bab face tonik
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Menurut Wall dan Jellinek, 1970, kosmetik dikenal manusia sejak berabad – abad
yang lalu. Pada abad ke-19, pemakaian kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu selain
untuk kecantikan juga untuk kesehatan. Perkembangan ilmu kosmetik serta industrinya
baru dimulai secara besar – besaran pada abad ke-20. [1]
Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada
bagian luar badan seperti epidermis, rambut, kuku, bibir, gigi, dan rongga mulut antara
lain untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi
supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan
untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit. [1]
Segala jenis kosmetik mempunyai tujuan yang sama, yaitu memelihara atau
menambah kecantikan kulit salah satunya melalui pemakaian kosmetik dekoratif yang
dapat mengubah penampilan agar tampak lebih cantik serta noda maupun kelainan pada
kulit dapat tertutupi. Salah satu jenis dari kosmetik dekoratif yaitu face tonik. [1]
Face Tonik adalah suatu bahan yang digunakan untuk melembabkan dan
membersihkan kulit. Selain sebagai pelembab face tonik juga memiliki manfaat lain
seperti mengangkat sisa-sisa kotoran di wajah yang tidak bisa diangkat oleh susu
pembersih, membersihkan wajah sehingga tidak tampak kusam, menyeimbangkan pH
kulit, menciutkan pori – pori kulit, menyegarkan kulit, melembabkan kulit, menambah
selapis perlindungan, mencegah bulu tumbuh kedalam, membantu mengurangi dan
mencegah timbulnya komedo.
Dalam makalah ini penulis akan membuat formulasi baru pada sediaan face tonik
dengan perbandingan formula face tonik lain di pasaran dengan menggunakan bahan
lainnya.
Face Tonik Page 1
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, perumusan masalah dari makalah ini antara lain :
1. Bagaimana memformulasikan sediaan kosmetik face tonik sesuai standar CPKB ?
2. Bagaimana perbandingan antara formulasi yang akan dibuat dengan yang beredar
dipasaran?
3. Bagaimanakah metode pembuatan yang baik untuk formulasi sediaan face tonik yang
baru ?
4. Bagaimanakah karakteristik yang baik untuk formulasi sediaan face tonik yang baru?
5. Bagaimanakah evaluasi untuk formulasi sediaan face tonik yang baru ?
I.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini antara lain :
a. Untuk mengetahui cara pembuatan face tonik sesuai dengan CPKB.
b. Untuk membandingkan formulasi yang akan dibuat dengan yang beredar dipasaran.
c. Untuk memahami metode pembuatan yang baik bagi formulasi sediaan face tonik
yang baru.
d. Untuk memahami karakteristik yang baik bagi formulasi sediaan face tonik yang baru.
e. Untuk memahami evaluasi bagi formulasi sediaan face tonik yang baru.
I.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah agar dapat menambah
wawasan atau pengetahuan yang lebih mengenai face tonik, baik itu dari segi pembuatan,
bahan yang digunakan seperti pengawet, pewarna, dll, dan kerusakan-kerusakan pada
lipstick. Serta memberikan informasi kepada pembaca, terutama wanita agar lebih
memperhatikan lebih baik lagi face tonik yang akan mereka gunakan.
Face Tonik Page 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Buah Kiwi
Dalam sistematika tumbuhan, buah kiwi diklasifikasikan sebagai berikut [2]:
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Ericales
Famili : Actinidiaceae
Genus : Actinidia
Spesies : Actinidia deliciosa
Kiwi adalah sejenis buah beri dengan klompok kultivar dari kayu pohon anggur
Actinidia deliciosa dan hibrida antara ini dan spesies pada genus Actinidia asli berasal
dari Shaanxi,Cina. Buah kiwi yang normal berbentuk oval, kira-kira sebesar telur ayam
(5–8 cm / 2–3 in dan diameter 4.5–5.5 cm / 1¾–2 ). Buah ini kaya serat, kulit berwarna
hijau-kecokelatan dan daging buah berwarna hijau terang atau keemasan dengan biji
kecil, hitam, dan bisa dimakan. Tekstur buah ini sangat halus dan rasanya yang unik, saat
ini buah kiwi sudah ditanam di berbagai negara. [2]
II.1.1 Kandungan Kimia Buah Kiwi
Kiwi ini dikenal sebagai penghasil vitamin C terbesar dibandingkan dengan buah-
buahan yang lainnya. Untuk lebih detailnya, berikut merupakan kandungan yang dimiliki
oleh buah Kiwi per 100 gramnya Protein: 0.99 gram; Air: 83,05 gram; Karbohidrat:
14.88 gram; Kalori: 61 kcal; Abu: 0.64 gram; Lemak: 0.44 gram; Magnesium: 30 mg;
Fiber: 3.4 gram; Besi: 0.41 mg; Vitamin C: 75.0 mg; Potassium, K: 332 mg; Vitamin A:
9 mcg; Calcium: 26 mg; Phosphorus, P: 40 mg; Niacin: 0.500 mg; Vitamin A: 175 iu;
Retinol: 0 mcg; Sodium: 5 mg; Thiamin: 0.020 mg; Kolesterol: 0 mcg; Riboflavin: 0.050
mg. [3]
Face Tonik Page 3
II.2 Anatomi Kulit
Kulit merupakan organ tubuh paling besar yang melapisi seluruh bagian tubuh,
membungkus daging dan organ-organ yang ada didalamnya. Luas kulit pada manusia
rata-rata + 2 meter persegi dengan berat 10 kg jika ditimbang dengan lemaknya atau 4 kg
jika tanpa lemak atau beratnya sekitar 16 % dari berat badan seseorang.[4]
II.2.1 Struktur Kulit
1. Epidermis
Epidermis merupakan bagian kulit paling luar yang paling menarik untuk
diperhatikan dalam perawatan kulit, karena kosmetik dipakai pada bagian epidermis.
Ketebalan epidermis berbeda-beda pada berbagai bagian tubuh, yang paling tebal
berukuran 1 milimeter misalnya pada telapak tangan dan telapak kaki, dan yang paling
tipis berukuran 0,1 milimeter terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi dan perut. Sel - sel
epidermis disebut keratinosit. Epidermis melekat erat pada dermis karena secara
fungsional epidermis memperoleh zat - zat makanan dan cairan antar sel dari plasma
yang merembes melalui dinding - dinding kapiler dermis ke dalam epidermis. [4]
2. Dermis
Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan
kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjar palit atau kelenjar minyak, pembuluh -
pembuluh darah dan getah bening, dan otot penegak rambut (muskulus arektor pili). Sel -
sel umbi rambut yang berada di dasar kandung rambut, terus - menerus membelah dalam
membentuk batang rambut. Kelenjar palit yang menempel di saluran kandung rambut,
menghasilkan minyak yang mencapai permukaan kulit melalui muara kandung rambut.
Face Tonik Page 4
Kulit jangat sering disebut kulit sebenarnya dan 95 % kulit jangat membentuk ketebalan
kulit. Ketebalan rata - rata kulit jangat diperkirakan antara 1 - 2 mm dan yang paling tipis
terdapat di kelopak mata serta yang paling tebal terdapat di telapak tangan dan telapak
kaki. Susunan dasar kulit jangat dibentuk oleh serat - serat, matriks interfibrilar yang
menyerupai selai dan sel-sel. Di dalam lapisan kulit jangat terdapat dua macam kelenjar
yaitu kelenjar keringat dan kelenjar palit. [4]
3. Hipodermis
Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe,
saraf-saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang dari pembuluh-
pembuluh dan saraf-saraf menuju lapisan kulit jangat. Jaringan ikat bawah kulit
berfungsi sebagai bantalan atau penyangga benturan bagi organ-organ tubuh bagian
dalam, membentuk kontur tubuh dan sebagai cadangan makanan. Ketebalan dan
kedalaman jaringan lemak bervariasi sepanjang kontur tubuh, paling tebal di daerah
pantat dan paling tipis terdapat di kelopak mata. Jika usia menjadi tua, kinerja liposit
dalam jaringan ikat bawah kulit juga menurun. Bagian tubuh yang sebelumnya berisi
banyak lemak, lemaknya berkurang sehingga kulit akan mengendur serta makin
kehilangan kontur. [4]
Dari sudut kosmetika, epidermis merupakan bagian kulit yang menarik karena
kosmetika dipakai pada epidermis itu. Lapisan epidermis terdiri atas stratum korneum,
stratum lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum, dan stratum basalis.
Marchionini (1929) menemukan bahwa stratum korneum dilapisi oleh suatu lapisan tipis
lembab yang bersifat asam, sehingga ia menamakannya sebagai “mantel asam kulit”.
Tingkat keasamannya (pH) umumnya berkisar antara 4,5 – 6,5.
Fungsi pokok “mantel asam” kulit yaitu :
1. Sebagai penyangga (buffer) yang berusaha menetralisir bahan kimia yang terlalu
asam atau terlalu alkalis yang masuk ke kulit.
2. Membunuh atau menekan pertumbuhan mikroorganisme yang membahayakan kulit.
Dengan sifat lembabnya sedikit banyak mencegah kekeringan kulit. [5]
II.2.2 Klasifikasi Kulit
Klasifikasi kulit umumnya terdiri atas 3 jenis [6] :
Face Tonik Page 5
1. Kulit Normal
Merupakan kulit ideal yang sehat, tidak mengkilap atau kusam, segar dan elastis
dengan minyak dan kelembaban yang cukup.
2. Kulit Berminyak
Kulit yang mempunyai kadar minyak permukaan kulit yang berlebihan sehingga
tampak mengkilat, kotor dan kusam, biasanya pori kulit lebar sehingga kesannya
kasar dan lengket.
3. Kulit Kering
Kulit yang mempunyai lemak permukaan kulit yang kurang atau sedikit sehingga
pada perabaan terasa kering, kasar karena banyak lapisan kulit yang lepas dan retak,
kaku atau tidak elastis dan mudah terlihat kerutan.
II.2.3 Fungsi Kulit
Fungsi biologik kulit diantaranya sebagai berikut [7] :
1. Proteksi Serabut elastis yang terdapat pada dermis serta jaringan lemak subkutan
berfungsi mencegah trauma mekanik langsung terhadap interior tubuh. Lapisan
tanduk dan mantel lemak kulit menjaga kadar air tubuh dengan cara mencegah
masuknya air dari luar tubuh dan mencegah penguapan air, selain itu juga berfungsi
sebagai barrier terhadap racun dari luar. Mantel asam kulit dapat mencegah
pertumbuhan bakteri di kulit.
2. Thermoregulasi Kulit mengatur temperatur tubuh melalui mekanisme dilatasi dan
konstriksi pembuluh kapiler dan melalui perspirasi, yang keduanya dipengaruhi saraf
otonom. Pusat pengatur temperatur tubuh di hipotalamus. Pada saat temperatur
badan menurun terjadi vasokonstriksi, sedangkan pada saat temperatur badan
meningkat terjadi vasodilatasi untuk meningkatkan pembuangan panas.
3. Persepsi sensoris Kulit sangat sensitif terhadap rangsangan dari luar berupa tekanan,
raba, suhu dan nyeri. Beberapa reseptor pada kulit untuk mendeteksi rangsangan dari
luar diantaranya adalah Benda Meissner, Diskus Merkell dan Korpuskulum Golgi
sebagai reseptor raba, Korpuskulum Panici sebagai reseptor tekanan, Korpuskulum
Ruffini dan Benda Krauss sebagai reseptor suhu dan Nervus End Plate sebagai
reseptor nyeri. Rangsangan dari luar diterima oleh reseptor-reseptor tersebut dan
diteruskan ke sistem saraf pusat selanjutnya diinterpretasi oleh korteks serebri.
4. Absorbsi beberapa bahan dapat diabsorbsi kulit masuk ke dalam tubuh melalui dua
jalur yaitu melalui epidermis dan melalui kelenjer sebasea dari folikel rambut. Bahan
Face Tonik Page 6
yang mudah larut dalam lemak lebih mudah diabsorbsi dibandingkan bahan yang
larut air.
5. Fungsi Lain Kulit dapat menggambarkan status emosional seseorang dengan
memerah ataupun memucat. Kulit dapat juga mensintesa vitamin D dengan bantuan
sinar ultraviolet.
II.3 Kosmetika
Kosmetika berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti ”berhias”. Bahan yang
dipakai dalam usaha untuk mempercantik diri ini, dahulu diramu dari bahan-bahan alami
yang terdapat di sekitarnya. Namun, sekarang kosmetika tidak hanya dari bahan alami
tetapi juga bahan buatan untuk maksud meningkatkan kecantikan. [6]
Definisi kosmetika menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 445/ MenKes/
Permenkes/ 1998 adalah sebagai berikut: “Kosmetika adalah sediaan atau paduan bahan
yang siap untuk digunakan pada bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan
organ kelamin bagian luar), gigi, dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah
daya tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik,
memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan
suatu penyakit.”
Kosmetika biasanya mengandung bahan seperti lemak, minyak, ester lilin, minyak
ester humektan, pewarna, dan lain-lain. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam
memilih bahan baku kosmetika salah satunya adalah sangat baik dan aman untuk
digunakan serta stabil terhadap pengaruh oksidasi dan pengaruh luar lainnya. [7]
Tujuan awal penggunaan kosmetika adalah mempercantik diri yaitu usaha untuk
menambah daya tarik agar lebih disukai orang lain. Usaha tersebut dapat dilakukan
dengan cara merias setiap bagian tubuh yang terpapar oleh pandangan sehingga terlihat
lebih menarik dan sekaligus juga menutupi kekurangan (cacat) yang ada.
II.3.1 Kosmetika Dekoratif
Kosmetika dekoratif semata-mata hanya melekat pada alat tubuh yang dirias dan
tidak bermaksud untuk diserap ke dalam kulit serta mengubah secara permanen
kekurangan (cacat) yang ada. Kosmetika dekoratif terdiri atas bahan aktif berupa zat
Face Tonik Page 7
warna dalam berbagai bahan dasar (bedak, cair, minyak, krim, tingtur, aerosol) dengan
pelengkap bahan pembuat stabil dan parfum.
Berdasarkan bagian tubuh yang dirias, kosmetika dekoratif dapat dibagi menjadi [7] :
1) Kosmetika rias kulit (wajah);
2) Kosmetika rias bibir;
3) Kosmetika rias rambut;
4) Kosmetika rias mata; dan
5) Kosmetika rias kuku.
Peran zat warna dan zat pewangi sangat besar dalam kosmetika dekoratif.
Pemakaian kosmetika dekoratif lebih untuk alasan psikologis daripada kesehatan kulit.
Tabel 2.1 Batas Kadaluwarsa Beberapa Jenis Kosmetik Dekoratif
II.3.2 Persyaratan Kosmetik Dekoratif
Persyaratan untuk kosmetika dekoratif antara lain:
a. Warna yang menarik
Face Tonik Page 8
b. Bau yang harum menyenangkan
c. Tidak lengket
d. Tidak menyebabkan kulit tampak berkilau
e. Tidak merusak atau mengganggu kulit, rambut, bibir, kuku, dan lainnya.
II.3.3 Pembagian Kosmetik Dekoratif
Pembagian kosmetika dekoratif yaitu:
a. Kosmetika dekoratif yang hanya menimbulkan efek pada permukaan dan
pemakaiannya sebentar. Misalnya: bedak, pewarna bibir, pemerah pipi, eye shadow,
dan lain-lain.
b. Kosmetika dekoratif yang efeknya mendalam dan biasanya dalam waktu yang lama
baru luntur. Misalnya: kosmetika pemutih kulit, cat rambut, pengeriting rambut,
pelurus rambut, dan lain-lain.
II.4 Face Tonik / Penyegar wajah
Face Tonik adalah suatu bahan yang digunakan untuk melembabkan dan
membersihkan kulit. Penyegar mampu membersihkan sisa-sisa kotoran dan membuat
kulit lebih kencang karena pori-pori menutup.
II.4.1 Manfaat dari Face Tonic
Adapun manfaat penggunaan face tonic ialah :
mengangkat sisa-sisa kotoran di wajah yang tidak bisa diangkat oleh susu pembersih
membersihkan wajah sehingga tidak tampak kusam
menyeimbangkan pH kulit,
menciutkan pori – pori kulit,
menyegarkan kulit dan melembabkan kulit
menambah selapis perlindungan dan mencegah bulu tumbuh kedalam
membantu mengurangi dan mencegah timbulnya komedo.
II.4.2 Persyaratan Face Tonik
Dari sudut pandang kualitas, Face tonik harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
Face Tonik Page 9
a. Tidak mengiritasi atau menimbulkan alergi
b. Harus tidak berbau, paling tidak nyaman bagi pemakai
c. Harus stabil selama pemakaian pada kulit
II.5 Komponen dalam Sediaan Face Tonik
a. Metil paraben
Pemeriannya yaitu berupa hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk hablur,
putih, tidak berbau atau berbau khas lemah, mempunyai sedikit rasa terbakar.
Kelarutannya yaitu sukar larut dalam air dan benzen, mudah larut dalam etanol dan
dalam eter, larut dalam minyak, propilen glikol, dan dalam gliserol. Suhu leburnya
antara 1250C hingga 1280C. Khasiatnya sebagai zat tambahan (zat pengawet). [9]
b. Propilen glikol
Propilen glikol beupa cairan jernih, tidak berwarna, dan praktis tidak berbau,
rasa agak manis, dan stabil jika bercampur dengan gliserin, air, dan alkohol. Propilen
glikol sangat luas digunakan dalam kosmetika sebagai pelarut. Dalam kosmetika
propilen glikol berfungsi sebagai humektan. [10]
BAB III
METODOLOGI
Face Tonik Page 10
III.1 Formula Baru
III.2 Metode Pembuatan Face Tonik
III.3 Evaluasi Sediaan Face Tonik
BAB IV
PEMBAHASAN
Face Tonik Page 11
IV.1 Formulasi Sediaan Face Tonik dari Produk Pasaran sebagai Pembanding
Bahan
Formula I
Wardah
Formula II
Viva -
Bengkoang
Formula III
Viva –
Green Tea
Formula IV
Viva –
Lemon
Formula
Kelompo
k
Fungsi
Aqua √ √ √ √ Pelarut
PEG-4-Hydrogenated
Castor Oil
√
Triethanolamine √ 2 - 4%. Emulsifying
agent,
Glycolic Acid √ √ 6 – 10 % pelarut
Niacinamide √ 4 % Anti aging
Fragrance √ Pengaroma
Sargassum Filipendula
(Seaweed) Extract
√
Tocopheryl Acetate √ 0,1 – 0,3
%
Antioksidan
Benzyl Alkohol √ <0,05 % Pelarut
Methylchloroisothiazo
linone
√ Antimikroba
Licorice (Glycyrrhiza
Glaba) Extract
√
Etanol √ √ >10% Antimikroba
Sorbitol √ <8% Pelarut
Pachyrrhizus Erosus
Extract
√
Methylparaben √ √ √ 0.02–0.3
%
Pengawet
Polysorbate 80 √
Propylene Glycol √ √ 5–80 % Humektan,
Antimikroba
Sunflower (Heliathus
Annuus) Seed Oil
√
Face Tonik Page 12
PEG 40 Hydrogenated
Castor Oil
√ √ √ 0,5 – 22 % Emulsifyer
Citric Acid √
Camellia Sinensis
Leaf Extract
√
Tea Tree Oil
(Melaleuca
alternifolia)
√
Allantoin √ Anti iritasi
Witch Hazel Distillate √
Acidum Tartaricum √ 1,5 % Sequestering
agent
Cl. 19140 √ √ warna kuning
lemon
Cl. 42090 √ Warna Biru
Perfume √ √ √ Pengaroma
Produk 1 : Wardah – Lightening face Tonik (PT.Paragon Technology and Innovation)
Keuntungan :
Toner dengan pH balance mengandung ekstrak Licorice, Seaweed dan Vitamin E.
Membantu membersihkan minyak dan sisa cleaser serta memberikan rasa nyaman dan
segar di kulit wajah. Alcohol free, tidak membuat kulit kering.
Produk 2 : Viva - Face Tonic Bengkoang (PT Vitapharm)
Keuntungan :
Lotion penyegar untuk kulit normal, mengandung bahan alami Ekstrak Bengkuang dan
Ekstrak Sunflower yang berfungsi untuk membersihkan sisa – sisa susu pembersih,
menyegarkan kulit, serta merawat elastisitas/kelenturan kulit wajah anda sehingga tampak
lebih cerah berseri.
Face Tonik Page 13
Produk 3 : Viva - Face Tonic Green Tea
Keuntungan :
Harganya murah, tidak mengandung alkohol (cocok buat kulit sensitif), tidak
menyebabkan iritasi, tidak membuat kulit jadi berminyak ataupun kering kerontang,
membuat kulit menjadi lebih lembab, wanginya soft dan tidak disturbing
Produk 4 : Viva - Face Tonic Lemon
Keuntungan :
Lation penyegar untuk kulit berminyak, mengandung Ekstrak Lemon yang berfungsi
untuk membersihkan sisa-sisa susu pembersih, menyegarkan kulit, mengecilkan pori-pori
dan membantu merawat kulit berjerawat serta melembabkan kulit wajah.
IV.2 Formula Baru
Komposisi Konsentrasi (%)
IV.3 Prosedur Pembuatan Face Tonik
Cara pembuatannya adalah sebagai berikut:
IV.4 Evaluasi Sediaan
IV.5 Keuntungan Sediaan
Keuntungan dari sediaan yang kami rancang dan buat ialah
IV.6 Kemasan Produk
Face Tonik Page 14
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
V.2 Saran
Face Tonik Page 15
DAFTAR PUSTAKA
1. Tranggono, R.I, Latifah, F., 2007, Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik, Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama.
2. http://id.wikipedia.org/wiki/Buah_kiwi#Kandungan_penting_buah_kiwi
(Diakses 6 januari 2014)
3. http://www.deherba.com/mengenal-buah-kiwi-dan-khasiatnya.html
(Diakses 6 januari 2014)
4. Mitsui, T., (1997). New Cosmetic Science. Amsterdam: Elsevier. Pages:19-21,121,386.
5. Anonima. (1990). Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan No.
00386/C/SK/II/90 tentang Perubahan Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan No.
239/Menkes/Per/V/85 tentang Zat Warna Tertentu yang Dinyatakan sebagai Bahan
Berbahaya.
6. Wasitaatmadja, S M., 1997, Penuntun Ilmu Kosmetik Medik, Jakarta : Universitas
Indonesia Press. Hal: 26, 28, 122, 124.
7. Ditjen POM. (1985). Formularium Kosmetika Indonesia. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI. Hal. 83, 85, 86, 195-197
http://medicafarma.blogspot.com/2008/09/sedian-lipstik.html (Diakses 8 Nov 2013)
8. Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI. Hal: 57, 72, 157, 186, 550, 822
9. Ditjen POM. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI. Hal: 33, 56, 141, 378, 459, 534, 633.
10.
http://harmoniku21.blogspot.com/2012/06/viva-perawatan-dasar.html
http://sweetspearls.com/health/alasan-mengapa-wajib-menggunakan-facial-toner/
Face Tonik Page 16