satu penyebab terjadinya krisis multidimensi tersebut

adalah karena buruknya manajemen dalam penyelenggaraan tata pemerintahan

(poor governance).

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah I.pdf · mengalami banyak perubahan dan sangat bergantung pada Rezim Pemerintahan ... terkait dengan minimnya alat ... mengangkat skripsi

17

Pihak-pihak yang dituntut untuk melakukan reformasi tidak hanya

negara saja, aka tetapi juga dunia usaha (corporate) dan masyarakat luas (civil

society). Secara umum, tuntutan reformasi berupa penciptaan good corporate

governance di sektor swasta, good public governance dalam penyelenggaraan

pemerintahan negara, dan pembentukan good civil society atau masyarakat luas

yang mampu mendukung terwujudnya good governance, dalam governance

terdapat tiga pilar yang terlibat, yaitu:

1. Public governance yang merujuk pada lembaga pemerintahan, sehingga

dapat diartikan sebagai tata kepemerintahan yang baik di lembaga-

lembaga pemerintahan;

2. Corporate governance yang merujuk pada dunia usaha, sehingga dapat

diartikan sebagai tata kelola perusahaan yang baik;

3. Civil society atau masyarakat luas.

Ketiga pilar tersebut tidak dapat dipisahkan, akan tetapi terintegrasi

utuh. Sebab, perubahan itu adalah tugas semua elemen yang membutuhkan

koordinasi serta konsolidasi yang baik.

Dari uraian tersebut di atas, diharapkan mendapatkan masukan,

diantaranya bahwa good governance tidak mungkin tercapai apabila ketiga pilar

(pemerintah, swasta, dan masyarakat) enggan untuk bekerja sama, apalagi jika

saling menyalahkan. Semua aspek saling terintegrasi dan tidak bisa dipisahkan,

karena good governance merupakan sistem yang akan tegak jika elemen-

elemennya bekerja harmonis dan koordinatif sesuai dengan aturan/mekanisme

yang berlaku.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah I.pdf · mengalami banyak perubahan dan sangat bergantung pada Rezim Pemerintahan ... terkait dengan minimnya alat ... mengangkat skripsi

18

Jadi dalam usaha untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang

baik, asas good governance mutlak diperlukan, dan fungsi asas ini dalam

penelitian ini adalah untuk meneliti kebijakan pemerintah dalam pengaturan

BUMN apakah sudah sesuai dengan good governance dan good corporate

governance.

Dalam rangka penerapan tata kelola perusahaan yang baik atau Good

Coorporate governance maka pemerintah menetapkan Peraturan Menteri Negara

BUMN Nomor : PER-01/MBU/2011 Tentang tata kelola Perusahaan yang baik

(good corporate governance) pada BUMN.Tujuan dari ditetapkannya peraturan

ini adalah untuk memberikan panduan dan pedoman bagi setiap BUMN untuk

dapat menerapkan konsep Good Coorporate Governance ini, serta memberikan

suatu standarisasi yang baik dalam usaha menciptakan BUMN yang mampu

bersaing dalam memberikan pelayanan kepada public.Program penerapan konsep

Good Coorporate governance pada BUMN ini diperkuat dengan adanya

penetapan Keputusan Sekretaris Kementrian BUMN Nomor: SK-

16/S.MBU/2012 Tentang indikator atau parameter penilaian dan evaluasiatas

penerapan Good Coorporate Governance pada BUMN.

Dengan adanya surat keputusan tersebut maka pemerintah memiliki

pedoman dalam melakukan penilaian dan evaluasi terhadap kinerja dari BUMN

apakah sudah memenuhi standarisasi yang diperintahkan dalam Peraturan Menteri

Negara BUMN sebelumnya. Ini semakin memperkuat usaha yang telah dilakukan

sebelumnya sehingga selain BUMN dituntut untuk dapat memenuhi standarisasi

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah I.pdf · mengalami banyak perubahan dan sangat bergantung pada Rezim Pemerintahan ... terkait dengan minimnya alat ... mengangkat skripsi

19

good corporate governance, BUMN juga dihadapkan kepada penilaian dan

evaluasi langsung dari tim yang dibentuk oleh Kementerian BUMN.

1.8 Metode penelitian

Dalam penulisan suatu karya ilmiah, terdapat satu komponen penentu

sebagai syarat yang dipergunakan untuk pencarian data dari hasil karya ilmiah

tersebut, dalam hal ini adalah metode penelitian.

Menururt Sutrisno Hadi yang dimaksud dengan metodelogi ialah suatu cara/

metode untuk memberikan garis- garis yang cermat dan mengajukan syarat- syarat

yang keras, yang maksudnya adalah menjaga ilmu pengetahuan yang dicapai dari

suatu research dapat mempunyai harga ilmiah yang setinggi- tingginya.8

1.8.1.Jenis penelitian

Jenis Penelitian dalam skripsi ini dipakai jenis penelitian hukum yang

bersifat empiris. Penelitian hukum empiris merupakan penelitian yang membahas

bagaimana hukum beroperasi dalam masyarakat.9Dalam penelitian ini yang diteliti

adalah bagaimana pengaturan pengadaan barang dan jasa pada PT Pengembangan

Pariwisata Bali (Persero) apakah sudah sesuai dengan Peraturan Perundang-

undangan yang berlaku serta dengan prinsip Good Coorporates Governance.

8Sutrisno Hadi, 1979, Metodelogi Reserch, Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi Universitas

Gajah Mada, Yogyakarta, hal.4. 9 http://dalyerni.multiply.com/journal/item/19/MPPH_1_Pembukaan_pengertian_tipe_data_d

an_alat_pengumpulan_datadi unduh tanggal 24 Januari 2015 jam 10.00 WITA

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah I.pdf · mengalami banyak perubahan dan sangat bergantung pada Rezim Pemerintahan ... terkait dengan minimnya alat ... mengangkat skripsi

20

1.8.2.Lokasi penelitian

Terdapat beberapa lokasi yang akan dijadikan tempat penelitian, antara lain

: Badan Usaha Milik Negara PT Pengembangan Pariwisata Bali serta perusahaan

rekanan yang berhubungan dalam proses pengadaan barang dan jasa di BUMN

tersebut.

1.8.3. Sifat penelitian

Seperti telah dijelaskan bahwa jenis penelitian yang dipakai adalah

penelitian empiris.Sifat penelitiannya adalah penelitian empiris

deskriptif.Penelitian empiris deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang

ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena

alamiah maupun fenomena buatan manusia.Fenomena itu bisa berupa bentuk,

aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara

fenomena yang satu dengan fenomena lainnya.10

1.8.4. Sumber data

Dalam penelitian pada umumnya dibedakan antara data yang diperoleh

secara langsung dari masyarakat yang dinamakan data primer dan data yang

diperoleh dari bahan- bahan pustaka dinamakan data sekunder.11 Adapun data yang

dipergunakan dalam penelitian ini diperoleh dari 2 (dua) sumber data, yaitu:

1. Data primer

10 http://initialdastroboy.wordpress. com/2010/02/27/penelitian-deskriptif/Diunduh pada

tanggal 27 Januari 2015 jam 18.00 WITA

11Alimudin Tuwu, 1993, Pengantar Metode Penelitian, Universiats Indonesia, Jakarta. hal.

67.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah I.pdf · mengalami banyak perubahan dan sangat bergantung pada Rezim Pemerintahan ... terkait dengan minimnya alat ... mengangkat skripsi

21

Untuk mendapatkan data primer dilakukan penelitian lapangan (field

research), yaitu dengan cara melakukan penelitian langsung ke lapangan yakni

diperoleh secara langsung dari Badan Usaha Milik Negara Bali Tourism

Development Corporation serta perusahaan rekanan yang berhubungan dalam

proses pengadaan barang dan jasa di BUMN tersebut

2. Data sekunder

Untuk mendapatkan data sekunder dilakukan melalui penelitian

kepustakaan (library research), yaitu pemngumpulan berbagai data yang diperoleh

dari menelaah literatur, majalah di bidang hukum guna menemukan teori yang

relevan dengan permasalahan yang akan dibahas. Mengenai data sekunder ini

berdasarkan kekuatan mengikat dari isinya dapat dibagi menjadi 3, yaitu :

a. Sumber bahan hukumprimer, yaitu bahan yang isinya mengikat, karena

dikeluarkan oleh pemerintah, seperti peraturan perundang- undangan.

b. Sumber bahan hukum sekunder, yaitu bahan- bahan yang isinya membahas

bahan primer, seperti buku, majalah dan artikel.

c. Sumber bahan hukum tertier, yaitu bahan– bahan yang bersifat menunjang

bahan- bahan primer dan sekunder.12

Berkaitan dengan jenis- jenis data sekunder di atas, maka dalam penulisan

laporan ini akan digunakan :

a. Sumber bahan hukumprimer, yaitu segala Peratuan Perundangan yang

terkait langsung dengan penelitian ini.

12Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2001, Penelitian Hukum Normatif, PT. Raja Grafindo

Persada, Jakarta, hal.12.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah I.pdf · mengalami banyak perubahan dan sangat bergantung pada Rezim Pemerintahan ... terkait dengan minimnya alat ... mengangkat skripsi

22

b. Sumber bahan hukum sekunder, yaitu buku- buku, majalah, artikel tentang

yang menunjang informasi yang sesuai dengan penelitian ini..

1.8.5. Teknik pengumpulan data

Dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data,

antara lain :

a. Teknik studi dokumen atau kepustakaan

Studi dokumen atau kepustakaan adalah kegiatan mengumpulkan

dan memeriksa atau menelusuri dokumen-dokumen dan memeriksa atau

menelusuri dokumen-dokumen atau kepustakaan yang dapat memberikan

informasi atau keterangan yang dibutuhkan oleh peneliti.13 Dalam penulisan

laporan ini, teknik studi dokumen dilakukan dengan cara mencatat info dan

data serta meneliti dokumen dokumen yang terkait dengan pengadaan

barang dan jasa

b. Teknik wawancara

Wawancara adalah proses interaksi dan komunikasi serta cara untuk

memperoleh informasi dengan bertanya langsung pada narasumber yang

akan diwawancara.14 Wawancara ini dilakukan dengan pihak pegawai atau

atasan pada Badan Usaha Milik Negara PT Pengembangan Pariwisata Bali

13 Syamsudin, 2007, Operasionalisasi Penelitian Hukum, PT Raja Grafindo Persada,

Jakarta, hal. 101.

14Ronny Hanitijo, 1988, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalia Indonesia,

Jakarta, hal. 57.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah I.pdf · mengalami banyak perubahan dan sangat bergantung pada Rezim Pemerintahan ... terkait dengan minimnya alat ... mengangkat skripsi

23

(Persero).serta perusahaan rekanan yang berhubungan dalam proses

pengadaan barang dan jasa di BUMN tersebut.

1.8.6. Teknik penentuan sampel penelitian

Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik non probablility sampling yaitu purposive sampling. Sampel dalam

penelitian ini adalah pihak- pihak yang terlibat langsung dan terkait dalam

pengadaan barang dan jasa pada BUMN PT Pengembangan Pariwisata Bali

(Persero).

1.8.7. Teknik pengolahan dan analisis data

Apabila keseluruhan data sudah diperoleh dan sudah terkumpul, kemudian

data diolah dan dianalisis dengan menghubungkan antara data yang ada yang

berkaitan dengan pembahasan yang selanjutnya disajikan secara deskriptif analisis.

Maksudnya data yang telah rampung tadi dipaparkan dengan disertai analisis sesuai

dengan teori yang didapat pada buku- buku literatur dan peraturan perundang-

undangan yang berlaku, guna mendapatkan kesimpulan.