bab i faktor faktor penyebab kerusakan bangunan

18
P P G 5 BANGUNAN BERSEJARAH 1. Candi Borobudur - Jawa Tengah ( dibangun tahun 800 sm, tinggi …m ) 2. Lawang Sewu – Semarang ( dibanngun tahun 1904-1907 ) 3. Masjid Istiqlal – Jakarta ( dibangun tahun 1951, 5 lt, ɸ kubah 45 m ) 4. Jam Gadang - Sumatra Barat ( tinggi 26 m, dibangun 1826 ) 5. Jembatan Mahakam ( dibangun tahun 1987, panjang 400 m, lebar 10 m) 2-1

Upload: rika-nur-agustini

Post on 26-Dec-2015

210 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

PPG

TRANSCRIPT

Page 1: Bab i Faktor Faktor Penyebab Kerusakan Bangunan

P P G

5 BANGUNAN BERSEJARAH

1. Candi Borobudur - Jawa Tengah ( dibangun tahun 800 sm, tinggi …m )2. Lawang Sewu – Semarang ( dibanngun tahun 1904-1907 )

3. Masjid Istiqlal – Jakarta ( dibangun tahun 1951, 5 lt, ɸ kubah 45 m )4. Jam Gadang - Sumatra Barat ( tinggi 26 m, dibangun 1826 )

5. Jembatan Mahakam ( dibangun tahun 1987, panjang 400 m, lebar 10 m)

2-1

Page 2: Bab i Faktor Faktor Penyebab Kerusakan Bangunan

BAB I FAKTOR FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN BANGUNAN

Tujuan Pembelajaran Umum

Mahasiswa mengetahui factor-faktor penyebab kerusakan bangunan gedung.

Tujuan Pembelajaran Khusus

1. Mahasiswa dapat mengidentifikaasi tingkat kerusakan bangunan.

2. Mahasiswa dapat menyebutkan factor-faktor penyebab kerusakan bangunan ditinjau pada

tahapan siklus gedung.

3. Mahasiswa dapat menjelaskan penyebab kerusakan bangunan karena iklim

4. Mahasiswa dapat menjelaskan penyebab kerusakan bangunan karena salah perencanaan.

5. Mahasiswa dapat menjelaskan penyebab kerusakan bangunan karena kesalahan pelaksanaan.

6. Mahasiswa dapat menjelaskan penyebab kerusakan bangunan dalam penggunaan.

2.1 Tingkatan Kerusakan

Tingkat kerusakan menurut Course Note dari PEDC (Politeknik Education Developmen Center)

yaitu :

a. Batas toleransi adalah suatu penyimpangan yang sangat kecil dan masih diterima sesuai

pedoman, standar, peraturan atau ketentuan-ketentuan yang ada.

b. Cacat (failure) adalah penyimpangan atau kerusakan sedang yang akibatnya akan dapat

mengganggu fungsi bangunan namun tidak sampai membahayakan penghuni.

c. Kegagalan (defect) adalah penyimpangan atau kerusakan berat yang akibatnya sangat

mengganggu atau membahayakan penghuni seperti misalnya gedung akan runtuh.

d. Cacat (failure) adalah penyimpangan atau kerusakan sedang yang akibatnya akan dapat

mengganggu fungsi bangunan namun tidak sampai membahayakan penghuni.

e. Kegagalan (defect) adalah penyimpangan atau kerusakan berat yang akibatnya sangat

mengganggu atau membahayakan penghuni seperti misalnya gedung akan runtuh.

2-2

Page 3: Bab i Faktor Faktor Penyebab Kerusakan Bangunan

Gambar 2.1 Ilustrasi Cacat dan Kegagalan

Sumber: Course Note dari PEDC (Politeknik Education Developmen Center)

2.2 Tingkat Kerusakan (menurut PERMEN PU No. 24 Th 2008)

1. Perbaikan dan/atau penggantian dalam kegiatan perawatan bangunan gedung dengan tingkat

kerusakan sedang dan berat dilakukan setelah dokumen rencana teknis perawatan bangunan

gedung disetujui oleh pemerintah daerah.

2. Kerusakan bangunan adalah tidak berfungsinya bangunan atau komponen bangunan akibat

penyusutan/berakhirnya umur bangunan, atau akibat ulah manusia atau perilaku alam seperti

beban fungsi yang berlebih, kebakaran, gempa bumi, atau sebab lain yang sejenis.

3. Intensitas kerusakan bangunan dapat digolongkan atas tiga tingkat kerusakan, yaitu:

a. Kerusakan ringan

1) Kerusakan ringan adalah kerusakan terutama pada komponen non-struktural, seperti

penutup atap, langit-langit, penutup lantai, dan dinding pengisi.

2) Perawatan untuk tingkat kerusakan ringan, biayanya maksimum adalah sebesar 35%

dari harga satuan tertinggi pembangunan bangunan gedung baru yang berlaku, untuk

tipe/klas dan lokasi yang sama.

b. Kerusakan sedang

1) Kerusakan sedang adalah kerusakan pada sebagian komponen

2-3

KEGAGALAN

CACAT

SESUAI DAN DALAM BATAS TOLERANSI

CACAT

KEGAGALAN

PENYIMPANGAN

ASUMSI-ASUMSI PROSES KONSTRUKSI HASIL

PENGARUH-PENGARUH

Page 4: Bab i Faktor Faktor Penyebab Kerusakan Bangunan

2) Perawatan untuk tingkat kerusakan sedang, biayanya maksimum adalah sebesar 45%

dari harga satuan tertinggi pembangunan bangunan gedung baru yang berlaku, untuk

tipe/klas dan lokasi yang sama.

c. Kerusakan berat

1) Kerusakan berat adalah kerusakan pada sebagian besar komponen bangunan, baik

struktural maupun non-struktural yang apabila setelah diperbaiki masih dapat

berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya.

2) Biayanya maksimum adalah sebesar 65% dari harga satuan tertinggi pembangunan

bangunan gedung baru yang berlaku, untuk tipe/klas dan lokasi yang sama.

d. PerawatanKhusus

Untuk perawatan yang memerlukan penanganan khusus atau dalam usaha meningkatkan

wujud bangunan, seperti kegiatan renovasi atau restorasi (misal yang berkaitan dengan

perawatan bangunan gedung bersejarah), besarnya biaya perawatan dihitung sesuai

dengan kebutuhan nyata dan dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Instansi Teknis

setempat.

4. Penentuan tingkat kerusakan dan perawatan khusus setelah berkonsultasi dengan Instansi

Teknis setempat.

5. Persetujuan rencana teknis perawatan bangunan gedung tertentu dan yang memiliki

kompleksitas teknis tinggi dilakukan setelah mendapat pertimbangan tim ahli bangunan

gedung.

6. Pekerjaan perawatan ditentukan berdasarkan bagian mana yang mengalami perubahan atau

perbaikan.

2-4

Page 5: Bab i Faktor Faktor Penyebab Kerusakan Bangunan

2.3 Faktor-faktor Penyebab Kerusakan Bangunan

a. Sebab-sebab Kerusakan ditinjau dari tahapan siklus gedung

Sumber : course note PEDC

b. Sebab-sebab kerusakan ditinjau dari sifat manusia

Sumber: course note PEDC

2-5

SIKLUS

BANGUNAN

% PENYEBAB KEGAGALAN

1. Perencanaan

2. Perhitungan

3. Pelaksanaan

4. Penggunaan

11 %

34 %

49 %

6 %

KELALAIAN MANUSIA % PENYEBAB KEGAGALAN

1. Kelengahan

2. Kurang kecakapan dan pengetahuan

3. Kurang memperhitungkan akibat sampingan

4. Lupa ,salah

5. Bergantung pada orang lain

6. Tidak memahami keadaan

7. Lain-lain

35 %

25 %

13 %

9 %

6 %

4 %

8 %

Page 6: Bab i Faktor Faktor Penyebab Kerusakan Bangunan

KEGAGALAN DALAM PROSES KONSTRUKSI

KEGAGALAN TEKNIKDalam perencanaan

Dalam perhitunganDalam pelaksanaanDalam penggunaan

KEGAGALAN ORGANISASISalah penempatan staff

Salah informasiKurang kerjasama

KEGAGALAN TINGKAH LAKU MANUSIAKurang motivasi

Kelalaian manusia

2.4 Struktur Kegagalan dalam Proses Konstruksi

2.5 Penyebab Kerusakan Bangunan

a. Faktor usia bangunan/ komponen bangunan

Bangunan gedung sebagaimana barang konstruksi lainnya akan rusak karena umur. Gedung

yang terdiri dari beberpa komponen, umur komponennya tidak sama, sebagai contoh seperti

tabel dibawah ini :

KOMPONEN UTAMA GEDUNG PERKIRAAN UMUR (Tahun)

1. Struktur beton

2. Dinding bata

3. Kusen kayu

4. Pintu kayu

5. Instalasi air

6. Instalasi listrik

7. Genting tanah

8. dll

50 - 60

25 - 30

20 - 30

15 - 20

15 - 20

15 - 20

25 - 30

-

2-6

Page 7: Bab i Faktor Faktor Penyebab Kerusakan Bangunan

Kebanyakan bangunan gedung permanen diencanakan sekitar 50 tahun sampai dengan 60

tahun, rencana umur ini adalah didasarkan ada umur fisik komponen utama gedung, missal

komponen struktur dari beton bertulang.

Komponen lain yang umurnya tidak mencapai umur rencana bangunan akan mengalami

kerusakan dan penggantian yang baru, missal genting yang berumur 30 tahun akan

menggalami penggantian satu kali, pintu kayu yang berumur 20 tahun akan mengalami

penggantian dua kali.

Pekerjaan perawatan adalah bertujuan untuk mempertahankan keawetan bangunan sehingga

selain melakukan penggantian komponen juga melakukan pemeliharaan. Pemeliharaan

dilakukan sebagai upaya preventif agar bangunan atau komponennya tidak mengalami

kerusakan sebelum usia rencana.

b. Faktor suhu

Suhu yang paling berpengaruh terhadap kerusakan bangunan adalah apabila terjadi

perbedaan yang ekstrem, yaitu panas siang hari dengan dingin malam hari selisihnya besar.

Komponen bangunan bagian luar terutama penutup atap adalah bagian yang paling meneima

pengaruh suhu. Bahan yang digunakan untuk penutup atap harus betul-betul tahan terhadap

pengaruh suhu, selama ini penggunaan penutup atap dari genting tanah, genting beton dan

logam /seng cukup dapat menahan pengaruh suhu. Beberapa komponene gedung yang

sering terkene pengaruh suhu sehingga perlu perawatan intensif adalah lapisan water

proofing diatas atap plat beton, cat pada lisplank kayu, coating pada sambungan-sambungan

talang dari plat logam/seng, cat ekterior pada dinding yang tinggi yang sering terkena panas

matahari langsung.

c. Faktor hujan

Menurut hasil penelitian bahwa air adalah musuh utama terhadap kerusakan gedung. Air

bisa berasal dari hujan atau air instalasi gedung. Bagian gedung yang sering rusak karena air

hujan adalah kebocoran atap dan talang, rembesan atap plat beton, dinding luar kotor dan

ambang bawah kusen luar lapuk karena air hujan tampias dll.

d. Faktor angin

2-7

Page 8: Bab i Faktor Faktor Penyebab Kerusakan Bangunan

Angin adalah gaya yang ditimbulkan karena perbedaan tekanan udara. Pengaruh angin

terhadap gedung bisa berpa gaya tekan atau gaya tarik. Secara umum di Indonesia tidak

terjadi gaya angin yang sangat besar karena terjadinya taufan atau tornado. Angin dengan

tekanan tinggi hanya terjadi secara sporatis dibeberapa daerah seperti angin claret tahun.

angin bahorok, angin kumbang, angin puyuh. Pengaruh angin kencang terhadap bangunan

gedung seperi menerbangkan atap genting atau atap seng. Pada serangan angin yang tidak

terlalu kencang dalam jangka panjang sering menimbulkan gerakan-gerakan pada atap seng

dan menimbulkan pembesaran lubang pengikat hingga terjadi pelepasan.

e. Faktor gempa

Gempa terjadi akibat pergerakan kulit bumi, runtuhan kulit bumi, benturan meteor, letusan

gunung berapi bisa juda ledakan senjata. Gempa yang berbahaya adalah gempa akibat

pergerkan kulit bumi atau disebut gempa tektonik.

Besar kecilnya enersi gempa yang diterima bangunan sangat tergantung pada kedalaman

pusat gempa, media tanah yang dilalui, jarak pusat gempa terhadap bangunan. Getaran

gelombang gempa yang sangat berbahaya adalah gelombang pendek, Gaya gempa

diasumsikan akan bekerja mendatar pada setiap elevasi lantai bangunan, dan biasa disebut

gaya lateral. Secara teknis getaran gempa yang sampai pada bangunan diterjemahkan

sebagai parameter waktu getar, kecepatan dan percepatan. Besarnya parameter gempa yang

diterima bangunan ditentukan oleh kondisi tanah dan kualitas bangunan itu sendiri.

Berdasarkan riwayat kegempaan di Indonesia telah dibuat peta resiko gempa seperti gambar

dibawah ini.

Gambar 2.2 Peta Kerawanan Gempa Indonesia

2-8

Page 9: Bab i Faktor Faktor Penyebab Kerusakan Bangunan

Sumber: Sjafei Amri. Teknologi Audit Forensik, Repair dan Retrofit Untuk Rumah & Bangunan Gedung.

f. Faktor petir

Walaupun kerusakan bangunan akibat petir relative jarang disbanding pengaruh lainnya

namun kerusakan yang ditimbulkan dapat menyebabkan kerusakan yang serius. Jenis

kerusakan yang paling sering terjadi akibat petir adalah pada komponen /instalasi elektrikal,

peralatan dengan power listrik, jaringan telepon, jaringan internet.

g. Faktor hama

Jenis hama yang paling terkenal adalah rayap. Komponen yang diserang pada umumnya

jenis kayu kualitas rendah dan tidak diawetkan. Rayap dalam kehidupannya menghindar dari

sinar terang sehingga dia menyerang kayu lewat dari dalam atau pada bagian yang gelap.

2.6 Faktor Salah Perencanaan

Kesalahan dalam perencanaan yang dapat menyebabkan kerusakan bangunan sebelum umur

rencana bisa disebabkan karena :

a. Salah perhitungan

Salah perhitungan pada penentuan besarnya beban yang bekerja, salah demensi struktur atau

salah penggunaan rumus atau asumsi-asumsi.

b. Bentuk

2-9

Page 10: Bab i Faktor Faktor Penyebab Kerusakan Bangunan

Bentuk atau detail suatu bagian yang kurang memperhatikan ketahanan terhadap

kemungkinan kerusakan. Contoh : bentuk atap yang komplek dan banyak talang sehingga

rawan kebocoran, kesalahan detail lisplank kayu sehingga terkena air hujan langsung dan

panas matahari sehingga cepat rapuh.

c. Pemilihan bahan

Bahan bangunan yang banyak jenisnya penggunaannya harus dipilih sesuai dengan

karakteristiknya agar tidak rusak sebelum umurnya. Seperti penggunaan cat ekterior pada

dinding luar dan cat interior pada dinding dalam. Hindari komponen dari bahan kayu dari air

seperti penggunaan pinti kayu di kamar mandi sebaiknya digunakan pintu jenis PVC atau

aluminium.

d. Kejelasan gambar dan spesifikasi teknis

Gambar dan spesifikasi yang kurang jelas atau tidak lengkap, dapat menimbulkan

penafsiran dan pelaksanaan yang salah. Kontraktor peleksana yang kurang bertanggung

jawap sering mengambil keuntungan dari kondisi demikian dengan mengurangi ukuran atau

spesifikasi, hal ini akan menimbulkan konsekuensi kurangnya kualitas bangunan.

e. Kontrak

Bunyi kontrak yang terkait dengan jaminan kualitas harus jelas dan lengkap sangsinya

apabila kontraktor pelaksana tidak bisa memenuhinya. Sebelum pelaksanaan pekerjaan

perlu diyakinkan bahwa kontraktor telah memahami kontrak.

2.7 Faktor Salah Pelaksanaan dan Pengawasan

Faktor kesalahan pelaksanaan dan pengawasan bisa disebabkan beberapa hal seperti :

a. Kurangnya pemahaman atau komitmen terhadap dokumen kontrak

b. Kondisi industry konstruksi yang kurang sehat .

c. Kemampuan professional pada metoda konstruksi atau pengalaman.

Contoh kesalahan pelaksanaan dan diantaranya :

2-10

Page 11: Bab i Faktor Faktor Penyebab Kerusakan Bangunan

a. Penggunaan material dibawah standar spesifikasi

b. Perbandingan campuran adukan tidak sesuai spesifikasi

c. Mengurangi kedalaman galian pondasi

d. Ukuran tidak sesuai dengan gambar

2.8 Faktor Penggunaan Banguan

Penggunaan bangunan dapat menyebabkan kerusakan baik secara langsung atau tidak langsung.

Contoh kesalahan penggunaan bangunan yang menyebabkan kerusakan :

a. Salah fungsi penggunaan ruang seperti penggunaan ruang kantor untuk gudang.

b. Perilaku yang kurang dewasa pengguna gedung seperti coretan pada dinding.

c. Kebersihan yang kurang sehingga debu atau kotoran secara perlahan merusak bagian

bangunan.

Latihan Soal

1. Sebutkan dan jelaskan tingkat kerusakan bangunan.

2. Sebutkan factor-faktor penyebab kerusakan bangunan ditinjau pada tahapan siklus gedung.

3. Jelaskan penyebab kerusakan bangunan karena iklim

4. Jelaskan penyebab kerusakan bangunan karena salah perencanaan.

5. Jelaskan penyebab kerusakan bangunan karena kesalahan pelaksanaan.

6. Jelaskan penyebab kerusakan bangunan dalam penggunaan.

2-11

Page 12: Bab i Faktor Faktor Penyebab Kerusakan Bangunan

DAFTAR PUSTAKA

1. Reginal Lee. 1987. Building Main tenance Management. Third edition . William Collins

Sons & Co.Ltd. London.

2. Asosiasi Perawatan Bangunan Indonesia (APBI). 2002. Building Operation And

Maintenance Services. Jakarta.

3. ………………….., 1987. Cacat dan Kegagalan . Pusat Pengembangan pendidikan

Politeknik. Bandung.

4. Sjafei Amri. 2006. Teknologi Audit Forensik, Repair dan Retrofit Untuk Rumah &

Bangunan Gedung. Yayasan John Hi-Tech Idetama. Jakarta.

5. Udi Raharjo. 2004. Sistem Operasi dan Pemeliharaan Bangunan. Pusat Pendidikan

Keahlian Teknik. BPSDM Departemen Pekerjaan Umum.

2-12

Page 13: Bab i Faktor Faktor Penyebab Kerusakan Bangunan

2-13