bab i hirschprung
DESCRIPTION
mTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Hirschsprung Disease (HD) adalah kelainan kongenital dimana tidak dijumpai pleksus
auerbach dan pleksus meisneri pada kolon. sembilan puluh persen (90%) terletak pada
rectosigmoid, akan tetapi dapat mengenai seluruh kolon bahkan seluruh usus (Total Colonic
Aganglionois (TCA)). Tidak adanya ganglion sel ini mengakibatkan hambatan pada gerakan
peristaltik sehingga terjadi ileus fungsional dan dapat terjadi hipertrofi serta distensi yang
berlebihan pada kolon yang lebih proksimal.
Pada tahun 1888 Hirschsprung melaporkan dua kasus bayi meninggal dengan perut gembung
oleh kolon yang sangat melebar dan penuh massa feses. Penyakit ini disebut megakolon
kongenitum dan merupakan kelainan yang tersering dijumpai sebagai penyebab obstruksi
usus pada neonatus. Pada penyakit ini pleksus mienterikus tidak ada, sehingga bagian usus
yang bersangkutan tidak dapat mengembang.
HD terjadi pada satu dari 5000 kelahiran hidup, Insidensi penyakit Hirschsprung di Indonesia
tidak diketahui secara pasti, tetapi berkisar 1 diantara 5000 kelahiran hidup. Dengan jumlah
penduduk Indonesia 200 juta dan tingkat kelahiran 35 permil, maka diprediksikan setiap
tahun akan lahir 1400 bayi dengan penyakit Hirschsprung. Kartono mencatat 20-40 pasien
penyakit Hirschprung yang dirujuk setiap tahunnya ke RSUPN Cipto Mangunkusomo
Jakarta.
Mortalitas dari kondisi ini dalam beberapa decade ini dapat dikurangi dengan peningkatan
dalam diagnosis, perawatan intensif neonatus, tekhnik pembedahan dan diagnosis dan
penatalaksanaan HD dengan enterokolitis.
Adanya kebutuhan akan pengetahuan tentang hirschprung disease mi penulis terdorong untuk
menyusun asuhan kebidanan pada Bayi “I” usia 20 hari dengan hirschprung.
2. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan mampu melakukan Asuhan Kebidanan pada bayi dengan
hirschprung disease
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada bayi dengan hirschprung disease
Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa atau masalah
Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial
Mahasiswa mampu mengidentifikasi kebutuhan segera
Mahasiswa mampu membuat intervensi sesuai dengan masalah dan kebutuhan klien
Mahasiswa mampu mengimplementasikan intervensi yang telah disusun
Mahasiswa mampu melakukan evaluasi setelah intervensi di lakukan.
3. Metode Penulisan
Wawancara
Tanya jawab langsung dengan klien guna mengetahui keluhan-keluhan yang dirasakan
oleh ibu, sehingga dapat memberikan intervensi yang tepat dan benar sesuai dengan
masalah.
Pemeriksaan
Melakukan pemeriksaan umum dan pemeriksaan fisik pada klien
Observasi
Melakukan pemeriksaan atau pengamatan pada klien
Study Pustaka
Membaca buku sumber yang dapat mendukung terlaksananya asuhan kebidanan dan
dapat membandingkan antara teori dan praktek.
4. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Metode Penulisan
1.4 Sistematika Penulisan
Bab II Tinjauan Teori
2.1 Konsep Teori Hirschprung
2.2 Konsep Manejemen Kebidanan Hirschprung
Bab III Tinjauan Kasus
3.1 Pengkajian
3.1 Identifikasi diagnosis/masalah
3.2 Identifikasi diagnosis/masalah potensial
3.3 Kebutuhan segera
3.4 Intervensi
3.5 Implementasi
3.6 Evaluasi
Bab IV Pembahasan
Bab V Penutup
Daftar pustaka