bab i pendahuluan 1.1 latar belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/41435/2/bab i.pdf ·...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era globalisasi saat ini banyak hal yang berubah di berbagai negara baik itu
dari hal yang sederhana sampai yang kompleks, tidak terkecuali Indonesia sebagai
negara yang sedang berkembang yang turut andil di dalam proses Globalisasi ini.
Indonesia berperan sebagai konsumen berbagai budaya yang turut masuk ke
indonesia dari negara-negara barat.
Budaya dari luar negeri masuk ke indonesia melalui media massa maupun media
lainnya, seperti majalah, koran, tv dan internet. Budaya barat yang cenderung bebas
digambarkan dengan kebiasaan mereka minum-minuman beralkohol, mengonsumsi
narkotika, pergaulan bebas atau dugem. Budaya barat tentunya tidak sesuai dengan
karakteristik masyarakat yang masuk secara cepat dan tidak bisa dihindari, terutaama
oleh para remaja yang masih belum bisa memahami dampak buruk dari budaya itu.
Kebanyakan remaja, Indonesia memiliki kebiasaan menerima kebudayaan tanpa
memilah karena menurut mereka budaya itu menarik dan unik. Seringkali mereka
tidak memikirkan bagaimana dampak yang akan ditimbulkan dari hal-hal yang
dilakukkan.
Salah satu budaya yang saat ini sedang booming di indonesia adalah dunia malam
yang di identitikan dengan kata dugem atau clubbing. Para remaja yang mulai
2
mengikuti tren pada saat ini karena para remaja yang cenderung masih labil dan
memiliki rasa ingin tahu yang berlebih. Clubbing dari katanya saja sudah bisa dilihat
bahwa aktivitas ini berada di diskotik yang tidak jauh dengan perilaku menyimpang
seperti pacaran bebas, obat-obatan terlarang ( narkotika), alkohol, dan hura-hura.
Lambat laun secara sadar dugem juga melanda kaum intelektual yaitu mahasiswa
yang seharusnya meereka mengerti bahwa dugem itu bukanlah aktivitas yang baik
untuk membantu mereka meningkatkan prestasi. Mirisnya dugem ini mendapatkan
dukungan dari banyak pihak melalui media massa yang cenderung mudah diakses
oleh banyak oraang, kita lihat saja di baliho khususnya di Kota Malang banyak sekali
event-event yang tertempel .
Salah satu faktor penyebab dugem diminati mahasiswa adalah persebaran
informasi melalui media dalam menyebarkan kebudayaan massal inilah yang
membuat dugem ini semakin berkembaang pesat di kalangan mahasisiwa. Melalui
media pula, yang membuat mahasiswa susah untuk memilah-milah kegiataan yang
bagus atau yang buruk. Mahasiswa yang mulai mengikuti tren gaya hidup ini karena
ingin disebut anak muda gaul dan tidak ketinggaalan zaman. Seperti yang dikatakan
Chaney gaya hidup adalah ciri sebuaah dunia modern, biasa juga disebut moderniitas.
(David Chaney, 1996:57)
Di Malang sendiri, yang memiliki julukan kota pendidikan yang setiaap tahunnya
banyak para calon mahasiswa yang memadati untuk berlomba-lomba meendapatkan
tempat untuk menuntut ilmu. Sehingga mulai bermunculan diskotik-diskotik atau
kafe-kafe yang selalu ramai dikunjungi mahasiswa, terutama pada malam minggu
3
atau pada saat ada event-event tertentu yang menarik minat mahasiswa. Siapa yang
tidak mengenal Hugo’s cafe, MyPlace, Triangle, dan Nashville, banyak sekali tempat
hiburan malam di malang yang akan memanjakan mereka para clubbers ( sebutan
bagi mereka pecinta dugem atau club malam).
Meningkatnya kecenderungan mahasiswa untuk mengunjungi tempat-tempat
hiburan malam membuat mereka para pemodal mengadakan event setiap minggunya
yang pailing sering adalah ladies night biasanya diadakan di hari rabu yang
mengratiskan bagi mereka para perempuan sehingga banyak sekali pengunjung yang
datang adalah miereka perempuan. Selain menarik minat dari para perempuan juga
menarik para lelakki yang ingin cuci mata dengan melihat perempuan cantik yang
menggunakan pakaian minim dan terbuka.
Mahasiswa yang sedang mengalami peralihan dari masa remaja menuju
dewasa, membuat mereka masih belum bisa berpikir secara matang. Mereka masih
mencari jati diri mereka, untuk itu peranan keluarga begitu penting untuk mengontrol
perkembangan mereka. Keluarga adalah tempat dimana mereka pertama belajar untuk
bisa berkembang dan bergaul dengan masyarakat sehingga peran keluarga begitu
berpengaruh dalam membentuk sikap dan perilakunya. Kasih sayang begitu penting
untuk membentuk jati diri yang baiak dan tidak salah jalur.
Hampir semua mahasiswa yang melakukaan aktivitas dugem ini dari keluarga
yang menengah keatas seperti yang dikutip deri Divana Perdana dari W. A. Gerungan
(2004:135), yang mengungkapkan bahwa hampir semua pelaku dugem adalah kaum
remaja yang memiliki status ekonomi menengah keatas. Karena dilihat dari biaya
4
untuk melakukan gaya hidup dugem membutuhakan dana yang cukup besar. Mulai
dari kebutuhan untuk membayar uang masuk, koestum, membeli minuman dan
makanan, semua pasti menggunakan dana yang besar.
Jika dilihat gaya hidup dunia malam secara tidak langsung mahasiswa
mempunyai hobi dugem mereka senang berpola hidup glamour, hedonistic, dan
konsumtif. Seperti yang diungkapkan Bocock bahwa “ konsumsi adalah sebuah
proses perubahan yang secara historis dikonstruksikan secara sosial”.
(Bocock,1993:45) Mahasiswa yang mempunyai sifat konsumtif dan hedonistic
sepiertinya tumbuh beriringan dengan adanya sejarah globalisasi ekonomi dan
transformasi kapitalisme konsumsi seperti mulai menjamurnya pusat perbelanjaan
atau mall, kegandrungan untuk menggunakan produk-produk dari luar negeri, dan
makanan cepat saji.
Dugem adalah satu ekspresi dari para remaja yang sedang mencoba menemukan
gejolak-gejolak jiwanya yang cenderung ermosional. Pada dasarnya perilaku dugem
ini sebenarnya hanya untuk memenuhi ngafsu kesenangan duniawi. Seperti yang
diungkapkan Pitirin Sorokin dalam mentaliatas budayanya yaitu mentalitas inderawi
setinggi-tingginya. Sorokin menggambarakan pendekatan ini sebagai suatu
“eksploitasi parasite” dengan motto “makan, minum, dan kawinlah, karena besok kita
akaan mati”. (Doyle Paul Johnson 1994:100)
Dugem adalah salah satu aktivitas yang dapat menganggu iman dan moral remaja
yang cenderung memiliki sifat labil dan tidak memiliki pendirian, karena bisa
5
menghancurkan masa depan, kesempatan dan potensi yang dimilikinya. Akan tetapi
hal ini kurang dipahami oleh para remaja sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang yang ada diatas, bentuk dari perumusan masalah
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana proses “dunia malam” menjadi lifestyle Mahasiswa ?
2. Bagaimana bentuk perilaku menyimpang mahasiswa dalam dunia malam?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, diatas maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Mendeskripsikan proses dunia malam sebagai lifestyle mahasiswa
2. Mengidentifikasi bentuk perilaku menyimpang di dunia malam
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
a. Teoritis
Diharapkan dapatkan memberikan sumbangan pemikiran dalam
memperkaya wawasan ilmu pengetahuan, yang ada berhubungan dengan
Program Studi Sosiologi. Serta mengkaji dan mengembangkan teori dari
tokoh sosiologi, yaitu Edwin H. Sutherland yang mekaji tentang Differntial
Assosiation.
6
b. Praktis
Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti
selanjutnya dan dapat bermanfaat pada mahasiswa yang khususnya terlibat
dengan dugem khususnya dan semua pembaca pada umumnya.
1.5 Definisi Konsep
1.5.1 Dunia Malam
Dunia malam adalah salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan pada saat malam
tiba.keg. Kegiatan dunia malam berisikan hal-hal yang penuh dengan negative mulai
dari berfoya-foya, minum-minuman keras, narkoba adalah sebuah kegiatan yang
dianggapn biasa bagi mereka para penikmatnya .Kehidupan gemerelap malam seolah
milik mereka sehingga apa yang mereka lakukan tidak ada larangan.( Moamar Emka,
2003:77)
1.5.2 Lifestyle/ Gaya Hidup
Gaya hidup adalah salah satu bentuk seseorang mengkonsumsi waktu dan uang
untuk memanjakan dirinya . Gaya hidup juga bisa menjadi sebuah bentuk ajang dari
ekspresi dan adaptasi seseorang terhadap budaya yang dilahirkan karena adanya
perkembangan zaman. Dalam hal ini, budaya modern mencoba menghadirkan gaya
hidup modern, yang tentunya menjadi salah satu acuan dalam bersikap ataupun
bertindak. Termasuk ketika mulai hadirnya produk baru yang dianggap bagian dari
bentuk salah satu simbol gaya hidup masa kini
7
Gaya hidup dalam kehidupan sehari-hari berguna untuk mencoba mengenali dan
menggambarkan adanya kompleks identitas dan afiliasi sosial yang lebih luas. Gaya
hidup menunjukkan bentuk-bentuk tindakan dan peangelompokan tipe-tipe sosial
yang berbeda dan berlaku dalam kehidupan zaman modern.
Dalam mencoba memahami bentuk dari pertumbuhan gaya hidup masyarakat,
khususnya Indonesia, maka dapat dicermati bahwa urusan gaya hidup sudah menjadi
sebuah prioritas sebagian orang. Masyarakat konsumer Indonesia tampak mulai
tumbuh dan berkembang pesat seiringan dengan perkembangan globalisasi ekoenomi
dan transformasi kapitalisme konsumsi. (David Chaney, 1996:40)
1.6 Metode Penelitian
Penelitian merupakan bentuk aktivitas ilmiah ataupun penelitian untuk
mengamati, melihat, mencari, menggali data dan informasi, yang dilakukan oleh
ilmuwan atau peneliti. Berikut adalah ciri-ciri peneliti yeaitu: rasional, sistematis,
objektif dan realitis. Sedangkan untuk metode adalah suaatu cara yang digunakan
sebagai pedoman dalam melakukan suatu pekerjaan dealam penelitian. Metode
penelitian mempunyai peran yang penting di dalam penguampulan data, merumuskan
masalah, analisis dan interpretasi data. Hal ini peneliti aekan menggunakan sebuah
metode penelitian yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan, karena
pemilihan metode penelitian yang sesuai dengan penelitaian yang akan dilakukan,
karena dalam pemilihan metode penelitian secara garis bresarnya dilakukan dengan
mempertimbangkan kesesuaian metode penelitian yang akan digunakan tersebut
8
dengan berbagai macam obyek ataupun subyek yang akaan diteliti (Koentjaningrat,
1991:7-8).
1.6.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah peneleitian kualitatif. Penelitian
kualitatif adalah suatu aktivitas penelitian yang berlokasi dimana menempatkan
penelitiannya di dalam dunia. Penelitian kualitatiif terdieri dari berbagai macam
serangkaian penafsiran material. Penelitian kualitatif dimaulai dengan asumsi dan
penggunaan kerangka penafsiran/teoritis yang membentuk dan mempengaruhi studi
tentang permasalahan riset penelitian yang terkait dengan makna yang dikenal oleh
individu atau kelompok pada suatu permasalahan sosial yeang terjadi pada saat ini
(Creswell, 2013:58-59).
Penelitian kualitatif ini mencoba mengerti suatu maekna yakni suatu kejadian
peristiwa dengan mencoba berinteraksi dengan berbagai oarang-orang dalam situasi
atau fenomena tersebut sesuai dengan penelitian peneliti (Yusuf, 2014:328).
Penggunaan metode pendekatan penelitian kualitatif ini untuk menggambarkan
bagaimana permasalahan penelitian yang akan diangkaat mengenai bagaimana
persoalan dunia malam sebagai lifestyle mahasiswa yang aekan dapat didesripsikan
dengan utuh apabila menggunakan metode pendekatan kualeitatif yang sebagaimana
karakteristik pada metode penelitian kualitatif yang mampu menggambarkan sebuah
fenomena secara holistik (menyeluruh).
9
1.6.2 Jenis penelitian
Pendekatan pada penelitian ini adalah studi kasus deskriptif. Dengan
pertimbangan bahwa dengan menggunakan studi kasus deskriptif untuk meelihat
suatu seperangkat keputusan, mengapa keputusan itu diambil, bagaimana diterapkan
dan apakah yang dihasilkan keputusan yang telah diambil. ( Salim, A, 2001:91) Tipe
penelitian ini digunakan karena dirasa dapat menggambarkan kasus yaneg akan
diangkat dalam penelitian ini yaitu Dunia malam sebagai gaya hidup Maheasiswa
sekaligus untuk mengetahui bagaimana proses dan bentuk perilaku menyimpang
Mahasiswa di tempat Dugem maupun di luar tempat Dugem.
1.6.3 Lokasi Penelitian
Penelitian tentang Dunia Malam sebagai Gaya Hidup Mahasiswa dilakukan di
salah satu club malam di Kota Malang yaitu, My Place yang beralamat di Jalan Jaksa
Agung Suprapto No. 17, Klojen, Kota Malang, Jawa Timur.
Tempat ini dipilih oleh peneliti dikarenakan tempat ini sering mengadakan event
sehingga menarik minat Mahasiswa dan peneliti sudah memiliki beberapa orang yang
bisa membantu memperlancar penelitian. Dari situ penulis mendapatkan gambaran
bahwa tempat-tempat hiburan malam sering sekali dikunjungi oleh mahasiswa. Maka
dari itu peneliti ingin meneliti tentang Dunia Malam sebagai Lifestyle Mahasiswa.
1.6.4 Sumber Data dalam Penelitian
Sumber data dalam penelitian dapat dikelompokkan kedalam dua klarifikasi, yaitu
data primer dan data sekunder.
10
a. Data primer
Data primer adalah data dalam bentuk verbal atau katea-kata yang diucapkan
secara lisan, gerak-gerik perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya,
yakni subjek penelitian atau informan yang berkenaan dengaan variable yang diteliti
atau data yang diperoleh dari responden langsung.
b. Data Sekunder
Merupakan data yang diperoleh dalam hasil dokuementasi yang sudah
dikumpulkan oleh pihak sebelumnya, dalam bentuk publikasi (Santoso dan Tjiptono,
2001:59). Data tersebut digunakan peneliti untuk mendukunag penelitian yang akan
dilakukan. Data ini diperoleh dari literatur, artikel internet daen jurnal yang berkaitan
dengan permasalahan yang akan diteliti.
1.6.5 Subyek Penelitian
Subjek penelitian yang diteliti adalah seorang yang telaeh lama berkecimpung di
dunia malam baik itu mahasiswa atau orang-orang yang bekerja di tempat tersebut.
Penelitian ini menggunakan Teknik penentuan subjeek penelitian dengan
menggunakan purposive sampling. Purposive sampling adaleah teknik pengambilan
sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu (Arikunto, 2010:183).
Dalam penelitian kualitatif, data-data dan peristiwa-peraistiwa hasil observasi
harus diinterpretasikan menurut sudut pandang informan. Artineya, informan
dianggap sebagai orang yang mengetahui dan memahami lebih daleam mengenai
11
obyek yang akan diteliti. Dengan kata lain bahwa penelitian kaualitatif lebih
mengutamakan perspektif emik (sudut pandang informan) daripada perspektif etik
(sudut pandang penelitian.
Untuk mendapatkan sumber data yang terarah, maka penentuan keriteria sebagai
adalah berikut:
1. DJ (Disk Jockey) sebagai pembuka jalan karena sudah lama berkecimpung di
dalam dunia malam.
2. Mahasiswa laki-laki atau perempuan yang merupakan clubbers dan memiliki
frekuensi mengunjungi tempat hiburan malam seminggu sekali.
3. Orang yang dapat memberikan informasi lebih banyak karena sering
berinteraksi dengan pengunjung .
Sesuai dengan etika penelitian, karena masalah yang dibahas adalah masalah yang
sensitive dan pemberi data tidak ingin disebutkan namanya, makea nama-nama
informan dalam penulisan ini disamarkan (Moh.Soehada, 2004:27).
Subjek penelitian yang diwawancarai dengan kriteria-kriteriea yang sudah
ditentukan:
1. DJ Ahmad salah satu DJ yang sering mengadakan aksi panggung di My Place
2. Mawar salah satu mahasiswi PTS yang ada di kota Malang
3. Digo salah satu mahasiswa PTN yang ada di Malang
4. Satria salah satu bartender yang bekerja di My Place
5. Saras salah satu mahasiswi PTN yang ada di kota malang
12
6. Jajang salah satu mahasiswa PTS yang ada di kota Malang
1.6.7 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan salah satu cara yang digunakan peneliti
untuk memperoleh data dalam suatu penelitian. Pada penelitian kali ini memilih jenis
penelitian kualitatif maka data yang diperoleh haruslah mendalam, jelas, dan spesifik.
Seperti yang dijelaskan Sugiyono bahwa pengumpulan bisa diperoleh melalui hasil
observasi, wawancara, dokumentasi, dan gabungan/triangulasi. (Sugiyono, 2009:225)
Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan dataa dengan cara
observasi, dokumentasi, dan wawancara.
a. Observasi
Observasi menurut S. Margono diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan
secara sistematis dengan mengamati terhadap gejala sebuah fenomena yang tampak
pada obyek penelitian.Pengamatan dan pencatatan ini dilakukan terhadap obyek di
tempat penelitian itu terjadi atau berlangsungnya peristiwa fenomena
tersebut.Observasi ini dapat dilakukan secara langsung maupun secara tidak langsung
dengan melihat situasi yang ada (Nurul Zuriah. 2009:173).
Dalam penelitian ini, sesuai dengan objek penelitian maka, peneliti memilih
observasi partisipan. Observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang
yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil
melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber
data, dan ikut merasakan suka dukanya (Sugiyono, 2009:227). Dengan observasi ini,
13
maka data yang diperoleh lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat
makna dari setiap perilaku yang nampak.
b. Wawancara
Menurut Esteberg (2002) dalam Sugiyono, wawancara adalah merupakan
pertemuan dua orang yang bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga
dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topic tertentu. Wawancara digunakan
sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan
untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin
mengetahui responden yang lebih mendalam (Sugiyono, 2009:231).
Adapun jenis wawancara tersebut diantaranya adalah wawancara terstruktur,
wawancara semiterstruktur, dan wawancara tidak struktur. Pada penelitian ini penulis
menggunakan wawancara tak terstruktur karena agar bisa mengetahui informasi lebih
dalam dan tidak membuat responden curiga bahwa penulis adalah seorang peneliti.
Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan informasi seputaran dunia malam
sebagai lifestyle mahasiswa yang bisa membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini, oleh karena itu peneliti melakukan wawancara kepada orang-orang yang
berkecimpung lama didalam dunia malam ini.
c. Dokumentasi
Menurut Nawawi menyatakan bahwa studi dokumentasi adalah cara
pengumpulan data melalui peninggalan tertulis terutama berupa arsip-arsip daen
14
termasuk buku-buku mengenai pendapat, dalil yang berhubungan dengan masalah
penyelidikan (Hadari Nawawi, 2005:12).
Dalam penelitian ini, dokumentasi diperoleh dari data-data yang di cari daari
referensi buku dan pengetahuan lain dari internet, dan juga lansung dari respondeen
yang bersangkutan.
1.6.6 Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif ini para ahli memiliki pendapat yanag
berbeda. Huberman dan Miles (1992) didalam buku Metode Penelitian llmu Sosiaal
mengajukan model analisis data yang disebutnya sebagai model interakrif. Modeel
interaktir ini terdiri dari tiga hal utama, yaitu (1) reduksi data. (2) penyajian data;
daan (3) penarikan kesimpulan / verifikasi. Ketiga kegiatan yang merupakan kegiatan
yaneg jalin menjalin pada saat saat sebelum, dan setelah data dalam bentuk sejajar
untuk membangun wawasann umum yang disebut analisis. Berikut adalah gambar
bagan dari model interaktif yaang terdiri dari tiga hal :
Gambar 1.Komponen-komponen Analisis Data Interaktif Miles dan Huberman
15
Sumber: Miles dan Huberman (Sugiyono, 2010:183)
a. Reduksi Data
Tahapan reduksi data mearupakan bagian kegiatan analisis sehingga pilihan-
pilihan peneliti tentang bagian data mana yang dikode, dibuang, pola-pola mana yang
meringkas scjumlah bagian yang tersebut, cerita-cerita apa yang berkembang,
merupakan pilihan-pilihan analitis. Dengan begitu, proses reduksi data terlihat untuk
lebih menajamkan, menggolongkan, mengarahkan. membuang bagian data yang tidak
diperlukan, dan juga mengorgeanisasi data sehingga memudahkan untuk dilakukan
penarikan kesimpulan yang kemudian akan dilanjutkan dengan proses verifikasi.
Hasil penelitian akan mempaeroleh banyak data yang berupa catatan-catatan
narasi dilapanagan. Akan tetapi catatan-catatan tersebut bukan data yang akan
ditampilkan begitu saja dalam laaporan penelitian. Catatan-catatan tersebut harus
masuk dalam teknik reduksi terlebeih dahulu agar peneliti bisa menyusun konsep-
16
konsep yang ada didalam analisais laporan penelitian. Dengan reduksi bisa
memudahkan peneliti dan juga pembaaca dalam memahami catatan-catatan atau data
yang telah ada.
b. Display data
Langkah selanjutnya setalah prosees reduksi data berlangsung adalah penyajian
data, yang dimaknai oleh Miles dan Huberman (1992), sebagai sekumpulan informasi
tersusun yang memberi kemungkianan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Dengan mencermati penyajian data ini, peneliti akan lebih
mudah memahami apa yang sedang tejadi dan apa yarg harus dilakukan. Artinya
apakah peneliti meneruskan analisisnyaa atau mencoba untuk mengambil tindakan
dengan memperdalam termua hal tersebut.
Kegiatan reduksi data dan proses peenyajian data adalah aktivitas yang
berhubungan langsung dengan proses analisis data model interaktif. Dengan
demikian, kedua proses ini pun berlangsuing selama proses penelitian berlangsung
dan belum berakhir sebelum laporan hasil akhir penelitian disusun sehingga jangan
terburu-buru untuk menghentikan kegiatain display data ini sebelum yakin bahwa
yang seharusnya diteliti telah dipaparkan atoau disajikan.
c. Verifikasi dan Penarikan Kesimpulan
Verifikasi dan penarikan kesimpulan adalah penarikan arti data yang telah
ditampilkan. Beberapa cara yang dapat diliakukan dalam proses ini adalah dengan
melakukan pencatatan untuk pola-pola dain tema yang sama, pengelompokan, dan
17
mencari kasus-kasus negatif (kasus khas, yiang berbeda. mungkin pula menyimpang
dari kebiasaan yang ada di masyarakat).
Miles dan Huberman (1992) menyatakoan bahwa dari permulaan pengumpulan
data, seorang penganalisis kualitatif mulai mencari arti benda-benda. mencatat
keteraturan, pola-pola punjelasan, konfiguriasi-konfigurasi yang mungkin ada, alur
sebab akibat, dan proposisi. Lebih lanjut Miles dan Huberman bahwa seorang peneliti
yang berkompeten akan menangani kesimpualan-kesimpulan itu dengan longar, tetap
terbuka dan skeptis, tetapi kesimpulan sudaeh discdiakan, mula-mula belum jelas,
namun kemudian meningkat menjadi lebih jelas dan mengakar dengan kokoh.
Kegiatan penelitian kualitatif ini, penarikan kesimpulan dapat saja berlangsung
saat proses pengumpulan data. Hanya saja ini eperlu disadari bahwa kesimpulan yang
dibuat itu bukan sebagai sebuah kesimpulaan final. Hal ini karena setelah proses
penyimpulan tersebut, peneliti dapat saja meelakukan verifikasi hasil temuan ini
kembali di lapangan. Dengan begitu, kesimpulaan yang diambil dapat sebagai pemicu
peneliti untuk lebih memperdalam lagi proeses observasi dan wawancaranya
(Muhammad idrus, 2009:150-151).
1.6.7 Uji Keabsahan Data
Validitas data merupakan salah satu bagiaan metode yang sangat penting
dalam penelitian kualitatif yang dimana untuk mesngetahui kevaliditan dari hasil
penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti.Valideitas data adalah suatu bentuk
ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidietan suatu instrument dalam
18
penelitian yang telah dilakukan (Suharsimi, 2002:144).Penelitian ini menggunakan
teknik trianggulasi data. Trianggulasi dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode teknik yakni pemeriksaan data dengan memanfaatkan
penggunaan sumber-sumber data dan metode yakni dengan menggunakan teknik
keabsahan data. Teknik ini membandingkan data haasil pengamatan dengan hasil
wawancara dan hasil dokumentasi serta bagaimana pengecekan penemuan hasil
penelitian yang didapatkan dari beberapa kumpulan dsata yang diperoleh. Hal itu
dapat dicapai dengan menggunakan cara :
a. Membandingkan data hasil pengamatan deangan data hasil wawancara
yang telah diperoleh dilapangan.
b. Membandingkan apa yang dikatakan oraang di depan umum dengan apa
yang dikatakannya secara pribadi pada saat penelitian berlangsung.
c. Membandingkan apa yang dikatakan oraang-orang tentang situasi pada
penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu pada saat
penelitian.
d. Membandingkan keadaan dan perspektsif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang sepereti rakyat biasa, orang yang
berpendidikan menengah atau tinggi, oranag berada, orang pemerintahan.
Membandingkan hasil wawancara yang.
e. diperoleh di lapangan dengan isi suatu doekumen yang berkaitan dengan
penelitian (Meleong, 2005:330).