bab i pendahuluan 1.1 latar belakang -...

121
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Padatnya penduduk pada suatu wilayah disebabkan oleh banyaknya migrasi masuk pada wilayah tersebut. Hal ini merupakan fakta yang harus dihadapi sebagian kota-kota besar. Banyaknya impian di kota-kota besar menyebabkan orang-orang dari wilayah lain berdatangan. Orang-orang tersebut memiliki harapan untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak (BPS DKI Jakarta, 2005). Kota DKI Jakarta merupakan salah satu tujuan para pencari kerja, sehingga menyebabkan penduduk di Kota DKI Jakarta semakin padat. hal ini dapat dilihat pada sensus penduduk yang dilakukan setiap lima tahun sekali. Dapat dilihat dari data sensus penduduk pada tahun 2005 mencapai angka 8.860.381 jiwa. Peningkatan dua kali lipat dari sensus penduduk tahun 1971 yaitu 4.281.078 jiwa. Ini merupakan peningkatan yang amat signifikan, karena jika dibandingkan dengan propinsi lain di Indonesia, dengan luas wilayah Jakarta yang hanya berkisar 34.597 km 2 memiliki jumlah penduduk sebesar 8.860.381 jiwa, sehingga dapat diambil kesimpulan kepadatan penduduk per km 2 yaitu sebesar 13.344 jiwa/km 2 . Hal ini menyebabkan kota Jakarta menjadi kota yang sangat padat penduduk (Djenen, 2006). Jakarta sebagai kota pusat pemerintahan, perdagangan, jasa, pariwisata, dan budaya, menjadikan kota ini menjadi faktor penentu untuk melakukan migrasi desa ke kota.

Upload: vuongtruc

Post on 18-Feb-2018

224 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Padatnya penduduk pada suatu wilayah disebabkan oleh banyaknya migrasi

masuk pada wilayah tersebut. Hal ini merupakan fakta yang harus dihadapi

sebagian kota-kota besar. Banyaknya impian di kota-kota besar menyebabkan

orang-orang dari wilayah lain berdatangan. Orang-orang tersebut memiliki

harapan untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak (BPS DKI

Jakarta, 2005).

Kota DKI Jakarta merupakan salah satu tujuan para pencari kerja, sehingga

menyebabkan penduduk di Kota DKI Jakarta semakin padat. hal ini dapat dilihat

pada sensus penduduk yang dilakukan setiap lima tahun sekali. Dapat dilihat dari

data sensus penduduk pada tahun 2005 mencapai angka 8.860.381 jiwa.

Peningkatan dua kali lipat dari sensus penduduk tahun 1971 yaitu 4.281.078 jiwa.

Ini merupakan peningkatan yang amat signifikan, karena jika dibandingkan

dengan propinsi lain di Indonesia, dengan luas wilayah Jakarta yang hanya

berkisar 34.597 km2

memiliki jumlah penduduk sebesar 8.860.381 jiwa, sehingga

dapat diambil kesimpulan kepadatan penduduk per km2 yaitu sebesar

13.344

jiwa/km2. Hal ini menyebabkan kota Jakarta menjadi kota yang sangat padat

penduduk (Djenen, 2006).

Jakarta sebagai kota pusat pemerintahan, perdagangan, jasa, pariwisata, dan

budaya, menjadikan kota ini menjadi faktor penentu untuk melakukan migrasi

desa ke kota.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

2

Fenomena urbanisasi membuktikan bahwa daerah dianggap belum mampu

menjamin kehidupan mereka. Metropolitan memberikan tawaran lebih baik dari

yang telah dilakukan pemerintah. Pada akhirnya membuka lapangan kerja dan

memberikan penghasilan yang lebih baik.

Operasi Yustisi Kependudukan rutin digelar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

tiap tahun setelah Lebaran. Hal ini berkaitan dengan adanya arus balik penduduk

yang seringkali membawa serta sanak saudara dari daerah lain tanpa memiliki

keterampilan kerja yang cukup diterima di sektor formal dan informal sehingga

mengakibatkan pengangguran di jakarta. sehingga sebagai sebuah langkah

penertiban terhadap hal tersebut, maka kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah

Provinsi DKI Jakarta adalah Operasi Yustisi Kependudukan (OYK). Tujuan

dilakukan operasi yustisi kependudukan ini adalah memberikan efek jera kepada

para penduduk yang tidak tertib administrasi kependudukan. Berdasarkan

Peraturan Daerah No 4 Tahun 2004 tentang Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan

Sipil. "Operasi ini bukan hanya menjaring pendatang baru yang tidak memenuhi

ketentuan, seperti tak punya surat pindah, tidak punya tempat tinggal yang tetap

selama di Jakarta, tidak ada penjamin, dan tidak jelas pekerjaannya. Akan tetapi

juga menjaring mereka yang punya KTP tapi sudah kadaluarsa, tidak sesuai

domisili, ini juga kita tertibkan," ujar Khamid (Kepala Dinas Dukcapil, Khamid

Abdul Kadir)

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta No. 4 Tahun 2004 Bab

VII Ketentuan Pidana Pasal 51 untuk setiap orang yang terjaring operasi ini dan

terbukti melanggar peraturan daerah akan dikenakan sanksi tiga bulan kurungan

penjara atau denda Rp 5 juta. Banyak dilaporkan oleh media hasil daripada

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

3

operasi ini, namun sangat disayangkan sedikit sekali pemerintah DKI sendiri

memberikan informasi ini kepada publik sehingga hanya sebagai berita yang

mengisi kegiatan hiruk pikuknya di ibukota tercinta ini.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk yaitu,

faktor demografi, terdiri atas kelahiran, kematian, imgrasi dan emigrasi dan faktor

nondemografi, yaitu kesehatan dan pendidikan. Pendekatan geospasial yaitu

dengan data dan informasi yang bereferensi bumi dipandang sebagai salah satu

langkah efektif dalam meningkatkan efektifitas sistem kependudukan di kota

Jakarta (Tim Geografi, 2002).

Penggunaan komputer di dalam aplikasi-aplikasi geometrik memungkinkan

masalah-masalah di atas dapat diatasi oleh sistem informasi spasial yang berbasis

teknologi dijital. Masalah-masalah pembuatan data spasial, update, pemanggilan

dan analisa juga dapat ditangani dengan mudah dengan teknologi yang sama

(Prahasta, 2005).

Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan salah satu ilmu berbasis

teknologi informasi yang berkembang begitu pesat akhir-akhir ini. Ide

penyampaian informasi pada setiap titik koordinat bumi ini, Perkembangan media

internet yang semakin pesat memungkinkan penyedia jasa informasi spasial dapat

menggunakan media ini untuk penyebarluasan informasi data spasial. Dengan

menggunakan media internet (website) pengguna dapat langsung mencari dan

melihat informasi data spasial yang dibutuhkan tanpa harus mendatangi tempat

penyedia jasa tersebut. Pengguna dapat melakukan pencarian data spasial

berdasarkan informasi metadata yaitu informasi mengenai data tersebut yang

meliputi akurasi, sejarah data, kelengkapan data, kualitas data dan lain

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

4

sebagainya. Dengan informasi tersebut pengguna dapat langsung menentukan

apakah data tersebut sesuai dengan kebutuhan dan kriteria yang diinginkan.

Oleh karena itu dalam penulisan skripsi ini, peneliti mencoba membangun

sebuah aplikasi Sistem Informasi Spasial Berbasis Web Operasi Yustisi

Kependudukan (OYK) Wilayah DKI Jakarta sebagai penunjang indikator

pemerintah Jakarta dalam mengendalikan tingkat Kepatuhan Administrasi di

Jakarta.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang sebelumnya, terdapat beberapa

permasalahan yang dihadapi adalah sebagai berikut:

Jakarta sebagai ibukota, mengalami arus urbanisasi yang berlebihan dan

disertai dengan tidak tertibnya administrasi kependudukan.

Sistem yang berjalan sudah terkomputerisasi namun belum terhubung satu

sama lain.

Selama ini informasi tentang sebaran hasil operasi yustisi kependudukan yang

sudah dilakukan, masih kurang lengkap karena hanya berupa informasi yang

bersifat tekstual dan penyajian serta penyampaian informasinya masih kurang

representatif.

Terbatasnya informasi hasil operasi yustisi kependudukan yang diberikan

kepada masyarakat.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

5

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut maka masalah yang dapat

dirumuskan sebagai berikut:

Program Menampilkan Sistem Informasi Spasial berbasis web Operasi Yustisi

Kependudukan yang dapat digunakan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil Provinsi DKI Jakarta dalam memonitor hasil penduduk haram (pendududuk

yang tidak tertib administrasi) di wilayah Provinsi DKI Jakarta perkelurahan.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah:

a. Terwujudnya sebuah sistem informasi spasial yustisi kependudukan berbasis

web DKI Jakarta yang dapat diakses oleh semua kalangan.

b. Menginformasikan dana (denda) yang terhimpun dari hasil Operasi Yustisi

Kependudukan sesuai dengan Peraturan Daerah tentang Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil Di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Bab VIII Ketentuan Pidana Pasal 51.

1.4.2 Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah:

a) Bagi Peneliti

1. Untuk memenuhi salah satu syarat di dalam menyelesaikan

jenjang pendidikan Strata Satu pada Fakultas Sains dan

Teknologi program studi Sistem Informasi.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

6

2. Menambah wawasan peneliti bidang ilmu pengetahuan tentang

pembangunan sistem informasi spasial.

b) Bagi Pemerintah

1. Membantu pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam melakukan

pemantauan jumlah penduduk yang bermasalah dalam ketertiban

administrasi dalam tiap kelurahan.

2. Membantu memberikan informasi operasi yustisi kependudukan

yang dapat disajikan dengan bentuk spasial.

3. Menambah kepercayaan masyarakat terhadap kinerja

pemerintahan.

c) Bagi masyarakat

1. Memberikan masukan, saran dan kritik terhadap program-

program Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi

DKI Jakarta.

2. Memperkenalkan dan mendekatkan masyarakat dengan spasial

(keruangan) wilayahnya.

1.5 Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam skripsi ini yaitu:

a. Merancang Sistem Informasi Spasial yang menyajikan data-data hasil

Operasi Yustisi Kependudukan ( OYK ) yang telah dilakukan oleh Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil selama tahun 2006, 2007 dan 2008 di

Provinsi DKI Jakarta yang ditampilkan dalam website, sehingga dapat

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

7

diakses dari berbagai tempat, oleh semua orang dengan waktu yang

fleksibel.

b. Penelitian difokuskan pada pengolahan data operasi yang telah dilakukan

Dinas Kependudukn dan Catatan Sipil Provinsi DKI Jakarta selain

Kabupaten Kepulauan Seribu.

c. Sistem informasi yang dikembangkan memiliki feature: updateable (dapat

memperbaharui informasi yang ditampilkan pada web spasial).

d. Dalam pembangunan sistem informasi spasial peneliti menggunakan

software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

menggunakan aplikasi MapServer (MS4W).

1.6 Batasan Masalah

Untuk lebih memfokuskan penelitian ini, maka permasalahan dibatasi

khususnya pada Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil DKI Jakarta terhadap

hasil Operasi Yustisi Kependudukan yang telah dilakukan selama tahun 2006,

2007 dan 2008, dengan:

Batasan operasional: yang menfokuskan kepada hasil Operasi Yustisi

Kependudukan yang telah dilaksanakan secara keseluruhan.

Batasan wilayah: menfokuskan penelitian terhadap Operasi Yustisi

Kependudukan yang dilakukan di wilayah DKI Jakarta, kecuali

Kabupaten Kepulauan Seribu.

guna memberikan informasi serta pelaporan atas hasil operasi tersebut ke

dalam sistem informasi spasial.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

8

1.7 Metode Penelitian

1.7.1 Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan peneliti dalam tahapan pengambilan sampel yaitu

dengan cara:

1. Penelitian Kepustakaan (library research)

Penelitian kepustakaan dilakukan untuk mengumpulkan dan menelaah data

yang diperoleh dari perpustakaan atau pustaka baik berupa artikel, buku-

buku, surat kabar, majalah, jurnal, buletin maupun sumber informasi lainnya

yang ada kaitannya dengan permasalahan yang akan dibahas.

2. Wawancara

Wawancara, yaitu cara untuk mengumpulkan data dengan mengadakan tatap

muka secara langsung dengan orang yang menjadi sumber data atau objek

penelitian. Wawancara yang baik harus mempunyai pedoman wawancara

yang berisi daftar pertanyaan yang telah dirancang sesuai dengan tujuan yang

dicapai. Jawaban yang diperoleh bersifat langsung baik berupa data

kuantitatif maupun data kualitatif, pendapat/ opini atau keterangan.

Dalam Penelitian ini menggunakan Wawancara terstruktur, wawancara

terstruktur adalah wawancara yang sebagian besar jenis-jenis pertanyaannya

telah ditentukan sebelumnya termasuk urutan yang ditanya dan materi

pertanyaannya.

3. Observasi (field research)

Observasi adalah sebuah metode pengumpulan data informasi dan

mengetahui bagaimana data tersebut diarsipkan dengan cara pengamatan

atau peninjauan dan menganalisa langsung terhadap obyek penelitian.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

9

1.7.2 Metode Pengembangan Sistem

Metode yang digunakan dalam mengembangkan sistem informasi spasial

kependudukan, yaitu menggunakan metode pengembangan SDLC dengan tahapan

perencanaan sistem, analisis sistem, perancangan sistem (conceptual design),

penerapan dan penggunaan sistem.

1.8 Sistematika Penulisan

Secara garis besar, penulisan ini dibagi menjadi lima bab. yang isi dari

masing-masing bab adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini mengemukakan latar belakang, identifikasi masalah, perumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup, batasan masalah,

metode penelitian dan sistematika penelitian yang masing-masing

dijelaskan pada tiap bab.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini berisi teori–teori yang mendasari penelitian ini, yaitu pengertian

yustisi, pengertian sistem, metode pengembangan sistem, pengertian

sistem informasi geografi, serta perangkat lunak SIG.

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bab ini membahas mengenai metode penelitian yang digunakan

dalam mengembangkan aplikasi Sistem Informasi Spasial Operasi

Yustisi Kependudukan berdasarkan metode pengumpulan data dan

metode pengembangan sistem.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

10

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini membahas mengenai hasil dari perencanaan, analisis,

perancangan, penerapan dan penggunaan sesuai dengan metode yang

dilakukan pada sistem yang dibuat.

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran untuk pengembangan penelitian

lebih lanjut.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

11

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Yustisi

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2003 Tentang Pedoman

Operasional Penyidik Pegawai Negeri Sipil Daerah dalam Penegakan Peraturan

Daerah Bab I pasal 1 butir 8 menyebutkan, “yustisi adalah operasi penegakan

Peraturan Daerah dan Peraturan Perundang-undangan yang dilakukan PPNS

secara terpadu dengan sistem peradilan di tempat.”

Dalam setiap pelaksanaan OYK terdiri dari satuan organisasi yang terdiri atas:

a. Pembina operasi

b. Kepala operasi

c. Wakil kepala operasi

d. Kepala Pos Komando/ sekretariat

e. Kepala regu operasi

f. Anggota regu terdiri atas:

- Penyidik Pegawai Negeri Sipil

- Dinas Tenaga Kerja

- Dinas Perumahan

- Dinas Sosial

- Anggota Satpol PP

- Anggota Satuan POLRI

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

12

- Unsur aparat dinas kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI

Jakarta

g. Panitera dan hakim dari pengadilan Negeri/ Pengadilan Tinggi setempat.

h. Jaksa dari Kejaksaan Negeri/ Kejaksaan Tinggi Setempat.

i. Pengacara(POS Bantuan Hukum) yang ditunjuk oleh Dinas Kependuduka

dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta.

Operasi Yustisi Kependudukan dilaksanakan di Provinsi DKI Jakarta di 5

wilayah kotamadya secara serempak, operasi ditujukan di tempat-tempat

keramaian yang dianggap menjadi pusat kegiatan penduduk, atau tempat yang

dipandang perlu.

2.2 Pengertian Penduduk

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 Tentang

Administrasi Kependudukan Bab 1 Ketentuan Umum Pasal 1, Penduduk adalah

Warga Negara Indonesia dan Orang Asing yang bertempat tinggal di Indonesia.

Perda Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No 4 Tahun 2004 tentang

Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil Di Provinsi Daerah Khusus Ibukota

Jakarta Bab 1 Ketentuan Umum Pasal 1, Penduduk adalah setiap orang, baik

Warga Negara Indonesia yang disingkat WNI maupun Warga Negara Asing yang

disingkat WNA yang bertempat tinggal dalam wilayah Propinsi Daerah Khusus

Ibukota Jakarta dan telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan Gubernur.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

13

2.3 Pengertian Sistem, Informasi dan Sistem Informasi

2.3.1 Sistem

2.3.1.1 Konsep Dasar Sistem

Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem

(Jogiyanto, 2005), yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang

menekankan pada komponen atau elemennya.

a. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan

sistem sebagai berikut:

Sistem yaitu suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling

berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau

menyelesaikan suatu sasaran tertentu. (Gerald. J, 1991)

b. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada komponen atau elemennya

mendefinisikan sistem sebagai berikut:

Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk

mencapai suatu tujuan tertentu.

2.3.1.2 Karakteristik Sistem

Suatu sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat yang tertentu, yaitu

mempunyai komponen-komponen (components), batas sistem (boundary),

lingkungan luar sistem (environments), penghubung (interface) masukan (input),

keluaran (output), pengolah (process) dan sasaran (objectives) atau tujuan (goal).

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

14

2.3.1.3 Klasifikasi Sistem

Suatu sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang,

diantaranya adalah sebagai berikut (Jogiyanto, 2005):

a. Sistem abstrak dan Sistem fisik

Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak

tampak secara fisik, dan sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik.

b. Sistem alamiah dan Sistem buatan manusia

Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat

manusia, dan sistem buatan manusia melibatkan interaksi antara manusia

dengan mesin.

c. Sistem tertentu dan Sistem tak tentu

Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi,

dan sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi pada masa depannya tidak

dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.

d. Sistem tertutup dan Sistem terbuka

Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak

terpengaruh dengan lingkungan luarnya dan sistem terbuka adalah sistem yang

berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya.

2.3.2 Informasi

Konsep Dasar Informasi

a. Data versus informasi

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

15

Data adalah deskripsi dari sesuatu atau kejadian yang kita hadapi (the

description of things and events that we face). (Ladjamudin, 2005)

Gordon B. Davis (dalam Ladjamudin, 2005) mendefinisikan informasi

sebagai data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti dan berguna

bagi penerimanya untuk mengambil keputusan masa kini maupun yang akan

datang. Kegunaan informasi adalah untuk mengurangi ketidakpastian di dalam

proses pengambilan keputusan tentang suatu keadaan.

b. Siklus informasi

Untuk memperoleh informasi yang bermanfaat bagi penerimanya,

perlu dijelaskan bagaimana siklus yang terjadi atau dibutuhkan dalam

menghasilkan informasi.

Gambar 2.1 Siklus informasi

(Sumber: Jogiyanto, 2005)

c. Kualitas informasi

Menurut John Burch dan Gary Grudnitski (dalam Jogiyanto, 2005),

agar informasi dihasilkan lebih berharga, maka informasi harus memenuhi

kriteria sebagai berikut:

1. Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak

bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas

mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber

informasi sampai ke penerima informasi kemungkinan banyak terjadi

ganguan (noise) yang dapat merubah atau merusak informasi tersebut.

Input

(Data)

Proses

(Pengolahan Data)

Output

(Informasi)

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

16

2. Tepat pada waktunya, berarti informasi yang datang pada penerima tidak

boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai

lagi, karena informasi merupakan landasan di dalam pengambilan

keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat, maka dapat berakibat

fatal untuk organisasi.

3. Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk

pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang, satu dengan yang

lainnya berbeda. Misalnya informasi mengenai sebab-sebab kerusakan

mesin produksi kepada akuntan perusahaan adalah kurang relevan dan

akan lebih relevan jika ditujukan pada ahli teknik perusahaan.

d. Nilai informasi

Nilai dari informasi ditentukan oleh dua hal, yaitu manfaat dan biaya

mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih

efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya dan sebagian besar

informasi tidak dapat tepat ditaksir keuntungannya dengan satuan nilai uang,

tetapi dapat ditaksir nilai efektifitasnya.

2.3.3 Sistem Informasi

Konsep Dasar Sistem Informasi

Definisi sistem informasi menurut Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis

(dalam Jogiyanto, 2005) yaitu: sistem informasi adalah suatu sistem di dalam

suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian,

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

17

mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi

dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

Sistem informasi mengumpulkan, memproses, menyajikan, menganalisa dan

mendistribusikan informasi untuk tujuan tertentu (Turban, 2004). seperti sistem

lain, sistem informasi meliputi input (data, instruksi) dan output (laporan,

kalkulasi). Sistem informasi memproses input menggunakan teknologi seperti

komputer dan menghasilkan output yang dikirim ke user atau sistem lain melalui

jaringan elektronik. Mekanisme feedback mengontrol operasi yang ada. Seperti

sistem lain, sistem informasi juga terdiri dari people, prosedur dan fasilitas fisik

yang dioperasikan dalam environment.

Gambar 2.2 Skema Sistem Informasi

(Sumber: Turban, 2004)

Komponen dasar sistem informasi:

a. Hardware, yaitu devices seperti processor, monitor, keyboard, dan printer.

b. Software, yaitu program yang menggunakan hardware untuk memproses data.

Feedback

Inputs

Bussiness Problems :

Data

Information

Instructions

Opportunities

Processing

Programs

People

Equipment

Storage

Outputs

Solutions :

Reports

Graphics

Calculations

Voices

Tactics

Control

Decision Makers

Auto-Control

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

18

c. Database, yaitu kumpulan dari file, tabel, relasi dan sebagainya, yang

menyimpan dan mengasosiasikan data.

d. Network, sistem koneksi yang mengijinkan sharing resources oleh komputer

yang berbeda.

e. Procedures, yaitu instruksi yang menjelaskan bagaimana mengkombinasikan

komponen-komponen sebelumnya dalam memproses informasi dan

menghasilkam output yang diinginkan.

f. People, yaitu orang yang bekerja dengan sistem, berhadapan dengan sistem,

atau menggunakan output sistem.

2.4 Metode Pengembangan Sistem Informasi

Menurut Jogiyanto (2005) metode pengembangan sistem adalah metode-

metode, prosedur-prosedur, konsep-konsep, aturan-aturan dan tahap-tahap yang

digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi.

Dalam pengembangan sistem informasi, perlu melewati beberapa tahapan

mulai dari perencanaan sistem hingga penggunaan sistem. Dengan mengikuti

tahapan-tahapan ini diharapkan pengembangan sistem dapat diselesaikan dengan

berhasil.

Tahap-tahap tersebut dinamakan SDLC (System Development Life Cycle)

Secara garis besar siklus hidup pengembagan sistem ini terdiri dari lima tahap,

lima tahap itu adalah:

1. Tahap Perencanaan

2. Tahap Analisis

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

19

3. Tahap Perancangan

4. Tahap Penerapan

5. Tahap Penggunaan

2.4.1 Tahap Perencanaan

Perencanaan pengembangan sistem informasi bertujuan untuk

mengidentifikasikan dan memprioritaskan sistem informasi apa yang akan

dikembangkan, sasaran-sasaran yang ingin dicapai, jangka waktu pelaksanaan

serta mempertimbangkan dana yang tersedia dan siapa yang melaksanakan.

Perencanaan sistem dapat mencakup keseluruhan unit bisnis maupun secara

departemen dengan memperhatikan misi dari usaha bisnis tersebut. Perencanaan

sistem dimulai setelah adanya usulan dari dalam maupun luar, selanjutnya dengan

keputusan manajemen, bila manajemen setuju dengan keputusan tersebut, maka

akan disusun suatu kerangka kerja dan anggaran.

2.4.2 Tahap Analisis

Tahap analisis dapat diidentifikasikan sebagai suatu sistem informasi yang

utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk

mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-

kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang

diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya.

Tahap analisis merupakan suatu tahap yang kritis dan sangat penting,

karena kesalahan di dalam tahap ini akan menyebabkan juga kesalahan pada tahap

selanjutnya.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

20

2.4.3 Tahap Perancangan

Perancangan sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh

sistem baru (McLeod, 2004). Jika sistem baru berbasiskan komputer, rancangan

dapat menyertakan spesifikasi jenis peralatan yang digunakan.

2.4.4 Tahap Penerapan

Tahap ini adalah prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan desain

sistem yang disetujui, menginstal dan memulai penggunaan sistem baru atau

sistem yang sudah diperbaiki, dimana tujuan dari diperbaiki ini adalah untuk

menyelesaikan desain sistem yang sudah disetujui.

2.4.5 Tahap Penggunaan

Pada tahap penggunaan disarankan ada dua tahap review yang harus

dilaksanakan. Pertama kali pada saat yang tidak terlalu lama setelah penerapan

sistem, dimana proyek tim masih ada dan masing-masing anggota masih segar

untuk mengingat sistem yang mereka buat. Review berikutnya dapat dilakukan

kira-kira setelah semester pertama sistem berjalan, tujuannya untuk meyakinkan

apakah sistem tersebut sudah berjalan sesuai dengan tujuan semula atau masih

adakah perbaikan dan penyempurnaan yang harus dilakukan.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

21

5

Tahap

Penggunaan

1

Tahap

Perencanaan

2

Tahap

Analisis

3

Tahap

Perancangan

4

Tahap

Penerapan

Gambar 2.3 Siklus Hidup Pengembangan Sistem

(Sumber: Mcleod, 2004)

2.5 Tools Analysis and Design Sistem Informasi

2.5.1 Flowchart

Flowchart adalah bagan-bagan yang mempunyai arus yang

menggambarkan langkah-langkah penyelesaian suatu masalah. Flowchart

merupakan cara penyajian dari suatu algoritma. (Ladjamuddin, 2005)

Menurut Ladjamuddin (2005), ada dua macam flowchart yang

menggambarkan proses dengan komputer, yaitu:

1. Flowchart Sistem (System Flowchart)

Flowchart sistem adalah bagan yang memperlihatkan urutan proses dalam

sistem dengan menunjukkan alat media input, output serta jenis media

penyimpanan dalam proses pengolahan data.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

22

2. Flowchart Program (Program Flowchart)

Flowchart program adalah bagan yang memperlihatkan urutan instruksi yang

digambarkan dengan simbol tertentu untuk memecahkan masalah dalam suatu

program.

Tidak berbeda dengan Ladjamudin, Jogiyanto (2005) berpendapat bahwa

Bagan alir (flowchart) adalah bagan (chart) yg menunjukkan alir (flow) di dalam

program atau prosedur sistem secara logika. Digunakan terutama untuk alat bantu

komunikasi dan untuk dokumentasi. Pedoman untuk menggambarkannya sebagai

berikut (Jogiyanto, 2005):

1. Sebaiknya digambar dari atas ke bawah dan mulai dari bagian kiri suatu

halaman.

2. Kegiatannya harus ditunjukkan dengan jelas.

3. Ditunjukkan dengan jelas dimulai dan berakhirnya suatu kegiatan.

4. Masing-masing kegiatan sebaiknya digunakan suatu kata yang mewakili suatu

pekerjaan.

5. Kegiatannya sudah dalam urutan yang benar.

6. Kegiatan yang terpotong dan akan disambung ditunjukkan dengan jelas oleh

simbol penghubung.

7. Gunakan simbol-simbol yang standar.

Ada lima macam bagan alir (flowchart), yaitu sebagai berikut (Jogiyanto, 2005):

a. Bagan alir sistem (system flowchart)

Merupakan bagan yang menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari

sistem, menjelaskan urut-urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

23

sistem, dan menunjukkan apa yang dikerjakan di sistem. Simbol-simbol dalam

bagan alir sistem ditunjukan Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Simbol-simbol pada Flowchart System

Simbol Dokumen

Menunjukkan input dan output (I/O)

baik untuk proses manual, mekanik

atau komputer.

Simbol Simpanan

Offline

N

File non-komputer yang diarsip urut

angka (numerical).

C

File non-komputer yang diarsip urut

tanggal (cronological).

A

File non-komputer yang diarsip urut

huruf (alphabetical).

Simbol Proses

Menunjukkan kegiatan proses dari

operasi program komputer.

Simbol Punched

Card

Menunjukkan I/O yang meng-

gunakan kartu punch (plong).

Simbol Operasi

Luar

Menunjukkan operasi yang

dilakukan di luar operasi komputer.

Simbol

Pengurutan Offline

Menunjukkan proses pengurutan

data di luar proses komputer.

Simbol Pita

Magnetik

Menunjukkan I/O yang meng-

gunakan pita magnetik.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

24

Simbol Hard disk

Menunjukkan I/O yang meng-

gunakan hard disk.

Simbol Drum

Magnetik

Menunjukkan I/O yang meng-

gunakan drum magnetik.

Simbol Pita Kertas

Berlubang

Menunjukkan I/O yang meng-

gunakan pita kertas berlubang.

Simbol Keyboard

Menunjukkan input yang meng-

gunakan online keyboard.

Simbol Display

Menunjukkan output yang

ditampilkan di monitor.

Simbol Pita

Kontrol

Menunjukkan penggunaan pita

kontrol (control tape) dalam batch

control untuk pencocokan di proses

batch processing.

Simbol Hubungan

Komunikasi

Menunjukkan proses transmisi data

melalui saluran komunikasi.

Simbol Garis Alir

Menunjukkan arus dari proses.

Simbol Penjelasan

Menunjukkan penjelasan dari suatu

proses.

Simbol

Penghubung

Menunjukkan penghubung ke

halaman yang masih sama atau ke

halaman lain.

Sumber: Jogiyanto, 2005

b. Bagan alir dokumen (document flowchart)

Disebut juga bagan alir formulir (form flowchart) atau paperwork flowchart

merupakan bagan alir yang menunjukkan arus dari laporan dan formulir

Page 25: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

25

termasuk tembusan-tembusannya. Bagan alir dokumen ini menggunakan

simbol-simbol yang sama dengan yang digunakan di dalam bagan alir sistem.

c. Bagan alir skematik (schematic flowchart)

Merupakan bagan alir yang mirip dengan bagan alir sistem, yaitu

menggambarkan prosedur di dalam sistem. Perbedaannya adalah bagan alir

skematik selain menggunakan simbol-simbol bagan alir sistem juga

menggunakan gambar-gambar komputer dan peralatan lainnya yg digunakan.

Fungsi penggunaan gambar tersebut adalah untuk memudahkan komunikasi

kepada orang yang kurang mengerti dengan simbol-simbol bagan alir.

d. Bagan alir program (flowchart program)

Merupakan bagan yang menjelaskan secara rinci langkah-langkah dari proses

program. Bagan alir program dapat terdiri dari dua macam, yaitu:

1. Bagan alir logika program (program logic flowchart) yang digunakan

untuk menggambarkan setiap langkah di dalam program komputer secara

logika. Bagan alir ini disiapkan oleh analis sistem.

2. Bagan alir komputer terinci (detailed computer program flowchart) yang

digunakan untuk menggambarkan intruksi program komputer secara

terinci. Bagan alir ini disiapkan oleh pemrogram.

Tabel 2.2 Simbol-simbol pada Program Flowchart

Nama Simbol Gambar Simbol Keterangan

Simbol Input /

Output

Digunakan untuk mewakili data

input / output (I/O).

Simbol Proses

Digunakan untuk mewakili suatu

Page 26: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

26

proses.

Simbol Garis Alir

Menunjukkan arus dari proses.

Simbol

Penghubung

Menunjukkan penghubung ke

halaman yang masih sama atau

ke halaman lain.

Simbol Keputusan

Digunakan untuk penyeleksian

kondisi di dalam program.

Simbol Proses

Terdefinisi

Menunjukkan suatu operasi yang

rinciannya ditunjukkan di tempat

lain.

Simbol Persiapan

Digunakan untuk memberi nilai

awal suatu besaran.

Simbol Titik

Terminal

Menunjukkan awal dan akhir dari

suatu proses.

Sumber: Jogiyanto, 2005

e. Bagan alir proses (process flowchart)

Merupakan bagan alir yang banyak digunakan di teknik industri. Berguna bagi

analis sistem untuk menggambarkan proses dalam suatu prosedur. Juga dapat

menunjukkan jarak kegiatan yang satu dengan yang lainnya serta waktu yang

diperlukan oleh suatu kegiatan. Bagan alir proses menggunakan lima buah

simbol tersendiri.

Tabel 2.3 Simbol-simbol pada Bagan Alir Proses

Gambar Keterangan

Menunjukkan suatu operasi (operation)

Page 27: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

27

Menunjukkan suatu pemindahan (movement)

Menunjukkan suatu simpanan (storage)

Menunjukkan suatu inspeksi (inspection)

Menunjukkan suatu penundaan (delay)

Sumber: Jogiyanto, 2005

2.5.2 Data Flow Diagram (DFD)

DFD merupakan model dari sistem untuk menggambarkan pembagian

sistem ke modul yang lebih kecil. Salah satu keuntungan menggunakan DFD

adalah memudahkan pemakai atau user yang kurang menguasai bidang komputer

untuk mengerti sistem yang akan dikerjakan. (Ladjamuddin, 2005)

2.5.3 Diagram Konteks (Context Diagram)

Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan

menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram konteks merupakan level

tertinggi DFD yang menggambarkan seluruh input ke sistem atau output dari

sistem. Ia akan memberi gambaran tentang keseluruhan sistem. Sistem dibatasi

oleh boundary (dapat digambarkan dengan garis putus). Dalam diagram konteks

hanya ada satu proses. Tidak ada store dalam diagram konteks. (Ladjamuddin,

2005)

Page 28: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

28

2.5.3.1 Diagram Zero (Overview Diagram)

Diagram zero adalah diagram yang menggambarkan proses dari data flow

diagram. Diagram zero memberikan pandangan secara menyeluruh mengenai

sistem yang ditangani, menunjukkan tentang fungsi-fungsi utama atau proses yang

ada, aliran data dan eksternal entitiy. Pada level ini sudah dimungkinkan adanya/

digambarkannya data store yang digunakan. Untuk proses yang tidak rinci lagi

pada level selanjutnya, simbol ’*’ atau ’P’ (functional primitive) dapat

ditambahkan pada akhir nomor proses. Keseimbangan input dan output

(balancing) antara diagram zero dengan diagram konteks harus terpelihara.

(Ladjamuddin, 2005)

2.5.3.2 Diagram Rinci (Level Diagram)

Diagram rinci adalah diagram yang menguraikan proses apa yang ada

dalam diagram zero atau diagram level di atasnya. (Ladjamuddin, 2005).

Simbol-simbol DFD versi Yourdan & De Marco dapat digambarkan pada

Tabel 2.4.

Tabel 2.4 Daftar Simbol DFD versi Yourdan & De Marco

Gambar Keterangan

External Entity atau Terminal

Proses (Process)

Arus Data (Data Flow)

Penyimpanan Data (Data Store)

Sumber: Ladjamudin, 2005

Page 29: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

29

2.5.4 ERD (Entity Relationship Diagram)

ERD adalah diagram yang menunjukan hubungan antar entitas. ERD

digunakan untuk menggambarkan struktur logika dari database secara

keseluruhan.

Menurut McLeod (2004) ERD adalah mendokumentasikan data dengan

mengindentifikasikan jenis entitas dan hubungannya. ERD merupakan peralatan

pembuatan data yang paling fleksibel, dapat diadaptasi untuk berbagai pendekatan

dalam pengembangan sistem. Simbol dan Notasi Entity Relationship Diagram

dapat dilihat pada Tabel 2.5.

Tabel 2.5 Simbol dan Notasi Entity Relationship Diagram

No Simbol Keterangan

1.

Persegi panjang Entitas/tipe

entitas menyatakan objek atau

kejadian

2.

Ellips menyatakan atribut-atribut

entity set. Atribut adalah item data

yang menjadi bagian dari entitas

3.

Belah ketupat (Diamond)

menggambarkan relationship set.

Relationship adalah asosiasi

antara dua entitas

4.

Garis, menghubungkan antara

entity set dengan atribut-

atributnya dan antara entity set

dengan relationship setnya.

Sumber: Simarmata dan Paryudi, 2006

Page 30: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

30

Derajat hubungan antar entitas dapat dikatagorikan dalam tiga jenis, yaitu:

a. Derajat hubungan 1 : 1 (One to one)

Derajat hubungan antar entitas 1 : 1 terjadi bila entitas A hanya boleh

berpasangan dengan satu anggota dari entitas B. Demikian pula

sebaliknya.

b. Derajat hubungan 1 : m (One to many) atau m : 1 (Many to one)

Derajat hubungan ini terjadi bila tiap anggota entitas A boleh

berpasangan dengan lebih dari satu anggota entitas B. Sebaliknya

setiap anggota entitas B hanya boleh berpasangan dengan satu anggota

entitas A.

c. Derajat hubungan m : n (Many to many)

Terjadi bila tiap anggota entitas A boleh berpasangan dengan lebih dari

satu anggota entitas B. Demikian pula sebaliknya.

2.5.5 Normalisasi

Menurut Kroenke (dalam Abdul Kadir, 1999) Normalisasi adalah proses

untuk mengubah suatu relasi yang memiliki masalah tertentu ke dalam dua buah

relasi atau lebih yang tidak memiliki masalah tersebut. Berikut adalah teknik

normalisasi, di antaranya:

1. Bentuk Normal Pertama (1NF)

Tabel yang belum ternormalisasi adalah tabel yang memiliki atribut yag

berulang, atau definisi bentuk normal pertama adalah suatu relasi dikatakan

dalam bentuk normal pertama jika dan hanya jika setiap atribut bernilai

Page 31: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

31

tunggal untuk setiap baris. Definisi lain 1NF adalah suatu hubungan yang

tidak berisi pengulangan-pengulangan.

2. Bentuk Normal Kedua (2NF)

Bentuk nomal kedua di definisikan berdasarkan dependensi fungsional.

Suatu relasi berada dalam bentuk normal kedua jika dan hanya jika:

a. Berada pada bentuk normal pertama.

b. Semua atribut bukan kunci memiliki dependensi sepenuhnya terhadap

kunci primer.

3. Bentuk Normal Ketiga (3NF)

Suatu relasi dikatakan dalam bentuk normal ketiga jika:

a. Berada dalam bentuk normal kedua.

b. Setiap atribut bukan kunci tidak memiliki dependensi transitif terhadap

kunci primer.

2.5.6 Kamus Data

Menurut Jogiyanto (2001), kamus data adalah katalog fakta tentang data

dan kebutuhan–kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Seperti halnya

kamus bahasa yang berfungsi menjelaskan lebih detail suatu kata maupun

kalimat, kamus data yang digunakan dalm analisa struktur dan desain sistem

informasi juga merupakan suatu katalog yang menjelaskan lebih detail tentang

data flow diagram yang mencakup proses, data flow dan data store.

Kamus data harus dapat mencerminkan keterangan yang jelas tentang

data yang dicatatnya. Notasi kamus data dapat dilihat pada Tabel 2.6.

Page 32: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

32

Tabel 2.6 Notasi Kamus Data

Sumber: Jogiyanto, 2005

2.6 Sistem Informasi Geografis (SIG)

Menurut Aronoff (dalam Prahasta, 2005), Sistem Informasi Geografi (SIG)

atau Geographic Information System (GIS) adalah sistem yang berbasiskan

komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-

informasi geografi. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan

menganalisis objek-objek dan fenomena dimana lokasi geografi merupakan

karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis.

Sistem Informasi Geografis dibagi menjadi dua kelompok yaitu sistem

manual (analog) dan sistem otomatis (yang berbasis digital komputer). Perbedaan

yang paling mendasar terletak pada cara pengelolaannya. Sistem Informasi

manual biasanya menggabungkan beberapa data seperti peta, lembar transparansi

untuk tumpang susun (overlay), foto udara, laporan statistik dan laporan survey

No Simbol Keterangan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

=

+

( )

{ }

[ ]

**

@

Terdiri dari

Dan

Opsional

Pengulangan

Memilih salah satu dari sejumlah alternatif

Komentar

Identifikasi atribut kunci

Page 33: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

33

lapangan. semua data tersebut dikompilasi dan dianalisis secara manual dengan

alat tanpa komputer. Sedangkan Sistem Informasi Geografis otomatis telah

menggunakan komputer sebagai sistem pengolah data melalui proses digitasi

(Prahasta, 2005).

Menurut Prahasta (2005) menyatakan bahwa sistem informasi geografi

menyajikan informasi keruangan beserta atributnya yang terdiri dari beberapa

komponen utama yaitu:

a. Masukan data, merupakan proses pemasukan data pada komputer dari

peta (peta topografi dan peta tematik), data statistik, data hasil analisis

penginderaan jauh data hasil pengolahan citra digital penginderaan jauh,

dan lain-lain. Data-data spasial dan atribut baik dalam bentuk analog

maupun data digital tersebut dikonversikan kedalam format yang diminta

oleh perangkat lunak sehingga terbentuk basisdata (database).

Menurut Anon (2003) basisdata adalah pengorganisasian data yang tidak

berlebihan dalam komputer sehingga dapat dilakukan pengembangan,

pembaharuan, pemanggilan, dan dapat digunakan secara bersama oleh

pengguna.

b. Penyimpanan data dan pemanggilan kembali (data storage dan retrieval)

ialah penyimpanan data pada komputer dan pemanggilan kembali dengan

cepat (penampilan pada layar monitor dan dapat ditampilkan/ cetak pada

kertas).

c. Manipulasi data dan analisis ialah kegiatan yang dapat dilakukan berbagai

macam perintah misalnya overlay antara dua tema peta, membuat buffer

Page 34: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

34

zone jarak tertentu dari suatu area atau titik dan sebagainya. Anon (2003)

mengatakan bahwa manipulasi dan analisis data merupakan ciri utama

dari SIG. Kemampuan SIG dalam melakukan analisis gabungan dari data

spasial dan data atribut akan menghasilkan informasi yang berguna untuk

berbagai aplikasi

d. Pelaporan data ialah dapat menyajikan data dasar, data hasil pengolahan

data dari model menjadi bentuk peta atau data tabular. Bentuk produk

suatu SIG dapat bervariasi baik dalam hal kualitas, keakuratan dan

kemudahan pemakainya. Hasil ini dapat dibuat dalam bentuk peta-peta,

tabel angka-angka: teks di atas kertas atau media lain (hard copy) atau

dalam cetak lunak (seperti file elektronik).

Gambar 2.4 Subsistem SIG

(Sumber: Prahasta, 2002)

Menurut Anon (2003) ada beberapa alasan mengapa perlu menggunakan

SIG, di antaranya adalah:

a. Menggunakan data spasial maupun atribut secara terintegrasi.

S I G

Manipulasi Data &

Analisis

Data Masukan

Manajemen

Data

Data Keluaran

Page 35: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

35

b. Dapat digunakan sebagai alat bantu interaktif yang menarik dalam usaha

meningkatkan pemahaman mengenai konsep lokasi, ruang, kependudukan

dan unsur-unsur geografi yang ada dipermukaan bumi.

c. SIG dapat memisahkan antara bentuk presentasi dan basis data.

d. Memiliki kemampuan menguraikan unsur-unsur yang ada dipermukaan

bumi kedalam beberapa layer atau coverage data spasial.

e. SIG memiliki kemapuan yang sangat baik dalam memvisualisasikan data

spasial berikut atributnya.

f. Semua operasi SIG dapat dilakukan secara interaktif.

g. SIG dengan mudah menghasilkan peta-peta tematik.

h. Semua operasi SIG dapat di costumize dengan menggunakan perintah-

perintah dalam bahasa script.

i. Perangkat lunak SIG menyediakan fasilitas untuk berkomunikasi dengan

perangkat lunak lain

j. SIG sangat membantu pekerjaan yang erat kaitannya dengan bidang

spasial dan geo-informatika.

2.7 Pengertian Peta dan Data Spasial

Peta dapat didefiniskan sebagai suatu alat penyajian secara grafis tentang

penyebaran kenampakan-kenampakan geografis atau fenomena yang ada pada

permukaan atau di dalam bumi. Pengertian kata spasial adalah mengacu

kepada ruang suatu wilayah geografis tertentu. Informasi spasial juga bisa

diartikan sebagai geoinformasi yang bentuk penyajiannya berupa peta

Page 36: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

36

(Suharto, 1989). Informasi tentang data spasial dapat berupa informasi

sumberdaya lahan (batuan, tanah, hutan, air, mineral), sumberdaya sosial

(penduduk), sumberdaya ekonomi dan lain-lain. Data spasial yang ada dalam

peta mengandung informasi tentang daerah yang disajikan, yaitu informasi

tentang posisi geografis pada permukaan bumi, hubungan antara berbagai

kenampakan, jenis dan nama kenampakan.

2.7.1 Jenis–Jenis Peta

Jenis peta secara garis besar hanya ada dua. Peta topografi dan peta

tematik. Peta topografi bersifat umum sehingga penyajiannya tidak

menonjolkan satu aspek, sedang pada peta tematik penyajiannya dengan

menonjolkan tema/ topik sesuai dengan judul peta itu sendiri. Misalnya,

penyajian jenis jalan di peta topografi tidak menonjol antara satu ruas jalan

dengan ruas jalan lain yang jenis jalannya berbeda, ruas jalan tersebut di peta

topografi juga tidak lebih menonjol dibandingkan dengan –misalnya- pola

aliran sungai. Tetapi di peta tematik tentang –misalnya- status jalan, ruas jalan

yang statusnya berbeda akan tampak ditonjolkan dibandingkan dengan aspek

lainnya.

Peta dasar merupakan dasar untuk memetakan informasi spasial sehingga

informasi-informasi tersebut, baik secara relatif maupun absolut menempati

lokasi geografis yang benar. Peta dasar dapat berupa peta topografi secara

lengkap atau sudah dikurangi informasinya agar tidak rancu dengan informasi

tematiknya. Peta topografi yang sering digunakan sebagai peta dasar dalam

Page 37: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

37

pembuatan peta tematik sudah standar, baik dalam ukuran kertasnya, luas

liputannya, maupun penyajian aspek kartografi lainnya. Peta tematik itu

sendiri merupakan suatu peta yang menyajikan informasi khusus yang

mempunyai satu tema. misalnya peta sistem lahan, peta penggunaan lahan,

peta tanah, peta geologi dan peta penyebaran jumlah penduduk.

Gambar 2.5 Peta Tematik ( Peta Kepadatan penduduk )

(Sumber: Romenah, 2004)

Gambar 2.6 Peta Topografi (Garis kontur dengan interval (jarak antara 2 kontur)

40 meter )

(Sumber: Romenah, 2004)

Page 38: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

38

2.7.2 Penyusunan Peta

2.7.2.1 Data Geografis

Data SIG dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu:

(1) Data grafis (spasial) yaitu data yang menggambarkan bentuk atau

kenampakan objek di permukaan bumi. Secara garis besar, data grafis

dibedakan menjadi: data titik (point), garis (lines/ polyline) dan area (region/

poligon).

Data grafis titik biasanya digunakan untuk mewakili objek kota, stasiun

curah hujan, alamat customer dan lain-lain. Data garis dapat dipakai untuk

menggambarkan jalan, sungai, jaringan listrik dan lain-lain. Sedangkan data

area digunakan untuk mewakili batas administrasi, penggunaan lahan,

kemiringan lereng dan lain-lain (Nuarsa, 2005).

Gambar 2.7 Representasi data grafis

(a). titik, (b) garis dan (c) Area

Struktur data SIG terbagi 2 yaitu raster dan vektor. Raster menampilkan,

menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan struktur

matriks atau piksel-piksel yang membentuk grid (Prahasta, 2002) atau

disimpan pada grid dua dimensi, yaitu baris dan kolom (Nuarsa, 2005).

Sedangkan vektor menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial

Page 39: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

39

dengan menggunakan titik, garis dan poligon beserta atributnya (Prahasta,

2002) dan posisi objek dicatat pada sistem koordinat (Nuarsa, 2005).

Gambar 2.8 Struktur data SIG (a) Vektor dan (b) Raster

(2) Data tabular (atribut) yaitu data deskriptif yang menyatakan nilai dari

data grafis tersebut. Untuk struktur data vektor, data atribut tersimpan

secara terpisah dalam bentuk tabel, sedangkan struktur data raster nilai

grafisnya tersimpan langsung pada nilai grid atau piksel tersebut

(Nuarsa, 2005).

2.7.3 Komponen Peta

Komponen peta terdiri atas:

a. Isi peta

Isi peta menunjukan isi dari makna ide penyusun peta yang akan

disampaikan kepada pengguna peta. Jika ide yang disampaikan tentang

Page 40: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

40

penunjukan angka kuantitas yang bersamaan, isi peta tentunya berupa

isopleth.

b. Judul peta

Judul peta harus mencerminkan isi peta. Isi peta berupa isopleth, tentu

judul petanya menjadi "Peta Kepadatan penduduk" dan sebagainya.

c. Skala peta dan Simbol Arah

Skala sangat penting dicantumkan untuk melihat tingkat ketelitian dan

kedetailan objek yang dipetakan. Sebuah belokan sungai akan tergambar

jelas pada peta 1:10.000 dibandingkan dengan pada peta 1:50.000

misalnya. Kemudian bentuk-bentuk pemukiman akan lebih rinci dan

detail pada skala 1:10.000 dibandingkan peta skala 1:50.000.

Simbol arah dicantumkan dengan tujuan untuk orientasi peta. Arah

utara lazimnya mengarah pada bagian atas peta. Kemudian berbagai tata

letak tulisan mengikuti arah tadi, sehingga peta nyaman dibaca dengan

tidak membolak-balik peta. Lebih dari itu, arah juga penting sehingga si

pemakai dapat dengan mudah mencocokkan objek di peta dengan objek

sebenarnya di lapangan.

d. Legenda atau Keterangan

Agar pembaca peta dapat dengan mudah memahami isi peta, seluruh

bagian dalam isi peta harus dijelaskan dalam legenda atau keterangan.

e. Inzet dan Index peta

Peta yang dibaca harus diketahui dari bagian bumi sebelah mana area

yang dipetakan tersebut. Inzet peta merupakan peta yang diperbesar dari

Page 41: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

41

bagian belahan bumi. Sebagai contoh, kita mau memetakan pulau Jawa,

pulau Jawa merupakan bagian dari kepulauan Indonesia yang di-inzet.

Sedangkan index peta merupakan sistem tata letak peta, dimana

menunjukkan letak peta yang bersangkutan terhadap peta yang lain di

sekitarnya.

f. Grid

Dalam selembar peta sering terlihat dibubuhi semacam jaringan kotak-

kotak atau grid system. Tujuan grid adalah untuk memudahkan

penunjukan lembar peta dari sekian banyak lembar peta dan untuk

memudahkan penunjukan letak sebuah titik di atas lembar peta.

Cara pembuatan grid yaitu, wilayah dunia yang agak luas, dibagi-bagi

ke dalam beberapa kotak. Tiap kotak diberi kode. Tiap kotak dengan

kode tersebut kemudian diperinci dengan kode yang lebih terperinci lagi

dan seterusnya. Jenis grid pada peta-peta dasar (peta topografi) di

Indonesia yaitu antara lain Kilometerruitering (kilometer fiktif) yaitu

lembar peta dibubuhi jaringan kotak-kotak dengan satuan kilometer. Di

samping itu ada juga grid yang dibuat oleh tentara inggris dan grid yang

dibuat oleh Amerika (American Mapping System).

g. Nomor peta

Penomoran peta penting untuk lembar peta dengan jumlah besar dan

seluruh lembar peta terangkai dalam satu bagian muka bumi. Penomoran

peta dilakukan hanya untuk penggunaan peta secara manual. Karena peta

secara manual berbentuk dokumentasi secara hardcopy. Sedangkan peta

Page 42: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

42

dijital penomoran peta tidak diperlukan karena wilayah yang ingin

diketahui dapat diperbesar melalui zoom toolbox pada sebuah aplikasi

dijital.

h. Sumber/ Keterangan Riwayat Peta

Sumber ditekankan pada pemberian identitas peta, meliputi penyusun

peta, percetakan, sistem proyeksi peta, penyimpangan deklinasi magnetis,

tanggal/tahun pengambilan data dan tanggal pembuatan/pencetakan peta,

dan lain sebagainya yang memperkuat identitas penyusunan peta yang

dapat dipertanggungjawabkan. Pada Gambar 2.9 ditampilkan gambar

keterangan dari komponen peta.

Gambar 2.9 Komponen Peta1

1 (http://www.Digimap.com)

)

Page 43: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

43

2.8 Perangkat Lunak SIG

2.8.1 ArcView 3.3

Perangkat lunak merupakan salah satu dari empat komponen utama

SIG. Perangkat lunak SIG harus dapat menyediakan fungsi untuk masukan,

menyimpan, menganalisis dan menampilkan data dalam bentuk geografis.

ArcView 3.3 merupakan salah satu dari sekian banyak perangkat lunak SIG

yang dapat menyediakan fungsi-fungsi tersebut.

Menurut Nuarsa (2005), ArcView adalah salah satu software atau

perangkat lunak SIG yang popular dan paling banyak digunakan untuk

mengelola data spasial dewasa ini. Perangkat lunak ini dibuat oleh ESRI

(Environmental System Research Institute) perusahaan yang mengembangkan

program ArcInfo. Dengan menggunakan ArcView maka kita dapat melakukan

input data, menampilkan data, mengelola data, menganalisis data, membuat

peta serta laporan yang berkaitan dengan data spasial bereferensi geografis.

Data dalam ArcView diorganisasikan dalam satu proyek. Setiap proyek

terdiri dari lima komponen, yaitu Views, Tables, Charts, Layouts, dan Scripts.

Views digunakan untuk mengelola data grafis, Tables digunakan untuk

manajemen data atribut, Charts digunakan untuk mengelola grafik (bukan data

grafis), Layouts digunakan untuk membuat komposisi peta untuk dicetak dan

Scripts digunakan untuk membuat modul yang berisikan kumpulan perintah

ArcView yang ditulis dalam bahasa pemrograman Avenue.

Page 44: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

44

2.9 Perangkat Lunak WEBSIG

2.9.1 MapServer

MapServer merupakan salah satu lingkungan pengembangan perangkat

lunak open source yang dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi-

aplikasi internet-based yang melibatkan tampilan data spasial atau peta dijital.

Fitur yang didukung oleh MapServer adalah:

1) Format vektor: ESRI shapefile, ESRI ArcSDE

2) Format raster: TIFF/GeoTIFF, GIF, PNG, ERDAS, JPEG, EPPL7

3) Quadtree spatial indexing untuk shapefile

4) Dapat sepenuhnya dikustomisasi untuk menghasilkan hasil yang

diinginkan Pemilihan fitur menggunakan item/ nilai, titik, area atau fitur

lainnya

5) Mendukung TrueType font

6) Mendukung OpenSIG

7) Mendukung penggabungan data raster dan vektor (untuk penyajian

data)

8) Legenda dan skala yang otomatis

9) Mendukung pengembangan peta tematik online

10) Pelabelan fitur

11) Konfigurasi dapat dilakukan secara online (on-the fly configuration)

12) Proyeksi dapat dilakukan secara online (on-the-fly projection)

Page 45: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

45

Untuk menjalankan dan menampilkan peta yang dihasilkan oleh

MapServer, diperlukan dua file yaitu Map file dan HTML file. Map file

berisikan konfigurasi penyajian peta yang ditulis dalam bahasa dan syntax

tersendiri. Informasi ini kemudian diolah dan disajikan oleh program

MapServer. Sedangkan file HTML digunakan untuk melakukan format

penyajian hasil (peta). file HTML dapat berupa HTML biasa atau template

yang disisipi syntax MapServer atau file HTML yang disisipi PHP/ Mapscript.

Gambar 2.5 menyajikan proses penyajian peta.

Mapscript adalah sebuah modul PHP yang dapat melakukan operasi-

operasi untuk data spasial termasuk dalam mengolah data spasial, proyeksi

ulang data, dan operasi-operasi lainnya. Modul ). Konfigurasi PHP/MapScript

ini dikembangkan oleh DM Solutions untuk konfigurasi MapScript dapat

dilihat pada Gambar 2.10.

Gambar 2.10 Konfigurasi PHP/MapScript2

2 (http://www.dmsolutions.on.ca/PHP/MapScript)

Page 46: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

46

Gambar 2.11 Proses Penyajian Peta oleh MapServer

2.9.2 MS4W

MS4W adalah suatu paket perangkat lunak yang sangat memudahkan

para pengguna di dalam meng-install (atau melakukan set-up) MapServer

(UMN atau Cheetah) pada platform sistem operasi Ms. Windows. Tujuan

utama dalam pembuatan paket ini adalah untuk memudahkan semua pengguna,

secepatnya terhindar dari segala detil yang rumit, dalam mempersiapkan

lingkungan kerja yang diperlukan oleh MapServer di lingkungan Ms. Windows.

Selain itu, paket ini juga merupakan suatu cara atau lingkungan yang sangan

baik untuk memaketkan dan kemudian mendistribusikan aplikasi-aplikasi

MapServer kepada pihak manapun.

2.9.3 PMAPPER

PMAPPER adalah salah satu framework atau tool yang dapat digunakan

untuk membangun aplikasi pemetaan (SIG) yang berbasiskan layanan web,

yang dibuat dengan maksud untuk memberikan fungsionalitas yang besar dan

multi konfigurasi untuk memfasilitasi aplikasi Mapserver yang berbasis

Page 47: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

47

PHP/MapScript. Framework ini berasal dari UMN MapServer yang telah

dikambangkan oleh DM Solutions Group dengan tujuan untuk menghasilkan

lingkungan kerja dalam pendistribusian dan pengelolaan aplikasi-aplikasi web-

mapping.

2.10 Pengembangan WebSIG

Sebelum membuat aplikasi webSIG dengan menggunakan MapServer hal

yang harus diperhatikan adalah arsitektur penyimpanan file MapServer dan

data SIG. Secara umum ada tiga kategori data yang dimiliki yaitu:

1) File MapServer

Map file dan PHP/MapScript

2) File HTML dan gambar/grafis

File web dan gambar yang disertakan

3) Data SIG

Data vektor dan citra (raster) yang digunakan

Contoh Map file:

NAME Jakarta

SIZE 400 400

STATUS ON

EXTENT 699493.82895484706000 9233848.75381607750000

703636.19825386233000 9236285.34508262020000

UNITS METERS

SHAPEPATH "data/utm/"

WEB

IMAGEPATH "D:/test/tmp/"

IMAGEURL "tmp/"

END

Page 48: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

48

LAYER

NAME "OYK_2006"

TYPE POLYGON

STATUS ON

DATA "OYK_2006"

CLASS

COLOR 211 254 210

OUTLINECOLOR 200 200 200

END

END

END

Contoh file PHP sederhana yang menyajikan data geospasial:

<? dl('php_mapscript_40.dll');

$map = ms_newMapObj("YUSTISI.map");

$image=$map->draw();

$image_url=$image->saveWebImage();

?>

<HTML>

<HEAD>

<TITLE>OPERASI YUSTISI

KEPENDUDUKAN</TITLE>

</HEAD>

<BODY>

<center>

<TABLE>

<TR><td>

<INPUT TYPE=IMaGe name=map

style="border:1px solid #ccc;" src=<?php echo

$image_url?>>

</td></TR>

</TABLE>

<center>

</BODY>

</HMTL>

Page 49: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

49

2.10.1 Desain Pengembangan Aplikasi WebSIG

WebSIG merupakan hal yang cukup untuk dikembangkan lebih lanjut.

Dengan adanya aplikasi ini, pengguna dan profesional SIG dapat

mempublikasikan data dan hasil analisis SIG melalui media web/ internet

dengan interaktif. Ada beberapa yang harus diperhatikan dalam

pengembangan aplikasi webSIG ini. Perlu disadari bahwa yang mendasari itu

semua adalah kemajuan teknologi internet dan infrastrukturnya. Aplikasi yang

cukup canggih tetapi tidak didukung oleh infrastruktur internet yang memadai

akan menghasilkan produk yang tidak signifikan lagi.

Hal yang harus diperhatikan dalam penerapan webSIG antara lain:

1) Kompatibilitas data. Meskipun banyak aplikasi yang menyatakan

dapat menggunakan beberapa format data, harus dilihat bahwa

seringkali dengan menambahkan aplikasi tambahan (third-party

software) dapat mempengaruhi kecepatan akses data.

2) Profil pengguna. Pengguna harus dapat diidentifikasi, siapa saja yang

dapat memiliki akses terhadap aplikasi ini dan siapa yang tidak.

Fasilitas apa saja yang disediakan dan siapa yang dapat

memanfaatkan fasilitas tersebut.

3) Kemampuan untuk melakukan kustomisasi pada sisi klien. Hal ini

penting karena dengan kemampuan melakukan kustomisasi pada sisi

klien kita tidak perlu melakukan perubahan dan penambahan pada

sisi server karena dapat mengakibatkan penurunan kinerja server.

Page 50: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

50

Gambar 2.12 Aplikasi WebSIG3

3 (Sumber : http://map.airputih.or.id/ )

Page 51: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

51

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tahapan Penelitian

Gambar 3.1 merupakan gambar tahapan penelitian yang dilakukan oleh

peneliti.

Mulai

Sistem yang Diusulkan

Sistem yang Berjalan

Pengumpulan Data

Model Sesuai dengan

Pengguna

Tidak Sesuai

Desain Database

Otomasi Data

setuju

Data Spasial

Kamus Data

ERD

STD

Koneksi Koordinat

Olah Atribut

Selesai

Penyajian Hasil Olahan

Pengolahan Data

Database

Spasial

Tidak Ya

WebSIG

Gambar 3.1 Tahapan Penelitian

Page 52: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

52

3.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data-data informasi yang diperlukan adalah sebagai

berikut:

1. Penelitian Kepustakaan (library research)

Pada tahapan ini yang dilakukan adalah mengumpulkan dan

menelaah data yang diperoleh dari perpustakaan atau pustaka mengenai

kependudukan seperti yang tercantum dalam Peraturan Daerah (Perda)

Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 4 Tahun 2004 tentang

Pendaftaran penduduk dan Pencatatan Sipil dan Nomor 7 Tahun 2003

tentang Pedoman Operasional Penyidik. (Terlampir pada Lampiran A).

2. Wawancara

Wawancara, yaitu cara untuk mengumpulkan data dengan

mengadakan tatap muka secara langsung dengan orang yang menjadi

sumber data atau objek penelitian. Wawancara telah dilakukan pada Hari

Jum’at pada Tanggal 27 April 2009, wawancara bersifat wawancara

terstruktur. Tujuan dari wawancara adaah mengetahui tentang prosedur

dan kegiatan Operasi Yustisi Kependudukan yang telah dilaksanakan di

wilayah DKI Jakarta.

Dalam tahapan ini peneliti melakukan wawancara kepada bagian

Penertiban Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Provinsi DKI Jakarta.

Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui kebutuhan user untuk

aplikasi yang akan dibangun nantinya. (Terlampir dalam Lampiran B).

Page 53: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

53

3. Observasi (field research)

Observasi adalah sebuah metode pengumpulan data informasi dan

mengetahui bagaimana data tersebut diarsipkan dengan cara pengamatan

atau peninjauan dan menganalisis langsung terhadap obyek penelitian.

Pada metode ini peneliti melakukan kegiatan pengumpulan data-data

rekapitulasi hasil operasi yustisi kependudukan yang dilakukan dan

diawasi oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Provinsi DKI

Jakarta. Selain itu kegiatan ini juga diperlukan guna mencari dan

mengumpulkan data-data sekunder yang dibutuhkan langsung dari

sumbernya. (Terlampir dalam lampiran C)

Berikut adalah data-data yang diperoleh dari observasi:

Informasi hasil operasi yustisi Kependudukan wilayah DKI Jakarta

tahun 2006, 2007, dan 2008, data yang didapat dari Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Propinsi DKI Jakarta. Data meliputi

jumlah penduduk yang terjaring dan melanggar ketertiban administrasi.

3.3 Metode Pengembangan Sistem

Metode yang digunakan untuk membangun pengembangan sistem perangkat

lunak ini adalah konsep siklus hidup pengembangan sistem atau SDLC. Adapun

tahapan-tahapan dalam SDLC yaitu: Tahap Perencanaan, Tahap Analisis, Tahap

perancangan, Tahap Penerapan, Tahap Penggunaan. Berikut ini merupakan

beberapa alasan peneliti menggunakan metode pengembangan SDLC:

Page 54: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

54

1. Dalam pengembangan sistem yang ada dengan metode SDLC dapat

dilakukan perencanaan yang sistematis sehingga dapat memperkecil

kesalahan dalam pembuatan program aplikasi. Karena sistem yang

nantinya dibuat sesuai dengan perencanaan yang dibuat sebelumnya.

2. Metode SDLC merupakan metode yang digunakan secara umum dalam

pengembangan aplikasi Sistem Informasi Geografis. Dalam berbagai

aplikasi webSIG yang telah dikembangkan sebagian besar menggunakan

metode SDLC karena mudah dimengerti.

3.3.1 Perencanaan

Tahap perencanaan ini menekankan pada masalah pengumpulan

kebutuhan pengguna pada tingkatan sistem dengan mendefinisikan konsep sistem

beserta interface yang menghubungkanya dengan lingkungan sekitarnya. Adapun

tahap perencanaan ini meliputi:

1. Survey atau Investigasi

Tahap pertama dalam perencanaan melakukan investigasi atau

survey langsung kemasyarakat untuk mengumpulkan kebutuhan-

kebutuhan yang diinginkan pengguna dan masalah-masalah yang timbul

mengenai sistem yang ada.

2. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang akan digunakan dalam perancangan

sistem ini adalah sebagai berikut:

Page 55: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

55

Perangkat Keras

1) PC dengan Processor Intel Pentium IV 2.66 GHz

2) RAM DDR 256 MB

3) VGA Card GeForce !V 64 MB

4) Harddisk Seagate 40 GB

5) Monitor Advance 14”

6) Sound Card

7) Keyboard

8) Mouse

9) Microphone

10) Speaker

Perangkat Lunak

1) Sistem Operasi Microsoft Windows XP Service Pack 2

2) Microsoft Internet Explorer 7.0

3) PHP MyAdmin

4) Xampp -win32 -1.4.6

5) Arc View 3.2

6) Microsoft Office 2003

7) Microsoft Visio Professional 2003

8) Macromedia Dreamweaver MX 2004

9) Adobe Photoshop cs

10) Framework Pmapper

Page 56: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

56

Data yang digunakan

1) Data Vektor Peta Provinsi Jakarta BPS

Koordinat dari image yang digunakan 5° 19' 12" - 6° 23' 54" LS

106° 22' 42" - 106° 58' 18" BT

2) Skala yang digunakan adalah 1 : 200.000

3) Data Tabel Rekapitulasi Hasil Operasi Yustisi Kependudukan

tahun 2006, 2007 dan 2008.

Tahap perencanaan sistem merupakan tahap awal dalam pengembangan

sistem informasi yang bertujuan mencari inti permasalahan dan kendala-kendala

yang ada pada sistem yang berjalan serta merumuskan tujuan dibangunnya

aplikasi Sistem Informasi Spasial Operasi Berbasis Web Yustisi Kependudukan di

wilayah DKI Jakarta.

Pada tahapan ini dilakukan identifikasi kebutuhan user tentang sistem

yang akan dikembangkan, dengan cara melakukan wawancara serta pengamatan

langsung pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Provinsi DKI Jakarta serta

mengidentifikasi masalah yang terjadi pada sistem sebelumnya.

3.3.2 Analisis

Analisis kebutuhaan sistem meliputi identifikasi masalah yang ada dan

bagaimana strategi pemecahan masalah agar sesuai dengan sistem yang

diinginkan pengguna.

Page 57: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

57

Input data yang diperlukan dalam perancangan sistem ini meliputi data

spasial dan data atribut. Data spasial disiapkan dalam format shp, jpg dan gif.

Sedangkan data atribut dibuat dalam bentuk basis data.

Sedangkan bahasa pemograman yang dipakai adalah bahasa pemograman

PHP, PMAPPER, Arc View dan MySQL dalam pembuatan sistem informasi

geografis ini dengan tampilan interface yang userfriendly untuk memudahkan

pengguna dalam menggunakan sistem yang dibuat.

Pada tahap analisis sistem kegiatan yang dilakukan adalah menganalisis

prosedur pelaksanaan Operasi Yustisi Kependudukan, pengolahan data hasil

pencatatan dan pelaporan data-data Operasi Yustisi Kependudukan yang telah

dilakukan selama 2006, 2007 dan 2008. Tahap ini merupakan dasar bagi tahapan

perancangan sistem baru yang dapat memaksimalkan pengolahan data pencatatan

dan pelaporan.

Hasil dari analisis sistem diperoleh sistem yang ada pada Sub Dinas

Pengawasan dan Pengendalian sudah baik, akan tetapi memiliki kekurangan

dalam penyampaian informasi secara visual sehingga sistem yang ada hanya

terdokumentasi dalam bentuk lembaran. Kegiatan analisis kebutuhan dan kondisi

meliputi:

1. Gambaran umum daerah penelitian

Tujuannya adalah memberikan gambaran tentang kondisi geografis

Provinsi DKI Jakarta, yang bermanfaat sebagai informasi tambahan

dalam analisis yang menyangkut kependudukan dengan menggunakan

pendekatan spasial.

Page 58: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

58

2. Diagram Alir Data Sistem yang berjalan pada Sub Dinas Pengawasan

dan Pengendalian.

Tujuannya yaitu untuk mengetahui pengolahan data mengenai data

hasil Operasi Yustisi Kependudukan yang sedang berjalan sehingga

dapat lebih mudah untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari

sistem yang ada.

3. Usulan Pemecahan Masalah

Memberikan usulan pemecahan masalah pada Sub Dinas Pengawasan

dan Pengendalian dalam meningkatkan efektivitas sistem penyebaran

penduduk dengan membuat usulan sistem baru yang berbasis SIG, yang

mampu memberikan informasi persebaran hasil Operasi Yustisi

Kependudukan di Provinsi DKI Jakarta menggunakan pendekatan

spasial.

3.3.3 Perancangan

Merupakan tahapan untuk membangun basis pengetahuan dan membuat

rancangan-rancangan program aplikasi sistem yang akan dibangun setelah data

diproses. Bertujuan untuk mencari bentuk yang optimal dari aplikasi yang akan

dibangun dengan mempertimbangkan berbagai faktor-faktor permasalahan dan

kebutuhan yang ada pada sistem seperti yang telah ditetapkan pada tahap analisis

kebutuhan dan kondisi.

Dalam tahap ini digunakan beberapa tools (alat) untuk membuat rancangan

sistem, di antaranya adalah sebagai berikut:

Page 59: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

59

1. Perancangan Proses

Dalam melakukan perancangan sistem, peneliti menggunakan alat

Data Flow Diagram (DFD) atau diagram arus data untuk

menggambarkan suatu sistem yang diusulkan berikut kamus datanya

(Data Dictionary) untuk menjelaskan data yang ada pada DFD.

2. Perancangan Basis Data

Setelah perancangan sistem dilakukan kemudian peneliti merancang

basis datanya dengan menggunakan alat bantu Entity Relationship

Diagram (ERD) yang menggambarkan hubungan antar entitas yang

ada pada DFD. Untuk mengefisiensikan dan mengefektifkan serta

menghindari data yang sama, dalam basisdata peneliti juga

melakukan normalisasi.

3. Perancangan Struktur Menu Aplikasi

Perancangan Struktur menu aplikasi bertujuan untuk menentukan

menu-menu yang diperlukan pada aplikasi yang akan dikembangkan.

4. Perancangan Antarmuka aplikasi

Perancangan antarmuka aplikasi bertujuan untuk menemukan bentuk

yang optimal dari tampilan aplikasi, sehingga dapat mempermudah

user/ pengguna dalam berkomunikasi dengan sistem.

3.3.4 Penerapan

Tahapan ini adalah tahapan untuk menerapkan rancangan-rancangan

program dan hasil desain yang telah dibuat ke dalam baris-baris kode

Page 60: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

60

program yang dimengerti oleh computer dan melakukan uji coba terhadap

sistem yang dibuat. Adapun metode yang digunakan untuk melakukan uji

coba ada dua, yaitu metode black box dan white box.

Metode black box merupakan suatu metode pengujian sistem yang

dilakukan pada interface perangkat lunak sistem yang dibuat, meliputi cara

pengoperasian, input output yang dihasilkan dan integritas antar beberapa

program. Sedangkan metode white box merupakan metode pengujian sistem

yang dilakukan dengan melihat source code program yang dibuat supaya tidak

ada kesalahan program.

Tahapan ini merupakan tahap lanjutan dari desain aplikasi sistem, yaitu

menafsirkan atau menterjemahkan perancangan desain aplikasi sistem

kedalam bahasa pemrograman yang dapat dimengerti oleh sistem komputer.

Dalam tahapan ini dijelaskan secara detail penggunaan sistem dari proses

memperbaharui informasi yang ada hingga proses preview peta.

Dalam pembuatan aplikasi ini, perangkat lunak dan bahasa pemrograman

yang digunakan adalah ArcView 3.3 dan bahasa pemrograman PHP serta

menggunakan framework pmapper dalam implementasi visual peta spasial

hasil Operasi Yustisi Kependudukan yang akan ditampilkan.

3.3.5 Penggunaan

Pada tahapan ini adalah tahapan pengoperasian. Tahap pengoperasian

dilakukan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI Jakarta dilakukan

Page 61: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

61

oleh administrator dengan melakukan edit dan delete data sehingga data tetap

akurat.

Dari tahap-tahap Siklus Hidup Pengembangan Sistem sebelumnya,

tahap penerapan dan tahap penggunaan dilakukan sendiri oleh pihak Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil DKI Jakarta.

Page 62: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

62

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Perencanaan

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta merupakan

instansi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan penertiban dan kerjasama

administrasi kependudukan tugas pokoknya diatur dalam Peraturan Gubernur

Provinsi DKI Jakarta Nomor 47 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta, Pelaksanaan

Operasi Yustisi Kependudukan merupakan salah satu tugas yang dilakukan untuk

mengawasi & mengontrol kesadaran masyarakat agar tertib kapan administrasi

kependudukan, yakni kepemilikan KTP yang diwajibkan kepada warga.

Kegiatan operasi yustisi kependudukan hingga saat ini sudah berjalan cukup

baik, namun informasi yang dihasilkan masih sangat terbatas pada informasi

yang bersifat tekstual dengan cara penyajiannya masih kurang maksimal

sehingga kurang mampu menjadi bahan masukan bagi Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil (terutama pada proses pemasukan data OYK dan pelaporan).

Pengolahan data-data operasi yustisi kependudukan perlu dibuat agar

masyarakat dan dinas tersebut memperoleh informasi yang dibutuhkan. Dengan

demikian, perlu dibuat agar dapat berinteraksi dengan baik kepada user baik user

yang mengelola sistem maupun yang menggunakan sistem. Dalam membangun

aplikasi ini terdapat beberapa proses yaitu mengidentifikasi kebutuhan user, baik

secara software, hardware maupun brainware yang menggunakan dan

Page 63: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

63

identifikasi masalah yang terjadi pada pengelolaan sistem sebelumnya, sehingga

aplikasi yang dibangun dapat digunakan secara baik.

Sistem yang dibangun tidak sepenuhnya menggantikan sistem yang telah

berjalan sebelumnya dan bertujukan untuk membantu sistem yang sebelumnya

telah berjalan tersebut.

4.1.1 Identifikasi Kebutuhan (User Need Assesment)

Mengidentifikasikan kebutuhan merupakan langkah pertama yang

dilakukan dalam tahap perencanaan sistem. Kebutuhan itu dapat diartikan juga

suatu keinginan atau suatu hal. Untuk itu dibuat suatu sistem yang dapat

memenuhi kebutuhan masyarakat mengenai informasi operasi yustisi

kependudukan di Provinsi DKI Jakarta. Dari hasil penelitian dan melakukan

observasi langsung ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI

Jakarta bertemu dengan Bapak Ir. Djoko Budianto, M.Si sebagai kepala seksi

Penertiban diperoleh berbagai kebutuhan yang diharapkan, antara lain:

1. Kebutuhan akan suatu sistem yang dapat memberikan informasi yang jelas

mengenai informasi operasi yustisi kependudukan di Provinsi DKI Jakarta.

Informasi yang berkenaan dengan wilayah-wilayah yang sudah dilakukan

operasi yustisi kependudukan.

2. Kebutuhan sistem informasi yang memberikan informasi secara visual

sehingga dapat digunakan secara mudah. (Hasil wawancara lengkap dapat

dilihat pada Lampiran B).

Page 64: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

64

4.1.2 Tujuan Pengembangan Sistem

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ada maka dapat

dirumuskan tujuan dari pengembangan aplikasi SISOYK ini adalah sebagai

berikut:

1. memberikan informasi wilayah-wilayah operasi yustisi kependudukan

yang telah dilakukan di Provinsi DKI Jakarta secara tekstual maupun

spasial (keruangan).

2. Dapat memvisualisasikan hasil Operasi Yustisi Kependudukan

tersebut dalam bentuk tampilan peta yang representatif dan mudah

dimengerti.

3. Memberikan informasi secara interaktif.

4.2 Analisis

Analisis sistem bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan-

permasalahan yang ada pada kegiatan pencatatan dan pelaporan Operasi Yustisi

Kependudukan yang selama ini berjalan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil. Analisis ini diperlukan sebagai dasar bagi tahapan perancangan sistem.

Analisis kebutuhan dan kondisi meliputi:

4.2.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian

Provinsi DKI Jakarta merupakan salah satu dari lima wilayah kotamadya

yang ada di Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Page 65: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

65

1. Letak Geografis Provinsi DKI Jakarta

Provinsi DKI Jakarta terletak pada koordinat 5°19'12"-6°23'54"LS

(Lintang Selatan) 106° 22' 42" - 106° 58' 18" BT (Bujur Timur).

2. Batas Wilayah

a. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Teluk Jakarta.

b. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat

c. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kotamadya Depok.

d. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Provinsi Banten.

3. Waktu dan Tempat Penelitian

Lokasi dan waktu penelitian dalam pembuatan aplikasi Sistem Informasi

Spasial Operasi Yustisi Kependudukan:

Waktu penelitian : 27 April 2009 - Selesai

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta

Alamat : Jl. S. Parman No. 7 Jakarta Barat.Telp. (021)

3810291, 3841195

4.2.2 Profil Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI

Jakarta

Berikut adalah visi misi dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Provinsi DKI Jakarta:

1. Visi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI

Jakarta

” Mewujudkan pelayanan administrasi kependudukan dan

Pencatatan sipil yang berorientasi kepada kepuasan dan kemitraan

Page 66: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

66

masyarakat menuju terciptanya data dan informasi kependudukan

yang akurat”.

2. Misi Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI

Jakarta

Memberikan pelayanan administrasi kependudukan dan

Pencatatan sipil yang cepat, tepat, mudah dan transparan.

Menyelenggarakan administrasi kependudukan dan Pencatatan

sipil yang mampu menyajikan data dan informasi kependudukan

yang benar, cepat dan akurat.

Melaksanakan pemberdayaan dan pembinaan terhadap

masyarakat untuk menumbuhkembangkan kemitraan dan peran

sertanya dalam melaksanakan pendaftaran penduduk dan

Pencatatan sipil.

Mempersiapkan sumber daya manusia, sarana dan prasarana

untuk medukung terciptanya tertib pelayanan, pengolahan data

dan informasi serta pembinaan masyarakat di bidang administrasi

kependudukan dan Pencatatan sipil.

4.2.3 Struktur Organisasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Provinsi DKI Jakarta

Bagan pada Gambar 4.1 adalah struktur organisasi dari Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta, dimana penulis

melakukan penelitian di Sub Dinas Pengawasan dan Penertiban yang

melaksanakan tugas operasi yustisi kependudukan.

Page 67: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

67

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Provinsi DKI Jakarta

(Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta)

4.2.4 Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kependudukan dan Pencatatn Sipil.

1. Tugas Pokok Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Propinsi DKI

Jakarta adalah

"Melaksanakan urusan rumah tangga daerah di bidang

penyelenggaraan pendaftaran dan Pencatatan Kependudukan,

pengendalian mobilitas penduduk serta penerbitan Akta-akta

Pencatatan Sipil".

2. Fungsi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Propinsi DKI Jakarta

adalah:

Perumusan kebijaksanaan dan bimbingan teknis di bidang

penyelenggaraan pendaftaran dan pencatatan penduduk.

Penyelengaraan pendaftaran dan pencatatan penduduk yang

meliputi kelahiran, perkawinan, perceraian, pengakuan dan

Page 68: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

68

pengesahan anak, kematian, kedatangan, kepindahan serta kegiatan

lain yang berhubungan dengan administrasi pendaftaran dan

pencatatan penduduk.

Penelitian atas persyaratan pendaftaran dan pencatatan penduduk.

Penerbitan Kartu Keluarga (KK), Kartu Tanda Penduduk (KTP),

Nomor Induk Kependudukan (NIK), Nomor Induk Penduduk

Sementara (NIPS), Akta Kelahiran, Akta Perkawinan, Akta

Perceraian, Akta Pengakuan dan Pengesahan Anak, Akta Kematian

dan Akta Pengangkatan Anak serta surat-surat keterangan

Pendaftaran dan Pencatatan Penduduk lainnya.

Penyelenggaraan kegiatan perubahan dan perbaikan terhadap

penerbitan hasil pendaftaran dan pencatatan penduduk yang

disebabkan mutasi/ Akta Pengangkatan Anak serta surat-surat

keterangan Pendaftaran Pencatatan Penduduk lainnya.

Penyelenggaraan kegiatan perubahan dan perbaikan terhadap

penerbitan hasil pendaftaran dan pencatatan penduduk yang

disebabkan mutasi/ perubahan biodata penduduk.

Penyuluhan dalam rangka pengendalian mobilitas penduduk

terhadap peraturan pendaftaran dan pencatatan penduduk.

Pembinaan penyelenggaraan administrasi pendaftaran dan

pencatatan penduduk.

Pengawasan, pengusutan dan pemeriksaaan terhadap pelanggaran

peraturan pendaftaran dan pencatatan penduduk.

Penyelesaian sengketa pendaftaran dan pencatatan penduduk.

Page 69: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

69

Pengumpulan, pengolahan, analisa serta penyajian data informasi

hasil pendaftaran dan pencatatan penduduk untuk keperluan instansi

lain dan masyarakat.

Penyimpanan dan pemeliharaan arsip pendaftaran pencatatan

penduduk dan Register Akta Penduduk.

Pengelolaan dukungan teknis dan administratif.

Pembinaan teknis pelaksanaan kegiatan Suku Dinas.

4.2.5 Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Penertiban dan Kerjasama

Kependudukan.

1. Tugas Pokok Bidang Penertiban dan Kerjasama Kependudukan adalah

Berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 47

Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kependudukan

dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta Bagian Ketujuh Pasal 28

ayat (2), Bidang Penertiban dan Kerjasama Kependudukan

mempunyai tugas pokok melaksanakan penertiban dan kerjasama

administrasi kependudukan.

2. Fungsi Dinas Penertiban dan Kerjasama Kependudukan Propinsi DKI Jakarta

adalah

a. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA), Dokumen Pelaksaan

Anggaran (DPA) dan Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan (PPK) bidang

Penertiban dan Kerjasama Kependudukan.

Page 70: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

70

b. Pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan Petunjuk

Pelaksanaan Kegiatan (PPK) bidang Penertiban dan Kerjasama

Kependudukan.

c. Pelaksanaan koordinasi penertiban dan kerjasama kependudukan.

d. Pengawasan dan pengendalian mobilitas kependudukan.

e. Pelaksanaan evaluasi dan pengembangan pelaksanaan penertiban dan

kerjasama kependudukan.

f. Penegakan peraturan perundang-undangan di bidang kependudukan

dan pencatatan sipil.

g. Penyelesaian permasalahan pelayanan administrasi kependudukan.

h. Pembinaan dan pengembangan peran serta masyarakat dalam

administrasi kependudukan.

i. Pengkajian dan pengendalian kuantitas dan kualitas penduduk,

pengarahan mobilitas/ penataan persebaran penduduk dan perlindungan

penduduk, serta pembangunan berwawasan kependudukan.

j. Pelaksanaan pemprosesan pelanggaran peraturan kependudukan untuk

diajukan ke pengadilan serta mempersiapkan pemulangan kedaerah

asal.

k. Pelaksanaan pembinaan aparat teknis penertiban, polisi khusus

kependudukan dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS).

l. Penyiapan bahan laporan dinas yang terkait dengan pelaksanaan

penertiban dan kerjasama kependudukan.

m. Pelaporan dan pertanggungjawaban bidang penertiban dan kerjasama

kependudukan.

Page 71: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

71

4.2.6 Sistem yang Berjalan

Pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta telah

memiliki sistem yang sudah berjalan sebelumnya, menganalisis sistem yang

berjalan merupakan langkah yang penting untuk mengetahui kelemahan sistem,

sehingga dapat dirancang sistem pembantu untuk memperbaiki kelemahan sistem

tersebut. Berikut merupakan penjelasan tentang sistem yang berjalan:

a. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta sebagai

badan pemerintah yang melayani pendaftaran dan pengontrolan administrasi

kependudukan, dalam tugas pengontrolan, Dinas ini melakukan operasi yang

dinamakan Operasi Yustisi Kependudukan.

b. Operasi Yustisi Kependudukan dilaksanakan dengan tim di beberapa wilayah

di provinsi DKI Jakarta, Tim langsung men-sidak masyarakat yang lewat dan

berada ditempat operasi yang dilakukan, tim memeriksa warga atas

kelengkapan identitas berupa KTP warga tersebut atau surat keterangan

lainnya.

c. Apabila ada warga yang kedapatan tidak membawa indentitas dirinya, maka

dilakukan pemeriksaan terhadap pelanggaran yang dilakukan.

d. Untuk warga yang kedapatan melanggar maka dilakukan pemeriksaan dan

divonis denda dan dapat memenuhi syarat administrasi dikemudian hari,

selanjutnya petugas mencatat jumlah warga yang melanggar dan data tersebut

dikirim ke petugas di tingkat kelurahan.

e. Data yang diperoleh, kemudian data diolah ditingkat suku dinas

kependudukan dan Pencatatan sipil tingkat kotamadya dan digabungkan

dengan operasi secara keseluruhan yang telah dilakukan di semua kotamadya.

Page 72: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

72

Adapun permasalahan yang terjadi dalam sistem yang telah berjalan antara

lain:

1. Sistem yang berjalan sudah terkomputerisasi namun belum terintergrasi satu

sama lain.

2. Terbatasnya informasi yang diberikan kepada masyarakat.

3. Jakarta merupakan ibukota, sehingga arus urbanisasi yang berlebihan dan

disertai dengan tidak tertibnya administrasi kependudukan.

4. Selama ini informasi tentang sebaran hasil operasi yustisi kependudukan

yang sudah dilakukan, masih kurang lengkap karena hanya berupa informasi

yang bersifat tekstual dan penyajian serta penyampaian informasinya masih

kurang representatif.

Dari uraian sebelumnya, maka dapat digambarkan bagan alir dokumen sistem

yang berjalan pada Gambar 4.2.

Page 73: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

73

2

Input data OYK

per-kelurahan

2

tidak

ya

Selesai

mulai

1

KELURAHAN DINAS

2

N

Input data OYK

per kotamadya

1Data Penduduk

Terjaring OYK

Seluruh DKI

JAKARTA

N

Input data OYK

Seluruh DKI JAKARTA

1

Periksa

Penduduk

SUDIN

Data Penduduk

Terjaring OYK

Per-kelurahan

Mencatat

Data

Penduduk

KECAMATAN

12

N

Data Penduduk

Terjaring OYK

per kotamadya

Data Penduduk

Terjaring OYK

Melanggar

Yustisi

Kependudukan

Selesai

Periksa

Penduduk

Jumlah

Penduduk Yang

Diperiksa

TIM PENYIDIKAN

Gambar 4.2 Bagan Alir Dokumen yang Berjalan

4.2.6.1 Kelebihan dan Kekurangan Sistem yang Berjalan

a. Kelebihan Sistem yang berjalan

1) Kegiatan Operasi Yustisi Kependudukan dilakukan secara rutin

dan terorganisir dengan baik.

2) Telah menggunakan sistem komputer dalam pengolahan data

dan pencatatan data operasi yustisi kependudukan.

b. Kelemahan Sistem yang Berjalan

1) Informasi yang diberikan masih sebatas tekstual.

2) Pengumpulan data membutuhkan waktu, karena data masih

diproses di level bawah dinas.

3) Kurangnya informasi dalam penentuan operasi dalam suatu

wilayah.

Page 74: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

74

4.2.7 Sistem yang Diusulkan

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ada di atas, maka

pemecahan masalahnya adalah dengan mengembangkan aplikasi SISOYK pada

Provinsi DKI Jakarta. Aplikasi SISOYK yang akan dibangun merupakan aplikasi

berbasis SIG. Pembangunan aplikasi SISOYK ini, tidak ditujukan untuk

menggantikan sistem pencatatan dan pelaporan Operasi Yustisi Kependudukan

yang sudah berjalan tetapi untuk menambahkan spasial wilayah DKI Jakarta

pada sistem pencatatan dan pelaporan Operasi Yustisi Kependudukan dengan

menggunakan pendekatan spasial serta fungsi intergritas dalam pencatatan

datanya. Sistem informasi yang diusulkan, yaitu:

a. Diusulkan sistem informasi spasial Operasi Yustisi Kependudukan

berbasis web sehingga dapat dipergunakan dengan mudah oleh user

tentang data operasi yustisi kependudukan yang telah dilaksanakan di

Provinsi DKI Jakarta dengan mengklik data yang ada pada polygon.

b. Sistem yang diusulkan berbasis web agar dapat dipergunakan oleh

masyarakat luas agar dapat melihat sebaran operasi yustisi yang telah

dilakukan di Provinsi DKI Jakarta.

Page 75: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

75

DIAGRAM ALIR SISTEM YANG DIUSULKAN

Data Penduduk

Terjaring OYK

Per-kelurahan

SUDINKELURAHAN KECAMATANTIM PENYIDIKAN

mulai

Periksa

Penduduk

N

DINAS

Jumlah

Penduduk Yang

Diperiksa

Melanggar

Yustisi

Kependudukan

ya

tidak

Selesai

Periksa

Penduduk

Mencatat

Data

Penduduk

Data Penduduk

Terjaring OYK

N

12

12

Input data OYK

per-kelurahan

Data Penduduk

Terjaring OYK

per kotamadya

N

12

Input data OYK

per kotamadya

Selesai

Data OYK per

kelurahan

Se-DKI JAKARTA

Input data OYK

Database OYK

Cetak Laporan

OYK

Input data OYK Input data OYK

Input data OYK

Gambar 4.3 Bagan Alir Dokumen yang Diusulkan

4.2.7.1 Peta

Peta yang digunakan adalah peta berbasis vektor yang bersumber dari

Badan Pusat Statistik (BPS) skala 1:200.000 yang digunakan untuk

menampilkan informasi mengenai operasi yustisi kependudukan di Provinsi

DKI Jakarta (Gambar 4.4).

Page 76: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

76

Gambar 4.4 Peta Bersumber dari BPS

Gambar 4.4 tersebut menunjukkan Provinsi DKI Jakarta, selain itu batas

administrasi kelurahan yang dilihat dalam model polygon peta DKI Jakarta.

polygon yang dimunculkan pada peta dimaksudkan untuk memudahkan para user

untuk mendapatkan informasi mengenai data operasi yustisi kependudukan yang

dipilh dengan mengklik polygon kemudian muncul informasi atributnya.

4.2.7.2 Objek yang diusulkan

a. Data Spasial yang Digunakan

Data spasial untuk menggambarkan Provinsi DKI Jakarta dalam

bentuk polygon yang berekstensi .SHP.

200.000

Page 77: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

77

b. Data Atribut

Data atribut adalah data yang menjelaskan tentang detail spasial

operasi yustisi kependudukan. Data yang akan ditampil adalah data

operasi yustisi kependudukan. Atribut data tersebut akan dijelaskan

pada perencanaan database. User dapat melihat data atribut dari

objek kelurahan dengan mengklik polygon objek tersebut, yang

akan menampilkan informasi field-field data secara otomatis.

4.2.7.3 Keunggulan Sistem Usulan

Adapun keunggulan dari sistem ini, yaitu:

a. Memberikan informasi Operasi Yustisi Kependudukan yang dimasukkan

dalam bentuk peta.

b. Mengetahui letak daerah strategis atau daerah yang menjadi

pertimbangan dalam pelaksanaan OYK.

c. Dapat memvisualisasikan hasil permintaan data Operasi Yustisi

Kependudukan tersebut dalam bentuk tampilan peta yang representatif

dan mudah dimengerti.

d. Dapat memasukkan data secara langsung kepada pihak suku dinas

kotamadya yang diberi hak dalam pencatatan dan pelaporan operasi di

setiap wilayah kotamadya di Provinsi DKI Jakarta.

e. Sistem yang diusulkan dapat diperbaharui secara berkala.

Page 78: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

78

4.3 Perancangan

Tahap perancangan SIG bertujuan untuk mencari bentuk yang optimal

dari aplikasi berbasis SIG yang akan dibangun dengan mempertimbangkan

berbagai faktor-faktor ditetapkan pada tahap perencanaan dan analisis.

4.3.1 Desain Arsitektur (Data Flow Diagram)

Perancangan Data Flow Diagram dirancang untuk sebuah sistem usulan

berdasarkan hasil analisa sistem usulan. Diagram ini merupakan sarana

komunikasi antara user dengan pengembang sistem untuk mengetahui seperti

apa, dimana sistem usulan tersebut akan berjalan. Diagram ini menggambarkan

secara garis besar semua masukan atau keluaran yang ada pada sistem. Berikut

adalah perancangan Context Diagram untuk sistem usulan. Gambar dapat dilihat

pada Gambar 4.5.

a. Aliran data berupa atribut peta, data peta yang akan dimasukkan dalam

Sistem Informasi Spasial Operasi Yustisi Kependudukan (SISOYK).

b. SISOYK memberikan laporan data informasi spasial operasi yustisi

kependudukan kependudukan kepada Dinas.

c. Sistem Informasi Spasial Operasi Yustisi Kependudukan (SISOYK)

menghasilkan informasi ke masyarakat luas (user).

d. User/ Masyarakat luas dapat berinteraksi dengan mengirimkan komentar atas

Operasi Yustisi Kependudukan yang belum dan telah dilaksanakan di

Provinsi DKI Jakarta.

e. Dinas menerima komentar-komentar yang ditampung oleh SISOYK serta

laporan hasil Operasi Yustisi Kependudukan (OYK).

Page 79: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

79

Sistem Informasi Spasial

Operasi Yustisi

Kependudukan

TIM PENYIDIK

User

Comment

webgis_OYK

OYK

Webgis_OYK

DINAS PENERTIBAN

Laporan

Peta

Helpdesk

Database OYK

Database Peta

0

Gambar 4.5 Diagram Context SISOYK

Setelah merancang Context Diagram, maka selanjutnya

merancang DFD Level 0, diagram ini dibuat untuk menggambarkan

arus data dari tahapan proses diagram sebelumnya.

Diagram ini menggambarkan proses-proses yang terdapat

dalam sistem informasi spasial kependudukan, perancangan interface,

pengolahan data, pengolahan peta. Pengolahan peta dan pengumpulan

data informasi yang kemudian diolah pada sistem lalu menghasilkan

output berupa informasi spasial OYK yang diinformasikan user,

seperti tertera pada gambar 4.6.

Page 80: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

80

DINAS PENERTIBAN

1

Pengolahan Data

Peta_DKIJakarta

2

Pengolahan Data Non

Spasial

Tabel_OYK

Data Vektor

4

Pengolahan Informasi

Hasil peta

Tampilan Peta

oyk

Output hasil tabel

User

Komentar

Gis_OYK

Laporan

3

Perancangan Interface

Aplikasi

Input_Profil

Profil_DukCaPIL

TimPenyidik

oyk

OYK

Helpdesk

Database OYK

Database Peta

Gambar 4.6 Normal level 0

Berikut merupakan penjelasan dari diagram normal level 0:

a. Dinas menyiapkan peta jakarta yang akan diolah, yang berupa

peta serta profil Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

b. Data yang diolah dipisah, data Profil Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil dipisah dalam Perancangan Interface Web,

sedangkan data vektor yang nantinya data tersebut akan

menampilkan atribut peta OYK per kelurahan.

c. Tim penyidik mendapat data oyk dari sistem.

d. Setelah ketiga proses berjalan dengan baik maka sistem satu sama

lain harus diintegrasikan sehingga penyajian informasi pada user

dapat dilakukan dengan mudah.

Page 81: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

81

4.3.2 Desain Kamus Data

Kamus data berguna untuk mengetahui aliran data atau informasi apa saja

yang terdapat pada saat analisis ataupun perancangan sistem.

Tabel 4.1 Kamus Data

Kel_oyk_2006 =*File kel_oyk_2006.dbf*

{kelurahan + count + tanggal + terjaring + diperiksa + melanggar + bap

+ von_denda + von_kurngn + von_verstg + von_bebas + pos_bakum +

ttal_denda + kotamadya}

Kel_oyk_2007 =*File kel_oyk_2007.dbf*

{kelurahan + count + tanggal + terjaring + diperiksa + melanggar + bap

+ von_denda + von_kurngn + von_verstg + von_bebas + pos_bakum +

ttal_denda + kotamadya}

Kel_oyk_2008 =*File kel_oyk_2008.dbf*

{kelurahan + count + tanggal + terjaring + diperiksa + melanggar + bap

+ von_denda + von_kurngn + von_verstg + von_bebas + pos_bakum +

ttal_denda + kotamadya}

Kel_oyk_2009 =*File kel_oyk_2009.dbf*

{kelurahan + count + tanggal + terjaring + diperiksa + melanggar + bap

+ von_denda + von_kurngn + von_verstg + von_bebas + pos_bakum +

ttal_denda + kotamadya}

login =*login.dbf*

{@username + password + wilayah + status}

berita =*berita.dbf*

{@id_berita + judul + isi_berita + tgl_input + jam_input}

komentar =*komentar.dbf*

{@id_komentar + email + nama + isi + jenis + tanggal + status}

4.3.3 Desain Basis Data

Tahapan awal dalam perancangan basis data ini adalah membuat

pemodelan data konseptual yang akan dijadikan landasan untuk basis data,

setelah didapat model basis data, maka pemodelan data konseptual tersebut

Page 82: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

82

diwujudkan dalam hubungan antar tabel menggunakan asosiasi sehingga

didapatkannya model data relational.

Berikut ini akan dijelaskan langkah-langkah yang dilakukan dalam

rancangan basis data:

1. Rancangan Entity Relationship Diagram

Pada perancangan basis data dibutuhkan gambaran basis data yang ideal

bagi sistem yang nantinya akan dibangun. Pada Gambar 4.7 digambarkan

ERD yang nantinya akan diterapkan pada Sistem Informasi Spasial

Operasi Yustisi Kependudukan.

Kotamadya memiliki Kecamatan

OYK memiliki

mempunyai

kelurahan

1

m

m

m 1

1

kejaksaan

m

*Id_kotamadya nama_kotamadya

*Id_data_oyk

Id_kelurahan

tanggal

Tahun_oyk

melanggar

terjaring

diperiksa

*Id_kecamatan nama_kecamatan

bap

Von_denda

Von_verstag Von_kurungan

Total_denda

Pos_bakum

Ke_panti

*Id_kelurahan

Nama_kelurahan

Gambar 4.7 ERD Spasial

Page 83: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

83

2. Normalisasi Data

a. Bentuk tidak normal (unnormalized) database sistem

Tabel 4.2 Tabel UNF

UNF

KELURAHAN TANGGAL TERJARING DIPERIKSA MELANGGAR BAP

ANGKE 12 Desember 2008 249 239 107 107

30 Nopember 2006 263 183 120 120

CIRACAS 23 Agustus 2007 146 146 55 55

VON_DENDA VON_KURNGN VON_VERSTG VON_BEBAS

107 0 0 0

120 0 0 0

53 0 0 2

POS_BAKUM TTAL_DENDA KE_PANTI KOTAMADYA KECAMATAN

0 1525000 10 JAKARTA BARAT TAMBORA

0 1850000 JAKARTA BARAT TAMBORA

0 1060000 0 JAKARTA TIMUR CIRACAS

Normalisasi Tahap Pertama (1NF)

Normalisasi pertama bersifat atomik (tidak dapat dibagi menjadi

atribut-atribut yang lebih kecil bersifat tunggal).

Tabel 4.3 Tabel 1NF

1NF

KELURAHAN TANGGAL TERJARING DIPERIKSA MELANGGAR BAP

ANGKE 12 Desember 2008 249 239 107 107

ANGKE 30 Nopember 2006 263 183 120 120

CIRACAS 23 Agustus 2007 146 146 55 55

VON_DENDA VON_KURNGN VON_VERSTG VON_BEBAS

107 0 0 0

120 0 0 0

53 0 0 2

POS_BAKUM TTAL_DENDA KE_PANTI KOTAMADYA KECAMATAN

0 1525000 10 JAKARTA BARAT TAMBORA

Page 84: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

84

0 1850000 JAKARTA BARAT TAMBORA

0 1060000 0 JAKARTA TIMUR CIRACAS

Normalisasi Tahap Kedua (2NF)

Normalisasi kedua, bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk

normal pertama. Atribut bukan kunci haruslah bergantung secara fungsional

pada kunci utama atau primary key. Tabel 4.4 adalah Tabel Normalisasi 2NF.

Tabel 4.4 Tabel 2NF

TABEL KELURAHAN

ID_KELURAHAN KELURAHAN KOTAMADYA KECAMATAN

1 ANGKE JAKARTA BARAT TAMBORA

2 CAKUNG BARAT JAKARTA TIMUR CAKUNG

3 CIRACAS JAKARTA TIMUR CAKUNG

TABEL DATA_OYK

ID_DATA_OYK ID_KELURAHAN TANGGAL TERJARING

1 1 12 Desember 2008 249

2 1 30 Nopember 2006 263

3 3 23 Agustus 2007 146

DIPERIKSA MELANGGAR BAP TTAL_DENDA KE_PANTI

239 107 107 1525000 10

183 120 120 1850000 0

146 55 55 1060000 0

VON_DENDA VON_KURNGN VON_VERSTG VON_BEBAS POS_BAKUM

107 0 0 0 0

120 0 0 0 0

53 0 0 2 0

Normalisasi 3NF

Untuk menjadi bentuk normal ketiga maka relasi harus sudah

termasuk dalam bentuk normal kedua dan semua atribut bukan primary key

tidak punya hubungan transitif. setiap atribut yang bukan kunci haruslah

Page 85: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

85

bergantung pada primary key secara keseluruhan. Tabel 4.5 adalah Tabel

Normalisasi 3NF.

Tabel 4.5 Tabel Normalisasi 3NF

ID_KOTAMADYA KOTAMADYA

2 JAKARTA BARAT

3 JAKARTA TIMUR

3 JAKARTA TIMUR

ID_KECAMATAN KECAMATAN

2 TAMBORA

3 PENJARINGAN

18 JAKARTA TIMUR

ID_KELURAHAN KELURAHAN

1 ANGKE

2 CAKUNG BARAT

3 CIRACAS

TABEL DATA_OYK

ID_DATA_OYK ID_KELURAHAN TANGGAL TERJARING DIPERIKSA

1 1 12 Desember 2008 249 239

2 1 30 Nopember 2006 263 183

3 3 23 Agustus 2007 146 146

MELANGGAR BAP VON_DENDA VON_KURNGN VON_VERSTG VON_BEBAS

107 107 107 0 0 0

120 120 120 0 0 0

55 55 53 0 0 2

TTAL_DENDA POS_BAKUM KE_PANTI

1525000 0 10

1850000 0

1060000 0 0

3. Struktur Data

Page 86: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

86

Rancangan basis data atribut spasial dalam aplikasi

SISOYK terdiri dari tabel sebagai berikut:

a. kel_oyk_2006

1) Nama File : kel_oyk_2006.dbf

2) Media : Harddisk

3) Isi : Data Atribut kel_oyk_2006

4) Primary Key : Id_kelurahan

Tabel 4.6 Tabel kel_oyk_2006

Field Tipe Panjang Decimal Keterangan

Id_kelurahan Int 15 0 Nama

kelurahan

count String 2 0 Jumlah polygon

Tanggal Date 0

Tanggal

pelaksanaan

operasi

Terjaring Int 3 0

Penduduk yang

dijaring saat

operasi

Diperiksa Int 3 0 Penduduk yang

diperiksa

Melanggar Int 3 0 Penduduk yang

melanggar

Bap Int 3 0 Penduduk yang

masuk BAP

Von_denda Int 3 0

Penduduk yang

di kenakan

denda

Von_kurngn Int 3 0

Penduduk yang

masuk

kurungan

Von_verstg Int 3 0

Penduduk yang

bebas karena

bersyarat

Von_bebas Int 3 0 Penduduk yang

bebas murni

Pos_bakum Int 2 0

Penduduk yang

memerlukan

bantuan hukum

Page 87: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

87

Ttal_denda Int 10 0 Jumlah total

denda operasi

kotamadya String 20 0 Wilayah

kotamadya

b. kel_oyk_2007

1) Nama File : kel_oyk_2007.dbf

2) Media : Harddisk

3) Isi : Data Atribut kel_oyk_2007

4) Primary Key : Id_kelurahan

Tabel 4.7 Tabel kel_oyk_2007

Field Tipe Panjang Decimal Keterangan

Id_kelurahan Int 15 0 Nama

kelurahan

count String 2 0 Jumlah polygon

Tanggal Date 0

Tanggal

pelaksanaan

operasi

Terjaring Int 3 0

Penduduk yang

dijaring saat

operasi

Diperiksa Int 3 0 Penduduk yang

diperiksa

Melanggar Int 3 0 Penduduk yang

melanggar

Bap Int 3 0 Penduduk yang

masuk BAP

Von_denda Int 3 0

Penduduk yang

di kenakan

denda

Von_kurngn Int 3 0

Penduduk yang

masuk

kurungan

Von_verstg Int 3 0

Penduduk yang

bebas karena

bersyarat

Von_bebas Int 3 0 Penduduk yang

Page 88: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

88

bebas murni

Pos_bakum Int 2 0

Penduduk yang

memerlukan

bantuan hukum

Ttal_denda Int 10 0 Jumlah total

denda operasi

kotamadya String 20 0 Wilayah

kotamadya

c. kel_oyk_2008

1) Nama File : kel_oyk_2008.dbf

2) Media : Harddisk

3) Isi : Data Atribut kel_oyk_2008

4) Primary Key : Id_kelurahan

Tabel 4.8 Tabel kel_oyk_2008

Field Tipe Panjang Decimal Keterangan

Id_kelurahan Int 15 0 Nama

kelurahan

Count String 2 0 Jumlah polygon

Tanggal Date 0

Tanggal

pelaksanaan

operasi

Terjaring Int 3 0

Penduduk yang

dijaring saat

operasi

Diperiksa Int 3 0 Penduduk yang

diperiksa

Melanggar Int 3 0 Penduduk yang

melanggar

Bap Int 3 0 Penduduk yang

masuk BAP

Von_denda Int 3 0

Penduduk yang

di kenakan

denda

Von_kurngn Int 3 0

Penduduk yang

masuk

kurungan

Von_verstg Int 3 0 Penduduk yang

bebas karena

Page 89: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

89

bersyarat

Von_bebas Int 3 0 Penduduk yang

bebas murni

Pos_bakum Int 2 0

Penduduk yang

memerlukan

bantuan hukum

Ttal_denda Int 10 0 Jumlah total

denda operasi

kotamadya String 20 0 Wilayah

kotamadya

d. kejaksaan

1) Nama File : Kejaksaan

2) Media : Harddisk

3) Isi : Data OYK kejaksaan

4) Primary Key : Id_oyk_kejaksaan

Tabel 4.9 Tabel kejaksaan

Id_oyk

kejaksaan Int 7 0

Id data oyk

kejaksaan

Id_data_oyk Int 7 0 Id data oyk

Bap Int 11 0 Penduduk yang

masuk BAP

Von_denda Int 11 0

Penduduk yang

di kenakan

denda

Von_kurngn Int 11 0

Penduduk yang

masuk

kurungan

Von_verstg Int 11 0

Penduduk yang

bebas karena

bersyarat

Von_bebas Int 11 0 Penduduk yang

bebas murni

Pos_bakum Int 11 0

Penduduk yang

memerlukan

bantuan hukum

Ttal_denda Int 11 0 Jumlah total

denda operasi

Page 90: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

90

e. data_oyk_copy

1) Nama File : data_oyk_copy

2) Media : Harddisk

3) Isi : Data OYK

4) Primary Key : Id_data_oyk

Tabel 4.10 Tabel data_oyk_copy

Field Tipe Panjang Decimal Keterangan

Id_data_oyk Int 7 0 Id data_oyk

Id_kelurahan Int 15 0 Nama

kelurahan

Tahun_oyk Int 4 0

Tahun

dilaksanakan

OYK

Tanggal Date 6 0

Tanggal

pelaksanaan

operasi

Terjaring Int 3 0

Penduduk yang

dijaring saat

operasi

Diperiksa Int 3 0 Penduduk yang

diperiksa

Melanggar Int 3 0 Penduduk yang

melanggar

f. login

1) Nama File : login

2) Media : Harddisk

3) Isi : Data administrator

4) Primary Key : username

Page 91: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

91

Tabel 4.11 Tabel login

Field Tipe Panjang Decimal Keterangan

username String 30 0 Karakter yang

dipakai

password Int 20 0 Password

wilayah Varchar 30 0 Pilihan

wilayah yang

di pakai

status Enum 'aktif','nonaktif' 0 Aktif atau di

non aktifkan

g. berita

1) Nama File : Berita

2) Media : Harddisk

3) Isi : Data berita

4) Primary Key : Id_berita

Tabel 4.12 Tabel berita

Field Tipe Panjang Decimal Keterangan

id_berita Int 5 0 Id_berita

judul Varchar 50 0 Judul berita

Isi_berita Text - 0 Isi berita

tgl_input Date 6 0 Tanggal di upload

jam_input Time 5 0 Waktu

h. komentar

1) Nama File : sarankritik

2) Media : Harddisk

3) Isi : Data saran kritik

4) Primary Key : Id_sarankritik

Tabel 4.13 Tabel Saran Kritik

Page 92: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

92

Field Tipe Panjang Decimal Keterangan

id_sarankritik Int 5 0 Id sarankritik

email Varchar 20 0 email

nama Varchar 30 0 Nama pemberi

saran

isi Varchar 30 0 Isi tulisan

jenis Text - 0 Saran atau

kritik

tanggal Date 6 0 Tanggal

diterima

status Int 2 0 Status

4.3.4 Desain Struktur Menu Aplikasi

Dalam aplikasi SISOYK terdapat beberapa menu yaitu, menu Utama,

menu Berita, menu Profil, menu Layanan, menu WebGIS, menu Suara warga,

menu Download, menu Profil, menu Administrator sebagai menu tersembunyi

dan update atribut data untuk memperbaharui data spasial. Gambar 4.8

merupakan gambaran hierarki struktur aplikasi SISOYK.

Page 93: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

93

Aplikasi SISOYK

HOME ADMIN PROFIL LAYANANLANDASAN

HUKUMSUARA WARGA BERITAWEBGIS

Print Peta

Download Peta

Help

Gambar 4.8 Struktur Aplikasi SISOYK

4.3.5 Desain Interface

Pada bagian ini dibahas mengenai tahapan perancangan antarmuka

aplikasi. Antarmuka yang akan dibangun, dirancang sesederhana mungkin

sehingga memudahkan pengguna dalam menggunakannya.

Page 94: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

94

a. Rancangan menu aplikasi SISOYK dapat dilihat pada Gambar 4.9

Gambar 4.9 Rancangan Menu Web

Berikut merupakan penjelasan tentang menu utama aplikasi SISOYK:

1. Merupakan judul dari aplikasi yang dibuat, yaitu Sistem Informasi Spasial

Operasi Yustisi Kependudukan.

2. Penjelasan isi menu merupakan penjelasan dari setiap menu setiap user

melakukan event klik dari menu-menu yang berada pada sidebar.

3. Menu home yaitu penjelasan tentang sistem informasi spasial Operasi Yustisi

Kependudukan Provinsi DKI Jakarta.

4. Profil, merupakan menu yang menyampaikan informasi tentang profil Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil

5. Fungsi, menu ini berisikan fungsi-fungsi yang dimiliki oleh Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

Penjelasan isi menu

Judul WEB

Home

Profil Fungsi Layanan Berita Landasan hukum SW WebGIS

Page 95: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

95

6. Layanan, menu ini berisikan layanan-layanan yang disediakan oleh Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil dari tingkat Kelurahan, Kecamatan,

Suku Dinas, sampai Dinas.

7. Menu Berita yaitu menu yang akan menunjukan berita seputar Operasi

Yustisi Kependudukan serta info kependudukan yang ditulis oleh pengelola

website/ administrator.

8. Landasan Hukum, menu ini menampilkan landasan hukum yang dipakai oleh

dinas dalam menjalankan tugasnya.

9. Suara Warga, menu ini menampilkan dan menyediakan ruang untuk

pengguna umum dalam menyampaikan saran dan kritik yang membangun

untuk dinas.

10. WebGIS, menu ini berisikan web dalam bentuk spasial yang menggambarkan

wilayah DKI Jakarta.

Page 96: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

96

b. Rancangan menu peta, dapat dilihat pada Gambar 4.10

Gambar 4.10 Rancangan Menu Peta

Gambar 4.10 Rancangan Menu Aplikasi SISOYK

Berikut merupakan penjelasan tentang menu peta:

1. Merupakan Isi peta yang terdapat gambar peta kota DKI Jakarta.

2. Merupakan tempat untuk mengaktifkan layer yang ingin ditampilkan.

3. Merupakan menu untuk mencari atribut peta.

4. Terdapat tiga menu pada menu no.4 yaitu:

Print Map untuk mencetak peta dalam format HTML atau PDF

home Sistem Informasi Spasial Operasi Yustisi Kependudukan

1. Peta

2. Layer

17. Koordinat

16. Reference

Map

3. Menu Search 4. Menu Tools

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

18. Skala

Z

O

O

M

Page 97: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

97

Download Map untuk, mengambil peta dalam format TIFF

Help untuk petunjuk bantuan aplikasi SISOYK menu peta.

5. Home yaitu menu yang menunjukan tampilan pada saat pertama kali menu

peta dibuka.

6. Back yaitu menu untuk mengembalikan peta setelah kita melakukan proses

berikut.

7. Next yaitu menu untuk membalikan peta ke proses setelahnya.

8. Zoom in yaitu menu untuk memperbesar peta sesuai dengan keinginan user.

9. Zoom Out yaitu menu untuk memperkecil peta setelah di Zoom in.

10. Pan yaitu menu untuk mengarahkan peta kearah yang user inginkan.

11. Identify yaitu menu yang digunakan untuk memberikan informasi tentang

daerah yang user melakukan proses klik pada wilayah tertentu. Query yang

ditampilkan berbentuk query ganda, tergantung layer yang diaktifkan pada

menu pengaktifan layer.

12. Select yaitu menu yang digunakan untuk menseleksi daerah yang diinginkan

untuk mengtahui informasi. Informasi yang dihasilkan bergantung pada

shapeFile yang diaktifkan.

13. Auto Identify yaitu menu yang digunakan untuk memberikan informasi peta

tetapi hanya satu wilayah saja. Fungsinya hampir sama dengan fungsi no.12.

14. Transparency yaitu menu yang digunakan untuk mengurangi atau menambah

nilai transparan pada layer tertentu.

15. Refresh Map yaitu digunakan untuk me-refresh isi peta.

16. Reference Map yaitu peta rujukan dari isi peta pada no.1.

Page 98: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

98

17. Menunjukan koordinat peta secara dinamis, dapat berubah-ubah sesuai

dengan pergerakan kursor mouse.

18. Skala peta.

4.4 Penerapan

Pada tahap ini dilakukan implementasi hasil rancangan ke dalam baris-

baris kode program yang dapat dimengerti oleh komputer. Selain itu juga

membahas sarana pendukung lain yang diperlukan agar sistem berjalan dengan

baik.

4.4.1 Sarana Pendukung Aplikasi SISOYK

Aplikasi SISOYK ini dikembangkan dengan menggunakan hardware dan

software yang dijelaskan pada point-point berikut:

a. Perangkat Keras (Hardware)

Prosesor Intel Core 2 Duo 1.6 GHz

Harddisk 80GB

Memory 1 GB

Monitor dengan resolusi 1024 x 768 pixels

Keyboard dan mouse

VGA 128 MB

b. Perangkat Lunak (Software)

Windows XP Service Pack 2

Microsoft Office

Arcview 3.3

Page 99: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

99

Framework Pmapper

PHP 5.2.4 dan MySQL 5.0.45

Pada Gambar 4.11 merupakan gambar penerapan pada sistem operasi

Microsoft Windows XP Service pack 2. Implementasi pada sistem operasi

Microsoft Windows XP Service Pack 2 menggunakan browser mozilla.

Gambar 4.11 Penerapan SISOYK Pada Windows

4.4.2 Pengujian

Pengujian sistem dilakukan dengan metode black box, yang merupakan

suatu metode pengujian sistem yang dilakukan pada interface perangkat lunak

yang dibuat, meliputi cara pengoprasian, input dan output yang dihasilkan.

Hasil pengujian sistem ini terlampir dalam Lampiran D.

Page 100: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

100

4.5 Penggunaan

Berikut merupakan menu-menu yang terdapat dalam aplikasi SISOYK

yang digunakan oleh masyarakat umum:

1. Menu Utama

Menu utama merupakan menu yang tampil saat aplikasi pertama kali

dijalankan. Menu ini merupakan penjelasan tentang sistem informasi

spasial operasi yustisi kependudukan. Pada Gambar 4.13 merupakan

gambar dari menu utama.

Gambar 4.12 Menu Utama SISOYK

2. Menu profil merupakan menu yang menyampaikan informasi tentang

profil Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Gambar 4.14

merupakan gambar tentang menu berita.

Page 101: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

101

Gambar 4.13 Menu Profil

3. Menu fungsi merupakan menu yang menampilkan fungsi-fungsi yang

dijalankan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Pada Gambar

4.14 merupakan gambar menu fungsi.

Gambar 4.14 Menu Fungsi

4. Menu layanan merupakan menu yang menginformasikan jenis-jenis

layanan yang disediakan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Page 102: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

102

dari tingkat kelurahan, kecamatan, sudin, hingga dinas. Pada Gambar

4.15 merupakan gambar menu layanan.

Gambar 4.15 Menu Layanan

5. Menu berita merupakan menu yang memberikan informasi-informasi

terkait dengan kegiatan-kegiatan yang telah, sedang, dan akan dilakukan

oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Pada Gambar 4.16

merupakan gambar menu berita.

Gambar 4.16 Menu Berita

Page 103: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

103

6. Menu landasan hukum merupakan menu yang menampilkan landasan

hukum yang dipakai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam

menjalankan tugasnya. Pada Gambar 4.17 merupakan gambar menu

landasan hukum.

Gambar 4.17 Menu Landasan Hukum

7. Menu suara warga merupakan menu yang memberi ruang kepada

pengguna dalam menyampaikan saran atau kritik dalam membangun

program kerja dinas kependudukan. Pada Gambar 4.18 merupakan

gambar menu suara warga.

Page 104: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

104

Gambar 4.18 Menu Suara Warga

8. Menu webgis merupakan menu yang paling penting dari sistem ini, menu

ini memberikan informasi tentang daerah-daerah yang telah dilakukan

operasi yustisi kependudukan yang dilakukan pada tahun 2006, 2007 dan

2008. Data-data yang disajikan berbentuk dalam peta spasial. Pada

Gambar 4.19 merupakan gambar menu link peta dan Gambar 4.20

merupakan gambar web spasial Operasi Yustisi Kependudukan.

Page 105: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

105

Gambar 4.19 Menu Tampilan Link Webgis

Gambar 4.20 Menu Peta

Berikut merupakan penjelasan dari menu peta Gambar 4.20:

a) Menu home digunakan untuk membuat halaman peta kembali ke

tampilan awal saat Menu Peta dibuka. Pada aplikasi Arcview 3.3, menu ini

disebut menu zoom to full extent. Pada Gambar 4.21 dan Gambar 4.22 berikut

merupakan penerapan dari menu home.

Page 106: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

106

Gambar 4.21 Gambar Peta Saat di Zoom In

Berikut merupakan gambar peta setelah melakukan event klik pada tombol home.

Gambar 4.22 Gambar Peta Setelah Menekan Tombol Home

b) Menu back digunakan untuk menjalankan proses sebelumnya. Menu ini

jika user telah melakukan proses-proses sebelumnya. Misalkan user telah

melakukan event klik pada tombol zoom in atau zoom out.

c) Menu next digunakan untuk mengembalikan proses yang telah kita

lakukan.

Page 107: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

107

d) Menu zoom in digunakan untuk memperbesar gambar peta yang ingin

kita perbesar. Pada Gambar 4.23 merupakan gambar dari penerapan menu

zoom in.

Gambar 4.23 Peta Dalam Tampilan Keseluruhan (Kiri), Peta Dalam Tampilan

Zoom In (Kanan)

e) Menu zoom out digunakan untuk mengembalikan peta ke posisi awal

setelah diperbesar. Pada Gambar 4.24 berikut merupakan gambar dari

penerapan menu zoom out.

Gambar 4.24 Peta Dalam Zoom In (Kiri), Peta Dalam Tampilan Zoom Out

(Kanan)

Page 108: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

108

f) Menu pan digunakan untuk menggeser peta sesuai keinginan user.

Menu ini tidak dapat berfungsi jika peta yang di preview dalam posisi peta

tampilan keseluruhan (full extent). Pada Gambar 4.25 merupakan gambar

penerapan dari fungsi menu pan.

Gambar 4.25 Peta Jakarta Sebelum Dilakukan Pergeseran (Kiri), Setelah

Dilakukan Pergesaran (Kanan)

g) Menu Identify digunakan untuk memberikan informasi atribut terhadap

objek peta spasial yang user lakukan klik pada objek peta.

Gambar 4.26 Gambar Theme yang Diaktifkan

Pada Gambar 4.26 merupakan gambar theme yang diaktifkan. Jika menu

identify diaktifkan dan dilakukan event klik pada objek data spasial akan

Page 109: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

109

menghasilkan query sesuai theme yang diaktifkan. Query yang ditampikan

merupakan query ganda jika theme yang diaktifkan lebih dari satu. Sebagai

contoh kita melakukan zoom in pada wilayah Cengkareng, lalu theme yang

diaktifkan adalah theme kotamadya, OYK_2006, OYK_2007, OYK_2008,

stasiun dan terminal. Pada Gambar 4.27 merupakan gambar wilayah Duren

Sawit.

Gambar 4.27 Gambar Polygon Wilayah Duren Sawit

Setelah itu aktifkan identify lalu lakukan proses klik kemudian akan

menampilkan hasil query. Pada gambar 4.28 merupakan hasil query dari wilayah

Duren Sawit.

Gambar 4.28 Hasil Query

h) Menu select merupakan menu yang dapat menampilkan hasil query,

sama seperti menu identify akan tetapi query yang ditampilkan dapat

Wilayah

Duren Sawit

Page 110: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

110

menampilkan query beberapa wilayah. Menu ini hanya menampilkan query

pada theme yang aktif. Berikut merupakan gambar penggunaan dari menu

select (Gambar 4.29, Gambar 4.30 dan Gambar 4.31).

Gambar 4.29 Theme yang Aktif

Gambar 4.30 Wilayah yang Diseleksi

Gambar 4.31 Hasil Query yang Terseleksi

Page 111: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

111

i) Menu auto identify merupakan menu yang untuk melihat atribut secara

otomatis, menu ini hampir sama pada menu identify dan menu select hanya

menu ini tidak menampilkan hasil query di window baru akan tetapi pada

posisinya ada pada sudut kiri peta (Gambar 4.32).

Gambar 4.32 Fungsi Menu Auto Identify

j) Menu Transparansi digunakan untuk menunjukkan Transparansi pada

peta yang di klik oleh user. Gambar 4.33 berikut merupakan tampilan hasil

klik dari menu Transparansi.

Gambar 4.33 Hasil Menu Transparansi

Page 112: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

112

k) Menu refresh map digunakan untuk merefresh peta jika peta mengalami

perubahan dari bentuk awal.

l) Tampilan skala ditampilkan pada pojok kiri atas tampilan peta. Gambar 4.34

merupakan gambar dari skala peta.

Gambar 4.34 Skala Peta

m) Pada pojok kiri bawah ditampilkan koordinat peta yang bergerak secara

dinamis mengikuti pergerakan kursor mouse. Gambar 4.35 merupakan

gambar dari koordinat peta.

Gambar 4.35 Koordinat Peta

n) Di atas peta terdapat menu tools, Gambar 4.36. Terdapat tiga menu dalam

peta ini yaitu print map, download dan menu bantuan.

Gambar 4.36 Menu Tools

Download yaitu fungsi untuk melakukan pencetakan peta dalam format

raster (GEOTIFF). Print dalam tools ini tidak menampilkan legenda dari

themes yang diaktifkan. Untuk lebih lanjut berikut Gambar 4.37 dan Gambar

4.38 merupakan penjelasan dari tools download.

Page 113: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

113

Gambar 4.37 Tools Download Peta

Gambar 4.38 Tampilan Peta Setelah di Download

Help yaitu fungsi bantuan dalam menggunakan aplikasi SISOYK. Tools ini

digunakan sebagai panduan user dalam menggunakan aplikasi Web

Mapping SISOYK. Dapat dilihat pada Gambar 4.39.

Page 114: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

114

Gambar 4.39 Tools Help

4.5.1 Preview Administrator Sistem

Dalam pengupdatean data, baik konten penjelasan dari menu-menu di

atas maupun data atribut peta dibutuhkan seseorang yang memiliki otorisasi, oleh

karena itu pada aplikasi SISOYK terdapat user administrator untuk melakukan

pengupdatean data.

Berikut merupakan penjelasan cara pengupdatean masing-masing menu

di atas. Untuk masuk ke dalam mode administrator masukan username dan

password dalam user login. Dalam aplikasi di atas username “admin” dan

Page 115: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

115

password “admin”. Pada Gambar 4.40 merupakan gambar aplikasi web dalam

mode administrator.

Gambar 4.40 Aplikasi dalam Model Administrator

1. Update Menu Home

Untuk mengupdate content menu home dapat dilakukan dengan membuka

secara langsung home.php.

2. Update Menu Berita

Untuk meng-update menu berita dapat dilakukan dengan cara melakukan

event klik pada tombol edit text, lalu akan mumcul tampilan editor yang

sama seperti menu home di atas. Untuk menghapus berita yang ada maka

dengan cara melakukan event klik pada tombol delete item. Untuk membuat

berita baru dengan cara mengklik link create news. Berikut merupakan

tampilan menu update berita. (Gambar 4.41)

Page 116: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

116

Gambar 4.41 Menu Update Berita

3. Menu Suara Warga

Untuk melihat menu suara warga dapat melakukan event klik pada tombol .

Untuk menghapus suara warga yang ada dapat melakukan event klik pada

tombol .

Gambar 4.42 Menu Suara Warga

Page 117: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

117

4. Mode Administrator

Mode ini tidak terlihat pada user biasa. Mode ini digunakan untuk mengelola

isi content yang terdapat pada masing-masing menu mengubah password serta

menambah menu. Gambar 4.43 berikut merupakan isi dari mode administrator.

Gambar 4.43 Menu Ubah Password

5. Laporan

Menu ini untuk meng-update data atribut yang ada pada peta. Data-data yang

ada berupa data provinsi, data kabupaten, data kecamatan, data kelurahan dan

data-data Operasi Yustisi Kependudukan. Gambar 4.44 berikut merupakan isi

dari menu laporan.

Page 118: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

118

Gambar 4.44 Menu laporan

6. Admin per-wilayah

Menu ini untuk mengupdate data atribut yang ada pada peta secara per-

wilayah. Data-data yang ada berupa data propinsi, data kabupaten, data

kecamatan, data kelurahan, data kejaksaan, dan data OYK. Gambar 4.45, 4.46

dan 4.47 merupakan isi dari model administrator per-wilayah.

Gambar 4.45 Menu Admin per-wilayah

Page 119: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

119

Gambar 4.46 Menu Operasi Yustisi Kependudukan

Gambar 4.47 Menu input Operasi Yustisi per-wilayah

Page 120: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

120

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa:

a. Aplikasi SISOYK (Sistem Informasi Spasial Operasi Yustisi

Kependudukan) memonitor penduduk haram yang terjaring oleh Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

b. Aplikasi SISOYK (Sistem Informasi Spasial Kependudukan) dapat

digunakan pemerintah Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil untuk

menjalankan tugasnya dalam pengawasan dan pengontrolan penduduk

yang melanggar peraturan daerah.

5.2 Saran

Pengembangan aplikasi ini belumlah sempurna dan masih memiliki

keterbatasan dan kekurangan serta memerlukan perbaikan untuk

meningkatkan manfaat dari aplikasi ini. Adapun saran yang kiranya dapat

membantu untuk membuat aplikasi ini menjadi lebih baik adalah sebagai

berikut:

a. Aplikasi yang dikembangkan masih hanya Sub Dinas Penertiban yaitu

Operasi Yustisi Kependudukan, sehingga aplikasi ini dapat dikembangkan

dengan memiliki hubungan dengan Sub Dinas lainnya, seperti Sub Dinas

Bina Pendaftaran, Sub Dinas Bina Pencatatan maupun dengan instansi di

Page 121: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4649/1... · software Arcview 3.3 dan untuk penunjang aplikasi berbasis web peneliti

121

luar dinas yang terkait dan berhubungan langsung dengan Dinas itu

sendiri.