bab i gambaran umum a....
TRANSCRIPT
Rencana Tindak pengendalian Intern RSJD Dr.RM.Soedjarwadi 2018 1
BAB I
GAMBARAN UMUM
A. Pendahuluan
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintahan (SPIP)
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah didasarkan pada Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
dan Peraturan Gubernur Nomor 89 tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Di Lingkungan Pemerintahan
Provinsi Jawa Tengah. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)
diartikan sebagai proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang
dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk
memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui
empat pilar, yaitu:
1. Efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan;
2. Keandalan pelaporan keuangan;
3. Pengamanan aset negara; dan
4. Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
Konsep pengendalian intern tersebut menjadi panduan minimal dalam
merancang pengendalian intern di sektor pemerintahan untuk memberikan
keyakinan yang memadai bagi tercapainya efektivitas dan efisiensi
pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan Provinsi Jawa Tengah,
keandalan pelaporan keuangan, pengamanan asset daerah, dan ketaatan
terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan.
Sistem Pengendalian Intern Pemerintahan (SPIP) wajib diterapkan dalam
upaya pengendalian penyelenggaraan pemerintah daerah guna tercapainya
pengelolaan keuangan daerah yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel
di lingkup Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Rencana Tindak pengendalian Intern RSJD Dr.RM.Soedjarwadi 2018 2
1. Latar Belakang
RSJD Dr.RM.Soedjarwadi merupakan Organisasi Perangkat Daerah
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa
Tengah Nomor 98 Tahun 2008 tanggal 31 Juli 2008 mempunyai susunan
organisasi tata kerja sebagai berikut :
a. Direktur
b. Kepala Tata Usaha.
c. Kepala Seksi Pelayanan Medis dan Nonmedis.
d. Kepala Seksi Penunjang Medis dan Nonmedis
e. Kepala Seksi Keperawatan
f. Kelompok Jabatan Fungsional, terdiri dari sejumlah jabatan
fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai rumpun
jabatan fungsionalnya.
2. Tugas Pokok dan Fungsi
RSJD Dr. RM. Soedjarwadi mempunyai tugas pokok menyelenggarakan
Pelayanan Kesehatan dengan upaya penyembuhan, pemulihan,
peningkatan, pencegahan, pelayanan rujukan, dan menyelenggarakan
pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan serta
pengabdian masyarakat.
Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud RSJD Dr.
RM. Soedjarwadi mempunyai fungsi:
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang Pelayanan Kesehatan jiwa;
b. Pelayanan penunjang dalam penyelenggaraan pemerintahan
daerah di bidang Pelayanan Kesehatan jiwa;
c. Penyusunan rencana dan program, monitoring, evaluasi dan
pelaporan di bidang Pelayanan Kesehatan jiwa;
d. Pelayanan medis jiwa;
e. Pelayanan penunjang medis dan non medis;
f. Pelayanan keperawatan;
Rencana Tindak pengendalian Intern RSJD Dr.RM.Soedjarwadi 2018 3
g. Pelayanan rujukan;
h. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan ;
i. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan serta pengabdian
masyarakat;
j. Pengelolaan keuangan dan akuntansi;
k. Pengelolaan urusan kepegawaian, hukum, hubungan masyarakat,
organisasi dan tatalaksana, serta rumah tangga, perlengkapan dan
umum.
3. Visi dan Misi
Visi RSJD Dr. RM. Soedjarwadi tahun 2014 sampai dengan 2018
adalah “Menjadi Rumah Sakit Jiwa Pilihan Pertama Masyarakat
dengan Layanan Lengkap, Bermutu Tinggi dengan Ilmu Terkini”.
Visi tersebut ditetapkan untuk mendukung misi Gubernur terpilih
yaitu mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan Provinsi Jawa
Tengah yang bersih, jujur dan transparan, “ mboten korupsi – mboten
ngapusi ”sesuai dengan bidang Tugas Pokok Fungsi rumah sakit di
bidang pelayanan kesehatan.
Untuk mencapai visi tersebut maka ditetapkan misi RSJD Dr. RM.
Soedjarwadi sebagai berikut :
1) Memberikan pelayanan kesehatan jiwa yang terbaik bagi semua
lapisan masyarakat
2) Meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM secara
berkesinambungan
3) Menjamin layanan kesehatan yang selalu terakreditasi dan
tersertifikasi
4) Mewujudkan penataan rumah sakit jiwa modern yang tertata
dan konsisten dengan masterplan
5) Melaksanakan pendidikan, pelatihan, dan penelitian di bidang
kesehatan jiwa.
Rencana Tindak pengendalian Intern RSJD Dr.RM.Soedjarwadi 2018 4
4. Tujuan
Yang menjadi tujuan dari RSJD Dr. RM. Soedjarwadi adalah :
1) Terwujudnya peningkatan kesadaran masyarakat akan
pentingnya kesehatan jiwa
2) Terwujudnya peningkatan kuantitas & kualitas SDM secara
berkesinambungan
3) Terselenggaranya layanan yang sesuai standar nasional maupun
internasional
4) Terwujudnya gedung/ bangunan rumah sakit yang terpadu dan
berkelanjutan
5) Terwujudnya peningkatan kualitas dan kuantitas fasilitas sarana
dan prasarana pelayanan kesehatan
6) Terciptanya suasana pelayanan rumah sakit yang aman, nyaman,
ramah, efisien dan efektif
7) Tersedianya lahan belajar yang bermutu, terbaik bagi institusi
pendidikan
8) Terwujudnya peningkatan kelas rumah sakit A Pendidikan
5. Sasaran
Yang menjadi sasaran dari RSJD Dr. RM. Soedjarwadi adalah :
1) Terpenuhinya pelayan kesehatan jiwa yang bermutu sesuai
pelayanan minimal ( SPM )
2) Terlaksananya kegiatan pendidikan kesehatan masyaraklat &
kerjasama lintas sektor
3) Pemenuhan jumlah ketenagaan sesuai kebutuhan pelayanan RS
4) Meningkatkan ketersediaan SDM rumah sakit yang sesuai
kompetensinya
5) Terciptanya SPM rumah sakit dengan pelaksanaan akreditasi
KARS versi terbaru
6) Tercapainya kepuasan pelanggan
Rencana Tindak pengendalian Intern RSJD Dr.RM.Soedjarwadi 2018 5
7) Terlaksananya surveilance audit SMM ISO 9001: 2015, dan SML
14001: 2015
8) Tertatanya gedung pelayanan kesehatan yang sesuai standar
9) Tersedianya peralatan Kedokteran yang lengkap dibutuhkan
masyarakat
10) Terwujudnya pelayanan yang berfokus pada keselamatan pasien
11) Terpenuhinya mutu pendidikan bagi pelajar/ mahasiswa dari
institusi pendidikan
12) Terwujudnya rumah sakit jiwa pendidikan
5. Dasar Hukum Penyelenggaraan SPIP
Dasar penyusunan Rencana Tindak Pengendalian Intern adalah:
a. Undang-Undang nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara
b. Peraturan Pemerintah RI, Nomor 60 Tahun 2008, tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah.
c. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 89 Tahun 2010 Tentang
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Di
Lingkungan Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah.
d. Keputusan Direktur RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Nomor 700 / 027
Tahun 2018 , tentang Pembentukan Tim Satuan Tugas Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) RSJD Dr. RM. Soedjarwadi
Provinsi Jawa Tengah.
6. Tujuan dan Maksud Penyusunan Rencana Tindak Pengendalian
Intern;
a. Tujuan
Rencana Tindak Pengendalian (RTP) bertujuan untuk
memberikan arah yang jelas dalam rencana tindak pengendalian
atas pelaksanaan tugas pokok RSJD Dr. RM. Soedjarwadi sehingga
diharapkan dapat memperoleh keyakinan memadai bahwa tujuan
Rencana Tindak pengendalian Intern RSJD Dr.RM.Soedjarwadi 2018 6
RSJD Dr. RM. Soedjarwadi yang telah ditetapkan dapat tercapai
melalui kegiatan yang efektif dan efisien.
b. Maksud
Rencana tindak pengendalian RSJD Dr. RM. Soedjarwadi
dimaksudkan untuk memberikan acuan bagi pimpinan dan para
pegawai di lingkungan RSJD Dr. RM. Soedjarwadi dalam rangka
membangun pengendalian yang diperlukan untuk mencegah
kegagalan/ penyimpangan dan/atau mempercepat keberhasilan
pencapaian tujuan RSJD Dr. RM. Soedjarwadi
7. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Rencana Tindak pengendalian di RSJD
Dr.RM.Soedjarwadi adalah :
a. Direksi
b. Jabatan Struktural
c. Jabatan Fungsional
d. Seluruh tingkatan manajemen fungsional di RS;dan
e. Pegawai.
8. Manfaat
Manfaat Rencana Tindak Pengendalian diarahkan untuk menjadi
landasan/ dasar dalam hal:
a. Pengembangan SPIP secara menyeluruh di RSJD Dr. RM.
Soedjarwadi
b. Perencanaan dan penganggaran penyelenggaraan SPIP di RSJD Dr.
RM. Soedjarwadi.
c. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan SPIP.
d. Pendokumentasian, pemantauan, dan pengukuran
perkembangan/progres penyelenggaraan SPIP.
A. Sekilas tentang SPIP
1. Pengertian
Rencana Tindak pengendalian Intern RSJD Dr.RM.Soedjarwadi 2018 7
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), sebagaimana yang
ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008,
merupakan salah satu kebijakan pemerintah di bidang pengelolaan
keuangan negara yang dimaksudkan untuk menjadi standar
pengendalian intern atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan,
sehingga pengelolaan keuangan negara menjadi efektif, efisien,
transparan, dan akuntabel.
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) merupakan konsep
pengendalian yang dirancang untuk dapat diimplementasikan secara
integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus
menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan
keyakinan mamadai bagi tercapainya efektivitas dan efisiensi
pencapaian tujuan, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan
aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
Definisi SPI dan SPIP di atas dipahami oleh RSJD Dr. RM. Soedjarwadi
sebagai suatu mekanisme pengendalian yang ditetapkan oleh
pimpinan dan seluruh pegawai serta diintegrasikan dengan proses
kegiatan sehari‐hari dan dilaksanakan secara berkesinambungan
guna mencapai tujuan organisasi. Pencapaian tujuan organisasi
tersebut harus dapat diraih dengan cara menjaga dan mengamankan
aset negara/ daerah yang diamanatkan kepada RSJD Dr. RM.
Soedjarwadi menjamin tersedianya laporan manajerial yang handal,
mentaati ketentuan yang berlaku, mengurangi dampak negatif
keuangan/ kerugian, penyimpangan termasuk kecurangan/ fraud,
dan pelanggaran aspek kehati‐hatian, serta meningkatkan efektivitas
organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya.
2. Tujuan SPIP
Penyelenggaraan SPIP bertujuan untuk memberikan keyakinan
memadai atas tercapainya tujuan organisasi. Pemberian keyakinan
tersebut dicapai melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan
Rencana Tindak pengendalian Intern RSJD Dr.RM.Soedjarwadi 2018 8
pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan
terhadap peraturan perundang‐undangan.
3. Unsur-Unsur SPIP
Penyelenggaraan SPIP meliputi unsur‐unsur sistem pengendalian
intern sebagai berikut yaitu:
1) Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian adalah kondisi yang dibangun dan
diciptakan dalam suatu organisasi yang memengaruhi efektivitas
pengendalian intern. Oleh karena itu, setiap organisasi wajib
menciptakan kondisi lingkungan pengendalian yang kondusif
agar sistem pengendalian intern dapat terimplementasi secara
efektif.
Untuk mencapai kualitas lingkungan pengendalian yang dapat
mendorong tercapainya pengendilan intern yang efektif, perlu
dikembangkan lingkungan pengendalian yang akan
menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk penerapan
sistem pengendalian intern, yaitu:
a. Penegakan integritas dan nilai etika.
b. Komitmen terhadap kompetensi.
c. Kepemimpinan yang kondusif.
d. Pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan
kebutuhan.
e. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat.
f. Penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang
pembinaan sumber daya manusia.
g. Perwujudan peran aparat pengawas intern pemerintah yang
efektif.
h. Hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah
terkait.
2) Penilaian risiko
Rencana Tindak pengendalian Intern RSJD Dr.RM.Soedjarwadi 2018 9
Penilaian risiko adalah kegiatan penilaian terhadap
kemungkinan kejadian yang mengancam pencapaian tujuan dan
sasaran organisasi.
Kegiatan penilain risiko dilaksanakan melalui aktivitas
identifikasi risiko dengan menggunakan metodologi dan
mekanisme yang memadai untuk mengenali risiko organisasi
serta analisis risiko untuk menentukan pengaruh risiko yang
telah teridentifikasi terhadap pencapaian tujuan organisasi.
Penilaian risiko merupakan bagian yang integral dan terpadu
dari proses pengelolaan risiko (yang meliputi identifikasi dan
analisis risiko) serta sistem pengendalian intern, dengan tujuan
untuk:
a. Mengidentifikasi dan menguraikan seluruh risiko potensial,
baik yang disebabkan faktor internal maupun disebabkan
faktor eksternal.
b. Memeringkat risiko teridentifikasi berdasarkan level
keutamaan prioritas perhatian dan penanganannya agar
dapat dikelola secara efektif.
Pelaksanaan proses penilaian risiko dilakukan dalam tiga tahap
kegiatan, yang terdiri atas:
a. Penetapan tujuan organisasi, sebagai target terukur yang
mengarahkan organisasi dalam menjalankan ativitasnya.
Pernyataan tujuan harus bersifat spesifik, terukur, dapat
dicapai, realistis, dan terikat waktu.
b. Identifikasi risiko untuk menghasilkan suatu gambaran
peristiwa yang berpotensi mengganggu pencapaian tujuan
aktivitas organisasi. Dalam pelaksanaan proses identifikasi
risiko, perlu diperhatikan faktor-faktor yang menjadi
penyebab terjadinya peristiwa risiko.
Rencana Tindak pengendalian Intern RSJD Dr.RM.Soedjarwadi 2018 10
c. Analisis risiko untuk mengestimasi besaran kemungkinan
munculnya peristiwa risiko dan dampak yang ditimbulkan
terhadap upaya pencapaian tujuan organisasi apabila
peristiwa risiko tersebut benar-benar terjadi, serta
menetapkan level atau status risiko sebagai kombinasi
hubungan antara kemungkinan dan dampak risiko.
3) Kegiatan Pengendalian
Kegiatan pengendalian adalah tindakan yang yang dipandang
tepat untuk dilakukan dalam rangka mengatasi risiko. Dalam
pelaksanaan kegiatan pengendalian, juga ditetapan dan
dilaksanaan kebijakan serta prosedur, guna memastikan bahwa
tindakan yang dilakukan untuk mengatasi risiko telah bekerja
secara efektif.Kegiatan pengendalian yang perlu dilaksanakan
organisasi ditentukan berdasarkan hasil penilaian risiko dengan
mempertimbangkan kecukupan pengendalian existing.
Kegiatan untuk mengendalikan risiko dikelompokan dalam dua
kategori, yaitu prevention dan mitigation. Pengendalian yang
bersifat prevention merupakan kegiatan pengendalian yang
dibangun untuk mengurangi kemungkinan terjadinya peristiwa
risiko.Sedangkan pengendalian yang bersifat mitigation
merupakan kegiatan pengendalian yang dibangun untuk
mengurangi dampak yang ditimbulkan apabila terjadi suatu
peristiwa risiko.
Penyelenggaraan kegiatan pengendalian lebih diutamakan pada
kegiatan pokok organisasi dan relevan dengan hasil kegiatan
penilaian risiko, sehingga pelaksanaan kegiatan pengendalian
mampu membantu memberikan keyakinan memadai bahwa
tujuan organisasi dapat dicapai.
4) Informasi dan Komunikasi
Rencana Tindak pengendalian Intern RSJD Dr.RM.Soedjarwadi 2018 11
Informasi adalah data yang telah diolah dan dijadikan dasar
pengambilan keputusan dalam rangka penyelenggaraan tugas
dan fungsi organisasi. Pimpinan organisasi dan seluruh jajaran
manajemen harus mendapatkan informasi yang relevan dan
dapat diandalkan, yang diperoleh melalui proses identifikasi dan
distribusi dalam bentuk dan waktu yang tepat, agar mereka
dapat melaksanakan tugas dan fungsi secara efisien dan efektif.
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi dengan
menggunakan media tertentu, baik langsung maupun tidak
langsung, untuk mendapatkan umpan balik yang konstruktif.
Dalam rangka penyelenggaraan SPIP, informasi dan komunikasi
yang perlu dikelola adalah informasi dan komunikasi yang dapat
mengintegrasikan pelaksanaan komponen-komponen SPIP
secara efektif, terutama yang terkait langsung dengan
pencapaian tujuan organisasi serta berhubungan dengan
pengelolaan risiko dan pelaksanaan aktivitas pengendalian.
5) Pemantauan Pengendalian Intern
Pemantauan pengendalian intern adalah proses penilaian atas
mutu kinerja sistem pengendalian intern. Pelaksanaan
pemantauan pengendalian intern dimaksudkan untuk
memastikan bahwa sistem pengendalian intern sudah bekerja
sesuai yang diharapkan dan perbaikan-perbaikan yang
diperlukan telah dilaksanakan sesuai dengan perkembangan
kondisi internal dan eksternal organisasi.
Pemantauan pengendalian intern mencakup kegiatan penilaian
atas desain dan pelaksanaan pengendalian intern, serta
menghasilkan usulan tindakan perbaikan terhadap kualitas
sistem pengendalian intern, yang dilaksanakan melalui tiga jenis
kerangka pemantauan, yaitu Pemantauan Berkelanjutan,
Evaluasi Terpisah, dan Pelaksanaan Tindak Lanjut Hasil Audit.
Rencana Tindak pengendalian Intern RSJD Dr.RM.Soedjarwadi 2018 12
Untuk terwujudnya penyelenggaraan SPIP yang efektif, maka
seluruh unsur SPIP tersebut harus diterapkan secara terintegrasi
dengan aktivitas organisasi, agar mampu mencegah timbulnya
kegagalan dan ketidakefisienan dalam pencapaian tujuan
organisasi.
6. Pernyataan Tanggung Jawab (Statement of Responsibilities)
Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 2006 mengamanatkan
Menteri / Pimpinan Lembaga/ Gubernur/ Bupati/ Walikota/
Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk memberikan
pernyataan bahwa pengelolaan APBN telah diselenggarakan
berdasarkan Sistem Pengendalian Intern yang memadai dan
akuntansi keuangan telah diselenggarakan sesuai dengan
Standar Akuntansi Pemerintah (SAP). Pernyataan ini dibuat
setiap tahun bersamaan dengan penyusunan laporan keuangan.
Pernyataan sebagaimana dikehendaki peraturan tersebut
membawa konsekuensi perlunya dukungan fakta bahwa sistem
pengendalian intern memang sudah diselenggarakan secara
memadai.Untuk meyakini keandalan sistem pengendalian intern
yang ada, RSJDDr. RM. Soedjarwadi memandang perlu
menjalankan siklus penyelenggaraan SPIP setiap tahun, mulai
dari identifikasi sasaran/tujuan sampai dengan pemantauan
penyelenggaraan pengendalian, serta melakukan evaluasi atas
efektifitas penyelenggaraan SPIP tersebut.
Rencana Tindak pengendalian Intern RSJD Dr.RM.Soedjarwadi 2018 13
BAB II
URAIAN RENCANA TINDAK PENGENDALIAN
A. Penerapan SPIP di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi
Pengendalian Intern Pemerintahan di rumah sakit sudah mulai
dilaksanakan sejak tahun 2014. Di tahun 2018 ini untuk
meningkatkan kinerja dibentuklah Tim Satuan Tugas Sistem
Pengendalian Intern yang baru dengan Surat Keputusan Direktur
Nomor 700/027 tahun 2018 dengan tugas:
1. Menyusun Dokumen Rencana Tindaka Pengendalian (RTP) tahun
2018;
2. Melaksanakan kegiatan SPIP di RSJD Dr.RM.Soedjarwadi antara
lain:
a. Penguatan pengendalian
b. Menyusun peta resiko
c. Melaksanakan penilaian resiko
d. Melaksanakan proses informasi dan komunikasi antara staf
dan stakeholder.
e. Melaksanakan evaluasi implementasi penilaian dan
pengendalian resiko
3. Mengoptimalkan pengawasan secara berjenjang terhadap ASN
untuk mencegah terjadinya pungutan liar dan tindakan yang
menciderai integritas ASN RSJD Dr.RM.Sooedjarwadi
4. Bertanggung-jawab terhadap setiap hasil pengawasan dan
pengendalian Tim Satuan Tugas SPIP dan melaporkan kepada
Direktur.
Sebagai langkah awal pengembangan pengendalian intern, Satuan Tugas
Penyelenggaraan SPIP telah melakukan kegiatan Focus Group Discussion
(FGD) tentang pelaksanaan penyelenggaraan SPIP di lingkungan RSJD Dr.
RM. Soedjarwadi , melalui kegiatan evaluasi atas efektivitas pengendalian
intern yang telah ada dan menemukan celah atau kekurangan
Rencana Tindak pengendalian Intern RSJD Dr.RM.Soedjarwadi 2018 14
pengendalian yang ada/terpasang serta merancang rencana tindak
perbaikan pengendalian intern yang lebih baik. Dalam kegiatan Focus
Group Discussion (FGD) tersebut antara lain dibahas materi tentang:
1) Identifikasi Resiko berdasarkan 8 area lingkungan pengendalian
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dengan pendekatan
Controling Self Assesment.
2) Metodologi penilaian kondisi lingkungan pengendalian dan teknis
penyusunan rencana penguatan lingkungan pengendalian dengan
pendekatan Control Environment Evaluation.
3) Proses penilaian risiko yang diarahkan untuk mendapatkan gambaran
tentang profil risiko dan aktivitas yang diperlukan untuk
mengendalikan risiko pada kegiatan utama RSJD Dr. RM. Soedjarwadi .
Hasil kegiatan Focus Group Discussion(FGD) tersebut selanjutnya
dijadikan sebagai landasan awal untuk melakukan upaya perbaikan
penyelenggaraan pengendalian intern di RSJD.Dr.RM.Soedjarwadi.
Rencana Tindak Pengendalian Intern ini merupakan action plan untuk
menindaklanjuti hasil kegiatan Focus Group Discussion (FGD), yang terdiri
atas dua paket rencana aksi, yaitu:
a. Rencana kegiatan peningkatan kualitas lingkungan pengendalian.
b. Rencana kegiatan penanganan risiko yang relevan dengan kegiatan
utama organisasi.
Kegiatan pengendalian intern di RSJD Dr.RM.Soedjarwadi Provinsi Jawa
Tengah di awal tahun 2018 ini telah dilakukan koordinasi melalui rapat
rutin, fokus grup diskusi dalam pembahasan :
1. Evaluasi keberhasilan pengendalian resiko tahun 2017.
2. Penilaian kondisi lingkungan pengendalian di semua unit biologis
RSJD Dr.RM.Sooedjarwadi melalui self assesment .
3. Penyusunan register resiko RSJD Dr.RM.Soedjarwadi
Rencana Tindak pengendalian Intern RSJD Dr.RM.Soedjarwadi 2018 15
4. Validasi Hasil survey Control Environment Evaluation (CEE)
setelah self Assesment
B. Penciptaan Lingkungan Pengendalian Yang Diharapkan
1. Tujuan Penciptaan Lingkungan Pengendalian yang Baik
Unsur lingkungan pengendalian merupakan fondasi dari unsur‐unsur
pengendalian intern lainnya sehingga unsur lingkungan pengendalian
memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap efektivitas
pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP).
Lingkungan pengendalian yang baik / buruk menentukan
keberhasilan / kegagalan penerapan unsur SPIP lainnya. Oleh karena
itu, secara umum pembangunan lingkungan pengendalian bertujuan
untuk menciptakan “atmosfir” yang kondusif yang mendorong
terimplementasinya sistem pengendalian intern secara efektif di
lingkungan RSJD Dr. RM. Soedjarwadi . Secara khusus, pembangunan
lingkungan pengendalian di lingkungan RSJD Dr. RM. Soedjarwadi
bertujuan untuk:
1. Tegaknya integritas dan nilai‐nilai etika;
2. Terciptanya komitmen terhadap kompetensi;
3. Terciptanya kepemimpinan yang kondusif;
4. Terwujudnya struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan;
5. Terwujudnya pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang
tepat;
6. Terwujudnya kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber
daya manusia;
7. Terwujudnya aparat pengawasan intern pemerintah yang berperan
efektif; dan
8. Terwujudnya hubungan kerja yang baik antar unit kerja terkait.
2. Kondisi Lingkungan Pengendalian Saat Ini
Berdasarkan hasil penilaian terhadap lingkungan pengendalian di
lingkungan RSJD Dr. RM. Soedjarwadi , diperoleh gambaran sebagai
berikut:
No Sub Unsur Kondisi
Rencana Tindak pengendalian Intern RSJD Dr.RM.Soedjarwadi 2018 16
1 Penegakan Integritas dan Nilai Etika Cukup Memadai
2 Komitmen terhadap Kompetensi Cukup Memadai
3 Kepemimpinan yang Kondusif Cukup Memadai
4 Struktur Organisasi yang Sesuai dengan
Kebutuhan
Cukup Memadai
5 Pendelegasian Wewenang dan Tanggung
Jawab yang Tepat
Cukup Memadai
6 Kebijakan Pengembangan SDM Cukup Memadai
7 Pengawasan Internal yang Efektif Cukup Memadai
8 Hubungan Kerja yang Baik dengan Instansi
Pemerintah
Cukup Memadai
3. Rencana Penguatan Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian yang kondusif merupakan unsur paling
penting dalam penerapan pengendalian intern. RSJD Dr. RM.
Soedjarwadi menginginkan terciptanya Lingkungan Pengendalian
yang kondusif, sehingga mampu mendorong terciptanya perilaku dan
tindakan yang lebih efisen dan efektif dari seluruh pegawai dalam
melaksanakan tugasdan fungsinya. Peningkatan kualitas perilaku dan
tindakan tersebut diharapkan menjadi modal utama untuk
menghasilkan aktivitas pengendalian yang handal guna mencapai
tujuan organisasi.
Hasil evaluasi atas kondisi lingkungan pengendalian dengan
pendekatan Control Environment Evaluation, menunjukan masih
adanya kelemahan lingkungan pengendalian yang perlu segera
diperbaiki, yaitu:
a. Penegakan Integritas dan Nilai Etika
1) Telah ada aturan perilaku
Rencana Tindak pengendalian Intern RSJD Dr.RM.Soedjarwadi 2018 17
Aturan perilaku dibuat dan didistribusikan dalam bentuk buku
saku maupun kebijakan di tiap unit. Kebijakan diatur dalam
Peraturan Direktur sehingga mengikat dalam aturan
berperilaku keseharian seluruh staf.
2) Dalam sosialisasi aturan perilaku belum dijelaskan
tentang bagaimana prakteknya dalam kehidupan sehari-
hari.
Dalam sosialisasi aturan perilaku perlu dijelaskan tentang
bagaimana prakteknya dalam kehidupan sehari- hari secara
mendetail oleh Tim Etik dan Hukum RS baik dalam apel, rapat
maupun pertemuan – pertemuan sehingga seluruh pegawai
bisa memahami secara praktek implementasi aturan perilaku
dalam keseharian.
3) Kebijakan mengenai aturan perilaku setiap tahun sudah
diinformasikan kepada pihak ketiga
Kebijakan mengenai aturan perilaku harus diinformasikan
kepada pihak ketiga (masyarakat, rekanan dan instansi
lainnya) agar bisa ikut mengontrol dan mengawasi perilaku
pegawai. Penyampaian informasi bisa secara langsung, melalui
website, papan pengumuman dan media lainnya.
4) Media organisasi (majalah/ buletin internal, papan
pengumuman, situs resmi dan lain-lain) belum secara
efektif menginformasikan pelaksanaan aturan perilaku
Pelaksanaan aturan perilaku perlu diinformasikan secara
konkrit dan praktis melalui buletin internal, papan
pengumuman dan situs resmi.
5) Aturan perilaku belum seluruhnya dibaca dan dipahami
oleh pegawai
Dibuatkan buku tentang aturan perilaku dan dibuat kebijakan
untuk pemberlakuannya Rumah Sakit. Buku di distribusikan ke
setiap unit dan dimasukkan agenda pembacaan serta
pembahasannya Preconference di pagi hari saat sebelum
melaksanakan Tugas Di Unit masing-masing setelah Apel Pagi.
Rencana Tindak pengendalian Intern RSJD Dr.RM.Soedjarwadi 2018 18
6) Pimpinan sudah memantau apakah seluruh pegawai telah
mengikuti sosialisasi aturan perilaku
Pimpinan berjenjang mulai dari Direktur, Kasub Bag, Kasie ikut
menyisipkan pertanyaan-pertanyaan tentang aturan perilaku
pada saat dilaksanakan Ronde Manajemen di unit pelaksana.
Saat Supervisi dan Site Visit Manajemen sampai tingkat Kepala
Ruang harus ikut memantau dan memasukkan pemantauannya
dalam bentuk log Book.
7) Pimpinan instansi sudah mendapat sebagian informasi
atas pelaksanaan aturan perilaku
Setiap Kepala unit Pelaksana di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi
sudah mendapatkan sosialisasi dan informasi tentang aturan
perilaku. Penilaian berjenjang dilakukan mulai dari kepala
Ruang, Kepala Instalasi, Kasie/Kasub Bag dan laporan rutin
tiap akhir tahun. Penilaian dilakukan secara terus menerus
tetapi laporan tahunan dan laporan bersifat insidentil bagi
yang memerlukan perhatian khusus. Untuk itu paling tidak
pimpinan instansi bisa mendapatkan informasi atas kepatuhan
pelaksanaan aturan perilaku.
8) Investigasi atas Pelanggaran Aturan Perilaku
dilaksanakan Oleh Tim Etik yang Kompeten dan
Independen
RSJD Dr.RM. Soedjarwadi telah membentuk Tim Etik dan
Hukum yang mana salah satu tugasnya adalah melakukan
investigasi atas pelanggaran aturan perilaku, Tim Etik dan
Hukum terdiri dari unsur manajemen, unsur hukum dan unsur
profesi di rumah sakit, sehingga diharapkan akan mampu
menjalankan fungsinya secara Independen dan profesional.
b. Struktur Organisasi yang Sesuai dengan Kebutuhan
1) Struktur organisasi yang di ajukan ke Kemenpan melalui
SETDA Provinsi Jawa Tengah belum sesuai dengan
kompleksitas dan sifat kegiatan di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi
sebagai Rumah Sakit Khusus kelas A. Dimana SOTK masih
dibawah satu tingkat dengan hanya 5 pejabat Struktural.
Sehingga struktur yang ada sangat padat fungsi dengan
Rencana Tindak pengendalian Intern RSJD Dr.RM.Soedjarwadi 2018 19
personil yang sangat terbatas sehingga peran Fungsional
Khusus tidak hanya sebagai profesional Pemberi Layanan saja
tetapi ikut berperan dalam kegiatan kemanajemenan. sehingga
SOTK yang sesuai dengan Kelas Rumah Sakit sangat
dibutuhkan oleh di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi untuk
mengimbangi perkembangan layanan dan menjamin mutu
serta keselamatan pasien..
2) Struktur organisasi yang ada masih belum mempermudah
penyampaian informasi resiko ke setiap bagian.
SOTK yang masih berada satu tingkat dibawahnya ini
memungkinkan Rumah Sakit memberdayakan Unit Biologis
sebagai Unit Pelaksana agar mempermudah penyampaian dan
Feed back informasi Risiko per bagian.
Maka dibentuklah beberapa Komite selain Komite Medik dan
Komite Keperawatan untuk meningkatkan mutu pelayanan dan
keselamatan pasien, antara lain :
a. Komite Mutu
b. Keselamatan Pasien Rumah Sakit
c. Komite K3
d. Komite Etik dan Hukum
e. Komite PPI
Organisasi pelaksana di rumah sakit dibentuklah unit biologis
dalam bentuk Instalasi dengan jumlah 21 Instalasi.
c. Perwujudan Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah
yang Efektif
1) Satgas SPIP mulai melakukan review atas efesiensi/ efektifitas
kegiatan secara periodik, mulai melakukan review atas
efesiensi/ efektifitas setiap kegiatan yang ada di Rumah Sakit,
dimulai dari kegiatan Identifikasi Risiko melalui self Assesment
berjenjang kemudian dilakukan monitoring dan evaluasi
keberhasilan pengendalian Lingkungan di unit masing-masing.
oleh karena itu satgas SPIP perlu mendokumentasikan proses
Rencana Tindak pengendalian Intern RSJD Dr.RM.Soedjarwadi 2018 20
pengendalian lingkungan di tahun 2017 dan identifikasi risiko
di tahun 2018 dan dituangkan dalam dokumen RTP 2018.
2) Satgas SPIP dapat memberikan peringatan dini kepada
pimpinan dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi
instansi pemerintah.
Satgas SPIP melalui pelaksanaan RTP harus bisa memberikan
peringatan dini kepada pimpinan dalam penyelenggaraan
tugas dan fungsi instansi pemerintah. Didalam RTP sudah
ditetapkan target pengelolaan lingkungan pengendalian dan
resiko sehingga ketika lingkungan pengendalian terganggu dan
resiko tidak bisa diantisipasi akan menimbulkan gangguan
terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi, sebelum
hal itu terjadi satgas SPIP harus bisa memberikan peringatan
dini kepada pimpinan.
3) Satgas SPIP berperan dalam fasilitasi penyelenggaraan
SPIP di instansi
Ditahun 2018 dengan struktur Satgas SPIP yang baru
memungkinkan jadi fasilitasi penyelenggaran SPIP di RSJD Dr.
RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah. Satgas SPIP mampu
memantau, mengawasi, dan memfasilitasi penyelengaraan SPIP
di di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah. Satgas
SPIP akan mampu mengawasi, memberikan support kepada
unit dan merekomendasikan tindakan-tindakan pengendalian
yang perlu dilakukan kepada pimpinan/ direkthingga
diharapkan berperan maksimal dalam fasilititas
penyelenggaraan SPIP instansi.
4) Satgas SPIP melaksanakan pengawasan berbasis Resiko
Dengan mulai didokumentasikan RTP di RSJD Dr. RM.
Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah sejak tahun 2015 Satgas
SPIP sudah melaksanakan pengawasan berbasis resiko. Resiko-
resiko yang menghambat tercapainya tujuan RS mulai
diidentifikasi, dianalisa, dilakukan sharing dan dikendalikan
melalui tindakan-tindakan pengendalian yang dilakukan sesuai
bagiannya masing-masing dan dimonitor oleh satgas SPIP.
5) Satgas SPIP Belum Melakukan Evaluasi Atas Efektifitas
SPIP Secara Periodik
Rencana Tindak pengendalian Intern RSJD Dr.RM.Soedjarwadi 2018 21
Dengan diselesaikannya penyusunan RTP di RSJD Dr. RM.
Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah sehingga kondisi lingkungan
pengendalian dan resiko-resiko yang bisa menganggu
tercapainya tujuan organisasi sudah bisa terpetakan dengan
baik, dan tindakan-tindakan pengendalian juga sudah
dirumuskan untuk mengatasi resiko-resiko yang akan terjadi,
maka diharapkan SPIP (Sistem Pengendalian Intern
Pemerintahan) bisa bejalan dengan baik pula seiring waktu.
Satgas SPIP harus senantiasa melakukan evaluasi efektifitas
SPIP secara periodik. Sehingga satgas SPIP mampu meyakinkan
bahwa SPIP di di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa
Tengah bisa berjalan dengan baik, dan tujuan organisasi
tercapai.
6) Satgas SPIP belum melakukan pengujian keuangan secara
periodik
Perlu dibuat jadwal untuk pelaksanaan reviev keuangan secara
periodik oleh Satgas SPIP. Jadwal Reviev melekat dan
menyesuaikan dengan setiap pelaksanaan kegiatan yang
berhubungan dengan bidang keuangan.
7) Satgas SPIP belum melakukan evaluasi pelaksanaan
pengendalian internal secara periodik
Dengan terpetakan risiko di masing-masing unit dan
pengelolaannya terintegrasikan dengan kegiatan yang
menjadi Tupoksi staf dan unit masing-masing diharapkan
evaluasi keberhasilan pengelolaan risiko di unit berbasis bukti
dan data sehingga akan lahirlah inovasi-inovasi pelayanan
yang akhirnya memberikan efek kepuasan pada pelanggan dan
keselamatan pasien.
8) Satgas SPIP belum melakukan review atas kepatuhan
hukum dan aturan lainnya
Satgas SPIP bersama dengan Tim Etik dan Hukum RSJD Dr. RM.
Soedjarwadi akan melakukan review atas kepatuhan hukum
dan aturan lainnya. Kepatuhan hukum dan aturan lainnya di
rumah sakit dapat berwujud kepatuhan staf terhadap prosedur
yang sudah digariskan sebagai regulasi dalam melaksanakan
Tupoksinya. Monitoring kepatuhan staf terhadap hukum
dimulai berjenjang dengan memberikan transfer knowledge
dan kemampuan kepada setiap staf yang mempunyai benturan
Rencana Tindak pengendalian Intern RSJD Dr.RM.Soedjarwadi 2018 22
kepentingan agar mampu memetakan sendiri, mampu
menlaksanakan pengelolaannya dan melaporkan kepada
atasannya masing-masing yang selanjutnya akan dilaporkan
kepada manajemen yang lebi tinggi untuk mendapatkan
Tindak lanjutnya ataupun penguatan pengelolaannya.
Untuk meningkatkan fungsi dan keterlibatan Tim Etik dan
Hukum RSJD Dr. RM. Soedjarwadi maka Satgas SPIP agar
mampu menfasilitasi untuk mendorong Peran Tim Etik Dan
Hukum dalam penegakan Hukum dan Etik di RSJD Dr. RM.
Soedjarwadi .
C. Resiko dan Kegiatan Pengendalian
1. Pernyataan Tujuan
Penyelenggaraan SPIP dimaksudkan untuk memberikan keyakinan
memadai atas tercapainya tujuan organisasi.Pemberian keyakinan
tersebut dicapai melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan
pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap
peraturan perundang‐undangan. Dalam tahun 2018, rencana tindak
pengendalian yang disusun RSJD Dr. RM. Soedjarwadi diprioritaskan
untuk pembangunan pengendalian dalam rangka mencapai tujuan‐
tujuan sebagai berikut:
1) Terwujudnya peningkatan derajat kesehatan jiwa masyarakat
2) Terwujudnya peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya
kesehatan jiwa
3) Terwujudnya peningkatan kuantitas dan kualitas SDM secara
berkesinambungan
4) Terselenggaranya layanan yang sesuai standar nasional maupun
internasional
5) Terwujudnya gedung/ bangunan rumah sakit yang terpadu dan
berkelanjutan
6) Terwujudnya peningkatan kualitas dan kuantitas fasilitas sarana
dan pra sarana pelayanan kesehatan
7) Terciptanya suasana pelayanan rumah sakit yang aman, nyaman,
ramah, efisien dan efektif
Rencana Tindak pengendalian Intern RSJD Dr.RM.Soedjarwadi 2018 23
8) Tersedianya lahan belajar yang bermutu, terbaik bagi institusi
pendidikan
9) Terwujudnya peningkatan kelas rumah sakit A Pendidikan
2. Penilaian Risiko
Penilaian Risiko adalah kegiatan penilaian atas kemungkinan kejadian
yang mengancam tujuan dan sasaran RSJD Dr.RM.Soedjarwadi.
Kegiatan penilaian risiko dilaksanakan melalui proses identifikasi dan
analisis risiko, guna menghasilkan output yang bermanfaat untuk
pengambilan keputusan manajemen.
Dengan penghitungan status risiko ditetapkan rumus berdasarkan
pengukuran konsekuensi/dampak dikalikan probabilitas/frekuensi
kemungkinan sebagai berikut:
a. Pengukuran dimensi konsekuensi/ dampak risiko dan
kemungkinan kejadian risiko menggunakan 4 (empat) tingkatan,
sebagai berikut:
- Dimensi Pengukuran konsekuensi/dampak risiko
Rating Kategori Contoh Deskripsi
4 Luar Biasa Mengancam Organisasi secara
keseluruhan
3 Besar Mengancam sebagian program
2 Rendah Mengganggu sebagian kegiatan
1 Tidak
Signifikan Mengganggu administrasi
- Dimensi Pengukuran kemungkinan kejadian risiko
Rating Kategori Contoh Deskripsi
4 Hampir pasti terjadi Terjadi setiap tahun
Rencana Tindak pengendalian Intern RSJD Dr.RM.Soedjarwadi 2018 24
3 Kemungkinan besar Terjadi 1 kali dalam 2 tahun
2 Kemungkinan Kecil Terjadi 1 kali dalam 3 tahun
1 Hampir mustahil
terjadi Tidak terjadi lebih dari 3 tahun
b. Peringkat / status risiko ditentukan berdasarkan tingkat
konsekuensi / dampak risiko dan kemungkinan kejadian risiko,
sebagai berikut:
Ko
nse
ku
en
si /
Da
mp
ak
Lu
ar
Bia
sa (
4)
Bes
ar
(3)
Ren
dah
(2)
Td
k S
ig-
nif
ikan
(1)
Hampir
Mustahil
(1)
Kemung-
kinan
Kecil (2)
Kemun-
kinan
Besar (3)
Hampir
Pasti
(4)
Kemungkinan
Hasil kegiatan penilaian risiko selanjutnya dituangkan dalam rancangan
aktivitas pengendalian intern yang berfokus pada upaya penanganan risiko
yang berpotensi menghambat pencapaian tujuan utama RSJD Dr. RM.
Soedjarwadi .
Gambaran umum profil risiko yang teridentifikasi dari 9 tujuan yang
ditetapkan dapat diidentifikasi sejumlah 19 risiko, sebagai berikut:
Rencana Tindak pengendalian Intern RSJD Dr.RM.Soedjarwadi 2018 25
1) Tujuan 1: Terwujudnya peningkatan derajat kesehatan jiwa
masyarakat
No Nama
Kegiatan Risiko Rencana Penanganan Risiko
1. Pelayanan
Rawat Inap
Bangsal Jiwa
Readmisi pasien jiwa kurang dari 30 hari
1. Peningkatan kualitas
pendidikan pasien dan
keluarga
2. Optimallisasi Program
Keswamas
3. Perbaikan pelayanan survey
kepuasan pelanggan
4. Peningkatan kompetensi
Staf/PPA dalam memberikan
KIE
Penyerangan
Pasien Jiwa
Kepada
Pasien
lain/Petugas
1. Pemantauan terhadap Clinical
Pathway
2. Restran fisik/mekanik
3. Kamar Isolasi
4. Kelengkapan pengisian
Assemen kekerasan fisik
Kesalahan
Identifikasi
pasien
1. Monitoring Kepatuhan SPO
identifikasi pasien
2. Supervisi kepatuhan Petugas
terhadap SPO identifikasi
pasien
2. Peningkatan
Mutu
Pelayanan
Kesehatan
Pasien jatuh 1. Supervisi dan site visit
kepatuhan pengisian
asesemen oleh kepala ruang
2. Monitoring pengelolaan
manjemen risiko
Rencana Tindak pengendalian Intern RSJD Dr.RM.Soedjarwadi 2018 26
No Nama
Kegiatan Risiko Rencana Penanganan Risiko
3. Pelaporan Insiden untuk
budaya belajar
Resiko luka
Fiksasi Pasien
1. Pengawasan terhadap
kepatuhan SOP
2. Kepatuhan pengisian
observasi pasien fiksasi
Pasien Lari 1. Pengawasan oleh petugas
2. Supervisi Kepatuhan petugas
dalam melakukan asesmen
dan reasesmen risiko lari
beserta pengelolaanya.
3. CCTV untuk observasi pasien
Risiko pasien
bunuh diri
1. Kepatuhan pelaksanaan assemen resiko bunuh diri
2. Supervisi kepatuhan petugas dalam reassemen dan pengelolaan pasien risiko bunuh diri
2) Tujuan 2 : Terwujudnya peningkatan kesadaran masyarakat akan
pentingnya kesehatan jiwa
No Nama
Kegiatan Risiko Rencana Penanganan Risiko
Rencana Tindak pengendalian Intern RSJD Dr.RM.Soedjarwadi 2018 27
No Nama
Kegiatan Risiko Rencana Penanganan Risiko
1. Penyelenggar
aan promosi
kesehatan
Kampanye
tentang
pentingnya
kesehatan jiwa
tidak berhasil
1. Perbaikan sasaran obyek
pomosi, peserta temu
pelanggan adalah keluarga
pasien drop out
2. Peningkatan kualitas home
visite
3. Peningkatan kerja sama
lintas sektor dan lintas
program
4. Meningkatkan kualitas dan
kuantitas penyuluhan
berdasarkan peta demografi
daerah rawan gangguan jiwa
2 Temu
Pelanggan
Ketidaksesuaia
n sasaran
peserta temu
pelanggan
1. Pembuatan Peta Demografi
Pelanggan.
2. Pemetaan berdasarkan
kelompok sasaran.
3. Kerjasama lintas program dan
sektor
3 Pameran
Hasil Karya
Rehabilitan
Ketidaksesuaia
n sasaran
peserta temu
pelanggan
1. Sosialisasi pelaksanaan
Pameran saat pelaksanaan
penyuluhan ke Instansi/OPD
lintas program dan atau
lintas sektor
2. Sosialisasi dan informasi
melalui jadwal kegiatan
tahunan kepada masyarakat
Rencana Tindak pengendalian Intern RSJD Dr.RM.Soedjarwadi 2018 28
3) Tujuan 3 : Terwujudnya peningkatan kuantitas dan kualitas SDM
secara berkesinambungan
No Nama
Kegiatan Risiko Rencana Penanganan Risiko
1. Pemenuhan
formasi
pegawai
sesuai
standart
kebutuhan
unit /
instalasi
Ketidaksesuaia
n jumlah dan
formasi
pegawai di
masing-masing
unit / instalasi
dengan standar
yang ada
1. Menata pola ketenagaan
sesuai standar lebih lanjut.
2. Pengusulan formasi pegawai
bagi unit / instalasi yang
kurang
3. Penyusunan kebutuhan
formasi setiap unit
4. Menentukan standar
ketenagaan di masing-masing
unit/ instalasi
2 Kenaikan
pangkat tidak
tepat waktu
1. Penyusunan Simpeg Online
dan sosialisasi secara
continue
2. Pengusulan pelaporan
capaian sasaran Kinerja
setiap staf secara
onlinePengusulan pelaporan
capaian sasaran Kinerja
setiap staf secara online
3 Penyelenggaraan Pendidikan tenaga kesehatan
Kurang
Efektifnya
pelaksanaan
Diklat
4. Monitoring dan Evaluasi
pelaksanaan SOP Pengiriman
peserta diklat
5. Penyusunan KAK yang tepat
sasaran
Rencana Tindak pengendalian Intern RSJD Dr.RM.Soedjarwadi 2018 29
No Nama
Kegiatan Risiko Rencana Penanganan Risiko
Ketidak tepatan pengiriman peserta Diklat tidak sesuai dengan basic dan keperuntukkannya
1. Penyusunan Training Need
Analysis
2. Monitoring Kepatuhan
4) Tujuan 4 : Terselenggaranya layanan yang sesuai standar nasional
maupun internasional
No Nama
Kegiatan Risiko
Rencana Penanganan
Risiko
1. Pelayanan
Rawat Inap
Kesalahan
Pemberian Obat
1. Meningkatkan Kepatuhan
terhadap SOP dengan
supervsi dan site visit
berkala
2. Double Checker di bagian
Farmasi
3. Monitoring kepatuhan
SPO oleh kepala Instalasi
Penyerangan
Pasien Jiwa
Kepada Pasien
lain/Petugas
1. Pemantauan terhadap
Clinical Pathway
2. Restran fisik/mekanik
3. Kamar Isolasi
4. Kelengkapan pengisian
Assemen kekerasan fisik
Rencana Tindak pengendalian Intern RSJD Dr.RM.Soedjarwadi 2018 30
No Nama
Kegiatan Risiko
Rencana Penanganan
Risiko
Kurangnya
kepatuhan
petugas
kesehatan dalam
Cuci Tangan
1. Monitoring oleh
Surveilance ruangan/
IPCLN
2. Laporan hasil monitoring
ke direktur dan sosialisasi
hasil feedback dari
direktur
5) Tujuan 5 : Terwujudnya gedung/ bangunan RS yang terpadu dan
berkelanjutan
No Nama
Kegiatan Risiko Rencana Penanganan Risiko
1. Rehab ruang
Fisioterapi
lama menjadi
bangsal anak
Terhambatnya
proses
rehabilitasi
ruangan
1. Advokasi pada pejabat
pengadaan dan unit terkait
untuk segera melengkapi
spesifikasi kelengkapan
ruangan anak.
2. Koordinasi dengan SMF
AnaK
6) Tujuan 6 : Terwujudnya peningkatan kualitas dan kuantitas
fasilitas sarana dan prasarana pelayanan kesehatan
No Nama
Kegiatan Risiko Rencana Penanganan Risiko
1. Belanja bahan
obat-obatan
Ketersediaan
obat yang
diberikan
kepada pasien
terlambat
1. Perencanaan yang matang
sesuai dengan kebutuhan.
2. Monev dan koordinasi dengan
sub komite Farmakoterapi
Rencana Tindak pengendalian Intern RSJD Dr.RM.Soedjarwadi 2018 31
No Nama
Kegiatan Risiko Rencana Penanganan Risiko
untuk pemesanan varian dan
jumah obat
Belanja Makanan dan Minuman Pasien
Keterlambatan proses lelang/tender dan atau ketidaksesuaian barang belanja makanan minuman pasien
1. Penyusunan rencana kerja dan
spesifikasi bahan makanan
didasarkan pada persediaan
regional daerah Klaten
sekitarnya
2. Monitoring evaluasi proses
lelang/tender
3 Belanja Barang dan jasa BLUD
SIM RS bermasalah
1. Penyusunan Flowchart
penanganan SIMRS trouble.
2. Penyempurnaan sistem agar
meminimalisir hacker.
3. Mencantumkan nomor
kontak tehnisi vendor yang
mudah dihubungi
4 Barang tidak sesuai dengan permintaan user
1. Mengoptimalkan Tugas
kepala Instalasi dalam
pengusulan pengadaan
barang/jasa di unitnya
berdasar layanan diunitnya.
2. Memperbaiki proses
pengadaan sesuai dengan SOP
berdasarkan input/ pengajuan
dari unit pemakai
5 Pengadaan Stok obat habis 1. Pemantauan pelaksanaan SOP
Rencana Tindak pengendalian Intern RSJD Dr.RM.Soedjarwadi 2018 32
No Nama
Kegiatan Risiko Rencana Penanganan Risiko
Obat jika obat habis.
2. Perbaikan proses
perencanaan obat.
3. Perbaikan proses pengadaan
Obat Expired 1. Perbaikan perencanaan obat
dan syarat pembelian
2. Pemberitahuan tentang stok
obat dan tanggal ED obat yang
mendekati tanggal ED pada
DPJP
6 Pelayanan Rawat Jalan
Waktu tunggu pelayanan rawat jalan belum mencapai standar
1. Pengajuan sistem penilaian
dan Remunerisasi tenaga
medis berbasis kinerja
pelayanan
2. Peningkatan kompetensi
pegawai melalui Pelatihan
pelatihan kemampuan
7 Pelayanan Radiologi
Peralatan kedokteran canggih rusak, misalnya : CT Scan, fluoroskopi, USG dll
1. Pemenuhan kebutuhan listrik
melalui genset saat listrik
mati.
2. Pembelian Genset yang dapat
di integrasikan dengan genset
lama dan switch on otomatis
saat listrik utama padam
3. Peningkatan mutu SDM
pengelola listrik di IPSRS
Rencana Tindak pengendalian Intern RSJD Dr.RM.Soedjarwadi 2018 33
No Nama
Kegiatan Risiko Rencana Penanganan Risiko
melalui workshop/pelatihan.
7) Tujuan 7 : Terciptanya suasana pelayanan rumah sakit yang aman,
nyaman, ramah, efisien dan efektif
No Nama
Kegiatan Risiko Rencana Penanganan Risiko
1 Pengolahan
Limbah
Risiko terpapar
cairan B3 1. Supervisi dan monitoring
pengelolaan limbah B3.
2. Penempatan Cairan B3
sesuai dengan ketentuan.
3. MSDS cairan/bahan B3
8) Tujuan 9 : Tersedianya peralatan kedokteran yang lengkap
dibutuhkan masyarakat
No Nama
Kegiatan Risiko Rencana Penanganan Risiko
1. Pengadaan
Alat
Kedokteran
Ketidaksesuaia
n barang/alat
kedokteran
yang dibeli
dengan
spesifikasi awal
1. Koordinasi spesifikasi yang
diinginkan antara pejabat
Pengadaan dan User.
2. Penjelasan dan survey lebih
intensif sebelum proses
pembelian dan mapping
jadwal sampai dengan
pengiriman barang
2 Pengadaan Kegagalan 1. Proses pengadaan melalui
Rencana Tindak pengendalian Intern RSJD Dr.RM.Soedjarwadi 2018 34
No Nama
Kegiatan Risiko Rencana Penanganan Risiko
Electrics
generating Set
penyambungan
instalasi
Generator set
baru dengan
Generator set
lama
sistem tender ke pihak ketiga
dengan kualifikasi Tim
keahlian bidang Generating.
2. Perjanjian proses pengadaan
yang memgikat pihak ketiga
dalam proses operasional Gen
set
A. INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Informasi dan komunikasi yang dimaksud dalam RTP ini adalah
informasi dan komunikasi yang dibutuhkan dalam rangka mendukung
berjalannya pengendalian yang dibangun. Informasi dan Komunikasi
yang dimaksudkan dalam kegiatan pengendalian yang direncanakan
dalam RTP meliputi:
1. Apel pagi
2. Rapat Koordinasi
3. Buku bantu/log book monitoring kepatuhan terhadap SPO
4. Log Book harian online
5. Daftar Stock obat
6. Daftar ajuan obat dari SMF
7. Lembar Catatan Medik pasien
8. Peta Demografi Pasien jiwa
9. Laporan pelaksanaan kegiatan home visit dan supervisi
10. Daftar Trainning Need Analisys
11. Jadwal Penyuluhan
Rencana Tindak pengendalian Intern RSJD Dr.RM.Soedjarwadi 2018 35
12. Dokumen pengadaan makanan dan minuman
13. Dokumen pengadaan Genset
14. MoU dengan aparat desa/ pihak ketiga untuk penjemputan pasien
jiwa, kegiatan visitasi pasien oleh Keswamas, angka pasien drop
out, Survey Kepuasan pelanggan, bukti diversifikasi pelayanan
kesehatan.
15. Form Clinical Pathway yang sudah terisi, bukti observasi pasien
restrain, pengisian lembar assessment kekerasan fisik, angka
penyerangan pasien.
16. Pengisian assessment resiko bunuh diri, angka pasien bunuh diri,
laporan perawat supervisi/Ka ruang tentang kedisiplinan
pegawai
17. SOP kesalahan pemberian obat, SOP double checker di Instalasi
Farmasi, dokumen FMEA, laporan insiden kesalahan pemberian
obat.
18. SOP pemakaian APD, dokumen pengadaan APD, angka kepatuhan
pemakaian APD, angka kecukupan APD di ruangan.
19. SOP fixasi/ restrain pasien, angka kepatuhan pengisian lembar
observasi pasien yang direstrain, angka luka akibat fixasi.
20. SOP Identifikasi pasien, Laporan Insiden Salah Identifikasi. Angka
kepatuhan terhadap SOP identifikasi pasien.
21. Dokumen Perencanaan Obat, dokumen pengadaan obat, SOP
ketika obat habis, daftar obat habis.
22. Daftar obat expired, angka obat expired.
23. Standar Pola ketenagaan, pengusulan formasi pegawai, daftar
pegawai yang akan pensiun.
Rincian rancangan informasi dan komunikasi yang dibutuhkan dalam
rangka pengendalian dimaksud tertuang dalam lampiran 4.
Rencana Tindak pengendalian Intern RSJD Dr.RM.Soedjarwadi 2018 36
Rancangan Informasi dan Komunikasi ini akan di evaluasi dan
dilaporkan setiap 6 bulan agar bila terdapat kendala yang muncul dapat
segera dicari solusi dan pemecahan masalahnya. Laporan minimal
berisihal-hal sebagai berikut:
o Media/Bentuk/Sarana Pengkomunikasian yang digunakan;
o Penyedia Informasi/Penanggung jawab tindak lanjut;
o Penerima informasi/tindak lanjut;
o Waktu pelaksanaan; serta
o Realisasi rencana tindak lanjut.
Rincian rancangan informasi dan komunikasi yang dibutuhkan dalam
rangkapengendalian dimaksud tertuang dalam lampiran 4.
B. PEMANTAUAN DAN EVALUASI
Pemantauan dan evaluasi atas pengendalian intern pada dasarnya
ditujukan untuk meyakinkan apakah pengendalian intern yang terpasang
telah berjalan efektif mengatasi risiko dan apakah tindakan perbaikan
yang diperlukan telah dilaksanakan. Pemantauan dan evaluasi yang
dilaksanakan meliputi:
1. Pemantauan Berkelanjutan
Pemantauan berkelanjutan dilaksanakan atas pengendalian kunci
untuk meyakinkan bahwa pengendalian tersebut dijalankan
sebagaimana seharusnya. Masing‐masing unit kerja SKPD pemilik
risiko membangun dan melaksanakan pemantauan berkelanjutan.
Pemantauan berkelanjutan yang perlu dilakukan meliputi sebagai
berikut:
1) Pemantauan pelaksanaan sosialisasi kode etik dan perilaku
pegawai.
2) Pemantauan pelaksaan dan pelanggaran kode etik dan aturan
perilaku pegawai.
Rencana Tindak pengendalian Intern RSJD Dr.RM.Soedjarwadi 2018 37
3) Pemantauan kegiatan pelayanan.
4) Pemantauan kinerja keuangan.
5) Reviu kepatuhan terhadap hukum dan aturan lain.
6) Pemantauan angka penyerangan pasien kepada pasien lain/
petugas.
7) Pemantauan risiko pasien bunuh diri.
8) Pemantauan risiko kesalahan pemberian obat.
9) Pemantauan risiko kepatuhan pemakaian APD.
10) Pemantauan risiko luka akibat fixasi pasien.
11) Pemantauan risiko pasien lari.
12) Pemantauan maintenance alat oleh IPSRS.
13) Pemantauan risiko insiden angka kesalahan pemberian obat.
14) Pemantauan angka kesalahan identifikasi pasien.
15) Pemantauan waktu tunggu rawat jalan.
16) Pemantauan stok obat habis.
17) Pemantauan jumlah obat expired.
18) Evaluasi pola ketenagaan.
19) Evaluasi tegangan instalasi listrik.
20) Supervisi pengolahan limbah B3
21) Pemantauan volume home visite pasien.
22) Supervisi temu pelanggan.
23) Supervisi kerja sama dengan instansi lain.
24) Pemantauan pengadaan barang dan jasa.
Pemantauan berkelanjutan atas pengendalian tertuang dan
terintegrasi dalam kebijakan dan prosedur pengendalian.
Rincian pemantauan berkelanjutan yang akan dilakukan tertuang
dalam lampiran 5.
Rencana Tindak pengendalian Intern RSJD Dr.RM.Soedjarwadi 2018 38
2. Evaluasi Terpisah
Evaluasi terpisah bisa dilaksanakan oleh Inspektorat Provinsi Jawa
Tengah ( bagi SKPD ), atau oleh pihak luar seperti BPKP / Konsultan.
Evaluasi bertujuan untuk meyakinkan apakah pengendalian intern
yang terpasang telah berjalan efektif.
Evaluasi terpisah yang perlu dilakukan oleh Inspektorat Provinsi
Jawa Tengah meliputi sebagai berikut:
a) Pendampingan penyusunan Laporan Keuangan SKPD terpilih;
b) Evaluasi terhadap kinerja pelaksanaan Tim Satgas SPIP dan
hasilpenyusunan Juklak Penyelenggaraan SPIP;
Pemantauan berkelanjutan dan evaluasi terpisah atas pengendalian
tertuang dan terintegrasi dalam kebijakan dan prosedur
pengendalian. Beberapa hal yang harus disiapkan dalam proses ini
adalah:
Bentuk pengendalian yang direncanakan;
Bentuk/metode pemantauan yang diperlukan;
Penanggung jawab pemantauan;
Prosedur pemantauan;
Waktu pelaksanaan.
Rincian pemantauan berkelanjutan dan evaluasi terpisah yang akan
dilakukan tertuang dalam lampiran 5.
3. Pelaksanaan Tindak lanjut
Sebagai bagian dari penyelenggaraan dan perbaikan SPIP, atas
setiaprekomendasi hasil audit / evaluasi / reviu dari auditor
eksternal maupun internal, setiap unit kerja RSJD Dr.RM.
Soedjarwadi melaksanakan tindak lanjutnya.
4. Pemantauan atas Pelaksanaan RTP
Setiap SKPD memberikan laporan atas pelaksanaan RTP sesuai
tanggungjawabnya secara berkala kepada tim pemantau. Hasil
Rencana Tindak pengendalian Intern RSJD Dr.RM.Soedjarwadi 2018 39
pemantauan tim pemantau dilaporkan kepada Inspektur Provinsi
Jawa Tengah selaku koordinator penyelenggaraan SPIP di
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Rencana Tindak pengendalian Intern RSJD Dr.RM.Soedjarwadi 2018 40
BAB III
PENUTUP
Rencana Tindak Pengendalian Intern RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Tahun 2018
merupakan salah satu dokumen penyelenggaraan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP) dalam rangka mewujudkan proses yang integral
pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh
pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas
tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien,
keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan
terhadap peraturan perundang-undangan.
Dokumen Rencana Tindak Pengendalian Intern ini menjadi instrumen untuk
merencanakan sekaligus memantau capaian perbaikan / pembangunan
infrastruktur pengendalian intern agar berjalan efektif, efisien, dan mencapai
tujuan / sasaran.
Komitmen dari segenap manajemen dan seluruh pegawai serta ditunjang
manajemen yang profesional, efektif, efisien, transparan, serta akuntabel
diharapkan dapat meningkatkan kualitas pengendalian, sehingga
peningkatan kualitas penyelenggaraan SPIP secara bertahap dan
berkelanjutan akan dapat tercapai.
a