bab i ii iii iv gaky kiki
DESCRIPTION
ilmu giziTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Lata Belakang
Masalah kekurangan konsumsi pangan bukanlah hal baru, namun masalah
ini tetap aktual terutama di negara-negara berkembang seperti halnya
Indonesia.Kehidupan manusia tak dapat dipisahkan dari masalah kekurangan
konsumsi pangan , sehingga kita sering menemukan ketidak mampuan masyarakat
dalam hal pengelolaan makanan yang baik sesuai dengan standar gizi kesehatan.
Salah satu upaya yang mempunyai dampak cukup penting terhadap
peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) adalah peningkatan status gizi
yang merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas hidup dan
produktivitas kerja.
Masalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)
khususnya Gondok telah lama dikenal di Indonesia.Hal ini terlihat dari adanya
patung-patung tokoh pewayangan yang ditampilkan dengan leher yang membesar
karena Gondok.Tidak hanya dalam pewayangan dalam kehidupan nyatapun di
beberapa daerah dengan mudah dapat di jumpai penderita Gondok.
GAKY merupakan salah satu permasalahan gizi yang sangat serius, karena
dapat menyebabkan berbagai penyakit yang mengganggu kesehatan antara lain ;
Gondok, Kretenisme, Reterdasi Mental dll.
Dari pemaparan diatas dapat diketahui bahwa pengaruh/dampak GAKY
begitu luas, sejak masih dalam kandungan, setelah lahir sampai dewasa. Yang
sangat mengkhawatirkan akibatnya pada susunan syaraf pusat, karena akan
bepengaruh pada kecerdasan dan perkembangan sosial masyarakat dikemudian
hari
1.2 Rumusan Masalah
Dengan melihat latar belakang yang telah diuraikan di atas
tentang masalah kekurangan konsumsi pangan yang merupakan salah satu
permasalahan gizi yang sangat serius, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam makalah ini yaitu membahas semua tentang Gangguan Akibat Kekurangan
Yodium (GAKY).
1 | G A K Y
1.3 Tujuan
1. Mengetahui berbagai definisi yang berhubungan dengan GAKY
2. Mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan masalah GAKY
3. Mengetahui jumlah kebutuhan yodium yang dianjurkan setiap hari
4. Mengetahui macam-macam gangguan akibat GAKY
5. Mengetahui upaya pencegahan dan penanggulangan terhadap GAKY
2 | G A K Y
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Yodium
Gizi adalah zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan yang mempunyai
nilai sangat penting untuk dikonsumsi oleh tubuh.
Yodium adalah sejenis mineral yang terdapat di alam, baik di tanah
maupun di air. Yodium merupakan zat gizi mikro yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup. Yodium diperlukan tubuh dalam
pembentukan hormon tiroksin untukmengatur pertumbuhan dan perkembangan
mulai dari janin sampai dewasa.
Garam beryodium adalah suatu garam yang telah diperkaya dengan
KIO3(Kalium Iodat) sebanyak 30-8- ppm.
GAKY merupakan suatu masalah gizi yang disebabkan karena kekurangan
Yodium, akibat kekurangan yodium ini dapat menimbulkan penyakit, salah satu
yang sering kita kenal dan ditemui dimasyarakat adalah Gondok.
2.2 Tinjauan Ontologi Yodium
Yodium ditemukan pada tahun 1811 oleh Courtois. Yodium merupakan
sebuah anion monovalen. Keadaannya dalam tubuh mamalia hanya sebagai
hormon tiroid. Hormon-hormon ini sangat penting selama pembentukan embrio
dan untuk mengatur kecepatan metabolis dan produksi kalori atau energi disemua
kehidupan. Jumlah yodium yang terdapat dalam makanan sebanyak jumlah ioda
dan untuk sebagian kecil secara kovalen mengikat asam amino. Yodium diserap
sangat cepat oleh usus dan oleh kelenjar tiroid di gunakan untuk memproduksi
hormon thyroid. Saluran ekskresi utama yodium adalah melalui saluran kencing
(urin) dan cara ini merupakan indikator utama pengukuran jumlah pemasukan dan
status yodium. Tingkat ekskresi (status yodium) yang rendah (25 – 20 mg I/g
creatin) menunjukan risiko kekurangan yodium dan bahkan tingkatan yang lebih
rendah menunjukan risiko yang lebih berbahaya.
Dalam saluran pencernaan, yodium dalam bahan makanan dikonversikan
menjadi Iodida yang mudah diserap dan ikut bergabung dengan pool-iodida
3 | G A K Y
intra/ekstraseluler. Yodium tersebut kemudian memasuki kelenjar tiroid untuk
disimpan. Setelah mengalami peroksidasi akan melekat dengan residu
tirosin dari tiroglobulin. Yodium adalah suatu bagian integral dari
hormon tridothyronine tiroid (T3) dan thyroxin (T4). Hormon tiroid kebanyakan
menggunakan, jika tidak semua, efeknya melalui pengendalian sintesis
protein. Efek-efek tersebut adalah efek kalorigenik, kardiovaskular,
metabolisme dan efekinhibitor pada pengeluaran thyrotropin oleh pituitary(Sauber
lich, 1999).
Kebanyakan Thyroxine (T4) dan Triidothyronine (T3) diangkut dalam
bentuk terikat-plasma dengan protein pembawa. Thyroxine-terikat protein
merupakan pembawa hormon tiroid utama yang beberapa di antaranya juga terikat
dengan thyroxin-terikat prealbumin.
Tingkat bebasnya hormon-hormon tersebut dalam plasma dimonitor
olehhipotalamus yang kemudian mengontrol tingkat pemecahan proteolitis T3 dan
T4 daritiroglobulin dan membebaskannya ke dalam plasma darah, melalui tiroid
stimulating hormon (TSH). Kadar T4 plasma jauh lebih besar dari pada T3, tetapi
T3 lebih potensial dan “turn overnya” lebih cepat. Beberapa T3 plasma dibuat
dari T4 dengan jalandeiodinasi dalam jaringan non-tiroid. Sebagian besar dari
kedua bentuk terikat padaprotein plasma, terutama thyroid-binding-
globulin (TBG), tetapi hormon yang bebas aktivitasnya pada sel-sel target. Dalam
sel-sel target dalam hati, banyak dari hormon tersebut
didegradasi dan iodidat dikonversikan untuk digunakan kembali kalau memang
dibutuhkan.
Menurut Ganong (1989) apabila mengkonsumsi Yodium 500 mg/hari,
hanya sebagian Yodium (120 mg) yang masuk ke dalam kelenjar tiroid, dan dari
kelenjar tiroid disekresikan sekitar 80 mg yang terdapat dalam T3 dan T4, yang
merupakan hormon tiroid. Selanjutya T3 dan T4 mengalami metabolisme dalam
hepar dan dalam jaringan lainnya. Sehingga dari hepar dikeluarkan sekitar 60 mg
ke dalam cairan empedu, kemudian dikeluarkan ke dalam lumen usus dan
sebagian mengalami sirkulasi yang lepas dari reabsorbsi akan diekskresikan
bersama feses dan urin.
4 | G A K Y
2.3 Ekologi Kekurangan Yodium
Sebagian besar yodium berada di samudera / lautan, karena yodium
(melalui pencairan salju dan hujan) pada permukaan tanah, kemudian dibawa oleh
angin, aliran sungai, dan banjir ke laut. Kondisi ini, terutama di daerah yang
bergunung-gunung di seluruh dunia, walau dapat juga terjadi di lembah sungai.
Yodium yang berada di tanah dan lautan dalam bentuk yodida. Ion yodida
dioksidasi oleh sinar matahari menjadi elemen yodium yang sangat mudah
menguap, sehingga setiap tahun kira-kira 400.000 ton yodium hilang dari
permukaan laut. Kadar yodium dalam air laut kira-kira 50 mikrogram/liter, di
udara kira-kira 0,7 mikrogram/meter kubik.
Yodium yang berada dalam atmosfer akan kembali ke tanah melalui hujan,
dengan kadar dalam rentang 1,8 - 8,5 mikrogram/liter. Siklus yodium tersebut
terus berlangsung selama ini.
Kembalinya yodium ke tanah sangat lambat dan dalam jumlah sedikit
dibandingkan saat lepasnya. Proses ini akan berulang terus menerus sehingga
tanah yang kekurangan yodium tersebut akan terus berkurang kadar yodiumnya.
Di sini tidak ada koreksi alamiah, dan defisiensi yodium akan menetap.
Akibatnya, populasi manusia dan hewan di daerah tersebut yang sepenuhnya
tergantung pada makanan yang tumbuh di daerah tersebut akan menjadi
kekurangan yodium
2.4 Kebutuhan Yodium
Menurut Hetzel (1989) dalam keadaan normal intake harian untuk orang
dewasa berkisar 100 – 150 mg perhari. Yodium diekskresikan melalui urin dan
dinyatakan dalam mg I/g kreatinin. Pada tingkat ekskresi lebih kecil daro 50 mg/g
kreatinin sudah menjadi indikator kekurangan intake. Konsumsi Yodium sangat
bervariasi antar berbagai wilayah di dunia, diperkirakan sekitar 500 mg per hari di
USA (sekitar 5 kali RDA). Adapun kecukupan Yodium yang dianjurkan untuk
orang Indonesia antara lain :
1. Bayi (12 bulan pertama) 50 mikrogram/hari
2. Anak (usia 2-6 tahun) 90 mikrogram/hari
3. Anak usia sekolah (usia 7-12 tahun) 120 mikrogram/hari
5 | G A K Y
4. Dewasa (diatas usia 12 tahun) 150 mikrogram/hari
5. Ibu hamil 175 mikrogram/hari
6. Ibu menyusui 200 mikrogram/hari
Khusus bagi kelompok ibu hamil tambahan tersebut sebagian dapat
dipergunakan untuk keperluan aktivitas kelenjar tiroid dan sebagiannya lagi untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin khususnya perkembangan otak. Bagi ibu
hamil yang mengkonsumsi Yodium tidak mencukupi kebutuhan maka bayi atau
janin yang dikandung akan mengalami gangguan perkembangan otak (berat otak
berkurang), gangguan perkembangan fetus dan pasca lahir, kematian perinatal
(abortus) meningkat, kemudian setelah bayi dilahirkan mempunyai berat lahir
rendah (BBLR) dan terdapat gangguan pertumbuhan tengkorak serta
perkembangan skelet, sedangkan bagi tubuh ibu hamil akan mengalami gangguan
aktivitas kelenjar tiroid. Pada kondisi ini tubuh akan mengalami penyesuaian
yang pada akhirnya akan mengalami pembesaran kelenjar tiroid yang dikenal
dengan sebutan gondok (WHO, 1994).
2.5 Pangan Sumber Yodium
Yodium dapat diperoleh dari berbagai jenis pangan dan kandungannya
berbeda-beda tergantung asal jenis pangan tersebut dihasilkan. Kandungan
Yodium pada buah dan sayur tergantung pada jenis tanah. Kandungan yodium
pada jaringan hewan serta produk susu tergantung pada kandungan yodium pada
pakan ternaknya. Pangan asal laut merupakan sumber Yodium alamiah. Sumber
lain yodium adalah garam dan air yang difortifikasi (Muchtadi. dkk, 1992). Hal
yang sama juga dikemukakan oleh Sauberlich, (1999) bahwa makanan laut dan
ganggang laut adalah sumber yodium yang paling baik. Penggunaan garam
beryodium di Amerika Serikat diberikan sebagai sumber yodium penting. Di
USA konsumsi garam beryodium per hari per orang mendekati 10 – 12 gram
dimana garam tersebut mengandung 76 mg yodium per gram.
Soehardjo (1990) mengatakan bahwa dengan mengkonsumsi pangan yang
kaya yodium dapat menekan atau bahkan mengurangi besarnya prevalensi
gondok. Berikut Gibson (1990) menyebutkan rata-rata kandungan yodium dalam
6 | G A K Y
bahan makanan antara lain : Ikan Tawar 30 mg; Ikan Laut 832 mg; Kerang 798
mg; Daging 50 mg; Susu 47 mg; Telur 93 mg; Gandum 47 mg; Buah-buahan 18
mg; Kacang-kacangan 30 mg dan Sayuran 29 mg.
2.6 Konsumsi Pangan Sumber Yodium
Konsumsi pangan merupakan faktor utama untuk memenuhi kebutuhan
gizi seseorang (Harper, Deaton and Driskel, 1985). Dengan demikian
diharapkan untuk mengkonsumsi pangan yang beraneka ragam sehingga dapat
memenuhi kebutuhan gizi yang dibutuhkan oleh kerja tubuh.
Tingkat konsumsi pangan hasil laut terus meningkat dari tahun 1968,
1978, 1988 dan 1993 berturut-turut 9.9 ; 11.6 ; 15.4 ; dan 17 kg sedangkan target
nasional yang harus dicapai sebesar 18.6 kg per kapita per tahun. Hal ini
menandakan bahwa tingkat konsumsi ikan di Indonesia masih rendah atau di
bawah tingkat konsumsi ikan tersebut. Tetapi masih terdapat beberapa wilayah di
Indonesia seperti Sumatera Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku, Kalimantan
Tengah dan Timur mempunyai tingkat konsumsi pangan hasil laut tinggi melebihi
dua kali jumlah konsumsi target nasional (Muhammad dan Guntur, 1996).
Di USA dan Kanada peningkatan konsumsi Yodium adalah dengan
suplementasi, misalnya dengan garam dapur (garam berYodium) dan juga dalam
medikasi dan zat-zat pendiagnosis. Di Indonesia garam termasuk dalam sembilan
bahan pangan pokok yang diperlukan oleh masyarakat dan oleh karena itu
merupakan bahan makanan penting. Secara normal jumlah garam yang
dikonsumsi per orang per hari adalah sekitar 5 – 15 gram sedangkan yang
dianjurkan yaitu tidak melebihi 6 gram atau satu sendok teh setiap hari. Hal ini
disebabkan karena apa bila konsumsi garam berlebihan dapat memicu timbulnya
berbagai penyakit lain seperti tekanan darah tinggi atau hipertensi (DitJen
Pembinaan Kesehatan Masyarakat, 1995).
7 | G A K Y
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Definisi Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) adalah sekumpulan
gejala atau kelainan yang ditimbulkan karena tubuh menderita kekurangan
Yodium secara terus – menerus dalam waktu yang lama yang berdampak pada
pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup (manusia dan hewan) (DepKes
RI, 1996). Makin banyak tingkat kekurangan Yodium yang dialami makin
banyak komplikasi atau kelainan yang ditimbilkannya, meliputi pembesaran
kelenjar tiroid dan berbagai stadium sampai timbul bisu-tuli dan gangguan mental
akibat kretinisme.
Kodyat (1996) mengatakan bahwa pada umumnya masalah ini lebih
banyak terjadi di daerah pegunungan dimana makanan yang dikonsumsinya
sangat tergantung dari produksi makanan yang berasal dari tanaman setempat
yang tumbuh pada kondisi tanah dengan kadar Yodium rendah.
Gangguan akibat kekurangan yodium adalah rangkaian efek kekurangan
yodium pada tumbuh kembang manusia. Spektrum seluruhnya terdiri dari
gondok dalam berbagai stadium, kretin endemik yang ditandai terutama oleh
gangguan mental, gangguan pendengaran, gangguan pertumbuhan pada anak
dan orang dewasa.
Adapun pengertian dari gondok, endemik dan kretin adalah :
1. Gondok
Gondok/goiter adalah suatu istilah yang digunakan untuk menyatakan
pembesaran kelenjar thyroid.
2. Gondok Endemik
Gondok endemik bukan penyakit melainkan suatu istilah kesehatan dalam
konsep kesehatan masyarakat yaitu apabila dalam masyarakat terdapat
prevalensi gondok / atau penderita gondok di masyarakat itu lebih dari 10
% dari jumlah penduduk setempat, maka daerah tersebut disebut daerah
gondok endemik.
8 | G A K Y
3. Kretin Endemik
Seseorang disebut kretin endemik apabila lahir di daerah gondok endemik.
Kelainan kretin terjadi pada waktu bayi dalam usia kandungan atau tidak
lama setelah dilahirkan dan terdiri atas kerusakan pada saraf pusat dan
hipotiroidisme.
Masalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKI) merupakan
masalah yang serius mengingat dampaknya secara langsung mempengaruhi
kelangsungan hidup dan kulitas manusia. Kelompok masyarakat yang sangat
rawan terhadap masalah dampak defisiensi yodium adalah wanita usia subur
(WUS) ; ibu hamil ; anak balita dan anak usia sekolah (Jalal, 1998).
3.2 Etiologi dan Patogenesis
Faktor – Faktor yang berhubungan dengan masalah GAKY antara lain :
· Faktor Defisiensi Yodium dan Yodium Excess
Defisiensi Yodium merupakan sebab pokok terjadinya masalah GAKY.
Hal ini disebabkan karena kelenjar tiroid melakukan proses adaptasi fisiologis
terhadap kekurangan unsur Yodium dalam makanan dan minuman yang
dikonsumsinya.
Hal ini dibuktikan oleh Marine dan Kimbell (1921) dengan pemberian
Yodium pada anak usia sekolah di Akron (Ohio) dapat menurunkan gradasi
pembesaran kelenjar tiroid. Temuan lain oleh Dunn dan Van der Haal (1990) di
Desa Jixian, Propinsi Heilongjian (Cina) dimana pemberian Yodium antara tahun
1978 dan 1986 dapat menurunkan prevalensi gondok secara drastic dari 80 %
(1978) menjadi 4,5 % (1986).
Yodium Excess terjadi apabila Yodium yang dikonsumsi cukup besar
secara terus menerus, seperti yang dialami oleh masyarakat di Hokaido (Jepang)
yang mengkonsumsi ganggang laut dalam jumlah yang besar. Bila Yodium
dikonsumsi dalam dosis tinggi akan terjadi hambatan hormogenesis, khususnya
iodinisasi tirosin dan proses coupling.
· Faktor Geografis dan Non Geografis
Menurut Djokomoeldjanto (1994) bahwa GAKI sangat erat hubungannya
dengan letak geografis suatu daerah, karena pada umumnya masalah ini sering
9 | G A K Y
dijumpai di daerah pegunungan seperti pegunungan Himalaya, Alpen, Andres dan
di Indonesia gondok sering dijumpai di pegunungan seperti Bukit Barisan Di
Sumatera dan pegunungan Kapur Selatan.
Daerah yang biasanya mendapat suplai makanannya dari daerah lain
sebagai penghasil pangan, seperti daerah pegunungan yang notabenenya
merupakan daerah yang miskin kadar Yodium dalam air dan tanahnya. Dalam
jangka waktu yang lama namun pasti daerah tersebut akan mengalami defisiensi
Yodium atau daerah endemik Yodium.
· Faktor Bahan Pangan Goiterogenik
Kekurangan Yodium merupakan penyebab utama terjadinya gondok,
namun tidak dapat dipungkiri bahwa faktor lain juga ikut berperan. Salah satunya
adalah bahan pangan yang bersifat goiterogenik (Djokomoeldjanto, 1974).
Williams (1974) dari hasil risetnya mengatakan bahwa zat goiterogenik dalam
bahan makanan yang dimakan setiap hari akan menyebabkan zat Yodium dalam
tubuh tidak berguna, karena zat goiterogenik tersebut merintangi absorbsi dan
metabolisme mineral Yodium yang telah masuk ke dalam tubuh.
Goiterogenik adalah zat yang dapat menghambat pengambilan zat Yodium
oleh kelenjar gondok, sehingga konsentrasi Yodium dalam kelenjar menjadi
rendah. Selain itu, zat goiterogenik dapat menghambat perubahan Yodium dari
bentuk anorganik ke bentuk organik sehingga pembentukan hormon tiroksin
terhambat.
Menurut Chapman (1982) goitrogen alami ada dalam jenis pangan seperti
kelompok Sianida (daun + umbi singkong , gaplek, gadung, rebung, daun ketela,
kecipir, dan terung) ; kelompok Mimosin (pete cina dan lamtoro) ; kelompok
Isothiosianat (daun pepaya) dan kelompok Asam (jeruk nipis, belimbing wuluh
dan cuka).
· Faktor Zat Gizi Lain
Defisiensi protein dapat berpengaruh terhadap berbagai tahap
pembentukan hormon dari kelenjar thyroid terutama tahap transportasi hormon.
Baik T3 maupun T4 terikat oleh protein dalam serum, hanya 0,3 % T4 dan 0,25 %
T3 dalam keadaan bebas. Sehingga defisiensi protein akan menyebabkan
10 | G A K Y
tingginya T3 dan T4 bebas, dengan adanya mekanisme umpan balik pada TSH
maka hormon dari kelenjar thyroid akhirnya menurun.
3.3 Gejala GAKY
Gejala yang sering tampak sesuai dengan dampak yang ditimbulkan ,
seperti :
Reterdasi mental
Gangguan pendengaran
Gangguan bicara
Hipertiroid (Pembesaran Kelenjar Tiroid/Gondok)
Kretinisme biasanya pada anak-anak
3.4 Klasifikasi GAKY
1. Grade 0 : Normal
Dengan inspeksi tidak terlihat, baik datar maupun tengadah maksimal,
dan dengan palpasi tidak teraba.
2. Grade IA
Kelenjar Gondok tidak terlihat, baik datar maupun penderita tengadah
maksimal, dan palpasi teraba lebih besar dari ruas terakhir ibu jari
penderita.
3. Grade IB
Kelenjar Gondok dengan inspeksi datar tidak terlihat, tetapi terlihat
dengan tengadah maksimal dan dengan palpasi teraba lebih besar dari
Grade IA.
4. Grade II
Kelenjar Gondok dengan inspeksi terlihat dalam posisi datar dan dengan
palpasi teraba lebih besar dari Grade IB.
5. Grade III
Kelenjar Gondok cukup besar, dapat terlihat pada jarak 6 meter atau
lebih.
11 | G A K Y
3.5 Macam-macam Gangguan Akibat GAKY
1. Pada Fetus
Abortus
Steel Birth
Kelainan Kematian Perinatal
Kretin Neuroligi
Kretin Myxedematosa
Defek Psikomotor
2. Pada Neonatal
Hipotiroid
Gondok Neonatal
3. Pada Anak dan Remaja
Juvenile Hipothyroidesm
Gondok Gangguan Fungsi Mental
Gangguan Perkembangan Fisik
Kretin Myxedematosa dan Neurologi
4. Pada Dewasa
Gondok dan segala Komplikasinya
Hipotiroid
Gangguan Fungsi Mental
3.6 Dampak GAKY
1. Terhadap Pertumbuhan
Pertumbuhan yang tidak normal
Pada keadaan yang parah terjadi kretinisme
Keterlambatan perkembangan jiwa dan kecerdasan
Tingkat kecerdasan yang rendah
Mulut menganga dan lidah tampak dari luar
2. Kelangsungan Hidup
12 | G A K Y
Neonatus dan Ibu hamil
Ketika kita bicara mengenai neonatus dan ibu hamil maka terbayang
proses pertumbuhan fetus intrauterin, yang umumnya mengikuti satu pola.
Perkembangan otak dan intelegensi tepat mutlak perlu untuk manifestasi yang
‘sempurna’ di kemudian hari.
Perkembangan fetus ibu hipotiroidisme primer yang hamil berbeda dengan
perkembangan fetus ibu hipotiroidisme yang disebabkan karena defisiensi
yodium.
Patofisiologi yang jelas dan tegas belum terbukti hingga sekarang.
Sumbangan pengetahuan di atas tidak hanya penting untuk memahami dan
mendalami peristiwa yang terjadi di daerah dengan defisiensi berat saja (dengan
adanya sindrom GAKI, lebih-lebih mekanisme terjadinya kretin endemik baik
miksudematosa maupun kretin tipe nervosa) tetapi juga penting untuk upaya
pencegahan.
Pada Janin
Kekurangan yodium pada janin akibat Ibunya kekurangan yodium.
Keadaan ini akan menyebabkan besarnya angka kejadian lahir mati, abortus, dan
cacat bawaan, yang semuanya dapat dikurangi dengan pemberian yodium. Akibat
lain yang lebih berat pada janin yang kekurangan yodium adalah kretin endemic.
Kretin endemik ada dua tipe, yang banyak didapatkan adalah tipe nervosa,
ditandai dengan retardasi mental, bisu tuli, dan kelumpuhan spastik pada kedua
tungkai. Sebaliknya yang agak jarang terjadi adalah tipe hipotiroidisme yang
ditandai dengan kekurangan hormon tiroid dan kerdil.
Penelitian terakhir menunjukkan, transfer T4 dari ibu ke janin pada awal
kehamilan sangat penting untuk perkembangan otak janin. Bilamana ibu
kekurangan yodium sejak awal kehamilannya maka transfer T4 ke janin akan
berkurang sebelum kelenjar tiroid janin berfungsi.
Jadi perkembangan otak janin sangat tergantung pada hormon tiroid ibu
pada trimester pertama kehamilan, bilamana ibu kekurangan yodium maka akan
berakibat pada rendahnya kadar hormon tiroid pada ibu dan janin. Dalam
trimester kedua dan ketiga kehamilan, janin sudah dapat membuat hormon tiroid
sendiri, namun karena kekurangan yodium dalam masa ini maka juga akan
13 | G A K Y
berakibat pada kurangnya pembentukan hormon tiroid, sehingga berakibat
hipotiroidisme pada janin.
Pada Saat Bayi Baru Lahir
Yang sangat penting diketahui pada saat ini, adalah fungsi tiroid pada bayi
baru lahir berhubungan erat dengan keadaan otak pada saat bayi tersebut lahir.
Pada bayi baru lahir, otak baru mencapai sepertiga, kemudian terus berkembang
dengan cepat sampai usia dua tahun. Hormon tiroid pembentukannya sangat
tergantung pada kecukupan yodium, dan hormon ini sangat penting untuk
perkembangan otak normal.
Di negara sedang berkembang dengan kekurangan yodium berat,
penemuan kasus ini dapat dilakukan dengan mengambil darah dari pembuluh
darah balik talipusat segera setelah bayi lahir untuk pemeriksaan kadar hormon T4
dan TSH. Disebut hipotiroidisme neonatal, bila didapatkan kadar T4 kurang dari 3
mg/dl dan TSH lebih dari 50 mU/mL.
Pada daerah dengan kekurangan yodium yang sangat berat, lebih dari 50%
penduduk mempunyai kadar yodium urin kurang dari 25 mg pergram kreatinin,
kejadian hipotiroidisme neonatal sekitar 75-115 per 1000 kelahiran. Yang sangat
mencolok, pada daerah yang kekurangan yodium ringan, kejadian gondok sangat
rendah dan tidak ada kretin, angka kejadian hipotiroidisme neonatal turun menjadi
6 per 1000 kelahiran.
Dari pengamatan ini disimpulkan, bila kekurangan yodium tidak dikoreksi
maka hipotiroidisme akan menetap sejak bayi sampai masa anak. Ini berakibat
pada retardasi perkembangan fisik dan mental, serta risiko kelainan mental sangat
tinggi. Pada populasi di daerah kekurangan yodium berat ditandai dengan adanya
penderita kretin yang sangat mencolok.
Pada Masa Anak
Penelitian pada anak sekolah yang tinggal di daerah kekurangan yodium
menunjukkan prestasi sekolah dan IQ kurang dibandingkan dengan kelompok
umur yang sama yang berasal dari daerah yang berkecukupan yodium. Dari sini
dapat disimpulkan kekurangan yodium mengakibatkan keterampilan kognitif
rendah. Semua penelitian yang dikerjakan di daerah kekurangan yodium
14 | G A K Y
memperkuat adanya bukti kekurangan yodium dapat menyebabkan kelainan otak
yang berdimensi luas.
Dalam penelitian tersebut juga ditegaskan, dengan pemberian koreksi
yodium akan memperbaiki prestasi belajar anak sekolah. Faktor penentu kadar T3
otak dan T3 kelenjar hipofisis adalah kadar T4 dalam serum, bukan kadar T3
serum, sebaliknya terjadi pada hati, ginjal dan otot. Kadar T3 otak yang rendah,
yang dapat dibuktikan pada tikus yang kekurangan yodium, didapatkan kadar T4
serum yang rendah, akan menjadi normal kembali bila dilakukan koreksi terhadap
kekurangan yodiumnya.
Keadaan ini disebut sebagai hipotiroidisme otak, yang akan menyebabkan
bodoh dan lesu, hal ini merupakan tanda hipotiroidisme pada anak dan dewasa.
Keadaan lesu ini dapat kembali normal bila diberikan koreksi yodium, namun lain
halnya bila keadaan yang terjadi di otak. Ini terjadi pada janin dan bayi yang
otaknya masih dalam masa perkembangan, walaupun diberikan koreksi yodium
otak tetap tidak dapat kembali normal.
Pada Dewasa
Pada orang dewasa, dapat terjadi gondok dengan segala komplikasinya,
yang sering terjadi adalah hipotiroidisme, bodoh, dan hipertiroidisme. Karena
adanya benjolan/modul pada kelenjar tiroid yang berfungsi autonom. Disamping
efek tersebut, peningkatan ambilan kelenjar tiroid yang disebabkan oleh
kekurangan yodium meningkatkan risiko terjadinya kanker kelenjar tiroid bila
terkena radiasi.
3. Perkembangan Intelegensia
Setiap penderita Gondok akan mengalami defisit IQ Point sebesar 5 Point
dibawah normal.
Terjadinya defisit IQ Point pada gilirannya akan berdampak pada program
wajib belajar 9 tahun, karena banyak anak usia sekolah yang tidak dapat
mengikuti pelajaran dan mengalami drop out.
Setiap Penderita Kretinisme akan mengalami defisit sebesar 50 Point
dibawah normal.
Yodium diperlukan khususnya untuk biosintesis hormon tiroid. Yodium
dalam makanan diubah menjadi iodida dan hampir secara sempurna iodida yang
15 | G A K Y
dikonsumsi diserap dari sistem gastrointestinal. Yodium sangat erat kaitannya
dengan tingkat kecerdasan anak. Dampak yang ditimbulkan dari kekurangan
konsumsi yodium yang berada dalamtubuh, akan sangat buruk akibatnya bagi
kecerdasan anak, karena bisa menurunkan 11-13 nilai IQ anak.
Di antara penyakit akibat kekurangan Yodium adalah gondok dan
kretinisme. Ada dua tipe terjadinya kretinisme, yaitu kretinisme neurology seperti
kekerdilan yang digolongkan dengan mental, kelumpuhan dan buta tuli. Ada pula
kretinisme hipotiroid (gondok) di mana kelenjar tiroid yang terletak di bawah
larynx sebelah kanan dan kiri depan trakea mengekskresi tiroksin, triiodotironin
dan beberapa hormon beryodium lain yang dihubungkan dengan pertumbuhan
yang kerdil dan retardasi mental yang lambat. Selama masa pertumbuhan dan
perkembangan, kebutuhan tubuh akan yodium memang harus selalu dipenuhi.
Karena kalau tidak, hipotiroidisme akan terus ‘mengancam’. Baik bayi, anak,
remaja, bahkan dewasa muda tetap mempunyai peluang terserang penyakit
gondok, gangguan fungsi mental dan fisik, maupun kelainan pada system saraf.
Semua penyakit dan berbagai kelainan lainnya yang disebabkan oleh
defisiensi unsur kimia berlambang “I” ini , kini disebut dengan GAKY
( Gangguan Akibat Kekurangan Yodium ). Selain akan mempengaruhi tingkat
kecerdasan anak, yang kita tahu selama ini, kekurangan yodium akan
menyebabkan pembesaran kelenjar gondok. Padahal, banyak gangguan lain yang
juga bisa muncul. Misalnya saja, kekurangan yodium yang dialami janin akan
mengakibatkan keguguran maupun bayi lahir meninggal, atau meninggal
beberapa saat setelah dilahirkan. Bahkan, tidak sedikit bayi yang terganggu
perkembangan sistem sarafnya sehingga mempengaruhi kemampuan
psikomotoriknya.
4. Pertumbuhan Sosial
Dampak social yang ditimbulkan oleh GAKY berupa terjadinya gangguan
perkembangan mental, lamban berpikir, kurang bergairah sehingga orang
semacam ini sulit dididik dan di motivasi.
16 | G A K Y
5. Perkembangan Ekonomi
GAKY akan mengalami gangguan metabolisme sehingga badannya akan
merasa dingin dan lesu sehingga akan berakibatnya rendahnya produktivitas kerja,
yang akan mempengaruhi hasil pendapatan keluarga.
3.7 Permasalahan GAKY
1. Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan garam
beryodium
2. Masih rendahnya pengetahuan masyarakat akan manfaat garam
beryodium
3. Garam Non Yodium masih banyak beredar ditengah masyarakat.
4. Adanya perbedaan harga yang relatif besar antara garam yang
beryodium dengan garam non yodium.
5. Pengawasan mutu garam yodium belum dilaksanakan secara
menyeluruh dan terus menerus serta belum adanya sangsi tegas bagi
produksi garam non yodium.
6. Pendistribusian garam beryidium masih belum merata terutama untuk
daerah-daerah terpencil.
3.8 Pemecahan Masalah GAKY
1. Peningkatan penyuluhan secara berkala tentang manfaat garam
beryodium di masyarakat.
2. Adanya pengawasan mutu terhadap produksi garam beryodium oleh
instansi terkait.
3. Meningkatkan kerjasama lintas sektoral tentang perlunya penggunaan
garam beryodium dalam rumah tangga.
4. Pemberitahuan kepada masyarakat oleh petugas kesehatan tentang cara
pengolahan makanan yang mengandung yodium.
5. Pendristribusian garam-garam beryodium ke daerah terpencil secara
merata oleh instansi terkait dalam hal ini dinas perindustrian.
6. Melakukan pelacakan kasus dan survey desa bermasalah secara cepat
jika ditemukan kasus Gondok.
17 | G A K Y
3.9 Penanggulangan Masalah GAKY
1. Memberikan kapsul Yodium bagi ibu hamil terutama daerah endemik
gondok.
2. Penyuluhan tentang Yodium secara kontinue.
3. Kerjasama Lintas sektoral tentang pembagian garam yodium secara
gratis di daerah endemik gondok.
4. Peningkatan konsumsi bahan pangan yang mengandung yodium
seperti sayuran dan ikan laut.
5. Cek up secara teratur bagi penderita gondok jika mempunyai
permasalahan dengan pembesaran kelenjar tiroid.
6. Pemberian suntikan larutan minyak beryodium kepada penderita
kekurangan yodium.
Menurut Kresnawan (1993) Mengingat masalah GAKY terutama
disebabkan karena lingkungan yang miskin sumber yodium, maka upaya
penanggulangan ditekankan pada suplementasi yodium baik secara oral, melalui
garam beryodium maupun secara parentral melalui preparat yodium dosis tinggi.
Kegiatan yang dapat dilaksanakan untuk menanggulagi dampak GAKY
menurut Departemen Perindustrian (1983), antara lain meliputi :
a. Upaya Jangka Pendek
Pemberian kapsul minyak beryodium kepada penduduk wanita umur 0 – 35
tahun, pria 0 – 20 tahun sesuai dengan dosis yang telah ditentukan, pemberian ini
terutama kepada penduduk di daerah endemik berat dan sedang.
b. Upaya Jangka Panjang
Iodisasi garam merupakan kegiatan penanggulangan Gaky jangka panjang.
Program untuk meyodisasi garam konsumsi dimulai tahun 1975, dan pelaksanaan
program mulai tahun 1980 dikelola oleh perindustrian. Tujuan dari program ini
adalah semua garam yang dikonsumsi oleh masyarakat baik yang menderita
maupun yang tidak dan garam beryodium tersedia diseluruh wilayah Indonesia.
18 | G A K Y
3.10 Dosis Pemberian Kapsul Yodium
Kapsul yodium adalah preparat minyak beryodium dengan dosis tinggi
dan tiap kapsul berisi 200 mg yodium dalam larutan minyak. Kapsul yodium
diberikan kepada penduduk yang tinggal di daerah endemik sedang dan berat
(prevalensi ≤ 20%) setiap tahun sekali Berikut dosisnya menurut Depkes (2000):
1. Bayi 0-1 : ½ Kapsul/tahun
2. Balita 1-5 : 1 Kapsul/tahun
3. Wanita 6-35 : 2 Kapsul/tahun
4. Pria 6-20 : 2 Kapsul/tahun
5. Bumil dan menyusui : 2 Kapsul/tahun
Mengingat dalam garam beryodium terdapat unsur natriun, maka
konsumsi garam beryodium harus dibatasi. Kelebihan mengkonsumsi natrium
dapat memicu timbulnya Stroke yaitu pecahnya pembuluh darah pada otak yang
dapat menyebabkan kematian.
3.11 Garam Beryodium
Garam beryodium adalah garam yang telah diperkaya dengan KIO3
yang dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan dan kecerdasan. Garam beryodium
yang digunakan sebagai garam konsumsi harus memenuhi Standar Nasional
Indonesia (SNI) antara lain mengandung KIO3 sebesar 30 – 80 ppm.
Konsumsi garam yang dianjurkan untuk setiap orang sekitar 6 gram atau
satu sendok teh setiap hari. Dalam kondisi tertentu, dimana keringat keluar
berlebihan dianjurkan untuk mengkonsumsi garam beryodium dua endok teh
sehari. Cara mengkonsumi garam biasanya digunakan sebagai garam meja dan
penambahan dalam pemasakan, pengaruh pemasakan terhadap penurunan KIO3
membuktikan bahwa sayuran yang dimasak dengan cara dikukus, pembubuhan
garam dilakukan saat sayuran matang dan wadah ditutup setelah diberi garam,
maka kehilangan iod dengan cara tersebut disebabkan oleh panas mengingat salah
satu sifat iod mudah rusak oleh panas ( Irawati, 1993 ).
Garam beryodium yang baik dapat diketahui dengan cara membaca pada
label kemasan garam beryodium. Garam beryodium dikemas dalam plastik,
tertutup rapat, tidak bocor dan pada kemasan harus tertera tulisan garam
19 | G A K Y
beryodium. Cara penyimpanan garam beryodium dalam wadah yang tertutup rapat
dan kering, diletakkan di tempat yang sejuk, jauh dari panas api dan sinar
matahari langsung (Depkes RI, 1999).
Mutu garam beryodium dapat diketahui dengan Yodina Test dan singkong
parut.
1. Yodina test, dengan cara :
a. Siapkan garam yang bertuliskan garam beryodium.
b. Siapkan cairan uji yodina. c. Ambil setengah sendok teh garam yang akan
diuji dan letakkan dipiring.
d. Teteskan cairan uji yodina sebanyak 2-3 tetes pada garam tersebut.
e. Tunggu dan perhatikan apakah garamnya berubah warna, kalau
garam tetap putih berarti garam tersebut tidak beryodium (0 ppm).
f. Bila berwarna ungu berarti garam mengandung yodium sesuai
persyaratan (30 ppm). Semakin ungu semakin banyak kandungan
yodiumnya.
2. Singkong parut, dengan cara :
a. Kupas singkong yang masih segar, kemudian diparut.
b. Tuangkan 1 sendok perasan singkong parut tanpa ditambah air
kedalam tempat yang bersih.
c. Tambahkan 4-6 sendok teh munjung garam yang akan diperiksa.
d. Tambahkan 2 sendok teh cuka biang, aduk sampai rata, biarkan
beberapa menit. Bila timbul warna biru keunguan, berarti garam
tersebut mengandung yodium (Depkes RI, 1999).
Cara menyimpan garam yodium yang benar :
Disimpan dalam wadah yang kering dan tertutup rapat.
Letakkan di tempat yang sejuk, sebaiknya jauhkan dari panas api dan hindari
sinar matahari langsung.
Gunakan sendok yang kering untuk mengambil garam.
Tutup kembali wadah dengan baik setiap kali pengambilan garam.
20 | G A K Y
Agar penggunaan garam bisa terserap oleh tubuh dengan baik, yang harus
dilakukan yakni mengetahui bagaimana cara mengunakan garam beryodium
dengan benar :
1. Konsumsi garam yodium dengan cukup
Kekurangan garam beryodium tidak hanya menyebabkan penyakit
gondok, tetapi juga mempengaruhi kecerdasan otak anak, untuk itu konsumsi
garam yodium dengan cukup. Ttubuh manusia membutuhkan zat KIO3 (Kalium
Iodat) dengan ukuran 30-80ppm. Akibat kekurangan zat itu bisa mengakibatkan
GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium). GAKY merupakan masalah gizi
yang serius karena dapat mengakibatkan penyakit gondok dan kreatin (ganguan
pada pertumbuhan anak), serta kekurangan unsur yodium dalam makanan sehari-
hari dapat pula menurunkan tingkat kecerdasan seseorang.
Untuk memenuhi garam yodium dapat dilakukan dengan beberapa cara.
Selain mengkonsumsi garam yang beryodium setiap hari juga mereka wajib
minum kapsul yodium sesuai dosis yang dianjurkan.
2. Konsumsi yodium tidak berlebih
Konsumsi yodium yang berlebih bisa mengakibatkan hiperteroid.
Hiperteroid yakni kondisi suatu kelenjar tiroid yang terlalu aktif menghasilkan
hormon-hormon tiroid yang beredar dalam darah dalam jumlah yang berlebihan.
Garam beryodium terdapat unsur natrium, maka konsumsi garam
beryodium pun harus dibatasi. Kelebihan konsumsi natrium dapat memicu
timbulnya mudah lelah, karena hormon tiroidnya berlebih. Gejala lain yang kerap
terjadi, keringat berlebihan, pergerakan usus besar meningkat, gemetaran,
kehilangan berat badan serta aliran darah menstruasi tidak teratur.
Untuk menghindari pengaruh efek samping dari konsumsi garam
beryodium yang berlebihan, maka dianjurkan untuk mengkonsumsi garam tidak
lebih dari 6 gram garam atau 2 ½ gram tiap 1.000 kilo kalori, atau satu sendok teh
setiap hari.
3. Pastikan garam mengandung yodium
Cara untuk menilai mutu garam beryodium tidak sulit, yaitu dengan test
kit yodina dan singkong. Warna yang timbul dibandingkan dengan petunjuk
21 | G A K Y
warna yang ada pada kit. Garam yang bermutu baik akan menunjukkan warna
biru keunguan. Semakin berwarna tua, semakin baik mutu garam. Namun selain
itu juga ada cara lain yang lebih mudah yaitu menggunakan tepung kanji yang
dicampur dengan garam lalu teteskan dengan jeruk nipis, jika warnanya berubah
menjadi keunguan , itu artinya mengandung yodium.
Semakin berwarna pekat, semakin baik mutu garam. Sebab, garam yang
tak beryodium tidak akan mengalami perubahan warna setelah diperiksa dengan
cairan yodina maupun cairan singkong parut.
4. Menyimpan garam di tempat aman
Garam beryodium sebaiknya disimpan dalam wadah yang tertutup tidak
tembus pandang. Tujuannya untuk melindungi zat yodium agar tidak terpapar
dengan matahari. Kandungan yodiumnya bisa menguap jika terpapar dengan
matahari. Juga perhatikan tempat garam sebaiknya tutup dengan rapat, jika
membiarkan tutup terbuka, maka yodium bisa menguap.
5. Cara memasak garam yodium dengan benar
Perlu diketahui bahwa langkah-langkah itu tidak berarti sama sekali jika
cara memasaknya salah. Karena kandungan yodiumnya akan berubah dan tidak
bereaksi sebelum diserap oleh tubuh.
Cara yang biasa dilakukan oleh para ibu ketika memasak makanan garam
yang dibubuhkan ke dalam makanan saat panas mendidih. Alasannya jika tidak
begitu masakan kurang sedap. Namun cara yang sudah dilakukan oleh para ibu-
ibu tersebut salah, karena zat yodium garam akan hilang ketika terkena panas
mendidih tersebut.
3.12 Terapi pada GAKY
a. Farmakologi
Parasetamol
Amoksisilin
Recovit
Sirup vitamin Zn
22 | G A K Y
b. Non Farmakologi
Bahan Makanan yang cukup banyak mengandung Yodium adalah Bahan
makanan yang berasal dari laut. Dalam ikan laut bisa mencapai 830 mg/kg.
Bandingkan dengan daging yang kandungan yodiumnya hanya 50 mg/kg, dan
telur hanya 93 mg/kg. Selain ikan laut, cumi-cumi juga mengandung yodium
cukup tinggi, yaitu sekitar 800 mg/kg. Yang paling tinggi kandungan yodiumnya
adalah rumput laut (ganggang laut), khususnya yang berwarna coklat. Banyaknya
yodium yang dibutuhkan tubuh kita per hari, minimal sekitar 100 mg.
Karena itu, jika kita mengkonsumsi ikan laut basah sebanyak 100 g/hari,
artinya sudah mencukupi. Atau, kalau rumput laut coklat diolah menjadi hidangan
yang lezat, dengan 2-5 gr/hari/orang, kebutuhan yodium sekeluarga sudah dapat
terpenuhi.
· Sumber yodium lain yang mudah kita temui adalah garam.
Yang dimaksud disini adalah garam beryodium dengan kadar yodium antara 30-
80 ppm (part per million).
Terapi diet pada penderita GAKY juga dapat dilakukan dengan tujuan
memberikan energy cukup untuk menghindari overweight dan tinggi protein.
Prinsip diet pada GAKY yaitu:
1. Tinggi energy untuk menyediakan energy untuk aktifitas yang tinggi
2. Lemak cukup
3. Tinggi vitamin dan mineral
Yodium
Selenium
Vitamin B ( memaksimalkan penggunaan energy)
Vitamin C ( meningkatkan daya tahan tubuh)
Vitamin A ( mempengaruhi asupan yodium pada tiroid )
4.Tinggi serat untuk menghindari konstipasi
5. Minum 6 - 8 gelas air per hari
Syarat Diet pada GAKY yaitu:
1. Makanan mudah dicerna
2. Menu bervariasi dan dipilih yang disukai anak
23 | G A K Y
3. Pilih bahan makanan yang mudah dijangkau oleh keluarga
4. Makanan yang harus dihindari/dikurangi :
Makanan penghambat penyerapan yodium (goitrogenik) seperti kol, sawi, ubi
kayu, ubi jalar, rebung, buncis, makanan yang panas, pedas dan rempah-
rempah.
5. Iodium
Konsumsi makanan yang mengandung yodium dan menggunakan garam
beryodium dalam mengolah makanan.
Terapi diet yang diberikan sudah sesuai dengan kebutuhan pasien. Jadi
pasien harus mematuhi diet yang telah ditentukan. Kepada keluarga pasien harus
diberikan edukasi berupa penyuluhan tentang bahan makanan tinggi akan yodium
dan bahan makanan yang menjadi penghambat dalam absorbsi yodium
(goitrogenik), agar dapat memberikan makanan yang adekuat bagi pasien.
Sedangkan terhadap pasien harus diberikan edukasi berupa penyuluhan tentang
pemilihan jajanan yang sehat.
3.13 Total Goiter Rate (TGR)
Adalah angka prevalensi gondok yang dihitung berdasarkan semua
stadium pembesaran kelenjar gondok, baik yang teraba (palpable) maupun yang
terlihat (visible). TGR digunakan untuk menentukan tingkat endemisitas GAKY.
TGR anak sekolah untuk tingkat nasional tahun 1996/1998 adalah 9.8%
sedangkan tahun 2003 adalah 11.1%. Propinsi dengan TGR tertinggi tahun
1996/1998 maupun tahun 2003 adalah Maluku yaitu 33.39% dan 31.6%. Propinsi
dengan TGR yang terendah tahun 1996/1998 adalah Riau yaitu 1.1% sedangkan
tahun 2003 Sulawesi Utara yaitu 0.7%. Intensitas dari kekurangan yodium dapat
dilihat dari pembesaran kelenjar gondok.
Hubungan TGR Anak Sekolah dengan Konsumsi Garam BerYodium
Rumah Tangga Hubungan antara TGR dan proporsi rumah tangga yang
mengkonsumsi garam berYodium dalam suatu daerah adalah negatip, berarti
semakin tinggi proporsi rumah tangga yang mengkonsumsi garam berYodium
semakin rendah TGR.
24 | G A K Y
Indikator TGR telah sejak lama digunakan di Indonesia dalam survei
maupun sebagai dasar penetapan kebijakan program penanggulangan GAKY.
TGR tidak menunjukkan penurunan dalam 1998-2003 walaupun dilaksanakan
program penanggulangan intensif. Masalah yang sering dijumpai pada palpasi
kelenjar tiroid adalah inter-observervariation (variasi antar palpator) demikian
juga nilai sensitivitas dan spesifisitas. Sebagian pakar dan lembaga yang
kompeten di bidang GAKY yang tidak lagi merekomendasikan penggunaan
indikator TGR untuk memantau kemajuan eliminasi GAKY.
3.14 Penilaian Masalah GAKY Di Indonesia
Hasil survei nasional membuktikan bahwa status GAKY di sebagian besar
daerah di Indonesia membaik secara nyata. Kriteria diatas didasarkan atas TGR
anak sekolah, namun TGR wanita hamil selalu lebih tinggi. TGR anak sekolah
yang baik (non-endemik / ringan) belum menjamin bahwa wanita hamil di daerah
tersebut bebas dari rawan GAKY, untuk ini diperlukan tolok ukur tambahan. Di
daerah lain ( Maluku, NTB, NTT dsb) masih termasuk endemi berat. Beberapa
faktor yang dihubungkan dengan gondok ini, tetapi faktor utama masih tetap
defisiensi yodium.
25 | G A K Y
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
1. Yodium merupakan salah satu unsur mineral mikro yang sangat
dibutuhkan oleh tubuh walaupun dalam jumlah yang relative kecil.
Namun apabila diabaikan dapat menimbulkan efek atau dampak yang
cukup berpengaruh dalam kehidupan semua orang.
2. GAKY merupakan masalah gizi yang sangat serius, karena dapat
menyebabkan berbagai penyakit gangguan seperti Gondok, kreatinisme
dan keterlambatan pertumbuhan dan kecerdasan.
3. Dampak GAKY terhadap permasalahan di lingkungan masyarakat :
Pengaruh GAKY terhadap Kelangsungan Hidup.
Pengaruh GAKY terhadap Perkembangan Intelegensia.
Pengaruh GAKY terhadap Perkembangan Sosial.
Pengaruh GAKY terhadap Perkembangan Ekonomi
4. Dosis pemberian yodium adalah sebagai berikut :
a. Anak SD (daerah Endemik Berat) : 1 kapsul/tahun
b. Daerah endemik Sedang dan Berat :
- Wanita Usia Subur (WUS) : 2 kapsul/tahun @ 200 mg
- Ibu Hamil : 1 kapsul/tahun
- Ibu Menyusui : 1 kapsul/tahun
5. Penanggulangan yang paling baik untuk gangguan akibat kekurangan
yodium adalah dengan pencegahan, salah satunya dengan penyebaran
informasi tentang pentingnya mengkonsumsi garam beryodium,
pemberian kapsul pertahun pada masyarakat yang terkena penyakit
Gondok
6. Kebutuhan Yodium orang dewasa diperkirakan 150 mikrogram/hari, bagi
wanita hamil sekitar 75 mikrogram/ hari dan kebutuhan Yodium bagi ibu
menyusui mencapai 200 mikrogram/hari.
26 | G A K Y
4.2 Saran
1. Diharapkan adanya peran serta aktif masyarakat dalam menggunakan
garam yodium.
2. Diharapkan adanya penyebaran informasi tentang pentingnya garam
beryodium oleh tenaga kesehatan kapada masyarakat.
27 | G A K Y