bab i p e n d a h u l u a n - bandungkab.go.id · uu no. 28 tahun 2009 tentang pajak daerah dan...
TRANSCRIPT
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung I-1
BAB I
P E N D A H U L U A N
A. LATAR BELAKANG
Sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah, bahwa yang dimaksud dengan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah yang
selanjutnya disingkat RENJA SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 1
(satu) tahun, yang memuat rencana kebijakan, program dan kegiatan, lokasi kegiatan,
indikator kinerja, kelompok sasaran, serta pagu indikatif dan prakiraan maju pagu
pembangunan, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang
ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.
Dokumen ini adalah dokumen RENJA DISHUB Kab. Bandung Tahun 2016, yang
disampaikan oleh DISHUB Kab. Bandung kepada Bupati Bandung melalui BAPPEDA Kab.
Bandung, yang merupakan tahapan perencanaan teknokratik untuk urusan perhubungan
dan sebagian urusan komunikasi dan informasi, yang merekam hasil bottom up planning
melalui Musrenbang dan Forum SKPD, sebagai bahan penyusunan RENJA RKPD Kabupaten
Bandung Tahun 2016. Sebagaimana Surat Kepala BAPPEDA Kab. Bandung Nomor
050/011-Sekr Tanggal 13 Januari 2015 Perihal Penyusunan Usulan Rancangan RENJA SKPD
Tahun 2016, bahwa RENJA Tahun 2016 mempedomani RPJMN Tahun 2014 – 2019, RPJMD
Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018, dan RPJPD Kabupaten Bandung periode ketiga
Tahun 2016 – 2020.
Dokumen RENJA 2016 merekam usulan awal yang diinput ke dalam RKPD online (21
– 23 Januari 2014), verifikasi usulan oleh BAPPEDA Kab. Bandung serta telaahan rencana
alokasi pagu anggaran atas penyesuaiannya terhadap hasil bottom up planning.
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung I-2
B. LANDASAN HUKUM
Penyusunan perencanaan dan penganggaran SKPD DISHUB Tahun 2016 mengacu
pada:
1. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan,
Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.
2. RPJMN Tahun 2014 – 2019.
3. RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018.
4. RPJPD Kabupaten Bandung periode ketiga Tahun 2016 – 2020.
5. Surat Kepala BAPPEDA Kab. Bandung Nomor 050/011-Sekr Tanggal 13 Januari 2015
Perihal Penyusunan Usulan Rancangan RENJA SKPD Tahun 2016.
Adapun output perencanaan dan penganggaran yang dilaksanakan merupakan
penjabaran dari tugas fungsi urusan perhubungan dan sebagian urusan telekomunikasi
dan informatika, dengan mempedomani:
1. UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan.
2. UU No. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian.
3. UU No. 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang.
4. UU No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran.
5. UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
6. UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
7. UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
8. PP No. 37 Tahun 2011 tentang Forum LLAJ.
9. PP No. 8 Tahun 2011 tentang Angkutan Multimoda.
10. PP No. 32 Tahun 2011 tentang Manajemen Rekayasa, Analisis Dampak, serta
Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas.
11. PP No. 80 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan
dan Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
12. PP No. 79 Tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan.
13. PP No. 55 Tahun 2013 tentang Kendaraan.
14. PP No.74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan.
15. PP RI Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah.
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung I-3
16. PP No. 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Perkerataapian.
17. PP No. 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api.
18. PP No. 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhan.
19. PP No. 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian.
20. PP No. 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan.
21. Permendagri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan
Penetapan Standar Pelayanan Minimal.
22. Permenhub Nomor PM. 81 Tahun 2011 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Perhubungan Daerah Provinsi dan daerah Kabupaten/Kota.
23. Permenhub Nomor PM. 2 Tahun 2013 tentang Petunjuk Teknis Penerapan dan
Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Perhubungan Daerah Provinsi dan
Daerah Kabupaten/Kota.
24. Perda No. 9 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan di
Kabupaten Bandung.
25. Perda No. 11 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Umum.
26. Perda No. 12 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Usaha.
27. Perda No. 13 Tahun 2012 tentang Retribusi Perizinan Tertentu.
28. Perbup No. 5 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Daerah
Kabupaten Bandung. Selain ketentuan peraturan sebagaimana tersebut di atas,
pelaksanaan tugas dan fungsi DISHUB Kab. Bandung yang berimplikasi terhadap
perencanaan dan penganggaran program dan kegiatan juga didasarkan pada
indikator kinerja yang ditetapkan dalam SPM Bidang Perhubungan) serta Indikator
Kinerja Kunci/IKK.
C. MAKSUD DAN TUJUAN
Penyusunan RENJA DISHUB Kab. Bandung Tahun 2016 dimaksudkan agar kegiatan
yang akan dilaksanakan di Tahun 2016:
1. Mengacu pada hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan Tahun 2013 – 2015;
2. Mengakomodir usulan program dan kegiatan dari masyarakat;
3. Selaras dengan Draft RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2020 dan RPJPD
Kabupaten Bandung periode ketiga Tahun 2016 – 2020 dalam pencapaian tujuan dan
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung I-4
sasaran pembangunan jangka menengah bidang perhubungan dan pos
telekomunikasi.
Sedangkan tujuan yang hendak dicapai melalui Penyusunan RENJA DISHUB Kab.
Bandung Tahun 2015 adalah untuk:
1. Memecahkan masalah bidang perhubungan dan pos telekomunikasi yang dihadapi;
dan
2. Menjawab isu-isu strategis terkait dengan penyelenggaraan tugas dan fungsi DISHUB
Kab. Bandung.
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Pokok bahasan dalam RENJA DISHUB Kab. Bandung Tahun 2016 serta susunan garis
besar isi dokumen ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Mendeskripsikan gambaran umum penyusunan RENJA Tahun 2016, pengertian
ringkas RENJA, proses penyusunan, keterkaitan antara RENJA dengan dokumen
perencanaan lainnya, tindak lanjutnya dengan RAPBD, landasan hukum
penyusunan RENJA dalam melaksanakan kewenangan dan tugas fungsi DISHUB,
maksud tujuan dan sistematika penulisan RENJA.
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung I-5
BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA DISHUB TAHUN LALU
Memuat kajian (review) terhadap hasil evaluasi pelaksanaan RENJA Tahun 2014
(tahun n-2) dan perkiraan capaian tahun berjalan 2015 (tahun n-1), serta
pencapaian target RENSTRA SKPD berdasarkan realisasi program dan kegiatan
pelaksanaan RENJA tahun-tahun sebelumnya. Review dimaksud meliputi
realisasi yang tidak memenuhi target kinerja, yang telah memenuhi, maupun
yang melebihi, serta faktor-faktor penyebabnya atau isu strategis
penyelenggaraan tugas fungsi DISHUB, implikasinya, juga kebijakan yang perlu
diambil untuk menyikapinya. BAB ini memuat juga review RKPD dan penelaahan
usulan program dan kegiatan dari masyarakat.
BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN
Merumuskan telaahan kebijakan nasional, tujuan dan sasaran yang didasarkan
atas isu strategis penyelenggaraan tugas fungsi serta target kinerja RENSTRA,
bahan pertimbangan program dan kegiatan, rekapitulasi program dan kegiatan,
serta penjelasan tentang ketidaksesuaian program dan kegiatan dengan
dokumen perencanaan lainnya.
BAB IV PENUTUP
Menguraikan catatan penting terkait pelaksanaan RENJA, ketersediaan anggaran
yang tidak sesuai dengan kebutuhan, kaidah-kaidah pelaksanaan, rencana tindak
lanjut, serta lembar pengesahan RENJA (tempat dan tanggal penetapan, tanda
tangan Kepala Dinas dan cap dinas).
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung II-1
BAB II
EVALUASI PELAKSANAAN RENJA DISHUB TAHUN LALU
A. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU DAN CAPAIAN RENSTRA
DISHUB KAB. BANDUNG
Sub Bab ini mengevaluasi hasil pelaksanaan RENJA DISHUB Kab. Bandung
Tahun 2014 dan perkiraan capaiannya di Tahun 2015. Mengingat bahwa Tahun 2015
merupakan tahun akhir RPJMD dan RENSTRA, sementara RPJMD Kab. Bandung dan
RENSTRA DISHUB Kab. Bandung Tahun 2016 – 2020 belum ditetapkan, maka evaluasi ini
didasarkan pada realisasi program dan kegiatan pelaksanaan RENJA tahun-tahun
sebelumnya, dan juga dikaitkan dengan target RPJPD Kabupaten Bandung periode ketiga
Tahun 2016 – 2020 dan draft RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2020. Review hasil
evaluasi pelaksanaan RENJA tahun lalu mengacu pada hasil Laporan Tahunan dan Laporan
Kinerja Tahun 2014.
Pada dasarnya, seluruh target kinerja yang diperjanjikan antara Kepala Dinas dengan
Bupati Bandung untuk Tahun 2014 terealisasi dengan baik. Adapun catatan penting yang
dapat diuraikan di sini adalah:
1. Capaian kinerja output kegiatan Pelaksanaan Uji Petik Kendaraan Bermotor adalah
109,09% dikarenakan dengan target pengadaan 2 unit alat bantu uji emisi gas buang
sepeda motor, dapat terealisasi sebanyak 4 unit (efisiensi anggaran). Menimbang
bahwa kebutuhan alat bantu dimaksud lebih dari 4 unit, sehingga walaupun semula
ditargetkan hanya 2 unit maka dalam rangka peningkatan efektifitas dan efisiensi
anggaran, pengadaan alat bantu tersebut dilakukan lebih dari 2 unit. Hal ini
menghasilkan capaian kinerja output Dinas secara keseluruhan berada pada angka
100,33%.
2. Sebagian besar kinerja outcome DISHUB di Tahun 2014 tercapai dengan baik, bahkan
terdapat beberapa kinerja berada pada angka capaian di atas 100% sehingga secara
keseluruhan capaiannya mencapai 104,27%. Namun pun demikian, terdapat satu
target kinerja yang diperjanjikan hanya tercapai 86,56% yaitu persentase kendaraan
wajib uji yang melaksanakan pengujian kendaraan bermotor sebagaimana ditargetkan
dalam DPA Pendapatan. Hal ini disebabkan karena jumlah kendaraan yang ditargetkan
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung II-2
dalam DPA Pendapatan melebihi data potensi PAD, yang mengacu pada hasil kajian
PAD Bidang Perhubungan pada skenario moderat-optimis.
Tabel II-1
Capaian Kinerja Dinas Perhubungan Tahun 2014
SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI
%
PENCAPAIAN
TARGET
(1) (2) (3) (4) (5)
Perencanaan
Jaringan Pelayanan
Angkutan Jalan
Tersedianya angkutan umum
yang melayani wilayah yang
telah tersedia jaringan jalan
untuk jaringan jalan
kabupaten
38,52% 38,52% 100,00%
Rasio jumlah pelayanan
angkutan terhadap
penumpang
1:15
atau
6,67%
1 : 56,07
atau
1,78%
173,25%
Pembangunan
Jaringan Prasarana
Angkutan Jalan
Tersedianya halte di lokasi
yang telah dilayani angkutan
umum dalam trayek
1,47% 1,47% 100,00%
Tersedianya terminal
angkutan penumpang di
wilayah yang telah dilayani
angkutan umum dalam
trayek
66,67% 66,67% 100,00%
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung II-3
SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI
%
PENCAPAIAN
TARGET
(1) (2) (3) (4) (5)
Manajemen
Rekayasa Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan
Tersedianya fasilitas
perlengkapan jalan (rata-rata
rambu, marka, dan guardrill)
pada jalan Kabupaten
5,99% 5,99% 100,00%
VCR (volume capacity ratio)
dan LoS (level of service)
VCR 0,84
LoS D
VCR 0,28
LoS D
94,67%
Jumlah maksimal
penanganan kasus
kecelakaan lalu lintas
248
kasus/th
N/A
kasus/th
N/A
Penyediaan
Pelayanan
Pengujian Kend.
Bermotor
Tersedianya unit pengujian
kendaraan bermotor per
populasi kendaraan wajib uji
4000
33,33% 33,33% 100,00%
Pengendalian
Keselamatan
Angkutan Jalan
Terpenuhinya standar
keselamatan bagi angkutan
umum yang melayani trayek
di dalam Kabupaten
(persentase kendaraan wajib
uji yang melaksanakan
pengujian kendaraan
bermotor)
100,00% 86,56% 86,56%
Pengendalian
sistem LLAJ melalui
pengelolaan PAD
Capaian target PAD Bidang
Perhubungan
93,00% 94,50% 101,16%
Pengendalian
Komunikasi dan
Informasi
Terpenuhinya tahapan
pengendalian komunikasi
dan informasi
75,00% 75,00% 100,00%
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung II-4
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
PENCAPAIAN
TARGET
(1) (2) (3) (4) (5)
Pemberian Layanan
Publik Bidang
Perhubungan
kepada Masyarakat
Terpenuhinya kebutuhan
masyarakat akan pelayanan
publik bidang perhubungan
75,00% 75,00% 100,00%
Akuntabilitas
Kinerja dan
Keuangan
Persentase akuntabilitas
kinerja dan keuangan
85,00% 101,66% 119,60%
3. Catatan lain yang dapat disampaikan di sini adalah terkait indikator ‘tersedianya halte
di lokasi yang telah dilayani angkutan umum dalam trayek’ dengan pengertian nisbah
daripada ‘jumlah halte yang tersedia di wilayah Kabupaten Bandung yang telah
dilayani angkutan umum dalam trayek’ terhadap ‘jumlah kebutuhan halte dengan
walkable distance + 200-400 meter’ di Kabupaten Bandung (2728 buah). Dalam target
SPM (diadop sebagai indikator kinerja outcome) bahwa sampai dengan Tahun 2014
Pemerintah Kabupaten Bandung harus membangun 40 titik halte. Namun
memperhatikan taktis operasional di lapangan, bahwa 6 titik halte dari 10 titik yang
direncanakan di Tahun 2014 dijadikan lokus pembangunan halte oleh Pemerintah
Provinsi Jawa Barat. Sementara penetapan titik halte di lapangan menghadapi banyak
kendala (di antaranya keterbatasan geometris dan perkerasan jalan, ataupun
penolakan dari pengguna lahan DAMIJA), yang menyulitkan untuk akselerasi
penetapan titik baru. Oleh karena itu, alokasi pengadaan dan pemasangan rambu halte
dimaksimalkan di 4 titik pembangunan shelter, dan alokasi pengadaan rambu halte
dialihkan ke pengadaan rambu lalu lintas lainnya. Dengan demikian, jumlah halte yang
dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Bandung sampai dengan Tahun 2014 adalah
sebanyak 34 titik. Namun pun demikian, secara hasil akhir di lapangan (tanpa
memperhatikan siapa yang membangun) bahwa target SPM sudah tercapai 100%.
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung II-5
Tabel II-2 menunjukkan rekapitulasi evaluasi hasil pelaksanaan RENJA DISHUB Kab.
Bandung dan pencapaian RENSTRA sampai dengan Tahun 2015. Menindaklanjuti kegiatan
di Tahun 2014 dan yang sedang dijalankan di Tahun 2015, bahwa DISHUB Kab. Bandung
sedang mempersiapkan penyusunan dokumen RESNTRA 2016 – 2020. Oleh karena itu,
Tabel II-2 sudah mengakomodir target outcome yang terinventarisir dari hasil FGD
Penyusunan RENSTRA 2016 – 2020.
Adapun implikasi yang timbul terhadap target capaian program RENSTRA SKPD
2020 terkait prediksi capaian kinerja sampai dengan Tahun 2015, serta kebijakan
dan/atau tindakan perencanaan dan penganggaran yang perlu diambil untuk mengatasi
implikasi tersebut, secara urutan prioritas dan urgensitas adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan angkutan umum masal (optimalisasi dan reaktiviasi jaringan jalan
kereta api, pengembangan fasilitas penunjang operasional bus rapid transit,
pengembangan terminal terintegrasi – angkutan jalan dengan angkutan kereta api,
terminal dengan CBD/central business district).
2. Peningkatan tingkat pelayanan jalan (peningkatan dan pengembangan jaringan jalan,
pemeliharaan ruas jalan strategis, peningkatan pengembangan pemeliharaan fasilitas
lalu lintas dan angkutan serta perlengkapan jalan, pengendalian persimpangan,
pengendalian parkir on street, pengawasan dan pengendalian operasional LLAJ).
Khusus terkait peningkatan dan pengembangan jaringan jalan, serta pemeliharaan
ruas jalan strategis, DISHUB berperan sebagai SKPD pengusul, sementara SKPD
pelaksana adalah Dinas Bina Marga.
3. Pengembangan terminal angkutan barang (multimoda dengan Kereta Api di Stasiun
Cicalengka, terkait agro-perkebunan di Pangalengan).
4. Peningkatan kualitas SDM Penyelenggara Perhubungan.
Penjelasan lebih terinci terkait data pokok perencanaan dan outcome program
kegiatan, RENSTRA DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2020 dan implikasinya adalah
sebagaimana diuraikan dalam Sub Bab Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi
DISHUB Kab. Bandung.
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung II-6
B. ANALISIS KINERJA PELAYANAN DISHUB KAB. BANDUNG
Paparan pada Sub Bab Analisis Kinerja Pelayanan DISHUB Kab. Bandung adalah kajian
terhadap capaian kinerja pelayanan DISHUB Kab. Bandung berdasarkan indikator kinerja
yang sudah ditentukan dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) sebagaimana
Permendagri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan
Standar Pelayanan Minimal; Permenhub Nomor 81 Tahun 2011 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Perhubungan Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota;
Permenhub Nomor PM. 2 Tahun 2013 tentang Petunjuk Teknis Penerapan dan Pencapaian
Standar Pelayanan Minimal Bidang Perhubungan Daerah Provinsi dan Daerah
Kabupaten/Kota; maupun terhadap Indikator Kinerja Kunci sesuai dengan PP RI Nomor 38
Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan
Daerah Provinsi, dan Pemerintahan daerah Kabupaten/Kota serta PP RI Nomor 6 Tahun
2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
Analisis pencapaian kinerja pelayanan DISHUB Kab. Bandung terkait SPM dan IKK
adalah sebagaimana tertuang dalam Tabel II-3.
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung II-7
C. ISU-ISU PENTING PENYELENGGARAAN TUGAS DAN FUNGSI DISHUB KAB.
BANDUNG
Menindaklanjuti tugas dan fungsi sebagaimana terurai di atas, Dinas Perhubungan
Kabupaten Bandung tentunya menghadapi beberapa permasalahan utama (strategic
issues). Isu-isu strategis dalam Sub Bab ini merupakan review kembali faktor-faktor dari
DISHUB Kab. Bandung yang mempengaruhi pelayanan yang diberikan. Faktor-faktor
dimaksud berdasar tinjauan terhadap beberapa aspek sebagai berikut.
1. Isu Strategis Meninjau Gambaran Pelayanan DISHUB Kab. Bandung.
a. Penyeimbangan pelaksanaan tugas yang melekat dalam hal pemberian layanan dan
pembinaan keselamatan transportasi dengan tugas selaku pengelola PAD Bidang
Perhubungan (menimbang kekuatan sumberdaya yang dimiliki, baik pegawai,
anggaran maupun prasarana kerja).
b. Rendahnya pemenuhan SPM SDM Bidang Perhubungan.
Sampai dengan 31 Desember 2014, hanya 4,65% pegawai di Seksi Terminal yang
telah mengikuti pelatihan teknis bidang terminal (16 orang dari 344 pegawai).
Sementara di Seksi Manajemen Lalu Lintas, Seksi Rekayasa Lalu Lintas dan Seksi
Parkir, hanya 13,12% pegawai yang sudah mengikuti diklat teknis bidang
manajemen rekayasa lalu lintas, evaluasi andalalin dan pengelolaan parkir (3 orang
dari 8 pegawai pada Seksi Manajemen Lalu Lintas, nihil dari 3 pegawai pada Seksi
Rekayasa Lalu Lintas, 9 orang dari 487 pegawai pada Seksi Parkir). Dan terkait
pelayanan pengujian kendaraan bermotor yang dilaksanakan oleh Seksi Pengujian
Kendaraan Bermotor dan Seksi Perbengkelan, terdapat 30,64% pegawai sudah
mengikuti diklat teknis pengujian kendaraan bermotor ataupun administrasi
pengujian (29 orang dari 65 pegawai pada Seksi PKB, 1 orang dari 6 pegawai pada
Seksi Perbengkelan).
Orientasi penghitungan SPM SDM di sini, merupakan orientasi penghitungan yang
lama. Menginjak Tahun 2016 untuk RENSTRA s.d. 2020 adalah sebagaimana
orientasi penghitungan yang tercantum dalam Tabel II-1.
c. Dalam Laporan Kinerja Tahun 2014, tergambar bahwa untuk melaksanakan tugas
fungsi Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung diperlukan kekuatan sumber daya
manusia yang cukup banyak (1.102 orang). Namun demikian, kekuatan SDM
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung II-8
DISHUB Kab. Bandung cukup lemah, yang mana jumlah PTT dan PHL (84,85%) jauh
lebih besar dari jumlah PNS (15,15%). Komposisi kepegawaian tersebut tentunya
akan berdampak pada kinerja anggaran, output serta outcome kegiatan
d. Tingkat ketersediaan unit pelayanan PKB yang hanya mencapai angka 33,33%
yaitu 2 (dua) unit yang terdiri dari 1 (satu) unit pelayanan statis di kantor induk,
dan 1 (satu) unit pelayanan keliling dibanding jumlah kebutuhan optimal sebanyak
6 (enam) unit pelayanan PKB.
e. Luas lahan dasar, luasan operasional terminal, fasilitas utama maupun pendukung
di terminal yang ada di Kabupaten Bandung (seluruhnya Tipe B) masih jauh di
bawah standar, dan belum secara representative memadai serta mampu melayani
aktivitas angkutan umum dan penumpangnya. Selebihnya masih terdapat terminal
yang dibangun di atas lahan milik non-Pemkab Bandung yang berdampak pada
kinerja pengembangan dan pengelolaan terminal. Pengembangan terminal tipe C
menjadi salah satu hal yang mendesak untuk dikembangkan menimbang aturan
dalam UU 22/2009 terkait pangkal hulu lintasan trayek, serta UU No. 32 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah yang menggarisbawahi bahwa pengelolaan
terminal tipe B menjadi kewenangan Provinsi, sementara kewenangan Kabupaten
adalah pengelolaan terminal tipe C.
f. Kabupaten Bandung belum memiliki simpul distribusi barang (terminal barang)
sehingga mobilitas barang dan jasa menjadi inefisien. UU No. 32 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah menggarisbawahi bahwa pengelolaan terminal
barang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat.
g. Sistem kepengusahaan angkutan umum di Kabupaten Bandung (sebagaimana
terjadi di Indonesia pada umumnya) sepenuhnya diserahkan kepada swasta yang
tentunya bersifat profit oriented. Sementara penyediaan angkutan umum lebih
bersifat kepada service oriented dan yang memiliki orientasi pelayanan adalah
pemerintah, bukan swasta. Salah satu hal yang sedang dicanangkan saat ini adalah
pembinaan pengusahaan angkutan umum yang berbadan hukum, sehingga
pemberian izin penyelenggaraan angkutan umum dapat dilaksanakan melalui
sistem pelelangan, dengan demikian kontrol pemerintah terhadap standar
pelayanan yang diberikan oleh penyedia jasa dapat lebih membaik.
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung II-9
2. Isu Strategis Meninjau Sasaran Jangka Menengah Renstra Kementerian
Perhubungan.
a. Memperhatikan RENSTRA Kementerian Perhubungan Tahun 2015 – 2019, Visi
Kementerian Perhubungan adalah “terwujudnya pelayanan perhubungan yang
handal, berdaya saing dan memberikan nilai tambah”
(http://www.dephub.go.id/#MQ==). Pelayanan transportasi yang handal,
diindikasikan oleh penyelenggaraan transportasi yang aman (security), selamat
(safety), nyaman (comfortable), tepat waktu (punctuality), terpelihara, mencukupi
kebutuhan, menjangkau seluruh pelosok tanah air serta mampu mendukung
pembangunan nasional dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pelayanan transportasi yang berdaya saing diindikasikan oleh penyelenggaraan
transportasi yang efisien, dengan harga terjangkau (affordability) oleh semua
lapisan masyarakat, ramah lingkungan, berkelanjutan, dilayani oleh SDM yang
profesional, mandiri dan produktif. Pelayanan transportasi yang memberikan nilai
tambah diindikasikan oleh penyelenggaraan perhubungan yang mampu
mendorong pertumbuhan produksi nasional melalui iklim usaha yang kondusif bagi
berkembangnya peran serta masyarakat, usaha kecil, menengah dan koperasi,
mengendalikan laju inflasi melalui kelancaran mobilitas orang dan distribusi barang
ke seluruh pelosok tanah air, sehingga mampu memberikan kontribusi bagi
percepatan pertumbuhan ekonomi nasional serta menciptakan lapangan kerja
terutama pada sektor-sektor andalan yang mendapat manfaat dari kelancaran
pelayanan transportasi.
Visi tersebut merupakan faktor pendorong eksternal yang kuat sebagai motivasi
dan arahan ideal sistem transportasi di Kabupaten Bandung.
b. Untuk mencapai visi tersebut, dirumuskan misi sebagai berikut:
1) Mempertahankan tingkat jasa pelayanan sarana dan prasarana perhubungan.
2) Melaksanakan konsolidasi melalui restrukturisasi dan reformasi di bidang
sarana dan prasarana perhubungan.
3) Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan jasa perhubungan.
4) Meningkatkan kualitas pelayanan jasa perhubungan yang handal dan
memberikan nilai tambah.
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung II-10
c. RENSTRA Kementerian Perhubungan Tahun 2015 – 2019 mengusung tiga ciri khas
(http://hubdat.dephub.go.id/berita/1333-renstra-2015-2019-usung-tiga-ciri-
khas), yaitu (1) integrasi seluruh moda transportasi secara jaringan maupun secara
ruangan (2) multimodality, efisiensi penggunaan moda melalui multimoda yang
saling menunjang satu sam alain dan memudahkan transportasi (3) perencanaan
partisipatif mengedepankan bahwa renstra transportasi milik masyarakat bukan
milik regulator.
d. Salah satu bagian dari RENSTRA dimaksud adalah pembangunan dan perluasan
jaringan kereta perkotaan untuk 14 kota besar (megapolitan), yang di antaranya
adalah Bandung Raya berikut 13 lainnya (Jabodetabek, Surabaya, Yogyakarta,
Malang, Denpasar, Batam, Medan, Palembang, Pekanbaru, Padang, Lampung,
Makassar, dan Manado). Adapun beberapa rencana utama lainnya adalah
pengembangan kereta komuter dengan aplikasi prinsip transit oriented
development, pengembangan pelabuhan, peningkatan frekwensi layanan kereta
melalui pembangunan jalur ganda kereta, serta pengembangan bandara.
3. Isu Strategis Meninjau Implikasi RTRW bagi Pelayanan DISHUB Kab. Bandung.
a. Permasalahan transportasi dilatarbelakangi oleh terjadinya urban sprawl dan spill
over perkembangan Kota Bandung yang menyebabkan kemacetan di wilyah
perbatasan, khususnya Kab. Bandung dengan Kota Bandung yang disebabkan
adanya commuter yang sangat cepat berkembang. Sementara, sistem angkutan
massal yang didukung dengan prasarana jalan yang memadai yang
menghubungkan antar Kabupaten dan Kota pun belum tersedia.
b. Terdapat kecenderungan bahwa menurunnya kualitas udara ambien diakibatkan
oleh kegiatan transportasi dan industri. Dari 12 titik lokasi pengukuran polusi udara
di Kabupaten Bandung Tahun 2006 Kadar NO2 paling tinggi terdapat di Ruas Jalan
Kopo – Sayati sebesar 98,6 μg/m3, sedangkan Kadar SO2 dan NO paling tinggi
terjadi di Terminal Cileunyi yaitu masing – masing sebesar 31,7 μg/m3, dan 28.758
μg/m3.
c. Kebijakan Provinsi Jawa Barat terkait pengembangan Metropolitan Bandung:
1) Mengendalikan pertumbuhan kota yang tidak terkendali (urban sprawl) dan
pertumbuhan menerus (konurbasi) secara ekspansif di koridor Bandung –
Soreang.
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung II-11
2) Meningkatkan aksesibilitas melalui penataan pembangunan fisik dan
peningkatan kapasitas pelayanan transportasi di sepanjang koridor Bandung –
Soreang.
3) Pembangunan dan peningkatan jalan penghubung:
Cicalengka – Majalaya – Banjaran – Soreang – Batujajar – Padalarang
Pengalengan – Caringin – Cidaun – Sindangbarang
Rancabali – Tanggeung – Sagaranten – Jampang Kulon
4) Mengembangkan sistem transportasi massal intra urban yang sinergis dengan
pusat-pusat permukiman dan pengembangan kegiatan usaha.
d. Arah Kebijakan Mikro Pengembangan Wilayah Kabupaten Bandung:
1) Kebijakan pengembangan infrastruktur wilayah, meliputi:
a) Kebijakan Pengembangan Sistem Prasarana Transportasi, yang terdiri dari:
Kebijakan pembangunan dan pengembangan sistem jaringan jalan.
Strategi untuk melaksanakan kebijakan ini yaitu melalui pengembangan
sistem jaringan jalan sesuai hirarki dan fungsinya yang diarahkan untuk
memecahkan kemacetan lalulintas dan pengembangan wilayah secara
lebih terpadu.
Kebijakan pengembangan sistem angkutan umum massal.
Strategi untuk melaksanakan kebijakan angkutan umum massal
dimaksud, meliputi (1) pengembangan insentif bagi sistem angkutan
masal berupa penyediaan infrastruktur dan insentif lainnya (2)
pengembangan sistem angkutan masal kereta api atau monorel melalui
kerjasama dengan Pemerintah Pusat, Provinsi serta BUMN terkait dan
atau investor.
Kebijakan pengembangan sarana transportasi.
Strategi untuk melaksanakan kebijakan ini, meliputi (1) pengembangan
sistem angkutan umum berdasarkan hirarki wilayah yang ekonomis,
aman dan nyaman, (2) pengembangan sistem terminal terpadu dengan
fasilitas perdagangan.
Kebijakan Pengembangan Sistem Prasarana Transportasi.
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung II-12
Pengembangan jaringan transportasi diselaraskan dan dipadukan
dengan pengembangan sistem permukiman dan wilayah
pengembangan dengan menggunakan pertimbangan:
- Pusat-pusat permukiman sebagai simpul pelayanan transportasi;
- Kebutuhan pelayanan sarana (terminal dan sub terminal) serta jenis
moda pada masing-masing simpul didasarkan pada hirarki dan
fungsi permukiman serta tingkat perkembangan kawasan.
Konsep dan strategi pengembangan
- Membangun jalan baru, meningkatkan pemeliharaan sarana dan
prasarana perhubungan darat, untuk memperlancar arus orang,
barang dan jasa yang dapat menunjang kegiatan di berbagai bidang;
- Meningkatkan daya dukung jalan untuk menunjang mobilitas
barang, serta membangun jalan baru dalam rangka pemerataan
pembangunan di Kabupaten Bandung;
- Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan baru untuk mengurangi
pergerakan ke arah pusat Kota Bandung.
e. Arah Pengembangan Sektor Strategis.
Sinkronisasi program pembangunan dilandaskan pada perhitungan-perhitungan
berbagai hal, terutama pertimbangan terhadap keterbatasan kemampuan
pendanaan pembangunan oleh pemerintah dan kondisi kemampuan pihak swasta/
investor. Hal ini mengharuskan adanya sistem prioritas dalam program
pembangunan Sebagai prioritas utama dalam kebijaksanaan RTRW ini adalah
pengisian fungsi pusat dan sub pusat yang direncanakan dengan fasilitas dan
kelengkapan sarana penunjangnya. Hal ini dimaksudkan agar pola struktur pusat
pelayanan dapat terbentuk terlebih dahulu sehingga upaya pendistribusian
kegiatan dan pola persebaran penduduk/ kepadatan yang dikehendaki terutama
menyangkut prasarana jaringan jalan yang merupakan kerangka pokok tata ruang
wilayah kota. Penerapan struktur hirarki akan sangat mendukung pola tata ruang
yang dituju serta menjamin tingkat aksesibilitas lokasi secara efektif dan efisien.
Tahap berikutnya adalah pembangunan terminal terpadu yang secara bertahap
akan memadukan beberapa jenis/ moda transportasi darat. Transportasi darat
meliputi sistem perangkutan penumpang dan barang oleh kendaraan umum dan
kereta api.
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung II-13
Tahapan program pembangunan tersebut dilaksanakan oleh pihak pemerintah
(Pemerintah Pusat dan Daerah), kerjasama swasta dan masyarakat sesuai dengan
relevansi penanganan programnya. Dengan adanya skala prioritas pengembangan
ini diharapkan dapat memacu mekanisme percepatan pertumbuhan dan
perkembangan sektor-sektor utama kegiatan kota, utamanya yang mencakup
pembangunan infrastruktur/ prasarana dan sarana pelayanan permukiman, dan
lainlain. Atas dasar tahapan dan prioritas pengembangan tersebut disusun indikasi
program pembangunan sesuai dengan arahan struktur tata ruang kota.
f. Konsep Pengembangan Sistem Transportasi
1) Konsep Pengembangan Sistem Jaringan Jalan
Guna mendukung pola tersebut, maka konsep pengembangan yang
dikembangkan adalah:
a) Peningkatan kualitas pergerakan, Peningkatan kualitas pergerakan
dilakukan antara lain dengan meningkatkan kapasitas ruas jalan dan daya
dukung struktur dari jalan, perbaikan geometrik jalan, peningkatan fungsi
jalan dan pembangunan jalan tol;
b) peningkatan kapasitas jalan;
c) peningkatan fungsi jalan (menjadi kolektor primer);
d) Pembangunan jalan dan jembatan baru serta pengembangan dan
pembangunan terminal dengan kriteria pengembangan jaringan jalan
sebagai berikut:
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung II-14
No Jalan Arteri Primer Jalan Kolektor Primer
1 Jalan arteri primer dalam kota merupakan
terusan jalan arteri luar kota
Jalan kolektor primer dalam kota merupakan
terusan jalan kolektor primer luar kota
2 Jalan arteri primer melalui dan menuju
kawasan primer
Jalan kolektor primer melalui atau menuju
kawasan primer atau jalan arteri primer
3
Jalan arteri primer dirancang berdasarkan
kecepatan rencana paling rendah 60
km/jam
Jalan kolektor primer dirancang berdasarkan
kecepatan rencana paling rendah 40 km/jam
4 Lebar perkerasan jalan arteri primer tidak
kurang dari 8 meter
Lebar perkerasan jalan kolektor primer tidak
kurang dari 7 meter
5
Lalu lintas jarak jauh pada jalan arteri
primer adalah lalu lintas regional, tidak
boleh terganggu oleh lalu lintas ulang alik
dan lalu lintas lokal yang bersumber
kegiatan lokal
Lalu lintas jarak jauh pada jalan kolektor primer
adalah lalu lintas regional, tidak boleh terganggu
oleh lalu lintas ulang alik dan lalu lintas lokal yang
bersumber kegiatan lokal
6
Jumlah jalan masuk/akses ke jalan arteri
primer sangat dibatasi secara efisien, jarak
antar jalan masuk/akses tidak boleh lebih
pendek dari 500 meter
Jumlah jalan masuk/akses ke jalan kolektor primer
dibatasi secara efisien, jarak antar jalan
masuk/akses tidak boleh lebih pendek dari 400
meter
7
Kendaraan angkutan barang berat dan
kendaraan umum bus dapat diijinkan
melalui jalan ini
Kendaraan angkutan barang berat dan kendaraan
umum bus dapat diijinkan melalui jalan ini
8
Persimpangan pada jalan arteri primer
diatur dengan pengaturan tertentu yang
sesuai dengan volume lalu lintasnya
Persimpangan pada jalan kolektor primer diatur
dengan pengaturan tertentu yang sesuai dengan
volume lalu lintasnya
9
Jalan arteri primer mempunyai kapasitas
jalan lebih besar dari volume lalu lintas rata-
rata
Jalan kolektor primer mempunyai kapasitas jalan
lebih besar dari volume lalu lintas rata-rata
10 Lokasi berhenti dan parkir pada badan jalan
tidak diijinkan
Lokasi berhenti dan parkir pada badan jalan sangat
dibatasi dan tidak diijinkan pada jam sibuk
11
Harus mempunyai perlengkapan jalan yang
cukup, seperi rambu, marka, lampu
pengatur lalu lintas, lampu penerangan
jalan dan lain-lain
Harus mempunyai perlengkapan jalan yang cukup,
seperi rambu, marka, lampu pengatur lalu lintas,
lampu penerangan jalan dan lain-lain
12 Jalan arteri primer harus dilengkapi dengan
median
Jalan kolektor primer tidak harus dilengkapi
dengan median
13
Jalur khusus disediakan yang dapat
digunakan untuk sepeda dan kendaraan
lambat lainnya
Dianjurkan tersedia jalur khusus yang dapat
digunakan untuk sepeda dan kendaraan lambat
lainnya
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung II-15
2) Konsep Pengembangan Sistem Angkutan Umum
Pengembangan sistem angkutan umum di Kabupaten Bandung selain untuk
keperluan lokal juga saling terintegrasi dengan system angkutan umum yang
melayani skala regional, pengembangan angkutan umum masal, pengembangan
terminal . Konsep pengembangan angkutan umum ini bertujuan untuk
meningkatkan akses Kabupaten Bandung sebagai wilayah yang pendukung Kota
Bandung sebagai PKN dan pusat produksi pertanian.
Sedangkan dalam lingkup regional, system angkutan umum yang dikembangkan
dapat mendukung terciptanya struktur keterkaitan Kabupaten Bandung dengan
wilayah-wilayah lainnya. Selain itu, jenis moda dan jumlah angkutan yang
dioperasikan diusahakan untuk mencakupi kebutuhan masyarakat akan
angkutan umum Angkutan Kota Antar Provinsi (AKAP), Angkutan Kota Dalam
Provinsi (AKDP), angkutan kota dan angkutan perdesaan. Moda angkutan yang
dikembangkan untuk skala pelayanan regional merupakan angkutan masal
(menggunakan jalan maupun jalur rel kereta api, monorail dan LRT (light rapid
transport)) yaitu kendaraan dengan daya angkut lebih besar dan pengembangan
angkutan kereta api dari Ciwidey – Bandung – Cicalengka. Strategi untuk
melaksanakan kebijakan pengembangan sarana transportasi meliputi:
a) Pengembangan sistem angkutan umum berdasarkan hierarki wilayah yang
murah/ekonomis, aman dan nyaman;
b) Pengembangan sistem terminal terpadu dengan fasilitas
pasar/perdagangan.
Pengembangan Terminal, meliputi:
Pembangunan terminal tipe A di Cileunyi
Pembangunan terminal tipe B di Soreang
Pembangunan terminal tipe B di Majalaya
Pengembangan terminal tipe B di Banjaran
Pengembangan terminal tipe C di Cicalengka
Pengembangan terminal tipe C di Ciparay
Pengembangan terminal tipe C di Pangalengan
Pengembangan terminal tipe C di Ciwidey
Pengembangan terminal antar moda di Rancaekek
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung II-16
Pengembangan terminal tipe C di Patengan Rancabali
Pengembangan terminal tipe C Pacet
Pengembangan terminal tipe C Kertasari
Pengembangan terminal tipe C Ibun
Pengembangan terminal tipe C Cikancung
Pengembangan terminal tipe C Nagreg
g. Kriteria Tahapan Pengembangan
Tahapan pengembangan sistem transportasi didasarkan pada :
1) Kriteria pemecahan persoalan mendesak;
2) Kemenuhan kebutuhan masyarakat; serta
3) Dukungan pada ekonomi wilayah dan pengembangan wilayah.
h. Program Pengembangan Prasarana Wilayah
1) Transportasi Darat
a) Program Peningkatan Kualitas Pergerakan
Program peningkatan kualitas pergerakan jalan dikabupaten meliputi
program peningkatan geometrik jalan dan pembangunan jalan baru baik
Arteri Primer, Kolektor Primer 1, Kolektor Primer 2, Lokal Primer 1, dan Lokal
Primer 2. Adapun program tersebut adalah :
Program Peningkatan Jalan Arteri Primer (Jalan Negara) dengan
kelengkapan fasilitas jalannya:
- Cileunyi-Tasik
- Cileunyi-Sumedang
Program Peningkatan Jalan Kolektor Primer 1 (Jalan Propinsi) dengan
kelengkapan fasilitas jalannya:
- Moh. Toha-Dayeuhkolot
- Dayeuhkolot-Baleendah
- Baleendah-Pameungpeuk
- Baleendah-Banjaran
- Banjaran-Cimaung
- Cimaung-Pangalengan
- Buahbatu-Bojongsoang
- Bojongsoang-Baleendah
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung II-17
- Baleendah-Ciparay
- Ciparay-Majalaya
- Majalaya-Cijapati
- Nagreg-Lebakjero
- Soreang-Cihampelas
- Kopo-Katapang
- Katapang-Soreang
- Soreang-Pasirjambu
- Pasirjambu-Ciwidey
- Ciwidey-Rancabali
- Rancabali-Cidaun
- Bojongsoang-Dayeuhkolot
Program Peningkatan Jalan Kolektor Primer 2 (Jalan Kabupaten) dengan
kelengkapan fasilitas jalannya:
- Soreang-Cangkuang
- Cangkuang-Banjaran
- Pangalengan-Pintu-Talun-Santosa
- Andir-Rancamanyar
- Rancamanyar-Katapang
- Rancamanyar-Sayuran
- Sayuran-Cibaduyut
- Asem-Sukasari
- Sukasari-Rancamanyar
- Sayati-Cangkuang
- Cangkuang-Palasari
- Majalaya-Ibun
- Gambung-Palayangan
- Palayangan-Pintu
- Rancabali-Cisabuk (Bts. Cianjur)
- Banjaran-Arjasari
- Arjasari-Pinggirsari
- Pinggirsari-Garduh
- Cicalengka-Sawahbera
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung II-18
- Ciwidey-Datarpuspa
- Tugu-Kulalet-Munjul
- Ciparay-Sapan
- Sapan-Tegalluar
- Tegalluar-Solokanjeruk
- Peundeuy-Bj.Salam
- Bj.Salam-Tj.Laya
- Tanjunglaya-Bojongemas
- Bojongemas-Tegalluar
- Majalaya-Bojong
- Bojong-Rancaekek
- Sp.Solokanjeruk-Rancaekek
- Lingkar Majalaya
- Ciparay-Pacet
- Pacet-Kertasari
- Kertasari-Santosa
- Santosa-Cibatarua (Bts.Garut)
Program Peningkatan Jalan Lokal Primer 1 (Jalan Kabupaten ) dengan
kelengkapan fasilitas jalannya:
- Mengger-Sukapura
- Sukapura-Cipagalo
- Tonjong-Rancakole-Ciketut
- Maruyung-Cibulakan-Babakan
- Cangkring-Arjasari
- Neglasari-Garduh
- Biru-Neglasari
- Maruyung-Padasuka
- Andir-Mandalasari-Mekarjaya
- Wangisagara-Ibun
- Ibun-Dukuh
- Panundaan-Cibodas
- Cibodas-Rancabolang
- Cangkuang-Cikalong
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung II-19
- Cikalong-Pataruman
- Cimaung-Gunung Puntang
- Banjaran-Sindangpanon
- Sindangpanon-Pasirhuni-Pasirmulya
- Kamasan-Tarajusari
- Tarajusari-Bojongsereh
- Kopo-Jatisari
- Jatisari-Cantilan
- Kawah Putih-Rancabolang
- Citaman-Payadap
- Panyadap-Bojong
- Cikurutug-Narawita
- Ciluluk-Cicalengka
- Sukamanah-Cipaku
- Panggilingan-Sudi-Ibun-Laksana
- Cipaku-Loa-Patrol-Walahir
- Pintu-Wates
- Cicalengka-Sindangwangi
- Ciririp-Bangsaya-Buninagara
- Citere-Kertamanah-Sukamenak Kaler
- Cigentur-Curugdedes-Drawati-Loa
- Cijagra-Los Logawa-Cipeujeuh-Cipaku
- Bojong-Sukamanah
Program Pembangunan Jalan Baru Arteri Primer (Jalan Negara) dengan
kelengkapan fasilitas jalannya (Cicalengka-Nagreg).
Program Pembangunan Jalan Baru Kolektor Primer 1 (Jalan Propinsi)
dengan kelengkapan fasilitas jalannya :
- Cirengit-Rancaketan
- Rancaketan-Rancamanyar
- Rancamanyar-Sayuran
- Sayuran-Cibaduyut
- Cigondewah-TKI
- TKI-Soreang
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung II-20
- Ciwastra-Buahbatu-Rancamanuk
Program Pembangunan Jalan Baru Kolektor Primer 2 (Jalan Kabupaten)
dengan kelengkapan fasilitas jalannya :
- Gor-Soreang
- Lingkar Tengah Soreang
- Terusan Lingkar Majalaya
- Lingkar Majalaya-Biru
- Biru-Ciparay
- Cipagalo -Tegalluar
- Ciherang-Bojong
- Bojong-Narawita
- Narawita-Cikasungka
- Jaksanarata-Bojongmalaka
- Bojongmalaka-Katapang
- Katapang-Stadion
- Akses Barat Stadion
- Bojong-Bojongwaru
- Cebek-Gor Soreang
- Cebek-Lkr.Tengah
- Sangkali-Ds.Cingcin
- Bojong-Cembul
- Citeureup-Ciodeng
- Gandasari-Citaliktik
- Soreang-Sekarwangi
- Murugul - Parungserab
- Balahuni - Sekarwangi
- Lembur Tegal-Sukarame
- Lingkar Selatan Soreang
- Lkr Tengah Soreang - Panyirapan
- CPI-Cincinkolot-Citaliktik
- Gd.Tutuka-Gandasari
- Bojongemas-Cibulukadu
- Lingkar Utara Soreang
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung II-21
- Lingkar tengah Utara Soreang
Program Pembangunan Jalan Baru Lokal Primer 1 (Jalan Kabupaten)
dengan kelengkapan fasilitas jalannya :
Stasiun.Rc.Ekek-Bojongmalati
- Bojongmalati-Cibiruhilir
- Rancaekek-Cileunyi
- Cileunyi-Cibiruhilir
- Cibiru-Babakan
- Ciburial-Galumpit
- Taraju-Langonsari
- Langonsari-Bojongsereh
- Sekeawi-Bojongwaru
- Cipeer- CPI
- Rencana Jalan TKI
- Sadu-Lingkar Tengah Soreang
Program Pembangunan Jalan Baru Lokal Primer 2 (Jalan Kabupaten)
dengan kelengkapan fasilitas jalannya :
- Sindangsari-Cibiruhilir
- Sekebulu-Maribaya
- Padamulya-Balekambang
- Cileunyi Terpadu
Program Pembangunan Jalan Tol dengan kelengkapan fasilitas jalannya:
- Rencana Jalan Tol Soroja
- Rencana Jalan Tol Ujungberung - edebage - Majalaya (Tol Tegalluar)
- Rencana Jalan Cileunyi -Sumedang –Dawuan
b) Program Pemeliharaan Jalan, meliputi :
Pemeliharaan Jalan di seluruh ruas jalan yang berfungsi arteri, kolektor, local
dan sekunder.
c) Program Peningkatan Pelayanan Angkutan Umum, meliputi :
Penataan angkutan umum yang akan dilakukan untuk Angkutan Kota Antar
Provinsi (AKAP), Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP), angkutan kota dan
angkutan perdesaan di Wilayah Kabupaten Bandung.
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung II-22
d) Program Pengembangan Terminal, meliputi :
Pengembangan Terminal tipe A di wilayah Kecamatan cileunyi;
Pengembangan Terminal tipe B di Wilayah Kecamatan Soreang,
Padalarang, Majalaya dan Kecamatan Cicalengka, Banjaran, Ciparay,
Pangalengan, Ciwidey , dan Rancaekek (antar moda);
Pengembangan dan Pembangunan tipe C di Wilayah Kecamatan
Patengan-Rancabali, Pacet, Ibun, Cikancung, Nagreg dan Kertasari.
e) Program Pengembangan Sistem Angkutan Masal, meliputi :
Peningkatan double track Kereta Api pada Koridor Kiaracondong –
Rancaekek, Koridor Rancaekek – Cicalengka serta Koridor Cicalengka –
Nagreg.
Peningkatan jalur kereta api dan stasiun pada Koridor Bandung –
Dayeuhkolot – Banjaran, Koridor Banjaran - Soreang – Ciwidey serta
Koridor Rancaekek – Tanjungsari.
Perbaikan persinyalan kereta api pada Jalur Gedebage- Cicalengka.
Perbaikan dan penambahan sarana KRD di Seluruh ruas KA.
Perbaikan persilangan antara KA dan jalan di Seluruh ruas KA.
Penggantian moda angkutan umum massal jalan raya pada ruas
Bandung - Soreang, Bandung - Banjaran, Bandung - Majalaya, Bandung
Cileunyi – Rancaekek.
f) Program Pengembangan jalur LRT (Light Rapid Transport), meliputi :
Pembuatan jalur LRT pada jalur Stasiun -Batununggal-Cicaheum (9,2 km),
Batununggal- Soreang (24,2 km), Alunalun-Dayeuhkolot (8,4 km), dan
Stasiun -Bandara Husein-Cipedes (6,8 km).
g) Program Pengaturan dan Pengendalian Penggunaan Lahan Bagi
Permukiman dan Industri, meliputi :
Peningkatan disiplin dan penegakan hukum para pengguna lahan sekitar
jalan di Wilayah Kabupaten Bandung.
Pengembangan dan Peningkatan Fasilitas Perlengkapan Jalan Raya dan
Penerangan Jalan umum di Wilayah Kabupaten Bandung.
h) Program Peningkatan Peran dan Kualitas Angkutan Umum, meliputi :
Pembangunan dan penataan system transportasi daerah di Wilayah
Kabupaten Bandung.
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung II-23
Tabel Indikasi Program Utama 5 Tahunan
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2007
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung II-25
4. Isu Strategis Meninjau Telaahan Teknis Sistem Transportasi Darat di Kabupaten
Bandung (FGD Penyusunan RENSTRA 2016 – 2020).
a. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal.
FAKTOR INTERNAL FAKTOR EKSTERNAL
1 Kekuatan (Strengths) 3 Peluang (Opportunities)
a. Adanya dokumen rencana induk LLAJ
Kab. Bandung a.
Adanya rencana pembangunan Toll
Soroja dan akses Toll Gedebage
b.
Adanya komitmen yang kuat dari
penyelenggara perhubungan untuk
meningkatkan kinerja layanan
perhubungan
b. Penyelenggaraan kereta api di
Indonesia yang semakin baik
c.
Posisi strategis Kab. Bandung dalam
konstelasi kawasan aglomerasi
perkotaan Bandung Raya
c. Adanya potensi strategis yang
dimiliki Kab. Bandung
2 Kelemahan (Weakness) 4 Ancaman (Threats)
a.
Penyelenggaraan lalu lintas dan
angkutan jalan di Kab. Bandung belum
optimal
a. Belum terkoordinasinya penataan
ruang di Kab. Bandung
b. Terbatasnya sarana dan prasarana
transportasi di Kab. Bandung b.
Adanya ketidaksinkronan antara
peraturan perundangan pusat,
provinsi dan kabupaten
c.
SDM Dinas Perhubungan belum
mempunyai standar kompetensi yang
memadai
c. Penegakan hukum belum berjalan
secara optimal
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung II-26
b. Matriks Urgensi Faktor Internal
NO FAKTOR INTERNAL Faktor Yg Lebih Urgen
TOTAL BOBOT a b c d e f
STRENGTHS
a Adanya dokumen rencana induk LLAJ Kab. Bandung x b a a e f 2 0,13
b
Adanya komitmen yang kuat dari penyelenggara
perhubungan untuk meningkatkan kinerja
perhubungan
b x b b e b 4 0,27
c Posisi strategis Kab. Bandung dalam konstelasi
kawasan aglomerasi perkotaan Bandung Raya a b x d e f 0 -
WEAKNESS
d Penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan di
Kab. Bandung belum optimal a b d x e f 1 0,07
e Terbatasnya sarana dan prasarana transportasi di
Kab. Bandung e e e e x e 5 0,33
f SDM Dinas Perhubungan belum mempunyai standar
kompetensi yang memadai f b f f e x 3 0,20
Total 15
c. Matriks Urgensi Faktor Eksternal
NO FAKTOR EKSTERNAL Faktor Yg Lebih Urgen
TOTAL BOBOT a b c d e f
OPPORTUNITIES
a Adanya rencana pembangunan Toll Soroja dan akses
Toll Gedebage x a c d e f 1 0,07
b Penyelenggaraan kereta api di Indonesia yang
semakin baik a x c d e f 0 -
c Adanya potensi strategis yang dimiliki Kab. Bandung c c x d c f 3 0,20
THREATS
d Belum terkoordinasinya penataan ruang di Kab.
Bandung d d d x e d 4 0,27
e Adanya ketidaksinkronan antara peraturan
perundangan pusat, provinsi dan kabupaten e e c e x e 4 0,27
f Penegakan hukum belum berjalan secara optimal f f f d e x 3 0,20
Total 15
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung II-27
d. Evaluasi Faktor Internal-Eksternal
NO FAKTOR INTERNAL- EKSTERNAL BF% ND NBD NRK NBK TNB
STRENGTHS
1 Adanya dokumen rencana induk LLAJ Kab. Bandung 0,13 2,00 0,27 3,55 0,47 0,74
2
Adanya komitmen yang kuat dari penyelenggara
perhubungan untuk meningkatkan kinerja
perhubungan
0,27 4,00 1,07 4,45 1,19 2,25
3 Posisi strategis Kab. Bandung dalam konstelasi
kawasan aglomerasi perkotaan Bandung Raya - - - 3,73 - -
2,99
WEAKNESS
4 Penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan di Kab.
Bandung belum optimal 0,07 1,00 0,07 4,27 0,28 0,35
5 Terbatasnya sarana dan prasarana transportasi di
Kab. Bandung 0,33 5,00 1,67 3,91 1,30 2,97
6 SDM Dinas Perhubungan belum mempunyai standar
kompetensi yang memadai 0,20 3,00 0,60 3,45 0,69 1,29
4,61
OPPORTUNITIES
7 Adanya rencana pembangunan Toll Soroja dan akses
Toll Gedebage 0,07 1,00 0,07 3,73 0,25 0,32
8 Penyelenggaraan kereta api di Indonesia yang semakin
baik - - - 3,00 - -
9 Adanya potensi strategis yang dimiliki Kab. Bandung 0,20 3,00 0,60 4,18 0,84 1,44
1,75
THREATS
10 Belum terkoordinasinya penataan ruang di Kab.
Bandung 0,27 4,00 1,07 4,64 1,24 2,30
11 Adanya ketidaksinkronan antara peraturan
perundangan pusat, provinsi dan kabupaten 0,27 4,00 1,07 4,09 1,09 2,16
12 Penegakan hukum belum berjalan secara optimal 0,20 3,00 0,60 3,73 0,75 1,35
5,81
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung II-28
Catatan :
BF : Bobot Faktor
ND : Nilai Determinasi
NBD : Nilai Bobot Determinasi BF% x ND
NRK : Nilai Rata-Rata Keterkaitan
NBK : Nilai Bobot Keterkaitan BF% X NRK
TNB : Total Nilai Bobot NBD X NBK
e. Faktor Kunci Keberhasilan
FAKTOR INTERNAL FAKTOR EKSTERNAL
1 Kekuatan (Strengths) 3 Peluang (Opportunities)
Adanya komitmen yang kuat dari
penyelenggara perhubungan untuk
meningkatkan kinerja perhubungan
Adanya potensi strategis yang dimiliki
Kab. Bandung
2 Kelemahan (Weakness) 4 Ancaman (Threats)
Terbatasnya sarana dan prasarana
transportasi di Kab. Bandung
Belum terkoordinasinya penataan
ruang di Kab. Bandung
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung II-29
f. Formulasi Strategi SWOT
EKSTERNAL
INTERNAL
Peluang (Opportunities) Ancaman (Threats)
Adanya rencana
pembangunan Toll Soroja
dan akses Toll Gedebage
Belum terkoordinasinya
penataan ruang di Kab.
Bandung
Penyelenggaraan kereta api
di Indonesia yang semakin
baik
Adanya ketidaksinkronan
antara peraturan
perundangan pusat, provinsi
dan kabupaten
Adanya potensi strategis
yang dimiliki Kab. Bandung
Penegakan hukum belum
berjalan secara optimal
Kekuatan (Strengths) STRATEGI S-O : STRATEGI S-T :
Adanya dokumen rencana
induk LLAJ Kab. Bandung Melaksanakan implementasi
komitmen yang kuat dari
penyelenggara perhubungan
untuk meningkatkan kinerja
perhubungan, guna
memanfaatkan peluang
rencana pemb. tol Soroja dan
akses tol Gedebage
Melaksanakan implementasi
komitmen yang kuat dari
penyelenggara perhubungan
untuk meningkatkan kinerja
perhubungan, guna
meminimalkan distorsi
koordinasi penataan ruang di
Kabupaten Bandung
Adanya komitmen yang
kuat dari penyelenggara
perhubungan untuk
meningkatkan kinerja
perhubungan
Posisi strategis Kab.
Bandung dalam konstelasi
kawasan aglomerasi
perkotaan Bandung Raya
Kelemahan (Weakness) STRATEGI W-O : STRATEGI W-T :
Penyelenggaraan lalu lintas
dan angkutan jalan di Kab.
Bandung belum optimal
Mengoptimalkan sarana dan
prasarana transportasi di
Kabupaten Bandung untuk
memanfaatkan peluang
rencana pembangunan tol
Soroja dan akses tol
Gedebage
Mengoptimalkan sarana dan
prasarana transportasi di
Kabupaten Bandung untuk
meminimalkan distorsi
koordinasi penataan ruang di
Kabupaten Bandung
Terbatasnya sarana dan
prasarana transportasi di
Kab. Bandung
SDM Dinas Perhubungan
belum mempunyai standar
kompetensi yang memadai
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung II-30
g. Rencana Aksi Kegiatan Jangka Menengah
Rencana aksi jangka menengah di bawah ini, merupakan hasil FGD Penyusunan RENSTRA 2016 – 2020. Namum menimbang alur perencanaan
yang sudah berjalan untuk Tahun 2015 dan sebagian untuk Tahun 2016, kemungkinan sebagian besar rencana aksi di bawah ini bergeser maju
2 tahun (diawali di Tahun 2017), itu pun jika alokasi anggaran mencukupi. Sebagian kecil rencana aksi pun masih dimungkinkan untuk dapat
diakomodir di Tahun 2016, jika anggaran “di luar hasil verifikasi pasca Musrenbang Kabupaten” teralokasikan.
NO STRATEGI PROGRAM KEGIATAN TAHUN TAHUN
2015 2016 2017 2018 2019 2020-2024
2025-2029
1
S-O (Strength-Opportunity)
Melaksanakan implementasi komitmen yang kuat dari penyelenggara perhubungan untuk peningkatan kinerja perhubungan guna memanfaatkan rencana pembangunan jalan tol Soroja dan akses tol Gedebage
1).
Peningkatan kualitas SDM Penyelenggara Perhubungan
1 Pelatihan penerapan konsep TOD (transport oriented development)
2 Pelatihan perencanaan jaringan jalan strategis perkotaan
3 Pelatihan perencanaan jaringan trayek angkutan umum perkotaan
4 Pelatihan manajemen dan rekayasa lalu lintas perkotaan
5 Pelatihan manajemen angkutan umum di perkotaan
6 Pelatihan manajemen angkutan barang di perkotaan
7 Pelatihan penerapan konsep ATCS (area traffic controll system)
8 Pelatihan penerapan konsep ITS (intelligent transport system)
9 Pelatihan penerapan konsep LATM (local area traffic management)
10 Pelatihan penerapan konsep road pricing, SSA, dan three in one
2).
Peningkatan dan pengembangan jaringan jalan
1 Peningkatan jalan strategis kabupaten Bandung menjadi 4/2 D :
a Jl. Poros Kopo-Soreang
b Jl. Poros Banjaran-Soreang
c Jl. Utama Ibukota Soreang
d Jl. Poros Rancaekek-Majalaya-Cijapati
2 Pembangunan jalan baru
a Jalan Tol Soroja (Soreang-Pasir Koja)
b
Jalan Link Up Barat Timur :
Soreang-Banjaran-Majalaya-Cicalengka
3). 1 Optimalisasi jaringan jalan KA Nagrek-Cicalengka-Rancaekek-Bandung
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung II-31
NO STRATEGI PROGRAM KEGIATAN TAHUN TAHUN
2015 2016 2017 2018 2019 2020-2024
2025-2029
Optimalisasi dan reaktiviasi jaringan jalan kereta api
2 Reaktiviasi jaringan jalan KA :
a Majalaya-Ciparay-Baleendah-Dayeuh Kolot-Bandung
b Ciwidey-Soreang-Pameungpeuk-Dayeuk Kolot-Bandung
4).
Peningkatan dan pengendalian persimpangan
1 Simpang pertemuaan jalan arteri-arteri
2 Simpang pertemuan dengan jalan arteri-kolektor
3 Simpang pertemuan dengan jalan kolektor-kolektor
4 Simpang pertemuan jalan aksesibilitas utama ke jalan tol
5 Simpang pertemuan jalan aksesibilitas utama ke Terminal
6 Simpang pertemuan jalan aksesibilitas utama ke Stasiun KA
7 Simpang pertemuan jalan aksesibilitas utama masuk kab.
5).
Pengembangan terminal terintegrasi
1 Terminal terintegrasi dengan stasiun KA :
a Stasiun KA Rancaekek
b Stasiun KA Majalaya
c Stasiun KA Soreang
2 Terminal terintegrasi dengan CBD (Central Business District)
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung II-32
NO STRATEGI PROGRAM KEGIATAN TAHUN TAHUN
2015 2016 2017 2018 2019 2020-2024
2025-2029
2
S-T (Strength-Threat)
Melaksanakan implementasi komitmen yang kuat dari penyelenggara perhubungan untuk peningkatan kinerja perhubungan guna meminimalkan distorsi koordinasi penataan ruang di Kabupaten Bandung
1).
Pengembangan angkutan umum massal
1 Optimalisasi penyelenggaraan KA Commuter
a Cialengka-Rancaekek-Bandung-Padalarang (KRD Ekonomi)
b Cialengka-Rancaekek-Bandung-Padalarang (KRD Patas)
2 Pengembangan BRT Kabupaten Bandung
a BRT Loop Line Kabupaten Bandung
1) Loop Line 1, Soreang-Ketapang-Margahayu-Tol Kopo-Tol M Toha- Dayeuhkolot-Banjaran-Soreang (A-B)
2) Loop Line 2, Cileunyi-Tol Buah Batu-Dayeuh Kolot-Baleendah- Ciparay-Majalaya-Solokan Jeruk-Stasiun KA Rancaekek-Cileunyi (A-B)
3) Loop Line 3, Majalaya-Solokan Jeruk-Stasiun KA Rancaekek-Jl. Poros Bandung Garut-Stasiun KA Cicalengka-Cikancung-Cijagra-Majalaya (A-B)
b BRT Light Feeder Loop Line Kabupaten Bandung
1) Koridor 1, Rancabali-Ciwidey-Soreang, PP.
2) Koridor 2, Pangalengan-Ciamung-Banjaran, PP.
3) Koridor 3, Kertasari-Pacet-Ciparay, PP
4) Koridor 4, Ibun-Paseh-Majalaya, PP
5) Koridor 5, Cilengkrang-Cileunyi, PP
2). Pengembangan fasilitas penunjang operasional BRT
1 Pengembangan terminal simpul BRT :
b Terminal Cileunyi
c Terminal Soreang
d Terminal Banjaran
e Terminal Ciparay
f Terminal Majalaya
2 Pengadaan dan pemasangan halte BRT
a BRT Loop Line 1, 25 unit
b BRT Loop Line 2, 25 unit
c BRT Loop Line 3, 25 unit
d BRT Loop Line 4, 25 unit
e BRT Light Feeder Loop Line, Koridor 1, 15 unit
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung II-33
NO STRATEGI PROGRAM KEGIATAN TAHUN TAHUN
2015 2016 2017 2018 2019 2020-2024
2025-2029
f BRT Light Feeder Loop Line, Koridor 2, 15 unit
g BRT Light Feeder Loop Line, Koridor 3, 15 unit
h BRT Light Feeder Loop Line, Koridor 4, 15 unit
i BRT Light Feeder Loop Line, Koridor 5, 10 unit
3).
Pengembangan fasilitas lalu lintas dan angkutan jalan
1 Pengadaan dan pemasangan rambu lalu lintas
a Ruas jalan strategis kabupaten Bandung
b Ruas jalan BRT loop line kabupaten Bandung
c Ruas jalan BRT light feeder loop line kabupaten Bandung
2 Pengadaan dan pemasangan marka jalan
a Ruas jalan strategis kabupaten Bandung
b Ruas jalan BRT loop line kabupaten Bandung
c
Ruas jalan BRT light feeder loop line kabupaten Bandung
4).
Pengembangan terminal angkutan barang
1 Cicalengka (multimoda dengan KA)
2 Pangalengan (agro-perkebunan)
3 W-O (Weakness-Opportunity)
Mengoptimalkan sarana dan prasarana trans portasi di Kabupaten Bandung untuk memanfaatkan rencana pembangunan jalan tol Soroja dan akses tol Gedebage
1). Pemeliharaan ruas jalan strategis di Kab. Bandung
1 Ruas jalan strategis kabupaten Bandung
2 Ruas jalan BRT loop line kabupaten Bandung
3 Ruas jalan BRT light feeder loop line kabupaten Bandung
4 Ruas jalan kabupaten lainnya
2).
Pemeliharaan fasilitas lalu lintas dan angkutan jalan
1 Ruas jalan strategis kabupaten Bandung
2 Ruas jalan BRT loop line kabupaten Bandung
3 Ruas jalan BRT light feeder loop line kabupaten Bandung
4 Ruas jalan kabupaten lainnya
4
W-T (Weakness-Threat)
Mengoptimalkan sarana dan prasarana trans portasi di Kabupaten Bandung untuk
1). Pengendalian parkir "on street"
1 Ruas jalan strategis kabupaten Bandung
2 Ruas jalan BRT loop line kabupaten Bandung
3 Ruas jalan BRT light feeder loop line kabupaten Bandung
4 Ruas jalan kabupaten lainnya
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung II-34
NO STRATEGI PROGRAM KEGIATAN TAHUN TAHUN
2015 2016 2017 2018 2019 2020-2024
2025-2029
meminimalmalkan distorsi koordinasi penataan ruang di Kabupaten Bandung
2). Pengawasan dan pengendalian operasional LLAJ
1 Ruas jalan strategis kabupaten Bandung
2 Ruas jalan BRT loop line kabupaten Bandung
3 Ruas jalan BRT light feeder loop line kabupaten Bandung
4 Ruas jalan kabupaten lainnya
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung II-35
h. Rekomendasi Awal Perencanaan Sistem Transportasi Darat.
1) Pembangunan jalan perkotaan untuk meningkatkan aksesibilitas, terutama
pengembangan jalan yang menghubungkan langsung wilayah barat ke timur.
2) Peningkatan kapasitas ruas Jalan Kopo.
3) Mengembangkan sistem angkutan massal yang mencakup daerah demand
perjalanan.
4) Penataan jaringan trayek angkutan umum, bukan hanya jaringan trayek lokal
dalam wilayah Kabupaten Bandung tetapi termasuk dan terutama jaringan
trayek AKDP yang melayani wilayah Kabupaten Bandung.
5) Peningkatan ruas jalan Majalaya – Gedebage di mana terdapat potensi industri.
6) Rencana pembangunan prasarana jalan sebagai respon perencanaan
pembangunan terhadap pertumbuhan penduduk dan kendaraan bermotor
perlu ditindaklanjuti dengan penetapan target pembangunan secara
kuantitatif.
7) Penetapan koridor angkutan massal berbasis jalan di Kabupaten Bandung
diperlukan agar dapat mendorong Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk segera
membina AKDP yang memasuki wilayah Kabupaten Bandung menjadi angkutan
massal.
8) Pengembangan terminal penumpang umum (tipe A, B maupun C) yang
representative serta pengembangan terminal barang perlu digarisbawahi
sebagai salah satu program penataan ruang transportasi di Kabupaten
Bandung.
9) Pengembangan Terminal Terpadu Alamendah perlu ditetapkan sebagai salah
satu rencana penggunaan ruang transportasi untuk mitigasi daerah rawan
kecelakaan, rawan kemacetan, serta pengembangan agrowisata.
10) Aplikasi transit oriented development melalui penetapan kriteria jenis tata guna
lahan, jenis permukiman, serta jaringan jalan dan jaringan fasilitas pejalan kaki
pada radius layanan optimal angkutan umum harus ditetapkan sebagai salah
satu program penataan ruang transportasi di Kabupaten Bandung.
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung II-36
i. Rekomendasi Awal Rekayasa Lalu Lintas
1) Manajemen lalu lintas dan angkutan jalan di sepanjang ruas Jalan Kopo –
Soreang.
2) Peningkatan kecepatan jalan arteri untuk meningkatkan LoS.
3) Pengadaan dan pemasangan perlengkapan jalan pada ruas-ruas jalan yang
perlu mendapat perhatian khusus terkait faktor keselamatan.
4) Perlunya peningkatan jenis pengendalian simpang menjadi APILL (alat
pengendali isyarat lalu lintas, atau traffic light) untuk Simpang Siliwangi,
Palasari dan Andir.
5) Penertiban pedagang kaki lima di sekitar simpang alun-alun.
6) Penertiban gerakan membelok dan hambatan samping di Simpang Bundaran
Tugu Soreang.
j. Rekomendasi Awal Angkutan Umum.
1) Penataan jaringan trayek angkutan umum, bukan hanya jaringan trayek lokal
dalam wilayah Kabupaten Bandung tetapi termasuk dan terutama jaringan
trayek AKDP yang melayani wilayah Kabupaten Bandung.
2) Peningkatan manajemen operasional angkutan umum.
3) Perbaikan terminal dan halte.
4) Perencanaan angkutan massal yang menghubungkan Soreang – Banjaran –
Majalaya, serta angkutan massal pada jaringan trayek AKDP yang melayani
keempat koridor utama di wilayah Kabupaten Bandung.
5) Pengembangan pelayanan angkutan taksi dan wisata.
k. Keselamatan
1) Manajemen lalu lintas untuk menekan jumlah korban kecelakaan yang
dikarenakan faktor perilaku manusia.
2) Pengadaan dan pemasangan perlengkapan jalan pada ruas-ruas jalan yang
perlu mendapat perhatian khusus terkait faktor keselamatan.
l. Multimoda
1) Menyediakan angkutan pemadu moda di simpul transportasi, khususnya
stasiun.
2) Perencanaan jaringan trayek yang dapat melayani stasiun.
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung II-37
3) Menyediakan fasilitas integrasi moda baik secara fisik, jadwal, informasi serta
tiket yang terpadu.
4) Penetapan jaringan lintas angkutan barang sesuai dengan kelas jalan.
5) Perencanaan terminal terpadu untuk meningkatkan kemudahan integrasi
moda.
6) Menetapkan rute lalu lintas untuk angkutan barang yang memasuki Kabupaten
Bandung atau membangun suatu kawasan perindustrian sehingga tidak
merusak jalan yang tidak seharusnya dilalui angkutan barang.
D. REVIEW TERHADAP RKPD
Dari total usulan pagu RANWAL RENJA Rp. 266.177.250.050,- terverifikasi oleh
BAPPEDA melalui RKPD Online pasca Musrenbang Kabupaten sebesar
Rp. 13.194.250.000,- dengan rincian sebagai berikut:
No. Jenis Belanja RANWAL RKPD Selisih
1. Belanja Rutin 5.494.250.050 3.437.010.240 (2.057.239.810)
2. Belanja Sektor Top Down (Urusan Perhubungan dan Sebagian Urusan Kominfo)
260.683.000.000 8.048.400.000 (252.634.600.000)
3. Belanja Sektor Bottom Up (pagu kewilayahan)
0 1.951.600.000 (1.951.600.000)
J u m l a h 266.177.250.050 13.437.010.240 (252.740.240.050)
E. PENELAAHAN USULAN PROGRAM DAN KEGIATAN MASYARAKAT
Usulan program / kegiatan yang diuraikan pada Sub Bab ini adalah usulan yang
berasal dari masyarakat melalui Musrenbang Kecamatan dan Forum SKPD DISHUB
Kab. Bandung Tahun 2015, dan sudah disepakati untuk diakomodir dalam RENJA
DISHUB Tahun 2016. Seluruh usulan dialokasikan untuk Kegiatan Pengadaan dan
Pemasangan Perlengkapan Jalan pada Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu
Lintas. Rekapitulasi kegiatan dimaksud adalah sebagaimana tertuang dalam
Tabel II-4.
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung II-38
Tabel II-4
Usulan Program dan Kegiatan dari Para Pemangku Kepentingan Tahun 2015
Sasaran Kegiatan Lokasi Volume Pagu (Rp.) (1) (2) (3) (4)
Pengadaan dan pemasangan rambu lalu lintas, tanda dilarang berhenti, warning light
Simpang Jalan Baru Panyadap, Desa Panyadap, Kec. Solokan Jeruk
4 warning light 4 zebra cross 4 rambu hati-hati 4 rambu peringatan perempatan
125.000.000
Pengadaan dan pemasangan rambu-rambu lalu lintas
RW 05, RW 07, RW 08, RW 10, RW 11 Desa Solokan Jeruk, Kec. Solokan Jeruk
5 unit 50.000.000
Pengadaan dan pemasangan cermin tikungan
Desa Cibodas, Kec. Pasirjambu
2 unit 10.000.000
Pemasangan zebra cross di sekitar sekolah dan pemukiman
02/05 Desa Pasirjambu, Kec. Pasirjambu
2 unit 16.000.000
Pengadaan dan pemasangan rambu-rambu Lalu lintas
01,03 Desa Mekarsari, Kec. Pasirjambu
2 RPPJ, 18 Rambu 48.600.000
Pengadaan dan pemasangan pelican crossing di pesantren Persis No 3 dan Zebra Cross di SDN Pameungpeuk II
Desa Langonsari, Kec. Pameungpeuk
1 pelican crossing, 2 zebra cross
150.000.000
Pengadaan dan pemasangan warning light
Pertigaan Asem, Desa Sukasari, Kec. Pameungpeuk
1 unit 25.000.000
Pengadaan dan pemasangan warning light
03, Desa Bojongmanggu, Kec. Pameungpeuk
1 unit 25.000.000
Pengadaan dan pemasangan fasilitas penyeberangan untuk anak sekolah dan masyarakat
Andir, Desa Ciaro, Kec. Nagreg
1 set (warning light, rumble strips, zebra cross)
100.000.000
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung II-39
Sasaran Kegiatan Lokasi Volume Pagu (Rp.) (1) (2) (3) (4)
Pengadaan dan pemasangan warning light
Simpang Sekolah An-Ni’mah Desa Sukamenak, Kec. Margahayu
1 unit 90.000.000
Pengadaan dan pemasangan fasilitas penyeberangan depan SDN Nanjung 1
01/13, Desa Nanjung, Kec. Margaasih
2 warning light 1 set zebra cross dan rumble strips 1 cermin tikungan 4 rambu
70.000.000
Pengadaan dan pemasangan RPPJ di Jalan Mahmud Rahayu
Desa Mekar Rahayu, Kec. Margaasih
5 RPPJ 50.000.000
Pemasangan Zebra Cross (SDN Jalan Tengah dan SDN Alun-alun)
Desa Majalaya, Kec. Majalaya
2 set 42.000.000
Pemasangan Zebra Cross (SDN Majalaya 2)
Desa Majakerta, Kec. Majalaya
1 set 21.000.000
Pemasangan Zebra Cross depan sekolah
Desa Gajahmekar, Kec. Kutawaringin
6 Titik 45.000.000
Manajemen Simpang di Pertigaan Jalan Gajahmekar
RW 06, RW 07 Desa Gajahmekar, Kec. Kutawaringin
4 warning light 5 rambu overhead 8 rambu kecil 3 set zebra cross
150.000.000
Pengadaan dan pemasangan warning light
RW 06, RW 13, RW 16 Desa Jelegong, Kec. Kutawaringin
3 unit 75.000.000
Pemasangan Zebra Cross Desa Kopo, Kec. Kutawaringin
4 unit 40.000.000
Pengadaan dan pemasangan rambu lalu lintas
Desa Tarumajaya, Kec. Kertasari
58 rambu 50.000.000
Pengadaan dan pemasangan cermin tikungan
Desa Cilampeni, Kec. Katapang
2 buah 12.000.000
Pengadaan dan pemasangan RPPJ
RW 07 Desa Pangauban, Kec. Katapang
2 unit 30.000.000
Pengadaan dan pemasangan cermin tikungan
RW 06 Desa Pangauban, Kec. Katapang
1 unit 6.000.000
Pengadaan dan pemasangan warning light
RW 07 Desa Pangauban, Kec. Katapang
1 unit 20.000.000
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung II-40
Sasaran Kegiatan Lokasi Volume Pagu (Rp.) (1) (2) (3) (4)
Pemasangan pita penggaduh
RW 07 Desa Pangauban, Kec. Katapang
1 set rumble strips
8.000.000
Pemasangan Zebra Cross 13 Desa Cilampeni, Kec. Katapang
1 paket 15.000.000
Pengadaan dan pemasangan RPPJ
21 dan 18 Desa Cilampeni, Kec. Katapang
3 buah 45.000.000
Pengadaan dan pemasangan cermin tikungan
RW 06, RW 11, Desa Cikadut, Kec. Cimenyan
2 buah 10.000.000
Pengadaan dan pemasangan guardrail
RW 11, RW 12, Desa Cikadut, Kec. Cimenyan
6 beam 100.000.000
Pengadaan dan pemasangan rambu-rambu lalu lintas, marka jalan,pagar pengaman jalan, cermin tikungan, di lokasi-lokasi strategis dan rawan kecelakaan di Desa Ciburial
Desa Ciburial, Kec. Cimenyan
1 paket 20.000.000
Pengadaan dan pemasangan perlengkapan jalan (rambu lalu lintas, cermin tikungan, marka jalan)
Desa Cimenyan, Kec. Cimenyan
1 paket 13.000.000
Pengadaan dan pemasangan pagar pengaman jalan (guardrail)
RW 04, Desa Mekarmanik, Kec. Cimenyan
5 beam 72.000.000
Pengadaan dan pemasangan cermin tikungan
Desa Mekarmanik, Kec. Cimenyan
2 unit 10.000.000
Pengadaan dan pemasangan RPPJ
Desa Cimenyan, Kec. Cimenyan
1 Unit 15.000.000
Pengadaan dan pemasangan rambu-rambu lalu lintas
Desa Cikalong, Kec. Cimaung
1 paket 10.000.000
Pengadaan dan pemasangan cermin tikungan
Desa Cikalong, Kec. Cimaung
5 unit 25.000.000
Pengadaan dan pemasangan cermin tikungan
Desa Melatiwangi, Kec. Cilengkrang
3 unit 12.000.000
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung II-41
Sasaran Kegiatan Lokasi Volume Pagu (Rp.) (1) (2) (3) (4)
Pemasangan marka jalan Desa Melatiwangi, Kec. Cilengkrang
940 meter’ 33.000.000
Pengadaan dan pemasangan guardrail
Desa Melatiwangi, Kec. Cilengkrang
10 beam 60.000.000
Pengadaan dan pemasangan warning light
Desa Nagrog (Kp. Warung Lahang, jalan nasional), Kec. Cicalengka
1 unit 25.000.000
Pengadaan dan pemasangan rambu-rambu lalu lintas
01 Desa Ciluncat, Kec. Cangkuang
2 titik 50.000.000
Pengadaan dan pemasangan pelican crossing
RW 01 Desa Cipagalo, Kec. Bojongsoang
1 unit 125.000.000
Pemasangan marka jalan 2,4/6, 1/8, 3/5, 3/18 Desa Ciapus, Kec. Banjaran
85 m’ 3.000.000
Pengadaan dan pemasangan rambu lalu lintas
3 SD di Desa Mekarjaya, Kec. Arjasari
3 RPPJ, 2 rambu 50.000.000
Jumlah Total: 1.951.600.000
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung III-1
BAB III
TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN
A. TELAAHAN TERHADAP KEBIJAKAN NASIONAL
Terkait penetapan tujuan, sasaran, program dan kegiatan untuk DISHUB Kab.
Bandung, terdapat beberapa isu terkait kebijakan nasional atas hal dimaksud. Di
antaranya:
1. Perencanaan dan Laporan Kinerja
Menindaklanjuti prosedur pengukuran kinerja yang harus dituangkan dalam Laporan
Kinerja sebagaimana diatur dengan ‘Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah’ seharusnya pengukuran kinerja merupakan hubungan garis lurus mulai
dari sasaran, indikator, program, kegiatan sampai dengan anggaran (sebagai Gambar
III-1).
Gambar III-1: Hubungan Garis Lurus antara Kegiatan, Program dan Indikator Sasaran
INDIKATOR SASARAN
PROGRAM KEGIATAN
Namun mengingat:
a. Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Permendagri 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, serta Perbup
Bandung No. 5 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas
Daerah Kabupaten Bandung;
Terdapat kendala dalam penyelarasan nomenklatur program dan kegiatan dalam
Permendagri dimaksud dengan tugas fungsi setiap seksi/sub bagian, sehingga
sampai dengan Tahun 2014 masih terdapat beberapa kegiatan yang memfasilitasi
lebih dari satu seksi/sub bagian, sementara sistem keuangan (SIMDA) hanya
mengakomodir satu pejabat pelaksana teknis kegiatan (PPTK). Hal ini berdampak
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung III-2
pada perencanaan kegiatan di tahun berikutnya, yang mana diupayakan setiap
seksi/sub bagian memiliki kegiatan terpisah satu sama lain, namun terdapat
keterbatasan nomenklatur kegiatan dalam Permendagri No. 13 tahun 2006.
Terlebih lagi, secara nomenklatur masih terdapat program dengan orientasi output
(output seharusnya merupakan orientasi untuk kegiatan) seperti Program
Rehabilitasi Dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ.
Bertolak belakang dengan orientasi pengukuran kinerja pada Gambar III-1, hal
tersebut pada paragraph di atas menimbulkan kendala bahwasanya untuk
mencapai suatu indikator bisa jadi harus didukung oleh satu atau lebih daripada
kegiatan dan/atau program; dan satu kegiatan bisa jadi memiliki beberapa output
yang merupakan cara untuk mencapai lebih dari satu indikator kinerja; maka
pengukuran kinerja tidak berupa hubungan garis lurus mulai dari sasaran, indikator,
program, kegiatan sampai dengan anggaran; akan tetapi lebih kepada berupa
himpunan irisan.
Gambar III-2: Ilustrasi Himpunan Irisan antara Kegiatan, Program dan Indikator Sasaran
INDIKATOR X PROGRAM 1 KEGIATAN 1.A SUB KEGIATAN / ANGGARAN
Sub Kegiatan 1.A.i
Sub Kegiatan 1.A.ii
KEGIATAN 1.B
INDIKATOR XX PROGRAM 2 KEGIATAN A
KEGIATAN B
INDIKATOR XXX PROGRAM 3
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung III-3
b. Standar Pelayanan Minimal (SPM) sebagaimana diatur dalam Permendagri
Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Peyusunan dan Penetapan Standar
Pelayanan Minimal; Permen Perhubungan Nomor PM. 81 Tahun 2011 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Perhubuugan Daerah Provinsi dan Daerah
Kabupaten/Kota; Permen Perhubungan Nomor PM. 2 Tahun 2013 tentang
Petunjuk Teknis Penerapan dan Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang
Perhubungan Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota;
Bahwa indikator SPM dalam aturan tersebut di atas memiliki batas waktu
pencapaian di Tahun 2014, namun target dalam RENJA Tahun 2015 pun belum
seluruhnya memenuhi target SPM dimaksud. Hal tersebut dikarenakan adanya
kekurangselarasan interpretasi dasar atas standar pelayanan maupun metode
penghitungannya. Indikator SPM yang ditetapkan masih cenderung berada pada
tataran output (jumlah terminal, jumlah angkutan, jumlah perlengkapan jalan,
jumlah unit pengujian kendaraan bermotor), yang seyogyanya dipertimbangkan
lebih baik jika indikator SPM berada pada tataran outcome, karena memang sejak
periode penetapan Perubahan RPJMD dan RENSTRA SKPD 2010 – 2015 yang
dilaksanakan di Tahun 2014, indikator SPM didorong untuk dapat diakomodir
sebagai indikator outcome. Outcome yang tepat untuk urusan perhubungan adalah
sebagaimana dipersyaratkan sebagai data pokok perencanaan dalam Permendagri
No. 54 Tahun 2010.
c. Permendagri No. 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan PP nomor 8 Tahun 2008
tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah;
Pada salah satu lampiran Permendagri dimaksud, diatur tentang data pokok
perencanaan sebagaimana diulas pada poin 2 di atas. Namun pun demikian,
terhadap data pokok perencanaan dalam Permendagri pun perlu dilakukan
beberapa penyesuaian dengan literatur terkini dalam perencanaan perkotaan dan
transportasi agar data tersebut dapat lebih ‘berbunyi’ dan bermanfaat untuk
kepentingan perencanaan pembangunan daerah.
Data yang kami pertimbangkan lebih ‘berbunyi’ adalah rasio daya angkut public
transport terhadap jumlah perjalanan, rasio daya angkut public transport terhadap
jumlah penumpang angkutan umum, rasio pengguna angkutan penumpang umum
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung III-4
terhadap jumlah perjalanan, rasio jumlah kendaraan bermotor yang laik jalan
terhadap total jumlah kendaraan bermotor, tingkat efektifitas simpul transportasi
yang terbangun (kualitas layanan, bukan hanya kuantitas), ketersediaan angkutan
barang, serta tingkat pelayanan jalan (fungsi dari 2 variabel, kecepatan dan rasio
volume lalu lintas terhadap kapasitas jalan).
Ke-7 jenis data tersebut kami usulkan untuk dapat diakomodir sebagai indikator
kinerja utama urusan perhubungan/transportasi.
d. Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2008 tentang Evaluasi Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah;
Bahwa di dalamnya diatur indikator kinerja kunci (IKK) penyelenggaraan urusan
perhubungan yaitu rasio jumlah angkutan terhadap jumlah penumpang.
Menimbang bahwa jenis angkutan berbeda-beda jumlah kursinya (beda kapasitas),
sehingga dipertimbangkan data yang lebih tepat adalah rasio daya angkut public
transport terhadap jumlah penumpang angkutan umum (orientasi pada seat,
bukan kendaraan) sebagaimana usulan jenis data pokok perencanaan tersebut
pada poin 3.
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung III-5
B. TUJUAN DAN SASARAN RENJA DISHUB KAB. BANDUNG TAHUN 2016
Visi DISHUB Kab. Bandung adalah “Terwujudnya Pelayanan Perhubungan yang
Handal, Berdaya Saing dan Berwawasan Lingkungan”. Perumusan dan penjelasan
terhadap visi dimaksud, menghasilkan pokok-pokok visi yang diterjemahkan
pengertiannya sebagaimana Tabel III-1.
Tabel III-1: Perumusan Penjelasan Visi DISHUB Kab. Bandung
Visi Pokok-pokok Visi Penjelasan Visi
Terwujudnya Pelayanan Perhubungan yang Handal, Berdaya Saing dan Berwawasan Lingkungan
Pelayanan Perhubungan Sebagaimana Peraturan Bupati Bandung Nomor 5 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Daerah, bahwa pelayanan perhubungan meliputi bidang transportasi darat dan sebagian bidang komunikasi dan informatika
Handal Penyelenggaraan perhubungan yang aman (security), selamat (safety), nyaman (comfortable), tepat waktu (punctuality), terpelihara, mencukupi kebutuhan, menjangkau seluruh wilayah Kabupaten Bandung (accessibility)
Berdaya Saing Penyelenggaraan perhubungan yang efisien, dengan harga terjangkau (affordability) oleh semua lapisan masyarakat, dilayani oleh SDM yang profesional, mandiri dan produktif
Berwawasan Lingkungan Penyelenggaraan perhubungan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, yang didasari oleh kesadaran akan fungsi strategis sustainable transport system untuk keseimbangan alam dan kelestarian lingkungan
Memperhatikan fungsi Kabupaten Bandung bagi Kota Bandung selaku Ibukota
Provinsi Jawa Barat, memperhatikan intensitas kegiatan di dalam dan di wilayah
perbatasan kota wilayah Bandung Metropolitan Area, pertumbuhan wilayah
perkotaannya, isu strataegis lokal, regional, nasional dan isu strategis global, bahwasanya
sistem transportasi sangat berperan besar sebagai tulang belakang pertumbuhan
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung III-6
ekonomi Kabupaten Bandung, yang dituntut dapat tetap mengusung kesetaraan sosial
dan kelestarian lingkungan. Dengan demikian, sistem transportasi di Kabupaten
Bandung dituntut untuk memiliki keunggulan yang dapat mendorong pertumbuhan
ekonomi, memberikan kehandalan layanan transportasi bagi penyedia jasa layanan
maupun penggunanya, serta menjaga kesejahteraan hidup penduduk Kabupaten
Bandung secara berkelanjutan dan lestari.
Isu-isu strategis bidang perhubungan dan/atau transportasi terkait masalah
kemacetan serta potensi peran angkutan penumpang umum massal sebagai salah satu
solusinya; persilangan kepentingan antara mobilitas dengan aksesibilitas, pertumbuhan
ekonomi dengan kesetaraan sosial maupun kelestarian lingkungan; pentingnya integrasi
antara perencanaan sistem transportasi dengan pengendalian tata guna lahan;
pentingnya urban design yang mendorong sistem transportasi yang ramah lingkungan;
menggarisbawahi bahwasanya tugas pokok dan fungsi Dinas Perhubungan Kabupaten
Bandung adalah peningkatan aksesibilitas transportasi melalui penyediaan layanan
angkutan umum yang handal, pengembangan manajamen rekayasa lalu lintas dan
angkutan, mendorong penggunaan moda transportasi ramah lingkungan, serta menjamin
keselamatan, keamanan dan kenyamanan sistem transportasi di Kabupaten Bandung.
Adapun rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan Visi DISHUB Kab. Bandung, dalam RENSTRA Perubahan Tahun 2011 – 2015
adalah sebagaimana tertuang di dalam 5 (lima) Misi DISHUB Kab. Bandung.
Misi Pertama: “Mengembangkan sistem perhubungan yang handal”.
Misi Kedua: “Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana prasarana layanan
perhubungan”.
Misi Ketiga: “Memantapkan kehandalan operasional layanan jasa perhubungan”.
Misi Keempat: “Mengoptimalkan peran serta stakeholders dalam pengembangan sistem
perhubungan”.
Misi Kelima: “Memantapkan fungsi pendapatan asli daerah sebagai alat pengendalian
sistem perhubungan”.
Adapun rumusan misi untuk periode RENSTRA 2016 – 2020 secara formal belum
ditetapkan saat dokumen ini disusun. Namun pun demikian draft RENSTRA dimaksud
sudah disusun, setelah melalui tahap focus group discussion dari stakeholders di
lingkungan eksekutif Kabupaten Bandung. Penyesuaian draft akan dilakukan setelah
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung III-7
Bupati baru terpilih untuk periode 2016 – 2020 di akhir Tahun 2015. Walau demikian,
kelima misi di atas dipertimbangkan masih memiliki keseuaian.
Dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan
analisis stratejik, tujuan instansi ditetapkan sebagai sesuatu yang akan dicapai atau
dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun. Adapun sasaran
instansi merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata atau kuantitatif dalam rumusan
yang lebih spesifik dan terukur dibanding tujuan. Adapun tujuan dan sasaran yang
dituangkan dalam Tabel III-2 juga masih berupa draft, melanjutkan poin-poin yang sudah
tercantum dalam RENSTRA periode 2011 – 2015.
Sebagaimana yang dipaparkan dalam BAB I, bahwa dokumen perencanaan untuk
Tahun 2016 mempedomani RPJMN Tahun 2014 – 2019, RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun
2013 – 2018, dan RPJPD Kabupaten Bandung periode ketiga Tahun 2016 – 2020. Dalam
RPJPD Kabupaten Bandung periode ketiga Tahun 2016 – 2020, hal terkait transportasi atau
perhubungan hanya meliputi hal-hal berikut:
1. Permasalahan rendahnya rasio jalan yang terbangun terhadap jumlah kendaraan,
rendahnya jumlah penerangan jalan umum, rendahnya jumlah rambu lalu lintas
terpasang.
2. Data yang dituangkan hanya meliputi rasio izin trayek terhadap jumlah penduduk
(kend/penduduk), jumlah kendaraan yang melaksanakan wajib uji, dan jumlah rambu
terpasang di Kabupaten Bandung.
3. Tahapan kebijakan pembangunan jangka panjang periode ketiga Tahun 2016 – 2020
meliputi peningkatan pelayanan infrastruktur transportasi yang ada untuk mendukung
tumbuhnya pusat-pusat pertumbuhan.
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung III-8
Tabel III-2: Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan DISHUB Kab. Bandung Tahun 2016 – 2020 (Draft RENSTRA 2016 – 2020)
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Target Kinerja Sasaran pada Tahun
2016 2017 2018 2019 2020
Mengembangkan sistem lalu lintas dan angkutan jalan yang handal, berdaya saing dan berwawasan lingkungan
Perencanaan Jaringan Pelayanan Angkutan Jalan
Rasio daya angkut angkutan umum yang tersedia terhadap jumlah perjalanan
2,7% 2,8% 2,9% 3,2% 3,5%
Tersedianya angkutan umum yang melayani wilayah yang telah tersedia jaringan jalan untuk jaringan jalan kabupaten
38,89% 39,05% 39,21% 39,37% 50,00%
Rasio jumlah penumpang angkutan umum terhadap jumlah perjalanan 3,05% 3,1% 3,15% 3,3% 3,5%
Rasio jumlah angkutan terhadap penumpang 1:60 1 : 65 1: 70 1 : 75 1:81
Pembangunan Jaringan Prasarana Angkutan Jalan
Tersedianya halte di lokasi yang telah dilayani angkutan umum dalam trayek
1,83% 2,57% 3,3% 4,03% 5,13%
Tersedianya terminal angkutan penumpang di wilayah yang telah dilayani angkutan umum dalam trayek
66,67% 66,67% 66,67% 66,67% 66,67%
Manajemen Rekayasa Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Tersedianya fasilitas perlengkapan jalan (rata-rata rambu, marka, dan guardrill) pada jalan Kabupaten
8,72% 9,73% 10,74 11,75% 12,76%
LoS – level of service (angka kuantitatif A=6, B=5, C=4, D=3, E=2, F=1) D (3,5) D (3,6) D (3,7) D (3,8) C (4)
Penyediaan Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor
Tersedianya unit pengujian kendaraan bermotor per populasi kendaraan wajib uji 4000 (empat ribu)
75,00% 83,33% 83,33% 100% 100%
Pengendalian Keselamatan Angkutan Jalan
Terpenuhinya standar keselamatan bagi angkutan umum yang melayani trayek di dalam Kabupaten/Kota (persentase kendaraan wajib uji yang melaksanakan pengujian kendaraan bermotor)
100% 100% 100% 100% 100%
Mengembangkan pembinaan sistem angkutan sungai & danau
Pengendalian Keselamatan Angkutan Sungai dan Danau
Terpenuhinya standar keselamatan bagi kapal sungai dan danau yang beroperasi di Kabupaten Bandung
10% 12% 15% 17% 20%
Mengendalikan sistem komunikasi dan informatika
Pengendalian Komunikasi dan Informasi
Terpenuhinya tahapan pengendalian komunikasi dan informasi 80% 85% 90% 95% 100%
Memantapkan kehandalan operasional layanan jasa perhubungan
Akuntabilitas kinerja dan keuangan
Persentase akuntabilitas kinerja dan keuangan 95% 100% 100% 100% 100%
Pengendalian sistem LLAJ melalui pengelolaan PAD
Capaian target PAD Bidang Perhubungan 97% 98% 99% 100% 100%
Pemberian layanan publik bidang perhubungan kepada masyarakat
Tersedianya SDM berkompetensi bidang perhubungan (rata-rata untuk kompetensi manajemen rekayasa lalu lintas dan angkutan, terminal, pengujian kendaraan bermotor, serta pengawas kelaikan kendaraan)
63,6% 67% 70,5% 74% 74,12%
Terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan pelayanan publik bidang perhubungan
85% 85% 90% 95% 100%
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung III-9
C. PROGRAM DAN KEGIATAN
Rumusan program dan kegiatan yang tertuang dalam RENJA ini, yang direncanakan
untuk dilaksanakan di Tahun 2016 mempertimbangkan beberapa faktor terkait dengan:
1. Visi dan Misi Bupati Bandung.
2. Tahapan kebijakan pembangunan jangka panjang periode ketiga Tahun 2016 – 2020
dalam RPJPD Kabupaten Bandung s.d. Tahun 2006 s.d. 2030.
3. Alokasi anggaran, program dan kegiatan sebagaimana ditetapkan dalam RKPD Kab.
Bandung Tahun 2016 (verifikasi Rancangan Awal RENJA oleh BAPPEDA).
4. RENSTRA Perubahan DISHUB Kab. Bandung Tahun 2011 -2015 dan Draft RENSTRA
DISHUB Kab. Bandung 2016 – 2020 hasil FGD.
5. Capaian SPM Bidang Perhubungan serta indikator outcome program kegiatan s.d.
Tahun 2015.
6. Hasil Forum SKPD dan Musrenbang Kecamatan.
7. Kebijakan nasional, regional dan internasional terkait pengembangan sustainable
transport system dan transit oriented development dalam rangka pembangunan
berkelanjutan.
Adapun rekapitulasi jumlah program dan kegiatan dalam RENJA DISHUB Kab.
Bandung Tahun 2016 sebagaimana hasil verifikasi BAPPEDA Kab. Bandung melalui RKPD
online dan ditetapkan dalam RKPD Kab. Bandung Tahun 2016, adalah sebagai berikut:
1. 5 Program dan 20 Kegiatan dalam Belanja SKPD;
2. 7 Program dan 18 Kegiatan dalam Belanja Program;
3. Total 12 Program dan 38 Kegiatan.
Rincian lengkap mengenai rumusan rencana program dan kegiatan Tahun 2016,
pagu serta prakiraan majunya di Tahun 2017 adalah sebagaimana Tabel III-3.
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung III-10
D. PENJELASAN TENTANG KETIDAKSESUAIAN PROGRAM DAN KEGIATAN DENGAN
DOKUMEN PERENCANAAN LAINNYA
Memperhatikan rumusan rencana program dan kegiatan Tahun 2016 pada
Tabel III-3, serta dokumen perencanaan lainnya yang dipaparkan di BAB II maupun III, Sub
Bab ini mengulas sekilas penjalesan tentang ketidaksesuaian program dan kegiatan
dengan dokumen perencanaan lainnya.
1. RENJA 2016 dengan Verifikasi RKPD online.
Secara umum, RENJA 2016 DISHUB Kab. Bandung mengakomodir semua verifikasi
RANWAL melalui RKPD online. Namun seikit penyesuaian dilaksanakan pada beberapa
kegiatan atas pagu maupun output kegiatannya, dengan mempertimbangkan usulan
pada RANWAL, capaian kinerja s.d. 2014 serta kegiatan yang sedang berjalan di Tahun
2015. Keterangan penyesuaian dimaksud adalah sebagaimana tercantum dalam Tabel
III-3 kolom 8 (catatan penting RENJA).
2. RTRW dengan RKPD.
a. RTRW menginventarisir masalah penurunan kualitas udara ambien yang
diakibatkan oleh kegiatan transportasi dan industri (terburuk di di Ruas Jalan Kopo
– Sayati dan Terminal Cileunyi).
Hal tersebut menggarisbawahi kebutuhan pembangunan Terminal di Cileunyi dan
pengendalian lalu lintas dan angkutan jalan di sepanjang ruas Jalan Kopo – Sayati.
Terkait Terminal Cileunyi, eksisting merupakan Terminal Type B dan diusung untuk
dikembangkan menjadi Terminal Type A, walaupun memang sampai dengan Tahun
2015 belum disetujui oleh Kementrian Perhubungan terkait Type A (seiring dengan
rencana Type A di kawasan Gedebage Kota Bandung).
Terlepas dari hal itu, bahwa di dalam Terminal Cileunyi pun terdapat pergerakan
angkutan lokal yang minimal dapat difasilitasi oleh Terminal Type C (kewenangan
Pemkab Bandung). Namun disayangkan, bahwa terminal di Cileunyi masih
beroperasi di atas tanah milik desa, dan di akhir Tahun 2014 desa sudah meminta
untuk mengosongkan lahan dimaksud karena akan dialihfungsikan menjadi pusat
pertokoan. Dan disayangkan pula bahwa dalam setiap rapat pembahasannya tidak
pernah sampai pada keputusan pengadaan lahan dan pembangunan Terminal,
untuk dibahas kemudian dalam perencanaan dan penganggaran pembangunan.
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung III-11
Di luar hal tersebut, jikalau Pemkab mampu mengalokasikan anggaran untuk
pembelian tanah dimaksud, Terminal dan Pusat Pertokoan merupakan kombinasi
penggunaan ruang yang tepat untuk dikembangkan. Hal ini juga digarisbawahi
dalam arah kebijakan mikro pengembangan wilayah Kabupaten Bandung dalam
RTRW, bahwa salah satu strategi pengembangan transportasi adalah
pengembangan sistem terminal terpadu dengan fasilitas perdagangan.
Sampai dengan RKPD 2016, pengembangan sistem terminal terpadu dengan
fasilitas perdagangan belum terakomodir dalam satu kegiatan terintegrasi ‘dengan
anggaran besar’, tetapi masih di-split di beberapa SKPD sesuai tugas fungsinya
sehingga tidak menghasilkan outcome yang tepat sasaran. Jika saja bisa terwujud,
terminal terpadu dengan pusat kegiatan ekonomi dapat menjadi pusat
pertumbuhan baru untuk mengurangi pergerakan ke arah pusat Kota Bandung.
b. Arah kebijakan mikro pengembangan wilayah Kabupaten Bandung memang masih
fokus dalam hal pembangunan jaringan jalan, dikarenakan kapasitas jalan yang
belum memadai. Indikator tingkat pelayanan jalan merupakan indikator bidang
perhubungan, namun pemegang kepentingan di dalamnya multi stakeholders
sebagimana diterangkan dalam Tabel III-3 (kolom 8 catatan penting RENJA untuk
Program 19), sehingga ini merupakan indikator kinerja bersama.
c. Arah kebijakan mikro merekam kebutuhan pembangunan terminal yang
representatif. Namun memang, biaya yang dibutuhkan untuk membangun terminal
yang representatif adalah senilai dengan total anggaran belanja langsung DISHUB
untuk 1 tahun, bahkan lebih.
d. Kebijakan pengembangan sistem angkutan umum massal (berbasis jalan ataupun
rel), menimbang karakteristik ruang dan pergerakan Kabupaten Bandung, maka
kebijakan ini tidak dapat diusung sendiri ataupun dipimpin oleh Pemkab Bandung
(dalam hal ini DISHUB), tetapi harus dipimpin oleh Pemerintah Pusat atau Provinsi
melalui kerjasama antar tingkat pemerintahan maupun dengan BUMN atau
investor.
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung III-12
3. RTRW Kab. Bandung dengan Forum OPD/Musrenbang Provinsi.
a. Permasalahan transportasi dilatarbelakangi oleh permasalahan tata ruang dan
perkembangan kegiatan di dalamnya, sehingga memicu kemacetan di wilyah
perbatasan Kab. Bandung dengan Kota Bandung (perkembangan commuter).
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik pergerakan di wilayah Kabupaten Bandung
didominasi pergerakan regional (internal – eksternal, dan sebaliknya), sehingga
ruang yang bermasalah hampir seluruhnya terjadi di koridor jalan provinsi yang
juga dilayani oleh AKDP. Sistem angkutan massal yang didukung dengan prasarana
jalan yang memadai yang menghubungkan antara Kabupaten Bandung dengan
Kota Bandung pun belum tersedia (AKDP kewenangan Provinsi), moda yang
digunakan masih didominasi oleh mobil penumpang yang berkapasitas kecil yang
memberi dampak pada kinerja layanan angkutan maupun kinerja pelayanan jalan,
sehingga angkutan umum tidak menjadi alternatif menarik bagi pelaku perjalanan.
Hal-hal tersebut belum terakomodir dalam Forum OPD maupun Musrenbang
Provinsi. Usulan penyelesaian permasalahan di atas dianggap sudah menjadi tugas
fungsi Dinas Perhubungan Prov. Jawa Barat dan jajaran lainnya di lingkungan Prov
Jawa Barat, sehingga tidak dapat diakomodir dalam tahap bottom up planning
melalui Forum OPD/Musrenbang Provinsi. Pemprov Jawa Barat memiliki ketentuan
bahwa di mana dalam kesempatan tahap perencanaan dimaksud kabupaten/kota
dibatasi untuk meminta program/kegiatan/bantuan keuangan untuk pelaksanaan
kegiatan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota di wilayahnya.
Padahal justru sebaliknya, momen Forum OPD maupun Musrenbang Provinsi
diharapkan dapat menjadi peluang penyampaian/tuntutan kepentingan
Kabupaten Bandung atas kinerja Prmprov Jawa Barat. Kinerja dimaksud adalah
sebagaimana kebijakan Provinsi Jawa Barat terkait pengembangan Metropolitan
Bandung, yang di antaranya menyatakan rencana pengendalian pertumbuhan kota
yang tidak terkendali (urban sprawl) dan pertumbuhan menerus (konurbasi) secara
ekspansif di koridor Bandung – Soreang, peningkatan aksesibilitas melalui
penataan pembangunan fisik dan peningkatan kapasitas pelayanan transportasi di
sepanjang koridor Bandung – Soreang, pengembangan sistem transportasi massal
intra urban yang sinergis dengan pusat-pusat permukiman dan pengembangan
kegiatan usaha, serta pembangunan dan peningkatan jalan penghubung Cicalengka
– Majalaya – Banjaran – Soreang – Batujajar – Padalarang.
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung III-13
Namun dari pengesahan RTRW di Tahun 2007 sampai dengan Tahun 2015,
akselerasi pelaksanaan kebijakan ini masih kalah cepat oleh akselerasi
permasalahan yang melatarbelakanginya.
4. Data Pokok Perencanaan, Capaian Kinerja dengan RKPD.
Penyusunan RKPD berikut alokasi pagu anggaran untuk setiap SKPD, diawali dengan
penyusunan data pokok perencanaan. Data pokok perencanaan sudah dibahas
bersama oleh seluruh SKPD, terkait data sebagaimana Permendagri No. 54 Tahun
2010, data yang ‘berbunyi’ ataupun data yang ‘tidak berbunyi’ dan harus disesuaikan
sehingga bermanfaat untuk dijadikan dasar pengambilan kebijakan alokasi pagu
anggaran.
Yang disayangkan adalah, data pokok perencanaan yang dibuat tidak kemudian
diterjemahkan ke dalam target yang ingin dicapai, sehingga pagu menyesuaikan.
Namun yang terjadi adalah target kinerja diukur menyesuaikan pagu yang
teralokasikan dalam RKPD.
5. Alokasi Pagu dengan Tuntutan Akselerasi Kinerja (Forum SKPD dan Musrenbang).
Forum SKPD dan Musrenbang senantiasa mengusung permasalahan transportasi,
dengan tuntutan kinerja yang ideal. Kinerja ideal senantiasa dijadikan cerminan
penilaian kinerja, padahal kinerja yang diperjanjikan sudah sesuai dengan alokasi pagu
(sebagaimana terekam dalam LAKIP 2012 s.d. 2014).
Penilaian kinerja seharusnya dilakukan atas kinerja yang diperjanjikan sebagaimana
alokasi pagu pembangunan, bukan atas kinerja ideal tanpa sumber daya kerja yang
diperkuat (SDM dan anggaran).
6. Kewenangan sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 32 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah masih ‘mengambang’ implementasinya terkait program dan
kegiatan di Provinsi Jawa Barat maupun Pemerintah Pusat. Hal ini digarisbawahi
karena inventarisasi masalah keterminalan di Kabupaten Bandung baik terkait terminal
penumpang type B maupun kebutuhan pengembangan terminal barang, bukan
merupakan kewenangan Kabupaten Bandung.
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung IV-1
BAB IV
PENUTUP
Memperhatikan paparan dari BAB I sampai dengan BAB III, berikut adalah hal-hal
yang dapat disimpulkan:
1. Dalam rangka pencapaian SPM dan IKK bidang perhubungan, program dan kegiatan di
Tahun 2016 ditargetkan untuk mencapai kinerja sebagaimana indikator dalam SPM,
IKK Bidang Perhubungan dan Indikator Kinerja dalam RKPD Kab. Bandung Tahun 2016.
2. Ketersediaan anggaran masih jauh dari kebutuhan akselerasi kinerja, sehingga kinerja
yang diperjanjikan masih jauh dari ideal. Namun pun demikian, peningkatan kinerja
tetap ditargetkan meningkat dari tahun-tahun sebelumnya, dan diproyeksikan
terealisasi dengan baik seperti capaian kinerja pada tahun-tahun sebelumnya (2012
s.d. 2014).
3. Hal-hal yang diperkirakan mampu dilaksanakan DISHUB Kab. Bandung atas dasar
kemampuan sumber daya manusia dan prasarana kerja, namun belum terakomodir
oleh pagu anggaran yang memadai, sudah diuraikan dalam Tabel III-3 sebagai bahan
pembahasan RKA dan DPA Tahun 2016 pasca penyusunan RENJA Tahun 2016.
4. Daftar usulan kegiatan hasil Musrenbang Kecamatan (sebagai wujud bottom up
planning) yang ditindaklanjuti dengan Forum SKPD DISHUB Kab. Bandung dan
Musrenbang Kabupaten, seluruhnya terakomodir dalam RENJA 2016, Program
Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas, Kegiatan Pengadaan dan Pemasangan
Perlengkapan Jalan.
5. Jumlah pagu belanja langsung DISHUB Kabupaten Bandung Tahun 2016
sebagaimana hasil verifikasi RKPD online dan ditetapkan dalam RKPD Kabupaten
Bandung adalah sebesar Rp. 13.194.250.000,-.
Untuk perbandingan, RENJA Tahun 2015 mengalokasikan anggaran
Rp. 13.298.761.000,- dan ditetapkan kemudian dengan DPA 2015 menjadi
Rp. 12.825.006.897,- ditambah dengan Bantuan Gubernur Rp. 2.850.000.000,-
sehingga total menjadi Rp. 15.675.006.897,-.
RENJA 2016 – DISHUB Kab. Bandung IV-2
6. Berdasar RKPD Kab. Bandung Tahun 2016, RENJA 2016 mengusung 12 (dua belas)
program yang terinci dalam 38 (tiga puluh delapan) kegiatan.
Demikian Akhir Rencana Kerja DISHUB Kab. Bandung Tahun 2016, ditetapkan di
Soreang pada Tanggal 19 Juni 2015.
KEPALA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANDUNG
Drs. H. TEDDY KUSDIANA, M.Si. NIP. 19631020 198503 1 007
Nama SKPD : Dinas Perhubungan
Lokasi
Target
Capaian
Kinerja
Kebutuhan
Dana/Pagu IndikatifSumber Dana
Target Capaian
Kinerja
Kebutuhan Dana/ Pagu
Indikatif
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1 Urusan Wajib
1 07 Perhubungan
1 07 15 Program Pembangunan
Prasarana dan Fasilitas
Perhubungan
Tingkat Pelayanan Jalan
(kecepatan)
25 Km/Jam 570.000.000 Tingkat pelayanan jalan (LoS) = D, arus
mendekati tidak stabil
Kecepatan perjalanan 30 km/jam > V >=
25 km/jam
0,8 < VcR =< 0,9
0,3 < DS =< 0,7
26 652.000.000
Rencana penataan parkir di
Kota Soreang
Kabupaten
Bandung
1 Dokumen
panduan
100.000.000
Pembuatan marka satuan
ruang parkir (SRP)
Kabupaten
Bandung
656 SRP 250.000.000
Rambu parkir Kabupaten
Bandung
23 Buah 25.000.000
Forum LLAJ Kabupaten
Bandung
4 pertemuan 75.000.000
Wahana Tata Nugraha
(lomba tertib lalu lintas dan
angkutan jalan), Rakornis
tingkat Provinsi dan Nasional
Kabupaten
Bandung
3 Kegiatan 120.000.000
1 07 16 Program Rehabilitasi dan
Pemeliharaan Prasarana
dan Fasilitas LLAJ
Tingkat keselamatan sarana
angkutan jalan (persentase
kendaraan wajib uji yang
melaksanakan pengujian
kendaraan bermotor)
90 % 2.130.000.000 Program ini di dalamnya termasuk
kegiatan rehabilitasi/pemeliharaan
terminal dengan indikator kinerja
persentase ketersediaan terminal di
kabupaten bandung
100 2.150.000.000
1 07 16 01 Rehabilitasi/pemeliharaan
sarana alat pengujian
kendaraan bermotor
Kalibrasi alat pengujian
kendaraan bermotor
Kabupaten
Bandung
1 Set 130.000.000 APBD
Kabupaten
150.000.000
1 07 16 04 Rehabilitasi/pemeliharaan
terminal/pelabuhan
Rehabilitasi terminal Kabupaten
Bandung
3 Terminal 2.000.000.000 APBD
Kabupaten
2.000.000.000
1 25 Komunikasi dan Informatika
1 25 15 Program Pengembangan
Komunikasi, Informasi dan
Media Massa
Tahapan pengendalian
komunikasi dan informasi
80 % 197.000.000 80 175.000.000
Penyusunan PERDA pos dan
telekomunikasi
Kabupaten
Bandung
1 Dokumen 150.000.000
Pendataan layanan
pos/ekspedisi di
desa/kelurahan
Kabupaten
Bandung
1 Data 47.000.000
1 07 Perhubungan
1 07 17 Program peningkatan
pelayanan angkutan
Rasio jumlah penumpang
angkutan umum terhadap
jumlah perjalanan
3,05 % 2.539.000.000 Jumlah penumpang angkutan umum
keseluruhan dibagi jumlah perjalanan in-
in, in-ex, ex-in (tanpa ex-ex)
3,1 2.420.000.000
Pembinaan tertib lalu lintas
dan angkutan jalan melalui
penyuluhan dalam kelas
Kabupaten
Bandung
200 Pesert 125.000.000
Pembinaan tertib lalu lintas
dan angkutan jalan melalui
pameran
Kabupaten
Bandung
1 Kegiatan 19.000.000
Pembinaan tertib lalu lintas
dan angkutan jalan melalui
media (miniatur ZOSS)
Kabupaten
Bandung
1 Unit 20.000.000
1 07 17 05 Pengendalian disiplin
pengoperasian angkutan
umum dijalan raya
Pengendalian arus lalu lintas
rutin, angkutan lebaran,
angkutan natal 2016 dan
tahun baru 2017,
pemeriksaan kendaraan
bermotor di jalan
Kabupaten
Bandung
1 Tahun 1.600.000.000 APBD
Kabupaten
1.600.000.000
1 07 17 12 Pengembangan sarana dan
prasarana pelayanan jasa
angkutan
Pengembangan angkutan
umum masal berbasis jalan
(bus) dalam jaringan trayek
lokal
Kabupaten
Bandung
1 Dokumen 350.000.000 APBD
Kabupaten
350.000.000
1 07 17 15 Pemilihan dan pemberian
penghargaan sopir/juru
mudi/awak kendaraan
angkutan umum teladan
Pembinaan, pemilihan, dan
pemberian penghargaan
awak kendaraan umum
teladan (AKUT)
Kabupaten
Bandung
1 kegiatan 150.000.000 APBD
Kabupaten
150.000.000
1 07 17 19 Pembinaan angkutan
penumpang umum tidak
dalam trayek
Pendataan angkutan
karyawan
Kabupaten
Bandung
200
Perusahaan
75.000.000 APBD
Kabupaten
75.000.000
1 07 17 18 Pembinaan ASDP Penetapan standar
keselamatan dan
pengembangan SDM ASDP
Kabupaten
Bandung
2 Kegiatan 200.000.000 APBD
Kabupaten
100.000.000
1 07 18 Program Pembangunan
Sarana dan Prasarana
Perhubungan
Rasio daya angkut yang
tersedia terhadap jumlah
perjalanan
2,7 % 47.744.000.000 Daya angkut angkutan lokal, jumlah
perjalanan in-in
2,8 35.460.000.000
Pembebasan lahan terminal
soreang
Kabupaten
Bandung
11761 m2 47.044.000.000
Sewa lahan terminal milik
desa/swasta
Kabupaten
Bandung
6 Lokasi 400.000.000
Penyusunan rencana induk
terminal
Kabupaten
Bandung
1 Dokumen 300.000.000
07 18 35.000.000.000 35.000.000.000 1 35.000.000.000 1 07 18 01 Pembangunan gedung
terminal
APBD
Kabupaten
01 Pembangunan gedung
terminal
APBD
Kabupaten
Peningkatan disiplin
masyarakat menggunakan
angkutan
APBD
Kabupaten
125.000.000
1 07 18 01 Pembangunan gedung
terminal
APBD
Kabupaten
125.000.000 1 07 17 02 Peningkatan disiplin
masyarakat menggunakan
angkutan
APBD
Kabupaten
125.000.000 1 07 17 02 Peningkatan disiplin
masyarakat menggunakan
angkutan
APBD
Kabupaten
1 07 17 02
25 15 07 Perencanaan dan
pengembangan kebijakan
komunikasi dan informasi
APBD
Kabupaten
100.000.000
75.000.000
1 25 15 07 Perencanaan dan
pengembangan kebijakan
komunikasi dan informasi
APBD
Kabupaten
100.000.000 1
APBD
Kabupaten
75.000.000 1 07 15 03 Koordinasi dalam
pembangunan prasarana
dan fasilitas perhubungan
APBD
Kabupaten
Perencanaan pembangunan
prasarana dan fasilitas
perhubungan
APBD
Kabupaten
APBD
Kabupaten
200.000.000
1 07 15 03 Koordinasi dalam
pembangunan prasarana
dan fasilitas perhubungan
200.000.000 1 07 15 01 Perencanaan pembangunan
prasarana dan fasilitas
perhubungan
APBD
Kabupaten
200.000.000
(1)
1 07 15 01 Perencanaan pembangunan
prasarana dan fasilitas
perhubungan
1 07 15 01
Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2016
Dan Prakiraan Maju Tahun 2017
Kabupaten Bandung
Kode
Urusan/Bidang Urusan
Pemerintahan Daerah dan
Program/Kegiatan
Indikator Kinerja
Program/Kegiatan
Rencana Tahun 2016 (Tahun Rencana)
Catatan Penting
Prakiraan Maju Rencana Tahun 2017
1 07 19 Program pengendalian dan
pengamanan lalu lintas
Tingkat pelayanan jalan
(LoS) = D, arus mendekati
tidak stabil Kecepatan
perjalanan 30 km/jam > V
>= 25 km/jam 0,8 < VCR =<
0,9 0,3 < DS =< 0,7
0,8 VCR 203.250.000.000 VCR = volume capacity ratio, rasio volume
lalu lintas terhadap kapasitas jalan.
LoS merupakan kinerja bersama
penyelenggara perhubungan (bukan
hanya kinerja Dinas Perhubungan) yang
terdiri dari Dinas Perhubungan
(penanggung jawab pembinaan sarana
dan perlengkapan jalan), Dinas Bina
Marga (penanggung jawab prasarana
jalan), Dinas Pertasih (penanggung jawab
pengendalian ruang), BAPPEDA
(penanggung jawab pengendalian ruang,
litbang dan teknologi), Kepolisian
(penanggung jawab pengawasan
pengemudi dan penegakan hukum),
Satpol PP (penanggung jawab penertiban
daerah), Diskoperindag (penanggung
jawab pengembangan industri
transportasi)
0,8 93.070.000.000
Pengadaan dan pemasangan
variable message sign
(VMS), Rambu lalu lintas
dengan tampilan informasi,
perintah, larangan, dan/atau
petunjuk yang dapat diubah
sesuai kebutuhan melalui
controller
Kabupaten
Bandung
1 Unit 250.000.000
Pengadaan dan pemasangan
traffic light di Simpang
Terusan Al-fathu - Jalan
Soreang Banjaran
Kabupaten
Bandung
1 Unit 300.000.000
Pengadaan dan pemasangan
pelican crossing (fasilitas
penyebrangan untuk pejalan
kaki dengan alat pengendali
isyarat lalu lintas) di SD
Cincin dan SD Bojongsoang
Kabupaten
Bandung
2 Unit 120.000.000
Penataan ulang kawasan
tertib lalu lintas melalui
penetapan dengan
keputusan bupati
Kabupaten
Bandung
1 Kegiatan 50.000.000
Akses publik terhadap
kamera pantau lalu lintas di
6 titik dalam wilayah
Kabupaten Bandung
Kabupaten
Bandung
1 Kegiatan 450.000.000
Pengadaan dan pemasangan
rambu lalu lintas
Kabupaten
Bandung
250 Buah 530.000.000
Pengadaan dan pemasangan
marka jalan
Kabupaten
Bandung
17000 m' 595.000.000
Pengadaan dan pemasangan
guardrail
Kabupaten
Bandung
40 Beam 260.000.000
Pengadaan dan pemasangan
cermin tikungan
Kabupaten
Bandung
10 Buah 45.000.000
Pengadaan dan pemasangan
RPPJ di Komplek PEMKAB
Bandung
Kabupaten
Bandung
20 Buah 150.000.000
Penetapan kelas jalan di
Kabupaten Bandung,
pengadaan dan pemasangan
rambu kelas jalan di jalur
lintas angkutan batubara,
serta pengawasan tonase
(JBB/JBI) angkutan batubara
Kabupaten
Bandung
3 Kegiatan 300.000.000
Pengadaan lahan untuk
terminal barang (batubara)
Kabupaten
Bandung
10 hektar 2.000.000.000
Pendataan OD angkutan
barang dan penetapan
jaringan lintas angkutan
barang
Kabupaten
Bandung
2 Kegiatan 200.000.000
1 07 19 01 Pengadaan rambu-rambu
lalu lintas
150.000.000 APBD
Kabupaten
150.000.000
1 07 20 Program peningkatan
kelaikan pengoperasian
kendaraan bermotor
Tersedianya unit pengujian
kendaraan bermotor per
4000 populasi kendaraan
wajib uji
50 % 4.253.000.000 66,67 6.260.000.000
Pengadaan alat uji
kendaraan bermotor
Kabupaten
Bandung
1 Set alat uji
lengkap
3.500.000.000
Instalasi SIM PKB (sistem
informasi manajemen
pengujian kendaraan
bermotor)
Kabupaten
Bandung
1 Kegiatan 309.000.000
Gebyar uji emisi gas buang
kendaraan bermotor di
Komplek PEMKAB Bandung
Kabupaten
Bandung
1 Kegiatan 10.000.000
Pelayanan rutin pengujian
kendaraan bermotor
Kabupaten
Bandung
1 Tahun 230.000.000
Sosialisasi uji emisi gas
buang kendaraan bermotor
ke kawasan industri/pabrik-
pabrik
Kabupaten
Bandung
1 Tahun 14.000.000
Pendataan bengkel
kendaraan bermotor
Kabupaten
Bandung
1 Kegiatan 70.000.000
Pembinaan bengkel
tertunjuk (bengkel yang
melayani perbaikan
kendaraan bermotor dalam
rangka kelulusan uji berkala)
Kabupaten
Bandung
1 Kegiatan 100.000.000
Pembinaan mekanik bengkel Kabupaten
Bandung
1 Kegiatan 20.000.000
x Belanja Rutin
x xx Belanja Rutin
x xx 01 Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran
Capaian target PAD Bidang
Perhubungan
97 % 2.606.895.550 98 3.565.500.000
0 0 1 07 20 04 Pembinaan bengkel
kendaraan bermotor
APBD
Kabupaten
1 071 07 20 04 Pembinaan bengkel
kendaraan bermotor
APBD
Kabupaten
20 04 Pembinaan bengkel
kendaraan bermotor
APBD
Kabupaten
15.000.000 15.000.000 03
0
Pelaksanaan uji petik
kendaraan bermotor
APBD
Kabupaten
1 07 20 03 Pelaksanaan uji petik
kendaraan bermotor
APBD
Kabupaten
1 07 20 APBD
Kabupaten
5.500.000.000
15.000.000
07 20 02 Pengadaan alat pengujian
kendaraan bermotor
APBD
Kabupaten
02
1 07 20 03 Pelaksanaan uji petik
kendaraan bermotor
300.000.000
1 07 20 Pengadaan alat pengujian
kendaraan bermotor
APBD
Kabupaten
5.500.000.000 1
300.000.000 1 07 19 12 Pengendalian Angkutan
Barang
APBD
Kabupaten
1 071 07 19 12 Pengendalian Angkutan
Barang
APBD
Kabupaten
19 12 Pengendalian Angkutan
Barang
APBD
Kabupaten
600.000.000 600.000.000 11
300.000.000
1 07 19 11 Pengadaan Dan
Pemasangan Perlengkapan
Jalan
APBD
Kabupaten
1 07 19 600.000.000 600.000.000 600.000.000 1 07 19 11 Pengadaan Dan
Pemasangan Perlengkapan
Jalan
APBD
Kabupaten
APBD
Kabupaten
1 07 Pengadaan Dan
Pemasangan Perlengkapan
Jalan
11 Pengadaan Dan
Pemasangan Perlengkapan
Jalan
APBD
Kabupaten
manajemen dan rekayasa
lalu lintas dan angkutan
jalan di kawasan
APBD
Kabupaten
04 manajemen dan rekayasa
lalu lintas dan angkutan
jalan di kawasan
APBD
Kabupaten
APBD
Kabupaten
250.000.000
1 07 19 11 Pengadaan Dan
Pemasangan Perlengkapan
Jalan
250.000.000
19
1 07 19 04 manajemen dan rekayasa
lalu lintas dan angkutan
jalan di kawasan
APBD
Kabupaten
1 07 19 250.000.000 250.000.000 1 07 19 04 manajemen dan rekayasa
lalu lintas dan angkutan
jalan di kawasan
APBD
Kabupaten
250.000.000 1 07 19 04 manajemen dan rekayasa
lalu lintas dan angkutan
jalan di kawasan
APBD
Kabupaten
1 07 19 04
Belanja listrik perlengkapan
jalan dan posko keselamatan
Kabupaten
Bandung
1 Tahun 12.600.000
Belanja internet dan radio
komunikasi untuk CCTV,
repeater radio komunikasi,
dan wifi Dishub
Kabupaten
Bandung
1 Tahun 157.220.000
Belanja kebutuhan
pertanggungjawaban
anggaran (materai, cek,
penggandaan)
Kabupaten
Bandung
1 Tahun 2.960.000
Bimbingan Teknis SAP
(standar akuntansi publik)
Kabupaten
Bandung
20 Peserta 27.450.000
Pengadaan alat kebersihan Kabupaten
Bandung
1 Tahun 22.812.000
Belanja jasa petugas
kebersihan
Kabupaten
Bandung
1 Tahun 36.000.000
x xx 01 09 Penyediaan jasa perbaikan
peralatan kerja
Belanja perbaikan alat kerja Kabupaten
Bandung
1 Tahun 14.950.000 APBD
Kabupaten
20.000.000
x xx 01 10 Penyediaan alat tulis kantor Belanja alat tulis kantor Kabupaten
Bandung
1 Tahun 48.477.250 APBD
Kabupaten
100.000.000
Belanja cetak non quasi Kabupaten
Bandung
1 Tahun 177.485.300
Belanja bahan baku
pelayanan pengujian
kendaraan bermotor
Kabupaten
Bandung
3 Item 578.750.000
Belanja cetakan quasi Kabupaten
Bandung
3 Item 262.502.500
Belanja cetakan SK izin
trayek
Kabupaten
Bandung
30 Buku 1.890.000
Biaya pengelolaan barang
dan jasa
Kabupaten
Bandung
1 Tahun 44.155.000
Belanja penggandaan Kabupaten
Bandung
1 Tahun 27.000.000
x xx 01 12 Penyedia Komponen
Instalasi Listrik/ Penerangan
Bangunan Kantor
Belanja alat listrik dan
penerangan kantor
Kabupaten
Bandung
1 Tahun 12.607.500 APBD
Kabupaten
20.000.000
x xx 01 13 Pengadaan Peralatan dan
Perlengkapan Kantor
Belanja alat dan
perlengkapan kantor
Kabupaten
Bandung
1 Tahun 127.550.000 APBD
Kabupaten
150.000.000
x xx 01 15 Penyediaan Bahan Bacaan
dan Peraturan perundang -
undangan
Belanja bahan bacaan dan
peraturan perundang-
undangan
Kabupaten
Bandung
1 Tahun 56.786.000 APBD
Kabupaten
100.000.000
x xx 01 16 Penyediaan makanan dan
minuman
Belanja makanan dan
minuman rapat, tamu, TKK
Kabupaten
Bandung
1 Tahun 99.450.000 APBD
Kabupaten
150.000.000
x xx 01 17 Rapat-rapat kordinasi dan
konsultasi ke luar daerah
Belanja perjalanan dinas luar
daerah
Kabupaten
Bandung
1 Tahun 187.000.000 APBD
Kabupaten
500.000.000
x xx 01 19 Penyediaan Tenaga
Pendukung Administrasi
Teknis dan Perkantoran
Belanja jasa pengamanan
dan tenaga administrasi
perkantoran
Kabupaten
Bandung
1 Tahun 618.000.000 APBD
Kabupaten
650.000.000
x xx 01 20 Rapat - rapat Koordinasi dan
Konsultasi Dalam Daerah
Belanja perjalanan dinas
dalam daerah
Kabupaten
Bandung
1 Tahun 91.250.000 APBD
Kabupaten
150.000.000
x xx 02 Program peningkatan
sarana dan prasarana
aparatur
Terpenuhinya kebutuhan
masyarakat akan pelayanan
publik bidang perhubungan
85 % 1.850.210.000 85 2.575.000.000
x xx 02 07 Pengadaan perlengkapan
gedung kantor
Belanja perlengkapan
gedung kantor
Kabupaten
Bandung
1 Tahun 285.010.000 APBD
Kabupaten
500.000.000
Belanja BBM kendaraan
dinas/operasional
Kabupaten
Bandung
1 Tahun 466.800.000
Belanja jasa servis
kendaraan dinas/operasional
Kabupaten
Bandung
1 Tahun 178.400.000
Belanja STNK kendaraan
dinas/operasional
Kabupaten
Bandung
1 Tahun 20.000.000
x xx 02 42 Rehabilitasi sedang/berat
gedung kantor
Rehabilitasi sedang/berat
gedung kantor
Kabupaten
Bandung
1 Tahun 900.000.000 APBD
Kabupaten
1.200.000.000
x xx 03 Program peningkatan
disiplin aparatur
Terpenuhinya kebutuhan
masyarakat akan pelayanan
publik Bidang Perhubungan
80 % 172.800.000 85 200.000.000
x xx 03 02 Pengadaan pakaian dinas
beserta perlengkapannya
Pengadaan pakaian dinas
beserta perlengkapannya
Kabupaten
Bandung
1 Kegiatan 172.800.000 APBD
Kabupaten
200.000.000
x xx 06 Program peningkatan
pengembangan sistem
pelaporan capaian kinerja
dan keuangan
Persentase akuntabilitas
kinerja dan keuangan
87 % 341.115.000 88 360.000.000
x xx 06 01 Penyusunan laporan capaian
kinerja dan ikhtisar realisasi
kinerja SKPD
Penyusunan rencana
perjanjian kinerja,
pendataan realisasi dan
laporan capaian kinerja
Kabupaten
Bandung
4 Kegiatan 333.115.000 APBD
Kabupaten
350.000.000
x xx 06 04 Penyusunan Laporan
Keuangan Akhir Tahun
Penyusunan laporan tahun
2015, laporan kinerja 2015,
bahan LPPD dan LKPJ Bupati
2015
Kabupaten
Bandung
3 Kegiatan 8.000.000 APBD
Kabupaten
10.000.000
x xx 05 Program peningkatan
kapasitas sumber daya
aparatur
Persentase SDM
Perhubungan (PNS) yang
telah mengikuti diklat
kompetensi Bidang
Perhubungan
30 % 523.229.500 Sampai dengan tahun 2014 anggaran
diklat kompetensi Bidang Perhubungan
dialokasikan di APBN. Menindaklanjuti
surat Menteri Perhubungan bulan Januari
2015, bahwa menimbang UU NO.23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah, anggaran diklat dimaksud harus
dianggarkan dalam APBD
32 750.000.000
x xx 05 01 Pendidikan dan pelatihan
formal
Biaya pendidikan dan
pelatihan kompetensi
Bidang Perhubungan
Kabupaten
Bandung
1 Tahun 523.229.500 APBD
Kabupaten
750.000.000
Jumlah Total 266.177.250.050 147.637.500.000
Operator Dinas Perhubungan
______________________________
Kabupaten Bandung
NIP. 19650323 199603 1 001
Kabupaten Bandung
NIP. 19631020 198503 1 007
650.000.000
Soreang, Mei 2015
Mengetahui/Menyetujui,
Kepala Dinas Perhubungan Sekretaris Dinas Perhubungan
Drs. H. Teddy Kusdiana., M.Si. Drs. Elan Ramlan H., M.Si.
650.000.000 x xx 02 24 Pemeliharaan rutin/berkala
kendaraan dinas/operasional
APBD
Kabupaten
x xx 02 24 Pemeliharaan rutin/berkala
kendaraan dinas/operasional
APBD
Kabupaten
650.000.000 x xx 02 24 Pemeliharaan rutin/berkala
kendaraan dinas/operasional
APBD
Kabupaten
180.000.000 x xx 01 11x xx 01 1111 Penyediaan barang cetakan
dan penggandaan
x Penyediaan barang cetakan
dan penggandaan
x xx 11 180.000.000 Penyediaan barang cetakan
dan penggandaan
APBD
Kabupaten
Penyediaan barang cetakan
dan penggandaan
APBD
Kabupaten
APBD
Kabupaten
APBD
Kabupaten
xx 01 11 Penyediaan barang cetakan
dan penggandaan
APBD
Kabupaten
x xx 0101 APBD
Kabupaten
25.000.000
180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000
xx 01 08 Penyediaan jasa kebersihan
kantor
APBD
Kabupaten
x xx 01 11 Penyediaan barang cetakan
dan penggandaan
3.500.000
x xx 01 08 Penyediaan jasa kebersihan
kantor
APBD
Kabupaten
25.000.000 x
x xx 01 07 Penyediaan jasa administrasi
keuangan
APBD
Kabupaten
15.000.000
x xx 01 07 Penyediaan jasa administrasi
keuangan
APBD
Kabupaten
3.500.000
x xx 01 02 Penyediaan jasa komunikasi,
sumber daya air dan listrik
APBD
Kabupaten
x xx 01 02 Penyediaan jasa komunikasi,
sumber daya air dan listrik
APBD
Kabupaten
15.000.000
SKPD: Dinas Perhubungan Kab. Bandung
Target RENJA s.d Tahun
2014 (n-2)
Realisasi RENJA
Tahun 2014 (n-2)Tingkat Realisasi (%)
Realisasi Capaian
Program dan Kegiatan
s.d. Tahun Berjalan
2015 (n-1)
Tingkat Capaian
Realisasi Target
RENSTRA (%)
1 Urusan Wajib
1 07 Bidang Urusan Perhubungan
1 07 01 Dinas Perhubungan
BELANJA SKPD
Terpenuhinya kebutuhan
masyarakat akan pelayanan
publik bidang perhubungan
100,00% 70,00% 75,00% 75,00% 100,00% 80,00% 80,00% 80,00%
Capaian target PAD Bidang
Perhubungan100,00% 91,16% 93,00% 94,50% 101,61% 95,00% 95,00% 95,00%
1 07 01 02Program peningkatan sarana dan
prasarana aparatur
Terpenuhinya kebutuhan
masyarakat akan pelayanan
publik bidang perhubungan
100,00% 70,00% 75,00% 75,00% 100,00% 80,00% 80,00% 80,00%
1 07 01 03Program peningkatan disiplin
aparatur
Terpenuhinya kebutuhan
masyarakat akan pelayanan
publik bidang perhubungan
100,00% 70,00% 75,00% 75,00% 100,00% 80,00% 80,00% 80,00%
Program Peningkatan Kapasitas
Sumber Daya Aparatur
Persentase SDM penyelenggara
perhubungan berkompetensi74,12% 53,95% 53,95% 53,95% 100,00% 53,95% 53,95% 72,78%
1 07 01 06
Program peningkatan
pengembangan sistem pelaporan
capaian kinerja dan keuangan
Persentase akuntabilitas kinerja
dan keuangan100,00% 98,87% 85,00% 100,89% 118,69% 85,00% 85,00% 85,00%
BELANJA PROGRAM
Tersedianya angkutan umum
yang melayani wilayah yang telah
tersedia jaringan jalan untuk
jaringan jalan kabupaten
50,00% 38,52% 38,52% 38,52% 100,00% 38,52% 38,52% 77,04%
Rasio jumlah pelayanan angkutan
terhadap penumpang1:81 1:53,87 1:15 1:56,07 173,25% 1:15 1:57 57,89%
Tersedianya terminal angkutan
penumpang di wilayah yang telah
dilayani angkutan umum dalam
trayek
66,67% 66,67% 66,67% 66,67% 100,00% 66,67% 66,67% 100,00%
LoS (level of service ) C (4) D (2,73) D (3) D (2,84) 94,67% D (3) D (2,9) 72,50%
Capaian target PAD Bidang
Perhubungan100,00% 91,16% 93,00% 94,50% 101,61% 95,00% 95,00% 95,00%
1 07 01 15
Tabel II-2
Rekapitulasi Evaluasi Hasil Pelaksanaan RENJA dan Pencapaian RENSTRA s.d. Tahun 2015
Kode
Urusan / Bidang Urusan
Pemerintahan Daerah dan
Program / Kegiatan
Indikator Kinerja Program
(outcomes) / kegiatan (output)
Target Kinerja Capaian
Program (RPJMD
Periode ke-3, draft
RENSTRA) Tahun 2020
Realisasi Target Kinerja
Hasil Program dan
Keluaran Kegiatan s.d.
Tahun 2013 (n-3)
Perkiraan Realisasi Capaian Target RENSTRA
s.d. Tahun Berjalan 2015Target dan Realisasi Kinerja Program dan Kegiatan Tahun Lalu (n-2)
Target Program dan
Kegiatan RENJA s.d.
Tahun 2015 (n-1)
Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran
Pembangunan Prasarana dan
Fasilitas Perhubungan
0101071
Target RENJA s.d Tahun
2014 (n-2)
Realisasi RENJA
Tahun 2014 (n-2)Tingkat Realisasi (%)
Realisasi Capaian
Program dan Kegiatan
s.d. Tahun Berjalan
2015 (n-1)
Tingkat Capaian
Realisasi Target
RENSTRA (%)
Kode
Urusan / Bidang Urusan
Pemerintahan Daerah dan
Program / Kegiatan
Indikator Kinerja Program
(outcomes) / kegiatan (output)
Target Kinerja Capaian
Program (RPJMD
Periode ke-3, draft
RENSTRA) Tahun 2020
Realisasi Target Kinerja
Hasil Program dan
Keluaran Kegiatan s.d.
Tahun 2013 (n-3)
Perkiraan Realisasi Capaian Target RENSTRA
s.d. Tahun Berjalan 2015Target dan Realisasi Kinerja Program dan Kegiatan Tahun Lalu (n-2)
Target Program dan
Kegiatan RENJA s.d.
Tahun 2015 (n-1)
Tersedianya terminal angkutan
penumpang di wilayah yang telah
dilayani angkutan umum dalam
trayek
66,67% 66,67% 66,67% 66,67% 100,00% 66,67% 66,67% 100,00%
Tersedianya unit pengujian
kendaraan bermotor per
populasi kendaraan wajib uji
4000 (empat ribu)
100,00% 33,33% 33,33% 33,33% 100,00% 50,00% 66,67% 66,67%
Tersedianya angkutan umum
yang melayani wilayah yang telah
tersedia jaringan jalan untuk
jaringan jalan kabupaten
50,00% 38,52% 38,52% 38,52% 100,00% 38,52% 38,52% 77,04%
Rasio jumlah pelayanan angkutan
terhadap penumpang1:81 1:53,87 1:15 1:56,07 173,25% 1:15 1:57 57,89%
LoS (level of service ) C (4) D (2,73) D (3) D (2,84) 94,67% D (3) D (2,9) 72,50%
Jumlah maksimal penanganan
kasus kecelakaan lalu lintas248 kasus/tahun 429 kasus/tahun 248 kasus/tahun 447 kasus/tahun 80,24% 248 kasus/tahun 447 kasus/tahun 19,76%
Capaian target PAD Bidang
Perhubungan100,00% 91,16% 93,00% 94,50% 101,61% 95,00% 95,00% 95,00%
Terpenuhinya standar
keselamatan bagi kapal sungai
dan danau yang beroperasi di
Kabupaten Bandung
20,00% N/A N/A N/A N/A 10,00% 10,00% 50,00%
1 07 01 18Pembangunan Sarana dan
Prasarana Perhubungan
Tersedianya halte di lokasi yang
telah dilayani angkutan umum
dalam trayek
5,13% 1,10% 1,47% 1,47% 100,00% 1,50% 1,50% 29,29%
1 07 01 19
Tersedianya halte di lokasi yang
telah dilayani angkutan umum
dalam trayek
5,13% 1,10% 1,47% 1,47% 100,00% 1,50% 1,50% 29,29%
Tersedianya fasilitas
perlengkapan jalan (rata-rata
rambu, marka, dan guardrill)
pada jalan Kabupaten
15,40% 4,24% 5,99% 5,99% 100,00% 7,44% 7,44% 48,31%
Pemenuhan kebutuhan traffic
light 4517,78% 4,44% 4,44% 4,44% 100,00% 6,67% 6,67% 37,50%
Pemenuhan kebutuhan cermin
tikungan 100100,00% 0,00% 8,00% 8,00% 100,00% 18,00% 18,00% 18,00%
LoS, level of service (nilai
kuantitatif)C (4) D (2,73) D (3) D (2,84) 94,67% D (3) D (2,9) 72,50%
1 07 01 16
1 07 01 17
Rehabilitasi dan Pemeliharaaan
Prasarana dan Fasilitas LLAJ
Peningkatan Pelayanan Angkutan
Pengendalian dan Pengamanan
Lalu Lintas
Target RENJA s.d Tahun
2014 (n-2)
Realisasi RENJA
Tahun 2014 (n-2)Tingkat Realisasi (%)
Realisasi Capaian
Program dan Kegiatan
s.d. Tahun Berjalan
2015 (n-1)
Tingkat Capaian
Realisasi Target
RENSTRA (%)
Kode
Urusan / Bidang Urusan
Pemerintahan Daerah dan
Program / Kegiatan
Indikator Kinerja Program
(outcomes) / kegiatan (output)
Target Kinerja Capaian
Program (RPJMD
Periode ke-3, draft
RENSTRA) Tahun 2020
Realisasi Target Kinerja
Hasil Program dan
Keluaran Kegiatan s.d.
Tahun 2013 (n-3)
Perkiraan Realisasi Capaian Target RENSTRA
s.d. Tahun Berjalan 2015Target dan Realisasi Kinerja Program dan Kegiatan Tahun Lalu (n-2)
Target Program dan
Kegiatan RENJA s.d.
Tahun 2015 (n-1)
Tersedianya unit pengujian
kendaraan bermotor per
populasi kendaraan wajib uji
4000 (empat ribu)
100,00% 33,33% 33,33% 33,33% 100,00% 50,00% 66,67% 66,67%
Terpenuhinya standar
keselamatan bagi angkutan
umum yang melayani trayek di
dalam Kabupaten/Kota
(persentase kendaraan wajib uji
yang melaksanakan pengujian
kendaraan bermotor)
100,00% 88,22% 100,00% 86,56% 86,56% 100,00% 100,00% 100,00%
Capaian target PAD Bidang
Perhubungan100,00% 91,16% 93,00% 94,50% 101,61% 95,00% 95,00% 95,00%
1 25Urusan Komunikasi dan
Informatika
Terpenuhinya tahapan
pengendalian layanan pos20,00% N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A
Terpenuhinya tahapan
pengendalian komunikasi dan
informasi
100,00% 70,00% 75,00% 75,00% 100,00% 75,00% 75,00% 75,00%
Pengembangan Komunikasi,
Informasi dan Media Massa1 25 01 15
1 07 01 20
Peningkatan Kelaikan
Pengoperasian Kendaraan
Bermotor
REALISASI CAPAIAN
Tahun n-2 Tahun n-1 Tahun n Tahun n-2 Tahun n-1 Tahun n
2014 2015 2016 2014 2015 2016
1 2 3 4 5 6 7 9 11 12 13
1.JARINGAN PELAYANAN
ANGKUTAN JALAN
bRasio jumlah angkutan darat
terhadap jumlah penumpang1:15 1:15 1:64 1:56,7 1:57 1:60
Dalam PP 6/2008, tidak ditargetkan capaian IKK, hanya diuraikan
jenis dan indikator pengukurnya.
IKK Perhubungan Darat: nisbah jumlah angkutan darat terhadap
jumlah penumpang.
2.JARINGAN PRASARANA
ANGKUTAN JALAN
a.
Tersedianya halte pada setiap
Kabupaten / Kota yang telah
dilayani angkutan umum dalam
trayek
100 % pada tahun 2014 1,47% 2,57% 3,59% 1,47% 1,50% 1,83%
Boleh jadi terdapat perbedaan asumsi penghitungan halte yang
seharusnya tersedia (halte per trayek atau per walking distance ),
sehingga masih jauh dari target SPM.
Mengingat kendala pelaksanaan kegiatan di tahun 2014, pagu
yang teralokasikan untuk perhubungan diprioritaskan untuk
kegiatan lainnya (perlengkapan jalan dan perencanaan angkutan
umum masal). Sehingga diprediksikan target RENSTRA tidak dapat
terealisasi.
TABEL II-3
ANGKUTAN JALAN
PROYEKSI
CATATAN ANALISIS
PENCAPAIAN KINERJA PELAYANAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANDUNG
a.
Tersedianya angkutan umum yang
melayani wilayah yang telah
tersedianya jaringan jalan untuk
jaringan jalan Kabupaten / Kota
38,52%
NO INDIKATOR SPM/Standar Nasional IKK
TARGET RENSTRA SKPD
b.
Tersedianya terminal angkutan
penumpang pada setiap
Kabupaten/Kota yang telah dilayani
angkutan umum dalam trayek
38,52%
66,67%40 % pada tahun 2014
75 % pada tahun 2014
66,67% 66,67% 66,67%
Kondisi pengusahaan angkutan penumpang umum disinyalir
sedang terpuruk, sehingga secara kuantitatif s.d. Tahun 2016
jumlah penerbitan izin penyelenggaraan angkutan umum
diprediksi tidak bertambah
38,89%38,52%38,52%38,52%
66,67%Proyeksi SPM hanya berdasarkan jumlah terminal, bukan tingkat
kelayakan operasional terminal.66,67%
REALISASI CAPAIAN
Tahun n-2 Tahun n-1 Tahun n Tahun n-2 Tahun n-1 Tahun n
2014 2015 2016 2014 2015 2016
1 2 3 4 5 6 7 9 11 12 13
ANGKUTAN JALAN
PROYEKSI
CATATAN ANALISISNO INDIKATOR SPM/Standar Nasional IKK
TARGET RENSTRA SKPD
3.FASILITAS PERLENGKAPAN
JALAN
6,60% 8,46% 9,59% 6,60% 8,01% 9,21% rambu (s.d. tahun)
1,66% 2,01% 2,27% 1,66% 1,85% 2,19% marka (s.d. tahun)
9,70% 12,64% 14,29% 9,70% 12,47% 14,29% guardrail (s.d. tahun)
5,99% 7,70% 8,72% 5,99% 7,44% 8,56% rata-rata (s.d. tahun)
4.PELAYANAN PENGUJIAN
KENDARAAN BERMOTOR
5.SUMBER DAYA MANUSIA
(SDM)
a.
Tersedianya Sumber Daya Manusia
di bidang terminal pada
Kabupaten/Kota yang telah memiliki
terminal
50 % pada tahun 2014 66,67% 66,67% 66,67% 4,65% 4,65% 4,65% Seksi Terminal: 16 per 344 (termasuk kabid)
b.
Tersedianya Sumber Daya Manusia
(SDM) di bidang pengujian
kendaraan bermotor pada
Kabupaten / Kota yang telah
melakukan pengujian berkala
kendaraan bermotor
a.
Tersedianya fasilitas perlengkapan
jalan (rambu, marka dan guardrill)
dan penerangan jalan umum (PJU)
pada jalan Kabupaten / Kota
a.
Tersedianya unit pengujian
kendaraan bermotor bagi
Kabupaten/Kota yang memiliki
populasi kendaraan wajib uji
minimal 4000 (empat ribu)
kendaraan wajib uji
33,33%
15,79%
60 % pada tahun 2014
60 % pada tahun 2014
100 % pada tahun 2014
66,67%
76,92%53,85%53,85%21,05%15,79%
Target Tahun 2015 sesuai dengan output bantuan gubernur di
Tahun 2015 75,00%66,67%33,33%75,00%
REALISASI CAPAIAN
Tahun n-2 Tahun n-1 Tahun n Tahun n-2 Tahun n-1 Tahun n
2014 2015 2016 2014 2015 2016
1 2 3 4 5 6 7 9 11 12 13
ANGKUTAN JALAN
PROYEKSI
CATATAN ANALISISNO INDIKATOR SPM/Standar Nasional IKK
TARGET RENSTRA SKPD
d.
Tersedianya Sumber Daya Manusia
(SDM) yang memiliki kompetensi
sebagai pengawas kelaikan
kendaraan pada setiap perusahaan
angkutan umum
100 % pada tahun 2014 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%
6. KESELAMATAN
1.
JARINGAN PELAYANAN
ANGKUTAN SUNGAI DAN
DANAU
fokus sampai dengan akhir tahun RENSTRA 2015 baru terhadap
angkutan danau untuk pariwisata, bukan angkutan dalam trayek
2.
JARINGAN PRASARANA
ANGKUTAN SUNGAI DAN
DANAU
fokus sampai dengan akhir tahun RENSTRA 2015 baru terhadap
angkutan danau untuk pariwisata, bukan angkutan dalam trayek
ANGKUTAN SUNGAI & DANAU
c.
Tersedianya Sumber Daya Manusia
(SDM) di bidang MRLL, Evaluasi
Andalalin, Pengelolaan Parkir pada
Kabupaten/Kota
a.
Terpenuhinya standar keselamatan
bagi angkutan umum yang melayani
trayek di dalam Kabupaten / Kota
40 % pada tahun 2014
100 % pada tahun 2014
33,33%
100,00%
Seksi Manajemen: 3 per 8 (termasuk kabid), Seksi Rekayasa: (0/3),
Seksi Parkir: 9/(22+465)
Mengingat Surat dari Menteri Perhubungan bahwa mulai Tahun
2015 biaya diklat teknis bagi pegawai daerah harus disediakan
oleh daerah (tahun sebelumnya sd 2014, disediakan oleh pusat
untuk dimanfaatkan oleh pegwai daerah), proyeksi capaian SPM
SDM 2015 sama dengan 2014 (belum ada kejelasan ketersediaan
anggaran diklat). Untuk Tahun 2016, diharapkan rencana MoU
penyerapan CPNS bidang perhubungan dengan STTD dapat
terealisasi.
13,12%13,12%13,12%
100,00%
66,67%33,33%
86,56%100,00% 100,00%95,00%
REALISASI CAPAIAN
Tahun n-2 Tahun n-1 Tahun n Tahun n-2 Tahun n-1 Tahun n
2014 2015 2016 2014 2015 2016
1 2 3 4 5 6 7 9 11 12 13
ANGKUTAN JALAN
PROYEKSI
CATATAN ANALISISNO INDIKATOR SPM/Standar Nasional IKK
TARGET RENSTRA SKPD
3. KESELAMATAN
a.
Terpenuhinya standar keselamatan
bagi kapal sungai dan danau yang
beroperasi pada lintas antar
pelabuhan dalam satu
Kabupaten/Kota
100 % pada tahun 2014 0,00% 10,00% 10,00% 0,00% 5,00% 10,00%
4.SUMBER DAYA MANUSIA
(SDM)
a.
Tersedianya Sumber Daya Manusia
(SDM) yang mempunyai kompetensi
sebagai awak kapal angkutan
sungai dan danau untuk daerah
yang telah melayani angkutan
sungai dan danau
50 % pada tahun 2014 0,00% 0,00% 10,00% 0,00% 0,00% 10,00% Pembinaan awak kapal ASDP di Tahun 2015
Nama SKPD : Dinas Perhubungan
LokasiTarget Capaian
Kinerja
Sumber
Dana RANHIR RENJA 2016
VERIFIKASI RANWAL RENJA 2016
OLEH RKPD 2016 (ONLINE)RANWAL RENJA 2016
Target Capaian
Kinerja
Kebutuhan Dana/ Pagu
Indikatif(2) (3) (4) (5) (7) (9) (10)
1 Urusan Wajib
1 07 Perhubungan
1 07 15 Program Pembangunan
Prasarana dan Fasilitas
Perhubungan
Tingkat Pelayanan Jalan
(LoS dan kecepatan)
D (3,5)
V = 25 Km/Jam
470.000.000 Tingkat pelayanan jalan (LoS – level of
service; angka kuantitatif A=6, B=5,
C=4, D=3, E=2, F=1)
LoS D (angka kuantitatif 3,5 mendekati
C)
Karakteristik arus mendekati tidak
stabil; kecepatan perjalanan 30 km/jam
> V >= 25 km/jam; 0,8 < VcR =< 0,9 ; 0,3
< DS =< 0,7
Verifikasi Rp 480 juta.
Senilai Rp 10 juta dialihkan ke
Program 19 (hasil forum SKPD)
570.000.000 V = 26 km/jam
LoS D (angka
kuantitatif 3,6)
652.000.000
Rencana penataan parkir di
Kota Soreang
Soreang 1 Dokumen
panduan
100.000.000 sesuai dengan RANWAL dan verifikasi
RKPD online
Pembuatan marka satuan
ruang parkir (SRP)
Soreang 393 SRP 150.000.000 pagu di bawah ajuan RANWAL, output
disesuaikan dengan pagu verifikasi RKPD
online
Rp 150 juta, 656 SRP Rp 250 juta, 656 SRP
Rambu parkir Soreang 23 Buah 25.000.000 sesuai dengan RANWAL dan verifikasi
RKPD onlineterdapat penempatan output yang
salah, pemasangan rambu di Ds
Cikalong Kec Cimaung Rp 10 juta,
dialihkan ke Kegiatan 19.11 (hasil
forum SKPD)
tidak ada
Forum LLAJ Kabupaten
Bandung
4 pertemuan 75.000.000 sesuai dengan RANWAL dan verifikasi
RKPD online
Wahana Tata Nugraha
(lomba tertib lalu lintas dan
angkutan jalan), Rakornis
tingkat Provinsi dan
Nasional
Soreang 3 Kegiatan 120.000.000 sesuai dengan RANWAL dan verifikasi
RKPD online
Tingkat keselamatan
sarana angkutan jalan
(persentase kendaraan
wajib uji yang
melaksanakan pengujian
kendaraan bermotor)
100% 130.000.000 90% 90% 100%
Tersedianya terminal
angkutan penumpang di
wilayah yang telah
dilayani angkutan umum
dalam trayek
66,67% 1.857.000.000 SPM.
Harus diformulasikan ulang terkait cara
penghitungannya, mengingat UU 32
Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah, bahwa yang menjadi
kewenangan Pemkab adalah Terminal
Type C, sementara yang dipakai dalam
perhitungan ini kesemuanya adalah
Type B (kewenangan Pemprov)
belum tercatat belum tercatat 66,67%
1 07 16 01 Rehabilitasi/pemeliharaan
sarana alat pengujian
kendaraan bermotor
Pemeliharaan alat
pengujian kendaraan
bermotor
Kantor
DISHUB
1 Set 130.000.000 130.000.000 APBD
Kabupaten
Pagu sesuai dengan RANWAL dan
verifikasi RKPD online, output
disesuaikan (bukan kalibrasi, tetapi
pemeliharaan).
Pagu maju 2017 Rp. 150 juta diubah
menjadi Rp. 450 juta, dikarenakan
mendapat 2 set tambahan alat 'mobile'
di 2015 (bantuan gubernur), di mana saat
penyusunan RANWAL alokasi ini belum
ditetapkan
450.000.000
1 07 16 04 Rehabilitasi/pemeliharaan
terminal/pelabuhan
Rehabilitasi terminal Terminal
Pangalengan
Terminal
Majalaya
Terminal
Soreang
3 Terminal 1.857.000.000 1.857.000.000 APBD
Kabupaten
Terminal Ciparay diganti menjadi
Terminal Soreang.
Dibutuhkan tambahan sekitar Rp. 500
juta untuk pembangunan Terminal
Cileunyi di lokasi Pasar Sehat (lokasi
sementara, pasca rencana pengalihan
fungsi lahan milik desa yang disewakan
dengan sistem bagi hasil retribusi
terminal, menjadi Mall di Tahun 2015)
Lokasi: Terminal Pangalengan,
Terminal Majala, dan Terminal
Ciparay
Pembebasan lahan
Terminal Soreang di
Kegiatan 18.01 tidak
terverifikasi, sehingga
rehabilitasi di Tahun
2016 diprioritaskan.
2.000.000.000
1 07 Perhubungan
Rasio jumlah penumpang
angkutan umum terhadap
jumlah perjalanan
3,05% Sesuai dengan RANWAL.
Jumlah penumpang angkutan umum
keseluruhan dibagi jumlah perjalanan
in-in, in-ex, ex-in (tanpa ex-ex).
3,10%
Rasio jumlah angkutan
terhadap penumpang
1/60 IKK 1/65
Rasio daya angkut yang
tersedia terhadap jumlah
perjalanan
2,70% Sesuai dengan RANWAL.
Daya angkut angkutan lokal, jumlah
perjalanan lokal (in-in), sesuai
kewenangan.
Verifikasi dengan Sekretaris
BAPPEDA dalam penyusunan
dokumen RKPD menetapkan
angka 3,5% (termasuk AKDP).
Dikarenakan pembinaan AKDP
merupakan kewenangan Provinsi,
maka RANHIR RENJA
mengakomodir angkutan lokal
saja
2,80%
Tersedianya angkutan
umum yang melayani
wilayah yang telah
tersedia jaringan jalan
untuk jaringan jalan
kabupaten
38,89% SPM 39,05%
Pembinaan tertib lalu lintas
dan angkutan jalan melalui
penyuluhan dalam kelas
Kabupaten
Bandung
200 Peserta 75.000.000 125.000.000
Pembinaan tertib lalu lintas
dan angkutan jalan melalui
pameran
Kabupaten
Bandung
1 Kegiatan 19.000.000
Pembinaan tertib lalu lintas
dan angkutan jalan melalui
media (miniatur ZOSS)
Kabupaten
Bandung
1 Unit 20.000.000
TABEL III-3
RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD TAHUN 2016
DAN PERKIRAAN MAJU TAHUN 2017
KABUPATEN BANDUNG
Kode
Urusan/Bidang Urusan
Pemerintahan Daerah dan
Program/Kegiatan
Indikator Kinerja
Program/Kegiatan
Rencana Tahun 2016 (Tahun Rencana) Catatan Penting Prakiraan Maju Rencana Tahun 2017
Kebutuhan Dana/Pagu Indikatif
(1) (6) (8)
1 07 15 01 Perencanaan
pembangunan prasarana
dan fasilitas perhubungan
275.000.000
1 07 15 03 Koordinasi dalam
pembangunan prasarana
dan fasilitas perhubungan
195.000.000
16 Program Rehabilitasi dan
Pemeliharaan Prasarana
dan Fasilitas LLAJ
1.987.000.000
APBD
Kabupaten
APBD
Kabupaten
2.450.000.000
1 07 17 Program peningkatan
pelayanan angkutan
1.714.000.000 2.345.000.000
1 07
145.000.000 1 07 APBD
Kabupaten
sesuai dengan verifikasi RKPD online17 02 Peningkatan disiplin
masyarakat menggunakan
angkutan
114.000.000
1 07 17 05 Pengendalian disiplin
pengoperasian angkutan
umum dijalan raya
Pengendalian arus lalu
lintas rutin, angkutan
lebaran, angkutan natal
2016 dan tahun baru 2017,
pemeriksaan kendaraan
bermotor di jalan
Kabupaten
Bandung
1 Tahun 1.000.000.000 1.000.000.000 APBD
Kabupaten
Dibutuhkan tambahan sekitar Rp. 600
juta sebagaimana usulan RANWAL,
dikarenakan DPA Tahun 2015 pun sudah
mencapai Rp. 1.541.413.500,-)
1.600.000.000 1.600.000.000
1 07 17 12 Pengembangan sarana dan
prasarana pelayanan jasa
angkutan
Pengembangan angkutan
umum masal berbasis jalan
(bus) dalam jaringan trayek
lokal
Kabupaten
Bandung
1 Dokumen 350.000.000 350.000.000 APBD
Kabupaten
sesuai dengan RANWAL dan verifikasi
RKPD online
350.000.000
1 07 17 15 Pemilihan dan pemberian
penghargaan sopir/juru
mudi/awak kendaraan
angkutan umum teladan
Pembinaan, pemilihan, dan
pemberian penghargaan
awak kendaraan umum
teladan (AKUT)
Kabupaten
Bandung
1 kegiatan 75.000.000 75.000.000 APBD
Kabupaten
150.000.000 75.000.000
1 07 17 18 Pembinaan ASDP Penetapan standar
keselamatan dan
pengembangan SDM ASDP
Kabupaten
Bandung
2 Kegiatan 100.000.000 100.000.000 APBD
Kabupaten
200.000.000 100.000.000
1 07 17 19 Pembinaan angkutan
penumpang umum tidak
dalam trayek
Pendataan angkutan
karyawan
Kabupaten
Bandung
200 Perusahaan 75.000.000 75.000.000 APBD
Kabupaten
75.000.000
Rasio daya angkut yang
tersedia terhadap jumlah
perjalanan
2,70% 2,80%
Tersedianya terminal
angkutan penumpang di
wilayah yang telah
dilayani angkutan umum
dalam trayek
66,67% SPM.
Harus diformulasikan ulang terkait cara
penghitungannya, mengingat UU 32
Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah, bahwa yang menjadi
kewenangan Pemkab adalah Terminal
Type C, sementara yang dipakai dalam
perhitungan ini kesemuanya adalah
Type B (kewenangan Pemprov)
belum tercatat belum tercatat 66,67%
Sewa lahan terminal milik
desa/swasta
Kecamatan
Cileunyi,
Pangalengan,
Ciparay, Ibun,
Ciwidey,
Margahayu
6 Lokasi 400.000.000 sesuai dengan RANWAL dan verifikasi
RKPD online
Penyusunan rencana induk
terminal
Kabupaten
Bandung
1 Dokumen 150.000.000 sesuai dengan verifikasi RKPD online 300.000.000
Tingkat Pelayanan Jalan
(LoS dan kecepatan)
D (3,5)
V = 25 Km/Jam
LoS merupakan kinerja bersama
penyelenggara perhubungan (bukan
hanya kinerja Dinas Perhubungan)
yang terdiri dari Dinas Perhubungan
(penanggung jawab pembinaan sarana
dan perlengkapan jalan), Dinas Bina
Marga (penanggung jawab prasarana
jalan), Dinas Pertasih (penanggung
jawab pengendalian ruang), BAPPEDA
(penanggung jawab pengendalian
ruang, litbang dan teknologi),
Kepolisian (penanggung jawab
pengawasan pengemudi dan
penegakan hukum), Satpol PP
(penanggung jawab penertiban
daerah), Diskoperindag (penanggung
jawab pengembangan industri
transportasi)
Verifikasi Rp. 3.045.000.000,-
mendapat penambahan Rp. 10
juta, pengalihan dari Program 15
menindaklanjuti hasil Forum SKPD
V = 26 km/jam
LoS D (angka
kuantitatif 3,6)
93.070.000.000
Tersedianya fasilitas
perlengkapan jalan (rata-
rata rambu, marka, dan
guardrail)
8,72% Pagu verifikasi hanya memenuhi target
kinerja 8,56%
belum tercatat belum tercatat 9,73%
Tersedianya halte di lokasi
yang telah dilayani
angkutan umum dalam
trayek
1,83% belum tercatat belum tercatat 2,57%
Pengadaan dan
pemasangan variable
message sign (VMS),
Rambu lalu lintas dengan
tampilan informasi,
perintah, larangan,
dan/atau petunjuk yang
dapat diubah sesuai
kebutuhan melalui
controller
Soreang 1 Unit 127.000.000 Penyesuaian pagu hasil verifikasi 100.000.000 250.000.000
Pengadaan dan
pemasangan traffic light di
Simpang Terusan Al-fathu -
Jalan Soreang Banjaran
Soreang 1 Unit 200.000.000 Menindaklanjuti Forum SKPD 2014 yang
tidak terakomodir di 2015.
DPA 2015 pun sudah Rp 200 juta untuk
barang di luar biaya umum.
150.000.000 300.000.000
Update data capaian
kinerja manajemen dan
rekayasa LLAJ (LoS, jumlah
perjalanan, jumlah
penumpang angkutan
umum)
Kabupaten
Bandung
1 paket kegiatan 30.000.000 Verifikasi RKPD online Rp. 60 juta untuk
pengadaan dan pemasangan pelican
crossing (fasilitas penyebrangan untuk
pejalan kaki dengan alat pengendali
isyarat lalu lintas) di SD Cincin dan SD
Bojongsoang, tidak memadai sehingga
dialihkan untuk kebutuhan update data
60.000.000
Penataan ulang kawasan
tertib lalu lintas melalui
penetapan dengan
keputusan bupati
Soreang 1 Kegiatan 3.000.000 Efisiensi anggaran hasil verifikasi untuk
menambah kekurangan di output
kegiatan lainnya
50.000.000 50.000.000
Akses publik terhadap
kamera pantau lalu lintas di
6 titik dalam wilayah
Kabupaten Bandung
Nagreg,
Margahayu,
Banjaran,
Cileunyi,
Bojongsoang,
Dayeuhkolot
1 Kegiatan 150.000.000 Sesuai dengan verifikasi RKPD online.
Tahap I (tidak tuntas sekaligus,
dikarenakan pagu dibawah kebutuhan
sebagaimana RANWAL)
150.000.000 450.000.000
Fasilitasi hasil Forum SKPD
dan Musrenbang (bottom
up planning, pagu
kewilayahan)
Kabupaten
Bandung
(Tabel II-3)
43 paket
pekerjaan
pengadaan dan
pemasangan
perlengkapan
jalan
1.951.600.000 1.941.600.000
Pengadaan dan
pemasangan rambu halte
Kabupaten
Bandung
9 buah 9.000.000
Pengadaan dan
pemasangan rambu dan
RPPJ di Komplek PEMKAB
Bandung
Soreang 23 buah 39.400.000
Penetapan kelas jalan di
Kabupaten Bandung,
pengadaan dan
pemasangan rambu kelas
jalan di jalur lintas
angkutan batubara, serta
pengawasan tonase
(JBB/JBI) angkutan
batubara/barang
Kabupaten
Bandung
3 Kegiatan 345.000.000 Pagu verifikasi pengadaan lahan tidak
memadai, output dihapuskan juga
mengingat pengelolaan terminal barang
kewenangan Pemerintah Pusat.
Intensifikasi output pengawasan
angkutan barang, memanfaatkan pagu
pengadaan lahan.
Verifikasi sesuai RANWAL.
Namun verifikasi pengadaan lahan
Rp. 45 juta tidak memadai
Usulan RANWAL Rp.
300 juta.
Usulan untuk output
lain: pengadaan lahan
10 ha untuk terminal
barang (batubara) Rp.
2M
Pendataan OD angkutan
barang dan penetapan
jaringan lintas angkutan
barang
Kabupaten
Bandung
2 Kegiatan 200.000.000
Tersedianya unit
pengujian kendaraan
bermotor per 4000
populasi kendaraan wajib
uji
75,00% Penyesuaian capaian di Tahun 2015
melalui perubahan APBD Parsial 66,67%
(bantuan gubernur untuk pengadaan 2
unit uji keliling)
50% 50% 83,33% 6.260.000.000
1 07 18 Program Pembangunan
Sarana dan Prasarana
Perhubungan
550.000.000 550.000.000
18 01 Pembangunan gedung
terminal
550.000.000 APBD
Kabupaten
550.000.000
1 07 19 Program pengendalian
dan pengamanan lalu
lintas
3.055.000.000
1 07
1 07 19 04 manajemen dan rekayasa
lalu lintas dan angkutan
jalan di kawasan
510.000.000 APBD
Kabupaten
960.000.000
1 07 19 11 Pengadaan Dan
Pemasangan Perlengkapan
Jalan
2.000.000.000 APBD
Kabupaten
Sesuai dengan verifikasi, penyesuaian
lokus PEMKAB sebagaimana kebutuhan
dalam RANWAL, penegasan output
rambu halte untuk capaian SPM (karena
program 18 untuk membangun shelter
NIHIL).
Pengalihan Rp. 10 juta dari program 15
(penyesuaian verifikasi dengan hasil
Forum SKPD dan Musrenbang).
Dalam rangka memenuhi target kinerja
program (8,72% perlengkapan jalan)
dibutuhkan tambahan anggaran sebesar
Rp. 61 juta untuk pengadaan dan
pemasangan 60 buah rambu, dan 694,76
m2 atau 5789,67 m' marka jalan
1.580.000.000 1.760.000.000
48.400.000
1 07 19 12 Pengendalian Angkutan
Barang
545.000.000 APBD
Kabupaten
90.350.000.000
1 07 20 Program peningkatan
kelaikan pengoperasian
kendaraan bermotor
2.074.000.000
Tingkat keselamatan
sarana angkutan jalan
(persentase kendaraan
wajib uji yang
melaksanakan pengujian
kendaraan bermotor)
100,00% belum tercatat belum tercatat 100,00%
Pengadaan alat uji
kendaraan bermotor
Kabupaten
Bandung
1 alat brake
tester kombinasi
(timbangan,
sideslip tester,
brake tester), 1
alat uji emisi gas
buang solar, 1
alat uji emisi gas
buang bensin
1.500.000.000 Pagu sesuai verifikasi, output disesuaikan
pagu (diturunkan volume, dinyatakan 0,5
set).
Pagu 2017 mengikuti RANWAL
1.500.000.000 Rp. 3,5 M untuk 1 set
alat (11 jenis)
Instalasi SIM PKB (sistem
informasi manajemen
pengujian kendaraan
bermotor)
Kabupaten
Bandung
1 Kegiatan 200.000.000 Pagu sesuai verifikasi 200.000.000 309.000.000
Gebyar uji emisi gas buang
kendaraan bermotor di
Komplek PEMKAB Bandung
Kabupaten
Bandung
1 Kegiatan 10.000.000
Pelayanan rutin pengujian
kendaraan bermotor
Kabupaten
Bandung
1 Tahun 230.000.000
Sosialisasi uji emisi gas
buang kendaraan bermotor
ke kawasan industri/pabrik-
pabrik
Kabupaten
Bandung
1 Tahun 14.000.000
Pembinaan bengkel
tertunjuk (bengkel yang
melayani perbaikan
kendaraan bermotor dalam
rangka kelulusan uji
berkala)
Kabupaten
Bandung
1 Kegiatan 100.000.000
Pembinaan mekanik
bengkel
Kabupaten
Bandung
1 Kegiatan 20.000.000
1 25 Komunikasi dan
Informatika1 25 15 Program Pengembangan
Komunikasi, Informasi
dan Media Massa
Tahapan pengendalian
komunikasi dan informasi
80% 150.000.000 150.000.000 85% 175.000.000
x Belanja Rutin
x xx Belanja Rutin Pagu sesuai dengan verifikasi, namun
dilakukan penyesuaian output
x xx 01 Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran
Capaian target PAD
Bidang Perhubungan
97% 2.592.073.740 Pagu sesuai dengan verifikasi, namun
dilakukan penyesuaian output
1.776.895.550 2.606.895.550 98% 3.565.500.000
Belanja listrik perlengkapan
jalan, kantor dan posko
keselamatan
Kabupaten
Bandung
1 Tahun 275.780.240 Penyesuaian output yang belum
terakomodir di RANWAL dan verifikasi
(kebutuhan listrik kantor)
12.600.000 12.600.000
Belanja internet dan radio
komunikasi untuk CCTV,
repeater radio komunikasi,
dan wifi Dishub
Kabupaten
Bandung
1 Tahun 133.200.000 157.220.000 157.220.000
Belanja kebutuhan
pertanggungjawaban
anggaran (materai, cek,
penggandaan)
Kantor
DISHUB
1 Tahun 2.960.000
Bimbingan Teknis SAP
(standar akuntansi publik)
Kantor
DISHUB
20 Peserta 27.450.000
Pengadaan alat kebersihan Kantor
DISHUB
1 Tahun 22.812.000
Belanja jasa petugas
kebersihan
Kantor
DISHUB
1 Tahun 30.600.000
Belanja jasa petugas
kebersihan (outsourcing)
Kantor
DISHUB
1 Tahun 60.000.000
x xx 01 09 Penyediaan jasa perbaikan
peralatan kerja
Belanja perbaikan alat
kerja
Kantor
DISHUB
1 Tahun 37.350.000 37.350.000 APBD
Kabupaten
14.590.000 14.590.000
x xx 01 10 Penyediaan alat tulis
kantor
Belanja alat tulis kantor Kantor
DISHUB
1 Tahun 48.477.250 48.477.250 APBD
Kabupaten
sesuai verifikasi dan RANWAL
Belanja cetak non quasi Kantor
DISHUB
1 Tahun 177.485.300 sesuai kebutuhan/RANWAL 107.485.300 177.485.300
Belanja bahan baku
pelayanan pengujian
kendaraan bermotor
Kantor
DISHUB
3 Item 840.000.000 sedikit peningkatan pagu dari verifikasi,
menyesuaikan kebutuhan
278.750.000 578.750.000
Belanja cetakan quasi Kantor
DISHUB
3 Item 290.573.000 sesuai kebutuhan 202.502.500 262.502.500
Belanja cetakan SK izin
trayek
Kantor
DISHUB
30 Buku 4.000.000 sesuai kebutuhan 1.890.000 1.890.000
Biaya pengelolaan barang
dan jasa
Kantor
DISHUB
1 Tahun 0 Anggaran dialihkan sementara untuk
output lainnya, namun masih dibutuhkan
anggaran sebesar Rp. 44.155.000,- untuk
output dimaksud
44.155.000 44.155.000
Belanja penggandaan Kantor
DISHUB
1 Tahun 27.000.000 sesuai verifikasi dan RANWAL
x xx 01 12 Penyedia Komponen
Instalasi Listrik/
Penerangan Bangunan
Kantor
Belanja alat listrik dan
penerangan kantor
Kantor
DISHUB
10 bulan 15.374.500 15.374.500 APBD
Kabupaten
Masih terdapat kekurangan anggaran Rp.
4.625.500,- untuk memenuhi kebutuhan
1 tahun
12.607.500 12.607.500
x xx 01 13 Pengadaan Peralatan dan
Perlengkapan Kantor
Belanja alat dan
perlengkapan kantor
Kantor
DISHUB
NIHIL 0 0 APBD
Kabupaten
Anggaran dialihkan sementara untuk
kebutuhan pelayanan mendesak di awal
tahun.
Masih terdapat kekurangan anggaran Rp.
216.500.000,- untuk memenuhi
kebutuhan komputer, laptop, printer,
UPS AC, Trolley, Mesin Fotocopy
x xx 01 15 Penyediaan Bahan Bacaan
dan Peraturan perundang -
undangan
Belanja bahan bacaan dan
peraturan perundang-
undangan
Kantor
DISHUB
1 Tahun 25.536.000 25.536.000 APBD
Kabupaten
Anggaran dialihkan sementara untuk
output lainnya, namun masih dibutuhkan
anggaran sebesar Rp. 55,625,000,- untuk
output dimaksud
56.786.000 56.786.000
x xx 01 16 Penyediaan makanan dan
minuman
Belanja makanan dan
minuman rapat, tamu, TKK
Kantor
DISHUB
1 Tahun 64.020.000 64.020.000 APBD
Kabupaten
Efisiensi anggaran terkait mamin TKK
yang sudah menjadi CPNS
99.450.000 99.450.000
x xx 01 17 Rapat-rapat kordinasi dan
konsultasi ke luar daerah
Belanja perjalanan dinas
luar daerah
Luar daerah 1 Tahun 157.500.000 157.500.000 APBD
Kabupaten
Efisiensi anggaran dan dialihkan menjadi
output lainnya yang kekurangan
anggaran
187.000.000 187.000.000
Belanja jasa pengamanan Kantor
DISHUB
1 Tahun 278.400.000
Belanja jasa lainnya (sopir) Kantor
DISHUB
1 Tahun 28.555.450
x xx 01 20 Rapat - rapat Koordinasi
dan Konsultasi Dalam
Daerah
Belanja perjalanan dinas
dalam daerah
Kabupaten
Bandung
6 bulan 45.000.000 45.000.000 APBD
Kabupaten
Masih terdapat kekurangan anggaran Rp.
32.500.000,- untuk memenuhi kebutuhan
1 tahun
91.250.000 91.250.000
1 07 20 Program peningkatan
kelaikan pengoperasian
kendaraan bermotor
2.074.000.000
1 07 20 02 Pengadaan alat pengujian
kendaraan bermotor
1.700.000.000 APBD
Kabupaten
1 07 20 03 Pelaksanaan uji petik
kendaraan bermotor
254.000.000 APBD
Kabupaten
Sesuai RANWAL dan verifikasi
1 07 20 04 Pembinaan bengkel
kendaraan bermotor
120.000.000 APBD
Kabupaten
Sesuai verifikasi Terdapat Pendataan
bengkel kendaraan
bermotor sebesar Rp.
70 juta
1 25 15 07 Perencanaan dan
pengembangan kebijakan
komunikasi dan informasi
Penyusunan PERDA pos
dan telekomunikasi
Kabupaten
Bandung
1 dokumen draft
PERDA
150.000.000 150.000.000 APBD
Kabupaten
Masih dibutuhkan tambahan anggaran
sebesar Rp. 123 juta dengan rincian:
a. Rp. 47 juta untuk pendataan layanan
pos/ekspedisi sebagaimana RANWAL.
b. Rp. 50 juta untuk pengadaan 1 unit
GPS, 1 unit alat pengukur ketinggian
tower, 1 unit alat ukur anti petir, 1 alat
tester radiasi elektromagnetik dan 2 unit
hammer test (jika tidak terakomodir
dalam APBD Perubahan 2015).
c. Rp. 24 juta untuk belanja jasa lainnya
(tenaga ahli telekomunikasi 2 orang
dalam 1 tahun)
Pendataan layanan pos/ekspedisi di
desa/kelurahan tidak lolos verifikasi
Pendataan layanan
pos/ekspedisi di
desa/kelurahan (tugas
fungsi Seksi Postel yang
belum terlaksanakan
sama sekali sejak
dibentuknya struktur
Seksi Postel, yang juga
merupakan salah satu
pemenuhan data pokok
perencanaan dan SPM)
175.000.000
x xx 01 02 Penyediaan jasa
komunikasi, sumber daya
air dan listrik
408.980.240 APBD
Kabupaten
x xx 01 07 Penyediaan jasa
administrasi keuangan
30.410.000 APBD
Kabupaten
sesuai verifikasi dan RANWAL
x xx 01 08 Penyediaan jasa kebersihan
kantor
113.412.000 APBD
Kabupaten
Penyerapan anggaran dari kegiatan lain 58.812.000 58.812.000
x xx 01 11 Penyediaan barang cetakan
dan penggandaan
1.339.058.300 APBD
Kabupaten
x xx 01 19 Penyediaan Tenaga
Pendukung Administrasi
Teknis dan Perkantoran
306.955.450 APBD
Kabupaten
Masih terdapat kekurangan anggaran Rp.
108.244,550,- untuk memenuhi
kebutuhan jasa profesi TKK, dan jasa
lainnya (tenaga administrasi)
218.000.000 618.000.000
x xx 02 Program peningkatan
sarana dan prasarana
aparatur
Terpenuhinya kebutuhan
masyarakat akan
pelayanan publik bidang
perhubungan
85% 563.592.000 Keterbatasan anggaran menghasilkan
prioritas, sehingga sebagian pagu
sementara tidak dialokasikan pada
program ini, dan dilakukan
penyesuaian output
1.033.209.950 1.850.210.000 85% 2.575.000.000
x xx 02 07 Pengadaan perlengkapan
gedung kantor
Belanja perlengkapan
gedung kantor
Kabupaten
Bandung
NIHIL 0 0 APBD
Kabupaten
Anggaran dialihkan sementara untuk
kebutuhan pelayanan mendesak di awal
tahun.
Masih terdapat kekurangan anggaran Rp.
250 juta untuk memenuhi kebutuhan
meja dan kursi kerja, lemari, kursi set,
filling kabinet
268.009.950 285.010.000
Belanja BBM kendaraan
dinas/operasional
Kabupaten
Bandung
1 Tahun 365.192.000 Efisiensi anggaran dan dialihkan menjadi
output lainnya yang kekurangan
anggaran
466.800.000 466.800.000
Belanja jasa servis
kendaraan
dinas/operasional
Kabupaten
Bandung
1 Tahun 178.400.000 sesuai verifikasi dan RANWAL
Belanja STNK kendaraan
dinas/operasional
Kabupaten
Bandung
1 Tahun 20.000.000 sesuai verifikasi dan RANWAL
x xx 02 42 Rehabilitasi sedang/berat
gedung kantor
Rehabilitasi sedang/berat
gedung kantor
Kabupaten
Bandung
NIHIL 0 0 APBD
Kabupaten
Anggaran dialihkan sementara untuk
kebutuhan pelayanan mendesak di awal
tahun.
Masih terdapat kekurangan anggaran Rp.
885 juta untuk memenuhi kebutuhan
rehab benteng, pembangunan gudang
bengkel, rehab mesjid, rehab saluran air,
pemeliharaan pencucian kend, penataan
parkir kantor, dan pemeliharaan kantor.
100.000.000 900.000.000
x xx 03 Program peningkatan
disiplin aparatur
Terpenuhinya kebutuhan
masyarakat akan
pelayanan publik Bidang
Perhubungan
85% 0 102.800.000 172.800.000 85% 200.000.000
x xx 03 02 Pengadaan pakaian dinas
beserta perlengkapannya
Pengadaan pakaian dinas
beserta perlengkapannya
Kabupaten
Bandung
NIHIL 0 0 APBD
Kabupaten
Anggaran dialihkan sementara untuk
kebutuhan pelayanan mendesak di awal
tahun.
Masih terdapat kekurangan anggaran Rp.
250 juta untuk memenuhi kebutuhan
pengadaan pakaian dinas dan
perlengkapannya.
102.800.000 172.800.000
x xx 05 Program peningkatan
kapasitas sumber daya
aparatur
Tersedianya SDM
berkompetensi bidang
perhubungan
63,60% 123.229.500 Sampai dengan tahun 2014 anggaran
diklat kompetensi Bidang Perhubungan
dialokasikan di APBN. Menindaklanjuti
surat Menteri Perhubungan bulan
Januari 2015, bahwa menimbang UU
NO.23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, anggaran diklat
dimaksud harus dianggarkan dalam
APBD
67% 750.000.000
x xx 05 01 Pendidikan dan pelatihan
formal
Biaya pendidikan dan
pelatihan kompetensi
Bidang Perhubungan
Kabupaten
Bandung
1 Tahun 123.229.500 123.229.500 APBD
Kabupaten
Pagu sesuai verifikasi.
Masih terdapat kekurangan anggaran Rp.
226,770,500,- untuk memenuhi
kebutuhan diklat kompetensi bidang
perhubungan dalam 1 tahun (sejak Tahun
2015 menindaklanjuti UU No. 32/2014,
Pemerintah Pusat tidak lagi
mengalokasikan anggaran diklat untuk
pegawai daerah)
523.229.500
x xx 06 Program peningkatan
pengembangan sistem
pelaporan capaian kinerja
dan keuangan
Persentase akuntabilitas
kinerja dan keuangan
95% 158.115.000 Target kinerja ditingkatkan 2016: 87%, 2017: 88% 2016: 87%, 2017: 88% 100% 360.000.000
x xx 06 01 Penyusunan laporan
capaian kinerja dan ikhtisar
realisasi kinerja SKPD
Penyusunan rencana
perjanjian kinerja,
pendataan realisasi dan
laporan capaian kinerja
Kabupaten
Bandung
4 Kegiatan 150.115.000 150.115.000 APBD
Kabupaten
Pagu sesuai verifikasi.
Penurunan target kualitas teknik
pengolahan dan analisis data
perencanaan maupun capaian kinerja
150.115.000 333.115.000
x xx 06 04 Penyusunan Laporan
Keuangan Akhir Tahun
Penyusunan laporan tahun
2015, laporan kinerja 2015,
bahan LPPD dan LKPJ
Bupati 2015
Kabupaten
Bandung
3 Kegiatan 8.000.000 8.000.000 APBD
Kabupaten
sesuai verifikasi dan RANWAL
Jumlah Total 13.437.010.240 112.952.500.000
242760240 0
255360240 12.600.000
x xx 02 24 Pemeliharaan rutin/berkala
kendaraan
dinas/operasional
563.592.000 APBD
Kabupaten
Soreang, 19 Juni 2015
Mengetahui/Menyetujui,
Kepala Dinas Perhubungan Sekretaris Dinas Perhubungan
Kabupaten Bandung Kabupaten Bandung
Drs. H. Teddy Kusdiana., M.Si. Drs. Elan Ramlan H., M.Si.
NIP. 19631020 198503 1 007 NIP. 19650323 199603 1 001
Operator Dinas Perhubungan
______________________________