bab i fix gravidarum

28
bBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan hal yang fisiologis, meskipun selama kehamilan banyak hal yang berubah dalam tubuh. Kehamilan yang menyangkut nyawa ibu dan anak harus diperhatikan, sebab kehamilan bukanlah sekedar mengandung anak dalam jangka waktu sembilan bulan kemudian siap dilahirkan. Namun kehamilan harus memperhatikan kesehatan ibu dan anak. Selama masa kehamilan banyak hal patologis juga yang dialami ibu sesuai dengan situasi dan kondisi. Salah satu hal patologis ialah hiperemesis gravidarum. Hiperemesis Gravidarum merupakan mual dan muntah yang berlebihan di saat kehamilan, yang menyebabkan dehidrasi, defisiensi nutrisi, penurunan berat badan dan mengganggu pekerjaan sehari-hari. Ibu hamil membutuhkan nutrisi yang baik agar pertumbuhan dan perkembangan bayi secara sempurna, namun bila ibu hamil mengalami Hiperemesis Gravidarum, nutrisi ibu berkurang sehingga mengancam pertumbuhan dan perkembangan bayi. Masalah ini perlu diatasi dan ditanggulangi, dalam menangani ibu hamil yang mengalami hal ini harus sesuai dengan keadaan ibu. Diduga 50% sampai 80% ibu hamil mengalami mual dan muntah dan kira – kira 5% dari ibu hamil membutuhkan penanganan untuk penggantian cairan dan koreksi ketidakseimbangan elektrolit. Walaupun kebanyakan kasus hilang dan hilang seiring perjalanan waktu, satu dari setiap seribu wanita 1

Upload: fira-riandini

Post on 29-Sep-2015

231 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

hiperemesis gravidarum

TRANSCRIPT

bBAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangKehamilan merupakan hal yang fisiologis, meskipun selama kehamilan banyak hal yang berubah dalam tubuh. Kehamilan yang menyangkut nyawa ibu dan anak harus diperhatikan, sebab kehamilan bukanlah sekedar mengandung anak dalam jangka waktu sembilan bulan kemudian siap dilahirkan. Namun kehamilan harus memperhatikan kesehatan ibu dan anak. Selama masa kehamilan banyak hal patologis juga yang dialami ibu sesuai dengan situasi dan kondisi. Salah satu hal patologis ialah hiperemesis gravidarum.Hiperemesis Gravidarum merupakan mual dan muntah yang berlebihan di saat kehamilan, yang menyebabkan dehidrasi, defisiensi nutrisi, penurunan berat badan dan mengganggu pekerjaan sehari-hari. Ibu hamil membutuhkan nutrisi yang baik agar pertumbuhan dan perkembangan bayi secara sempurna, namun bila ibu hamil mengalami Hiperemesis Gravidarum, nutrisi ibu berkurang sehingga mengancam pertumbuhan dan perkembangan bayi. Masalah ini perlu diatasi dan ditanggulangi, dalam menangani ibu hamil yang mengalami hal ini harus sesuai dengan keadaan ibu. Diduga 50% sampai 80% ibu hamil mengalami mual dan muntah dan kira kira 5% dari ibu hamil membutuhkan penanganan untuk penggantian cairan dan koreksi ketidakseimbangan elektrolit. Walaupun kebanyakan kasus hilang dan hilang seiring perjalanan waktu, satu dari setiap seribu wanita hamil akan menjalani rawat inap. Hiperemesis gravidarum umumnya hilang dengan sendirinya (self-limiting), tetapi penyembuhan berjalan lambat. Kondisi sering terjadi di antara wanita primigravida dan cenderung terjadi lagi pada kehamilan berikutnya. (Lowdermilk, 2004)Makalah ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai Hiperemesis Gravidarum. Diharapkan juga dapat membantu memberikan pembelajaran khususnya terhadap generasi muda untuk lebih memperhatikan kesehatan ibu hamil.

1.2 Rumusan MasalahBagaimana memberikan asuhan keperawatan pada pasien Hiperemesis Gravidarum?

1.3 Tujuan1.3.1 Tujuan Umum:Untuk mengetahui bagaimana memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan Hiperemesis Gravidarum.1.3.2 Tujuan Khusus:1. Untuk mengetahui apa itu Hiperemesis Gravidarum2. Untuk mengetahui apa saja penyebab Hiperemesis Gravidarum3. Untuk mengetahui apa saja tanda dan gejala Hiperemesis Gravidarum4. Untuk mengetahui apa saja diet pada Hiperemesis Gravidarum5. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik dan penatalaksanaan pada Hiperemesis Gravidarum.

1.4 Manfaat1. Mahasiswa dapat memahami apa itu Hiperemesis Gravidarum, penyebab Hiperemesis Gravidarum, tanda dan gejala Hiperemesis Gravidarum, diet pada Hiperemesis Gravidarum, dan pemeriksaan diagnostik dan penatalaksanaan pada Hiperemesis Gravidarum.2. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan Hiperemesis Gravidarum.

BAB IILANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Penyakit 2.1.1 Pengertian Hiperemesis GravidarumHiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan muntah berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga menggganggu kesehatan dan pekerjaan sehari hari (Arief. B., 2009).Wanita hamil memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum sehingga berat badannya sangat turun, turgor kulit berkurang , dieresis berkurang dan timbul asetonuri, keadaan ini di sebut hiperemesis gravidarum (Sastrowinata, 2004). Hiperemesis gravidarum adalah vomitus yang berlebihan atau tidak terkendali selama masa hamil, yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, atau defisiensi nutrisi, dan kehilangan berat badan (Lowdermilk, 2004).Jadi dapat disimpulkan, hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan yang dapat mengganggu aktivitas sehari hari yang tidak terkendali selama masa hamil yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit atau defisiensi nutrisi dan kehilangan berat badan.

2.1.2 Penyebab Hiperemesis GravidarumPenyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, tetapi ada faktor yang dapat menyebabkan hiperemesis gravidarum. Beberapa faktor pendukung yang dapat menyebabkan hiperemesis gravidarum yaitu :a. Primigravida, mola hidatidosa, dan kehamilan ganda. Pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda, faktor hormon memegang peranan dimana hormon khorionik gonadotropin dibentuk berlebihanb. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan tersebut.c. Alergi, sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak. Pada kehamilan, di mana di duga terjadi invasi jaringan villi korialis yang masuk peredaran darah ibu, maka faktor alergi dianggap dapat menyebabkan kejadian hiperemesis gravidarum.d. Faktor psikologisFaktor psikologis seperti depresi, gangguan psikiatri, rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, tidak siap untuk menerima kehamilan memegang peranan yang cukup penting dalam menimbulkan hiperemesis gravidarum.

2.1.3 PatofisiologiHiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik.Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan volume cairan yang diminum dan kehilangan karena muntah menyebankan dehidrasi sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan khlorida air kemih turun. Selain itu juga adapt menyebabkan hemokonsentrasi sehingga aliran darah berkurang.Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal menambah frekuensi muntah muntah lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran yang sulit dipatahkan.

2.1.4 Manifestasi KlinikHiperemesisgravidarum,menurutberatringannyagejaladapatdibagi3 (tiga) tingkatan yaitu :a. Tingkatan I (ringan)Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 kali per menit, tekanan darah sistol menurun turgor kulit berkurang, lidah mengering dan mata cekung.b. Tingkatan II (sedang)Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih berkurang, lidah mengering dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikterus. Berat badan menurun dan mata menjadi cekung, tensi rendah, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi.Aseton dapat tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing.c. Tingkatan III (berat)Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dan somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu badan meningkat dan tensi menurun. Komplikasi fatal dapat terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai ensefalopati Wemicke, dengan gejala : nistagtnus dan diplopia. Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus adalah tanda adanya payah hati. (Rukiyah dan yulianti 2010).

2.1.5 Diet Hiperemesis GravidarumAda 3 macam diet pada hiperemesis gravidarum, yaitu :a. Diet Hiperemesis IDiet hiperemesis I diberikan kepada pasien dengan hiperemesis gravidarum berat. Makana hanya terdiri dari roti kering, singkong bakar atau rebus, ubi bakar atau rebus, dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya. Karena pada diet ini zat gizi yang terkandung di dalamnya kurang, maka tidak diberikan dalam waktu lama.b. Diet Hiperemesis IIDiet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang. Diet diberikan secara berangsur dan dimulai dengan memberikan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersamaan dengan makanan. Pemilihan bahan makanan yang tepat pada tahap ini dapat memenuhi kebutuhan gizi kecuali kebutuhan energi.c. Diet Hiperemesis IIIDiet hiperemesis III diberikan kepada pasien hiperemesis gravidarum ringan. Diet diberikan sesuai kesanggupan pasien, dan minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan pada diet ini mencukupi kebutuhan energi dan semua zat gizi.d. Makanan yang dianjurkan untuk diet hiperemesis gravidarum I, II, dan III adalah:1. Roti panggang, biskuit, dan crackers2. Buah segar dan sari buah3. Minuman botol ringan, sirop, kaldu tak berlemak, teh dan kopi encere. Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet hiperemesis gravidarum I, II, III adalah makanan yang umumnya merangsang saluran pencernaan dan berbumbu tajam. Bahan makanan yang mengandung alkohol, kopi, dan yang mengadung zat tambahan (pengawet, pewarna, dan bahan penyedap) juga tidak dianjurkan.

2.1.6 Pemeriksaan DiagnostikMenurut (Marilynn E. Doenges, 2001: 43):a) Urinalisis: Urinalisis untuk menentukan adanya infeksi dan atau dehidrasi meliputi pemeriksaan keton, albumin, dan berat jenis urineb) USG (dengan menggunakan waktu yang tepat): mengkaji usia gestasi janin dan adanya gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi plasenta.c) Kadar hemoglobin (HB) dan hematokrit (Ht)d) Pemeriksaan elektrolit jika terjadi dehidrasi dan diduga terjadi muntah berlebihan meliputi pemeriksaan natrium, kalium, klorida dan protein.e) Pemeriksaan Blood Urea Nitrogen (BUN), nonprotein nitrogen, dan kadar asam.f) TSH untuk menentukan penyakit pada tiroidg) CBG, amilase, lipase, keadaan hati atau jika diduga terjadi infeksi sebagai penyebab.h) Foto abdomen jika ada indikasi gangguan abdomen akut.i) Kadar HCG jika diduga kehamilan multiple atau mola hidatiformis.

2.1.7 Komplikasia. Dehidrasi beratb. Ikterikc. Takikardiad. Suhu meningkate. Alkalosisf. Kelaparang. Gangguan emosional yang berhubungan dengan kehamilan dan hubungan keluargah. Menarik diri dan depresi

2.1.8 Penatalaksanaana. Obat-obatanSedativa yang siring diberikan adalah phenobarbital, vitamin yang dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6. Anti histamika juga dianjurkan seperti dramamin, ovamin pada keadaan lebih kuat diberikan antimetik seperti disiklomin hidrokhloride atau khlorpromasin.b. IsolasiPenderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara baik. Catat cairan yang keluar dan masuk. Hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita. Sampai muntah berhenti dan penderita mau makan, tidak diberikan makan/minum selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.c. Terapin PsikologikPerlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.d. Cairan Parenteral Berikan cairan parental yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukose 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intravena.e. Penghentian kehamilanBila keadaan memburuk dilakukan pemeriksaan medik dan psikiatrik, manifestasi komplikasi organis adalah delirium, kebutuhan, takikardi, ikterus, anuria dan perdarahan dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan keadaan yang memerlukan pertimbangan gugur kandung diantaranya1) Gangguan kejiwaana. Deliriumb. Apatis, somnolen sampa inkomakisc. Terjadi gangguan jiwa ensepalopati wernicle2) Gangguan penglihatana. Pendarahan bretinab. Kemunduran penglihatan3) Gangguan faal a. Hati dalam bentuk ikterusb. Ginjal dalam bentuk anuriac. Jantung dan pembuluh darah terjadi nadi meningkat d. Tekanan darah menurun

2.2 Konsep Asuhan Keperawatan2.2.1 Pengkajiana. Identitas klienNama, umur, jenis kelamin, alamat, tempat tanggal lahir, nama orang tua, pekerjaan dan pendidikan.b. Riwayat kesehatan yang laluc. Riwayat kesehatan saat sakit1. Keluhan utama2. Riwayat perjalanan penyakit3. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi keluhan.d. Riwayat penyakit keluargae. Riwayat alergi juga penting karena dapat juga menjadi indikatorpenyakit terutama obat.f. Aktifitas istirahat; tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat(>100 kali per menit)g. Integritas ego; konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi,perubahan persepsi tentang kondisinya, kehamilan tak direncanakan.h. Eliminasi; perubahan pada konsistensi, defekasi, peningkatan frekuensi berkemih Urinalis ;peningkatan konsistensi urine.i. Makanan/cairan; mual dan muntah yang berlebihan (4-8 minggu), nyeri epigastrium, pengurangan berat badan (5-10 kg), membrane mukosa mulut iritasi dan merah, Hb dan Ht rendah, nafas berbau aseton, turgorkulit berkurang, mata cekung dan lidah kering.j. Pernafasan; frekuensi pernapasan meningkat.k. Keamanan; suhu kadang naik, badan lemah, ikterus, dan dapat jatuh dalam komal. Seksualitas; penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan abortus terapeutik.m. Interaksi sosial; perubahan status kesehatan/stressor kehamilan,perubahan peran, respon anggota keluarga yang dapat bervariasi terhadap hospotalisasi dan sakit, sistem pendukung yang kurang.n. Pembelajaran dan penyuluhan; segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, apalagi kalau berlangsung lama, berat badan turun lebih dari 1/10 dari berat badab normal, turgor kulit, lidah kering, adanyaaseton dalam urine.

2.2.2 Diagnosa Keperawatana. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nausea dan vomitusb. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan akibat vomitus danasupan cairan yang tidak adequat.c. Gangguan rasa nyaman: nyeri (perih) berhubungan dengan muntah yangberlebihan, peningkatan asam lambung.d. Kurang pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan berhubungan denganketerbatasan informasi.e. Resiko perubahan integritas kulit berhubungan dengan penurunan darah dannutrisi kejaringanjaringan sekunder akibat dehidrasif. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakadekuatan sumber energy sekunder.

2.3.2 Intervensi a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nausea dan vomitus yang menetap.Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhiKriteria hasil :1) Klien akan mengkonsumsi asupan oral diet yang mengandung zat gizi yang adequate.2) Klien tidak mengalami nausea dan vomitus.3) Klien akan menoleransi diit yang telah di programkan.4) Klien akan mengalami peningkatan berat badan yang sesuai selama hamil.Intervensi :1) Catat intake dan output.Rasional: Menentukan hidrasi cairan dan pengeluaran melalui muntah.2) Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi seringRasional: Dapat mencukupi asupan nutrisi yang dibutuhkan tubuh.3) Anjurkan untuk menghindari makanan yang berlemakRasional : Dapat merangsang mual dan muntah.4) Anjurkan untuk makan makanan selingan seperti biskuit, roti dan teh (panas) hangat sebelum bagun tidur pada siang hari dan sebelum tidur.Rasional: Makanan selingan dapat mengurangi atau menghindari rangsangmual muntah yang berlebih5) Catat intake TPN, jika intake oral tidak dapat diberikan dalam periodeter tentu.Rasional: Untuk mempertahankan keseimbangan nutrisi.6) Inspeksi adanya iritasi atau Iesi pada mulut.Rasional: untuk mengetahui integritas inukosa mulut.7) Kaji kebersihan oral dan personal hygiene serta penggunaan cairan pembersih mulut sesering mungkin.Rasional: Untuk mempertahankan integritas mukosa mulut.8) Pantau kadar Hemoglobin dan HemotokritRasional: Mengidenfifikasi adanya anemi dan potensial penurunan kapasitas pembawa oksigen ibu. Klien dengan kadar Hb < 12 gr/dl ataukadar Ht < 37 % dipertimbangkan anemi pada trimester I.9) Test urine terhadap aseton, albumin dan glukosa.Rasional: Menetapkan data dasar ; dilakukan secara rutin untuk mendeteksisituasipotensialresikotinggiseperti ketidakadekuatan asupan karbohidrat, Diabetik keloasedosis dan Hipertensi (Doenges, 2001:57).

b. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan akibat vomitus danasupan cairan yang tidak adequat.Tujuan : Kebutuhan cairan terpenuhiKriteria hasil :1) Keseimbangan cairan dan elektrolit akan kembali ke kondisi normal, yangterbukti dengan turgor kulit normal, membran mukosa lembab, berat badanstabil, tanda-tanda vital dalam batas normal; elektrolit, serum, hemoglobin,hematokrit, dan berat jenis urin akan berada dalam batas normal.2) Klien tidak akan muntah lagi3) Klien akan mengkonsumsi asupan dalam jumlah yang adequat.Intervensi:1) Tentukan frekuensi atau beratnya mual/muntah.Rasional: Memberikan data berkenaan dengan semua kondisi. Peningkatan kadar hormon Korionik gonadotropin (HCG), perubahanmetabolisme karbohidrat dan penurunan motilitas gastric memperberat mual/muntah pada kehamilan.2) Tinjau ulang riwayat kemungkinah masalah medis lain (misalnya Ulkus peptikum, gastritis)Rasional: Membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain untuk mengatasi masalah khusus dalam mengidentifikasi intervensi.3) Kaji suhu badan dan turgor kulit, membran mukosa, TD, input/output dan berat jenis urine. Timbang BB klien setiap hari.Rasional: Sebagai indikator dalam membantu mengevaluasi tingkat atau kebutuhan hidrasi.4) Anjurkan peningkatan asupan minuman berkarbonat, makan sesering mungkin dengan jumlah sedikit. Makanan tinggi karbonat seperti : roti kering sebelum bangun dari tidur.Rasional: Membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan menurunkan keasaman lambung. (Doenges, 2001:61)

c. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan muntah yang berlebihan, peningkatan asam lambung.Tujuan :Nyeri hilang/berkurang.Kriteria hasil :1) Klien mengungkapkan secara verbal.2) Nyeri hilang atau berkurang3) Pasien dapat beristirahat dengan tenangIntervensi:1) Kaji skala nyeri, karakteristik, kualitas, frekuensi dan lokasi nyeri.Rasional : Menentukan perubahan dalam tingkat nyeri dan mengevaluasi nilaiskala nyeri. Mengidentifikasi sumber sumber multiple dan jenisnyeri.2) Anjurkan penggunaan tekhnik relaksasi dan distraksiRasional: Menggunakan strategi ini sejalan dengan pemberian analgesic untuk mengurangi atau mengalihkan respon terhadap nyeri.3) Yakinkan pada klien bahwa perawat mengetahui nyeri yang dirasakannyadan akan berusaha membantu untuk mengurangi nyeri tersebut.Rasional: ketakutan bahwa nyari akan tidak dapat diterima seperti peningkatan ketegangan dan ansietas yang nyata dan menurunkan toleransi nyeri.4) Berikan kembali skala pengkajian nyeriRasional: memungkinkan pengkajian terhadap keefektifan analgesic dan mengidentifikasi kebutuhan terhadap tindak lanjut bila tidak efektif.5) Catat keparahan nyeri pasien dengan bagan.Rasional: membantu dalam menunjukkan kebutuhan analgesic tambahan atau pendekatan alternative terhadap penatalaksanaan nyeri.6) Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi.Rasional: Analgesic lebih efektif bila diberikan pada awal siklus nyeri.(Smeltzer. 2001)d. Kurang pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan berhubungan denganketerbatasan informasi.Tujuan: Klien mengerti tentang perubahan fisiologis dan pskologis yang normaldan tanda-tanda bahaya kehamilan.Kriteria hasil:1) Klien menjelaskan perubahan fisiologis dan pskologis normal berkaitandengan kehamilan trimester pertama.2) Klien menunjukkan perilaku perawatan diri sendiri yang meningkatkankesehatan.3) Mengidentifikasi tanda-tanda bahaya kehamilan.Intervensi:1) Jelaskan tentang Hiperemesis Grvidarum dan kaji pengetahuan pasien.Rasional: Untuk mengetahui seberapa dalam pengetahuan pasien tentang penyakitnya dan tentang penatalaksanaannya di rumah.2) Berikan pendidikan kesehatan tentang hiperemesis gravidarum.Rasional: Untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang hiperemesisgravidarum.3) Buat hubungan perawat-klien yang mendukung dan terus menerus.Rasional: Peran penyuluh atau konselor dapat memberikan bimbingan antisipasi dan meningkatkan tanggung jawab individu terhadapkesehatan.4) Evaluasi pengetahuan dan keyakinan budaya saat ini berkenaan dengan perubahan fisiologis/psikologis yang normal pada kehamilan, serta keyakinan tentang aktivitas, perawatan diri dan sebagainya.Rasional: Memberikan informasi untuk membantu mengidentifikasikebutuhan-kebutuhan dan membuat rencana keperawatan.5) Klarifikasi kesalahpahaman.Rasional: Ketakutan biasanya timbul dari kesalahan informasi dan dapatmengganggu pembelajaran selanjutnya.6) Tentukan derajat motivasi untuk belajar.Rasional: Klien dapat mengalami kesulitan dalam belajar kecuali kebutuhan untuk belajar tersebut jelas.7) Pertahankan sikap terbuka terhadap keyakinan klien/pasangan.Rasional: Penerimaan penting untuk mengembangkan dan mempertahankan hubungan.8) Jawab pertanyaan tentang perawatan dan pemberian makan bayi.Rasional: Memberikan informasi yang dapat bermanfaat untuk membuatpilihan.9) Identifikasi tanda bahaya kehamilan, seperti perdarahan, kram, nyeriabdomen akut, sakit punggung, edema, gangguan penglihatan, sakit kepaladan tekanan pelvis.Rasional: Membantu klien membedakan yang normal dan abnormal sehingga membantunya dalam mencari perawatan kesehatan pada waktuyang tepat. (Doenges,2001:67)

e. Resiko perubahan integritas kulit berhubungan dengan penurunan darah dannutrisi kejaringanjaringan sekunder akibat dehidrasiTujuan: Tidak terjadi ganguan integritas kulit.Kriteria hasil : Mengidentifikasi dan menunjukkan perilaku untuk mempertahankan kulit halus, kenyal, utuh.Intervensi:1) Observasi kemerahan, pucat, ekskoriasi.Rasional: Area ini meningkat risikonya untuk kerusakan dan memerlukanpengobatan lebih intensif.2) Dorong mandi tiap 2 hari 1x, pengganti mandi tiap hari.Rasional: Sering mandi membuat kekeringan kulit.3) Gunakan krim kulit dua kali sehari dan setelah mandi.Rasional: Melicinkan kulit dan mengurangi gatal.4) Diskusikan pentingnya perubahan posisi sering, perlu untuk mempertahankanaktivitas.Rasional: Meningkatkan sirkulasidan perfusi kulit dengan mencegah tekananlama pada jaringan.5) Tekankan pentingnya masukan nutrisi/cairan adequat.Rasional: Perbaikan nutrisi dan hidrasi akan memperbaiki kondisi kulit. (Doenges, 1999:433 -434).

f. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakadekuatan sumber energisekunder.Tujuan: Pasien dapat beraktivitas secara mandiri.Kriteria hasil :1) Pasien dapat memperlihatkan kemajuan khususnya tingkat yang lebih tinggi.2) Pasien mengidentifikasi faktor-faktor yang menurunkan toleransi aktivitas.Intervensi :1) Tingkatkan tirah baring/duduk. Berikan lingkungan yang tenang; batasi pengunjung sesuai keperluan.Rasional: Meningkatkan istirahat dan ketenangan.2) Ubah posisi dengan sering. Berikan perawatan kulit yang baik.Rasional: Meningkatkan fungsi pernapasan dan meminimalkan tekanan pada area tertentu untuk menurunkan risiko kekurangan jaringan.3) Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi, bantu melakukan latihan rentang geraksendi pasif/aktif.Rasional: tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan. Ini dapat terjadi karena keterbatasan aktivitas yang mengganggu periode istirahat.4) Dorong penggunaan tekhnik manajemen stress. Contoh relaksasi progresif,visualisasi, bimbingan imajinasi.Rasional: meningkatkan relaksasi dan penghematan energy, memusatkan kembali perhatian dan dapat meningkatkan koping.5) Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi: sedatif, agen antiansietas, contohdiazepam (valium); lorazepam(ativan).Rasional:Membantudalammanajemenkebutuhantidur.

BAB IIIPEMBAHASAN KASUS

BAB IVPENUTUP4.1 KesimpulanHiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan yang dapat mengganggu aktivitas sehari hari yang tidak terkendali selama masa hamil yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit atau defisiensi nutrisi dan kehilangan berat badan.Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan hiperemesis gravidarum. Beberapa faktor pendukung yang dapat menyebabkan hiperemesis gravidarum yaitu: Primigravida, mola hidatidosa, dan kehamilan ganda, masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal, alergi, dan faktor psikologis.Hiperemesisgravidarum,menurutberatringannyagejaladapatdibagidalam 3 (tiga) tingkatan yaitu : Tingkatan I (ringan), Tingkatan II (sedang), dan Tingkatan III (berat).

4.2 SaranPenulis berharap setelah pembaca membaca makalah ini, pembaca dapat mengambil manfaat dari isi makalah. Penulis mengakui bahwa pembuatan makalah ini jauh dari sempurna. Penulis mengakui sumber kepustakaan masih kurang lengkap. Diharapkan setelah membaca makalah ini pembaca dapat mengetahui apa itu hiperemesis gravidarum, tanda dan gejala hiperemesis gravidarum serta bagaimana diet yang bisa dilakukan untuk pasien dengan hiperemesis gravidarum.

DAFTAR PUSTAKABabak, Lowdermik, Jensen, 2004, Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4; Jakarta, EGCDoenges, Marilynn E. 2001. Rencana Perawatan Maternal atau Bayi. Jakarta ; EGCRukiyah, Yulianti. 2010. Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan). Jakarta: Trans Info Media.

3