bab i pendahuluanrepository.ubharajaya.ac.id/1955/2/201410235029_muhamad... · 2020. 1. 27. ·...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Memasuki era perdagangan bebas, industri di Indonesia dituntut agar dapat
bersaing dengan negara lain di bidang industri, maka kemajuan sektor industri
menuntut ke arah industrialisasi dengan di dukung kemajuan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Dalam perkembagan Indonesia sektor industri kimia
samgat berperan dalam memajukan perindustrian. Namun, Indonesia masih banyak
tergantung dengan mengimpor bahan baku dari luar negeri. Untuk mengurangi
ketergantungan terhadap produk luar negeri maka perlu diadakan inovasi proses
produksi maupun pembangunan pabrik baru untuk menambah devisa negara, salah
satunya adalah dengan membangun pabrik acrylamide.
Acrylamide (amida akrilat) dengan rumus kimia C3H3N adalah senyawa
organik sederhana dengan nama IUPAC-nya adalah 2-propenamida. Bahan ini
mulai diperkenalkan dan diperdagangkan sejak tahun 1954 dan mulai berkembang
pesat. Pada awal tahun 1950 ditemukan bahwa “height molekular weight”
poliakrilamid merupakan flocculant yan baik. Acrylamide dapat digunakan sebagai
bahan tambahan dalam pembuatan thickeners, flocculant, oil recovery dan kertas.
Dapat juga digunakan untuk mempromosikan adhesi, solvent ressistance, resin
meningkatkan titik lunak dan sebagai komponen dari sistem photo polimerizable.
(Kirk Othmer,1991)
Acrylamide dan turunanya kegunaan terbesarnya adalah sebagai bahan baku
untuk produksi polimer dan kapolimer. Poliakrilamid biasa digunakan flocculant
untuk memisahkan padatan dari larutan dalam pemurnian air, proses penambangan
dan pembuangan limbah industri. (WHO, 1985).
Prarancangan Pabrik..., Muhamad, Fakultas Teknik 2019
2
T
Semakin berkembangnya industri kimia di Indonesia, maka permintaan
acrylamide pada tahun tahun mendatang juga akan meningkat sebagai bahan baku
dan bahan pembantu. Maka perlu didirikan pabrik acrylamide dengan
pertimbangan sebagai berikut :
• Dapat memberikan keuntungan secara ekonomi dari bahan baku
acrylonitrile.
• Dapat memicu berdirinya pabrik yang membutuhkan bahan baku
acrylamide.
• Membuka lapangan pekerjaan.
• Menghemat devisa negara, maka impor acrylamide dapat dikurangi.
• Menambah devisa negara dari produksi acrylamide ke luar negeri.
1.2 Penentuan Kapasitas Produksi
Pertimbangan-pertimbangan penentuan kapasitas produksi perancangan
pabrik acrylamide sebagai berikut :
Prarancangan Pabrik..., Muhamad, Fakultas Teknik 2019
3
1.2.1 Prediksi kebutuhan acrylamide di Indonesia
Dapat dilihat berdasarkan data impor acrylamide di Indonesia bahwa
kebutuhan acrylamide masih cukup besar
No. Tahun Impor (kg/tahun)
1 2009 2.786.230
2 2010 3.084.470
3 2011 3.362.811
4 2012 3.843.869
5 2013 3.673.250
Table 1 Kebutuhan Impor Acrylamide Tahun 2003-2013
Biro Pusat Statistik, 2014
Gambar 2 Hubungan tahun dengan data kenaikan kebutuhan acrylamide
di Indonesia
Prarancangan Pabrik..., Muhamad, Fakultas Teknik 2019
4
Tahun Kebutuhan Impor (kg) Presentase (%)
2009 2786230
2010 3084470 10.7 %
2011 3362811 9 %
2012 3843869 14.3 %
2013 3673250 -4.4 %
Tabel 2 Kebutuhan Impor dalam Persen
Estimasi jumlah import pada tahun 2022 sebesar :
M5 = p (1 + i )n
M5 = 3.673.250 (1+0.0 74)9
M5 = 3.673.250 ( 1.9 )
M5 = 6.979.175 kg/tahun
Jadi M5 = 7.000 ton/tahun
Asumsi awal:
1. Industri yang sudah ada PT. Tridomain Chemical kapasitas m2=10.000 ton
2. PT. Tridomain Chemical 65% eksport dan 35 untuk memenuhi kebutuhan dalam
negeri. (www.tridomainchemical.com)
3. Target negara impor dan kebutuhan acrylamide :
• BASF, Australia 7000 ton/tahun
• Chang Chun Petrochemical, Kaohsiung Taiwan 12000 ton/tahun
• Malaiyan Adhesive and Chemical, ASEAN Malaysia 8000 ton/tahun
Negara tersebut belum mampu memproduksi Acrylamide
Prarancangan Pabrik..., Muhamad, Fakultas Teknik 2019
5
3. Eksport 27.000 dari kapasitas pabrik dengan target Australia, Malaysia dan
Taiwan.
Peluang kapasitas pabrik baru
M3 = (27.000 + m5) – (m1+m2)
M3 = (27.000 + 7.000) – (0 + 10000)
M3 = 24.000 ton/tahun
Jadi disini diestimasikan kapasitas pabrik kurang lebih 10% = 26.000
ton/tahun (Kusnarjo, 2010).
Di asumsikan pabrik ini akan memproduksi sebesar 26.000 ton/tahun untuk
memenuhi kebutuhan acrylamide di Australia 7.000 ton/tahun, Malaysia 8.000
ton/tahun dan Taiwan 12.000 ton/tahun.
1.2.2. Kebutuhan Bahan Baku
Acrylonitrile sebagai bahan baku dapat diperoleh dari Tong Suh
Petrochemical Corp, Korea Selatan yang mempunyai kapasitas produksi 300.00
ton/tahun
Nama Perusahaan Kapasitas Produksi
(ton/tahun)
Chemtall (Riberico, GA) 71.500
Ciba Specialty Chemicals (Suffolk,
VA)
16.500
Cytec Industries (Fortier, LA, US) 45.000
Nalco (Garyville, LA, US) 17.500
Tabel 3 Perusahaan produksi acrylamide di dunia
Prarancangan Pabrik..., Muhamad, Fakultas Teknik 2019
6
1.2.3. Kapasitas Potensial
Di asumsikan pabrik ini akan memproduksi sebesar 26.400 ton/tahun untuk
memenuhi kebutuhan acrylamide di Australia 7.000 ton/tahun, Malaysia 8.000
ton/tahun dan Taiwan 12.000 ton/tahun.
1.2.4. Pemilihan Lokasi Pabrik
Lokasi pendirian pabrik merupakan salah satu faktor penting untuk
kelangsungan operasi pabrik. Beberapa pertimbangan penentuan lokasi pabrik
diantaranya transportasi, jarak pabrik dengan bahan baku, tersedianya tenaga kerja
dan tersediannya sumber air dan listrik. Sehingga biaya produksi dan distribusi
seminimal mungkon serta memiliki kemungkinan baik untuk dikembangkan.
Faktor-faktor pertimbangan pendirian lokasi pabrik acrylamide sebagai
berikut :
➢ Ketersediaan Bahan Baku
Bahan Baku acrylonitrile merupakan kebutuhan utama untuk proses
produksi. Bahan baku acylonitrile diperoleh dari Tong Suh Petrochemical,
korea selatan. Sehigga dipilih Cilegon untuk meminimalkan biaya
transport karena letaknya yang berdekatan dengan pelabuhan.
➢ Pemasaran Produk
Lokasi pendirian pabrik dipilih dekat target penjualan produk seperti
pabrik pembuatan polimer (polyacrylamide) umtuk industri kertas,
water treatment seperti Rohm and Haas, BASF dan Clariant.
➢ Utilitas
Kebutuhan air proses diperoleh dari PT. Krakatau Tirta Industri, untuk
suplai kebututuhan listrik disuplai oleh PLN dan kebutuhan bahan
bakar diperoleh dari Pertamina.
Prarancangan Pabrik..., Muhamad, Fakultas Teknik 2019
7
1.3 TINJAUAN PROSES
Setelah ditemukan acrylonitrile pada tahun 1940, acrylamide mulai
diproduksi secara komersial. Pada tahun 1952 untuk pertama kalinya ditawarkan
pada dunia oleh Ameican Cyanamid Company dan produksi secara komersial mulai
tahun 1954. Pada masa sekarang pabrik acrylamide sudah tersebar di USA, Jepang
dan Eropa (Kirk Orthmer, 1991)
Macam-Macam Proses
• Proses pembuatan acrylamide dengan metode asam sulfat
Metode konvensional dengan mereaksikan acrylonitrile dengan
asam sulfat monohidrat (H2S204.H20) dengan menggunakan netralisasi basa
dengan pemisahan prosuk dari garam sulfat. Dalam proses ini menggunakan
sejumlah acrylonitrile, air dan asam sulfat monohidrat dengan perbandinagn
mol sama yang membentuk acrylamide sulfat.
Reaksi yang terjadi :
C3H3N + H2SO4.H2O → CH2=CHCONH2.H2SO4
Dalam proses ini mmendapakan yield dengan monomer yang cukup
besar berbentuk larutan dan kristal. Prosesnya menggunakan run in glass-
line equipment dengan waktu tiggal 1 jam dengan suhu pada 90-100 0C.
Reaksi secara eksotermis dan semakin lama waktu tinggal dan suhu yang
tinggi maka dapat menaikan impuritas dan selektivitas pada polimer dan
asam akrilat. (Kirk Othmer,1991)
Bgian tersulit adalah memisahkan amonium sulfat sebagai hasil
samping :
Reaksi yang terjadi :
CH2=CHCONH2H2SO4 + 2 NH3 → CH2=CHCONH2 + (NH4)2SO4
• Proses pembuatan akrilamid dengan proses biologi
Pada tahun 1985 Nitto Chemical Industry mengembangkan
mikroorganisme dengan proses hidrolisa enzimatis untuk menghasilkan
acrylamide dari acrylonitrile. Mikroorganisme seperti Nocardia,
Prarancangan Pabrik..., Muhamad, Fakultas Teknik 2019
8
Bacteridium, bacillus, Micrococcus , dan Pseudomonas dapat menjadi
katalis nitrile hidralase yaitu enzim nitriasically active. [ada suhu 0-15 0C
dan pH 7-9 dan menggunakan bakteri yang telah dikembangkan
Rhodococcus rhodochous dapat meningkatkan kapasitas dari 6000
ton/tahun menjadi 20.000 ton/tahun. (Kirk Othmer,1991)
• Proses pembuatan akrilamide dengan hidrolisa katalitik
Untuk mengatasi kelemahan pada metode asam sulfat. Menurut (US,
Patent, 1978), dikembangkan katalis padat dalm pembuatan acrylamide
dengan menggunakan mangan dioksida, tembaga dioksida, logam tembaga
dikombinasikan dengan ion kupri atau kupro, tembaga krom oksida dan
raney copper. Katalis raney copper memiliki aktivitas relatif sebesar 2
terdiri dari 2-45% berat aluminium dengan kisaran diameter 0,02-0,5 inchi.
(US Patent, 1978).
Reaksi :
C3H3N(l) + H2O(l) → C3H5NO(l)
Reaksi dengan suhu 70-120 °C memili keuntunga karena tidak
memiliki produk samping sehingga proses pemurnia dapat dihindati dan
hasil konversi meningkat 87 %. (WHO, 1985). Komposisi acrylonitrile
sebagai umpan masuk reaktor 5-60% dengan kelarutan maksimal
acrylonitrike sebanyak 7 % berat. Acrylonitrile yang tidak terkonversi maka
akan di destilasi dan menghasilkan produk acrylamide sebesar 50 %. (US
Patent, 1979).
Tabel 2.4 Perbandingan Beberapa Proses Pembuatan Acrylamide
Prarancangan Pabrik..., Muhamad, Fakultas Teknik 2019
9
1.3.1 Kegunaan Produk
No Jumlah Presentase acrylamide
yang digunakan
Produk yang dihasikan
1. 15-20 % N-Hidrosimetilakrilamid
N-Metilenebisakrilamid
2. 80-85 % Poliakrilamid
3. 5 % Acrylamide Grout
(WHO,1985)
Tabel 4 Kegunaan Produk Acrylamide
1.3.2. Sifat Fisika dan Kimia
Bahan Baku
• Acrylonitril (C3H3N)
a. Sifat Fisis
➢ berat molekul : 53,064 gr/grmol
➢ densitas : 0,806 g/cm3 (20 0C)
➢ titik beku : -83,5 0C
➢ titik didih : 77,3 0C
➢ tekanan kritis : 3,54 MPa
➢ tekanan uap : 11,5 kPa (20 0C)
➢ temperatur kritis : 246 0C
➢ volume kritis : 3,798 cm3/g
➢ densitas kritis : 0,2503 g/cm3
➢ viscositas : 0,34 cP (25 0C)
➢ titik nyala : 0 0C
➢ Energi bebas pembentukan, gas : 195 kJ/mol (25 0C)
➢ Panas pembentukan, cair : 150 kJ/mol (25 0C)
➢ Kapasitas panas molar, cair : 2,09 kJ/(kg 0K)
Prarancangan Pabrik..., Muhamad, Fakultas Teknik 2019
10
b. Sifat Kimia
Reaksi-reaksi yang terjadi pada akrilonitril diantaranya :
➢ Hidrolisa dengan asam sulfat menjadi acrylamide sulfat
(C3H5NO.H2SO4) dan dapat berubah menjadi akrilamid dengan
netralisasi menggunakan basa.
➢ Hidrolisis total asam basa dengan menggunakan asam mineral.
➢ Adisi Diels-Alder membentuk produk senyawa siklis membentuk
senyawa siksil.
➢ Katalis tembaga maupun biokatalisator dengan hidrolisis parsial
dapat menghasilkan acrylamide.
➢ Adiponitrile dihasilkan adanya hidrodimerisasi.
➢ Dihalopropionitrile dihasilkan adanya adisi halogen.
(Kirk Othmer, 1991)
• Air (H2O)
a. Sifat Fisis
berat molekul : 18 gr/gmol
densitas : 0,99823 g/cm3 (20 0C)
titik beku : 0 0C
titik didih : 1.00 0C (101,3 kPa)
tekanan kritis : 220,55 bar
temperatur kritis : 374 0C
viscositas : 0,6985 cp
indeks bias : 1,333
kapasitas panas : 4,185 kJ/(kg 0K) (20 0C)
b Sifat Kimia
➢ Mudah larut pada zat cair, padat dan gas,
➢ Merupakam reagent penghidrolisa pada prose hidrolisa.
(Kirk Othmer, 1991)
Prarancangan Pabrik..., Muhamad, Fakultas Teknik 2019
11
Bahan Pembantu
• Katalis
• jenis : Copper Nitrate (CuNO2)
• bentuk : Cair
(US Patent, 1975)
Produk
• berat molekul : 71,08 gr/grmol
• densitas : 1,038 g/cm3 (25/4 0C)
• titik kristalisasi : -8-13 0C
• titik didih : 99-104 0C (101,3 kPa)
• tekanan uap : 27,93 kPa (70 0C)
• viscositas : 2,71 cp (25 0C)
• titik nyala : 138 0C
• specific gravity : 1,0412 (25 0C)
• pH : 5,0-6,5
• panas polimerisasi : -85,4 kJ/mol
b Sifat Kimia
Acrylamide merupakan monomer ikatan amida dan memiliki ikatan
rangkap. Sehingga reaksinya selalu melibatkan kedua jenis ikatan tersebut :
➢ Reaksi nonkatalis akrilamid dengan amina primer menghasilkan
produk mono atau bis.
RNH2 + CH2=CHCONH2→RNHCH2CH2CONH2 →
RN(CH2CH2CONH2)2
➢ Bereaksi dengan bisulfit atau natrium sulfit menghasilkan natrium-
β-sulfopropionamid.
➢ Bereaksi dengan keton aktif menghasilkan adducts menjadi lactam
yang dapat terhidrolisa menjadi asam propionat.
➢ Acrylamide pada kondisi asam dapat dipisahkandengan cara
klorinasi.
➢ Bereaksi dengan Dienes membentuk Diels-Alder.
Prarancangan Pabrik..., Muhamad, Fakultas Teknik 2019
12
➢ Dengan menggunakan katalis osmium tetraoxide, acrylamide dapat
menghasilkan glikol dengan natrium hipoklorit.
➢ Tanpa katalis oksidasi akrilamid menghasilkan N-vinil-N’-
akriloilurea.
➢ Acrylamide yang bereaksi dengan asam sulfat dapat menhasilkan
enghasilkan garam akrilamid sulfat.
➢ Acrylonitrile dapat dihasilkan dengan dehidrolisa acrylamide
menggunakan mangan dioksida atau fosfor pentaoksida.
➢ Acrylamide bereaksi dengan aldehid dalam kondisi netral atau basa
menghasilkan N-metilolakrilamid.
(Kirk Othmer, 1991)
1.4. Tinjauan Umum Proses
Hidrolisa merupakan suatu proses dekomposisi dengan air, hidrogen
begabung dengan komponen lain dan ion hidroksil dengan hasil dari dekomposisi.
XY + H2O → HY + XOH
Didalam industri untuk memcah suatu senyawa dengan senyawa lain biasa
digunakan reaksi hidrolisa. Dalam pembutan acrylamide dari acrylonitrile reaksi
hidrolisa dilakukan secara tidak sempurna atau dengan hidrolisa parsial dengan
cara mengkondisikan kondisi operasi dan jenis katalis yang sesuai.
Reaksi hidrolisa acrylonitrile mnggunakan katalis padat, reaksi eksotermis
dan dalam fase cair-cair (Kirk Othmer, 1991). Reaksi ini dengan reaktor fixed bed
multitube dngan katalis raney cooper yang menghasilkan larutan acrylamide 50
% .
Reaksi :
C3H3N(l) + H2O(l) → C3H5NO(l)
Secara umum pembentukan acrylamide adalah sebagai berikut :
Mula-mula bahan baku dari tangki storage air dan acrylonitrile di pompa
menuju mixer. Pada mixer ini juga ditambahkan arus reycyle acrylonitrile dan air
dari menara destilasi. Perbandingan umpan masuk kedalam reaktor adalah 7%
berat akrilonitrile dalam air (US Patent, 1983). Larutan pencampuran dimasukkan
Prarancangan Pabrik..., Muhamad, Fakultas Teknik 2019
13
kedalam reaktor fixed bed multitube. (Kirk Othmer, 1991). Reaksi pada fase cair-
cair sehingga suhu masuk rektor 70 0C dan tekanan diatur 3,03 bar. Dengan
bantuan katalis raney copper pada reaktor terjadi proses hidrolisis acrylonitrile
menjadi acrylamide. Pada reaksi produk terdiri air, acrylonitrile dan acrylamide
sehingga tidak terjadi hasil samping. Pada destilasi dipisahkan berdasarkan
perbedaan titik didih sehingga menghasilkan produk sesuai spesifikasi acrylamide
50 %.
Prarancangan Pabrik..., Muhamad, Fakultas Teknik 2019
14
1.5 Dasar Reaksi
Reaksi pembuatan acrylamide dari acrylonitrile dari air. Mula-mula bahan
baku dari tangki storage air dan acrylonitrile di pompa menuju mixer. Pada mixer
ini juga ditambahkan arus reycyle acrylonitrile dan air dari menara destilasi.
Perbandingan umpan masuk kedalam reaktor adalah 7% berat akrilonitrile dalam
air (US Patent, 1975). Larutan pencampuran dimasukkan kedalam reaktor
countinous strired reactor (CSTR). (US Patent, 1975). Reaksi pada fase cair-cair
sehingga suhu masuk rektor 700C dan tekanan diatur 3,03 bar. Konversi reaksi
sebesar 97%. (WHO,1985). Dengan bantuan katalis Copper Nitrate pada reaktor
terjadi proses hidrolisis acrylonitrile menjadi acrylamide. Pada reaksi produk terdiri
air, acrylonitrile dan acrylamide sehingga tidak terjadi hasil samping. Pada destilasi
dipisahkan berdasarkan perbedaan titik didih sehingga menghasilkan produk sesuai
spesifikasi acrylamide 50 %.
Reaksi yang terjadi :
C3H3N(l) + H2O(l) → C3H5NO(l)
Acrylonitrile Air Acrylamide
1.6 Mekanisme Reaksi
Gambar 3 Mekanisme Reaksi Acrylamide
(Fessenden and Fessenden, 1999)
Prarancangan Pabrik..., Muhamad, Fakultas Teknik 2019
15
1.7. Tinjauan Kinetika
Konstanta kecepatan orde satu dapat dihitung dengan persamaan :
k = 1,36 x 106 exp (-15.000/RT)
dimana k : konstanta kecepatan reaksi (detik-1)
R : konstanta gas ideal = 1,987 cal/mol. K
T : suhu (K
Persamaan kecepatan reaksi dapat menunjukkan pengaruh temperatur dan katalis
terhadap reaksi
➢ Pengaruh Katalis
Adanya katalis akan meminimalkan energi aktivasi reaksidari pada
reaksi tanpa adanya katalis akan memperbesar energi aktivasi katalis.
➢ Pengaruh Temperatur
Adanya temperatur yang meningkat, naka kecepatan reaksi semakin
cepat karena adanya harag konstanta kecepatan reaksi (k).
1.8 Tinjauan Termodinamika
Perhitungan harga tetapan konstanta kesetimbangan (K) dapat ditinjau dari
persamaan :
∆ G° = -RT ln K
Dengan : ∆G° : tenaga Gibbs standart (KJ/mol)
R : tetapan gas ideal
K : konstanta kesetimbangan
Prarancangan Pabrik..., Muhamad, Fakultas Teknik 2019
16
Data untuk masing-masing komponen dapat dilihat pada tabel 2.1
Table 2.6 Harga ∆ Hf° dan ∆ Gf° pada keadaan standart
Komponen ∆ Hf° 298 °K (KJ/mol) ∆ Gf° 298 °K (KJ/mol)
Akrilonitril 185 195.31
Air -241,8 -228.6
Akrilamid -170 -97.9
(Carl L Yaws, 1999)
Sehingga ∆ Gf° = ∆ Gf° produk - ∆ Gf° reaktan
= -97,9-(195,31-228,6) KJ/mol
= -64,61 KJ/mol
Ln K298 = ∆ 𝐺𝑓°
𝑅𝑇
Ln K298 =
−(−64.61𝐾𝐽
𝑀𝑂𝐿)
8.3144𝐽
𝑀𝑂𝐿𝐾298𝐾
ln K298 = 26,07669
K298 = 2,113319 x 1011
Maka nilai K pada T °K dapat dihitung dengan meninjau persamaan
kesetimbangan di bawah ini :
Dengan:
∆H298 = ∆H produk - ∆H reaktan
= (-170)-(185-241,8) KJ/mol
= -113,125 KJ/mol
Sehingga harga K pada suhu 80 °C dapat dihitung menggunakan persamaan :
Prarancangan Pabrik..., Muhamad, Fakultas Teknik 2019
17
Karena nilai K2 pada suhu 80 °C sangat besar, maka reaksi bersifat tidak dapat
balik.
Untuk mengetahui sifat reaksi, dapat diketahui dengan menghitung
entalphi reaksi total pada T operasi yaitu :
∆H total = ∆H reaktan + ∆H 298 +∆H produk
∆H Akrilonitril = ∫ 𝐶𝑝𝑑𝑇353
298
= ∫ 33,62353
298 + 5.8644E – 01T + (-1.8625E – 03)T2 + 2.4956E –
06T3 dT
= 33.362T + 5.8644 E – 01 𝑇2
2 – 1.8625 E – 03
𝑇3
3 + 2.4956 E – 06
𝑇4
4
Dt ]358298
= 6221.92799 j/mol
∆H Air = ∫ 𝐶𝑝𝑑𝑇353
298
=∫ 92.053353
298 + -3.9953 E - 02T + (-2.1103 E – 04)T2 + 5.3469 E –
0TT3Dt
= 4136,2565 J/mol
∆H Acrylamide = ∫ 𝐶𝑝𝑑𝑇353
298
= ∫ −48.597353
298 + 6221.92799+4136.2565+(-113.125 x 1000))j/mol
= -95851.60549 j/mol
Prarancangan Pabrik..., Muhamad, Fakultas Teknik 2019
18
Jadi reaksi pembentukan akrilamid dari akrilonitril dan air merupakan
reaksi eksotermis, karena nilai ∆H total negatif. Dapat disimpulkan bahwa reaksi
pembentukan akrilamid merupakan reaksi irreversible (tidak dapat balik),
eksotermis pada temperatur 80 °C.
Prarancangan Pabrik..., Muhamad, Fakultas Teknik 2019