bab i-iv gunpayfix

69
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Derajat kesehatan merupakan salah satu unsur penting dalam upaya peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) bangsa Indonesia. Sementara itu, derajat kesehatan tidak hanya ditentukan oleh pelayanan kesehatan, tetapi yang lebih dominan justru adalah kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat. Upaya untuk mengubah perilaku masyarakat agar mendukung peningkatan derajat kesehatan dilakukan melalui program pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Program ini telah dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan (dahulu: Departemen Kesehatan) sejak tahun 1996. 1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Telah disepakati adanya lima tatanan, yaitu tatanan rumah tangga, tatanan 1

Upload: dita-garfield-assegaf

Post on 20-Nov-2015

226 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

PBL

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1. Latar BelakangDerajat kesehatan merupakan salah satu unsur penting dalam upaya peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) bangsa Indonesia. Sementara itu, derajat kesehatan tidak hanya ditentukan oleh pelayanan kesehatan, tetapi yang lebih dominan justru adalah kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat. Upaya untuk mengubah perilaku masyarakat agar mendukung peningkatan derajat kesehatan dilakukan melalui program pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Program ini telah dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan (dahulu: Departemen Kesehatan) sejak tahun 1996. 1Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Telah disepakati adanya lima tatanan, yaitu tatanan rumah tangga, tatanan institusi pendidikan, tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum dan tatanan fasilitas kesehatan. Akan tetapi, untuk melihat keberhasilan pembinaan PHBS, praktik PHBS yang diukur adalah yang dijumpai di tatanan rumah tangga. Telah ditetapkan 10 (sepuluh) indikator untuk menetapkan apakah sebuah rumah tangga telah mempraktekkan PHBS yaitu: 1) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan; 2) melakukan penimbangan bayi dan balita; 3) memberikan ASI eksklusif; 4) penggunaan air bersih; 5) mencuci tangan dengan air bersih dan sabun; 6) memberantas jentik nyamuk; 7) memakai jamban sehat; 8) makan buah dan sayur setiap hari; 9) melakukan aktivitas fisik setiap hari; 10) tidak merokok dalam rumah. Kesepuluh indikator tersebut merupakan sebagian dari semua perilaku yang harus dipraktikkan di rumah tangga dan dipilih karena dianggap mewakili atau dapat mencerminkan keseluruhan perilaku.1Walaupun program pembinaan PHBS ini sudah berjalan sekitar 15 tahun, tetapi keberhasilannya masih jauh dari harapan. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 mengungkap bahwa rumah tangga di Indonesia yang mempraktekkan PHBS baru mencapai 32,3% dengan proporsi tertinggi pada DKI Jakarta (56,8%) dan terendah pada Papua (16,4%). Terdapat 20 dari 33 provinsi yang masih memiliki rumah tangga PHBS di bawah proporsi nasional, salah satunya adalah provinsi Kalimantan Selatan, padahal Rencana Strategis (Restra) Kementerian Kesehatan menetapkan target pada tahun 2014 rumah tangga yang mempraktikkan PHBS adalah 70%. Sedangkan untuk proporsi rumah tangga di wilayah kerja Puskesmas Guntung Payung yang mempraktikkan PHBS pada tahun 2013 hanya mencapai 22,9%. Hal ini jelas menuntut peningkatan kinerja yang luar biasa dalam pembinaan PHBS. 1,2Proporsi rumah tangga di Indonesia dengan PHBS baik lebih tinggi di perkotaan (41,5%) dibandingkan di perdesaan (22,8%). Proporsi rumah tangga dengan PHBS baik meningkat dengan semakin tingginya kuintil indeks kepemilikan (terbawah 9,2%, menengah bawah 24,5%, menengah 35,2%, menengah atas 41,3%, teratas 48,3%).2Kapasitas rumah tangga menunjukkan potensi atau kemampuan yang dimiliki sebuah rumah tangga yang diukur melalui empat indikator yaitu pendidikan, jumlah anggota rumah tangga, jumlah tanggungan, dan pendapatan.3 Dari data-data di atas diduga bahwa terdapat pengaruh kapasitas rumah tangga terhadap perilaku bersih dan sehat rumah tangga.

2. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang, dapat dirumuskan permasalahan apakah pendidikan, jumlah anggota rumah tangga, jumlah tanggungan, dan pendapatan berpengaruh dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) rumah tangga?

3. Tujuan PenelitianTujuan penelitian ini adalah :1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan kapasitas rumah tangga dengan perilaku hidup bersih dan sehat2. Tujuan Khusus Menganalisis hubungan antara tingkat pendapatan masyarakat dengan PHBS. Menganalisis hubungan antara tingkat pendidikan masyarakat dengan PHBS. Menganalisis hubungan antara jumlah anggota rumah tangga dengan PHBS. Menganalisis hubungan antara jumlah tanggungan dengan PHBS.

4. Manfaat PenelitianHasil penelitian ini diharapkan dapat memberika manfaat yaitu antara lain:a. Bagi Puskesmas, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam rangka peningkatan proporsi rumah tangga dengan PHBS baik di wilayah kerjanya.b. Bagi Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru, hasil penelitian ini dapat sebagai masukan dalam pembinaan kader PHBS.c. Bagi ilmu pengetahuan di harapkan dapat menambah referensi bagi peneliti-peneliti berikutnya.d. Bagi peneliti merupakan suatu pengalaman berharga dalam penerapan teori kuliah dengan melihat keadaan sesungguhnya yang ada di lapangan.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

1. Rumah TanggaDalam kamus besar bahasa Indonesia, kata rumah tangga diberi arti berkeluarga, membentuk suatu ikatan suami istri, tinggal dalam satu atap dan kemudian melahirkan anak-anak sebagai anggota rumah tangga itu sendiri. Menurut Undang-Undang No.23 tahun 2004 pasal 2, rumah tangga diartikan sebagai tempat tinggal orang-orang yang punya hubungan darah dan pengertian ini akhirnya diperluas yaitu bahwa rumah tangga terdiri atas siapapun yang berada dalam rumah tersebut, tidak terkecuali pembantu juga dimasukkan sebagai anggota rumah tangga.1Manusia hidup diberbagai tatanan, yaitu berbagai tempat atau sistem sosial dimana ia melakukan kegiatan sehari-harinya. Disetiap tatanan, faktor-faktor individu, lingkungan fisik dan lingkungan sosial berinteraksi dan menimbulkan dampak terhadap kesehatan. Oleh sebab itu dapat pula dikatakan bahwa suatu tatanan adalah suatu tempat dimana manusia secara aktif memanipulasi lingkungan, sehingga menciptakan dan sekaligus juga mengatasi masalah-masalahnya di bidang kesehatan.1Telah disepakati adanya lima tatanan, yaitu tatanan rumah tangga, tatatanan institusi pendidikan, tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum dan tatanan institusi pendidikan, tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum dan tatanan fasilitas kesehatan. Akan tetapi, untuk melihat keberhasilan pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), praktik PHBS yang diukur adalah yang dijumpai di tatanan rumah tangga. Namun demikian perlu disadari bahwa PHBS di tatanan rumah tangga sangat dipengaruhi oleh PHBS di tatanan-tatanan lain. Demikian sebaliknya, PHBS di tatanan-tatanan lain juga dipengaruhi oleh PHBS di tatanan rumah tangga.1Kapasitas rumah tangga menunjukkan potensi atau kemampuan yang dimiliki sebuah rumah tangga yang diukur melalui empat indikator yaitu pendidikan, jumlah anggota rumah tangga, jumlah tanggungan, dan pendapatan.3

Gambar 1. Skema hubungan antar-tatanan dalam PHBS12. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di rumah tangga2.1 Pengertian perilaku hidup bersih dan sehatPerilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Dengan demikian, PHBS mencakup beratus-ratus bahkan mungkin beribu-ribu perilaku yang harus dipraktikkan dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.4Di bidang pencegahan dan penanggulangan penyakit serta penyehatan lingkungan harus dipraktikkan perilaku mencuci tangan dengan sabun, pengelolaan air minum dan makanan yang memenuhi syarat, menggunakan air bersih, menggunakan jamban sehat, pengelolaan limbah cair yang memenuhi syarat, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok di dalam ruangan dan lain-lain. Di bidang kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana harus dipraktikkan perilaku meminta pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, menimbang balita setiap bulan, mengimunisasi lengkap bayi, menjadi akseptor keluarga berencana dan lain-lain. Di bidang gizi dan farmasi harus dipraktikkan perilaku makan dengan gizi seimbang, minum tablet tambah darah selama hamil, memberi bayi air susu ibu (ASI) eksklusif, mengonsumsi garam beryodium dan lain-lain. Sedangkan dibidang pemeliharaan kesehatan harus dipraktikkan perilaku ikut serta dalam jaminan pemeliharaan kesehatan, aktif mengurus dan atau memanfaatkan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM), memanfaatkan Puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan lain dan lain-lain.1PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperaan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di rumah tangga dilakukan untuk mencapai rumah tangga sehat. Rumah tangga sehat berarti mampu menjaga, meningkatkan, dan melindungi kesehatan seetiap anggota rumah tangga dari gangguan ancaman penyakit dan lingkungan yang kurang kondusif untuk hidup sehat.4Di rumah tangga, sasaran primer harus mempraktikkan perilaku yang dapat menciptakan Rumah Tangga Ber-PHBS, yang mencakup persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan, member bayi ASI eksklusif, menimbang balita setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, pengelolaan air minum dan makan di rumah tangga, menggunakan jamban sehat (Stop Buang Air Besar Sembarangan / Stop BABS), pengelolaan limbah cair di rumah tangga, membuang sampah di tempat sampah, memberantas jentik nyamuk, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, tidak merokok di dalam rumah dan lain-lain.4PHBS tatanan rumah tangga sejak dicanangkan tahun 1996 memiliki 10 indikator, yaitu, persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, imunisasi dan penimbangan balita, memiliki jamban sehat, memiliki akses air bersih, penanganan sampah, kebersihan kuku, gizi keluarga, tidak merokok dan menyalahgunakan NAPZA, memiliki informasi mengenai PMS/AIDS, memiliki Jaminan Pemeliharaan Kesehatan / Dana Sehat. Tahun 2001, indikator PHBS tatanan rumah tangga ini kemudian dikembangkan menjadi 16 indikator dengan menambahkan indikator-indikator gosok gigi sebelum tidur, olahraga teratur, memiliki saluran pembuangan air limbah, ventilasi rumah baik, kepadatan penghuni rumah, kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni dan lantai rumah bukan tanah. Akan tetapi, indikator baru ini dirasakan terlalu banyak, sehingga melalui serangkaian pertemuan intensif, uji instrument, uji sistem dan uji statistik, maka dari 16 indikator tersebut dipilihlah 10 indikator yang selanjutnya ditetapkan sebagai 10 indikator PHBS di rumah tangga yang baru, yaitu, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, bayi diberi ASI eksklusif, menimbang balita tiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik nyamuk, mengonsumsi buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari dan tidak merokok di dalam rumah.4PHBS merupakan salah satu strategi yang dapat ditempuh untuk menghasilkan kemandirian di bidang kesehatan baik pada masyarakat maupun pada keluarga, artinya harus ada komunikasi antara kader dengan keluarga atau masyarakat untuk memberikan informasi dan melakukan pendidikan kesehatan.4

2.2 Pembinaan PHBS di rumah tangga IndonesiaMenurut profil kesehatan Indonesia tahun 2007 ada tiga jenis keluhan utama dalam sebulan terakhir pada tahun 2007 yaitu batuk (45%), pilek (43,7%) dan panas (36,6%). Sebanyak 65% dari penduduk yang memiliki keluhan tersebut ternyata memilih berobat sendiri, sementara sisanya memilih berobat jalan. Dari profil kesehatan Indonesia tahun 2008, tiga jenis keluhan utaman dalam sebulan terakhir yaitu batuk (15,24%), pilek (14, 83%) dan panas (11,56%). Sebanyak 65,59% penduduk memilih berobat sendiri. Rumah tangga yang ber-PHBS secara nasional mencapai 38,7% sementara menurut Survei Kesehatan Nasional (2004) menunjukkan bahwa pencapaian rumah yang melaksanakan PHBS baru berkisar 24,38%.5Pembinaan PHBS diluncurkan oleh Pusat Penyuluhan Kesehatan (sekarang Pusat Promosi Kesehatan) pada tahun 1996 dengan menggunakan pendekatan tatanan sebagai strategi pengembangannya. Untuk masing-masing tatanan ditetapkan indikator guna mengukur pencapaian pembinaan PHBS. Namun demikian, fokus pembinaan adalah pada PHBS tatanan rumah tangga.4Pembinaan PHBS adalah upaya untuk menciptakan dan melestarikan perilaku hidup yang berorientasi kepada kebersihan dan kesehatan di masyarakat, agar masyarakat dapat mandiri dalam mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya. Oleh karena itu, pembinaan PHBS dilaksanakan melalui penyelenggaraan promosi kesehatan, yaitu upaya untuk membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan PHBS, melalui proses pembelajaran dalam mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan yang dihadapi, sesuai social budaya setempat serta didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.4Di tatanan rumah tangga, pembinaan PHBS dilaksanakan secara terintegrasi dengan kegiatan pengembangan dan pembinaan desa siaga dan kelurahan siaga aktif. Tanggung jawab pembinaan terendah berada di tingkat kecamatan (forum kecamatan).4

2.3 Tujuan PHBS61. Tujuan UmumMeningkatnya rumah tangga sehat di desa kabupaten / kota di seluruh Indonesia.2. Tujuan Khususa. Meningkatnya pengetahuan, kemauan dan kemampuan anggota rumah tangga untuk melaksanakan PHBS.b. Berperan aktif dalam gerakan PHBS di masyarakat.

2.4 Manfaat PHBS61. Manfaat PHBS bagi rumah tanggaa. Setiap rumah tangga meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah sakit.b. Anak tumbuh sehat dan cerdas.c. Produktivitas kerja anggota keluarga meningkat dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi seperti biaya pendidikan, pemenuhan gizi keluarga dan modal usaha untuk meningkatkan pendapatan keluarga.2. Manfaat PHBS bagi masyarakat6a. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan yang sehat.b. Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan.c. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.d. Masyarakat mampu mengembangkan Upaya kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) seperti posyandu, jaminan pemeliharaan kesehatan, tabungan bersalin (tabulin), arisan jamban, kelompok pemakai air, ambulans desa dan lain-lain.

2.5 Sasaran PHBS6Sasaran PHBS di rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga, yaitu:1. Pasangan usia subur.2. Ibu hamil dan ibu menyusui.3. Anak dan remaja4. Usia lanjut5. Pengasuh anak

2.6 Indikator PHBS di rumah tanggaSeperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa ada 10 indikator PHBS di rumah tangga7,6,1:1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatanAdalah pertolongan persalinan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga medis lainnya).2. Bayi diberi ASI eksklusifAdalah bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja sejak lahir sampai usia 6 bulan.3. Penimbangan bayi dan balitaPenimbangan balita dimaksudkan untuk memantau pertumbuhan balita setiap bulan dan mengetahu apakah balita berada pada kondisi gizi kurang atau gizi buruk.4. Mencuci tangan dengan air sabuna. Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit. Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada saat makan, kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh dan dapat menimbulkan penyakit.b. Sabun dapat menhgikat lemak, kotoran dan membunuh kuman. Tanpa sabun, kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan.5. Menggunakan air bersihAir yang kita pergunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian dan sebagainya haruslah bersih agar kita tidak terkena penyakit atau terhindar dari penyakit.6. Menggunakan jamban sehatSetiap rumah tangga harus memiliki dan menggunakan jamban leher angsa dan tangki septik atau lubang penampungan kotoran sebagai penampung akhir.7. Rumah bebas jentikAdalah rumah tangga yang setelah dilakukan pemeriksaan jentik berkala tidak terdapat jentik nyamuk8. Makan buah dan sayur setiap hariAdalah anggota keluarga berumur 10 tahun keatas yang mengonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari.9. Melakukan aktivitas fisik setiap hariAdalah anggota rumah tangga umur 10 tahun ke atas melakukan aktivitas fisik 30 menit setiap hari.10. Tidak merokok di dalam rumahAnggota rumah tangga umur 10 tahun ke atas tidak boleh merokok dalam rumah ketika berada bersama dengan anggota keluarga yang lainnya.

2.7 Pengaruh kapasitas rumah tangga terhadap PHBS di rumah tanggaPHBS dipengaruhi oleh perilaku seseorang, dan perilaku itu sendiri terbagi menjadi tiga aspek, yakni: pengetahuan, sikap dan praktek. Pengetahuan adalah pemahaman subjek mengenai objek yang dihadapinya. Sikap merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Adapun tingkat-tingkat praktek meliputi, persepsi, yaitu mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil merupakan praktek tingkat pertama. Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam bentuk tindakan.1,8,Perilaku adalah sesuatu yang rumit. Perilaku individu berkaitan dengan faktor-faktor pengetahuan dan sikap individu. Selain itu perilaku juga berhubungan dengan dimensi ekonomi dan hal-hal lain yang merupakan pendukung perilaku termasuk tersedianya sarana dan prasarana. Seseorang yang sudah mau berperilaku tertentu tidak pernah mempraktikkan perilaku itu karena tidak adanya kemampuan secara ekonomis atau tidak tersedianya sarana. Misalnya seseorang yang sudah mau membuang air besar di jamban, tidak kunjung melakukan hal itu karena ia tidak mampu membuat jamban pribadi dan disekitarnya tidak terdapat jamban umum. Contoh lain adalah seorang ibu yang sudah mau memeriksakan kandungannya secara teratur, tidak juga datang ke puskesmas karena ia tidak memiliki uang untuk bayar biaya transport yang dibutuhkan.8Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa pendidikan dan pendapatan adalah indikator kapasitas sebuah rumah tangga. Tingkat pendapatan seseorang akan mempengaruhi perilaku hidup orang tersebut yang kemudian juga akan berpengaruh pada kemampuan orang tersebut untuk melakukan PHBS di rumah tangga. Soekidjo Notoadmojo berpendapat bahwa pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Dalam hal ini pendidikan kesehatan bertujuan agar masyarakat menyadari atau mengetahui bagaimana cara memelihara kesehatan mereka, bagaimana menghindari atau mencegah hal-hal yang merugikan kesehatan mereka dan kesehatan orang lain.8Adapun faktor yang mempengaruhi kesehatan adalah lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan herediter. Apabila dicermati peran kesehatan dalam empat faktor yang mempengaruhi kesehatan, maka sebenarnya masing-masing faktor tersebut terkait dengan perilaku manusia, yakni: perilaku masyarakat dalam menyikapi dan mengelola lingkungannya, perilaku masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya, perilaku masyarakat dan petugas kesehatan dalam menyikapi dan mengelola fasilitas atau pelayanan kesehatan, kesadaran dan praktek hidup sehat dalam mewariskan status kesehatan bagi anak atau keturunanya.8

BAB IIILANDASAN TEORI

1. Landasan TeoriManusia hidup diberbagai tatanan, yaitu berbagai tempat atau sistem sosial dimana ia melakukan kegiatan sehari-harinya. Disetiap tatanan, faktor-faktor individu, lingkungan fisik dan lingkungan social berinteraksi dan menimbulkan dampak terhadap kesehatan. Telah disepakati adanya lima tatanan, yaitu tatanan rumah tangga, tatatanan institusi pendidikan, tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum dan tatanan institusi pendidikan, tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum dan tatanan fasilitas kesehatan. Akan tetapi, untuk melihat keberhasilan pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), praktik PHBS yang diukur adalah yang dijumpai di tatanan rumah tangga.1Kapasitas rumah tangga menunjukkan potensi atau kemampuan yang dimiliki sebuah rumah tangga yang diukur melalui empat indikator yaitu pendidikan, jumlah anggota rumah tangga, jumlah tanggungan, dan pendapatan. Dari data-data di atas diduga bahwa terdapat pengaruh kapasitas rumah tangga terhadap perilaku bersih dan sehat rumah tangga. Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa pendidikan dan pendapatan adalah indikator kapasitas sebuah rumah tangga. Tingkat pendapatan seseorang akan mempengaruhi perilaku hidup orang tersebut yang kemudian juga akan berpengaruh pada kemampuan orang tersebut untuk melakukan PHBS di rumah tangga. Dalam hal ini pendidikan kesehatan bertujuan agar masyarakat menyadari atau mengetahui bagaimana cara memelihara kesehatan mereka, bagaimana menghindari atau mencegah hal-hal yang merugikan kesehatan mereka dan kesehatan orang lain.3,8

PendidikanJumlah Anggota Rumah TanggaPendapatanJumlah TanggunganKapasitas Rumah TanggaPerilaku Hidup Bersih dan SehatTatanan Rumah TanggaTatanan Rumah TanggaPerilaku Hidup Bersih dan SehatTatanan Rumah TanggaTatanan Rumah Tangga

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Kapasitas Rumah Tangga

Keterangan:: yang ditelitiGambar 3.1. Kerangka Konsep Hubungan Kapasitas Rumah Tangga dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Wilayah Kerja Puskesmas Guntung Payung

2. Hipo\

A. Populasi dan SampelPopulasi adalah seluruh rumah tangga di wilayah kerja Puskesmas Guntung Payung. Sampel diambil dengan menerapkan rancangan sampel klaster dua tahap, dengan pemilihan klaster pada tahap pertama secara probabilty proportionate to size. Pemilihan sampel pada tahap kedua, yaitu pemilihan sampel rumah tangga dilakukan dengan cara acak sederhana (simple random) atau dengan menerapkan rumah terdekat. Jumlah sampel adalah 30 rumah tangga.

B. Instrumen PenelitianInstrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner PHBS

C. Variabel PenelitianVariabel bebas pada penelitian ini adalah kapasitas rumah tangga yang diukur dengan empat indicator, yaitu, jumlah anggota rumah tangga, jumlah tanggungan, pendidikan dan pendapatan.Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perilaku hidup bersih dan sehat yang diklasifikasikan ke dalam dua kategori yaitu sehat dan tidak sehat.

D. Definisi OperasionalDefinisi Operasional yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:1. Rumah tangga diartikan sebagai tempat tinggal orang-orang yang punya hubungan darah dan pengertian ini akhirnya diperluas yaitu bahwa rumah tangga terdiri atas siapapun yang berada dalam rumah tersebut, tidak terkecuali pembantu juga dimasukkan sebagai anggota rumah tangga.2. Kapasitas rumah tangga menunjukkan potensi atau kemampuan yang dimiliki sebuah rumah tangga yang diukur melalui empat indikator yaitu pendidikan, jumlah anggota rumah tangga, jumlah tanggungan, dan pendapatan.3. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Dalam penelitian ini, perilaku hidup bersih dan sehat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu sehat dan tidak sehat. Sehat adalah jika memenuhi sepuluh indicator PHBS, tidak sehat adalah jika salah satu dari sepuluh indicator PHBS tersebut tidak dilaksanakan.4. Tingkat pendidikan kepala keluarga dibagi menjadi tiga, yaitu tinggi, menengah dan rendah. Pendidikan tinggi yaitu pendidikan perguruan tinggi. Pendidikan menengah yaitu pendidikan SMA atau sederajat Pendidikan rendah yaitu pendidikan SMP atau sederajat atau dibawahnya. 5. Tingkat pendapatan kepala keluarga dibagi menjadi dua yaitu diatas UMR dan dibawah UMR. Diatas UMR adalah jika pendapatan lebih dari Rp 1.620.000,00. Dibawah UMR adalah jika pendapatan perbulan kurang dari atau sama dengan Rp 1.620.000,00.116. Jumlah anggota rumah tangga adalah jumlah orang yang tinggal dalam satu rumah. Dikategorikan menjadi dua, yaitu kecil jika angggota rumah tangga 4, besar jika anggota rumah tangga lebih dari 4.7. Jumlah tanggungan adalah jumlah orang baik yang berada dalam satu rumah maupun tidak, yang biaya hidupnya ditanggung oleh kepala keluarga di rumah tangga tersebut. Dikategorikan menjadi dua, yaitu sedikit jika angggota rumah tangga 4, banyak jika anggota rumah tangga lebih dari 4.

E. Prosedur Penelitian1. PersiapanSebelum dilakukan penelitian, terlebih dahulu dikumpulkan data jumlah rumah tangga di wilayah kerja Puskesmas Guntung Payung. 2. PelaksanaanPenelitian ini dilakukan dengan mengisi kuesioner melalui wawancara kepada para kepala keluarga atau ibu rumah tangga di wilayah kerja Puskesmas Guntung Payung.3. Pelaporan Data yang diperoleh dianalisa dan dibahas berdasarkan hasil yang telah didapatkan kemudian dilaporkan.

F. Teknik Pengumpulan DataTeknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan cara menemui responden secara langsung kemudian peneliti mengisi kuisioner melalui wawancara dengan responden. Data yang diperoleh kemudian dikumpulkan dan dianalisis.

G. Cara Analisis DataAnalisis data penelitian ini dilakukan dengan uji statistik Chi-square yang merupakan uji komparatif kategorik dengan tabel 3 x 2 dengan tingkat kepercayaan 95%.

H. Tempat dan Waktu PenelitianPenelitian ini bertempat di wilayah kerja Puskesmas Guntung Payung. Penelitian dilakukan selama 3 minggu yaitu 24 Maret-14 April 2014.Tabel 4.1 Jadwal PenelitianNo.KeteranganMinggu

IIIIII

1.Penyusunan Proposal

2. Persiapan Lapangan

3. Pengumpulan, Pengolahan, danAnalisa data

4.Penyusunan Laporan

5.Presentasi Hasil

50