bab i angina

14
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nyeri dada merupakan salah satu keluhan yang paling banyak ditemukan di klinik. Sebagian besar penderita merasa ketakutan bila nyeri dada tersebut disebabkan oleh penyakit jantung ataupun penyakit paru yang serius. Diagnosa yang tepat sangat tergantung dari pemeriksaan fisik yang cermat, pemeriksaan khusus lainnya serta anamnesa dari sifat nyeri dada mengenai lokasi, penyebaran, lama nyeri serta faktor pencetus yang dapat menimbulkan nyeri dada. Salah satu bentuk nyeri dada yang paling sering ditemukan adalah angina pektoris yang merupakan gejala penyakit jantung koroner dan dapat bersifat progresif serta menyebabkan kematian, sehingga jenis nyeri dada ini memerlukan pemeriksaan yang lebih lanjut dan penanganan yang serius. Agar diagnosa lebih cepat diarahkan, maka perlu juga lebih dulu mengenal macam - macam jenis nyeri dada yang disebabkan oleh berbagai penyakit lain. 1.2. Rumusan Masalah Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut : 1.3. Tujuan Penulisan

Upload: hana-nurvita

Post on 18-Feb-2015

17 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I Angina

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Nyeri dada merupakan salah satu keluhan yang paling banyak ditemukan di klinik.

Sebagian besar penderita merasa ketakutan bila nyeri dada tersebut disebabkan oleh

penyakit jantung ataupun penyakit paru yang serius. Diagnosa yang tepat sangat

tergantung dari pemeriksaan fisik yang cermat, pemeriksaan khusus lainnya serta

anamnesa dari sifat nyeri dada mengenai lokasi, penyebaran, lama nyeri serta faktor

pencetus yang dapat menimbulkan nyeri dada.

Salah satu bentuk nyeri dada yang paling sering ditemukan adalah angina pektoris

yang merupakan gejala penyakit jantung koroner dan dapat bersifat progresif serta

menyebabkan kematian, sehingga jenis nyeri dada ini memerlukan pemeriksaan yang lebih

lanjut dan penanganan yang serius. Agar diagnosa lebih cepat diarahkan, maka perlu juga

lebih dulu mengenal macam - macam jenis nyeri dada yang disebabkan oleh berbagai penyakit

lain.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :

1.3. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan

oleh Ibu Dra. Refdanita .Msi,Apt dan juga untuk para pembaca dapat menambah wawasan dan

pemahaman mengenai antiangina.

Page 2: BAB I Angina

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi Antiangina

Angina pektoris atau disebut juga Angin Duduk adalah penyakit jantung iskemik

didefinisikan sebagai berkurangnya pasokan oksigen dan menurunnya aliran darah ke dalam

miokardium. Gangguan tersebut bisa karena suplai oksigen yang turun (adanya aterosklerosis

koroner atau spasme arteria koroner) atau kebutuhan oksigen yang meningkat. Sebagai

manifestasi keadaan tersebut akan timbul Angina pektoris yang pada akhirnya dapat berkembang

menjadi infark miokard. Kebutuhan jantung akan oksigen ditentukan oleh beratnya kerja jantung

(kecepatan dan kekuatan denyut jantung). Aktivitas fisik dan emosi menyebabkan jantung

bekerja lebih berat dan karena itu menyebabkan meningkatnya kebutuhan jantung akan oksigen.

Jika arteri menyempit atau tersumbat sehingga aliran darah ke otot tidak dapat memenuhi

kebutuhan jantung akan oksigen, maka bisa terjadi iskemia dan menyebabkan nyeri.

Biasanya angina merupakan akibat dari penyakit arteri koroner.

Penyebab lainnya adalah:

Stenosis katup aorta (penyempitan katup aorta)

Regurgitasi katup aorta (kebocoran katup aorta)

Stenosis subaortik hipertrofik

Spasme arterial (kontraksi sementara pada arteri yang terjadi secara tiba-tiba)

Anemia yang berat.

Page 3: BAB I Angina

Angina pektoris dibagi menjadi 3 jenis yaitu:

1. Angina klasik (stabil)

Angina klasik atau angina stabil kronik adalah angina yang paling umum

ditemukan dan terjadi setelah kerja fisik, emosi atau makan. Walaupun penyebab

dasarnya adalah aterosklerosis, nyeri angina tidak berhubungan dengan luas atau beratnya

aterosklerosis, angka kematian oleh angina stabil kronik sekitar 3-4% setahun.

2. Angina varian

Angina varian dikemukakan pertama kali oleh M. Prinzmetal (1959) sebagai

suatu serangan angina yang terjadi saat istirahat. Perlu ditegaskan bahwa pada semua

jenis angina termasuk angina karena vasospasme koroner, terdapat juga komponen

aterosklerosis walaupun beratnya berbeda satu dengan yang lainnya.

3. Angina tidak stabil fisik

Angina tidak stabil fisik atau angina tidak stabil kronis ditandai oleh serangan

angina berulang dengan frekuensi dan lama serangan angina yang progresif, serangan

infark jantung akut dan kematian mendadak (kematian yang terjadi dalam 1 jam sejak

timbulnya gejala). Serangan angina terjadi baik waktu istirahan maupun kerja fisik.

Mekanisme dasar dari angina ini adalah ketidakstabilan plak Aterosklerotik koroner.

2.2. Pemeriksaan Khusus pada angina

Pemeriksaan darah rutin, kadar glukosa, lipid dan EKG waktu istirahat perlu dilakukan.

Hasilnya mungkin saja normal walaupun ada penyakit jantung koroner yang berat. EKG bisa

didapatkan gambaran iskemik dengan infark miokard lama atau depresi ST dan T yang terbalik

Page 4: BAB I Angina

pada penyakit yang lanjut. Test exercise selanjutnya perlu dipertimbangkan dengan indikasi

sebagai berikut:

Untuk menyokong diagnosa angina yang dirangsang akibat nyeri dengan perubahan

iskemik pada EKG

Untuk menilai penderita dengan resiko tinggi serta prognosa penyakit

Untuk menilai kapasitas fungsional dan menentukan kemampuan exercise

Untuk evaluasi nyeri dada yang atipik

Jenis test exercise bermacam-macam antara lain test treadmill, protokol Bruce, test

Master dan Sepeda ergometri. Test exercise tidak perlu dilakukan untuk diagnostik pada wanita

dengan nyeri dada non anginal karena kemungkinan penyakit jantung koroner sangat rendah,

sedangkan pada laki-laki dengan angina tipikal perlu dilakukan untuk menentukan penderita

dengan resiko tinggi dimana sebaliknya perlu dibuat arteriografi koroner. Penderita dengan

angina atau perubahan iskemik dalam EKG pada tingkat exercise yang rendah biasanya penderita

yang mencapai beban kamsimum yang rendah biasanya menderita kelainan pembuluh darah

yang multipel dan bermanfaat bila dilakukan bedah koroner. Bila tekanan darah turun waktu

exercise perlu dicurigai adanya obstruksi pada pembuluh darah utama kiri yang juga merupakan

indikasi untuk pembedahan. Penderita dengan angina atipikal terutama wanita sering memberi

hasil false positif yang tinggi. Sedangkan hasil test yang negatif pada angina atipikal dan non-

angina besar kemungkinannya tidak ada kelainan koroner. Bila hasil exercise test meragukan

perlu dilakukan pemeriksaan radionuklir karena jarang sekali didapatkan hasil false positif.

Thallium scintigrafi menggambarkan perfusi miokard saat istirahat maupun exercise ataupun

gangguan fungsi ventrikel kiri yang timbul akibt exercise.

Pemeriksaan arteriografi koroner sangat akurat untuk menentukan luas dan beratnya

penyakit jantung koroner. Angiografi koroner dilakukan dengan keteterisasi arterial di bawah

anastesi lokal, biasanya pada a. femoralis atau pad a. rakialis. Kateter dimaksudkan di bawah

kontrol radiologis ke ventrikel kiri dan a. koronaria kiri dan kanan, kemudian dimasukkan

kontras media. Lesi yang sering tampak pada angiogram koroner adalah stenosis atau oklusi oleh

ateroma yang bervariasi derajat luas dan beratnya.

Page 5: BAB I Angina

Tidak semua penderita angina harus dilakukan test exercise dan angiografi koroner.

Indikasi penderita angina yang harus dikirim ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut

adalah sebagai berikut:

Angina yang menyebabkan terbatasnya aktifitas walaupun dengan pemakaian obat-

obatan.

Angina progresif dan tak stabil

Angina baru yang timbul terutama bila tidak dapat diatasi dengan obat-obatan

Angina dengan kapasitas exercise yang buruk dibandingan dengan penderita pada umur

dan jenis kelamin yang sama.

Angina dengan gagal jantung

Angina atipikal pada laki-laki dan wanita di atas 40 tahun.

Angina post-infark

Nyeri dada non-anginal yang menetapkan dan tidak dapat didiagnosa pada penderita usia

tua terutama bila ada risiko yang multipel

Keadaan lainnya seperti keadaan non-kardial yang serius dan umur tua.

2.3. Pengobatan Antiangina

Pengobatan antiangina menggunakan obat kimia atau obat herbal menjadi sebuah tindakan

wajib dilakukan seseorang pada saat dimana seseorang menderita penyakit dan menginginkan

kesembuhan. Tentu banyak cara atau metode yang digunakan dalam proses pengobatan,

diantaranya ada yang melakukan pengobatan melalui keahlian para dokter dengan

mengkonsumsi obat kimia, ada juga yang melalui para ahli terapi yang sering disebut dengan

Tabib atau semacamnya. Namun sebaiknya pengobatan yang dilakukan adalah pengobatan

secara alami dengan meminum ramuan herbal, sehingga terhindar dari efek negatif dalam proses

pengobatan.

2.4. Obat Antiangina

Pemberian antiangina bertujuan untuk :

1. mengatasi atau mencegah serangan akut angina pektoris;

Page 6: BAB I Angina

2. pencegahan jangka panjang angina.

Penanganan angina pektoris harus dilakukan dengan segera meliputi pemberian obat

antiangina, menghilangkan faktor predisposisi dan pencetus.

Tujuan pengobatan angina stabil adalah mengembalikan aliran darah koroner fisiologis

pada jaringan jantung iskemik dan atau mengurangi kebutuhan oksigen otot jantung, sedangkan

pengobatan angina varian (Prinzmetal) ditujukan untuk mengurangi kejang/spasme koroner.

Gambar. Tempat terjadinya penyumbatan pada jantung.

Ada 4 kelompok obat antiangina yang utama, yakni antiangina golongan nitrat organik,

antiangina golongan beta bloker, antiangina golongan antagonis kalsium dan antiangina

golongan antiplatelet.

1. Antiangina golongan Beta-blocker

Golongan ini amat bermanfaat untuk mengobati angina pectoris stabil kronik. Golongan

obat in terbukti menurunkan angka mortalitas setelah infark jantung yang mugnkin disebabkan

karena efek antiaritmianya. Obat ini mempengaruhi efek hormon epinephrine dan norepinephrine

pada jantung dan organ lainnya, beta blocker mengurangi denyut jantung pada saat istirahat.

Selama melakukan aktivitas, beta-blocker membatasi peningkatan denyut jantung sehingga

mengurangi kebutuhan akan oksigen.

Page 7: BAB I Angina

Beta-blocker dan nitrat telah terbukti mampu mengurangi kejadian serangan jantung dan

kematian mendadak. Efek yang kurang menguntungkan beta-bloker ialah peningkatan volume

diastolic kebutuhan oksigen. Contoh obatnya : asebutolol

2. Antiangina golongan Nitrat (contohnya nitroglycerin)

Golongan ini bermanfaat sebagai antiangina telah dikenal sejak 1867, ketika Brunton

menggunakan amilnitrit untuk mengatasi nyeri angina. Dua masalah utama yangt timbul dengan

penggunaan nitrat organic, yaitu toleransi, dan penurunan tekanan darah secara nyata sehingga

dapat berbahaya pada infark jantung akut. Akan tetapi nitrat organic masih merupakan obat

yang penting hingga kini untuk pengobatan penyakit jantung iskemik, dan efektivitasnya telah

ditunjukkan dalam studi klinis menurunkan mortalitas, mengurangi cedera iskemik dan luas

infark.

a. Nitrat menyebabkan pelebaran pada dinding pembuluh darah, terdapat dalam bentuk

short-acting dan long-acting.

Contohnya : Tablet Nitroglycerin

Cara kerja : Diletakkan di bawah lidah (sublingual) biasanya akan

menghilangkan gejala angina dalam waktu 1-3 menit, dan efeknya berlangsung

selama 30 menit.

Penderita stable angina kronik harus selalu membawa tablet atau semprotan

nitroglycerin setiap saat. Menelan sebuah tablet sesaat sebelum melakukan

kegiatan yang diketahui penderita dapat memicu terjadinya angina, akan sangat

membantu penderita.

Nitroglycerin tablet juga bisa diselipkan diantara gusi dan pipi bagian dalam atau

penderita bisa menghirup nitroglycerin yang disemprotkan ke dalam mulut; tetapi

yang banyak digunakan adalah pemakaian nitroglycerin tablet sublingual.

b. Nitrat long-acting diminum sebanyak 1-4 kali/hari. Nitrat juga terdapat dalam bentuk

plester dan perekat kulit, dimana obat ini diserap melalui kulit selama beberapa jam.

Nitrat long-acting yang dikonsumsi secara rutin bisa segera kehilangan kemampuannya

untuk mengurangi gejala.Oleh karena itu sebagian besar ahli menganjurkan selang waktu

selama 8-12 jam bebas obat untuk mempertahankan efektivitas jangka panjangnya.

Page 8: BAB I Angina

3. Antiangina golongan Antagonis kalsium

Obat ini mencegah pengkerutan pembuluh darah dan bisa mengatasi kejang arteri

koroner. Antagonis kalsium juga efektif untuk mengobati variant angina. Beberapa antagonis

kalsium (misalnya verapamil dan diltiazem) bisa memperlambat denyut jantung. Obat ini juga

bisa digabungkan bersama beta-blocker untuk mencegah terjadinya episode takikardi (denyut

jantung yang sangat cepat).

4. Antiangina golongan Antiplatelet (contohnya aspirin)

Platelet adalah suatu faktor yang diperlukan untuk terjadinya pembekuan darah bila

terjadi perdarahan. Tetapi jika platelet terkumpul pada ateroma di dinding arteri, maka

pembentukan bekuan ini (trombosis) bisa mempersempit atau menyumbat arteri sehingga terjadi

serangan jantung. Aspirin terikat pada platelet dan mencegahnya membentuk gumpalan dalam

dinding pembuluh darah, jadi aspirin mengurangi resiko kematian karena penyakit arteri koroner.

Page 9: BAB I Angina

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Angina pektoris atau disebut juga Angin Duduk adalah penyakit jantung iskemik

didefinisikan sebagai berkurangnya pasokan oksigen dan menurunnya aliran darah ke dalam

miokardium. Gangguan tersebut bisa karena suplai oksigen yang turun (adanya aterosklerosis

koroner atau spasme arteria koroner) atau kebutuhan oksigen yang meningkat.

Angina pektoris dibagi menjadi 3 jenis yaitu:

1. Angina klasik (stabil)

2. Angina varian

3. Angina tidak stabil fisik

Indikasi penderita angina yang harus dikirim ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih

lanjut adalah sebagai berikut:

Angina yang menyebabkan terbatasnya aktifitas walaupun dengan pemakaian obat-

obatan.

Angina progresif dan tak stabil

Angina baru yang timbul terutama bila tidak dapat diatasi dengan obat-obatan

Pengobatan antiangina menggunakan obat kimia atau obat herbal menjadi sebuah

tindakan wajib dilakukan seseorang pada saat dimana seseorang menderita penyakit dan

menginginkan kesembuhan. Penanganan angina pektoris harus dilakukan dengan segera meliputi

pemberian obat antiangina, menghilangkan faktor predisposisi dan pencetus.

Ada 4 kelompok obat antiangina yang utama, yakni antiangina golongan nitrat organic :

Untuk pengobatan penyakit jantung iskemik, dan efektivitasnya telah ditunjukkan dalam studi

klinis menurunkan mortalitas, mengurangi cedera iskemik dan luas infark.

Page 10: BAB I Angina

Antiangina golongan beta bloker : Golongan ini amat bermanfaat untuk mengobati

angina pectoris stabil kronik. Antiangina golongan antagonis kalsium : Obat ini mencegah

pengkerutan pembuluh darah dan bisa mengatasi kejang arteri koroner. Dan Antiangina golongan

antiplatelet : Contonhnya aspirin terikat pada platelet dan mencegahnya membentuk gumpalan

dalam dinding pembuluh darah, jadi aspirin mengurangi resiko kematian karena penyakit arteri

koroner