bab i pendahuluan 1.1 latar belakang - …scholar.unand.ac.id/13868/2/bab 1 (pendahuluan).pdf ·...
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan
melisankan atau hanya dalam hati)1 Secara garis besar, menurut Dr.Aidhbin Abdullah
al-Qarni dalam Membangun Budaya Membaca Sepanjang Hayat (2011), menuturkan
manfaat membaca yaitu di antaranya: Membaca meningkatkan pengetahuan seseorang
dan meningkatkan memori dan pemahaman. Juga dengan sering membaca, orang
mengembangkan kemampuannya; baik untuk mendapat dan memproses ilmu
pengetahuan maupun untuk mempelajari berbagai disiplin ilmu dan aplikasinya dalam
hidup2.
Dengan adanya budaya baca akan menunjang pembangunan dan tantangan
masa depan, maka pendidikan senantiasa harus ditingkatkan dan membaca merupakan
unsur yang sangat penting dalam pelaksanaan pendidikan. Kemampuan membaca yang
diperoleh pada pendidikan formal harus tetap ditingkatkan melalui berbagai cara yang
melibatkan peranan keluarga, masyarakat, pemerintah dan swasta dengan
mendayagunakan perpustakaan, taman bacaan serta rumah baca yang saat ini sudah
mulai berkembang3.
1Pengertian membaca menurut kbbi. (http://kbbi.web.id), diakses tanggal 7 maret 2016, pukul 12.30
WIB 2Budaya membaca dalam perspektif Indonesia.(http://www.kompasiana.com), diakses tanggal 7 maret
2016,pukul 12. 32 WIB 3Artikel gerakan pemasyarakatan minat baca.(http://gpmb.perpusnas.go.id) diakses tanggal 8 maret
2016,pukul 08.23 WIB
Akan tetapi dengan seiring majunya era globalisasi yang ditandai dengan
kemudahan dalam apa saja, yang mengakibatkan juga masyarakat lebih cenderung
memainkan gadget dibandingkan mereka membaca. Kurangnya minat baca disebabkan
oleh beberapa faktor, seperti kurangnya daya beli dan kurangnya ketersediaan buku-
buku bacaan umum dan pelajaran yang menarik untuk dibaca. Sedangkan Minat baca
masyarakat Indonesia, dibanding negara Asia lainnya sangat di bawah rata-rata.
Kondisi ini diperparah dengan lingkungan yang belum mendukung dalam
meningkatkan budaya baca. Menurut Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Gerakan
Permasyarakat Minat Baca (GPMB) Bambang Supriyo Utomo mengatakan, rata-rata
secara nasional, survei dari UNESCO tak sampai satu judul (buku) per orangnya per
tahun (yang dibaca)4.
Sastrawan Taufik Ismail menyampaikan keresahannya mengamati fenomena
rendahnya minat baca di kalangan pelajar pada seminar di Kota Padang Sumatera Barat
Ia mengungkapkan budaya baca pelajar dan generasi muda Indonesia masih rendah
dibandingkan dengan negara-negara tetangga5.Kendala yang dihadapi di antaranya
adalah dukungan fasilitas, seperti perpustakaan maupun lingkungan sekitar yang bisa
mendorong masyarakat gemar membaca. Faktor lain seperti Buku dirasakan oleh
4Berita dengan judul memprihatinkan minat baca orang Indonesia
rendah.(http://daerah.sindonews.com), diakses pada tanggal 8 maret 2016 5Berita dengan judul Pelajar Zaman Penjajahan Lebih Rajin Baca Buku Dibanding Sekarang,
(http://rimanews.com) diakses pada tanggal 9 Maret 2016 pukul 21:00 Wib
masyarakat umum sangat mahal dan juga jumlah perpustakaan masih sedikit
dibanding dengan jumlah penduduk yang ada, serta letaknya jauh6.
Di provinsi Sumatera Barat sendiri, peningkatan akan budaya baca masih sangat
rendah, oleh karena itu perlu adanya peningkatan dan perhatian khusus pemerintah
provinsi dalam meningkatkan budaya membaca. Provinsi Sumbar merupakan salah
satu provinsi yang mengutamakan pendidikan bagi warganya. pendidikan masyarakat
akan lebih baik apabila dengan adanya budaya membaca. Bedasarkan berita dari
sindonews.com yang menyebutkan bahwasanya membaca masih sangat kurang di
Provinsi Sumbar, oleh sebab itu gubernur Sumbar harus mencanangkan wajib
meningkatkan budaya baca7.
Salah satunya penurunan budaya membaca terjadi di Kota Padang, Juga
dikemukakan oleh Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah dengan melihat selama ini
perpustakaan di Kota Padang belum dikelola dengan maksimal. Sehingga kurang
menarik untuk dikunjungi siswa maupun mahasiswa 8 . Menurut mahyeldi Ia
berpendapat rendahnya minat siswa ke perpustakaan, salah satunya karena pesatnya
perkembangan arus informasi secara digital. Untuk itu dalam meningkatkan minat baca
tersebut perlu dilakukan terobosan, termasuk melakukan revitalisasi perpustakaan
daerah khususnya di Kota Padang.
6Berita dengan judul: kenapa minat baca masyarakat Indonesia rendah. (http://library.perbanas.ac.id),
diakses tanggal 8 maret 2016 7 Berita daerah (http://daerah.sindonews.com), diakses pada tanggal 8 maret 2016 pukul 21:00 Wib 8 Berita dengan judul Pelajar Zaman Penjajahan Lebih Rajin Baca Buku Dibanding Sekarang,
(http://rimanews.com) diakses pada tanggal 9 Maret 2016 pukul 21:00 Wib
Fenomena tersebut diperkuat oleh hasil wawancara peneliti dengan Kasi
Perpustakaan seperti berikut ini9:
“...di kota padang sendiri, minat akan membaca masih sangat
rendah, yang ditandai masih minim nya masyarakat ke pustaka
daerah, juga buku dirasakan oleh masyarakat umum sangat
mahal oleh sebab itu masyarakat lebih membeli yang lain
daripada buku”
Oleh sebab itu maka diperlukan budaya baca agar masyarakat kita lebih
menambah wawasan akan ilmu pengetahuan dengan melalui fasilitas perpustakaan
yang nyaman dan aman menjadi salah satu langkah dalam meningkatkan minat baca.
Mengembangkan budaya baca jadi salah satu prioritas Pemerintah Kota Padang,
Sumatera Barat 10 . Sesuai dengan prioritas tersebut pemerintah Kota Padang,
mengamanatkan dalam pelaksanaan budaya baca dan perpustakaan kepada Kantor
Arsip, Perpustakaan, dan Dokumentasi Kota Padang agar bisa mengembangankan
budaya baca.
Minat baca merupakan salah satu kebijakan daerah berdasarkan UU No 43 Tahun
2007 tentang perpustakaan serta Instruksi Mentari dalam Negeri No 4 tahun 1993
tentang peningkatan penyelenggaraan, pengembangan, dan pembinaan perpustakaan di
lingkungan pemerintah daerah. Maka di Kota Padang pelaksanaan minat baca
dilaksanakan oleh Kantor Arsip, Perpustakaan dan Dokumentasi sesuai dengan
peraturan Walikota No 51 tahun 2012 tentang penjabaran tugas pokok dan fungsi
9Wawancara peneliti dengan Kasi Perpustakaan, yakni M. Husni Jon, SH. Pada tanggal 7 Maret 2014,
Pukul 13.00 WIB. 10Berita dengan judul padang mengenjot budaya baca (http://www.kompasberita.com) diakses pada
tanggal 9 maret 2016
Kantor Arsip, perpustakaan, dan dokumentasi. Berikut adalah Struktur organisasi
Kantor Arsip, perpustakaan, dan dokumentasi Kota Padang berdasarkan Rencana
Srategis tahun 2014- 2019.
Untuk itu, Kantor Arsip, perpustakaan, dan dokumentasi melaksanakan
peningkatan Minat baca melalui Program Pengembangan budaya baca dan pembinaan
perpustakaan. Adapun kegiatan program tersebut terdiri dari:
1. Pengelolaan dan pelayanan pepustakaan
Kegitan ini merupakan inventaris buku yang dimiliki perpustakaan Kantor
Arsip, Perpustakaan dan Dokumentasi. Pada pengelolan dan pelayanan perpustakaan
ini pegawai pustaka memberikan informasi yang jelas kepada pengunjung dalam
menemukan buku yang dibacanya serta memberikan pelayanan yang maksimal dalam
rangka meningkatkan pelayanan pengunjung. Seperti para pegawai memberikan
katalog kepada pengunjung agar dengan mudah para pengunjung mencari buku yang
diinginkan. Fenomena yang terjadi bahwasanya para pengelola perpustakaan
memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam meminjamkan buku kepada mereka,
yang berguna sebagai peningkatan pelayanan kepada masyarakat dalam meminjam
buku.
Gambar 1. 1. Pelayanan Perpustakaan Kota Padang
Sumber :Dokumentasi Kantor Arsip Perpustakaan dan Dokumentasi Kota Padang
2. Penyedian bahan pustaka perpustakaan umum daerah
Di dalam kegitan ini dilakukan proses perencanaan penambahan buku tiap
tahun untuk menunjang kebutuhan masyarakat dalam mendapatkan informasi dan
meningkatkan minat baca. Buku-buku tersebut disediakan dari pemerintah daerah dan
juga dari pihak ketiga. Berikut gambar keadaan di perpustakaan Kota padang
Gambar 1.2. Keadaan Perpustakaan Kota Padang
Sumber :Dokumentasi Kantor Arsip Perpustakaan dan Dokumentasi Kota Padang
Dalam penyediaan pustaka ini dalam tiap tahunya, disuplayer oleh
perpustakaan daerah dan juga ditambah oleh kantor arsip itu sendiri dengan anggaran
yang ada pada program ini.
3. Pelayanan dan operasional perpustakaan keliling
Kegiatan ini berupa layanan pendukung setiap hari pada jam kerja dengan
mengunakan armada mobil pustaka keliling pada lokasi yang telah ditentukan
sebelumnya. Pada kegiatan pelayanan perpustakaan keliling pelayanan dilakukan pada
setiap hari jam kerja dari jam 08.00-15.00 WIB. Pada pepustakaan keliling ini petugas
hanya memberikan pinjaman buku kepada masyarakat yang telah mempunyai kartu
perpustakaan. Lokasi dari kegiatan perpstakaan keliling ini berada pada kawasan RTH
imam Bonjol, Pantai Padang, Danau Cimpago, Muaro lasak, GOR H Agus Salim
Padang. Berikut gambar tentang pelayanan pustaka keliling
Gambar 1. 3. Pelayanan Pustaka Keliling
Sumber :Dokumentasi Kantor Arsip Perpustakaan dan Dokumentasi Kota Padang
4. Lomba bercerita anak
Dalam Kegiatan lomba bercerita anak ini Kantor Arsip, Perpustakaan dan
Dokumentasi mengadakanpada tiap tahunya Kantor di Kantor Arsip, Perpustakaan, dan
Dokumentasi Kota Padang, sehingga terjadinya peningkatan minat baca dari mulai dari
usia dini.
5. Lomba baca puisi anak
Kegiatan lomba baca puisi anak dilakukan setiap tahunnya di Hotel atau gedung
yang ditentukan sebelumnya sesuai dengan anggaran yang dimiliki oleh Kantor Arsip,
Perpustakaan, dan Dokumentasi Kota Padang.
Gambar 1.4. Lomba Baca Puisi Anak
Sumber :Dokumentasi Kantor Arsip Perpustakaan dan Dokumentasi Kota Padang
6. Penyedian bahan pustaka mesjid,/ taman bacaan,/kelurahan
Penyedian bahan pustaka mesjid,/ taman bacaan,/kelurahan dilakukan di
tempat-tempat umum seperti mesjid, taman bacaan, dan Kelurahan untuk melengkapi
bahan bacaan sehingga mendorong peningkatan budaya baca masyarakat sekitar
dengan kelengkapan ketersediaan buku ataupun bahan bacaan. Sementara itu pada
sekolah-sekolah, mereka meminjamkan buku dengan cara menitip kepada
perpustakaan sekolah tesebut sampai batas waktu yang ditentukan. Pada kegiatan
Penyedian bahan pustaka mesjid,/ taman bacaan,/kelurahan dilakukan pada setiap hari
jam kerja dari jam 08.00-15.00 WIB. Pada peminjaman buku ke kelurahan, Kantor
Arsip, Perpustakaan dan Dokumentasi memberikan pinjaman kepada kelurahan,
sekolah atau mesjid11. Pada kegiatan ini jumlah kelurahan 44 dan 11 kecamatan. Seperti
pada gambar dibawah ini
Gambar 1. 5. Kegiatan Program Pengembangan
Budaya Baca Dan Pembinaan Perpustakaan
Sumber :Dokumentasi Kantor Arsip Perpustakaan dan Dokumentasi Kota Padang
Dari penjabaran kegiatan kegiatan yang ada pada program pengembangan
budaya baca dan pembinaan perpustakaan diatas menunjukan bahwasanya Kantor
Arsip, perpustakaan, dan dokumentasi sudah mulai meningkatkan budaya baca dengan
11 Wawancara peneliti dengan Kasi Perpustakaan, yakni M. Husni Jon, SH. Pada tanggal 7 Maret
2014, Pukul 13.00 WIB.
cara terjun langsung ketengah masyarakat Kota Padang dengan pelaksaanaan dari
kegiatan kegiatan dalam program ini.Namun dari pencapaian sasaran dari kegiatan
dalam program ini belum mencapai sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Adapun
pencapaian sasaran pengembangan budaya baca Kantor Arsip, perpustakaan, dan
dokumentasi Kota Padang Tahun 2014 – 2015:
Tabel 1.1. Pencapaian sasaran pengembangan budaya baca Kantor Arsip,
perpustakaan, dan dokumentasi Kota Padang Tahun 2014 – 2015
INDIKATOR
KINERJA
TARGET REALISASI %CAPAIAN
2015
%CAPAIAN
2014
Jumlah buku
perpustakaan yang
diolah
2.000 eks 2.000 eks 100% 105%
Jumlah kunjungan ke
perpustakaan Kota
Padang
3.120
kunjungan
2078
kunjungan
66,6% 102%
Jumlah buku
bperpustakaan yang
baru
500 eks 1.004 eks 200,8% 158%
Jumlah buku baru di
perpustakaan
kelurahan
350 eks 298 eks 85% 106%
Jumlah taman bacaan
yang dilayani dalam
pelayanan dan
operasional puskel
50 lokasi 52 lokasi 104% 104%
Lomba bercerita anak 50 orang 0 0 125%
Lomba baca puisi anak 90 orang 100 111% 125%
Sumber : LAKIP Kantor Arsip, perpustakaan, dan dokumentasi Kota Padang Tahun
2015.
Berdasarkan data tabel 1.1 diatas, dapat kita lihat bahwa pencapaian target
Kantor Arsip, Perpustakaan dan Dokumentasi kota padang tahun 2015 menurun
dibandingkan pada tahun 2014 berdasarkan persentase. Hal tersebut dilihat pada
kinerja pengadaan buku baru yang meningkat pada tahun 2015 dibandingkan tahun
2014, sedangkan jumlah pengunjungnya menurun. Begitu juga Pada lomba bercerita
anak pada tahun 2015 tidak terealisasi, sedangkan pada tahun 2014 persentasenya
125%. Berikut adalah data pengunjung perpustakaan Kantor Arsip, Perpustakaan dan
Dokumentasi pada tahun 2015.
Tabel 1.2. Data realisasi jumlah kunjungan perpustakaan Kota Padang 2015
Indikator Kegiatan Target Realisasi %Capaian
2015
%Capaian
2014
Jumlah kunjungan ke
Perpustakaan Kota Padang
3.120
kunjungan
2.078
kunjungan
66,6% 102%
Sumber: Rencana kerja Kantor arsip, perpustkaan dan dokumentasi tahun 2015
Dari tabel 1.2 di atas di Kota Padang, data realisasi target dari kunjungan
masyarakat ke perpustakaan menjelaskan masih belum tercapainya realisasi yang ada
seperti target awal terciptanya kunjungan sekitar 3.120 orang sementara yang terjadi
pada tahun 2015 ada kunjungan sekitar 2.078 orang. Hal ini menujukan minat baca
masyarakat kota padang masih rendah dan menunjukan bahwa pelaksanaan dari
kegitan dalam program pengembangan budaya bacadan perpustakaan masih belum
berjalan maksimal
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, setiap program atau kegiatan yang
dilaksanakan membutuhkan manajemen program yang baik. Menurut John F. Mee
mengatakan manajemen dapat dilihat dari perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing),Pemberian Motivasi (Motivating) dan pengawasan (controlling).12
12T. Hani Handoko, Manajemen edisi 2, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta, 1997, hlm 10.
Perencanaan merupakan kegiatan awal dalam melaksanakan suatu tujuan.
Perencanaan merupakan proses pemikiran yang dilakukan dimasa yang akan datang
dengan menentukan kegiatan-kegiatannya. Perencanaan yang dilakukan oleh Kantor
Arsip, Perpustakaan dan Dokumentasi Kota Padang, terdapat berbagai kendala dalam
proses perencanaan terkait sumberdaya, baik berupa SDM dan anggaran. Hal ini
diungkapkan oleh kasi perpustakaan Kantor Arsip, Perpustakaan dan Dokumentasi
Kota Padang, adapun pernyataannya sebagai berikut :13
“...kami tidak bisa terlalu leluasa dalam melaksanakan program dan
kegiatan, hal ini dilakukan karena SDM kami sangat minim dalam
melakukan kegiatan, selain itu, anggaran kami tidak mencukupi untuk
melaksanakan berbagai kegiatan yang kami rencanakan....”
Dari wawancara diatas, dapat dilihat bahwa dari segi perencanaan, Kantor
Arsip, Perpustakaan dan Dokumentasi Kota Padang memiliki kekurangan. Dari segi
anggaran dan SDM yang ada di instansi ini masih memiiki kekurangan dan kendala.
Hal ini mengakibatkan kinerja instansi tidak bisa optimal dalam merencanakan
program. Karena dengan kurangnya SDM dan anggaran, membuat perencanaan sulit
untuk dikembangkan dan dilaksanakan. Berikut ini merupakan jumlah Sumber daya
manusia di Kantor Arsip, Perpustakaan dan Dokumentasi Kota Padang:
13 Wawancara peneliti dengan Kasi Perpustakaan, yakni M. Husni Jon, SH. Pada tanggal 7 Maret
2014, Pukul 13.00 WIB.
Tabel 1. 3. Komposisi Pegawai di Kantor Arsip, Perpustakaan dan
Dokumentasi Kota Padang
NO JABATAN PENDIDIKAN STATUS LAMA
BEKERJA
1 Kepala Kantor Arsip,
Perpustakaan dan
Dokumentasi Kota
Padang
S2 PNS Kurang dari 5
tahun
2 Kepala Sub BagTata
usaha
S1 PNS Lebih dari 5
tahun
3 Kasi Arsip D3 PNS Lebih dari 5
tahun
4 Kasi Pembinaan S1 PNS Lebih dari 5
tahun
5 Kasi Perpustakaan S1 PNS Lebih dari 5
tahun
6 Pegawai S2 = 1 orang
S1 = 9 orang
D3 = 12 orang
SMA = 3 orang
PNS = 24 orang
Honorer = 1 org
Lebih dari 5
tahun
Sumber: Olahan peneliti bedasarkan Renstra Kantor Arsip, Perpustakaan dan
Dokumentasi Kota Padang tahun 2016
Dari hasil tabel 1.3 tersebut dapat disimpulkan komposisi pegawai Kantor
Arsip, Perpustakaan dan Dokumentasi Kota Padang berjumlah sekitar 30 orang, yang
terdiri dari beberapa jenjang pendidikan dan status di Kantor Arsip, Perpustakaan dan
Dokumentasi Kota Padang. Terdiri dari jenjang pendidikan paling tinggi berada pada
S2 sedangkan paling rendah pada tingkatan SMA. Namun dari jumlah SDM yang ada
masih dirasakan kurang, sehingga Kantor Arsip, Perpustakaan dan Dokumentasi agak
terkendala dalam melaksanakan kegiatan kegiatan yang ada.
Pada Kantor Arsip, Perpustakaan, dan Dokumentasi dipimpin oleh seorang
kepala kantor, yang nantinya kepala kantor membagi tugas kepada Kasi, Kasi
pembinaan dan Kasi perpustakaan yang bekerjasama dengan staff mereka masing
masing.
Untuk mencapai tujuan program, dibutuhkan penggorganisasian dari orang-
orang yang akan melaksanakan program. Pengorganisasian yang dilakukan pada
program ini, yaitu dengan menentukan kegitan-kegiatan yang dilakukan untuk
pencapaian program dan membagi tanggung jawab pelaksanaan dari kegiatan-kegiatan
yang ada pada program ini kepada seksi yang sesuai dengan tupoksinya.
Didalam menjalankan program ini terdapat 6 kegiatan. Kegiatan ini
dilaksanakan oleh Seksi Perpustakaan dan Seksi Pembinaan. Jumlah SDM yang
menjalankannya sangat kurang dari segi kuantitas. Hal tersebut sesuai hasil wawancara
peneliti dengan Kasi perpustakaan Kantor Arsip, Perpustakaan dan Dokumentasi Kota
Padang, yaitu :14
“... Jadi dalam program ini terdapat 6 kegiatan dilaksanakan
oleh Kasi pembinaan, sementara kegiatan yang lainya
dilaksanaakan oleh Kasi perpustakaan. Tetapi dengan
keterbatasan SDM yang ada saat ini dirasa masih belum sesuai
terkait dengan 6 kegiatan tersebut...”
Berdasarkan hasil wawancara diatas terlihat bahwa permasalahan yang terjadi
adalah terkait dengan kurangnya SDM secara kuantitas dalam menjalankan 6 kegiatan
tersebut, maka dirasa pekerjaan kurang maksimal.
Di dalam Struktur organisasi, Kantor Arsip, perpustakaan, dan dokumentasi
Kota Padang dikepalai oleh seorang kepala kantor, satu orang kepala sub bagian tata
14 Wawancara peneliti dengan Kasi Perpustakaan, yakni M. Husni Jon, SH. Pada tanggal 7 Maret
2014, Pukul 13.30 WIB.
usaha, kelompok jabatan fungsional, dan 3 orang kepala seksi, yaitu kepala seksi arsip,
seksi pembinaan dan seksi perpustakaan.
Sementara itu anggaran dalam pelaksanaan program ini juga masih terbatas.
Berikut tabel anggaran pada program pembinaan budaya baca dan pembinaan
perpustakaan:
Tabel 1.4. Rincian Anggaran Program Pengembangan Budaya Baca dan
Pembinaan Perpustakaan di Kota Padang
No Nama Kegiatan Aggaran kegiatan
1 Pengelolaan dan pelayanan perpustakaan. Rp.80.000.000
2 Penyediaan bahan pustaka perpustakaan umum
daerah.
Rp.75.000.000
3 Pelayanan dan operasional perpustakaan keliling.
Rp.65.000.000
4 Lomba bercerita anak. Rp.38.045.000
5 Lomba baca puisi anak. Rp.47.260.000
6 Penyediaan bahan pustaka mesjid /taman bacaan
/ kelurahan
Rp.10.000.000
Jumlah Rp. 315.000.000
Sumber : Dokumen Kantor Arsip, Perpustakaan dan Dokumentasi Kota Padang
Dari dana yang dianggarkan untuk program ini sebesar Rp. 315.000.000,-
dirasa masih belum cukup. Hal ini juga dijelaskan oleh kasi perpustakaan Kantor Arsip,
Perpustakaan dan Dokumentasi Kota Padang sebagai berikut:
“..untuk dana yang ada saat ini masih kurang dalam
pelaksanaan program pengembangan budaya baca dan
pembinaan perpustakaan ini. Kalau bisa dana yang diberikan
lebih ditambah. Untuk tahun ini saja anggaran yang ada yaitu
kegiatan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan 80 juta,
penyediaaan bahan pustaka perpustakaan umum daerah 75
juta, pelaayanan operasional perpustakaan keliling 65 juta,
lomba bercerita anggarannya dialihkan 38, lomba baca puisi
anak 47,2 juta, terakhir untuk kegiatan penyediaan bahan
pustaka masjid/ taman bacaan 10 juta. Dari penjabaran alokasi
anggaran itu memang masih dirasakan kurang”
Dari hasil wawancara diatas terlihat bahwa terlihat bahwa penganggaran untuk
program ini memang masih dirasakan kurang untuk merealisasikan kegiatan kegiatan
yang ada dalam program ini. Sedangkan untuk anggaran dari masing masing kegiatan
pada program ini pada tahun 2015 dialokasikan anggaran antara lain yaitu pada
kegiatan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan 80 juta, penyediaaan bahan pustaka
perpustakaan umum daerah 75 juta, pelaayanan operasional perpustakaan keliling 65
juta, lomba bercerita anggarannya dialihkan 38, lomba baca puisi anak 47,2 juta,
terakhir untuk kegiatan penyediaan bahan pustaka masjid/ taman bacaan 10 juta. Dari
anggaran yang telah disediakan untuk masing masing kegiatan itu memang masih
dirasakan kurang untuk merealisasikan atau melaksanakan kegiatan-kegiatan yang ada
pada program ini seperti yang diungkapkan oleh kasi perpustakaan pada Kantor Arsip
Perpustakaan dan Dokumentasi diatas.
Untuk menciptakan kinerja yang baik sehingga program dapat berjalan dengan
maksimal diperlukan motivasi sehingga timbul semangat dalam bekerja. motivasi
dilakukan dengan melakukan cara reward dan punishment. Reward atau penghargaan
yang diberikan kepada para pegawai pada Kantor Arsip Perpustakaan dan
Dokumentasi Kota Padang bisa dikatakan tidak ada. Hal tersebut sesuai hasil
wawancara peneliti dengan Kasi perpustakaan Kantor Arsip, Perpustakaan dan
Dokumentasi Kota Padang, yaitu :15
“... reward memang tidak ada pada pada Kantor Arsip
Perpustakaan dan Dokumentasi ini, karena memang tidak ada
15 Wawancara peneliti dengan Kasi Perpustakaan, yakni M. Husni Jon, SH. Pada tanggal 7 Maret
2014, Pukul 14.00 WIB.
anggaran khusus yang di anggarkan untuk itu serta para pegawai
merasa bahwa tugas pokok dan fungsi mereka memang harus
tetap mereka jalankan juga walaupun tidak adanya reward yang
diberikan”
Berdasarkan hasil wawancara diatas terlihat bahwa tidak ada reward yang
diberikan dalam pelaksanaan program pengembangan budaya baca dan pembinaan
perpustakaan ini. Tidak adanya pemberian reward ini dikarenakan memang tidak ada
anggaran khusus yang diberikan oleh kantor Arsip untuk pemeberian reward kepada
para pegawai yang ada. Sehingga yang diterima oleh para pegawai hanya sebatas upah
atau gaji yang seharusnya mereka terima saja. Para pegawai pun menganggap bahwa
tidak adanya reward ini tidak begitu terpengaruh terhadap kinerja mereka dalam
melaksanakan kegiatan pada program ini.
Selain tidak adanya reward pada pelaksanaan program ini, bentuk motivai lain
seperti punishment hanya diberikan berupa peringatan peringatan saja. Punishment
yang diberikan ini sesuai hasil wawancara peneliti dengan Kasi perpustakaan Kantor
Arsip, Perpustakaan dan Dokumentasi Kota Padang, yaitu :16
“ .... Sedangkan kalau hukuman yang diberikan dalam
pelaksanaan program ini baru hanya sebatas peringatan peringatan
saja sampai kepada pemeberian sanksi sanksi tertentu, tapi tidak
sampai kepada pemecatan atau pemotongn gaji pegawai tersebut.
Karena untuk pegawai tetap memang bukan kewenangan dari Kantor
Asip Perpustakaan dan Dokumentasi sendiri untk melakukan itu.
Dari hasil wawancara diatas dapat terlihat bahwa pemotivasian yang dilakukan
yaitu dengan memberikan punishment atau hukuman berupa peringatan dan penerapan
16 Wawancara peneliti dengan Kasi Perpustakaan, yakni M. Husni Jon, SH. Pada tanggal 7 Maret
2014, Pukul 14.00 WIB.
sanksi-sanksi terhadap setiap pelanggaran yang dilakukan dan bekerja tidak maksimal
jika belum mengindahkan peringatan peringatan yang ada. Tapi hukuman yang
diberikan hanya baru sebatas itu karena tidak adanya aturan baku yang mengharuskan
pemberian hukuman ini. Belum adanya reward yang diterapkan pada program tersebut
membuat pemotivasian yang ada belum begitu baik pada kantor ini.
Selain itu agar program berjalan sesuai dengan yang direncanakan diperlukan
pengawasan program yang dilaksanakan. Pengawasan yang dilakukan pada progam
pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan ini, yaitu kepala kantor dan
pejabat struktural yang ada dilingkungan Kantor Arsip, Perpustakaan, dan
Dokumentasi Kota Padang melakukan pengawasan secara langsung dan tidak langsung
terhadap pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ada. Hal ini dijelaskan dalam wawancara
peneliti dengan Kasi perpustakaan Kantor Arsip, Perpustakaan dan Dokumentasi Kota
Padang, yaitu17 :
“...pengawasan yang dilakukan dengan langsung secara
berkala dan tidak langsung melalui laporan.”
Hal ini juga dibenarkan oleh pegawai kantor Arsip, perpustakaan dan,
dokumentasi Kota Padang oleh Foyas Wanto yaitu18:
“...memang benar pengawasan dilakukan secara langsung melihat kerja dari
pegawai.”
17 Wawancara peneliti dengan Kasi Perpustakaan, yakni M. Husni Jon, SH. Pada tanggal 7 Maret
2014, Pukul 14.00 WIB 18 Wawancara peneliti dengan Pegawai Perpustakaan, yakni Foyas Wanto Pada tanggal 8 Maret 2014,
Pukul 14.00 WIB
Berdasarkan hasil wawancara bahwa pengawasan yang dilakukan pada program
ini yaitu pengawasan langsung dan tidak langsung. Pengawasan langsung dilaksanakan
secara berkala dan pengawasan tidak langsung dalam bentuk laporan. Dari penjabaran
manajemen pelaksanaan kegiatan program pengembangan budaya baca dan pembinaan
perpustakaan diatas terlihat bahwa masih banyak kekurangan dan kendala-kendala
yang dihadapi Kantor Arsip, Perpustakaan dan Dokumentasi Kota Padang dalam
melaksanakan program ini.
Dengan melihat fenomena-fenomena diatas, peneliti ingin melihat dan meneliti
tentang manajemen yang dilakukan oleh Kantor Arsip, Perpustakaan dan
Dokumentasi Kota Padang dalam program pengembangan budaya baca dan
pembinaan perpustakaan.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam suatu penelitian, yang sangat penting adalah adanya masalah yang akan
diteliti. Agar dapat dilaksanakan penelitian dengan sebaik-baiknya maka peneliti harus
merumuskan masalah dengan jelas.19 Berdasarkan uraian diatas, maka perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Manajemen Program Pengembangan
Budaya Baca Dan Pembinaan Perpustakaan Oleh Kantor Arsip, Perpustakaan dan
Dokumentasi Kota Padang?
19Arikunto,Suharsimi. 1996 Prosedur Penelitian, Suatu pendekatan praktek. Edisi revisi III. Cetakan
kesepuluh. Jakarta:Rineka Cipta. Hal 19
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis proses
Manajemen Program Pengembangan Budaya Baca Dan Pembinaan Perpustakaan Oleh
Kantor Arsip, Perpustakaan dan Dokumentasi Kota Padang.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk pengembangan keilmuan di
lingkungan akademisi. Studi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
pengembangan ilmu Administrasi Negara, khususnya dalam kajian Manajemen
Program Pengembangan Budaya Baca Dan Pembinaan Perpustakaan Oleh Kantor
Arsip, Perpustakaan dan Dokumentasi Kota Padang dan sekaligus dapat dijadikan
sebagai bahan rujukan penelitian yang akan datang.
1.4.2 Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan, acuan,
dan sumbangan pikiran terhadap Manajemen Program Pengembangan Budaya Baca
Dan Pembinaan Perpustakaan Oleh Kantor Arsip, Perpustakaan dan Dokumentasi Kota
Padang.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan penelitian ini terdiri dari enam bagian yang terdiri dari :
1. BAB I Pendahuluan
Pada BAB ini peneliti mendeskripsikan mengenai latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian yang dilaksanakan
2. BAB II Tinjauan Pustaka
Pada BAB ini peneliti menguraikan kerangka teori yang merupakan pedoman dari
peneliti terdahulu yang relevan, landasan teori yang digunakan, definisi konsep,
definisi operasional dan skema pemikiran peneliti.
3. BAB III Metode penelitian
BAB ini beriksikan tentang metode penelitian yang penelti pakai dalam meakuikan
penelitian, yang terdiri dari pendekatan penelitian, desain penelitian, teknik
pengumpulan data, teknik pengambilan informan, peranan peneliti, unit analisis,
teknik analisis data, dan teknik keabsahan data.
4. BAB IV Deskripsi Lokasi Penelitian
BAB ini memberikan gambaran menganai interaksi tempat akan dilakukannya
penelitian tersebut mulai dari gambaran secara umum, visi misi organisasi, Tugas
Pokok dan Fungsi sehingga sasaran
5. BAB V Temuan dan Analisis Data
Berisikan tentang data yang menguraikan tentang proses analisis dan pembahasan
yang merupakan hasil dari observasi peneliti di lapangan
6. BAB VI Penutup
Berisikan VI Kesimpulan dan saran yang dapat memberikan simpulan dengan
memaparkan hasil penelitian secara lebih singkat dan memberikan saran yang
dapat dipertimbangkan oleh pihak terkait.