bab i instrumen pasar modal

26
BAB I PENDAHULUAN Pasar modal memiliki peran strategis bagi perekonomian nasional. Peran tersebut antara lain adalah sebagai sumber pembiayaan bagi perusahaan dan wahana investasi bagi masyarakat. Perusahaan yang membutuhkan dana mempunyai beberapa cara, antara lain dengan meminjam ke bank, menerbitkan saham atau obligasi. menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal adalah kegiatan yang berhubungan dengan perdagangan modal, seperti obligasi dan efek. Pasar modal berfungsi menghubungkan investor, perusahaan dan institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen keuangan jangka panjang. Pasar modal yang memperdagangkan baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya. Sistim ekonomi kapitalisme yang dituding sebagai pemicu pg. 1

Upload: rhomdhon-kurniawan

Post on 24-Jul-2015

221 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I Instrumen Pasar Modal

BAB I

PENDAHULUAN

Pasar modal memiliki peran strategis bagi perekonomian nasional. Peran tersebut antara

lain adalah sebagai sumber pembiayaan bagi perusahaan dan wahana investasi bagi masyarakat.

Perusahaan yang membutuhkan dana mempunyai beberapa cara, antara lain dengan meminjam

ke bank, menerbitkan saham atau obligasi. menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun

1995 tentang Pasar Modal adalah kegiatan yang berhubungan dengan perdagangan modal,

seperti obligasi dan efek. Pasar modal berfungsi menghubungkan investor, perusahaan dan

institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen keuangan jangka panjang. Pasar modal yang

memperdagangkan baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), instrumen derivatif maupun

instrumen lainnya.

Merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya

pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal

memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya.

Sistim ekonomi kapitalisme yang dituding sebagai pemicu terjadinya krisis global yang ditandai

dengan rontoknya berbagai nilai saham di seluruh dunia membuat sebagian orang untuk beralih

ke penerapan sistem ekonomi syariah termasuk pada perbankan dan pasar modal Perbankan

syariah atau Perbankan Islam adalah suatu system perbankan yang dikembangkan berdasarkan

syariah (hukum) islam. Usaha pembentukan sistem ini didasari oleh larangan dalam agama islam

untuk memungut maupun meminjam dengan bunga atau yang disebut dengan riba serta larangan

investasi untuk usaha-usaha yang dikategorikan haram (misal: usaha yang berkaitan dengan

pg. 1

Page 2: BAB I Instrumen Pasar Modal

produksi makanan/minuman haram, usaha media yang tidak islami dll), dimana hal ini tidak

dapat dijamin oleh system perbankan konvensional.

Perkembangan pasar modal tidak bisa lepas dari kondisi lingkungan, baik lingkungan

makro maupun lingkungan mikro. Pengaruh lingkungan mikro meliputi: kinerja perusahaan,

pengumuman penerbitan obligasi syariah, pengumuman dividen, dan sebagainya. Sementara

lingkungan makro meliputi: inflasi, kenaikan suku bunga, dan kurs valuta asing. Faktor-faktor ini

sangat berpengaruh pada keputusan investasi di pasar modal. Pengaruh ini ditunjukkan oleh

perubahan harga saham maupun aktivitas volume perdagangan saham.

Instrumen investasi di pasar modal Indonesia tidak hanya instrumen investasi

konvensional, namun juga instrumen investasi yang mempunyai prinsip syariah., misalnya

obligasi syariah, saham syariah. Fenomena ini merupakan berita baik bagi investor akan kinerja

perusahaan.

pg. 2

Page 3: BAB I Instrumen Pasar Modal

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Instrumen Pasar Modal

Yang dimaksud dengan instrumen pasar modal adalah semua surat-surat berharga

(Securities) yang diperdagangkan di bursa. Instrumen pasar modal ini umumnya bersifat

jangka panjang. Instrumen pasar modal merupakan istilah lain dari produk, komoditas

atau barang yang diperdagangkan di pasar modal. Sebutan lain yang lazim digunakan

adalah sekuritas, efek, portofolio atau surat berharga. Sebutan yang terakhir ini tak

berlebihan sebab pada kenyataannya instrumen yang diperdagangkan di pasar modal

berbentuk surat, bukan harta perusahaan dalam bentuk fisik. Apakah yang

diperjualbelikan itu hak kepemilikan (equity) atau hutang (long term debt) semuanya

dalam bentuk surat. Apabila komoditas yang diperdagangkan merupakan hak

kepemilikan suatu perusahaan maka produknya saham (stock) dan jika yang

diperjualbelikan hutang maka produknya obligasi (bond).

Timbul pertanyaan, apakah instrumen yang diperdagangkan di pasar modal

hanya sekedar saham dan obligasi? Jelas tidak. Ada banyak produk yang

diperjualbelikan di pasar modal. Lebih-lebih di pasar modal yang sudah maju seperti di

New York Stock Exchange, instrumen yang diperdagangkan sudah sangat beragam. Di

Indonesia instrumen yang lazim diperdagangkan tidak sebanyak di pasar modal di negara

maju. Hal ini terkait dengan kondisi perekonomian yang berkembang disini. Tetapi

dibanding dekade sebelumnya, sekarang ini sudah mengalami kemajuan yang cukup

berarti, baik dilihat dari nilai transaksi maupun jumlah instrumen yang diperdagangkan.

pg. 3

Page 4: BAB I Instrumen Pasar Modal

B. Produk dan Instrumen Pasar Modal

Produk syariah yang berupa efek harus tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

Oleh karena itu efek tersebut dikatakan sebagai Efek Syariah. Dalam Peraturan Bapepam

dan LK Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah disebutkan bahwa Efek Syariah

adalah Efek sebagaimana dimaksud dalam UUPM dan peraturan pelaksanaannya yang

akad, cara, dan kegiatan usaha yang menjadi landasan pelaksanaannya tidak bertentangan

dengan prinsip – prinsip syariah di Pasar Modal. Sampai dengan saat ini, Efek Syariah

yang telah diterbitkan di pasar modal Indonesia meliputi Saham Syariah, Obligasi,

Sukuk, dan Derivatif.

1. Saham Syariah

Istilah saham dapat diartikan sebagai sertifikat penyertaan modal dari seseorang atau

badan hukum terhadap suatu perusahaan. Saham merupakan tanda bukti tertulis bagi

para investor terhadap kepemilikan suatu perusahaan yang telah go public. Melalui

pembelian saham dalam jumlah tertentu, pihak pemegang saham (shareholder)

memiliki hak dan kewajiban untuk berbagi hasil dan risiko (profit and loss sharing)

dengan para pengusaha, menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), dan

bahkan mengambil alih kepemilikan perusahaan.

Saham (stock) merupakan salah satu instrumen surat berharga yang paling dominan

dalam pasar modal. Menerbitkan saham menjadi salah satu pilihan bagi pihak

menajemen perusahaan untuk mendapatkan sumber pendanaan. Bagi para pengusaha,

keberadaaan sumber dana dapat berfungsi sebagai modal untuk mendirikan

perusahaan dan/atau pengembangan usaha. Sedangkan bagi investor, saham

merupakan instrumen investasi yang menarik karena keberadaannya dinilai

pg. 4

Page 5: BAB I Instrumen Pasar Modal

menjanjikan keuntungan tertentu. Keuntungan tersebut biasanya dapat diperoleh dari

hasil selisih harga pembelian dengan penjualan saham (capital gain) atau melalui

pembagian keuntungan (deviden) dari hasil usaha yang dijalankan oleh perusahaan

pada periode tertentu.

Dalam Islam, saham pada hakikatnya merupakan modifikasi sistem persekutuan

modal dan kekayaan, yang dalam istilah fiqh dikenal dengan nama syirkah.

Pemegang saham (shareholders) dalam syirkah disebut syarik. Pada kenyataanya,

bahwa para syarik ada yang sering bepergian sehingga tidak dapat terjun langsung

dalam persekutuan. Karenanya, bentuk syirkah dimana para syarik dapat

mengalihkan kepemilikannya tanpa sepengetahuan pihak lain disebut syirkah

musahamah. Sedangkan bukti kepemilikannya disebut saham.

Pada dasarnya tidak terdapat pembedaan antara saham yang syariah dengan yang non

syariah. Namun saham sebagai bukti kepemilikan suatu perusahaan, dapat dibedakan

menurut kegiatan usaha dan tujuan pembelian saham tersebut. Saham menjadi halal

(sesuai syariah) jika saham tersebut dikeluarkan oleh perusahaan yang kegiatan

usahanya bergerak di bidang yang halal dan/atau dalam niat pembelian saham

tersebut adalah untuk investasi, bukan untuk spekulasi. Untuk lebih amannya, saham

yang di-listing dalam Jakarta Islamic Index (JII) merupakan saham-saham yang Insya

Allah sesuai syariah. Dikatakan demikian, karena emiten yang terdaftar dalam

Jakarta Islamic Index akan selalu mengalami proses penyaringan (screening)

berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.

1.1 Jenis-jenis saham

a. Saham Preferen

pg. 5

Page 6: BAB I Instrumen Pasar Modal

Saham preferen adalah saham yang pemiliknya akan memiliki hak lebih

dibanding hak pemilik saham biasa. Pemegang saham preferen akan mendapat

dividen lebih dulu dan juga memiliki hak suara lebih dibanding pemegang

saham biasa seperti hak suara dalam pemilihan direksi sehingga jajaran

manajemen akan berusahan sekuat tenaga untuk membayar ketepatan

pembayaran dividen preferen agar tidak lengser.

1. Mempunyai sifat gabungan antara saham biasa dan obligasi.

2. Hak preferen terhadap dividen: hak untuk menerima dividen terlebih dahulu

dibandingkan dengan pemegang saham biasa. Dividen biasanya dinyatakan

dalam persen (%).

3. Hak dividen komulatif: hak untuk menerima dividen tahun-tahun

sebelumnya yang belum dibayarkan.

4. Hak preferen likuiditas: mendapatkan terlebih dahulu aktiva perusahaan

dibandingkan dengan pemegang saham biasa bila terjadi likuidasi.

5. Dari penjelasan mengenai prinsip dasar saham syariah, maka saham

preferen tidak berlaku pada saham syariah.

b. Saham Biasa

A. Saham Biasa

Saham Biasa adalah suatu sertifikat atau piagam yang memiliki fungsi sebagai

bukti pemilikan suatu perusahaan dengan berbagai aspek-aspek penting bagi

perusahaan. Pemilik saham akan mendapatkan hak untuk menerima sebagaian

pendapatan tetap / deviden dari perusahaan serta kewajiban menanggung

resiko kerugian yang diderita perusahaan.

pg. 6

Page 7: BAB I Instrumen Pasar Modal

Orang yang memiliki saham suatu perusahaan memiliki hak untuk ambil

bagian dalam mengelola perusahaan sesuai dengan hak suara yang dimilikinya

berdasarkan besar kecil saham yang dipunyai. Semakin banyak prosentase

saham yang dimiliki maka semakin besar hak suara yang dimiliki untuk

mengontrol operasional perusahaan.

1. Hak kontrol: memilih pimpinan perusahaan.

2. Hak menerima pembagian keuntungan.

3. Hak preemtive: hak untuk mendapatkan prosentasi kepemilikan yang sama

jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham.

2. Obligasi

Obligasi berasal dari bahasa latin obligare yang berarti ikatan kewajiban. Obligasi

merupakan istilah yang dipergunakan dalam dunia keuangan yang merupakan

sertifikat yang berisi kontrak antara investor dan perusahaan, yang menyatakan

bahwa investor tersebut/ pemegang obligasi telah meminjamkan uang kepada

perusahaan. Perusahaan yang menerbitkan obligasi tersebut mempunyai kewajiban

untuk membayar bunga secara regular sesuai dengan jangka waktu yang telah

ditetapkan serta pokok pinjaman saat jatuh tempo. Besarnya persentase pembayaran

didasarkan atas nilai nominalnya ataudisebut pembayaran kupon (coupon). Kupon

merupakan penghasilan bunga obligasi yang didasarkan atas nilai nominal yang

dilakukan berdasarkan perjanjian, biasanya setiap tahun atau setiap semester atau

triwulanan. Penentuan tingkat kupon obligasi biasanya ditentukan berdasarkan tingkat

pg. 7

Page 8: BAB I Instrumen Pasar Modal

suku bunga. Setelah obligasi memasuki masa jatuh tempo (maturity), pemilik obligasi

akan menerima pokok pinjaman dan satu kali pembayaran kupon.

Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa obligasi adalah surat hutang yang

dikeluarkan oleh emiten (bisa berupa badan hukum atau perusahaan, bisa juga dari

pemerintah) yang memerlukan dana untuk kebutuhan operasional maupun ekspansi

dalam memajukan investasi yang mereka laksanakan. Investasi dengan cara

menerbitkan obligasi memiliki potensial keuntungan lebih besar dari produk

perbankan. Keuntungan berinvestasi dengan cara menerbitkan obligasi akan

memperoleh bunga dan kemungkinan adanya capital gain.

Ketentuan lain yang juga dicantumkan dalam obligasi adalah identitas pemegang

obligasi, pembatasan-pembatasan atas tindakan hukum yang dilakukan oleh penerbit.

Obligasi pada umumnya diterbitkan untuk suatu jangka waktu tetap diatas 10 tahun.

Surat utang berjangka waktu 1 hingga 10 tahun disebut “surat utang”. Di Indonesia,

surat utang berjangka waktu 1 hingga 10 tahun yang diterbitkan oleh pemerintah yang

disebut dengan Surat Utang Negara (SUN).Sebagai suatu efek, obligasi dapat

diperdagangkan di pasar modal. Ada dua jenis pasar obligasi, yakni pertama; pasar

perdana, yaitu pasar yang merupakan tempat obligasi diperdagangkan saat mulai

diterbitkan. Salah satu persyaratan ketentuan pasar modal adalah obligasi harus

dicatat di bursa efek untuk ditawarkan kepada masyarakat. Kedua; pasar sekunder,

yaitu tempat obligasi diperdagangkan setelah diterbitkan dan tercatat di bursa,

perdagangan akan dilakukan secara Over the Counter (OTC), artinya tidak ada tempat

perdagangan secara fisik. Pemegang obligasi serta pihak yang ingin membelinya akan

berinteraksi dengan online trading atau telpon.

pg. 8

Page 9: BAB I Instrumen Pasar Modal

Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa obligasi sebagaimana juga sekuritas

pendapatan tetap yang lain (fixed income securities), memiliki beberapa karakteristik

antara lain, pertama; obligasi merupakan surat berharga yang mempunyai kekuatan

hukum,kedua; memiliki jangka waktu tertentu atau masa jatuh tempo sebagaimana

yang tersebut dalam surat obligasi,ketiga;obligasi dapat memberikan pendapatan tetap

secara periodik melalui pembayaran kupon (coupon),keempat ; ada nilai nominal

yang disebut dengan nilai pari, par-value, stated value, face value, atau nilai kupon.

2.1 Jenis-Jenis Obligasi :

Setiap obligasi mempunyai struktur yang berbeda-beda. Obligasi terdiri dari berbagai

macam klassifikasi. Beberapa jenis obligasi dapat ditinjau dari sisi penerbit, sistem

pembayaran bunga, hak penukaran/ opsi, dan sisi jaminan/ collateral. Penjelasan atas

jenis obligasi adalah sebagai berikut :

2.1.1 Ditinjau dari sisi penerbit :

a. Corporate bonds yaitu obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik berbentuk

badan usaha milik negara maupun swasta.

b. Government bonds yaitu obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah.

c. Municipal bonds yaitu obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah.

2.1.2 Ditinjau dari sistem pembayaran bunga :

a. Zero coupon bonds yaitu obligasi yang tidak melakukan pembayaran bunga

secara periodik.

b. Coupon bonds yaitu obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara

periodik sesuai dengan ketentuan penerbitnya

pg. 9

Page 10: BAB I Instrumen Pasar Modal

c. Fixed coupon bonds yaitu obligasi dengan tingkat kupon bunga yang ditentukan

sebelum jangka waktu tersebut, berdasarkan acuan (benchamark)

d. Floating coupon bonds yaitu obligasi dengan tingkat bunga yangditentukan

sebelum jangka waktu tersebut, berdasarkan acuan yaitu rata-rata tertimbang

tingkat suku bunga deposito bank pemerintah dan swasta.

2.1.3 Ditinjau dari hak penukaran/ opsi :

a. Convertible bonds yaitu obligasi yang memberikan hak kepada pemegang

obligasi untuk mengkonversikan obligasi tersebut kedalam sejumlah saham

milik penerbitnya.

b. Exchangable bonds yaitu obligasi yang memberikan hak kepada pemegang

obligasi untuk menukar saham perusahaan ke dalam sejumlah saham

perusahaan afiliasi milik penerbitnya.

c. Callable bonds yaitu obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk

membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi

d. Putable bonds yaitu obligasi yang memberikan hak kepada investor yang

mengharuskan emiten membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang

umur obligasi tersebut.

e. Serial bonds yaitu obligasi yang metode pelunasannya dilakukan secara bertahap

sesuai tanggal jatuh tempo yang dijadwalkan pada periode tertentu sampai

pelunasan keseluruhan obligasif.

f. Perpetual bonds yaitu obligasi yang yang tidak memiliki waktu jatuh tempo,

tidak dapat ditebus serta mempunyai kewajiban membayar pendapatan bunga

tetap (annuaty bond ).

pg. 10

Page 11: BAB I Instrumen Pasar Modal

2.1.4 Ditinjau dari segi jaminan/ collateral:

a. Secured bonds yaitu obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu milik

penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga.

b. Unsecured bonds yaitu obligasi yang tidak dijamin dengan kekayaan tertentu

tetapi dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara umum

3. Sukuk

Sukuk Obligasi syariah di dunia internasional dikenal dengan nama sukuk. Kata

sukuk dapat ditelusurui dengan mudah pada literatur Islam komersial klasik Sukuk

berasal dari bahasa Arab “sak” (tunggal) dan “sukuk” (jamak) yang memiliki arti

mirip dengan sertifikat atau note. Dalam pemahaman praktisnya,sukuk merupakan

bukti (claim) kepemilikan.

Dalam Fatwa DSN-MUI Nomor 32/DSN-MUI/IX/2002, DSN masih menggunakan

istilah obligasi syariah, belum menggunakan istilah sukuk Mengacu pada fatwa

tersebut, yang dimaksud dengan obligasi syariah adalah"suatu surat berharga jangka

panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang

obligasi syari’ah yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada

pemegang obligasi syari’ah berupa bagi hasil/ margin/ fee, serta membayar kembali

dana obligasi pada saat jatuh tempo".

Pada awalnya, penggunaan istilah "obligasi syariah" sendiri dianggap kontradiktif.

Obligasi sudah menjadi kata yang tak lepas dari bunga sehingga tidak dimungkinkan

untuk disyariahkan. Namun sebagaimana pengertian bank syariah adalah bank yang

menjalankan prinsip syariah, tetap menghimpun dan menyalurkan dana, tetapi tidak

pg. 11

Page 12: BAB I Instrumen Pasar Modal

dengan dasar bunga, demikian juga adanya pergeseran pengertian pada obligasi, yang

kemudian memunculkan istilah sukuk untuk obligasi syariah.

Secara umum sukuk dapat dipahami sebagai obligasi yang sesuai dengan syariah.

Dalam bentuk sederhana, sukuk pada dasarnya merupakan sertifikatinvestasi atas

klaim kepemilikan dari suatu aset. Klaim atas sukuk tidak atas dasar cash flow tetapi

klaim atas kepemilikan terhadap aset. Dalam pengaplikasiannya, praktek sukuk

berlandaskan pada akad-akad (underlying transaction). Suatu proses di mana

kepemilikan dari underlying asset dipindahkan kepada sejumlah besar investor

melalui sertifikat yang menggambarkan nilai proporsional dari aset yang dimaksud.

3.1 jenis-jenis sukuk

a. Sukuk Mudharabah adalah sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau

akad mudharabah, di mana satu pihak menyediakan modal (rab al-maal) dan

pihak lain menyediakan tenaga dan keahlian (mudharib), keuntungan dari

kerjasama tersebut akan dibagi berdasarkan perbandingan yang telah disetujui

sebelumnya. Kerugian yang timbul akan ditanggung sepenuhnya oleh pihak

yang menjadi penyedia modal. Pihak pemegang sukuk berhak mendapat

bagian dari keuntungan atau menanggung bagian dari kerugian tanpa ada

jaminan atas keuntungan sertatidak ada jaminan untuk bebas dari kerugian.

Sukuk atau sertifikat mudharabah dapat menjadi instrumen

dalammeningkatkan partisipasi publik pada kegiatan investasi dalam suatu

perekonomian. Jenis ini merupakan sertifikasi yang mewakili proyek

ataukegiatan yang dikelola berdasarkan prinsip mudharabah dengan menunjuk

partner atau pihak lain sebagai mudharib manajemen bisnis.

pg. 12

Page 13: BAB I Instrumen Pasar Modal

b. Sukuk Musyarakah yaitu sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau

akad musyarakah, di mana dua pihak atau lebih bekerjasama menggabungkan

modal untuk membangun proyek baru, mengembangkan proyek yang telah

ada, atau membiayai kegiatan usaha. Keuntungan maupun kerugian yang

timbul ditanggung bersama sesuai dengan jumlah partisipasi modal masing-

masing pihak.

c. Sukuk Murabahah adalah obligasi syariah berdasarkan akad murabahah.

Murabahah adalah kontrak jual beli di mana penjual menjual barangnya

kepada pembeli seharga harga beli ditambah margin keuntungan.

d. Sukuk Salam adalah kontrak dengan pembayaran harga dimuka, yang

dibuatuntuk barang-barang yang dikirim kemudian. Tidak diperbolehkan

menjual komoditas yang diurus sebelum menerimanya. Untuk itu,penerima

tidak boleh menjual kembali komoditas salam sebelum menerimanya, akan

tetapi ia boleh menjual kembali komoditas tersebut dengan kontrak yang lain

yang paralel dengan kontrak pertama. Dalam kasus ini, kontrak pertama dan

kedua harus independen satu sama lain. Spesifikasi dari barang dan jadwal

pengiriman dari kedua kontrak harus sesuai satu sama lain, tetapi kedua

kontrak dapat dilakukan secara independen.

e. Sukuk Istishna’ yaitu sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjianatau akad

istishna dimana para pihak menyepakati jual-beli dalam rangka pembiayaan

suatu proyek/ barang. Adapun harga, waktu penyerahan, dan spesifikasi

barang/ proyek ditentukan lebih dahulu berdasarkan kesepakatan.

pg. 13

Page 14: BAB I Instrumen Pasar Modal

Istishna’ adalah perjanjian kontrak untuk barang-barangindustri yang

memperbolehkan pembayaran tunai dan pengiriman di masa depan atau

pembayaran di masa depan dan pengiriman di masa depan dari barang-barang

yang dibuat berdasarkan kontrak tertentu. Hal ini dapat digunakan untuk

menghasilkan fasililtas pembiayaan pembangunan pabrik, jembatan, dsb.

f. Sukuk Ijarah yaitu sukuk yang diterbitkan berdasarkan akad ijarah dimana

satu pihak bertindak sendiri atau melalui wakilnya menjual atau menyewakan

hak manfaat atas suatu aset kepada pihak lain berdasarkan harga dan periode

yang disepakati, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan aset itu

sendiri. Sukuk ijarah adalah sekuritas yang mewakili kepemilikan aset yang

keberadaannya jelas dan diketahui, yang melekat pada suatu kontrak sewa beli

(lease), dimana pembayaran return pada pemegang sukuk.

4. Derivatif

Terdapat perbedaan transaksi efek yang dilakukan pada spot market dan pada

derivative market. Transaksi efek melalui spot market dilakukan dengan cara cash

and carry, artinya di mana ada uang, maka ada barang. Sedangkan transaksi efek

melalui derivative market, baik pihak pembeli maupun pihak penjual sama-sama

tidak diwajibkan untuk memenuhi hak dan kewajibannya di saat itu juga, melainkan

dengan mendasarkan pada perjanjian atau kontrak di antara mereka berkaitan dengan

harga kontrak, jumlah kontrak, jatuh waktu kontrak serta penyelesaian transaksinya.

Derivatif dikenal juga sebagai instrumen turunan atau efek yang diturunkan dari

instrumen efek lain (underlying).

a. Bukti Right (Right Issued)

pg. 14

Page 15: BAB I Instrumen Pasar Modal

Proses penerbitan saham baru, dimana hak yang melekat untuk memesan saham

baru tersebut terlebih dahulu diberikan kepada pemegang saham lama.

b. Waran (Warrant)

Hak untuk membeli saham biasa pada waktu dan harga yang sudah ditentukan

(waktunya untuk waktu yang akan datang tetapi harganya sudah ditentukan

sekarang). Hak waran ini dijual dengan surat berharga lain (misal obligasi) dan

berfungsi sebagai daya tarik bagi pembeli obligasi.

c. Kontrak Berjangka Indeks Saham.

Kontrak atau perjanjian antara 2 pihak yang mengharuskan mereka untuk menjual

atau membeli produk yang menjadi variabel pokok di masa yang akan datang

dengan harga yang telah ditetapkan sebelumnya.

pg. 15

Page 16: BAB I Instrumen Pasar Modal

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal adalah kegiatan

yang berhubungan dengan perdagangan modal, seperti obligasi dan efek. Pasar modal

berfungsi menghubungkan investor, perusahaan dan institusi pemerintah melalui

perdagangan instrumen keuangan jangka panjang. Pasar modal yang memperdagangkan

baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), instrumen derivatif maupun instrumen

lainnya.

Instrumen pasar modal adalah semua surat-surat berharga (Securities) yang

diperdagangkan di bursa. Instrumen pasar modal ini umumnya bersifat jangka panjang.

Yang terdiri dari :

1. Saham Syariah

2. Obligasi

3. Sukuk

4. Derivatif

pg. 16

Page 17: BAB I Instrumen Pasar Modal

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim. 2005. Analisis Investasi. Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.

Baihaqi Fanani dan Laely Widiyanti. 2005. “Pengaruh Pemilu 5 April 2004 Terhadap Return Saham LQ 45 di PT. Bursa Efek Jakarta”. Kajian Bisnis STIE Widya Manggala Yogyakarta. Vol. 13. No. 2: 218 – 230.

Endah Diansari dan Kusharyanti. 2004. “Reaksi Pasar Atas Perubahan Pemeringkatan Obligasi”. Wahana. Vol. 7. No. 2: 113 – 125.

Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia. 2005. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia no: 32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah. http://www.google.com/htm.

Iggi H. Achsien. 2003. Mengenal Obligasi Syariah. http://www.google.com.htm.

pg. 17