bab i pendahuluan 1.1 latar belakang - bappeda kab...

59
Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang United Nation Development Program (UNDP) pada tanggal 24 Juli 2014 di Tokyo Jepang untuk pertama kalinya mempublikasikan Laporan pembangunan Manusia Tahun 2014 dengan tema “Mempertahankan Kemajuan Manusia: Mengurangi Kerentanan dan Membangun Ketahanan” (The 2014 Human Development Report ‘Sustaining Human Progress: Reducing Vulnerabilities and Building Resilience’). Dalam beberapa waktu ini, dunia telah mengalami berbagai kemajuan dalam pembangunan manusia. Namun ternyata kemajuan ini terancam oleh ketidakpastian, ketidaksetaraan dan perubahan iklim. Oleh karena itu diperlukan kebijakan untuk mempertahankan kemajuan yang telah diperoleh. UNDP merekomendasikan akses terhadap pelayanan sosial dasar terutama pendidikan dan kesehatan, perlindungan sosial yang kuat serta komitmen untuk bekerja keras sebagai upaya untuk mencapai masyarakat dunia yang kuat menghadapi guncangan. Dalam laporan tersebut, UNDP kembali menuliskan bahwa pembangunan manusia adalah suatu proses untuk memperbesar pilihan-pilihan bagi manusia (”a process of enlarging peoples’s choices”). Artinya fokus pembangunan suatu negara adalah manusia sebagai aset negara yang sangat berharga dan merupakan tujuan akhir pembangunan itu sendiri. Pembangunan manusia merupakan perwujudan tujuan jangka panjang dari suatu masyarakat, dan meletakkan pembangunan di sekeliling manusia, bukan manusia di sekeliling pembangunan. Paradigma ini berbeda dengan pembangunan yang sekedar mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia sebagai alat pembangunan. Semangat otonomi daerah yang digulirkan dengan UU Nomor 22 Tahun 1999 dan telah direvisi dengan UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UU Nomor 25 Tahun 1999 yang direvisi dengan UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah memungkinkan

Upload: doandung

Post on 31-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Bappeda Kab ...bappeda.temanggungkab.go.id/uploads/dokumen/analisis-situasi...mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

United Nation Development Program (UNDP) pada tanggal 24 Juli 2014

di Tokyo Jepang untuk pertama kalinya mempublikasikan Laporan pembangunan

Manusia Tahun 2014 dengan tema “Mempertahankan Kemajuan Manusia:

Mengurangi Kerentanan dan Membangun Ketahanan” (The 2014 Human

Development Report ‘Sustaining Human Progress: Reducing Vulnerabilities and

Building Resilience’). Dalam beberapa waktu ini, dunia telah mengalami berbagai

kemajuan dalam pembangunan manusia. Namun ternyata kemajuan ini terancam

oleh ketidakpastian, ketidaksetaraan dan perubahan iklim. Oleh karena itu

diperlukan kebijakan untuk mempertahankan kemajuan yang telah diperoleh.

UNDP merekomendasikan akses terhadap pelayanan sosial dasar terutama

pendidikan dan kesehatan, perlindungan sosial yang kuat serta komitmen untuk

bekerja keras sebagai upaya untuk mencapai masyarakat dunia yang kuat

menghadapi guncangan.

Dalam laporan tersebut, UNDP kembali menuliskan bahwa

pembangunan manusia adalah suatu proses untuk memperbesar pilihan-pilihan

bagi manusia (”a process of enlarging peoples’s choices”). Artinya fokus

pembangunan suatu negara adalah manusia sebagai aset negara yang sangat

berharga dan merupakan tujuan akhir pembangunan itu sendiri. Pembangunan

manusia merupakan perwujudan tujuan jangka panjang dari suatu masyarakat, dan

meletakkan pembangunan di sekeliling manusia, bukan manusia di sekeliling

pembangunan. Paradigma ini berbeda dengan pembangunan yang sekedar

mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

sebagai alat pembangunan.

Semangat otonomi daerah yang digulirkan dengan UU Nomor 22 Tahun

1999 dan telah direvisi dengan UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah dan UU Nomor 25 Tahun 1999 yang direvisi dengan UU Nomor 33

Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah memungkinkan

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Bappeda Kab ...bappeda.temanggungkab.go.id/uploads/dokumen/analisis-situasi...mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014

2

pencapaian hasil pembangunan antar daerah berbeda-beda. Daerah yang memiliki

sumber daya fisik/alam dan sumber daya manusia yang lebih besar berpotensi

untuk maju jauh lebih cepat dibandingkan dengan daerah lainnya. Namun

pembangunan yang bertumpu pada sumber daya alam saja sangat jarang bisa

berkembang dan tumbuh secara berkesinambungan. Pembangunan manusia atau

peningkatan kualitas sumber daya manusia menjadi hal yang sangat penting.

Penekananan terhadap pentingnya peningkatan SDM dalam pembangunan

menjadi suatu kebutuhan. Kualitas manusia (SDM yang tangguh) disuatu wilayah

memiliki andil besar dalam menentukan keberhasilan pengelolaan pembangunan.

SDM yang memiliki kemampuan, kreatifitas dan produktifitas akan menjadi agen

- agen pertumbuhan yang efektif.

Perencanaan pembangunan yang baik didasarkan pada data dan informasi

yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Dengan kata lain, perencanaan

yang sistematis dan komprehensif hanya dapat diwujudkan apabila setiap

tahapan perencanaan dilengkapi dengan data yang akurat.

Demikian halnya dengan perencanaan pembangunan ekonomi

suatu daerah, akan memerlukan data statistik sebagai dasar

penentuan strategi, pengambilan keputusan dan evaluasi hasil-hasil

pembangunan yang telah dicapai. Kebijakan dan strategi yang

telah dilakukan perlu dimonitor dan dilihat hasilnya, sehingga data

statistik tersebut sangat diperlukan. Untuk itu dibutuhkan ketersediaan data

mengenai pembangunan manusia yang representatif dalam menggambarkan

kondisi sosial ekonomi Kabupaten Temanggung, khususnya terkait dengan

masalah pembangunan manusia. Pada masa lalu alat ukur keberhasilan

pembangunan adalah dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, sedangkan saat

ini mulai digunakan alat ukur lain yang diantaranya adalah Indeks Pembangunan

Manusia (IPM). IPM merupakan salah satu indikator yang dapat mewakili

keterbandingan hasil pembangunan manusia antar daerah. IPM mengukur tingkat

pencapaian keseluruhan dari suatu wilayah negara/ propinsi/kabupaten/kota dalam

tiga dimensi dasar pembangunan manusia, yaitu lamanya hidup, pengetahuan dan

suatu standar hidup yang layak. Ketiganya diukur dengan angka harapan hidup,

pencapaian pendidikan dan pendapatan perkapita yang telah disesuaikan menjadi

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Bappeda Kab ...bappeda.temanggungkab.go.id/uploads/dokumen/analisis-situasi...mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014

3

paritas daya beli. (UNDP : Human Development Report 2001). UNDP

menyatakan bahwa IPM adalah suatu ringkasan dan bukan suatu ukuran

komprehensif dari pembangunan manusia. IPM memang dirancang untuk

mengukur tingkat kemajuan sosial ekonomi. Angka IPM hanya memberi indikasi

saja, tetapi dengan menghitung IPM merupakan langkah yang jauh lebih maju dari

pada langkah terdahulu yang hanya terkonsentrasi pada tingkat pendapatan saja.

Oleh karena itu penerbitan publikasi Analisis Situasi

Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung dipandang perlu sebagai sumber

informasi penyusunan perencanaan yang terkait dengan

pembangunan manusia di Kabupaten Temanggung. Selain itu, dengan

adanya publikasi ini diharapkan Pemerintah maupun

masyarakat luas dapat melakukan monitoring dan evaluasi atas

pembangunan yang telah dilakukan, sekaligus dapat mengidentifikasi

kebutuhan daerah bagi pembangunan di masa yang akan datang.

1.2. Tujuan

Tujuan penyusunan publikasi “Analisis Situsasi Pembangunan Manusia

Kabupaten Temanggung Tahun 2014 ” secara umum adalah untuk

mendeskripsikan perkembangan pembangunan manusia hingga tahun 2013.

Publikasi ini memberikan gambaran capaian pembangunan manusia di

Kabupaten Temanggung dan perubahan-perubahan komponen penting

penghitungan IPM. Sedangkan tujuan secara khusus adalah :

1. Menggambarkan situasi pembangunan manusia khususnya pada bidang

kependudukan, pendidikan, kesehatan dan ekonomi di Kabupaten

Temanggung selama tahun 2009 - 2013

2. Mengamati perkembangan IPM Kabupaten Temanggung dan masing-

masing komponen IPM selama tahun 2009 – 2013

3. Mengetahui posisi relatif capaian percepatan pembangunan manusia

Kabupaten Temanggung terhadap capaian IPM Provinsi Jawa Tengah dan

Kabupaten/Kota sekitarnya dengan menggunakan indikator IPM

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Bappeda Kab ...bappeda.temanggungkab.go.id/uploads/dokumen/analisis-situasi...mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014

4

1.3. Sumber Data

Data yang digunakan dalam analisis ini bersumber dari :

1. Data hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang diselenggarakan

oleh BPS setiap tahun.

2. Data Hasil Survei Tenaga Kerja Nasional (Sakernas) yang diselenggarakan

setiap tahun

3. Data publikasi BPS yang berasal dari hasil survei-survei lainnya.

4. Data sekunder yang berasal dari instansi/dinas/lembaga lain yang

diperlukan.

1.4. Sistematika Penulisan

Publikasi ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:

Bab I Menyajikan tentang pendahuluan yaitu meliputi latar belakang

penulisan analisis pembangunan manusia Kabupaten Temanggung,

tujuan penulisan, sumber data yang digunakan, serta sistematika

penulisan

Bab II Menyajikan tentang metodologi meliputi konsep tentang

pembangunan manusia dan metode penghitungan IPM.

Bab III Menyajikan analisis dan pembahasan yang meliputi perkembangan

pembangunan di Kabupaten Temanggung dalam beberapa dimensi,

perkembangan Indeks Pembangunan Kabupaten Temanggung, IPM

dan pertumbuhan ekonomi serta IPM dan kemiskinan.

Bab IV Menyajikan kesimpulan dan saran berdasarkan hasil analisis.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Bappeda Kab ...bappeda.temanggungkab.go.id/uploads/dokumen/analisis-situasi...mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014

5

BAB II

METODOLOGI

2.1. Konsep Pembangunan Manusia

Pembangunan adalah suatu proses yang didalamnya anggota masyarakat

bisa meningkatkan kemampuan pribadi dan kelembagaan mereka, untuk

mengerahkan dan mengelola sumber-sumber yang tersedia, demi menciptakan

perbaikan-perbaikan mutu kehidupan mereka secara berkesinambungan dan adil,

sesuai dengan aspirasi-aspirasi mereka sendiri.

David Korten menekankan bahwa pembangunan bukan hanya menjadi

tanggung jawab pemerintah saja, pembangunan juga merupakan tanggung jawab

individu, anggota masyarakat dan juga lembaga-lembaga yang ada. Ditekankan

pula bahwa pembangunan bukanlah soal pertumbuhan atau peningkatan hasil,

melainkan transformasi yang merujuk pada keadilan, kesinambungan, dan

inklusifitas sebagai kebutuhan pokok bagi masyakat global.1

Konsep pembangunan dengan pendekatan konvensional lebih menekankan

pertumbuhan ekonomi dan pembentukan modal. Model pertumbuhan ekonomi

lebih menekankan pada pentingnya PDRB daripada memperbaiki kualitas hidup

manusia. Pembangunan sumber daya manusia cenderung untuk memperlakukan

manusia sebagai input bagi proses produksi sebagai alat, bukannya sebagai tujuan

akhir. Pendekatan kesejahteraan melihat manusia sebagai penerima dan bukan

sebagai agen dari perubahan dalam proses pembangunan. Adapun pendekatan

kebutuhan dasar terfokus pada penyediaan barang-barang dan jasa-jasa untuk

kelompok masyarakat tertinggal, bukannya memperluas pilihan yang dimiliki

manusia disegala bidang.

Paradigma pembangunan menempatkan manusia (penduduk) sebagai fokus

dan sasaran akhir dari seluruh kegiatan pembangunan, yaitu tercapainya

penguasaan atas sumber daya (pendapatan untuk mencapai hidup layak),

peningkatan derajat kesehatan (usia hidup panjang dan sehat) dan meningkatkan

pendidikan (kemampuan baca tulis dan keterampilan untuk dapat berpartisipasi

1 dr. Indan Entjang, Pendidikan, Kependudukan dan Keluarga Berencana, Alumni, Bandung, 1982

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Bappeda Kab ...bappeda.temanggungkab.go.id/uploads/dokumen/analisis-situasi...mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014

6

dalam masyarakat dan kegiatan ekonomi). Paradigma pembangunan manusia

mengandung empat komponen utama:

1. Produktifitas

Manusia harus berkemampuan untuk meningkatkan produktifitasnya dan

berpartisipasi penuh dalam proses mencari penghasilan dan lapangan kerja.

Oleh karenanya, pertumbuhan ekonomi merupakan bagian dari model

pembangunan manusia.

2. Pemerataan

Setiap orang harus memiliki kesempatan yang sama. Semua hambatan

terhadap peluang ekonomi dan politik harus dihapuskan sehingga semua

orang dapat berpartisipasi dan mendapatkan keuntungan dari peluang yang

tersedia.

3. Keberlanjutan

Akses terhadap peluang/kesempatan harus tersedia bukan hanya untuk

generasi sekarang tetapi juga untuk generasi yang akan datang. Semua

bentuk sumber daya fisik harus dapat diperbaharui.

4. Pemberdayaan

Pembangunan harus dilakukan oleh semua orang, bukannya semata-mata

(dilakukan) untuk semua orang. Semua orang harus berpartisipasi penuh

dalam pengambilan keputusan dan proses yang mempengaruhi kehidupan

mereka.

UNDP dalam Human Development Report yang pertama (1990)

menyatakan bahwa sasaran-sasaran pokok pembangunan adalah untuk

menciptakan suatu lingkungan yang memungkinkan rakyat menikmati kehidupan

yang panjang, sehat dan kreatif. UNDP sangat menekankan arti pentingnya

pembangunan yang berpusat pada manusia yang menempatkan manusia sebagai

tujuan akhir dari pembangunan, dan bukan sebagai alat bagi pembangunan.

Pembangunan manusia adalah suatu proses untuk memperbanyak pilihan-pilihan

yang dimiliki manusia. Pilihan yang terpenting adalah untuk berumur panjang dan

sehat, untuk berilmu pengetahuan dan untuk mempunyai akses terhadap sumber

daya yang dibutuhkan agar dapat hidup secara layak. Semakin tinggi pendidikan

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Bappeda Kab ...bappeda.temanggungkab.go.id/uploads/dokumen/analisis-situasi...mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014

7

semakin banyak peluang-peluang yang bisa diraih. Manusia bisa menentukan

pilihannya dalam sistem pasar yang berfungsi dengan baik. Pembangunan

manusia juga merupakan perwujudan tujuan jangka panjang dari suatu

masyarakat, dan meletakkan pembangunan di sekeliling manusia, bukan manusia

di sekeliling pembangunan.

2.2. Metode Penghitungan Indeks Pembangunan Manusia

Secara operasional, IPM mencakup tiga komponen dasar yang

merefleksikan upaya pembangunan manusia yaitu peluang hidup (longevity),

pengetahuan (knowledge) dan hidup layak (decent living).

Gambar 2.1.

Komponen IPM

Sumber : BPS (2011)

Rumus penghitungan IPM sebagaimana dituliskan oleh Ahnaf, dkk (1998)

adalah sebagai berikut:

IPM= 1/3 (Indeks X1+ Indeks X2+ Indeks X3)

Dimana :

X1 = indeks harapan hidup

X2 = indeks pendidikan = X2 = 1/3X21+2/3X22

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Bappeda Kab ...bappeda.temanggungkab.go.id/uploads/dokumen/analisis-situasi...mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014

8

X21 = rata-rata lamanya sekolah penduduk usia 15 tahun keatas

X22 = angka melek huruf penduduk usia 15 tahun keatas

X3 = indeks tingkat kehidupan yang layak

Penghitungan indeks dari msing-masing indikator tersebut adalah :

X(i) = indikator ke-i (i=1,2,3)

X(i-min) = nilai minimum dari Xi

X(I-max) = nilai maximum dari Xi

Tabel 2.1

Nilai Maksimum dan Minimum dari Setiap Komponen IPM

Komponen IPM Nilai

Maksimum

Nilai

Minimum Keterangan

(1) (2) (3) (4)

Angka Harapan Hidup (e0) 85 25 Standar UNDP

Angka Melek Huruf 100 0 Standar UNDP

Rata-rata Lama Sekolah (tahun) 15 0 UNDP menggunakan

combined gross enrollment

ratio

Daya beli 732.720a) 300.000b)

360.000b)

UNDP menggunakan PDB

per kapita riil yang

disesuaikan

Sumber : dimodifikasi dari UNFIRS (2000)

Catatan

a) Proyeksi pengeluaran riil/unit/tahun untuk provinsi yang memiliki angka tertinggi (Jakarta)

pada tahun 2018 setelah disesuaikan dengan formula Atkinson. Proyeksi mengasumsikan

kenaikan 6,5 persen per tahun selama kurun 1996 - 2018

b) sama dengan dua kali garis kemiskinan di provinsi yang memiliki tingkat konsumsi per kapita

terendah pada tahun 1990 (daerah pedesaan di Sulawesi Selatan). Untuk 1999, nilai minumun

disesuaikan menjadi Rp 360.000,00. Penyesuaian ini dulakukan karena krisis ekonomi telah

menurunkan daya beli masyarakat secara drastis. Penambahan Rp 60.000 didasarkan pada

perbedaan antara garis kemiskinan lama dengan garis kemiskinan baru yang jumlahnya Rp

5000 per bulan atau Rp 60.000 per tahun

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Bappeda Kab ...bappeda.temanggungkab.go.id/uploads/dokumen/analisis-situasi...mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014

9

2.2.1. Lamanya Hidup (Longevity)

Kemampuan untuk bertahan hidup lebih lama diukur dengan indikator harapan

hidup pada saat lahir- Life Expectancy at Birth (℮0). Variabel ℮0 mencerminkan

lama hidup dan hidup sehat. Angka ℮0 merupakan hasil estimasi dari olahan hasil

Sensus Penduduk, Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) dan data hasil Survei

Sosial Ekonomi Nasional (Susenas). Variabel yang digunakan untuk

menghitunga angka harapan hidup adalah rata-rata anak lahir hidup dan rata-rata

anak masih hidup yang dicatat dari tiap wanita pernah kawin usia 15 – 49 tahun,

dengan menggunakan metode tidak langsung. Program yang digunakan adalah

program Mortpack.

2.2.2. Tingkat Pendidikan

Pendidikan dan pengetahuan diakui secara luas sebagai unsur dasar dari

pembangunan manusia. Dalam menyusun IPM pengetahuan diukur dengan

indikator melek huruf dan rata-rata lama sekolah. Angka melek huruf adalah

persentase dari penduduk usia 15 tahun keatas yang bisa membaca dan menulis

huruf latin atau huruf lainnya, terhadap jumlah penduduk usia 15 tahun atau lebih.

Indikator rata-rata lama sekolah dihitung dengan menggunakan dua variabel

secara simultan yaitu jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan dan

tingkat/kelas yang sedang/pernah dijalani.Lama sekolah dihitung berdasarkan

formula berikut:

YS = tahun konversi+kelas tertinggi yang pernah diduduki – 1

Dimana YS menyatakan years school atau jumlah tahun yang digunakan

untuk sekolah. Tahun konversi dari pendidikan tertinggi yang ditamatkan adalah

sebagai berikut:

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Bappeda Kab ...bappeda.temanggungkab.go.id/uploads/dokumen/analisis-situasi...mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014

10

Tabel 2.2.

Tahun Konversi Lama Sekolah

Pendidikan tertinggi yang

ditamatkan

Tahun konversi

(1) (2)

Tidak pernah sekolah 0

Sekolah dasar 6

SLTP 9

SLTA/SMU 12

Diploma I 14

Diploma II 15

Akademi/Diploma III 16

Diploma IV/Sarjana 16

Magister (S2) 18

Doktor (S3) 21 Sumber : Badan Pusat Statistik

Dalam penghitungannya, indeks pendidikan menggabungkan indeks melek huruf

dan indeks rata-rata lama sekolah dengan bobot yang berbeda yaitu bobot indeks

melek huruf dua kali lebih besar dibanding indeks rata-rata lama sekolah atau

dapat dirumuskan sbb.:

IP = ⅔ Indeks LIT + ⅓ Indeks MYS

2.2.3. Paritas Daya Beli /Purchasing Power Parity (PPP)

Untuk indeks tingkat kehidupan layak, penghitungan didekati dengan

menggunakan pengeluaran riil per kapita (PPP) yang telah disesuaikan. Untuk

menjamin keterbandingan antar daerah dan antar waktu, dilakukan penyesuaian

sebagai berikut:

1. Menghitung pengeluaran per kapita dari data modul SUSENAS (Y).

2. Menaikkan nilai Y sebesar 20% (=Y1), karena diperkirakan berdasarkan

studi bahwa data dari SUSENAS lebih rendah sekitar 20%.

3. Menghitung nilai riil Y1 dengan mendeflasi Y1 dengan Indeks Harga

Konsumen (IHK) (=Y2).

4. Menghitung nilai daya beli- Purchasing Power Parity (PPP) –untuk tiap

daerah yang merupakan harga suatu kelompok barang, relatif terhadap

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Bappeda Kab ...bappeda.temanggungkab.go.id/uploads/dokumen/analisis-situasi...mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014

11

harga kelompok barang yang sama di daerah yang ditetapkan sebagai

standar, yaitu Jakarta Selatan.

Penghitungan PPP menggunakan formula sebagai berikut :

Dimana :

= pengeluaran untuk komoditi j di daerah i

= Harga komoditi j di Jakarta Selatan

= volume komoditi j (unit) yang dikonsumsi di daerah j

5. Membagi Y2 dengan PPP untuk memperoleh nilai rupiah yang sudah

disetarakan antar daerah (=Y3).

6. Mengurangi nilai Y3 dengan menggunakan formula Atkinson untuk

mendapatkan estimasi daya beli (=Y4). Langkah ini ditempuh

berdasarkan prinsip penurunan manfaat marginal dari pendapatan.

Sedangkan formula atkinson yang digunakan untuk menyesuaikan nilai Y3

adalah :

C (I) = C (i) Jika C(i) < Z

= Z + 2(C(i) – Z)1/2 Jika Z < C(i) < 2Z

= Z + 2(Z)1/2 + 3(C(i) – 2Z)1/3 Jika 2Z < C(i) < 3Z

= Z + 2(Z)1/2

+ 3(Z)1/3

+ 4(C(i) – 3Z)1/4

Jika 3Z < C(i) < 4Z

Dimana

C(i) = PPP dari nilai riil pengeluaran per kapita

Z = Batas tingkat pengeluaran yang ditetapkan secara arbiter sebesar Rp.

549.500 per kapita per tahun atau Rp. 1.500 per kapita per hari

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Bappeda Kab ...bappeda.temanggungkab.go.id/uploads/dokumen/analisis-situasi...mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014

12

2.3. Intepretasi Nilai IPM

Pencapaian pembangunan manusia dilihat dari 2 segi yaitu :

1. Terjadi kenaikan IPM secara nilai absolut, yang di ukur dengan nilai

positif dari reduksi shortfall tahunan. Reduksi shortfall merupakan

peningkatan nilai IPM dalam suatu periode relatif terhadap nilai IPM awal

terhadap jarak nilai IPM awal ke IPM sasaran ( = 100 ) atau bisa dikatakan

sebagai rasio pencapaian kesenjangan antara jarak yang telah di tempuh

dengan jarak yang harus di tempuh dalam mencapai kondisi ideal.

Reduksi shortfall juga mengukur kecepatan perkembangan IPM dalam

suatu kurun waktu. Semakin tinggi nilai reduksi shortfall berarti

semakincepat peningkatan IPM. Secara formulasi reduksi shortfall (r)

adalah (BPS, 2012):

r = reduksi shortfall

t = tahun

n = selisih tahun antar IPM

IPMideal = 100

2. Meningkatkan status pembangunan manusia berdasarkan klasifikasi dari

UNDP sebagai berikut:

Nilai IPM Status Pembangunan

Manusia

< 50

50 ≤ IPM < 66

66 ≤ IPM < 80

≥ 80

Rendah

Menengah bawah

Menengah atas

Tinggi

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Bappeda Kab ...bappeda.temanggungkab.go.id/uploads/dokumen/analisis-situasi...mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014

13

BAB III

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

3.1. Pembangunan Manusia di Kabupaten Temanggung

3.1.1. Dimensi Kependudukan

Penduduk atau masyarakat yang berkualitas merupakan komponen

sentral dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Penduduk yang

berkualitas memungkinkan untuk mengolah dan mengelola sumber daya alam

dengan baik, tepat, efisien dan optimal dengan tetap menjaga kepentingan

generasi yang akan datang. Penduduk yang berkualitas akan menjaga

keseimbangan antara jumlah penduduk dengan kapasitas daya dukung alam dan

lingkungan. Sebaliknya penduduk yang besar dengan kualitas yang rendah justru

akan menjadi beban bagi pembangunan itu sendiri.

Gambar 3.1

Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Temanggung, 2009 –

2013

Sumber : Proyeksi Penduduk BPS RI (sementara)

Penduduk Kabupaten Temanggung mempunyai ciri-ciri demografis

seperti ciri-ciri demografis penduduk Indonesia pada umumnya, yaitu jumlahnya

besar, berusia muda, tingkat pertumbuhan tinggi serta penyebaran penduduk tidak

715

072

721

679

72

7 1

84

733

418

7398

73

0,93 0,92

0,76

0,86

0,88

0,50

0,55

0,60

0,65

0,70

0,75

0,80

0,85

0,90

0,95

1,00

700 000

705 000

710 000

715 000

720 000

725 000

730 000

735 000

740 000

745 000

2009 2010 2011 2012 2013

Jumlah Pertumbuhan (%)

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Bappeda Kab ...bappeda.temanggungkab.go.id/uploads/dokumen/analisis-situasi...mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014

14

merata. Pada tahun 2013, jumlah penduduk Kabupaten Temanggung mencapai

739 878 jiwa atau meliputi 2, 27 persen dari seluruh penduduk Provinsi Jawa

Tengah. Sepanjang 5 (lima) tahun terakhir, jumlah penduduk di Kabupaten

Temanggung selalu mengalami peningkatan. Laju pertumbuhan penduduk pada

tahun 2013 mencapai 0,88 persen, sedikit meningkat dibandingkan pertumbuhan

penduduk tahun 2012 yang mencapai 0,86 persen.

Gambar 3.2

Distribusi Penduduk Kabupaten Temanggung Menurut Kecamatan, 2013

Sumber : Proyeksi Penduduk BPS RI (sementara)

Penduduk Kabupaten Temanggung belum terdistribusi secara merata.

Lebih 41 persen penduduk terkumpul pada 5 kecamatan, yaitu di Kecamatan

Temanggung sebanyak 11,56 persen, di Kecamatan Kedu sebanyak 8,11 persen,

di Kecamatan Ngadirejo sebanyak 7,58 persen, di Kecamatan Parakan sebanyak

7,43 persen dan di Kecamatan Pringsurat sebanyak 7,04 Persen. Selebihnya

sebanyak 58,28 persen penduduk tersebar di 15 kecamatan lainnya.

Jika dibandingkan dengan luas wilayahnya, kepadatan penduduk di

Kabupaten Temanggung pada tahun 2013 mencapai 850 orang per km2.

Kecamatan Temanggung dan Kecamatan Parakan merupakan kecamatan yang

paling padat penduduknya, yaitu masing-masing sebesar 2 384 orang per km2 dan

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Bappeda Kab ...bappeda.temanggungkab.go.id/uploads/dokumen/analisis-situasi...mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014

15

2 301 orang per km2. Sedangkan kecamatan yang paling jarang penduduknya

adalah Kecamatan Bejen, yaitu hanya 285 orang per km2.

Gambar 3. 3.

Kepadatan Penduduk Kabupaten Temanggung Menurut Kecamatan,

2013

Sumber : Proyeksi Penduduk BPS RI (sementara)

Daerah yang padat penduduknya cenderung memiliki permasalahan yang

lebih kompleks terutama terkait masalah perumahan, kesehatan dan keamanan.

Salah satu faktor penyebab tingginya penduduk di Kecamatan Parakan dan

Kecamatan Temanggung adalah tingginya perpindahan penduduk yang umum

terjadi baik dari pedesaan ke perkotaan maupun dari daerah miskin ke daerah

yang lebih kaya. Karena itu diperlukan upaya menciptakan pembangunan yang

merata di setiap daerah baik penyediaan sarana kebutuhan dasar maupun

penciptaan lapangan kerja dengan memperhatikan potensi yang dimiliki masing-

masing daerah.

Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat ditampilkan

dengan menggunakan piramida penduduk. Piramida penduduk memberikan

informasi antara lain jumlah penduduk usia kerja, rasio ketergantungan dan

jumlah wanita usia subur. Infomasi tersebut sangat berguna untuk dasar pelayanan

kebutuhan dasar, potensi tenaga kerja maupun kebutuhan lapangan perkerjaan.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Bappeda Kab ...bappeda.temanggungkab.go.id/uploads/dokumen/analisis-situasi...mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014

16

Gambar 3.4

Piramida Penduduk Kabupaten Temanggung, 2013

Sumber : Proyeksi Penduduk BPS RI (sementara)

Karakteristik penduduk Kabupaten Temanggung menurut jenis kelamin

ditandai dengan angka sex rasio yang berada diatas 100 sepanjang tahun 2009 –

2013. Pada tahun 2013, sex rasio mencapai 101, artinya diantara 100 orang

perempuan terdapat 101 penduduk laki-laki. Hal ini berbeda dengan karakteristik

penduduk Provinsi Jawa Tengah pada umumnya dimana lebih banyak penduduk

perempuan dibanding penduduk laki-laki dengan sex rsio pada tahun 2013

mencapai 98,42.

40000 30000 20000 10000 0 10000 20000 30000 40000

0 - 4

5 - 9

10 - 14

15 - 19

20 - 24

25 - 29

30 - 34

35 - 39

40 - 44

45 - 49

50 - 54

55 - 59

60 - 64

65 - 69

70 - 74

75 +

laki-laki Perempuan

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Bappeda Kab ...bappeda.temanggungkab.go.id/uploads/dokumen/analisis-situasi...mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014

17

Gambar 3.5.

Perkembangan Jumlah Penduduk Menurut Jenis

Kelamin di Kabupaten Temanggung, 2009 - 2013

Sumber : Proyeksi Penduduk BPS RI (sementara)

Salah satu ukuran kependudukan yang dapat dilihat dari piramida

penduduk adalah rasio ketergantungan. Rasio ketergantungan (dependency ratio)

merupakan perbandingan antara penduduk usia non produktif (usia < 15 tahun

dan usia > 65 tahun) terhadap penduduk usia produktif (15 – 64 tahun).

Gambar 3.6

Rasio ketergantungan Penduduk Kabupaten Temanggung, 2009 – 2013

Sumber : Proyeksi Penduduk BPS RI (sementara)

Sepanjang lima tahun terakhir, rasio beban ketergantungan di Kabupaten

Temanggung berada dibawah 50 persen, dan mengalami kecenderungan dengan

345 000

350 000

355 000

360 000

365 000

370 000

375 000

2009 2010 2011 2012 2013

Laki-laki Perempuan

49,07 48,95 48,93

47,41

46,45

45

45,5

46

46,5

47

47,5

48

48,5

49

49,5

2009 2010 2011 2012 2013

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Bappeda Kab ...bappeda.temanggungkab.go.id/uploads/dokumen/analisis-situasi...mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014

18

angka terendah pada tahun 2013 sebesar 46,45 persen. Berdasarkan rasio

ketergantungan tersebut, dapat dikatakan bahwa Kabupaten Temanggung sedang

menuju tahapan bonus demografi dalam proses transisi demografi. Inilah yang

disebut sebagai window of opportunity, yaitu jika jumlah penduduk produktif

yang lebih besar dapat dioptimalkan untuk mengakumulasi pertumbuhan dan

kesejahteraan secara ekonomi. Sebaliknya jika window of opportunity tersebut

tidak bisa dimanfaatkan dengan baik, maka hal tersebut bisa menjadi window of

disaster, yaitu apabila jumlah penduduk usia produktif yang banyak tidak bisa

dimanfaatkan akibat kurangnya lapangan pekerjaan. Window of opportunity

merupakan momentum untuk saving di masa depan sehingga saving tersebut bisa

dimanfaatkan ketika jumlah penduduk usia non produktif kembali meningkat.

(Isa, 2009). Ada 4 (empat) prasyarat utama agar bonus demografi bisa diwujudkan

yaitu kualitas pendidikan, kualitas kesehatan, tersedianya lapangan pekerjaan dan

pengendalian laju pertumbuhan. (Hadna, 2014)

Menurut Adioetomo (2005) periode emas transisi demografi dimana rasio

ketergantungan biasanya dibawah 50 persen, maka daerah tersebut memiliki

peluang untuk meraih bonus demografi. Bonus demografi merupakan keuntungan

ekonomis yang disebabkan oleh menurunnya rasio ketergantungan sebagai hasil

dari menurunnya fertilitas dalam jangka panjang. Dengan bergesernya distribusi

penduduk dari usia non produktif ke penduduk usia produktif, maka investasi

yang sebelumnya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan kelompok penduduk

termuda dalam populasi dapat dialihkan untuk pembangunan ekonomi dan

kesejahteraan keluarga.

3.1.2. Dimensi Pendidikan

Pemerintah Kabupaten Temanggung menempatkan sektor pendidikan

sebagai salah satu fundamental pembangunan jangka panjang di Kabupaten

Temanggung. Arah pembangunan bidang pendidikan sebagaimana tercantum

dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) kabupaten

Temanggung 2005 – 2025 antara lain :

- Pembangunan pendidikan diarahkan pada peningkatan, pemerataan dan

perluasan kesempatan memeperoleh pendidikan yang bermutu dan

terjangkau

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Bappeda Kab ...bappeda.temanggungkab.go.id/uploads/dokumen/analisis-situasi...mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014

19

- Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan yang berkualitas

- Peningkatan penuntasan buta huruf dan wajib belajar

Pada saat ini Kabupaten Temanggung telah menyelesaikan tahap

pembangunan lima tahunan untuk periode 2008 – 2013 dan sedang memasuki

tahap pembangunan lima tahun berikutnya yaitu 2013 – 2018. Beberapa target

kinerja pada urusan pendidikan yang dicantumkan dalam dokumen RPJMD 2008

– 2013 halaman V-9 antara lain: meningkatnya angka melek huruf, meningkatkan

APK dan APM PAUD, SD, SMP dan sekolah menengah, menurunnya angka

putus sekolah SD, SMP dan Sekolah Menengah dan meningkatnya angka

melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Sedangkan arah kebijakan

dalam urusan pendidikan yang dicantumkan dalam dokumen RPJMD 2013 – 2018

antara lain:

- Meningkatkan aksesbilitas pendidikan anak usia dini melalui

pengembangan pelayanan pendidikan terhadap anak usia 0 – 6 tahun

- Meningkatkan aksesbilitas pendidikan dasar melalui pengembangan

pelayanan pendidikan dasar dan pemberian beasiswa

- Meningkatkan aksesbilitas pendidikan menengah melalui pengembangan

pelayanan pendidikan menengah dan pemberian beasiswa serta penyediaan

unit sekolah menengah

- Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan anak usia dini (TK/RA)

sesuai dengan kebutuhan

- Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan dasar (SD/MI dan

SMP/MTs) sesuai dengan kebutuhan

- Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan menengah

(SMA/MA/SMK) sesuai dengan kebutuhan

Pada sub bab berikut ini akan diuraikan capaian pembangunan

pendidikan di Kabupaten Temanggung sejak tahun 2009 hingga 2013. Analisis ini

diperlukan untuk melihat sejauh mana target pembangunan lima tahunan 2008 –

2013 tercapai serta melihat kondisi yang ada saat ini sebagai dasar pembangunan

menengah periode 2013 – 2018 selanjutnya.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Bappeda Kab ...bappeda.temanggungkab.go.id/uploads/dokumen/analisis-situasi...mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014

20

Pendidikan di Indonesia pada saat ini diatur melaluiUndang-Undang

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam bab IV pasal

6 ayat 1 undang-undang tersebut disebutkan bahwa setiap warga negara yang

berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar,

dan pasal 11 ayat 2 disebutkan juga bahwa pemerintah dan pemerintah daerah

menjamin tersedianya dana guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga

negara yang berusia tujuh sampai dengan lim belas tahun. Hal ini berarti bahwa

sudah sepatutnya sudah tidak ada lagi anak usia 7 – 15 tahun yang tidak

bersekolah atau seharusnya tingkat partisipasi sekolahnya 100 persen.

Gambar. 3.7.

Angka Partisipasi Sekolah menurut Kelompok Pendidikan di Kabupaten

Temanggung, 2009 - 2013

Sumber : Susenas (BPS Kabupaten Temanggung)

Berdasarkan undang-undang diatas, pemerintah mencanangkan wajib

belajar 9 tahun. Hingga tahun 2013, capaian wajib belajar 9 tahun belum

mencapai 100 persen. Pencapaian APS untuk jenjang SMP (penduduk usia 13 –

15 tahun) lebih rendah dibanding APS untuk jenjang SD. APS SD pada tahun

2013 sudah mencapai 99,79 persen sedangkan APS untuk jenjang SMP baru

mencapai 89,26 persen. Keberadaan fasilitas pendidikan SD sederajat sudah

cukup merata di seluruh desa/kelurahan. Berdasarkan Pendataan Potensi Desa

99,67 98,92 99,15 98,43 99,79

79,78

87,65

82,95 86,76

89,26

43,00 43,95 43,24 43,52 47,09

2,43 1,04 5,76 3,07

14,06

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

2009 2010 2011 2012 2013

7 - 12

13 - 15

16 - 18

19 - 24

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Bappeda Kab ...bappeda.temanggungkab.go.id/uploads/dokumen/analisis-situasi...mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014

21

(PODES) 2014, dari 289 desa/kelurahan yang ada, hanya 3 desa yang belum

memiliki fasilitas pendidikan SD sederajat, yaitu Desa Canggal Kecamatan

Kledung, Desa Putat Kecamatan Bulu dan Desa Kebon Agung Kecamatan

Selopampang. Fasilitas SMP sederajat di Kabupaten Temanggung ada sebanyak

110 unit sekolah, yang tersebar di seluruh kecamatan. Meskipun fasilitas sekolah

cukup memadai, belum terpenuhinya wajib belajar 9 tahun ini mungkin

disebabkan karena masih rendahnya kesadaran masyarakat khususnya di pedesaan

untuk menyekolahkan anaknya ke jenjang lanjutan dan memilih untuk

mempersiapkan bahkan menerjunkan anak-anaknya ke dunia kerja. Capaian ini

masih menjadi pekerjaan rumah bagi stakeholder terkait agar pada tahun

berikutnya capaian wajib belajar 9 tahun semakin meningkat dan angka

partisipasinya mencapai 100 persen.

Angka partisipasi sekolah untuk jenjang SLTA meskipun masih sangat

rendah namun menunjukkan kecenderungan meningkat. Pada tahun 2013, APS

untuk jenjang SLTA mencapai 47,09 persen. Selain kurangnya kesadaran

masyarakat akan pentingnya pendidikan lanjutan atas, rendahnya APS jenjang

SLTA di Kabupaten Temanggung ini antara lain juga disebabkan oleh

ketersediaan pelayanan pendidikan menengah yang belum menjangkau seluruh

kecamatan. Beberapa kecamatan di Kabupaten Temanggung hingga tahun 2013

masih belum memiliki fasilitas pendidikan SLTA sederajat yaitu Kecamatan

Kledung, Kecamatan Tologomulyo, Kecamatan Gemawang, Kecamatan Tretep

dan Kecamatan Wonoboyo. Selain itu meningkatnya opportunity cost juga sangat

berpengaruh pada rendahnya partisipasi pendidikan menengah. Lulusan SLTP

sederajat yang sebagian besar sudah berusia lebih dari 15 tahun ke atas sudah

berhak untuk bekerja sehingga untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang

lebih tinggi belum menjadi pilihan utama.

Dengan melihat kecenderungan menurunnya partisipasi pendidikan

dengan meningkatnya jenjang pendidikan, dapat dipastikan partisipasi pendidikan

jenjang pendidikan tinggi jauh lebih rendah lagi. Pada tahun ajaran 2013 APS

jenjang pendidikan tinggi mencapai 14,06 persen, naik signifikan dibanding tahun

sebelumnya yang mencapai 3,07 persen. Tingginya biaya untuk dapat belajar di

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Bappeda Kab ...bappeda.temanggungkab.go.id/uploads/dokumen/analisis-situasi...mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014

22

perguruan tinggi yang mencakup biaya langsung dan tidak langsung merupakan

faktor utama rendahnya partisipasi pada jenjang tersebut.

Selain APS, tingkat kesertaan penduduk dalam pendidikan formal juga

diukur dengan Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni

(APM). APK dapat dibaca sebagai tingkat partisipasi penduduk sekolah pada

jenjang pendidikan tertentu tanpa memperhatikan umur tersebut sesuai dengan

jenjang pendidikan tersebut atau tidak. Sedangkan APM adalah tingkat partisipasi

penduduk sekolah pada jenjang pendidikan tertentu dan sesuai dengan kelompok

umur jenjang pendidikan tersebut.

Tabel 3.1.

Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni Menurut Jenjang

Pendidikan, 2009 – 2013

Jenjang

Pendidikan

APK APM

2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013

SD 112,62 108,55 102,71 107,68 112,58 99,01 94,97 93,37 93,14 96,63

SMP 72,67 89,65 92,87 82,28 81,01 67,59 75,92 67,06 68,69 68,38

SMA 44,72 45,91 48,70 49,26 48,55 35,31 36,63 36,71 39,35 38,12

PT 1,88 3,35 7,75 3,94 13,54 1,88 1,04 3,57 2,09 13,25

Sumber : Susenas (BPS Kabupaten Temanggung)

Angka partisipasi kasar (APK) untuk jenjang pendidikan SD sederajat pada

tahun 2013 sebesar 112,58 persen. Sepanjang lima ahun terakhir, angka ini

merupakan APK tertinggi kedua setelah capaian tahun 2009. Angka APK yang

nilainya diatas 100 persen disebabkan banyaknya penduduk yang usianya bukan

kelompok usia 7-12 tahun (kelompok usia SD) yang bersekolah di SD.

Perkembangan APK untuk jenjang pendidikan SLTP sederajat bergerak secara

fluktuatif sepanjang 2009 – 2013. Pada tahun 2011, APK SLTP mencapai 92,87

kemudian dua tahun berturut-turut mengalami penurunan menjadi 82,28 pada

2012 dan menjadi 81,01 pada 2013.

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih halus lagi dari angka partisipasi

sekolah menurut usia sekolah dibuatlah Angka Partisipasi Murni (APM). APM

merupakan proporsi penduduk usia sekolah yang sedang sekolah dengan

penduduk usia sekolah. APM SD tahun 2013 sebesar 96,63 persen. Angka ini

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Bappeda Kab ...bappeda.temanggungkab.go.id/uploads/dokumen/analisis-situasi...mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014

23

dapat dibaca bahwa ada sekitar 96 ,63 persen penduduk usia 7-12 tahun yang

sedang sekolah di jenjang pendidikan sekolah dasar.

Begitu juga dengan APM untuk SLTP pada tahun 2013 sedikit turun

dibanding tahun 2012, yaitu menjadi 68,38. Sepanjang lima tahun terakhir, APM

untuk jenjang SLTP paling tinggi dicapai pada tahun 2010, yaitu mencapai 75, 92.

Demikian juga APM untuk jenjang SLTA pada tahun 2013 sedikit menurun

dibanding 2012 yaitu mencapai 38,12. APM untuk jenjang perguruan tinggi pada

tahun 2013 mengalami peningkatan yang sangat menggembirakan, yaitu dari 2,09

persen pada tahun 2012 menjadi 13,25 persen pada 2013.

3.1.3. Dimensi Kesehatan

Undang-Undang no 36 tahun 2009 tentang kesehatan menyebutkan

bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan merupakan salah satu unsur

kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia.

Dalam pasal 5 disebutkan pula bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama

dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan serta memperoleh

pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau. Pembangunan

kesehatan merupakan investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya

manusia sehingga mendukung pembangunan secara menyeluruh. Dalam RPJPD

Kabupaten Temanggung 2005-2025 disebutkan bahwa peningkatan derajat

kesehatan masyarakat dilakukan dengan peningkatan mutu atau kualitas

pelayanan kesehatan melalui peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya

manusia kesehatan, penambahan sarana dan prasarana kesehatan, peningkatan

sistem pembiayaan dan jaminan kesehatan masyarakat, peningkatan upaya

kesehatan, peningkatan kualitas dan akses semua anggota masyarakat (terutama

keluarga miskin) terhadap pelayanan kesehatan, peningkatan perilaku hidup

sehat, mencegah dan menanggulangi berbagai penyakit menular, penanggulangan

kekurangan energi protein, dan perbaikan manajemen kesehatan.

Misi kelima dari pemerintah Kabupaten Temanggung dalam periode

2013 - 2018 adalah mewujudkan peningkatan budaya sehat dan aksesibilitas

kesehatan masyarakat. Untuk mewujudkan misi tersebut, beberapa kebijakan

umum yang dicanangkan antara lain meningkatkan akses masyarakat ke fasilitas

kesehatan yang bermutu, meningkatkan gizi masyarakat melalui perbaikan gizi

Page 24: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Bappeda Kab ...bappeda.temanggungkab.go.id/uploads/dokumen/analisis-situasi...mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014

24

masyarakat terutama balita dan penduduk miskin, meningkatkan lingkungan sehat

melalui pengembangan akses yang berkelanjutan terhadap sanitasi dasar di

perkotaan dan pedesaan, akses terhadap air bersih, dan penggunaan jamban

keluarga, meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pembinaan

kesejahteraan keluarga, dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui

meningkatnya aksesibilitas masyarakat atas pelayanan keluarga berencana. Agar

misi di bidang kesehatan ini dapat berjalan dengan baik, maka diperlukan

gambaran yang lebih rinci mengenai kesehatan masyarakat Kabupaten

Temanggung saat ini agar program pembangunan lebih efektif dan efisien.

Fasilitas kesehatan bermutu yang dimaksud dalam publikasi ini adalah

rumah sakit, rumah sakit bersalin, puskesmas dengan/tanpa rawat inap, puskesmas

pembantu, poliklinik/balai pengobatan, tempat praktek doketr, tempat praktek

bidan, poskesdes dan polindes. Hampir seluruh desa/kelurahan di Kabupaten

Temanggung telah memiliki setidaknya satu fasilitas kesehatan bermutu yang

dimaksud tersebut. Berdasarkan Survei Potensi Desa (PODES 2014), hanya ada

dua desa yang belum memiliki satupun fasilitas kesehatan yang dimaksud diatas,

yaitu Desa Kebon Agung Kecamatan Selopampang dan Desa Ngipik Kecamatan

Pringsurat. Meskipun demikian, seluruh desa/kelurahan sudah memiliki pos

pelayanan terpadu (posyandu) sebagai akses kesehatan yang paling mudah bagi

masyarakat.

Kelompok yang paling rentan yang memerlukan pelayanan maksimal

dari petugas kesehatan adalah ibu hamil dan melahirkan. Oleh karena itu, angka

kematian ibu (AKI) digunakan sebagai salah satu indikator derajat kesehatan

masyarakat. Berbagai pihak terkait seperti tenaga profesional, pelayanan

kesehatan, partisipasi masyarakat setempat dan lainnya bersama-sama bekerja

untuk meningkatkan partisipasi dan menyediakan fasilitas yang baik bagi

pertolongan persalinan. Setiap menit seorang perempuan meninggal karena

komplikasi yang terkait dengan kehamilan dan persalinannya. Dengan kata lain,

1400 perempuan meninggal setiap hari atau lebih dari 500.000 perempuan

meninggal setiap tahun karena kehamilan dan persalinan (WHO, 2005). Kematian

ibu sangat berpengaruh terhadap kesehatan dan kehidupan anak-anak yang

ditinggalkannya. Jika seorang ibu meninggal, maka anak-anak yang

Page 25: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Bappeda Kab ...bappeda.temanggungkab.go.id/uploads/dokumen/analisis-situasi...mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014

25

ditinggalkannya kemungkinan tiga hingga sepuluh kali lebih besar untuk

meninggal dalam waktu dua tahun dibanding mereka yang masih mempunyai

kedua orang tua (Li, X.F et al dalam Outlook volume 16). Disamping itu,

kematian ibu juga akan berdampak luas terhadap kesehatan dan pendidikan yang

dibutuhkan seiring pertumbuhan anak yang ditinggalkannya.

Berbagai upaya terus diusahakan dalam rangka menurunkan angka ke-

matian ibu. Salah satunya adalah mengimplementasikan program Safe

Motherhood. Safe Motherhood adalah usaha-usaha yang dilakukan agar seluruh

perempuan menerima perawatan yang mereka butuhkan selama hamil dan

bersalin. Program itu terdiri dari empat pilar yaitu keluarga berencana, pelayanan

antenatal, persalinan yang aman, dan pelayanan obstetri esensial.

2009 2010 2011 2012 2013

Dokter 8.43 18.40 10.98 13.81 16.23

Bidan 66.62 69.50 79.49 76.61 77.43

Dukun 23.94 11.30 8.56 10.18 6.00

Famili dan lainnya 1.01 0.80 0.97 0.00 0.34

Jumlah 100.00 100.00 100.00 100.00 100Sumber : Susenas (BPS Kabupaten Temanggung)

Tahun

Tabel 3.2.

Presentase Balita Menurut Penolong Persalinan Terakhir

di Kabupaten Temanggung, 2009 - 2013

Penolong Persalinan

Indikator proses yang penting dalam program Safe Motherhood adalah

memperhatikan seberapa banyak persalinan yang dapat ditangani, khususnya oleh

tenaga kesehatan. Berdasarkan penolong kelahirannya, sebagian besar balita di

Kabupaten Temanggung ditangani oleh bidan yaitu sebanyak 77,43 persen pada

tahun 2013, dan yang ditangani oleh dokter sebanyak 16, 23 persen. Ini

menunjukkan bahwa sebagian besar persalinan perempuan di Kabupaten

Temanggung ditangani oleh tenaga kesehatan terlatih. Dari Tabel diatas juga

diketahui bahwa persentase balita yang persalinannya ditolong oleh non medis

yaitu dukun, famili dan lainnya semakin menurun. Beberapa alasan yang

mendasari naiknya penolong kelahiran oleh petugas medis diantaranya adalah

semakin meningkatnya kesadaran tentang arti pentingnya kesehatan, kondisi

Page 26: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Bappeda Kab ...bappeda.temanggungkab.go.id/uploads/dokumen/analisis-situasi...mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014

26

perekonomian masyarakat yang semakin membaik, akses yang semakin mudah

(tersedianya trasportasi yang sudah menjangkau sampai ke desa-desa), semakin

didekatkannya petugas medis ke tempat tinggal penduduk (yaitu dengan

disebarkannya petugas bidan desa), tersedianya puskesmas di tiap-tiap kecamatan

yang ada dan semakin murahnya biaya berobat.

Selain keselamatan ibu melahirkan, derajat kesehatan masyarakat,

terutama generasi yang akan datang sangat ditentukan dengan bagaimana

pemberian Air Susu Ibu (ASI) bagi bayi. Pemberian ASI sangat bermanfaat bagi

anak, ibu maupun masyarakat umum. . Bagi anak, menyusui mendukung

pembangunan yang optimal dan melindungi terhadap penyakit akut dan kronis.

Bagi ibu, menyusui membantu pemulihan dari kehamilan dan persalinannya serta

memberikan keuntungan kesehatan seumur hidup. Bagi masyarakat, menyusui

memberikan keuntungan ekonomis dan ramah lingkungan. Usia 0 – 24 bulan

merupakan periode emas untuk tumbuh kembang yang optimal. Untuk mencapai

tumbuh kembang yang optimal, WHO merekomendasikan empat hal penting

yaitu:

- memberikan ASI kepada bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi

lahir

- memberikan hanya ASI saja atau ASI eksklusif sejak lahir sampai berusia

6 bulan

- memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) sejak bayi

berusia 6 bulan sampai 24 tahun

- meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan atau lebih

Kesadaran untuk memberikan ASI bagi anaknya di Kabupaten

Temanggung semakin meningkat. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa

semakin banyak balita yang pernah disusui ibunya. Pada tahun 2013, hanya 2,21

persen balita yang sama sekali tidak pernah disusui ibunya. Bukan hanya

pemberian ASI yang semakin meningkat, namun semakin banyak pula balita yang

memperoleh ASI hingga 24 bulan atau lebih. Berdasarkan Susenas 2013, rata-rata

lama pemberian ASI balita usia 2 hingga 4 tahun mencapai 21,88 bulan.

Page 27: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Bappeda Kab ...bappeda.temanggungkab.go.id/uploads/dokumen/analisis-situasi...mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014

27

2009 2010 2011 2012 2013

Balita yang pernah disusui 97.04 96.20 95.98 97.52 97.79

Lamanya disusui :

< 24 bulan 69.26 68.20 65.17 64.19 42.02

24 bulan lebih 30.74 31.80 34.83 35.81 57.98

Sumber : Susenas (BPS Kabupaten Temanggung)

Tabel 3.3.

Persentase Pemberian ASI pada Anak usia 2 - 4 tahun

di Kabupaten Temanggung, 2009 - 2013

UraianTahun

Status gizi merupakan salah satu penentu kualitas hidup manusia.

Keterlambatan pelayanan gizi dan kekurangan gizi akan berakibat pada

menurunnya kecerdasan, produktifitas, prestasi dan akan meningkatkan angka

kesakitan, angka kematian dan angka kemiskinan. Jika tidak dikelola dengan

baik, gizi buruk dalam fase yang akut dalam jangka panjang akan menjadi

ancaman hilangnya generasi penerus bangsa.

Tabel 3.4. Persentase Balita Menurut Status Gizi di Kabupaten Temanggung, 2009 - 2013

Tahun Prevalensi Status Gizi (%)

Buruk Kurang Baik Lebih

2009 1.36 13.89 83.20 1.55

2010 1.30 14.40 83.00 1.30

2011 0.68 14.61 83.59 1.12

2012 1.30 11.20 85.90 1.50

2013 0.93 13.47 83.75 1.85 Sumber: Temanggung Dalam Angka 2014

Secara umum, status gizi balita sepanjang 2009 – 2013 menunjukkan

bahwa sebagian besar balita di Kabupaten Temanggung berstatus gizi baik/lebih

yaitu mencapai lebih dari 85 persen pada 2013. Sebaliknya balita yang berstatus

gizi buruk/kurang menunjukkan kecenderungan menurun yaitu dari 15,25 persen

pada 2009 menjadi 14,40 persen pada tahun 2013. Capaian ini harus semakin

Page 28: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Bappeda Kab ...bappeda.temanggungkab.go.id/uploads/dokumen/analisis-situasi...mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014

28

ditingkatkan karena status gizi yang baik pada saat ini merupakan investasi

pembangunan pada masa yang akan datang.

Dalam konteks pembangunan, sanitasi yang memadai merupakan dasar

pembangunan. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menetapkan sanitasi

sebagai salah satu target pembangunan milenium (MDGs). Pada 2015, MDGs

menargetkan pengurangan 50 persen penduduk dunia yang hidup tanpa akses

terhadap sanitasi yang baik. Dampak sanitasi yang buruk berpengaruh langsung

terhadap kesehatan anak-anak seperti ancaman diare, polio, penyakit kulit, dan

penyakit merugikan lainnya. Sebaliknya, pengelolaan air minum dan sanitasi yang

baik akan berdampak pada peningkatan ekonomi, meningkatkan kehadiran murid

di sekolah dasar, mengurangi prevalensi penyakit, meningkatkan produktifitas

orang dewasa, serta mengurangi polusi dari sumber air. Parameter sanitasi

berfokus pada setiap usaha daerah melakukan perubahan sanitasi masyarakat dari

kondisi sanitasi buruk menuju sanitasi sehat. Aktivitas menuju sanitasi sehat tidak

menyandarkan pada usaha masyarakat semata. Namun, lebih pada upaya-upaya

daerah (pemda) mendorong perubahan perilaku sanitasi masyarakat dan

pencapaian sanitasi total.

Tabel 3.5.

Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum yang

Digunakan di Kabupaten Temanggung, 2011 – 2013

sumber air minum 2011 2012 2013

air dalam kemasan 0.12 0.25 0.55

air isi ulang 0.10 0.61 0.31

leding 10.42 14.35 18.02

sumur bor pompa 6.22 7.66 9.25

sumur terlindung 35.13 28.77 22.24

sumur tak terlindung 5.20 4.62 3.45

mata air terlindung 38.85 41.57 44.52

mata air tak terlindung 3.72 2.16 1.53

air sungai 0.23 0.00 0.13

air hujan 0.00 0.00 0.00

lainnya 0.00 0.00 0.00

jumlah 100.00 100.00 100.00

Sumber : Susenas (BPS Kabupaten Temanggung)

Page 29: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Bappeda Kab ...bappeda.temanggungkab.go.id/uploads/dokumen/analisis-situasi...mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014

29

Rumah tangga termasuk pengguna air bersih bila rumah tangga tersebut

menggunakan air minum yang berasal dari air mineral, air leding/PAM, pompa

air, sumur atau mata air terlindung. Data Susenas menunjukkan bahwa sebagian

besar rumah tangga di Kabupaten Temanggung menggunakan mata air terlindung

sebagai sumber air minum utamanya, kemudian diikuti oleh sumr terlindung.

Secara agregat, persentase rumah tangga yang menggunakan sumber air minum

sehat mengalami peningkatan yaitu dari 93,21 persen pada tahun 2011, 94,89

persen pada tahun 2012 dan 94,89 persen pada tahun 2013. Artinya masih ada

5,11 persen rumah tangga pada tahun 2013 yang masih menggunakan sumber air

minum tidak sehat (sumur tidak terlindung, mata air tidak terlindung, air hujan, air

sungai) dan ini menjadi pekerjaan rumah bagi pembangunan berikutnya.

3.1.4. Dimensi Ketenagakerjaan

Ketenagakerjaan merupakan salah satu bidang yang sangat esensial

dalam usaha memajukan perekonomian suatu daerah. Tenaga kerja yang memadai

dari segi kuantitas dan kualitas menjadi aspek penting dalam pembangunan

ekonomi, yaitu sebagai sumber daya untuk menjalankan proses produksi dan

distribusi barang dan jasa, serta sebagai sasaran untuk menciptakan dan

mengembangkan pasar. Permasalahan paling pokok dalam ketenagakerjaan

terletak pada kesempatan kerja. Ketidakseimbangan antara peningkatan penduduk

usia kerja dengan kesempatan kerja yang tersedia akibat lemahnya penyerapan

tenaga kerja akan menimbulkan pengangguran yang akan berdampak pada

ketidakstabilan ekonomi dan bidang kehidupan lainnya. Apabila perekonomian

tidak dapat menyerap pertumbuhan tenaga kerja yang ada, maka tentu saja akan

terjadi peningkatan pengangguran yang selanjutnya dapat mengakibatkan

masalah-masalah sosial.

Dalam RPJPD Kabupaten Temanggung 2005 – 2025 disebutkan bahwa

pembangunan ketenagakerjaan diarahkan pada perluasan lapangan kerja dan

kesempatan kerja, peningkatan kualitas, peningkatan kesejahteraan, perlindungan

hukum, dan peningkatan kemandirian yang berwawasan wirausaha sehingga

mampu bersaing. Dalam RPJMD 2013 – 2018, masalah ketenagakerjaan termasuk

dalam misi kedua pemerintahan daerah Kabupaten Temanggung yaitu

Page 30: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Bappeda Kab ...bappeda.temanggungkab.go.id/uploads/dokumen/analisis-situasi...mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014

30

mewujudkan peningkatan masyarakat pedesaan dan perkotaan yang agamis,

berbudaya dan sejahtera. Beberapa strategi yang akan diterapkan menyangkut

ketenagakerjaan antara lain ;

- Peningkatan kualitas dan produktifitas tenaga kerja

- Peningkatan kesempatan kerja dan menurunkan tingkat pengangguran

- Peningkatan perlindungan tenaga kerja dan pengembangan lembaga

Keadaan ketenagakerjaan di Kabupaten Temanggung diwarnai dengan

perubahan beberapa indikator yang cukup signifikan ke arah yang lebih baik.

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) konsisten mengalami peningkatan

hingga tahun 2010 yaitu dari 73,39 persen pada 2009 menjadi 77,57 persen pada

2010. Namun pada tahun 2011, TPAK menurun cukup signifikan menjadi 72,07

persen namun kembali naik cukup tajam menjadi 77,41 persen pada 2012. Pada

2013, TPAK sedikit menurun menjadi 76,74 persen. Semakin tinggi TPAK

menunjukkan semakin banyak penduduk yang aktif secara ekonomi.

Gambar 3.8.

Perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kabupaten Temanggung,

2009 - 2013

Sumber : Sakernas (BPS Kabupaten Temanggung)

Seperti halnya TPAK, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) juga

mengalami fluktuasi. Tingkat pengangguran yang paling tinggi terjadi pada tahun

73,39

77,57

72,07

77,41 76,74

4,24 3,60

5,24

3,40

4,86

0

1

2

3

4

5

6

71,00

72,00

73,00

74,00

75,00

76,00

77,00

78,00

2009 2010 2011 2012 2013

TPT

(%)

TPA

K (%

)

TPAK TPT

Page 31: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Bappeda Kab ...bappeda.temanggungkab.go.id/uploads/dokumen/analisis-situasi...mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014

31

2009 yaitu mencapai 4,24 persen, kemudian pada 2010 turun menjadi 3,60 persen.

Selanjutnya TPT mengalami fluktuasi namun tidak ekstrim yaitu naik menjadi

5,24 persen pada 2011, turun kembali menjadi 3,40 persen dan pada tahun 2013

naik kembali menjadi 4,86 persen. Tingginya pengangguran merupakan indikasi

perlunya peningkatan penyerapan tenaga kerja, salah satunya dengan penciptaan

lapangan kerja. Tingginya angka pengangguran tidak hanya menimbulkan

masalah-masalah di bidang ekonomi melainkan juga menimbulkan berbagai

masalah di bidang sosial seperti kemiskinan dan kerawanan sosial.

Tabel 3.6.

Persentase Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan

Usaha di Kabupaten Temanggung, 2009 - 2013

2009 2011 2013

Pertanian 45,00 46,06 46,28

Perdagangan 15,00 14,74 19,04

Industri 17,40 21,59 15,20

Jasa 13,70 9,03 12,46

Lainnya 8,90 8,57 7,02

Jumlah 100,00 99,99 100,00

Sumber : Sakernas (BPS Kabupaten Temanggung)

TahunSektor

Banyaknya penduduk yang bekerja di Kabupaten Temanggung menurut

lapangan usaha dapat memberikan informasi awal tentang potensi ekonomi

penduduk Temanggung. Semakin banyak orang yang bekerja di suatu sektor,

maka semakin tinggi pula potensi ekonomi sektor tersebut. Sebagian besar

penduduk yang bekerja di Kabupaten Temanggung bekerja pada sektor pertanian.

Dilihat perkembangan tahun 2009 sampai dengan 2013, sumbangan sektor

pertanian terhadap penyerapan kerja mengalami kenaikan dari 45,00 persen pada

2009 menjadi 46,06 persen tahun 2011, dan kembali meningkat pada tahun 2013

menjadi 46,28 persen. Tingginya penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian

tersebut terkait erat dengan tingginya potensi agraris yang sangat tinggi di

Kabupaten Temanggung. Selain itu, sektor pertanian relatif lebih akomodatif,

karena tidak membutuhkan SDM tingkat pendidikan yang lebih tinggi, keahlian

khusus serta kemampuan modal untuk usaha yang rendah. Oleh karenanya tidak

mudah bagi tenaga kerja di sektor pertanian untuk berpindah ke sektor lainnya.

Page 32: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Bappeda Kab ...bappeda.temanggungkab.go.id/uploads/dokumen/analisis-situasi...mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014

32

Setelah sektor pertanian, sektor yang banyak menyerap tenaga kerja

adalah sektor perdagangan dan industri. Kedua sektor ini bergerak secara dinamis

dalam menyerap tenaga kerja. Pada tahun 2009, sektor industri mampu menyerap

tenaga kerja yang lebih banyak yaitu sebesar 17,40 persen dibanding sektor

perdagangan yang baru mencapai 15,00 persen. Seiring dengan dinamika kegiatan

ekonomi, pada tahun 2013 sektor perdagangan justru menyerap tenaga kerja yang

lebih banyak yaitu 19,04 persen dan sektor industri menyerap tenaga kerja sebesar

15,20 persen. Dalam kerangka keterkaitan antar sektor, sektor industri diangap

sebagai leading sektor karena sektor ini mempunyai keterkaitan ke belakang

dengan sektor primer sebagai penyedia input dan juga memiliki keterkaitan ke

depan dengan sektor lain sebagai pengguna output-nya. Oleh karena itu,

pengembangan sektor industri akan memberikan multiplier yang lebih besar baik

terhadap penyerapan tenaga kerja maupun terhadap peningkatan output.

Penduduk bekerja menurut status pekerjaan utama menggambarkan

perkembangan tenaga kerja terhadap tingkat kemandirian dan tingkat

kebutuhannya terhadap tenaga orang lain. Status pekerjaan juga dapat digunakan

untuk membedakan tenaga kerja formal dan informal.

Hal itu dimungkinkan karena penduduk yang bekerja menurut status

pekerjaan utama dalam analisanya meliputi penduduk yang bekerja dengan status

berusaha sendiri, berusaha dibantu dengan buruh tidak tetap, bekerja dengan

dibantu buruh tetap, pekerja berstatus pekerja dibayar/buruh/karyawan dan

pekerja tidak dibayar. Status pekerjaan berusaha dibantu dengan buruh tetap dan

buruh/karyawan dipakai sebagai proksi pekerja sektor formal sedangkan status

pekerjaan sebagai berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh tidak tetap/tidak

dibayar, pekerja bebas dan pekerja tidak dibayar digunakan sebagai proksi pekerja

sektor informal.

Page 33: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Bappeda Kab ...bappeda.temanggungkab.go.id/uploads/dokumen/analisis-situasi...mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014

33

Tabel 3.7.

Persentase Penduduk yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan di

Kabupaten Temanggung, 2011 – 2013

status pekerjaan 2011 2012 2013

berusaha sendiri 10.22 12.46 13.20

berusaha dibantu buruh tidak tetap 26.71 25.73 28.38

berusaha dibantu buruh tetap 1.60 1.26 2.25

buruh/karyawan 18.94 16.44 23.92

pekerja bebas di pertanian 3.63 3.84 5.03

pekerja bebas di non pertanian 5.62 7.43 4.09

pekerja tak dibayar 33.29 32.84 23.12

jumlah 100.00 100.00 100.00 Sumber : Sakernas (BPS Kabupaten Temanggung)

Gambaran sektor formal-informal juga dapat menjadi sinyal

perekonomian negara. Semakin maju perekonomian, semakin besar peranan

sektor formal. Sampai dengan Agustus 2013 sektor informal masih mendominasi

kondisi ketenagakerjaan di Kabupaten Temanggung dengan kontribusi sekitar

73,82 persen. Sebagian orang menyebut sektor informal sebagai sektor

penyelamat. Elastisitas sektor informal dalam menyerap tenaga kerja menjadikan

sektor ini selalu bergairah meskipun nilai tambah yang diciptakannya mungkin

tidak sebesar nilai tambah sektor formal.

3.1.5. Dimensi Ekonomi

Pembangunan manusia memerlukan pertumbuhan ekonomi. Tanpa

pertumbuhan, pembangunan manusia tidak dapat berlanjut. Sebaliknya,

pertumbuhan ekonomi juga tidak dapat berlanjut tanpa pembangunan manusia.

Dalam paradigma pembangunan, pendapatan merupakan alat untuk menguasai

sumber daya agar dapat hidup dengan layak. Semakin besar pendapatan/ produksi

regional, maka semakin besar pula jumlah barang dan jasa yang tersedia untuk

mendukung standar hidup yang layak. Sumber daya atau barang dan jasa itu

sendiri harus pula dilihat sebagai wahana untuk meningkatkan kemampuan

individu dari segi pendidikan, ketrampilan, kesehatan, dan lain-lain.

Pertumbuhan ekonomi mempengaruhi pembangunan manusia melalui dua

jalur yaitu kegiatan rumah tangga dan kebijakan pemerintah. Pemanfaatan

Page 34: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Bappeda Kab ...bappeda.temanggungkab.go.id/uploads/dokumen/analisis-situasi...mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014

34

pendapatan rumah tangga untuk konsumsi makanan yang sehat, obat-obatan, buku

pelajaran dan lain-lain akan meningkatkan kemampuan anggota rumah tangga.

Sumber daya manusia yang berkualitas akan meningkatkan produktifitas ekonomi.

Sedangkan kebijakan pemerintah untuk mendorong lapangan kerja akan

meningkatkan permintaan pasar terhadap sumber daya manusia yang berkualitas.

Pemerintah juga dapat mendorong pembangunan manusia melalui pengeluaran

pemerintah. Semakin kaya suatu negara maka semakin besar pula dana yang

tersedia bagi pemerintah untuk pembangunan manusia. Dengan kata lain,

pembangunan manusia dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan dua arah

yang saling timbak balik. Untuk mengukur tingkat perkembangan ekonomi suatu

daerah yang merupakan pencerminan tingkat kesejahteraan masyarakat diperlukan

suatu indikator pengukuran yakni dengan Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB).

Gambar 3.9.

Perkembangan Nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar

Harga Konstan di Kabupaten Temanggung, 2009 – 2013 (triliun rupiah)

Sumber : BPS Kabupaten Temanggung

Sepanjang tahun 2009 – 2013, besaran PDRB Kabupaten Temanggung,

baik atas dasar harga konstan dan atas dasar harga berlaku mengalami

peningkatan. Pada tahun 2013, nilai PDRB atas dasar harga berlaku mencapai

6,92 milyar rupiah sedangkan PDRB atas dasar harga konstan mencapai 2,78

milyar rupiah.

4.50

5.07

5.60

6.20

6.92

2.31 2.41 2.52 2.65 2.78

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

8.00

2009 2010 2011 2012 2013

PDRB adh berlaku PDRB adh konstan

Page 35: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Bappeda Kab ...bappeda.temanggungkab.go.id/uploads/dokumen/analisis-situasi...mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014

35

Pertumbuhan ekonomi merupakan pertumbuhan PDRB atas dasar harga

konstan. Pertumbuhan ekonomi ini merupakan perbandingan pencapaian kinerja

ekonomi suatu daerah pada periode waktu tertentu terhadap periode sebelumnya.

Sepanjang tahun 2009 hingga 2013, kinerja perekonomian Kabupaten

Temanggung selalu tumbuh positif diatas 4 persen. Pertumbuhan paling tinggi

dicapai pada tahun 2012 yaitu mencapai 5,04 persen, dan pada tahun 2013 sedikit

melambat dengan laju sebesar 5,02 persen.

Keberhasilan pembangunan manusia dapat dinilai secara parsial dengan

melihat permasalahan mendasar dalam masyarakat dapat teratasi, diantaranya

pengentasan kemiskinan. Idealnya pembangunan mampu meningkatkan

kesejahteraan masyarakat yang ditandai dengan berkurangnya kemiskinan

sebagai dampak peningkatan pendapatan per kapita. Penanggulangan kemiskinan

merupakan tujuan pertama dalam Millenium Development Goals (MDGs) yang

harus dicapai pada tahun 2015.

Gambar 3.10

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Temanggung, 2009 - 2013

Sumber : BPS Kabupaten Temanggung

Kemiskinan di Kabupaten Temanggung bergerak secara dinamis namun

menunjukkan perkembangan yang baik. Dari tahun 2004-2005, jumlah dan

persentase penduduk miskin menunjukkan penurunan. Dampak kenaikan BBM

pada tahun 2005 menyebabkan kemiskinan di Kabupaten Temanggung meningkat

secara signifikan. Pada tahun 2006, persentase jumlah penduduk miskin

meningkat sebesar 2,12 persen menjadi 16,2 persen. Tingginya kenaikan

Page 36: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Bappeda Kab ...bappeda.temanggungkab.go.id/uploads/dokumen/analisis-situasi...mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014

36

persentase penduduk miskin tersebut mengindikasikan bahwa masih banyak

penduduk Kabupaten Temanggung yang berada dalam kelompok hampir miskin.

Kelompok penduduk ini sangat sensitif terhadap guncangan perekonomian.

Hingga tahun 2008, kemiskinan di Kabupaten Temanggung masih tetap tinggi.

Hal ini disebabakan kemiskinan memiliki kelembaman yang tingi yang

ditunjukkan dengan kelambatannya pulih setelah terkena dampak kenaikan harga

BBM 2005. Kemiskinan baru menunjukkan penurunan secara perlahan sejak

tahun 2009 hingga tahun 2012. Namun demikian, pada tahun 2013, tingkat

kemiskinan mengalami sedikit peningkatan yang ditunjukkan dengan

meningkatnya persentase penduduk miskin dari 12,32 persen pada 2012 menjadi

12,42 persen pada 2013.

Gambar 3.11

Perkembangan Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten

Temanggung , 2004 - 2013

10

7.2

10

0.8 11

4.9

11

5

11

4.7

10

5.8

95

.4

94

.9

89

.5

91

.115.22

14.5

16.62 16.55 16.39

15.05

13.4613.38

12.32 12.42

12

12.5

13

13.5

14

14.5

15

15.5

16

16.5

17

0

20

40

60

80

100

120

140

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

P0

(p

ers

en

)

Jum

lah

Pe

nd

ud

uk

Mis

kin

(0

00

)

jumlah penduduk misin (000) P0 (persentase penduduk miskin)

Sumber : Susenas (BPS Kabupaten Temanggung)

Penanggulangan kemiskinan merupakan permasalahan pembangunan

yang komplek dan mempunyai dimensi tantangan daerah, nasional dan global.

Selain menjadi salah satu tujuan MDGs, penanggulangan kemiskinan juga

merupakan salah satu syarat dari pembangunan berkelajutan yang disepakati oleh

bangsa-bangsa di dunia yang tertuang dalam dokumen Johanesburg pada tahun

2002.

Page 37: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Bappeda Kab ...bappeda.temanggungkab.go.id/uploads/dokumen/analisis-situasi...mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014

37

Tabel 3.9. Perkembangan Pentahapan Kelurga Sejahtera di Kabupaten

Temanggung, 2009 - 2013

Tahun Jumlah Pra Sejahtera I Sejahtera II Sejahtera IIISejahtera III Jumlah

(%) sejahtera plus Total

2009 jumlah 60 898 20 786 43 366 82 943 3 212 211 205

% 28.83 9.84 20.53 39.27 1.52 100.00

2010 jumlah 53 744 20 919 46 075 86 300 2 893 209 931

% 25.60 9.96 21.95 41.11 1.38 100.00

2011 jumlah 50 752 19 147 46 952 97 362 3 504 217 717

% 23.31 8.79 21.57 44.72 1.61 100.00

2012 jumlah 51 172 24 891 36 505 100 518 4 598 217 684

% 23.51 11.43 16.77 46.18 2.11 100.00

2013 jumlah 48 044 23 207 41 070 101 512 5 765 219 598

% 21.88 10.57 18.70 46.23 2.63 100.00

Sumber : Temanggung Dalam Angka 2013

Kemiskinan juga dapat diukur berdasarkan pentahapan kesejahteraan

keluarga yang di menjadi 5 kelompok yaitu keluarga pra sejahtera, keluarga

sejahtera I, keluarga sejahtera II, keluarga sejahtera III dan keluarga sejahtera III

plus. Kesejahteraan keluarga tidak hanya menyangkut kemakmuran saja,

melainkan juga harus secara keseluruhan. Pembangunan keluarga sejahtera

diarahkan pada terwujudnya keluarga sebagai wahana persmian nilai-nilai luhur

budaya bangsa guna meningkatkan kesejahteraan keluarga serta membina

ketahanan keluarga agar mampu mendukung kegiatan pembangunan.

Keluarga pra sejahtera adalah keluarga yang belum dapat memenuhi

kebutuhan dasarnya (basic need) secara minimal, seperti kebutuhan akan spiritual,

pangan, sandang, papan, kesehatan dan KB. Keluarga sejahtera I adalah keluarga

yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secaa minimal tetapi belum dapat

memenuhi kebutuhan sosial psikologinya seperti kebutuhan akan pendidikan, KB,

interaksi lingkungan tempat tinggal dan transportasi. Keluarga Sejahtera II adalah

keluarga disamping telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya, juga telah dapat

memenuhi kebutuhan pengembangannya seperti kebutuhan untuk menabung dan

memperoleh informasi. Keluarga Sejahtera III adalah keluarga yang telah dapat

memenuhi seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan sosial psikologis dan

perkembangan keluarganya, tetapi belum dapat memberikan sumbangan yang

Page 38: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Bappeda Kab ...bappeda.temanggungkab.go.id/uploads/dokumen/analisis-situasi...mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014

38

teratur bagi masyarakat seperti sumbangan materi dan berperan aktif dalam

kegiatan kemasyarakatan. Keluarga sejahtera III plus adalah keluarga yang telah

dapat memenuhi kebutuhan dasar, sosial, psikologis dan perkembangan

keluarganya serta telah dapat memberikan sumbangan yang teratur dan berperan

aktif dalam kegiatan kemasyarakatan atau memiliki kepedulian sosial yang tinggi.

Berdasarkan pengelompokkan ini juga dapat diketahui bahwa insiden

kemiskinan di Kabupaten Temanggung mengalami kecenderungan menurun

sepanjang 2009 – 2013 sebagaiman ditunjukkan dengan menurunnya persentase

keluarga pra sejahtera Pada tahun 2012 persentase keluarga pra sejahtera sedikit

mengalami kenaikan, yaitu dari 23,31 persen pada 2011 menjadi 23,51 persen

pada 2012. Namun pada tahun 2013, persentase keluarga pra sejahtera menurun

cukup tajam yaitu menjadi 21,88 persen. Peningkatan kesejahteraan keluarga

ditunjukkan dengan semakin banyaknya keluarga yang berada dalam tahap

keluarga sejahtera III dan keluarga sejahtera III plus. Pada tahun 2009, persentase

keluarga yang telah mencapai tahap sejahtera III dan sejahtera III plus adalah

40,79 persen kemudian semakin meningkat pada tahun berikutnya dan pada 2013

mencapai 48,86 persen. Artinya hampir separuh keluarga di Kabupaten

Temanggung pada tahun 2013 mampu memenuhi seluruh kebutuhan dasar,

kebutuhan sosial psikologis dan perkembangan keluarganya, bahkan sebagian

diantaranya mampu berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.

3.2. Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten

Temanggung 2009 – 2013

Secara geografis, Kabupaten Temanggung terletak tepat di tengah-tengah

Provinsi Jawa Tengah sehingga menjadi jalur strategis untuk melintasi antar

kabupaten. Kabupaten Temanggung memiliki potensi sumber daya alam yang

sangat tinggi. Dengan posisi yang strategis dan kekayaan alam tersebut,

Temanggung memiliki potensi yang besar untuk menjadi kabupaten yang maju

sesuai visi panjang Kabupaten Temanggung. Permasalahan terbesar terletak pada

kesiapan sumber daya manusia yang dimiliki Kabupaten Temanggung dalam

menjawab tantangan tersebut. Bila pertumbuhaan serta perkembangan kualitasnya

lambat atau cenderung di bawah kabupaten lain, niscaya kita akan tersisih dan

Page 39: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Bappeda Kab ...bappeda.temanggungkab.go.id/uploads/dokumen/analisis-situasi...mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014

39

pada akhirnya penduduk Temanggung hanya akan menjadi penonton roda

pembangunan yang berputar disekelilingnya.

Oleh karena itu sudah seharusnya Kabupaten Temanggung menerapkan

strategi pembangunan yang berorientasi pada peningkatan kualitas hidup

masyarakat agar tercapai pemerataan hasil-hasil pembangunan secara lebih

berkeadilan, sehingga tercipta sumber daya manusia yang tangguh dan kompetitif.

Peningkatan Sumber Daya manusia (SDM) yang handal menjadi solusi dan salah

satu modal utama dalam proses pembangunan dewasa ini. Upaya peningkatan

kualitas SDM dalam skala luas disebut sebagai pembangunan manusia.

Visi Kabupaten Temanggung dalam jangka panjang sebagaimana

tercantum dalam RPJP Kabupaten Temanggung 2005 – 2025 adalah

“Temanggung Makin Maju, Mandiri, Aman, Adil dan Sejahtera”. Konsep maju

dapat diartikan bergerak dan meningkat serta menjadi menjadi lebih baik dari

sebelumnya. Kemajuan suatu masyarakat dapat dinilai dari : aspek ekonomi

yang berpusat pada peningkatan pendapatan dan kemakmuran, aspek sosial yang

berpusat pada peningkatan kualitas dan intelektualitas sumber daya manusia,

dan aspek kependudukan yang berpusat pada peningkatan derajat kesehatan

masyarakat dan terkendalinya laju pertumbuhan penduduk. Muara dari suatu

kemajuan adalah daerah dan masyarakat yang memiliki tingkat produktifitas

yang tinggi. Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kemajuan daerah

adalah laju pertumbuhan ekonomi, angka pengangguran, kemampuan

keuangan daerah, infrastruktur daerah dan Indeks Pembangunan Manusia.(RPJP

Kabupaten Temanggung 2005 – 2025). Angka IPM mengindikasikan tingkat

pencapaian pembangunan manusia sebagai dampak dari kegiatan

pembangunan yang dilakukan. Indikasi peningkatan atau penurunan kinerja

pembangunan manusia setiap tahunnya dapat diamati dari perkembangan angka

IPM dari tahun ke tahun. Keterbandingan angka IPM kabupaten dengan

kabupaten/kota lain, angka IPM provinsi bahkan angka IPM nasional

menentukan posisi relatif capaian IPM sekaligus mengukur relevansi

pembangunan manusia di kabupaten itu dengan tingkat pemerintahan di atasnya.

Untuk mewujudkan rencana jangka panjang tersebut, Kabupaten

Temanggung telah melalui dua tahap pembangunan jangka menengah, yaitu

Page 40: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Bappeda Kab ...bappeda.temanggungkab.go.id/uploads/dokumen/analisis-situasi...mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014

40

jangka menengah 2003 – 2008, dan jangka menengah 2008 – 2013. Saat ini

Kabupaten Temanggung sedang memasuki jangka menengah selanjutnya yaitu

2013 – 2018. Capaian kemajuan pembangunan di Kabupaten Temanggung hingga

tahun 2013 diindikasikan dengan perkembangan IPM sebagai berikut:

Gambar 3.12.

Perkembangan IPM Kabupaten Temanggung,

2004 – 2013

71.9071.95

72.1072.16

72.32

72.43

72.54

72.66

72.77

72.87

71.80

72.00

72.20

72.40

72.60

72.80

73.00

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah

Sepanjang satu dasawarsa, Kabupaten Temanggung mengalami

kemajuan pembangunan yang menggembirakan. Hal ini terlihat dari nilai IPM

yang selalu meningkat dari tahun 2004 – 2013. Kenaikan IPM yang paling kecil

terjadi antara tahun 2004 ke 2005 dan dari tahun 2006-2007, sebaliknya kenaikan

IPM yang paling cepat terjadi antara tahun 2007 – 2008. Bagi masyarakat dan

pemerintah Kabupaten Temanggung, kemajuan ini cukup menggembirakan.

Page 41: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Bappeda Kab ...bappeda.temanggungkab.go.id/uploads/dokumen/analisis-situasi...mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014

41

Tabel 3.10.

Nilai dan Peringkat IPM Menurut Kabupaten/Kota di Eks Karisidenan Kedu,

2005 - 2013

2005 2007 2009 2011 2013 2005 2007 2009 2011 2013

KEBUMEN   68.86 69.96 70.73 71.62 72.25 4 5 5 5 5

PURWOREJO   39.14 70.68 71.88 72.91 74.18 6 4 3 3 3

WONOSOBO   67.59 69.22 70.08 71.06 71.90 5 6 6 6 6

MAGELANG   69.91 71.03 71.76 72.39 73.67 3 3 4 4 4

TEMANGGUNG   71.83 73.08 73.85 74.47 75.00 2 2 2 2 2

KOTA MAGELANG   74.67 75.69 76.37 76.83 77.91 1 1 1 1 1

JAWA TENGAH   69.78   70.92 72.10 72.94 74.05

KabupatenIPM Peringkat IPM

Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah

Sepanjang 2009 – 2013, IPM Kabupaten Temanggung selalu berada

diatas IPM Provinsi Jawa Tengah. Secara peringkat, angka IPM Kabupaten

Temanggung berada pada posisi 9 diantara 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah

setelah Kota Surakarta (79,10), Kota Semarang (78,54), Kota Magelang (77,91),

Kota Salatiga (77,54), Kota Pekalongan (75,75), Kabupaten Semarang (75,48),

Kabupaten Karanganyar (75,27) dan Kota Tegal (75,02), menurun dibanding

tahun 2012 yang berada di posisi 7. Dalam regional eks karisidenan Kedu, IPM

Kabupaten Temanggung berada pada peringkat kedua setelah Kota Magelang,

jauh berada diatas kabupaten/kota lainnya sebagaimana terlihat dari Gambar 3.13.

Gambar 3.13

Perkembangan IPM Kabupaten/Kota eks Karisidenan Kedu dan Provinsi Jawa

Tengah, 2009 - 2013

69

70

71

72

73

74

75

76

77

78

79

2009 2010 2011 2012 2013

KEBUMEN PURWOREJO WONOSOBO

MAGELANG TEMANGGUNG KOTA MAGELANG

JAWA TENGAH

Sumber : BPS Prov.Jawa Tengah

Page 42: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Bappeda Kab ...bappeda.temanggungkab.go.id/uploads/dokumen/analisis-situasi...mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014

42

Kecepatan suatu daerah dalam mencapai IPM ideal ditunjukkan oleh nilai

reduksi shortfall. Semakin tinggi nilai reduksi shortfall, semakin cepat IPM suatu

wilayah akan mencapai IPM ideal.

Gambar 3.14

Reduksi Shortfall Kabupaten/Kota di Jawa Tengah, 2013

Sumber : BPS Prov. Jateng

Pada periode 2012 – 2013, nilai reduksi shortfall Kabupaten

Temanggung berada pada nilai terendah diantara kabupaten lain di Provinsi Jawa

Tengah. Dibanding kabupaten/kota lain, kecepatan pembangunan manusia di

Kabupaten Temanggung antara 2012 – 2013 jauh dibawah kabupaten/kota lain.

Tabel 3.11.

Perkembangan reduksi shortfall Menurut Kabupaten/Kota

di Eks Karisidenan Kedu, 2009 - 2013

2009-2010 2010-2011 2012-2013

KEBUMEN   1.73 0.85 1.39

PURWOREJO   1.31 2.29 2.46

WONOSOBO   1.83 1.35 1.58

MAGELANG   2.18 1.65 1.97

TEMANGGUNG   1.39 1.06 1.03

KOTA MAGELANG   0.98 1.86 2.86

JAWA TENGAH   1.64 1.55 2.59

Reduksi ShortfallKabupaten/Kota

Sumber : BPS Prov. Jawa Tengah

Jika kita melihat lebih jauh kecepatan kemajuan IPM dalam regional eks

Karisidenan Kedu dan tahun 2009 – 2013, maka dapat dilihat bahwa reduksi

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

JA

WA

TEN

GA

H

Cila

cap

Ban

yum

as

Pu

rbal

ingg

a

Ban

jarn

egar

a

Keb

um

en

Pu

rwo

rejo

Wo

no

sob

o

Mag

elan

g

Bo

yola

li

Kla

ten

Su

koh

arjo

Wo

no

giri

Kar

anga

nya

r

Sra

gen

Gro

bo

gan

Blo

ra

Rem

ban

g

Pat

i

Ku

du

s

Jep

ara

Dem

ak

Sem

aran

g

Tem

angg

un

g

Ken

dal

Bat

ang

Pek

alo

nga

n

Pem

alan

g

Teg

al

Bre

bes

Ko

ta M

agel

ang

Ko

ta S

ura

kart

a

Ko

ta S

alat

iga

Ko

ta S

emar

ang

Ko

ta P

ekal

on

gan

Ko

ta T

egal

Page 43: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Bappeda Kab ...bappeda.temanggungkab.go.id/uploads/dokumen/analisis-situasi...mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014

43

shortfall Kabupaten Temanggung memang mengalami penurunan cukup drastis.

Jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lain dalam regional eks Karisidenan

Kedu, perubahan reduksi shortfall ini cukup memprihatinkan, terutama bila

dibandingkan dengan Kabupaten Purworejo dan Kota Magelang. Kedua

kabupaten/kota tersebut sepanjang 2009-2013 berhasil mempercepat laju

pembangunan sebagaimana terlihat dari reduksi shortfall yang semakin tinggi.

Oleh karena itu, perlu digarisbawahi bahwa meskipun capaian

pembangunan manusia sudah cukup baik namun sesungguhnya Kabupaten

Temanggung rentan untuk tertinggal dengan kabupaten lain jika Kabupaten

Temanggung tidak segera melakukan loncatan pembangunan yang signifikan

sehingga laju pembangunannya sejajar dengan kabupaten/kota lain.

Tabel 3.12

Nilai dan Peringkat Komponen IPM Menurut Kabupaten/Kota di Eks

Karisidenan Kedu, 2013

peringkat peringkat peringkat peringkat

(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Kebumen 69.73 6 91.78 6 6.93 5 644.00 3

Purworejo 71.44 3 93.53 4 8.02 2 641.04 5

Wonosobo 70.58 5 92.30 5 6.56 6 635.33 6

Magelang 70.63 4 93.64 3 7.55 3 644.48 2

Temanggung 72.87 1 95.99 2 7.10 4 643.28 4

Kota Magelang 70.74 2 98.11 1 10.42 1 658.26 1

Kabupaten/KotaAngka Melek Huruf

(tahun) (persen) (tahun) (ribu

Angka Harapan

Hidup

Rata-rata Lama

Sekolah

Pengeluaran per

Kapita Disesuaikan

Sumber : BPS Prov. Jawa Tengah

Angka Harapan Hidup

Derajat kesehatan mempunyai hubungan timbal balik dengan

pembangunan manusia. Angka harapan hidup yang tinggi setidaknya

menunjukkan fenomena leih terjaminnya aspek kesehatan, lingkungan yang sehat,

sosial kemasyarakatan yang aman terjamin dan faktor-faktor pendukung alami

lainnya. Selain itu angka harapan hidup yang tinggi juga dipengaruhi oleh peran

genetika, gizi, makanan, pola hidup, rendahnya paparan pencemar serta

kematangan psikologis sehingga seseorang secara alami menjadi lebih kuat/siap

menghadapi tekanan hidup/stress.

Page 44: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Bappeda Kab ...bappeda.temanggungkab.go.id/uploads/dokumen/analisis-situasi...mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014

44

Jika kita telaah menurut komponen penyusun IPM, capaian

pembangunan manusia di Kabupaten Temanggung yang paling menonjol adalah

kualitas kesehatan. Hal tersebut tercermin dari angka harapan hidup penduduk

Kabupaten Temanggung yang sangat tinggi, yaitu 72,43 tahun pada tahun 2009

dan terus meningkat hingga mencapai 72,87 tahun pada tahun 2013. Angka

harapan hidup penduduk Temanggung jauh diatas rata-rata angka harapan hidup

penduduk kabupaten/kota lain di wilayah eks Karisidenan Kedu dan rata-rata

angka harapan hidup Provinsi Jawa Tengah. Pada tahun 2013, angka harapan

hidup Kabupaten Temanggung berada dalam peringkat ke empat se Jawa Tengah

setelah Kabupaten Pati, Kabupaten Sragen dan Kabupaten Semarang.

Gambar 3.15

Perkembangan Angka Harapan Hidup Menurut Kabupaten/Kota di Eks

Karisidenan Kedu, 2009 - 2013

Sumber : BPS Prov.Jawa Tengah

Secara mikro, individu dengan harapan hidup yang tinggi secara

ekonomis memiliki peluang untuk memperoleh pendapatan yang tinggi. Keluarga

dengan usia harapan hidup yang tinggi cenderung untuk menginvestasikan

pendapatannya di bidang pendidikan dan menabung. Dengan demikian, tabungan

nasional akan meningkat dan investasi akan meningkatkan dan pada gilirannya

akan meningkatkan pembangunan.

72,43 72,54 72,66 72,77 72,87

71,25 71,40 71,55 71,71 71,97

67,00

68,00

69,00

70,00

71,00

72,00

73,00

74,00

2009 2010 2011 2012 2013

KEBUMEN PURWOREJO WONOSOBO

MAGELANG TEMANGGUNG KOTA MAGELANG

JAWA TENGAH

Page 45: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Bappeda Kab ...bappeda.temanggungkab.go.id/uploads/dokumen/analisis-situasi...mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014

45

Angka Melek Huruf (AMH)

UNESCO mendefinsikan melek huruf adalah kemampuan untuk

mengidentifikasi, mengerti, menerjemahkan, mengkomunikasikan, membuat,

dan mengolah isi dari rangkaian teks yang terdapat pada bahan-bahan cetak

dan tulisan yang berkaitan dengan berbagai situasi. Kemampuan baca tulis

dianggap penting karena melibatkan pembelajaran berkelanjutan oleh

seseorang sehingga orang tersebut dapat mencapai tujuannya. Kemampuan

baca tulis ini juga berkaitan langsung dengan cara seseorang untuk

memperoleh pengetahuan, menggali potensi, dan berpartisipasi penuh dalam

masyarakat yang luas.

AMH merupakan indikator penting untuk melihat sejauh mana penduduk

suatu daerah terbuka terhadap pengetahuan. Hiryanto (2008) menyebutkan bahwa

melek huruf merupakan hak dasar bagi setiap orang sekaligus sebagai kunci

pembuka bagi pemerolehan hak-hak dasar lainnya. Sebaliknya buta huruf akan

menyebabkan turunnya produktifitas, rendahnya kesadaran untuk menyekolahkan

anaknya, mengurangi kemampuan untuk mengakses informasi dan umumnya sulit

untuk menerima inovasi. Pada akhirnya buta huruf akan lebih dekat dengan

kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan dan ketidakberdayaan.

Gambar 3.16

Perkembangan Angka Melek Huruf Menurut Kabupaten/Kota di Eks

Karisidenan Kedu, 2009 - 2013

Sumber: BPS Prov. Jawa Tengah

84,00 86,00 88,00 90,00 92,00 94,00 96,00 98,00

100,00

2009 2010 2011 2012 2013

KEBUMEN PURWOREJO WONOSOBO

MAGELANG TEMANGGUNG KOTA MAGELANG

JAWA TENGAH

Page 46: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Bappeda Kab ...bappeda.temanggungkab.go.id/uploads/dokumen/analisis-situasi...mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014

46

Gambar 3.16 diatas menunjukkan dari tahun 2009 – 2013, angka melek

huruf penduduk penduduk 15 tahun keatas di Kabupaten Temanggung terus

meningkat. Pada tahun 2009 angka melek huruf Kabupaten Temanggung

mencapai 95,94 persen dan pada tahun 2013 mencapai 95,99 persen. Posisi relatif

AMH berada pada peringkat ke tujuh diantara kabupaten/kota se Jawa Tengah

atau peringkat kedua diantara kabupaten/kota se eks Karisidenan Kedu, yaitu

setelah Kota Magelang. Hal lain yang menarik untuk diketahui adalah AMH

Kabupaten Temanggung berada pada peringkat pertama relatif terhadap jenis

pemerintahan kabupaten se Jawa Tengah dan lebih tinggi dibanding Kota Tegal.

Dapat diartikan bahwa upaya menuju pemberantasan buta aksara

sebagaimana diintruksikan dalam Inpres RI No 5 tahun 2006 tentang gerakan

Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

dan Pemberantasan Buta Huruf secara bertahap dapat diwujudkan di Kabupaten

Temanggung. Masih terdapat 4,01 persen penduduk yang menjadi sasaran

program pemberantasan buta huruf di Kabupaten Temanggung.

Rata-rata lama sekolah

Rata-rata lama sekolah yaitu rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh

penduduk usia 15 tahun ke atas di seluruh jenjang pendidikan formal yang

diikuti. Rata-rata lama sekolah merupakan ukuran akumulasi investasi pendidikan

individu. Setiap tahun tambahan sekolah diharapkan akan membantu

meningkatkan pendapatan. Untuk meningkatkan rata-rata lama sekolah,

pemerintah telah mencanangkan program wajib belajar 9 tahun atau

pendidikan dasar hingga tingkat SLTP. Untuk memperoleh pekerjaan yang

ditawarkan di sektor modern didasarkan kepada tingkat pendidikan seseorang

dan tingkat penghasilan yang dimiliki selama hidup berkorelasi positif terhadap

tingkat pendidikannya. Tingkat penghasilan ini sangat dipengaruhi oleh

lamanya seseorang memperoleh pendidikan (Todaro, 2000). Rata-rata lama

sekolah merupakan indikator tingkat pendidikan di suatu daerah. Pendidikan

merupakan salah satu bentuk modal manusia (human capital) yang

menunjukkan kualitas Sumber Daya manusia (SDM).

Page 47: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Bappeda Kab ...bappeda.temanggungkab.go.id/uploads/dokumen/analisis-situasi...mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014

47

Perkembangan rata-rata lama sekolah menunjukkan perkembangan ke

arah yang lebih baik meskipun masih jauh dari target yang diharapkan. Sepanjang

5 tahun dari 2009 hingga 2013, rata-rata lama sekolah hanya mengalami sedikit

peningkatan dari 6,7 tahun pada 2009 menjadi 7,10 tahun. Artinya hingga tahun

2013, rata-rata penduduk Kabupaten Temanggung bersekolah hingga kelas 1

SLTP sederajat.

Gambar 3.17

Perkembangan Rata-Rata Lama Sekolah Menurut Kabupaten/Kota di Eks

Karisidenan Kedu, 2009 - 2013

Sumber: BPS Prov.Jateng

Berdasarkan variabel ini sebenarnya dapat dikatakan bahwa tingkat

pendidikan di Kabupaten Temanggung masih sangat rendah. Meskipun masih

diatas rata-rata lama sekolah Provinsi Jawa Tengah, namun Kabupaten

Temanggung hanya berada pada peringkat ke 17 diantara 35 kabupaten/kota se

Jawa Tengah. Jika dibandingkan secara regional eks karisidenan kedu, rata-rata

lama sekolah Kabupaten Temanggng jauh tertinggal dibanding Kota Magelang,

dan juga dibawah rata-rata lama sekolah Kabupaten Purworejo dan Kabupaten

Magelang.

Lamanya pendidikan seseorang sangat ditentukan oleh kombinasi

pengaruh beberapa variabel sebagai berikut : perbedaan upah atau pendapatan

antara sektor modern dengan sektor tradisional, probabilitas keberhasilan untuk

mendapatkan pekerjaan di sektor modern dengan adanya pendidikan, biaya

pendidikan langsung yang harus ditanggung siswa/keluarganya, dan biaya tidak

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

2009 2010 2011 2012 2013

KEBUMEN PURWOREJO WONOSOBO

MAGELANG TEMANGGUNG KOTA MAGELANG

JAWA TENGAH

Page 48: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Bappeda Kab ...bappeda.temanggungkab.go.id/uploads/dokumen/analisis-situasi...mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014

48

langsung dari pendidikan. Variabel lain yang sangat mempengaruhi tingkat

permintaan pendidikan adalah pengaruh tradisi budaya, gender, status sosial,

pendidikan orang tua, dan besarnya anggota keluarga atau beban ketergantungan.

Todaro (2004:425-426). Orang – orang karena kemiskinan tidak dapat

melanjutkan pendidikan akan berada dalam golongan orang-orang putus sekolah

atau tidak berpendidikan yang pada akhirnya sangat sulit mendapatkan bidang

pekerjaan formal. Elfindri (2001) menyatakan bahwa dari sisi permintaan,yang

paling berpengaruh terhadap relatif rendahnya proporsi anak yang tidak terdaftar

sekolah karena alasan letak sekolah yang jauh dengan tempat tinggal dan tidak di

terima di sekolah.

Rata-rata lama sekolah di Kabupaten Temanggung masih memprihatinkan

jika dibandingkan dengan target nasional yang mewajibkan pendidikan dasar 9 tahun.

Nampaknya pendidikan gratis hingga SLTP melalui Bantuan Operasional Sekolah

(BOS) tidak menjamin program ini berhasil. Faktor sarana transportasi dan biaya

transportasi cukup memegang peranan ketika orang tua akan menyekolahkan anaknya

ke SLTP atau SLTA. Selain itu, sebagian orang tua terutama di pedesaan

menganggap sekolah yang penting bisa baca, tulis, hitung dan memilih untuk

mempersiapkan anaknya bekerja disawah. Hal ini harus menjadi perhatian serius bagi

pemerintah daerah agar masyarakat Temanggung lebih maju tingkat pendidikannya.

Pengeluaran Perkapita Riil yang Disesuaikan

Gambar 3.18

Perkembangan Pengeluaran Per Kapita Riil yang Disesuaikan Menurut

Kabupaten/Kota di Eks Karisidenan Kedu, 2009 – 2013 (ribu rupiah)

Sumber: BPS Prov. Jawa Tengah

610,00

620,00

630,00

640,00

650,00

660,00

670,00

2009 2010 2011 2012 2013

KEBUMEN PURWOREJO WONOSOBO

MAGELANG TEMANGGUNG KOTA MAGELANG

JAWA TENGAH

Page 49: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Bappeda Kab ...bappeda.temanggungkab.go.id/uploads/dokumen/analisis-situasi...mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014

49

UNDP mengukur standar hidup layak menggunakan Produk Domestik

Bruto (PDB) riil per kapita yang disesuaikan karena tidak tersedia indikator lain

yang lebih baik untuk keperluan perbandingan antar negara. Sebagai catatan,

setidaknya terdapat dua kelemahanan penggunaan PDB riil perkapita sebagai

ukuran standar hidup, yaitu bahwa PDB hanya merupakan nilai pasar atas barang

dan jasa yang diproduksi, bukan ukuran kesejahteraan dan PDB per kapita

menyamakan antara yang bekerja dan tidak bekerja serta distribusi pendapatan

yang tidak merata. BPS dalam menghitung standar hidup layak menggunakan

rata-rata pengeluaran per kapita riil yang disesuaikan dengan formula Atkinson.

Secara ekonomi dapat dilihat bahwa kesejahteraan masyarakat Kabupaten

Temanggung semakin meningkat sepanjang 2009-2013 yang ditunjukkan dengan

kenaikan pengeluaran riil per kapita. Pada tahun 2009, pengeluaran riil perkapita

sebesar 633.87 ribu rupiah kemudian meningkat menjadi 640.56 ribu rupiah pada

tahun 2013. Dapat diartikan bahwa daya beli masyarakat Kabupaten Temanggung

semakin meningkat.

Kemampuan daya beli masyarakat Kabupaten Temanggung ini masih

sangat memprihatinkan jika dibandingkan dengan daerah lain di Jawa Tengah.

Kemampuan daya beli masyarakat Kabupaten Temanggung hanya berada pada

posisi ke 26 dari 35 kabupaten kota di Jawa Tengah, bahkan secara rata-rata

cukup jauh dibanding kemampuan daya beli masyarakat Jawa Tengah pada

umumnya. Dalam regional eks karisidenan Kedu, kemampuan daya beli

Kabupaten Temanggung sangat jauh dibandingkan Kota Magelang dan masih

dibawah kemampuan daya beli masyarakat Kabupaten Magelang dan Kabupaten

Kebumen.

Peningkatan daya beli masyarakat sangat diperlukan untuk meningkatkan

pertumbuhan ekonomi melalui komponen konsumsi domestik. Semakin tinggi

daya beli masyarakat tentu akan semakin menarik minat investor untuk

berinvestasi di Kabupaten Temanggung yang pada akhirnya akan medorong

pembangunan semakin bergairah. Peningkatan daya beli masyarakat merupakan

tanggung jawab pemerintah melalui kebijakan fiskal dan moneter. Kebijakan

moneter dilakukan untuk menghindari inflasi yang tinggi yang akan menurunkan

pendapatan riil masyarakat. Dari sisi kebijakan fiskal, pemerintah dapat

Page 50: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Bappeda Kab ...bappeda.temanggungkab.go.id/uploads/dokumen/analisis-situasi...mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014

50

mengambil kebijakan penurunan pajak sehingga pendapatan yang dapat

dibelanjakan semakin besar. Kebijakan-kebijakan tersebut merupakan kebijakan

pemerintah pusat terutama untuk menjaga pertumbuhan ekonomi. Bagi

pemerintah daerah khususnya, kebijakan yang dapat diambil untuk meningkatkan

daya beli masyarakat adalah mengurangi tingkat pengangguran dan tingkat

kemiskinan sehingga secara makro pendapatan masyarakat akan meningkat.

3.3. IPM dan Pertumbuhan Ekonomi

Paradigma pembangunan konvensional menekankan pertumbuhan ekonomi

yang tinggi sebagai capaian dari pembangunan. Memang pertumbuhan ekonomi

penting untuk mempertahankan kesejahteraan rakyat. Namun pertumbuhan

ekonomi bukan merupakan akhir pembangunan manusia. Yang lebih penting

adalah bagaimana pertumbuhan ekonomi digunakan untuk memperbaiki

kapabilitas manusianya dan pada gilirannya rakyat menggunakan kapabilitasnya

(Kuncoro, 2013). Sebaliknya, paradgima pembangunan saat ini meletakkan

manusia sebagai tujuan akhir pembangunan.

Gambat 3.19

Perkembangan IPM dan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Temanggung dan

Provinsi Jawa Tengah,2004 - 2013

Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah

Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia selama periode 2004-2013

cenderung mengalami peningkatan, sementara pertumbuhan ekonomi cenderung

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00

68,5 69,0 69,5 70,0 70,5 71,0 71,5 72,0 72,5 73,0 73,5 74,0 74,5 75,0 75,5

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

per

tum

bu

han

eko

no

mi (

%)

IPM

IPM Kabupaten Temanggung IPM Jawa Tengah

pertumbuhan ekonomi Temanggung pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah

Page 51: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Bappeda Kab ...bappeda.temanggungkab.go.id/uploads/dokumen/analisis-situasi...mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014

51

berfluktuasi terutama pada periode 2005 – 2009 namun kembali tumbuh semakin

cepat hingga mencapai 45,02 persen pada 2013, sebagaimana terlihat dalam

gambar diatas.

Secara umum dapat dilihat bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten

Temanggung sepanjang sepuluh tahun yaitu 2004 – 2013 selalu berada di bawah

pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah. Kenaikan harga BBM pada tahun

2005 sangat mengguncangkan roda perekonomian di Kabupaten Temanggung

pada tahun 2006, meskipun tetap tumbuh dengan lambat pada 3.31 persen. Secara

umum perekonoian Jawa Tengah juga turun meskipun tidak terlalu drastis.

Sedangkan krisis ekonomi global pada tahun 2008 langsung terasa mengguncang

perekonomian Kabupaten Temanggung pada tahun itu juga, sedangkan secara

umum bagi Provinsi Jawa Tengah dampaknya baru terlihat pada tahun 2009. Hal

ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten Temanggung secara

rata-rata masih dibawah pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota lain di Provinsi

Jawa Tengah. Selain itu juga terlihat bahwa perkeonomian Kabupaten

Temanggung lebih rentan terhadap guncangan perekonomian dibandingkan

perekonomian Provinsi Jawa Tengah pada umumnya.

Capain pembangunan yang diindikasikan dengan IPM justru menunjukkan

fakta yang berbeda. Sepanjang 2004 – 2013, IPM Kabupaten Temanggung selalu

konsisten berada di atas IPM Provinsi Jawa Tengah. Dengan kata lain, Kabupaten

Temanggung berada dalam kuadran pembangunan manusia yang tinggi namun

pertumbuhan ekonomi rendah. Pencapaian IPM yang tinggi tidak selalu diiringi

dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi pula, begitu juga sebaliknya

pertumbuhan ekonomi tinggi selalu menghasilkan pencapaian pembangunan

manusia yang tinggi pula. Secara statistik, pertumbuhan ekonomi dan IPM

khusus untuk Kabupaten Temanggung berkorelasi erat dan searah secara

signifikan sebesar 0,709.

Page 52: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Bappeda Kab ...bappeda.temanggungkab.go.id/uploads/dokumen/analisis-situasi...mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014

52

Correlations

1 .709*

.022

10 10

.709* 1

.022

10 10

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

IPM

r_ekonomi

IPM r_ekonomi

Correlat ion is signif icant at the 0.05 level (2-tailed).*.

Tabel 3.13

Korelasi antara IPM dan Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Temanggung

Sumber: diolah dari BPS

3.4. IPM dan Kemiskinan

Bergesernya paradigma pembangunan yang hanya bertumpu pada

pertumbuhan ekonomi (economic growth) menjadi pertumbuhan melalui

pemerataan merupakan langkah bijak yang memihak kepada kepentingan

masyarakat miskin dan lemah agar masyarakat miskin tersebut memilki peluang

untuk berusaha secara produktif dan pada gilirannya akan mempercepat

pertumbuhan ekonomi (Mubyarto, 2000).

Rumah tangga memegang peranan penting dalam pembangunan manusia,

dimana pengeluaran rumah tangga memiliki kontribusi langsung terhadap

pembangunan manusia seperti pengeluaran untuk makanan, pendidikan dan

kesehatan. Pengeluaran rumah tangga itu sendiri ditentukan oleh pendapatan

rumah tangga. Bagi penduduk miskin, sebagian besar bahkan seluruh

pendapatannya digunakan untuk kebutuhan makan sehingga penduduk miskin

tidak atau hanya sedikit memiliki kesempatan mendapat pendidikan dan kesehatan

yang memadai. Hasil-hasil pembangunan seharusnya dapat dinikmati oleh

seluruh masyarakat baik masyarakat kaya, menengah maupun miskin. Oleh

karenanya, keberhasilan pembangunan selain diindikasikan dengan peningkatan

IPM, juga diindikasikan dengan menurunnya insiden kemiskinan.

Page 53: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Bappeda Kab ...bappeda.temanggungkab.go.id/uploads/dokumen/analisis-situasi...mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014

53

Gambar 3.20

Perkembangan IPM dan Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Temanggung dan

Provinsi Jawa Tengah, 2004 - 2013

3

8

13

18

23

28

68.569.069.570.070.571.071.572.072.573.073.574.074.575.075.5

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

pe

rse

nta

se p

en

du

du

k m

iski

n (

%)

IPM

IPM Kabupaten Temanggung IPM Jawa Tengah

Po Temanggung Po Jawa Tengah

Sumber : BPS Prov. Jawa Tengah

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa keberhasilan pembangunan di

Kabupaten Temanggung selama satu dasawarsa, yaitu dari 2004 – 2013 bukan

hanya ditunjukkan dengan peningkatakan IPM, namun juga ditunjukkan dengan

semakin menurunnya tingkat kemiskinan. Tingkat kemiskinan di Kabupaten

Temanggung sepanjang tahun 2004 – 2013 tetap konsisten berada dibawah tingkat

kemiskinan Provinsi Jawa Tengah secara umum.

Tabel 3.14.

Korelasi antara IPM dan Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Temanggung

Correlations

IPM P0

IPM Pearson Correlation 1 -.636*

Sig. (2-tailed) .048

N 10 10

P0 Pearson Correlation -.636* 1

Sig. (2-tailed) .048

N 10 10

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Sumber: diolah dari BPS

Page 54: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Bappeda Kab ...bappeda.temanggungkab.go.id/uploads/dokumen/analisis-situasi...mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014

54

IPM memiliki hubungan tidak searah dengan tingkat kemiskinan. Secara

statistik, di Kabupaten Temanggung IPM dan tingkat kemiskinan berkorelasi

negatif dan signifikan dengan korelasi yang cukup kuat sebesar 0,636. Artinya

peningkatan IPM akan cukup signifikan untuk mengurangi kemiskinan dan

sebaliknya pengurangan kemiskinan akan cukup signifikan meningkatkan IPM.

Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa pemerintah Kabupaten

Temanggung tidak lagi menerapkan paradigma pembangunan lama yang

mengandalkan pada trickle down efect pertumbuhan ekonomi, melainkan lebih

menekankan pada manusia sebagai fokus utama pembangunan. Sumber daya

manusia yang berkualitas akan meningkatkan produktifitas perekonomian

sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Demikian juga diharapkan

dengan semakin menurunnya tingkat kemiskinan, maka daya beli masyarakat

terutama terhadap pendidikan dan kesehatan meningkat dan pada akhirnya akan

mendukung pembangunan manusia di Kabupaten Temanggung.

Page 55: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Bappeda Kab ...bappeda.temanggungkab.go.id/uploads/dokumen/analisis-situasi...mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014

55

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Dari analisis yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan

terkait dengan tujuan penulisan sebagai berikut:

1. Beberapa capaian pembangunan di Kabupaten Temanggung hingga tahun 2013

antara lain :

- Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Temanggung pada tahun 2013

mencapai 0,88 persen, sedikit meningkat dibanding tahun 2012 yang

mencapai 0,86 persen.

- sejak tahun 2010 jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibanding

laki-laki.

- Kabupaten Temanggung sedang berada dalam transisi demografi yaitu

dalam window of opportunity yang ditandai dengan menurunnya angka

ketergantungan. Momentum ini harus dimanfaatkan agar bonus demografi

dapat terwujud

- Wajib belajar 9 tahun di Kabupaten Temanggung belum tercapai hingga

tahun 2013 sebagaimana terlihat dari APS penduduk usia 7 – 15 tahun

yang belum mencapai 100 persen.

- Sebagai upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi, Kabupaten

Temanggung sudah menerapkan program safe motherhood yang

ditunjukkan dengan semakin meningkatnya persalinan yang ditangani oleh

tenaga kesehatan terlatih

- Derajat kesehatan generasi mendatang diharapkan semakin meningkat

seiring dengan meningkatnya pemberian ASI kepada balita dan

meningkatnya status gizi baik.

- Dimensi ketenagakerjaan di KAbupaten Temanggung masih berfluktuasi

yang ditandai dengan fluktuasi TPAK dan TPT. Pada tahun 2013, TPAK

mencapai 76,74 persen, sedikit menurun dibanding 2012 sedangkan TPT

mencapai 4,86 persen, sedikit meningkat dibanding 2012.

Page 56: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Bappeda Kab ...bappeda.temanggungkab.go.id/uploads/dokumen/analisis-situasi...mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014

56

- Kinerja perekonomian Kabupaten Temanggung selama 2009 – 2013 selalu

tumbuh postif diatas 4 persen dengan pertumbuhan paling tinggi mencapai

5,04 persen yang dicapai pada tahun 2012.

- Kemiskinan di Kabupaten Temanggung bergerak secara dinamis menuju

arah yang lebih baik. Pada tahun 2013, persentase penduduk miskin adalah

sebesar 12,42 persen, sedikit meningkat dibanding tahun 212. Masih

banyak penduduk Kabupaten Temanggung yang berada dalam kategori

hampir miskin sehingga ketika terjadi guncangan perekonomian,

kemiskinan akan meningkat.

2. Sepanjang satu dasawarsa, Kabupaten Temanggung mengalami kemajuan

pembangunan yang menggembirakan sebagaimana terlihat dari nilai IPM yang

selalu meningkat dari tahun 2004 – 2013. Sepanjang 2009 – 2013, IPM

Kabupaten Temanggung selalu berada diatas IPM Provinsi Tengah. Secara

peringkat, angka IPM Kabupaten Temanggung berada pada posisi 9 diantara

33 kabupaten/kota di Jawa Tengah. Dalam regional eks karisidenan Kedu, IPM

Kabupaten Temanggung selalu berada pada peringkat pertama, jauh berada

diatas kabupaten/kota lain. Namun demikian, nilai reduksi shortfall tahun 2012

– 2013 berada pada nilai terendah diantara kabupaten/kota se Jawa Tengah.

Artinya, Kabupaten Temanggung rentan untuk tertinggal dengan kabupaten

lain jika Kabupaten Temanggung tidak segera melakukan loncatan

pembangunan yang signifikan sehingga laju pembangunannya sejajar dengan

kabupaten/kota lain.

3. Secara lebih rinci, perkembangan komponen IPM dapat dikelompokkan

sebagai berikut:

- Variabel dengan capaian yang tinggi, yaitu kualitas kesehatan yang

tercermin dari angka harapan hidup penduduk Kabupaten Temanggung

yang sangat tinggi, mencapai 72,87 tahun pada tahun 2013, jauh diatas

rata-rata angka harapan hidup penduduk Jawa Tengah.

- Variabel dengan capaian sedang yaitu variabel angka melek huruf (AMH).

Sepanjang 2009 – 2013, AMH Kabupaten Temanggung terus meningkat

dan mencapai 95,99 persen pada tahun 2013 dan selalu berada diatas

AMH Provinsi Jawa Tengah dan berada peringkat ketujuh se Jawa Tengah

Page 57: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Bappeda Kab ...bappeda.temanggungkab.go.id/uploads/dokumen/analisis-situasi...mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014

57

- Variabel dengan capaian rendah yaitu rata-rata lama sekolah dan

pengeluaran riil per kapita yang disesuaikan. Pada tahun 2013, rata-rata

lama sekolah di Kabupaten Temanggung hanya mencapai 7,10 tahun, jauh

tertinggal dibanding Kota Magelang dan hanya berada pada peringkat ke

17 se Jawa Tengah. Kemampuan daya beli masyarakat Kabupaten

Temanggung yang diwakili oleh pengeluaran riil per kapita, masih sangat

memprihatinkan 640, 56 ribu rupiah. Secara rata-rata jauh dibanding

kemampuan daya beli masyarakat Jawa Tengah pada umumnya hanya

berada pada posisi ke 26 dari 35 kabupaten kota di Jawa Tengah.

4. Kabupaten Temanggung berada dalam kuadran pembangunan manusia yang

tinggi namun pertumbuhan ekonomi rendah. Meskipun pertumbuhan ekonomi

Kabupaten Temanggung sepanjang 2004 – 2013 selalu berada di bawah

pertumbuhan ekonomi Kabupaten Temanggung namun IPM Kabupaten

Temanggung selalu konsisten berada di atas IPM Provinsi Jawa Tengah. Selain

itu juga terlihat bahwa perkeonomian Kabupaten Temanggung lebih rentan

terhadap guncangan perekonomian dibandingkan perekonomian Provinsi Jawa

Tengah pada umumnya. Keberhasilan pembangunan di Kabupaten

Temanggung selama 2004 – 2013 bukan hanya ditunjukkan dengan

peningkatakan IPM, namun juga ditunjukkan dengan semakin menurunnya

tingkat kemiskinan. Tingkat kemiskinan di Kabupaten Temanggung sepanjang

tahun 2004 – 2013 tetap konsisten berada dibawah tingkat kemiskinan Provinsi

Jawa Tengah secara umum.

4.2. Saran

Berdasarkan analisis diatas maka beberapa saran yang bisa disampaikan

untuk kemajuan pembangunan di Kabupaten Temanggung adalah :

1. Perekonomian Kabupaten Temanggung termasuk rentan terhadap

guncangan perekonomian sehingga pemerintah daerah harus selalu

menjaga stabilitas harga dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi

daerah. Pemerintah daerah juga berperan memberikan stimulus untuk

munculnya kegiatan ekonomi baru serta memberikan dukungan positif

bagi berkembangya ekonomi lokal.

Page 58: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Bappeda Kab ...bappeda.temanggungkab.go.id/uploads/dokumen/analisis-situasi...mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014

58

2. Peningkatan Angka partisipasi sekolah khususnya jenjang SLTP dan

peningkatan rata-rata lama sekolah salah satunya terkendala pada

aksesibilitas wilayah yang masih sulit, yaitu biaya transportasi yang

mahal serta fasilitas transportasi yang masih terbatas. Setidaknya ada dua

alternatif kebijakan yang bisa dilakukan yaitu peningkatan investasi

bidang transportasi sehingga menjangkau pedesaan dan atau

mengoptimalkan alokasi dana BOS dalam bentuk pemberian tambahan

bantuan biaya transportasi bagi siswa miskin yang menghadapi masalah

transportasi dari dan ke sekolah.

3. Selain memberikan fokus penanggulangan kemiskinan terhadap

penduduk miskin, pemerintah daerah juga harus memberikan fokus

terhadap penduduk rentan miskin diantaranya dengan mengoptimalkan

program-program perlindungan sosial dan peningkatan akseptor KB.

Page 59: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Bappeda Kab ...bappeda.temanggungkab.go.id/uploads/dokumen/analisis-situasi...mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan menggunakan manusia

Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kabupaten Temanggung 2014

59

DAFTAR PUSTAKA

Bonus demografi. Pentingnya melihat persoalan migrasi penduduk. Agus Hadna.

Adioetomo, Sri Moertiningsih. 2005. Bonus Demografi Menjelaskah

Hubungan Antara Pertumbuhan Penduduk dengan Pertumbuhan

Ekonomi. Pidato Pengukuhan Guru Besar Fakultas Ekonomi UI.

Badan Pusat Statistik.2011. Data Strategis BPS. Jakarta : BPS

Elfrindi.2001.Ekonomi Sumber Daya Manusia. Padang: Universitas Andalas

Entjang, Indan. 1982. Pendidikan, Kependudukan, dan Keluarga Berencana.

Bandung : Alumni

Hadna, Agus. 2014. Bonus demografi: Pentingnya melihat persoalan migrasi

penduduk. www.cpps.or.id.diakses tanggal 14 oktober 2014 jam 08.00

Hiryanto. 2008. Kebijakan Program Pemberantasan Buta Aksara. Universitas

Negeri Yogyakarta.

Isa, Muhamad. 2009. Determinan Unmet need.Jakarta: Universitas Indonesia

Kaptiningsih, dkk. Outlook Volume 16./Januari 1999. PATH

Kuncoro, Mudrajad. 2013. Mudah memehami dan Menganalisis Indikator

Ekonomi. Yogyakarta: UPP STIM YKPN

Todaro, Michael,P.2000.Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jilid I. Edisi

Ketujuh. Jakarta : Erlangga

United Nation Support Facility for Indonesian Recovery (UNSFIRS).

2000.Indonesia : The National Human Development Report Jakarta.

UNSFIRS dan UNDP

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Temanggung 2005-2025.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Temanggung 2008 – 2013.