bab i pendahuluan 1.1 gambaran umum objek penelitian · 4. mengembangkan semangat kewirausahaan...

12
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) memulai perjalanannya sejak tahun 1990 dengan nama MBA-Bandung, yang merupakan pelopor program Master in Business Administration (MBA) di Jawa Barat, kemudian diselenggarakan oleh perguruan tinggi negeri di Bandung. Pada awal pendiriannya, MBA-Bandung mengadopsi secara utuh, schooling system dari Asian Institute of Management (AIM) Philipines, yang pada saat itu dikenal sebagai “Harvard Business School” nya Asia. Kemudian, fase kedua pada tahun 1994 MBA-Bandung berubah nama menjadi Sekolah Tinggi Manajemen Bandung (STMB). Untuk beradaptasi dengan regulasi pemerintah, program MBA berubah menjadi proogram Magister Manajemen (MM). Selain itu, STMB juga semakin meragamkan varian program MM-nya dengan menambahkan program MM Reguler, MM Eksekutif, dan MM- Cooperative Development (Co-op). Fase ketiga pada tahun 1997 membuka program S1 Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan Informatika (MBTI). Daya tarik MBTI selalu meningkat karena daya serap industri terhadap alumni STMB semakin tinggi. Program S1 MBTI STMB meraih akreditas A pada tahun 2002, selanjtnya dipertahankan pada tahun 2007 dan tahun 2013. Fase keempat pada tahun 2004, STMB berganti nama menjadi Sekolah Tinggi Manajemen Bisnis Telkom (STMB Telkom). Perubahan nama menggiring peningkatan kapasitas penerimaan mahasiswa baru pada program S1 MBTI untuk memenuhi permintaan pasar. Program sarjana menambah varian program, yaitu MM Bisnis Telekomunikasi (MM Biztel). Seiring dengan berjalannya waktu, tahun 2008 STMB Telkom beralih menjadi Institut Manajemen Telkom (IM Telkom) dan menambahkan lima prodi lainnya yaitu S-1 Akuntansi, S-1 Administrasi Niaga, S-1 Ilmu Komunikasi, S-1

Upload: others

Post on 31-Oct-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · 4. Mengembangkan semangat kewirausahaan dalam rangka mempersiapkan lulusan untuk menjadi wirausaha unggul berbasis TIK. 1.2

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

1.1.1 Profil Perusahaan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) memulai perjalanannya sejak tahun

1990 dengan nama MBA-Bandung, yang merupakan pelopor program Master in

Business Administration (MBA) di Jawa Barat, kemudian diselenggarakan oleh

perguruan tinggi negeri di Bandung. Pada awal pendiriannya, MBA-Bandung

mengadopsi secara utuh, schooling system dari Asian Institute of Management

(AIM) Philipines, yang pada saat itu dikenal sebagai “Harvard Business School”

nya Asia.

Kemudian, fase kedua pada tahun 1994 MBA-Bandung berubah nama

menjadi Sekolah Tinggi Manajemen Bandung (STMB). Untuk beradaptasi dengan

regulasi pemerintah, program MBA berubah menjadi proogram Magister

Manajemen (MM). Selain itu, STMB juga semakin meragamkan varian program

MM-nya dengan menambahkan program MM Reguler, MM Eksekutif, dan MM-

Cooperative Development (Co-op).

Fase ketiga pada tahun 1997 membuka program S1 Manajemen Bisnis

Telekomunikasi dan Informatika (MBTI). Daya tarik MBTI selalu meningkat

karena daya serap industri terhadap alumni STMB semakin tinggi. Program S1

MBTI STMB meraih akreditas A pada tahun 2002, selanjtnya dipertahankan pada

tahun 2007 dan tahun 2013.

Fase keempat pada tahun 2004, STMB berganti nama menjadi Sekolah

Tinggi Manajemen Bisnis Telkom (STMB Telkom). Perubahan nama menggiring

peningkatan kapasitas penerimaan mahasiswa baru pada program S1 MBTI untuk

memenuhi permintaan pasar. Program sarjana menambah varian program, yaitu

MM Bisnis Telekomunikasi (MM Biztel).

Seiring dengan berjalannya waktu, tahun 2008 STMB Telkom beralih

menjadi Institut Manajemen Telkom (IM Telkom) dan menambahkan lima prodi

lainnya yaitu S-1 Akuntansi, S-1 Administrasi Niaga, S-1 Ilmu Komunikasi, S-1

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · 4. Mengembangkan semangat kewirausahaan dalam rangka mempersiapkan lulusan untuk menjadi wirausaha unggul berbasis TIK. 1.2

2

Desain Komunikasi Visual dan D-3 pemasaran. Transformasi diiringi dengan

berkembangnya fasilitas kampus, yang dimana pada mulanya hanya berlokasi di

Gegerkalong Hilir, sekarang terdapat dua kampus baru yaitu di Setiabudi dan

Dayeuh Kolot.

Pada 14 Agustus 2013 sampai dengan saat ini ditandai dengan adanya

Universitas Telkom yang menghasilkan gabungan empat institusi di bawah

Yayasan Pendidikan Telkom yaitu, Institut Teknologi Telkom (ITT atau dahulunya

STT Telkom), Institut Manajemen Telkom (IMT), Politeknik Telkom, dan Sekolah

Tinggi Seni Rupa dan Disain Indonesia.

Semua fakultas yang dimiliki oleh Telkom University mempelajari mata

kuliah kewirausahan. Tetapi, hanya Fakultas Ekonomi dan Bisnis dengan program

studi Manajemen Bisnis Telkomunikasi dan Informatika (MBTI) saja yang

memperdalam mata kuliah kewirausahaannya. Prodi Manajemen Bisnis

Telekomunikasi dan Informatika ini terdapat kelas khusus internasional yang

dimana Bahasa pengantarannya adalah Bahasa inggris yang disebut sebagai ICT

Business.

Logo Telkom University memiliki makna dengan bentuk dasar berupa

perisasi melambangkan institusi yang kokoh dan memiliki daya juang tinggi, inisial

huruf ‘T’ yaitu Telkom menandakan ciri atau identitas serta kebanggaan untuk

bersama mengembangkan diri. Dasar perisasi berupa huruf ‘U’ yaitu University

sebagai landasan konsep komunitas pendidikan dan riset tinggi. Berikut gambar 1.1

merupakan logo dari Universitas Telkom.

Gambar 1.1 Logo Universitas Telkom

Sumber: TelkomUniversity.ac.id

1.1.2 Visi Prodi Manajemen Bisnis Telekomunikasi Informatika (MBTI)

Menjadi program studi yang unggul dalam bidang manajamen pada tahun

2018 berstandar internasional berdasarkan pengembangan secara kreatif terhadap

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · 4. Mengembangkan semangat kewirausahaan dalam rangka mempersiapkan lulusan untuk menjadi wirausaha unggul berbasis TIK. 1.2

3

ilmu Manajemen dan Bisnis berbasis Teknologi Informasi dan Komunitas.

1.1.3 Misi Prodi Manajemen Bisnis Telkomunikasi Informatika (MBTI)

1. Menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan Manajemen dan

Bisnis berbasis TIK yang berstandar internasional.

2. Melakukan kajian dan penelitian dalam rangka pengembangan dan

penyebaran ilmu pengetahuan bidang Manajemen dan Bisnis yang berbasis

TIK kepada masyarakat.

3. Memanfaatkan ilmu pengetahuan dalam bidang Manajemen dan Bisnis

berbasis TIK bagi pelayanan dan pemberdayaan masyarakat untuk

meningkatkan kesejahteraan.

4. Mengembangkan semangat kewirausahaan dalam rangka mempersiapkan

lulusan untuk menjadi wirausaha unggul berbasis TIK.

1.2 Latar Belakang Penelitian

Pengangguran selalu berkaitan erat dengan perkembangan ekonomi

Indonesia. Indonesia menempati urutan kedua tingkat pengangguran terbuka

terbanyak se-Asia Tenggara dengan angka sebesar 5,01% (Adharsyah, 2019).

Lambatnya pertambahan kesempatan bekerja menjadi penyebab meningkatnya

pengangguran pada negara yang sedang berkembang (Swaramarinda, 2014). Salah

satu upaya untuk meminimalisir angka pengangguran adalah dengan membuka

lapangan pekerjaan yang baru (Djumena, 2018). Namun kenyataannya, masyarakat

Indonesia masih sulit mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan kompetensi,

sehingga akhirnya menjadi pengangguran (Gewati, 2018).

Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun

2015-2018

Tingkat Pendidikan Tingkat Pengangguran Terbuka

Berdasarkan Tingkat Pendidikan (Persen)

2016 2017 2018

Agustus Agustus Agustus

Tidak/belum pernah

sekolah

59.346 62.984 31.774

Tidak/belum tamat

SD

384.069 404.435 326.962

SD 1.035.731 904.561 898.145

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · 4. Mengembangkan semangat kewirausahaan dalam rangka mempersiapkan lulusan untuk menjadi wirausaha unggul berbasis TIK. 1.2

4

Tingkat Pendidikan Tingkat Pengangguran Terbuka

Berdasarkan Tingkat Pendidikan (Persen)

2016 2017 2018

Agustus Agustus Agustus

SLTP 1.294.483 1.274.417 1.131.214

SLTA Umum/SMU 1.950.626 1.910.829 1.930.320

SLTA

Kejuruan/SMK

1.520.549 1.621.402 1.731.743

Akademi/Diploma 219.736 242.937 220.932

Universitas 567.235 618.758 729.601

Total 7.031.775 7.005.262 7.000.691

Sumber: www.bps.go.id, 2019

Data pengangguran terbuka berdasarkan tingkat pendidikan, dari tahun

2015-2018 telah mengalami kenaikan, penurunan dan turun naik. Hal ini didukung

oleh data dari Badan Pusat Statistik. Dapat dilihat dari tabel 1.1 jumlah

pengangguran terbuka pada tingkat SLTA Kejurusan/SMK dan Universitas

mengalami kenaikan dengan jumlah terakhir di 2018 sebesar 1.930.320 dan

729.601. Jumlah pengangguran terbuka pada tingkat belum tamat SD dan SLTP

mengalami penurunan dengan jumlah terakhir di 2018 sebesar 326.962 dan

1.131.214. Jumlah pengangguran terbuka pada tingkat belum pernah sekolah,

belum tamat SD, SLTA Umum/SMU, dan Akademi/Diploma mengalami turun

naik, hal ini mengartikan bahwa jumlah pengangguran dengan tingkat pendidikan

tersebut masih belum stabil dengan jumlah terakhir 326.962, 1.930.320, dan

220.932. Jumlah tertinggi pengangguran terbuka tahun 2018 berada di tingkat

pendidikan SLTA Umum/SMU sebanyak 1.930.320 orang. Jumlah sarjana

bermental kewirausahaan perlu diperbanyak lagi, karena hingga saat ini jumlah

pengangguran bergelar semakin meningkat (Purwana dan Wibowo, 2017:VI).

Wirausahawan dapat berperan penting terhadap majunya ekonomi negara

dalam membantu menurunkan angka pengangguran pada negara tersebut. Semakin

tinggi jumlah wirausaha, semakin tinggi pula pembangunan ekonominya

(Darwanto, 2012). Richard (2019) memaparkan bahwa negara maju berdasarkan

bank dunia harus memiliki jumlah wirausaha minimal 4% dari jumlah penduduk,

sedangkan berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UMKM, Indonesia baru

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · 4. Mengembangkan semangat kewirausahaan dalam rangka mempersiapkan lulusan untuk menjadi wirausaha unggul berbasis TIK. 1.2

5

memiliki 3,31%. Jumlah wirausaha Indonesia masih terbilang rendah apabila kita

bandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia 5%, Singapura 7%, Thailand

5,6% (Salim, 2019).

Dari penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa angka pengangguran di

Indonesia dapat diturunkan dengan adanya peranan wirausaha, karena kehadiran

wirausaha dapat membuka lapangan pekerjaan bagi para pengangguran. Jumlah

wirausaha di Indonesia baru memiliki 3,31% sedangkan berdasarkan bank dunia,

negara maju perlu memiliki minimal 4% wirausaha dari penduduknya. Maka dari

itu, jumlah wirausaha di Indonesia perlu diperbanyak lagi.

Gambar 1.2 Presentase Populasi yang saat ini Menjadi Pemilik-Pengelola

Bisnis yang Mapan 2013-2017

Sumber: Global Entrepreneurship Monitor, 2019

Data yang dikeluarkan oleh Global Entrepreneurship Monitor tahun 2013-

2017 mengenai Presentase Populasi Umur 18-64 yang saat ini Menjadi Pemilik

Pengelola Bisnis yang Mapan, yang dimana pengusaha sudah mengelola bisnisnya

lebih dari 42 bulan serta mampu memberi gaji dan pembayaran lainnya. Negara

Indonesia tahun 2013-2017 secara berturut-turut menempati angka 21,20%,

11,90%, 17,15%, 15,30% dan 10,38% (Global Entrepreneurship Monitor, 2018).

Grafik pada gambar 1.2 memperlihatkan bahwa jumlah Pemilik-Pengelola Bisnis

yang Mapan dari Negara Indonesia belum stabil (naik turun).

Fenomena rendahnya minat dan motivasi pemuda Indonesia dalam

berwirausaha menjadi pemikiran yang serius bagi beberapa pihak, baik pemerintah,

dunia pendidikan, dunia industri, maupun masyarakat (Lestari dan Wijaya, 2012).

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · 4. Mengembangkan semangat kewirausahaan dalam rangka mempersiapkan lulusan untuk menjadi wirausaha unggul berbasis TIK. 1.2

6

Jika melihat dukungan terkait program pendidikan kewirausahaan, mahasiswa akan

semakin melebarkan sayapnya di bidang kewirausahaan (Ramadani, 2013). Menteri

Koperasi dan UKM (Menkop) AAGN Puspayoga mengatakan bahwa perguruan

tinggi atau kampus dapat menjadi sumber utama dalam pencetakkan wirausaha

yang baru (Julianto, 2017). Solusi agar mahasiswa dapat terjun langsung ke dalam

dunia wirausaha adalah dengan diasah pada perguruan tinggi (Putra, 2018).

Melihat kondisi tersebut, peranan pendidikan kewirausahaan sangat

diperlukan untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan terhadap masyarakat

Indonesia (Lestari dan Wijaya, 2012). Kunci dalam menghasilkan sumber daya

masyarakat yang berkualitas adalah pendidikan (Djumena, 2018). Pola pikir, sikap,

serta perilaku mahasiswa dapat diasah dalam pembentukan seorang wirausaha

(entrepreneur) sejati pada pendidikan kewirausahaan sehingga dapat mengarahkan

mereka memilih untuk berwirausaha sebagai pilihan karir (Lestari dan Wijaya,

2012). Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah dalam meningkatkan jumlah

wirausahawan di Indonesia, salah satunya dengan memasukki mata kuliah

kewirausahaan ke dalam kurikulum pendidikan (Mulyani, 2011). Para mahasiswa

dibekali ilmu kewirausahaan baik secara teori maupun praktik oleh para dosen,

dimana pembelajaran kewirausahaan secara teori diberi arahan untuk membuat

perencanaan bisnis bersama kelompok serta pembelajaran kewirausahaan secara

praktik yang mendorong mahasiswa agar dapat mengaplikasikan pengetahuan yang

sebelumnya sudah dirancang pada perencanaan bisnis secara teori (Setiawan dan

Dwijayanti, 2018).

Pendidikan kewirausahaan harus berjalan secara berkesinambungan dan

menjadi bagian yang melekat dari seluruh proses pendidikan di perguruan tinggi

(Galus, 2013). Saat ini, semua perguruan tinggi di Indonesia sudah memasuki mata

kuliah kewirausahaan ke dalam kurikulum mereka sebagai salah satu mata kuliah

pokok yang wajib ditempuh oleh mahasiswa di semua jurusan bidang studi

(Setiawan dan Dwijayanti, 2018). Pemerintah memiliki peran dalam menumbuhkan

semangat kewirausahaan melalui Instruksi Presiden R.I. Nomor 4, tahun 1995

tentang “Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan

Kewirausahaan”. Tahun 2008 pemerintah melalui Departemen Koperasi dan UKM

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · 4. Mengembangkan semangat kewirausahaan dalam rangka mempersiapkan lulusan untuk menjadi wirausaha unggul berbasis TIK. 1.2

7

telah mencanangkan program GETUKNAS (Gerakan Tunas Kewirausahaan

Nasional) untuk pelajar SMA dan mahasiswa (Kasih, 2013). Kurikulum pendidikan

kewirausahaan pada perguruan tinggi diharapkan dapat membangun kompetensi

kewirausahaan bagi para lulusan agar dapat menghasilkan wirausaha yang

berkompetensi tinggi (Wiranto, 2012).

Pendidikan entrepreneurship di Amerika Serikat yang sudah berhasil yaitu

Massachusette Institute Technology (MIT) yang merubah arah kebijakan perguruan

tingginya dari High Learning Institute and Research University menjadi

Entrepreneurial University dimana proses selama 16 tahun menghasilkan 4 ribu

perusahaan dari para alumni nya, menarik 1,1 juta tenaga kerja dan menghasilkan

omset sebesar 232 miliar dollar pertahun. Universitas terbaik di dunia pada program

studi bisnis dan manajemen tahun 2018 diraih oleh Harvard University menganut

kebijakan Entrepreneurial University. Beberapa perguruan tinggi di Indonesia yang

membangun arahnya kepada Entrepreneurial University yaitu Institut Teknologi

Bandung, Institut Pertanian Bogor, Universitas Gadjah Mada, Universitas

Indonesia, Universitas Diponegoro, Universitas Parahyangan, President University,

dan Sekolah Tinggi Manajemen Bandung Telkom (Sekarang menjadi Universitas

Telkom) dan lainnya (Kuswara, 2012).

Penjabaran diatas dapat ditarik benang merah, bahwa pendidikan

kewirausahaan di perguruan tinggi dapat menjadi sumber utama dalam

menghasilkan wirausaha yang baru. Hal ini didukung oleh pemerintah dalam

menumbuhkan semangat kewirausahaan melalui Instruksi Presiden R.I. Nomor 4

tahun 1995 tentang “Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan

Kewirausahaan”, dimana pemerintah menaruh harapan terhadap perguruan tinggi

untuk mencetak wirausaha dengan berbekal kompetensi tinggi. Universitas terbaik

di dunia pada prodi bisnis dan manajemen tahun 2018 dimenangkan oleh Harvard

University yang menganut kebijakan Entrepreneurial University. Kini, terdapat

beberapa universitas yang membangun arahnya kepada Entrepreneurial University.

Tidak sedikit mahasiswa yang sudah melaksanakan kewajibannya dalam

menempuh mata kuliah kewirausahaan, namun pada akhirnya masih berorientasi

untuk mencari pekerjaan (Handriani et. al., 2011 dalam Kasih, 2013). Peneliti

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · 4. Mengembangkan semangat kewirausahaan dalam rangka mempersiapkan lulusan untuk menjadi wirausaha unggul berbasis TIK. 1.2

8

merasa topik ini perlu diangkat agar dapat meninjau kembali tentang sejauh mana

proses pembelajaran mata kuliah proyek kewirausahaan sudah efektif, dan untuk

mengetahui pencapaian tujuan program dengan langkah mengetahui keterlaksanaan

kegiatan program.

Peneliti terdahulu belum banyak melaksanakan analisis terhadap evaluasi

kurikulum pendidikan atau rencana pembelajaran dengan melihat kesenjangan

antara harapan mahasiswa dan persepsi mahasiswa mengenai rencana pembelajaran

kewirausahaan yang memiliki pengaruh terhadap tingkat kompetensi pembelajaran

mahasiswa berwirausaha setelah menyelesaikan mata kuliahnya. Iacobucci &

Micozzi (2012:673) melakukan analisis di Italia mengenai evaluasi terhadap

program pembelajaran kewirausahaan dengan membuat analisis mata kuliah

(courses) sesuai dengan kompetensi kewirausahaan.

Sehubung dengan adanya latar belakang permasalahan yang sudah

dijabarkan diatas, membuat peneliti tertarik melakukan penelitian lebih lanjut untuk

melakukan evaluasi rencana pembelajaran semester (RPS) dengan meneliti

kesenjangan antara harapan mahasiswa dengan persepsi mahasiswa terhadap

pelaksanaan rencana pembelajaran semester (RPS) mata kuliah proyek

kewirausahaan pada program studi S1 Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan

Informatika (MBTI) Universitas Telkom dengan judul “Evaluasi Rencana

Pembelajaran Semester Mata Kuliah Proyek Kewirausahaan Di Universitas Telkom

(Studi Pada Program Mahasiswa Program Studi MBTI Tahun Ajaran 2016)”.

Diharapkan dari hasil terlihatnya kesenjangan tersebut dapat dijadikan bahan

evaluasi program pembelajaran mata kuliah proyek kewirausahaan yang telah

dilaksanakan oleh program studi MBTI serta dapat membantu dalam melahirkan

entrepreneur yang berkualitas tinggi.

1.3 Perumusan Masalah

Wirausahawan berperan penting terhadap majunya ekonomi suatu negara

dalam menurunkan angka pengangguran pada negara tersebut. Kehadiran

wirausaha di Indonesia dapat membuka lapangan kerja yang baru. Universitas

Telkom mengadakan mata kuliah kewirausahaan pada ketujuh fakultas yang ada.

Namun, hanya Fakultas Ekonomi dan Bisnis dengan program studi Manajemen

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · 4. Mengembangkan semangat kewirausahaan dalam rangka mempersiapkan lulusan untuk menjadi wirausaha unggul berbasis TIK. 1.2

9

Bisnis Telkomunikasi dan Informatika (MBTI) saja yang memperdalam mata

kuliah kewirausahaannya.

Universitas Telkom dalam Rencana Induk Pengembangan (RENIP) Telkom

University yang mengadakan Grand Strategy Telkom University di tahun 2038

dengan perumusan visi jangka panjangnya yaitu “Menjadi Sebuah Universitas

Entrepreneur Global (Global Entrepreneurial University)”. Visi ini menjadi salah

satu bentuk kontribusi visi Indonesia menjadi negara maju 2025.

Tabel 1. 2 Jumlah Alumni yang Bekerja dan Wirausaha

No Tahun

Lulus

Jumlah

Lulusan

Jumlah

Bekerja

Jumlah

Wirausaha

Persentase

Wirausaha

1 2012 518 101 11 2,12%

2 2013 390 96 15 3,84%

3 2014 291 99 18 6,06%

4 2015 349 148 15 4,29%

5 2016 313 24 40 12,77%

Sumber: Career Development Center Telkom University, 2019

Career Development Center Telkom University melakukan survey karir

terhadap alumni yang sudah lulus. Tabel 1.2 merupakan hasil survey karir alumni

program studi Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan Informatika (MBTI) tahun

2012-2016, meskipun tidak semua lulusan mengisi survey. Menurut data yang

tersedia, jumlah mahasiswa MBTI pada tahun 2012 sampai 2016 sebanyak 1861

orang. Jumlah lulusan tahun 2012 menempati angka 518 orang, yang dimana 101

orang bekerja, 11 orang wirausaha. Jumlah lulusan tahun 2013 terdiri dari 390

orang, yang dimana 96 orang bekerja dan 15 orang wirausaha. Jumlah lulusan tahun

2014 menempati angka 291 orang, yang dimana 99 orang bekerja dan 18 orang

wirausaha. Jumlah lulusan tahun 2015 menempati angka 349 orang, yang dimana

148 orang bekerja dan 15 orang wirausaha. Jumlah lulusan tahun 2016 menempati

angka 313 orang, yang dimana 24 orang bekerja dan 40 orang wirausaha. Dapat

disimpulkan bahwa minat lulusan mahasiswa MBTI untuk menjadi seorang

wirausaha masih kurang, mereka lebih cenderung memilih untuk bekerja.

Penelitian ini akan melakukan evaluasi rencana pembelajaran semester pada

mata kuliah proyek kewirausahaan dengan tujuan melihat kesenjangan antara

harapan mahasiswa dengan persepsi mahasiswa terhadap pelaksanaan rencana

pembelajaran semester (RPS) kewirausahaan yang berdampak kepada tinggi

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · 4. Mengembangkan semangat kewirausahaan dalam rangka mempersiapkan lulusan untuk menjadi wirausaha unggul berbasis TIK. 1.2

10

rendahnya kompetensi berwirausaha mahasiswa MBTI tahun ajaran 2016 yang

sudah menyelesaikan proses pembelajaran mata kuliah proyek kewirausahaan.

Evaluasi pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematis,

berkelanjutan, dan menyeluruh dalam rangka penjaminan kualitas beberapa

komponen pembelajaran dalam bentuk pertanggungjawaban pengajar dalam

melakukan pembelajaran (Setiawan & Dwijayanti, 2018). Untuk mengetahui

kesenjangan dalam pelaksanaan rencana pembelajaran semseter (RPS) mata kuliah

wajib proyek kewirausahaan pada Universitas Telkom Program Studi Manajemen

Bisnis Telekomunikasi Informatika (MBTI) tahun ajaran 2016 berdasarkan harapan

mahasiswa dengan persepsi mahasiswa, dan diukur kompetensi berwirauaha yang

dimiliki oleh mahasiswa setelah menyelesaikan proses pembelajaran tersebut, perlu

dilakukan evaluasi agar dapat memberikan gambaran mengenai sejauh mana proses

pembelajaran mata kuliah proyek kewirausahaan sudah terlaksana dengan efektif.

Diharapkan, dengan adanya hasil penelitian ini dapat membantu visi Universitas

Telkom dalam mewujudkan Global Entrepreneurial University tahun 2038.

1.4 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang sudah dijabarkan, dapat diambil

rumusan masalah dalam penelitian ini meliputi:

1. Seberapa besar kesenjangan antara harapan mahasiswa dengan persepsi

mahasiswa terhadap pelaksanaan mata kuliah proyek kewirausahaan pada

program studi MBTI tahun ajaran 2016?

2. Seberapa besar tingkat kompetensi berwirausaha dari mahasiswa pada

program studi MBTI tahun ajaran 2016?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian yang sudah dijabarkan di atas,

didapatkan tujuan penelitan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui seberapa besar kesenjangan antara harapan mahasiswa

dengan persepsi mahasiswa terhadap pelaksanaan mata kuliah proyek

kewirausahaan di program studi MBTI tahun ajaran 2016.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · 4. Mengembangkan semangat kewirausahaan dalam rangka mempersiapkan lulusan untuk menjadi wirausaha unggul berbasis TIK. 1.2

11

2. Untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat kompetensi berwirausaha dari

mahasiswa program studi MBTI tahun ajaran 2016 yang telah

menyelesaikan proses pembelajaran mata kuliah proyek kewirausahaan.

1.6 Manfaat Penelitian

1.6.1 Aspek Teoritis

a. Ilmu Pengetahuan

Penelitian ini menggunakan alat ukur kompetensi kewirausahaan secara

kuantitatif yang akan menentukan kompetensi mahasiswa. Evaluasi ini sangat

penting untuk menyimpulkan tingkat keberhasilan proses pembelajaran yang

diberikan, sehingga dapat mencari solusi atas kekurangan proses pembelajaran

yang dirasakan oleh mahasiswa.

b. Penelitian Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dijadikan referensi bagi peneliti selanjutnya untuk

melakukan penelitian lanjut saat mengevaluasi keefektifan pembelajaran mata

kuliah proyek kewirausahaan di Universitas Telkom secara longitudinal.

1.6.2 Aspek Praktis

a. Kurikulum

Hasil penelitian evaluasi mata kuliah proyek kewirausahaan diharapkan

dapat bermanfaat untuk memperbaiki proses pembelajaran kewirausahaan yang

mencakup penyusunan rencana pembelajaran semester (RPS), bahan ajar, cara

mengumpulkan materi dan cara mengevaluasinya.

b. Dosen

Dengan adanya kesenjangan di antara persepsi dan harapan mahasiswa,

diharapkan adanya peningkatan peran dosen dalam mengimplementasikan

pembelajaran mata kuliah proyek kewirausahaan agar setelah menyelesaikan proses

pembelajaran, mahasiswa dapat menghasilkan kompetensi kewirausahaan yang

sudah dirancang dalam rencana pembelajaran semester (RPS).

1.7 Ruang Lingkup Penelitian

1.7.1 Lokasi dan Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif pada Program Studi

Manajemen Bisnis Telekomunikasi Informatika (MBTI) tahun ajaran 2016

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · 4. Mengembangkan semangat kewirausahaan dalam rangka mempersiapkan lulusan untuk menjadi wirausaha unggul berbasis TIK. 1.2

12

Universitas Telkom Bandung, yang telah menyelesaikan mata kuliah Proyek

Kewirausahaan pada semester 6.

1.7.2 Waktu dan Pelaksanaan Penelitian

Penelitian diselenggarakan di bulan Desember 2019 sampai dengan Januari

2020.

1.8 Sistematika Penelitian

Sistematika penulisan disusun untuk memberi gambaran umum tentang

penelitian dan hasil penelitian yang dilakukan, berikut adalah urutan penulisannya:

a. BAB I PENDAHULUAN

BAB I menyajikan gambaran umum penelitian, objek penelitian, latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat

penelitian serta sistematika penulisan.

b. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN

BAB II menguraikan tentang teori-teori yang berhubungan dengan

penelitian dan mendukung pemecahan masalah dan kerangka pemikiran

yang dipaparkan dengan jelas.

c. BAB III METODE PENELITIAN

BAB III menjelaskan pendekatan, metode dan teknik yang digunakan untuk

mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat menjawab dan

menjelaskan masalah penelitian.

d. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV akan menjelaskan hasil penelitian dan pembahasan mengenai hasil

analisis penelitian yang didapatkan dari data yang digunakan dalam

penelitian. Hasil penelitian dideskripsikan serta dianalisis sesuai dengan

metode penelitian.

e. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V sebagai penutup memberikan kesimpulan hasil penelitian yang telah

diperoleh dari analisis yang dilakukan serta menjelaskan mengenai hasil

penelitian dan saran yang diberikan bagi penelitian selanjutnya.