bab i - ii - iii

30
BAB I PENDAHULUAN Rumah adalah salah satu kebutuhan dasar manusia yang berfungsi sebagai tempat singgah atau hunian yang digunakan untuk berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya, serta tempat pengembangan kehidupan keluarga (KepMenKes, 1999). Sedangkan menurut Badan Litbang Kesehatan, pengertian rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Pengertian sehat berdasarkan Dinas Perumahan DKI Jakarta adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social ekonomi. Dan kategori sehat menurut standar WHO, kebutuhan kesehatan manusia, terdiri atas : (a) kesehatan fisik, yaitu terhindar dari penyakit menular, keracunan, dan trauma/benturan, dan (b) kesehatan mental, yaitu terhindar dari stress, memiliki rasa nyaman dan aman terhadap lingkungannya. Rumah sehat adalah tempat berlindung atau bernaung dan tempat untuk beristirahat sehingga menumbuhkan kehidupan yang sempurna, baik fisik, rohani maupun sosial. Rumah atau tempat tinggal manusia, dari zaman ke zaman mengalami perkembangan. Pada zaman purba manusia bertempat tinggal di gua-gua, kemudian berkembang dengan mendirikan rumah tempat tinggal di hutan-hutan dan di bawah pohon. Sampai 1

Upload: indiindhysa

Post on 12-Dec-2015

237 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

kedkom

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

Rumah adalah salah satu kebutuhan dasar manusia yang berfungsi sebagai tempat

singgah atau hunian yang digunakan untuk berlindung dari gangguan iklim dan makhluk

hidup lainnya, serta tempat pengembangan kehidupan keluarga (KepMenKes, 1999).

Sedangkan menurut Badan Litbang Kesehatan, pengertian rumah adalah bangunan yang

berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga.

Pengertian sehat berdasarkan Dinas Perumahan DKI Jakarta adalah keadaan sejahtera

dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social

ekonomi. Dan kategori sehat menurut standar WHO, kebutuhan kesehatan manusia, terdiri

atas : (a) kesehatan fisik, yaitu terhindar dari penyakit menular, keracunan, dan

trauma/benturan, dan (b) kesehatan mental, yaitu terhindar dari stress, memiliki rasa nyaman

dan aman terhadap lingkungannya.

Rumah sehat adalah tempat berlindung atau bernaung dan tempat untuk beristirahat

sehingga menumbuhkan kehidupan yang sempurna, baik fisik, rohani maupun sosial.

Rumah atau tempat tinggal manusia, dari zaman ke zaman mengalami perkembangan.

Pada zaman purba manusia bertempat tinggal di gua-gua, kemudian berkembang dengan

mendirikan rumah tempat tinggal di hutan-hutan dan di bawah pohon. Sampai pada abad

modern ini manusia sudah membangun rumah (tempat tinggalnya) bertingkat dan

diperlengkapi dengan peralatan yang serba modern. Sejak zaman dahulu manusia telah

mencoba mendesain rumahnya, dengan ide mereka masing-masing yang dengan sendirinya

berdasarkan kebudayaan masyarakat setempat dan membangun rumah mereka dengan bahan

yang ada setempat (local material) pula. Setelah manusia memasuki abad modern ini

meskipun rumah mereka dibangun dengan bukan bahan-bahan setempat, tetapi kadang

desainnya masih mewarisi kebudayaan generasi sebelumnya (Notoadmojo, 2007).

Pada dasarnya rumah merupakan kebutuhan yang berlaku pada setiap manusia.

Namun peranannya tergantung pada tingkat pemenuhan kebutuhan manusia itu sendiri.

Abraham Maslow, seorang pakar psikologi humanitis mengemukakan tingkat pemenuhan

kebutuhan manusia dalam bentuk diagram piramida yang disebut piramida Maslow. Dari

1

piramida Maslow ini, jika dihubungkan dengan tingkat kebutuhan manusia akan rumah, maka

penerapannya adalah sebagai berikut :

Sumber : Toby Israel, Some Place Like Home, Great Britain : 2003

Rumah dapat disebut sehat apabila telah memenuhi syarat kesehatan, yaitu rumah

yang memiliki : jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana

pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunia rumah yang sesuai dan

lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah.

Tujuan penulisan referat ini adalah untuk membantu sebagai sarana penambahan

wawasan untuk penulis dan pembaca yang meliputi pengertian, kriteria, syarat rumah sehat.

Selain itu untuk menyelesaikan tugas dalam kepaniteraan klinik di bagian Kedokteran

Komunitas sebagai salah satu syarat menyelesaikan kepaniteraan klinik di bagian Kedokteran

Komunitas.

2

Self Actualization

(self-fulfillment)

Esteem Needs (self respect,

independencem esteem from others)

Belonging & Love Needs (love, affection, sense of belonging)

Safety Needs (security, stability, protection, order)

Physiological Needs (air, water, food)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Fungsi rumah sehat

Rumah berfungsi memenuhi kebutuhan fisik terutama keamanan/perlindungan dan

sebagai pemenuhan kebutuhan psikologis. Rumah berfungsi sebagai ruang bertinggal

termasuk membina keluarga, oleh karena itu rumah berperan penting dalam menentukan

kualitas hidup manusia dan termasuk pengaruhnya terhadap lingkungannya. Bila

dihubungkan dengan sehat, maka faktor “sehat” sangat berpengaruh pada kualitas hidup

manusia, dengan demikian “rumah” dan “sehat” merupakan dua hal yang berperan penting

dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia.

Berikut ini contoh penyakit yang timbul akibat rumah tidak sehat sebagai gambaran

betapa pentingnya memiliki rumah sehat :

Penyakit Masalah Lingkungan yang

Relevan

Strategi Pencegahan

Infeksi saluran napas akut Polusi udara dalam rumah

dan kepadatan

a. Peningkatan ventilasi

b. Peningkatan dapur, alat

masak

c. Penyediaan listrik pada

penduduk desa dan

penduduk miskin kota

Diare Sanitasi, penyediaan air dan

hygiene / kebersihan

a. Peningkatan kualitas air

b. Peningkatan kuantitas air

dengan meningkatkan

keterjangkauan &

jaminan suplai air

c. Peningkatan sanitasi dan

kebersihan (perilaku cuci

tangan, memasak air,

mencegah penggunaan

3

sumber yang tidak aman)

Cacing usus Sanitasi, penyediaan air dan

hygiene

Sama dengan diare

Malaria Penyediaan air a. Peningkatan manajemen

air permukaan

b. Menghilangkan tempat

berkembang biak nyamuk

c. Menurangi kunjungan ke

tempat sarang nyamuk

d. Menggunakan kelambu

Demam dengue Penyediaan air bersih dan

pengumpulan sampah

Sama dengan malaria

Penyakit tropik

(schistommiasis,

trpanosomiasis dan filariasis)

Sanitasi, pembuangan

sampah, tempat berkembang

biak vektor sekitar rumah

a. Mengurangi kontak

dengan air yang terinfeksi

b. Mengontrol populasi

keong

c. Filter air

TBC Kepadatan Peningkatan kualitas dan

kuantitas rumah

Penyakit saluran napas kronis Polusi udara dalam rumah Sama dengan penyakit

saluran napas akut.

2.2 Kriteria rumah sehat

Rumusan yang dikeluarkan oleh APHA (American Public Health Association)

bahwa persyaratan rumah sehat :

1. Harus memenuhi kebutuhan – kebutuhan physiologis

2. Harus memenuhi kebutuhan – kebutuhan psycologis

3. Harus terhindar dari penyakit menular

4. Harus terhindar dari kecelakaan – kecelakaan

4

Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai

berikut :

a. Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan dan

ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.

b. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup, komunikasi

yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah.

c. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah

dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan air limbah rumah tangga,

bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang berlebihan, cukup sinar

matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran,

disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup.

d. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul

karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis

sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan

tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.

7 kriteria rumah sehat :

1. Kering

Rumah dikondisikan dengan membangun system bangunan yang dikonstruksi dengan

lingkungan dalam ruangan yang terkontrol. Bias dilakukan dengan menjaga agar

sistem saluran air, saluran pembuangan terjaga dengan baik. Begitu pun masalah

perembesan dan kebocoran rumah, hendaknya diatur agar tidak terjadi.

2. Bersih

Sistem bangunan yang dimiliki memungkinkan agar rumah bebas kotoran, debu, asap

serta kontaminan lainnya. Rumah yang berada di dekat jalan raya jelas berbeda

penangannya dengan rumah yang ada di kompleks persawahan.

3. Aman

Rumah hendaknya dibangun dengan bentuk, fungsi dan peralatan yang aman bagi

penghuni. Konsep ergonomis disetiap piranti hendaknya juga dipikirkan dengan

matang. Sisi keamanan adalah factor yang penting, demi menghindari terjadinya

kecelakaan di dalam maupun di sekitar rumah.

5

4. Bebas Kontaminasi

Gunakan cat rumah dan produk-produk bangunan yang aman dan tidak mengganggu

kesehatan. Jauhi penggunaan formaldehid untuk meminimalisir kontaminasi anggota

keluarga.

5. Memiliki Ventilasi

Ventilasi berfungsi untuk memperlancar pertukaran udara segar. Standarnya harus ada

di setiap ruangan.

6. Bebas dari Hewan Pengganggu

Penghuni hendaknya menjaga agar setiap sudut rumah bebas dari hewan pengganggu

seperti tikus, kecoa, cicak, dan lain-lain. Hewan-hewan ini selalu berusaha untuk

mencari makanan dan sarang di dalam rumah sehingga anda harus benar-benar ekstra

bekerja keras untuk mengenyahkannya.

7. Terawat

Rumah yang sehat adalah rumah yang setiap elemennya terawatt dan terperlihata

dengan baik. Para penghuni rumah hendaknya mengatur jadwal khusus untuk saling

berbagi tugas melakukan tugas ini demi kepentingan bersama.

2.3 Syarat rumah sehat

Menurut Budiman Chandra (2007), persyaratan rumah sehat yang tercantum dalam

Residential environment dari WHO (1974) antara lain :

a. Harus dapat berlindung dari hujan, panas, dingin dan berfungsi sebagai tempat

istirahat

b. Mempunyai tempat-tempat untuk tidur, memasak, mandi, mencuci, kakus dan kamar

mandi

c. Dapat melindungi bahaya kebisingan dan bebas dari pencemaran

d. Bebas dari bahan bangunan berbahaya

e. Terbuat dari bahan bangunan yang kokoh dan dapat melindungi penghuninya dari

gempa, keruntuhan dan penyakit menular

f. Memberi rasa aman dan lingkungan tetangga yang serasi

6

Persyaratan rumah sehat berdasarkan pedoman teknis penilaian rumah sehat (Depkes

RI. 2007).

a. Memenuhi kebutuhan psikologis antara privacy yang cukup, komunikasi yang sehat

antar keluarga dan penghuni rumah, adanya ruang khusus untuk istirahat (ruang tidur)

bagi masing-masing penghuni

b. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah dengan

penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor

penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup matahari pagi,

terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dang

penghawaan yang cukup

c. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena

pengaruh luar dan dalam rumah, antara lain persyaratan garis sempadan jalan,

konstruksi bangunan rumah, bahaya kebakaran dan kecelakaan di dalam rumah

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 829 /

Menkes/SK/VII/1999 :

PERSYARATAN KESEHATAN LINGKUNGAN PERUMAHAN

1. Lokasi

a. Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai, aliran

lahar, gelombang tsunami, longsor dan sebagainya.

b. Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir sampah dan bekas

lokasi pertambangan

c. Tidak terletak pada daerah rawab kecelakaan dan daerah kebakaran seperti jalur

pendaratan penerbangan

2. Kualitas udara, kebisingan dan getaran

Kualitas udara ambien di lingkungan perumahan harus bebas dari gangguan gas

beracun baik oleh alam atau aktivitas manusia dan memenuhi persyaratan buku mutu

udara yang berlaku dengan perhatian khusus terhadap parameter-parameter sebagai

berikut :

a. Tingkat kebisingan di lokasi tidak melebihi 45-55 dbA

b. Gas berbau (H2S dan HN3) secara biologis tidak terdeteksi

c. Partikel debu diameter 10 ug tidak melebihi 150 ug/m3

7

d. Gas SO2 tidak melebihi 0.10 ppm

e. Debu terendap tidak melebihi 350 mm3/m2 perhari

f. Tingkat getaran di lingkungan perumahan harus memenuhi maksimal 10mm/detik

3. Kualitas tanah

Kualitas tanah pada daerah perumahan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. Tinmah hitam (Pb) maksimal 300 mg/kg

b. Arsenik total maksimal 100 mg/kg

c. Cadmium (Cd) maksimal 20 mg/kg

d. Benzo (a) pyrene maksimal 1 mg/kg

4. Kualitas air tanah

Kualitas air tanah pada daerah perumahan minimal harus memenuhi persyaratan air

baku, air minum (golongan B), sesuai dengan Peraturan Perundangan yang berlaku

5. Sarana dan prasarana lingkungan

1) Memiliki sarana taman bermain untuk anak – anak, sarana rekreasi keluarga

dengan konstruksi yang nyaman dan aman dari kecelakaan.

2) Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor

penyakit dan memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan yang berlaku.

3) Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan sebagai berikut :

Konstruksi jalan yang tidak membahayakan bagi kesehatan.

Konstruksi trotoar jalan tidak membahayakan pejalan kaki dan

penyandang cacat.

Bila ada jembatan harus diberi pagar pengaman.

Lampu penerangan jalan tidak menyilaukan pandangan pengguna

jalan.

4) Tersedia sumber air bersih yang menghasilkan air secara cukup sepanjang

waktu dengan kualitas air yang memenuhi persyaratan kesehatan sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

5) Pengelolaan serta pembuangan kotoran manusia dan berbagai limbah yang

berasal dari rumah tangga harus memenuhi persyaratan kesehatan, sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

6) Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi persyaratan

kesehatan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

8

7) Memiliki akses terhadap berbagai sarana pelayanan umum dan sosial seperti

keamanan, kesehatan, komunikasi, tempat kerja, tempat hiburan, tempat

pendidikan, tempat kesenian, dan lain sebagainya.

8) Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan serta keselamatan

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

9) Tempat pengelolaan makanan (TPM) harus menjamin tidak terjadinya

kontaminasi yang dapat menimbulkan penyakit atau keracunan, sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

6. Binatang penyakit menular

a. Indeks lalat di lingkungan perumahan harus memenuhi persyaratan sesuai dengan

persyaratan perundang-undangan yang berlaku

b. Indeks jentik nyamuk (angka bebas jentik) di perumahan tidak melebihi 5%

7. Penghijauan

Pepohonan untuk penghijauan di lingkungan perumahan merupakan pelindung dan

juga berfungsi untuk kesejukan, keindahan dan kelestarian alam

PERSYARATAN KESEHATAN RUMAH TINGGAL

1. Bahan bangunan

a. Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan zat-zat yang dapat

membahayakan kesehatan, antara lain sebagai berikut :

- Debu total tidak lebih dari 150 ug/m3

- Asbes bebas tidak melebihi 0,5 fiber/m3/4 jam

- Timah hitam tidak melebihi 300 mg/kg

b. Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya mikro-

organisme patogen

2. Komponen & penataan ruang rumah

Komponen rumah harus memenuhi persyaratan fisik dan biologis sebagai berikut :

a. Lantai kedap air dan mudah dibersihkan

b. Dinding

- Di ruamg tidur, ruang keluarga dilengkapi dengan sarana ventilasi untuk

pengaturan sirkulasi udara

- Di kamar mandi dan tempat cuci harus kedap air dan mudah dibersihkan

c. Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan

9

d. Bumbungan rumah yang memiliki tinggi 10 meter atau lebih harus dilengkapi

dengan penangkal petir

e. Ruang di dalam rumah harus ditata agar berfungsi sebagai ruang tamu, ruang

keluarga, ruang makan, ruang tidur, ruang dapur, ruang mandi, ruang bermain

anak.

f. Ruang dapur harus dilengkapi dengan sarana pembuangan asap

3. Pencahayaan

Pencahayaan alam dan/atau buatan yang langsung maupun tidak langsung dapat

menerangi seluruh ruangan minimal intensitas 60 lux dan tidak menyilaukan

4. Kualitas udara

Kualitas udara di dalam rumah tidak melebihi ketentuan sebagai berikut :

a. Suhu udara nyaman berkisar 18o sampai dengan 30o Celcius

b. Kelembapan udara berkisar antara 40% sampai 70%

c. Konsentrasi gas SO2 tidak melebihi 0,10 ppm/24 jam

d. Pertukaran udara (“air exchange rate”) 5 kaki kubik per menit per penghuni

e. Konsentrasi gas CO tidak melebih 100 ppm/8 jam

f. Konsentrasi gas formaldehid tidak melebihi 120 mg/m3

5. Ventilasi

Luas penghawaan atau ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% dari luas lantau

6. Binatang penular penyakit

Tidak ada tikus bersaran di rumah

7. Air

a. Tersedia sarana air bersih dengan kapasitas minimal 60 liter/hari/orang

b. Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan/atau air minum

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

8. Tersedianya sarana penyimpanan makanan yang aman

9. Limbah

a. Limbah cair yang berasal dari rumah tidak mencemari sumber air, tidak

menimbulkan bau dan tidak mencemari permukaan tanag

b. Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau, pencemaran terhadap

permukaan tanah serta air tanah

10. Kepadatan hunian rumah tidur

Luas ruang tidur minimal 8 meter dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari 2 orang

tidur dalam satu ruang tidru, kecuali anak di bawah usia 5 tahun

10

Menurut Winslow dan APHA, pemukiman sehat dirumuskan sebagai suatu

tempat untuk tinggal secara permanen, berfungsi sebagai tempat untuk bermukim,

beristirahat, berekreasi (bersantai) dan sebagai tempat berlindung dari pengaruh

lingkungan yang memenuhi persyaratan fisiologis, psikologis, dan bebas dari berbagai

penularan penyakit. Penjelasannya adalah sebagai berikut:

a. Memenuhi kebutuhan fisiologis, antara lain :

1). Pencahayaan.

a). Pencahayaan alam.

Pencahayaan alam diperoleh dengan masuknya sinar matahari kedalam

ruangan melalui jendela, celah-celah dan bagian-bagian bangunan yang terbuka.

Cahaya matahari sangat berguna selain untuk penerangan juga dapat

mengurangi kelembaban ruang, mengusir nyamuk, membunuh kuman-penyakit

tertentu seperti TBC, influenza, penyakit mata dan lain-lain.

Kebutuhan standar minimum cahaya alam yang memenuhi syarat

kesehatan untuk berbagai keperluan menurut WHO dimana salah satunya adalah

untuk kamar keluarga dan tidur dalam rumah adalah 60 – 120 Lux.

Untuk memperoleh jumlah cahaya matahari pada pagi hari secara optimal

sebaiknya jendela kamar tidur menghadap ketimur. Luas jendela yang baik paling

sedikit mempunyai luas 10 – 20 % dari luas lantai.

b). Pencahayaan buatan.

Pencahayaan buatan yang baik dan memenuhi standar dapat dipengaruhi

oleh :

Cara pemasangan sumber cahaya pada dinding atau langit- langit.

Konstruksi sumber cahaya di dalam ornamen yang dipergunakan.

Luas dan bentuk ruangan.

Penyebaran sinar dari sumber cahaya.

11

2). Ventilasi (penghawaan)

Ventilasi digunakan untuk pergantian udara di dalam ruangan, udara perlu

diganti agar mendapat kesegaran badan selain itu agar kuman-kuman penyebab

penyakit dalam udara, antara lain bakteri dan virus, dapat keluar dari ruangan

sehingga tidak menjadikan sarana penyebaran penyakit.

Orang-orang yang batuk dan bersin – bersin mengeluarkan udara yang penuh

dengan kuman-kuman penyakit (TBC, pneumonia,dll) yang dapat meninfecteer

udara di sekelilingnya. Penyakit-penyakit menular yang penularannya dengan

perantara udara, antara lain : TBC, bronchitis, pneumonia, dll.

Hawa yang segar sangat diperlukan dalam rumah untuk mengganti udara

ruangan yang sudah terpakai. Udara segar diperlukan untuk menjaga temperatur dan

kelembaban udara dalam ruangan. Umumnya temperatur kamar 220C - 300C sudah

cukup segar. Untuk memperoleh kenyamanan udara seperti dimaksud diatas

diperlukan adanya ventilasi yang baik.

Membuat sistem ventilasi harus dipikirkan masak-masak, jangan sampai

orang-orang yang ada di dalam rumah menjadi kedinginan dan sakit. Pembuatan

lubang-lubang ventilasi dan jendela harus serasi dengan luas kamar dan sesuai

dengan iklim ditempat itu.

Di daerah yang berhawa dingin dan banyak angin, jangan membuat lubang-

lubang ventilasi yang lebar. Cukup yang kecil-kecil saja. Tetapi di daerah yang

berhawa panas dan tidak banyak angin, lubang ventilasi dapat dibuat agak lebih

besar.

Ventilasi yang baik dalam ruangan harus mempunyai syarat lainnya,

diantaranya :

a). Luas lubang ventilasi tetap, minimum 5 % dari luas lantai ruangan.

Sedangkan luas lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup)

minimum 5 %. Jumlah keduanya menjadi 10 % kali luas lantai ruangan.

Ukuran luas ini diatur sedemikian rupa sehingga udara yang masuk tidak

terlalu deras dan tidak terlalu sedikit.

12

b). Udara yang masuk harus udara bersih, tidak dicemari oleh asap dari sampah

atau dari pabrik, dari knalpot kendaraan, debu dan lain-lain.

c). Aliran udara diusahakan CROSS VENTILATION dengan menempatkan

lubang hawa berhadapan antara 2 dinding ruangan. Aliran udara ini jangan

sampai terhalang oleh barang-barang besar misalnya almari, dinding sekat

dan lain-lain.

Udara di alam bebas pada umumnya mempunyai komposisi yang terdiri dari

unsur-unsur yang bermanfaat bagi kesehatan dan unsur-unsur yang kurang

bermanfaat bagi kesehatan. Unsur udara bebas pada umumnya terdiri :

a. Nitrogen (zat lemas) 78,8 %.

b. Oksigen (zat asam) 20,7 %.

c. Karbondioksida (Gas asam arang) 0,04 %.

d. Uap air 0,46 %.

e. Ozon (0.3%), Amoniak (NH3), Gas cair (H2) dan lain-lain.

Unsur yang bermanfaat bagi kesehatan manusia yaitu Oksigen (O2).

Kandungan CO2 adalah unsur yang kurang bermanfaat bagi kesehatan. CO2 banyak

terdapat di udara terutama di dalam ruangan yang dipadati oleh sekelompok

manusia. Produksi CO2 terjadi akibat proses pernafasan.

Adapun berbagai sumber penghawaan yaitu penghawaan dari alam dan

penghawaan buatan :

a. Penghawaan alam

Penghawaan alam ini mengandalkan pergerakan udara bebas

(angin dari alam), temperatur udara luar dan kelembabannya. Selain

melalui jendela, pintu dan lubang hawa, maka penghawaan alam pun dapat

diperoleh dari pergerakan udara sebagai hasil sifat poreus dinding ruangan,

atap dan lantai.

Lubang ventilasi sebaiknya diatur agar tidak terlalu rendah,

maksimal 80 cm dari langit – langit. Tinggi jendela yang dapat dibuka

(ditutup) dari lantai minimal 80 cm. jarak dari langt-langit terhadap jendela

minimal 30 cm. Untuk mencegah gangguan binatang sebaiknya dipasang

kasa nyamuk.

13

b. Penghawaan buatan, antara lain :

a). Fan (kipas angin)

Perputaran baling – baling pada kipas dapat menghasilkan pergerakan

udara yang mengarah ke depan. Udara yang digerakkan oleh kipas

angin adalah udara yang ada di dalam ruangan itu sendiri, sehingga

tidak ada pertukaran udara.

b). Exhauster

Baling – baling penyedot udara dari dalam ataupun dari luar ruangan

untuk mengganti udara yang telah terpakai. Pada pemakaian Exhauster

harus diimbangi dengan penempatan lubang ventilasi yang

berseberangan dengan alat tersebut.

b. Memenuhi kebutuhan psikologis, antara lain :

1). Cukup aman, nyaman bagi masing-masing penghuni (Kepadatan hunian)

Kepadatan hunia di dalam rumah dapat menimbulkan efek negatif terhadap

fisik, mental maupun moril bagi penghuninya. kepadatan memudahkan terjadinya

penularan penyakit terutama melalui saluran pernafasan. Ada 2 cara untuk menilai

kepadatan hunian didalam rumah yaitu :

a). Jumlah orang dibanding dengan jumlah kamar tidur.

Tabel 1. Jumlah orang dibanding jumlah kamar tidur :

No Jumlah Kamar Jumlah penghuni

1 Satu 2 orang

2 Dua 3 orang

3 Tiga 5 orang

4 Empat 7 orang

5 Lima atau lebih 10 orang

Sumber : Lubis, P. Perumahan Sehat, 1985.

14

Dengan ketentuan bahwa untuk setiap penambahan satu kamar tidur diatas lima

tersebut diperkenankan menambah penghuni sebanyak 2 orang.

b). Jumlah orang dibanding dengan luas lantai kamar.

Tabel 2. Jumlah orang dibanding jumlah kamar tidur :

No Luas lantai kamar Jumlah penghuni maksimal

1 4,64 m2 0

2 4,64– 6,5 m2 0,5

3 6,5 – 8 m2 1

4 8 – 10 m2 1,5

5 Lebih dari 10 m2 2

Sumber : Lubis, P. Perumahan Sehat, 1985.

Dengan ketentuan anak di bawah umur 1 tahun tidak diperhatikan, umur 1 – 10

tahun dihitung setengah.

Menurut Tupasi, kepadatan hunian di tentukan dengan jumlah kamar tidur di

bagi jumlah penghuni, dinyatakan :

i ). Baik : Bila kepadatan lebih atau sama dengan 0,7

ii ). Cukup : Bila kepadatan antara 0,5 – 0, 7

iii ). Kurang : Bila kepadatan kurang dari 0,5

2). WC dan kamar mandi harus ada dalam suatu rumah.

Suatu rumah harus mempunyai WC dan kamar mandi sendiri dan

terpelihara kebersihannya. Bila tidak mempunyai WC sendiri, maka buang air besar

dilakukan di sembarang tempat (sungai, kebun, empang, dan lain – lain) yang

sebenarnya tidak dibenarkan karena dapat menyebabkan dan memudahkan penyakit-

penyakit tertentu dapat ditularkan melalui pembuangan kotoran yang tidak sehat.

15

c. Mencegah penularan penyakit.

Kebutuhan rumah sebagai tempat tinggal bagi keluarga harus memperhatikan pula

faktor-faktor yang mempengaruhi penularan penyakit bagi penghuninya, antara lain :

1) Bebas dari serangga dan tikus.

Menghindari adanya kehidupan serangga (lalat, tikus dan kecoa), dengan

cara atau usaha kebersihan dan kesehatan lingkungan di dalam dan di luar

rumah.

2) Pembuangan sampah.

Sampah dibedakan menjadi : sampah basah, sampah kering dan sampah

sukar busuk (kaleng, kaca, paku dan lain-lain). Sampah jangan dibuang di

tempat terbuka lebih dari 24 jam karena akan menyebabkan lalat dan tikus

untuk bersarang.

3) Pembuangan tinja.

Usahakan setiap rumah mempunyai jamban sendiri, selalu bersih dan

tidak berbau (konstruksi leher angsa). Jarak cukup jauh dari sumber air dan

letaknya di bagian hilir air tanah. WC harus selalu bersih, mudah dibersihkan,

cukup cahaya dan cukup ventilasi.

16

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Untuk mendapatkan rumah yang sehat dan layak dihuni maka tidak ada salahnya jika kita mencoba menerapkan kriteria dan syarat rumah sehat.

Kriteria rumah sehat yang dikeluarkan oleh APHA (American Public Health Association) yaitu :

1. Harus memenuhi kebutuhan – kebutuhan fisiologis

2. Harus memenuhi kebutuhan – kebutuhan psikologis

3. Harus terhindar dari penyakit menular

4. Harus terhindar dari kecelakaan – kecelakaan

Dan syarat rumah sehat menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 829 / Menkes/SK/VII/1999 yaitu :

Bahan bangunan

Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan zat-zat yang dapat

membahayakan kesehatan, antara lain sebagai berikut :

o Debu total tidak lebih dari 150 ug/m3

o Asbes bebas tidak melebihi 0,5 fiber/m3/4 jam

o Timah hitam tidak melebihi 300 mg/kg

Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya

mikro-organisme patogen

Komponen & penataan ruang rumah

Komponen rumah harus memenuhi persyaratan fisik dan biologis sebagai berikut :

Lantai kedap air dan mudah dibersihkan

Dinding

o Di ruang tidur, ruang keluarga dilengkapi dengan sarana ventilasi

untuk pengaturan sirkulasi udara

o Di kamar mandi dan tempat cuci harus kedap air dan mudah

dibersihkan

Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan

17

Bumbungan rumah yang memiliki tinggi 10 meter atau lebih harus dilengkapi

dengan penangkal petir

Ruang di dalam rumah harus ditata agar berfungsi sebagai ruang tamu, ruang

keluarga, ruang makan, ruang tidur, ruang dapur, ruang mandi, ruang bermain

anak.

Ruang dapur harus dilengkapi dengan sarana pembuangan asap

Pencahayaan

Pencahayaan alam dan/atau buatan yang langsung maupun tidak langsung dapat

menerangi seluruh ruangan minimal intensitas 60 lux dan tidak menyilaukan

Kualitas udara

Kualitas udara di dalam rumah tidak melebihi ketentuan sebagai berikut :

Suhu udara nyaman berkisar 18o sampai dengan 30o Celcius

Kelembapan udara berkisar antara 40% sampai 70%

Konsentrasi gas SO2 tidak melebihi 0,10 ppm/24 jam

Pertukaran udara (“air exchange rate”) 5 kaki kubik per menit per

penghuni

Konsentrasi gas CO tidak melebih 100 ppm/8 jam

Konsentrasi gas formaldehid tidak melebihi 120 mg/m3

Ventilasi

Luas penghawaan atau ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% dari luas lantau

Binatang penular penyakit

Tidak ada tikus bersaran di rumah

Air

Tersedia sarana air bersih dengan kapasitas minimal 60 liter/hari/orang

Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan/atau air

minum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

18

Tersedianya sarana penyimpanan makanan yang aman

Limbah

Limbah cair yang berasal dari rumah tidak mencemari sumber air, tidak

menimbulkan bau dan tidak mencemari permukaan tanag

Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau, pencemaran

terhadap permukaan tanah serta air tanah

Kepadatan hunian rumah tidur

Luas ruang tidur minimal 8 meter dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari 2 orang

tidur dalam satu ruang tidru, kecuali anak di bawah usia 5 tahun

19

DAFTAR PUSTAKA

Budiman Chandra. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta : EGC

Direktorat Jenderal PPM dan PLP Departemen Kesehatan RI dan Indonesia. 2002. Pedoman

Teknis Penilaian Rumah sehat. Jakarta.

Kepmenkes RI No. 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Pernyataan Kesehatan Perumahan.

Lubis Pandapotan.1985. Perumahan Sehat, Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Depkes

RI.Jakarta.

Notoadmojo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta : Rineka

Cipta.

Tim Penggerak PKK Pusat dan Direktorat Jenderal PMD. 1993/1994. Buku Pedoman Rumah

Sehat, Jakarta.

Undang Undang Republik Indonesia No. : 4 Tahun 1992, Tentang Perumahan dan

Pemukiman.

20