bab i pendahuluanrepository.upi.edu › 3631 › 4 › t_bp_1009521_chapter1.pdf · konsep diri...

24
Irma Numiasari, 2013 Program Bimbingan Pribadi – Sosial Berdasarkan Pendekatan Humanistik Untuk Mengembangkan Konsep Diri Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan berperan penting di dalam kehidupan manusia sebagai proses dalam pengembangan potensi manusia secara optimal dan berfungsi untuk mengembangkan manusia ke arah kearifan, pengetahuan dan etika sehingga dapat membangun aspek kognisi, afeksi dan psikomotor secara optimal. Diungkapkan oleh Elmubarok (2009:3) peranan pendidikan bagi manusia sebagai proses yang ditujukan untuk membina kualitas sumber daya manusia seutuhnya agar dapat melakukan peranannya dalam kehidupan secara fungsional dan optimal. Menurut Kartadinata (2011:11) pendidikan berfungsi untuk pengembangan, peragaman dan integrasi. Dari ketiga fungsi tersebut memiliki arti bahwa pendidikan berfungsi untuk membantu manusia dalam pengembangan diri sesuai dengan keunikannya dimana keragaman perkembangan diri tersebut disesuaikan dengan potensi yang dimiliki individu agar menjadi manusia yang utuh. Fungsi pendidikan yang diharapkan bagi perkembangan manusia tercantum di dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Bab II Pasal 3: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Upload: others

Post on 26-Jun-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUANrepository.upi.edu › 3631 › 4 › T_BP_1009521_Chapter1.pdf · Konsep Diri Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Irma Numiasari, 2013 Program Bimbingan Pribadi – Sosial Berdasarkan Pendekatan Humanistik Untuk Mengembangkan Konsep Diri Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan berperan penting di dalam kehidupan manusia sebagai proses

dalam pengembangan potensi manusia secara optimal dan berfungsi untuk

mengembangkan manusia ke arah kearifan, pengetahuan dan etika sehingga dapat

membangun aspek kognisi, afeksi dan psikomotor secara optimal. Diungkapkan

oleh Elmubarok (2009:3) peranan pendidikan bagi manusia sebagai proses yang

ditujukan untuk membina kualitas sumber daya manusia seutuhnya agar dapat

melakukan peranannya dalam kehidupan secara fungsional dan optimal.

Menurut Kartadinata (2011:11) pendidikan berfungsi untuk pengembangan,

peragaman dan integrasi. Dari ketiga fungsi tersebut memiliki arti bahwa pendidikan

berfungsi untuk membantu manusia dalam pengembangan diri sesuai dengan

keunikannya dimana keragaman perkembangan diri tersebut disesuaikan dengan

potensi yang dimiliki individu agar menjadi manusia yang utuh.

Fungsi pendidikan yang diharapkan bagi perkembangan manusia

tercantum di dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Bab II Pasal 3:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Page 2: BAB I PENDAHULUANrepository.upi.edu › 3631 › 4 › T_BP_1009521_Chapter1.pdf · Konsep Diri Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

Irma Numiasari, 2013 Program Bimbingan Pribadi – Sosial Berdasarkan Pendekatan Humanistik Untuk Mengembangkan Konsep Diri Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uraian fungsi pendidikan di atas berimplikasi terhadap pengertian

pendidikan. Pengertian pendidikan di antaranya menurut UUSPN No. 20 Tahun

2003 Bab 1 Pasal 1 (1) pendidikan adalah :

“usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

Uraian di atas menyuratkan bahwa pendidikan adalah sebuah proses

dengan metode-metode tertentu sehingga peserta didik memperoleh pengetahuan,

pemahaman dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan tahapan tugas

perkembangannya secara optimal.

Menurut Makmun (2005:22) pendidikan mencakup seluruh proses hidup

dan termasuk interaksi individu dengan lingkungannya yang berlangsung secara

formal, nonformal maupun informal agar peserta didik dapat mewujudkan dirinya

sesuai dengan tahapan tugas perkembangan secara optimal sehingga mencapai

suatu taraf kedewasaan tertentu.

Pada UUSPN No. 20 Tahun 2003 Bab VI Pasal 15, jenis pendidikan

mencakup pendidikan khusus, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan,

dan umum. Berkaitan dengan pendidikan khusus, pada Peraturan Pemerintah No.

17 Tahun 2010 Bab VII Pasal 127 dijelaskan bahwa pendidikan khusus

merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam

mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial,

dan/atau memiliki kecerdasan dan bakat istimewa.

Page 3: BAB I PENDAHULUANrepository.upi.edu › 3631 › 4 › T_BP_1009521_Chapter1.pdf · Konsep Diri Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

Irma Numiasari, 2013 Program Bimbingan Pribadi – Sosial Berdasarkan Pendekatan Humanistik Untuk Mengembangkan Konsep Diri Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lebih lanjut terkait fungsi, tujuan dan peserta didik pada pendidikan

khusus dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 Bab VII Pasal

129 (1), (2) dan (3). Pasal 1 terkait fungsi pendidikan khusus bagi peserta didik

berkelainan yakni memberikan pelayanan pendidikan bagi peserta didik yang

memiliki kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan

fungsi,emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial. Pasal 2 terkait tujuan

pendidikan khusus bagi peserta didik berkelainan yakni untuk mengembangkan

potensi peserta didik secara optimal sesuai kemampuannya. Pasal 3 terkait peserta

didik yang mengikuti pendidikan khusus berkelainan terdiri dari peserta didik

tunanetra, tunarungu, tunawicara, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, berkesulitan

belajar, lamban belajar, autis, gangguan motorik, menjadi penyalahgunaan

narkotika, obat terlarang, dan zat adiktif lain serta memiliki kelainan lain.

Satuan pendidikan khusus bagi peserta didik berkelainan pada jenjang

pendidikan dasar (Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 Bab VII Pasal 133)

terdiri atas sekolah dasar luar biasa atau sebutan lain untuk satuan pendidikan

yang sejenis dan sederajat; dan sekolah menengah pertama luar biasa atau sebutan

lain untuk satuan pendidikan yang sejenis dan sederajat.

Penjelasan di atas menegaskan bahwa satuan pendidikan khusus adalah

bentuk layanan pendidikan khusus bagi peserta didik berkelainan dan/atau

peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa pada

jalur pendidikan formal untuk jenjang pendidikan anak usia dini, pendidikan

dasar dan pendidikan menengah. Peserta didik berkelainan karena keterbatasan

fungsi indera dan/atau fisiknya adalah mereka yang tergolong sebagai penyandang

Page 4: BAB I PENDAHULUANrepository.upi.edu › 3631 › 4 › T_BP_1009521_Chapter1.pdf · Konsep Diri Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

Irma Numiasari, 2013 Program Bimbingan Pribadi – Sosial Berdasarkan Pendekatan Humanistik Untuk Mengembangkan Konsep Diri Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tunanetra, tunarungu, tunadaksa, tunalaras dan autis. Secara spesifik satuan

pendidikan khusus bagi peserta didik berkelainan, terdapat dalam bentuk

kelembagaan Sekolah Luar Biasa (SLB) jenjang SDLB, SMPLB dan SMALB.

Uraian SLB berdasarkan spesifikasi kelainan yang disandangnya, yaitu: (1) SLB

A untuk tunanetra; (2) SLB B untuk tunarungu dan wicara; (3) SLB C untuk

tunagrahita; (4) SLB D untuk tunadaksa; (5) SLB E untuk tunalaras (Tuslina T, 2012).

Peserta didik yang menyandang kelainan tersebut dihadapkan pada

permasalahan – permasalahan di antaranya terkait permasalahan akademik dan

pribadi-sosial yang disebabkan oleh kurangnya pengalaman fisik dan kurang

adanya proses interaksi belajar. Menurut Neely permasalahan tersebut

dikelompokan menjadi empat, yaitu hubungan dengan orang lain, konflik internal,

tingkah laku maladaptif dan konseling vokasional. Pada usia sekolah lanjutan

pertama, permasalahan yang dapat mengganggunya di antaranya permasalahan

pribadi-sosial seperti menguatnya kebutuhan diterima oleh teman sebaya selain itu

penguasaan keterampilan dan pilihan kerja (Iin dan Purwanti, 2000:20).

Permasalahan pribadi-sosial tersebut tidak timbul dengan sendirinya.

Sebagaimana diketahui bahwa perilaku atau aktivitas yang ada pada individu atau

organisme tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari adanya

stimulus atau rangsangan mengenai individu atau organisme tersebut. Pernyataan

tersebut diperkuat oleh Carl Rogers (Darminto, 2007:108) yang menyatakan

bahwa manusia bereaksi terhadap lingkungannya sesuai dengan persepsi dan

pengalamannya sendiri. Pengalaman tersebut meliputi segala sesuatu yang secara

potensial terdapat dalam kesadaran organisme pada setiap saat. Keseluruhan

Page 5: BAB I PENDAHULUANrepository.upi.edu › 3631 › 4 › T_BP_1009521_Chapter1.pdf · Konsep Diri Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

Irma Numiasari, 2013 Program Bimbingan Pribadi – Sosial Berdasarkan Pendekatan Humanistik Untuk Mengembangkan Konsep Diri Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengalaman tersebut disebut medan fenomenal atau medan persepstual. Medan

fenomenal adalah dunia privat individu (individual frame of reference) yang

hanya diketahui oleh orang itu sendiri.

Tingkahlaku seseorang dapat dipahami dengan sangat baik dari kerangka internal

individu itu sendiri. Rogers mendefinisikan kerangka acuan internal (internal frame of

refrence) sebagai seluruh bidang pengalaman yang tersedia bagi pengalaman individu pada

saat tertentu. Bidang pengalaman tersebut meliputi sensasi-sensasi, persepsi-persepsi,

makna-makna, ingatan-ingatan yang tersedia bagi kesadaran. Beberapa pengalaman

individu (medan fenomenal) berdiferensiasi dan dilambangkan sebagai kesadaran.

Pengalaman-pengalaman tersebut adalah pengalaman diri dan akhirnya sebagian dari

pengalaman tersebut menjadi dasar dalam pembentukan konsep diri.

Menurut Rogers (Prabawa, 2009:10) konsep diri terbagi 2 yaitu real self

dan ideal self. Real self adalah keadaan diri individu saat ini, sementara ideal self

adalah keadaan diri individu yang ingin dilihat oleh individu itu sendiri atau apa

yang ingin dicapai oleh individu tersebut. Untuk menunjukkan kesesuaian antara

kedua konsep diri tersebut, Rogers mengenalkan dua konsep, yaitu incongruence

dan congruence. Dalam teori Rogers, terdapat dua arti dari kongruensi-

inkongruensi. Pertama adalah kongruensi atau inkongruensi antara kenyataan

subjektif dan kenyataan luar. Sedangkan yang kedua adalah tingkat

ketidaksesuaian antara diri (pengalaman nyata) dan diri idealnya sangatlah besar,

sehingga membuat orang merasa tidak puas sehingga sulit untuk menyesuaikan

diri (Prabawa, 2009:11).

Page 6: BAB I PENDAHULUANrepository.upi.edu › 3631 › 4 › T_BP_1009521_Chapter1.pdf · Konsep Diri Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

Irma Numiasari, 2013 Program Bimbingan Pribadi – Sosial Berdasarkan Pendekatan Humanistik Untuk Mengembangkan Konsep Diri Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lebih lanjut terkait konsep diri dan penyesuaian diri khususnya pada

remaja, menurut Santrock (2003:334) perkembangan konsep diri dan penyesuaian

diri remaja dipengaruhi oleh perkembangan kognisi. Perkembangan kognisi pada

remaja sangat memungkinkan remaja untuk berfikir secara lebih abstrak dan

idealistik sehingga pada pemahaman diri seorang remaja dapat menjadi semakin

terdiferensiasi sesuai dengan konteks atau situasi yang semakin terdiferensiasi.

Setelah kebutuhan untuk mendiferensiasikan diri ke dalam banyak peran dalam

konteks yang berbeda-beda ada dalam diri remaja, muncullah kontradiksi antara

diri-diri yang terdiferensiasi tersebut. Adanya sifat kontradiktif tersebut pada masa

remaja membuat munculnya fluktuasi diri remaja dalam berbagai situasi dan

waktu tidaklah mengejutkan. Munculnya kemampuan remaja untuk

mengkonstruksi diri ideal disamping diri yang sebenarnya, menjadi sesuatu yang

membingungkan bagi remaja. Menurut Carl Rogers adanya perbedaan yang

terlalu jauh antara diri yang nyata dengan diri yang ideal menunjukkan tanda

ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri.

Berkaitan dengan upaya penyesuaian diri remaja ke arah dewasa, biasanya

para remaja mengalami kebingungan dalam menemukan konsep dirinya, karena

remaja belum menemukan status dirinya secara utuh. Sisi lain yang dimiliki para

remaja adalah adanya perasaan sudah besar, kuat, pandai dan telah menjadi

dewasa. Tetapi mereka tetap memiliki perasaan ketidakpastiaan dan kecemasan

sehingga membutuhkan perlindungan dari orangtua (Kartono, 1995:20).

Menurut Agustiani (2006:143), selama masa anak pertengahan dan akhir,

kelompok teman sebaya mulai memainkan peran yang dominan, menggantikan

Page 7: BAB I PENDAHULUANrepository.upi.edu › 3631 › 4 › T_BP_1009521_Chapter1.pdf · Konsep Diri Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7

Irma Numiasari, 2013 Program Bimbingan Pribadi – Sosial Berdasarkan Pendekatan Humanistik Untuk Mengembangkan Konsep Diri Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

orang tua sebagai orang yang turut berpengaruh pada konsep diri mereka. Anak

makin mengidentifikasikan diri dengan anak-anak seusianya dan mengadopsi

bentuk-bentuk tingkah laku dari kelompok teman sebaya dari jenis kelamin yang

sama. Selama masa anak akhir konsep diri yang terbentuk sudah agak stabil.

Tetapi dengan mulainya masa pubertas terjadi perubahan drastis pada konsep diri.

Remaja yang masih muda mempersepsikan dirinya sebagai orang dewasa dalam

banyak cara, namun bagi orang tua ia tetap masih seseorang anak-anak.

Konsep diri berperan penting dalam kehidupan sebagai penentu perilaku

individu dalam penyesuaian diri dengan lingkungannya. Hal tersebut diperkuat

oleh pernyataan dari Hartinah (2008:96) yang mengungkapkan pentingnya

peranan konsep diri karena berpengaruh terhadap perilaku individu dalam

penyesuaian diri dengan orang lain. Sejauh mana individu menyadari dan

menerima segala kelebihan dan kekurangan yang ada di dalam dirinya, maka akan

mempengaruhi pembentukan konsep dirinya. Apabila seseorang mampu

menerima segala kelebihan dan kekurangannya maka dalam individu tersebut

akan tumbuh konsep diri yang positif, sebaliknya bagi yang tidak mampu

menerimanya maka akan menumbuhkan konsep diri yang negatif. Konsep diri

yang positif akan mempengaruhi kemampuan individu dalam penyesuaian diri

dengan lingkungan sosialnya dengan baik.

Penelitian Ary et al. (2009) berkaitan dengan hubungan konsep diri

dengan penyesuaian sosial siswa kelas akselerasi di SMP Negeri 2 dan SMP PL

Domenico Savio Semarang. Penelitian dilakukan terhadap 61 subjek penelitian,

ditemukan hubungan yang positif dan signifikan antara konsep diri dengan

Page 8: BAB I PENDAHULUANrepository.upi.edu › 3631 › 4 › T_BP_1009521_Chapter1.pdf · Konsep Diri Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8

Irma Numiasari, 2013 Program Bimbingan Pribadi – Sosial Berdasarkan Pendekatan Humanistik Untuk Mengembangkan Konsep Diri Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penyesuaian sosial. Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa konsep diri

peserta didik SMP merupakan hal penting untuk dikembangkan agar peserta didik

memiliki kemampuan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan dimana pun

mereka berada.

Selain itu hasil penelitian yang dilakukan Lailatul Rokhmatika dan Eko

Darminto (2013) terhadap 50 peserta didik kelas unggulan di SMP Negeri 1

Kalitengah, Lamongan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan dan positif antara konsep diri dan penyesuaian diri peserta didik di sekolah.

Menurut Forteza (2002), ”individu penting untuk memiliki konsep diri

yang positif, namun meskipun demikian, beberapa individu mengalami kesulitan

untuk menemukan konsep diri yang positif di dalam dirinya, terlepas dari apakah

mereka memiliki kelainan atau tidak”. Pada dasarnya konsep diri yang dimiliki

antara anak tunanetra dan anak awas adalah sama, terbukti dari beberapa hasil

penelitian yang telah dilakukan oleh Huurre et al. (1999) di India. Penelitian

dilakukan terhadap 100 peserta didik dengan rentang umur antara 13 – 14 tahun,

jumlah sampel perempuan tunanetra sebanyak 50 orang dan sampel laki-laki awas

sebanyak 50 orang. Hasil penelitian tidak terdapat perbedaan antara konsep diri di

antara kelompok partisipan awas dan tunanetra. Hal tersebut diperkuat dengan

adanya hasil penelitian dari Universitas Hong Kong (Fok dan Fung, 2004),

penelitian dilakukan terhadap 115 partisipan yang terdiri dari 52 orang tunanetra

dan 63 orang awas, hasil penelitian antara konsep diri partisipan tunanetra dan

awas memiliki level self esteem dan konsep diri yang setara.

Page 9: BAB I PENDAHULUANrepository.upi.edu › 3631 › 4 › T_BP_1009521_Chapter1.pdf · Konsep Diri Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

9

Irma Numiasari, 2013 Program Bimbingan Pribadi – Sosial Berdasarkan Pendekatan Humanistik Untuk Mengembangkan Konsep Diri Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Namun menurut Hare and Hare dalam Forteza (2000) “ketunanetraan

dapat berdampak negatif terhadap konsep diri, karena mereka tidak bisa

mengalami situasi penuh atau belajar tentang obyek secara keseluruhan”. Hasil

penelitian terhadap dampak psikososial dan perilaku yang dialami remaja

tunanetra berkaitan dengan ketunanetraannya telah dilakukan oleh Wong et al.

(2009) terhadap 1249 orang remaja yang terdiri dari remaja tunanetra dan remaja

awas, umur di antara 11-18 tahun. Hasil penelitian remaja tunanetra memiliki skor

psikososial dan peranan sekolah yang lebih rendah dibandingkan remaja awas.

Menurut Hatlen (2004) dan Kef (2002) dalam Halder dan Datta (2011:39),

beberapa literatur berkaitan dengan kebahagiaan, depresi, kesehatan mental, dan

studi tentang dampak psikososial remaja tunanetra menunjukkan bahwa isolasi

sosial dan persepsi kelainan dari rekan-rekannya dapat berdampak terhadap harga

diri remaja tunanetra. Pernyataan tersebut diperkuat oleh penelitian yang telah

dilakukan oleh Nurullah Bolat et al. (2011) terhadap 80 remaja, 40 remaja awas

dan 40 remaja tunanetra. Umur partisipan antara 11-14 tahun. Hasil penelitian

tingkat depresi dan konsep diri antara remaja awas dan remaja tunanetra berada

pada level yang sama, namun remaja tunanetra cenderung memiliki kecemasan

yang lebih tinggi.

Senada dengan pernyataan di atas, Blomquist et al., 1998 menyatakan,

“remaja yang mengalami kelainan di bagian wajah mendapatkan beberapa

hambatan seperti tidak terlalu diharapkan oleh pihak orangtua maupun

masyarakat, kurangnya mendapatkan pengetahuan tentang layanan karir dan

pendidikan dan keterampilan advokasi diri untuk mencapai tujuan mereka”.

Page 10: BAB I PENDAHULUANrepository.upi.edu › 3631 › 4 › T_BP_1009521_Chapter1.pdf · Konsep Diri Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

10

Irma Numiasari, 2013 Program Bimbingan Pribadi – Sosial Berdasarkan Pendekatan Humanistik Untuk Mengembangkan Konsep Diri Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Remaja yang mengalami kelainan di bagian wajah di antaranya adalah remaja

tunanetra. Mereka mengalami hambatan perkembangan sesuai dengan ketunaannya,

namun hal-hal yang berhubungan dengan rangsangan mata diganti dengan indra

lainnya sebagai kompensasinya, terkecuali tunanetra yang diiringi oleh kelainan

ganda. Menurut Kirkwood (1997:110), salah satu aspek penting pada masa remaja

adalah pengembangan identitas dan harga diri yang bersifat positif. Hal tersebut

terkadang sulit melakukan pengembangan tersebut bagi remaja, karena pada

umumnya remaja dipenuhi oleh keraguan diri dan ketidakpastian masa depan,

terlebih lagi apabila disertai adanya gangguan penglihatan.

Menurut pernyataan dari para peneliti (Centers & Centers, 1963; Siller,

Ferguson, Vann & Holland, 1968; Wright, 1960) dalam Backen (1996: 384), “

hampir semua nasib individu dengan kondisi kelainan/ketunaan mendapatkan

penilaian yang negatif dari masyarakat, misalnya masyarakat cenderung melihat

sisi ketidakmampuannya sehingga menghambat pengembangan konsep diri yang

positif. Apabila individu tersebut memiliki konsep diri yang rendah, dengan

adanya persepsi negatif dari lingkungannya terhadap dirinya maka konsep diri

individu tersebut akan menjadi kurang berkembang ke arah yang positif”.

Menurut Tuttle dalam Forteza (2000) meskipun semua individu rentan

terhadap perkembangan konsep diri yang negatif, individu tunanetra berada pada

resiko yang lebih besar. Dia menyatakan bahwa rasa memiliki kompetensi diri dan

persepsi dari orang lain penting dalam perkembangan konsep diri individu, karena

individu dengan gangguan penglihatan dipandang berbeda oleh orang lain,

sehingga mereka lebih mungkin untuk mengembangkan konsep diri yang negatif.

Page 11: BAB I PENDAHULUANrepository.upi.edu › 3631 › 4 › T_BP_1009521_Chapter1.pdf · Konsep Diri Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

11

Irma Numiasari, 2013 Program Bimbingan Pribadi – Sosial Berdasarkan Pendekatan Humanistik Untuk Mengembangkan Konsep Diri Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Clock-Clampert dalam Forteza (2000), “aspek yang paling

fundamental dari anak tunanetra adalah konsep dirinya yaitu cara anak belajar

untuk melihat dirinya sendiri, memiliki dampak besar terhadap ambisi masa

depan, prestasi dan kebahagiaan pribadinya”.

Anak tunanetra merupakan individu yang mengembangkan dirinya melalui

hubungan dan interaksi dinamis dengan inividu lain dan dengan kelompok sosial,

baik di lingkungan sekolah, asrama, rumah maupun di lingkungan masyarakat.

Dengan demikian untuk mengembangkan diri anak tunanetra khususnya konsep

diri anak tunanetra diperlukan rancangan bimbingan dalam ruang lingkup pribadi-

sosial yang menekankan pada peningkatan pengalaman yang positif dan

pengembangan konsep real self agar tidak terlalu khawatir mengenai apa yang

orang lain inginkan pada diri anak tunanetra.

Bimbingan pribadi-sosial berarti upaya untuk membantu individu dalam

menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi konflik-konflik dalam diri,

sebagai upaya untuk mengatur dirinya sendiri di bidang kerohanian, perawatan

jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran nafsu seksual dan sebagainya, serta

upaya membantu individu dalam membina hubungan sosial di berbagai

lingkungan (pergaulan sosial) (Yusuf, 2009: 53).

Bimbingan pribadi-sosial dimaksudkan di atas yaitu untuk mencapai

tujuan dan tugas perkembangan pribadi-sosial dalam mewujudkan pribadi yang

takwa, mandiri, dan bertanggung jawab. Dalam aspek pribadi-sosial, layanan

bimbingan membantu peserta didik agar: 1) memiliki kesadaran diri dan dapat

mengembangkan sikap positif, 2) membuat pilihan secara sehat, 3) menghargai

Page 12: BAB I PENDAHULUANrepository.upi.edu › 3631 › 4 › T_BP_1009521_Chapter1.pdf · Konsep Diri Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

12

Irma Numiasari, 2013 Program Bimbingan Pribadi – Sosial Berdasarkan Pendekatan Humanistik Untuk Mengembangkan Konsep Diri Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

orang lain, 4) mempunyai rasa tanggung jawab, 5) mengembangkan keterampilan

hubungan antar pribadi (interpersonal), 6) menyelesaikan konflik, 7) membuat

keputusan secara efektif.

Program bimbingan tersebut selayaknya berbasis pendekatan yang

bertitiktolak dari pandangan yang positif terhadap manusia atau bahwa manusia

pada dasarnya baik, perilaku manusia dengan sadar, bebas dan bertanggungjawab

dibimbing oleh daya-daya positif yang berasal dari dalam dirinya sendiri ke arah

pemekaran seluruh potensi manusiawi secara penuh, serta agar berkembang ke

arah positif, manusia membutuhkan suasana dan pendampingan personal serba

penuh penerimaan dan penghargaan demi mekarnya potensi positif yang melekat

dalam dirinya (Hall dan Lindzey dalam Supriatna, 2010: 11)

Pernyataan tersebut menghantarkan perancangan program bimbingan

untuk mengembangkan konsep diri yang didasarkan atas pendekatan humanistik.

Menurut Alwisol (2009:265) pendekatan humanistik menekankan manusia

mempunyai kemampuan untuk menentukan nasibnya sendiri, rasional, utuh,

mudah berubah dan sukar dipahami.

Dalam hal ini, program bimbingan dipandang sebagai upaya pendidikan

dalam bentuk layanan yang: (1) memusatkan perhatian pada pribadi yang mengalami,

dan karenanya berfokus pada pengalaman sebagai fenomenon primer dalam

mempelajari manusia; (2) menekankan pada kualitas-kualitas yang khas manusia

seperti realisasi diri; (3) bersandarkan pada kebermaknaan dalam memilih masalah-

masalah yang akan dipelajari dan prosedur-prosedur penelitian yang digunakan; (4)

memberikan perhatian penuh dan meletakkan nilai yang tinggi pada kemuliaan dan

Page 13: BAB I PENDAHULUANrepository.upi.edu › 3631 › 4 › T_BP_1009521_Chapter1.pdf · Konsep Diri Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

13

Irma Numiasari, 2013 Program Bimbingan Pribadi – Sosial Berdasarkan Pendekatan Humanistik Untuk Mengembangkan Konsep Diri Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

martabat manusia, serta tertarik pada perkembangan potensi yang inheren pada setiap

individu (Misiak dan Sexton dalam Supriatna, 2010:11).

Bimbingan pribadi-sosial dengan pendekatan humanistik dilakukan dengan

mengintegrasikan bimbingan pribadi-sosial yang di dalamnya memungkinkan peserta

didik mengembangkan konsep diri yang meliputi aspek kognitif dan afektif untuk

mengembangkan pengetahuannya tentang kondisi fisiknya, identitas dirinya terkait sifat

yang dimilikinya, mengenal kemampuan dan ketidakmampuannya, mempelajari cara

pengambilan keputusan, memaknai pengalaman, menghargai diri, sikap percaya diri

dan mengembangkan nilai moral peserta didik pada saat itu agar anak tunanetra tidak

terlalu khawatir mengenai apa yang orang lain inginkan pada diri anak tunanetra

sehingga mempengaruhi ideal selfnya. Asumsinya berdasarkan pada pandangan positif

tentang manusia, dengan memandang manusia memiliki sifat bawaan untuk berjuang

keras untuk menjadi individu yang selaras dan berfungsi secara penuh (becoming fully

functioning) (Feist dan Feist, 2010:7).

Individu dapat mengembangkan keselarasan di dalam konsep dirinya dan

keberfungsiannya sebagai manusia secara penuh setelah diberi kebebasan dan

dukungan emosional serta didorong dengan lingkungan yang menerima dan

memahami situasi terapeutik. Dengan demikian Sekolah memerlukan “Program

Bimbingan Pribadi-Sosial untuk Mengembangkan Konsep Diri Peserta Didik

berdasarkan Pendekatan Humanistik ”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan fakta empirik di atas memunculkan masalah penelitian secara

umum adalah “Bagaimana program bimbingan pribadi-sosial berdasarkan

Page 14: BAB I PENDAHULUANrepository.upi.edu › 3631 › 4 › T_BP_1009521_Chapter1.pdf · Konsep Diri Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

14

Irma Numiasari, 2013 Program Bimbingan Pribadi – Sosial Berdasarkan Pendekatan Humanistik Untuk Mengembangkan Konsep Diri Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendekatan humanistik untuk mengembangkan konsep diri peserta didik SMPLB

X Tahun Pelajaran 2012/2013?”. Secara lebih rinci masalah utama tersebut

diuraikan ke dalam pertanyaan sebagai berikut:

1) bagaimana profil umum konsep diri peserta didik SMPLB X Tahun Pelajaran

2012/2013?

2) bagaimana kondisi awal profil konsep diri subjek penelitian ?

3) bagaimana rumusan program bimbingan pribadi-sosial berdasarkan pendekatan

humanistik untuk mengembangkan konsep diri peserta didik SMPLB X Tahun

Pelajaran 2012/2013 yang layak menurut pakar dan praktisi bimbingan dan konseling?

4) bagaimana gambaran efektivitas program bimbingan pribadi-sosial berdasarkan

pendekatan humanistik untuk mengembangkan konsep diri peserta didik

SMPLB X Tahun Pelajaran 2012/2013?

C. Penjelasan Istilah

Dalam rumusan permasalahan di atas terdapat dua istilah, yaitu konsep diri

dan bimbingan pribadi-sosial. Berikut ini adalah uraian penjelasan istilah tersebut.

1) Konsep Diri

Menurut Burn (1993:87) konsep diri yaitu konseptualisasi individu

mengenai pribadinya sendiri, dipandang sebagai seseorang yang diinvestasikan

dengan konotasi-konotasi emosional yang potensial dan evaluatif karena

keyakinan-keyakinan subyektif dan pengetahuan faktual yang dianggap berasal

dari diri individu yang bersifat pribadi dalam berbagai tingkatan, intens dan

sentral terhadap keunikan identitasnya.

Page 15: BAB I PENDAHULUANrepository.upi.edu › 3631 › 4 › T_BP_1009521_Chapter1.pdf · Konsep Diri Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

15

Irma Numiasari, 2013 Program Bimbingan Pribadi – Sosial Berdasarkan Pendekatan Humanistik Untuk Mengembangkan Konsep Diri Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Hurlock (1993: 234) konsep diri diartikan sebagai gambaran

yang dimiliki orang tentang dirinya. Konsep diri ini merupakan gabungan dari

keyakinan yang dimiliki individu tentang mereka sendiri yang meliputi

karasteristik fisik, emosional, psikologis sosial, aspirasi dan prestasi. Berdasarkan

pendapat Hurlock, keyakinan terhadap apa yang menjadi karakteristik individu

tidak seharusnya didapatkan dari orang lain sebagai pemberi informasi. Individu

dapat menggali dan mengolahnya sendiri menjadi sebuah kepribadian yang khas.

Menurut Carl Rogers (Alwisol, 2004:338) konsep diri diartikan sebagai:

(a) persepsi, keyakinan, perasaan/sikap seseorang tentang dirinya sendiri; (b)

kualitas pensifatan individu tentang dirinya sendiri dan pandangan orang lain

tentang dirinya sendiri; (c) suatu sistem pemaknaan individu tentang dirinya

sendiri dan pandangan orang lain tentang dirinya.

Lebih lanjut menurut Rogers, konsep diri merupakan gestalt konseptual

yang teratur dan bersifat konsisten yang terdiri dari persepsi-persepsi tentang ciri

atau karakteristik diri individu dan juga persepsi yang individu miliki tentang

hubungan antara diri individu dengan orang lain, pendapat orang lain yang

diyakini terhadap diri, juga berbagai aspek dalam kehidupan individu. Konsep diri

menurut Rogers (Prabawa, 2009:10) tidak hanya terdiri dari persepsi tentang apa

yang individu sukai, tetapi juga apa yang individu fikirkan tentang apa yang

seharusnya individu lakukan dan ingin menjadi seperti apa diri individu. Keadaan

diri individu saat ini disebut real self, sementara ideal self adalah keadaan diri

individu yang ingin dilihat oleh individu itu sendiri atau apa yang ingin dicapai

oleh individu tersebut.

Page 16: BAB I PENDAHULUANrepository.upi.edu › 3631 › 4 › T_BP_1009521_Chapter1.pdf · Konsep Diri Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

16

Irma Numiasari, 2013 Program Bimbingan Pribadi – Sosial Berdasarkan Pendekatan Humanistik Untuk Mengembangkan Konsep Diri Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Atwater (Desmita, 2010:163) konsep diri adalah keseluruhan

gambaran diri, yang meliputi persepsi seseorang tentang diri, perasaan, keyakinan

dan nilai-nilai yang berhubungan dengan dirinya. Atwater mengidentifikasikan

konsep diri atas tiga bentuk, pertama, body image yaitu kesadaran tentang

tubuhnya; kedua, ideal self, yaitu bagaimana cita-cita dan harapan-harapan

seseorang mengenai dirinya; ketiga, social self, yaitu bagaimana orang lain

melihat dirinya.

Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka dapat disimpulkan konsep diri

adalah cara pandang individu terhadap gambaran pribadinya yang merupakan

gabungan dari persepsi dan sikap terhadap keadaan diri individu saat ini dan

keadaan diri individu yang ingin dilihat oleh individu tersebut dengan dipengaruhi

aspek-aspek yang terikat meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Aspek

kognitif meliputi pengalaman masa lalu, keyakinan terhadap pilihan, pemahaman

kelebihan dan kelemahan diri, pertimbangan konsekuensi pilihan-pilihan, tujuan

yang ingin dicapai, harapan, nilai-nilai kehidupan, kesadaran akan perilaku diri

dan orang lain. Aspek afektif meliputi dorongan-dorongan, perasaan subjektif

individu tetrhadap diri, penghargaan terhadap diri dan orang lain, keterlibatan

dalam sebuah komunitas dan taat pada norma yang berlaku. Aspek psikomotorik

meliputi interaksi dengan lingkungan sosial, kemampuan berbahasa dan

mengelola emosi. Konsep diri mempresentasikan pola persepsi yang terorganisasi

dan kosisten. Walaupun diri berubah, diri akan selalu memiliki kualitas pola,

integrasi dan organisasi yang sama.

Page 17: BAB I PENDAHULUANrepository.upi.edu › 3631 › 4 › T_BP_1009521_Chapter1.pdf · Konsep Diri Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

17

Irma Numiasari, 2013 Program Bimbingan Pribadi – Sosial Berdasarkan Pendekatan Humanistik Untuk Mengembangkan Konsep Diri Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Istilah konsep diri dalam penelitian ini adalah cara pandang individu

terhadap gambaran pribadinya saat ini, meliputi aspek kognitif dan afektif. Aspek

kognitif meliputi pengetahuan diri terkait kondisi fisik, penjabaran identitas diri

terkait kepribadian, pemahaman kelebihan dan kelemahan diri, pertimbangan

konsekuensi pilihan-pilihan, pemaknaan terhadap pengalaman, kesadaran akan

perilaku diri dan orang lain. Aspek afektif meliputi dorongan-dorongan, perasaan

subjektif individu terhadap diri, penghargaan terhadap diri dan orang lain, sikap

percaya diri dan keyakinan terhadap nilai dan norma yang berlaku.

2) Bimbingan Pribadi-Sosial

Menurut Winkel (2006:118) bimbingan pribadi-sosial berarti bimbingan

yang diberikan kepada konseli oleh konselor dalam menghadapi keadaan batinnya

sendiri dan mengatasi berbagai pergumulan dalam batinnya sendiri di bidang

kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran nafsu seksual

dan sebagainya, serta bimbingan dalam membina hubungan kemanusiaan dengan

sesama di berbagai lingkungan (pergaulan sosial).

Menurut Rochman Natawidjaja (Yusuf, 2010:40) bimbingan pribadi-sosial

diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada individu (konseli) yang

dilakukan secara berkesinambungan oleh konselor, supaya individu dapat

memahami dirinya sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat

bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah,

keluarga, masyarakat dan kehidupan pada umumnya.

Lebih lanjut Yusuf dan Nurihsan (2010:11) menjabarkan bimbingan

pribadi-sosial merupakan bimbingan untuk membantu para individu dalam

Page 18: BAB I PENDAHULUANrepository.upi.edu › 3631 › 4 › T_BP_1009521_Chapter1.pdf · Konsep Diri Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

18

Irma Numiasari, 2013 Program Bimbingan Pribadi – Sosial Berdasarkan Pendekatan Humanistik Untuk Mengembangkan Konsep Diri Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memecahkan masalah-masalah pribadi-sosial. Yang tergolong dalam

permasalahan pribadi-sosial adalah masalah hubungan dengan sesama teman,

pemahaman sifat dan kemampuan diri, penyesuaian diri dengan lingkungan

pendidikan dan masyarakat tempat mereka tinggal dan penyelesaian konflik.

Berdasarkan uraian di atas bimbingan pribadi-sosial dapat diartikan

sebagai proses bantuan kepada individu (konseli) yang dilakukan oleh tenaga ahli

(konselor) untuk membantu individu (konseli) memecahkan masalah-masalah

pribadi-sosial, yang mengarah pada pencapaian pribadi yang seimbang dengan

memperhatikan keunikan karakteristik pribadi, serta ragam permasalahan yang

dialami oleh individu (konseli). Bimbingan pribadi-sosial diberikan dengan cara

menciptakan lingkungan yang kondusif, interaksi pendidikan yang akrab,

mengembangkan pemahaman diri dan sikap-sikap yang positif serta keterampilan-

keterampilan sosial yang tepat.

Pendekatan humanistik menurut Rochman Natawidjaja (Supriatna,

2010:56) memiliki pandangan yang menghargai pemahaman pengalaman

subjektif individu dan mementingkan aspek pertumbuhan dan perkembangan

pribadi untuk mencapai kesejahteraan psikologis. Kesejahteraan psikologis

tersebut sangat tergantung pada konsep diri yang sehat. Perkembangan konsep diri

yang sehat akan tercapai jika seseorang memperoleh penghargaan positif atau

cinta tanpa syarat.

Lebih lanjut pendekatan humanistik memiliki ciri-ciri sebagai berikut

(Misiak dan Sexton dalam Supriatna, 2010:56): 1) berfokus pada pengalaman

sebagai fenomenon primer dalam mempelajari manusia, atau perhatian terpusat

Page 19: BAB I PENDAHULUANrepository.upi.edu › 3631 › 4 › T_BP_1009521_Chapter1.pdf · Konsep Diri Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

19

Irma Numiasari, 2013 Program Bimbingan Pribadi – Sosial Berdasarkan Pendekatan Humanistik Untuk Mengembangkan Konsep Diri Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada pribadi yang mengalami; 2) menekankan pada kualitas-kualitas yang khas

manusia, seperti memilih, kreativitas, menilai dan realisasi diri sebagai lawan dari

pemikiran tentang manusia yang mekanistik dan reduksionistik; 3) dalam memilih

masalah-masalah yang dipelajari dan prosedur penelitian yang dipergunakan

bersandar pada kebermaknaan serta menentang penekanan yang berlebihan pada

objektivitas yang mengorbankan signifikansi; dan 4) memberikan perhatian penuh

dan meletakkan nilai yang tinggi pada kemuliaan martabat manusia, serta tertarik

pada perkembangan potensi yang melekat pada setiap individu. Artinya, individu

dipandang dapat menemukan dirinya sendiri dalam hubungannya dengan

individu-individu lain dan dengan kelompok-kelompok sosial.

Pendekatan humanistik Rogers memiliki pandangan dasar tentang

manusia, yaitu bahwa pada dasarnya manusia itu bersifat positif, makhluk yang

optimis, penuh harapan, aktif, bertanggung jawab, memiliki potensi kreatif, bebas

(tidak terikat oleh belenggu masa lalu), dan berorientasi ke masa yang akan datang

dan selalu berusaha untuk melakukan self fullfillment (memenuhi kebutuhan

dirinya sendiri untuk bisa beraktualisasi diri). Filosofi tentang manusia tersebut

berimplikasi dan menjadi dasar pemikiran dalam praktek pendekatan humanistik

Rogers atau disebut terapi person centered (PCT). Menurut Roger konsep inti

PCT adalah konsep tentang diri dan konsep menjadi diri atau pertumbuhan

perwujudan diri.

Program bimbingan pribadi-sosial dalam penelitian ini adalah upaya yang

dilakukan konselor untuk melaksanakan bantuan kepada individu (konseli) dalam

mengembangkan potensi diri dan kemampuan berhubungan sosial sehingga

Page 20: BAB I PENDAHULUANrepository.upi.edu › 3631 › 4 › T_BP_1009521_Chapter1.pdf · Konsep Diri Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

20

Irma Numiasari, 2013 Program Bimbingan Pribadi – Sosial Berdasarkan Pendekatan Humanistik Untuk Mengembangkan Konsep Diri Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membina hubungan sosial di berbagai lingkungan atau pergaulan sosial, serta

bertujuan untuk mencapai perkembangan diri khususnya pengembangan konsep

diri individu dengan menggunakan pendekatan humanistik dari Rogers melalui

metode yang mengandung aktivitas dialogis, reflektif dan ekspresif, sebagaimana

dipergunakan dalam proses pendidikan yang humanis. Adapun struktur program

sebagai berikut.

1. Orientasi program yaitu landasan pembuatan program bimbingan yang

mengacu pada teori Rogers sebagai pedoman utama.

2. Rasional dan asumsi program menjelaskan mengenai pandangan Rogers terhadap

manusia khususnya dalam mengembangkan konsep diri peserta didik.

3. Tujuan program yaitu menerapkan pendekatan humanistik dari Rogers untuk

mengembangkan konsep diri peserta didik.

4. Peran konselor yaitu menjabarkan tugas-tugas konselor dalam melaksanakan

program pribadi-sosial dari mulai persiapan, pelaksanaan dan evaluasi program.

5. Kompetensi konselor yaitu menjelaskan kemampuan-kemampuan konselor

dalam melaksanakan program bimbingan pribadi-sosial dalam penelitian ini.

6. Struktur dan tahapan program yaitu menjelaskan dengan rinci tahapan, tujuan,

deskripsi kegiatan, dan sistem penunjang pelaksanaan program.

7. Evaluasi program yaitu mencakup evaluasi proses dan hasil.

8. Indikator pencapaian pelaksanaan program bimbingan pribadi-sosial dalam

mengembangkan konsep diri peserta didik.

Page 21: BAB I PENDAHULUANrepository.upi.edu › 3631 › 4 › T_BP_1009521_Chapter1.pdf · Konsep Diri Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

21

Irma Numiasari, 2013 Program Bimbingan Pribadi – Sosial Berdasarkan Pendekatan Humanistik Untuk Mengembangkan Konsep Diri Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan program

bimbingan pribadi-sosial berdasarkan pendekatan humanistik untuk

mengembangkan konsep diri peserta didik. Secara khusus penelitian ini ditujukan

untuk menemukan fakta empirik tentang:

1) profil umum konsep diri peserta didik SMPLB X Tahun Pelajaran 2012/2013;

2) kondisi awal profil konsep diri subjek penelitian;

3) rumusan program bimbingan pribadi-sosial berdasarkan pendekatan humanistik

untuk mengembangkan konsep diri peserta didik SMPLB X Tahun Pelajaran

2012/2013 yang layak menurut pakar dan praktisi bimbingan dan konseling;

4) keefektifan program bimbingan pribadi-sosial berdasarkan pendekatan

humanistik untuk mengembangkan konsep diri peserta didik SMPLB X Tahun

Pelajaran 2012/2013.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian dapat bermanfaat bagi konselor sekolah dan peneliti selanjutnya.

1) Bagi guru bimbingan dan konseling/konselor sekolah

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai dasar bagi konselor untuk

mengembangkan konsep diri peserta didik khususnya peserta didik tunanetra

satuan pendidikan SMP.

2) Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian dapat ditindaklanjuti untuk mengembangkan konsep diri peserta

didik dalam setting sekolah SLB maupun sekolah inklusi yang lebih luas.

Page 22: BAB I PENDAHULUANrepository.upi.edu › 3631 › 4 › T_BP_1009521_Chapter1.pdf · Konsep Diri Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

22

Irma Numiasari, 2013 Program Bimbingan Pribadi – Sosial Berdasarkan Pendekatan Humanistik Untuk Mengembangkan Konsep Diri Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Asumsi Penelitian

Penelitian dan pengembangan program bimbingan pribadi-sosial

berdasarkan pendekatan humanistik untuk mengembangkan konsep diri peserta

didik SMPLB X didasarkan atas asumsi-asumsi sebagai berikut.

1) Bimbingan pribadi-sosial diarahkan untuk memantapkan kepribadian dan

mengembangkan kemampuan individu dalam menangani masalah-masalah

dirinya. Bimbingan ini merupakan layanan yang mengarah pada pencapaian

pribadi yang seimbang dengan memperhatikan keunikan karakteristik pribadi

serta ragam permasalahan yang dialami individu (Syamsu, 2010).

2) Pendekatan humanistik memberikan perhatian penuh dan meletakkan nilai

yang tinggi pada kemuliaan martabat manusia, serta tertarik pada

perkembangan potensi yang melekat pada setiap individu. Artinya, individu

dipandang dapat menemukan dirinya sendiri dalam hubungannya dengan

individu-individu lain dan dengan kelompok-kelompok sosial (Misiak dan

Sexton dalam Supriatna, 2010:56).

3) Pendekatan person centered therapy lebih menekankan nilai-nilai positif

individu, lebih memfokuskan perhatian pada kekuatan dan kemampuannya

daripada kekurangan dan kesulitannya. Disamping itu, konsep “unconditional

positive regard” besar artinya untuk mempromosikan penerimaan diri (self

acceptance) dan mempertinggi rasa harga diri (self esteem). Selain itu,

pendekatan person centered juga menghargai upaya keras, dan hal ini sangat

relevan dengan pengalaman individu penyandang cacat tertentu, termasuk

ketunanetraan (Tarsidi, 2008:69).

Page 23: BAB I PENDAHULUANrepository.upi.edu › 3631 › 4 › T_BP_1009521_Chapter1.pdf · Konsep Diri Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

23

Irma Numiasari, 2013 Program Bimbingan Pribadi – Sosial Berdasarkan Pendekatan Humanistik Untuk Mengembangkan Konsep Diri Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

G. Metodologi Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen kuasi, dengan

desain kelompok kontrol yang non-ekuivalen (nonequivalent control group

design). Desain penelitian nonequivalent pretest-posttest control group design,

yaitu jenis desain yang biasanya dipakai pada eksperimen yang menggunakan

kelas-kelas yang sudah ada sebagai kelompoknya, dengan memilih kelas-kelas

yang diperkirakan sama keadaan atau kondisinya. Dalam desain ini terdapat dua

kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Page 24: BAB I PENDAHULUANrepository.upi.edu › 3631 › 4 › T_BP_1009521_Chapter1.pdf · Konsep Diri Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

24

Irma Numiasari, 2013 Program Bimbingan Pribadi – Sosial Berdasarkan Pendekatan Humanistik Untuk Mengembangkan Konsep Diri Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H. Kerangka Penelitian

Bagan 1.1

Kerangka Penelitian Bimbingan Pribadi-Sosial untuk Mengembangkan

Konsep Diri Peserta Didik berdasarkan Pendekatan Humanistik

Rancangan Instrumen Konsep Diri

1. Judgment ke ahli dan Praktisi

2. Uji Keterbacaan

3. Uji validitas dan Reliabilitas

Studi Pendahuluan:

1.kajian literatur

2.studi lapangan

Instrumen Konsep Diri yang Valid

Program Bimbingan Pribadi-Sosial

yang Efektif untuk Mengembangkan

Konsep Diri Peserta Didik

TAHAP PERSIAPAN

TAHAP PELAKSANAAN

TAHAP AKHIR

Uji

Efektivitas

Profil Umum Konsep Diri

Pre tes Data Awal Konsep Diri

Rancangan Program

Bimbingan Pribadi -Sosial

Judgment Rasional

Program Hipotetik Bimbingan

Pribadi -Sosial

Tes terhadap populasi penelitian

Post tes Eksperimentasi Program

kepada Sampel Penelitian

kelompok eksperimen

Data Hasil

Eksperimen

Sampel Penelitian: Kel. Eksperimen & Kel Kontrol