bab i listrik dinamis

11
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha untuk meningkatkan intelektual manusia secara terpadu yang menunjang proses pencapaian pembangunan nasional di berbagai bidang. Hal-hal yang terkait dalam bidang ini berkisar pada aspek kurikulum, staf pengajar (guru), lingkungan sekolah, anak didik maupun masyarakat secara keseluruhan berpengaruh pada mutu pendidikan secara umum. Fisika sebagai bagian dari ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan salah satu bagian dari ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa bidang studi fisika juga memegang peranan penting dalam upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Fisika juga merupakan salah satu cabang ilmu yang memiliki banyak kontribusi terhadap perkembangan sains dan teknologi. Sebagai salah satu cabang ilmu, fisika mencakup aspek produk proses atau nilai-nilai atau sikap, sehingga 1

Upload: reza-novianda

Post on 27-Jan-2016

8 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

listrik dinamis

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I Listrik Dinamis

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha untuk meningkatkan intelektual manusia secara

terpadu yang menunjang proses pencapaian pembangunan nasional di berbagai bidang.

Hal-hal yang terkait dalam bidang ini berkisar pada aspek kurikulum, staf pengajar

(guru), lingkungan sekolah, anak didik maupun masyarakat secara keseluruhan

berpengaruh pada mutu pendidikan secara umum. Fisika sebagai bagian dari ilmu

pengetahuan alam (IPA) merupakan salah satu bagian dari ilmu pengetahuan alam

(IPA) merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan mulai dari pendidikan dasar

sampai pendidikan tinggi sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa bidang studi fisika

juga memegang peranan penting dalam upaya peningkatan kualitas sumberdaya

manusia.

Fisika juga merupakan salah satu cabang ilmu yang memiliki banyak kontribusi

terhadap perkembangan sains dan teknologi. Sebagai salah satu cabang ilmu, fisika

mencakup aspek produk proses atau nilai-nilai atau sikap, sehingga dalam

pembelajarannya perlu memperhatikan ketiga aspek tersebut secara proporsional.

Dengan demikian, pembelajaran di sekolah seyogyanya tidak hanya difokuskan pada

pengajaran konsep/produk dan bersifat hafalan, tetapi juga harus memperhatikan aspek-

aspek proses dan nilai-nilai yang menuntut siswa melakukan kegiatan dan membentuk

sikapnya sebagai calon-calon ilmuwan. Oleh karena itu, model, strategi dan metode

pembelajaran di sekolah yang menekankan aspek-aspek proses dan nilai-nilai dipandang

perlu.

1

Page 2: BAB I Listrik Dinamis

2

Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut peran guru

terutama dalam proses pembelajaran agar siswa memiliki pengalaman belajar yang

bermakna. Kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa dapat diukur melalui indikator

yang disusun oleh guru dan merupakan penjabaran kompetensi dasar serta diwujudkan

dalam kegiatan pembelajaran.

Salah satu faktor yang dapat menentukan peningkatan prestasi belajar siswa

yang dapat menentukan peningkatan prestasi belajar fisika adalah guru. Guru harus

mampu meningkatkan kualitas pengajaran fisika. Menurut Usman dalam Endang Sri

(2001: 1) dalam meningkatkan kondisi belajar mengajar sedikitnya ditentukan oleh lima

variabel, yaitu (1) menarik minat dan perhatian siswa, (2) melibatkan siswa secara aktif,

(3) meningkatkan motivasi siswa, (4) prinsip individualitas serta (5) peragaan dalam

pengajaran. Namun kenyataan menunjukkan bahwa pengajaran fisika di sekolah masih

juga ditemukan permasalahan-permasalahan diantaranya rendahnya minat belajar fisika

siswa, rendahnya pemahaman siswa, rendahnya keterampilan siswa dalam memecahkan

masalah fisika yang pada akhirnya menyebabkan rendahnya prestasi belajar fisika.

Fisika maupun sains merupakan ilmu pengetahuan yang berdasarkan fakta,

hasil-hasil pemikiran dan hasil-hasil eksperimen yang dilakukan para ahli. Dalam

mempelajari Fisika tidak dapat hanya mendengarkan melalui ceramah atau membaca

buku teks saja, tetapi juga harus disertai dengan observasi maupun eksperimen di

laboratorium. Untuk itu dalam mempelajari Fisika disekolah, guru tidak hanya sekedar

membimbing siswa dari segi teori saja, tetapi seorang guru juga harus dapat

membimbing siswa dalam melaksanakan praktikum di laboratorium.

Prestasi belajar fisika siswa pada MTsN Model Gandapura terhadap rata- rata

hasil belajar fisika siswa kelas IX.1 pada semester gasal tahun pelajaran 2013/2014

Page 3: BAB I Listrik Dinamis

3

adalah 63,84 dan ketuntasan hasil belajar klasikal 60%. Ketuntasan hasil belajar siswa

secara klasikal belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diterapkan,

yaitu minimal 85% siswa mencapai KKM minimal. Pada silabus IPA fisika yang

digunakan oleh MTsN Model Gandapura, listrik dinamis merupakan materi dasar

pelajaran Fisika MTs kelas IX pada semester gasal. Dalam mempelajari materi tersebut,

siswa dituntut untuk memahami konsep arus listrik, hukum Ohm, hambatan kawat

penghantar, hukum I Kirchhoff, rangkaian seri hambatan dan rangkaian paralel

hambatan.

Melihat rendahnya hasil belajar kelas ditambah pula kurangnya antusias dan

motivasi untuk belajar, maka penelitian yang dilakukan oleh guru mencoba salah satu

alternatif tindakan untuk membantu dirinya dalam pembelajaran sehingga

mempermudah siswa memahami pokok bahasan dalam fisika khususnya pada materi

pokok listrik dinamis, memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari fisika

secara aktif dan konstruktif dan upaya melibatkan siswa secara langsung dalam proses

belajar mengajar fisika mengenai kecakapan siswa memperlihatkan kemampuan cara

melakukan kegiatan model pembelajaran Contekstual Teaching and Learning (CLT)

seperti melaksanakan eksperimen, mengumpulkan data dan merumuskan kesimpulan. 

Untuk mengatasi permasalahan di atas perlu diupayakan pemecahannya, yaitu

dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih efektif, yang dapat meningkatkan

minat, semangat, kemampuan untuk dapat bekerja bersama teman dalam menemukan

suatu permasalahan, dan kegembiraan siswa serta dengan sendirinya diharapkan dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun model pembelajaran yang perlu

dikembangkan yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa melalui salah

satu pendekatan yang selama ini di kembangkan adalah pembelajaran kontekstual.

Page 4: BAB I Listrik Dinamis

4

Pembelajaran kontekstual (Contextual Teachingand Learning) merupakan suatu konsep

belajar yang di dalamnya guru menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam kelas dan

mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga siswa dapat mengerti materi yang

disampaikan oleh guru dengan mudah.

Dirangkum dari Nurhadi (2002:67) pendekatan Contextual Teaching and

Learning memiliki 7 komponen utama yaitu konstruktivisme (constructivism),

menemukan (inquiry), bertanya (quetioning), masyarakat belajar (learning community),

pemodelan (modelling), refleksi (reflection), dan penilaian sebenarnya (authentic

assesment).

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat mengkaji masalah-masalah pendidikan

dan pembelajaran dan memberikan solusi nyata, sehingga proses pendidikan dan

pembelajaran yang inovatif dan hasil belajar yang lebih baik, dapat diwujudkan secara

sistematis. Upaya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diharapkan dapat menciptakan

sebuah budaya belajar (learning culture) di kalangan guru di sekolah. Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) menawarkan peluang sebagai strategi pengembangan kinerja,

sebab pendekatan penelitian ini menempatkan pendidik dan tenaga kependidikan

lainnya sebagai peneliti, sebagai agen perubahan yang pola kerjanya bersifat

kolaboratif.

Penelitian ini berupaya untuk menganalisis masalah yang ada dan menemukan

solusi bagaimana meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa lalu

menemukan pembelajaran yang efektif dan efisien tanpa mengurangi inti yang

sebenarnya. Yakni dengan menggunakan Contextual Teaching and Learning (CTL),

karena penggunaan CTL dapat merangsang keaktifan, membangun kerjasama siswa di

Page 5: BAB I Listrik Dinamis

5

dalam kelompok, dan meningkatkan pemahaman siswa tentang materi yang di ajarkan.

Maka dari itu disusunlah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul ”Upaya

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Listrik Dinamis Melalui Metode

Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (Ctl) Di Kelas IX.1 MTsN Model

Gandapura”

I.2 Pembatasan Masalah

Berdasarkan hasil identifikasi masalah dan dengan mempertimbangkan waktu,

tenaga dan biaya yang tersedia, penelitian tindakan kelas (PTK) ini hanya membatasi

pada masalah kontribusi penerapan metode pembelajaran Contextual Teaching and

Learning (CTL) pada siswa kelas IX.1 MTsN Model Gandapura, mengarahkan

pembelajaran menuju ke student centered learning, Peningkatan kemampuan siswa

dalam aspek sikap, pengetahuan, dan ketrampilan dan kontribusinya terhadap

peningkatan hasil belajar siswa dalam pelajaran fisika, khususnya bahan ajar atau materi

“listrik dinamis”.

I.3 Rumusan Permasalahan

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah proses pembelajaran melalui Contextual Teaching and Learning

(CTL) dapat memotivasi siswa dalam belajar pokok bahasan listrik dinamis?

2. Apakah melalui Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan

kemampuan siswa kelas IX/1 MTsN Model Gandapura dalam memahami

konsep listrik dinamis?

Page 6: BAB I Listrik Dinamis

6

I.4 Cara Pemecahan Masalah

Alternative pemecahan masalah yang dipilih oleh peneliti untuk meningkatkan

kemampuan siswa dalam memahami materi listrik dinamis di Kelas IX.1 MTsN Metode

Gandapura adalah proses pembalajaran melalui metode pembelajaran Contextual

Teaching and Learning (CTL) karena metode pembelajaran ini mampu memberikan

manfaat lebih untuk meningkatkan daya serap dan hasil belajar siswa, terutama dalam

pembelajaran Fisika, Metode pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)

mendukung terjadianya proses pembelajaran yang kontekstual, konsep belajar yang di

dalamnya guru menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam

kehidupan sehari-hari. CTL dapat merangsang keaktifan, membangun kerjasama siswa

di dalam kelompok, dan meningkatkan pemahaman siswa tentang materi yang di

ajarkan.

I.5 Tujuan pembelajaran

Tujuan dari penulisan PTK ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui penggunaan Contextual Teaching and Learning (CTL)

dapat meningkatkan kemampuan siswa memahami konsep listrik dinamis siswa

kelas IX.1

2. Untuk mengetahui efektifitas penerapan Contextual Teaching and Learning

(CTL) terhadap peningkatan kemampuan memahami konsep listrik dinamis

siswa kelas IX.1

Page 7: BAB I Listrik Dinamis

7

I.6 Mamfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian tindakan kelas ini dapat menghasilkan teori, konsep dan teknik

baru dalam upaya peningkatan kemampuan siswa dan hasil belajar siswa

serta dapat meningkatkan mutu pendidikan di kabupaten Bireuen.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi siswa

Bagi siswa, mamfaat belajar dengan metode Contextual Teaching and

Learning (CTL) dapat meningkatkan motivasi aktivitas dan kreativitas

siswa guna meningkatkan kreativitas belajar khusus di kelas IX.1

b. Mamfaat bagi guru

Bagi guru, untuk menjadi masukan, tentang pentingnya penggunaan variasi

metode pembelajaran. Terutama untuk penguasaan konsep listrik dinamis.

Guru juga akan mendapatkan keterampilan dalam memberikan motivasi

belajar siswa, untuk lebih meningkatkan aktivitas dan kreatifitas dalam

proses pembelajaran.

c. Mamfaat bagi satuan pendidikan

Hasil penelitian ini dapt dijadikan sebagai masukan (input) yang perlu

dipertimbangkan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan dan

menetapkan kebijakan selanjutnya. Penelitian ini juga dapat memotivasi

guru dan pihak sekolah agar mengembangkan berbagai metode

pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas siswa.