bab i - pembibitan

28
P E M B I B I T A N 1. PENDAHULUAN Faktor utama disamping jenis tanah, yang paling menentukan produksi per ha adalah kualitas bibit (jenis dan pertumbuhannya). Umur tanaman kelapa sawit mulai dari ditanam sampai peremajaan kembali dapat mencapai 25 - 30 tahun, maka jenis dan kualitas bibit menjadi perhatian utama. Sesudah beberapa tahun tumbuh di lapangan, rehabilitasi faktor jenis dan kualitas tanaman tidak pernah mungkin dapat dilakukan, sedangkan faktor-faktor lain masih dapat diperbaiki pada tahun-tahun berikutnya. Oleh karena itu pertimbangan harga bibit yang tinggi untuk mendapatkan kualitas bibit yang baik tidak perlu terlampau dipermasalahkan. Didalam pengelolaan pembibitan kelapa sawit untuk mendapatkan kualitas bibit yang tinggi/baik, ada 3 (tiga) faktor utama yang menjadi perhatian, yaitu : Pemilihan jenis kecambah/bibit (potensi produksi) Pemeliharaan Seleksi 2. LOKASI PEMBIBITAN 2.1. Syarat-syarat lokasi bibitan : Topografi datar dan diusahakan terletak di tengah kebun. Dekat sumber air dan air tersedia cukup banyak dengan kualitas yang sesuai (pada musim kemarau). Drainase baik sehingga tidak tergenang pada musim hujan Lokasi harus mudah didatangi dan jalan ke pembibitan harus baik. Areal harus jauh dari sumber hama dan penyakit, tersanitasi dengan baik dan terbuka, tidak terhalang oleh pohon besar atau bangunan. Dekat dengan emplasemen sehingga pengawasan dapat lebih intensif. Aman dari gangguan binatang (sapi, kambing, kerbau dll.). 1

Upload: kuswar-yudha

Post on 31-Jan-2016

274 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

rsr

TRANSCRIPT

Page 1: Bab i - Pembibitan

P E M B I B I T A N

1. PENDAHULUAN

Faktor utama disamping jenis tanah, yang paling menentukan produksi per ha adalah kualitas bibit (jenis dan pertumbuhannya). Umur tanaman kelapa sawit mulai dari ditanam sampai peremajaan kembali dapat mencapai 25 - 30 tahun, maka jenis dan kualitas bibit menjadi perhatian utama. Sesudah beberapa tahun tumbuh di lapangan, rehabilitasi faktor jenis dan kualitas tanaman tidak pernah mungkin dapat dilakukan, sedangkan faktor-faktor lain masih dapat diperbaiki pada tahun-tahun berikutnya. Oleh karena itu pertimbangan harga bibit yang tinggi untuk mendapatkan kualitas bibit yang baik tidak perlu terlampau dipermasalahkan.

Didalam pengelolaan pembibitan kelapa sawit untuk mendapatkan kualitas bibit yang tinggi/baik, ada 3 (tiga) faktor utama yang menjadi perhatian, yaitu :

Pemilihan jenis kecambah/bibit (potensi produksi) PemeliharaanSeleksi

2. LOKASI PEMBIBITAN

2.1. Syarat-syarat lokasi bibitan : Topografi datar dan diusahakan terletak di tengah kebun. Dekat sumber air dan air tersedia cukup banyak dengan kualitas yang sesuai (pada

musim kemarau). Drainase baik sehingga tidak tergenang pada musim hujan Lokasi harus mudah didatangi dan jalan ke pembibitan harus baik. Areal harus jauh dari sumber hama dan penyakit, tersanitasi dengan baik dan

terbuka, tidak terhalang oleh pohon besar atau bangunan. Dekat dengan emplasemen sehingga pengawasan dapat lebih intensif. Aman dari gangguan binatang (sapi, kambing, kerbau dll.).

2.2. Tahapan pekerjaan dalam persiapan areal bibitan (pemilihan lokasi bibitan dan pem-bukaan lahan/hutan) :

Merencanakan waktu untuk memilih lokasi bibitan dalam hubungannya dengan ketujuh faktor di atas (point 2.1.).

Membuat jalan rintis ke lokasi-lokasi potensial. Meninjau lokasi potensial dan memilih lokasi terbaik. Mempersiapkan program bibitan yang terperinci (termasuk sistem pengairan). Membuat jalan permanen kearah lokasi bibitan. Membersihkan areal persemaian secara mekanis. Mempersiapkan areal bibitan utama secara mekanis. Memesan bahan tanaman dan peralatan.

3. JENIS PEMBIBITAN

1

Page 2: Bab i - Pembibitan

Ada dua jenis pembibitan, yaitu pembibitan dua-tahap dan satu-tahap. Meskipun policy perusahaan adalah pembibitan dua-tahap, namun untuk hal-hal tertentu dan dengan seijin Area Manager Agronomi (AMA)/General Manager Estate (GM)/Regon Manager Agronomi (RMA) dapat dipakai pembibitan satu-tahap.

3.1. Pembibitan dua-tahap (double stage) Di proyek-proyek baru yang membutuhkan bibit dalam jumlah besar dan harus

dikembangkan dalam jangka waktu yang singkat, sebaiknya digunakan pembibitan dua-tahap. Hal tersebut diperlukan karena untuk persiapan lahan pada awalnya hanya dibutuhkan areal yang lebih sempit. Disamping itu akan lebih mudah untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan serta tersedia waktu yang cukup untuk persiapan lainnya.

Pada pembibitan dua-tahap, kecambah mula-mula ditanam dalam baby bag di pre-nursery. Sesudah 3 (tiga) bulan, bibit tersebut dipindahkan (transplanting) ke large polybag di main-nursery.

3.2. Pembibitan satu-tahap (single stage) Pada perkebunan yang sudah mapan (established) dengan areal bibitan yang tidak

luas, dapat digunakan pembibitan satu-tahap. Pada pembibitan satu-tahap kecambah langsung ditanam dalam large polybag di

main-nursery yang mula-mula letaknya diatur saling berdekatan. Sesudah 2 atau 3 bulan, bibit tersebut letaknya dijarangkan seperti pada pembibitan dua-tahap di main-nursery.

4. PEMESANAN KECAMBAHPemesanan kecambah untuk pembibitan harus dalam jumlah yang cukup sehingga seleksi

yang ketat tidak akan mengakibatkan kekurangan bibit yang akan ditanam di lapangan.Kecambah yang harus dipesan adalah 200 kecambah per hektar areal penanaman (planted

area) dengan kerapatan tanaman 136- 148 pokok per hektar.Pemesanan kecambah harus dilakukan dengan mengacu pada program penanaman dan

disiapkan minimal 2 (dua) tahun sebelumnya.

Perkiraan kebutuhan bahan tanaman per ha program tanam disajikan pada tabel dibawah ini :

Deskripsi Jumlah a. Kecambah diterima + 200, seleksi 3 - 5 %b. Kecambah ditanam di persemaian (Pre-N) + 190, seleksi 5 - 7.5 %c. Semai dipindah ke large-bag (Main-N) + 180, seleksi 10 - 15 %d. Bibit siap tanam, termasuk sisipan ((+ 10%) + 150, seleksi 25 %

Time schedule pemesanan kecambah

T a h u n Deskripsi 1993 1994

1995a. Pemesanan Kecambah b. Rencana Kecambah Diterima

2

Page 3: Bab i - Pembibitan

c. Program Tanam

5. PEMBIBITAN DUA-TAHAP (DOUBLE STAGE)

5.1. Pre-nursery

5.1.1. Jadwal Kegiatan Pembangunan dan Perawatan Pre-Nursery Membangun bedengan dan naungan. Membangun gudang. Memasang sistem instalasi air. Mengisi baby bag dengan tanah dan menyusun di bedengan. Menanam kecambah. Perawatan.

5.1.2. Persiapan Pre-Nursery (a) Lokasi pre-nursery harus berdekatan dengan main-nursery. Lokasi ini harus

dibersihkan dari gulma serta diratakan tanahnya.(b) Dibuat bedengan dengan ketentuan :

arah bedengan memanjang dari Barat ke Timur panjang bedengan disesuaikan dengan keadaan lapangan lebar bedengan 1,2 meter jarak antar bedengan 0,6-1,0 meter di tepi bedengan dibuat palang dari kayu "Guludan" dari tanah tidak dibenarkan karena bisa mempersulit drainase

(c) Naungan untuk pre-nursery tidak mutlak dan dapat ditiadakan jika penyiraman terja-min baik dan teratur. Naungan hanya direkomendasikan apabila penyiraman tidak terjamin cukup atau kurang baik pelaksanaannya.Untuk bahan atap naungan bisa dipakai pelepah daun sawit ataupun plastic net dengan 60 % shade (naungan). Tinggi tiang atap kira-kira 2 m (dengan bagian tiang sedalam 0,3 m tertanam didalam tanah) dan lebar jarak antara 2 tiang sekitar 1,5 m. Pada kira-kira 10 minggu setelah tanam (dua daun) naungan berangsur-angsur dikurangi sehingga dalam waktu 2 minggu kemudian naungan sama sekali dihilangkan (setiap selang waktu 4 hari naungan dikurangi seperempatnya).

PERHATIAN : Jangan memakai naungan yang terlalu gelap dan naungan harus dibongkar setelah 12 minggu dari penanaman kecambah.

5.1.3. Polybag, Tanah, dan Pengaturannya Polybag untuk pre-nursery adalah baby-bag dengan ukuran lebar 14 cm, panjang

23 cm dan tebal 0,1 mm (140x230x0.1 mm), warna hitam, dan terdapat lubang-lubang drainase. Kebutuhan baby bag untuk per ha tanaman di lapangan adalah 200 lembar + 2 %.

Tanah yang digunakan untuk media adalah tanah lapisan atas (top-soil) dan tidak bercampur dengan batu-batu/kerikil. Tekstur tanah sebaiknya lempung berliat dan mempunyai sifat drainase yang baik.

Top soil diayak dengan ayakan 1 cm untuk memisahkan bongkah- bongkah tanah dan sisa-sisa akar/kerikil. Tumpukan tanah yang telah diayak ditutup dengan terpal plastik sehingga tidak kehujanan dan pengisian tanah dapat berjalan lancar.

Tanah yang telah diayak dicampur dengan pupuk SP-36 sebanyak 12,5 gr/baby-bag. (atau dengan pupuk Rock Phosphate /RP sebanyak 20 gr/baby-bag), atau

3

Page 4: Bab i - Pembibitan

dengan Sumicoat 19.8.12.2+TE sebanyak 5 gram/babybag yang ditaburkan di permukaan dengan ditutup sedikit tanah.

PERHATIAN : Pada waktu pencampuran, tanah harus kering dan pencampuran tanah dengan pupuk SP-36/RP harus merata.

Isikan tanah tersebut ke baby-bag (+ 1 kg/baby-bag) dan dipadatkan.PERHATIAN : Jangan sekali-kali mengisi tanah basah apalagi yang

berkadar liat tinggi kedalam polybag karena akan terjadi pemadatan yang akan berakibat buruk terhadap pertum-buhan akar.

Baby-bag disusun rapat dan rapi sehingga membentuk bedengan selebar + 120 cm (12 baby-bag) dan panjangnya tergantung pada jumlah bibit per nomor kelompok. Penyiraman dilakukan tiap hari agar tanahnya kompak.

Pinggiran bedeng diberi palang kayu agar baby-bag tidak roboh. Antara bedengan dibuat jalan kontrol dengan lebar + 50 cm memanjang persemaian. Barisan baby- bag yang paling pinggir diusahakan supaya terletak + 50 cm dari tepi atap naungan (lihat Gambar 1.1).

Baby-bag harus siap minimal 1 (satu) minggu sebelum kecambah ditanam dan disiram setiap hari sampai waktu penanaman kecambah.

Gambar 1.1. bedeng persemaian

5.1.4. Papan Label untuk Nama Jenis Bibit(a) Tujuan pembuatan papan label adalah :

mengidentifikasi jenis dan sumber bibit.4

1,2 m

0,8 m

Kayu pembatas tinggi 20 cm

0,8 m

2 m

1,8 m

Page 5: Bab i - Pembibitan

mengetahui keseragaman usia di pembibitan untuk keperluan penanaman di lapangan.

mencatat jumlah bibit dan seleksi.(b) Untuk jenis DP Marihat ada 12 (dua belas) kelompok utama yang harus ditanam

terpisah, yaitu BJ, DS, MA, LM, RS, YA, DSxNI, MAxNI, DSxBJ, RSxDS, MAxRS, BJxRS. Ke 12 kelompok utama itu mencakup 36 kategori persilangan (lihat Lampiran 1.1).

(c) Untuk DP Rispa ada 2 (dua) kelompok utama, yaitu DP dan DYP (jenis Dumpy, lebih pendek dari DP).

(d) Untuk DP Socfindo ada 2 (dua) kelompok utama yang mencakup 22 kategori persilangan (lihat Lampiran 1.2).

(e) Dibuat papan label untuk pemisahan kelompok bibit dengan ukuran 15 x 20 cm, tinggi 30 cm dari permukaan tanah, cat dasar warna putih dan tulisan warna hitam.

(f) Setiap papan label harus menunjukkan : asal kecambah (misalnya DxP Marihat), nama kelompok, jumlah kecambah ditanam, tanggal kecambah ditanam (lihat Gambar 1.2).

Gambar 1.2. Papan label kelompok bibit di Pre dan Main Nursery

5.1.5. Penanaman Kecambah(a) Kecambah yang diterima di kebun harus segera ditanam pada hari itu juga atau

paling lama 1 (satu) hari setelah penerimaan kecambah.

5

15 CM

20 CM

BEDENG NO. : B. 12TGL. TANAM : 07 – 02 – 2005JUMLAH : 2.470JENIS : DP. GUTHRIE

NO. PERSILANGAN:

BEDENG NO. : B. 12TGL. TANAM : 07 – 02 – 2005JUMLAH : 2.470JENIS : DP. GUTHRIE

NO. PERSILANGAN:

30 CM

50 CM

BEDENG NO. : B. 12TGL. TANAM : 07 – 02 – 2005JUMLAH : 2.470JENIS : DP. GUTHRIE

NO. PERSILANGAN:

BEDENG NO. : B. 12TGL. TANAM : 07 – 02 – 2005JUMLAH : 2.470JENIS : DP. GUTHRIE

NO. PERSILANGAN:

20 CM

30 CM

Page 6: Bab i - Pembibitan

(b) Kecambah yang masih dalam bungkusan plastik sebelum dibuka terlebih dulu dipisah-pisahkan sesuai dengan nomer kelompoknya. Sebelum ditanam, semua bungkusan plastik kecambah dibuka dan disimpan ditempat yang sejuk.

(c) Penanaman kecambah harus dilakukan per kelompok (lihat butir 5.1.4). Sebelum penanaman kecambah, baby-bag yang telah diisi tanah harus disiram terlebh dahulu.

(d) Kecambah diseleksi terlebih dahulu sebelum ditanam (pedoman seleksi kecambah disajikan pada Gambar 1.3). Kecambah yang abnormal, patah, busuk dan sebagainya harus dibuang, hanya kecambah normal yang ditanam. Ciri kecambah normal dapat dilihat pada diferensiasinya yaitu pucuk (plumula) dan akar (radicula) dapat dibedakan dengan jelas. Pucuk bentuknya meruncing sedangkan akar agak tumpul, panjangnya + 8 - 25 mm berwarna putih gading dengan posisi saling bertolak belakang.

(e) Penanaman kecambah harus dilakukan dengan hati-hati/teliti agar akar dan pucuk tidak patah, dengan cara sebagai berikut : buat lubang tepat di tengah baby-bag sedalam 2-2,5cm dengan menggunakan

jari. letakkan kecambah dengan posisi bagian akar disebelah bawah dan pucuk

menghadap keatas. timbun kembali dengan tanah setebal 1 - 1,5 cm dan tidak boleh

dipadatkan. kecambah yang belum jelas perbedaan bakal akar dan daunnya dapat ditunda

penanamannya, sedangkan yang terlalu panjang akarnya dapat dipotong + 5 cm dari pangkalnya.

setelah selesai penanaman harus segera dipasang papan label berdasarkan nama kelompok kecambah yang ditanam.

I. Kecambah Normal

6

Page 7: Bab i - Pembibitan

Gambar 1.3a. Kecambah normal, Gambar 1.3b. Kecambah normal, panjang 10 mm. panjang 25 mm.

II. Kecambah Abnormal

Gambar 1.3c. Kecambah membulat Gambar 1.3d. Akar terpuntir Gambar 1.3e. Pucuk dan akar atau bantat terpuntir

Gambar 1.3f. Bentuk garputala Gambar 1.3g. Bentuk garputala Gambar 1.3h. Bentuk graham dengan pucuk bentuk pancing

7

Page 8: Bab i - Pembibitan

Gambar 1.3i. Bentuk tongkat Gambar 1.3j. Kecambah Gambar 1.3k. Kecambah tanpa berkait terhambat akar

Gambar 1.3. Pedoman seleksi kecambah

5.1.6. Penyiraman Penyiraman bibit dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore). Bila pada malam hari

turun hujan > 8 mm, maka besok paginya tidak perlu disiram. Kebutuhan air adalah 0,2 - 0,3 liter per baby-bag per hari.

Penyiraman dilakukan dengan menggunakan selang air yang dilengkapi dengan kepala gembor di ujungnya, sehingga tidak terjadi erosi pada permukaan tanah baby-bag.

Penyiraman dapat juga dilakukan dengan gembor dan persediaan air diambil dari drum yang ditempatkan pada setiap blok pre-nursery.

PERHATIAN: Penyiraman adalah salah satu perlakuan pemeliharaan yang terpenting dan harus dilaksanakan dengan sebaik- baiknya terutama dalam fase awal di pre-nursery.

5.1.7. Pemupukan Aplikasi pemupukan harus disesuaikan dengan program yang telah direkomendasi-

kan oleh Departemen Riset (lihat Tabel 1.1). Di pre-nursery selalu dilakukan pemupukan dengan cara menyiramkan larutan pupuk (dengan menggunakan gembor). Penyiraman dengan larutan pupuk harus dilakukan di sore hari setelah penyiraman dengan air selesai dilakukan.

Jika dipakai pompa semprot maka harus dijaga kebersihan pompa tersebut (bebas dari herbisida). Penyemprotan larutan pupuk dapat digabung dengan fungisida atau insektisida.

Apabila muncul gejala akibat defisiensi unsur-unsur hara yang spesifik atau gejala-gejala lain karena efek pemupukan, maka harus segera dilaporkan ke Departemen Riset dengan disertai informasi perlakuan dan foto dari gejala yang dimaksud.

Tabel 1.1. Program pemupukan untuk pembibitan kelapa sawit (dua tahap)

8

Page 9: Bab i - Pembibitan

Minggu Cara Aplikasi Jumlah pupuk per bibit

PRE-NURSERY

Pada saat pengisian dicampur dengan tanah 10 g TSP/12,5g SP-36 baby polibagtanah baby polybag

4 Disemprot/Disiram 30 g urea/ 15 l air/ 500 bibit

5 Disemprot/Disiram 30 g urea/ 15 l air/ 500 bibit

6 Disemprot/Disiram 30 g urea/ 15 l air/ 500 bibit

7 Disemprot/Disiram 30 g urea/ 15 l air/ 500 bibit

8 Disemprot/Disiram 30 g urea/ 15 l air/ 500 bibit

9 Disemprot/Disiram 30 g urea/ 15 l air/ 500 bibit 10 Disemprot/Disiram 40 g urea+ 15 g MOP/15 l air/ 500 bibit 11 Disemprot/Disiram 40 g urea+ 15 g MOP/15 l air/ 500 bibit

Pemindahan bibit dari baby bag ke large bag pada umur 12 minggu. Jika pada umur 12 minggu bibit belum dipindahkan dan masih tetap di baby bag, maka pemupukan harus tetap dilanjutkan dengan dosis umur 11 minggu yaitu 40 gram urea + 15 g MOP / 15 liter air / 500 bibit setiap minggu sampai bibit dipindahkan.

MAIN-NURSERY

Pemupukan selama di Main-nursery hanya dilakukan satu kali saja yaitu pada waktu transplanting dari babybag ke largebag. Pupuk yang digunakan adalah Sumicoat 19.8.12.2+TE sebanyak 50 gram yang diplikasikan bersamaan waktunya dengan pengisian largebag yaitu diletakkan di dasar largebag. Dengan penggunaan pupuk Sumicoat 19.8.12.2+TE maka penggunaan tenaga kerja dapat dihemat karena hanya satu kali aplikasi saja.

Pada saat pengisian dicampur dengan tanah 37,5 g SP-36 + 50 g Dolomittanah large polybag (1 minggu sebelum pemindahan bibit)

13 Disebar 4 g NPK 15.15.6.415 Disebar 4 g NPK 15.15.6.417 Disebar 5 g NPK 12.12.17.219 Disebar 5 g NPK 12.12.17.221 Disebar 7,5 g NPK 12.12.17.223 Disebar 7,5 g NPK 12.12.17.225 Disebar 7,5 g NPK 12.12.17.2

9

Page 10: Bab i - Pembibitan

27 Disebar 7,5 g NPK 12.12.17.229 Disebar 10 g NPK 12.12.17.231 Disebar 10 g NPK 12.12.17.233 Disebar 15 g NPK 12.12.17.235 Disebar 15 g NPK 12.12.17.237 Disebar 15 g NPK 12.12.17.239 Disebar 15 g NPK 12.12.17.241 Disebar 18 g NPK 12.12.17.243 Disebar 18 g NPK 12.12.17.245 Disebar 18 g NPK 12.12.17.247 Disebar 18 g NPK 12.12.17.249 Disebar 18 g NPK 12.12.17.251 Disebar 18 g NPK 12.12.17.2

Bibit harus dipindahkan ke lapangan pada umur 11-14 bulan. Jumlah dosis pupuk per bibit per 52 minggu = 40 gram TSP/50 g SP-36 + 50 gram Dolomit + 0,52 gram urea + 0,06 gram MOP + 8 gram NPK 15.15.6.4 Coump. + 228 gram 12.12.17.2. Coump.

KETERANGAN TABEL PEMUPUKAN

1. Pemupukan dengan larutan pupuk di pre-nursery Untuk memudahkan pelaksanaan pemberian pupuk dalam bentuk

larutan, maka direkomendasikan untuk membuat larutan stok terlebih dahulu. Larutan stok ini harus diencerkan dahulu sebelum disemprotkan/disiramkan ke bibit, sebagai berikut :a. Larutan stok untuk 5.000 bibit : 300 gr Urea dilarutkan dalam 3 liter

air. Untuk larutan semprot/siram sebanyak 15 liter (1 sprayer) tambahkan 300 ml larutan stok di atas kedalam 14.700 ml air (atau encerkan 300 ml larutan stok menjadi 15 liter), lalu diaduk merata. Larutan tersebut cukup untuk 500 bibit.

b. Larutan stok untuk 5.000 bibit : 300 gr Urea + 150 gr MOP dilarutkan dalam 3 liter air. Untuk larutan semprot/siram sebanyak 15 liter (1 sprayer) encerkan 300 ml larutan stok menjadi 15 liter, lalu diaduk merata. Larutan ini cukup untuk 500 bibit.

c. Larutan stok untuk 5.000 bibit : 400 gr Urea + 150 gr MOP dilarutkan dalam 3 liter air. Untuk larutan semprot/siram sebanyak 15 liter (1 sprayer) encerkan 300 ml larutan stok menjadi 15 liter, lalu diaduk merata. Larutan ini cukup untuk 500 bibit.

Pemberian larutan pupuk dapatdilakukan dengan pompa semprot (knapsack sprayer) atau dengan gembor (disiram).

2. Jenis pupuk Compound 12.12.17.2 sebaiknya yang mengandung unsur mikro (TE = trace elements), misalnya Sumicoat 19.8.12.2+TE atau Cockhead brand ICI 12.12.17.2 + TE.

3. Bilamana timbul gejala-gejala defisiensi hara yang khas dari unsur-unsur tertentu

Boron Penyemprotan dengan HGFB 2,5 gram per liter, konsentrasi 0.25%).

Magnesium Penyemprotan dengan garam Inggris (MgSO4.7H2O),

10 gram per liter.

10

Page 11: Bab i - Pembibitan

Copper Penyemprotan dengan terusi (CuSO4.5H2O), 0,5 gram

per liter.

5.1.8. Pengendalian Hama dan Penyakit Mantri bibitan/mandor harus waspada terhadap gejala serangan hama dan penyakit

yang terjadi, sehingga usaha pengendalian dapat segera dilakukan. Metode pengendalian hama dan penyakit di pembibitan sesuai dengan rekomendasi

(Lihat Tabel 1.2). Stok insektisida dan fungisida yang jenisnya sesuai dengan rekomendasi harus

tersedia di gudang kebun. Dan harus dihindarkan penyimpanan bahan tersebut dalam jumlah berlebihan.

PERHATIAN: Penting dijaga agar penyimpanan insektisida dan fungisida jangan sampai tercampur dengan bahan lainnya (herbisida). Pompa semprot yang dipakai untuk insektisida/fungisida harus khusus dan tidak boleh dipakai untuk keperluan lainnya.

5.1.9. Pengendalian Gulma Pengendalian gulma di pre-nursery hanya dilakukan dengan cara manual yaitu

dengan mencabuti seluruh jenis gulma yang tumbuh di dalam baby-bag. Bersamaaan dengan pengendalian gulma tersebut, dilakukan penambahan tanah ke

dalam baby-bag untuk bibit yang doyong dan tersembul akarnya.

Tabel 1.2. Pedoman pengendalian hama dan penyakit di pembibitan kelapa sawit

JENIS GEJALA _ PESTISIDA YANG DIGUNAKAN _HAMA & PENYAKIT SERANGAN JENIS KONS (%) CARA APLIKASI

Apogonia sp. dan Lapisan epidermisnya dikikis Thiodan 35 EC 1.5 Semprotkan ke daunAdoretus sp. atau helai daun dimakan selu-

pada sore hariruhnya (terjadi lobang-lobang)

rotasi 1-2 kali sehariUlat api dan Memakan daun atau epider- Decis 2.5 EC 0.06 Semprotkan ke daunUlat kantong misnya saja Thiodan 35 EC 1.5 rotasi bila ada sera-

Gusadrin 150 WSC ngan Nuvacron 150 SCW

Belalang Terutama memakan tepi daun Decis 2.5 EC 0.06 Semprotkan ke daun(Valanga) Gusadrin 150 WSC rotasi 2 kali sebulan

Nuvacron 150 SCWTungau dan Kutu Menyerang sebelah bawah Perfekthion 0.125

Semprotkan ke daun (Mile dan Aphid) daun terutama daun yang 400 EC rotasi bila ada sera-

11

Page 12: Bab i - Pembibitan

lebih tua menyebabkan daun Anthio 330 EC nganberbintik cenderung mengeringSerangan timbul karena musimkemarau panjang

Penyakit daun Daun bercak-bercak terang, Dithane M-45 0.15Semprotkan ke daun

Anthracnose coklat hitam, mengering mulai 80 WP rotasi 10-15 hari se-

dari ujung. Gejala ini diduga ranganakibat bibit terlalu lembabkarena pelindung

Penyakit daun Daun bercak-bercak bundar, Dithane M-45 0.15 -Semprotkan ke daun

Leaf Spot kuning terang kemudian coklat 80 WP 0.2rotasi bila ada sera

(bercak daun) dan cekung dikelilingi oleh haloyang berwarna hijau kekuningan.Selanjutnya bercak tambah besardan saling bertemu satu sama lainnya

Penyakit akar Daun seperti terbakar mulai Dithane M-45 0.2Siramkan pada tanah

Blast jung, akar membusuk. daun 80 WP didalam polybag

Lebih cepat mati sedang daun sampai jenuh

muda memudar. Jaringan akaryang sakit menguning dan berair.

5.1.10. Seleksi bibit di pre-nursery (a) Seleksi bibit dilakukan untuk membuang bibit yang mempunyai bentuk dan

pertumbuhan yang abnormal serta bibit yang terserang hama dan penyakit.(b) Bibit yang abnormal dikumpulkan secara terpisah, dan harus diperiksa oleh

Askep/ Manager untuk kemudian segera dimusnahkan. (c) Seleksi bibit di pre-nursery dilakukan dalam 2 tahap, yaitu :

Tahap I : pada bibit umur 4 - 6 minggu. Tahap II : pada saat sebelum bibit ditransplanting ke main-nursery (pembibitan utama).

Pada kondisi normal, seleksi di pre-nursery + 5-10 % dari populasi bibit(d) Seleksi bibit dilakukan petak per petak dengan membandingkannya pada per-

tumbuhan rata-rata di petak tersebut. Bibit yang normal mempunyai bentuk daun "lanceolate", dimana tiap daun yang keluar pada akhir pertumbuhannya akan lebih besar dari daun yang terdahulu.

(e) Pedoman seleksi bibit di pre-nursery dapat dilihat pada Gambar 1.4. di bawah ini.

I. Semai Normal

12

Page 13: Bab i - Pembibitan

Gambar 1.4a. Semai normal

II. Kelainan-kelainan semai karena kesalahan kultur teknis

Gambar 1.4b. Semai dengan bentuk Gambar 1.4c. Semai dengan bentuk terpuntir langsing

III. Semai Abnormal

Gambar 1.4d. Daun semai menggulung Gambar 1.4e. Semai "Collante"

13

Page 14: Bab i - Pembibitan

Gambar 1.4f. Semai tegak Gambar 1.4g. Semai berdaun sempit (seperti alang-alang)

Gambar 1.4. Pedoman seleksi bibit di Pre-Nursery

5.2. Main-Nursery (Pembibitan Utama)

5.2.1. Persiapan Main-Nursery Luas areal untuk main-nursery disesuaikan dengan perencanaan jumlah bibit yang

akan ditanam. Satu hektar areal dapat menampung bibit sebanyak :

Jarak spacing 90x90x90cm segitiga sama sisi = +14.000 bibit. Jarak spacing ini dipakai jika bibit dipindah ke lapangan pada umur 12-15 bulan.

Persiapan lokasi untuk main-nursery dengan sarana dan infrastrukturnya (jalan dan pipa saluran air) diselesaikan selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sebelum transplanting bibit.

Pipa inlet pengambilan air dari sumur/sungai dilengkapi dengan saringan yang dapat dibuat dari drum yang dilubangi pada sisi-sisinya.

5.2.2. Large-bag , Tanah dan Pengaturannya Large-bag dengan ukuran standar 40x50 cm tebal 0.2 mm, berwarna hitam, model

duduk, terbuat dari polythene dan sisinya berlubang. Tanah yang digunakan adalah tanah lapisan atas (top soil) dan tidak bercampur

dengan batu-batu kerikil. Tekstur tanah sebaiknya lempung berliat dan mempunyai sifat drainase yang baik.

Tanah dicampur dengan pupuk TSP sebanyak 150 gr/ SP-36 sebanyak 187.5 gr (atau dengan pupuk Rock Phosphate /RP sebanyak 300 gr) dan dolomit sebanyak 250 gr/100 kg tanah, atau dengan Sumicoat 19.8.12.2+TE sebanyak 50 gram.

PERHATIAN : Pada waktu pencampuran, tanah harus kering dan pencampuran tanah dengan pupuk harus homogen (dicampur dengan pencangkulan). Isikan tanah tersebut ke large-bag ( 20 kg per large-bag) sampai setinggi 1

cm dari bibir kantong (setelah padat akan turun menjadi 3 cm dari bibir kantong). Pengisian tanah diusahakan cukup padat dan berdiri tegak (tidak bengkok atau patah pinggang). Tanah yang diisikan ke dalam large-bag harus ada dalam keadaan kering.

14

Page 15: Bab i - Pembibitan

PERHATIAN : Jangan sekali-kali mengisi tanah basah apalagi yang berkadar liat tinggi ke dalam large-bag, karena akan terjadi pemadatan yang berakibat buruk bagi pertumbuhan akar.

Bersamaan dengan pengisian tanah ke dalam large-bag dilakukan pemancangan. Sewaktu pengisian dan penjarangan large-bag, harus dihindari mengangkat large-

bag pada bagian bibir, karena akan mengakibatkan kemungkinan large-bag robek. Lakukan konsolidasi pada masing-masing large-bag, sebagai berikut :

menegakkan posisi large-bag agar tidak bengkok (tidak patah pinggang) meluruskan barisan meratakan dan menambahkan tanah ke dalam large-bag sehingga

permukaan tanah 2 cm dari bibir large-bag mencabut gulma yang tumbuh melakukan penyiraman agar tanahnya mantap

Pekerjaan ini harus sudah selesai selambat-lambatnya 2 - 4 minggu sebelum transplanting.

5.2.3. Papan Label untuk Nama Jenis Bibit Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi jenis bibit yang tergolong kelompok

tertentu, sama seperti pada pre-nursery. Ukuran papan label 20 cm x 30 cm, tinggi 50 cm dari permukaan tanah, cat dasar

warna putih dan tulisan warna hitam. Setiap papan label harus menunjukkan : asal bibit (misalnya DxP Marihat), nama

kelompok bibit, jumlah bibit dan tanggal bibit ditanam.

5.2.4. Transplanting Bibit ke Main-Nursery Transplanting bibit ke main-nursery dilakukan setelah bibit berumur + 3 bulan

(4 - 5 daun). Transplanting bibit dilakukan per kelompok bibit supaya jangan tercampur

dengan kelompok bibit lainnya. Sebelum transplanting, tanah di large-bag disiram dengan air sampai jenuh. Hal

ini untuk memudahkan penanaman bibit dan mengurangi tingkat kematian bibit sewaktu transplanting.

Bibit-bibit yang sudah diseleksi di pre-nursery, diecer ke masing-masing large-bag yang akan ditanami.

Cara penanaman bibit ke large-bag adalah sebagai berikut : buat lubang di tengah-tengah large-bag dengan menggunakan pipa bor yang

panjang dan diameternya sesuai dengan besarnya baby-bag. potong dasar baby-bag dengan menggunakan pisau silet lalu masukkan ke

dalam lubang yang sudah dibuat di large-bag, kemudian plastik baby-bag ditarik keluar melalui bibit. Usahakan agar tanah dalam baby-bag tidak pecah.

antara tanah dalam large-bag dengan bola tanah baby-bag dipadatkan dan permukaannya sama tinggi (bonggol/leher batang tidak terbenam dan akar tidak kelihatan).

papan label dipasang setelah selesai transplanting per kelompok. Lakukan penyiraman yang cukup pada semua large-bag yang sudah selesai ditanami bibit.

15

Page 16: Bab i - Pembibitan

Permukaan tanah dalam large-bag diberi mulsa berupa cangkang (shell), serabut (fibre), bunga jantan kelapa sawit, daun lalang dan lain-lain. Tujuannya adalah untuk konservasi tanah dan air di large-bag.

5.2.5. Penyiraman Penyiraman bibit dilakukan 2 kali sehari, yaitu sejak pagi hingga pukul 11.00 dan

pukul 15.00 sampai selesai. Kebutuhan air rata-rata untuk setiap bibit adalah + 2-3 liter per large-bag per hari tergantung umur bibit.

Bila terjadi hujan minimal 10 mm pada hari sebelumnya, maka tidak perlu dilakukan penyiraman pada hari itu.

Penyiraman dilakukan dengan selang air yang dilengkapi dengan kepala gembor diujungnya, sehingga terjadinya erosi tanah dan hilangnya pupuk granular dari dalam large-bag dapat dihindari.

PERHATIAN : Jangan sekali-kali menyiram dengan selang air tanpa kepala gembor di ujungnya (ditembakkan langsung ke tanah large bag).

Ditugaskan 1 (satu) orang operator khusus dengan tugas : mengelola mesin pompa air memeriksa serta memperbaiki pipa air di lokasi pembibitan setiap harinya mengerjakan administrasi mesin pompa air

Pembibitan yang penyiramannya menggunakan sistem sprinkler atau Sumisansui, (Sumisansui Mark II atau Sumishower 30F-17) maka pedoman operasionalnya akan dibuat tersendiri.

5.2.6. Pemupukan Pemupukan sesuai dengan program yang telah direkomendasikan oleh Departemen

Riset (lihat Tabel 1.1). Apabila muncul gejala akibat defisiensi unsur-unsur hara yang spesifik atau gejala-

gejala lain karena efek pemupukan, maka segera dilaporkan dengan disertai informasi perlakuan dan foto dari gejala yang dimaksud.

Pemupukan dilakukan dengan takaran

5.2.7. Pengendalian Hama dan Penyakit Mandor/mantri bibitan harus waspada terhadap gejala adanya serangan hama dan

penyakit yang terjadi sehingga usaha pengendalian dapat segera dilakukan. Biasanya serangan hama Apogonia sp. terjadi karena pengendalian gulma yang

tidak up to-date. Metode pengendalian hama dan penyakit di pembibitan harus sesuai dengan

rekomendasi. Stok insektisida dan fungisida yang jenisnya sesuai dengan rekomendasi harus

tersedia di gudang kebun. Dan harus dihindarkan penyimpanan bahan tersebut dalam jumlah berlebihan.

5.2.8. Pengendalian Gulma

Gulma di dalam large-bag Pengendalian gulma di dalam large-bag dilakukan dengan cara manual

setiap bulan sampai bibit cukup besar.

16

Page 17: Bab i - Pembibitan

PERHATIAN : Tidak diperbolehkan mengendalikan gulma di dalam large-

bag dengan menggunakan herbisida.

Konsolidasi bibit (mendirikan dan menegakkan bibit doyong) dilakukan bersamaan dengan pengendalian gulma.

Pemberian mulsa dapat menekan pertumbuhan gulma.

Gulma di antara large-bagPengendaliannya dapat dilakukan dengan penyemprotan herbisida Eagle 480 AS dosis 2-2,5 liter per ha blanket (konsentrasi 0,5%) atau herbisida berbahan aktif Amonium glufosinat dosis 2-2,5 liter per ha blanket (konsentrasi 0,5%). Nozel dari sprayer yang digunakan adalah polijet kuning / VLV 200 dan posisinya harus lebih rendah dari permukaan large bag pada saat penyemprotan.

PERHATIAN : Tindakan ini harus diawasi dengan ketat. Tidak dibenarkan melakukan penyemprotan dengan bahan aktif 2,4 D-amine.

5.2.9. Seleksi Bibit di Main-Nursery Bibit yang abnormal dikumpulkan secara terpisah, dan harus diperiksa oleh

Askep/Manager untuk kemudian segera dimusnahkan/dicincang. Seleksi bibit di main-nursery dilakukan dalam 4 tahap, yaitu:

Tahap I : umur bibit 4 bulan Tahap II : umur bibit 6 bulan Tahap III : umur bibit 8 bulan Tahap IV : pada saat sebelum bibit ditanam ke lapangan

Beberapa bentuk bibit yang abnormal dan harus disingkirkan sewaktu seleksi adalah :

1. Kelainan pada habitus tanaman : Bibit tumbuh meninggi dan kaku, sudut pelepah dengan

sumbu batang lebih tajam (gejala steril). Gejala ini muncul setelah + 2 - 3 bulan di bibitan.

Permukaan tajuk rata, bentuk bibit memendek karena pelepah yang muda tidak mau memanjang dan lebih pendek dari pada pelepah yang tua. Terjadi setelah + 2 - 3 bulan di bibitan.

Bibit tumbuh terkulai, terjadi setelah + 6 bulan di bibitan.Anak daun tidak membelah sedangkan anak daun pada bibit

yang lain yang umurnya sama telah membelah. Terjadi setelah + 3 - 4 bulan di bibitan.

2. Kelainan pada bentuk anak daun ( leaflet ) :Sudut anak daun dengan tulang daun sangat tajam (cende-

rung steril). Terjadi setelah + 3 bulan lebih di bibitan.Helaian anak daun sempit seperti jarum, kadang-kadang

menggulung dan membentuk sudut yang tajam dengan tulang daun. Terjadi setelah + 3 bulan di bibitan.

17

Page 18: Bab i - Pembibitan

Anak daun pendek-pendek dan terjadi setelah + 5 bulan di bibitan.

Anak daun tersusun sangat rapat atau sebaliknya tersusun jarang-jarang. Terjadi setelah + 5 bulan di bibitan.

3. Kelainan daya pertumbuhan :Ada bibit yang bentuk dan daunnya normal tetapi pertum-

buhannya sangat lambat. Bibit yang demikian (laggard seedling) termasuk bibit yang dibuang.

Persentase seleksi dari pre-nursery sampai dengan ditanam ke lapangan berkisar antara 20 - 25 %, tergantung dari jenis bibit dan rekomendasi dari instansi penghasil kecambahnya.

Bibit abnormal akibat serangan hama, penyakit, defisiensi unsur hara dan kesalahan tindakan kultur teknis (terkena percikan herbisida, terbakar karena pemupukan yang berlebihan dll.) dapat dipelihara terus dengan perlakuan khusus. Bila 3-4 bulan setelah perawatan tidak ada perbaikan / perubahan maka bibit harus dibuang/dimusnahkan.

Pedoman seleksi bibit di main-nursery dapat dilihat pada Gambar 1.6. di bawah ini.

I. Bibit-bibit abnormal yang harus dibuang

18

Page 19: Bab i - Pembibitan

Gambar 1.6a. Bibit dengan Gambar 1.6b. Bibit dengan titik Gambar 1.6c. Bibit Steril permukaan tajuk rata tumbuh ganda

Gambar 1.6d. Bibit "Juvenil" Gambar 1.6e. Bibit dengan Gambar 1.6f. Bibit yang

19

Page 20: Bab i - Pembibitan

sudut anak daun tidak berkembang tajam (kerdil)

II. Bibit dengan gejala " Crown Disease "

Gambar 1.6g. "Crown Disease" Gambar 1.6h. "Crown Disease"

gejala awal gejala lanjut (berat)

Gambar 1.6. Pedoman seleksi bibit di Main-Nursery

6. PEMBIBITAN SATU-TAHAP (SINGLE STAGE)

Pada pembibitan satu-tahap kecambah langsung ditanam dalam large-bag di main-nursery yang mula-mula letaknya diatur saling berdekatan. Sesudah 2 atau 3 bulan, bibit tersebut letaknya dijarangkan seperti pada pembibitan dua-tahap di main-nursery.

Semua hal yang relevan yang diuraikan pada tulisan mengenai pembibitan dua-tahap berlaku juga untuk pembibitan satu-tahap ini. Untuk program pemupukan Pembibitan satu-tahap lihat Tabel 1.3).

Minggu Cara Aplikasi Jumlah Pupuk per bibitPada saat pengisian tanah polybag456789101113151719202325272931

Dicampur dengan tanah polybagDisemprotDisemprot DisemprotDisemprotDisemprotDisebarDisebarDisebarDisebarDisebarDisebarDisebarDisebarDisebarDisebarDisebarDisebarDisebar

40 g TSP/50 g SP-36/50 g Sumicoat 19.8.12.2+TE/50 g RP30 g Urea/15 Ltr air/500 bibit30 g Urea/15 Ltr air/500 bibit30 g Urea/15 Ltr air/500 bibit30 g Urea + 15 g MOP/15 Ltr air/500 bibit30 g Urea + 15 g MOP/15 Ltr air/500 bibit 3 g 15.15.6.4 3 g 15.15.6.4 4 g 15.15.6.4 4 g 15.15.6.4 5 g 12.12.17.2 5 g 12.12.17.2 7,5 g 12.12.17.2 7,5 g 12.12.17.2 7,5 g 12.12.17.2 7,5 g 12.12.17.210 g 12.12.17.2

20

Page 21: Bab i - Pembibitan

33353739414345474951

DisebarDisebarDisebarDisebarDisebarDisebarDisebarDisebarDisebarDisebar

10 g 12.12.17.215 g 12.12.17.215 g 12.12.17.215 g 12.12.17.215 g 12.12.17.218 g 12.12.17.218 g 12.12.17.218 g 12.12.17.218 g 12.12.17.218 g 12.12.17.218 g 12.12.17.218 g 12.12.17.2

7. PEMINDAHAN BIBIT KE LAPANGAN Bibit kelapa sawit siap dipindahkan ke lapangan pada umur 12 + 2 bulan. Satu bulan sebelum pemindahan ke lapangan, dan diulangi lagi dua minggu kemudian,

large-bag diangkat dan diputar 180o. Cara ini dilakukan untuk memutuskan perakaran yang telah menembus large-bag sehingga dapat mengurangi terjadinya shock pada tanaman saat ditanam di lapangan.

Untuk mencegah kerusakan daun bibit/cabang sewaktu pemindahan bibit ke lapangan (transportasi) dianjurkan mengikat cabang bibit dengan tali plastik.

Sebelum bibit sawit dipindahkan ke lapangan dilakukan penyiraman terlebih dahulu sampai tanah large-bag jenuh.

Pemindahan bibit ke lapangan harus dilakukan per kelompok bibit (jenis bibit). Untuk itu Estate Manager bersama Asisten harus menyusun peta rencana penanaman di lapangan. Diusahakan blok yang sama ditanami jenis bibit dari kelompok yang sama.

8. ADMINISTRASI PEMBIBITAN

Untuk mendukung kelancaran tehnis operasional lapangan di pembibitan, diperlukan sarana administrasi yang baik dan dapat menyajikan data yang tepat dan up to date, mulai dari tahap penerimaan kecambah, pre-nursery, main-nursery hingga saat pemindahan ke lapangan. Tuntunan administrasi tersebut dapat dilihat di lampiran 1.3, 1.4, dan 1.5.

21

Bibit sudah hrus dipindahkan kelapangan pada umur 11 – 14 bulan. Jumlah dosis pupuk per bibit per 52 minggu = 40 g TSP + 50 g Dolomit + 0.3 g Urea + 0.06 g MOP + 14 g 15.15.6.4 + 228 g 12.12.17.2