bab i - dr. uhar suharsaputra | buku ilmu baca … · web viewartinya jelas apa yang akan diteliti...

38
BAB I PENDAHULUAN Lahirnya Ilmu Pengetahuan yang secara historis sering dikaitkan dengan induknya yakni Filsafat telah banyak membawa perubahan dalam kehidupan manusia, terlebih lagi dengan makin intensnya penerapan Ilmu dalam bentuk Teknologi yang telah menjadikan manusia lebih mampu memahami berbagai gejala serta mengatur Kehidupan secara lebih efektif dan efisien. Semua itu pada dasarnya tidak terlepas dari Kegunaan Ilmu itu sendiri yakni untuk memahami, menjelaskan, mengatur dan memprediksi berbagai kejadian baik yang bersifat kealaman maupun sosial yang terjadi dalam kehidupan manusia. Setiap masalah yang dihadapi manusia selalu diupayakan untuk dipecahkan agar dapat dipahami, dan setelah itu manusia menjadi mampu untuk mengaturnya serta dapat memprediksi (sampai batas tertentu) kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi berdasarkan pemahaman yang dimilikinya. Upaya-upaya untuk menjawab dan memahami masalah yang dihadapi ada yang mendasarkan pada kemampuan rasio semata dengan menggunakan hukum-hukum logika (Sylogisme/Analogi), sementara itu ada juga yang lebih mendasarkan pada bukti- bukti yang diperoleh dalam dunia nyata, yang pertama stkip Kuningan / lembaga Penelitian / Uhar / Penelitian Kuantitatif / 2002 1

Upload: ngokhanh

Post on 19-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I - Dr. Uhar Suharsaputra | BUKU ILMU BACA … · Web viewArtinya jelas apa yang akan diteliti dan dapat dipahami secara umum. masalah/pertanyaan penelitain harus significant

BAB IPENDAHULUAN

Lahirnya Ilmu Pengetahuan yang secara historis sering dikaitkan

dengan induknya yakni Filsafat telah banyak membawa perubahan dalam

kehidupan manusia, terlebih lagi dengan makin intensnya penerapan Ilmu

dalam bentuk Teknologi yang telah menjadikan manusia lebih mampu

memahami berbagai gejala serta mengatur Kehidupan secara lebih efektif

dan efisien.

Semua itu pada dasarnya tidak terlepas dari Kegunaan Ilmu itu sendiri

yakni untuk memahami, menjelaskan, mengatur dan memprediksi berbagai

kejadian baik yang bersifat kealaman maupun sosial yang terjadi dalam

kehidupan manusia. Setiap masalah yang dihadapi manusia selalu

diupayakan untuk dipecahkan agar dapat dipahami, dan setelah itu manusia

menjadi mampu untuk mengaturnya serta dapat memprediksi (sampai batas

tertentu) kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi berdasarkan

pemahaman yang dimilikinya.

Upaya-upaya untuk menjawab dan memahami masalah yang dihadapi

ada yang mendasarkan pada kemampuan rasio semata dengan

menggunakan hukum-hukum logika (Sylogisme/Analogi), sementara itu ada

juga yang lebih mendasarkan pada bukti-bukti yang diperoleh dalam dunia

nyata, yang pertama sering disebut aliran Rasionalisme-idealisme yang

mengacu pada pengetahuan a priori dan yang kedua disebut aliran

Empirisme yang mengacu pada pengetahuan a posteriori. Meskipun kedua

paham tersebut sepintas nampak berada pada poisisi diametral, namun

dalam kenyataannya keduanya bersifat komplementer seperti terlihat dalam

suatu kegiatan Penelitian, baik penelitian Kuantitatif maupun Kualitatif (dalam

batas tertentu).

Penelitian Kuantitatif (Quantitative Research) adalah salah satu

bentuk penelitian yang umumnya diposisikan sebagai kebalikan dari

stkip Kuningan / lembaga Penelitian / Uhar / Penelitian Kuantitatif / 2002 1

Page 2: BAB I - Dr. Uhar Suharsaputra | BUKU ILMU BACA … · Web viewArtinya jelas apa yang akan diteliti dan dapat dipahami secara umum. masalah/pertanyaan penelitain harus significant

penelitian Kualitatif (Qualitative Research). Secara umum penelitian Kualitatif

atau naturalistic inquiry sering diartikan sebagai prosedur penelian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-

orang dan prilaku yang dapat diamati, demikianlah pendapat Bogdan dan

Guba, sementara itu penelitian Kuantitatif diartikan sebagai penelitian yang

dalam pelaksanaannya menggunakan pengukuran-pengukuran serta angka-

angka sebagai bahan untuk dilakukan analisis melalui pendeskripsian dan

kemudian dilakukan generalisasi.

Memposisikan kedua macam penelitian tersebut sebagai sesuatu yang

berdiri secara diametral nampaknya perlu hati-hati, mengingat dalam

kenyataannya pemaduan ke duanya bukan sesuatu yang mustahil, bahkan

sangat mungkin, sebagaimana dikemukakan banyak akhli dalam bidang

penelitian seperti tertuang dalam buku Mixing Methods : Qualitative and

Quantitative Research yang dihimpun Julia Brannen. Dalam buku tersebut,

yang terdiri dari tulisan beberapa akhli, nampak terlihat upaya penggabungan

kedua jenis penelitian tersebut serta implikasi-implikasi teoritis metodologis

yang kelihatannya masih memerlukan kajian lebih jauh.

Namun demikian suatu hal yang penting dari ide dasar buku tersebut

adalah bahwa pemikiran yang dikhotomis antara metode kualitatif dan

kuantitatif perlu dicermati kembali, sebab hal itu tidak akan membawa pada

inovasi yang sangat diperlukan dalam memahami masalah-masalah sosial

yang sangat kompleks yang terjadi di masyarakat dengan tingkat perubahan

yang sangat cepat.

Diantara para Pakar ada yang menganalogikan penelitian Kualitatif

sebagai metode induktif yakni suatu metode yang berawal dari pengumpulan

data-data empiris, kemudian dikaji untuk diketahui pola-pola atau tema dan

kemudian dikembangkan menjadi teori, konsep-konsep yang dimiliki peneliti

sifatnya sangat umum dan bisa berubah sesuai dengan perkembangan

penelitian, dalam penelitian kualitatif Variabel bisa merupakan produk atau

stkip Kuningan / lembaga Penelitian / Uhar / Penelitian Kuantitatif / 2002 2

Page 3: BAB I - Dr. Uhar Suharsaputra | BUKU ILMU BACA … · Web viewArtinya jelas apa yang akan diteliti dan dapat dipahami secara umum. masalah/pertanyaan penelitain harus significant

hasil dari suatu penelitian, sementara itu Penelitian kuantitatif dianalogikan

sebagai metode deduktif, yakni metode dimana pada awal penelitian

ditentukan hipotesis sebagai turunan dari kerangka teori untuk kemudian

dilakukan pengujian berdasarkan data empiris. Disamping itu dalam

penelitian kuantitatif Variabel-variabel ditentukan terlebih dahulu sebagai

panduan tentang apa yang mau diteliti, variabel-variabel tersebut dibingkai

dalam suatu hiupotesis untuk kemudian diujikan terhadap data penelitian.

Dengan memahami hal tersebut, jelas bahwa kedua macam metode

tersebut yakni Kualitatif dan Kuantitatif perlu dipahami secara baik tanpa

perlu mempertentangkannya, melainkan melihatnya sebagai sesuatu yang

bersifat komplementer, atau bahkan bersifat integral, sehingga dinamika

penelitian akan semakin kaya serta temuan-temuannya menjadi lebih variatif

dengan sudut pandang yang multidimensi.

Suatu hal yang penting dalam melakukan penelitian dengan salah satu

bentuk penelitian, baik penelitian kualitatif maupun kuantitatif adalah

diikutinya persyaratan secara disiplin sesuai dengan bentuk penelitiannya,

agar hasil yang diperoleh dari penelitian dapat dipertanggungjawabkan

secara ilmiah.

1.1. Pentingnya Penelitian

Secara naluriah manusia selalu berusaha untuk memahami berbagai gejala-

gejala yang terjadi dalam kehidupan baik gejala alam maupun gejala sosial,

berbagai gejala dicoba untuk dijawab/dijelaskan sesuai dengan kapasitas

masing-masing. Menurut Charles Pierce terdapat empat cara untuk

mengetahui dan menjelaskan gejala-gejala alam yaitu :

a. Method of tenacity. Berpegang teguh pada sesuatu pendapat yang

sudah diyakini sejak lama.

b. Method of Authority. Berpegang pada pendapat orang-orang yang

dianggap pakar

stkip Kuningan / lembaga Penelitian / Uhar / Penelitian Kuantitatif / 2002 3

Page 4: BAB I - Dr. Uhar Suharsaputra | BUKU ILMU BACA … · Web viewArtinya jelas apa yang akan diteliti dan dapat dipahami secara umum. masalah/pertanyaan penelitain harus significant

c. Method of intuition. Berpegang pada suatu keyakinan pribadi yang

sudah dianggap jelas benarnya tanpa perlu pembuktian.

d. Scientific Method. Berpegang pada suatu pendapat yang sudah

terbukti berdasarkan suatu metode berpikir Ilmiah

Penelitian pada dasarnya merupakan suatu metode ilmiah dalam

membantu memahami dan menjawab berbagai persoalan yang dihadapi

manusia dalam kehidupan, baik itu yang berkaitan dengan Alam maupun

Kehidupan sosial masyarakat. Oleh karena itu bidang pendidikan pun jelas

memerlukan metode ilmiah ini dalam memahami/menjelaskan berbagai

masalah dalam bidang pendidikan, sehingga suatu kesimpulan dapat

dipertanggungjawabkan. Menurut Jack R. Fraenkel dan Norman E. Wallen

“the scientific method provides us with another way of obtaining information –

information that is as accurate and reliable as we can get. Dengan demikian

nampak jelas pentingnya penelitian, karena hal itu dapat membantu

manusia dalam memperoleh suatu pemahaman dan penjelasan yang akurat

dan dapat dipercaya terhadap masalah-masalah yang dihadapi.

1.2. Teori, Konsep, dan Variabel dalam Penelitian.

Upaya-upaya manusia untuk mampu memahami, menjelaskan,

memprediksi berbagai kejadian dalam kehidupan telah melahirkan berbagai

macam teori, dan apabila telah diorganisasikan sedemikian rupa serta

terbingkai dalam suatu obyek formal dan obyek material tertentu terwujudlah

suatu Ilmu, sementara itu Ilmu lebih jauh dapat membantu untuk mengkaji

guna memahami gejala-gejala baru yang dihadapi manusia sehingga lahirlah

teori-teori , oleh karena itu apabila suatu ilmu telah menjadi disiplin tersendiri,

akan muncul teori baru baik sebagai penambahan maupun sebagai koreksi

atas teori lama, dalam kaitan ini tepat sekali pernyataan Kerlinger dalam

Bukunya Foundation of Behavioural Research yang menyatakan bahwa

Tujuan utama Ilmu sebenarnya Teori, sekarang apa sebenarnya yang

dimaksud dengan Teori ?

stkip Kuningan / lembaga Penelitian / Uhar / Penelitian Kuantitatif / 2002 4

Page 5: BAB I - Dr. Uhar Suharsaputra | BUKU ILMU BACA … · Web viewArtinya jelas apa yang akan diteliti dan dapat dipahami secara umum. masalah/pertanyaan penelitain harus significant

Kerlinger mendefinisikan Teori sebagai himpunan konstruk (konsep),

definisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang

gejala dengan menggambarkan relasi di antara variabel, untuk menjelaskan

dan meramalkan gejala tersebut. Pengertian ini mengindikasikan bahwa

penjelasan (explanation) dan peramalan (prediction) merupakan dua hal yang

dapat diperankan oleh teori melalui konsep-konsep serta pandangan

sistematis terhadap berbagai fenomena yang dilihat dari sudut relasinya

dengan gejala-gejala lain. Sementara itu Kenneth D. Bailey dalam bukunya

Methods of Social Research menyatakan bahwa teori merupakan suatu

upaya untuk menjelaskan gejala-gejala tertentu serta harus dapat diuji, suatu

pernyataan yang tidak dapat menjelaskan dan memprediksi sesuatu

bukanlah teori, lebih jauh Bailey menyebutkan bahwa komponen-komponen

dasar dari teori adalah Konsep (Concept) dan variabel (Variable).

Teori terdiri dari sekumpulan konsep yang umumnya diikuti oleh relasi

antar konsep sehingga tergambar hubungannya secara logis dalam suatu

kerangka berpikir tertentu. Konsep pada dasarnya merupakan suatu

gambaran mental atau persepsi yang menggambarkan atau menunjukan

suatu fenomena baik secara tunggal ataupun dalam suatu kontinum, konsep

juga sering diartikan sebagai abstraksi dari suatu fakta yang menjadi

perhatian Ilmu, baik berupa keadaan, kejadian, individu ataupun kelompok.

Umumnya konsep tidak mungkin/sangat sulit untuk diobservasi secara

langsung, oleh karena itu untuk keperluan penelitian perlu adanya

penjabaran-penjabaran ke tingkatan yang lebih kongkrit agar observasi dan

pengukuran dapat dilakukan. Dalam suatu teori, konsep-konsep sering

dinyatakan dalam suatu relasi atau hubungan antara dua konsep atau lebih

yang tersusun secara logis, pernyataan yang menggambarkan hubungan

antar konsep disebut proposisi, dengan demikian konsep merupakan

himpunan yang membentuk proposisi, sedangkan proposisi merupakan

himpunan yang membentuk teori.

stkip Kuningan / lembaga Penelitian / Uhar / Penelitian Kuantitatif / 2002 5

Page 6: BAB I - Dr. Uhar Suharsaputra | BUKU ILMU BACA … · Web viewArtinya jelas apa yang akan diteliti dan dapat dipahami secara umum. masalah/pertanyaan penelitain harus significant

Dalam suatu peneltian, menurut Sofian Effendi, akan ditemui dua

jenis konsep yaitu pertama konsep-konsep yang jelas hubungannya dengan

realitas (Misalnya : Meja, Lemari, Kursi) dan kedua konsep-konsep yang lebih

abstrak dan lebih kabur hubungannya dengan realitas (misalnya : Motivasi,

Kecerdasan, Komitmen). Sementara itu Prof. Dr. H. Bambang Suwarno, MA.

Guru Besar UPI Bandung telah lama merumuskan penjabaran-penjabaran

Konsep untuk kepentingan suatu penelitian kedalam tiga tingkatan yaitu

konsep Teori, konsep empiris dan konsep Analitis, Konsep teori mempunyai

tingkat abstarksi yang tinggi dan merupakan pengertian esensil dari suatu

fenomena, konsep empiris merupakan gambaran konsep yang sudah dapat

diobservasi, sementara konsep analitis merupakan konsep yang menunjukan

apa dan bagaimana konsep empiris tersebut dapat diketahui untuk keperluan

analisa. untuk lebih jelas dapat dilihat dalam contoh berikut :

Tabel 1.1. Penjabaran Konsep

No Konsep Teori Konsep Empiris Konsep Analitis

1. Pendidikan - Asal Sekolah- Waktu menyelesaikan SLA- Ijazah terakhir yang dimiliki

Jawaban responden tentang asal sekolah, waktu menyelesaikan sekolah dan ijazah terakhir yang dimiliki

2. KecerdasanEmosi

-Pengenalan emosi diri-Pengelolaan emosi-Motivasi Diri-Pengenalan emosi pihak lain

-Membina Hubungan

Jawaban Responden akan skala yang disusun berdasarkan skala Likert dengan empat pilihan.

3. Pengetahuan Manajemen

-Pengetahuan tentang Pro- ses Manajemen-Pengetahuan tentang Substansi Manajemen

Jawaban Responden atas test yang diberikan tentang proses manajemen dan substansi manajemen

stkip Kuningan / lembaga Penelitian / Uhar / Penelitian Kuantitatif / 2002 6

Page 7: BAB I - Dr. Uhar Suharsaputra | BUKU ILMU BACA … · Web viewArtinya jelas apa yang akan diteliti dan dapat dipahami secara umum. masalah/pertanyaan penelitain harus significant

Apabila konsep analitis telah diketahui, kemudian dioperasionalkan ke

dalam item-item pernyataan atau pertanyaan untuk memperoleh data yang

diperlukan dalam penelitian. Sementara itu menurut Bailey konsep yang

mempunyai nilai tunggal disebut konstanta sedang konsep yang

mengandung lebih dari satu nalai disebut variabel, dengan pemahaman

seperti ini maka Variabel menjadi sesuatu yang sangat penting dalam

kaitannya dengan teori dan penelitian.

Variabel, secara etimologis, berasal dari kata Vary yang berarti

berubah-ubah atau bervariasi baik dalam substansinya maupun dalam jenis

dan keluasannya, dalam konteks analisis hubungan, variabel dikelompokan

ke dalam variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat

(dependent variable). Umumnya variabel merupakan operasionalisasi dari

konsep, meskipun bisa juga berbentuk konsep yang kontinum sehingga

mempunyai variasi nilai, apabila variabel merupakan suatu konsep maka

penjabaran seperti yang dikemukakan oleh Prof. Bambang akan sangat

membantu, sedangkan bila variabel merupakan penjabaran dari konsep

(sehingga sudah operasional), maka langkah berikutnya tinggal menentukan

indikator sebagai patokan dalam membuat item-item pertanyaan/pernyataan

(Instrumen Penelitian) yang diperlukan untuk pengumpulan data dalam

penelitian.

Dengan memahami apa yang diungkapkan di atas maka seorang

peneliti akan dapat melakukan langkah berpikir secara sistematis, dan ini

akan mendorong pada terwujudnya suatu penelitian yang dapat

dipertanggungjawabkan, karena telah mengikuti suatu method of scientific

Thinking

Dari uraian di atas nampak bagaimana hubungan/kaitan dan

urgensinya antara teori, konsep, variabel, indikator, serta Instrumen

Penelitian, dalam suatu penelitian, dan apabila digambarkan, hubungan

tersebut akan nampak sebagai berikut :

stkip Kuningan / lembaga Penelitian / Uhar / Penelitian Kuantitatif / 2002 7

Page 8: BAB I - Dr. Uhar Suharsaputra | BUKU ILMU BACA … · Web viewArtinya jelas apa yang akan diteliti dan dapat dipahami secara umum. masalah/pertanyaan penelitain harus significant

Gambar 1.1. Hubungan Teori,Konsep, Variabel, indikator danInstrumen Penelitian

Hipotesis

Gambar di atas menunjukan hubungan Teori, Konsep, Variabel,

Indikator serta Instrumen Penelitian untuk pengumpulan Data, dan sekaligus

juga menggambarkan bagaimana suatu penelitian (Kuantitatif) berproses

dalam suatu urutan Method of Thinking.

1.3. Proses Penelitian

Suatu penelitian yang mencoba menganalisis hubungan antar

fenomena harus di dasarkan pada suatu kerangka teori tertentu sebagai

stkip Kuningan / lembaga Penelitian / Uhar / Penelitian Kuantitatif / 2002 8

T E O R I

PROPOSISI PROPOSISI

KONSEP KONSEP KONSEP KONSEP

VARIABEL VARIABEL VARIABEL VARIABEL

INDIKATOR

INDIKATOR

INDIKATOR

INDIKATOR

INSTRUMEN PENELITIAN/DATA PENELITIAN

Page 9: BAB I - Dr. Uhar Suharsaputra | BUKU ILMU BACA … · Web viewArtinya jelas apa yang akan diteliti dan dapat dipahami secara umum. masalah/pertanyaan penelitain harus significant

bingkai, kemudian menentukan proposisi yang akan dijadikan fokus kajian,

proposisi yang tidak dapat dibuktikan/diuji secara langsung dalam penelitian

disebut Teori atau bagian dari suatu Teori (Axiomatic Theory) sedangkan

Proposisi yang akan diuji dalam penelitian disebut Hipotesis, disamping

mengacu pada Teori, Hipotesis juga bisa bersumber pada Empirical

Generalization (Generalisasi empiris adalah pernyataan suatu hubungan

berdasarkan induksi dan terbentuk berdasarkan observasi tentang adanya

hubungan tersebut), meskipun pada akhirnya generalisasi empiris ini

memerlukan sandaran Teori yang dapat memperkuatnya.

Pentingnya teori dalam suatu penelitian mengindikasikan bahwa

seorang peneliti perlu membekali dirinya dengan pendalaman teori-teori yang

berkaitan dengan masalah yang akan dikaji dalam penelitian, hal ini juga

dikarenakan teori itu, menurut Fisher, berfungsi sebagai peta yang

mengorganisasikan gejala-gejala menjadi kelas-kelas yang dapat dikenal

dengan prosedur penjabaran hubungan antara hukum-hukum teoritis dan

fenomena empiris. Dengan teori dan konsep-konsep tertentu peneliti

kemudian perlu mengoperasionalkan menjadi sesuatu yang bisa diamati, hal

ini berarti bahwa peneliti bergerak dari tahapan konseptualisasi ke tahapan

operasionalisasi. Konsep-konsep dijabarkan kedalam Variabel-variabel

kemudian ditentukan Definisi operasional (indikator-indikator) dari konsep

atau variabel, yang kemudian menjadi dasar dalam penyusunan Instrumen

penelitian sebagai alat untuk pengumpulan data. Hubungan antar Konsep

yang mengacu pada teori merupakan proposisi, pernyataan hubungan antar

Variabel (Konsep yang punya nilai Kontinum) yang akan diuji merupakan

hipotesa yang menjadi arah penelitian, untuk kemudian dioperasionalkan

guna keperluan observasi, serta pengujian hipotesis yang apabila

menggunakan analisis statistik perlu dikemukakan hipotesis statistiknya.

Hubungan tersebut terlihat dalam gambar 1.2. sebagai berikut :

stkip Kuningan / lembaga Penelitian / Uhar / Penelitian Kuantitatif / 2002 9

Page 10: BAB I - Dr. Uhar Suharsaputra | BUKU ILMU BACA … · Web viewArtinya jelas apa yang akan diteliti dan dapat dipahami secara umum. masalah/pertanyaan penelitain harus significant

Gambar 1.2. Hubungan antara Unsur-unsur Penelitian

Proposisi

Hipotesis

Hipotesis Statistik

(Sumber: Sofian Effendi, 1989 Metode Penelitian Survey. LP3ES)

setelah memahami uraian di atas, seorang peneliti perlu memahami apa

yang harus dilakukan bila akan melakukan penelitian, hal ini dimaksudkan

agar tahapan-tahapan pelaksanaannya akan mengikuti suatu proses yang

logis dan sistematis.

Menurut Bailey tahapan-tahapan dalam penelitian harus dilihat dalam

suatu kesatuan yang sifatnya melingkar dan saling ketergantungan, Diawali

dengan pemilihan masalah dan penentuan hipotesis, perumusan rancangan

penelitian, pengumpulan data, pengkodean dan penganalisaaan data, dan

diakhiri dengan penafsiran hasil penelitian untuk kemudian hasil penelitian

dapat dijadikan sebagai dasar pemilihan masalah serta hipotesis bagi

penelitian selanjutnya.yang bila digambarkan nampak sebagai berikut :

Gambar 1.3. Tahapan dalam Proses Penelitian

stkip Kuningan / lembaga Penelitian / Uhar / Penelitian Kuantitatif / 2002 10

KONSEP KONSEP

VARIABEL VARIABEL

DEFINISI OPERASIONAL

DEFINISI OPERASIONAL

Page 11: BAB I - Dr. Uhar Suharsaputra | BUKU ILMU BACA … · Web viewArtinya jelas apa yang akan diteliti dan dapat dipahami secara umum. masalah/pertanyaan penelitain harus significant

Gambaran yang dikemukakan Bailey nampak lebih bersifat garis

besar, namun sebagai pegangan dasar sangat penting. Dengan memahami

uraian di atas, secara lebih rinci, dapat disimpulkan bahwa untuk suatu

penelitian (kuantitatif), proses yang mesti dilalui adalah :

1. menentukan masalah yang akan diteliti .

2. mengkaji teori/generalisasi empiris dan memilih proposisi yang

berkaitan dengan masalah yang akan diteliti

3. menentukan konsep-konsep dan/atau variabel-variabel

4. menentukan desain penelitian serta hipotesis

5. menjabarkan konsep/variabel menjadi operasional

6. menentukan indikator-indikator konsep/variabel.

7. membuat Instrument penelitian

8. mengumpulkan data, menganalisa dan menyimpulkan.

Menentukan masalah yang akan diteliti. Penelitian pada dasarnya hanya

dapat dilaksanakan bila ada masalah yang perlu dipahami untuk dipecahkan,

masalah secara sederhana sering diartikan sebagai kesenjangan antara apa

stkip Kuningan / lembaga Penelitian / Uhar / Penelitian Kuantitatif / 2002 11

1Choosing the problem and stating Hypothesis

2Formulating Research

Design

5Interpreting Results

4Coding and

Analyzing Data3

Data Collection

Page 12: BAB I - Dr. Uhar Suharsaputra | BUKU ILMU BACA … · Web viewArtinya jelas apa yang akan diteliti dan dapat dipahami secara umum. masalah/pertanyaan penelitain harus significant

yang ada (Das sein) dengan apa yang seharusnya (Das sollen). Mc Guigan

dalam bukunya Experimental Psychology, A Methodological Approach,

sebagaimana dikutif oleh Supratiknya, mengartikan masalah sebagai situasi

atau keadaan saat kita mengalami tidak memiliki cukup informasi untuk

menjawab suatu pertanyaan atau saat kita mengalami bahwa pengetahuan

yang kita miliki kacau balau sehingga tidak mampu menjawab persoalan

yang sedang kita hadapi. Lebih jauh dikatakan bahwa masalah bisa tampil

dalam salah satu dari tiga keadaan berikut ini yaitu :

1. Ada kesenjangan dalam pengetahuan kita, yakni kita menyadari

ada sesuatu hal yang tidak kita ketahui atau terdapat informasi

yang tidak kita miliki.

2. ada sejumlah informamsi tentang sesuatu hal yang saling

bertentangan

3. ada sesuatu fakta yang perlu dijelaskan.

apabila kita memiliki pengetahuan dan informasi serta penjelasan tentang

segala sesuatu tentang fenomena alam, sosial, termasuk fenomenan

pendidikan, maka nampaknya penelitian tidak terlalu diperlukan.

Meskipun disadari bahwa penelitian memerlukan adanya masalah,

namun masalah tidak selamanya mendorong seseorang untuk melakukan

penelitian, karena hal itu berkaitan dengan konteks, urgensi, kemampuan,

cara berpikir serta substansi masalah, disamping itu maslah-masalah yang

ingin diperoleh jawabannya melalui pertanyaan penelitian perlu mengacu

pada suatu kriteria yang baik yakni :

1. masalah/pertanyaan penelitain harus feasible. Yakni

memungkinkan untuk dilakukan penelitian baik dari segi,

kemampuan, waktu, maupun dana.

2. masalah/pertanyaan penelitain harus clear. Artinya jelas apa yang

akan diteliti dan dapat dipahami secara umum.

3. masalah/pertanyaan penelitain harus significant. Artinya bermakna

bagi perolehan pengetahuan yang penting serta bagi masyarakat.

stkip Kuningan / lembaga Penelitian / Uhar / Penelitian Kuantitatif / 2002 12

Page 13: BAB I - Dr. Uhar Suharsaputra | BUKU ILMU BACA … · Web viewArtinya jelas apa yang akan diteliti dan dapat dipahami secara umum. masalah/pertanyaan penelitain harus significant

4. masalah/pertanyaan penelitain harus ethical. Artinya tidak

merugikan masyarakat baik lingkungan alam maupun kehidupan

sosial kemasyarakatan.

Seseorang yang telah dan akan terlibat dalam suatu bidang kehidupan

tertentu misalnya bidang pendidikan, akan mempunyai fokus yang lebih tajam

(dibanding seseorang yang terlibat dalam bidang non pendidikan) terhadap

masalah-masalah yang terdapat dalam dunia pendidikan, temuan

permasalahan bisa didapat melalui bacaan tentang literatur pendidikan

ataupun berdasarkan pengalaman subyektif yang mendorong upaya untuk

mencari penjelasan dalam konteks realitas pendidikan. Secara lebih rinci

James H. McMillan dan Sally Schumacher dalam bukunya Research in

Education : A Conceptual Introduction, mengemukakan sumber-sumber yang

dapat dijadikan acuan menentukan masalah adalah :

1. Observasi terhadap praktek pendidikan

2. Deduksi teori

3. Studi kepustakaan

4. Masalah yang sedang terjadi

5. Situasi praktis

6. pengalaman pribadi

dengan melihat sumber-sumber yang dapat menjadi dasar dalam penentuan

masalah, mengindikasikan bahwa Masalah-masalah yang terdapat dalam

dunia pendidikan sangat banyak dan beragam, selain disebabkan karena

luasnya bidang kajian serta terbatasnya informasi dan penjelasan yang

dimiliki seseorang. Untuk itu seseorang yang ingin melakukan penelitian

bidang pendidikan (juga dalam bidang-bidang yang termasuk kajian ilmu-ilmu

lainnya) dalam menentukan masalah yang akan diteliti perlu melakukan

langkah sistematis-logis dalam menggambarkan posisi masalah serta

permasalahan yang ditelitinya, dalam hubungan ini sistematika penjelasan

yang perlu dikemukakan adalah Latar belakang Masalah, Identifikasi

masalah, pembatasan masalah, serta perumusan masalah.

stkip Kuningan / lembaga Penelitian / Uhar / Penelitian Kuantitatif / 2002 13

Page 14: BAB I - Dr. Uhar Suharsaputra | BUKU ILMU BACA … · Web viewArtinya jelas apa yang akan diteliti dan dapat dipahami secara umum. masalah/pertanyaan penelitain harus significant

Latar belakang Masalah. Mengemukakan tentang alasan-alasan

kenapa masalah tersebut timbul, dasarnya bisa bersifat teoritis ataupun

praktis, di sini bisa juga diungkapkan tentang terjadinya kesenjangan antara

apa yang seharusnya dengan apa yang terjadi di lapangan, untuk itu

sebaiknya diungkapkan data awal tentang hal tersebut.

Identifikasi masalah. Mengungkapkan tentang posisi masalah serta

permasalahan dalam lingkup yang luas terutama tentang faktor-faktor yang

berkaitan dengan variabel yang diteliti, sehingga tergambar posisi dan

permasalahannya secara komprehensif.

Pembatasan Masalah. Posisi dan permasalah yang komprtehensif

sangat sulit, bahkan tidak mungkin untuk diteliti dalam satu penelitian, oleh

karena itu perlu dibatasi dengan memilih masalah-masalah terbatas yang

mungkin dan akan diteliti oleh seorang peneliti

Perumusan Masalah. Masalah yang akan diteliti perlu diperjelas

dengan mengungkapkannya dalam bentuk rumusan permasalahan, dengan

mengacu pada pembatasan masalah. Perumusan masalah sebaiknya dalam

bentuk pertanyaan yang menggambarkan variabel-variabel yang akan diteliti.

Contoh :

apakah siswa yang berasal dari keluarga dengan tingkat ekonomi

tinggi mempunyai prestasi yang lebih tinggi dibanding siswa dari

keluarga dengan tingkat ekonomi rendah

apakah terdapat hubungan antara kehadiran siswa di kelas

dengan prestasi belajar

apakah penggunaan metode pembelajaran berpengaruh terhadap

prestasi belajar siswa

Mengkaji Teori/Generalisasi empiris dan memilih proposisi yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Pengkajian teori dan atau

generalisasi empiris sebagai hasil-hasil penelitian sebelumnya merupakan

hal yang penting, langkah ini mencakup pencarian dan pemilihan teori yang

stkip Kuningan / lembaga Penelitian / Uhar / Penelitian Kuantitatif / 2002 14

Page 15: BAB I - Dr. Uhar Suharsaputra | BUKU ILMU BACA … · Web viewArtinya jelas apa yang akan diteliti dan dapat dipahami secara umum. masalah/pertanyaan penelitain harus significant

mendukung dan relevan dengan masalah yang akan diteliti, sehingga

penelitian yang dilakukan mempunyai sandaran teoritis yang diperlukan

dalam bentuk proposi, baik yang tersurat maupun yang tersirat, langkah ini

lebih sangat diperlukan dalam penelitian kuantitatif, karena umumnya

penelitian bentuk ini bersifat verifikasi hipotesis (dengan tidak mengabaikan

sifat Falsifikasi dari Karl Popper) terhadap teori-teori yang sudah ada.

Pengkajian teori umumnya dilakukan melalui studi literatur, hal ini

dimaksudkan untuk mengetahui dan memahami secara lebih luas tentang

masalah yang akan diteliti sehingga posisi masalah menjadi jelas dalam

konteks teori atau hasil-hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh

para pakar.

Studi literatur akan sangat membantu peneliti dalam melaksanakan

penelitiannya, oleh sebab itu seorang peneliti harus memahami tipe-tipe

sumber yang akan diriview, ada tiga sumber yang biasanya dapat

dipergunakan (sesuai kondisi) yakni :

Referensi umum. Biasanya dalam bentuk penerbitan yang

memuat berbagai hasil penelitian yang dilengkapi dengan abstrak,

ini akan sangat membantu untuk pelacakan sumber-sumber

lainnya yang berkaitan dengan masalah penelitian yang akan

dilakukan (biasanya dalam bentuk indeks yang memungkinkan

pelacakan lebih jauh pada sumber primernya)

Sumber Primer. Yaitu penerbitan suatu hasil penelitian yang

dilakukan seorang peneliti. Dimana sebagian besar sumber ini

biasanya terdapat dalam jurnal-jurnal penelitian seperti Journal of

educational research, dan hal ini dapat diperoleh di perpustakaan

atau melalui internet

Sumber sekunder. Penerbitan yang memuat penjelasan hasil-

hasil penelitian orang lain, biasanya terdapat dalam buku-buku

teks, dan sering sudah dibahas dalam konteks teori tertentu oleh

penulis buku tersebut.

stkip Kuningan / lembaga Penelitian / Uhar / Penelitian Kuantitatif / 2002 15

Page 16: BAB I - Dr. Uhar Suharsaputra | BUKU ILMU BACA … · Web viewArtinya jelas apa yang akan diteliti dan dapat dipahami secara umum. masalah/pertanyaan penelitain harus significant

agar studi kepustakaan dapat fokus dan efektif, ada beberapa langkah yang

harus diperhatikan yaitu :

o Berikan pengertian/definisi yang jelas tentang masalah penelitian

o Baca dengan cermat sumber-sumber sekunder yang relevan

o Pilih dan cermati beberapa referensi umum yang yang patut

dijadikan dasar

o Rumuskan kata kunci, konsep, proposisi, dan variabel pokok

berkaitan dengan masalah yang menjadi minat peneliti

Menentukan konsep-konsep dan/atau variabel-variabel. Setelah

melakukan kajian teori (kajian teoritis melalui studi kepustakaan), seorang

peneliti perlu menentukan konsep dan variabel yang akan dijadikan obyek

formal penelitian, sehingga arah dan sasaran penelitian akan jelas, hal ini

penting dalam upaya menentukan instrumen penelitian yang akan

dipergunakan baik dalam hal pendekatan maupun dalam pengukuran.

menentukan desain penelitian serta hipotesis. Setelah

konsep-konsep/variabel-variabel telah ditentukan, langkah berikutnya adalah

menentukan rancangan penelitian, dalam arti bagaimana penelitian itu akan

dialkukan, dan sebagai pemandunya maka penentuan hipotesis menjadi

penting. Dengan ditetapkannya hipotesis maka arah penelitain akan jelas

sehingga akan mereduksi berbagai gejala-gejala yang tidak terkait dengan

penelitian tersebut.

Hipotesis biasanya merupakan pengulangan pernyataan masalah

penelitian dengan memberi bobot prediksi berkaitan dengan hasil suatu

penelitian, contoh :

Rumusan Masalah : apakah siswa yang berasal dari keluarga dengan

tingkat ekonomi tinggi mempunyai prestasi yang lebih tinggi dibanding

siswa dari keluarga dengan tingkat ekonomi rendah

stkip Kuningan / lembaga Penelitian / Uhar / Penelitian Kuantitatif / 2002 16

Page 17: BAB I - Dr. Uhar Suharsaputra | BUKU ILMU BACA … · Web viewArtinya jelas apa yang akan diteliti dan dapat dipahami secara umum. masalah/pertanyaan penelitain harus significant

Hipotesis : siswa yang berasal dari keluarga dengan tingkat ekonomi

tinggi mempunyai prestasi lebih tinggi dibanding siswa dari keluarga

dengan tingkat ekonomi rendah

Rumusan Masalah : apakah terdapat hubungan antara kehadiran siswa

di kelas dengan prestasi belajar

Hipotesis : terdapat hubungan positif antara kehadiran siswa di Kelas

dengan prestasi belajar

Rumusan Masalah : apakah penggunaan metode pembelajaran

berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa

Hipotesis : penggunaan metode pembelajaran berpengaruh terhadap

prestasi belajar Siswa.

Adapun manfaat ditetapkannya hipotesis dalam suatu penelitian, yaitu :

o Hipotesis akan mendorong (bahkan memaksa) peneliti untuk berpikir

lebih mendalam tentang kemungkinan hasil penelitian

o Hipotesis merupakan suatu strategi yang baik dalam memampukan

seorang peneliti untuk membuat prediksi khusus berdasarkan

argumen teoritis dan bukti-bukti sebelumnya (bila sudah dapat

diketahui melalui studi kepustakaan)

Menjabarkan konsep/variabel menjadi operasional. Langkah ini

merupakan kelanjutan dari penetapan/pemilihan konsep dan variabel, dimana

agar penelitian dapat dilakukan konsep/variabel tersebut harus

dioperasionalkan sehingga dapat dialkukan pengukuran, dengan demikian

apa yang mau diteliti akan nampak semakin jelas .

Menentukan indikator-indikator konsep/variabel. untuk itu perlu diperinci

indikator-indikator Variabel, sehingga akan nampak jelas bahwa secara

operasional hal itu dapat diketahui melalui pengukuran

stkip Kuningan / lembaga Penelitian / Uhar / Penelitian Kuantitatif / 2002 17

Page 18: BAB I - Dr. Uhar Suharsaputra | BUKU ILMU BACA … · Web viewArtinya jelas apa yang akan diteliti dan dapat dipahami secara umum. masalah/pertanyaan penelitain harus significant

Membuat Instrument penelitian. Setelah langkah penentuan indikator,

kemudian dilanjutkan dengan membuat instrumen penelitian sesuai dengan

karakteristik penelitian dan variabel yang akan ditelitinya, baik itu berbentuk

Test, Skala, maupun penghitungan biasa

Mengumpulkan data, menganalisa dan menyimpulkan. Bila instrumen

penelitian telah siap, langkah berikutnya adalam mengumpulkan data,

kemudian dianalisa dan disimpulkan, sehingga tergambar dengan jelas yang

menjadi hasil penelitian, dan untuk menambah keluasan serta makna dari

hasil penelitian tersebut pembahasan nampaknya diperlukan juga baik

dengan membandingkan dengan hasil penelitian lain yang relevan maupun

dengan mendudukan kembali hasil tersebut dalam suatu teori yang menjadi

acuan dalam penelitian tersebut.

1.4. Formulasi dan Verifikasi Hipotesisdalam bagian terdahulu telah dikemukakan tentang contoh-contoh

formulasi hipotesis, secara sepintas apalagi kalau hanya dilihat dari sudut

stkip Kuningan / lembaga Penelitian / Uhar / Penelitian Kuantitatif / 2002 18

UNTUK DIDISKUSIKAN

1. Ilmu berfungsi untuk memahami, menjelaskan, memprediksi, dan mengontrol. Berikan argumentasi dan contoh-contohnya berkaitan dengan fungsi tersebut.

2. Berikan penjelasan dan contoh-contoh berkaitan dengan metode berpikir Induktif dan Deduktif, serta jelaskan perbedaannya.

3. Berikan penjelasan berkaitan dengan hubungan antara Teori, Proposisi, Konsep, Hipotesis, dan Variabel serta kemukakan contoh-contohnya

4. Berikan penjelasan berkaitan dengan alasan kenapa penjabaran Konsep merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian, serta kemukakan contoh-contoh penjabaran konsep, sehingga tergambar bagaimana penelitian itu dilaksanakan.

5. Jelaskan kenapa kajian teori/studi kepustakaan penting dilakukan, serta kegiatan apa yang harus dilakukan bila seorang peneliti sedang melakukan kajian teori/studi kepustakaan untuk kepentingan penelitian

Page 19: BAB I - Dr. Uhar Suharsaputra | BUKU ILMU BACA … · Web viewArtinya jelas apa yang akan diteliti dan dapat dipahami secara umum. masalah/pertanyaan penelitain harus significant

redaksional nampaknya sangat mudah, namun perumusan hipotesis bukan

sesuatu yang sederhana apalagi jika dikaitkan dengan upaya verifikasinya,

hal itu tidak lain karena formulasi dan verifikasi hipotesis memerlukan

pemahaman serta kemampuan dalam mengkombinasikan antara tataran

teori/konsep dengan tataran empiris/data (lebih jauh juga akan

berimplikasi /berkaitan dengan masalah metodologi). Untuk itu diperlukan

pemahaman lebih jauh tentang hubungan antara tataran konsep dan tataran

data.

Berbagai fenomena/gejala dalam kehidupan ini sangat bervariasi baik

dalam jumlah maupun intensitasnya, semua itu kebanyakan dapat langsung

diamati serta dimonitor secara langsung, baik dengan alat peraba,

pendengaran ataupun penciuman, namun dalam dunia ilmiah terdapat

banyak konsep yang sangat abstrak sehingga sulit bahkan tidak mungkin

untuk diamati secara langsung, untuk itu diperlukan langkah tertentu untuk

dapat mengamatinya guna kepentingan pemahaman.

Sebagaimana telah dikemukakan di muka bahwa konsep bersifat

abstrak (dengan variasi gradasi) dan sulit diukur langsung secara empiris,

oleh karena itu seorang peneliti harus berupaya mencari cara yang tepat

guna dapat memahami konsep-konsep tersebut dalam suatu format empiris

yang dapat diamati dan dipahami, dari sini timbul permasalah tentang

bagaimana mengoperasionalkan konsep-konsep untuk kepentingan

penelitian (masalah ini telah dikemukakan pada bagian sebelumnya).

Dalam suatu penelitian terutama penelitian kuantitatif kedaan tersebut

menunjukan terdapatnya dua tataran pemahaman yakni tataran konsep/teori

dan tataran empiris atau data, untuk itu seorang peneliti pada dasarnya

berusaha memahami hubungan antar konsep dalam suatu hubungan empiris,

hubungan antar konsep disebut proposisi sedangkan hubungan dalam

tataran empiris disebut hipotesa bila dimaksudkan untuk kepentingan suatu

penelitian. Konsep-konsep perlu dijembatani ke tataran empiris melalui

penjabaran konsep-konsep tersebut, agar konsep-konsep dapat diamati

stkip Kuningan / lembaga Penelitian / Uhar / Penelitian Kuantitatif / 2002 19

Page 20: BAB I - Dr. Uhar Suharsaputra | BUKU ILMU BACA … · Web viewArtinya jelas apa yang akan diteliti dan dapat dipahami secara umum. masalah/pertanyaan penelitain harus significant

melalui upaya pengukuran dalam tataran empiris, dengan demikian penelitian

pada dasarnya merupakan upaya mengkombinasikan antara tataran

teori/konsep dengan tataran empiris/data. Dari sini timbul permasalah lain

yaitu apakah upaya pengukuran yang dilakukan peneliti telah tepat dan tidak

mengandung kesalahan, dalam arti apakah hasil pengukurannya dapat

merefleksikan konsep/variabel yang diteliti, sehingga instrumen yang

dipergunakan dalam penelitian benar-benar menjaring data yang diperlukan

dalam rangka pengujian hipotesis. ini merupakan masalah yang krusial dan

sulit berkaitan dengan pengukuran konsep yang bebas dari kesalahan.

Kesulitan tersebut telah melahirkan tiga pendekatan dalam penyusunan dan

pengujian hipotesis yaitu : 1). Classical approach; 2). Grounded theory; 3).

Operationalism.

1. Pendekatan Klasik (Classical Approach)Pendekatan klasik terdiri dari tiga tahapan yaitu :

1. tahap pada tataran konsep, mencakup pendefinisian konsep dan

menuliskan suatu proposisi yang menyatakan hubungan antar

konsep.

2. tahap menjembatani atau menghubungkan antara tingkatan

konsep dan tingkatan empiris, ini mencakup upaya menemukan

cara-cara untuk mengukur konsep secara empiris, menuliskan

hipotesis dapat diuji (testable hypothesis) yang menghubungkan

ukuran-ukuran empiris dari dua konsep.

3. tahap mengumpulkan dan menganalisa data dalam upaya verifikasi

hipotesis.

Pendekatan tersebut bila digambarkan akan nampak sebagai berikut :

Gambar 1.4. Pendekatan Klasik dalam Formulasi dan Verifikasi Hipotesis

stkip Kuningan / lembaga Penelitian / Uhar / Penelitian Kuantitatif / 2002 20

Page 21: BAB I - Dr. Uhar Suharsaputra | BUKU ILMU BACA … · Web viewArtinya jelas apa yang akan diteliti dan dapat dipahami secara umum. masalah/pertanyaan penelitain harus significant

r1

r2 r3

r1’

dengan mengacu pada gambar di atas sebagai contoh, dapatlah

dijelaskan sebagai berikut : Pada tataran konsep, berdasarkan kajian teori,

seorang peneliti menyatakan suatu proposisi bahwa Motivasi berpengaruh

terhadap Prestasi Siswa, akan tetapi proposisi yang berada dalam tataran

konsep sulit untuk diverifikasi secara empiris, oleh karena itu seorang peneliti

perlu mencari cara untuk mengoperasionalkan/mengukur konsep-konsep

tersebut agar dapat diverifikasi secara empiris (dalam contoh di atas skor

skala sikap untuk mengukur motivasi dan skor test belajar untuk mengukur

prestasi Siswa), sehingga hipotesis dapat dikemukakan misalnya : semakin

tinggi motivasi semakin tinggi prestasi belajar, atau terdapat hubungan positif

antara motivasi dengan prestasi belajar (secara empiris hipotesis tersebut

mestinya dinyatakan : semakin tinggi skor skala Sikap tentang motivasi,

semakin tinggi skor test belajar), hubungan tersebut dilambangkan dengan r1

untuk tataran konsep dan r1’ untuk tataran empiris.

Hubungan lainnya adalah antara tingkatan konsep dan tingkatan

empiris yang dilambangkan dengan r2 dan r3 (umumnya disebut hubungan

epistemik/korelasi epistemik, tidak dapat diukur secara langsung tapi harus

diasumsikan) digambarkan dengan tanda anak panah ke bawah, dimana X’

dan Y’ merupakan ukuran empiris dari konsep-konsep teoritis X dan Y. X

adalah konsep Motivasi dan X’ adalah skala yang mengukur konsep tersebut,

demikian juga untuk Y dan Y’. ukuran-ukuran empiris X’ dan Y’ sering disebut

stkip Kuningan / lembaga Penelitian / Uhar / Penelitian Kuantitatif / 2002 21

Skor Test Belajar (Y’)

Skor Skala Motivasi(X’)

Tingkatan Empiris

PRESTASI SISWA (Y)

MOTIVASI (X)

Tingkatan Konsep

Page 22: BAB I - Dr. Uhar Suharsaputra | BUKU ILMU BACA … · Web viewArtinya jelas apa yang akan diteliti dan dapat dipahami secara umum. masalah/pertanyaan penelitain harus significant

secara beragam dengan istilah indikator, ukuran, skala, indeks atau definisi

operasional tergantung pada bentuk dan konteks penggunaannya. Salah

satu bahaya menggunakan pendekatan klasik adalah selalu terbukanya

kemungkinan kesalahan dalam pengukuran yang terjadi jika r2 dan r3

tidak/kurang sempurna, artinya X’ kurang sempurna sebagai pengukur X dan

Y’ kurang sempurna sebagai pengukur Y.

Langkah terakhir dalam pendekatan klasik adalah mengumpulkan data

dengan penyebaran instrumen untuk kemudian dianalisa untuk memastikan

apakah hipotesis diterima atau ditolak. Terdapat beberapa kemungkinan hasil

penelitian : pertama, terdapat hubungan positif yang signifikan sesuai

hipotesis; kedua, terdapat hubungan tapi kecil dan tidak signifikan; ketiga,

terdapat hubungan dengan arah kebalikan (korelasi negatif); keempat, tidak

terdapat hubungan antara variabel X dengan Y

Hasil yang kedua sampai keempat menunjukan kegagalan dalam

memverifikasi hipotesis, dan itu dapat terjadi karena : 1). Perumusan

hipotesis yang salah akibat pemahaman teori dan konsep yang kurang

sempurna; 2). Pada tahapan konsep, proposisi dinyatakan dengan benar tapi

hipotesis yang diajukannya tidak tepat; 3). Pengukuran yang tidak sempurna

(measurement error), atau instrumen yang digunakan tidak valid dan reliabel;

4). apabila tiga hal tersebut benar dan layak, maka kemungkinan kesalahan

terjadi akibat pengambilan sampel yang tidak memadai (tidak representatif).

2. Pendekatan Teori Dasar (Grounded Theory)Dalam pendekatan ini Teori ditemukan atau berasal dari data,

penelitian dilakukan tanpa bingkai suatu kerangka teori, akan tetapi

teori/konsep berkembang dan dikembangkan berdasarkan tataran empiris di

lapangan. Teori dasar dikembangkan melalui langkah-langkah :

1. Memasuki lapangan tanpa suatu hipotesis

2. Melukiskan apa yang terjadi

3. Merumuskan penjelasan tentang kenapa sesuatu itu terjadi dengan

mengacu pada hasil observasi.

stkip Kuningan / lembaga Penelitian / Uhar / Penelitian Kuantitatif / 2002 22

Page 23: BAB I - Dr. Uhar Suharsaputra | BUKU ILMU BACA … · Web viewArtinya jelas apa yang akan diteliti dan dapat dipahami secara umum. masalah/pertanyaan penelitain harus significant

berkaitan dengan teori Strauss dan Glaser, tokoh dari pendekatan Grounded,

menyatakan bahwa suatu teori agar berguna secara optimal harus

menggunakan konsep-konsep yang aplikabel terhadap data yang sedang

dikaji, serta harus mampu menjelaskan prilaku yang sedang diteliti/dipelajari,

untuk itu cara terbaik untuk membentuk suatu teori yang demikian adalah dari

data itu sendiri. Variabel-variabel muncul dari observasi demikian juga halnya

dengan hipotesis muncul dan berkembang sesuai dengan kegiatan observasi

terhadap data lapangan.

Berbeda dengan pendekatan klasik yang meliputi tahapan

penyusunan konsep dan proposisi, penentuan pengukuran konsep dan

formulasi hipotesis serta verifikasi hipotesis, pendekatan grounded berusaha

memadukan tahap dua dan tahap tiga dalam pendekatan klasik menjadi satu

tahapan saja, ini berarti bahwa variabel dan hipotesis yang digunakan

adalah yang berasal data, dengan demikian hanya hipotesis yang telah

diverifikasi yang diakui, sehingga tidak diperlukan proses verifikasi secara

tersendiri.

Dalam pendekatan klasik, proses verifikasi hipotesis diperlukan

mengingat pentahapannya dimulai dari tataran konsep menuju ke tataran

empiris, sedang pendekatan grounded bersifat kebalikannya yakni berawal

dari tahapan empiris dan berakhir dalam tataran konsep.

Oleh karena semua konsep dibentuk dari obeservasi langsung

terhadap data, maka kemungkinan salah dalam pengukuran sangat kecil dan

kalupun ada, itu terjadi karena kekeliruan persepsi/observasi

(perceptional/observational error) peneliti, meskipun demikian hal tersebut

sifatnya spesifik dalam hal waktu dan tempat pelaksanaan studi/penelitian

dan sulit untuk dilakukan generalisasi.

Jika peneliti mau menggunakan hipotesis yang dikembangkan dari

pendekatan grounded (pendekatan teori dasar) dalam situasi penelitian baru,

maka tahapan verifikasi perlu dilakukan sebagaimana dalam pendekatan

stkip Kuningan / lembaga Penelitian / Uhar / Penelitian Kuantitatif / 2002 23

Page 24: BAB I - Dr. Uhar Suharsaputra | BUKU ILMU BACA … · Web viewArtinya jelas apa yang akan diteliti dan dapat dipahami secara umum. masalah/pertanyaan penelitain harus significant

klasik. Bila digambarkan dalam bentuk diagram pendekatan grounded ini

akan nampak sebagai berikut :

Gambar 1.5. Pendekatan Teori Dasar

r1

r2 r3

r1’

3. Pendekatan Operasionalisme (Operationalism)Pendekatan operasionalisme mengacu pada kegiatan yang

dilaksanakan dalam pengukuran konsep, dalam pendekatan ini konsep tidak

lain dari suatu kumpulan operasi. Peneliti yang menggunakan pendekatan ini

umumnya mencari ukuran-ukuran kuantitatif dari konsep dan umumnya

bersikap pragmatis dimana bagi mereka kesalahan pengukuran bukanlah

masalah utama, sebab konsep itu sendiri didifinisikan untuk diukur, oleh

karena itu konsep yang tidak terdefinisikan dengan jelas untuk dapat diukur

sedikit kegunaannya atau bahkan tidak berguna bagi suatu penelitian.

Berbeda dengan pendekatan Grounded yang menggabungkan

tahapan dua dan tiga, pendekatan operasionalisme menggabungkan tahap

satu dan dua yakni tahapan teoritis dan empiris dari proposisi dengan

perumusan hipotesis) dengan tetap menganggap tahapan ketiga yakni

verifikasi merupakan tahap terpisah yang penting.

Pendekatan aliran ini terhadap formulasi hipotesi nampak dalam

gambar berikut :

Gambar 1.6. Pendekatan Operasionalisme

stkip Kuningan / lembaga Penelitian / Uhar / Penelitian Kuantitatif / 2002 24

MOTIVASI (X)

PRESTASI SISWA (Y)

Skor skala Motivasi(X’)

Skor Test Belajar (Y’)

Tingkatan Konsep

Tingkatan Empiris

Page 25: BAB I - Dr. Uhar Suharsaputra | BUKU ILMU BACA … · Web viewArtinya jelas apa yang akan diteliti dan dapat dipahami secara umum. masalah/pertanyaan penelitain harus significant

= =

r1 = r1’

Salah satu kelemahan dari pendekatan operasionalisme adalah

kecenderungan penyamaan antara tataran empiris dengan tataran teoritis,

dari contoh di atas bisa dikatakan bahwa motivasi adalah apa yang diukur

oleh skala motivasi, tapi apakah skala motivasi itu benar-benar mengukur

motivasi dan bukan yang lainnya, bagaimana hal itu bisa diketahui dan

apakah kita bisa menghimpun berbagai pernyataan untuk kemudian memilih

serangkaian pernyataan untuk digunakan sebagai pernyataan dalam skala

motivasi ?, jawabannya jelas tidak, sebab bagaimana mungkin menyatakan

sesuatu itu sebagai skala motivasi apabila pemikiran kosong (tanpa definisi)

dari pemahaman tentang apa itu motivasi, padahal motivasi itu sendiri telah

didefinisikan, sehingga pengukuran yang dilakukan valid (Face validity).

Dari ketiga pendekatan tersebut nampak bahwa masing-masing

mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing yang bila

diringkaskan adalah sebagai berikut :

N

o

Pendekatan Kelebihan Kekurangan

1. Klasik Lengkap, mencakup analisis teteoritis dan empiris/data

Menggunakan konsep-konsep abstrak yang punya kemampuan generalisasi, serta dapat menggunakan deduksi untuk membentuk

Kemungkinan melakukan kesalahan dalam pengukuran jika tidak merepresentasikan konsep

Terlalu menekankan pada deduksi dan verifikasi (menurut pengikut

stkip Kuningan / lembaga Penelitian / Uhar / Penelitian Kuantitatif / 2002 25

Tingkatan Empiris

Skor skala Motivasi (X’)

PRESTASI SISWA (Y)

Skor Test Belajar (Y’)

MOTIVASI (X)

Tingkatan Konsep

Page 26: BAB I - Dr. Uhar Suharsaputra | BUKU ILMU BACA … · Web viewArtinya jelas apa yang akan diteliti dan dapat dipahami secara umum. masalah/pertanyaan penelitain harus significant

konsep Grounded)2. Grounded

Theory Kemungkinan kesalahan

pengukuran berkurang Penekanan pada konsep

yang berasal dari data/empirik akan membatasi berteori.

Sulitnya melakukan generalisasi hasil temuan

3. Operasionalisme

Tidak ada kesalahan pengukuran

Membatasi perkembangan teori dan kekuatan untuk melakukan generalisasi

Pendekatan yang mana dari tiga pendekatan di atas yang paling tepat

untuk digunakan dalam penelitian ?, pertanyaan ini tidak bisa dijawab secara

hitam putih, karena sangat tergantung pada jenis dan substansi penelitian,

akan tetapi, apabila kita menganggap bahwa perlunya kemampuan yang

terintegrasi antara pemahaman teoritis dan empiris, nampaknya pendekatan

klasik sangat tepat, apalagi jika hal itu dikaitkan dengan dunia Kampus yang

benyak menggeluti dunia teori/konsep sebagai bekal untuk melakukan

penelitian guna penyelesaian studi dalam bentuk skripsi atau Tesis. Namun

demikian sesuai dengan semangat ilmiah, keterbukaan terhadap pendekatan

lainnya diperlukan mengingat masalah-masalah yang berkembang di

masyarakat sangat bervariasi, sehingga tidak tertutup kemungkinan perlunya

pendekatan yang berbeda.

stkip Kuningan / lembaga Penelitian / Uhar / Penelitian Kuantitatif / 2002 26

UNTUK DIDISKUSIKAN

1. Berikan penjelasan secara lebih mendalam tentang kebaikan dan kekurangan pendekatan Klasik

2. Berikan penjelasan secara lebih mendalam tentang kebaikan dan kekurangan pendekatan Teori Dasar

3. Berikan penjelasan secara lebih mendalam tentang kebaikan dan kekurangan pendekatan Operasionalisme

4. Pendekatan mana yang paling cocok untuk untuk penulisan skripsi atau Tesis, serta bebrikan alasan-alasannya

5. kemukakan rumusan Hipotesis paling sedikit lima hipotesis yang berkaitan dengan maslah pendidikan, serta gambarkan dalam bentuk tataran teori/konsep dan tataran empiris/data sehingga tergambar verifikasi hipotesisnya.