bab i. pendahuluan 1.1. latar belakang 1.1.1. latar...

26
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Umum Indonesia merupakan negara maritim dan juga negara agraris yang sudah dikenal oleh dunia. Sebagai negara agraris, Indonesia didukung oleh sektor pertanian maupun dari sektor perkebunan dengan hasil yang melimpah, sedangkan sebagai negara maritim, Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau baik itu yang sudah berpenghuni maupun yang belum berpenghuni dan di masing-masing pulau tersebut memiliki potensi-potensi maritim (bahari) tersendiri yang tentunya sangat indah terutama wisata pantainya, sehingga sangat menarik untuk dikunjungi bagi para wisatawan domestik maupun mancanegara. Dalam potensi bahari tersebut , tentunya ditunjang oleh beberapa fasilitas-fasilitas yang mendukung berbagai aktivitas olahraga seperti aktivitas snorkling, diving, banana boat, paracelling, voli pantai,maupun hanya sekedar “nyemplung” di bibir pantainya saja. Aktivitas-aktivitas diatas tidak semuanya bisa diterapkan di seluruh pantai di Indonesia karena pantai di Indonesia ada yang terletak disebelah utara (Samudera Indonesia) yang arus dalam dan gelombang lautnya cenderung tenang serta dasar laut yang cenderung landai sehingga cocok untuk aktifitas olahraga air , sedangkan disebelah selatan Indonesia (Samudera Hindia) , arus dalam sangat kuat, gelombang lautnya tinggi , dasar laut yang curam, serta terdapat patahan gempa yang mengakibatkan kontur dasar laut yang tidak rata, sehingga tidak cocok bagi beberapa aktivitas olahraga air. Maka dari itu, diperlukan fasilitas-fasilitas yang dapat menampung dan mendukung aktivitas-aktivitas olahraga air maupun olahraga-olahraga pantai lainnya kedalam suatu wadah dalam suatu kawasan. Olahraga merupakan suatu kegiatan jasmani yang dilakukan dengan maksud untuk memelihara kesehatan dan memperkuat otot-otot tubuh. Kegiatan ini dalam perkembangannya dapat dilakukan sebagai kegiatan yang rekreatif,menyenangkan atau juga dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi. Pemerintah sendiri menjadikan olahraga sebagai pendukung terwujudnya manusia Indonesia yang sehat dengan menempatkan olahraga sebagai salah satu arah kebijakan pembangunan yaitu dengan menumbuhkan budaya olahraga guna 19

Upload: duongkiet

Post on 29-Aug-2018

301 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66613/potongan/S1-2013... · maupun dari sektor perkebunan dengan hasil yang melimpah,

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.1.1. Latar Belakang Umum

Indonesia merupakan negara maritim dan juga negara agraris yang sudah

dikenal oleh dunia. Sebagai negara agraris, Indonesia didukung oleh sektor pertanian

maupun dari sektor perkebunan dengan hasil yang melimpah, sedangkan sebagai

negara maritim, Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau baik itu yang sudah

berpenghuni maupun yang belum berpenghuni dan di masing-masing pulau tersebut

memiliki potensi-potensi maritim (bahari) tersendiri yang tentunya sangat indah

terutama wisata pantainya, sehingga sangat menarik untuk dikunjungi bagi para

wisatawan domestik maupun mancanegara. Dalam potensi bahari tersebut , tentunya

ditunjang oleh beberapa fasilitas-fasilitas yang mendukung berbagai aktivitas olahraga

seperti aktivitas snorkling, diving, banana boat, paracelling, voli pantai,maupun hanya

sekedar “nyemplung” di bibir pantainya saja. Aktivitas-aktivitas diatas tidak

semuanya bisa diterapkan di seluruh pantai di Indonesia karena pantai di Indonesia ada

yang terletak disebelah utara (Samudera Indonesia) yang arus dalam dan gelombang

lautnya cenderung tenang serta dasar laut yang cenderung landai sehingga cocok untuk

aktifitas olahraga air , sedangkan disebelah selatan Indonesia (Samudera Hindia) , arus

dalam sangat kuat, gelombang lautnya tinggi , dasar laut yang curam, serta terdapat

patahan gempa yang mengakibatkan kontur dasar laut yang tidak rata, sehingga tidak

cocok bagi beberapa aktivitas olahraga air. Maka dari itu, diperlukan fasilitas-fasilitas

yang dapat menampung dan mendukung aktivitas-aktivitas olahraga air maupun

olahraga-olahraga pantai lainnya kedalam suatu wadah dalam suatu kawasan.

Olahraga merupakan suatu kegiatan jasmani yang dilakukan dengan maksud

untuk memelihara kesehatan dan memperkuat otot-otot tubuh. Kegiatan ini dalam

perkembangannya dapat dilakukan sebagai kegiatan yang rekreatif,menyenangkan

atau juga dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi.

Pemerintah sendiri menjadikan olahraga sebagai pendukung terwujudnya

manusia Indonesia yang sehat dengan menempatkan olahraga sebagai salah satu arah

kebijakan pembangunan yaitu dengan menumbuhkan budaya olahraga guna

19

Page 2: BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66613/potongan/S1-2013... · maupun dari sektor perkebunan dengan hasil yang melimpah,

meningkatkan kualitas manusia Indonesia sehingga memiliki tingkat kesehatan dan

kebugaran yang cukup.

Dewasa ini, olahraga tidak hanya berisi kegiatan fisik saja yang sepenuhnya

olahraga, tetapi didalam olahraga juga bisa dimasukkan unsur-unsur edukatif yang

melibatkan pemikiran-pemikiran didalamnya.

Latar Belakang saya memilih tema “Wisata Bahari Sport-Edutainment Centre

dengan Pendekatan Green Architecture “ ini karena wahana-wahana yang ada di

pantai lebih banyak kedalam olahraga fisik seperti snorkling, diving, banana boat ,

paracelling, dan lain sebagainya sehingga kurangnya unsur-unsur pendukung seperti

unsur edukasi dan unsur entertainment mengenai kelautan. Disini saya mencoba

bagaimana menciptakan suatu pusat pengembangan olahraga dengan fasilitas-fasilitas

yang menggabungkan ketiga unsur tersebut yang bisa menarik pengunjung untuk

tidak hanya sekedar olahraga saja, tetapi pengunjung juga bisa mendapatkan hiburan

yang rekreatif dan juga edukatif.

Sport-Edutainment Centre, merupakan wadah yang dapat menampung

berbagai aktivitas olahraga maupun rekreasi dan merupakan salah satu solusi yang

efektif terhadap berbagai permasalahan yang terdapat di seluruh kawasan pantai

selatan Indonesia. Dengan adanya sport-edutainment centre di kawasan pantai selatan

diharapkan mampu mengurangi jumlah kecelakaan yang sering menimpa para

wisatawan yang berkunjung.Sport-Edutainment Centre juga diharapkan tidak hanya

mampu menjadi lahan komersil yang dapat meningkatkan perekonomian bagi para

penduduk disekitar kawasan pantai selatan, namun juga dapat memberi pembelajaran

edukatif yang memberi nuansa rekreatif dan interaktif bagi para wisatawan.

Pemilihan lokasi di kawasan ini juga tidak jauh dari adanya rencana

pemerintah Kota Yogyakarta yang akan merelokasi bandara Adi Sucipto disekitar

kawasan pantai ini. Adanya relokasi bandara membuat akses bagi wisatawan

mancanegara menjadi lebih mudah dan nyaman, karena letak sport-edutainment

centre yang cukup dekat.Karena letaknya yang dekat bandara, kawasan pantai di

Kabupaten Bantul ini juga akan menjadi kawasan yang berkembang sebagai daerah

destinasi Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE). Terdapat juga

potensi lain dalam bidang wisata, dengan asumsi akan menjadi kawasan yang maju 20

Page 3: BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66613/potongan/S1-2013... · maupun dari sektor perkebunan dengan hasil yang melimpah,

dan ramai akan wisatawan, dapat dilakukan sebuah upaya pelestarian dan pengenalan

karya dan budaya Yogyakarta kepada para pengunjung atau wisatawan yang datang ke

Yogyakarta dengan dibentuknya sebuah pusat pemberdayaan kearifan lokal yang

melibatkan langsung masyarakat setempat.Semua hal ini secara langsung maupun

tidak langsung dapat meningkatkan perekonomian kota Yogyakarta terutama di

Kabupaten Bantul.

1.1.1.1. Potensi-Potensi yang ada pada Kawasan Pantai Baru Pandansimo

1. Potensi Pertumbuhan Kawasan

Jalan aspal untuk sampai ke kawasan Pantai Baru Pandasimo. Jalan tersebut

berpotensi sebagai jalur arteri (pansela) lintas provinsi yang otomatis menjadi jalur

perekonomian bagi penduduk disekitar jalur tersebut. Di beberapa titik pada jalur

tersebut dapat dibangun beberapa obyek wisata yang menjadi salah satu sumber

perekonomian bagi penduduk disekitarnya.

Gambar 1. 1. Jalan Menuju Kawasan Pantai Baru Pandansimo

Sumber : PP 2012.09.05 hasil survey lapangan

21

Page 4: BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66613/potongan/S1-2013... · maupun dari sektor perkebunan dengan hasil yang melimpah,

Gambar 1. 2. Jalan Menuju Kawasan Pantai Baru Pandansimo

2. Peternakan yang berkembang di Kecamatan Srandakan adalah

peternakan sapi dan unggas berupa ternak ayam potong/petelur.

Peternakan ini juga tidak terkonsentrasi pada suatu kawasan khusus.

Alokasi ruang untuk peternakan meliputi area seluas 11,39 hektar

(0,62 %)1.Pada Daerah Kawasan Pantai Baru Pandansimo yang

terletak di Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, telah

berkembang peternakan sapi yang diolah menjadi energi BIOGAS

Gambar 1. 3. Peternakan Sapi yang di Kawasan Pantai Baru Pandansimo, Desa

Poncosari, Kecamatan Srandakan, Bantul

3. Angin laut di Pantai Selatan yang cukup kencang berpotensi

digunakan untuk energi wind Turbine yang menghasilkan listrik

22

Page 5: BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66613/potongan/S1-2013... · maupun dari sektor perkebunan dengan hasil yang melimpah,

bagi kebutuhan warga setempat maupun bagi para petani dan juga

sebagai salah upaya untuk mencapai kawasan mandiri energi.

Gambar 1. 4. Wind Turbine , Salah Satu Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid

Gambar 1. 5. Wind Turbine , Salah Satu Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid

4. Intensitas sinar matahari pada Area Pantai Baru Pandansimo sangat

memungkinkan pengaplikasian solar Panel sebagai upaya untuk

mencapai kawasan mandiri energi.

23

Page 6: BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66613/potongan/S1-2013... · maupun dari sektor perkebunan dengan hasil yang melimpah,

Gambar 1. 6. Panel Surya Sebagai Salah Satu Upaya Mencapai Kawasan Mandiri Energi

Sumber : PP 2012.09.05 hasil survey lapangan

2. Potensi Wisata

1. Potensi wisata rekreatif dari pantai selatan Jawa.

Gambar 1. 7. Potensi Wisata Olahraga yang Rekreatif

24

Page 7: BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66613/potongan/S1-2013... · maupun dari sektor perkebunan dengan hasil yang melimpah,

Gambar 1. 8. Potensi Wisata Rekreatif

2. Potensi wisata edukatif dari kawasan mandiri energi.

3. Potensi wisata religius dari petilasan kuno Pandansimo, Pandansari,

dan Pandanpayung.

Gambar 1. 9. Potensi Wisata Religi, Petilasan

Sumber : PP 2012.09.05 hasil survey lapangan

4. Potensi wisata homestay dari desa tradisional Jawa di tepi laut

selatan.

25

Page 8: BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66613/potongan/S1-2013... · maupun dari sektor perkebunan dengan hasil yang melimpah,

Gambar 1. 10. Potensi Wisata Homestay

Sumber : PP 2012.09.05 hasil survey lapangan

3. Potensi Alam

1. Tanaman pandan dan cemara (jenis cemara udang) yang mengikat

tanah serta melindungi dari abrasi pantai.

2. Angin yang relatif kencang dapat dimanfaatkan sebagai tenaga

listrik, rekreasi parasailing, dan musik alam.

3. Pasir pantai yang berwarna kehitaman yang masih belum

termanfaatkan secara optimal.

Gambar 1. 11. Pasir Pantai yang Kehitaman

26

Page 9: BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66613/potongan/S1-2013... · maupun dari sektor perkebunan dengan hasil yang melimpah,

Sumber : PP 2012.09.05 hasil survey lapangan

4. Pemandangan yang masih didominasi oleh alam.

Gambar 1. 12. Pemandangan Alam

Sumber : PP 2012.09.05 hasil survey lapangan

4. Potensi Panorama / View

1. Sunrise / Sunset.

2. Keteduhan Cemara Udang.

Gambar 1. 13. Keteduhan Tanaman Cemara Udang

3. Laut samudra dan ombak yang bergulung-gulung mendekati pantai.

4. Panorama persawahan dan desa tradisional Jawa.

5. Potensi Vegetasi

1. Tanaman cemara udang

27

Page 10: BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66613/potongan/S1-2013... · maupun dari sektor perkebunan dengan hasil yang melimpah,

Gambar 1. 14. Cemara Udang

2. Tanaman Pandan

Gambar 1. 15. Tanaman Pandan

Sumber : PP 2012.09.05 hasil survey lapangan

3. Pohon Jarak

Gambar 1. 16. Pohon Jarak

28

Page 11: BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66613/potongan/S1-2013... · maupun dari sektor perkebunan dengan hasil yang melimpah,

Sumber : PP 2012.09.05 hasil survey lapangan

4. Suket Grinting

Gambar 1. 17. Pohon Jarak

Sumber : PP 2012.09.05 hasil survey lapangan

6. Potensi Rakyat

1. Selain ikan hasil tangkapan nelayan yang dijual di TPI, Kegiatan

sehari-hari para nelayan seperti memperbaiki jaring, menyiapkan

umpan, dll, dapat menjadi daya tarik wisata laut yang diminati oleh

wisatawan keluarga baik itu domestikmancanegara.

Gambar 1. 18. Kegiatan Para Nelayan Selain Menangkap Ikan

2. Acara ritual Labuhan daerah Pantai Pandansimo merupakan kegiatan

29

Page 12: BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66613/potongan/S1-2013... · maupun dari sektor perkebunan dengan hasil yang melimpah,

budaya masyarakat setempat yang sudah berlangsung sejak zaman Sri

Sultan Hamengkubuwono VII dan berpotensi sebagai daya tarik wisata

budaya lokal bagi wisatawan domestik maupun wisatawan

mancanegara.

Gambar 1. 19. Acara Ritual Labuhan sebagai Salah Satu Potensi Rakyat

Sumber : PP 2012.09.05 hasil survey lapangan

3. Ibu penjual ubi ungu dari Samas merupakan salah satu potensi pasar

rakyat yang dapat menarik para wisatawan dari kota.

Gambar 1. 20. Potensi Jualan

Sumber : PP 2012.09.05 hasil survey lapangan

1. Potensi Aktivitas dan Peristiwa

30

Page 13: BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66613/potongan/S1-2013... · maupun dari sektor perkebunan dengan hasil yang melimpah,

1. Sejak tahun 2002, lahan pada kawasan Pantai Baru Pandansimo

digunakan sebagai lahan uji coba pertanian dan lahan pasir besi

sejak 2002 yang berhasil dilakukan oleh CV.Lanindo.

2. Pada tahun 2010, kawasan Pantai Baru Pandansimo mulai dirintis

sebagai pusat pengembangan energi mandiri.

3. Pada tanggal 27 Juni 2010, Diadakan kompetisi Roket Indonesia III

diselenggarakan oleh LAPAN (Lembaga Penerbangan dan

Antariksa Nasional)

4. Pada Tanggal 3/ 25 Agustus 2012, Hewan laut seperti Hiu tutul dan

penyu belimbing terdampar di Pantai Pandansimo dan menjadi daya

tarik bagi wisatawan lokal.

1.1.1.2. Kawasan Pantai Baru Pandansimo sebagai Kawasan Konservasi Energi

Kawasan konservasi energi ini terletak di Kecamatan Srandakan, kawasan ini

dikembangkan oleh Pemda setempat guna mencapai kawasan yang zero energy.

Energi yang dikembangkan oleh Pemda setempat adalah energi matahari (solar panel)

dan energi angin (wind turbine)

1.1.1.3. Fasilitas-Fasilitas Existing Pendukung Wisata pada Kawasan Pantai

Pandansimo

Fasilitas-fasilitas existing pada kawasan Pantai Baru Pandansimo ini masih

minim. Fasilitas-fasilitas existing pendukung antara lain :

Gambar 1. 21. Persewaan ATV

31

Page 14: BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66613/potongan/S1-2013... · maupun dari sektor perkebunan dengan hasil yang melimpah,

Gambar 1. 22. Lapangan Voli Pantai

Gambar 1. 23. Area Parkir

Gambar 1. 24. Kolam Renang Swadaya

32

Page 15: BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66613/potongan/S1-2013... · maupun dari sektor perkebunan dengan hasil yang melimpah,

1.1.2. Latar Belakang Khusus

Kondisi lingkungan dan pembangunan saat ini sudah semakin memburuk.

Banyaknya polusi baik itu polusi udara (dari asap pembuangan pabrik, kendaraan

bermotor), polusi air (dari limbah cair pabrik maupun rumah tangga), maupun polusi

darat( sampah banyak bertebaran dimana-mana) ditambah lagi penjarahan terhadap

lingkungan, terutama penjarahan laut sudah semakin banyak yang menjadi

distributor terhadap kerusakan lingkungan. Kondisi penduduk Indonesia yang

semakin bertambah tiap tahunnya sehingga pembangunan juga semakin banyak dan

memunculkan permukiman kumuh pada area sempadan yang seharusnya menjadi

Ruang Terbuka Hijau, lahan konservasi, maupun lahan pertanianmenjadi berkurang

Untuk itu ,dalam setiap proses pembangunan harus mempertimbangkan aspek

green architecture didalam perancangannya.Dalam hal ini konteksnya adalah

pembangunan di wilayah pantai.Bangunan yang akan di bangun harus menyesuaikan

aturan sempadan pantai dan sempadan jalan seperti :

Tabel 2. 1. Rencana Sempadan Pantai di Kawasan Pantai Selatan

Sumber: Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Dinas Pekerjaan Umum,

Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral ,Laporan Akhir Rencana Detail Tata Ruang

Kecamatan Srandakan 2012 – 2032 di Kabupaten Bantul

Tabel 2. 2. Rencana Sempadan Jalan di Kawasan Pantai Selatan Sumber: Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Dinas Pekerjaan Umum,

Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral ,Laporan Akhir Rencana Detail Tata

Ruang Kecamatan Srandakan 2012 – 2032 di Kabupaten Bantul

No Jenis Sempadan Lokasi Jarak Sempadan

1 Sempadan Pantai Blok I-2, Blok II-1, Blok

II-3, Blok III-2, dan Blok

II-4

Sempadan pantai di sepanjang dataran

Pantai Selatan dengan daerah selebar

minimum 100 meter dari titik pasang

tertinggi ke arah darat

No Klas Jalan Lokasi Jarak Sempadan 33

Page 16: BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66613/potongan/S1-2013... · maupun dari sektor perkebunan dengan hasil yang melimpah,

Bangunan-bangunan yang akan dibangun harus bisa merespon terhadap

lingkungan sekitarnya. Selain harus memperhatikan garis sempadan juga harus

mempertimbangkan aspek-aspek Green atau standar rating seperti dalam Green

Building Council Indonesia ( GBCI ). Didalam sistem rating tersebut bangunan akan

dinilai layak ditempati dan dinyatakan green jika bangunan tersebut bisa berhasil

menerapkan butir-butir dalam sistem rating tersebut. Dalam sistem rating tersebut

juga mempertimbangkan keadaan iklim dan lingkungan pada suatu site yang ada di

Indonesia.

Sistem rating ini menjadi acuan untuk dibangunnya sport-edutainment centre

ini yang mempunyai konsep Green Architecture yang terarah dan jelas.

1.2. Permasalahan

1.2.1. Permasalahan Umum

A. Permasalahan Wisata pada Kawasan Pantai Selatan2

Permasalahan kepariwisataan di wilayah perencanaan antara lain:

- Fasilitas pendukung Lokasi Destinasi Wisata (LDW) yang masih kurang,

A Jalan Nasional

- Jalan Kolektor

primer, Jalan pansela

Semua blok,

kecuali blok I-1,

II-2, III-1,dan

blok III-3

Sempadan Jalan minimal 29 meter dari

as jalan sampai dinding luar nagian

depan bangunan

B Jalan Kabupaten

- Kolektor sekunder

(Jalan Raya

Pandansimo, Jalan

Samas, dan Jalan

Parangtritis)

- Dengan fungsi kolektor

sekunder, batas bangunan

terluar untuk rumah tinggal

adalah 17,5 (tujuh belas koma

lima) meter dari as jalan, batas

bangunan perdagangan dan

jasa adalah 12,5 (dua belas

koma lima) meter dari as jalan.

34

Page 17: BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66613/potongan/S1-2013... · maupun dari sektor perkebunan dengan hasil yang melimpah,

- SDM sektor pariwisata masih perlu ditingkatkan,

- Vegetasi pada LDW yang masih jarang

- Pelaku biro perjalanan wisata yang masih kurang

- Produk yang ditawarkan (atraksi wisata, kuliner,dan lainnya) masih perlu

dikembangkan.

- Ancaman Tsunami sebagai konsekuensi letak pertemuan lempeng

Australia dan Eurasia yang rawan bencana, yang berdampak rasa was-was

wisatawan berkunjung ke pantai khususnya Pantai Selatan.

- Berkurangnya daratan dengan kecepatan 6-7 m per tahun.

B. Permasalahan Kebencanaan pada Kawasan Pantai Selatan2

Permasalahan kebencanaan di kawasan pantai selatan Bantul cukup

kompleks. Wilayah perencanaan rentan terhadap jenis bencana-bencana

alam seperti : gempa bumi, tsunami, dan banjir.

Selain pantai selatan Pulau Jawa merupakan pertemuan dua lempeng

tektonik di perairan Samudera Indonesia, kondisi elevasi lahan di kawasan

pantai selatan yang rendah dan bentuk lahan daratan, mempunyai resiko

yang tinggi jika terjadi gelombang tsunami. Kondisi pantai yang terbuka

akan berdampak besar terhadap kerusakan yang mungkin timbul adanya

gelombang tsunami.

Banjir genangan terjadi terutama pada lahan-lahan yang mempunyai

elevasi lebih rendah dari daerah sekitarnya, atau merupakan daerah

cekungan. Hal ini lebih disebabkan karena adanya curah hujan dengan

intensitas yang tinggi, dan tanah sudah tidak mampu untuk

meloloskan/mengalirkan air.

C. Bagaimana mewadahi ketertarikan wisatawan domestik maupun wisatawan

mancanegara yang tidak hanya ingin menikmati keindahan panorama laut

tetapi juga ingin menikmati wisata yang rekreatif.

D. Karena kondisi laut selatan yang berbahaya sehingga bagaimana solusi

mewadahi fasilitas pariwisata pantai Baru Pandansimo khususnya fasilitas

35

Page 18: BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66613/potongan/S1-2013... · maupun dari sektor perkebunan dengan hasil yang melimpah,

olahraga yang aman, rekreatif, dan edukatif bagi para pengunjung Pantai

Baru Pandansimo yang juga ada pada deretan pantai selatan Jawa.

1.2.2. Permasalahan Khusus

1. Bagaimana merancang fasilitas olahraga yang aktif dan edukatif yang

dapat menampung fasilitas olahraga air maupun darat yang aman bagi

para wisatawan domestik maupun mancanegara.

2. Bagaimana merancang sistem pada suatu obyek wisata yang menuju

objek wisata yang zero waste dan zero energy.

3. Bagaimana merancang suatu bangunan serta kawasan yang dapat

memanfaatkan energi dari teknologi Hybrid seperti wind turbine, Solar

Panel, wave energy, maupun energi terbarukan seperti biogas yang

memanfaatkan peternakan sapi warga sebagai energi utama yang

mensupport energi dalam bangunan maupun daerah wisata sekitarnya.

4. Bagaimana merancang suatu bangunan yang tahan gempa

5. Bagaimana merancang bangunan yang tidak merusak dan mencemari

lingkungan sekitarnya.

1.3. Tujuan

1.3.1. Tujuan Umum

Membuat suatu konsep perancangan dan pengembangan arsitektur

sebuah bangunan olahraga (indoor maupun outdoor)sebagai objek wisata

bahari yang dapat menampung berbagai aktifitas olahraga air maupun

olahraga darat yang rekreatif dan edukatif ( sport-edutainment centre ), serta

aman bagi para wisatawan domestik maupun mancanegara. Bangunan ini juga

ditujukan untuk memajukan perekonomian warga sekitar.

1.3.2. Tujuan Khusus

Bangunan Sport-Edutainment Centre ini sebagai salah satu alternatif

objek wisata bahari yang rekreatif dan edukatif , dan juga memanfaatkan

energi hybrid seperti wind turbine, Solar Panel, wave energy, maupun energi

terbarukan seperti biogas sebagai energi yang mensupport energi dalam

36

Page 19: BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66613/potongan/S1-2013... · maupun dari sektor perkebunan dengan hasil yang melimpah,

bangunan maupun pada kawasan sekitarnya.Bangunan ini juga dapat

memenuhi standar Greeen Building Council (GBCI) untuk mencapai bangunan

yang zero waste dan zero energy.

1.4. Sasaran

Sasaran yang ingin dicapai adalah mendapatkan suatu program perencanaan dan

perancangan Sport Centre yang ideal, sehingga dapat difungsikan secara optimal

dengan mempertimbangkan :

1. Menyediakan sarana olahraga yang rekreatif dan edukatif bagi para

wisatawan domestik maupun internasional terutama bagi masyarakat di desa

Poncosari, Srandakan, Bantul.

2. Menambah fasilitas olahraga yang edukatif dan rekreatif yang terdapat di

kota Yogyakarta.

3. Standar-standar GBCI untuk mencapai bangunan yang Zero Waste dan Zero

Energy demi menjaga kelestarian alami wisata pada Pantai Baru

Pandansimo.

1.5. Manfaat

Secara obyektif perancangan Sport-Edutainment Centre di Desa Poncosari,

Srandakan, Bantul ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai tambahan pengetahuan dan

wawasan, baik bagi mahasiswa yang akan membuat tugas akhir maupun bagi

mahasiswa arsitektur lain dan masyarakat umum yang membutuhkan.

Secara subyektif perancangan Sport-Edutainment Centre ini guna memenuhi

persyaratan pra tugas akhir pada Jurusan Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik

Universitas Gadjah Mada.

1.6. Lingkup Pembahasan

Ruang lingkup pembahasan diutamakan pada masalah-masalah dalam lingkup

arsitektur, antara lain :

37

Page 20: BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66613/potongan/S1-2013... · maupun dari sektor perkebunan dengan hasil yang melimpah,

1. Fungsi bangunan merupakan fasilitas olahraga serta dilengkapi dengan

fasilitas penunjang lainnya.

2. Pembahasan permasalahan ditekankan pada perancangan Sport-Edutainment

Centre yang mendukung wisata bahari di Pantai Baru Pandansimo , desa

Poncosari, Srandakan, Bantul yang berbasis green architecture dengan

standar GBCI melalui pendekatan konsep bangunan dan mikro kawasan

yang zero waste dan zero energy .

3. Lokasi bangunan Sport-Edutainment Centre ini yang berada di Desa

Poncosari,Srandakan, Bantul , yang tidak jauh dari adanya rencana

pemerintah Kota Yogyakarta yang akan merelokasi bandara Adi Sucipto

disekitar kawasan pantai ini. Adanya relokasi bandara membuat akses bagi

wisatawan mancanegara menjadi lebih mudah dan nyaman, karena letak

sport-edutainment centre yang cukup dekat. Karena letaknya yang dekat

bandara, kawasan pantai di Kabupaten Bantul ini juga akan menjadi

kawasan yang berkembang sebagai daerah destinasi Meeting, Incentive,

Convention, and Exhibition (MICE).

1.7. Metodologi

1.7.1. Studi Literatur

Dilakukan untuk mencari serta memperlajari data-data mengenai persyaratan

dan standar bangunan dengan fungsi sport-edutainment centre dan area rekreasi aktif

melalui buku referensi dan pencarian data memalui internet.

Objek studi literature meliputi :

1. Tinjauan terhadap bangunan sport centre

2. Tinjauan terhadap bangunan edutainment centre

3. Tinjauan terhadap area yang rekreatif dan edukatif

4. Tinjauan terhadap teori konsep zero energy dan zero waste

1.7.2. Observasi Lapangan

Dilakukan untuk mencari serta memperlajari data-data mengenai isu-isu yang

sedang berkembang serta data-data kondisi eksisting lokasi.

38

Page 21: BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66613/potongan/S1-2013... · maupun dari sektor perkebunan dengan hasil yang melimpah,

1.7.3. Analisis

Merupakan tahap mengolah dan mengkaji data yang telah di dapatkan baik mengenai

analisis perancangan sport centre, edutainment centre dan area rekreatif dan edukatif, analisis

zero Energy, serta analisis aktivitas pariwisata setempat serta analisis pada lokasi.

1.7.4. Sintesis

Yaitu tahapan yang menggabungkan data dan analisa menjadi sebuah

pemecahan masalah desain dan menjadi acuan konsep dasar perencanaan dan

perancangan.

1.8. Sistematika Penulisan Laporan

BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasaran,

lingkup pembahasan, metodologi, sistematika penulisan dan keaslian

penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORI

Berisi tentang kajian teori, defenisi wisata, definisi sport

centre,definisi edutainment centre, Kajian pariwisata, kajian tentang

green architecture, kajian tentang sistem tolak ukur arsitektur hijau

di Indonesia GBCI, kajian tentang zero energy dan zero waste, dan

kajian faktual.

BAB III TINJAUAN LOKASI

Berisi tentang studi kelayakan site, site terpilih,

identifikasi site, potensi site, kondisi site, peraturan pemerintah,

profil pengguna, pendekatan tata ruang, pendekatan sirkulasi,

Pendekatan struktur, pendekatan kenyamanan,dan pendekatan

utilitas.

BAB IV ANALISA SITE

39

Page 22: BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66613/potongan/S1-2013... · maupun dari sektor perkebunan dengan hasil yang melimpah,

Berisi tentang konsep penekanan fungsional, konsep tata

ruang, konsep sirkulasi, konsep eksterior bangunan, konsep struktur

bangunan, konsep kenyamanan bangunan, dan konsep utilitas

bangunan.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Berisi tentang konsep penekanan fungsional, konsep tata

ruang, konsep sirkulasi, konsep eksterior bangunan, konsep struktur

bangunan, konsep kenyamanan bangunan, dan konsep utilitas

bangunan.

1.9. Keaslian Penulisan

Untuk menunjukkan keaslian penulisan dari laporan ini, sebelumnya penulis

melakukan survey dan pengamatan serta pengukuran langsung terhadap kecepatan dan

suhu rata-rata dalam site terpilih maupun area sekitar site yang terpilih tersebut. Survey

juga dilakukan pada instansi – instansi pemerintah yang terkait dengan data statistic

pariwisata, kondisi geografis dan astronomis kecamatan Srandakan, peraturan-peraturan

dalam bangunan dan site ( RDTR, KDB, KLB ).

Setelah pengamatan langsung dilakukan , maka didapat beberapa ide desain

yang muncul dari hasil analisis survey. Penulisan laporan ini dapat dibandingkan

dengan beberapa laporan terkait seperti tertera dalam table dibawah ini.

Tabel 2. 3. Skripsi S1 Arsitektur Kurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik

Universitas Gadjah Mada

No Judul Penelitian dan Penulis

Abstraksi Kesimpulan

1 Judul:

Pusat Studi Penanggulangan dan Penanganan Bencana di UGM dengan

Pendekatan Educative Smart Building System

Penulis : Rindi Fidriantika

Tahun Penulisan : 2011

40

Page 23: BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66613/potongan/S1-2013... · maupun dari sektor perkebunan dengan hasil yang melimpah,

Bangunan ini terletak di Bulak Sumur

pada area kampus terpadu UGM.Sistem

struktur yang digunakan pada

bangunan pusat studi penanggulangan

bencana ini adalah system struktur

bantalan karet yang dapat mengurangi

reaksi gempa bumi hingga 70 % karena

memiliki sifat fleksibilitas dan

menyerap energy dan getaran bumi saat

gempa serta system struktur terapung

dengan konsep rumah panggung untuk

mengantisipasi bencana tsunami.

Pada laporan ini terdapat kesamaan

yaitu bangunan juga dirancang untuk

bertahan dari ancaman tsunami dan

gempa bumi.Perbedaan pada laporan

ini terdapat perbedaan lokasi, jenis

pondasi serta material yang akan

dipakai.

2 Judul:

Wisata Marine Sport-Edutainment Centre dalam Konteks Green

Architecture di Pantai Baru Pandansimo

Penulis : Kartika Ratri Husadani

Tahun Penulisan : 2013

Daerah pantai selatan, khususnya

pantai Baru Pandansimo yang terletak

di Bantul,Yogyakarta merupakan

daerah yang berpotensi karena

kecepatan angin yang kencang,

intensitas cahaya matahari yang cukup,

juga memiliki gelombang laut yang

besar, tetapi juga merupakan daerah

yang berbahaya untuk aktivitas air.

Tidak sekedar sebagai objek wisata,

namun juga terdapat pusat

pengembangan teknologi yang

memanfaatkan potensi-potensi alam

tersebut.

Perbedaan :

Adanya pengembangan kegiatan yang

dapat menampung aktifitas olahraga di

pantai seperti berenang, voli pantai,

sepak bola pantai.Serta adanya

pengembangan dan penerapan-

penerapan yang tidak hanya

memanfaatkan potensi alam kedalam

desain tetapi juga bagaimana cara

penanggulangan gempa dan tsunami di

Pantai Selatan khususnya pantai Baru

Pandansimo.

41

Page 24: BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66613/potongan/S1-2013... · maupun dari sektor perkebunan dengan hasil yang melimpah,

3 Judul :

Sport Centre di Yogyakarta sebagai Taman Rekreasi Olahraga Masyarakat

Penulis : Jamel Syahreza Pamungkas

Tahun Penulisan : 2012

Perancangan bangunan sport centre ini

dibuat agar dapat memfasilitasi

kegiatan olahraga bagi mahasiswa dan

masyarakat Yogyakarta disekitarnya.

Bangunan ini juga dibangun untuk

menemukan solusi pengintegrasian

yang baik di dalam sport centre antara

bangunan sport hall sebagai komponen

inti di dalam perancangan dengan

fasilitas ruang-ruang komersil,

sehingga tercipta efisiensi pemanfaatan

ruang.

Dalam laporan ini, sport centre tidak

hanya difungsikan sebagai tempat

berkumpul dan bersantai saja tetapi

didalamya juga terdapat unsur-unsur

edukatif yang berhubungan dengan

kelautan.

4 Judul :

Green Techno Laboratory Pusat Penelitian dan Inovasi Teknologi FT UGM

Ekspresi Bangunan Teknologi Tinggi dengan Konsep Green Architecture

Penulis : Nurina Vidya .A.

Tahun Penulisan : 2011

Bangunan ini dibangun untuk

menghasilkan sebuah system atau

tatanan dalam upaya mempersiapkan

sebuah hasil penelitian untuk

disampaikan kepada masyarakat dan

mewujudkan konsep green architecture

yang diterapkan dalam upaya

menciptakan karakter bangunan yang

Dalam laporan ini juga terdapat techno

centre yang termasuk salah satu

fasilitas dari sport centre yang berisi

tentang pengetahuan tentang energy

yang sedang dikembangkan maupun

yang baru.

42

Page 25: BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66613/potongan/S1-2013... · maupun dari sektor perkebunan dengan hasil yang melimpah,

menggunakan teknologi tinggi pada

sebuah Pusat Penelitian dan Inovasi

Teknologi yang dapat dijadikan iconic

Fakultas Teknik UGM.

5 Judul :

Jogja Sportainment Centre Penekanan pada Green Architecture

Penulis : Rizqi Ari Yudhanto

Tahun Penulisan : 2010

Bangunan ini merupakan sebuah

fasilitas sportainment untuk remaja dan

keluarga yang sitenya berada di Ring

Road Utara disebelah utara POLDA

yang bertujuan untuk menampung

aktivitas dalam berolahraga serta

mengelola tata ruang dan tata massa

bangunan yang disesuaikan kegiatan

yang terjadi didalamnya sehingga dapat

menciptakan suasana rekreatif dan

menghibur. Penyusunan Konsep

perencanaan dan perancangan dengan

menekankan prinsip2 desain

Sportainment dan prinsip2 desain green

architecture.

Perbedaan dengan sport centre disini

yaitu pada jenis aktivitas yang akan

ditampung. Pembangunan disini selain

bertujuan untuk menampung aktifitas

olahraga dan rekreasi tetapi disini ada

unsur-unsur edukasi didalamnya.

6 Judul :

Sport Centre dengan Pendekatan Green Architecture

Penulis : Kingkin Fitoriani

Tahun Penulisan : 2008

Pada pembangunan Sport Centre disini

memfokuskan pada penerapan prinsip

Dalam laporan ini, lingkup pembahasan

juga dengan prinsip green architecture

43

Page 26: BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66613/potongan/S1-2013... · maupun dari sektor perkebunan dengan hasil yang melimpah,

green architecture dengan

penghematan energy pada bangunan

sport centre sehingga didapatkkan

konsep desain sport centre berwawasan

arsitektur hijau.

dengan acuan GBCI pada penerapan

desainnya.

7 Judul :

Sport Centre di Tanah Datar dengan Penekanan Konstruksi Bentang

Panjang pada Bentuk Bangunan Tradisional Minangkabau

Penulis : Tatan Yuasa Purda

Tahun Penulisan : 2007

Sport Centre ini lebih memfokuskan

pada perancangan konsep bangunan

fasilitas olahraga yang terdiri ari 2

unsur utama, yaitu sport hall dan

stadion. Bangunan ini merupakan

sebuah solusi konsep desain

bangunan public yang mampu

menunjukkan nilai-nilai budaya local

pada rancangan. Rancangan konsep

bangunan sport centre di Tanah Datar

ini berusaha menunjukkan identitas

budaya Minangkabau melalui

penerapan beberapa unsur bangunan

rumah tradisionalnya yaitu rumah

gadang.

Pada laporan ini, terdapat kesamaan pada

penggunaan material local pada

bangunan.

44