bab i
DESCRIPTION
KP ADAROTRANSCRIPT
Pengelolaan Lahan Reklamasi dan Perhitungan Cadangan Karbon di Lahan Reklamasi
PT. Adaro Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia memegang peranan yang sangat penting dalam
industri batubara dan mineral dunia. Namun demikian,
pertambangan selalu mempunyai dua sisi yang saling berlawanan,
sebagai sumber kemakmuran sekaligus perusak lingkungan yang
sangat potensial.
Kegiatan eksploitasi batubara di Indonesia umumnya
menggunakan sistem terbuka. Kegiatan ini membuka lahan dengan
menggunakan alat berat yang mana bertujuan untuk mengupas
tanah pucuk serta menghilangkan vegetasi yang ada pada lahan
pertambangan. Kegiatan tambang dan sistem terbuka (open pit
mining) tentu memiliki kendala yang cukup besar tentunya
hilangnya vegetasi yang ada, sehingga menyebabkan
berkurangnya tempat penyerapan karbon pada area pertambangan
serta dapat meningkatkan pemanasan global.
Salah satu upaya untuk mengurangi dampak dari proses
penambangan batubara dengan menggunakan sistem
penambangan terbuka adalah dengan program reklamasi yang
dilakukan beriringan atau sejalan dengan kegiatan penambangan,
hal ini dimaksudkan untuk mengurangi jangka waktu dari proses
reklamasi yang memerlukan waktu yang panjang. Oleh sebab itu
perlunya pengelolan dan sistem yang baik untuk dapat menerapkan
sistem reklamasi yang berkesinambungan dan terintegrasi dengan
kegiatan penambangan.
Teknik Lingkungan Universitas Lambung Mangkurat
1
Pengelolaan Lahan Reklamasi dan Perhitungan Cadangan Karbon di Lahan Reklamasi
PT. Adaro Indonesia
PT. Adaro Indonesia merupakan salah satu perusahaan
pertambangan batubara yang menerapkan kegiatan reklamasi
beriringan dengan kegiatan pertambangan, dimana proses tersebut
dapat dilaksanakan dengan baik.
Laporan ini secara umum membahas mengenai pengelolaan
lahan reklamasi dan perhitungan cadangan karbon (bank carbon) di
PT. Adaro Indonesia
1.2 Tujuan
Tujuan dari kegiatan kerja praktik ini adalah :
1. Mengetahui pengelolaan lahan reklamasi yang ada di PT.
Adaro Indonesia
2. Mengetahui kegiatan serta proses-proses pada kegiatan
reklamasi
3. Mengetahui cadangan karbon di lahan reklamasi PT. Adaro
Indonesia
1.3 Ruang Lingkup Permasalahan
Ruang lingkup permasalahan dari kegiatan kerja praktik ini
adalah :
1. Membahas tentang pengelolaan lahan reklamasi
2. Membahas tentang kegiatan serta proses-proses pada kegiatan
reklamasi
3. Membahas tentang cadangan karbon pada lahan reklamasi
Teknik Lingkungan Universitas Lambung Mangkurat
2
Pengelolaan Lahan Reklamasi dan Perhitungan Cadangan Karbon di Lahan Reklamasi
PT. Adaro Indonesia
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kegiatan kerja praktik ini dilaksanakan selama ± 1 bulan
dimulai pada tanggal 18 September 2013 sampai dengan tanggal
18 Oktober 2013, sedangkan tempat pelaksanaan kegiatan ini
adalah di Wara Km 73 PT Adaro Indonesia, Kabupaten Tabalong,
Provinsi Kalimantan Selatan.
Teknik Lingkungan Universitas Lambung Mangkurat
3
Pengelolaan Lahan Reklamasi dan Perhitungan Cadangan Karbon di Lahan Reklamasi
PT. Adaro Indonesia
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
PT Adaro Indonesia adalah sebuah perusahaan
pertambangan batubara kerjasama antara Australia – Indonesia
yang berstatus PMA, yang telah memproduksi batubara dari
lapangan Paringin di daerah Kalimantan Selatan sejak bulan
September 1991. PT. Adaro Indonesia didirikan pada tanggal 11
November 1982 yang merupakan perusahaan milik pemerintah
Spanyol yaitu Empresa Nacional Adaro (Enadimsa) dan Perum
Tambang Batubara Bukit Asam dengan kepemilikan saham 100%
oleh Enadimsa (Spanyol).
Bulan April 1989 sebagian saham yang dimiliki Enadimsa
dijual dan berubah menjadi suatu perusahaan patungan Asing –
Indonesia dengan pembagian kepemilikan saham sebagai berikut:
Indonesia Coal Pty. Ltd (Australia) 50%
Empresa Nacional Adaro (Enadimsa) 20%
PT. Tirtamas Majutama (Indonesia) 15%
PT. Asminco Bara Utama 15%
Akhir tahun 1994 seluruh saham milik Enadimsa yaitu 20% dari
seluruh saham perusahaan tersebut dibeli oleh perusahaan
Indonesia yaitu PT. Panca Muspan. Beberapa tahun kemudian
kepemilikan saham oleh Panca Muspan dibeli sebagian oleh MEC.
Indo. Coal BV dengan masing-masing memegang saham 10%.
PT. Adaro Indonesia melakukan kegiatan penambangan
batubara disekitar Tanjung, Kalimantan Selatan. Berdasarkan
kontrak kerjasama penambangan batubara tanggal 16 November
Teknik Lingkungan Universitas Lambung Mangkurat
4
Pengelolaan Lahan Reklamasi dan Perhitungan Cadangan Karbon di Lahan Reklamasi
PT. Adaro Indonesia
1982 No.J2/J.i.DU/52/82 yang dibuat antara perusahaan ini (selaku
kontraktor) dan Perum Tambang Batubara (sebagai Principal dan
Pemegang Kuasa Pertambangan). Semula wilayah kontrak yang
diselidiki PT. Adaro Indonesia seluruhnya mencakup luas sekitar
1480 km2, dan setelah beberapa kali diciutkan berdasar hasil
eksplorasi saat ini masih dipertahankan untuk dikembangkan lebih
lanjut tinggal seluas 355 km2.
Kualitas batubara PT Adaro Indonesia termasuk dalam
ketegori sub-bituminous yang mempunyai kadar air total relatif
tinggi dengan nilai HGI rata-rata 49. Umumnya kandungan
kalorinya 2700-6500 kkal/kg. Kandungan alami belerang dan abu
yang merupakan pengotor batubara sangat rendah yaitu 0,1% dan
1% sehingga dalam pemrosesannya tidak perlu dilakukan
pencucian untuk menurunkan kadar abu tersebut. Batubara ini
menurunkan emisi gas buang sehingga dalam penggunaannya
menjadi lebih ramah lingkungan sebagai envirocoal dan telah
mendapat penghargaan 1999’s Best Coal Company dari Financial
Times.
Berkat kualitas batubaranya yang unggul yaitu dengan kadar
abu rata-rata hanya sekitar 1% dan kadar belerang rata-rata hanya
0,1% sehingga batubara ini tidak menimbulkan masalah
lingkungan, karena itu batubara ini dipasarkan dengan merek
dagang Envirocoal. Batubara PT. Adaro Indonesia telah berhasil
memasuki pasaran batubara berbagai Negara Eropa (Spanyol,
Denmark, Belanda, Bulgaria, Jerman, Yunani, Norwegia), Amerika
Serikat, Chili, Jepang, Philipina dan Indonesia sendiri. Sejalan
dengan terus berkembangnya pasaran, produksi batubara PT.
Adaro terus ditingkatkan. Dimana PT. Adaro Indonesia memperluas
Teknik Lingkungan Universitas Lambung Mangkurat
5
Pengelolaan Lahan Reklamasi dan Perhitungan Cadangan Karbon di Lahan Reklamasi
PT. Adaro Indonesia
eksploitasinya selain di lapangan Paringin dan Wara juga di
lapangan Tutupan.
Kegiatan operasi penambangan telah menyerap tenaga
kerja sekitar 11.878 orang (Juni 2008) yang terdiri dari karyawan
PT. Adaro Indonesia sendiri dan karyawan sub kontraktor.
Karyawan PT. Adaro Indonesia bertugas dan bertanggung jawab
dalam manajemen dan pengawasan, administrasi, perencanaan
dan pemasaran. Kegiatan penambangan dilapangan dikerjakan
oleh kontraktor.
2.1.1 Visi (Vision)
Visi PT. Adaro Indonesia adalah menjadi kelompok
perusahaan Tambang dan energi yang terkemuka di Indonesia. To
be a leading Indonesian Mining and energy group.
2.1.2 Misi (Mission)
Misi PT. Adaro Indonesia adalah sebagai berikut:
We are in the business of Mining and Energy. Kami bergerak di
bidang Pertambangan dan Energi untuk:
Memuaskan kebutuhan pelanggan (to satisfy our customer’s
need)
Mengembangkan karyawan (to develop our people)
Menjalin kemitraan dengan pemasok (to partner with our
suppliers)
Mendukung pembangunan masyarakat dan negara (to support
the community and the nation development)
Mengutamakan keselamatan dan kelestarian lingkungan (to
promote safe and sustainable environment)
Teknik Lingkungan Universitas Lambung Mangkurat
6
Pengelolaan Lahan Reklamasi dan Perhitungan Cadangan Karbon di Lahan Reklamasi
PT. Adaro Indonesia
Memaksimalkan nilai bagi pemegang saham (to maximize
shareholders value)
2.1.3 Nilai (Value)
Nilai yang dijunjung oleh PT. Adaro Indonesia adalah
sebagai berikut:
Customer Focus (Fokus kepada Pelanggan)
Quality, Cost, Delivery, Safety (QCDS) (Kualitas, Biaya,
Penyampaian, Keselamatan)
Respect for Individuals and develop synergistic Teamwork
(Menghargai sesame dan membangun kerjasama sinergi)
attitude (Sikap Mental)
determine (Berketetapan)
adaptive (Mudah beradaptasi)
responsive (Tanggap)
open minded (Berwawasan terbuka)
Integrity (Integritas)
Balance (Seimbang)
Team Spirit (Semangat Kerjasama)
Plan Do Check Action (Merencanakan Mengerjakan Memeriksa
Menindak)
Keep it Simple Spirit (Cara Kerja yang Sederhana)
Management by Love (Managemen Kasih)
2.1.4 Lokasi dan Kesampaian Daerah
Teknik Lingkungan Universitas Lambung Mangkurat
7
Pengelolaan Lahan Reklamasi dan Perhitungan Cadangan Karbon di Lahan Reklamasi
PT. Adaro Indonesia
Wilayah operasional PT. Adaro Indonesia secara geografis
terletak pada koordinat 115º33´30´´.. sampai 115º36´10´´ Bujur
Timur 2º7´30´´ sampai 2º25´30´´ Lintang Selatan. Daerah
operasional PT. Adaro Indonesia secara administratif termasuk
dalam dua propinsi, tiga kabupaten dan tiga belas kecamatan. Di
daerah tingkat I Kalimantan Selatan meliputi Kabupaten Tabalong
dengan Kecamatan Muara Harus, Murung Pudak, Upau, Tanta,
Kelua dan Kabupaten Balangan meliputi Kecamatan Paringin,
Lampihong, Juai, Awayan dan Batu Mandi. Di daerah tingkat I
Kalimantan Tengah meliputi Kabupaten Barito Selatan dengan
Kecamatan Kelanis, Murung Inung dan Pasar Panas.
Gambar 2.1 Kesampaian Daerah PT. Adaro Indonesia
2.1.5 Topografi dan Iklim
Deposit Tambang Tutupan memiliki topografi perbukitan
yang cukup landai sampai dataran yang memanjang dari Utara
sampai Selatan. Perbukitan Tutupan mempunyai relief moderat
dengan maksimum elevasi sekitar 200 meter di atas permukaan air
laut. Bagian Barat dari perbukitan ini, topografinya curam sampai
dataran datar yang luas. Bagian Timur Tutupan antara deposit
Teknik Lingkungan Universitas Lambung Mangkurat
8
Pengelolaan Lahan Reklamasi dan Perhitungan Cadangan Karbon di Lahan Reklamasi
PT. Adaro Indonesia
dengan coastal plain, terletak di pegunungan Meratus dengan
elevasi antara 1.380-1.892 meter.
Daerah Kalimantan Selatan termasuk dalam daerah yang
beriklim tropis dengan dua musim yaitu musim kemarau dan musim
hujan dengan curah hujan rata-rata 2135 mm per tahun. Suhu rata-
rata setiap tahun sekitar 27ºC. Kelembaban udara rata-rata 82%,
dimana variasi kelembaban dari bulan ke bulan relatif kecil. Lama
penyinaran matahari 56%, dengan lama penyinaran tertinggi pada
bulan Agustus dan terendah pada bulan November. Pada bulan
November sampai Maret bertiup angin Musim Barat Laut ke arah
Selatan yang membawa hujan, sedangkan bulan Juli sampai
September angin bertiup dari Timur atau Tenggara yang
merupakan angin kering.
2.1.6 Kondisi Geologi dan Endapan
Secara regional wilayah konsesi PT. Adaro Indonesia
berada pada tepi Sub Cekungan Barito yang berdekatan dengan
Pengunungan Meratus. Cekungan Barito adalah satu dari empat
cekungan tersier Kalimantan bagian Timur. Cekungan Kutai dan
Tarakan berlokasi dekat dengan pantai Kalimantan bagian Timur
sampai ke timur laut cekungan Barito dan Perbukitan Meratus
Range.
Teknik Lingkungan Universitas Lambung Mangkurat
9
Pengelolaan Lahan Reklamasi dan Perhitungan Cadangan Karbon di Lahan Reklamasi
PT. Adaro Indonesia
Gambar 2.2 Geologi Regional Kalimantan (Modify from Moss & Finch, 1997)
Teknik Lingkungan Universitas Lambung Mangkurat
10
Pengelolaan Lahan Reklamasi dan Perhitungan Cadangan Karbon di Lahan Reklamasi
PT. Adaro Indonesia
Gambar 2.3 Peta Geologi Regional PT. Adaro Indonesia
Stratigrafi regional pada Sub Cekungan Barito, terdiri atas 4
formasi yang berumur Eosen sampai Pleistosen, dari tua ke muda
sebagai berikut:
a. Formasi Tanjung
Merupakan formasi yang paling tua berumur eosin, tebal
mencapai 1100 m. Dari bawah ke atas terdiri dari konglomerat
yang merupakan komponen utama, mengandung sisipan
batubara yang kurang berat. Lapisan ini ditutupi oleh batu pasir
dan batu lanau serta batu lempung di bagian paling atas.
Formasi ini diendapkan pada lingkungan paralik hingga neritik
dengan ketebalan sekitar 900 meter dan berumur Eosen.
Hubungannya tidak selaras dengan batuan dasar pra-Tersier.
b. Formasi Berai
Formasi Berai berumur Oligosen sampai Miosen Bawah,
ketebalan mencapai 1300 m. Tersusun terutama di bagian
Teknik Lingkungan Universitas Lambung Mangkurat
11
Pengelolaan Lahan Reklamasi dan Perhitungan Cadangan Karbon di Lahan Reklamasi
PT. Adaro Indonesia
bawah oleh batu kapur yang merupakan endapan laut dangkal
dan di bagin atas oleh napal. Formasi ini juga mengandung
lapisan batubara namun sangat tipis. Formasi ini memiliki ciri
litologi berupa batu gamping massif (terumbu).
Setempat ditemukan perselingan batu gamping, batu
lempung dan napal. Formasi ini diendapkan pada lingkungan
lagoon hingga neritik tengah dengan ketebalan sekitar 1075
meter dan berumur Oligosen sampai Miosen Awal.
Hubungannya selaras dengan Formasi Tanjung yang terletak di
bawahnya.
c. Formasi Warukin
Formasi Warukin berumur Miosen Tengah sampai Pliosen
Bawah, ketebalan antara 1000 hingga 2000 m, merupakan
formasi prosuktif batubara. Secara garis besar, Formasi Warukin
dapat dibagi menjadi 3 satuan batuan dari bawah ke atas
sebagai berikut :
1. Satuan batu lempung dengan ketebalan + 250 m.
2. Satuan batu lumpu (mudstone) dan batu pasir dengan
ketebalan 600 – 900 m. Di bagian atasnya mengandung
batubara dengan ketebalan mencapi 4m.
3. Satuan lapisan batubara, pada bagian bawah terdiri dari
perlapisan pasir dan batu pasir yang kurang kompak,
sedangkan pada bagian atas terdiri dari lempung dan batu
lempung. Ketebalan lapisan ini adalah antara 150 – 850 m.
Formasi ini diendapkan pada lingkungan neritic dalam
hingga deltaic dengan ketebalan sekitar 2400 meter dan berumur
Miosen Tengah – Miosen Akhir. Hubungannya selaras dengan
Formasi Berai yang terletak di bawahnya.
Teknik Lingkungan Universitas Lambung Mangkurat
12
Pengelolaan Lahan Reklamasi dan Perhitungan Cadangan Karbon di Lahan Reklamasi
PT. Adaro Indonesia
d. Formasi Dahor
Formasi Dahor terletak secara tidak selaras di atas Formasi
Tanjung, Formasi Berai dan Formasi Warukin, Formasi Dahor
berumur Miosen Atas hingga Plio Pleistosen dengan ketebalan
mencapai 450 m. Formasi ini merupakan endapan darat, terdiri
atas terutama sedimen klastik berbutir kasar. Formasi ini
merupakan perselingan batu pasir dan konglomerat yang tidak
kompak. Setempat ditemukan batu lempung lunak, lignit dan
limonit. Formasi ini diendapkan pada lingkungan litoral hingga
supralitoral dengan ketebalan sekitar 840 meter dan berumur
Miosen Akhir hingga Pliosen. Hubungannya tidak selaras dengan
Formasi Warukin yang terletak di bawahnya dan tidak selaras
dengan endapan alluvial yang terdapat di bagian atasnya.
Teknik Lingkungan Universitas Lambung Mangkurat
13
Pengelolaan Lahan Reklamasi dan Perhitungan Cadangan Karbon di Lahan Reklamasi
PT. Adaro Indonesia
Gambar 2.4 Stratigrafi Cekungan Barito
Sebagian besar wilayah onsesi PT. Adaro Indonesia terdiri
dari Formasi Warukin dengan ciri litologi berupa perselingan batu
pasir kwarsa dan batu lempung dengan sisipan batubara. Batubara
yang ditemukan terdiri dari beberapa seam utama dengan
ketebalan bervariasi antara 13 – 40 meter serta kemiringan lapisan
berkisar antara 20⁰hingga 40⁰. Nilai kalori batubara berkisar antara
2700 kcal/kg hingga 6050 kcal/kg yang termasuk dalam rank sub-
Teknik Lingkungan Universitas Lambung Mangkurat
14
Pengelolaan Lahan Reklamasi dan Perhitungan Cadangan Karbon di Lahan Reklamasi
PT. Adaro Indonesia
bituminous hingga bituminous. Total sulfur yang rendah berkisar
antara 0,08 % hingga 0,13 % merupakan jenis batubara yang
ramah lingkungan. Batubara ini menurunkan emisi gas buang
sehingga dalam penggunaannya menjadi lebih ramah lingkungan
sebagai envirocoal dan telah mendapat penghargaan 1999’s Best
Coal Company dari Financial Times.
Gambar 2.5 Stratigrafi Lokal Daerah Tutupan
2.2 Struktur Organisasi dan fungsi bagian-bagiannyaTeknik Lingkungan Universitas Lambung Mangkurat
15
Pengelolaan Lahan Reklamasi dan Perhitungan Cadangan Karbon di Lahan Reklamasi
PT. Adaro Indonesia
Aktivitas penambangan batubara PT. Adaro Indonesia,
dipimpin oleh seorang chief operating officer dimana dalam
pelaksanaanya dibantu oleh general manager operational. Didalam
bagian operasional dibagi menjadi beberapa divisi. Diagram
struktur organisasi PT. Adaro Indonesia dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
Gambar 2.6 Struktur Organisasi PT Adaro Indonesia
Teknik Lingkungan Universitas Lambung Mangkurat
16
Pengelolaan Lahan Reklamasi dan Perhitungan Cadangan Karbon di Lahan Reklamasi
PT. Adaro Indonesia
Gambar 2.7 Struktur Organisasi Operasional PT Adaro Indonesia
Teknik Lingkungan Universitas Lambung Mangkurat
17
Pengelolaan Lahan Reklamasi dan Perhitungan Cadangan Karbon di Lahan ReklamasiPT. Adaro Indonesia
PT ADARO INDONESIAOrganization StructureProduction Support 2012
Gambar 2.8 Struktur Organisasi Departemen Environment
Sumber: PT. Adaro Indonesia, 2013
Teknik Lingkungan Universitas Lambung Mangkurat
18
Pengelolaan Lahan Reklamasi dan Perhitungan Cadangan Karbon di Lahan Reklamasi
PT. Adaro Indonesia
Structure Organization Section Reclamation
Gambar 2.12 Struktur Organisasi Seksi Reklamasi
Sumber : PT. Adaro Indonesia 2013
Teknik Lingkungan Universitas Lambung Mangkurat
19
Didie Agung SubagyoProduction Support Manager
Budi SupriantoReclamation Superintendent
Ade HidayatTopsoil & Drainage Control
Supervisor
Luqmanul HakimEdi SuhartonoSyamsul Bahri
1 VacantTopsoil & Drainage Foreman
KursaniRahmat Hidayat
Operator
Heri WahyudiRevegetation, Nursery & Project
Supervisor
Arif AbidinMuhammad Mesijan
2 VacantRevegetation, Nursery & Project
Foreman
Aries SutantoTamsi
Muhammad ZainiYusran
Operator
Pengelolaan Lahan Reklamasi dan Perhitungan Cadangan Karbon di Lahan Reklamasi
PT. Adaro Indonesia
2.3 Uraian Proses Penambangan Batubara
Batubara terbentuk pada daerah-daerah rawa yang memiliki
vegetasi dengan sistem pengairan yang jelek dalam kondisi
reduksi. Proses tumbuhan menjadi batubara bermula dari
akumulasi tumbuh-tumbuhan di tempat setelah tumbuhan tersebut
ditransportasikan. Akumulasi batubara tersebut berlangsung di
daerah dengan drainase yang tidak baik sirkulasinya sehingga
menimbulkan kondisi anaerob atau kondisi kekurangan oksigen.
Akibatnya organisme pembusuk tidak aktif dan menyebabkan
tumbuh-tumbuhan terawetkan disertai proses karbonisasi. Setelah
akumulasi berlangsung, fasa proses sedimentasi oleh material lain
menutupi bagian atasnya.
Fasa tumbuhan menjadi batubara terjadi melalui beberapa
tingkatan, yaitu pertama perubahan menjadi peat (gambut), dan
seterusnya bisa menjadi lignit, brown coal, coal, dan antrasit.
Perubahan dari gambut menjadi lignit diakibatkan proses diagnosis
dan dari lignit menjadi brown coal atau sampai menjadi antrasit
diakibatkan proses metamorfosa. Perubahan itu tidak sama untuk
semua te,pat karena dipengaruhi oleh waktu (umur), temperatur,
tekanan atau tektonik.
Pada umumnya penambangan batubara dilakukan dengan
teknik penambangan terbuka (open pit), mengupas tanah pucuk
(stripping top soil), mengupas dan menimbun tanah penutup (over
burden stripping), serta membersihkan dan menambang batubara.
Penambangan dengan menggunakan metode tambang terbuka
(open pit) di PT. Adaro Indonesia dimulai dengan tahapan land
clearing atau pembersihan lahan. Tanah atas atau lapisan humus
akan dipindahkan dan ditimbun pada tempat khusus yang nantinya
akan digunakan untuk rehabilitasi. Setelah pengupasan lapisan
Teknik Lingkungan Universitas Lambung Mangkurat
20
Pengelolaan Lahan Reklamasi dan Perhitungan Cadangan Karbon di Lahan Reklamasi
PT. Adaro Indonesia
penutup, dilanjutkan dengan pengupasan lapisan batuan yang ada
di bawahnya. Dalam upaya peningkatan efisiensi, pengupasan
lapisan batubara dilakukan pula dengan peledakan (blasting)
dengan menggunakan bahan peledak ANFO (Amonium Nitrat Fuel
Gel). Batubara yang telah ditambang akan diangkut ke lokasi stock
ROM dan kemudian dari stock ROM ini, batubara akan diangkut ke
Kelanis untuk diproses lebih lanjut dan siap dikirimkan dengan
menggunakan tongkang melalui Sungai Barito.
Teknik penambangan seperti ini, akan menyebabkan
kerusakan kondisi fisik, kimia, dan biologis pada lahan
pertambangan. Secara alamiah dampak utama yang timbul akibat
adanya penambangan batubara terhadap lingkungan adalah erosi
dan sedimentasi, yang tentu saja dapat mencemari lingkungan
hidup sekitarnya, meningkatkan kemiringan lereng, menurunnya
stabilitas tanah dan kesuburan tanah, gangguan siklus hidrologi
dan perubahan faktor-faktor klimatologi (iklim).
Dengan dilakukannya teknik penambangan secara terbuka
(open pit) maka untuk menghindari terjadinya longsor yang
disebabkan oleh tekanan air tanah terhadap dinding bawah (low
wall), air tanah harus dikeluarkan dengan cara membuat lubang bor
drain hole yang menembus lapisan akifer (dewatering). Dengan
demikian maka dapat menurunkan permukaan air tanah sehingga
dicapai kestabilan low wall. Air tanah yang masuk ke dalam lubang
tambang, perlu dikeluarkan dengan dilakukan pemompaan dan
kemudian disalurkan ke dalam sistem pengolahan air limbah yang
tersedia. Selain air tanah yang tertampung di dalam lubang
tambang, air hujan juga tertampung di dalamnya sehingga perlu
dikeluarkan dari dalam lubang tambang.
Teknik Lingkungan Universitas Lambung Mangkurat
21
Pengelolaan Lahan Reklamasi dan Perhitungan Cadangan Karbon di Lahan Reklamasi
PT. Adaro Indonesia
Teknik Lingkungan Universitas Lambung Mangkurat
22