bab i hirschprung

4
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang Hirschsprung Disease (HD) adalah kelainan kongenital dimana tidak dijumpai pleksus auerbach dan pleksus meisneri pada kolon. sembilan puluh persen (90%) terletak pada rectosigmoid, akan tetapi dapat mengenai seluruh kolon bahkan seluruh usus (Total Colonic Aganglionois (TCA)). Tidak adanya ganglion sel ini mengakibatkan hambatan pada gerakan peristaltik sehingga terjadi ileus fungsional dan dapat terjadi hipertrofi serta distensi yang berlebihan pada kolon yang lebih proksimal. Pada tahun 1888 Hirschsprung melaporkan dua kasus bayi meninggal dengan perut gembung oleh kolon yang sangat melebar dan penuh massa feses. Penyakit ini disebut megakolon kongenitum dan merupakan kelainan yang tersering dijumpai sebagai penyebab obstruksi usus pada neonatus. Pada penyakit ini pleksus mienterikus tidak ada, sehingga bagian usus yang bersangkutan tidak dapat mengembang. HD terjadi pada satu dari 5000 kelahiran hidup, Insidensi penyakit Hirschsprung di Indonesia tidak diketahui secara pasti, tetapi berkisar 1 diantara 5000 kelahiran hidup. Dengan jumlah penduduk Indonesia 200 juta dan tingkat kelahiran 35 permil, maka diprediksikan setiap tahun akan lahir 1400 bayi dengan penyakit Hirschsprung. Kartono mencatat 20-40 pasien

Upload: verlina-maya-gita

Post on 15-Jan-2016

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

m

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I Hirschprung

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Hirschsprung Disease (HD) adalah kelainan kongenital dimana tidak dijumpai pleksus

auerbach dan pleksus meisneri pada kolon. sembilan puluh persen (90%) terletak pada

rectosigmoid, akan tetapi dapat mengenai seluruh kolon bahkan seluruh usus (Total Colonic

Aganglionois (TCA)). Tidak adanya ganglion sel ini mengakibatkan hambatan pada gerakan

peristaltik sehingga terjadi ileus fungsional dan dapat terjadi hipertrofi serta distensi yang

berlebihan pada kolon yang lebih proksimal.

Pada tahun 1888 Hirschsprung melaporkan dua kasus bayi meninggal dengan perut gembung

oleh kolon yang sangat melebar dan penuh massa feses. Penyakit ini disebut megakolon

kongenitum dan merupakan kelainan yang tersering dijumpai sebagai penyebab obstruksi

usus pada neonatus. Pada penyakit ini pleksus mienterikus tidak ada, sehingga bagian usus

yang bersangkutan tidak dapat mengembang.

HD terjadi pada satu dari 5000 kelahiran hidup, Insidensi penyakit Hirschsprung di Indonesia

tidak diketahui secara pasti, tetapi berkisar 1 diantara 5000 kelahiran hidup. Dengan jumlah

penduduk Indonesia 200 juta dan tingkat kelahiran 35 permil, maka diprediksikan setiap

tahun akan lahir 1400 bayi dengan penyakit Hirschsprung. Kartono mencatat 20-40 pasien

penyakit Hirschprung yang dirujuk setiap tahunnya ke RSUPN Cipto Mangunkusomo

Jakarta.

Mortalitas dari kondisi ini dalam beberapa decade ini dapat dikurangi dengan peningkatan

dalam diagnosis, perawatan intensif neonatus, tekhnik pembedahan dan diagnosis dan

penatalaksanaan HD dengan enterokolitis.

Adanya kebutuhan akan pengetahuan tentang hirschprung disease mi penulis terdorong untuk

menyusun asuhan kebidanan pada Bayi “I” usia 20 hari dengan hirschprung.

2. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa diharapkan mampu melakukan Asuhan Kebidanan pada bayi dengan

hirschprung disease

Page 2: BAB I Hirschprung

2. Tujuan Khusus

Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada bayi dengan hirschprung disease

Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa atau masalah

Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial

Mahasiswa mampu mengidentifikasi kebutuhan segera

Mahasiswa mampu membuat intervensi sesuai dengan masalah dan kebutuhan klien

Mahasiswa mampu mengimplementasikan intervensi yang telah disusun

Mahasiswa mampu melakukan evaluasi setelah intervensi di lakukan.

3. Metode Penulisan

Wawancara

Tanya jawab langsung dengan klien guna mengetahui keluhan-keluhan yang dirasakan

oleh ibu, sehingga dapat memberikan intervensi yang tepat dan benar sesuai dengan

masalah.

Pemeriksaan

Melakukan pemeriksaan umum dan pemeriksaan fisik pada klien

Observasi

Melakukan pemeriksaan atau pengamatan pada klien

Study Pustaka

Membaca buku sumber yang dapat mendukung terlaksananya asuhan kebidanan dan

dapat membandingkan antara teori dan praktek.

4. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan

1.3 Metode Penulisan

1.4 Sistematika Penulisan

Bab II Tinjauan Teori

2.1 Konsep Teori Hirschprung

2.2 Konsep Manejemen Kebidanan Hirschprung

Bab III Tinjauan Kasus

3.1 Pengkajian

Page 3: BAB I Hirschprung

3.1 Identifikasi diagnosis/masalah

3.2 Identifikasi diagnosis/masalah potensial

3.3 Kebutuhan segera

3.4 Intervensi

3.5 Implementasi

3.6 Evaluasi

Bab IV Pembahasan

Bab V Penutup

Daftar pustaka