bab face tonik

23
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Menurut Wall dan Jellinek, 1970, kosmetik dikenal manusia sejak berabad – abad yang lalu. Pada abad ke-19, pemakaian kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu selain untuk kecantikan juga untuk kesehatan. Perkembangan ilmu kosmetik serta industrinya baru dimulai secara besar – besaran pada abad ke-20. [1] Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar badan seperti epidermis, rambut, kuku, bibir, gigi, dan rongga mulut antara lain untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit. [1] Segala jenis kosmetik mempunyai tujuan yang sama, yaitu memelihara atau menambah kecantikan kulit salah satunya melalui pemakaian kosmetik dekoratif yang dapat mengubah penampilan agar tampak lebih cantik serta noda maupun kelainan pada kulit dapat tertutupi. Salah satu jenis dari kosmetik dekoratif yaitu face tonik. [1] Face Tonik adalah suatu bahan yang digunakan untuk melembabkan dan membersihkan kulit. Selain sebagai pelembab face tonik juga memiliki manfaat lain seperti mengangkat sisa-sisa kotoran di wajah yang tidak bisa diangkat oleh susu pembersih, membersihkan wajah sehingga Face Tonik Page 1

Upload: hana-nurvita

Post on 31-Dec-2015

328 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB Face Tonik

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Menurut Wall dan Jellinek, 1970, kosmetik dikenal manusia sejak berabad – abad

yang lalu. Pada abad ke-19, pemakaian kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu selain

untuk kecantikan juga untuk kesehatan. Perkembangan ilmu kosmetik serta industrinya

baru dimulai secara besar – besaran pada abad ke-20. [1]

Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada

bagian luar badan seperti epidermis, rambut, kuku, bibir, gigi, dan rongga mulut antara

lain untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi

supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan

untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit. [1]

Segala jenis kosmetik mempunyai tujuan yang sama, yaitu memelihara atau

menambah kecantikan kulit salah satunya melalui pemakaian kosmetik dekoratif yang

dapat mengubah penampilan agar tampak lebih cantik serta noda maupun kelainan pada

kulit dapat tertutupi. Salah satu jenis dari kosmetik dekoratif yaitu face tonik. [1]

Face Tonik adalah suatu bahan yang digunakan untuk melembabkan dan

membersihkan kulit. Selain sebagai pelembab face tonik juga memiliki manfaat lain

seperti mengangkat sisa-sisa kotoran di wajah yang tidak bisa diangkat oleh susu

pembersih, membersihkan wajah sehingga tidak tampak kusam, menyeimbangkan pH

kulit, menciutkan pori – pori kulit, menyegarkan kulit, melembabkan kulit, menambah

selapis perlindungan, mencegah bulu tumbuh kedalam, membantu mengurangi dan

mencegah timbulnya komedo.

Dalam makalah ini penulis akan membuat formulasi baru pada sediaan face tonik

dengan perbandingan formula face tonik lain di pasaran dengan menggunakan bahan

lainnya.

Face Tonik Page 1

Page 2: BAB Face Tonik

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, perumusan masalah dari makalah ini antara lain :

1. Bagaimana memformulasikan sediaan kosmetik face tonik sesuai standar CPKB ?

2. Bagaimana perbandingan antara formulasi yang akan dibuat dengan yang beredar

dipasaran?

3. Bagaimanakah metode pembuatan yang baik untuk formulasi sediaan face tonik yang

baru ?

4. Bagaimanakah karakteristik yang baik untuk formulasi sediaan face tonik yang baru?

5. Bagaimanakah evaluasi untuk formulasi sediaan face tonik yang baru ?

I.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini antara lain :

a. Untuk mengetahui cara pembuatan face tonik sesuai dengan CPKB.

b. Untuk membandingkan formulasi yang akan dibuat dengan yang beredar dipasaran.

c. Untuk memahami metode pembuatan yang baik bagi formulasi sediaan face tonik

yang baru.

d. Untuk memahami karakteristik yang baik bagi formulasi sediaan face tonik yang baru.

e. Untuk memahami evaluasi bagi formulasi sediaan face tonik yang baru.

I.4 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah agar dapat menambah

wawasan atau pengetahuan yang lebih mengenai face tonik, baik itu dari segi pembuatan,

bahan yang digunakan seperti pengawet, pewarna, dll, dan kerusakan-kerusakan pada

lipstick. Serta memberikan informasi kepada pembaca, terutama wanita agar lebih

memperhatikan lebih baik lagi face tonik yang akan mereka gunakan.

Face Tonik Page 2

Page 3: BAB Face Tonik

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Buah Kiwi

Dalam sistematika tumbuhan, buah kiwi diklasifikasikan sebagai berikut [2]:

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Ericales

Famili : Actinidiaceae

Genus : Actinidia

Spesies : Actinidia deliciosa

Kiwi adalah sejenis buah beri dengan klompok kultivar dari kayu pohon anggur

Actinidia deliciosa dan hibrida antara ini dan spesies pada genus Actinidia asli berasal

dari Shaanxi,Cina. Buah kiwi yang normal berbentuk oval, kira-kira sebesar telur ayam

(5–8 cm / 2–3 in dan diameter 4.5–5.5 cm / 1¾–2 ). Buah ini kaya serat, kulit berwarna

hijau-kecokelatan dan daging buah berwarna hijau terang atau keemasan dengan biji

kecil, hitam, dan bisa dimakan. Tekstur buah ini sangat halus dan rasanya yang unik, saat

ini buah kiwi sudah ditanam di berbagai negara. [2]

II.1.1 Kandungan Kimia Buah Kiwi

Kiwi ini dikenal sebagai penghasil vitamin C terbesar dibandingkan dengan buah-

buahan yang lainnya. Untuk lebih detailnya, berikut merupakan kandungan yang dimiliki

oleh buah Kiwi per 100 gramnya Protein: 0.99 gram; Air: 83,05 gram; Karbohidrat:

14.88 gram; Kalori: 61 kcal; Abu: 0.64 gram; Lemak: 0.44 gram; Magnesium: 30 mg;

Fiber: 3.4 gram; Besi: 0.41 mg; Vitamin C: 75.0 mg; Potassium, K: 332 mg; Vitamin A:

9 mcg; Calcium: 26 mg; Phosphorus, P: 40 mg; Niacin: 0.500 mg; Vitamin A: 175 iu;

Retinol: 0 mcg; Sodium: 5 mg; Thiamin: 0.020 mg; Kolesterol: 0 mcg; Riboflavin: 0.050

mg. [3]

Face Tonik Page 3

Page 4: BAB Face Tonik

II.2 Anatomi Kulit

Kulit merupakan organ tubuh paling besar yang melapisi seluruh bagian tubuh,

membungkus daging dan organ-organ yang ada didalamnya. Luas kulit pada manusia

rata-rata + 2 meter persegi dengan berat 10 kg jika ditimbang dengan lemaknya atau 4 kg

jika tanpa lemak atau beratnya sekitar 16 % dari berat badan seseorang.[4]

II.2.1 Struktur Kulit

1. Epidermis

Epidermis merupakan bagian kulit paling luar yang paling menarik untuk

diperhatikan dalam perawatan kulit, karena kosmetik dipakai pada bagian epidermis.

Ketebalan epidermis berbeda-beda pada berbagai bagian tubuh, yang paling tebal

berukuran 1 milimeter misalnya pada telapak tangan dan telapak kaki, dan yang paling

tipis berukuran 0,1 milimeter terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi dan perut. Sel - sel

epidermis disebut keratinosit. Epidermis melekat erat pada dermis karena secara

fungsional epidermis memperoleh zat - zat makanan dan cairan antar sel dari plasma

yang merembes melalui dinding - dinding kapiler dermis ke dalam epidermis. [4]

2. Dermis

Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan

kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjar palit atau kelenjar minyak, pembuluh -

pembuluh darah dan getah bening, dan otot penegak rambut (muskulus arektor pili). Sel -

sel umbi rambut yang berada di dasar kandung rambut, terus - menerus membelah dalam

membentuk batang rambut. Kelenjar palit yang menempel di saluran kandung rambut,

menghasilkan minyak yang mencapai permukaan kulit melalui muara kandung rambut.

Face Tonik Page 4

Page 5: BAB Face Tonik

Kulit jangat sering disebut kulit sebenarnya dan 95 % kulit jangat membentuk ketebalan

kulit. Ketebalan rata - rata kulit jangat diperkirakan antara 1 - 2 mm dan yang paling tipis

terdapat di kelopak mata serta yang paling tebal terdapat di telapak tangan dan telapak

kaki. Susunan dasar kulit jangat dibentuk oleh serat - serat, matriks interfibrilar yang

menyerupai selai dan sel-sel. Di dalam lapisan kulit jangat terdapat dua macam kelenjar

yaitu kelenjar keringat dan kelenjar palit. [4]

3. Hipodermis

Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe,

saraf-saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang dari pembuluh-

pembuluh dan saraf-saraf menuju lapisan kulit jangat. Jaringan ikat bawah kulit

berfungsi sebagai bantalan atau penyangga benturan bagi organ-organ tubuh bagian

dalam, membentuk kontur tubuh dan sebagai cadangan makanan. Ketebalan dan

kedalaman jaringan lemak bervariasi sepanjang kontur tubuh, paling tebal di daerah

pantat dan paling tipis terdapat di kelopak mata. Jika usia menjadi tua, kinerja liposit

dalam jaringan ikat bawah kulit juga menurun. Bagian tubuh yang sebelumnya berisi

banyak lemak, lemaknya berkurang sehingga kulit akan mengendur serta makin

kehilangan kontur. [4]

Dari sudut kosmetika, epidermis merupakan bagian kulit yang menarik karena

kosmetika dipakai pada epidermis itu. Lapisan epidermis terdiri atas stratum korneum,

stratum lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum, dan stratum basalis.

Marchionini (1929) menemukan bahwa stratum korneum dilapisi oleh suatu lapisan tipis

lembab yang bersifat asam, sehingga ia menamakannya sebagai “mantel asam kulit”.

Tingkat keasamannya (pH) umumnya berkisar antara 4,5 – 6,5.

Fungsi pokok “mantel asam” kulit yaitu :

1. Sebagai penyangga (buffer) yang berusaha menetralisir bahan kimia yang terlalu

asam atau terlalu alkalis yang masuk ke kulit.

2. Membunuh atau menekan pertumbuhan mikroorganisme yang membahayakan kulit.

Dengan sifat lembabnya sedikit banyak mencegah kekeringan kulit. [5]

II.2.2 Klasifikasi Kulit

Klasifikasi kulit umumnya terdiri atas 3 jenis [6] :

Face Tonik Page 5

Page 6: BAB Face Tonik

1. Kulit Normal

Merupakan kulit ideal yang sehat, tidak mengkilap atau kusam, segar dan elastis

dengan minyak dan kelembaban yang cukup.

2. Kulit Berminyak

Kulit yang mempunyai kadar minyak permukaan kulit yang berlebihan sehingga

tampak mengkilat, kotor dan kusam, biasanya pori kulit lebar sehingga kesannya

kasar dan lengket.

3. Kulit Kering

Kulit yang mempunyai lemak permukaan kulit yang kurang atau sedikit sehingga

pada perabaan terasa kering, kasar karena banyak lapisan kulit yang lepas dan retak,

kaku atau tidak elastis dan mudah terlihat kerutan.

II.2.3 Fungsi Kulit

Fungsi biologik kulit diantaranya sebagai berikut [7] :

1. Proteksi Serabut elastis yang terdapat pada dermis serta jaringan lemak subkutan

berfungsi mencegah trauma mekanik langsung terhadap interior tubuh. Lapisan

tanduk dan mantel lemak kulit menjaga kadar air tubuh dengan cara mencegah

masuknya air dari luar tubuh dan mencegah penguapan air, selain itu juga berfungsi

sebagai barrier terhadap racun dari luar. Mantel asam kulit dapat mencegah

pertumbuhan bakteri di kulit.

2. Thermoregulasi Kulit mengatur temperatur tubuh melalui mekanisme dilatasi dan

konstriksi pembuluh kapiler dan melalui perspirasi, yang keduanya dipengaruhi saraf

otonom. Pusat pengatur temperatur tubuh di hipotalamus. Pada saat temperatur

badan menurun terjadi vasokonstriksi, sedangkan pada saat temperatur badan

meningkat terjadi vasodilatasi untuk meningkatkan pembuangan panas.

3. Persepsi sensoris Kulit sangat sensitif terhadap rangsangan dari luar berupa tekanan,

raba, suhu dan nyeri. Beberapa reseptor pada kulit untuk mendeteksi rangsangan dari

luar diantaranya adalah Benda Meissner, Diskus Merkell dan Korpuskulum Golgi

sebagai reseptor raba, Korpuskulum Panici sebagai reseptor tekanan, Korpuskulum

Ruffini dan Benda Krauss sebagai reseptor suhu dan Nervus End Plate sebagai

reseptor nyeri. Rangsangan dari luar diterima oleh reseptor-reseptor tersebut dan

diteruskan ke sistem saraf pusat selanjutnya diinterpretasi oleh korteks serebri.

4. Absorbsi beberapa bahan dapat diabsorbsi kulit masuk ke dalam tubuh melalui dua

jalur yaitu melalui epidermis dan melalui kelenjer sebasea dari folikel rambut. Bahan

Face Tonik Page 6

Page 7: BAB Face Tonik

yang mudah larut dalam lemak lebih mudah diabsorbsi dibandingkan bahan yang

larut air.

5. Fungsi Lain Kulit dapat menggambarkan status emosional seseorang dengan

memerah ataupun memucat. Kulit dapat juga mensintesa vitamin D dengan bantuan

sinar ultraviolet.

II.3 Kosmetika

Kosmetika berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti ”berhias”. Bahan yang

dipakai dalam usaha untuk mempercantik diri ini, dahulu diramu dari bahan-bahan alami

yang terdapat di sekitarnya. Namun, sekarang kosmetika tidak hanya dari bahan alami

tetapi juga bahan buatan untuk maksud meningkatkan kecantikan. [6]

Definisi kosmetika menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 445/ MenKes/

Permenkes/ 1998 adalah sebagai berikut: “Kosmetika adalah sediaan atau paduan bahan

yang siap untuk digunakan pada bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan

organ kelamin bagian luar), gigi, dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah

daya tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik,

memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan

suatu penyakit.”

Kosmetika biasanya mengandung bahan seperti lemak, minyak, ester lilin, minyak

ester humektan, pewarna, dan lain-lain. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam

memilih bahan baku kosmetika salah satunya adalah sangat baik dan aman untuk

digunakan serta stabil terhadap pengaruh oksidasi dan pengaruh luar lainnya. [7]

Tujuan awal penggunaan kosmetika adalah mempercantik diri yaitu usaha untuk

menambah daya tarik agar lebih disukai orang lain. Usaha tersebut dapat dilakukan

dengan cara merias setiap bagian tubuh yang terpapar oleh pandangan sehingga terlihat

lebih menarik dan sekaligus juga menutupi kekurangan (cacat) yang ada.

II.3.1 Kosmetika Dekoratif

Kosmetika dekoratif semata-mata hanya melekat pada alat tubuh yang dirias dan

tidak bermaksud untuk diserap ke dalam kulit serta mengubah secara permanen

kekurangan (cacat) yang ada. Kosmetika dekoratif terdiri atas bahan aktif berupa zat

Face Tonik Page 7

Page 8: BAB Face Tonik

warna dalam berbagai bahan dasar (bedak, cair, minyak, krim, tingtur, aerosol) dengan

pelengkap bahan pembuat stabil dan parfum.

Berdasarkan bagian tubuh yang dirias, kosmetika dekoratif dapat dibagi menjadi [7] :

1) Kosmetika rias kulit (wajah);

2) Kosmetika rias bibir;

3) Kosmetika rias rambut;

4) Kosmetika rias mata; dan

5) Kosmetika rias kuku.

Peran zat warna dan zat pewangi sangat besar dalam kosmetika dekoratif.

Pemakaian kosmetika dekoratif lebih untuk alasan psikologis daripada kesehatan kulit.

Tabel 2.1 Batas Kadaluwarsa Beberapa Jenis Kosmetik Dekoratif

II.3.2 Persyaratan Kosmetik Dekoratif

Persyaratan untuk kosmetika dekoratif antara lain:

a. Warna yang menarik

Face Tonik Page 8

Page 9: BAB Face Tonik

b. Bau yang harum menyenangkan

c. Tidak lengket

d. Tidak menyebabkan kulit tampak berkilau

e. Tidak merusak atau mengganggu kulit, rambut, bibir, kuku, dan lainnya.

II.3.3 Pembagian Kosmetik Dekoratif

Pembagian kosmetika dekoratif yaitu:

a. Kosmetika dekoratif yang hanya menimbulkan efek pada permukaan dan

pemakaiannya sebentar. Misalnya: bedak, pewarna bibir, pemerah pipi, eye shadow,

dan lain-lain.

b. Kosmetika dekoratif yang efeknya mendalam dan biasanya dalam waktu yang lama

baru luntur. Misalnya: kosmetika pemutih kulit, cat rambut, pengeriting rambut,

pelurus rambut, dan lain-lain.

II.4 Face Tonik / Penyegar wajah

Face Tonik adalah suatu bahan yang digunakan untuk melembabkan dan

membersihkan kulit. Penyegar mampu membersihkan sisa-sisa kotoran dan membuat

kulit lebih kencang karena pori-pori menutup.

II.4.1 Manfaat dari Face Tonic

Adapun manfaat penggunaan face tonic ialah :

mengangkat sisa-sisa kotoran di wajah yang tidak bisa diangkat oleh susu pembersih

membersihkan wajah sehingga tidak tampak kusam

menyeimbangkan pH kulit,

menciutkan pori – pori kulit,

menyegarkan kulit dan melembabkan kulit

menambah selapis perlindungan dan mencegah bulu tumbuh kedalam

membantu mengurangi dan mencegah timbulnya komedo.

II.4.2 Persyaratan Face Tonik

Dari sudut pandang kualitas, Face tonik harus memenuhi persyaratan sebagai

berikut :

Face Tonik Page 9

Page 10: BAB Face Tonik

a. Tidak mengiritasi atau menimbulkan alergi

b. Harus tidak berbau, paling tidak nyaman bagi pemakai

c. Harus stabil selama pemakaian pada kulit

II.5 Komponen dalam Sediaan Face Tonik

a. Metil paraben

Pemeriannya yaitu berupa hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk hablur,

putih, tidak berbau atau berbau khas lemah, mempunyai sedikit rasa terbakar.

Kelarutannya yaitu sukar larut dalam air dan benzen, mudah larut dalam etanol dan

dalam eter, larut dalam minyak, propilen glikol, dan dalam gliserol. Suhu leburnya

antara 1250C hingga 1280C. Khasiatnya sebagai zat tambahan (zat pengawet). [9]

b. Propilen glikol

Propilen glikol beupa cairan jernih, tidak berwarna, dan praktis tidak berbau,

rasa agak manis, dan stabil jika bercampur dengan gliserin, air, dan alkohol. Propilen

glikol sangat luas digunakan dalam kosmetika sebagai pelarut. Dalam kosmetika

propilen glikol berfungsi sebagai humektan. [10]

BAB III

METODOLOGI

Face Tonik Page 10

Page 11: BAB Face Tonik

III.1 Formula Baru

III.2 Metode Pembuatan Face Tonik

III.3 Evaluasi Sediaan Face Tonik

BAB IV

PEMBAHASAN

Face Tonik Page 11

Page 12: BAB Face Tonik

IV.1 Formulasi Sediaan Face Tonik dari Produk Pasaran sebagai Pembanding

Bahan

Formula I

Wardah

Formula II

Viva -

Bengkoang

Formula III

Viva –

Green Tea

Formula IV

Viva –

Lemon

Formula

Kelompo

k

Fungsi

Aqua √ √ √ √ Pelarut

PEG-4-Hydrogenated

Castor Oil

Triethanolamine √ 2 - 4%. Emulsifying

agent,

Glycolic Acid √ √ 6 – 10 % pelarut

Niacinamide √ 4 % Anti aging

Fragrance √ Pengaroma

Sargassum Filipendula

(Seaweed) Extract

Tocopheryl Acetate √ 0,1 – 0,3

%

Antioksidan

Benzyl Alkohol √ <0,05 % Pelarut

Methylchloroisothiazo

linone

√ Antimikroba

Licorice (Glycyrrhiza

Glaba) Extract

Etanol √ √ >10% Antimikroba

Sorbitol √ <8% Pelarut

Pachyrrhizus Erosus

Extract

Methylparaben √ √ √ 0.02–0.3

%

Pengawet

Polysorbate 80 √

Propylene Glycol √ √ 5–80 % Humektan,

Antimikroba

Sunflower (Heliathus

Annuus) Seed Oil

Face Tonik Page 12

Page 13: BAB Face Tonik

PEG 40 Hydrogenated

Castor Oil

√ √ √ 0,5 – 22 % Emulsifyer

Citric Acid √

Camellia Sinensis

Leaf Extract

Tea Tree Oil

(Melaleuca

alternifolia)

Allantoin √ Anti iritasi

Witch Hazel Distillate √

Acidum Tartaricum √ 1,5 % Sequestering

agent

Cl. 19140 √ √ warna kuning

lemon

Cl. 42090 √ Warna Biru

Perfume √ √ √ Pengaroma

Produk 1 : Wardah – Lightening face Tonik (PT.Paragon Technology and Innovation)

Keuntungan :

Toner dengan pH balance mengandung ekstrak Licorice, Seaweed dan Vitamin E.

Membantu membersihkan minyak dan sisa cleaser serta memberikan rasa nyaman dan

segar di kulit wajah. Alcohol free, tidak membuat kulit kering.

Produk 2 : Viva - Face Tonic Bengkoang (PT Vitapharm)

Keuntungan :

Lotion penyegar untuk kulit normal, mengandung bahan alami Ekstrak Bengkuang dan

Ekstrak Sunflower yang berfungsi untuk membersihkan sisa – sisa susu pembersih,

menyegarkan kulit, serta merawat elastisitas/kelenturan kulit wajah anda sehingga tampak

lebih cerah berseri.

Face Tonik Page 13

Page 14: BAB Face Tonik

Produk 3 : Viva - Face Tonic Green Tea

Keuntungan :

Harganya murah, tidak mengandung alkohol (cocok buat kulit sensitif), tidak

menyebabkan iritasi, tidak membuat kulit jadi berminyak ataupun kering kerontang,

membuat kulit menjadi lebih lembab, wanginya soft dan tidak disturbing

Produk 4 : Viva - Face Tonic Lemon

Keuntungan :

Lation penyegar untuk kulit berminyak, mengandung Ekstrak Lemon yang berfungsi

untuk membersihkan sisa-sisa susu pembersih, menyegarkan kulit, mengecilkan pori-pori

dan membantu merawat kulit berjerawat serta melembabkan kulit wajah.

IV.2 Formula Baru

Komposisi Konsentrasi (%)

IV.3 Prosedur Pembuatan Face Tonik

Cara pembuatannya adalah sebagai berikut:

IV.4 Evaluasi Sediaan

IV.5 Keuntungan Sediaan

Keuntungan dari sediaan yang kami rancang dan buat ialah

IV.6 Kemasan Produk

Face Tonik Page 14

Page 15: BAB Face Tonik

BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

V.2 Saran

Face Tonik Page 15

Page 16: BAB Face Tonik

DAFTAR PUSTAKA

1. Tranggono, R.I, Latifah, F., 2007, Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik, Jakarta :

Gramedia Pustaka Utama.

2. http://id.wikipedia.org/wiki/Buah_kiwi#Kandungan_penting_buah_kiwi

(Diakses 6 januari 2014)

3. http://www.deherba.com/mengenal-buah-kiwi-dan-khasiatnya.html

(Diakses 6 januari 2014)

4. Mitsui, T., (1997). New Cosmetic Science. Amsterdam: Elsevier. Pages:19-21,121,386.

5. Anonima. (1990). Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan No.

00386/C/SK/II/90 tentang Perubahan Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan No.

239/Menkes/Per/V/85 tentang Zat Warna Tertentu yang Dinyatakan sebagai Bahan

Berbahaya.

6. Wasitaatmadja, S M., 1997, Penuntun Ilmu Kosmetik Medik, Jakarta : Universitas

Indonesia Press. Hal: 26, 28, 122, 124.

7. Ditjen POM. (1985). Formularium Kosmetika Indonesia. Jakarta: Departemen

Kesehatan RI. Hal. 83, 85, 86, 195-197

http://medicafarma.blogspot.com/2008/09/sedian-lipstik.html (Diakses 8 Nov 2013)

8. Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta: Departemen

Kesehatan RI. Hal: 57, 72, 157, 186, 550, 822

9. Ditjen POM. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen

Kesehatan RI. Hal: 33, 56, 141, 378, 459, 534, 633.

10.

http://harmoniku21.blogspot.com/2012/06/viva-perawatan-dasar.html

http://sweetspearls.com/health/alasan-mengapa-wajib-menggunakan-facial-toner/

Face Tonik Page 16