bab i-iv huda r

Upload: bahar-phd

Post on 14-Jul-2015

728 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu aspek dari kehidupan masyarakat. Menurunnya daya kerja fisik serta terganggunya perkembangan mental adalah akibat langsung atau tidak langsung dari masalah gizi kurang. Sebagaimana diketahui bahwa salah satu masalah gizi yang paling utama pada saat ini di Indonesia adalah kurang kalori, protein hal ini banyak ditemukan pada bayi dan anak karena bayi dan anak merupakan golongan rentan.

(http://bared18.blogspot.com/2008/07/tentangASI).Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung di dalam ASI tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia sekitar empat bulan (Depkes R1, 1992) Produksi ASI sangat dipengaruhi kondisi psikis si ibu. Bila hati ibu tenang, bahagia, maka produksi ASI-nya bakal berlimpah. ASI diproduksi sesuai dengan permintaan. Bila bayi Anda butuh 100 cc maka ASI yang bakal diproduksi pun 100cc. Jadi, jangan takut ASI-nya tidak mencukupi kebutuhan bayi

(http://asuh.wikia.com/wiki/ASI_sedikit). ASI sebagai makanan yang terbaik bagi bayi tidak perlu diragukan lagi, namun akhir-akhir ini sangat disayangkan banyak diantara ibu-ibu meyusui melupakan keuntungan menyusui. Selama ini dengan

1

2 membiarkan bayi terbiasa menyusu dari alat pengganti, padahal hanya sedikit bayi yang sebenarnya menggunakan susu botol atau susu formula. Kalau hal yang demikian terus berlangsung, tentunya hal ini merupakan ancaman yang serius terhadap upaya pelestarian dari peningkatan penggunaan ASI. Pemberian ASI dari awal kelahiran sampai 4-6 bulan akan menjadikan sendisendi kehidupan yang terbaik baginya kelak. ASI juga menjamin bayi tetap sehat dan memulai kehidupannya dalam cara yang paling sehat. Karena ASI adalah makanan terbaik diawal kehidupan bayi (Soetjiningsih, 1997). Makanan pendamping ASI (PASI) adalah makanan yang diberikan kepada bayi setelah cukup bulan untuk melengkapi kebutuhan zat gizi yang diperlukan bagi bayi karena produksi ASI mulai menurun. Namun, saat ini banyak ibu yang memberikan bayi mareka PASI, dan mereka menghentikan ASInya lebih awal. Hal tersebut terjadi karena banyak sekali faktor yang mempengaruhinya seperti tingkat pengetahuan ibu masih rendah sehingga menggantikan ASI dengan pemberian PASI. Tingkat pengetahuan ibu yang kurang tentang pemberian ASI mengakibatkan kita lebih sering melihat bayi diberi susu botol dari pada disusui ibunya, bahkan kita juga sering melihat bayi yang baru berusia 1 bulan sudah diberi pisang atau nasi lembut sebagai tambahan ASI. Pemberian susu formula, makanan padat / tambahan yang terlalu dini dapat mengganggu produksi ASI. Selain itu tidak ditemukan bukti yang menyokong bahwa pemberian susu formula, makanan padat / tambahan pada usia 4 atau 5 bulan lebih menguntungkan. Bahkan sebaliknya, hal ini akan mempunyai dampak yang negatif terhadap kesehatan bayi dan tidak ada dampak positif untuk perkembangan pertumbuhannya (Manuaba, 1998).

3 Menyusui merupakan salah satu hal yang sangat penting guna kelangsungan hidup bayi dan sekaligus mempertahankan kesehatan ibu setelah melahirkan. ASI merupakan makanan terbaik dan alamiah untuk bayi. ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja sampai umur 6 bulan. Dari 11.817 bayi di kota Jambi hanya 1.034 atau baru 8,75% yang diberi ASI eksklusif. Melihat hal tersebut maka angka ini belum mencapai target. (Profil Kota Jambi, 2008 : 46). Menurut data Dinas Kesehatan Kota Jambi (2008) berdasarkan wilayah kerja Puskesmas bahwa jumlah bayi yang diberi ASI eksklusif di Puskesmas Olak kemang 9,59%, Puskesmas Aur Duri 26,10% dan Puskesmas Tahtul Yaman 25,19%. Ketiga Puskesmas tersebut dipilih karena jarak antar Puskesmas tidak berjauhan. Puskesmas Olak Kemang dengan jumlah bayi 292 orang hanya 28 bayi yang mendapatkan ASI eksklusif dan persentase yang ketiga Puskesmas tersebut. Berdasarkan survey awal yang dilakukan oleh penulis di Wilayah Puskesmas Olak Kemang 2009, diketahui dari 29 bayi hanya 4 bayi (13,79%) yang diberikan ASI eksklusif. Dilihat dari tingkat pendidikan ibu di wilayah Puskesmas Olak Kemang rata-rata pendidikan ibu SMP, sehingga ibu memberikan bermacammacam makanan seperti susu formula, air teh, nasi lembut, pisang sebagai makanan tambahan bagi bayinya atau lebih dikenal dengan makanan pendamping ASI. Melihat hal tersebut diatas, penulis tertarik untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian makanan pendamping ASI pada ibu menyusui di Wilayah Puskesmas Olak Kemang Kota Jambi Tahun 2009. paling rendah diantara

4 B. Rumusan Masalah Masalah dalam penelitian ini adalah masih ada ibu dengan tingkat pengetahuan ASI yang rendah sehingga melakukan pemberian PASI pada bayi 0-6 bulan di Wilayah Puskesmas Olak Kemang Kota Jambi Tahun 2010. Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana gambaran pengetahuan ibu tentang pemberian ASI pada bayi 0-6 bulan di Wilayah Puskesmas Olak Kemang Kota Jambi Tahun 2010 ? 2. Bagaimana gambaran pemberian PASI oleh ibu pada bayi 0-6 bulan di wilayah Puskesmas Olak Kemang Kota Jambi Tahun 2010? 3. Bagaimana hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI terhadap pemberian PASI pada bayi 0-6 bulan di Wilayah Puskesmas Olak Kemang Kota Jambi Tahun 2010 ? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang ASI terhadap pemberian PASI pada bayi 0-6 bulan di Wilayah Puskesmas Olak Kemang Kota Jambi Tahun 2010. 2. Tujuan Khusus a. Diketahuinya gambaran pengetahuan ibu tentang pemberian ASI pada bayi 0-6 bulan di Wilayah Puskesmas Olak Kemang Kota Jambi Tahun 2010. b. Diketahuinya gambaran pemberian PASI oleh ibu pada bayi 0-6 bulan di wilayah Puskesmas Olak Kemang Kota Jambi Tahun 2010

5 c. Diketahuinya hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI terhadap pemberian PASI pada bayi 0-6 bulan di Wilayah Puskesmas Olak Kemang Kota Jambi Tahun 2010.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Puskesmas Olak Kemang Kota Jambi Diharapkan dapat memberi manfaat sebagai bahan untuk meningkatkan pelayanan bagi ibu menyusui dan sebagai masukan untuk melakukan penyuluhan kesehatan tentang pentingnya memberikan ASI secara eksklusif. 2. Bagi Institusi Pendidikan Kebidanan Jambi Sebagai salah satu bahan pustaka bagai penelitian selanjutnya. 3. Bagi Peneliti Dapat menambah wawasan keilmuan dan pengalaman dalam memberikan Asuhan Kebidanan kepada ibu dan bayi.

E. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu untuk mengetahui Hubungan pengetahuan ibu tentang ASI terhadap pemberian PASI di Puskesmas Olak Kemang Kota Jambi Tahun 2010, dimana variabel yang diteliti adalah tingkat pengetahuan ibu tentang ASI sebagai variabel bebas. Dan pemberian PASI sebagai variabel tidak bebas. Pengambilan data penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2010. Populasi penelitian ini adalah ibu menyusui yang memiliki bayi umur 0 6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Olak Kemang Kota Jambi. Sampel penelitian

6 ditentukan secara Purposive Sampling yaitu sampel yang memenuhi kriteria penelitian, dalam hal ini adalah ibu menyusui yang memiliki bayi umur 06

bulan yang berjumlah 60 reponden. Penelitian ini dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner. Data dianalisis secara Univariat dan bivariat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Air Susu Ibu (ASI) 1. Pengertian Air Susu Ibu (ASI) adalah bahan makanan alami, ideal, dan fisiologis, mengandung nutriet lengkap dengan komposisi yang sesuai bagi bayi yang lahir dengan cukup umur dalam bulan-bulan pertama kehidupan mereka. ASI adalah bahan makanan alamiah bagi bayi yang lahir dengan cukup umur dalam bulanbulan pertama kehidupannya (Nelson, 1987:267). ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein dan garam-garam organik yang disekresi kedua belah kelenjar payudara ibu sebagai makanan utama bagi bayi (Soetjiningsih, 1997:20). 2. Mengukur Kecukupan ASI pada Bayi Untuk melihat apakah bayi cukup mendapat ASI atau tidak, dapat

dilakukan suatu cara yaitu dengan uji kebasahan. Ibu perlu memperhatikan berapa kali bayi kencing dalam satu hari. Dalam satu hari bayi harus kencing 1 x atau lebih, dan air seni biasanya tidak berwarna atau berwarna kuning pucat. Bila bayi hanya menyusu dan ia kencing 6x sehari, berarti ia cukup mendapatkan ASI. Bila ibu memberikan bayi air atau minuman lain, uji ini tidak ada manfaatnya (F. Savage King, 1993). Timbang bayi untuk memeriksa kenaikan berat badan yang tertera pada Kartu Menuju Sehat (KMS, dapat menjadi barometer apakah bayi cukup mendapat ASI atau tidak. Bayi yang sehat 7

8 pertambahan berat badannya antara setengah sampai satu kilogram per bulan atau paling sedikit 125 g dalam seminggu (F. Savage King, 1993). 3. Cara Meningkatkan Asupan ASI a. Ibu harus diberi kepercayaan dan dibuat merasa bahwa ia akan

menghasilkan ASI yang cukup. b. Ibu harus diusahakan untuk beristirahat lebih banyak dan

mencoba bersantai saat menyusui bayinya. c. d. e. f. g. Ibu harus makan makanan yang bergizi dan minum yang banyak Bayi harus dekat dengan ibu dan ditangani ibu sesering mungkin Menyusui bayi lebih sering Ibu harus menyusui bayinya walaupun pada malam hari Bila diketahui ada perangsang ASI setempat yang bermanfaat, ibu

dianjurkan untuk menggunakannya. 4. Manfaat ASI Menyusui penting bagi anak, dapat meningkatkan kecerdasan anak. Jurnal kesehatan Lance, mendapatkan anak-anak diberikan ASI secara dini dan secara ekslusif memiliki skor IQ (Inteligent quotient) 8 point lebih tinggi dari pada yang tidak memberikan ASI secara dini dan secara ekslusif

(http/www.Google.ASI.com) Manfaat ASI menurut Depkes RI (1997:21), adalah : a. Merupakan makanan alamiah yang sempurna b. Mengandung zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan yang sempurna

9 c. Mengandung DHA dan AA yang bermanfaat untuk kecerdasan bayi. d. Mengandung zat kekebalan untuk mencegah bayi dari berbagai penyakit infeksi (diare, batuk pilek, radang tenggorokan dan gangguan pernafasan). e. Melindungi bayi dari alergi f. Aman dan terjamin kebersihannya, karena langsung disusukan kepada bayi dalam keadaan segar. g. Tidak akan pernah basi, mempunyai suhu yang tepat dan dapat diberikan kapan saja dan dimana saja. h. Membantu memperbaiki refleks hisap, menelan dan pernafasan bayi Menurut Wiknjosastro (1997:259) pemberian ASI harus dianjurkan kepada setiap Ibu yang melahirkan karena : a. ASI yang pertama kali keluar (kolostrum) mengandung benda penangkis (antibody) yang dapat mencegah infeksi pada bayi. b. Bayi yang minum ASI jarang sekali menderita gastro-entritis. c. Lemak dan protein ASI mudah dicerna dan diserap secara lengkap dalam saluran pencernaan ; ASI merupakan susu yang paling baik untuk pertumbuhan dan tidak mungkin bayi akan menjadi gemuk berlebihan (obese) dengan ASI. d. Kemungkinan bayi menderita kejang karena hypokalsemia sangat sedikit. e. Pemberian ASI merupakan satu-satunya jalan yang paling baik untuk mempererat hubungan antara ibu dan bayi, terutama pada bulan-bulan pertama kehidupannya.

10 f. ASI merupakan susu buatan alam yang lebih baik dari pada susu buatan manapun karena mengandung benda penangkis (kolostrum kandungannya 15 kali lebih banyak dari pada susu matur), suci hama, segar murah, tersedia setiap waktu, dengan susu yang sebaik-baiknya untuk diminum. ASI yang keluar 96 jam pertam setelah ibu melahirkan, yang disebut kolostrum. Kandungan kolostrum banyak mengandung antibodi, kaya

karbohidrat dan protein juga rendah lemak. Dalam kolostrum tersimpan lebih 20 jenis antibody alami. Yang ampuh menaklukkan mikroorganisme penyebab penyakit, seperti E.Coli, Salmonela Sp, Candida Sp dll. Yang mampu memacu tumbuh kembang bayi, membantu pembentukan tulang, otot, jaringan syaraf, kulit dan organ-organ tubuh sekaligus membantu pemulihan kerusakan jaringan (www.Majalahnirmala.co.id). Menurut Perinasia (2003:111/3-13) ASI bermanfaat bukan hanya untuk bayi saja tetapi juga untuk ibu, keluarga dan Negara : a. Manfaat bagi bayi 1) Lemak Sumber kalori utama ASI adalah lemak dengan kadar 3,5-4,5%. Kadar lemak ASI matur dapat berbeda menurut lama menyusui pada permulaan menyusui (5 menit pertama) disebut foremilk kadar lemak ASI rendah (12gr/dl) dan lebih tinggi pada hidromilk (ASI yang dihasilkan pada akhir menyusui, setelah 15-20 menit), kadar lemak bisa mencapai 3 kali lebih banyak dibanding foremilk.

11 2) Karbohidrat Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktosa, untuk mempertinggi absorbsi kalsium dan merangsang pertumbuhan laktobasillus bifiddtis. 3) Protein Protein dalam susu adalah kasein dan whey. Dalam ASI terdapat dua asam amino yang tidak terdapat dalam susu sapi yaitu sistin dan taurin. Sistin diperlukan untuk pertumbuhan somatic sedangkan taorin untuk pertumbuhan otak. 4) Garam Mineral ASI mengandung garam mineral lebih rendah dibanding susu sapi, hal ini baik karena ginjal neonatus belum dapat mengkonsentrasikan air kemih dengan baik. 5) Vitamin ASI cukup mengandung vitamin yang diperlukan bayi seperti vitamin K yang berfungsi sebagai kataliator pada proses pembekutui darah. Dalam ASI juga banyak mengandung vitamin E dan vitamin D terutama di kolostrum. a) Mengandung zat potektif (1) Laktobasilus bifidus Berfungsi mengubah laktosa menjadi asam laktat dan asan asetai menghambat pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri E.coli yang sering menyebabkan diare pada bayi.

12 (2) Laktoferin Adalah protein yang berikatan dengan zat besi yang bermanfaat untuk menghambat pertumbuhan kuman tertentu dan menghambat pertumbuhan jamur kandida. (3) Lisosim Merupakan faktor protektif terhadap kemungkinan serangan bakteri patogen dan penyakit diare pada 6 bulan pertama. (4) Komplemen C3 dan C4 Memiliki kadar yang rendah dalam ASI, mempunyai daya opsonik. Anafilaktoksik dan kemotaktik yang bekerja bila diaktifkan oleh IgA dan IgE yang juga terdapat dalam ASI. (5) Sebagai antistreptokokus (6) Sebagai antibodi (7) Sebagai imunitas seluller (8) Tidak menimbulkan alergi b) Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan kontak kulit yang dini sangat besar pengaruhnya pada perkembangan bayi kelak. Interaksi yang timbul waktu menyusui antara Ibu dan bayi akan menimbulkan rasa aman bagi bayi. c) Menyebabkan pertumbuhan yang baik bagi bayi Bayi yang mendapat ASI mempunyai kenaikan berat badan yang baik setelah lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal menjadi baik dan mengurangi kemungkinan obesitas.

13 d) Mengurangi kejadian karies dentis Kadar selenium yang tinggi dalam ASI akan mencegah karies dentis. e) Mengurangi kejadian mal-oklusi Salah satu penyebab mal-oklusi rahang adalah kebiasaan lidah mendorong kedepan akibat menyusu dengan botol atau dot. Pemberian ASI secara dini dianjurkan agar bayi diberikan kepada ibunya untuk memberikan kontak kulit ke kulit sehingga

menimbulkan efek psikologis yang baik untuk ibu dan bayi (Perimasia 2003;204) b. Manfaat bagi Ibu Selain memberi keuntungan bayi menyusui juga memberi keuntungan bagi ibu antara lain : 1) Mengurangi perdarahan setelah melahirkan Apabila bayi disusui segera setelah dilahirkan, maka kemungkinan terjadinya perdarahan setelah melahirkan akan berkurang, karena pada ibu menyusui terjadi peningkutan kadar oksitoksin yang berguna untuk kontraksi pembuluh darah sehingga perdarahan lebih cepat berhenti. 2) Mengurangi terjadinya anemia Menyusui mengurangi perdarahan sehingga mencegah terjadinya kekurangan zat besi sehingga anemia tidak terjadi. 3) Menjarangkan kehamilan Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman, murah dan cukup berhasil.

14 4) Mengecilkan rahim Kadar oksitoksin disaat menyusui meningkat sehingga membantu rahim kembali kebentuk sebelum hamil. Proses pengecilan ini akan lebih cepat dibanding pada ibu yang tidak menyusui. 5) Lebih cepat langsing kembali Oleh karena menyusui memerlukan energi maka tubuh akan mengambilnya dari lemak yang tertimbun selama hamil. Dengan demikian berat badan ibu yang akan lebih cepat kembali keberat badan sebelum hamil. 6) Mengurangi kemungkinan menderita kanker Ibu yang berhasil memberikan ASI ekslusif bisa mengurangi terjadinya kanker payudara dan kanker indung telur. 7) Memberi kepuasan bagi ibu Ibu yang berhasil memberikan ASI ekslusif akan merasakan kepuasan. Kebahagiaan yang mendalam. Ibu juga dapat mengambil manfaat dari pemberian ASI, pemberian ASI dapat mengurangi resiko kanker payudara dan ovarium pemberian ASI juga dapat memperlambat kehamilan dan menurunkan fasilitas (Perinasia 2003:23). c. Manfaat bagi keluarga 1) Lebih ekonomis dan murah Dengan memberi ASI berarti menghemat pengeluaran untuk susu formula, perlengkapan menyusui. Selain itu pemberian ASI juga dapat menghemat pengeluaran untuk berobat.

15 2) Tidak merepotkan dan hemat waktu ASI dapat segera diberikan pada bayi tanpa menyaipakn atau memasak air, juga tanpa harus mencuci botol dan tanpa menunggu agar tidak terlalu panas. 3) Mudah dan praktis ASI dapat memberikan pada bayi dimana saja dan kapan saja dalam keadaan siap makan/minum, serta dalam suhu yang selalu tepat. d. Manfaat bagi Negara Pemberian ASI akan menghemat pengeluaran negara, karena hal-hal berikut : 1) Penghematan devisa untuk pembelian susu formula, perlengkapan menyusui, serta biaya menyiapkan susu. 2) Penghematan untuk biaya sakit terutama sakit muntah, diare, mencret dan gangguan pernafasan. 3) Penghematan obat-obatan, dan sarana kesehatan 4) Menciptakan generasi penerus bangsa yang tangguh dan berkualitas untuk membangun negara. 5) Langkah awal untuk mengurangi bahkan menghindari kemungkinan terjadinya generasi yang hilang khususnya bagi Indonesia. e. Manfaat Bagi lingkungan ASI juga mengurangi bertambahnya sampah dan populasi dunia, dengan memberi ASI manusia tidak memerlukan kaleng susu, karton dan dot karet, ASI tidak menambah polusi udara karena untuk membuatnya tidak memerlukan pabrik yang mengeluarkan asap, alat transportasi dan bangunan pabrik.

16 B. Pendamping Air Susu Ibu (PASI) 1. Pengertian PASI Makanan pendamping ASI adalah makanan yang diberikan kepada bayi. Setelah cukup bulan untuk melengkapi kebutuhan zat gizi yang diperlukan bagi bayi karena produksi ASI mulai menurun, dimana bayi secara perlahan-lahan dibiasakan dengan makanan orang dewasa. Makanan pendamping ASI adalah makanan pengganti air susu ibu yang berupa susu sapi atau sering disebut susu formula (Hendrawan Nadesol, 1999). PASI adalah makanan yang diberikan pada bayi apabila ASI tidak tersedia, yang secara tunggal dapat memenuhi kebutuhan gizi dan pertumbuhan serta pertimbangan bayi sampai berumur antara 0-6 bulan. PASI adalah susu sapi yang diformulasikan sedemikian rupa sehingga komposisinya mendekati ASI (Muchtadi, 2002:59). Indikasi pemberian PASI : a. Ibu Menderita Demam Tinggi. b. Buah dada Ibu bengkak dan bernanah. c. Ibu menderita penyakit gondok toksik yang mendapat pengobatan anti tiroid d. Penyakit menahun yang sangat melemahkan keadaan Ibu. 2. Kapan PASI dapat digunakan? PASI dapat diberikan kepada bayi bilamana ibu tidak dapat memberikan ASI, untuk seluruh atau sebagian karena berbagai sebab seperti : a. Produksi ASI tidak cukup atau tidak ada b. Ibu meninggal dunia

17 c. Ibu menderita penyakit berat seperti septisemia tuberkulosis paru-paru yang aktif, kelainan jantung berat d. Ibu meninggalkan rumah karena bekerja atau sebab-sebab lain e. Anak sakit dan dirawat dirumah sakit.

Ada beberapa masalah yang berdampak negatif dalam pemberian PASI antara lain a. Terjadi kontaminasi, terutama bila dalam penyiapan dan pemberiannya kurang memperhatikan segi-segi kesehatan. b. Dapat terjadi kegagalan tumbuh kembang, misalnya pemberian PASI terlalu encer, sebaliknya dapat terjadi kegemukan (Obesitas), karena pemberian PASI yang terlalu kental dan diberikan secara bebas. c. Adanya perubahan perilaku terutama yang menyangkut hubungan bathin antara bayi dan ibu. d. PASI juga harus dibeli sekalipun harganya mahal

3. Kesulitan Pemberian Susu Botol a. Adanya pengadaan air yang baik (untuk membuat susu dan membersihkan alat). b. Pendidikan ibu harus baik, karena sangat penting dalam penakaran susu dan sterilisasi alat-alat. c. Sosial ekonomi harus lebih baik sehingga memungkinkan membeli susu sesuai dengan kebutuhan.

18 Pemberian PASI yang tepat yaitu setelah bayi berusia + 6 bulan, karena dengan pemberian makanan tambahan kepada bayi yang belum berusia 6 bulan dapat menyebabkan sukar tidur dimalam hari, juga dapat menyebabkan penyakitpenyakit seperti: sakit perut, mencret atau sembelit (sukar BAB), infeksi, kurang darah danm alergi. Hal ini disebabkan adanya kelemahan PASI. Tetapi disisi lain ada juga kelebihan PASI yaitu mengandung gizi yang cukup, apabila si ibu dalam keadaan sakit atau kurang gizi, PASI dapat diberikan tanpa takut menularkan penyakit pada bayinya. Namun walaupun ada kelebihan dan kekurangan, ASI tetaplah yang terbaik bagi bayi. (Brinch, 1996, 73). Beberapa jenis susu pengganti ASI untuk bayi 1. Susu Penuh Cair (Liquid Whole Milk) a. Susu sapi b. Susu kerbau 2. 3. 4. 5. 6. Tepung Susu Penuh (Whole Milk Powder) Tepung Susu Skim (Tanpa lemak/kadar lemak rendah) Susu Kental Penuh (Condensed Whole Milk) Susu Asam (Yoghurt) Susu Formula (Adapted) Jenis susu formula ini yang banyak digunakan sebagai susu pengganti ASI karena berasal dari susu sapi yang diformulasi sedemikian rupa sehingga komposisinya mendekati ASI sehingga cocok bagi bayi baru lahir, sampai berumur 4 bulan atau sebagai susu lanjutan yang diperuntukkan bagi bayi berumur 6 bulan keatas. (Muchtadi, 2002, 43).

19 C. Faktor Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan Menurut Bloom (bloom, 1975), pengetahuan adalah pemberian bukti oleh seseorang melalui proses pengikat atau pengenalan informasi, ide yang sudah diperoleh sebelumnya. Bloom mengelompokan pengetahuan ke dalam ranah kognitif dan menempatkan sebagai urutan pertama dari ranah kognitif, karena pengetahuan merupakan unsur dasar untuk membentuk tingkat-tingkat ranah sebelumnya yang meliputi pemahaman, penerapan, analisis, sinetesis dan penelitian. Menurut Skiner, seperti diikuti oleh Notoatmodjo (Notoatmodjo, 2003), bila seseorang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai satu bidang tertentu dengan lancar dan baik secara lisan dan tulisan, maka dikatakan mengetahui bidang itu. Sekumpulan jawaban verbal yang diberikan orang tersebut dinamakan pengetahuan. Sementara itu Notoatmodjo (2003) membagi tingkat pengetahuan sebagai berikut : a. Tahu (Know) Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

20 b. Memahami (Comprehension) Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menyelesaikan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. c. Aplikasi (Aplication) Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya) d. Analisis (Analysis) Suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. e. Sintesis (Synthesis) Suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi-formulasi yang ada. f. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkatan di atas.

21 2. Pengetahuan yang Salah tentang Alasan Ibu Memberikan PASI Sehubungan dengan faktor pengetahuan di atas, ASI yang tidak cukup merupakan alasan paling sering bagi ibu yang ingin cepat memberikan bayi mereka susu sapi atau bubur dari tepung biji-bijian. Alasan tersebut juga sering disertai dengan keluhan seperti : a. Payudara terasa kosong atau telah berhenti mengeluarkan ASI b. Bayi menangis terlalu sering c. Bayi sering ingin menyusu (F. Savage King, 1993).

Pada dasarnya, banyak hal yang menyebabkan bayi menangis selain karena lapar, seperti takut, kesepian, merasa bosan, kapanasan, atau tidak nyaman (Utami Roesly, 2000). Harus diketahui bahwa Tuhan telah menciptakan tubuh manusia yang cerdas. Umumnya, tidak ada ibu yang tidak dapat menyusui (2 5%) yang secara biologis memang kurang produksi ASI nya. Selebihnya 95-98% ibu menyusui dapat menghasilkan ASI yang cukup untuk bayinya (Utami Roesly, 2000). Posisi ibu dalam menyusui dapat mempengaruhi ketidaknyamanan bayi dalam mendapatkan ASI, yang dapat mengakibatkan asupan ASI bagi bayi berkurang. Adapun cara menyusui yang baik adalah sebagai berikut (Utami Roesly, 2000). a. Duduklah yang enak dan nyaman dikursi atau ditempat yang mempunyai sandaran punggung dan lengan. Pakailah bantal untuk mengganjal bayi supaya tidak terlalu jauh dari payudara.

22 b. Bila mulai menyusui dengan payudara kiri, letakkan kepala bayi pada siku bagian dalam lengan kiri anda dan badan bayi didekatkan dengan badan ibu, sehingga badan bayi ke badan ibu. Letakkan tangan kiri ibu memegang pantat atau paha kiri bayi. c. Sanggalah payudara kiri ibu dengan ke 4 jari tangan dibawahnya dan ibu jari di atasnya. d. Sentuhlah mulut bayi dengan puting susu bayi. e. Tunggulah sampai bayi membuka mulutnya lebar-lebar. f. Tengadahkan sedikit kepala bayi dan masukkan secepatnya seluruh puting susu dan areola kedalam mulut bayi, sehingga terletak diantara lidah dan langit-langit mulutnya. Lalu dekap bayi ketubuh ibu dan ujung hidung menyentuh payudara ibu. Dengan ibu jari tekanlah sedikit payudara kiri ibu supaya bayi dapat bernafas dengan baik. g. Setelah selesai menyusui, untuk melepas hisapan bayi tekanlah dagunya atau pijatlah hidungnya. h. Setelah itu sebelum menyusui dengan payudara yang satu lagi, sandawakan dulu bayi anda agar ia tidak muntah.

3. Pengeluaran ASI dapat diikuti dengan merangsang aliran ASI, dengan cara : a. Urutlah payudara dengan cara mengurut payudara bagian atas, tekan jari-jari tangan sambil melakukan gerakan memutar. b. Setelah beberapa detik lakukan gerakan memutar ini disekeliling payudara kearah puting susu.

23 c. Usaplah payudara mulai dari bagian atas menuju ke daerah puting susu dengan menggunakan ujung-ujung jari. Gerakan ini dapat memberikan rasa tenang dan merangsang reflek pengeluaran ASI. d. Guncanglah payudara ketika anda membungkuk ke depan. Posisi ini akan membantu mengalirkan ASI keluar.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan PASI Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan PASI antara lain: a. Perubahan sosial budaya 1) Ibu ibu bekerja atau kesibukan sosial lainnya. 2) Meniru teman, tetangga atau orang terkemuka yang memberikan susu botol. 3) Merasa ketinggalan zaman jika menyusui bayinya. b. Faktor Psikologis 1) Takut kehilangan daya tarik sebagai seorang wanita. 2) Tekanan batin. c. Faktor Fisik Ibu Ibu sakit, misalnya mastitis, panas dan sebagainya. d. Faktor kurangnya petugas kesehatan, sehingga masyarakat kurang mendapat penerangan atau dorongan tentang manfaat pemberian ASI. e. Meningkatkan promosi susu kaleng sebagai pengganti ASI. f. Penerangan yang salah justru datangnya dari petugas kesehatan sendiri yang menganjurkan penggantian ASI dengan susu kaleng. (Soetjiningsih, 2002).

24 D. Kerangka Teori Menurut Benyamin Bloom (1908) yang dikutip Notoatmodjo (2003:127) membagi perilaku itu dalam 3 domain (ranah/kawasan). Pembagian kawasan itu dilakukan untuk kepentingan tujuan pendidikan, bahwa suatu pendidikan adalah mengembangkan atau meningkatkan ketiga domain tersebut yang terdiri dari : Ranah kognitif (cognitive domain), Ranah afektif (affective domain), dan Ranah psikomotor (psychomotor domain). Terbentuknya suatu perilaku baru terutama pada orang dewasa dimulai pada domain kognitif dalam arti subjek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa materi atau objek dari luarnya. sehingga menimbulkan pengetahuan yang baru terhadap subjek tersebut dan selanjutnya akan menimbulkan respon dalam bentuk sikap. Akhirnya rangsangan yang berbentuk sikap tadi akan menimbulkan respon yang lebih jauh dalam bentuk tindakan (action). Bagan 2.1 Kerangka Teori menurut Bloom Ranah kognitif (kognitive domain) - Pengetahuan Ranah afecti (affective domain) - Sikap

PerilakuKesehatan

Ranah psikomotor (psykomotor domain) - Tindakan /praktek

Sumber: Notoatmodjo, Soekidjo 2003 Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rieneka Cipta. Jakarta :ix + 214 hlm.

BAB III KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep Kerangka konsep ini mengacu pada konsep teori yang dikemukakan oleh Bloom dalam Notoatmodjo (2003:121), bahwa perilaku manusia dibagi menjadi tiga domain, yaitu: pengetahuan, sikap dan praktek. Pemberian makanan pendamping ASI pada bayi berusia 0-6 bulan merupakan prilaku yang nyata bagi ibu, keluarga maupun tenaga kesehatan. Karena masih banyaknya ibu menyusui yang memberikan PASI pada bayi berusia 0-6 bulan sehingga bayi tidak memperoleh ASI eksklusif. ASI yang tidak cukup merupakan alasan paling sering bagi ibu yang ingin cepat memberikan bayi mereka susu sapi atau bubur dari tepung biji-bijian. Variabel penelitian yaitu pengetahuan sebagai perilaku yang telah berlangsung lama sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan nitrisi bayi walaupun terkadang salah dari sudut pandang tertentu. Untuk lebih jelasnya secara skematis kerangka konsep pada penelitian ini dapat dilihat pada bagan 3.1: Gambar 1 Kerangka Konsep Penelitian

Pengetahuan tentang ASI

Pemberian PASI usia 0 6 bulan

25

26

B. Definisi Operasional Variabel Yang Diteliti 1. Pengetahuan Definisi Operasional Segala sesuatu yang diketahui oleh ibu tentang ASI Cara/alat/skala/hasil ukur Cara Ukur: wawancara Alat Ukur : Kuesioner Skala Ukur : Ordinal Hasil : Cut of point 1 = baik 76% dari skor total 0 = kurang baik < 76% dari skor total 2. Pemberian PASI Makanan tambahan yang diberikan pada bayi 0-6 bulan selain ASI (Arikunto, 2006 :344) Cara Ukur: wawancara Alat Ukur : Kuesioner Skala Ukur : Ordinal Hasil : Cut of point 1 = Baik Jika tidak memberikan PASI 0 = Kurang baik Jika memberikan PASI C. Hipotesa Ho : Tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang ASI dengan pemberian PASI Ha : Ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang ASI dengan pemberian PASI

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian Menurut Arikunto (2006:83) penelitian ini merupakan penelitian deskritif dengan rancangan studi cross sectional, karena peneliti mengambil dari suatu populasi yang bertujuan untuk mempelajari hubungan pengetahuan ibu tentang ASI terhadap pemberian PASI pada bayi umur 0 -6 bulan di Puskesmas Olak Kemang Kota Jambi Tahun 2010. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Olak Kemang Kota Jambi Tahun 2010 dan penelitian ini dimulai pada 14 Maret 2010 sampai dengan 2 April 2010. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Menurut Arikunto (2006:130) yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang menyusui 0 6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Olak Kemang Kota Jambi Tahun 2010. Jumlah populasi sebanyak 152 ibu selama periode bulan Maret 2010 (Data

menyusui bayi 0 6 bulan Posyandu Olak Kemang) 2. Sampel

27

28 Menurut Arikunto (2006:131) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Cara pengambilan sampel adalah porposive sampling yaitu sampel yang diambil sesuai dengan kebutuhan penelitian menggunakan syarat-syarat sebagai berikut : 1. Insklusi a. b. c. 2. Eksklusi a. b. Tidak hadir ditempat penelitian Tidak bersedia menjadi responden Memiliki bayi umur 0 6 bulan Hadir ditempat penelitian Bersedia menjadi responden

Besar sampel minimum yang dibutuhkan dihitung dengan rumus Notoatmodjo (2005) sebagai berikut :

Keterangan : N n d : Jumlah Populasi : Besar Sampel : Nilai presisi 90% atau 0,10

Perhitungan Sampel : Jumlah populasi = 152 orang ibu menyusui 0- 6 bulan Nilai Presisi = 0,1 n= N (d) =N2

+1

152 152 (0.1) 2 +1

29152 2.52

=

= 60,31

dibulatkan menjadi = 60 sampel

D. Pengumpulan Data Data diambil dengan cara wawancara langsung kepada responden tentang pengetahuan ASI dan pemberian PASI.

E. Pengolahan data Data yang telah berhasil dikumpulkan selanjutnya dilakukan pengolahan data melalui tahap sebagai berikut : 1. Coding Dilakukan klasifikasi data dan memberi kode pada setiap data yang telah dikumpulkan.2. Scoring (pemberian Skor)

Menetapkan skor untuk setiap variable atau pertanyaan. Pengetahuan responden tentang ASI dalam hal ini dikategorikan menjadi dua yaitu pengetahuan baik dan pengetahuan kurang baik, sebagai berikut:a. 1 = Baik jika jika 76%

b. 0 = Kurang baik, jika < 76% 3. Editing Kegiatan untuk melakukan pengecekan isian, lembar kuesioner sudah terisi lengkap, jelas dan konsisten. 4. Entry data Data yang telah diperiksa dan diberi kode dimasukkan ke dalam alat bantu komputer.

30

5.

Cleaning Memastikan kembali bahwa semua data sudah dientry betul-betul data

yang tepat dan tidak lagi ada kesalahan sehingga data yang sudah dientry siap untuk dianalisis.

F. Analisis Data 1. Analisis Univariat

Analisis unvariat yaitu untuk mengetahui gambaran distribusi, frekuensi variabel yang diteliti adalah, pengetahuan ibu tentang ASI. Mulai dari pengetian ASI sampai manfaat dan kerugian jika tidak memberikan ASI eksklusif. 2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat yaitu untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang ASI terhadap pemberian PASI pada bayi umur 0 6 bulan.